PENERAPAN METODE QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SD PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK PERBANDINGAN DAN SKALA: Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas V SDN Barunagri Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

(1)

Ana Nurwahyu, 2013

Penerapan Metode Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok Perbandingan Dan Skala

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENERAPAN METODE QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SD

PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK PERBANDINGAN DAN SKALA

( Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas V SDN Barunagri Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh Ana Nurwahyu

0904052

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Ana Nurwahyu, 2013

2013

PENERAPAN METODE QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SD

PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK PERBANDINGAN DAN SKALA

Oleh Ana Nurwahyu

0904052

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Ana Nurwahyu 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013


(3)

Ana Nurwahyu, 2013

Penerapan Metode Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok Perbandingan Dan Skala

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(4)

i Ana Nurwahyu, 2013

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurang fokusnya perhatian siswa pada penjelasan guru, akibatnya hasil belajar siswa pun tidak semuanya mencapai KKM yaitu 66. Oleh karena itu penulis mencoba menerapkan metode Quantum Teaching sebagai salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa SD pada materi pokok perbandingan dan skala. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Barunagri kelurahan Sukajaya kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat yang berjumlah 47 orang.. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tiga siklus. Instrumen yang digunakan adalah soal evaluasi, lembar observasi dan catatan lapangan. Berdasarkan data yang dianalisis secara keseluruhan, diperoleh kesimpulan bahwa skor rata-rata pada setipa siklus meningkat, namun skor rata-rata pada non siklus ke siklus I menurun. Pada siklus I skor rata-rata mengalami penurunan sebesar 18,1 % dari skor awal non siklus yaitu 56,8 menjadi 46,5. Pada siklus II skor rata-rata mengalami kenaikan sebesar 43,6 % dari skor awal siklus I yaitu 46,5 menjadi 66,8. Pada siklus III skor rata-rata ini mengalami kenaikan sebesar 20% dari skor siklus II yaitu 66,8 menjadi 80,1.

Kata kunci: Metode Quantum Teaching dan Hasil Belajar

ABSTRACT

This research is distributed by less focus student’s attention of teacher’s explanation, consequently, a part of all student can not reached the minimum passing grade that is 66. Therefore the author try to apply quantum teaching methods as one way to improve improve student achievement of learning math in the subject matter of comparison and scale. The subject of this research is the grade V of Elementary School Barunagri village Sukajaya sub district of Lembang West Bandung, that have 47 students. The research method used is the class action Research (PTK) and three cycles. The instruments used are a matter of the evaluation, the observation sheet and field notes. Based on the data analyzed as a whole, the conclusion that the average score on every cycle is increased, but the average score on the non cycle to cycle I decline. On cycle I average score decreased by 22.1% from initial score of non-cycle i.e. 56,8 a 46.5. Cycle II score an average increase of 43.6% of score early cycle I namely 46.5 be 66,8. Cycle III score average is rising by 20% from the score i.e. 66,8 II cycle be 80,1.


(5)

ii Ana Nurwahyu, 2013

Penerapan Metode Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok Perbandingan Dan Skala

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Keywords: Quantum Teaching Method and student achievement


(6)

v Ana Nurwahyu, 2013

DAFTAR ISI

PERNYATAAN……….. i

ABSTRAK……….. ii

KATA PENGANTAR ………... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ………. iv

DAFTAR ISI ……….. v

DAFTAR TABEL ………. vii

DAFTAR GAMBAR ………. viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Definisi Operasional... 4

BAB II KAJIAN TEORI A. Metode Quantum Teaching ... 6

1. Definisi Quantum Teaching ... 6

2. Karakteristik Quantum Teaching ... 7

3. Asas Utama Quantum Teaching ... 7

4. Prinsip Quantum Teaching ... 8

5. Rancangan Belajar Quantum Teaching ... 9

6. Kategori Quantum Teaching ... 12

B. Pembelajaran Matematika di SD ... 13

C. Penerapan Metode Quantum Teaching untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa kelas V SD pada Materi Perbandingan dan Skala dalam Pembelajaran Matematika ... 18

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 20


(7)

vi Ana Nurwahyu, 2013

Penerapan Metode Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok Perbandingan Dan Skala

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

C. Subjek dan Lokasi Penelitian ... 22

D. Prosedur Penelitian... 22

E. Intrumen Penelitian ... 24

F. Analisis dan Pengolahan Data ... 25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 27

1.Siklus I ... 27

2.Siklus II ... 35

3.Siklus III ... 42

B. Pembahasan ... 47

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 52

B. Rekomendasi ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 54

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 55


(8)

vii Ana Nurwahyu, 2013

DAFTAR TABEL


(9)

viii Ana Nurwahyu, 2013

Penerapan Metode Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok Perbandingan Dan Skala

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Bagan siklus PTK Kemmis dan Taggart ..…... 21

Gambar 4.1 Diagram Kenaikan Skor Rata –rata Siklus I ... 32

Gambar 4.2 Diagram Persentase Ketuntasan KKM Siklus I... 32

Gambar 4.3 Diagram Kenaikan Skor Rata –rata Siklus II ... 39

Gambar 4.4 Diagram Persentase Ketuntasan KKM Siklus II ... 40

Gambar 4.5 Diagram Kenaikan Skor Rata –rata Siklus III ... 45

Gambar 4.6 Diagram Persentase Ketuntasan KKM Siklus III ... 46

Gambar 4.7 Diagram Kenaikan Skor Rata –rata Setiap Siklus ... 50


(10)

ix Ana Nurwahyu, 2013


(11)

1 Ana Nurwahyu, 2013

Penerapan Metode Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok Perbandingan Dan Skala

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Matematika adalah ilmu yang mempunyai peran penting dalam memajukan daya pikir manusia. Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan bepikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama (Permen No. 22 Tahun 2006). Mata pelajaran Matematika di Sekolah Dasar meliputi materi pokok tentang bilangan, geometri, pengukuran dan pengolahan data.

Dewasa ini, pembelajaran matematika berpedoman kepada KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), yaitu kurikulum operasional yang dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan yang berlandasakan pada UU No. 20 Tahun 2003 dan PP No. 19 Tahun 2005. KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan dimasing-masing tingkat satuan pendidikan. KTSP memuat beberapa Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang nantinya akan menjadi patokan standar kemampuan siswa ditingkat kelasnya. Pembelajaran yang ideal menurut KTSP adalah pembelajaran yang memposisikan peserta didik sebagai pusat dalam pembelajaran. Artinya bahwa siswa memiliki posisi sentral dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya sehingga dapat mencapai hasil belajar paling tidak diatas atau sama dengan KKM.

Diketahui bawa ada 13 orang siswa yang memenuhi KKM, sedangkan 35 orang lainnya tidak memenuhi KKM. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal misalnya motivasi belajar kurang, metode pembelajaran yang kurang tepat, serta kondisi lingkungan yang tidak mendukung siswa untuk menerima pelajaran sehingga siswa menjadi tidak fokus dan hasil belajar tidak sesuai dengan harapan.


(12)

2

Ana Nurwahyu, 2013

Keadaan tersebut akan dapat diatasi dengan metode pembelajaran yang membuat siswa termotivasi untuk belajar. Oleh karena itu pendidik dituntut menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakter peserta didik agar peserta didik lebih termotivasi dan tujuan pembelajaran dengan mudah dapat tercapai. Metode pembelajaran sangat beragam baik metode pembelajaran secara berkelompok maupun individual. Dari berbagai metode tersebut, ada satu motode pembelajaran yang disebut Quantum teaching.

“Quantum Teaching adalah pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar”. (Deporter, 2000:5). Interaksi-interaksi itu adalah hal-hal yang dapat membuat siswa mendapat pembelajaran yang efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Diharapkan dengan Quantum Teaching, guru dapat mengatasi hambatan yang menghalangi proses belajar alamiah dengan cara sengaja menggunakan musik, meawarnai lingkungan sekeliling, menyusun cara pengajaran yang sesuai, dan keterlibatan aktif dari siswa.

Asas utama dalam Quantum Teaching yaitu Bawalah dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka. Adapun prinsip-prinsip dari Quantum Teaching yaitu

1. segalanya bicara, 2. segalanya bertujuan

3. pengalaman sebelum pemberian nama 4. akui setiap usaha

5. jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan

Unsur-unsur dalam Quantum Teaching terbagi menjadi dua kategori yaitu konteks dan isi. Konteks adalah latar untuk pembelajaran. Sedangkan isi adalah bahan-bahan untuk pembelajaran itu sendiri.

Hipotesis penelitian ini penerapan model Quantum Teaching dalam pembelajaran Matematika materi Perbandingan dan Skala dapat meningkatkan proses dan hasil belajar siswa kelas V SDN Barunagri Lembang.


(13)

3

Ana Nurwahyu, 2013

Penerapan Metode Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok Perbandingan Dan Skala

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berdasarkan paparan diatas maka penulis tertarik melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Penerapan Model Quantum Teaching untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siwa pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok

Perbandingan dan Skala di Kelas V SDN Barunagri Lembang”

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah penerapan model Quantum Teaching untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN barunagri Lembang pada

mata pelajaran matematika materi pokok perbandingan dan skala”. Masalah

penelitian ini dijadikan de dalam pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran dengan menerapkan metode Quantum Teaching dalam pembelajaran Matematika materi perbandingan dan skala untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Barunagri Lembang? 2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode Quantum

Teaching dalam pembelajaran Matematika materi perbandingan dan skala untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Barunagri Lembang? 3. Seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa kelas V SDN Barunagri

Lembang terhadap materi perbandingan dan skala setelah memperoleh pembelajaran Matematika dengan menerapkan metode Quantum Teaching?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan deskripsi tentang

“Penerapan Metode Quantum Teaching untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Barunagri pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok

Perbandingan dan Skala”


(14)

4

Ana Nurwahyu, 2013

1. Perencanaan pembelajaran dengan menerapkan metode Quantum Teaching dalam pembelajaran Matematika materi perbandingan dan skala untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Barunagri Lembang.

2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode Quantum Teaching dalam pembelajaran Matematika materi perbandingan dan skala untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Barunagri Lembang.

3. Peningkatan hasil belajar siswa kelas V SDN Barunagri Lembang terhadap materi perbandingan dan skala setelah memperoleh pembelajaran Matematika dengan menerapkan metode Quantum Teaching.

D. MANFAAT HASIL PENELITIAN 1. Bagi Guru

Untuk memperoleh gambaran mengenai pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Quantum Teaching untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi Perbandingan dan skala sehingga dapat dijadikan alternatif pembelajaran matematika di kelas.

2. Bagi Siswa

Melatih siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran metematika serta diharapkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran matematika.

3. Bagi Sekolah

Dengan adanya penelitian tindakan kelas ini, sekolah diharapkan akan menjadi satuan pendidikan yang terbiasa melakukan penelitian, sehingga akan bermanfaat bagi perbaikan pembelajaran.

E. DEFINISI OPERASIONAL

Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam dalam suatu istilah, maka untuk menyamakan persepsi mengenai istilah-istilah yang ada dalam penelitian ini,


(15)

5

Ana Nurwahyu, 2013

Penerapan Metode Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok Perbandingan Dan Skala

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

penulis memberi batasan untuk istilah-istilah tersebut. Secara operasional, penulis mendefinisikan istilah-istilah tersebut sebagai berikut:

1. Metode Quantum Teaching adalah metode pembelajaran dalam membantu siswa untuk memahami konsep perbandingan dan skala, dimana siswa sebagai subjek dan objek dalam pembelajaran dan guru sebagai fasilitator yang mengubah suasana belajar secara sengaja agar tujuan pembelajaran menjadi mudah tercapai.

2. Perbandingan dan skala merupakan materi pelajaran matematika kelas V yang

dituturkan dari Standar Kompetensi “Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah” dan Kompetesi Dasar “Menggunakan pecahan dalam masalah per-bandingan dan skala”. Ruang lingkup materinya yaitu:

 Menuliskan perbandingan

 Menunjukan perbandingan satu benda dengan benda lain

 Menunjukan perbandingan satu benda dengan total benda seluruhnya  Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perbandingan

 Menghitung skala

 Menghitung jarak pada peta terhadap jarak sebenarnya  Menghitung jarak sebenarnya terhadap jarak pada peta

3. Hasil belajar adalah hasil yang diukur berupa aspek kognitif berupa soal evaluasi secara tertulis setelah siswa melakukan pembelajaran dengan metode Quantum Teaching pada standar kompetensi 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah dan kompetensi dasar 5.4 Menggunakan pecahan dalam masalah perbandingan dan skala


(16)

20 BAB III

METODE PENELITIAN

A. METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh untuk melaksanakan penelitian dengan alur tertentu sehingga tujuan dari penelitian tercapai. Dalam penelitian ini, metode penelitian yang dikembangkan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK memiliki peranan penting dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran apabila bisa dilaksanakan dengan baik dan benar, menurut Kemmis dalam Wiriaatmadja (2005:12)

„Penelitian tindakan kelas adalah sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi spasial tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari a) kegiatan praktek sosial b) pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan ini, dan c) situasi yang menungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini‟

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan sebuah Sedangkan Arikunto (2006:2) menjabarkan tiga kata yang membentuk pengertian tersebut.

1. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan atau metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa. 3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima

pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

Dari ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah kegiatan kegiatan mencermati suatu objek dalam aturan


(17)

21

Ana Nurwahyu, 2013

Penerapan Metode Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok Perbandingan Dan Skala

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tertentu yang membentuk rangkaian siklus kegiatan untuk sekelompok siswa yang sama, yang menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama. PTK bertujuan untuk memperbaiki kinerja guru yang dikhususkan dalam pembelajaran di kelas. PTK merupakan salah satu bagian dari penelitian tindakan dengan tujuan yang spesifik yang berkaitan dengan kelas. Tujuan dari peneltian tindakan kelas adalah untuk mengatasi masalah yang terjadi dalam suatu kelas dengan cara memperbaiki cara kerja guru dalam membelajarkan siswa.

B. MODEL PENELITIAN

Dalam penelitian tindakan kelas ini, penulis melaksanakan model PTK dari Kemmis dan Taggart dengan 3 siklus. PTK dari Kemmis dan Taggart adalah model spiral yang dimulai dari perencanaan (plan), kemudian pelaksanaan (act) dan pengamatan (observe) dan terakhir refleksi (reflect). Pada siklus berikutnya, perencanaan direvisi berdasarkan refleksi yang telah dianalisis pada siklus sebelumnya, setelah perencanaan revisi, kemudian pelaksanaan dan observasi dan kembali lagi ke refleksi, begitu seterusnya sampai 3 siklus. Berikut adalah bagan model spiral dari Kemmis dan Taggart (1988).

PLAN ACT OBSERVE REFLECT SIKLUS I PLAN ACT OBSERVE REFLECT SIKLUS II PLAN ACT OBSERVE REFLECT SIKLUS III RESULT


(18)

22

3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas diadaptasi dari Kemmis dan Taggart (Wiriatmadja, 2005:66)

C. SUBJEK DAN LOKASI PENELITIAN

Siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Barunagri yang berjumlah 48 orang dengan jumlah laki-laki 25 orang dan 23 perempuan orang. Namun karena seorang siswa termasuk anak luar biasa yang harus diberikan penanganan khusus, maka subjek penelitian menjadi 47 orang dengan jumlah laki-laki 25 orang dan jumlah perempuan 22 orang.

Adapun Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri Barunagri Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, yang terletak Kp. Barunagri Desa Sukajaya.

D. PROSEDUR PENELITIAN

Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian secara rinci, konkret dan operasional. Sejalan dengan model Penelitian Tindakan Kelas yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart (Kunandar, 2008:70) bahwa „penelitian tindakan kelas dilakukan melalui proses yang dinamis dan komplementari yang terdiri dari empat “momentum” esensial‟ yaitu sebagai berikut:

1. Planing (perencanaan)

Perencanaan merupakan tahap mengembangkan rencana tindakan yang secara kritis untuk meningkatkan mutu apa yang menjadi sebuah masalah. Rencana ini hendaknya disusun berdasarkan hasil pengamatan awal yang refleksif, karena dari sini guru akan mendapat gambaran umum tentang masalah yang ada. “Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa,

dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan” (Arikunto, 2006:17). Kegiatan dalam

perencaan penelitian diantaranya:

a. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) b. Penyusunan bahan ajar


(19)

23

Ana Nurwahyu, 2013

Penerapan Metode Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok Perbandingan Dan Skala

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu d. Pembuatan soal evaluasi

e. Pembuatan lembar observasi 2. Acting (tindakan)

“Tindakan yang dimaksud adalah tindakan yang dilakukan secara sadar dan

terkendali, dan merupakan variasi praktik yang cermat dan bijaksana” (Kunandar,

2008:72). Dalam tindakan peneliti mengacu pada permasalahan sebagai sasaran dalam penelitian yang terdiri dari proses kegiatan pembelajaran, evaluasi dan refleksi dengan mempertimbangan kondisi siswa dan proses lainnya yang dikaitkan dengan penelitian.

3. Observing (observasi)

Tahap obsevasi bertujuan untuk mendokumentasikan apa yang terjadi pada saat tindakan berlangsung. “Observasi itu berorientasi ke masa yang akan datang,

memberikan dasar bagi refleksi sekarang” (Kunandar, 2008:73). Tahap observasi

ini, akan menjadi dasar dalam melakukan refleksi, karena kelebihan dan kekurangan penelitain akan terlihat pada tahap ini. Tahap observasi dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Observer dapat dilakukan oleh rekan peneliti. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan format yang telah dibuat yaitu lembar observasi.

4. Reflecting (refleksi)

“Refleksi adalah mengingat dan merenungkan suatu tindakan persis seperti

yang telah dicatat dalam observasi” (Kunandar, 2008:75). Refleksi bertujuan

untuk menemukan, menganalisis, dan merenungkan kembali kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan catatan observasi. Hambatan dan permasalahan apa yang terjadi ketika pelaksanaan berlangsung dan harus diperbaiki. Kegiatan refleksi adalah menelaah kegiatan guru siswa dan lingkungan pembelajaran sangat penting untuk melakukan suatu tindakan. Refleksi dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dan observer untuk merevisi rencana dan pelaksanaan tindakan pada siklus selanjutnya.


(20)

24

Langkah-langkah diatas disebut dengan satu siklus kegiatan. Apabila satu siklus belum menunjukkan tanda-tanda perubahan ke arah perbaikan,penelitian dilanjutkan pada siklus kedua, dan seterusnya sampai peneliti merasa puas.

E. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen penelitian memiliki peranan penting dalam memperoleh atau mengumpulkan data yang akurat. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya RPP, soal evaluasi, lembar observasi dan catatan lapangan. Adapun penggunaan LKS dalam pembelajaran bukanlah untuk mengukur hasil belajar siswa, akan tetapi untuk membangun pengetahuan siswa secara bertahap. LKS selengkapnya terlampir. Adapun rincian instrumen penelitian yang digunakan sebagai berikut:

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP merupakan pedoman metode dan langkah-langkah yang akan dilaksanakan dalam setiap kali pertemuan di kelas. RPP dipersiapkan sebelum mengajar yang di dalamnya tersusun secara sistematis yang terperinci sehingga tujuan yang diinginkan untuk menentukan keberhasilan kegiatan pembelajaran sudah terumuskan dengan jelas. Peneliti melakukan penelitian berdaur siklus dengan merencanakan 3 siklus. Penyususnan RPP disesuaikan dengan model Quantum Teaching. Format RPP selengkapnya terlampir.

2. Soal Tes Evaluasi

Tes evaluasi tertulis ialah tes yang soal-soalnya harus dijawab peserta didik dengan memberikan jawaban tertulis pada akhir pembelajaran. Soal-soal berupa soal isian yang dirumuskan berdasarkan indikator yang akan diukur sehingga dapat melihat sejauh mana kemampuan siswa. Format soal tes evaluasi selengkapnya terlampir.

3. Lembar Observasi

Pengamatan atau observasi dilakukan bersamaan saat pembelajaran berlangsung. Lembar observasi yang digunakan bersifat terbuka, sehingga dapat terlihat secara rinci bagaimana respon siswa terhadap stimulus yang diberikan


(21)

25

Ana Nurwahyu, 2013

Penerapan Metode Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok Perbandingan Dan Skala

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

guru. Lembar observasi memuat aspek-aspek yang penting dalam proses pembelajran yang dilaksanakan peneliti untuk memperoleh gambaran yang berkenaan dengan aspek-aspek proses pembelajaran yang dilaksananakan. Format lembar observasi selengkapnya terlampir.

4. Catatan Lapangan

Catatan lapangan adalah temuan selama pembelajaran berlangsung yang diperoleh guru dalam mengamati situasi kelas saat pembelajaran berlangsung. Catatan lapangan digunakan sebagai pelengkap data, apabila ada hal-hal yang tidak teramati dalam lembar observasi. Bentuk temuan ini berupa aktifitas siswa dan permasalahannya yang dihadapi selama pembelajaran. Format catatan lapangan selengkapnya terlampir.

F. ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA 1. Analisis Data

Dalam menganalisis data yang kompleks peneliti menggunakan teknis analisis kualitatif yang salah satu modelnya adalah teknik analisis interaktis yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman dalam Kunandar (2008 : 102). Analisis interaktif tersebut terdiri atas tiga komponen kegiatan, yaitu:

a. Reduksi Data

“reduksi data merupakan proses menyeleksi, menentukan fokus,

menyederhanakan, meringkas, dan mengubah bentuk data” (Kunandar,

2008:102). Dalam proses ini dilakukan penajaman, pemfokusan, penyisihan data yang tidak terlalu penting, dan meyusunnya hingga dapat ditarik kesimpulan. Dalam pembelajaran data yang direduksi adalah perlakuan guru yang diberikan kepada siswa mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Dalam mereduksi data dipilih hal-hal apa saja yang penting yang harus diperhatikan, setelah itu, data kemudian di klasifikasikan mana yang merupakan data hasil belajar, hasil observasi dan catatan lapangan. b. Beberan (display)


(22)

26

Setelah di reduksi, data siap dibeberkan. Display data merupakan pendeskripsian data atau menyajikan data secara rapi dalam bentuk narasi, diagram atau grafik, kemudian data dibandingkan dengan kegiatan sebelumnya. Misalnya perbandingan siklus I dan siklus II, mana yang lebih baik. Pembeberan data yang sistematis dan interaktif akan memudahkan pemahaman terhadap apa yang telah terjadi.

c. Penarikan Kesimpulan

Pembeberan data yang sistematis memudahkan dalan menarik kesimpulan. Penarikan kesimpulan tentang peningkatan dan perubahan yang terjadi dilakukan secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara yang disimpulkan pada akhir siklus satu sampai kesimpulan terevisi pada akhir siklus dua dan seterusnya sampai siklus terakhir.

2. Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan lebih bermakna dan dapat memberikan gambaran nyata mengenai masalah yang diteliti apabila diolah terlebih dahulu sehingga dapat memberikan gambaran untuk menganalisis lebih lanjut dan mengetahui peningkatan kemampuan dan pemahaman siswa dalam pembelajaran. Langkah-langkah untuk pengolahan data adalah sebagai berikut:

a. Menghitung nilai rata-rata

Nilai rata-rata dihitung dengan cara sebagai berikut Rata Kelas = � � � �� � ℎ ��

� � ℎ ��

b. Menghitung presentase ketuntasan belajar siswa dengan rumus: Ketuntasan belajar = � ℎ � �� ≥

66


(23)

52 Ana Nurwahyu, 2013

Penerapan Metode Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok Perbandingan Dan Skala

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini akan membahas mengenai kesimpulan dan rekomendasi. Kesimpulan merupakan jawaban dari rumusan masalah, sedangkan rekomendasi adalah apa yang sebaiknya dilakukan agar perbaiki pada penelitian selanjutnya. Adapun lebih jelasnya sebagai berikut:

A. KESIMPULAN

Perencanaan pembelajaran yang pada metode Quantum Teaching dirancang berdasarkan rancangan belajar Quantum Teaching yaitu TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan). Urutan dalam RPP dirancang berurutan dan sistematis.

Dalam pelaksanaan pembelajaran, siswa memiliki keterlibatan aktif dalam mengikuti pembelajaran, serta antusiasme yang tinggi setiap kali guru meminta untuk maju ke depan kelas. Hal ini membuktikan keefektifan metode ini dalam pembelajaran matematika, terutama materi perbandingan dan skala.

Hasil belajar mengalami peningkatan, walaupun tidak terlalu besar serta sempat mengalami penurunan dari nilai non-siklus ke siklus I. Pada siklus I skor rata-rata mengalami penurunan sebesar 18,1 % dari skor awal non siklus yaitu 56,8 menjadi 46,5. Pada siklus II skor rata-rata mengalami kenaikan sebesar 43,6 % dari skor awal siklus I yaitu 46,5 menjadi 66,8. Pada siklus III skor rata-rata ini mengalami kenaikan sebesar 20% dari skor siklus II yaitu 66,8 menjadi 80,1.

B. REKOMENDASI 1. Untuk Guru

Berdasarkan hasil penelitian diatas, penerapan metode Quantum Teaching dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika, maka guru sebaiknya mencari informasi mengenai metode ini agar dapat menjadikan metode Quantum Teaching sebagai metode


(24)

53

Ana Nurwahyu, 2013

alternatif dalam melaksanakan pembelajaran baik matematika maupun mata pelajaran lain.

2. Untuk Kepala Sekolah

Penyediaan fasilitas yang menunjang pembelajaran lebih diperbanyak dan difungsikan secara optimal, selain untuk membantu kemudahan dalam pembelajaran serta tidak menyia-nyiakan yang telah ada, namun untuk fasilitas yang belum tersedia diharapkan segera ada agar pembelajaran yang lebih efektif dapat diwujudkan.

3. Untuk Peneliti Selanjutnya

Mendalami teori mengenai metode quantum teaching sangatlah penting, pemahaman teori harus dimiliki sebelum melakukan tindakan dilapangan, hal ini ditujukan agar kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat diminimalisir.

Alokasi waktu yang digunakan lebih diperpanjang, karena dalam pembelajaran matematika mendalami sebuah materi membutuhkan waktu yang tidak sedikit.

Pemilihan media penunjang seperti musik dan poster lebih disesuaikan dengan keadaan siswa agar penggunaannya menjadi lebih efektif.

Selain diterapkan dalam mata pelajaran matematika, metode Quantum Teaching ini tidak hanya dapat diterapkan pada mata pelajaran matematika, maka tidak ada salahnya untuk mencoba penerapan metode Quantum Teaching pada mata pelajaran lain


(25)

54 Ana Nurwahyu, 2013

Penerapan Metode Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok Perbandingan Dan Skala

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. dkk. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

DePorter, Bobbi. (2007). Quantum Teaching. Bandung: Kaifa

Fiilliana, Tarra. (2009). Quantum Teaching. [online]. Tersedia: http://teachink7.blogspot.com/2009/05/quantum-teaching.html. [06 Juli 2013] Hernawan, Asep Herry. dkk. (2008). Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar.

Bandung: UPI Press

Heruman. (2007). Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: Rosda

Hidayah, Rahmi. (2012). Penerapan Model Quantum Teaching untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri 145 Pekanbaru. Skripsi Sarjana pada FKIP Universitas Riau: Tidak diterbitkan. Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Grafindo

Mahfudz, Asep. (2012). Cara Cerdas Mendidik yang Menyenangkan Berbasis

Super Quantum Teaching. Bandung: Simbiosa Rekatama Media Saepudin, Aep. (2009). Gemar Belajar Matematika 5. Jakarta: Depdiknas Sudjana, N. & Rivai, A. (2005). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru

Sunaryo, R.J. (2007). Matematika 5. Jakarta: Depdiknas

Syamsudin, Abin Makmun. (2003). Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Cet-6. Bandung; Rosda Karya.

Tim Penyusun. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas Wenger, Win. (2008). Beyond Teaching and Learning : Memadukan Quantum


(26)

55 Ana Nurwahyu, 2013

Wiriaatmaja, Rochiati. (2012). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rosda


(1)

25

Ana Nurwahyu, 2013

Penerapan Metode Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok Perbandingan Dan Skala

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

guru. Lembar observasi memuat aspek-aspek yang penting dalam proses pembelajran yang dilaksanakan peneliti untuk memperoleh gambaran yang berkenaan dengan aspek-aspek proses pembelajaran yang dilaksananakan. Format lembar observasi selengkapnya terlampir.

4. Catatan Lapangan

Catatan lapangan adalah temuan selama pembelajaran berlangsung yang diperoleh guru dalam mengamati situasi kelas saat pembelajaran berlangsung. Catatan lapangan digunakan sebagai pelengkap data, apabila ada hal-hal yang tidak teramati dalam lembar observasi. Bentuk temuan ini berupa aktifitas siswa dan permasalahannya yang dihadapi selama pembelajaran. Format catatan lapangan selengkapnya terlampir.

F. ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA 1. Analisis Data

Dalam menganalisis data yang kompleks peneliti menggunakan teknis analisis kualitatif yang salah satu modelnya adalah teknik analisis interaktis yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman dalam Kunandar (2008 : 102). Analisis interaktif tersebut terdiri atas tiga komponen kegiatan, yaitu:

a. Reduksi Data

“reduksi data merupakan proses menyeleksi, menentukan fokus,

menyederhanakan, meringkas, dan mengubah bentuk data” (Kunandar,

2008:102). Dalam proses ini dilakukan penajaman, pemfokusan, penyisihan data yang tidak terlalu penting, dan meyusunnya hingga dapat ditarik kesimpulan. Dalam pembelajaran data yang direduksi adalah perlakuan guru yang diberikan kepada siswa mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Dalam mereduksi data dipilih hal-hal apa saja yang penting yang harus diperhatikan, setelah itu, data kemudian di klasifikasikan mana yang merupakan data hasil belajar, hasil observasi dan catatan lapangan. b. Beberan (display)


(2)

26

Ana Nurwahyu, 2013

Penerapan Metode Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok Perbandingan Dan Skala

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Setelah di reduksi, data siap dibeberkan. Display data merupakan pendeskripsian data atau menyajikan data secara rapi dalam bentuk narasi, diagram atau grafik, kemudian data dibandingkan dengan kegiatan sebelumnya. Misalnya perbandingan siklus I dan siklus II, mana yang lebih baik. Pembeberan data yang sistematis dan interaktif akan memudahkan pemahaman terhadap apa yang telah terjadi.

c. Penarikan Kesimpulan

Pembeberan data yang sistematis memudahkan dalan menarik kesimpulan. Penarikan kesimpulan tentang peningkatan dan perubahan yang terjadi dilakukan secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara yang disimpulkan pada akhir siklus satu sampai kesimpulan terevisi pada akhir siklus dua dan seterusnya sampai siklus terakhir.

2. Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan lebih bermakna dan dapat memberikan gambaran nyata mengenai masalah yang diteliti apabila diolah terlebih dahulu sehingga dapat memberikan gambaran untuk menganalisis lebih lanjut dan mengetahui peningkatan kemampuan dan pemahaman siswa dalam pembelajaran. Langkah-langkah untuk pengolahan data adalah sebagai berikut:

a. Menghitung nilai rata-rata

Nilai rata-rata dihitung dengan cara sebagai berikut

Rata Kelas = � � � �� � ℎ ��

� � ℎ ��

b. Menghitung presentase ketuntasan belajar siswa dengan rumus: Ketuntasan belajar = � ℎ � �� ≥

66


(3)

52 Ana Nurwahyu, 2013

Penerapan Metode Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok Perbandingan Dan Skala

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini akan membahas mengenai kesimpulan dan rekomendasi. Kesimpulan merupakan jawaban dari rumusan masalah, sedangkan rekomendasi adalah apa yang sebaiknya dilakukan agar perbaiki pada penelitian selanjutnya. Adapun lebih jelasnya sebagai berikut:

A. KESIMPULAN

Perencanaan pembelajaran yang pada metode Quantum Teaching dirancang berdasarkan rancangan belajar Quantum Teaching yaitu TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan). Urutan dalam RPP dirancang berurutan dan sistematis.

Dalam pelaksanaan pembelajaran, siswa memiliki keterlibatan aktif dalam mengikuti pembelajaran, serta antusiasme yang tinggi setiap kali guru meminta untuk maju ke depan kelas. Hal ini membuktikan keefektifan metode ini dalam pembelajaran matematika, terutama materi perbandingan dan skala.

Hasil belajar mengalami peningkatan, walaupun tidak terlalu besar serta sempat mengalami penurunan dari nilai non-siklus ke siklus I. Pada siklus I skor rata-rata mengalami penurunan sebesar 18,1 % dari skor awal non siklus yaitu 56,8 menjadi 46,5. Pada siklus II skor rata-rata mengalami kenaikan sebesar 43,6 % dari skor awal siklus I yaitu 46,5 menjadi 66,8. Pada siklus III skor rata-rata ini mengalami kenaikan sebesar 20% dari skor siklus II yaitu 66,8 menjadi 80,1.

B. REKOMENDASI 1. Untuk Guru

Berdasarkan hasil penelitian diatas, penerapan metode Quantum

Teaching dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam

pembelajaran matematika, maka guru sebaiknya mencari informasi mengenai metode ini agar dapat menjadikan metode Quantum Teaching sebagai metode


(4)

53

Ana Nurwahyu, 2013

Penerapan Metode Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok Perbandingan Dan Skala

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

alternatif dalam melaksanakan pembelajaran baik matematika maupun mata pelajaran lain.

2. Untuk Kepala Sekolah

Penyediaan fasilitas yang menunjang pembelajaran lebih diperbanyak dan difungsikan secara optimal, selain untuk membantu kemudahan dalam pembelajaran serta tidak menyia-nyiakan yang telah ada, namun untuk fasilitas yang belum tersedia diharapkan segera ada agar pembelajaran yang lebih efektif dapat diwujudkan.

3. Untuk Peneliti Selanjutnya

Mendalami teori mengenai metode quantum teaching sangatlah penting, pemahaman teori harus dimiliki sebelum melakukan tindakan dilapangan, hal ini ditujukan agar kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat diminimalisir.

Alokasi waktu yang digunakan lebih diperpanjang, karena dalam pembelajaran matematika mendalami sebuah materi membutuhkan waktu yang tidak sedikit.

Pemilihan media penunjang seperti musik dan poster lebih disesuaikan dengan keadaan siswa agar penggunaannya menjadi lebih efektif.

Selain diterapkan dalam mata pelajaran matematika, metode Quantum

Teaching ini tidak hanya dapat diterapkan pada mata pelajaran matematika,

maka tidak ada salahnya untuk mencoba penerapan metode Quantum


(5)

54 Ana Nurwahyu, 2013

Penerapan Metode Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok Perbandingan Dan Skala

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. dkk. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

DePorter, Bobbi. (2007). Quantum Teaching. Bandung: Kaifa

Fiilliana, Tarra. (2009). Quantum Teaching. [online]. Tersedia: http://teachink7.blogspot.com/2009/05/quantum-teaching.html. [06 Juli 2013] Hernawan, Asep Herry. dkk. (2008). Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar.

Bandung: UPI Press

Heruman. (2007). Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: Rosda

Hidayah, Rahmi. (2012). Penerapan Model Quantum Teaching untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri 145 Pekanbaru. Skripsi Sarjana pada FKIP Universitas Riau: Tidak diterbitkan.

Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Grafindo

Mahfudz, Asep. (2012). Cara Cerdas Mendidik yang Menyenangkan Berbasis Super Quantum Teaching. Bandung: Simbiosa Rekatama Media

Saepudin, Aep. (2009). Gemar Belajar Matematika 5. Jakarta: Depdiknas Sudjana, N. & Rivai, A. (2005). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Sunaryo, R.J. (2007). Matematika 5. Jakarta: Depdiknas

Syamsudin, Abin Makmun. (2003). Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem

Pengajaran Modul. Cet-6. Bandung; Rosda Karya.

Tim Penyusun. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas Wenger, Win. (2008). Beyond Teaching and Learning : Memadukan Quantum


(6)

55 Ana Nurwahyu, 2013

Penerapan Metode Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok Perbandingan Dan Skala

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Wiriaatmaja, Rochiati. (2012). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rosda


Dokumen yang terkait

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA : Penelitian Tindakan Kelas Dilaksanakan pada Siswa Kelas IV SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Pelaj

0 0 39

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SD PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK BANGUN DATAR :Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN Barunagri Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

1 3 26

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI TANAH DI SEKOLAH DASAR :Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN Barunagri, Lembang.

0 0 31

PENERAPAN METODE DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SD PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK BANGUN RUANG :Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Barunagri Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

1 5 32

PENGGUNAAN CATATAN MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SD PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI POKOK PERISTIWA ALAM : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN Barunagri Lembang.

2 12 22

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG DI KELAS IV SEMESTER 2 SDN 2 LANGENSARI KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT.

0 0 31

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI PECAHAN : Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SD Negeri Banyuhurip Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Pelajaran 20

0 0 41

PENERAPAN PENDEKATAN PAKEM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BILANGAN BULAT DI KELAS IV SEMESTER II SDN 2 SUNTENJAYA KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT.

0 0 28

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA POKOK BAHASAN DAUR AIR DI KELAS V SEMESTER 2 SDN PANCASILA KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT.

0 0 31

PENERAPAN MODEL KONSTRUKTIVISME PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Bukanagara Lembang Kabupaten Bandung Barat.

0 0 30