PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR DI SLBN A KOTA BANDUNG : Studi Deskriptif Di SLBN A Kota Bandung.

(1)

Eri Merdaina, 2013

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Di Slb Na Kota Bandung (Studi Deskriptif Di SLBN A Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR DI SLB N A KOTA BANDUNG

(STUDI DESKRIPTIF DI SLBN A KOTA BANDUNG)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Khusus

Oleh : Eri Meirdiana

0806908

JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Eri Merdaina, 2013

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Di Slb Na Kota Bandung (Studi Deskriptif Di SLBN A Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2013

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR DI SLB N A KOTA BANDUNG

(STUDI DESKRIPTIF DI SLBN A KOTA BANDUNG)

Oleh Eri Meirdiana

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Eri Meirdiana 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Eri Merdaina, 2013

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Di Slb Na Kota Bandung (Studi Deskriptif Di SLBN A Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ERI MEIRDIANA

NIM 0806908

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR DI SLBN A KOTA BANDUNG

(Studi Deskriftif di SLBN A Kota Bandung)

Disetujui dan Disahkan Oleh Pembimbing I : Pembimbing I

Drs. Zulkifli Sidiq, M.Pd. Nip. 19601015 198710 1 001

Pembimbing II

Dra. Hj. Neni Meiyani, M. Pd. Nip. 19620512 198803 2 003

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Khusus Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia,

Drs. Sunaryo, M.Pd Nip. 19560722 198503 1 001


(4)

Eri Merdaina, 2013

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Di Slb Na Kota Bandung (Studi Deskriptif Di SLBN A Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar di SLBN A Kota Bandung (Studi Deskriptif di SLB N A Kota Bandung). Penelitian ini dilaksanakan di SLB N A Kota Bandung dan ditujukan kepada semua pihak yang menggunakan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar. Pembahasan dalam penelitian ini adalah pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar di SLB N A Kota Bandung. Perpustakaan sekolah merupakan salah satu dari sumber belajar. Perpustakaan sekolah sebagai gudang informasi dan ilmu pengetahuan selayaknya menjadi sumber belajar yang digunakan oleh siswa dan guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Fokus dalam penelitian ini adalah bagaimana pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar di SLBN A Kota Bandung. Selanjutnya disusun ke dalam pertanyaan penelitian diantaranya (1) Bagaimana pengelolaan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar kepada siswa di SLBN A Kota Bandung. (2) Bagaimana pemanfaatan perpustakaan sekolah di SLBN A Kota Bandung. (3) Kendala atau kesulitan apa yang dialami dalam pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar di SLBN A Kota Bandung. (4) Bagaimana upaya yang dilakukan pihak sekolah dalam mengatasi kesulitan dalam pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar di SLBN A Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa, guru, dan petugas perpustakaan di SLBN A Kota Bandung. Hasil Penelitian diketahui bahwa perpustakaan Sekolah SLB N A Kota Bandung merupakan sebagai sumber belajar yang menyediakan bahan pustaka yang bisa diakses oleh Tunanetra baik berupa buku-buku Braille, buku-buku awas, Cd, kaset yang dikelola untuk kepentingan semua pihak. Pemanfataan perputakaan sekolah yang dilakukan oleh para guru dan siswa di lingkungan SLBN A Kota Bandung sebagai sumber belajar, masih belum dimanfaatkan dengan maksimal oleh para guru dan siswa. Pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber sebaiknya lebih dimasksimalkan oleh guru dan siswa. Dengan membuat perencanaan penyelenggaran dan persiapan tenaga perpustakaan sekolah yang berkompeten dan berpengalaman.

Kata Kunci: Perpustakaan, Perpustakaan Sekolah, Sumber Belajar


(5)

Eri Merdaina, 2013

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Di Slb Na Kota Bandung (Studi Deskriptif Di SLBN A Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ...i

KATA PENGANTAR ...ii

UCAPAN TERIMAKASIH ...iii

DAFTAR ISI ...v

DAFTAR TABEL ...vii

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Fokus Masalah ...6

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...6

BAB II LANDASAN TEORI ...8

A. Tunanetra...8

B. Perpustakaan ...12

C. Perpustakaan Sekolah...16

D. Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah ...18

E. Sumber Belajar ...19

F. Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah sebagai Sumber Belajar ...24

G. Penelitian Terdahulu yang Relevan ...25

H. Kerangka Berfikir...26

BAB III METODE PENELITIAN ...30

A. Tempat Penelitian...30

B. Metode Penelitian...30

C. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ...33

D. Pengujian Keabsahan Data ...36

E. Analisis Data ...36

F. Tahap-tahap Penelitian ...38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...42


(6)

Eri Merdaina, 2013

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Di Slb Na Kota Bandung (Studi Deskriptif Di SLBN A Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B. Pembahasan ...56

BAB V KESIMPULAN ...62

A. Kesimpulan ...62

B. Implikasi ...62

DAFTAR PUSTAKA ...63 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(7)

Eri Merdaina, 2013

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Di Slb Na Kota Bandung (Studi Deskriptif Di SLBN A Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pada hakekatnya setiap manusia membutuhkan sekaligus berhak mendapatkan pendidikan dalam kehidupannya. Hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945. Dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional antara lain disebutkan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Disebutkan pula bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, diperlukan partisipasi aktif dari seluruh komponen bangsa.

Pendidikan dibagi menjadi dalam tiga jalur, yaitu pendidikan formal, pendidikan informal dan pendidikan nonformal. Pendidikan formal merupakan jalur pendidikan yang terstuktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi (Undang-undang No. 20 tahun 2003). Dalam Undang-undang No 20 Tahun 2003 juga disebutkan bahwa pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fidik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Sehingga keberhasilan pendidikan akan banyak ditentukan oleh pelaksanaan proses pembelajaran yaitu keterpaduan antara kegiatan guru dan siswa.

Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian kegiatan guru dan siswa serta bahan ajar atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi yang edukatif untuk mencapai tujuan


(8)

Eri Merdaina, 2013

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Di Slb Na Kota Bandung (Studi Deskriptif Di SLBN A Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tertentu. Karenannya guru dituntut harus memiliki sejumlah kemampuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang berdampak pada prestasi belajarnya. Prestasi belajar merupakan perubahan perilaku dalam individu sebagai hasil belajar yang disadari dapat diukur berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan oleh penilai atau menurut standar yang telah ditetapkan selama proses belaja r mengajar berlangsung. Menurut Poerwadarminta (1990: 1227), prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh dari kegiatan belajar di sekolah atau perguruan tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian . Prestasi belajar yang baik bukan saja milik siswa pada umumnya, melainkan siswa yang mengalami hambatan dalam penglihatan (tunanetra) berhak mendapatkan prestasi yang baik juga.

Menurut Somantri (2007:65) tunanetra adalah individu yang indera penglihatannya (kedua-duanya) tidak berfungsi sebagai saluran penerima informasi dalam kegiatan sehari-hari seperti halnya orang awas.

Tunanetra dilihat dari segi sosial yaitu orang yang tidak sanggup ikut serta dalam kehidupan yang dilakukan orang-orang awas pada umumnya, karena tidak berfungsinya alat penglihatan mereka tidak dapat melakukan pekerjaan sebagaimana lazimnya yang dapat dilakukan oleh orang awas (tanpa menggunakan alat bantu khusus). Dari segi medis WHO mengemukakan bahwa Tunanetra adalah Ketajaman penglihatan kurang dari 3/60 (0.05) atau kehilangan medan pandang pada mata yang lebih baik setelah mendapat koreksi terbaik, atau sama dengan kehilangan penglihatan yang cukup untuk mampu berjalan-jalan.

Sedangkan dari segi pendidikan tunanetra adalah seseorang yang tidak dapat mempergunakan penglihatannya untuk pendidikan, sehingga untuk mengikuti pendidikan mereka memerlukan pendekatan dan metode khusus serta alat bantu yang dimodifikasi ataupun alat bantu khusus yang tidak digunakan oleh anak-anak awas.


(9)

3

Eri Merdaina, 2013

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Di Slb Na Kota Bandung (Studi Deskriptif Di SLBN A Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dari pengertian di atas, maka tunanetra adalah mereka yang tidak memiliki sisa penglihatan sama sekali (buta total) hingga mereka yang masih memiliki sisa penglihatan (low vision) sehingga dalam pendidikan perlu adanya alat khusus, material khusus, dan atau bantuan lain secara khusus. Oleh karena itu, maka dalam proses pembelajarannya anak tunanetra ini harus diberikan layanan khusus, dan salah satu layanan khusus yang diberikan kepada anak tunanetra adalah dengan penggunaan perpustakaan sekolah yang sudah disesuaikan dengan keadaan siswa tersebut. Penggunaan perpustakaan sekolah dapat membantu para siswa dalam mencari bahan-bahan pelajaran yang diharapkan dapat memperoleh pengetahuan yang lebih sehingga prestasi belajar meningkat.

Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu. Sumber belajar mencakup apa saja yang dapat digunakan untuk membantu tiap orang untuk belajar dan manampilkan kompetensinya. Sumber belajar meliputi, pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan latar (Musfiqon, 2009 :4).

Keberadaan sumber belajar yang tepat dapat membantu siswa dalam memahami suatu materi. Selain itu, tugas guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran pun semakin ringan. Verbalisme komunikasi lisan antara guru dengan siswa dapat ditekan seminimal mungkin jika materi pembelajaran dapat diterima dengan baik oleh siswa dengan bantuan sumber belajar yang tepat .

Sumber belajar di sekolah pada dasarnya sangat banyak jumlahnya dan beragam. Keanekaragaman sumber belajar tersebut perlu diidentifikasi, disediakan, dikembangkan dan dimanfaatkan untuk memudahkan terjadinya proses pendidikan dan pembelajaran. Keberagaman sumber belajar akan menjadikan proses pembelajaran berlangsung lebih baik serta akan terbentuk


(10)

Eri Merdaina, 2013

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Di Slb Na Kota Bandung (Studi Deskriptif Di SLBN A Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pembelajran aktif, kreatif, menyenangkan sesuai kebutuhan. Sumber belajar mendorong efektifitas serta optimalisasi proses pembelajaran melalui penyelenggaraan berbagai fungsi layanan bimbingan dan layanan pembelajaran.

Salah satu sumber belajar yang beragam disekolah adalah perpustakaan sekolah. Perpustakan sekolah merupakan salah satu bagian yang sangat penting dari program sekolah secara keseluruhan, bersama-sama dengan komponen pendidikan dan pengajaran. Perpustakaan sekolah sebagai gudang informasi dan ilmu pengetahuan selayaknya menjadi sumber belajar yang digunakan oleh guru dan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran.

Perpustakaan sekolah menurut Pawit dan Suhendar (2010 : 1) adalah suatu tempat yang di dalamnya terdapat kegiatan penghimpunan, pengolahan dan penyebarluasan (pelayanan) informasi, baik yang tercetak maupun yang terekam dalam berbagai media seperti buku, majalah, surat kabar, film, kaset, tape recorder, video, komputer dan lainnya.

Perpustakaan sekolah sebagai bagian dari komponen pendidikan yang mengarah kepada ketercapainnya tujuan pendidikan, seharusnya mampu memfasilitasi siswa sehingga dapat menimba ilmu, lebih dari hasil kegiatan belajar di dalam kelas. Begitupun dengan guru tugasnya dalam mengajar dan membimbing siswa khususnya dalam bidang akademik akan lebih terbantu dengan adanya perpustakaan sekolah.

Perpustakaan sekolah memberikan berbagai manfaat antara lain menyerap dan menyimpan informasi untuk kegiatan belajar mengajar serta meyediakan bahan informasi yang bermanfaat bagi kegiatan rekreatif. Disamping itu juga berfungsi sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan minat baca dan menanamkan kebiasaan belajar mandiri siswa serta dapat memupuk kemampuan siswa dalam rangka menelusuri informasi yang diperlukan. Seperti yang


(11)

5

Eri Merdaina, 2013

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Di Slb Na Kota Bandung (Studi Deskriptif Di SLBN A Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

diungkapkan oleh Bafadal (2012:10) bahwa manfaat perpustakaan sekolah antara lain:

1. Perpustakaan sekolah dapat menimbulkan kecintaan murid-murid terhadap membaca.

2. Perpustakaan sekolah dapat memperkaya pengalaman belajar siswa. 3. Perpustakaan sekolah dapat menanamkan kebiasaan belajar mandiri

yang akhirnya siswa mampu belajar sendiri.

4. Perpustakaan sekolah dapat membantu perkembangan kecakapan berbahasa.

5. Perpustakaan sekolah dapat mempercepat proses penguasaan teknik membaca.

6. Perpustakaan sekolah dapat melatih siswa kearah tanggung jawab. 7. Perpustakaan sekolah dapat memperlancar siswa dalam menyelesaikan

tugas-tugas sekolah

8. Perpustakaan sekolah dapat membantu guru menemukan sumber-sumber belajar

9. Perpustakaan sekolah dapat membantu murid, guru, dan anggota staf sekolah dalam mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi.

Dengan begitu banyaknya manfaat dari adanya perpustakaan sekolah sudah seharusnya perpustakaan sekolah dikelola dengan baik sehingga mampu menarik siswa untuk mau mengunjungi dan memanfaatkanya. Peran pustakawan dalam hal ini pengelola perpustakaan sangatlah besar, besama-sama dengan kepala sekolah dan guru dituntut mampu menciptakan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar yang layak untuk dimanfaatkan salah satunya adalah dengan pengelola perpustakaan yang berkompeten dan mampu menjadikan perpustakaan sekolah sebagai tempat yang menarik dalam pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar.


(12)

Eri Merdaina, 2013

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Di Slb Na Kota Bandung (Studi Deskriptif Di SLBN A Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Nilai dan manfaat perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar tidaklah berarti apa-apa untuk pengajaran bila keberadaannya tidak dimanfaatkan secara optimal, sehingga hal ini memerlukan perhatian para siswa dan guru untuk lebih memanfaatkannya. Untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal siswa harus mempertinggi interaksi dengan sumber belajar tersebut. Dengan demikian siswa hendaknya memiliki motivasi dan kreativitas yang tinggi untuk memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar sehingga menjadi kebiasaan yang positif pada dirinya. Selain itu melalui perpustakaan sekolah siswa dapat mendidik dirinya secara berkesinambungan.

Dari permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti permasalahan tersebut dengan judul Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar di SLBN A Kota Bandung.

B. Fokus Masalah

Fokus dalam penelitian ini adalah : Bagaimana Pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar di SLBN A Kota Bandung. Dari fokus masalah tersebut dijabarkan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana pengelolaan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar di SLBN A Kota Bandung?

2. Bagaimana pemanfaatan perpustakaan sekolah di SLBN A Kota Bandung? 3. Kendala atau kesulitan apa yang dialami dalam pemanfaatan perpustakaan

sekolah sebagai sumber belajar di SLBN A Kota Bandung?

4. Bagaimana upaya yang dilakukan pihak sekolah dalam mengatasi kesulitan dalam pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar di SLBN A Kota Bandung?


(13)

7

Eri Merdaina, 2013

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Di Slb Na Kota Bandung (Studi Deskriptif Di SLBN A Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar di SLBN A Kota Bandung.

b. Tujuan Khusus

1) Mengetahui pengelolaan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar di SLBN A Kota Bandung.

2) Mengetahui pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar di SLBN A Kota Bandung.

3) Untuk mengetahui kendala atau kesulitan yang dialami sekolah dalam pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar.

4) Untuk mengetahui upaya yang dilakukan sekolah dalam pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar di SLBN A Kota Bandung.

2. Kegunaan Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah agar dapat memberikan informasi kepada siswa tentang pemanfaatan perpustakaan, sehingga memahami dan mengerti pentingnya perpustakaan dan pada akhirnya tumbuh kesadaran pada diri siswa untuk memanfaatkan perpustakaan dengan baik.

Secara teoritik, penelitian ini dapat meningkatkan motivasi siswa untuk mengembangkan ilmu pengetahuan sesuai dengan kemampuannya. Secara praktis, dapat memupuk dan membawa rasa percaya diri siswa dan berjiwa mandiri bagi siswa untuk memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber belajar. Secara operasional, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada pengelola perpustakaan dengan data-data yang mempengaruhi pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber


(14)

Eri Merdaina, 2013

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Di Slb Na Kota Bandung (Studi Deskriptif Di SLBN A Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

belajar. Dengan demikian, perpustakaan menjadi penunjang pengembangan akademik siswa apabila dikelola dan dimanfaatkan secara optimal.


(15)

Eri Merdaina, 2013

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Di Slb Na Kota Bandung (Studi Deskriptif Di SLBN A Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Luar Biasa Negeri A Kota Bandung yang beralamat di jalan Pajajaran No. 50 Kota Bandung.

Sekolah Luar Biasa Negeri Bagian A (Tunanetra) Kota Bandung, mulanya adalah sekolah bagi anak-anak buta yang didirikan pada tanggal 24 Juli 1901 dengan bantuan Pemerintah Belanda. Komplek rumah buta dikelola oleh Dr. Westhof, yang menjabat sebagai Kepala Rumah Sakit Cicendo pada waktu itu. Berdasarkan perkembangan tersebut, maka pada tanggal 25 April 1946 mulailah dirintis sekolah khusus untuk orang buta yang dikenal dengan nama SR Istimewa yang dipimpin oleh Ny. Giester. Namun pada tahun 1949 beliau kembali ke Belanda dan jabatannya diganti oleh Ny. Brusel I De Bruine masih berkebangsaan Belanda, pada masa inilah pemerintah mulai melirik kemajuan sekolah ini.

Pada tahun 1962, pemerintah memberikan status negeri pada sekolah ini dengan Sk Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 03/SK/B/II, tanggal 13 Maret 1962. Adapun jumlah guru di sekolah ini terdiri dari 44 guru PNS dan 13 guru sukwan. Sarana pendidikan terdiri dari: ruang kelas 17 ruangan, ruang keterampilan 1 ruangan, ruang kepala sekolah dan TU 1 ruangan, ruang guru 1 ruangan, tempat beribadah 1 ruangan, ruang UKS 1 ruangan, ruang BK 1 ruangan, WC 6 ruangan, ruang program khusus 1 ruangan, ruang musik 2 ruangan, ruang Braille 1 ruangan, Ruang ICT 1 ruangan, ruang perpustakaan 1 ruangan.

B. Metode Penelitian

Berdasarkan fokus pembahasan dalam penelitian ini, yakni ingin mengetahui pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar di SLBN A Kota Bandung, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif.


(16)

Eri Merdaina, 2013

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Di Slb Na Kota Bandung (Studi Deskriptif Di SLBN A Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Adapun pendekatan penelitian kualitatif dalam penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan data yang ada di lapangan dengan cara menguraikan dan menginterpretasikan seperti apa adanya (alamiah), dan menghubungkan sebab akibat terhadap sesuatu yang terjadi pada saat penelitian, agar diperoleh gambaran nyata mengenai proses pemanfaatan perpustakaan sekolah di SLB N A Kota Bandung. Hal tersebut sesuai dengan apa yang diuraikan oleh Nasution (2003:9) berkaitan dengan ciri penelitian kualitatif, yaitu:

a. Sumber data ialah yang wajar atau „natural setting

b. Peneliti sebagai instrumen penelitian c. Mencari makna.

d. Mengutamakan data langsung. e. Triangulasi

f. Menonjolkan rincian kontekstual.

g. Subjek yang diteliti dipandang berkedudukan sama dengan peneliti h. Mengutamakan perspektif emic

i. Verifikasi

j. Sampling yang purposif

k. Mengutamakan “audit trail”

l. Partisipasi tanpa mengganggu

m. Mengadakan analisis sejak awal penelitian

Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan, dan atau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat, dan atau organisasi tertentu dalam suatu setting konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistik. Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari sudut pandang partisipan.

Pemahaman tersebut tidak ditentukan terlebih dahulu, tetapi didapat setelah melakukan analisis terhadap kenyataan sosial yang menjadi fokus penelitian.


(17)

32

Eri Merdaina, 2013

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Di Slb Na Kota Bandung (Studi Deskriptif Di SLBN A Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berdasarkan analisis tersebut kemudian ditarik kesimpulan berupa pemahaman umum yang sifatnya abstrak tentang kenyataan-kenyataan.

Dalam penelitian ini, peneliti juga mempunyai pertimbangan tentang penggunaan pendekatan penelitian kualitatif, yaitu sebagai berikut :

a. Fokus penelitian diperoleh dari hasil observasi aktual.

b. Penelitaian dilakukan secara intensif dimana peneliti terlibat secara partisipatif dalam sosial penelitian.

c. Instrumen utama penelitian adalah peneliti.

d. Pertanyaan penelitian banyak disatukan selama penelitian berlangsung. e. Dipergunakaan wawancara terbuka baik formal maupun informal. f. Dipergunakan berbagai teknik pengumpulan data penelitian serta

analisis data hasil penelitian.

g. Proses penelitian dibiarkan sesuai realitas yang terjadi tanpa ada rekayasa peneliti sehingga tidak menggangu kehidupan sosial penelitian.

h. Kesimpulan penelitian merupakan hasil bersama antar peneliti dengan pihak-pihak terkait dalam penelitian.

Pemilihan metode deskriptif dengan pendekatan penelitian kualitatif dalam penelitian ini didasari bahwa peneliti bermaksud mengkaji dan menggambarkan pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar pada di SLBN A Kota Bandung.

Penelitian ini dilakukan secara langsung dengan melihat pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar SLBN A Kota Bandung. Pemanfaatan dibiarkan berlangsung sebagaimana adanya tanpa intervensi dan rekayasa peneliti.

Data pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar pada SLB N A Kota Bandung ini berupa deskripsi (Rancangan pemanfaatan, pelaksanaan pemanfaatan, peningkatan kompetensi), Semua data yang ada bersifat alamiah. Kegiatan penganalisaan data sebagai suatu proses dalam penelitian kualitatif, mengandung arti bahwa pelaksananya harus mulai dilakukan sejak pengumpulan


(18)

Eri Merdaina, 2013

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Di Slb Na Kota Bandung (Studi Deskriptif Di SLBN A Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

data dilaksanakan dan dikerjakan secara intensif sesudah meninggalkan lapangan, selanjutnya data yang telah terkumpul baik dari hasil observasi, wawancara, catatan lapangan maupun dari hasil dokumentasi dikumpulkan untuk diolah dan dianalisis secara kritis.

C. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif sangat mengutamakan manusia sebagai instrumen penelitian karena mempunyai adaptabilitas yang tinggi (Nasution,2002:84). Peneliti sendirilah yang menjadi instrumen utama yang masuk ke lapangan dan berusaha sendiri mengumpulkan informasi melalui wawancara, observasi, atau pun studi dokumentasi. Sesuai dengan pendapat di atas Moleong (2011:35) mengemukakan bahwa dalam penelitian kualitatif pengumpulan data banyak bergantung pada diri peneliti sebagai alat pengumpul data.

Memperhatikan pendapat tersebut maka alat utama yang digunakan adalah penelitian sendiri dengan dibantu catatan lapangan. Keberhasilan penelitian kualitatif sangat bergantung pada ketelitian dan kelengkapan catatan lapangan yang disusun peneliti. Catatan lapangan dapat disusun melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi (Nasution,2002:56). Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen adalah peneliti itu sendiri. Pada penelitian ini, peneliti berfungsi sebagai instrumen penelitian, karena dalam pengumpulan data lebih banyak bergantung pada diri peneliti sebagai alat pengumpul data (Moleong, 2011:37). Sedangkan sumber data dalam penelitian kualitatif disebut informan, yang dipilih sesuai dengan profesinya di lingkungan di SLBN A Kota Bandung, dengan didasarkan pada pertimbangan rasional penelitian, bahwa informanlah yang memiliki otoritas dan kompetensi untuk memberikan informasi atau data sebagaimana diharapkan oleh peneliti.

Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah 1. Pedoman wawancara, yang digunakan untuk semua responden; 2. Pedoman observasi atau lembar pengamatan, lembar pengamatan yang diberi nama catatan


(19)

34

Eri Merdaina, 2013

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Di Slb Na Kota Bandung (Studi Deskriptif Di SLBN A Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

untuk data kasar, dan catatan lapangan untuk data yang sudah disusun, digunakan untuk menuliskan situasi lingkungan yang terjadi saat peristiwa berlangsung; 3. Kamera foto dan 4. Alat perekam.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan cara:

1. Observasi

Dalam mendapatkan data yang objektif peneliti melakukan observasi langsung kelokasi penelitian, data observasi merupakan deskripsi yang faktual, cermat, dan teliti serta terinci mengenai kegiatan lapangan, manusia dan situasi sosialnya.

Pelaksanaan observasi bertujuan untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan hal-hal yang berhubungan di sekelilingnya, sehingga peneliti memperoleh makna dari informasi yang dikumpulkan mengenai pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar di SLBN A Kota Bandung

Peneliti melakukan observasi dimulai dari kegiatan sebagai pengamat, kemudian berangsur-angsur mengikuti kegiatan yang sedang berlangsung. Seperti dikemukakan oleh Nasution (2002:61) yaitu:

”Dalam partisipasi terdapat keseimbangan antar kedudukan peneliti

sebagai orang dalam dan sebagai orang luar, biasanya ia mulai sebagai orang luar, sebagai pengamat atau penonton dan kemudian berangsur-angsur turut serta dalam situasi atau kegiatan”.

Partisipasi yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan tetap memperhatikan keseimbangan antara peranan sebagai orang luar dan sebagai orang dalam sehingga tidak menggangu kegiatan atau aktivitas yang sedang dilakukan partisipan.

2. Wawancara

Untuk melengkapi data yang diperoleh melalui observasi, maka digunakan teknik wawancara. Wawancara merupakan percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang


(20)

Eri Merdaina, 2013

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Di Slb Na Kota Bandung (Studi Deskriptif Di SLBN A Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban. Wawancara menurut Arikunto (2002:135) adalah pengumpulan data yang diperoleh dengan melakukan wawancara dengan responden. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengorek kedalaman peristiwa maupun seting sosial yang menjadi latar belakang terjadinya peristiwa tersebut.

Dalam penelitian ini digunakan teknik wawancara berencana (standar

interview) dan wawancara tanpa rencana (under standarized interview).

Wawancara secara berencana adalah suatu bentuk wawancara dengan merumuskan terlebih dahulu semua aspek-aspek yang akan dipertanyakan dalam daftar, sehingga saat pelaksanaannya berfungsi sebagai pedoman wawancara.

Proses wawancara menurut Moleong (2011:190) dapat dibedakan menjadi dua yaitu: wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan yang akan diajukan, sedangkan wawancara tak terstruktur adalah wawancara yang tidak menetapkan dahulu pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan tetapi disesuaikan dengan keadaan dan ciri yang unik dari responden.

Dalam penelitian ini yang menjadi sasaran wawancara adalah siswa yang berkaitan langsung terhadap pemanfaatan perpustakaan, petugas perpustakaan, guru selaku pembimbing siswa dalam pemanfaatan perpustakaan. Proses wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur yang disesuaikan dengan kebutuhan penelitian.

3. Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan salah satu sumber data yang digunakan untuk mendukung proses penelitian. Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data dari sumber non insani. Sumber ini terdiri atas dokumen, menurut Guba dan Lincoln (Moleong, 2011:217), yang dimaksud dengan dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan penyidik.


(21)

36

Eri Merdaina, 2013

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Di Slb Na Kota Bandung (Studi Deskriptif Di SLBN A Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dengan studi dokumentasi ini diharapkan terkumpul dokumen-dokumen yang dapat mendukung serta melengkapi data penelitian. Dalam penelitian ini studi dokumentasi digunakan untuk menggali data dan informasi yang berkenaan dengan perpustakaan sekolah SLBN A Kota Bandung.

Studi dokumentasi dilakukan dengan mempelajari berbagai sumber tertulis, baik yang berada di SLBN A Kota Bandung, maupun sumber lain yang mendukung dan berkaitan dengan pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar. Dengan memperhatikan keaslian, dan kesesuaian data.

D. Pengujian Keabsahan Data

Pada penelitian kualitatif ini, pengujian keabsahan data didasarkan empat kriteria, yaitu derajar kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confimability) (Moleong, 2011:324).

Teknik pemeriksaan keabsahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan triangulasi yang merupakan bagian dari kriteria derajat kepercayaan. Moleong (2011;330) mengungkapkan bahwa triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding data tersebut. Triangulasi data dilakukan dengan cross check, yaitu dengan cara data wawancara yang diperoleh dipadukan dengan data observasi atau data dokumentasi, dengan membandingkan dan memadukan hasil dari kedua teknik pengumpulan data tersebut.

E. Analisis Data

Dalam melakukan analisa data, peneliti berpatokan pada langkah-langkah sebagai berikut:

1. Reduksi data

Dalam pekerjaan mereduksi data ini meliputi penyeleksian, memfokuskan, simplikasi, dan transformasi data mentah yang telah ditulis dalam catatan


(22)

Eri Merdaina, 2013

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Di Slb Na Kota Bandung (Studi Deskriptif Di SLBN A Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

lapangan. Data mentah diseleksi dan diklasifikasikan berdasarkan aspek permasalahan penelitian dan diringkas agar mudah dipahami.

2. Display data

Ringkasan data secara keseluruhan ditulis ke dalam pola analisa untuk analisis. Data dianjurkan disajikan ke dalam bentuk tabel sehingga lebih mudah untuk dipahami dan dapat melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian tertentu.

3. Kesimpulan dan verifikasi

Kesimpulan merupakan bentuk pernyataan yang sangat penting dan berharga terhadap analisis data dan menjelaskan pola urutan. Secara operasionalnya penafsiran data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi proses perencanaan, proses pelaksanaan dan hasil kompetensi terhadap pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar di SLBN A Kota Bandung.

Setelah peneliti melakukan penelitian di lapangan maka, data-data yang didapat, dikumpulkan untuk dianalisis. Data yang dikumpulkan merupakan data mentah (soft data) karena data yang diperoleh berupa uraian yang penuh deskripsi mengenai subjek yang diteliti seperti pengetahuan, pengalaman, pendapat maupun hal-hal lain yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Data tersebut dianalisis sehingga memiliki makna. Tujuan dari analisis data adalah menyederhanakan seluruh data yang terkumpul, menyajikanya dalam susunan yang sistematis, kemudian mengolah dan menafsirkan (memaknai).

Tahapan analisis data dalam penelitian kualitatif secara umum dimulai sejak pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi. Keempat jalur kegiatan tersebut diuraikan sebagai berikut:

1. Pengumpulan data; Proses pemilihan data. Data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan studi dokumentasi yang dicatat sebagai catatan lapangan.

2. Reduksi data; Kegiatan merangkum catatan lapangan dengan memilih data atau informasi yang sesuai dengan fokus penelitian.


(23)

38

Eri Merdaina, 2013

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Di Slb Na Kota Bandung (Studi Deskriptif Di SLBN A Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Penyajian data; Yaitu proses pengumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

4. Menarik kesimpulan (verifikasi); Kegiatan penarikan kesimpulan yang diverifikasi selama penelitian berlangsung, sehingga makna-makna yang muncul dari data harus diuji kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya, yakni berupa validitasnya.

Secara keseluruhan keempat jalur di atas tersebut saling berkaitan satu sama lain, dan merupakan kesatuan yang jalin-menjalin pada saat sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar, untuk membangun wawasan umum yang disebut “analisis”.

Ketiga kegiatan analisis dan kegiatan pengumpulan data tersebut merupakan proses siklus dan interaktif. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis data yang telah diperoleh dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Klasifikasi data, yaitu mengumpulkan dan memilah-milah unit menjadi satu kategori tertentu berdasarkan karakteristik-karakteristik yang terkait. Setiap informasi atau data yang diperoleh langsung diolah, baik dari hasil wawancara, observasi, maupun studi dokumentasi.

2. Klarifikasi data, yaitu menguraikan kategori-kategori tersebut untuk memahami aspek-aspek yang terdapat di dalamnya untuk mencari hal-hal baru. Dalam menguraikan setiap kategori tersebut, peneliti menjelaskan hubungan satu dengan lain sehingga tidak kehilangan konteks.

3. Reduksi Data, yaitu merangkum data yang difokuskan pada hal-hal yang penting dan membuang data yang tidak diperlukan.

4. Melalui triangulasi, yaitu membandingkan informasi atau data yang diperoleh dari sumber (informan).

5. Memberikan tafsiran yang menggambarkan pandangan peneliti dalam memberikan makna terhadap analisis unit atau kategori dan hubungan antara kategori.


(24)

Eri Merdaina, 2013

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Di Slb Na Kota Bandung (Studi Deskriptif Di SLBN A Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu F. Tahap-tahap Penelitian

Tahap-tahap penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : 1. Tahap Pra Penelitian

a. Menyusun rancangan penelitian

Kegiatan awal dalam penelitian ini adalah mengajukan proposal penelitian ke dewan skripsi, setelah disetujui kemudian proposal penelitian tersebut diseminarkan. Setelah proposal disetujui oleh penelaah, kemudian peneliti melanjutkan bimbingan dan konsultasi kepada dosen pembimbing agar penelitian lebih terarah b. Memilih Lapangan Penelitian

Pemilihan lapangan penelitian disesuaikan dengan penemuan masalah peneliti, ini didasarkan pada studi pendahuluan.

c. Mengurus Perizinan

Tahap selanjutnya adalah menguras perzinan untuk penelitian yang bersifat administratif.

d. Menyiapkan Peralatan Penelitian

Sebelum mengadakan penelitian, peneliti menyiapkan alat-alat yang mendukung untuk kelancaran pengumpulan data di lapangan.

Kegiatan pada tahap ini yaitu menyiapkan pedoman observasi, instrumen wawancara, dan alat-alat untuk mendukung kelancaran pada saat penelitian berlangsung.

2. Tahap Pekerjaan Lapangan

Tahap pekerjaan lapangan dalam penelitian ini dibagi tiga tahapan, yaitu :

a. Memahami Latar Penelitian Dan Persiapan Diri

Untuk memahami pekerjaan di lapangan, maka peneliti harus memahami latar penelitian terdahulu. Di samping itu ia perlu


(25)

40

Eri Merdaina, 2013

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Di Slb Na Kota Bandung (Studi Deskriptif Di SLBN A Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mempersiapkan dirinya, baik secara fisik maupun mental (Moleong 2008 : 137). Selain itu peneliti juga akan memperhatikan :

1) Penampilan

Pada saat memasuki lapangan peneliti hendaknya memakai pakaian yang rapih dan sopan sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Namun selain itu peneliti tidak hanya memperhatikan tata cara berpakaian saja, dalam tutur kata dan tingkah laku pun, peneliti akan menyesuaikan diri dengan lingkungan penelitian.

2) Jumlah Waktu Studi

Jumlah waktu yang digunakan dalam studi penelitian ini disesuaikan dengan proses pengumpulan data. Apabila data yang diperoleh dinilai cukup, maka studi di lapangan ini akan dihentikan. Karena peneliti juga perlu menata, mengorganisasi, dan menganalisis data yang telah terkumpul.

b. Memasuki Lapangan 1) Keakraban Hubungan

Peneliti akan berusaha membuat suasana akrab dengan responden agar penelitian yang berlangsung berjalan dengan lancar dan mempermudah peneliti memperoleh data-data yang diinginkan.

2) Mempelajari Bahasa

Pada penggunaan bahasa sebenarnya tidak ada banyak kesulitan yang didapat oleh peneliti karena peneliti sendiri berasal dari Bandung, maka penggunaan bahasa tidak menjadi masalah walapun responden menggunakan bahasa daerah yaitu bahasa sunda.

3) Peranan Peneliti

Perananan peneliti adalah mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan fokus penelitian. Peneliti akan beruaha untuk


(26)

Eri Merdaina, 2013

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Di Slb Na Kota Bandung (Studi Deskriptif Di SLBN A Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mengumpulkan informasi karena pengumpulan data merupakan tugas utama peneliti.

3. Tahap Analisis Data

Menurut Patton (Basrowi dan Suwandi 2008 : 91) analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan ukuran dasar. Sedangkan menurut Basrowi dan Suwandi (2008: 91) “Analisis data bermaksud untuk mengorganisasikan data. Pekerjaan analisis data dalam hal ini adalah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode dan mengkategorikannya”.

Dari berbagai definisi diatas dapat digaris bahwai bahwa analisis bertujuan untuk mengatur dan menggorganisasikan data yang diperoleh dari lapangan. Adapun proses berjalannya analisis data menurut Sieddel (Moleong, 2008 :248) adalah sebagai berikut :

a. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri

b. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan, membuat ikhtisar , dan membuat indeksnya

c. Berpikir dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-temuan umum.

Alur penelitian dalam penelitian ini digambarkan pada bagan di bawah ini:

Bagan 3.1 Prosedur Penelitian


(27)

42

Eri Merdaina, 2013

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Di Slb Na Kota Bandung (Studi Deskriptif Di SLBN A Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

STUDI PENDAHULUAN

FOKUS MASALAH

INSTRUMEN PENELITIAN

PENGUMPULAN DATA (WAWANCARA, OBSERVASI DAN DOKUMENTASI)

ANALISIS DATA


(28)

Eri Merdaina, 2013

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Di Slb Na Kota Bandung (Studi Deskriptif Di SLBN A Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar di SLBN A Kota Bandung, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengelolaan perpustakaan sekolah sudah dilakukan oleh petugas perpustakaan sekolah, tetapi masih belum optimal dalam memenuhi kebutuhan yang diperlukan bagi pengunjung perpustakaan sekolah terutama bagi mereka yang membutuhkan layanan dan kebutuhan khusus. 2. Pemanfataan perputakaan sekolah yang dilakukan oleh para guru dan

siswa di lingkungan SLBN A Kota Bandung sebagai sumber belajar, masih belum dimanfaatkan secara optimal oleh para guru dan siswa. 3. Kendala atau masalah yang dihadapi dalam pemanfaatan perpustakaan

sekolah sebagai sumber belajar di SLB N A Kota Bandung, antara lain: Lokasi yang kurang strategis, Ruangan yang kurang luas, kekurang petugas perpustkaan sekolah, penempatan koleksi perpustakaan yang tidak beraturan,dan kurangnya minat siswa dan guru untuk memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar.

4. Upaya yang telah dilakukan sekolah untuk memaksimalkan pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar di SLBN A Kota Bandung, antara lain: adanya penambahan petugas perpustakaan sekolah dan menambah koleksi bahan pustaka bagi perpustakaan sekolah.

B. Implikasi

1. Pengelola perpustakaan sekolah sebaiknya melakukan kerjasama-kerjasama dengan intansi yang berkaitan dengan pengadaan koleksi


(29)

63

Eri Merdaina, 2013

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Di Slb Na Kota Bandung (Studi Deskriptif Di SLBN A Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

perpustakaan terutama dengan instansi yag bekaitan dengan Ketuanetraan untuk memperoleh bantuan buku yang terbaru.

2. Pengelola perpustakan sekolah harus mampu mengefektifkan bahan pustaka dan ruangan yang ada supaya menjadi menarik dan nyaman. 3. Lokasi perpustakaan sekolah seharusnya bisa diakses oleh semua siswa,

terutama dalam pemilihan tempat yang strategis.

4. Pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber sebaiknya lebih dimasksimalkan oleh guru dan siswa. Dengan membuat perencanaan penyelenggaran dan persiapan tenaga perpustakaan sekolah yang berkompeten dan berpengalaman. Hal ini sangat penting untuk dilakukan agar dalam pemanfaatannya dapat digunakan dengan baik

5. Sekolah dan petugas perpustakaan sebaiknya berkomunikasi dalam menangani masalah-masalah yang terjadi di perpustakaan sekolah sehingga pemanafataan perpastakaan sekolah sebagai sumber belajar bisa maksimal.


(30)

Eri Merdaina, 2013

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Di Slb Na Kota Bandung (Studi Deskriptif Di SLBN A Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi (1996). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Bafadal, Ibrahim (2012), Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Basrowi & Suwandi (2008), Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta : Rineka Cipta

Departemen Pendididkan Nasional. (2003), Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas

http://www.dj-rahardja.blogspot.com/2008/09/ketunanetraan.html [13 Maret 2013]

Karwono. (2007). Pemanfaatan Sumber Belajar dalam Upaya Peningkatan Kualitas dan Hasil Pembelajaran .[Online]. Tersedia: http://karwono.wordpress.com/2007/11/09/seminar-sumber-belajar/. [13 Maret 2013]

Moleong, lexy J. (2011), Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung, PT. Remaja Rosdakarya

Musfiqon, HM. (2012), Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta : Prestasi Pustaka.

Nasution, S. (2002), Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung : Tarsito

Nawawi, Ahmad (2007), Hand out Perkuliahan. Bandung

Nusantari, Anita. (2012), Strategi Pengembangan Perpustakaan. Jakarta : Prestasi Pustaka.

Poerwadarminta, W.J.S. (1990), Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.

Somantri, Sutjihati (2007), Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Reflika Aditama

Sudjana, N. Dan Rivai, A. (2007). Tekonologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo


(31)

65

Eri Merdaina, 2013

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Di Slb Na Kota Bandung (Studi Deskriptif Di SLBN A Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Surachaman, Arif. (2009). Karateristik Perpustakaan Ideal. [Online]. Tersedia :arifs.staff.ugm.ac.id/mypaer/LBTI.doc

Undang – Undang Republik Indonesia. 2007. No.43 Tahun 2007 Tentang

Perpustakaan.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI

Warsita, B. (2008). Teknologi Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Yusuf, Pawit M,. & Suhendar, Yaya (2010), Pedoman Penyelenggaraan


(1)

Eri Merdaina, 2013

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Di Slb Na Kota Bandung (Studi Deskriptif Di SLBN A Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mengumpulkan informasi karena pengumpulan data merupakan tugas utama peneliti.

3. Tahap Analisis Data

Menurut Patton (Basrowi dan Suwandi 2008 : 91) analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan ukuran dasar. Sedangkan menurut Basrowi dan Suwandi (2008: 91) “Analisis data bermaksud untuk mengorganisasikan data. Pekerjaan analisis data dalam hal ini adalah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode dan mengkategorikannya”.

Dari berbagai definisi diatas dapat digaris bahwai bahwa analisis bertujuan untuk mengatur dan menggorganisasikan data yang diperoleh dari lapangan. Adapun proses berjalannya analisis data menurut Sieddel (Moleong, 2008 :248) adalah sebagai berikut :

a. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri

b. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan, membuat ikhtisar , dan membuat indeksnya

c. Berpikir dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-temuan umum.

Alur penelitian dalam penelitian ini digambarkan pada bagan di bawah ini:

Bagan 3.1 Prosedur Penelitian


(2)

42

Eri Merdaina, 2013

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Di Slb Na Kota Bandung (Studi Deskriptif Di SLBN A Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

STUDI PENDAHULUAN

FOKUS MASALAH

INSTRUMEN PENELITIAN

PENGUMPULAN DATA (WAWANCARA, OBSERVASI DAN DOKUMENTASI)

ANALISIS DATA


(3)

Eri Merdaina, 2013

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Di Slb Na Kota Bandung (Studi Deskriptif Di SLBN A Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar di SLBN A Kota Bandung, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengelolaan perpustakaan sekolah sudah dilakukan oleh petugas perpustakaan sekolah, tetapi masih belum optimal dalam memenuhi kebutuhan yang diperlukan bagi pengunjung perpustakaan sekolah terutama bagi mereka yang membutuhkan layanan dan kebutuhan khusus. 2. Pemanfataan perputakaan sekolah yang dilakukan oleh para guru dan

siswa di lingkungan SLBN A Kota Bandung sebagai sumber belajar, masih belum dimanfaatkan secara optimal oleh para guru dan siswa. 3. Kendala atau masalah yang dihadapi dalam pemanfaatan perpustakaan

sekolah sebagai sumber belajar di SLB N A Kota Bandung, antara lain: Lokasi yang kurang strategis, Ruangan yang kurang luas, kekurang petugas perpustkaan sekolah, penempatan koleksi perpustakaan yang tidak beraturan,dan kurangnya minat siswa dan guru untuk memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar.

4. Upaya yang telah dilakukan sekolah untuk memaksimalkan pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar di SLBN A Kota Bandung, antara lain: adanya penambahan petugas perpustakaan sekolah dan menambah koleksi bahan pustaka bagi perpustakaan sekolah.

B. Implikasi

1. Pengelola perpustakaan sekolah sebaiknya melakukan kerjasama-kerjasama dengan intansi yang berkaitan dengan pengadaan koleksi


(4)

63

Eri Merdaina, 2013

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Di Slb Na Kota Bandung (Studi Deskriptif Di SLBN A Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

perpustakaan terutama dengan instansi yag bekaitan dengan Ketuanetraan untuk memperoleh bantuan buku yang terbaru.

2. Pengelola perpustakan sekolah harus mampu mengefektifkan bahan pustaka dan ruangan yang ada supaya menjadi menarik dan nyaman. 3. Lokasi perpustakaan sekolah seharusnya bisa diakses oleh semua siswa,

terutama dalam pemilihan tempat yang strategis.

4. Pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber sebaiknya lebih dimasksimalkan oleh guru dan siswa. Dengan membuat perencanaan penyelenggaran dan persiapan tenaga perpustakaan sekolah yang berkompeten dan berpengalaman. Hal ini sangat penting untuk dilakukan agar dalam pemanfaatannya dapat digunakan dengan baik

5. Sekolah dan petugas perpustakaan sebaiknya berkomunikasi dalam menangani masalah-masalah yang terjadi di perpustakaan sekolah sehingga pemanafataan perpastakaan sekolah sebagai sumber belajar bisa maksimal.


(5)

Eri Merdaina, 2013

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Di Slb Na Kota Bandung (Studi Deskriptif Di SLBN A Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi (1996). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Bafadal, Ibrahim (2012), Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Basrowi & Suwandi (2008), Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta : Rineka Cipta

Departemen Pendididkan Nasional. (2003), Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas

http://www.dj-rahardja.blogspot.com/2008/09/ketunanetraan.html [13 Maret 2013]

Karwono. (2007). Pemanfaatan Sumber Belajar dalam Upaya Peningkatan Kualitas dan Hasil Pembelajaran .[Online]. Tersedia: http://karwono.wordpress.com/2007/11/09/seminar-sumber-belajar/. [13 Maret 2013]

Moleong, lexy J. (2011), Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung, PT. Remaja Rosdakarya

Musfiqon, HM. (2012), Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta : Prestasi Pustaka.

Nasution, S. (2002), Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung : Tarsito Nawawi, Ahmad (2007), Hand out Perkuliahan. Bandung

Nusantari, Anita. (2012), Strategi Pengembangan Perpustakaan. Jakarta : Prestasi Pustaka.

Poerwadarminta, W.J.S. (1990), Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.

Somantri, Sutjihati (2007), Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Reflika Aditama Sudjana, N. Dan Rivai, A. (2007). Tekonologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru


(6)

65

Eri Merdaina, 2013

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Di Slb Na Kota Bandung (Studi Deskriptif Di SLBN A Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Surachaman, Arif. (2009). Karateristik Perpustakaan Ideal. [Online]. Tersedia :arifs.staff.ugm.ac.id/mypaer/LBTI.doc

Undang – Undang Republik Indonesia. 2007. No.43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI

Warsita, B. (2008). Teknologi Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Yusuf, Pawit M,. & Suhendar, Yaya (2010), Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Kencana