PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA POKOK BAHASAN DAUR AIR DI KELAS V SEMESTER 2 SDN PANCASILA KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT.

(1)

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA POKOK BAHASAN DAUR AIR DI KELAS V SEMESTER 2 SDN PANCASILA

KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Pendidikan Guru Sekolah dasar

Oleh:

oleh

Laharja Ridwan Mustofa 1004393

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2013


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Laharja Ridwan Mustofa 1004393

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA POKOK BAHASAN DAUR AIR DI KELAS V SEMESTER 2 SDN PANCASILA

KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dra. Hj. Kurniasih, M. Pd. NIP. 195906231985032003

Pembimbing II

Eni Nuraeni, S. Pd., M. Pd. NIP. 197606052001122001

Diketahui,

Ketua Jurusan Pedagogik Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. H. Babang Robandi, M.Pd. NIP. 19610814 198603 1001


(3)

Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA POKOK BAHASAN DAUR AIR DI KELAS V SEMESTER 2 SDN PANCASILA

KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT

oleh

Laharja Ridwan Mustofa 1004393

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Laharja Ridwan Mustofa2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.


(4)

ABSTRAK

Penerapan Pendekatan Inkuiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Pokok Bahasan Daur Air di Kelas V Semester 2

SDN Pancasila Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Oleh :

Laharja Ridwan Mustofa 1004393

Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA di SD khususnya di kelas V, yang mana nilai ulangan harian siswa mata pelajaran IPA konsep daur air masih rendah dan jauh dari KKM yang ditentukan yaitu 75. Dari 36 siswa hanya 22 siswa atau baru 61,11% yang mencapai KKM. Hal ini disebabkan pembelajaran IPA selama ini masih menggunakan metode ceramah, yang membuat siswa jadi kurang aktif dan tidak terlibat langsung dalam pembelajaran. Salah satu upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan iklim pembelajaran IPA adalah dengan menerapkan pendekatan inkuiri. Berdasarkan latar belakang di atas, munculah permasalahan umum yaitu bagaimana penerapan pendekatan inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA?, dengan rumusan pertanyaan penelitian sebagai berikut: (1) Bagaimanakah perencanaan pembelajaran IPA pada pokok bahasan daur air dengan menggunakan pendekatan inkuiri?, (2) Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran IPA pada pokok bahasan daur air dengan menggunakan pendekatan inkuiri?, (3) Berapa besar peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA pokok bahasan daur air dengan menggunakan pendekatan inkuiri?. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang terdiri dari tiga siklus dengan langkah-langkah penelitian yang meliputi perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi tindakan, evaluasi dan refleksi yang menjadi acuan perencanaan tindakan selanjutnya. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kerja siswa, tes akhir, dan lembar observasi. Dari temuan data penelitian dapat diperoleh kesimpulan bahwa dengan menggunakan pendekatan inkuiri hasil belajar siswa pada konsep daur air mengalami peningkatan. Berdasarkan data dari penelitian pada siklus I perolehan nilai rata-ratanya sebesar 75,75 lalu meningkat sebesar 5,87 poin pada siklus II menjadi 81,62 dan kembali meningkat pada siklus III menjadi 84,58 dengan peningkatan sebesar 2,96 poin. Sebagai implikasi dari hasil penelitian ini dikemukakan beberapa rekomendasi yang diharapkan dapat memberikan sumbangan penelitian dalam upaya perbaikan kegiatan pembelajaran di sekolah yaitu hendaknya guru mencoba penerapan pendekatan inkuiri, karena melalui penerapan pendekatan inkuiri terbukti dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.


(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGATAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GRAFIK ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Hipotesis Tindakan ... 5

F. Definisi Operasional ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Pendekatan Inkuiri ... 7

B. Hasil Belajar ... 14

C. Materi Pokok Yang diteliti ... 16

D. Penerapan Pendekatan Inkuiri ... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 27

A. Metode dan Desain Penelitian ... 27

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29

C. Subjek Penelitian ... 29

D. Prosedur Penelitian ... 29

E. Instrumen Penelitian ... 32

F. Teknik Pengumpulan Data ... 33

G. Pengolahan dan Analisis Data ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 38


(6)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 61

A. Kesimpulan ... 61

B. Rekomendasi ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 64

DAFTAR LAMPIRAN ... 66 RIWAYAT HIDUP


(7)

DAFTAR TABEL

2.1 Sintak Proses Inkuiri ... 9

3.1 Prosentase Nilai LKS dan Kategorinya ... 37

4.1 Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus I ... 40

4.2 Daftar dan Kategori Nilai LKS Siklus I ... 42

4.3 Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus II ... 47

4.4 Daftar dan Kategori Nilai LKS Siklus II ... 48

4.5 Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus III ... 53

4.6 Distribusi Hasil Evaluasi Siswa Siklus III ... 54


(8)

DAFTAR GRAFIK

4.1 Rata-rata Nilai Evaluasi Siswa ... 56 4.2 Pencapaian KKM ... 57


(9)

DAFTAR GAMBAR

2.1 Tahapan Inkuiri ... 9

2.2 Daur Air Siklus Pendek ... 20

2.3 Daur Air Siklus Sedang ... 21

2.4 Daur Air Siklus Panjang ... 21


(10)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kurikulum Sekolah Dasar (SD) meliputi berbagai mata pelajaran, salah satunya adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Ilmu Pengetahuan Alam adalah penyelidikan yang terorganisir untuk mencari pola atau keteraturan dalam alam. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai produk tidak lepas dari hakikatnya sebagai proses. IPA sebagai produk adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai proses adalah memahami bagaimana mengumpulkan fakta-fakta untuk menginterpretasikannya.

Mata Pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar siswa memiliki kemampuan untuk mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, serta mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat. Adapun tujuan mata pelajaran IPA tersebut direalisasikan melalui pembelajaran.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Depdiknas, 2006) ditegaskan bahwa pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat, sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri untuk menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Hal ini seperti yang diharapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP. 2006) yang mengatakan bahwa pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup.

Menurut pengalaman penulis (sebagai guru), pelaksanaan pembelajaran di kelas umumnya cenderung menerapkan model konvesional. Guru yang cenderung


(11)

2

lebih aktif daripada siswa. Guru lebih banyak menerapkan pendekatan ceramah sehingga menyebabkan siswa kurang bergairah dalam belajar. Jarang dijumpai keaktifan siswa belajar yang lebih, seperti berdiskusi, melakukan penemuan, menguji suatu konsep atau teori. Hal ini disebabkan kurangnya penguasaan guru terhadap model-model pembelajaran yang ada. Rendahnya perolehan hasil belajar pada mata pelajaran IPA di SD Negeri Pancasila Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, menunjukkan adanya indikasi terhadap rendahnya kinerja belajar siswa dan kemampuan guru dalam mengolah pembelajaran yang berkualitas. Hal ini terbukti dengan perolehan nilai belajar siswa yang hanya mencapai rata-rata 72,78 atau daya serap 72,78% di bawah Ktiretia Ketuntasan Minimum (KKM) mata pelajaran IPA yang telah ditetapkan yaitu 75 atau daya serap minimal mencapai 75% setiap siswa, dengan jumlah siswa yang mencapai KKM baru 22 siswa atau 61,11% dari 36 siswa, sedangkan 14 siswa atau 38,89 % masih berada di bawah KKM. Maka guru perlu melakukan evaluasi diri untuk perbaikan nilai pada mata pelajaran tersebut.

Keadaan di atas mengimplikasikan perlu adanya suatu upaya untuk memperbaiki kualitas pembelajaran agar dapat meningkatkan keaktifan siswa, pemahaman konsep IPA, dan sikap ilmiah sekaligus meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil kajian pustaka ada beberapa pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan salah satunya adalah pendekatan inkuiri. Pendekatan inkuiri dapat diterapkan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran IPA. Hal ini mengacu kepada karakteristik pendekatan inkuiri. Karakteristik dari pendekatan inkuiri ini adalah guru tidak mengkomunikasikan pengetahuan, tetapi membantu siswa untuk belajar bagi mereka sendiri, kemudian topik, masalah yang dipelajari, dan metode yang digunakan untuk menjawab permasalahan dapat ditentukan oleh siswa, dapat ditentukan oleh guru, dan dapat ditentukan bersama oleh siswa dan guru. Pembelajaran inkuiri memberi tekanan pada ide-ide konstruktivis dari belajar. Kemajuan belajar terbaik terjadi dalam situasi kelompok.

Pendekatan inkuiri adalah suatu strategi pembelajaran dimana guru dan murid sama-sama mempelajari peristiwa-peristiwa ilmiah dengan pendekatan yang dipakai oleh ilmuwan (Hamalik,2007;219). Arti inkuiri adalah proses


(12)

3

penemuan dan penyelidikan masalah-masalah, menyusun hipotesa, merencanakan eksperimen, mengumpulkan data, dan menarik kesimpulan tentang hasil pemecahan masalah. “Pendekatan inkuiri lebih menekankan pada pencarian pengetahuan daripada perolehan pengetahuan” (Iskandar, 1997:48). “Proses inkuiri menuntut guru bertindak sebagai fasilitator, nara sumber, dan penyuluh kelompok. Pada siswa didorong untuk mencari pengetahuan sendiri, bukan dijejali dengan pengetahuan” (Hamalik, 2007:221). Joseph (1976) juga berpendapat bahwa melatih siswa dengan proses inkuiri dapat membantu mereka untuk memahami produk IPA dengan tepat.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan Pendekatan Inkuiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Pokok Bahasan Daur Air di Kelas V Semester 2 SDN Pancasila Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat”. Dengan demikian, maka diharapkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA akan lebih meningkat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, masalah penelitian ini adalah : Bagaimana penerapan pendekatan inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA?. Untuk memperjelas permasalahan tersebut, maka secara khusus dibuat rumusan pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran IPA pada Pokok Bahasan daur air untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V semester 2 SDN Pancasila dengan menerapkan pendekatan inkuiri?

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran IPA pada Pokok Bahasan daur air untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V semester 2 SDN Pancasila dengan menerapkan pendekatan inkuiri?

3. Berapa besar peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA Pokok Bahasan daur air dengan menerapkan pendekatan inkuiri?


(13)

4

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Setiap kegiatan tentunya memiliki tujuan, begitu pula dengan penelitian ini. Secara umum yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang Penerapan Pendekatan Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Pokok Bahasan Daur Air di Kelas V Semester 2 SDN Pancasila Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

2. Tujuan Khusus

Adapun secara khusus, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendekripsikan:

a. Perencanaan pembelajaran IPA pada Pokok Bahasan daur air untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V semester 2 SDN Pancasila dengan menerapkan pendekatan inkuiri.

b. Pelaksanaan pembelajaran IPA pada Pokok Bahasan daur air untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V semester 2 SDN Pancasila dengan menerapkan pendekatan inkuiri.

c. Peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA Pokok Bahasan daur air dengan menerapkan pendekatan inkuiri.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Adapun manfaatnya adalah : 1. Bagi siswa

a. Memberikan motivasi belajar agar anak didik lebih berminat terhadap mata pelajaran IPA sehingga nilai prestasi belajarnya meningkat. b. Memudahkan siswa dalam memahami konsep daur air.

c. Menigkatkan hasil belajar siswa terhadap materi yang diajarkan melalui proses pembelajaran inkuiri yang dilakukan secara tahap pertahap.


(14)

5

2. Bagi Guru

Diharapkan dapat membantu memberikan solusi dan mempermudah dalam pembelajaran serta dapat menumbuhkan budaya meneliti untuk memperbaiki kinerja sehingga dapat meningkatkan kreativitas guru dalam pembelajaran IPA. 3. Bagi Sekolah

Sebagai sarana penunjang pencapaian ketuntasan kurikulum (tarap serap kurikulum) dan sarana perkembangan sekolah menuju peningkatan mutu pembelajaran dalam menghadapi era globalisasi ke arah perbaikan demi kemajuan siswa.

E. Hipotesis Tindakan

Dengan menerapkan pendekatan (inkuiri), maka hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA pokok bahasan daur air di Kelas V semester 2 SDN Pancasila Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat akan meningkat.

F. Definisi Operasional

Dalam upaya menghindari salah penafsiran terhadap istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian, maka perlu adanya penjelasan terhadap istilah-istilah tersebut.

1. Pendekatan Inkuiri

Inkuiri berasal dari bahasa Inggris “inquiry” yang berarti pertanyaan, pemeriksaan, atau penyelidikan. Model pembelajaran inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan yang melibatkan seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki masalah-masalah yang ingin diketahui hingga mereka mengetahui sendiri jawaban atas permasalahan tersebut dengan tahapan sebagai berikut: (1) Ask (bertanya), (2) Invesigate (penyelidikan), (3) Create (menghasilkan), (4)

Discuss (diskusi), (5) Reflect (refleksi).

2. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil pengukuran pencapaian siswa dalam memahami konsep daur air yang diukur oleh tes.

3. Mata Pelajaran IPA

Mata Pelajaran IPA di sini adalah salah satu mata pelajaran yang terdapat pada kurikulum di SD.


(15)

6

4. Daur Air

Daur air merupakan salah satu pokok bahasan yang terdapat dalam mata pelajaran IPA di SD kelas V semester II.


(16)

27

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang mengacu pada tindakan-tindakan yang dilakukan oleh guru di kelasnya yang menjadi tanggung jawabnya, dengan bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu proses pembelajaran, dengan menggunakan beberapa siklus. Prosedur pelaksanaannya yang dikembangkan oleh Kemmis, Stephen, & Mc Taggart dan Robin (Kasihani Kasbolah, 1998:113) yaitu melalui empat tahap meliputi (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi, dan (4) Refleksi.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian berisi tahapan kegiatan pembelajaran penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan sebanyak tiga siklus dimana tahapan ini adalah tahap perencanaan, pelaksanaan, dan observasi tindakan, ketiga hal ini sangat penting dilaksanakan karena merupakan hal pokok dalam pelaksanaan penelitian, ketika hasil pelaksanaan pembelajaran pada siklus atau kegiatan pertama terlihat kurang memuaskan maka akan diperbaiki pada pertemuan selanjutnya, dan dicarikan solusi-solusi terbaik untuk kegiatan pembelajaran pada siklus kedua.

Desain penelitian yang dilakukan pada penelitian tindakan kelas disesuaikan dengan model yang dikemukakan oleh Kemmis dan Taggart (Kasihani Kasbolah, 1998:113), Desain penelitian tindakan kelas seperti apa yang tertera pada gambar berikut :


(17)

28

Gambar 3.1

Desain Penelitian Tindakan Kelas (Kasihani Kasbolah, 1998:113)

Bentuk penelitian diatas diharapkan dapat mengembangkan profesionalisme guru SD dalam meningkatkan kualitas pendidikan IPA di SD, serta mampu menjalin kemitraan antara peneliti dengan guru SD dalam memecahkan masalah actual pembelajaran IPA di lapangan.

Observasi tindakan I

Analisis dan refleksi Tindakan I

Pelaksanaan Tindakan I

Masalah

Rencana Tindakan I

Hasil, temuan, kesimpulan dan rekomendasi Observasi tindakan III Analisis dan refleksi Tindakan III Pelaksanaan Tindakan III

Rencana Tindakan III

Hasil, temuan, kesimpulan dan rekomendasi

Observasi tindakan II

Analisis dan refleksi Tindakan II

Pelaksanaan Tindakan II

Rencana Tindakan II

Hasil, temuan, kesimpulan dan rekomendasi


(18)

29

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Pancasila beralamat di Jalan Peneropongan Bintang No 52 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

Sekolah tersebut dijadikan sebagai tempat penelitian karena peneliti termasuk salah satu staf pengajar di Lembaga Pendidikan tersebut. Penelitian tentang penerapan pendekatan inkuiri terhadap konsep daur air. 2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan selama 4 bulan, dari bulan maret sampai bulan juni 2013.

C. Subjek Penelitian

Yang menjadi subjek penelitian adalah siswa Kelas V SDN Pancasila Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Dengan jumlah siswa 36 orang yaitu dengan siswa laki-laki 23 orang dan siswa perempuan 13 orang.. Penelitian dilakukan di kelas V dengan alasan adanya kekurangan pemahaman siswa terhadap konsep daur air.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tahap Perencanaan

Setelah melakukan pembicaraan dengan kepala sekolah tentang rencana penelitian serta masalah perizinan dan segala hal yang berkaitan dengan hal-hal yang dipergunakan selama penelitian, peneliti berdiskusi dengan pihak guru yang berada di SDN Pancasila untuk menentukan observer yang akan bekerjasama dengan peneliti. Adapun hal yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan dalam pembelajaran. Perencanaan disusun secara reflektif dan kolaboratif antara peneliti dan guru kelas berdasarkan hasil temuan yang ada di lapangan yang akan digunakan untuk mengatasi tindakan berikutnya. a. Pra Tindakan


(19)

30

1). Mendiskusikan dengan guru tentang rencana penelitian sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

2). Didahului dengan analisis kurikulum kemudian merancang pembelajaran IPA dengan menggunakan model inkuiri, merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Adapun rencana pelaksanaan yang akan dilakukan terdiri dari pelaksanaan PBM untuk siklus I dengan pokok bahasan yaitu daur air. Setiap siklus meliputi tahap ask (bertanya), tahap investigate (penyelidikan), tahap create (menghasilkan), tahap discuss (diskusi), dan tahap reflect (refleksi). Untuk siklus II dilaksanakan apabila pada siklus I belum mencapai target yang diinginkan, begitu pula untuk siklus berikutnya.

b. Persiapan Tindakan

Persiapan pada tahap ini terdiri dari : 1). Penentuan observer.

2). Penyusunan instrumen penelitian. 3). Penetapan waktu pengumpulan data.

4). Penetapan waktu dan cara pelaksanaan refleksi.

5). Penetapan waktu dan hal-hal lain untuk penyusunan perencanaan ulang.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model siklus belajar (Inkuiri) meliputi :

a. Membuka pelajaran.

b. Mengajukan pertanyaan kepada siswa yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas untuk memncing siswa membuat pertanyaan dan memotivasi siswa dalam belajar.

c. Mengarahkan siswa agar berkelompok untuk melakukan percobaan dan diskusi dengan metode yang telah direncanakan guna memperoleh data. Setelah siswa melakukan diskusi dan percobaan, setiap kelompok ditugaskan untuk membacakan dan melaporkan hasil diskusinya di depan kelas.


(20)

31

d. Kemudian guru bersama dengan siswa menyimpulkan hasil diskusi. e. Tahap penutup dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1). Pemberian waktu untuk bertanya kepada siswa.

2). Pemberian pos tes sebagai pengukur tercapainya indikator. 3. Tahap Observasi

Observasi merupakan upaya untuk mendapatkan informasi dari sebuah kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa dengan menggunakan metode inkuirinya. Observasi ini dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan penelitian, karena observasi merupakan alat untuk mengetahui singkronisasi tindakan dengan rencana yang dibuat serta hasil yang di dapatnya. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Kasiani Kasbolah (1998: 91-92); (Dadan; 2008 : 32) tentang fungsi observasi :

a. Untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya.

b. Untuk mengetahui seberapa jauh tindakan yang sedang berlangsung, data diharapkan akan menghasilkan perubahan yang diinginkan. Pada tahap observasi ini, tindakan yang dilakukan peneliti adalah mengumpulkan data-data yang dibutuhkan melalui instrumen-instrumen pengumpul data yang direncanakan dan dipersiapkan berupa lembar observasi, dalam lembar observasi berisi tahapan kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dengan menggunakan model pembelajaran inkuri, dan juga pada lembar observasi siswa berisi tentang aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran, alat evaluasi berupa soal-soal dan pendokumentasiannya. Dari hasil observasi ini, nantinya akan terlihat apakah tindakan penelitian sudah menunjukkan hasil yang diharapkan atau belum dan dari hasil observasi ini pula akan terlihat sejauh mana pelaksanaan metode inkuiri dapat dilaksanakan baik oleh guru maupun oleh siswa dan dari hasil observasi inilah dijadikan rujukan untuk melangkah pada tahap tindakan selanjutnya.


(21)

32

4. Tahap Refleksi

Pada tahap ini peneliti melakukan analisis, mencoba mencermati hasil tindakan yang telah dilakukannya kemudian dicari apa yang telah terlaksana dan apa yang belum tercapai dari tujuan atau target yang telah ditetapkan. Tahap ini menjadi penting untuk dilaksanakan karena menjadi sebuah tahap dimana kita dapat menyadarkan diri kita tentang sejauh mana keberhasilan kita dalam melakukan pembelajaran, bahkan mungkin kita bias menemukan perbaikan pada tahap selanjutnya.

Kasbolah (1998: 100) mengemukakan bahwa pada dasarnya refleksi merupakan kegiatan analisis interprestasi dan eksplanasi (penjelasan) terhadap semua informasi yang diperoleh dari penelitian tindakan, karena itu refleksi dalam penelitian tindakan kelas tidak hanya dilakukan pada akhir tindakan, refleksi seyogyanya dilakukan :

a. Pada saat memikirkan tindakan yang akan dilakukan. b. Ketika tindakan sedang dilakukan.

c. Setelah tindakan dilakukan.

Setelah merefleksikan semua hal yang terjadi selama kegiatan yang telah dilaksanakan, barulah merumuskan hal-hal yang harus dilakukan kembali sebagai upaya perbaikan dan solusi dari kekurangan yang didapatkan.

E. Instrumen Penelitian

Insrtumen Penelitian merupakan alat atau perlengkapan yang dapat digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian. Untuk memperoleh kebenaran yang objektif dalam pengumpulan data, diperlukan adanya instrumen yang tepat sehingga masalah yang diteliti akan terefleksi dengan baik. instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dan akan diuraikan sebagai berikut.

1. Lembar Observasi.

Untuk memudahkan kegiatan pengobservasian maka peneliti membuat dan menetapkan lembaran pedoman observasi yang berguna untuk mengarahkan peneliti dalam melakukan penelitiannya.


(22)

33

2. Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS dibuat berdasrkan tujuan yang ingin dicapai, dan materi yang akan diajarkan. Digunakan untuk mempermudah siswa tentang pemahaman dan keterampilan siswa pada waktu pembelajaran kelompok.

3. Lembar tes

Lembar tes dibuat berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, sedangkan tujuan yang ingin capai adalah untuk mengetahui taraf penugasan siswa atas materi yang telah diajarkan (Syah, 2008 : 201- 202). Fungsinya adalah untuk mengukur taraf penguasaan siswa dari hasil belajar siswa atas materi yang telah diajarkan, jika hasil pos tes dibandingkan dengan hasil belajar siswa sebelumnya, akan dapat diketahui seberapa jauh pengaruh dari pembelajaran yang telah diberikan dan dapat pula diketahui bagian-bagian mana dari penyajian materi yang belum dipahami siswa (Ibrahim dan Syaodih, 1996 : 131). (Soal terlampir).

4. Catatan Lapangan

Catatan lapangan dibuat peneliti selama tindakan berlangsung, peneliti mencatat kejadian-kejadian penting yang terjadi pada saat pembelajaran. Berdasarkan catatan lapangan, peneliti mempunyai data tentang kejadian atau peristiwa yang terjadi saat penelitian berlangsung.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Pengumpulan data dapat dalam berbagai seting, sumber dan cara. Menurut Sugiyono (2006:308) bila dilihat dari settingnya, data dapat dikumpulkan pada seting alamiah (natural setting) misalnya di sekolah. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (sumber primer) atau sumber yang tidak langsung memberikan data, misalnya melalui orang lain atau dokumen (sumber sekunder). Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau tekhniknya, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan misalnya dengan observasi (pengamatan), wawancara, angket, dokumen atau gabungan dari keempatnya.


(23)

34

Merujuk kepada pendapat di atas, maka untuk mendukung dan mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian tindakan kelas ini, teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah yang bersifat deskriptif kualitatif yang yang dilakukan dalam berbagai seting, sumber dan cara.

Prosedur pengumpulan data merupakan langkah-langkah yang dapat dilakukan dan ditetapkan oleh peneliti dalam melakukan kegiatan setelah menentukan instrumen penelitian dalam pengumpulan data yang akan dilakukan. Pengumpulan data merupakan kegiatan yang ditetapkan dalam menggali data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan data ini dilakukan sebagai berikut:

1. Observasi

Pengumpulan data melalui observasi merupakan kegiatan yang dilakukan peneliti dan observer dengan terjun langsung ke lapangan untuk mengkaji dan menganalisis data dilapangan sesuai dengan permasalahan yang dimunculkan dalam penelitian ini. Observasi dilakukan oleh peneliti dan observer untuk menelaah langsung kegiatan belajar mengajar sehingga diperoleh hasil penelaahan yang berfungsi untuk bisa menetukan rencana tindakan selanjutnya. Observasi lebih ditekankan kepada pengukuran aspek-aspek kegiatan pembelajaran yang terjadi dilapangan. Untuk memudahkan kegiatan pengobservasian maka peneliti membuat dan menetapkan lembaran pedoman observasi yang berguna untuk mengarahkan peneliti dalam melakukan penelitiannya.

Observasi dilakukan untuk mengamati pelaksanaan tindakan pembelajaran IPA dengan pendekatan inkuiri. Pengamatan dilakukan secara terbuka oleh observer dan diketahui oleh siswa serta dilakukan pada waktu proses pembelajaran secara langsung dengan tujuan untuk melihat peristiwa yang terjadi. Tekhnik observasi ini dilakukan secara terus menerus dalam setiap siklus. Selanjutnya dianalisis dalam diskusi balikan sesudah tampilan pembelajaran selesai.


(24)

35

2. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni berupa lukisan, puisi, patung, dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif (Sugiyono, 2006:329).

Elliot dalam Wiriaatmadja (2005:121) menyatakan bahwa dokumen dapat digunakan untuk membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian yang berkaitan dengan permasalahan dalam Penelitian Tidakan Kelas. Dokumen yang digunakan dapat berupa silabus dan rencana pembelajaran, berbagai macam ujian dan tes, laporan diskusi, laporan tugas siswa, atau contoh essay yang ditulis siswa. Merujuk kepada pendapat para ahli di atas, dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, peneliti akan menggunkan rencana pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS), catatan lapangan/jurnal, foto kegiatan pembelajaran, termasuk kedalamnya lembar hasil observasi dan lembar hasil penilaian sebagai dokumen. Sehingga dengan dokumen-dokumen tersebut diharapkan Penelitian Tindakan Kelas ini memiliki kredibilitas yang cukup tinggi.

G. Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data merupakan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam menyusun dan mengkaji data yang diperoleh sehingga mampu menyajikan informasi untuk menjawab masalah yang ditetapkan dalam penelitian ini. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan peneliti dalam pengolahan data ini sebagai berikut:

1. Pengecekan kelengkapan data. Pengecekan kelengkapan data ini merupakan kegiatan dalam memeriksa keberadaan data yang diperoleh sihingga diketahui dan diyakini kelengkapannya. Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan keyakinan bahwa data yang diperoleh dapat memberikan kejelasan terhadap masalah yang ditetapkan.

2. Pentabulasian data. Pentabulasian data merupakan suatu upaya yang dilakukan dalam mengklasifikasikan data sehingga mampu dikelompokkan untuk menjawab masalah-masalah yang dirumuskan.


(25)

36

3. Analisis data. Analisis data merupakan pengkajian yang dilakukan peneliti terhadap data yang diperoleh dari lapangan sehingga dihasilkan pandangan yang diaplikasikan pada tindakan kelas. Analisis data yang dugunakan adalah tekhnik analisis data kualitatif dengan persentase. Analisis data dilakukan dengan mangacu pada hasil pengamatan berupa perilaku dan hasil kerja siswa yang dikumpulkan dan dipilah sesuai dengan fokus yang ditetapkan.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif kualitatif, dengan langkah-lagkah sebagai berikut :

1. Analisis terhadap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan metode inkuiri yang meliputi ask (bertanya), investigate (penyelidikan), create (menghasilkan), discuss (diskusi), reflect (refleksi).

2. Analisis terhadap proses pembelajaran yang meliputi aktivitas guru da peserta didik dengan cara metode inkuiri yaitu : konsep awal peserta didik, melakukan percobaan, diskusi kelompok, melaporkan hasil percobaan dan membuat kesimpulan.

3. Analisis terhadap hasil pembelajaran peserta didik, dengan cara membuat daftar nilai, dijumlahkan, dirata-ratakan, dan diprosentasikan. Rumus yang digunakan untuk mengetahui nilai peserta didik (N) dan mencari rata-rata kelas (R) adalah sebgai berikut :

N = Skor yang diperoleh x 100 Skor ideal

R = Jumlah nilai seluruh siswa x 100 Jumlah siswa

Untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa kategori pemahaman siswa dalam model pembelajaran inkuiri dengan data tes yang masuk dirata-ratakan, dikelompokkan dan diprosentasekan untuk memperoleh nilai persen berdasarkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75. Apabila siswa

mendapatkan nilai ≥ 75 maka dinyatakan tuntas, sedangkan siswa yang mendapat


(26)

37

Begitupun juga dengan penilaian LKS walaupun tidak dijadikan penilaian akhir tetapi dijadikan bahan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan proses pembelajaran yang diinterpretasikan dalam table 3.1.

Tabel 3.1

Prosentase Nilai LKS dan Kategorinya

No Nilai Prosentase Kategori

1. ≥ 90 ≥ 90% Baik sekali

2. 70-89 70-89% Baik

3. 50-69 50-69% Cukup

4. 30-49 30-49% Kurang

5. ≤ 29 ≤ 29% Sangat kurang

(Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Depdikbud, 1980)

Setelah selesai menganalisa data, maka langkah selanjutnya adalah pemberian makna terhadap hasil analisis, sehingga peneliti dapat merefleksikan apa yang terjadi, dan merencanakan kembali pembelajaran selanjutnya dengan baik.


(27)

61

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan kajian dan temuan-temuan dalam penelitian, penggunaan metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA khususnya pada konsep daur air, hal ini terbukti bahwa :

1. Perencanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri berbeda dengan pendekatan lainnya. Perencanaan pembelajaran inkuiri harus memenuhi tahapan-tahapan yaitu (1) fase bertanya atau ask (2) fase penyelidikan atau investigate (3) fase menghasilkan atau create (4) fase diskusi atau discuss (5) fase refleksi atau reflect. Hal ini terlihat dari aktivitas guru dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada siklus I ke siklus II sampai siklus III mengalami peningkatan ke arah yang lebih baik.

2. Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri, siswa dapat termotivasi untuk belajar lebih aktif, kreatif, inovatif, hal ini terlihat dari kemampuan siswa dalam mempresentasikan hasil kerja kelompok, siswa berani dalam mencurahkan pendapat di depan kelas dan dapat mengahargai teman kelompok dalam memberikan pendapat saat berdiskusi. Begitu pula kerjasama dalam kelompok terlihat saling mendukung. Hal ini pun terbukti dari meningkatnya nilai LKS pada setiap siklus, yaitu pada siklus I perolehan nilai rata-rata sebesar 83,33 meningkat sebesar 3,34 poin atau 3,34% menjadi 86,67 pada siklus II dan menjadi 91,67 pada siklus III atau meningkat sebesar 5,00 poin, secara keseluruhan peningkatan perolehan nilai 8,34 poin atau 8,34%.

3. Setelah guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri, terlihat peningkatan pada perolehan nilai siswa pada siklus I nilai rata-ratanya sebesar 75,75 lalu meningkat sebesar 5,87 poin pada siklus II menjadi 81,62 dan kembali meningkat pada siklus III menjadi 84,58 dengan peningkatan sebesar 2,96 poin. Maka data ini membuktikan dengan pendekatan pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajaran siswa.


(28)

62

B. Rekomendasi

Sebagai implikasi dari hasil penelitian ini dikemukakan beberapa rekomendasi yang diharapkan dapat memberikan sumbangan penelitian dalam upaya perbaikan kegiatan pembelajaran di sekolah dasar, khususnya dalam penerapan pendekatan inkuiri yaitu :

1. Sebelum melaksanakan pembelajaran inkuiri harus membuat perencanaan yang sangat matang. Jadi agar hasil yang didapat maksimal maka dalam penyusunan perencanaan harus betul-betul mengkaji teori-teori tentang bagaimana tahapan-tahapan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan inkuiri, bagimana prinsip-prinsip pendekatan inkuiri sehingga apa yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang direncanakan.

2. Keberhasilan penerapan pendekatan inkuiri ini tidak terlepas dari penggunaan sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan pembelajaran. Sarana pendidikan adalah “segala fasilitas yang diperlukan dalam proses pembelajaran, yang dapat meliputi barang bergerak maupun barang tidak bergerak agar tujuan pendidikan tercapai. Dengan demikian kewajiban sekolah untuk memenuhi semua sarana pembelajaran agar dalam pelaksanaannya menjadi lancar dan hasilnyapun menjadi lebih baik.

3. Agar memperoleh efektifitas dan optimalisasi dalam pembelajaran terutama mata pelajaran IPA maka disarankan untuk menerapkan pendekatan inkuiri karena pendekatan inkuri memiliki langkah-langkah yang sangat cocok untuk menggali keterampilan proses siswa dalam mencari sebuah konsep. Akan tetapi penggunaan pendekatan inkuiri dalam jumlah siswa yang banyak tidak akan berhasil dengan optimal dan dibutuhkan siswa yang memiliki kemampuan integensi yang tinggi agar hasilnya lebih baik. Tapi tidak menutup kemungkinan bagi siswa yang memiliki intelegensi rendah pun bisa mendapatkan hasil yang bagus apabila dilakukan dengan terus-menerus dan dibimbingan oleh guru secara intensif. Begitupun juga agar dalam penerapan pendekatan inkuiri dapat meningkatkan pemahaman siswa dan siswa lebih efektif, guru harus menstimulasi motivasi siswa dalam proses pembelajaran. Guru harus mempunyai kemampuan pengelolaan kelas agar bisa memperhatikan peserta didik secara individual


(29)

63

mampun kelompok, dan kemampuan dalam melakukan penilaian (evaluasi). Pendekatan inkuiri dapat dilaksanakan apabila dipenuhi syarat-syarat berikut : (1) guru harus terampil memilih persoalan yang relevan untuk diajukan kepada kelas (persoalan bersumber dari bahan pelajaran yang menantang siswa/problemik) dan sesuai dengan daya nalar siswa; (2) guru harus terampil menumbuhkan motivasi belajar siswa dan menciptakan situasi belajar yang menyenangkan; (3) adanya fasilitas dan sumber belajar yang cukup; (4) adanya kebebasan siswa untuk berpendapat, berdiskusi; (5) partisipasi setiap siswa dalam setiap kegiatan belajar, dan (6) tidak banyak campur tangan dan intervensi terhadap kegiatan siswa.


(30)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan

Menengah. Jakarta: BSNP

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar Mata

Pelajaran IPA SD/MI. Jakarta : Depdiknas.

Ganjar, Dadang. (2006). Penerapan Model Pembelajaran Tandur Berbasis Inkuiri Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa SMP pada

Pembelajaran Fisika. Skripsi UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Hamalik, Oemar. (2007). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara Haryanto. (2004). Sains Untuk Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta : Erlangga

Hinrichsen, Jolene. (1999). Science inquiry in the classroom. Oregon: Northwest Regional Educational Laboratory.

Iskandar, M. Srini. (1997). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Depdikbud Kasbolah, E.S, Kasihani. (1999). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Depdikbud.

Bandung

Megawati, Hesty. (2007). Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Melalui Model Pembelajaran Latihan Inquiry Pada Siswa Kelas VII SMP

Sekolah Laboratorium Percobaan UPI. Skripsi UPI Bandung. Tidak

diterbitkan

Mulyasa, E. (2008). Menjadi Guru Profesional (Menciptakan Pembelajaran

Kreatif dan Menyenangkan). Bandung : PT Remaja Rosda Karya

Nurasmara, Nira. (2009). Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII Pada Pokok Bahasan

Gerak Lurus. Skripsi UPI Bandung. Tidak diterbitkan

Purnamasari, Julita. (2009). Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pembelajaran

Rangkaian Listrik Arus Searah. Skripsi UPI Bandung: Tidak diterbitkan


(31)

Samatowa, Usman. (2006). Bagaimana membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas Dikjen Dikti

Sanjaya, Wina. (2007). Strategi Pembelajaran (Berorientasi Standar Proses

Pendidikan). Jakarta: Kencana Media Grup

Semiawan, Conny dkk. (1990). Pendekatan Keterampilan Proses ‘Bagaimana

Mengaktifkan Siswa Dalam Belajar’. Jakarta: PT Gramedia

Sumantri, Mulyani. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Maulana Supriatna, Aca. (2008). Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Stand Berbasis

Inquiry Terhadap Hasil Belajar Siswa. Skripsi UPI Bandung: Tidak

diterbitkan

Yuniar, Ratna. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Inquiry Terbimbing (Guided Inquiry) Pada Pokok Bahasan Momentum dan Impuls Untuk Meningkatkan Keterampilan berpikir Kritis dan Prestasi

Belajar Siswa. Skripsi UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Blogspot.com Page. (2011). pembelajaran-inkuiri-inquiry-teaching. Tersedia: http://skripsi-tesis-karyailmiah.blogspot.com/2011/05/pembelajaran-inkuiri-inquiry-teaching.html

Himitsuqalbu.wordpress.com (2011). metode inkuiri Tersedia: http://himitsuqalbu.wordpress.com/2011/11/03/metode-inkuiri/

Inquiry Page. (2004). Inquiry Process. Tersedia : http://www.inquiry.uiuc.edu/inquiry/process.php3

Inquiry Page. (2004). Our Definition of Inquiry. Tersedia : http://www.inquiry.uiuc.edu/inquiry/definition.php3

Mahmuddin, (2009). Pendekatan Inkuiri dalam Pembelajaran Tersedia: http://mahmuddin.wordpress.com/2009/11/10/pendekatan-inkuiri-dalam-pembelajaran/


(1)

Begitupun juga dengan penilaian LKS walaupun tidak dijadikan penilaian akhir tetapi dijadikan bahan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan proses pembelajaran yang diinterpretasikan dalam table 3.1.

Tabel 3.1

Prosentase Nilai LKS dan Kategorinya

No Nilai Prosentase Kategori

1. ≥ 90 ≥ 90% Baik sekali

2. 70-89 70-89% Baik

3. 50-69 50-69% Cukup

4. 30-49 30-49% Kurang

5. ≤ 29 ≤ 29% Sangat kurang

(Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Depdikbud, 1980)

Setelah selesai menganalisa data, maka langkah selanjutnya adalah pemberian makna terhadap hasil analisis, sehingga peneliti dapat merefleksikan apa yang terjadi, dan merencanakan kembali pembelajaran selanjutnya dengan baik.


(2)

61

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan kajian dan temuan-temuan dalam penelitian, penggunaan metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA khususnya pada konsep daur air, hal ini terbukti bahwa :

1. Perencanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri berbeda dengan pendekatan lainnya. Perencanaan pembelajaran inkuiri harus memenuhi tahapan-tahapan yaitu (1) fase bertanya atau ask (2) fase penyelidikan atau investigate (3) fase menghasilkan atau create (4) fase diskusi atau discuss (5) fase refleksi atau reflect. Hal ini terlihat dari aktivitas guru dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada siklus I ke siklus II sampai siklus III mengalami peningkatan ke arah yang lebih baik.

2. Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri, siswa dapat termotivasi untuk belajar lebih aktif, kreatif, inovatif, hal ini terlihat dari kemampuan siswa dalam mempresentasikan hasil kerja kelompok, siswa berani dalam mencurahkan pendapat di depan kelas dan dapat mengahargai teman kelompok dalam memberikan pendapat saat berdiskusi. Begitu pula kerjasama dalam kelompok terlihat saling mendukung. Hal ini pun terbukti dari meningkatnya nilai LKS pada setiap siklus, yaitu pada siklus I perolehan nilai rata-rata sebesar 83,33 meningkat sebesar 3,34 poin atau 3,34% menjadi 86,67 pada siklus II dan menjadi 91,67 pada siklus III atau meningkat sebesar 5,00 poin, secara keseluruhan peningkatan perolehan nilai 8,34 poin atau 8,34%.

3. Setelah guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri, terlihat peningkatan pada perolehan nilai siswa pada siklus I nilai rata-ratanya sebesar 75,75 lalu meningkat sebesar 5,87 poin pada siklus II menjadi 81,62 dan kembali meningkat pada siklus III menjadi 84,58 dengan peningkatan sebesar 2,96 poin. Maka data ini membuktikan dengan pendekatan pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajaran siswa.


(3)

B. Rekomendasi

Sebagai implikasi dari hasil penelitian ini dikemukakan beberapa rekomendasi yang diharapkan dapat memberikan sumbangan penelitian dalam upaya perbaikan kegiatan pembelajaran di sekolah dasar, khususnya dalam penerapan pendekatan inkuiri yaitu :

1. Sebelum melaksanakan pembelajaran inkuiri harus membuat perencanaan yang sangat matang. Jadi agar hasil yang didapat maksimal maka dalam penyusunan perencanaan harus betul-betul mengkaji teori-teori tentang bagaimana tahapan-tahapan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan inkuiri, bagimana prinsip-prinsip pendekatan inkuiri sehingga apa yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang direncanakan.

2. Keberhasilan penerapan pendekatan inkuiri ini tidak terlepas dari penggunaan sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan pembelajaran. Sarana pendidikan adalah “segala fasilitas yang diperlukan dalam proses pembelajaran, yang dapat meliputi barang bergerak maupun barang tidak bergerak agar tujuan pendidikan tercapai. Dengan demikian kewajiban sekolah untuk memenuhi semua sarana pembelajaran agar dalam pelaksanaannya menjadi lancar dan hasilnyapun menjadi lebih baik.

3. Agar memperoleh efektifitas dan optimalisasi dalam pembelajaran terutama mata pelajaran IPA maka disarankan untuk menerapkan pendekatan inkuiri karena pendekatan inkuri memiliki langkah-langkah yang sangat cocok untuk menggali keterampilan proses siswa dalam mencari sebuah konsep. Akan tetapi penggunaan pendekatan inkuiri dalam jumlah siswa yang banyak tidak akan berhasil dengan optimal dan dibutuhkan siswa yang memiliki kemampuan integensi yang tinggi agar hasilnya lebih baik. Tapi tidak menutup kemungkinan bagi siswa yang memiliki intelegensi rendah pun bisa mendapatkan hasil yang bagus apabila dilakukan dengan terus-menerus dan dibimbingan oleh guru secara intensif. Begitupun juga agar dalam penerapan pendekatan inkuiri dapat meningkatkan pemahaman siswa dan siswa lebih efektif, guru harus menstimulasi motivasi siswa dalam proses pembelajaran. Guru harus mempunyai kemampuan


(4)

63

mampun kelompok, dan kemampuan dalam melakukan penilaian (evaluasi). Pendekatan inkuiri dapat dilaksanakan apabila dipenuhi syarat-syarat berikut : (1) guru harus terampil memilih persoalan yang relevan untuk diajukan kepada kelas (persoalan bersumber dari bahan pelajaran yang menantang siswa/problemik) dan sesuai dengan daya nalar siswa; (2) guru harus terampil menumbuhkan motivasi belajar siswa dan menciptakan situasi belajar yang menyenangkan; (3) adanya fasilitas dan sumber belajar yang cukup; (4) adanya kebebasan siswa untuk berpendapat, berdiskusi; (5) partisipasi setiap siswa dalam setiap kegiatan belajar, dan (6) tidak banyak campur tangan dan intervensi terhadap kegiatan siswa.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar Mata Pelajaran IPA SD/MI. Jakarta : Depdiknas.

Ganjar, Dadang. (2006). Penerapan Model Pembelajaran Tandur Berbasis Inkuiri Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa SMP pada Pembelajaran Fisika. Skripsi UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Hamalik, Oemar. (2007). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara

Haryanto. (2004). Sains Untuk Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta : Erlangga

Hinrichsen, Jolene. (1999). Science inquiry in the classroom. Oregon: Northwest Regional Educational Laboratory.

Iskandar, M. Srini. (1997). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Depdikbud

Kasbolah, E.S, Kasihani. (1999). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Depdikbud. Bandung

Megawati, Hesty. (2007). Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Melalui Model Pembelajaran Latihan Inquiry Pada Siswa Kelas VII SMP Sekolah Laboratorium Percobaan UPI. Skripsi UPI Bandung. Tidak diterbitkan

Mulyasa, E. (2008). Menjadi Guru Profesional (Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan). Bandung : PT Remaja Rosda Karya

Nurasmara, Nira. (2009). Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII Pada Pokok Bahasan Gerak Lurus. Skripsi UPI Bandung. Tidak diterbitkan

Purnamasari, Julita. (2009). Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pembelajaran Rangkaian Listrik Arus Searah. Skripsi UPI Bandung: Tidak diterbitkan


(6)

Samatowa, Usman. (2006). Bagaimana membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas Dikjen Dikti

Sanjaya, Wina. (2007). Strategi Pembelajaran (Berorientasi Standar Proses Pendidikan). Jakarta: Kencana Media Grup

Semiawan, Conny dkk. (1990). Pendekatan Keterampilan Proses ‘Bagaimana Mengaktifkan Siswa Dalam Belajar’. Jakarta: PT Gramedia

Sumantri, Mulyani. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Maulana

Supriatna, Aca. (2008). Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Stand Berbasis Inquiry Terhadap Hasil Belajar Siswa. Skripsi UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Yuniar, Ratna. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Inquiry Terbimbing (Guided Inquiry) Pada Pokok Bahasan Momentum dan Impuls Untuk Meningkatkan Keterampilan berpikir Kritis dan Prestasi Belajar Siswa. Skripsi UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Blogspot.com Page. (2011). pembelajaran-inkuiri-inquiry-teaching. Tersedia: http://skripsi-tesis-karyailmiah.blogspot.com/2011/05/pembelajaran-inkuiri-inquiry-teaching.html

Himitsuqalbu.wordpress.com (2011). metode inkuiri Tersedia: http://himitsuqalbu.wordpress.com/2011/11/03/metode-inkuiri/

Inquiry Page. (2004). Inquiry Process. Tersedia : http://www.inquiry.uiuc.edu/inquiry/process.php3

Inquiry Page. (2004). Our Definition of Inquiry. Tersedia : http://www.inquiry.uiuc.edu/inquiry/definition.php3

Mahmuddin, (2009). Pendekatan Inkuiri dalam Pembelajaran Tersedia: http://mahmuddin.wordpress.com/2009/11/10/pendekatan-inkuiri-dalam-pembelajaran/


Dokumen yang terkait

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SEKOLAH DASAR.

0 0 28

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA DAPAT MEMPENGARUHI BENTUK BENDA (PENELITIAN TINDAKAN KELAS DILAKSANAKAN PADA SISWA KELAS IV SDN 4 CIBODAS KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT).

0 3 29

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SD PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK BANGUN DATAR :Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN Barunagri Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

1 3 26

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI PENGARUH PERUBAHAN LINGKUNGAN FISIK TERHADAP DARATAN DI KELAS IV SEMESTER II SDN 2 LANGENSARI KABUPATEN BANDUNG BARAT.

0 0 40

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG DI KELAS IV SEMESTER 2 SDN 2 LANGENSARI KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT.

0 0 31

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATAKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG DI KELAS IVB SEMESTER II SDN 2 LANGENSARI KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT.

0 0 32

PENERAPAN PENDEKATAN PAKEM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BILANGAN BULAT DI KELAS IV SEMESTER II SDN 2 SUNTENJAYA KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT.

0 0 28

PENERAPAN METODE QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SD PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK PERBANDINGAN DAN SKALA: Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas V SDN Barunagri Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

0 0 26

PENERAPAN MODEL KONSTRUKTIVISME PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Bukanagara Lembang Kabupaten Bandung Barat.

0 0 30

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI PERISTIWA ALAM DI KELAS V SEMESTER 2 SDN 2 LANGENSARI KABUPATEN BANDUNG BARAT.

0 0 28