PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG DI KELAS IV SEMESTER 2 SDN 2 LANGENSARI KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT.

(1)

086/S/PGSD-REG/8/Juli/2013

Witri Gimawati, 2013

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA

MATERI BANGUN RUANG DI KELAS IV SEMESTER 2 SDN 2 LANGENSARI KECAMATAN LEMBANG

KABUPATEN BANDUNG BARAT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh, Witri Gimawati

0902910


(2)

086/S/PGSD-REG/8/Juli/2013

JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV

SDN 2 LANGENSARI

Oleh Witri Gimawati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Witri Gimawati 2013 Universitas Pendidikan Indonesia


(3)

086/S/PGSD-REG/8/Juli/2013

Witri Gimawati, 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang,difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

LEMBAR PENGESAHAN

Witri Gimawati

0902910

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG DI

KELAS IV SEMESTER 2 SDN 2 LANGENSARI KECAMATAN


(4)

(5)

i Witri Gimawati, 2013

ABSTRAK

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG DI KELAS IV SEMESTER 2

SDN 2 LANGENSARI KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT

Oleh, Witri Gimawati

0902910

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil observasi awal yang dilaksanakan di SDN 2 Langensari Kecamatan Lembang bahwa sebagian besar hasil belajar dan aktivitas siswa pada mata pelajaran matematika masih rendah. Hasil belajar yang rendah ini dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa pada mata pelajaran matematika hasil Ujian Tengah Semester (UTS) Kelas IV semester 2 SDN 2 Langensari tahun ajaran 2012-2013 adalah 47 dan hanya 6 siswa (dari 25 siswa) yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 60. Salah satu alternatif metode mengajar yang melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran yaitu dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Mengingat kemampuan berpikir siswa Sekolah Dasar masih terkait dengan benda-benda konkrit, maka untuk mempermudah dalam pembelajaran peneliti menggunakan media yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari supaya pembelajaran lebih bermakna. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk memperoleh penjelasan mengenai perencanaan, pelaksanaan dan hasil belajar siswa dalam pelajaran matematika materi bangun ruang dengan menerapkan pendekatan kontekstual. Untuk mencapai tujuan tersebut maka peneliti menggunakan metode Pendekatan Tindakan Kelas (PTK) yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart dengan menggunakan empat komponen penelitian tindakan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak tiga siklus, dimana satu siklus terdapat dua tindakan. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Setelah melaksanakan pembelajaran pada siklus I nilai rata-rata kelas yaitu 62,5 dan siswa yang mencapai KKM 62,5%, pada siklus II yaitu 79,5 dengan persentase 87,5% dan pada siklus III yaitu 84,8 dengan persentase 96%. Oleh karena itu, peneliti menyarankan guru untuk memilih metode pembelajaran yang lebih variatif dan menggunakan media yang erat dengan kehidupan siswa. Selain itu sekolah juga harus memfasilitasi sarana dan prasarana untuk menunjang


(6)

ii

pembelajaran dan untuk peneliti disarankan untuk lebih variatif dalam menggunakan media dan lebih optimal dalam pelaksanaan pembelajaran.


(7)

iv

Witri Gimawati, 2013

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR GRAFIK ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Hipotesis Tindakan ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Definisi Operasional ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendekatan Kontekstual ... 9

B. Matematika di SD ... 12

C. Penerapan Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Matematika di SD ... 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 17


(8)

v

B. Model Penelitian ... 17

C. Subjek Penelitian ... 19

D. Prosedur Penelitian ... 19

E. Instrumen Penelitian ... 21

F. Pengolahan dan Analisi Data ... 22

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Sekolah ... 25

B. Hasil Penelitian ... 27

C. Pembahasan ... 49

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 52

B. Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 54

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 56


(9)

vi


(10)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah dasar sebagai salah satu bentuk satuan pendidikan dasar pada jalur pendidikan formal. Sekolah Dasar di tempuh dalam waktu 6 tahun, dimulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6. Adapun tujuan adanya satuan pendidikan sekolah dasar yaitu memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan dasar pada siswa untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Untuk mencapai tujuan tersebut maka setiap sekolah mengembangkan kurikulum yakni sekarang dikenal dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan terdapat beberapa mata pelajaran inti yang harus dipelajari oleh siswa, salah satunya yaitu mata pelajaran matematika.

Pembelajaran matematika di sekolah dasar merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan pemahaman terhadap konsep-konsep matematika, mampu menerapkan konsep-konsep matematika dalam kehidupan nyata, memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Pentingnya pembelajaran matematika di sekolah dasar yaitu untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang aritmatika atau penghitungan. Salah satu materi pembelajaran matematika adalah bangun ruang, dalam materi bangun ruang ini proses pembelajaran masih menggunakan metode ceramah dan bersifat konvensional dan pembelajaran menekankan pada hafalan. Selain itu, media yang digunakan kurang berkaitan dengan kehidupan nyata siswa. Pembelajaran matematika bertujuan agar siswa dapat memahami konsep matematika, berhitung dan memecahkan masalah dalam kehidupan nyata.


(11)

2

Witri Gimawati, 2013

Mata pelajaran matematika di kelas IV SD Negeri 2 Langensari dapat dinyatakan sebagai mata pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa sehingga mata pelajaran matematika kurang disenangi oleh siswa, dan siswa tidak mengerti kegunaan belajar matematika. Pada kenyataannya matematika sangat berguna untuk kehidupan manusia. Misalnya matematika digunakan pedagang untuk menghitung untung dan rugi. Pada pembelajaran di kelas siswa kurang diberikan kesempatan untuk menampilkan kemampuan yang dimilikinya. Dan pembelajaran yang dilakukan kurang dikaitkan pada penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Menyebabkan siswa tidak tertarik dalam proses pembelajaran tersebut, dan pada akhirnya proses pembelajaran tidak memberikan motivasi kepada siswa sehingga hasil belajar siswa tidak sesuai dengan harapan. Selain dari hasil belajar kegiatan pembelajaran menggunakan metode ceramah mempengaruhi pada aktivitas belajar siswa di kelas. Siswa di kelas cenderung pasif, tidak terjadi dialog kreatif. Tidak ada pengembangan berpikir yang dilakukan oleh guru. Oleh karena itu, pembelajaran matematika harus dilaksanakan secara kontekstual dimana siswa dapat memahami, memaknai dan dapat mengalami apa yang telah mereka pelajari di kelas kemudian mengaplikasikannya ke dalam dunia nyata. Dengan mengalami siswa akan mengingat pembelajaran tersebut lebih lama lain halnya hanya mendengar atau melihat saja. Apalagi anak usia sekolah dasar masih berpikir secara konkrit.

Untuk mengantisipasi hal tersebut salah satunya perlu didukung media pembelajaran yang sesuai. Media yang digunakan harus konkrit dan ada di lingkungan sekitar siswa. Penggunaan model pembelajaran diharapkan dapat membantu efektivitas proses pembelajaran serta penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu, selain itu juga akan memberikan pengertian konsep yang sebenarnya secara realistis.

Menurut hasil tes ulangan tengah semester genap pada mata pelajaran matematika kelas 4 semester 2 tahun pelajaran 2012-2013 SDN 2 Langensari,


(12)

3

sebagian besar nilai siswa belum mencapai KKM yaitu masih berada di bawah 60. Berikut ini nilai ujian tengah semester genap tahun ajaran 2012-2013 siswa kelas IV SDN 2 Langensari Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, dalam mata pelajaran Matematika.

Tabel 1.1 (Tabel hasil UTS semester genap kelas IV SDN 2 Langensari 2012/2013)

No Nama Nilai

KKM UTS

1. ASS 60 37

2. AN 60 16

3. AS 60 32

4. AS 60 32

5. CH 60 50

6. CR 60 58

7. DP 60 75

8. DE 60 58

9. DF 60 27

10. DM 60 25

11 EA 60 77

12. AP 60 53

13. EK 60 73

14. FAS 60 47

15. FAP 60 65

16. IS 60 47

17. INF 60 85

18. IA 60 52

19. IMA 60 31

20. JMA 60 58

21. KAP 60 62

22. L 60 58

23. MIS 60 48


(13)

4

Witri Gimawati, 2013

25. NYDM 60 48

Berdasarkan data nilai siswa di atas dapat dilihat siswa yang mencapai KKM hanya 24%, maka peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas dalam mata pelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan kontekstual pada materi bangun ruang di kelas 4 SDN 2 Langensari Lembang untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan menggunakan pendekatan kontekstual diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 SDN 2 Langensari.

Pembelajaran kontekstual merupakan pendekatan dimana materi yang dipelajari oleh siswa di dalam kelas bisa dikaitkan dengan kehdupan sehari-hari siswa sehingga pembelajaran akan lebih bermakna. Menurut Elanie B. Johnson dalam Rusman (2011:187) menyatakan pembelajaran kontekstual adalah sebuah sistem yang merangsang otak untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna dengan menghubungkan muatan akademis dengan konteks dari kehidupan sehari-hari siswa. Sedangkan menurut Agus Suprijono pembelajaran kontekstual adalah

Konsep yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

Pembelajaran dengan penerapan pendekatan kontekstual terdapat tujuh komponen utama. Adapun menurut Agus Suprijono (2013:85) 7 komponen tersebut yaitu :

1. Konstruktivisme 2. Inkuiri

3. Bertanya

4. Masyarakat Belajar 5. Pemodelan

6. Refleksi


(14)

5

Pada penelitian sebelumnya dalam skripsi yang disusun oleh Parhan tahun 2010

yang berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Siswa dengan

Pendekatan Kontekstual pada Mata Pelajaran Matematika Pokok Bahasan Bangun Ruang di Kelas V SDN 3 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat” diperoleh peningkatan nilai rata-rata dari setiap siklus, sehingga penelitian dengan menggunakan pendekatan kontekstual di anggap berhasil.

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas maka penulis dapat disimpulkan bahwa pendekatan kontekstual adalah suatu pendekatan pembelajaran yang mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan nyata siswa sehingga pembelajaran menjadi lebih bermanfaat dan bermakna. Oleh karena itu, penulis mengajukan judul mengenai “Penerapan Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang di Kelas IV Semester 2 SDN 2 Langensari”, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang diuraikan dalam rumusan masalah umum dalam penelitian tindakan kelas ini adalah : “Bagaimanakah penerapan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi bangun ruang kelas IV Semester 2 SDN 2 Langensari Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat?”

Dari rumusan masalah umum di atas dapat dirinci menjadi pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran (RPP) mata pelajaran matematika materi bangun ruang untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 2


(15)

6

Witri Gimawati, 2013

Langensari Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat melalui penerapan pendekatan kontekstual?

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran matematika materi bangun ruang untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Langensari Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat melalui penerapan kontekstual?

3. Berapa besar peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Langensari dalam mata pelajaran matematika materi bangun ruang melalui penerapan pendekatan kontekstual?

C. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dari penelitian ini adalah penerapan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi bangun ruang di kelas IV SDN 2 Langensari kecamatan Lembang kabupaten Bandung Barat dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian umum ini untuk : “Mendeskripsikan penerapan

pendekatan kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi bangun ruang di kelas IV SDN 2 Langensari kecamatan Lembang

kabupaten Bandung Barat”. Sedangkan tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Mendeskripsikan bagaimanakah perencanaan pembelajaran (RPP) mata pelajaran matematika materi bangun ruang untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas


(16)

7

IV SDN 2 Langensari Kecamatan Lembang kabupaten Bandung Barat melalui penerapan pendekatan kontekstual.

2. Mendeskripsikan bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran matematika materi bangun ruang untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Langensari Kecamatan Lembang kabupaten Bandung Barat melalui penerapan pendekatan kontekstual.

3. Mendeskripsikan berapa besar peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Langensari dalam mata pelajaran matematika materi bangun ruang melalui penerapan pendekatan kontekstual.

E. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan dari penelitian ini maka diharapkan dapat bermanfaat untuk berbagai pihak yang terkait. Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi acuan untuk kegiatan pembelajaran berikutnya, baik yang dilakukan oleh guru yang bersangkutan atau pihak lainnya.

1. Bagi siswa

a. Untuk meningkatkan aktivitas siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran.

b. Meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Bagi guru

a. Pemahaman teori yang lebih mendalam menganai bangun ruang.

b. Memberikan informasi dan wawasan mengenai cara membelajarkan materi bangun ruang dengan menerapkan pendekatan kontekstual.


(17)

8

Witri Gimawati, 2013

a. Meningkatkan kualitas sekolah dalam pengembangan bahan ajar khususnya pembelajaran matematika.

b. Menambah variasi pembelajaran yang dilakukan di sekolah.

F. Definisi Operasional

Dalam bagian ini, akan menjelaskan definisi variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Adapun definisi yang diambil adalah sebagai berikut :

1. Pendekatan kontekstual

Pendekatan kontekstual adalah suatu pendekatan pembelajaran yang mengaitkan materi dengan kehidupan nyata siswa sehingga pembelajaran dapat dipahami dan bermakna. Pendekatan kontekstual menyajikan pembelajaran melalui pemilihan topik yang melibatkan kegiatan siswa dalam kehidupan sehari-hari siswa. Adapun komponen pendekatan pembelajarannya meliputi konstruktivisme (constructvism), bertanya (questioning), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modelling), refleksi (reflection) dan penilaian autentik (authentic assessment).

2. Hasil Belajar

Kemampuan siswa yang dimiliki melalui pembelajaran sebagaimana tergambarkan dalam indicator sebagai hasil dari penjabaran Kompetensi Dasar yang telah dirumuskan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).


(18)

9

Pembelajaran matematika merupakan suatu mata pelajaran yang bisa meningkatkan pemahaman terhadap konsep-konsep matematika, mampu menerapkan konsep-konsep matematika dalam kehidupan nyata dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga pembelajaran matematika realistik dan lebih bermakna.

4. Materi Bangun Ruang

Materi bangun ruang merupakan salah satu pokok bahasan dalam pembelajaran matematika di kelas 4 semester 2 sekolah dasar. Bangun ruang adalah bangun tiga dimensi yang mempunyai isi atau volume. Bangun ruang memiliki tiga unsur yaitu sisi, titik sudut dan rusuk.


(19)

17

Witri Gimawati, 2013

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini dilakukan menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran dikelas secara berkesinambungan (Aqib Zaenal, 2007:18). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu kegiatan penelitian yang terintegrasi dengan pelaksanaan proses pembelajaran. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dengan tidak mengganggu tugas pokok seorang guru dan aktifitas siswa di dalam kelas.

Menurut Kemmis (Rochiati, 2012:12) penelitian tindakan kelas adalah

Sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari :

1. Kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka

2. Pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan 3. Situasi yang memungkinkan terlaksananya praktek ini.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan di sebuah kelas untuk memperbaiki proses dan praktik pembelajaran.

B. Model Penelitian

1. Model penelitian yang digunakan oleh penulis yaitu penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan MC Taggart


(20)

18

2. Tahapan-tahapan kegiatan dalam PTK a. Perencanaan tindakan

b. Pelaksanaan tindakan c. Pengamatan tindakan

d. Refleksi dari kegiatan yang telah dilaksanakan.

Berikut ini adalah alur PTK menurut Kemmis dan Taggart

PELAKSANAAN

PENGAMATAN

PERENCANAAN

REFLEKSI

PELAKSANAAN

PENGAMATAN

REFLEKSI

PERENCANAAN

SIKLUS 1


(21)

19

Witri Gimawati, 2013

Gambar 3.1 PTK Model Kemmis dan MC Taggart

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dari kegiatan penelitian ini adalah siswa kelas IV (empat) SDN 2 Langensari dengan jumlah siswa 25 orang, terdiri dari 11 laki-laki dan 14 perempuan.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini terdiri dari 3 siklus. Setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas IV terhadap materi bangun ruang dengan menggunakan model siklus belajar. Menurut Kemmis dan Mc. Taggart (Arikunto, 2011 : 97) tahap penelitian tindakan kelas terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi dalam setiap tindakan, dengan berpatokan pada referensi awal.

Sebelum melakukan tindakan penelitian, peneliti melakukan tahap persiapan penelitian dengan melakukan kegiatan pendahuluan setelah itu peneliti melakukan tahap tindakan penelitian.

Tahap tindakan penelitian yang akan dilaksanakan pada siklus I dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Perencanaan (planning)

Perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi :

a. Membuat rencana pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual pada mata pelajaran matematika materi bangun ruang di kelas IV.


(22)

20

b. Menentukan metode yang relevan dengan karakteristik siswa, bahan ajar dan proses belajar mengajar yang berlangsung pada pembelajaran matematika. c. Membuat alat peraga yang diperlukan untuk mengoptimalkan kemampuan

siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Alat peraga ini berupa gambar bangun ruang kubus dan balok, dus bekas, mainan anak-anak, dll.

2. Pelaksanaan (acting)

Pada tahap ini, guru melaksanakan rencana pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Adapun tahapan-tahapan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Tahap kegiatan pendahuluan

1) Guru melakukan kegiatan pembukaan

2) Guru melakukan apersepsi dengan menyajikan materi yang sudah dipelajari sebelumnya

3) Memberitahu materi pokok yang akan dipelajari. b. Tahap kegiatan inti

1) Mengatur siswa ke dalam beberapa kelompok setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang.

2) Siswa dan guru melakukan tanya jawab untuk mencari contoh bangun ruang yang berhubungan dengan kehidupan siswa.

3) Guru memberi pertanyaan untuk mengembangkan sifat ingin tahu siswa. 4) Siswa menemutunjukkan sifat-sifat bangun ruang.

5) Siswa menyelesaikan beberapa soal secara berkelompok.

6) Guru memberikan tes untuk menguji pemahaman siswa dari serangkaian kegiatan yang telah dilakukan dengan mengadakan evaluasi.

c. Tahap kegiatan penutup


(23)

21

Witri Gimawati, 2013

2) Melakukan refleksi dan penguatan. 3) Guru menutup pembelajaran.

3. Pengamatan (observating)

Observasi dilakukan selam kegiatan pembelajaran berlangsung. Dalam penelitian ini yang bertindak sebagai observer yaitu teman sejawat yang mengamati pelaksanaan tindakan kelas berdasarkan lembar observasi kegiatan guru dan kegiatan siswa yang telah dipersiapkan peneliti.

4. Refleksi (reflecting)

Pada tahap refleksi, peneliti berdiskusi dengan teman sejawat dan dosen pembimbing mengenai hasil penelitian yang dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Refleksi ini bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang terjadi pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Hasil dari refleksi yang dilakukan akan digunakan sebagai pertimbangan untuk melaksanakan siklus selanjutnya. Penelitian tindakan kelas ini berhasil apabila rata-rata kelas meningkat.

Perencanaan dan pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan oleh peneliti berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Sedangkan refleksi tindakan pada siklus II berdasarkan pelaksanaan tindakan pada kelas II.

Perencanaan dan pelaksanaan tindakan pada siklus III dilaksanakan oleh peneliti berdasakan hasil dari refleksi pada siklus II. Kemudian melakukan refleksei terhadap pelaksanaan tindakan pada siklus II dan menganalisis untuk membuat kesimpulan dari pelaksanaan pendekatan pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV dalam pembelajaran matematika materi bangun ruang sederhana.


(24)

22

Instrumen yang dikembangkan dalam penelitian ini yaitu lembar observasi, lembar tes dan studi dokumentasi.

1. Lembar observasi

Observasi atau pengamatan adalah cara pengumpulan data terhadap suatu objek untuk mengetahui tentang kejadian atau tingkah laku yang terjadi pada proses pembelajaran. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu untuk mengukur atau menilai hasil dan proses belajar misalnya tingkah laku guru pada saat mengajar, tingkah laku siswa pada saat belajar, partisipan siswa pada saat belajar, penggunaan alat peraga pada waktu mengajar dan penggunaan pendekatan kontekstual yang dilaksanakan oleh guru.

Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu observasi langsung. Observasi langsung yaitu pengamatan yang dilakukan terhadap gejala atau proses yang terjadi dalam situasi yang sebenarnya dan langsung diamati oleh pengamat

2. Lembar tes

Tes merupakan instrumen alat ukur untuk mengumpulkan data berupa pertanyaan-pertanyaan yang sistematis yang diberikan kepada siswa baik lisan maupun tulisan. Dalam penelitian ini tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif yang dicapai siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran. Sebagaimana telah dikemukakan oleh Arikunto (2006: 223) instrumen yang berupa tes dapat digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi.

3. Studi Dokumentasi

Menurut Arikunto (2006: 231) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,


(25)

23

Witri Gimawati, 2013

majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya. Studi dokumentasi ini tidak begitu sulit karena semua data yang ada sudah tersedia baik pada saat perencanaan maupun pelaksanaan penelitian.

F. Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan peneliti. Adapun beberapa langkah-langkah dalam mengolah dan menganalisis data yaitu sebagai berikut :

1. Seleksi Data

Pada langkah ini dilakukan untuk menyeleksi data yang akan diperlukan dalam penelitian tindakan kelas.

2. Klasifikasi

Data yang telah diperoleh kemudian diklasifikasikan. Apakah termasuk proses atau aktifitas yang dilakukan baik oleh guru maupun oleh siswa dan hasil belajar yang diperoleh oleh siswa.

3. Display

Menampilkan data-data yang diperoleh dan diklasifikasikan. 4. Interpretasi

Memberikan interpretasi terhadap data-data yang diperoleh. 5. Refleksi

Meninjau kembali data-data yang telah ada, kemudian memperbaiki pada siklus selanjutnya agar ada perbaikan.

Untuk mengolah data yang diperoleh, maka dilakukan dengan menghitung rata-rata hasil belajar setiap siklusnya dengan menggunakan rumus sederhana.

a. Nilai Hasil Evaluasi Siswa


(26)

24

b. Nilai Hasil LKS Siswa

Nilai hasil pengerjaan LKS siswa dapat diperoleh dengan rumus berikut ini :

c. Nilai Rata-rata kelas

Menurut Nana Sudjana, rumus yang dapat diperoleh untuk menghitung nilai rata-rata kelas adalah :

R = ∑

Keterangan :

R : nilai rata-rata

∑ X : jumlah semua nilai siswa ∑ N : jumlah siswa

Jadi untuk menghitung mengetahui nilai rata-rata kelas adalah dengan menjumlahkan semua nilai siswakemudian dibagi dengan jumlah siswa yang hadir di kelas.

d. Persentase Siswa yang Mencapai KKM

Menghitung siswa yang mencapai KKM adalah dengan rumus sebagai berikut :


(27)

25

Witri Gimawati, 2013

Menghitung persentase siswa yang tidak mencapai KKM adalah dengan rumus sebagai berikut :


(28)

52

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan menerapkan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Langensari Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat yang dilaksanakan melalui tiga siklus yaitu sebagai berikut : 1. Perencanaan pembelajaran matematika materi bangun ruang dalam penelitian

ini disusun berdasarkan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, Tujuan Pembelajaran, Materi Pokok, Alokasi Waktu, Metode Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, Sumber dan Alat Belajar, serta Penilaian. Perencanaan yang dilaksanakan pada penelitian ini mengalami perubahan setiap siklusnya karena menerapkan pendekatan pembelajaran kontekstual,

dimana siswa harus dituntut aktif dalam setiap proses pembelajarannya. Perencanaan ini dijadikan rambu-rambu dan acuan selama penelitian berlangsung.

2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan kontekstual setiap siklusnya mengacu pada kegiatan pembelajaran dalam RPP yang dikembangkan berdasarkan komponen-komponen yang ada dalam pendekatan kontekstual. Penerapan pendekatan kontekstual juga dapat meningkatkan aktifitas siswa dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran dan perananan guru pada saat pembelajaran yaitu sebagai fasilitator yang memberikan kemudahan belajar dengan menyediakan LKS (Lembar Kerja Siswa) dan alat peraga/media.

3. Pembelajaran dengan menerapkan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa, hal ini dapat dilihat dari meningkatnya nilai rata-rata kelas dari siklus I yang mencapai 62,5 meningkat di siklus II


(29)

53

Witri Gimawati, 2013

menjadi 74,7 dan meningkat lagi pada siklus III yang mencapai 84,4. Selain meningkatnya nilai rata-rata kelas, dapat dilihat pula dari persentase siswa yang mencapai nilai di atas KKM dari siklus I sebesar 62,5% kemudian meningkat pada siklus II yaitu sebanyak 12,5% dan dari siklus II meningkat lagi pada siklus III yaitu sebesar 21%.

B. Saran

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengaruh positif terhadap upaya peningkatan pembelajaran baik pada mata pelajaran matematika maupun mata pelajaran lainnya. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, penulis selaku peneliti di sekolah yang menjadi subjek penelitian menyarankan :

1. Bagi Guru

a. Guru dapat menerapkan metode atau pendekatan pembelajaran yang lebih variatif, khususnya menggunakan pendekatan kontekstual, karena berdasarkan penelitian penerapan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Penggunaan media yang menarik bagi siswa dalam penyampaian materi pembelajaran.

c. Membaca teori-teori supaya pelaksanaan pembelajaran berjalan lebih baik.

2. Bagi Kepala Sekolah

a. Kepala sekolah memfasilitasi sarana dan prasarana pembelajaran yang digunakan sebagai penunjang pembelajaran.

3. Bagi peneliti

a. Alat peraga yang digunakan lebih variatif dan menarik.

b. Lebih optimal dalam menerapkan pendekatan kontekstual pada saat pembelajaran.


(30)

54

DAFTAR PUSTAKA

Aprudin. (2011). Penerapan Pembelajaran Kontekstual, Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kontekstual [Online]. Tersedia

http://007indien.blogspot.com/2011/12/penerapan-pembelajaran-kontekstual.html[6 Juli 2013]

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Aqib, Zaenal. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Dharma Bhakti.

Ismunamto, A. (2011). Ensiklopedia Matematika 1. Jakarta : PT Lentera Abadi. Muslich, Masnur. (2008). Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual.

Jakarta: Bumi Aksara.

Mustaqim, dkk. 2008. Ayo Belajar Matematika untuk SD dan MI kelas IV.Jakarta: Pusat Perbukan, Departemen Pendidikan Nasional.

Parhan Muhammad, (2010). Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman

Siswa dengan Pendekatan Kontekstual pada Mata Pelajaran Matematika Pokok Bahasan Bangun Ruang Di Kelas V SDN 3 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Bandung Barat: tidak diterbitkan. Purwanto, (2008). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rusman, (2011). Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suherman Ar, Erman dkk. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Jurusan Matematika FPMIPA UPI.

Supinah dan Agus. (2009). Strategi Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar. Suprijono. Agus. (2013). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


(31)

55

Witri Gimawati, 2013

Suwangsih, Erna dan Tiurlina. (2006). Model Pembelajaran Matematika. Bandung: UPI PRESS.

Wardani, Wihardi dkk. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.

Wiriaatmadja, Rochiati. (2006). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


(1)

b. Nilai Hasil LKS Siswa

Nilai hasil pengerjaan LKS siswa dapat diperoleh dengan rumus berikut ini :

c. Nilai Rata-rata kelas

Menurut Nana Sudjana, rumus yang dapat diperoleh untuk menghitung nilai rata-rata kelas adalah :

R = ∑ ∑ Keterangan :

R : nilai rata-rata

∑ X : jumlah semua nilai siswa ∑ N : jumlah siswa

Jadi untuk menghitung mengetahui nilai rata-rata kelas adalah dengan menjumlahkan semua nilai siswakemudian dibagi dengan jumlah siswa yang hadir di kelas.

d. Persentase Siswa yang Mencapai KKM

Menghitung siswa yang mencapai KKM adalah dengan rumus sebagai berikut :


(2)

Witri Gimawati, 2013

Menghitung persentase siswa yang tidak mencapai KKM adalah dengan rumus sebagai berikut :


(3)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan menerapkan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Langensari Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat yang dilaksanakan melalui tiga siklus yaitu sebagai berikut : 1. Perencanaan pembelajaran matematika materi bangun ruang dalam penelitian

ini disusun berdasarkan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, Tujuan Pembelajaran, Materi Pokok, Alokasi Waktu, Metode Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, Sumber dan Alat Belajar, serta Penilaian. Perencanaan yang dilaksanakan pada penelitian ini mengalami perubahan setiap siklusnya karena menerapkan pendekatan pembelajaran kontekstual,

dimana siswa harus dituntut aktif dalam setiap proses pembelajarannya. Perencanaan ini dijadikan rambu-rambu dan acuan selama penelitian berlangsung.

2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan kontekstual setiap siklusnya mengacu pada kegiatan pembelajaran dalam RPP yang dikembangkan berdasarkan komponen-komponen yang ada dalam pendekatan kontekstual. Penerapan pendekatan kontekstual juga dapat meningkatkan aktifitas siswa dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran dan perananan guru pada saat pembelajaran yaitu sebagai fasilitator yang memberikan kemudahan belajar dengan menyediakan LKS (Lembar Kerja Siswa) dan alat peraga/media.


(4)

Witri Gimawati, 2013

menjadi 74,7 dan meningkat lagi pada siklus III yang mencapai 84,4. Selain meningkatnya nilai rata-rata kelas, dapat dilihat pula dari persentase siswa yang mencapai nilai di atas KKM dari siklus I sebesar 62,5% kemudian meningkat pada siklus II yaitu sebanyak 12,5% dan dari siklus II meningkat lagi pada siklus III yaitu sebesar 21%.

B. Saran

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengaruh positif terhadap upaya peningkatan pembelajaran baik pada mata pelajaran matematika maupun mata pelajaran lainnya. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, penulis selaku peneliti di sekolah yang menjadi subjek penelitian menyarankan :

1. Bagi Guru

a. Guru dapat menerapkan metode atau pendekatan pembelajaran yang lebih variatif, khususnya menggunakan pendekatan kontekstual, karena berdasarkan penelitian penerapan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Penggunaan media yang menarik bagi siswa dalam penyampaian materi pembelajaran.

c. Membaca teori-teori supaya pelaksanaan pembelajaran berjalan lebih baik.

2. Bagi Kepala Sekolah

a. Kepala sekolah memfasilitasi sarana dan prasarana pembelajaran yang digunakan sebagai penunjang pembelajaran.

3. Bagi peneliti

a. Alat peraga yang digunakan lebih variatif dan menarik.

b. Lebih optimal dalam menerapkan pendekatan kontekstual pada saat pembelajaran.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Aprudin. (2011). Penerapan Pembelajaran Kontekstual, Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kontekstual [Online]. Tersedia

http://007indien.blogspot.com/2011/12/penerapan-pembelajaran-kontekstual.html[6 Juli 2013]

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Aqib, Zaenal. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Dharma Bhakti.

Ismunamto, A. (2011). Ensiklopedia Matematika 1. Jakarta : PT Lentera Abadi. Muslich, Masnur. (2008). Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual.

Jakarta: Bumi Aksara.

Mustaqim, dkk. 2008. Ayo Belajar Matematika untuk SD dan MI kelas IV.Jakarta: Pusat Perbukan, Departemen Pendidikan Nasional.

Parhan Muhammad, (2010). Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Siswa dengan Pendekatan Kontekstual pada Mata Pelajaran Matematika Pokok Bahasan Bangun Ruang Di Kelas V SDN 3 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Bandung Barat: tidak diterbitkan. Purwanto, (2008). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rusman, (2011). Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suherman Ar, Erman dkk. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Jurusan Matematika FPMIPA UPI.


(6)

Witri Gimawati, 2013

Suwangsih, Erna dan Tiurlina. (2006). Model Pembelajaran Matematika. Bandung: UPI PRESS.

Wardani, Wihardi dkk. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.

Wiriaatmadja, Rochiati. (2006). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


Dokumen yang terkait

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SD PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK BANGUN DATAR :Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN Barunagri Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

1 3 26

PENERAPAN METODE DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SD PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK BANGUN RUANG :Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Barunagri Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

1 5 32

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI PENGARUH PERUBAHAN LINGKUNGAN FISIK TERHADAP DARATAN DI KELAS IV SEMESTER II SDN 2 LANGENSARI KABUPATEN BANDUNG BARAT.

0 0 40

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATAKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG DI KELAS IVB SEMESTER II SDN 2 LANGENSARI KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT.

0 0 32

PENERAPAN PENDEKATAN PAKEM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BILANGAN BULAT DI KELAS IV SEMESTER II SDN 2 SUNTENJAYA KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT.

0 0 28

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA POKOK BAHASAN DAUR AIR DI KELAS V SEMESTER 2 SDN PANCASILA KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT.

0 0 31

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG DI KELAS VB SEMESTER II SDN 2 LANGENSARI KABUPATEN BANDUNG BARAT.

0 0 29

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG KELAS VA SEMESTER II SDN 2 LANGENSARI KABUPATEN BANDUNG BARAT.

0 0 30

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI PENCERMINAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS 4 SDN 2 SUNTENJAYA: Penelitian Tindakan Kelas Pembelajaran Matematika di kelas IV SDN 2 Suntenjaya DesaSuntenjaya Kecamatan Lembang.

0 0 46

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI PERISTIWA ALAM DI KELAS V SEMESTER 2 SDN 2 LANGENSARI KABUPATEN BANDUNG BARAT.

0 0 28