PENINGKATAN KEMAMPUAN KREATIVITAS ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI PEMANFAATAN MEDIA TANAH LEMPUNG : Penelitian Tindakan Kelas pada Kelompok B TK Sandhy Putra Jl. Stasiun Radio I Kecamatan Rancaekek.

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN KREATIVITAS

ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI PEMANFAATAN MEDIA TANAH LEMPUNG

(Penelitian Tindakan Kelas pada Kelompok B TK Sandhy Putra Jl. Stasiun Radio I Kecamatan Rancaekek)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi PG-PAUD FIP UPI

Oleh Renni Rohaeni

(0904027)

PROGRAM PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI PEMANFAATAN MEDIA TANAH LEMPUNG

( Penelitian Tindakan Kelas pada Kelompok B TK Sandhy Putra Jl. Stasiun Radio I Kecamatan Rancaekek)

Oleh :

RENNI ROHAENI 0904027

Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan

© Renni Rohaeni 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,


(3)

LEMBAR PENGESAHAN Renni Rohaeni

(0904027)

Peningkatan Kemampuan Kreativitas Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Pemanfaatan Media Tanah Lempung

(Penelitian Tindakan Kelas pada Kelompok B TK Sandhy Putra Jl. Stasiun Radio I Kecamatan Rancaekek)

Disetujui dan Disahkan oleh:

Pembimbing I

Yeni Rachmawati, M.Pd NIP. 19730308 200003 2 001

Pembimbing II

Ira Rengganis, M.Sn NIP. 19800214 200812 2 001

Mengetahui,

Ketua Prodi Pendidikan Guru-Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Ocih Setiasih, M.Pd NIP. 19600707 198601 2 001


(4)

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Kreativitas Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Pemanfaatan Media Tanah Lempung” ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Oktober 2013 Yang membuat pernyataan,

Renni Rohaeni NIM. 0904027


(5)

(6)

PENINGKATAN KEMAMPUAN KREATIVITAS

ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI PEMANFAATAN MEDIA TANAH LEMPUNG

(Penelitian Tindakan Kelas pada Kelompok B TK Sandhy Putra Jl. Stasiun Radio I Kecamatan Rancaekek)

Renni Rohaeni 0904027

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya mengembangkan kreativitas anak sejak usia dini. Kreativitas merupakan salah satu perkembangan yang harus dikuasai oleh anak. Kerap kali kreativitas dianggap hal yang biasa oleh orang tua. Pengembangan kreativitas sekarang ini semakin berkurang, hal ini disebabkan karena banyak fakta-fakta di lapangan yang masih menggunakan cara-cara yang lebih menekankan pada pengembangan kecerdasan akademik sehingga pengembangan kreativitas anak terabaikan dan kurang diperhatikan. Proses pengembangan kreativitas anak tidak terlepas dari komponen-komponen pembelajaran yang mendukung dalam mewujudkan suasana pembelajaran diantaranya: guru, media pembelajaran, metode pembelajaran, sumber belajar, fasilitas pembelajaran, dan lain sebagainya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II, setiap siklus diberikan dua tindakan. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Berdasarkan pada permasalahan yang dihadapi oleh siswa dalam peningkatan kreativitas, berbagai penyebab munculnya permasalahan, sebagaimana telah diuraikan pada bagian pendahuluan, dilakukan serangkaian tindakan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Tindakan peneitian ini terdiri dari dua siklus dengan prosedur penelitian meliputi: penyusunan rencana tindakan, pelaksanaan, pengamatan atau observasi, dan refleksi. Kegiatan kreativitas anak melalui pemanfaatan tanah lempung/ tanah liat, merupakan kegiatan yang baru yang sebelumnya belum pernah dilakukan di luar ruang sekolah dan secara berkelompok, sehingga anak antusias dalam mengikuti kegiatan yang diselenggarakan ini. Pada kegiatan ini anak diberikan kebebasan untuk mengekspresikan dan berkarya sehingga anak dengan leluasa menuangkan ide dan gagasannya ke dalam bentuk hasil karya. Dalam kegiatan kreativitas anak melalui media tanah lempung/ tanah liat ini guru berperan memberikan stimulus, bimbingan, serta motivasi yang berkelanjutan untuk menumbuhkan rasa percaya diri anak terhadap hasil karyanya agar anak dapat mencipta bentuk hasil karya secara terarah. Hal ini bertujuan untuk mengukur kreativitas anak melalui kegiatan pemanfaatan media tanah lempung/ tanah liat.

Kata kunci: Kemampuan kreativitas anak melalui pemanfaatan media tanah lempung


(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH………iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG KEMAMPUAN KREATIVITAS PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK DAN MEDIA TANAH LEMPUNG ... 6

A.Pengembangan Kreativitas pada Anak Taman Kanak-Kanak ... 6

1. Definisi Kreativitas ... 6

2. Perkembangan Kreativitas pada Anak Taman Kanak-Kanak ... 8

3. Ciri-ciri Kreativitas ... 8

4. Variasi Kreativitas ... 9

5. Bentuk-bentuk Kreativitas ... 11

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kreativitas………12

B. Konsep Media Tanah Lempung ... 16

1. Pengertian Tanah Lempung ... 16

2. Jenis-jenis Tanah Lempung ... 17

3. Sifat-sifat dan Kandungan Tanah Lempung ... 19

4. Macam-macam Tanah Lempung (bahan plastis)……….22

5. Media Tanah Lempung untuk Meningkatkan Kreativitas Anak Taman Kanak-Kanak………...25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 28


(8)

D. Sumber Data ... 36

E. Instrumen Penelitian ... 37

F. Metode Pengumpulan Data ... 45

G. Analisis Data ... 49

H. Validasi Data ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 51

B. Deskripsi Setiap Siklus ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 82

A. Kesimpulan ... 82

B. Saran ... 83 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

3.2 Rencana Kegiatan Harian (RKH) pertemuan ke-1 ... 30

3.3 Rencana Kegiatan Harian (RKH) pertemuan ke-2 ... 33

3.4 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Peningkatan Kemampuan Kreativitas Melalui Pemanfaatan Media Tanah lempung ... 37

3.5 Pedoman Lembar Observasi Peningkatan Kreativitas Anak Melalui Media Tanah Lempung/ Tanah Liat ... 39

3.6 Pedoman Wawancara Guru Sebelum Di Lakukan Tindakan ... 40

3.7 Pedoman Wawancara Guru Setelah Di Lakukan Tindakan ... 41

3.8 Pedoman Catatn Lapangan ... 42

3.9 Lembar Observasi Aktivitas Anak Melalui Pemanfaatan Media Tanah Lempung/ Tanah Liat………43

3.10 Lembar Observasi Guru Pada Kegiatan Pemanfaatan Media Tanah Lempung/ Tanah Liat………..44

4.1 Daftar Sarana dan Prasarana Taman Kanak-kanak Sandhy Putra Rancaekek………...52

4.2 Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-kanak Sandhy Putra Rancaekek ... 53

4.3 Daftar Peserta Didik Kelompok B Taman Kanak-kanak Sandhy Putra Rancaekek Tahun Ajaran 2013/ 2014 ... 54

4.4 Pedoman Kegiatan Kreativitas Anak Pra Siklus... 58

4.5 Data Kreativitas Anak Pra Siklus ... 59

4.6 Grafik Kreativitas Anak Pra Siklus……….61

4.7 Foto Kegiatan Pra Siklus……….63

4.8 Foto Kegiatan Kreativitas Anak Dengan Media Tanah Lempung/ Tanah Liat………..66

4.9 Pedoman Observasi Kegiatan Peningkatan Kreativitas Anak Melalui Media Tanah lempung/ Tanah Liat ... 67

4.10 Data Peningkatan Kreativitas Anak Melalui Media Tanah Lempung/ Tanah Liat ... 69


(10)

4.12 Foto Kegiatan Kreativitas Anak Dengan Media Tanah Lempung/

Tanah Liat Siklus I………...74 4.13 Pedoman Observasi Kegiatan Peningkatan Kreativitas Anak Melalui

Media Tanah Lempung/ Tanah Liat……….76 4.14 Data Peningkatan Kreativitas Anak Melalui Media Tanah lempung/

Tanah Liat Siklus II………..78 4.15 Grafik Peningkatan Kreativitas Anak Melalui Pemanfaatan Media Tanah


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda dengan individu lain. Salah satu kemampuan yang dimilikinya adalah kemampuan kreativitas. Kreativitas perlu dipupuk sejak dini sampai dewasa baik di sekolah, dalam keluarga, maupun di dalam masyarakat.

Kreativitas perlu di rangsang sejak dini karena usia dini merupakan awal dari kehidupan dan usia dini juga individu sedang menjalani suatu proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Munandar (1985) mengatakan bahwa kreativitas perlu di pupuk sejak dini, karena (1) dengan berkreasi orang dapat mewujudkan dirinya, dan perwujudan diri termasuk salah satu kebutuhan pokok dalam hidup manusia, (2) kreativitas atau berpikir kreatif, sebagai kemampuan untuk melihat berbagai macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah, merupakan bentuk pemikiran yang sampai saat ini masih kurang mendapat perhatian dalam pendidikan formal, (3) bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat, tetapi juga memberikan kepuasan kepada individu, (4) kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya. Untuk mencapai hal ini maka perlu sikap dan perilaku kreatif dipupuk sejak dini agar mampu menghasilkan pengetahuan baru.

Mengingat pentingnya mengembangkan kreativitas anak sejak usia dini maka dibutuhkan dukungan dari para pendidik anak usia dini untuk memperhatikan perkembangan kreativitas anak sejak dini, dengan banyak memberikan kesempatan kepada anak untuk mencoba sesuatu yang baru dan memberikan kesempatan untuk bermain.

Anak usia dini dapat menciptakan sesuatu berdasarkan imajinasinya. Anak dapat menciptakan segala sesuatu yang ada dalam pikirannya dan menuangkannya ke dalam benda-benda yang ada di sekitarnya. Hal ini menunjukkan bahwa anak pada dasarnya telah memiliki jiwa kreatif (Kurniati dan Rachmawati, 2005). Namun demikian potensi kreatif ini masih perlu dikembangkan.


(12)

Berkaitan dengan pernyataan di atas maka perlu adanya upaya yang dapat meningkatkan kreativitas anak. Hurlock (1987) mengatakan bahwa faktor-faktor yang dapat meningkatkan kreativitas anak atau kondisi-kondisi yang dapat meningkatkan kreativitas anak yaitu waktu, kesempatan menyendiri, dorongan, sarana, lingkungan yang merangsang, hubungan orangtua-anak yang tidak posesif, cara mendidik anak dan kesempatan untuk memperoleh pengetahuan.

Proses perkembangan kreativitas anak tidak terlepas dari komponen-komponen pembelajaran yang mendukung dalam mewujudkan suasana pembelajaran diantaranya seperti guru, media pembelajaran, metode pembelajaran, sumber belajar, fasilitas pembelajaran, dan lain sebagainya.

Salah satu faktor yang dapat meningkatkan kreativitas anak menurut Hurlock (1987) yaitu kesempatan untuk memperoleh pengetahuan. Anak dapat memperoleh pengetahuan salah satunya melalui bermain sambil belajar, sebab bermain merupakan sifat alami anak. Bermain adalah awal timbulnya kreativitas karena dalam bermain anak dapat mengungkapkan gagasan-gagasannya secara bebas.

Guru sebagai fasilitator sebaiknya menyediakan media-media pembelajaran yang dapat merangsang kreativitas anak. Media yang dapat merangsang kreativitas anak salah satunya adalah dengan media tanah lempung.

Permasalahan yang terjadi di TK Sandhy Putra, proses pembelajaran dalam peningkatan kemampuan kreativitas untuk Taman Kanak-Kanak masih merujuk pada lembar kerja atau buku aktivitas kegiatan. Selain itu, guru terkadang mengalami kesulitan dalam memilih media untuk peningkatan kemampuan kreativitas pada anak. Media yang sering digunakan oleh guru dalam menerapkan peningkatan kreativitas adalah plastisin dan guru kurang mengeksplorasi penggunaan plastisin tersebut, padahal jika ditelusuri lebih dalam lagi plastisin tersebut memiliki banyak kegunaan atau manfaat dalam kegiatan pembelajaran, misalnya kemampuan dalam membentuk, memilin dan menggulung. Kreasi dari media plastisin tersebut juga sangat beragam, namun guru seringkali hanya mengajarkan beberapa variasi bentuk seperti bentuk ular, lingkaran, potongan kecil, dan gulungan besar. Dari deskripsi tersebut terlihat guru kesulitan dalam


(13)

3

mengajarkan kemampuan dalam peningkatan kreativitas pada anak sehingga kemampuan peningkatan kreativitas anak di TK Sandhy Putra masih perlu ditingkatkan. Selain itu, respon anak saat mengikuti kegiatan masih banyak yang merasa jenuh dan bosan sehingga seringkali anak tidak ingin mengikuti kegiatan hingga selesai. Kondisi yang sering terlihat pada anak adalah seringkali anak pergi keluar kelas, tidak menyelesaikan tugasnya hingga selesai, bahkan ada yang secara jelas memilih kegiatan lain. Maka dari itu, penulis ingin mencoba melakukan penelitian yang dapat meningkatkan kemampuan kreativitas anak TK Sandhy Putra dengan menggunakan media tanah lempung. Selain bermanfaat bagi anak dalam menemukan media yang dapat menumbuhkan rasa antusias atau minat terhadap pembelajaran, penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat juga sebagai bahan masukan bagi guru dalam memilih dan memanfaatkan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi dalam kegiatan peningkatan kreativitas pada anak Taman Kanak-Kanak.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ‘Peningkatan Kemampuan Kreativitas Anak Taman Kanak-Kanak melalui Pemanfaatan Media Tanah Lempung”.

B. Rumusan Masalah

Dari permasalahan yang terdapat dalam latar belakang diatas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi objektif kemampuan kreativitas anak dilihat dari perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran sebelum digunakannya media tanah lempung di TK Sandhy Putra Rancaekek?

2. Bagaimana penggunaan media tanah lempung dalam meningkatkan kemampuan kreativitas anak di TK Sandhy Putra Rancaekek?

3. Bagaimana kemampuan kreativitas anak TK Sandhy Putra Rancaekek setelah digunakannya media tanah lempung?


(14)

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan kondisi objektif kemampuan kreativitas anak dilihat dari perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran sebelum digunakan media tanah lempung di TK Sandhy Putra Telkom Kecamatan Rancaekek.

2. Mendeskripsikan penerapan penggunaan media tanah lempung dalam meningkatkan kemampuan kreativitas anak di TK Sandhy Putra Telkom Kecamatan Rancaekek.

3. Mendeskripsikan peningkatan kemampun kreativitas anak TK Sandhy Putra Telkom Kecamatan Rancaekek setelah menggunakan media tanah lempung.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terkait diantaranya :

1. Manfaat Teoritis

Memberikan sumbangan keilmuan dalam memahami peningkatan kemampuan kreativitas di Taman Kanak-Kanak melalui media tanah lempung.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Anak

Memberikan pengalaman dan wawasan baru pada anak dalam meningkatkan kemampuan kreativitas.

b. Bagi Guru

Sebagai bahan masukan bagi guru dalam memilih media yang tepat dan menyenangkan dalam meningkatkan kemampuan kreativitas anak Taman Kanak-Kanak.

c. Bagi Kepala Sekolah

Hasil penelitian dapat dijadikan bahan pertimbangan serta rujukan dalam menentukan kebijakan dan program dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran melalui pengembangan media tanah lempung.


(15)

5

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari :

Bab I berisi uraian tentang pendahuluan, yaitu latar belakang, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

Bab II membahas kajian pustaka tentang kemampuan kreativitas pada anak TK dan media tanah lempung.

Bab III berisi penjabaran secara rinci mengenai metode penelitian, yaitu lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional variabel, instrumen penelitian, teknik pengumpulan dan analisis data.

Bab IV membahas hasil penelitian dan pembahasan, yaitu data hasil penelitian yang terdiri dari gambaran umum kondisi lapangan, tahap implementasi kegiatan, dan pembahasan yang terdiri dari kondisi objektif pembelajaran dan kemampuan kreativitas menggunakan media tanah lempung di TK Sandhy Putra, penerapan pembelajaran kreativitas menggunakan media tanah lempung di TK Sandhy Putra serta kemampuan kreativitas pada anak TK Sandhy Putra setelah diterapkan media tanah lempung.


(16)

(17)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Pada penelitian ini peneliti akan meneliti kelompok belajar kelas B TK Sandhy Putra Rancaekek tahun pelajaran 2013/2014 dengan desain penelitian adalah dengan menggunakan bentuk PTK (Penelitian Tindakan Kelas) yang maksudnya penelitian ini dilakukan dalam satu kelas.

Dalam Suharsimi (2006) PTK menurut model Kurt Lewin konsep inti PTK nya dalam satu siklus terdiri dari empat langkah yaitu: 1. Perencanaan/ planning, 2. Aksi / tindakan / acting, 3. Observasi / observing, 4. Refleksi / reflecting (Lewin 1990).

Menurut Tukiran (2010) PTK model Kemmis dan Mc Taggart adalah pengembangan dari PTK model Kurt Lewin, yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi yang keempatnya merupakan satu siklus (Depdiknas, 1999)

Selain itu ada lagi PTK model John Elliott yang juga mengembangkan PTK model Kurt Lewin, akan tetapi lebih detail, karena dalam model ini satu tindakan terdiri dari beberapa step / langkah tindakan yaitu, langkah tindakan 1, langkah tindakan 2, dan langkah tindakan 3 (Depdiknas, 1999)

Menurut Suharsimi Arikunto, dkk (2008) PTK dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Classroom Action Recearch (CAR). Membentuk pengertian yaitu: Penelitian, Tindakan, Kelas. Maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan.

Menurut Suharsimi (2008) ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda, akan tetapi garis besarnya sama, antara lain; perencanaan tindakan (planning) penerapan tindakan/pelaksanaan (action) mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan / pengamatan (observation and evaluation) dalam melakukan


(18)

kegiatan refleksi (reflecting) dan seterusnya sampai perbaikan peningkatan yang diharapkan tercapai kriteria keberhasilan.

Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1 Tahap dalam penelitian (Suharsimi, 2008)

Pada hakekatnya penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan yang meliputi:

1. Perencanaan (Planning)

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.

2. Tindakan

Penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi penerapan isi rancangan, yaitu mengenai tindakan di kelas.

3. Pengamatan

Kegiatan pengamatan dilakukan oleh pengamat. Sambil melakukan pengamatan guru pelaksana mencatat semua yang terjadi sehingga memperoleh hasil yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya.


(19)

30

4. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah melakukan tindakan. Kemudian didiskusikan dengan peneliti.

Tujuannya adalah untuk memecahkan masalah yang ada dalam memperbaiki proses belajar mengajar yang kurang tepat serta meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya dan mutu pendidikan pada umumnya.

B. Prosedur Penelitian

Dari berbagai desain penelitian yang ada peneliti menggunakan prosedur penelitian menurut Suharsimi Arikunto (2008).

Penelitian dilakukan dengan menggunakan 2 siklus dengan kegiatan masing masing siklus adalah sebagai berikut :

1. SIKLUS I

a. Tahap perencanaan

Pada tahap ini peneliti menentukan langkah-langkah pengembangan seperti :

1) Bekerjasama bersama observer menetapkan urutan materi pembelajaran dan cakupannya. Adapun rencana siklus I adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2

Rencana Kegiatan Harian (RKH) pertemuan ke – 1

No Waktu Kegiatan

1 Kegiatan Awal (30enit)

1. Peneliti mengkondisikan anak sebelum kegiatan pembelajaran.

2. Peneliti memimpin doa dan membuka kegiatan pembelajaran dengan salam. 3. Peneliti melakukan apersepsi penyampaian


(20)

sarana belajar.

4. Peneliti memotifasi kebutuhan belajar

5. Peneliti mengajak anak-anak untuk mengikuti kegiatan di halaman sekolah

2 Kegiatan Inti (60 menit)

1. Peneliti mengenalkan nama dan

memperlihatkan tanah lempung/ tanah liat 2. Peneliti mengajak anak-anak untuk menyentuh

dan memegang tanah lempung/ tanah liat 3. Peneliti mengajak anak untuk membentuk

sesuai dengan keinginan anak-anak dengan media tanah lempung/ tanah liat

3 Kegiatan Akhir (30 menit)

1. Peneliti mengajak anak untuk menyanyikan lagu “ Rumahku”

2. Peneliti mengulas dan menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan dalam sehari

2) Membuat dan melengkapi alat peraga

3) Menetapkan bahwa dalam kegiatan pembelajaran ini menggunakan dari tanah lempung/ tanah liat

4) Membuat lembar observasi untuk mengamati aktifitas anak didik, aktivitas guru dan kegiatan pembelajaran

5) Mendesain alat evaluasi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. 6) Mengubah letak pembelajaran yang tadinya di kelas menjadi di ruang

terbuka.

b. Tahap pelaksanaan

Pada tahap ini, guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan yang telah direncanakan. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran yang telah ditetapkan bersama pengembang.


(21)

32

Pada tahap ini tim observasi/pengamat melakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi kreativitas anak. Disamping observasi kreativitas anak, peneliti menggunakan observasi keterlibatan anak yang digunakan kepada anak didik untuk mengetahui hambatan yang dialami anak didik selama proses pembelajaran berlangsung, dan untuk mengetahui kemampuan anak dalam membuat berbagai macam bentuk sesuai dengan keinginan anak.

d. Tahap Refleksi

Setelah data observasi dianalisis, guru melakukan refleksi diri terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pada tahap ini, tim observer dan guru berusaha untuk dapat mengetahui kemampuan anak didik dalam pembelajaran yang telah dilakukan. Hasil tersebut digunakan untuk menentukan tindakan pada siklus berikutnya.

Adapun langkah-langkah dalam refleksi tindakan yaitu diantaranya langkah pertama merinci dan menganalisis efektivitas pembelajaran yang didasarkan pada hasil diskusi antara tim observer terhadap hasil observasi aktivitas anak didik, data hasil observasi guru, serta hambatan yang dihadapi guru, minat/ketertarikan belajar anak terhadap media tanah lempung/ tanah liat dalam membuat macam bentuk yang digemari anak, dan catatan kelas.

Langkah kedua mengidentifikasi permasalahan yang sudah dan belum terpecahkan atau yang muncul selama pembelajaran berlangsung, dengan mengajukan pertanyaan refleksi terhadap komponen Kegiatan Belajar Mengajar/KBM seperti :

1) Apakah anak didik sudah memahami macam-macam bentuk. Misalkan bentuk peralatan rumah tangga yang sering dijumpai anak didik ? 2) Apakah guru sudah berperan sesuai dengan yang telah direncanakan,


(22)

Langkah ketiga yaitu menentukan tindak lanjut dengan cara merencanakan tindakan selanjutnya berdasarkan hasil refleksi yang direncanakan secara kolaborasi antara guru dan tim observer.

2. SIKLUS II

a. Tahap perencanaan

Diskusi dengan observer tentang permasalahan baru yang timbul pada siklus I, hasil refleksi pada siklus I dijadikan dasar menyusun rencana perbaikan pembelajaran di RKH pada siklus II. Adapun rencana siklus II adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3

Rencana Kegiatan Harian (RKH) pertemuan ke – 2

No Waktu Kegiatan

1 Kegiatan Awal (30 menit)

1. Peneliti mengkondisikan anak sebelum kegiatan pembelajaran.

2. Peneliti memimpin doa dan membuka pelajaran dengan salam.

3. Peneliti mengajak anak mengikuti kegiatan dihalaman sekolah dan membagi menjadi 2 kelompok

4. Peneliti melakukan apersepsi penyampaian sarana belajar.

5. Peneliti memotifasi kebutuhan belajar 2 Kegiatan Inti

(60 menit)

1. Peneliti memberikan motivasi dan arahan untuk kegiatan hari ini

2. Peneliti memberikan pesan agar anak suka bermain tanah lempung/ tanah liat


(23)

34

lempung sesuai dengan yang diperlukan anak 4. Peneliti mengajak anak untuk membentuk dari

tanah lempung/ tanah liat.

5. Peneliti memberikan reward berupa stiker bintang untuk anak yang sudah selesai mengikuti

kegiatan membentuk 3 Kegiatan Akhir

(30 menit)

1. Peneliti mengulas dan menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan.

2. Peneliti bersama anak-anak menyanyikan lagu yang sudah dihafal anak-anak

3. Peneliti mengevaluasi anak didik dari kegiatan sehari.

b. Tahap pelaksanaan

Pada tahap ini, guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan yang telah direncanakan. Guru melaksanakan kegiatan dengan media sama dengan siklus I bedanya pada siklus I anak mengerjakan tugas secara individu pada siklus II anak melakukan kegiatan secara berkelompok.

c. Tahap Pengamatan / Observasi

Penilaian yang di observasi adalah tentang kreativitas anak dan keterlibatan anak pada saat pembelajaran. Pada penilaian ini dilihat perubahan yang terjadi pada anak saat siklus I dan pada siklus II. Cara penilaian berdasarkan kemampuan anak masing-masing pada siklus I dan siklus II bukan pada kemampuan kelompoknya.

d. Tahap Refleksi

Setelah data observasi dianalisis, guru melakukan refleksi diri terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pada tahap ini,


(24)

tim observer dan guru berusaha untuk dapat mengetahui kemampuan anak didik dalam pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus II. Hasil tersebut digunakan untuk menentukan tindakan pada siklus berikutnya apakah perlu melakukan siklus III atau cukup berhenti pada siklus II saja.

C. Ruang Lingkup Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah anak didik di kelompok B TK Sandhy Putra Rancaekek, yang berjumlah 10 anak didik, dengan rincian anak laki-laki sejumlah 5 orang dan anak perempuan sejumlah 5 orang.dan rentang usia berkisar antara 5 -6 tahun. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian

a. Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tahun 2013/2014 semester genap , dengan rincian :

Siklus I : Senin, 27 Agustus 2013 Siklus II : Selasa, 28 Agustus 2013 b. Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di TK Sandhy Putra Rancaekek, pada kelompok B. TK kami berdiri pada tahun 1973, di bawah naungan Yayasan Sandhy Kara Putra TELKOM kota Bandung.

D. Sumber Data

1. Pengertian Sumber Data Penelitian

Menurut Suharsimi (2006) sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh.

Menurut Sanapiah Faisal (1982) sumber data merupakan data sejarah, data terpercaya yang dapat digunakan dalam penelitian disebut juga bukti sejarah.


(25)

36

Menurut Hadeli ( 2006) Sumber data berasal dari pengumpulan data atau istilah lain instrumen / alat pengumpul data.

2. Jenis-jenis sumber data penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2008) Untuk mempermudah penelitian sumber data yang dapat diperoleh adalah langsung wawancara atau 36irri36 angket kepada siswa atau dari sumber data lain yaitu buku harian, dokumen, laporan pengamatan, tes hasil belajar, dll.

Menurut Sanapiah Faisal (1982) sumber data penelitian diklasifikasikan menjadi dua kategori antara lain :

a. Sumber data primer, yakni cerita atau penuturan atau catatan para saksi mata yang benar-benar menyaksikan peristiwa tersebut.

b. Sumber data sekunder, yakni cerita atau penuturan atau catatan suatu peristiwa yang tidak disaksikan sendiri oleh pelapor, pelapor mungkin telah bicara pada saksi mata yang sebenarnya.

Arikunto (2006) berpendapat untuk mempermudah mengidentifikasi sumber data, maka diklasifikasikan menjadi tiga tingkatan huruf “P” dari bahasa inggris antara lain:

P : Person/ sumber data berupa orang, P : Place/ sumber data berupa tempat P : Paper/ sumber data berupa symbol

Apabila sehubungan dengan wilayah maka sumber data yang jadi subjek penelitian menjadi :

a. Penelitian populasi b. Penelitian Sampel c. Penelitian Kasus

3. Sumber Data yang Digunakan Dalam Penelitian Ini

Sumber data yang dikemukakan pada penelitian ini adalah sumber data menurut Suharsimi Arikunto (2008) yaitu sumber data langsung melalui wawancara kepada siswa dan sumber data tidak langsung, yang didapat dari observasi / pengamatan kepada siswa / dokumen hasil karya siswa.


(26)

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian menurut Arikunto (2006), merupakan alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik., cermat, lengkap dan sistematis sehingga mudah diolah. Proses pengembangan instrumen dilakukan dengan membuat kisi-kisi instrumen penelitian.

Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah pengembangan kreativitas sehingga instrumen yang digunakan adalah tes kreativitas berupa angket yang dikembangkan oleh peneliti sendiri. Namun, instrumen tersebut tetap berpedoman pada Munandar (1985) yang mengatakan bahwa ciri-ciri kreativitas diantaranya kelancaran, fleksibilitas, orsinalitas, elaborasi atau perincian. Ciri-ciri tersebut merupakan ciri kreativitas yang berhubungan dengan kemampuan berfikir seseorang dengan kemampuan berfikir kreatif. Makin kreatif seseorang cirri-ciri tersebut makin dimiliki.

Berikut ini adalah kisi-kisi intrumen penelitian yang disiapkan sebagai pedoman penelitian:

Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen Penelitian Peningkatan Kemampuan Kreativitas Melalui Pemanfaatan Media Tanah Lempung

No. Sub Variabel Indikator Pernyataan

1 Original

(Keaslian)

Kemampuan untuk

menghasilkan gagasan atau ide asli dari sebuah pemikiran

Anak mampu menciptakan/ membuat karya yang berbeda dengan tidak meniru karya temannya

Anak mampu menggunakan bahan dan ide dengan cara yang orsinil tanpa bantuan guru


(27)

38

2 Fleksibilitas (Keluwesan) Kemampuan untuk menggunakan berbagai macam cara dalam menyelesaikan suatu permasalahan

Anak mampu mencipta/

membentuk dengan menggunakan media tanah lempung

Anak mampu menjawab berbagai pertanyaan baik diungkapkan melalui verbal atau hasil karya nya

3 Fluency

(Kelancaran) Kemampuan untuk mengemukakan ide-ide untuk memecahkan suatu masalah

Anak mampu menciptakan hasil karya kreatif dengan media tanah lempung sesuai dengan ide dan imajinasinya secara bebas

Anak dapat menciptakan/ membuat hasil karya kreatif tanpa hambatan dan tidak banyak bertanya

4 Elaboration (Keterperincian) Kemampuan menyatakan pengarahan ide secara terperinci untuk mewujudkan ide menjadi kenyataan

Anak mampu mencipta bentuk kreatif dari tanah lempung sesuai dengan ide/ agasan yang berbeda Anak mampu menceritakan hasil karya yang dibuatnya secara jelas


(28)

Tabel 3.5

Pedoman Lembar Observasi

Peningkatan Kreativitas Anak Melalui Media Tanah Lempung/ Tanah Liat

No. Pernyataan

Penilaian

Ket B C K

(3) (2) (1) 1. Anak mamapu menciptakan/ membuat

karya yang berbeda dengan tidak meniru karya temanya

2. Anak mampu menggunakan bahan dan ide dengan cara yang orisinil tanpa bantuan guru

3. Anak mampu mencipta/ membentuk

dengan menggunakan media tanah lempung 4. Anak mampu menjawab berbagai

pertanyaan baik diungkapkan melalui verbal atau hasil karya nya

5. Anak mampu menciptakan hasil karya kreatif dengan media tanah lempung sesuai dengan ide dan imajinasinya secara bebas 6. Anak dapat menciptakan/ membuat hasil

karya kreatif tanpa hambatan dan tidak banyak bertanya

7. Anak mampu mencipta bentuk kreatif dari tanah lempung sesuai dengan ide/ gagasan yang berbeda

8. Anak mampu menceritakan hasil karya yang dibuatnya secara jelas


(29)

40

Keterangan:

Baik : Apabila anak dapat menciptakan hasil karya tanpa bantuan guru/ temannya, maka anak diberi skor 3

Cukup : Apabila anak menciptakan hasil karya dengan bantuan guru/ temannya, maka anak diberi skor 2

Kurang : Apabila anak dapat menciptakan hasil karya, maka anak diberi skor 1

Berdasarkan pada kisi-kisi diatas, maka instrumen yang dibuat adalah pedoman wawancara dan pedoman observasi untuk guru dan anak yang dikembangkan dalam format-format sebagai berikut:

Tabel 3.6

Pedoman Wawancara Guru Sebelum Di Lakukan Tindakan

No. Aspek yang ditanyakan Deskripsi 1. Bagaimana persepsi ibu mengenai kegiatan

mencipta bentuk kreatif di TK?

2. Bagaimana proses kegiatan mencipta bentuk kreatif di TK?

3. Bagaimana kondisi kemampuan kreatifitas anak terkait dengan kegiatan mencipta bentuk di sekolah?

4. Apakah semua keterampilan anak dalam mencipta bentuk kreatif sudah sesuai dengan harapan?

5. Media apa saja yang biasa digunakan oleg guru disekolah dalam mencipta bentuk kreatif?


(30)

kegiatan mencipta bentuk kreatif dikelas selama ini?

Berikut dibawah ini pedoman wawancara setelah dilakukan tindakan: Tabel 3.7

Pedoman Wawancara Guru Setelah Di Lakukan Tindakan

No. Aspek yang ditanyakan Deskripsi 1. Apaka ibu pernah mendengar kreasi dari media tanah

lempung/ tanah liat?

2. Apakah pendapat ibu mengenai kegiatan membentuk dengan menggunakan media tanah lempung/ tanah liat? 3. Bagaimana perasaan ibu ketika mengajar kegiatan

kreativitas dengan menggunakan tanah lempung/ tanah liat di kelas B?

4. Apakah ada kesulitan yang dihadapi guru ketika

menggunakan tanah lempung/ tanah liat dalam kegiatan mencipta bentuk kreatif setelah penelitian tindakan kelas dilakukan?

5. Bagaimana pelaksanaan evaluasi hasil kegiatan kreativitas anak dengan menggunakan tanah lempung/ tanah liat? 6. Bagaimana kondisi/ kemampuan dalam mencipta bentuk

kreatif anak dengan tanah lempung/ tanah liat?

7. Menurut pengamatan ibu, apakah anak terlihat senang dengan kegiatan mencipta bentuk kreatif dengan tanah lempung/ tanah liat?


(31)

42

Berikut dibawah ini adalah pedoman catatan lapangan pada saat kegiatan berlangsung:

Tabel 3.8

Pedoman Catatan Lapangan

CATATAN LAPANGAN Tempat penelitian/ Sekolah :

Tanggal/ waktu : Siklus : Observasi :

Hasil Catatan lapangan :

Adapun pedoman observasi anak selama kegiatan pembelajaran berlangsung adalah sebagai berikut :

Tabel 3.9

LEMBAR OBSERVASI

AKTIVITAS ANAK MELALUI PEMANFAATAN MEDIA TANAH LEMPUNG/ TANAH LIAT

Nama Anak : Hari/ Tanggal :

Siklus : Tema/ Sub Tema :


(32)

No. Pernyataan Ya Tidak Ket 1. Anak mendengarkan penjelasan guru

2. Anak merespon pertanyaan yang diberikan guru

3. Anak mendengarkan dan memperhatikan guru pada saat menjelaskan materi yang akan disampaikan

4. Perhatian anak tertuju pada proses pembelajaran

5. Anak aktif terlibat dalam kegiatan 6. Anak mendengarkan dan

memperhatikan guru menyebutkan alat-alat media yang akan digunakan

7. Anak antusias ketika menjawab pertanyaan guru

8. Anak berani bertanya kepada guru 9. Anak berani menceritakan kegiatan

yang telah dilakukan

10. Anak dapat berinteraksi dengan guru 11. Anak terlihat senang pada saat kegiatan

berlangsung

Adapun pedoman observasi guru selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:


(33)

44

Tabel 3.10

LEMBAR OBSERVASI GURU PADA KEGIATAN PEMANFAATAN MEDIA TANAH LEMPUNG/ TANAH LIAT

Nama Guru : Hari/ Tanggal :

Siklus : Tema/ Sub Tema :

Petunjuk : Berilah tanda ceklist (√) pada peristiwa/ kegiatan yang diamati! No. Pertanyaan Ya Tidak Ket

1. Guru mengkondisikan anak didik pada suasana pembelajaran yang tenang 2. Guru memberikan apersepsi melalui

Tanya Jawab

3. Guru mempersiapkan media yang dibutuhkan pada saat kegiatan pembelajaran

4. Guru menjelaskan tentang langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan 5. Guru menguasai tema yang

disampaikan

6. Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum dipahami

7. Guru dapat membaca situasi dan kondisi anak

8. Intonasi suara yang diucapkan jelas 9. Guru memberikan kesempatan kepada

anak untuk bertanya tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan 10. Pandangan guru tertuju kepada semua


(34)

11. Guru membangkitkan perhatian dan semangat belajar anak pada saat Susana kelas tidak menyenangkan

12. Guru melakukan penilaian ketika proses pembelajaran berlangsung

13. Guru mengkondisikan anak didik pada suasana pembelajaran yang tenang 14. Pelaksanaan evaluasi

F. Metode Pengumpulan Data

1. Pengertian Metode Pengumpulan Data Penelitian

Menurut Suharsimi (2006) metode pengumpulan data adalah cara memperoleh data, menentukan cara bagaimana dapat diperoleh data mengenai variabel-variabel tersebut.

Hadeli (2006) berpendapat istilah lain untuk pengumpulan data adalah instrument atau alat pengumpulan data.

Menurut Sanapiah Faisal (1982) data diperlukan untuk menjawab masalah penelitian atau menguji hipotesis yang sudah dirumuskan. Membicarakan pengumpulan data akan berarti membicarakan alat yang digunakan dalam pengumpulan data.

2. Jenis - jenis Metode Pengumpulan Data

Menurut Sanapiah (1982) ada banyak ragam alat pengumpulan data ada angket, wawancara, tes psikologi, observasi dan sebagainya.

Menurut Hadeli (2006) jenis-jenis metode pengumpulan data yaitu angket/questionnaire, wawancara/interview, dan pengamatan/observation.

Arikunto (2006) berpendapat, wawancara, observasi, kuesioner, dan dokumentasi, kesemuanya merupakan bagian dari metode pengumpulan data.


(35)

46

a. Observasi

Menurut Sanapiah Faisal (1982) observasi adalah pengamatan langsung yang akan memberikan sumbangan yang amat penting dalam penelitian deskriptif. Catatan anekdot anak didik dapat dijadikan criteria pembanding lainnya, di samping kondisi, perbuatan atau performan yang ada.

Kerlinger dalam Arikunto (2006) mengatakan bahwa mengobservasi adalah suatu istilah umum yang mempunyai arti semua bentuk penerimaan data yang dilakukan dengan cara merekam kejadian, menghitungnya, mengukurnya, dan mencatatnya. Metode observasi adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematis dengan prosedur yang terstandar.

Suharsimi Arikunto (2006) berpendapat dalam observasi dibutuhkan pengamatan yang objektif, dalam pengamatan atau observasi melalui 2 tahap antara lain :

1) Tahap pertama yaitu mendiskusikan format observasi,apa yang harus diamati dan bagaimana cara membuat catatan apa dibuat dalam lembar observasi atau booklet terpisah.

2) Tahap kedua yaitu latihan mengamati dan sekaligus mencatat.

Hadeli (2006) berpendapat pengamatan atau observasi adalah penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan terhadap objek baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengamatan ini menempuh tiga cara utama antara lain:

1) Pengamatan langsung

2) Pengamatan tidak langsung, bisa dengan perantara suatu alat atau cara. 3) Pengamatan partisipatif, yaitu pengamatan dengan cara ikut ambil

bagian atau melibatkan diri dalam suatu objek yang diteliti.

Lembar observasi keterlibatan anak di atas menurut Nana Sudjana (2010) untuk kriteria dalam proses belajar mengajar diperlukan untuk tolak ukur keberhasilan proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar dapat


(36)

dilihat dari efisiensi, keefektifan, relevansi, produktivitas proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran.

b. Wawancara

Menurut Muslihuddin (2009) wawancara dapat dilakukan secara bebas atau terstruktur. Adapun pedoman wawancara yang dilakukan peneliti agar memperoleh informasi yang terkait dengan penelitian secara lebih lengkap dan jelas. Alasan dengan teknik wawancara karena dengan mendapatkan jawaban dari narasumber langsung akan memperjelas hasil penelitian yang disesuaikan dengan pertanyaan-pertanyaan tentang judul yang akan diteliti.

c. Catatan Lapangan

Catatan lapangan dilakukan untuk mencatat hasil temuan atau kejadian penting selama pelaksanaan pembelajaran kosa kata bahasa Indonesia. Dalam kegiatan ini hasil temuan penulis dan guru didiskusikan setelah proses pembelajaran selesai dilaksanakan. Adapun yang dicatat dan didiskusikan dalam catatan lapangan adalah terkait persepsi yang dilakukan oleh peneliti, aktivitas dan sikap anak dalam peningkatan kemampuan kreativitas anak melalui pemanfaatan media tanah lempung/ tanah liat, serta tentang evaluasi pembelajaran. Hasil diskusi antara peneliti dan guru kemudian dibuat kesimpulannya.

d. Dokumentasi

Yaitu berupa alat yang dapat mendukung data yang dibutuhkan, peneliti menggunakan beberapa alat dokumentasi antara lain: portofolio anak, catatan anecdot record anak didik. Catatan anekdot anak didik dapat dijadikan kriteria pembanding lainnya, di samping kondisi, perbuatan atau performan yang ada.

Menurut Suharsimi Arikunto (2006) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, portofolio, majalah, agenda dan sebagainya.

Sanapiah Faisal (1982) berpendapat analisis dokumen adalah telaah sistematis atas catatan-catatan atau dokumen-dokumen sebagai sumber


(37)

48

data. Analisis dokumen sangat berguna dalam menambah pengetahuan penting mengenai suatu bidang studi.

Menurut IGAK Wardhani (2008) dokumen / catatan harian tentang guru dan siswa saat pembelajaran berlangsung, atau segera setelah pembelajaran selesai. Catatan ini dapat berisi pendapat, reaksi, atau saran tentang pembelajaran yang telah berjalan.

G. Analisis Data

Menurut arikunto (2006) yang dilakukan dalam langkah persiapan ini adalah memilih/menyortir data sedemikian rupa sehingga hanya data yang terpakai saja yang tertinggal. Dalam buku lain sering disebut pengolahan data, ada yang menyebut data preparation, ada pula data analisis.

Menurut Mills 2008 dalam IGAK Wardhani (2008) analisis data adalah upaya yang dilakukan oleh guru yang berperan sebagai peneliti untuk merangkum secara akurat data yang telah dikumpulkan dalam bentuk yang dapat dipercaya dan benar.

Suharsimi (2008) berpendapat analisis data merupakan suatu usaha untuk memilih, memilah, membuang, menggolongkan, serta menyusun dalam kategori untuk menjawab pertanyaan pokok tentang tema apa yang dapat ditemakan pada data dan seberapa jauh data dapat mendukung tema.

Dalam penelitian ini, data hasil penelitian akan dianalisis secara kualitatif dengan menggunakan tiga tahap yang dilakukan secara berulang sejak proses pengambilan data dilakukan. Analisis data biasanya dilakukan pada tahap akhir penelitian tindakan untuk menjawab pertanyaan penelitian, namun demikian untuk kepentingan tertentu analisis datapun dapat dilaksanakan beriringan dengan pengolahan data disetiap selesainya satu tahap tindakan atau siklus tindakan pembelajaran. Secara umum kegiatan pengolahan data dan analisis data dalam proses penelitian ini adalah dengan penilaian sebagai berikut:


(38)

B (Baik) : Skor 3 C (Cukup) : Skor 2 K (Kurang) : Skor 1

Dengan menggunakan rumus untuk menghitung presentase dan penafsiran data berdasarkan pendapat Ali (1985), yaitu:

P = (�

�)x 100%

Dimana : % = Persentase (jumlah persentase yang dicari) n = Nilai yang diperoleh

N = Jumlah seluruh nilai 100 = Bilangan tetap

Nasution (1992) mengklasifikasikan tahapan-tahapan tersebut, sebagai berikut:

1. Reduksi data dimulai dari merangkum setiap data yang ada agar lebih mudah dipahami. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, mempermudah penelitian untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, mempermudah mencarinya bila diperlukan. Adapun data-data yang dimaksud untuk direduksi adalah data-data dari hasil observasi dan wawancara mengenai peningkatan kreativitas melalui pemanfaatan media tanah lempung/ tanah liat.

2. Mendeskripsikan Data/ Display Data

Data yang telah direduksi disajikan dalam bentuk deskripsi yang menyeluruh pada setiap aspek kegiatan mencipta bentuk kreatif dari tanah lempung/ tanah liat di TK sandhy Putra Rancaekek Kabupaten Bandung yang diteliti.

3. Penarikan Kesimpulan

Data yang sudah diperoleh, dianalisis dan disimpulkan kemudian diverifikasi ulang selama penelitian berlangsung. Penarikan kesimpulan


(39)

50

tentang peningkatan atau perubahan yang terjadi dilakukan secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara yang ditarik pada akhir siklus satu kesimpulan terevisi pada akhir siklus dua.

H. VALIDASI DATA

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik dan terpercaya penelitian ini dilakukan dengan mengikuti kaidah-kaidah alamiah dan metodologi yang sesuai dengan standar ilmiah. Validitas dan keobjektifan merupakan persoalan penting dalam kegiatan ilmiah. Kunandar dalam Yuliartien (2011) mengemukakan bahwa validitas menunjuk pada derajat keterpercayaan terhadap proses dan hasil PTK, sedangkan reliabilitas menunjuk pada sejauh mana kajian dapat direplikasi.

Untuk menguji derajat keterpercayaan atau derajat kebenaran penelitian ini, ada beberapa bentuk validasi yang dilakukan Kunandar dalam Yuliartien (2011), diantaranya:

1. Member check

Yaitu memeriksa kembali kebenaran dari informasi atau data hasil temuan yang diperoleh dari narasumber yaitu, kepala sekolah, guru ataupun anak selama observasi atau wawancara dari narasumber yang relevan dengan PTK. Dalam hal ini, dilakukan guna menguji seberapa besar kebenaran yang ada di dalam data penelitian dan guru di TK tersebut untuk mendiskusikan setiap akhir pelaksanaan.

2. Triangulasi

Yaitu memeriksa kebenaran data yang di analisis oleh peneliti dengan membandingkan hasil dari guru pendamping berupa temuan-temuan yang baru, sebagaimana penelitian penyusunan laporan.


(40)

Kegiatan memeriksa kesalahan-kesalahan dalam proses yang digunakan oleh peneliti dalam mengambil kesimpulan. 4. Exper Opinion

Yaitu dengan meminta kepada orang yang dianggap ahli atau pakar penelitian tindakan kelas, dalam hal ini pakar bidang kreativitas mencipta bentuk kreatif, untuk memeriksa semua tahapan-tahapan kegiatan penelitian dan memberikan arahan terhadap masalah penelitian yang dikaji.


(41)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang peningkatan kreativitas anak melalui pemanfaatan media tanah lempung/ tanah liat di kelas B TK sandhy Puta Rancaekek Kabupaten Bandung, pada semester ganjil tahun ajaran 2013/ 2014. Kondisi kreativitas anak melalui pemanfaatan media tanah lempung/ tanah liat TK Sandhy Putra, menunjukkan peningkatan yang baik. Secara umum yaitu terlihat dari berkurangnya jumlah anak pada penilaian pada kategori kurang (K), yaitu pada indikator tidak meniru temannya tanpa bantuan guru, atau temannya, kurang mampu mencipta bentuk sesuai tema, kurang mampu menceritakan hasil karya kreatif tanpa hambatan dan tidak bertanya pada guru, kurang mampu menciptakan hasil karya kreatif dengan menggunakan media tanahl lempung/ tanah liat sesuai dengan ide yang orisinil tanpa bantuan guru, kurang mampu menceritakan hasil karya yang dibuatnya secara jelas, kurang mampu mencipta bentuk dengan pemanfaatan media tanah lempung/ tanah liat tanpa bantuan guru.

Pelaksanaan kegiatan pemanfaatan media tanah lempung/ tanah liat sebagai upaya meningkatkan kreativitas anak dilakukan dengan dua siklus. Siklus I dan siklus II dengan sub indikator yang berbeda dan dilaksanakan adalah anak mampu menciptakan bentuk kreatif yang berbeda, anak mampu mencipta bentuk dengan menggunakan bahan dan ide dengan cara yang orisinil, anak mampu mencipta bentuk dengan menggunakan media tanah lempung/ tanah liat, anak mampu menjawab berbagai pertanyaan baik diungkap melalui verbal atau hasil karya, anak mampu menciptakan hasil karya kreatif dengan menggunakan media tanah lempung/ tanah liat sesuai dengan ide dan imajinasinya secara bebas, anak dapat menciptakan/ membuat hasil karya kreatif tanpa hambatan dan tidak banyak bertanya, anak mampu mencipta bentuk kreatif dari tanah lempung/ tanah liat sesuai dengan tema, anak mampu mencipta bentuk kreatif melalui pemanfaatan media tanah


(42)

lempung/ tanah liat sesuai dengan tema, anak mampu menceritakan hasil karyanya secara jelas.

Kegiatan kreativitas anak melalui pemanfaatan tanah lempung/ tanah liat, merupakan kegiatan yang baru yang sebelumnya belum pernah dilakukan di luar ruang sekolah dan secara berkelompok, sehingga anak antusias dalam mengikuti kegiatan yang diselenggarakan ini. Pada kegiatan ini anak diberikan kebebasan untuk mengekspresikan dan berkarya sehingga anak dengan leluasa menuangkan ide dan gagasannya ke dalam bentuk hasil karya. Dalam kegiatan kreativitas anak melalui media tanah lempung/ tanah liat ini guru berperan memberikan stimulus, bimbingan, serta motivasi yang berkelanjutan untuk menumbuhkan rasa percaya diri anak terhadap hasil karyanya agar anak dapat mencipta bentuk hasil karya secara terarah. Hal ini bertujuan untuk mengukur kreativitas anak melalui kegiatan pemanfaatan media tanah lempung/ tanah liat.

B. Saran

Dari hasil kesimpulan diatas terhadap hasil tindakan penelitian kelas tersebut ada beberapa hal yang penting untuk dapat ditindak lanjuti yaitu: 1. Saran untuk guru

a. Penggunaan media pembelajaran yang mudah didapat dan guru ikut berperan aktif dapat dijadikan suatu alternatif untuk meningkatkan kreativitas anak.

b. Sebelum digunakan, tanah lempung/ tanah liat sebaiknya diremas-remas terlebih dahulu agar hasilnya terlihat lebih halus teksturnya. c. Sebaiknya setelah tanah lempung/ tanah liat diambil dan digunakan,

segera bungkus dengan plastik agar kondisi tanah lempung/ tanah liat tidak cepat mengeras saat akan digunakan kembali.

d. Hasil dari penelitian ini mampu mendeskripsikan kemampuan kreativitas anak melalui kegiatan pembelajaran melalui pemanfaatan media tanah lempung/ tanah liat atau dengan bahan alam yang lain yang ada dilingkungan sekitar kita.


(43)

84

e. Pembelajaran dengan adanya benda yang konkrit dapat mempermudah anak didik dalam membangun imajinasi pada siswa.

f. Ciptakan suasana kegiatan pembelajaran yang menarik untuk anak tanpa harus menghilangkan esensi bermain tidak hanya di dalam kelas saja.

g. Berikanlah kasih sayang serta motivasi dengan pujian, hargai hasil karya yang sudah dibuat oleh anak dengan memberikan reward pada saat guru membimbing anak.

2. Saran untuk sekolah

Implementasi peningkatan kemampuan kreativitas melalui pemanfaatan media tanah lempung/ tanah liat dapat meningkatkan hasil belajar anak dan juga sebagai dasar seni keterampilan yang akan berguna dikehidupan anak nanti, dan tida ada salahnya pula apabila model kegiatan pembelajaran ini dicoba pada aktivitas lain dengan bahan dan dengan metode atau teknik yang lain.

3. Saran untuk orang tua

Orang tua hendaklah lebih memperhatikan setiap potensi yang dimiliki oleh setiap anaknya yang tidak hanya mengacu pada potensi akademik semata tetapi jua pada potensi kreativitas dengan stimulus diri termasuk yang diterapkan pada kegiatan kreativitas di rumah dengan suasana yang menyenangkan.

C. Tindak Lanjut

Supaya peningkatan kemampuan kreativitas melalui pemanfaatn media tanah lempung/ tanah liat di TK Sandhy Putra Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung dapat terus menerus meningkat, perbaikan konsep kegiatan pembeajaran sebaiknya padat diterapkan terus menerus secara signifikan pada umumnya dan khususnya bagi anak yang belum tuntas belajar.


(44)

DAFTAR PUSTAKA

Astuti Ambar. (1997). Pengetahuan Keramik. Yogjakarta : Gajah Mada University Press

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian “Suatu Pendekatan Praktik”. Jakarta : Rineka Cipta

Arikunto, S. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Angkasa Ayan, Jordan. (2002). Kamus lengkap Psikologi. Jakarta: Rajawali Pers

BB Clay Designs. (2011). [online]. Tersedia:

http://sitirochayahroin.files.wordpress.com [1 Desember 2012] Chaplin, J.P. (1989). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Rajawali Pers

Darmadi, Hamid. (2007). Konsep Dasar dan Implementasi. Bandung: CV Alfabeta

Depdiknas. (2002). Acuan Menu Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini (Menu Pembelajaran Generik). Jakarta : Depdiknas Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini

Depdiknas. (2007). Pedoman Penembangan Bidang Kognitif di Taman Kanak-Kanak. Jakarta : Depdiknas Direktorat Pembinaan TK dan SD

Faisal, Sanapiah. (1982). Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional

Gallagher, James J (1985). [online]. Tersedia :

http://yeyenpristina.blogspot.com/2012 _04_01_archive.html (1 Desember 2012)

Hadeli (2006). Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Metode Bermain Plastisin Pada Siswa Kelompok B TK Masyitoh 02 [online]. Tersedia :

http//sitirochiyahroin.files.wordpress.com/2012/12/1-siti-r.pdf (1 Desember 2012)


(45)

Hurlock, Elizabeth. (1987). Perkembangan Anak Jilid II. Jakarta: Erlangga. Alih Bahasa: dr. Med. Meitasari Tjandrasa.

Jumanto. (2005). Pengembangan Kreativitas Seni Rupa Anak TK. Jakarta: DEPDIKNAS.

Kurikulum Berbasis Kompetensi. (2004). Jakarta: Pusat KurikulumBalitbangDepdiknas

Kurniati, Euis&Rachmawati, Yeni. (2005). Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Dini. Bandung: PGTK FIP UPI.

Montolalu, B.E.F. (2009). Bermain dan Permainan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka

Munandar, Utami. (1985). Mengembangkan Bakat Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: PT. Gramedia.

Munandar, Utami. (1995). Mengembangkan Anak Berbakat. Jakarta: Depdikbud Dikti.

Munandar, Utami. (2009). Pengembangan kreativitas anak berbakat. Jakarta: Rineka Cipta

Munandar, Utami S.C. (2012), cet. Ke-3. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Pusat Perbukuan DEPDIKNAS, Jakarta: Rineka Cipta.

Munandar, Utami S.C (1992). Mengembangkan Bakat Anak dan Kreativitas Anak Sekolah. Cet. Ke-4. Jakarta: Gramedia.

Muslihuddin. (2009). Kiat Sukses Melakukan Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Rizki Press

Rockhiyah, Siti. (2012). Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Metode Bermain Plastisin .Skripsi Sarjana pada Universitas Muhamadiyah Purwokerta. Tidak Diterbitkan


(46)

Sanjaya, W. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Kencana

Semiawan, Conny, dkk. (1992). Pengenalan dan Pengembangan Bakat Sejak Dini. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Suharsimi, A. (2002). Tujuan dan Manfaat dan Persyaratan Penelitian Tindakan

Kelas. [online]. Tersedia di :

http://www.docstoc.com/docs/16966196/penelitian-tindakan-kelas [28 oktober 2010]

Supriadi, Dedi. (1994). Kreativitas, Kebudayaan dan Perkembangan Iptek. Bandung: ALFABETA.

Sudono, A. (2000). Sumber Belajar dan Alat Permainan untuk Pendidikan Usia Dini. Jakarta : PT Grasindo

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan “Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D”. Bandung : Alfabeta

Susmiyati, dkk. (2010). Memahami Pentingnya Media dan Sumber Belajar bagi Anak Usia Dini. [online]. Tersedia: http://zona.uimadura.ac.id/memahami-pentingnya-media-dan-sumber-belajar-bagi-anak-usia-dini/ [25 November 2010]

Taniredja, Tukiran. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Alfabeta Tim Redaksi Fokusmedia (Eds). (2006). Undang-Undang Republik Indonesia

tahun 2003 SISDIKNAS. Jakarta : FOKUSMEDIA

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.

Wiriaatmadja, R. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Yuliartien (2011). [online]. Tersedia di :

http//repository.upi.edu/109/6/S_PAUD_0703282_CHAPTER.pdf (4 Desember 2012)

Zaman, Badru,dkk. (2009). Media dan Sumber Belajar di TK. Jakarta: Universitas Terbuka.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang peningkatan kreativitas anak melalui pemanfaatan media tanah lempung/ tanah liat di kelas B TK sandhy Puta Rancaekek Kabupaten Bandung, pada semester ganjil tahun ajaran 2013/ 2014. Kondisi kreativitas anak melalui pemanfaatan media tanah lempung/ tanah liat TK Sandhy Putra, menunjukkan peningkatan yang baik. Secara umum yaitu terlihat dari berkurangnya jumlah anak pada penilaian pada kategori kurang (K), yaitu pada indikator tidak meniru temannya tanpa bantuan guru, atau temannya, kurang mampu mencipta bentuk sesuai tema, kurang mampu menceritakan hasil karya kreatif tanpa hambatan dan tidak bertanya pada guru, kurang mampu menciptakan hasil karya kreatif dengan menggunakan media tanahl lempung/ tanah liat sesuai dengan ide yang orisinil tanpa bantuan guru, kurang mampu menceritakan hasil karya yang dibuatnya secara jelas, kurang mampu mencipta bentuk dengan pemanfaatan media tanah lempung/ tanah liat tanpa bantuan guru.

Pelaksanaan kegiatan pemanfaatan media tanah lempung/ tanah liat sebagai upaya meningkatkan kreativitas anak dilakukan dengan dua siklus. Siklus I dan siklus II dengan sub indikator yang berbeda dan dilaksanakan adalah anak mampu menciptakan bentuk kreatif yang berbeda, anak mampu mencipta bentuk dengan menggunakan bahan dan ide dengan cara yang orisinil, anak mampu mencipta bentuk dengan menggunakan media tanah lempung/ tanah liat, anak mampu menjawab berbagai pertanyaan baik diungkap melalui verbal atau hasil karya, anak mampu menciptakan hasil karya kreatif dengan menggunakan media tanah lempung/ tanah liat sesuai dengan ide dan imajinasinya secara bebas, anak dapat menciptakan/ membuat hasil karya kreatif tanpa hambatan dan tidak banyak bertanya, anak mampu mencipta bentuk kreatif dari tanah lempung/ tanah liat sesuai dengan tema, anak mampu mencipta bentuk kreatif melalui pemanfaatan media tanah


(2)

83

lempung/ tanah liat sesuai dengan tema, anak mampu menceritakan hasil karyanya secara jelas.

Kegiatan kreativitas anak melalui pemanfaatan tanah lempung/ tanah liat, merupakan kegiatan yang baru yang sebelumnya belum pernah dilakukan di luar ruang sekolah dan secara berkelompok, sehingga anak antusias dalam mengikuti kegiatan yang diselenggarakan ini. Pada kegiatan ini anak diberikan kebebasan untuk mengekspresikan dan berkarya sehingga anak dengan leluasa menuangkan ide dan gagasannya ke dalam bentuk hasil karya. Dalam kegiatan kreativitas anak melalui media tanah lempung/ tanah liat ini guru berperan memberikan stimulus, bimbingan, serta motivasi yang berkelanjutan untuk menumbuhkan rasa percaya diri anak terhadap hasil karyanya agar anak dapat mencipta bentuk hasil karya secara terarah. Hal ini bertujuan untuk mengukur kreativitas anak melalui kegiatan pemanfaatan media tanah lempung/ tanah liat.

B. Saran

Dari hasil kesimpulan diatas terhadap hasil tindakan penelitian kelas tersebut ada beberapa hal yang penting untuk dapat ditindak lanjuti yaitu: 1. Saran untuk guru

a. Penggunaan media pembelajaran yang mudah didapat dan guru ikut berperan aktif dapat dijadikan suatu alternatif untuk meningkatkan kreativitas anak.

b. Sebelum digunakan, tanah lempung/ tanah liat sebaiknya diremas-remas terlebih dahulu agar hasilnya terlihat lebih halus teksturnya. c. Sebaiknya setelah tanah lempung/ tanah liat diambil dan digunakan,

segera bungkus dengan plastik agar kondisi tanah lempung/ tanah liat tidak cepat mengeras saat akan digunakan kembali.

d. Hasil dari penelitian ini mampu mendeskripsikan kemampuan kreativitas anak melalui kegiatan pembelajaran melalui pemanfaatan media tanah lempung/ tanah liat atau dengan bahan alam yang lain


(3)

84

e. Pembelajaran dengan adanya benda yang konkrit dapat mempermudah anak didik dalam membangun imajinasi pada siswa.

f. Ciptakan suasana kegiatan pembelajaran yang menarik untuk anak tanpa harus menghilangkan esensi bermain tidak hanya di dalam kelas saja.

g. Berikanlah kasih sayang serta motivasi dengan pujian, hargai hasil karya yang sudah dibuat oleh anak dengan memberikan reward pada saat guru membimbing anak.

2. Saran untuk sekolah

Implementasi peningkatan kemampuan kreativitas melalui pemanfaatan media tanah lempung/ tanah liat dapat meningkatkan hasil belajar anak dan juga sebagai dasar seni keterampilan yang akan berguna dikehidupan anak nanti, dan tida ada salahnya pula apabila model kegiatan pembelajaran ini dicoba pada aktivitas lain dengan bahan dan dengan metode atau teknik yang lain.

3. Saran untuk orang tua

Orang tua hendaklah lebih memperhatikan setiap potensi yang dimiliki oleh setiap anaknya yang tidak hanya mengacu pada potensi akademik semata tetapi jua pada potensi kreativitas dengan stimulus diri termasuk yang diterapkan pada kegiatan kreativitas di rumah dengan suasana yang menyenangkan.

C. Tindak Lanjut

Supaya peningkatan kemampuan kreativitas melalui pemanfaatn media tanah lempung/ tanah liat di TK Sandhy Putra Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung dapat terus menerus meningkat, perbaikan konsep kegiatan pembeajaran sebaiknya padat diterapkan terus menerus secara signifikan pada umumnya dan khususnya bagi anak yang belum tuntas belajar.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Astuti Ambar. (1997). Pengetahuan Keramik. Yogjakarta : Gajah Mada University Press

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian “Suatu Pendekatan Praktik”. Jakarta : Rineka Cipta

Arikunto, S. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Angkasa Ayan, Jordan. (2002). Kamus lengkap Psikologi. Jakarta: Rajawali Pers

BB Clay Designs. (2011). [online]. Tersedia:

http://sitirochayahroin.files.wordpress.com [1 Desember 2012] Chaplin, J.P. (1989). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Rajawali Pers

Darmadi, Hamid. (2007). Konsep Dasar dan Implementasi. Bandung: CV Alfabeta

Depdiknas. (2002). Acuan Menu Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini (Menu Pembelajaran Generik). Jakarta : Depdiknas Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini

Depdiknas. (2007). Pedoman Penembangan Bidang Kognitif di Taman Kanak-Kanak. Jakarta : Depdiknas Direktorat Pembinaan TK dan SD

Faisal, Sanapiah. (1982). Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional

Gallagher, James J (1985). [online]. Tersedia :

http://yeyenpristina.blogspot.com/2012 _04_01_archive.html (1 Desember 2012)

Hadeli (2006). Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Metode Bermain Plastisin Pada Siswa Kelompok B TK Masyitoh 02 [online]. Tersedia :

http//sitirochiyahroin.files.wordpress.com/2012/12/1-siti-r.pdf (1 Desember

2012)


(5)

Hurlock, Elizabeth. (1987). Perkembangan Anak Jilid II. Jakarta: Erlangga. Alih Bahasa: dr. Med. Meitasari Tjandrasa.

Jumanto. (2005). Pengembangan Kreativitas Seni Rupa Anak TK. Jakarta: DEPDIKNAS.

Kurikulum Berbasis Kompetensi. (2004). Jakarta: Pusat KurikulumBalitbangDepdiknas

Kurniati, Euis&Rachmawati, Yeni. (2005). Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Dini. Bandung: PGTK FIP UPI.

Montolalu, B.E.F. (2009). Bermain dan Permainan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka

Munandar, Utami. (1985). Mengembangkan Bakat Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: PT. Gramedia.

Munandar, Utami. (1995). Mengembangkan Anak Berbakat. Jakarta: Depdikbud Dikti.

Munandar, Utami. (2009). Pengembangan kreativitas anak berbakat. Jakarta: Rineka Cipta

Munandar, Utami S.C. (2012), cet. Ke-3. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Pusat Perbukuan DEPDIKNAS, Jakarta: Rineka Cipta.

Munandar, Utami S.C (1992). Mengembangkan Bakat Anak dan Kreativitas Anak Sekolah. Cet. Ke-4. Jakarta: Gramedia.

Muslihuddin. (2009). Kiat Sukses Melakukan Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Rizki Press

Rockhiyah, Siti. (2012). Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Metode Bermain Plastisin .Skripsi Sarjana pada Universitas Muhamadiyah Purwokerta. Tidak Diterbitkan


(6)

Sanjaya, W. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Kencana

Semiawan, Conny, dkk. (1992). Pengenalan dan Pengembangan Bakat Sejak Dini. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Suharsimi, A. (2002). Tujuan dan Manfaat dan Persyaratan Penelitian Tindakan

Kelas. [online]. Tersedia di :

http://www.docstoc.com/docs/16966196/penelitian-tindakan-kelas [28 oktober 2010]

Supriadi, Dedi. (1994). Kreativitas, Kebudayaan dan Perkembangan Iptek. Bandung: ALFABETA.

Sudono, A. (2000). Sumber Belajar dan Alat Permainan untuk Pendidikan Usia Dini. Jakarta : PT Grasindo

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan “Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D”. Bandung : Alfabeta

Susmiyati, dkk. (2010). Memahami Pentingnya Media dan Sumber Belajar bagi Anak Usia Dini. [online]. Tersedia: http://zona.uimadura.ac.id/memahami-pentingnya-media-dan-sumber-belajar-bagi-anak-usia-dini/ [25 November 2010]

Taniredja, Tukiran. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Alfabeta Tim Redaksi Fokusmedia (Eds). (2006). Undang-Undang Republik Indonesia

tahun 2003 SISDIKNAS. Jakarta : FOKUSMEDIA

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.

Wiriaatmadja, R. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Yuliartien (2011). [online]. Tersedia di :

http//repository.upi.edu/109/6/S_PAUD_0703282_CHAPTER.pdf (4

Desember 2012)

Zaman, Badru,dkk. (2009). Media dan Sumber Belajar di TK. Jakarta: Universitas Terbuka.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI MEDIA KARTU ANGKA PADA TAMAN KANAK–KANAK Peningkatan Kemampuan Berhitung Anak Melalui Media Kartu Angka Pada Taman Kanak–Kanak 01 Gondosuli Tahun Pelajaran 2012/ 2013.

0 1 15

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN TEMATIK DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA I MEDAN (PENELITIAN TINDAKAN).

0 0 29

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN KONSTRUKTIF PADA ANAK KELOMPOK B DI TAMAN KANAK-KANAK UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN KONSTRUKTIF PADA ANAK KELOMPOK B DI TAMAN KANAK-KANAK ISLAM AL-ANIS, KARTASURA, TAHUN PELAJAR

0 1 14

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK TAMAN KANAK - KANAK MELALUI KEGIATAN TEKNIK MOZAIK : Penelitian Tindakan Kelas Di Kelompok B TK Gelatik Tahun Pelajaran 2014-2015.

0 1 31

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TAMAN KANAK - KANAK MELALUI BERMAIN LASY : Penelitian Tindakan Kelas pada Kelompok A TK Mutya Agni Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung.

1 6 35

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B Peningkatan Kemampuan Bercerita Melalui Pemanfaatan Media Gambar Pada Anak Kelompok B Di Taman Kanak-Kanak Pertiwi Kraguman 02 Jogonalan Klaten Tahun 2012.

0 0 14

PENINGKATAN KEMAMPUAN KREATIVITAS ANAK MELALUI KEGIATAN MEMBATIK DENGAN TEKNIK JUMPUTAN DI TAMAN KANAK-KANAK.

13 65 49

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI KEGIATAN PROYEK MEMASAK DI TAMAN KANAK-KANAK : Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Anak Kelompok B di TK Al-Istiqoomah Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi.

1 2 42

Meningkatkan Kemampuan Operasi Penjumlahan melalui Penggunaan Media Realia :Penelitian Tindakan Kelas di Taman Kanak-Kanak Kelompok B TK Islam Al-Islah Kecamatan Leles Kabupaten Garut.

2 9 52

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN BENTUK GEOMETRI MELALUI PEMANFAATAN BARANG BEKAS PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK.

2 4 27