PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI TULISAN SISWA PADA MATERI ALAT INDERA.

(1)

DAFTAR ISI

Judul Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Asumsi... 6

G. Hipotesis ... 6

BAB II MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING, PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI SISWA PADA KONSEP ALAT INDERA A. Model Pembelajaran Reciprocal Teaching ... 7

1. Pengertian Model Pembelajaran Reciprocal Teaching ... 7

2. Pelaksanan Reciprocal Teaching ... 10

B. Penguasaan Konsep ... 13

C. Kemampuan Berkomunikasi ... 16

1. Pengertian Berkomunikasi ... 18

2. Komunikasi dalam Pembelajaran ... 16


(2)

b. Kemampuan Berkomunikasi Tulisan ... 18

D. Hubungan Model Pembelajaran dengan Penguasaan Konsep dan Kemampuan Berkomunikasi Siswa ... 20

E. Konsep Alat Indera ... 25

1. Indera Penglihatan (Mata)... 26

2. Indera Pendengaran (Telinga) ... 28

3. Indera Peraba (Kulit)... 31

4. Indera Pembau (Hidung) ... 32

5. Indera Pengecap (Lidah) ... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 34

A. Definisi Operasional ... 34

B. Metode dan Desain Penelitian ... 35

C. Subjek Penelitian ... 36

D. Lokasi Penelitian ... 37

E. Instrumen Penelitian ... 37

F. Prosedur Penelitain... 39

G. Analisis Uji Coba Penelitian ... 41

H. Teknik Pengambilan dan Pengolahan Data ... 43

I. Alur Penelitian ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48

A. Hasil Penelitian ... 48

B. Pembahasan ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 67

A. Kesimpulan ... 67

B. Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 70


(3)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Indikator Berdasarkan Jenjang Kognitif Bloom ... 18

3.1. Desain Penelitian One Group Pretest Posttest Design ... 36

3.2. Hasil Analisis Uji Coba Soal Pilihan Ganda ... 41

3.3. Hasil Analisis Uji Coba Soal Kemampuan Berkomunikasi Tulisan ... 43

3.4. Kategori Kemampuan Berkomunikasi Tulisan ... 45

3.5. Interpretasi Nilai N-Gain ... 45

4.1. Penguasaan Konsep Siswa Sebelum dan Setelah Pembelajaran dengan Model Reciprocal Teaching ... 48

4.2. Persentase Perolehan Indeks Gain Tes Kognitif ... 49

4.3. Kemampuan Berkomunikasi Siswa Sebelum dan Setelah Pembelajaran dengan Model Reciprocal Teaching ... 49

4.4. Rata-rata Nilai dan Indeks Gain Kemampuan Berkomunikasi ... 51


(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Empat Strategi Pembelajaran Reciprocal Teaching ... 10

2.2. Bagian-Bagian Bola Mata ... 28

2.3. Bagian-Bagian Telinga ... 31

2.4. Struktur Kulit ... 32

3.1. Alur Penelitain ... 47


(5)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

A. Perangkat Pembelajaran ... 73

B. Instrumen Penelitian ... 88

C. Pengolahan Data ... 116

D. Perizinan ... 120

E. Riwayat Hidup ... 127


(6)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan satu sama lain. Komponen tersebut meliputi: tujuan, materi, metode dan evaluasi (Rusman, 2011:1). Keempat komponen pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh guru sebelum memilih dan menentukan model-model pembelajaran yang akan digunakan.

Pada saat ini telah banyak pendekatan dan model pembelajaran yang telah dikembangkan sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan. Mutu pendidikan dapat dilihat dalam dua hal, yakni mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan. Proses pendidikan dinyatakan bermutu apabila seluruh komponen terlibat dalam proses pendidikan itu sendiri (Sudjana, 2010). Model pembelajaran yang harus dikembangkan agar kemampuan siswa dapat berkembang adalah model pembelajaran yang berpusat kepada siswa atau keaktifan dan kreativitas siswa, yaitu pembelajaran yang memandang siswa sebagai subjek belajar yang dinamis sedangkan guru hanya berfungsi sebagai fasilitator dan motivator (Abimanyu, 2008).

Peningkatan hasil belajar siswa merupakan salah satu indikator yang dapat menunjukkan keberhasilan dalam pengajaran (Sudjana, 2010). Proses pengajaran yang optimal memungkinkan hasil belajar yang optimal pula. Ada korelasi antara


(7)

menciptakan kondisi proses pengajaran, makin tinggi pula hasil atau produk dari pengajaran tersebut, sehingga peningkatan hasil belajar yang dicapai oleh siswa dapat dijadikan sebagai salah satu indikator yang dapat menunjukkan kualitas pendidikan (Sudjana, 2010). Pencarian mutu suatu pendekatan dan model pembelajaran yang dapat meningkatkan mutu pendidikan dari segi hasil pendidikan yakni berupa hasil belajar siswa, menjadi suatu keharusan yang dilakukan oleh suatu pendidik.

Peran aktif siswa dalam pembelajaran sistem alat indera manusia sangat dibutuhkan terutama pada materi yang kaya akan konsep sehingga dibutuhkan strategi belajar mengajar yang tepat. Oleh karena itu dalam merancang persiapan mengajar perlu menyusun strategi pembelajaran. Reciprocal teaching merupakan salah satu model pembelajaran yang memiliki empat strategi yaitu merangkum, menyusun pertanyaan, mengklarifikasi dan memprediksi. Dalam strategi merangkum, memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi dan menguraikan dengan kata-kata sendiri (Trianto, 2007). Membuat pertanyaan dan memprediksi jawabannya merupakan suatu bagian dalam kontruktivisme. Di mana dalam teori kontruktivisme menekankan pada proses belajar mengajar yang berpusat pada siswa. Siswa yang harus aktif mengembangkan pengetahuan siswa, siswa harus dimotivasi untuk membaca, menggali dan mengkonstruksi pengetahuan siswa itu sendiri (Sardiman, 2010). Pada tahap mengklarifikasi memberikan kesempatan kepada siswa untuk menuliskan hal-hal yang tidak jelas dalam teks bacaan sehingga siswa bisa lebih mandiri. Dengan menggunakan


(8)

metode ini, siswa diberikan kebebasan untuk mengembangkan kemampuannya sehingga tidak tergantung kepada guru (Ibrahim, 2009).

Komunikasi mempunyai arti yang penting dalam menjalin interaksi selama pembelajaran di kelas. Komunikasi berperan dalam menciptakan suasana belajar yang interaktif dan kondusif. Komunikasi akan menciptakan suatu pembelajaran yang lebih efektif. Oleh karena itu, untuk menciptakan pembelajaran yang lebih baik dan lebih efektif, diperlukan komunikasi yang baik sehingga kemampuan komunikasi ini haruslah dikembangkan dalam diri siswa (Naim, 2009).

Sistem indera merupakan pokok bahasan penting dalam pembelajaran biologi. Sebagian dari konsep alat indera merupakan konsep yang bersifat abstrak, sehingga untuk lebih mengkonkretkannya diperlukan adanya penyajian berupa gambar, bagan dan tabel. Kompetensi Dasar (KD) yang dituntut dalam konsep alat indera yaitu menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi dan proses serta kelainan/ penyakit yang dapat terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Agar materi ini lebih dipahami siswa, maka diperlukan suatu model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan penguasaaan konsep dan kemampuan berkomunikasi siswa. Hal tersebut mendorong peneliti untuk melakukan sebuah penelitian tentang penerapan model pembelajaran reciprocal teaching terhadap peningkatan penguasaan konsep dan kemampuan berkomunikasi pada materi alat indera.


(9)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan masalah pokok dalam penelitian ini adalah :

“Bagaimanakah pengaruh reciprocal teaching terhadap penguasaan konsep dan kemampuan berkomunikasi pada konsep alat indera?”

Agar rumusan masalah tersebut menjadi lebih jelas maka diuraikan menjadi pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah penguasaan konsep siswa sebelum dan sesudah pembelajaran Reciprocal Teaching pada konsep alat indera?

2. Bagaimanakah kemampuan berkomunikasi siswa (melalui bagan, gambar dan tabel) siswa sebelum dan sesudah pembelajaran Reciprocal teaching dilaksanakan?

3. Bagaimanakah respon siswa terhadap pembelajaran alat indera dengan menggunakan model pembelajaran Reciprocal teaching?

C. Batasan Masalah

Ruang lingkup masalah yang diteliti dibatasi pada hal-hal sebagai berikut: 1. Kemampuan menerapkan konsep pada pembelajaran alat indera ditunjukkan

dengan adanya perubahan terhadap penguasaan konsep pada aspek pengetahuan penerapan C1-C5 yang dinyatakan dengan gain skor pretest dan posttest.


(10)

2. Kemampuan berkomunikasi siswa yang diteliti adalah kemampuan berkomunikasi tulisan yaitu membaca data dalam tabel, gambar atau bagan serta mengubah data ke dalam gambar, tabel atau bagan.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi ataupun gambaran hasil penerapan model pembelajaran Reciprocal teaching sebagai upaya untuk meningkatkan penguasaan konsep dan kemampuan berkomunikasi siswa SMA Kelas XI pada materi alat indera.

E. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan praktis sebagai salah satu alternatif dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran, antara lain :

1. Bagi siswa, diharapkan dapat memudahkan dalam menguasai dan memahami materi alat indera

2. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat membantu guru dalam menjelaskan konsep dan mengembangkan kemampuan berkomunikasi siswa dalam pembelajaran di kelas.

3. Bagi peneliti lainnya yaitu sebagai bahan rujukan ataupun perbandingan untuk meneliti masalah yang berkaitan dengan penelitian ini.


(11)

F. Asumsi

1. Reciprocal teaching merupakan suatu teknik pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan pemahaman terhadap suatu topik, yang di dalamnya guru serta murid memegang peranan penting pada tahap dialog tentang suatu topik atau teks (Khalsum, 2005:163).

2. Model pembelajaran reciprocal adalah suatu bentuk pembelajaran yang aktif, dimana pembelajaran ini melibatkan komunikasi antara pembelajar berdasarkan segmen teks yang dibaca dan ini bisa dilakukan dalam kelompok besar atau kecil, tanpa batasan (Widyantini, 2006.)

G. Hipotesis

Berdasarkan asumsi di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini

adalah “Penerapan model pembelajaran Reciprocal Teaching dapat

meningkatkan penguasaan konsep dan kemampuan berkomunikasi siswa pada materi alat indera”.


(12)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Definisi Operasional

Berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan dalam penelitian ini dapat terjadi, untuk menghindari hal tersebut maka diberikan penjelasan beberapa defenisi operasional sebagai berikut:

1. Model pembelajaran Reciprocal teaching adalah suatu model pembelajaran mandiri dengan menggunakan empat strategi dalam pelaksanaannya yaitu merangkum, bertanya, klarifikasi dan memprediksi. Adapun sintaks pembelajaran ini yaitu dengan cara mengelompokkan siswa ke dalam suatu kelompok, yang setiap kelompok beranggotakan empat orang siswa tanpa membedakan gender. Setiap kelompok diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan topik yang sama. Masing-masing siswa pada kelompok tersebut diberi peran dan tanggung jawab yang berbeda. Ada yang bertugas merangkum materi, membuat pertanyaan, mengklarifikasi hal-hal yang belum dimengerti dan memprediksi suatu masalah. Kemudian salah satu kelompok akan mempresentasikan hasil pengerjaan LKSnya dan diadakan diskusi kelas. 2. Penguasaan konsep yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penguasaan

konsep siswa mengenai materi alat indera. Penguasaan konsep siswa diukur menggunakan instrument tes tertulis berupa soal pilihan ganda sebanyak dua puluh soal yang terdiri atas jenjang kognitif mulai dari C1 sampai C5.


(13)

3. Keterampilan berkomunikasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini, yaitu keterampilan berkomunikasi tulisan. Keterampilan berkomunikasi tulisan yang diukur berupa komunikasi melalui gambar, tabel, dan bagan. Komunikasi tulisan berdasarkan keterampilan proses sains yaitu membuat tabel, membaca gambar, membuat bagan, dan membuat gambar dan uraian. Keterampilan berkomunikasi tulisan siswa diukur dengan memberikan soal pretest sebelum pembelajaran dimulai dan soal posttest yang diberikan setelah pembelajaran dilakukan yang berjumlah sembilan soal esai.

B.Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Weak Experimental karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu Reciprocal teaching terhadap variabel terikat yaitu penguasaan konsep dan keterampilan berkomunikasi siswa. Metode penelitian ini tidak menggunakan kelas kontrol sebagai pembanding (Sugiyono, 2011:109).

2. Desain Penelitian

Adapun desain penelitian dalam penelitian ini adalah One Group Pretest-Posttest yaitu desain penelitian yang menggunakan satu kelas dengan pemberian pretest sebelum pembelajaran dan posttest setelah pembelajaran dilaksanakan sehingga dapat diketahui perbandingan sebelum dan setelah diberi perlakuan (Sugiyono, 2011:110-111).


(14)

Secara umum desain penelitian yang akan digunakan dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Desain penelitian one group pretest posttest design

Kelas Pretest Treatment Posttest

Eksperimen O1 X O2

Keterangan: O1 = Tes awal

X = Perlakuan (treatment) yang diberikan adalah model pembelajaran reciprocal teaching

O2 = Tes Akhir

C. Subjek Penelitian 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteritik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011: 117).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Sekolah Laboratorium (Labschool) Kota Bandung tahun ajaran 2011/2012.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2011:118). Dalam penelitian ini sampel yang diambil hanya satu kelas yaitu Kelas XI IPA I yang berjumlah 36 orang. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah cluster random sampling, yaitu teknik penentuan sampel yang diambil secara acak dan relatif homogeny yang memungkinkan setiap kelompok berpeluang untuk menjadi sampel


(15)

D. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Sekolah Laboratorium (Labschool), Jalan Sanjayaguru, Kampus UPI Kota Bandung. Sekolah ini dijadikan sebagai tempat penelitian karena peneliti mengamati karakteristik siswa pada kelas yang dijadikan sampel yaitu memiliki kemampuan akademik yang heterogen, sehingga dapat mewakili penguasaan konsep dan kemampuan berkomunikasi dengan kategori tinggi, sedang, hingga rendah serta model pembelajaran yang akan diteliti belum pernah diberikan pada siswa di sekolah tersebut.

E. Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian (Sugiyono, 2011: 148).

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Test

a. Soal Hasil Belajar

Berupa soal pilihan ganda sebanyak 20 soal dengan butir pilihan sebanyak lima opsi, digunakan untuk mengukur penguasaan konsep siswa pada materi Alat Indera. Tingkatan soal mulai dari C1–C5. Tes ini diberikan sebelum dan sesudah dilakukannya model pembelajaran Reciprocal teaching pada kelas eksperimen.

b. Soal Kemampuan Berkomunikasi Tulisan

Berupa sembilan soal uraian yang digunakan untuk mengukur keterampilan berkomunikasi secara tulisan yang diberikan pada kelas eksperimen. Soal


(16)

kemampuan berkomunikasi digunakan sebagai data utama untuk memperoleh informasi mengenai keterampilan berkomunikasi tulisan siswa yang meliputi kemampuan siswa dalam mengubah gambar menjadi uraian; uraian menjadi bagan; gambar menjadi tabel; gambar menjadi uraian; dan tabel menjadi uraian.

2. Nontest

a. Angket

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2011:199). Angket digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Angket ini digunakan sebagai data tambahan untuk mengetahui tanggapan siswa dan guru terhadap penggunaan model pembelajaran Reciprocal teaching pada materi alat indera.

b. Wawancara

Wawancara dalam pengertian ini digunakan untuk mengetahui respon guru mata pelajaran terhadap strategi pembelajaran yang diterapkan. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan telepon (Sugiyono, 2011:194). Adapun teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan mengajukan beberapa pertanyaan mengenai latar belakang guru tersebut, pendapat guru mengenai kelebihan dan kekurangan model pembelajaran reciprocal teaching, dan saran dalam penerapan reciprocal teaching selanjutnya.


(17)

F. Prosedur Penelitian

Secara garis besar, penelitian yang dilakukan terbagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap awal (persiapan), tahap inti (pelaksanaan) dan tahap akhir (penarikan kesimpulan). Ketiga tahapan tersebut dijabarkan sebagai berikut:

1. Tahap Awal (Persiapan)

Tahap persiapan ini meliputi:

a. Studi Pustaka, mengumpulkan informasi tentang model pembelajaran Reciprocal teaching, kemampuan berkomunikasi, penguasaan konsep, dan alat indera manusia.

b. Menyusun proposal dengan bimbingan dari dosen pembimbing dan seminar proposal.

c. Menyusun instrumen penelitian sebagai alat untuk mengumpulkan data. Instrumen terdiri atas soal pilihan ganda dengan lima opsi, tes kemampuan berkomunikasi tulisan, rubrik penilaian kemampuan berkomunikasi tulisan, dan angket tertutup.

d. Melakukan ujicoba instrumen penelitian setelah sebelumnya dilakukan judgement dan revisi.

e. Menganalisis materi dan telaah pustaka untuk menyusun rencana pembelajaran pada materi alat indera.

f. Merancang kegiatan belajar mengajar yang sesuai dengan model pembelajaran Reciprocal teaching

g. Melakukan revisi instrumen setelah melakukan judgement instrument. h. Mempersiapkan surat izin penelitian di sekolah yang akan diteliti.


(18)

2. Tahap Inti (Pelaksanaan)

Setelah tahap persiapan selesai, barulah penelitian dilaksanakan. Tahap pelaksanaan ini meliputi :

a. Pelaksanaan Test Awal (Pretest)

Pelaksanaan bertujuan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa tentang materi alat indera. Tes ini dilakukan di awal pembelajaran sebelum kegiatan pembelajaran dilakukan.

b. Pelaksanaan Pembelajaran

Pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. Kelas tersebut diberikan perlakuan dengan menerapkan model pembelajaran Reciprocal teaching pada materi alat indera. c. Pelaksanaan Test Akhir (Posttest)

Tes akhir dilakukan setelah pembelajaran selesai. Tes akhir ini dilaksanakan untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan berkomunikasi siswa setelah mendapat pembelajaran dengan model pembelajaran Reciprocal teaching.

d. Memberikan angket kepada siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan model pembelajaran Reciprocal teaching.

3. Tahap Akhir (Penarikan Kesimpulan)

Tahap akhir ini meliputi kegiatan:


(19)

c. Menganalisis dan membahas hasil penelitian

d. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data.

e. Memberi saran-saran terhadap aspek-aspek penelitian yang kurang memadai.

G. Analisis Uji Coba Instrumen

Sebelum melakukan pengambilan data dengan menggunakan instrumen yang telah dibuat, terlebih dahulu dilakukan judgement oleh dosen ahli kemudian dilakukan uji coba instrumen. Uji coba dilakukan pada kelas yang sudah mendapatkan materi yang akan diteliti. Uji coba dilakukan untuk melihat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda instrumen yang digunakan. Untuk melihat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda setiap butir soal yang diujicobakan digunakan software ANATES Pilihan Ganda dan ANATES Uraian versi 4,0 dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 3.2 Hasil Analisis Uji Coba Soal Pilihan Ganda

No

Daya Pembeda (%)

Tingkat

Kesukaran Korelasi Validitas Keterangan

1. 0,00 Sangat Mudah -0,089 Sangat Rendah Buang 2. 9,09 Sangat Mudah 0,130 Sangat Rendah Buang

3. 45,45 Mudah 0,623 Tinggi Pakai

4. 72,73 Sedang 0,527 Cukup Pakai

5. 9,09 Sangat Sukar 0,130 Sangat Rendah Buang

6. 63,64 Sedang 0,454 Cukup Pakai

7. 72,73 Sedang 0,581 Cukup Pakai

8. -9,09 Sangat Mudah -0,084 Sangat Rendah Buang

9. 63,64 Sedang 0,454 Cukup Pakai

10. 0,00 Mudah 0,110 Sangat Rendah Buang

11. 27,27 Sangat Mudah -0,304 Rendah Buang

12. 100,00 Sedang 0,604 Tinggi Pakai

13. 9,09 Sangat Mudah 0,021 Sangat Rendah Buang 14. -9,09 Sangat Mudah -0,084 Sangat Rendah Buang


(20)

No

Daya Pembeda (%)

Tingkat

Kesukaran Korelasi Validitas Keterangan

16. 0,00 Sangat Sukar 0,089 Sangat Rendah Buang

17. 36,36 Sangat Mudah 0,627 Tinggi Pakai

18. -9,09 Sangat Mudah -0,060 Sangat Rendah Buang 19. 9,09 Sangat Mudah 0,117 Sangat Rendah Buang 20. -9,09 Sangat Mudah -0,171 Sangat Rendah Buang

21. 45,45 Mudah 0,623 Tinggi Pakai

22. 72,73 Sedang 0,441 Cukup Pakai

23. 9,09 Sangat Mudah 0,364 Rendah Pakai

24. 45,45 Mudah 0,608 Tinggi Pakai

25. 9,09 Sangat Sukar 0,142 Sangat Rendah Buang

26. 72,73 Sedang 0,538 Cukup Pakai

27. 0,00 Sangat Mudah -0,089 Sangat Rendah Buang

28. -63,64 Mudah -0,441 Sangat Rendah Buang

29. 81,82 Sedang 0,659 Tinggi Pakai

30. 45,45 Sedang 0,430 Cukup Pakai

31. 9,09 Mudah 0,093 Sangat Rendah Buang

32. 36,36 Sedang 0,425 Cukup Pakai

33. 0,00 Sedang 0,136 Sangat Rendah Buang

34. 72,73 Sedang 0,581 Cukup Pakai

35. 9,09 Sangat Mudah 0,529 Cukup Pakai

36. 27,27 Sangat Mudah 0,673 Tinggi Pakai

37. 0,00 Mudah -0,009 Sangat Rendah Buang

38. -9,09 Sangat Sukar 0,015 Sangat Rendah Buang

39. 27,27 Sangat Mudah 0,721 Tinggi Pakai

40. 0,00 Sangat Mudah -0,089 Sangat Rendah Buang

Keterangan :

Rata-Rata : 27,32

Simpangan Baku : 3,86 Korelasi XY : 0,66 Reliabilitas : 0,79

Tabel 3.3 Hasil Analisis Uji Coba Soal Kemampuan Berkomunikasi Tulisan Siswa

No

Daya Pembeda (%)

Tingkat


(21)

Keterangan :

Rata-Rata : 23,68

Simpangan Baku : 11,58 Korelasi XY : 0,91 Reliabilitas : 0,95

H. Teknik Pengumpulandan Pengelolahan Data 1. Teknik Pengumpulan

a. Untuk mengukur atau menganalisis penguasaan konsep siswa terhadap materi pada konsep alat indera dilakukan dengan tes pilihan ganda sebanyak 20 butir soal yang sudah diuji.

b. Untuk mengukur atau menganalisis kemampuan berkomunikasi tulisan siswa pada konsep alat indera dilakukan dengan tes esai sebanyak sembilan soal. c. Untuk mengetahui respon dan ketertarikan siswa terhadap pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran Reciprocal teaching digunakan angket tertutup.

2. Pengolahan Data

Adapun pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi:

1) Tes Penguasaan Konsep

Setelah data tes penguasaan konsep terkumpul, maka dilakukan pemberian

3. 14,55 Sukar 0,372 Cukup Pakai

4. 27,27 Sedang 0,570 Tinggi Revisi + Pakai

5. 25,45 Sedang 0,490 Rendah Buang

6. 94,55 Sedang 0,839 Sangat Tinggi Pakai

7. 94,55 Sedang 0,834 Sangat Tinggi Buang

8. 78,18 Sedang 0,908 Sangat Tinggi Buang

9. 72,73 Sedang 0,844 Sangat Tinggi Pakai


(22)

yaitu jawaban benar diberi skor satu dan jawaban salah atau butir soal yang tidak dijawab diberi skor nol. Skor tiap siswa ditentukan dengan menghitung jumlah jawaban yang benar. Setelah dilakukan penskoran data, data yang terkumpul akan dianalisis.

2) Soal Keterampilan Berkomunikasi Tulisan

a) Pemberian skor pada hasil pretest dan posttest untuk setiap soal esei keterampilan berkomunikasi tulisan.

b) Menghitung skor total pretest dan posttest dari seluruh soal esai keterampilan berkomunikasi tulisan untuk satu per satu siswa.

c) Menentukan rata-rata skor pretest dan posttest.

Hasil perhitungan data keterampilan berkomunikasi tulisan menjadi data kemampuan berkomunikasi tulisan siswa pada setiap kelas. Data yang di dapat selanjutnya diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut :

(1) Untuk melihat keterampilan berkomunikasi secara tulisan pada tiap aspek dilakukan pengolahan data dengan menggunakan penghitungan data kualitatif, sehingga didapatkan presentase relatifnya. Perhitungan persentase skor adalah

(Arikunto, 2009).

(2) Menafsirkan nilai-nilai presentase pada setiap aspek yang diamati menurut Arikunto dalam bentuk kalimat seperti tabel di bawah ini.


(23)

Tabel 3.4 Kategori Kemampuan Berkomunikasi Tulisan Persentase (%) Kategori

80-100 % Baik Sekali

60-79 % Baik

40-59 % Sedang

20-39% Buruk

0-19% Buruk Sekali (Arikunto, 2009)

3) Analisis Indeks Gain

Perhitungan indeks gain (gain ternormalisasi) dimaksudkan untuk mengetahui kategori peningkatan keterampilan berkomunikasi dan penguasaan konsep siswa. Untuk memperoleh nilai indeks gain (gain ternormalisasi) digunakan rumus yang dikembangkan oleh Hake (1999) yaitu:

Nilai N-gain yang diperoleh diinterpretasikan dengan klasifikasi pada Tabel 3.5 berikut:

Tabel 3.5 Intrepretasi Nilai N-gain Rentang perolehan N-gain Kriteria

0,00 – 0,20 Sangat rendah

0,21 – 0,40 Rendah

0,41 – 0,60 Cukup

0,61 – 0,80 Tinggi

0,81 – 1,00 Sangat tinggi N – gain =

Skor test akhir – Skor test awal Skor maksimal – Skor test awal


(24)

4) Analisis Angket Siswa

Angket digunakan untuk mengetahui respon atau pendapat siswa terhadap model pembelajaran Reciprocal teaching yang telah dilakukan.. Angket yang dibuat memuat pernyataan dengan 2 pilihan jawaban yaitu “Ya” atau “Tidak”, yang termasuk dalam Skala Guttman. Data yang diperoleh dari jawaban angket siswa kemudian dianalisis dan dihitung jumlah jawaban siswa dari tiap respon.

Data angket diolah dalam bentuk persentase dengan rumus:

% Respon Siswa =

∑ Siswa pada item tersebut ∑ total siswa


(25)

I. Alur Penelitian

Gambar 3.1 Alur Penelitian

Penyusunan instrumen Judgment

Analisa data hasil uji coba instrumen Revisi instrumen dan uji coba instrumen

Pelaksanaan

Analisis dan pengolahan data

Kesimpulan

Pelaporan hasil penelitian

Pretest

Penerapan model pembelajaran Reciprocal Teaching pada kelas eksperimen

Posttest


(26)

(27)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan penelitian serta hasil analisis data dan pembahasan,

penguasaan konsep siswa sebelum diterapkannya model reciprocal teaching terbilang rendah, akan tetapi setelah diterapkannya model pembelajaran reciprocal teaching menunjukkan adanya peningkatan. Berdasarkan hasil perhitungan N-gain didapatkan nilai N-gain penguasaan konsep sebesar 0,45 sehingga dapat disimpulkan bahwa penguasaan konsep siswa mengalami peningkatan dengan kategori cukup.

Selain penguasaan konsep, kemampuan berkomunikasi pun diukur dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data hasil penelitian diperoleh hasil bahwa kemampuan berkomunikasi siswa sebelum diterapkannya model pembelajaran reciprocal teaching terbilang rendah, akan tetapi setelah diterapkannya model pembelajaran menunjukkan adanya peningkatan. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari rerata N-gain siswa. Berdasarkan hasil perhitungan N-gain didapatkan nilai N-gain sebesar 0,60 sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan berkomunikasi siswa mengalami peningkatan dengan kategori cukup.

Tanggapan siswa mengenai penerapan model pembelajaran reciprocal teaching dalam pembelajaran dapat dilihat dari perhitungan hasil angket. Berdasarkan hasil angket dapat dilihat bahwa respon positif siswa terhadap


(28)

pembelajaran dengan model reciprocal teaching adalah sebesar 88,05% dan siswa yang memberikan respon negatif adalah sebesar 11,95%. Artinya bahwa penerapan model reciprocal teaching dalam pembelajaran, dinilai menarik dan dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan penguasaan konsep siswa pada materi alat indera.

B. Saran

Penguasaan konsep dan kemampuan berkomunikasi adalah kemampuan dasar yang penting yang harus dimiliki siswa. Oleh karena itu, diperlukan pembelajaran yang dapat menimbulkan semangat dan motivasi belajar siswa, menggali dan mengembangkan pengetahuan dan kemampuan berkomunikasi siswa.

Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan, penulis memiliki beberapa saran kepada guru atau kepada pihak-pihak lain yang ingin melakukan penelitian serupa yang berkaitan dengan pengaruh model pembelajaran reciprocal teaching terhadap penguasaan konsep dan kemampuan berkomunikasi siswa.

Adapun saran-saran yang dapat dikemukakan sebagai berikut : 1. Saran bagi siswa

Hendaknya sering melatih diri dalam membuat dan membaca tabel, bagan dan gambar karena belajar akan lebih mudah bila menggunakan tabel, bagan dan gambar. Temukanlah cara belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan pribadimu sehingga proses belajar mengajar akan lebih mudah dan tidak


(29)

2. Saran bagi guru (pendidik)

Hendaknya siswa diberi pengertahuan mengenai keterampilan proses melalui kegiatan belajar mengajar di kelas. Siswa hendaknya senantiasa dilibatkan dalam kegiatan pembelajaran di kelas dan lebih sering melakukan kegiatan belajar yang bersifat konstruktivisme, sehingga kemampuan siswa akan lebih berkembang. Jika guru melaksanakan model pembelajran reciprocal teaching dengan cara mengelompokkan siswa, maka hendaknya semua siswa harus dipastikan turut serta dalam kegiatan kelompok tersebut. Pengelompokkan siswa juga perlu memperhatikan prestasi dari siswa, sebaiknya dengan prestasi tinggi dikelompokkan dengan yang kurang agar terjadi pertukaran informasi dan proses belajar mengajar antar siswa.

3. Saran bagi peneliti lain

Jika ingin menggunakan model pembelajaran reciprocal teaching ini, bisa dikorelasikan dengan kemampuan lainnya atau pada materi yang berbeda.


(30)

DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu, Soli dkk. (2008). Strategi Pembelajaran. Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

Anderson & Krathwohl. (2001). A taxonomy for Learning, Teaching and Assesing: A revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. New York: Longman.

Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Asrori, (2004). Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta didik). Jakarta: Bumi Aksara

Dahar, Ratna Wilis. (1989). Teori-Teori Belajar. Cetakan kedua. Bandung: Erlangga.

Elaine N. Marieb (2001). Human Anatomy and Physiology. San Fransisco : Imprint of Addison Wesley Longman Inc.

Foster, Elizabeth and Rotolongi, Becky. (2009). Reciprocal_teaching online. Tersedia: http://projects.coe.uga.edu/epltt/index.php?title=Reciprocal _Teaching 30 Juli 2012

Hake, R. R. (1999). Analyzing Change-Gain Scores [Online]. Tersedia:

http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf. [28 Juli 2012].

Ibrahim, Muslimin. (2009). Reciprocal Teaching Sebagai Strategi. [Online]. Tersedia: http:kpicenter.org,indeks.php%option.com_content&task_view &id_36&itemid, [20 Juli 2012]

Isjoni. (2007). Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.

Joyce, B., Marsha W, dan Emily C. (2009). Models of Teaching edisi kedelapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Khalsum, U (2005). Pengajaran Reciprocal : Satu Alternatif Strategi Pembelajaran Berkesan Dalam Masalah Pendidikan 2005. Universitas Malaya online, 9 halaman. Tersedia: http//www.epse.artikel.edu/2005.pdf


(31)

Lie, Anita. (2008). Cooperative Learning : Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta : PT Gramedia Widia Sarana Indonesia.

Latuheru, JD. (2002). Media Pembelajaran. Edisi Revisi. Makassar. MSU Press. Dalam Jurnal Ilmu Kependidikan Vol 5, No 2 hal 173-187. (http://www.pdii.lipi.go.id/index.php/Search.html?, [10 Oktober 2012] Lubliner, S. (2001). Reciprocal Teaching an Alternative to Gatekeeping

Practices. [Online]. Tersedia:

http://www.Ascd.org/aboutascd/cr/students/author/0111/lubliner.html [10 Oktober 2012]

Masykur, Kadim. (2004). Pembelajaran Kooperatif dalam Pembelajaran Sains. Malang: Universitas Negeri Malang.

Mudjiman, Haris. (2009). Belajar mandiri (Self-Motivated Learning). Edisi 2. Surakarta: LPP UNS Press.

Mulyadiana, T.S. (2000). Kemampuan Komunikasi Siswa Madrasah Aliyah Melalui Pembelajaran Kooperatif Pada Konsep Sistem Reproduksi Manusia. Tesis PPS: tidak diterbitkan.

Naim, Ngainun. (2009). Dasar-Dasar Komunikasi Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Nawawi, Hadari. (1995). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Nicholson, S.A. (2001). Reciprocal Teaching [Online]. Tersedia: http://www.ci.swt.edu/Presentation/CRLao1/ReciprocalTeaching.html. [10 Oktober 2012]

Nur. Mohamad. 2004. Strategi-strategi Belajar. Surabaya: Pusat Sains dan Matematika Sekolah Universitas Negeri Surabaya

Nur dan Wikandari. (2002). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Surabaya: IKIP Surabaya.

Palincsar. (1986). Reciprocal Teaching. Dalam North Central Regional Educational Laboratory [online]., 2 halaman. Tersedia: http://www.ncrel.org/sdrs/areas/issues/students/atrisk/at6lk38.html [ 28 Juni 2012]


(32)

Ross dan Wilson. (2011). Dasar-Dasar Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: Salemba Medika

Roswanjaya, D. (2003). Paradigma Pendidikan Demokratis (Sebuah Model Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan). Jakarta : Prenada Media.

Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Rustaman, N. (2003). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung: IMSEP JICA Sagala, S. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : ALFABETA. Sanjaya. (2002). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sardiman, AM. (2010). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Press. Jakarta.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Slavin. (2009). Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.

Soemanto. (2006). Psikologi Pendidikan dan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, N. (2008). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sudjana, N. (2010). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Cetakan ke 12. Bandung: Alfabeta.

Sutisna, Yana. (2009). Mengenal Tubuh Kita. Bandung: Angkasa. Syaifuddin. (2009). Anatomi Fisiologi Manusia Edisi 2. Jakarta: EGC. Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi

Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi.


(1)

Elvina Sembiring, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Kemampuan Berkomunikasi Tulisan Pada Materi Alat Indera

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan penelitian serta hasil analisis data dan pembahasan,

penguasaan konsep siswa sebelum diterapkannya model reciprocal teaching terbilang rendah, akan tetapi setelah diterapkannya model pembelajaran reciprocal teaching menunjukkan adanya peningkatan. Berdasarkan hasil perhitungan N-gain didapatkan nilai N-gain penguasaan konsep sebesar 0,45 sehingga dapat disimpulkan bahwa penguasaan konsep siswa mengalami peningkatan dengan kategori cukup.

Selain penguasaan konsep, kemampuan berkomunikasi pun diukur dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data hasil penelitian diperoleh hasil bahwa kemampuan berkomunikasi siswa sebelum diterapkannya model pembelajaran reciprocal teaching terbilang rendah, akan tetapi setelah diterapkannya model pembelajaran menunjukkan adanya peningkatan. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari rerata N-gain siswa. Berdasarkan hasil perhitungan N-gain didapatkan nilai N-gain sebesar 0,60 sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan berkomunikasi siswa mengalami peningkatan dengan kategori cukup.

Tanggapan siswa mengenai penerapan model pembelajaran reciprocal teaching dalam pembelajaran dapat dilihat dari perhitungan hasil angket. Berdasarkan hasil angket dapat dilihat bahwa respon positif siswa terhadap


(2)

Elvina Sembiring, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Kemampuan Berkomunikasi Tulisan Pada Materi Alat Indera

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pembelajaran dengan model reciprocal teaching adalah sebesar 88,05% dan siswa yang memberikan respon negatif adalah sebesar 11,95%. Artinya bahwa penerapan model reciprocal teaching dalam pembelajaran, dinilai menarik dan dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan penguasaan konsep siswa pada materi alat indera.

B. Saran

Penguasaan konsep dan kemampuan berkomunikasi adalah kemampuan dasar yang penting yang harus dimiliki siswa. Oleh karena itu, diperlukan pembelajaran yang dapat menimbulkan semangat dan motivasi belajar siswa, menggali dan mengembangkan pengetahuan dan kemampuan berkomunikasi siswa.

Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan, penulis memiliki beberapa saran kepada guru atau kepada pihak-pihak lain yang ingin melakukan penelitian serupa yang berkaitan dengan pengaruh model pembelajaran reciprocal teaching terhadap penguasaan konsep dan kemampuan berkomunikasi siswa.

Adapun saran-saran yang dapat dikemukakan sebagai berikut : 1. Saran bagi siswa

Hendaknya sering melatih diri dalam membuat dan membaca tabel, bagan dan gambar karena belajar akan lebih mudah bila menggunakan tabel, bagan dan gambar. Temukanlah cara belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan pribadimu sehingga proses belajar mengajar akan lebih mudah dan tidak membebani.


(3)

Elvina Sembiring, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Kemampuan Berkomunikasi Tulisan Pada Materi Alat Indera

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2. Saran bagi guru (pendidik)

Hendaknya siswa diberi pengertahuan mengenai keterampilan proses melalui kegiatan belajar mengajar di kelas. Siswa hendaknya senantiasa dilibatkan dalam kegiatan pembelajaran di kelas dan lebih sering melakukan kegiatan belajar yang bersifat konstruktivisme, sehingga kemampuan siswa akan lebih berkembang. Jika guru melaksanakan model pembelajran reciprocal teaching dengan cara mengelompokkan siswa, maka hendaknya semua siswa harus dipastikan turut serta dalam kegiatan kelompok tersebut. Pengelompokkan siswa juga perlu memperhatikan prestasi dari siswa, sebaiknya dengan prestasi tinggi dikelompokkan dengan yang kurang agar terjadi pertukaran informasi dan proses belajar mengajar antar siswa.

3. Saran bagi peneliti lain

Jika ingin menggunakan model pembelajaran reciprocal teaching ini, bisa dikorelasikan dengan kemampuan lainnya atau pada materi yang berbeda.


(4)

70

Elvina Sembiring, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Kemampuan Berkomunikasi Tulisan Pada Materi Alat Indera

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu, Soli dkk. (2008). Strategi Pembelajaran. Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

Anderson & Krathwohl. (2001). A taxonomy for Learning, Teaching and Assesing: A revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. New York: Longman.

Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Asrori, (2004). Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta didik). Jakarta: Bumi Aksara

Dahar, Ratna Wilis. (1989). Teori-Teori Belajar. Cetakan kedua. Bandung: Erlangga.

Elaine N. Marieb (2001). Human Anatomy and Physiology. San Fransisco : Imprint of Addison Wesley Longman Inc.

Foster, Elizabeth and Rotolongi, Becky. (2009). Reciprocal_teaching online. Tersedia: http://projects.coe.uga.edu/epltt/index.php?title=Reciprocal _Teaching 30 Juli 2012

Hake, R. R. (1999). Analyzing Change-Gain Scores [Online]. Tersedia:

http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf. [28 Juli 2012].

Ibrahim, Muslimin. (2009). Reciprocal Teaching Sebagai Strategi. [Online]. Tersedia: http:kpicenter.org,indeks.php%option.com_content&task_view &id_36&itemid, [20 Juli 2012]

Isjoni. (2007). Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.

Joyce, B., Marsha W, dan Emily C. (2009). Models of Teaching edisi kedelapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Khalsum, U (2005). Pengajaran Reciprocal : Satu Alternatif Strategi Pembelajaran Berkesan Dalam Masalah Pendidikan 2005. Universitas Malaya online, 9 halaman. Tersedia: http//www.epse.artikel.edu/2005.pdf [25 Juli 2012]


(5)

71

Elvina Sembiring, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Kemampuan Berkomunikasi Tulisan Pada Materi Alat Indera

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Lie, Anita. (2008). Cooperative Learning : Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta : PT Gramedia Widia Sarana Indonesia.

Latuheru, JD. (2002). Media Pembelajaran. Edisi Revisi. Makassar. MSU Press. Dalam Jurnal Ilmu Kependidikan Vol 5, No 2 hal 173-187. (http://www.pdii.lipi.go.id/index.php/Search.html?, [10 Oktober 2012] Lubliner, S. (2001). Reciprocal Teaching an Alternative to Gatekeeping

Practices. [Online]. Tersedia:

http://www.Ascd.org/aboutascd/cr/students/author/0111/lubliner.html [10 Oktober 2012]

Masykur, Kadim. (2004). Pembelajaran Kooperatif dalam Pembelajaran Sains. Malang: Universitas Negeri Malang.

Mudjiman, Haris. (2009). Belajar mandiri (Self-Motivated Learning). Edisi 2. Surakarta: LPP UNS Press.

Mulyadiana, T.S. (2000). Kemampuan Komunikasi Siswa Madrasah Aliyah Melalui Pembelajaran Kooperatif Pada Konsep Sistem Reproduksi Manusia. Tesis PPS: tidak diterbitkan.

Naim, Ngainun. (2009). Dasar-Dasar Komunikasi Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Nawawi, Hadari. (1995). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Nicholson, S.A. (2001). Reciprocal Teaching [Online]. Tersedia: http://www.ci.swt.edu/Presentation/CRLao1/ReciprocalTeaching.html. [10 Oktober 2012]

Nur. Mohamad. 2004. Strategi-strategi Belajar. Surabaya: Pusat Sains dan Matematika Sekolah Universitas Negeri Surabaya

Nur dan Wikandari. (2002). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Surabaya: IKIP Surabaya.

Palincsar. (1986). Reciprocal Teaching. Dalam North Central Regional

Educational Laboratory [online]., 2 halaman. Tersedia:

http://www.ncrel.org/sdrs/areas/issues/students/atrisk/at6lk38.html [ 28 Juni 2012]

Pratiwi, D.A. et al. (2007). Buku Penuntun Biologi Untuk SMU Kelas 2. Jakarta: Erlangga.


(6)

72

Elvina Sembiring, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Kemampuan Berkomunikasi Tulisan Pada Materi Alat Indera

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Ross dan Wilson. (2011). Dasar-Dasar Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: Salemba Medika

Roswanjaya, D. (2003). Paradigma Pendidikan Demokratis (Sebuah Model Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan). Jakarta : Prenada Media.

Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Rustaman, N. (2003). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung: IMSEP JICA Sagala, S. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : ALFABETA. Sanjaya. (2002). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sardiman, AM. (2010). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Press. Jakarta.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Slavin. (2009). Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.

Soemanto. (2006). Psikologi Pendidikan dan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, N. (2008). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sudjana, N. (2010). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Cetakan ke 12. Bandung: Alfabeta.

Sutisna, Yana. (2009). Mengenal Tubuh Kita. Bandung: Angkasa. Syaifuddin. (2009). Anatomi Fisiologi Manusia Edisi 2. Jakarta: EGC. Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi

Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi.

Widyantini. (2006). Model Pembelajaran Kooperatif. Pusat Pengembangan dan Penetaan Guru: Yogyakarta. D:\Pasca sarjana UNP\Strategi pembelajaran fisika\BAHAN\05 Model Pembelajaran\Model Pembelajran Kooperatif.