PENERAPAN PEER TUTORING BERBASIS LABORATORIUM DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SMA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.
Tiarasari, 2013
Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN PEER TUTORING BERBASIS LABORATORIUM DALAM
PEMBELAJARAN FISIKA SMA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh
TIARASARI 0802665
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
Tiarasari, 2013
Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Penerapan
Peer Tutoring
Berbasis
Laboratorium dalam Pembelajaran Fisika
SMA untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa
Oleh Tiarasari
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Tiarasari 2013
Universitas Pendidikan Indonesia Oktober 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
Tiarasari, 2013
Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN
PENERAPAN PEER TUTORING BERBASIS LABORATORIUM DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SMA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA
Oleh : Tiarasari NIM. 0802665
Disetujui dan disahkan oleh :
Pembimbing I
Sutrisno, M. Pd. NIP. 195801071986031001
Pembimbing II
Waslaluddin, M. T. NIP. 196302071991031002
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Fisika
Dr. Ida Kaniawati, M. Si NIP . 196807031992032001
(4)
Tiarasari, 2013
Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN PEER TUTORING BERBASIS LABORATORIUM DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SMA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA
Tiarasari NIM: 0802665
Pembimbing I: Sutrisno, M. Pd Pembimbing II: Waslaluddin, M. T
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang peningkatan hasil belajar fisika siswa sebagai dampak penerapan model pembelajaran peer tutoring berbasis laboratorium. Hal ini dilatarbelakangi dari proses pembelajaran fisika di sekolah menengah yang hanya berpusat pada guru, prestasi belajar mata pelajaran fisika yang rendah, serta jarangnya pembelajaran fisika menggunakan laboratorium. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Pre Experiment. Penelitian ini dilakukan di salah satu SMA Negeri di Kota Bandung. Instrumen yang digunakan dalam pengambilan data adalah lembar observasi keterlaksanaan model, observasi psikomotor dan tes kognitif berbentuk tes tertulis jenis pilihan ganda materi perpindahan kalor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh penerapan model pembelajaran peer tutoring berbasis laboratorium pada hasil belajar siswa secara umum meningkat dengan kategori peningkatan sedang. Hal ini diindikasikan oleh rata-rata skor gain yang dinormalisasi <g> hasil belajar siswa sebesar 0,61. Rata-rata skor gain yang dinormalisasi <g> untuk setiap indikator aspek konitif yang ditinjau yaitu hafalan (C1) sebesar 0,49 meningkat dalam kategori sedang, pemahaman (C2) sebesar 0,53 meningkat dalam kategori sedang, penerapan (C3) sebesar 0,44 meningkat dalam kategori sedang, dan analisis (C4) sebesar 0,60 dalam kategori sedang.
Kata Kunci: Model Pembelajaran Peer Tutoring Berbasis Laboratorium, pembelajaran fisika, hasil belajar.
(5)
Tiarasari, 2013
Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
This research aims to gain an overview of the improved achievement of students in physics as a result of the application of peer tutoring laboratory based learning. It is against the backdrop of the physics learning process in high school that only teacher-centered, achievement of physics subjects are low, and lack of physics learning on laboratory. The method used in this research is the Pre Experimental methods. The research was conducted in one of the high schools in Bandung . Instruments used in data collection are observation sheets of feasibility learning models, Instruments used in data collection are observation sheets feasibility models, psychomotor and cognitive test observation form multiple-choice written test of heat transfer material. The results showed that the effect of the application of peer tutoring laboratory based learning on student achievement generally increased with increasing categories medium. This is indicated by an average score of normalized gain <g> student achievement by 0.61.The average score of normalized gain <g> for each indicator cognitive aspects are reviewed, knowledge ( C1
) increased by 0.49 in the medium category, comprehension ( C2 ) increased by 0.53 in the
medium category, application ( C3 ) increased by 0.44 in the medium category, and analysis ( C4
) increased by 0.60 in the medium category.
(6)
Tiarasari, 2013
Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Batasan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Variabel Penelitian ... 5
F. Definisi Operasional ... 5
G. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8
A. Model Pembelajaran Peer Tutoring ... 8
B. Pembelajaran Berbasis Laboratorium ... 14
C. Hasil Belajar ...16
D. Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium dan Hasil Belajar Siswa yang diharapkan ...20
BAB III METODE PENELITIAN ... 23
A. Metode Penelitian ... 23
B. Desain Penelitian ... 24
C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 25
D. Instrumen Penelitian ... 26
E. Prosedur dan Tahap Penelitian ... 30
F. Teknik Pengolahan Data ... 34
(7)
Tiarasari, 2013
Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
A. Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 40
B. Hasil Belajar Ranah Psikomotor. ... 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 50
A. Kesimpulan ... 50
B. Saran ... 50
DAFTAR PUSTAKA ... 51
(8)
Tiarasari, 2013
Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Fase Pembelajaran Peer Tutoring (Tutor Sebaya) ... 12
Tabel 2.2. Hubungan Langkah-langkah Model Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dengan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan Psikomotor . ... 20
Tabel 3.1. Hasil Uji Coba Instrumen ... 26
Tabel 3.2. Kriteria n-gain ... 34
Tabel 3.3. Kriteria psikomotor ... 35
Tabel 3.8. Intrepretasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran ... 36
Tabel 4.1. Persentase Keterlaksanaan Model Pembelajaran Peer Tutoring Berbasis Laboratorium ... 38
Tabel 4.2. Persentase Keterlaksanaan Tugas Tutor ... 39
Tabel 4.3. Rekapitulasi Skor Tes Hasil Belajar Aspek Kognitif Siswa ... 40
Tabel 4.4. Peningkatan Hasil Belajar Aspek Kognitif Tiap Jenjang ... 43
(9)
Tiarasari, 2013
Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 3.1. Desain Penelitian ... 26 Gambar 3.1. Tahapan Penelitian ... 33 Gambar 4.1. Diagram Peningkatan Hasil Belajar Aspek Kognitif
... 42 Gambar 4.2. Diagram Peningkatan Hasil Belajar Aspek Kognitif tiap jenjang ...44 Gambar 4.3. Diagram Hasil Belajar Psikomotor tiap Indikator pada tiap Pertemuan ... 47 Gambar 4.4. Diagram Hasil Penskoran Hasil Belajas Aspek Psokomotor Tiap Pertemuan ... 48
(10)
Tiarasari, 2013
Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A ... 55
A.1. Perangkat Pembelajaran Pertemuan 1 ………..56
A.1.a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 1……….56
A.1.b. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Pertemuan 1………61
A.2. Perangkat Pembelajaran Pertemuan 2………...65
A.2.a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 2………..65
A.2.b. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Pertemuan 2……….69
A.3. Perangkat Pembelajaran Pertemuan 3………71
A.3.a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 3………..71
A.3.b. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Pertemuan 3……….75
Lampiran B ... 77
B.1 Instrumen uji coba……..……….78
B.2 Distribusi Skor Uji Coba Instrumen………92
B.3 Analisis Uji Coba Istrumen……….94
a. Analisis Validitas Butir Soal……….94
b. Analisis Reabilitas Butir Soal………96
c. Analisis Tingkat Kesukaran………..98
d. Analisis daya pembeda……….100
e. Rekap analisis………...102
Lampiran C ... 104
(11)
Tiarasari, 2013
Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
C. 1. a Kisi-kisi Soal………105
C. 1. b Soal………...115
C. 2. Lembar Observasi Psikomotor……….119
C. 3. Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran……….121
C. 4. Lembar Observasi Tugas Tutor………...130
Lampiran D ... 131
D. 1. Distribusi Skor Pre Test dan Post Test………132
D. 2. Gain………..134
D. 3. Peningkatan Kognitif Tiap Jenjang……….135
D. 4. Peningkatan Hasil Belajar Psikomotor……….139
D. 5. Keterlaksanaan Model Pembelajaran………...141
D. 6. Keterlaksanaan Tugas Tutor………142
Lampiran E ... 143
Dokumentasi Penelitian ... 144
Lampiran F ... 146
F. 1. Format Isian Bimbingan Skripsi………..147
F. 2. Format Isian Judgement………...148
F. 3. Format Isian Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran...160
F. 4. Format Isian Lembar Observasi Psikomotor………169
F. 5. Format Isian Lembar Observasi Tugas Tutor….……….190
Lampiran G ... 212
G. 1. Surat Permohonan Izin Uji Instrumen dan Penelitian………..213
G. 2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Uji Instrumen dan Penelitian….214 G. 3. Surat Keterangan Studi Pendahuluan………...215
(12)
Tiarasari, 2013
Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Lampiran H ... 219
Studi Pendahuluan………220
H. 1. Format Observasi……….220
H. 2. Format Wawancara………..221
H. 3. Angket Siswa………...222
H. 5. Data Hasil Angket Observasi………...224
H. 4. Data Hasil Angket………226
H. 5. Data Hasil Wawancara……….227
H. 6 Data Hasil Ujian Tengah Semester Fisika (Kognitif)………..228 Riwayat Hidup Penulis……….229
(13)
1
Tiarasari, 2013
Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 ayat 1 menyatakan bahwa :
„Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik‟ (Widhy, 2010: 1). Hussain (2011: 2) mengemukakan adanya penurunan minat dalam mempelajari fisika sebagaimana dikemukakannya bahwa :
Di antara mata pelajaran, fisika merupakan ilmu yang dianggap paling menantang bagi para guru dan siswa. Ini adalah masalah internasional, yaitu minat untuk belajar ilmu fisika menurun serta kurangnya antusiasme siswa untuk mengambil jurusan fisika di sekolah dan perguruan tinggi.
Semela dalam (Hussain, 2011: 2) melaporkan bahwa „Penurunan angka pendaftaran dan kelulusan dalam fisika di semua tingkat telah nyata, bahkan di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, Jerman, dan Belanda‟. Muslih (2007: 1) mengemukakan bahwa “Dengan tatap muka untuk mata pelajaran fisika di SMA, 6 jam/minggu, hasil belajar siswa khususnya untuk fisika
masih rendah, dibandingkan hasil mata pelajaran lainnya”.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fisika merupakan mata pelajaran yang sulit, yang merupakan salah satu faktor rendahnya hasil belajar siswa sehingga minat dan kelulusan mata pelajaran fisika siswa rendah.
Dengan demikian guru harus berupaya memilih dan menerapkan strategi pembelajaran yang cocok untuk siswa, sesuai dengan materi yang diajarkan, agar
(14)
2
Tiarasari, 2013
Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
tujuan yang diharapkan guru dapat tercapai. Begitupun dalam pembelaran fisika. Ilmu fisika merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan melalui kegiatan eksperimen yang berkaitan dengan gejala alam. Siswa tidak bisa hanya duduk di kelas dan mendengarkan guru atau menghafal semua rumus yang dipelajari dalam pembelajaran fisika.
Untuk mengetahui kondisi hasil belajar siswa dan metode pembelajaran yang dilakukan guru dalam pembelajaran fisika, peneliti melakukan studi pendahuluan di salah satu SMA Negeri di Kota Bandung. Studi pendahuluan dilakukan pada tanggal 30 Maret 2012 sampai dengan 6 April 2012. Dalam studi pendahuluan ini peneliti menyebarkan angket kepada siswa, melakukan wawancara dengan guru fisika dan melakukan observasi kelas di sekolah tersebut. Instrumen-instrumen yang digunakan dalam studi pendahuluan tersebut dapat dilihat dalam lampiran halaman 219 sampai dengan halaman 222. Dari studi pendahuluan ini diperoleh data tentang respon siswa terkait mata pelajaran fisika, kondisi pencapaian hasil belajar siswa, permasalahan-permasalahan terkait pembelajaran fisika, dan gambaran kondisi pembelajaran fisika di kelas seperti yang terdapat pada lampiran halaman 223 sampai dengan halaman 228.
Setelah dilakukan analisis terhadap data-data hasil studi pendahuluan tersebut diperoleh informasi sebagai berikut:
1. Data hasil penyebaran angket
a. Fisika termasuk mata pelajaran yang tidak menyenangkan bagi siswa. 57 % dari 40 siswa menyatakan tidak senang belajar fisika dan 42,5 % dari 40 siswa menyatakan senang belajar fisika.
b. 70 % siswa menyatakan tidak paham dan tidak senang belajar fisika di kelas dan 100 % siswa menyatakan tidak pernah melaksanakan percobaan di laboratorium.
c. 65 % siswa menyatakan paham jika teman sebayanya mengajarkan mata pelajaran fisika
(15)
3
Tiarasari, 2013
Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
d. 90 % siswa menyatakan paham jika belajar fisika secara berkelompok dan melakukan percobaan.
2. Dari hasil Ujian Tengan Semester (UTS) Fisika
Berdasarkan hasil ujian tengah semester yang terdapat pada lampiran halaman 229, dari 40 orang siswa dengan nilai Kriteria Kelulusan Minimal (KKM) untuk ranah kognitif adalah 65, hanya 7,5% yang lulus UTS mata pelajaran fisika dan sisanya 92,5 % tidak lulus UTS mata pelajaran fisika. Untuk siswa yang nilainya di bawah KKM guru mata pelajaran memberikan remedial hingga nilanya memenuhi KKM.
3. Data hasil wawancara dengan guru mata pelajaran fisika
Pada pembelajaran yang telah dilakukan, guru tidak pernah melakukan eksperimen di laboratorium terkait materi yang disampaikan. Hal tersebut dikarenakan guru sudah dibebani dengan jam pelajaran yang padat sehingga tidak ada waktu bagi guru untuk mempersiapkan eksperimen tersebut.
Padahal menurut Widhy (2010: 2) “Pembelajaran IPA idealnya dilakukan kegiatan eksperimen, karena pembelajaran IPA (salah satunya fisika)
dikembangkan melalui eksperimen”. Untuk semester 1 di kelas X, guru belum pernah melaksanakan percobaan di laboratorium. Guru hanya mengajar di kelas dengan menggunakan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab. Selama pembelajaran di kelas guru tidak pernah membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, karena dikhawatirkan pembelajaran tidak terlaksana dengan baik.
Dari hasil studi lapangan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa permasalahannya yang dialami siswa adalah rendahnya hasil belajar yang disebabkan oleh kurang tepatnya penerapan model, metode atau strategi pembelajaran fisika. Menurut Mazur :
„Strategi yang paling direkomendasikan untuk pengajaran sains adalah pemecahan masalah, pengajaran berbasis penyelidikan, kegiatan berbasis laboratorium dan pengajaran berbasis proyek. Tapi sayangnya guru mengajar di kelas dengan cara yang sama, biasanya menggunakan ceramah, dan situasi ini berkelanjutan sejak lama‟ (Hussain, 2011: 1).
(16)
4
Tiarasari, 2013
Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Hussain (2011:1) mengemukakan bahwa “Penggunaan ceramah tradisional tidak membantu pembelajaran sains. Akibatnya siswa menghadapi masalah dalam
belajar mata pelajaran ilmu pengetahuan”.
Untuk mengatasi masalah rendahnya hasil belajar fisika dapat dilakukan dengan cara menerapkan pembelajaran dimana siswa terlibat aktif dan memahami materi pembelajaran, yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa. “Salah satu metode pembelajaran yang melibatkan peran serta siswa adalah model pembelajaran kooperatif yaitu model pembelajaran yang didasarkan pada kebersamaan, sehingga akan membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman
materi pelajaran” (Kurniati, 2009). Selain itu setiap siswa memiliki kemampuan
yang berbeda-beda, sehingga siswa yang mempunyai kemampuan rendah akan dibantu dalam proses pemahamannya oleh siswa yang mempunyai kemampuan lebih.
Model pembelajaran kooperatif yang memfasilitasi siswa yang mempunyai kemampuan yang berbeda-beda adalah model pembelajaran kooperatif Peer Tutoring. Dilakukan oleh teman yang seangkatan yang memiliki kepedulian untuk membantu teman-temannya dalam memahami pelajaran.
Permasalahan lain adalah kurangnya waktu untuk melaksanakan praktikum di Laboratorium, karena waktu sudah banyak digunakan untuk menyelesaikan materi. Oleh karena itu menurut Widhy :
Guru perlu merancang pembelajaran fisika yang berbasis laboratorium, artinya pembelajaran konsep dilakukan bersamaan dengan kegiatan praktikum di laboratorium. Disini guru harus bisa membuat perencanaan pembelajaran yang berbasis laboratorium, namun tidak semua materi pembelajaran fisika bisa dipraktikkan sehingga guru harus menganalisis materi mana yang harus diajarkan di laboratorium (2010: 2).
Berdasarkan uraian di atas, peneliti melakukan penelitian yang diberi judul
“Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium dalam Pembelajaran Fisika SMA untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa”.
(17)
5
Tiarasari, 2013
Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu; Bagaimana hasil belajar siswa setelah diterapkan peer tutoring berbasis laboratorium?
Permasalahan penelitian di atas dapat dijabarkan menjadi pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana hasil belajar ranah kognitif siswa setelah diterapkan peer tutoring berbasis laboratorium?
2. Bagaimana hasil belajar ranah psikomotor siswa setelah diterapkan peer tutoring berbasis laboratorium?
C. Batasan Masalah
Batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Hasil belajar ranah kognitif dilihat berdasarkan skor pre test dan post test pada materi perpindahan kalor dengan tingkatan ranah kognitif C1 sampai dengan C4 berdasarkan taksonomi Bloom. Dianalisis setiap jenjangnya menggunakan gain yang dinormalisasi.
2. Hasil belajar ranah psikomotorik yang diobservasi adalah merangkai/ menggunakan alat, melakukan pengukuran dan pengamatan, mengumpulkan data, dan membuat laporan hasil pengamatan berdasarkan kriteria psikomotor menurut Dave. Dianalisis setiap kategorinya menggunakan lembar observasi pada kegiatan percobaan di laboratorium mengenai perpindahan kalor.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran peer tutoring berbasis laboratorium.
(18)
6
Tiarasari, 2013
Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu E. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas pada penelitian ini adalah keterlaksanaan model pembelajaran peer tutoring berbasis laboratorium.
2. Variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar siswa.
F. Definisi Operasional
1. Keterlaksaaan Model Pembelajaran Peer Tutoring Berbasis Laboratorium
Keterlaksanaan model pembelajaran yang dimaksud adalah terlaksananya setiap tahapan pembelajaran. Pembelajaran peer tutoring berbasis laboratorium yang dimaksud adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan siswa yang mempunyai kemampuan lebih dalam pelajaran fisika sebagai tutor yang dilakukan bersamaan dengan kegiatan di laboratorium. Untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran peer tutoring berbasis laboratorium yang digunakan sebagai variabel bebas pada penelitian ini, dilakukan observasi aktivitas guru, tutor dan siswa dengan menggunakan lembar observasi oleh observer.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan semua ranah perubahan dalam diri siswa yang ditunjukkan dengan tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. Dalam penelitian ini hasil belajar ditinjau dalam dua ranah yaitu ranah kognitif dan ranah psikomotor. Hasil belajar ranah kognitif yang dimaksud pada penelitian ini dibatasi hanya pada kemampuan hafalan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), dan analisis (C4). Pengukuran ranah kognitif diukur dengan menggunakan tes evaluasi pre test dan post test. Ranah psikomotor yang dimaksud pada penelitian ini meliputi kemampuan merangkai atau menggunakan alat, mampu
(19)
7
Tiarasari, 2013
Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
melakukan pengukuran dan pengamatan, mengumpulkan data, dan membuat laporan hasil pengamatan. Pengukuran ranah psikomotor diukur dengan menggunakan lembar observasi kinerja siswa.
G. Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa
Menumbuhkan pengalaman belajar, aktivitas dan kreatifitas siswa secara optimal dalam pelaksanaan proses pembelajaran sehingga lebih bermakna.
2. Bagi Guru
Memberikan informasi sebagai bahan pertimbangan dalam pembelajaran fisika.
3. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang berarti untuk sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas proses pembelajaran sehingga sekolah menjadi lembaga pendidikan yang berkembang dan inisiatif dalam proses pendidikan.
4. Bagi Peneliti
Mendapatkan pengalaman langsung pelaksanaan pembelajaran fisika menggunakan peer tutoring berbasis laboratorium, sebagai bahan pertimbangan penelitian selanjutnya.
(20)
8
Tiarasari, 2013
Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
(21)
9
Tiarasari, 2013
Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
(22)
23
Tiarasari, 2013
Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian, desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, instrumen penelitian, , prosedur dan tahap penelitian, dan teknik pengolahan data penelitian.
A. Metode Penelitian
“Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data penelitiannya” (Arikunto, 2006: 160). Lebih lanjut Sudjana
(2009: 16) mengemukakan bahwa “Metode dalam suatu penelitian menyangkut
prosedur dan cara melakukan verifikasi data yang diperlukan untuk memecahkan atau menjawab masalah penelitian termasuk untuk menguji hipotesis”. Dari kedua kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah cara yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian untuk menjawab masalah penelitian dengan menggunakan cara dan alat tertentu.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode aksperimen semu (quasi eksperiment), menurut Isaac (Panggabean, 1996: 27) „Penelitian semu bertujuan untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasi semua variabel yang relevan.‟
Dalam metode penelitian eksperimen semu, keberhasilan dan keefektifan model pembelajaran yang di ujikan dapat dilihat dari perbedaan nilai tes kelompok eksperimen sebelum di beri perlakuan (pre test) dan setelah diberi perlakuan (post test).
(23)
24
Tiarasari, 2013
Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Metode eksperimen semu digunakan karena peneliti tidak dapat mengontrol semua variabel yang berpengaruh. Dari hasil studi pendahuluan didapat variabel yang berpengaruh terhadap siswa yang tidak dapat dikontrol peneliti, diantaranya karakter siswa-siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) yang menjadi subjek penelitian sangat beragam, setiap kelas yang berbeda guru, berbeda kondisinya, disamping itu ada siswa yang mengikuti les, bimbingan belajar di luar jam sekolah.
B.Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rancangan bagaimana penelitian dilaksanakan. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah penggabungan desain penelitian One Group Pre test and Post test Group dan One Shot Case Study. Dengan pola :
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Di dalam desain ini tes dilakukan sebanyak dua kali, yaitu sebelum treatment dan sesudah treatment. Tes yang dilakukan sebelum treatment (Tawal) disebut pre test, dan tes sesudah treatment (Takhir) disebut post test. perbedaan antara Tawal dan Takhir yakni Takhir-Tawal diasumsikan merupakan efek dari treatment. O adalah Observasi untuk ranah psikomotor. Observasi (O) dilakukan bersamaan dengan treatment (X).
Desain penelitian One Group Pre test and Post test dipilih sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai yaitu ingin mengetahui rata-rata hasil belajar ranah kognitif siswa dan One Shot Case Study untuk mengetahui hasil belajar ranah
(24)
25
Tiarasari, 2013
Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
psikomotor siswa setelah diterapkan model pembelajaran peer tutoring berbasis laboratorium.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Arikunto (2006: 130), mengemukakan bahwa “Populasi merupakan
keseluruhan subjek penelitian”. Lebih lanjut Panggabean (1996: 5)
mengemukakan bahwa “Populasi merupakan suatu kelompok manusia atau objek yang menjadi perhatian peneliti dalam penelitian, atau suatu wadah penyimpulan
(inferensi) dalam suatu penelitian”. Berdasarkan kedua kutipan di atas, maka yang
dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang dibatasi oleh kriterium tertentu. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X di salah satu SMA di Kota Bandung semester genap tahun ajaran 2012/2013.
Arikunto (2006: 131) mengemukakan bahwa “Sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti”. Hal ini ditegaskan oleh Panggabean (1996: 5) yang
mengemukakan “Sampel penelitian ialah sebagian dari populasi memiliki ciri-ciri
yang dimiliki populasi”. Maka, dapat disimpulkan bahwa sampel merupakan sebagian dari populasi penelitian yang menggambarkan seluruh karakteristik populasi penelitian. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-3 di SMA tersebut. Sampel dalam penelitian ini diambil menggunakan teknik pengambilan sampel purposive sample, menurut Arikunto:
Teknik purposive sample adalah pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu dan teknik ini biasanya dilakukan beberapa pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh (2006: 140).
Teknik ini dilakukan peneliti karena tidak memungkinkannya penelitian menggunakan random, pihak sekolah yang dijadikan tempat penelitian tidak mengizinkan formasi kelas terbentuk acak.
(25)
26
Tiarasari, 2013
Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu D. Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini peneliti membuat seperangkat instrumen penelitian. Instrumen-instrumen tersebut adalah instrumen tes dan instrumen non-tes.
1. Instrumen Tes
Dalam penelitian ini, instrumen tes yang digunakan adalah tes tertulis (paper and pencil test) yaitu berupa tes pilihan ganda dalam bentuk pre test dan post test. Soal yang digunakan dalam penelitian dibuat dan disesuaikan dengan indikator pembelajaran ranah kognitif jenjang hafalan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), dan analisis (C4).
Instrumen tes tersebut terlebih dahulu diujicobakan kepada siswa yang telah memperoleh materi yang akan diujicobakan sebelum instrumen tes digunakan dalam penelitian. Data hasil uji coba tes dianalisis untuk mendapatkan keterangan apakah instrumen tersebut layak atau tidak digunakan dalam penelitian dengan menggunakan analisis validitas tes, reabilitas tes, daya pembeda butir soal dan tingkat kesukaran butir soal. Cara perhitungan uji coba instrumen selengkapnya terdapat pada lampiran B.3 halaman 94 sampai dengan halaman 103 . Hasil ujicoba instrumen dipaparkan pada tabel 3.2 di bawah ini :
Tabel 3. 1 Hasil Uji Coba Instrumen
No Validitas Daya pembeda Tingkat Kesukaran Keputusan Nilai Interpretasi Nilai Interpretasi Nilai Interpretasi
1 0,27 Rendah 0,27 Cukup 0,89 Mudah Digunakan 2 0,51 Cukup 0,27 Cukup 0,92 Mudah Digunakan 3 0,20 Rendah 0,27 Cukup 0,76 Mudah Tidak
digunakan 4 0,29 Rendah 0,27 Cukup 0,66 Sedang Digunakan 5 0,61 Tinggi 0,73 Baik 0,45 Sedang Digunakan
(26)
27
Tiarasari, 2013
Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Sekali
6 -0,31 Tidak Valid
-0,27 Buang 0,82 Mudah Tidak digunakan 7 3,87 Sangat
Tinggi
-0,73 Buang 0,29 Sukar Tidak digunakan 8 0,35 Rendah 0,27 Cukup 0,82 Mudah Digunakan 9 0,57 Cukup 0,27 Cukup 0,92 Mudah Digunakan 10 0,29 Rendah 0,27 Cukup 0,92 Mudah Digunakan 11 0,57 Cukup 0,27 Cukup 0,92 Mudah Digunakan 12 0,00 Sangat
Rendah
0,00 Jelek 1,00 Mudah Tidak digunakan 13 0,59 Cukup 0,73 Baik
Sekali
0,66 Sedang Digunakan
14 0,26 Rendah 0,36 Cukup 0,50 Sedang Digunakan 15 0,00 Sangat
Rendah
0,00 Jelek 1,00 Mudah Direvisi
16 -0,45 Tidak Valid
-0,45 Buang 0,74 Mudah Tidak digunakan 17 0,37 Rendah 0,45 Baik 0,61 Sedang Digunakan 18 0,60 Cukup 0,00 Jelek 0,05 Sukar Tidak
digunakan 19 0,95 Sangat
Tinggi
0,27 Cukup 0,92 Mudah Digunakan
20 0,59 Cukup 0,55 Baik 0,82 Mudah Digunakan 21 2,29 Sangat
Tinggi
0,27 Cukup 0,92 Mudah Digunakan
22 0,64 Tinggi 0,64 Baik 0,79 Mudah Digunakan 23 0,61 Tinggi 0,73 Baik
Sekali
(27)
28
Tiarasari, 2013
Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
24 0,33 Rendah 0,27 Cukup 0,74 Mudah Digunakan 25 0,69 Tinggi 0,82 Baik
Sekali
0,53 Sedang Digunakan
26 0,00 Sangat Rendah
0,00 Jelek 1,00 Mudah Tidak digunakan 27 0,00 Sangat
Rendah
0,00 Jelek 0,00 Sukar Tidak digunakan 28 0,56 Cukup 0,64 Baik 0,37 Sedang Digunakan 29 0,00 Sangat
Rendah
0,00 Jelek 0,00 Sukar Tidak digunakan 30 0,18 Rendah 0,09 Jelek 0,03 Sukar Tidak
digunakan
Berdasarkan pertimbangan hasil judgement, maka soal yang jelek dibuang, namun ada satu yang direvisi, karena ada kemungkinan siswa kurang mengerti soal. Sedangkan soal nomor tiga tidak digunakan karena, hanya termuat tiga pilihan dalam soal yang tidak layak digunakan.
2. Instrumen Non-Tes
Instrumen non-tes yang akan digunakan pada penelitian ini adalah lembar observasi psikomotor siswa, tugas tutor dan keterlaksanaan model pembelajaran peer tutoring berbasis laboratorium. Hal yang akan diamati adalah aktivitas guru, tutor dan siswa selama pembelajaran. Observasi dilakukan oleh observer. Observer adalah orang selain guru yang mengobserasi berlangsungnya pembelajaran, sebelumnya telah dipahamkan mengenai alur penelitian. Berikut ini penjelasan mengenai observasi psikomotor, observasi tugas tutor dan observasi keterlaksanaan model pembelajaran.
(28)
29
Tiarasari, 2013
Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Observasi psikomotor dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada ranah psikomotor dalam proses pembelajaran. Lembar observasi psikomotor ini berisi penilaian psikomotor setiap siswa dalam setiap kelompok pada setiap pertemuan. Observer hanya memberikan tanda chek list (√) pada kolom yang sesuai dengan kriteria/indikator yang diobservasi yaitu menggunakan alat, melakukan pengukuran dan pengamatan, mengumpulkan data, dan membuat laporan hasil percobaan, dengan rentang point satu sampai dengan empat, sesuai dengan kegiatan siswa yang terobservasi, observer difasilitasi rubrik psikomotor untuk menilai kegiatan siswa. Instrumen penilaian psikomotor dapat dilihat pada lampiran C.2 halaman 119.
b) Observasi Tugas Tutor
Observasi tugas tutor dilakukan untuk mengetahui keterlaksaanaan tugas tutor yang harus dilaksanakan selama pembelajaran. Pada instrumen ini observer hanya memberikan tanda chek list (√) pada kolom “ya” atau
“tidak” sesuai dengan tugas tutor yang diobservasi. Jika tutor melaksanakan
tugas maka observer memberikan chek list pada kolom “ya” dengan bobot nilai satu, dan jika tutor tidak melaksanakan tugas maka observer memberikan chek list pada kolom “tidak” dengan bobot nilai nol. Instrumen tugas tutor dapat dilihat pada lampiran C.4 halaman 130.
Adapun indikator tugas tutor yaitu; membimbing teman dalam mengisi lembar kegiatan siswa, memberikan tutorial kepada anggota kelompok, mengkoordinir proses diskusi, dan menyampaikan permasalahan kepada guru.
c) Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran
Observasi keterlaksanaan model pembelajaran digunakan untuk mengetahui keterlaksaaan tahapan pembelajaran peer tutoring berbasis laboratorium. Pada instrumen ini observer memberikan tanda chek list (√)
(29)
30
Tiarasari, 2013
Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
pada kolom “ya” atau “tidak” serta disertai dengan keterangan sesuai dengan langkah pembelajaran dan fase pembelajaran peer tutoring berbasis laboratorium. Jika guru melaksanakan tahapan penelitian maka observer memberikan chek list pada kolom “ya” dengan bobot nilai satu, dan jika guru tidak melaksanakan tahapan penelitian maka observer memberikan chek list pada kolom “tidak” dengan bobot nilai nol. Instrumen keterlaksanaan model pembelajaran dapat dilihat pada lampiran C.3 halaman 121 sampai dengan 129.
Adapun langkah-langkah pembelajaran berupa kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup, serta fase pembelajaran peer tutoring berbasis laboratorium yaitu; memilih materi yang memungkinkan siswa belajar mandiri, membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil, memberikan tugas pada setiap kelompok-kelompok, memberikan waktu untuk persiapan, menyampaikan materi sesuai dengan tugas yang diberikan, dan memberikan kesimpulan dan mengklarifikasi jika ada konsep yang salah.
Lembar observasi tidak diujicobakan, tetapi disesuaikan dengan kriteria yang akan diobservasi, dan dikoordinasikan dengan observer yang akan mengikuti proses penelitian agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap format observasi. Lembar observasi ini diisi ketika pembelajaran sedang berlangsung.
E. Prosedur dan Tahap Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan melalui tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir. Ketika tahap tersebut dijelaskan sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
(30)
31
Tiarasari, 2013
Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
a. Studi literatur, hal ini dilakukan untuk memperoleh teori yang akurat mengenai permasalahan yang akan dikaji.
b. Telaah kurikulum mengenai pokok bahasan yang dijadikan materi pembelajaran dalam penelitian, hal ini dilakukan untuk mengetahui tujuan/kompetensi dasar yang hendak dicapai.
c. Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat pelaksanaan penelitian.
d. Menghubungi pihak sekolah tempat penelitian yang akan dilaksanakan.
e. Survei ke lapangan untuk melaksanakan studi pendahuluan melalui wawancara terhadap guru mata pelajaran fisika, menyebarkan angket kepada siswa dan observasi kegiatan pembelajaran di di sekolah tempat penelitian akan dilaksanakan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi siswa di sekolah tempat penelitian dilaksanakan, kondisi sekolah seperti sarana dan prasarana tersedia, kondisi system pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran fisika di sekolah.
f. Menentukan sampel penelitian.
g. Menganalisis standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi ajar. h. Menyusun silabus, RPP atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan
skenario pembelajaran mengenai pokok bahasan yang dijadikan materi pembelajaran dalam penelitian sesuai dengan model peer tutoring berbasis laboratorium.
i. Membuat dan menyusun instrumen penelitian (instrumen tes, angket dan instrumen eksperimen).
j. Mengkonsultasikan dan judgment instrumen penelitian kepada dua orang dosen dan satu orang guru mata pelajaran fisika yang berada di sekolah tempat penelitian akan dilaksanakan.
k. Mengujicobakan instrumen penelitian yang telah dijudgment di sekolah lain yang setara/setingkat dengan sekolah tempat penelitian.
(31)
32
Tiarasari, 2013
Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
l. Menganalisis hasil uji coba instrumen penelitian, kemudian menentukan soal yang layak untuk dijadikan insrumen penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan adalah menerapkan peer tutoring berbasis labolatorium sebanyak satu seri pembelajaran. Yaitu:
a. Melaksanakan pre test
Pre test dilaksanakan sebelum penelitian. Pre Test dilakukan untuk mengetahui pengetahuan awal dan kemampuan siswa, juga untuk pertimbangan dalam menentukan siswa yang akan menjadi tutor.
b. Menentukan tutor berdasarkan siswa yang ditunjuk oleh guru fisika dikelasnya dan berdasarkan hasil pre test.
c. Menerapkan peer tutoring berbasis laboratorium
Treatment menggunakan model pembelajaran peer tutoring berbasis laboratorium dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan, dilaksanakan pada tanggal 11 April 2013 sampai dengan 25 April 2013 di salah satu SMA di Kota Bandung. Kegiatan ini dibuktikan dengan surat keterangan telah melaksankan penelitian dengan nomor surat No. 070/305/SMA-15/2013 dan dapat dilihat pada lampiran G.2 halaman 214. Penerapan pembelajaran peer tutoring berbasis laboratorium dilaksanakan tiga kali pertemuan. Ketiga pertemuan ini dilaksanakan dalam dua minggu. Pertemuan kesatu dilaksanakan tanggal 11 April 2013 dengan materi pelajaran yang yang dijadikan topik pembelajaran yaitu mengenai perpindahan kalor secara konduksi. Pertemuan ke-2 dilaksanakan tanggal 22 April 2013 dengan materi pembelajaran yang dijadikan topik pembelajaran yaitu
(32)
33
Tiarasari, 2013
Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
mengenai perpindahan kalor secara konveksi, dan pertemuan ke-3 dilaksanakan tanggal 24 April 2013 dengan materi pelajaran yang dijadikan topik pembelajaran yaitu mengenai perpindahan kalor secar radiasi. Adapun perangkat pembelajaran untuk ketiga pertemuan tersebut selengkapnya dapat dilihat pada lampiran A halaman 55.
d. Melaksanakan post test
Pada akhir pertemuan ketiga, siswa diberikan test akhir, hal tersebut dilakukan untuk melihat peningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa setelah dan sebelum diberi perlakuan (treatment).
3. Tahap Akhir
Pada tahapan ini, kegiatan yang akan dilakukan adalah: 1. Mengolah dan menganalisis data hasil pre test dan post test
2. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan data.
3. Memberikan saran terhadap ranah penelitian yang kurang.
Secara umum tahap penelitian yang digunakan dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut :
TAHAP PERSIAPAN TAHAP PELAKSANAAN TAHAP AKHIR
Studi Pendahuluan Merumuskan
Masalah Studi litelatur
Membuat instrumen dan ujicoba instrumen
Kegiatan belajar mengajar dengan model pembelajaran
peer tutoring berbasis laboratorium Pre test Post test Mengolah dan menganalisis hasil penelitian Memberikan kesimpulan dan saran
(33)
34
Tiarasari, 2013
Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.2 Tahapan Penelitian
F. Teknik Pengolahan Data 1. Analisis Ranah Kognitif
Perhitungan tes wal dan tes akhir digunakan untuk mengukur ranah kognitif. Setelah dilakukan pemberian skor, kemudian dihitung nilai gain dari tiap siswa, dengan menggunakan gain yang dinormalisasi. “Gain skor yang dinormalisasi <g> merupakan metode yang cocok untuk menganalisis hasil pre test dan post test. Gain skor yang dinormalisasi <g> juga merupakan indikator yang lebih baik dalam menunjukkan tingkat efektivitas perlakuan dari perolehan skor atau post test” (Hake, 1999). Dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
……….(3.6)
Dengan :
<g> = nilai n-gain
Sf = skor rata-rata post test Si = skor rata-rata test awal
Smaks = skor maksimum yang mungkin
Tabel 3.6 Kriteria n-gain
No Nilai n-gain Kriteria 1 N-gain > 0.7 Tinggi 2 0.3 < N-gain < 0.7 Sedang 3 N-gain < 0.3 Rendah (Hake, 1998)
(34)
35
Tiarasari, 2013
Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 2. Analisis Ranah Psikomotor
Ranah psikomotorik siswa di ukur dengan menggunakan format observasi sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Hasil daftar cek (Format observasi) kemudian direkapitulasi dan dijumlahkan skor masing-masing siswa untuk setiap kategori. Skor yang diperoleh siswa pada ranah psikomotorik kemudian dihitung presentasenya dengan menggunakan rumus:
0 0 100 x Ideal Maksimum Skor
Siswa Skor
P
………….3.7
Data psikomotor yang diperoleh akan dinyatakan dengan teknik statistik deskriptif, dan kemudian diinterpretasi dengan aturan sebagai berikut :
Tabel 3.7 Interpretasi Ranah Psikomotor
No Persentase Nilai Psikomotor Kriteria 1 80% atau lebih Baik Sekali
2 66% - 79% Baik
3 56% - 65% Cukup
4 46% - 55% Kurang
5 0% - 45% Kurang Sekali (Sudijono, 2009: 13)
Selanjutnya untuk mengetahui profil hasil belajar pada ranah psikomotor, dan persentase rata-rata digambarkan pada grafik.
3. Pengolahan Lembar Observasi
(35)
36
Tiarasari, 2013
Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
∑ ...3.8
Persentase yang didapat kemudian dijadikan sebagai acuan terhadap kelebihan dan kekurangan selama kegiatan pembelajaran berlangsung agar guru dapat melakukan pembelajaran lebih baik dari pertemuan sebelumnya. Adapun
Interpretasi terhadap keterlaksanaan model pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 3.8:
Tabel 3.8 Interpretasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran
Persentase Keterlaksanaan Model
Pembelajaran Kriteria
KM ≥ 90% Sangat Baik
80% ≤ KM < 90% Baik 70% ≤ KM < 80% Cukup 60% ≤ KM < 70% Kurang
KM < 60% Sangat Kurang (Rutumanan dalam Ardana, 2008)
Keterangan :
(36)
49 Tiarasari, 2013
Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, secara umum dapat dikemukakan kesimpulan yang diperoleh dan saran yang semoga dapat bermanfaat seperti yang dikemukakan berikut ini.
A.Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap siswa kelas X di salah satu SMA di kota Bandung mengenai penerapan pembelajaran peer tutoring berbasis laboratorium dalam pembelajaran fisika untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Hasil belajar siswa ranah kognitif yang direpresentasikan oleh pre test dan post test setelah diterapkan model pembelajaran peer tutoring berbasis laboratorium pada tiga kali pertemuan berada pada tingkat kategori sedang. 2. Hasil belajar ranah psikomotor setelah diterapkannya model pembelajaran
peer tutoring berbasis laboratorium pada tiga kali pertemuan mengalami penngkatan dengan kategori baik untuk setiap pertemuan
B.Saran
Dari seluruh kegiatan penelitian yang telah dilakukan, saran untuk penelitian selanjutnya adalah:
1. Perlu diadakannya penelitian mengenai tutor dalam hal kemampuan mengkoordinir dan menjelaskan materi kepada siswa yang lain terhadap hasil belajarnya.
(37)
50 Tiarasari, 2013
Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2. Pengembangan instrumen keterlaksanaan model pembelajaran peer tutoring berbasis laboratorium dengan menggunakan format yang lebih spesifik dalam mengukur keterlaksaan pembelajaran.
(38)
51
Tiarasari, 2013
Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Ardana. I. M. Model. (2008). Pembelajaran yang Berorientasi pada Gaya Kognitif dan Budaya. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKHSA. 41, (3), 628-649.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Penerbit Aneka Cipta
Arjanggi, R. dan Suprihatin, T. (2010). “Metode Pembelajaran Tutor Teman Sebaya Meningkatkan Hasil Belajar Berdasar Regulasi-Diri”. Makara Sosial Humaniora.14, (2), 91-97.
Amiruddin, M. (2010). Implementasi Metode Tutor Sebaya dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS Terpadu Kelas VIII A di MTS
Al-Ma’arif 01 Singosari Malang.
[Online].http://lib.uin-malang.ac.id/thesis/fullchapter/06130002-m-amiruddin.ps.[12 April 2012]. Bloom, B. S. et al. (1979). Taxonomy of Educational Objectives Book I Cognitive
Domain. London: Longman Group LTD.
Goris et. al. (2010). Fisika SMA/MA kelas X. Jakarta: Grasindo.
Hake, R.R (1998) Interactive Engagement Versus Traditional Methods : A Six Thousand Student Survey of Mechanics Test Data for Introductary Physics Courses. American Journal of Physics, 66(1), pp. 6474
Hake, RR. (1999). Analyzing Change/Gain Scores. AERAD American
Educational Research Association’s Division, Measurment and Research Methodology. Tersedia :
(39)
52
Tiarasari, 2013
Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Hussain, S. (2012). ”Effect of Peer Group Activity-Based Learning on Students Academic Achevement in Physics at Secondary Level”. International Journal of Academic Research. 3, (1), 1-2.
Ifah, A. dan Rusijono. (2010). “Pengaruh Penerapan Pembelajaran Tutor Sebaya Terhadap Hasil Belajar TIK”. Jurnal Teknologi Pendidikan. 10, (2), 26-37. Kurniati, R.(2010). Penerapan Metode Peer Teaching Untuk Meningkatkan
Perhatian Siswa Terhadap Materi Biologi Siswa Sma Kelas
X.[Online].http://biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2010/10/09.007.[12 April 2012].
Munaf, S. (2001). Evaluasi Pendidikan Fisika. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Muslih, A. (2007). Inovasi PEMBELAJARAN Dengan Bahan Ajar Internet In CD Dpat Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Pada Materi Listrik Statis Bagi Peserta Didik di SMA negeri 8 Surakarta. [Online]. Tersedia di http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/ 120817.pdf. [18 April 2012].
Panggabean, L. P. (1996). Statistika Dasar. Bandung: Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia.
Sadikin, A. (2012). Pengertian Sumber Belajar. [Online]. Tersedia di http://agus-sadikin.blogspot.com/2012/12/pengertian-sumber-belajar.html. [22 Agustus 2013].
(40)
53
Tiarasari, 2013
Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Sawali. (2007). Diskusi Kelompok Terbimbing Metode Tutor Sebaya. [Online]. Tersedia di http://sawali.info/2007/12/29/diskusi-kelompok-terbimbing-tutor-sebaya. [17 April 2012].
Shirran, A. (2006). Evaluating Students. (diterjemahkan oleh Nien Bakti Soemanto). Jakarta: PT Grasindo.
Sudijono, A. (2009). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Rosda.
Sumintono. B. (2010). Pengajaran Sains dan Praktek Laboratorium. [Online]. Tersedia di http://www.engineeringtown.com/teachers/tujuan-pengajaran-sains-di-laboratorium.html. [22 Agustus 2013]
Suparno, P.( 2007). Metodologi Pembelajaran Fisika: Konstruktivistik dan Menyenangkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Suyitno, A. (2004). Dasar-dasar Pembelajaran Matematika. Semarang : Universitas Negeri Semarang.
Widhy, P. H. M.Pd. (2010). Pembelajaran IPA (Kimia) Berbasis Laboratorium.
[online].Tersedia di
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/PEMBELAJARAN%20 IPA %20KIMIA %20BERBASIS%20LABORATORIUM.pdf [12 April 2012].
(1)
36
Tiarasari, 2013
Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
∑ ...3.8
Persentase yang didapat kemudian dijadikan sebagai acuan terhadap kelebihan dan kekurangan selama kegiatan pembelajaran berlangsung agar guru dapat melakukan pembelajaran lebih baik dari pertemuan sebelumnya. Adapun
Interpretasi terhadap keterlaksanaan model pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 3.8:
Tabel 3.8 Interpretasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran
Persentase Keterlaksanaan Model
Pembelajaran Kriteria
KM ≥ 90% Sangat Baik
80% ≤ KM < 90% Baik
70% ≤ KM < 80% Cukup
60% ≤ KM < 70% Kurang
KM < 60% Sangat Kurang
(Rutumanan dalam Ardana, 2008) Keterangan :
(2)
49
Tiarasari, 2013
Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, secara umum dapat dikemukakan kesimpulan yang diperoleh dan saran yang semoga dapat bermanfaat seperti yang dikemukakan berikut ini.
A.Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap siswa kelas X di salah satu SMA di kota Bandung mengenai penerapan pembelajaran peer tutoring berbasis laboratorium dalam pembelajaran fisika untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Hasil belajar siswa ranah kognitif yang direpresentasikan oleh pre test dan post test setelah diterapkan model pembelajaran peer tutoring berbasis laboratorium pada tiga kali pertemuan berada pada tingkat kategori sedang. 2. Hasil belajar ranah psikomotor setelah diterapkannya model pembelajaran
peer tutoring berbasis laboratorium pada tiga kali pertemuan mengalami penngkatan dengan kategori baik untuk setiap pertemuan
B.Saran
Dari seluruh kegiatan penelitian yang telah dilakukan, saran untuk penelitian selanjutnya adalah:
1. Perlu diadakannya penelitian mengenai tutor dalam hal kemampuan mengkoordinir dan menjelaskan materi kepada siswa yang lain terhadap hasil belajarnya.
(3)
50
Tiarasari, 2013
Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2. Pengembangan instrumen keterlaksanaan model pembelajaran peer tutoring berbasis laboratorium dengan menggunakan format yang lebih spesifik dalam mengukur keterlaksaan pembelajaran.
(4)
51
Tiarasari, 2013
Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Ardana. I. M. Model. (2008). Pembelajaran yang Berorientasi pada Gaya Kognitif dan Budaya. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKHSA. 41, (3), 628-649.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Penerbit Aneka Cipta
Arjanggi, R. dan Suprihatin, T. (2010). “Metode Pembelajaran Tutor Teman Sebaya Meningkatkan Hasil Belajar Berdasar Regulasi-Diri”. Makara Sosial Humaniora.14, (2), 91-97.
Amiruddin, M. (2010). Implementasi Metode Tutor Sebaya dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS Terpadu Kelas VIII A di MTS
Al-Ma’arif 01 Singosari Malang.
[Online].http://lib.uin-malang.ac.id/thesis/fullchapter/06130002-m-amiruddin.ps.[12 April 2012]. Bloom, B. S. et al. (1979). Taxonomy of Educational Objectives Book I Cognitive
Domain. London: Longman Group LTD.
Goris et. al. (2010). Fisika SMA/MA kelas X. Jakarta: Grasindo.
Hake, R.R (1998) Interactive Engagement Versus Traditional Methods : A Six Thousand Student Survey of Mechanics Test Data for Introductary Physics Courses. American Journal of Physics, 66(1), pp. 6474
Hake, RR. (1999). Analyzing Change/Gain Scores. AERAD American
Educational Research Association’s Division, Measurment and Research Methodology. Tersedia :
(5)
52
Tiarasari, 2013
Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Hussain, S. (2012). ”Effect of Peer Group Activity-Based Learning on Students Academic Achevement in Physics at Secondary Level”. International Journal of Academic Research. 3, (1), 1-2.
Ifah, A. dan Rusijono. (2010). “Pengaruh Penerapan Pembelajaran Tutor Sebaya Terhadap Hasil Belajar TIK”. Jurnal Teknologi Pendidikan. 10, (2), 26-37. Kurniati, R.(2010). Penerapan Metode Peer Teaching Untuk Meningkatkan
Perhatian Siswa Terhadap Materi Biologi Siswa Sma Kelas
X.[Online].http://biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2010/10/09.007.[12 April 2012].
Munaf, S. (2001). Evaluasi Pendidikan Fisika. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Muslih, A. (2007). Inovasi PEMBELAJARAN Dengan Bahan Ajar Internet In CD Dpat Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Pada Materi Listrik Statis Bagi Peserta Didik di SMA negeri 8 Surakarta. [Online]. Tersedia di http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/ 120817.pdf. [18 April 2012].
Panggabean, L. P. (1996). Statistika Dasar. Bandung: Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia.
Sadikin, A. (2012). Pengertian Sumber Belajar. [Online]. Tersedia di http://agus-sadikin.blogspot.com/2012/12/pengertian-sumber-belajar.html. [22 Agustus 2013].
(6)
53
Tiarasari, 2013
Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Sawali. (2007). Diskusi Kelompok Terbimbing Metode Tutor Sebaya. [Online]. Tersedia di http://sawali.info/2007/12/29/diskusi-kelompok-terbimbing-tutor-sebaya. [17 April 2012].
Shirran, A. (2006). Evaluating Students. (diterjemahkan oleh Nien Bakti Soemanto). Jakarta: PT Grasindo.
Sudijono, A. (2009). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Rosda.
Sumintono. B. (2010). Pengajaran Sains dan Praktek Laboratorium. [Online]. Tersedia di http://www.engineeringtown.com/teachers/tujuan-pengajaran-sains-di-laboratorium.html. [22 Agustus 2013]
Suparno, P.( 2007). Metodologi Pembelajaran Fisika: Konstruktivistik dan Menyenangkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Suyitno, A. (2004). Dasar-dasar Pembelajaran Matematika. Semarang : Universitas Negeri Semarang.
Widhy, P. H. M.Pd. (2010). Pembelajaran IPA (Kimia) Berbasis Laboratorium.
[online].Tersedia di
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/PEMBELAJARAN%20 IPA %20KIMIA %20BERBASIS%20LABORATORIUM.pdf [12 April 2012].