PENGARUH PERSEPSI KEPALA SEKOLAH TENTANG PERIODISASI MASA JABATAN TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI KEPALA SEKOLAH DASAR NEGERI SE KECAMATAN SUKAJADI KOTA BANDUNG.

(1)

Selfi Yugastiyani, 2013

PENGARUH PERSEPSI KEPALA SEKOLAH TENTANG PERIODISASI MASA JABATAN TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI

KEPALA SEKOLAH DASAR NEGERI SE KECAMATAN SUKAJADI KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh :

SELFI YUGASTIYANI

0900684

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

PENGARUH PERSEPSI KEPALA SEKOLAH TENTANG PERIODISASI MASA JABATAN TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI

KEPALA SEKOLAH DASAR NEGERI SE KECAMATAN SUKAJADI KOTA BANDUNG

Oleh Selfi Yugastiyani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Selfi Yugastiyani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Selfi Yugastiyani, 2013

LEMBAR PENGESAHAN

SELFI YUGASTIYANI

PENGARUH PERSEPSI KEPALA SEKOLAH TENTANG PERIODISASI MASA JABATAN TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI

KEPALA SEKOLAH DASAR NEGERI SE KECAMATAN SUKAJADI KOTA BANDUNG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Dr. Hj. Aan Komariah, M.Pd NIP. 19700524 199402 2 001

Pembimbing II

Drs. Sururi M.Pd NIP. 19701109 199802 1 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Administrasi Pendidikan

Dr. H. Endang Herawan, M.Pd NIP. 19600810 198603 1 001


(4)

ABSTRAK

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Persepsi Kepala Sekolah Tentang Periodisasi Masa Jabatan Terhadap Motivasi Berprestasi Kepala Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sukajadi Kota Bandung. Rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah: (1)Bagaimana persepsi Kepala Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sukajadi Kota Bandung tentang periodisasi masa jabatan ?; (2)Bagaimana motivasi berprestasi Kepala Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sukajadi Kota Bandung ?; (3)Seberapa besar pengaruh persepsi kepala sekolah tentang periodisasi masa jabatan terhadap motivasi berprestasi Kepala Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sukajadi Kota Bandung ?. Berdasarkan permasalahan penelitian tersebut, penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut: “Terdapat Pengaruh yang signifikan dan positif persepsi kepala sekolah tentang periodisasi masa jabatan terhadap motivasi berprestasi”.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sukasari Kota Bandung . Sedangkan sampel dalam penelitian ini menggunakan sample total, dimana seluruh anggota populasi menjadi objek penelitian.

Dalam menganalisis data, rumus yang dipergunakan yaitu Weighted Mean

Scores (WMS), Uji Normalitas, Analisis, Uji Koefisien Determinasi, Analisis

Regresi Linier sederhana Y atas X dan Uji Varians Anova.

Berdasarkan perhitungan WMS diperoleh bahwa skor rata-rata persepsi kepala sekolah Se-Kecamatan Sukajadi Kota Bandung termasuk dalam kategori tinggi (3,56) dan skor rata-rata motivasi berprestasi termasuk dalam kategori tinggi (3,65). Hasil uji normalitas distribusi data menunjukkan kedua variabel berdistribusi normal. Analisis korelasi diperoleh bahwa persepsi kepala sekolah tentang periodisasi masa jabatan memiliki hubungan yang rendah dan signifikan dengan motivasi berprestasi hal ini ditunjukkan dengan harga koefisien korelasi sebesar 0,431. Uji determinasi menunjukkan bahwa derajat keterhubungan antara motivasi berprestasi dengan kinerja pegawai adalah sebesar 18,60%. Sedangkan sisanya sisanya sebanyak 82,40% dipengaruhi oleh faktor – faktor lainnya. Persamaan regresi, yaitu ̂ = 29,754 + 0,398 X harga adalah bersifat signifikan dan linear, hal ini berarti bahwa jika tidak ada pengaruh persepsi kepala sekolah (variabel X) maka motivasi berprestasi (variabel Y) akan mencapai angka 29.754. kemudian apabila setiap perubahan satu unit variabel X akan memberikan perubahan pada variabel Y sebesar 0,398.

Kesimpulannya bahwa hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari persepsi kepala sekolah tentang periodisasi masa jabatan terhadap motivasi berprestasi kepala Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sukajadi Kota Bandung dapat diterima.


(5)

i Selfi Yugastiyani, 2013

ABSTRACT

Generally, this study aims to determine the effect of Principal Perceptions About Periodization Tenure for Principal to Achievement Motivation Principals Elementary School Principal Sub District Sukajadi Bandung City . The formulation of the issues raised in this study were : ( 1 ) How does the perception of Elementary School Principals State Sub District Sukajadi Bandung City of periodization term ? ; ( 2 ) How does achievement motivation State Elementary School Principal Sub District Sukajadi Bandung City? ; ( 3 ) How much influence perceptions about periodization principal term of the achievement motivation State Elementary school Principal Sub District Sukajadi Bandung City? . Based on these research issues , the authors formulate the following hypothesis : " There is a significant and positive influence perceptions about periodization principal term of the achievement motivation " .

This study uses descriptive quantitative approach . The population in this study were all Elementary School Sub District Sukajadi Bandung City . While the sample in this study using the total sample , in which all members of the population the object of research .

In analyzing the data , the formula used is Weighted Mean Scores ( WMS ) , Normality Test , Analysis , Test Coefficient of Determination , Simple Linear Regression Analysis of the X and Y Variance Anova Test .

WMS obtained by calculation that the average perception scores principal Sub District Sukajadi Bandung City are included in the high category ( 3.56 ) and the mean score of achievement motivation in the high category ( 3,65 ) . Data distribution normality test results showed two normally distributed variables . Correlation analysis shows that the perception of the principal term periodization has a low and significant relationship with achievement motivation as shown by the price of the correlation coefficient of 0.431 . Determination test showed that the degree of connectedness between achievement motivation with the employee's performance is at 18.60 % . While the rest of the remaining 82.40 % is influenced by factors - other factors . Regression equation is Y = 29.754 + 0.398 X are significant and the price is linear , this means that if there is no influence perceptions of school principals ( variable X ) the achievement motivation ( variable Y ) will reach 29 754 . then if any change in the unit of the variable X will provide the changes in the variable Y was 0.398 .

The conclusion that the hypothesis that there is a positive and significant effect on the perception of the periodicity of the principal term of the chief achievement motivation Elementary School Sub District Sukajadi Bandung City acceptable .


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... .i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I: PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Batasan dan Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat/Signifikansi Penelitian ... 7

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 8

BAB II: KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS ... 9

A. Kajian Teori ... 9

1. Konsep Persepsi ... 9

a. Definisi Persepsi ... 9

b. Subproses dalam Persepsi ... 10

c. Pemilihan Persepsi ... 11

d. Proses Perssepsi ... 14

e. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi ... 17

f. Organisasi Persepsi ... 18

g. Persepsi Sosial... 19

2. Kepala Sekolah ... 21

a. Definisi Kepala Sekolah ... 21


(7)

vi Selfi Yugastiyani, 2013

c. Periodasasi Masa Jabatan Kepala Sekolah ... 25

3. Motivasi Berprestasi ... 27

a. Definisi Motivasi ... 27

b. Teori – Teori Motivasi ... 28

c. Konsep Motivasi Berprestasi ... 33

d. Motivasi Berprestasi Kepala Sekolah ... 36

4. Hubungan Persepsi Terhadap Motivasi ... 40

B. Penelitian Terdahulu ... 41

C. Kerangka Pemikiran... 43

1. Kerangka Pikir ... 43

2. Hipotesis ... 45

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN ... 47

A. Lokasi, Populasi dan Sample Penelitian ... 47

B. Desain Penelitian ... 49

C. Metode Penelitian ... 50

D. Definisi Operasional ... 53

E. Instrumen Penelitian ... 56

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 61

G. Teknik Pengumpulan Data ... 68

H. Analisis Data ... 72

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 83

A. Hasil Penelitian ... 83

1. Pemeriksaan dan Penyeleksian Data ... 83

2. Pengklasifikasian Data ... 83

3. Penyajian Hasil Pengolahan Data ... 85

4. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku ... 91

5. Uji Normalitas Distribusi Data ... 92

6. Pengujian Hipotesis Hasil Penelitian ... 95


(8)

b. Analisis Koefisien Determinasi ... 96

c. Analisis Regresi ... 97

d. Analisis Varian ... 98

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 100

1. Gambaran Persepsi Kepala Sekolah Tentang Periodisasi Masa Jabatan Kepala Sekolah Dasar Se-Kecamatan Sukajadi Kota Bandung ... 100

2. Gambaran Motivasi Berprestasi Kepala Sekolah Dasar Se- Kecamatan Sukajadi Kota Bandung ... 104

3. Pengaruh Persepsi Kepala Sekolah Tentang Periodisasi Masa Jabatannya Terhadap Motivasi Berprestasi Kepala Sekolah Dasar Se- Kecamatan Sukajadi Kota Bandung ... 106

BAB V: KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 108

A. Kesimpulan ... 108

B. Saran ... 111


(9)

1 Selfi Yugastiyani, 2013

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sekolah merupakan organisasi sosial yang menyediakan layanan pembelajaran bagi masyarakat. Sekolah sebagai tempat terbaik untuk belajar yang bertujuan untuk menciptakan manusia seutuhnya dengan mengembangkan kemampuan verbal, non verbal, intelektual, spritual, kepribadian dan sosial dalam membentuk watak peserta didik. Dalam tatanan sebuah sekolah terdapat struktur organisasi yang dimana kepala sekolah menjadi pemimpin suatu sekolah. Kepala sekolah merupakan seorang pemimpin pendidikan yang berfungsi untuk menciptakan situasi belajar mengajar sehingga guru-guru dapat mengajar dan murid-murid dapat belajar dengan baik. Untuk mencapai sekolah yang efektif dan berhasil maka perlunya peran kepala sekolah sebagai seorang pemimpin yang baik.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah terdapat lima dimensi kompetensi kepala sekolah/madrasah, yaitu dimensi kompetensi kepribadian, dimensi manajerial, dimensi kewirausahaan, dimensi supervisi dan dimensi sosial. Jika kepala sekolah telah dapat mengaplikasikan lima dimensi tersebut maka kepala sekolah telah berhasil menjadi kepala sekolah yang profesional. Pada tahun 2010 Menteri Pendidikan Nasional mengeluarkan peraturan tentang penugasan guru sebagai kepala sekolah atau madrasah, dalam peraturan dijelaskan tentang syarat-syarat apa saja, bagaimana cara pengangkatan calon kepala sekolah, masa tugas dan lain-lain. Dalam penelitian ini, penulis akan menganalisis masalah yaitu tentang masa tugas kepala sekolah. Pada Permendiknas No.28 tahun 2010 Bab V Pasal 10 yang menjelaskan masa tugas kepala sekolah. Merujuk dari Peraturan Pemerintah Pendidikan Nasional No.28 Tahun 2010 tersebut, maka Walikota Kota Bandung mengeluarkan Peraturan Walikota Bandung Nomor 157 Tahun 2011 Tentang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Kepala Sekolah di


(10)

2

Kota Bandung pada Bab IV Pasal 13 dan tahun berikutnya yakni 2012 terdapat perubahan sedikit tentang pasal 13 ayat 3 dalam Peraturan Walikota Bandung Nomor 151 tahun 2012.

Periodisasi masa jabatan kepala sekolah yang dilaksanakan secara konsisten dengan penilaian kinerja yang akuntabel serta transparan akan mendorong peningkatan mutu pendidikan di sekolah-sekolah. Kepala sekolah akan bekerja keras untuk meningkatkan prestasi sekolahnya sebagai bukti prestasi kinerjanya, sehingga masa jabatannya bisa diperpanjang atau mendapat promosi jabatan yang lebih tinggi. Oleh karena itu, kepala sekolah memerlukan motivasi berprestasi agar dapat menguntungkan kepala sekolah itu sendiri maupun sekolah. Prestasi yang diraih sekolah-sekolah akan meningkatkan mutu pendidikan di daerah dan akhirnya meningkatkan mutu pendidikan nasional. Pembinaan kepala sekolah seperti yang berlaku sebelum adanya periodisasi, kepala sekolah berprestasi maupun tidak berprestasi tetap aman menjadi kepala sekolah, bahkan kepala sekolah yang terdapat masalah pun tetap aman pada posisinya sampai pensiun, kecil kemungkinan lahir kepala sekolah yang tangguh dan profesional. Dibutuhkan sistem pembinaan yang menimbulkan motivasi, seperti penghargaan dan promosi bagi kepala sekolah berprestasi dan sebaliknya peninjauan kembali jabatan kepala sekolah bagi mereka yang tidak berprestasi. Hanya ada dua pilihan untuk kepala sekolah, turun dengan predikat tidak berprestasi atau turun dengan terhormat karena sudah menjalani periode maksimal bahkan mendapat promosi (Sutisna, 2009). Oleh karena itu, dibutuhkan motivasi berprestasi dari diri masing-masing kepala sekolah.

Dari adanya Peraturan Walikota yang berubah-ubah maka terdapat persepsi kepala sekolah yang berbeda atas kebijakan tersebut. Pada hakekatnya persepsi dapat didefinisikan sebagai cara pandang manusia terhadap lingkungannya, terhadap apa yang ada di sekelilingnya. Sebagaimana dikemukakan oleh Rizky Dermawan (2004 : 50) bahwa :

Persepsi dapat juga dikatakan respon terhadap sejumlah objek yang berbeda. Respon tersebut merupakan sebuah proses dimana seorang individu memilih, mengatur mengintepretasikan rangsangan menjadi sebuah yang lengkap dan bermakna tentang lingkunganya.


(11)

3

Selfi Yugastiyani, 2013

Dari definisi di atas penulis menyimpulkan bahwa persepsi sebagai sebuah proses yang dipengaruhi oleh lingkungannya bisa terbentuk dari konsep atau mindset yang ada dalam diri seseorang yang berhubungan dengan motif dan tujuan sehingga terjadi pemikiran tersendiri tentang suatu hal yang dihadapi. Begitupun yang dihadapi oleh kepala sekolah, setiap diri kepala sekolah pasti memiliki pendapat atau persepsi yang berbeda tentang kebijakan pemerintah tersebut. Persepsi yang berbeda itu juga yang dapat mempengaruhi kinerja kepala sekolah agar bisa lebih baik atau tetap. Kinerja yang lebih baik akan di latar belakangi oleh motivasi yang ada dalam diri kepala sekolah tersebut. Persepsi disini berpengaruh terhadap motivasi berprestasi kepala sekolah, begitupun juga sebaliknya. “Motivasi berprestasi adalah motif yang mendorong sesorang untuk mengejar dan mencapai tujuan yang lebih baik”(Indrawijaya,2009:28).

Untuk menjalankan fungsi, tugas dan peran kepala sekolah perlu didukung dengan motivasi yang tinggi. Sebab salah satu peran kepala sekolah adalah sebagai motivator bagi para guru, siswa dan staf sekolah lainya. Kepemimpinan dan motivasi merupakan hal yang berbeda, meski memiliki tautan dalam konteks kerja dan interaksi antar manusia organisasional. Mengutip pendapat Keith Davis dalam Danim (2004:18) mengemukakan bahwa

„Kepemimpinan adalah faktor manusiawi yang mengikat suatu kelompok bersama dan memberinya motivasi menuju tujuan-tujuan tertentu, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.‟ Ini berarti antara kepemimpinan dengan motivasi memiliki ikatan yang kuat. Dalam pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah sebagai motivator atau pengerak komponen-komponen sekolah untuk mencapai tujuan sesuai dengan visi dan misi sekolah tersebut.

Kepala sekolah juga merupakan sentral kepemimpinan. Mengutip pendapat Schermerhorn dalam buku Wahjosumidjo (2003: 84) „kepala sekolah itu sebagai pejabat formal karena kepala sekolah terletak di lingkungan otoritas formal dalam organisasi yang diisi oleh orang-orang yang ditunjuk atau dipilih melalui proses seleksi.‟ Oleh karena itu tugas, tanggung jawab, masa jabatan, pembinaan karir kepala sekolah beberapa hal untuk mengembangkan motivasi kepala sekolah.


(12)

4

Motivasi kepala sekolah merupakan hal yang penting untuk memajukan sekolah apalagi motivasi berprestasi yang dapat menguntungkan kepala sekolah agar dapat menjabat kembali menjadi kepala sekolah dan memberi dampak positif terhadap sekolah yang dipimpin. “Motivasi berprestasi adalah dorongan dan daya juang pada diri seseorang dalam melakukan aktivitas untuk mengatasi segala tantangan dalam upaya pencapaian tujuan tertentu” (Danim 2009:63).

Menurut hasil wawancara penulis pada Mei 2013 dengan salah satu pegawai Dinas Pendidikan Kota Bandung menyatakan bahwa pada tahun 2013 , semua kepala sekolah baik pendidikan dasar ataupun pendidikan menengah semua kepala sekolah telah mengalami periodisasi. Periodisasi kepala sekolah saat ini dapat menjadikan kepala sekolah dapat menjabat kembali setelah dua peiode masa jabatan jika memiliki prestasi istimewa dan akan di tempatkan di sekolah yang akreditasinya lebih rendah. Kota Bandung saat ini hanya memiliki 4 (empat) orang kepala sekolah yang mempunyai prestasi istimewa pada tingkat SMA ada 3 (tiga) orang , tingkat SMP 1 (satu) orang sedangkan pada SD belum ada. Kepala sekolah dasar yang memiliki kinerja yang baik biasanya akan diangkat menjadi pengawas SD dan sebagian juga ada yang menjadi guru kembali. Kepala sekolah dasar yang belum memiliki motivasi berprestasi ini yang membuat penulis untuk mengungkap faktor pendorong yang memperngaruhinya yaitu persepsi periodisasi masa jabatan. Persepsi periodisasi masa jabatan setiap kepala sekolah pasti berbeda-beda karena pribadi setiap individu mempunyai sifat berbeda. Oleh karena itu, penulis ingin mengkaji lebih dalam tentang motivasi prestasi yang dipengaruhi persepsi kepala sekolah.

Menurut penulis dengan adanya periodisasi masa jabatan kepala sekolah ini kepala sekolah akan belomba-lomba untuk meningkatkan prestasi dan kinerjanya. Hal ini yang mendorong ingin mengetahui adanya masa periodisasi kepala sekolah ini berpengaruh positif pada motivasi berprestasi kepala sekolah Atau motivasi berprestasi kepala sekolah akan tetap sama pada masa sebelumnya. Sehingga memutuskan untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Persepsi

Kepala Sekolah Tentang Periodisasi Masa Jabatan Terhadap Motivasi Berprestasi Kepala Sekolah Dasar Se-Kecamatan Sukajadi Kota Bandung .


(13)

5

Selfi Yugastiyani, 2013

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Dalam penelitian ini, penulis membatasi permasalahan yang diteliti menjadi:

a. Secara konseptual penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persepsi kepala sekolah tentang periodisasi masa jabatan. Periodasasi masa jabatan yang terjadi pada kepala sekolah saat ini didasari oleh Permendiknas nomor 28 tahun 2010 yaitu batas yang diberikan untuk kepala sekolah agar memberikan prestasi istimewa dengan kinerjanya yang baik. Untuk mencapai kinerja yang baik maka kepala sekolah harus meningkatkan mutu sekolah yang dipimpin agar menjadi sekolah yang unggul pada masa jabatan kepala sekolah tersebut. Periodisasi merupakan tenggang waktu masa jabatan kerja kepala sekolah yang akan dinilai oleh kinerjanya. Untuk memperoleh kinerja yang baik diperlukan motivasi berprestasi setiap kepala sekolah.

“Motivasi berprestasi adalah dorongan dan daya juang pada diri seseorang dalam melakukan aktivitas untuk mengatasi segala tantangan dalam upaya pencapaian tujuan tertentu” (Danim, 2009:63). Motivasi berprestasi menurut penulis berhubungan dengan persepsi kepala sekolah dalam periodisasi masa jabatan untuk meningkatkan kinerja dan memiliki prestasi yang istimewa. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tentang persepsi kepala sekolah tentang periodisasi masa jabatan terhadap motivasi berprestasi kepala sekolah dasar.

b. Secara kontekstual penelitian ini akan dilakukan di lembaga pendidikan yang akan diteliti di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Sukajadi Kota Bandung. Dengan objek penelitian nya adalah kepala sekolah yang mempunyai persepsi tentang periodisasi masa jabatan dan pengaruh terhadap motivasi berprestasi kepala sekolah.


(14)

6

2. Perumusan Masalah

Penelitian ini didasari pada periodisasi masa jabatan yang telah ditetapkan oleh Peraturan Walikota tahun 2012, yang dimana belum ada kepala sekolah dasar negeri yang mempunyai prestasi istimewa untuk menjabat lebih dari dua periode masa jabatan. Dari masalah tersebut masing-masing kepala sekolah mempunyai persepsi yang berbeda, sehingga mempunyai motivasi untuk berprestasi istimewa yang berbeda pula.

Dari penjelasan tersebut secara spesifik dapat dirumuskan ke dalam beberapa masalah yang diuraikan ke dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

a. Bagaimana persepsi Kepala Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sukajadi Kota Bandung tentang periodisasi masa jabatan ?

b. Bagaimana motivasi berprestasi Kepala Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sukajadi Kota Bandung ?

c. Seberapa besar pengaruh persepsi kepala sekolah tentang periodisasi masa jabatan terhadap motivasi berprestasi Kepala Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sukajadi Kota Bandung ?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang bagaimana pengaruh persepsi kepala sekolah tentang periodisasi masa jabatan terhadap motivasi berprestasi kepala sekolah se- Kecamatan Sukajadi Kota Bandung.

2. Tujuan Khusus

Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk :

a) Memperoleh gambaran tentang persepsi kepala sekolah dasar negeri se-Kecamatan Sukajadi Kota Bandung tentang periodisasi masa jabatan.

b) Memperoleh gambaran tentang motivasi berprestasi kepala sekolah dasar negeri se-Kecamatan Sukajadi Kota Bandung.


(15)

7

Selfi Yugastiyani, 2013

c) Mengetahui seberapa pengaruh pengaruh persepsi kepala sekolah tentang periodisasi masa jabatan terhadap motivasi berprestasi kepala sekolah dasar negeri se-Kecamatan Sukajadi Kota Bandung.

D. Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat yang dapat penulis kemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Segi Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian dan pengembangan teori dari disiplin ilmu Administrasi Pendidikan,seperti tentang perundang-undangan / kebijakan pendidikan, manajemen sumber daya manusia di bidang kepala sekolah khususnya dalam kinerja dan motivasi. Penelitian ini juga dapat dijadikan dasar peneliti lainnya yang tertarik untuk meneliti mengenai permasalahan yang sama.

2. Segi Kontekstual

a) Bagi Lembaga

Jika hasil penelitian ini dapat menjawab hubungan antara persepsi dan motivasi berprestasi, maka diharapkan kepala sekolah dapat mengerti tentang kebijakan pemerintah untuk periodisasi masa jabatan yang ada dengan melakukan hal-hal yang berprestasi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik terhadap sekolah. Sehingga persepsi kepala sekolah menimbulkan rasa motivasi untuk berprestasi dalam memajukan mutu sekolah khususnya mutu pendidikan.

b) Bagi Penulis

Diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai kajian hubungan persepsi kepala sekolah tentang periodisasi masa jabatan dengan motivasi berprestasi kepala sekolah, sehingga dapat mengaplikasikan teori dengan kenyataan yang terjadi.


(16)

8

F. Struktur Organisasi Skripsi

BAB I : Berisi Pendahuluan yang didalamnya dijelaskan mengenai; Latar Belakang Masalah, Identifikasi dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Metode Penelitian, Manfaat Penelitian dan Struktur Organisasi Skripsi. BAB II : Berisi Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian. Kajian Pustaka berisikan; Konsep dari Persepsi Kepala Sekolah, Periodisasi Masa Jabatan dan Motivasi Berprestasi

BAB III : Berisi penjabaran yang rinci mengenai Metode Penelitian,termasuk beberapa komponen berikut; lokasi, populasi dan sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, dan analisis data.

BAB IV : Bab Hasil Penelitian dan Pembahasan terdiri dari dua hal utama, yakni: Pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pernyataan penelitian, hipotesis, tujuan penelitian dan Pembahasan atau analisis temuan.

BAB V : Bab Kesimpulan dan Saran menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian.


(17)

47 Selfi Yugastiyani, 2013

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini, penulis akan menguraikan secara rinci dan lebih jelas mengenai hal-hal sebagai berikut: lokasi, populasi dan sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, dan analisis data.

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah sekolah yang dijadikan sebagai tempat pelaksanaan penelitian atau tempat pengumpulan data penelitian. Adapun lokasi penelitian ini adalah seluruh sekolah dasar negeri di Kecamatan Sukajadi Kota Bandung.

Adapun Lokasi penelitian dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 3.1

Sebaran Lokasi Penelitian

Sekolah

SDN. Sejahtera 1 SDN. Sukagalih 3

SDN. Sejahtera 4 SDN. Sukagalih 5 SDN. Sirnamanah 1 SDN. Sukagalih 8 SDN. Sirnamanah 2 SDN. Sukagalih 9

SDN. Sukajadi 1 SDN. Caringin 1

SDN. Sukajadi 2 SDN. Caringin 2

SDN. Sukajadi 3 SDN. Caringin 3

SDN. Sukajadi 8 SDN. Sukasari 1

SDN. Sukajadi 9 SDN. Sukasari 3

SDN. Sukagailh 7 SDN. Sukawarna 2

SDN. Luginasari 1 SDN. Sukawarna 3 SDN. Luginasari 2 SDN. Sukawarna 5

SDN. Sukagalih 1 SDN. Cibogo

SDN. Sukagalih 6 SDN. Sarijadi Selatan 1 SDN. Sukagalih 2 SDN. Sarijadi Selatan 2


(18)

48

2. Populasi Penelitian

Pengertian populasi menurut Sugiyono (2011:215) yang tertulis dalam bukunya menyebutkan bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Sedangkan menurut Arikunto (2011:173) “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. “

Populasi bukan hanya orang, tetapi juga benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada- pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu. Maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh sekolah dasar negeri Se-Kecamatan Sukajadi Kota Bandung.

3. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pendapat Arifin (2011: 224), mengemukakan bahwa dalam pengambilan dan penentuan jumlah sampel, sebenarnya tidak ada ketentuan yang mutlak, tetapi sekedar gambaran dapat mengikuti petunjuk sebagai berikut:

a. Jika jumlah anggota populasi sampai dengan 50, sebaiknya dijadikan sampel semua atau sering disebut dengan sampel total, artinya seluruh anggota populasi dijadikan objek penelitian.

b. Jika jumlah anggota populasi berada antara 51 sampai dengan 100, maka sampel dapat diambil 50 – 60% atau dapat juga menggunakan sampel total.

c. Jika jumlah anggota populasi berada antara 101 sampai dengan 500, maka sampel dapat diambil 30 – 40%.

d. Jika jumlah anggota berada antara 501 sampai dengan 1000, maka sampel dapat diambil 20 – 25%.

e. Jika jumlah anggota populasi di atas 1000, maka sampel dapat diambil 10 – 15%.


(19)

49

Selfi Yugastiyani, 2013

Jumlah populasi pada penelitian ini relatif kecil maka dalam penelitian ini seluruh anggota populasi dijadikan sumber data penelitian/ sehingga sampel yang digunakan adalah total sampel atau sensus. Penggunaan sampel total atau sensus berlaku jika anggota populasi relatif kecil. Sampel total adalah sampel yang memiliki besar sama dengan populasi.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan suatu rancangan untuk melakukan penelitian agar lebih sistematis sehingga terarah untuk mengumpulkan data. Menurut Nasution (2003:23) bahwa “desain penelitian itu merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian.”

Sehingga dapat disimpulkan bahwa desain penelitian itu rangkaian sistematis dalam melakukan penelitian. Berikut langkah-langkah tahap persiapan melakukan penelitian :

1. Melakukan studi pendahuluan untuk merumuskan latar belakang , batasan masalah dan rumusan masalah apa yang akan diteliti.

2. Melakukan persiapan dengan membuat surat mulai dari Jurusan Admnistrasi Pendidikan kemudian ke Fakultas Ilmu Pendidikan lalu diberi surat penghatar untuk ke BAAK setelah surat ada dilanjutkan ke Bagian Badan Kesatuan Bangsa lalu ke Dinas Pendidikan Kota Bandung dan tahap akhir ke sekolah-sekolah yang bersangkutan.

3. Mengumpulkan data-data untuk menunjang proses penelitian

4. Mencari teori-teori yang relevan guna mendukung variabel dalam penelitian

5. Berdasarkan teori yang telah ada, maka dilanjutkan membuat kerangka berfikir serta hipotesis penelitian. Hipotesis merupakan jawaban sementara dalam penelitian


(20)

50

6. Setelah menyusun hipotesis penelitian maka akan dilakukan uji emprik untuk menentukan kebenaran. Untuk itu dilakukan tahapan- tahapan seperti menentukan populasi, sampel,penyusunan instrumen dan analisis data.

C. Metode Penelitian

Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian merupakan suatu cara ataupun teknik yang dipergunakan sebagai alat bantu untuk mengumpulkan data serta menganalisisnya agar diperoleh suatu kesimpulan guna mencapai tujuan penelitian.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi kepala sekolah tentang periodisasi masa jabatan terhadap motivasi berprestasi kepala sekolah Se-Kecamatan Sukajadi Kota Bandung.

Maka dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut :

1. Metode Deskriptif

Menurut Nasution (2003:24) “penelitian deskriptif merupakan deskripsi untuk memberi gambaran yang lebih jelas tentang situasi-situasi sosial.” Penelitian deskriptif lebih spesifik dengan memusatkan perhatian kepada aspek-aspek tertentu dan sering menunjukkan hubungan antara berbagai variabel. Sedangkan menurut Arikunto (2010:3) “penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi , peristiwa dan lain-lain, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian.”

Maka berdasarkan dari pemaparan di atas maka , metode penelitian deskriptif itu adalah potret secara sederhana apa yang terjadi dalam suatu wilayah atau objek kemudian dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian secara apa adanya.


(21)

51

Selfi Yugastiyani, 2013

Adapun langkah-langkah dari penelitian deskriptif menurut Arifin (2011: 56), yaitu :

a. Mengidentifikasi dan Memilih Masalah b. Melakukan Kajian Pustaka

c. Merumuskan Masalah

d. Merumuskan Asumsi dan Hipotesis e. Merumuskan Tujuan Penelitian f. Menjelaskan Manfaat Hasil Penelitian g. Menentukan Variabel Penelitian h. Menyusun Desain Penelitian i. Menentukan Populasi dan Sampel j. Menyusun Instrumen Penelitian k. Mengumpulkan Data

l. Membahas Hasil Penelitian

m. Menarik Simpulan, Implikasi dan Saran n. Menyusun Laporan

Berdasarkan uraian di atas, maka melalui metode penelitian deskriptif diharapkan dapat menemukan informasi yang tepat mengenai Persepsi Kepala Sekolah tentang Periodisasi Masa Jabatan di Sekolah Dasar Negeri Se- Kecamatan Sukajadi Kota Bandung.

2. Pendekatan Kuantitatif

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengukur tiap-tiap variabel yang ada dalam penelitian sehingga diketahui tingkat keterhubungan melalui teknik perhitungan statistik. Hal serupa juga dijelaskan oleh Sugiyono (2011: 14)

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada


(22)

52

umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Pendekatan kuantitatif ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel X (persepsi kepala sekolah tentang periodisasi masa jabatan) terhadap variabel Y (motivasi berprestasi kepala sekolah) dengan mengukur indikator dari masing - masing variabel tersebut. Pendekatan kuantitatif dimulai dengan memahami permasalahan yang akan menjadi pusat perhatian penelitian. Kemudian mendefinisikan serta memformulasikan masalah penelitian dengan jelas sehingga mudah dimengerti.

3. Studi Kepustakaan

Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan. Studi kepustakaan merupakan suatu upaya untuk mendapatkan keterangan atau informasi melalui suatu penelaahan terhadap berbagai literatur yang relevan. Studi kepustakaan membantu untuk menemukan sumber sekunder umum yang utama. Menurut Arikunto (2010:70) mengemukakan manfaat-manfaat yang diperoleh dari studi kepustakaan sebagai berikut:

a. Menggali teori-teori dasar dan konsep yang telah diketemukan oleh para ahli;

b. Mengikuti perkembangan penelitian dalam bidang yang akan diteliti;

c. Memperoleh orientasi yang lebih luas mengenai topik yang dipilih; d. Memanfaatkan data sekunder;

e. Menghindarkan duplikasi penelitian.

Studi kepustakaan juga dapat menjadi manfaat bagaimana cara mengungkapkan buah pikiran secara sistematis, kritis dan ekonomis.


(23)

53

Selfi Yugastiyani, 2013

D. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap judul dan ruang lingkup masalah yang diteliti, maka didefinisikan secara operasional definisi - definisi yang terdapat dalam penelitian ini. Adapun definisi-definisi operasional yang berkaitan dengan penelitian ini antara lain:

1. Pengaruh

Pengaruh merupakan suatu keadaan dalam bentuk perilaku atau tindakan seseorang sehingga mempengarahi satu hal oleh hal lain dan menimbulkan akibat yang bersifat positif dan negatif.

Yang dimaksud pengaruh dalam penelitian ini adalah hubungan antara satu variabel (X) dalam hal ini persepsi kepala sekolah tentang periodisasi masa jabatan pengaruhnya terhadap variabel (Y) dalam hal ini motivasi berprestasi.

2. Persepsi

Menurut Indrawijaya (2009:45) mengemukakan bahwa “persepsi adalah dasar proses kognitif atau proses psikologis.” Thoha (2012:141) “Persepsi adalah terletak pada pengenalan bahwa persepsi iu merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi dan bukannya suatu pencatatan yang benar terhadap situasi.”

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah gaya pemikiran seseorang menyikapi suatu keadaan dan akan terjadi interpretasi yang berbeda dari masing-masing individu.

Adapun dimensi dan indikator dari persepsi menurut Thoha (2012:148) yaitu:

a. Faktor- Faktor dari Luar 1. Intensitas 2. Ukuran

3. Keberlawanan atau Kontras 4. Pengulangan (repetition)


(24)

54

5. Gerakan (Moving) 6. Baru dan Familier b. Faktor-Faktor dari Dalam

1. Belajar atau Pemahaman Learning dan Persepsi 2. Motivasi dan Persepsi

3. Kepribadian dan Persepsi

3. Kepala Sekolah

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia di buku Wahjosumidjo (2008:83)

kepala sekolah berasal dari kedua kata yaitu “kepala” dan “sekolah”. Kata “kepala” dapat diartikan “ketua” atau “pemimpin” dalam suatu organisasi atau

sebuah lembaga. Sedangkan “sekolah” adalah sebuah lembaga dimana menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran. “Kepala sekolah itu adalah sebagai pemikir dan pengembang (brain power) yang tugas utamanya adalah memikirkan kemajuan sekolah” (Danim, 2009:29).

Berdasarkan definisi diatas maka disimpulkan bahwa kepala sekolah adalah suatu jabatan fungsional yang mempunyai tugas untuk memimpin sekolah secara baik dengan mengimplementasikan lima dimensi kompetensi kepala sekolah, yaitu dimensi kompetensi kepribadian, dimensi manajerial, dimensi kewirausahaan, dimensi supervisi dan dimensi sosial.

4. Periodisasi Masa Jabatan

Setiap jabatan tentunya memiliki masa jabatan guna untuk melalukan inovasi dan perubahan dalam suatu organisasi atau instansi. Salah satunya adalah periodisasi masa jabatan kepala sekolah. Periodisasi masa jabatan merupakan batas waktu yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk memegang suatu jabatan di instansi tertentu.


(25)

55

Selfi Yugastiyani, 2013

5. Motivasi

Menurut Mitchell (Winardi, 2001:1) mengungkapkan bahwa „motivasi mewakili proses-proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkannya, dan terjadinya persistensi kegiatan-kegiatan sukarela (volunter)

yang diarahkan ke tujuan tertentu.‟ Sedangkan menurut Gray, dkk (Winardi,

2001:2) berpendapat bahwa „motivasi merupakan sejumlah proses, yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan-kegiatan

tertentu.‟

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah energi aktif yang menyebabkan terjadinya suatu perubahan pada diri sesorang yang nampak pada gejala kejiwaan, perasaan, dan juga emosi, sehingga mendorong individu untuk bertindak atau melakukan sesuatu dikarenakan adanya tujuan, kebutuhan, atau keinginan yang harus terpuaskan.

6. Motivasi Berprestasi

Menurut pendapat McClelland dalam buku Danim dan Suparno ( 2009:38) bahwa „motivasi berprestasi (achievement motivation and behavior) dipengaruhi oleh banyak faktor.‟ Sedangkan menurut Danim (2009:63)

“motivasi berprestasi adalah dorongan dan daya juang pada diri seseorang dalam melakukan aktivitas untuk mengatasi segala tantangan dalam upaya pencapaian tujuan tertentu.”

Dapat disimpulkan bahwa motivasi berprestasi merupakan dorongan dalam diri seseorang untuk mencapai tujuan yang telah ditargetkan oleh seseorang. Orang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi, cenderung lebih tinggi kemampuannya dalam menyelesaikan tugas-tugas dan berorientasi kepada prestasi.


(26)

56

Adapun dimensi dari motivasi berprestasi yaitu: a. Suka mengatasi rintangan,

b. Suka mengambil risiko yang moderat (moderate risk). c. Memerlukan umpan balik yang segera.

d. Memperhitungkan keberhasilan.

E. Instrumen Penelitian 1. Penyusunan Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini disusun dan dikembangkan berdasarkan kebutuhan penelitian yaitu untuk mengungkap persepsi kepala sekolah tentang periodisasi masa jabatan dan motivasi berprestasi kepala sekolah.

Berikut tabel penyusunan instrumen yaitu sebagai berikut :

Variabel Sumber Definisi Komponen/ Dimensi

Variabel X Thoha (2012:141)

Persepsi adalah terletak pada pengenalan bahwa persepsi iu merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi dan bukannya suatu pencatatan yang benar terhadap situasi

a. Faktor- Faktor dari Luar

Persepsi 1. Intensitas

2. Ukuran

3. Keberlawanan atau Kontras

4. Pengulangan (repetition)

5. Gerakan (Moving)

6. Baru dan Familier

b. Faktor-Faktor dari Dalam

1. Belajar atau Pemahaman

Learning dan Persepsi

2. Motivasi dan Persepsi

3. Kepribadian dan Persepsi

Tabel 3.2


(27)

57

Selfi Yugastiyani, 2013

Indrawijaya

(2009:45)

Persepsi adalah dasar proses kognitif atau proses psikologis.

Proses Persepsi

1. Proses Masukan

2. Proses Selektivitas

3. Proses Penutupan (Clousere)

Penulis Persepsi adalah gaya

pemikiran seseorang

menyikapi suatu keadaan dan akan terjadi interpretasi yang berbeda dari masing-masing individu.

a. Faktor- Faktor dari Luar

1. Intensitas

2. Ukuran

3. Keberlawanan atau Kontras

4. Pengulangan (repetition)

5. Gerakan (Moving)

6. Baru dan Familier

b. Faktor-Faktor dari Dalam

1. Belajar atau Pemahaman

Learning dan Persepsi

2. Motivasi dan Persepsi

3. Kepribadian dan Persepsi

Variabel Y Danim dan Suparno (2009:40)

Motivasi berprestasi adalah

dorongan pada diri

seseorang dalam melakukan aktivitas untuk mencapai tujuan dengan sukses

a. Suka mengatasi rintangan,

Motivasi Berperstasi

b. Ingin maju,

c. Menyelesaikan tugas dengan

cepat,

d. Bekerja keras,

e. Berusaha menjadi yang

terbaik,

f. Senang menyelesaikan tugas

yang sukar, dan


(28)

58 Menurut McClelland dalam Thoha (2012:236),

Motivasi berprestasi

merupakan seseorang yang

dianggap mempunyai

motivasi untuk berprestasi

jika ia mempunyai

keinginan untuk melakukan suatu karya berprestasi lebih baik dari prestasi karya orang lain.

a. Suka mengambil risiko yang moderat (moderate risk).

b. Memerlukan umpan balik yang

segera.

c. Memperhitungkan keberhasilan.

d. Menyatu dengan tugas

Penulis Motivasi berprestasi

merupakan dorongan dalam diri seseorang untuk mencapai tujuan yang telah ditargetkan oleh seseorang.

Orang yang memiliki

motivasi berprestasi tinggi, cenderung lebih tinggi

kemampuannya dalam

menyelesaikan tugas-tugas dan berorientasi kepada prestasi.

a. Suka mengambil risiko yang moderat (moderate risk).

b. Memerlukan umpan balik

yang segera.

c. Memperhitungkan

keberhasilan.

d. Menyatu dengan tugas

2. Pengembangan Kisi - Kisi

Penyusunan kisi-kisi atau instrumen penelitian merupakan acuan dalam penyusunan alat pengumpulan data. Kisi-kisi penelitian disusun secara sistematis relevan dengan permasalahan, tujuan penelitian serta pertanyaan penelitian, yang kemudian dijabarkan berdasarkan aspek yang diteliti serta indikator-indikatornya. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pembuatan item pertanyaan angket. Berikut tabel pengembangan kisi-kisi yaitu:

No Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator Item

1 Variabel X

Persepsi Kepala Sekolah 1. Faktor- Faktor dari Luar

Intensitas - Kebiasaan

keseharian

1-2

- Kedalaman sikap terhadap sesuatu

3

Tabel 3.3


(29)

59

Selfi Yugastiyani, 2013 Tentang Periodisasi Masa Jabatan

Ukuran - Berdasarkan

ukuran pengalaman dan harapan 4 Keberlawanan atau Kontras

- Keberlawanan terhadap kebijakan yang ada 5-8 Pengulangan (repetition)

- Hal yang dilakukan sama dalam kurun waktu tertentu

9-10

Gerakan (Moving) - Jenjang karir 11

- Lebih aspiratif 12

Baru dan Familier - Suatu hal yang baru (kebijakan) 13-14 2. Faktor-Faktor dari Dalam

Belajar atau

Pemahaman

Learning dan Persepsi

- Belajar untuk menjadi lebih baik dalam,

kinerja,kepemimpi nan dan mutu sekolah

15-17

Motivasi dan

Persepsi

- Terpacu atau ada dorongan untuk lebih baik di tempat bekerja (sekolah),

kenyamanan, dan motivasi

18-23

Kepribadian dan Persepsi

- Berdasarkan sifat masing-masing individu


(30)

60

2 Variabel Y Motivasi Berprestasi Kepala Sekolah Karakteristik Berprestasi Tinggi

Suka mengambil

risiko yang

moderat (moderate risk).

- Jabatan kepala sekolah yang banyak rintangan

1-3

- Jabatan kepala sekolah penuh tanggung jawab

4

- resiko 5

- pekerjaan yang sukar

6

- penuh tantangan 7

Memerlukan

umpan balik yang segera.

- Mencapai hasil yang maksimal.

8

- Mencari pemecahan masalah

9

- Penilaian kinerja 10-11

- Mencari informasi 12

- Target 13-14

- Pujian 15

Memperhitungkan keberhasilan.

- Imbalan atau reward

16-17

- Dorongan ingin maju

18-19

- Prestasi 20

Menyatu dengan tugas

- Menyelesaikan pekerjaan atau tugas

21-23

- Potensi 24

- Tujuan 25

- Disiplin 26

Instrumen yang telah dirumuskan ke dalam bentuk kisi-kisi tersebut di atas selanjutnya dijadikan bahan penyusun pernyataan atau soal dalam angket dengan jawaban yang tersedia.


(31)

61

Selfi Yugastiyani, 2013

3. Pedoman Skoring

Mengenai alternatif jawaban dalam angket, digunakan skala sikap yakni skala likert.mengenai skala likert, Sugiyono (2011:134) mengemukakan bahwa

“Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.”

Dengan skala likert, maka variabel yang akan dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang berupa pernyataan.

Tabel 3.4

Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban

Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban

Sangat setuju 5

Setuju 4

Kurang Setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

F. Proses Pengembangan Instrumen

Proses pengembangan instrumen dilakukan untuk memperoleh hasil penelitian yang tepat. Hasil instrumen yang tepat harus mempunyai dua syarat yaitu validitas dan realibilitas. Oleh karena itu, dilakukan uji coba instrumen untuk menentukan instrumen tersebut layak untuk digunakan. Uji coba instrumen dilakukan kepada objek yang mempunyai karekteristik sama. Uji coba instrumen dilakukan pada sekolah negeri se-Kota Bandung yang diambil secara acak sebanyak 30 sekolah.

Setelah melakukan uji coba instrumen maka akan dihitung uji validitas dan realibilitasnya. Berikut uji validitas dan realibitas yang telah dilakukan.


(32)

62

1. Uji Validitas

Validitas merupakan suatu alat pengukuran yang dilakukan untuk mempunyai kesahihan. Seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (2010:211)

bahwa “validitas adalah salah satu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahian sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau

sahih mempunyai validitas yang tinggi.” Untuk memperoleh kesahihan dari tiap butir soal, uji validitas instrumen yang digunakan adalah uji validitas dengan mengkorelasikan antara skor tiap item soal yang didapat dengan skor total responden. Pengelolaan uji validitas item ini menggunakan metode kolerasi Pearson. Rumus yang ditetapkan oleh Pearson yang dikenal dengan korelasi Pearson Product Moment sebagai berikut :

rxy= ∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ √ ∑ ∑

(Arikunto, 2010:213)

Keterangan :

N = jumlah responden

X = skor setiap item

Y = skor total

∑ = kuadrat jumlah skor item ∑ = jumlah kuadrat skor item ∑ = jumlah kuadrat skor total

∑ = jumlah kuadrat skor total

rxy = koefisien korelasi variable x dan y

Pengujian validitas angket dilakukan dengan menggunakan program SPSS

18,0. Menurut Priyatno (2011:51) “metode uji validitas ini dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total item. Skor total


(33)

63

Selfi Yugastiyani, 2013

item adalah penjumlahan dari keseluruhan item”. Berikut langkah-langkah pengolahan data untuk menentukan validitas angket adalah :

a. Buka program SPSS, selanjutnya buat variabel dengan klik tab Variabel

View dan definisikan tiap kolomnya seperti pada kolom Name ketik item

1 sampai dengan item 30 kemudian yang terakhir yaitu skor total.

b. Setelah mengisi variable view, klik data view dan isikan data dengan skor pada masing-masing item pernyataan sesuai dengan jawaban responden. c. Klik Analyze – Correlate – Bivariate. Selanjutnya akan terbuka kotak

dialog Bivariate Correlations.

d. Masukan semua item dan skor total ke kotak Variabels. Pada Correlation

Coefficients pilih Pearson selanjutnya klik OK. Maka akan mendapatkan

output uji validitas. Untuk Kriteria validitas, sebagai berikut : 1. Jika rhitung ≥ rtabel maka butir soal valid

2. Jika rhitung ≤ rtabel maka butir soal tidak valid

Pernyataan atau pertanyaan yang tidak valid dapat dibuang atau direvisi kembali. Berikut hasil uji validitas variabel x persepsi kepala sekolah yaitu:


(34)

64

Tabel 3.5

Uji Validitas Variabel X

No Item r hitung r tabel Kesimpulan Keterangan

1 0.476 0.374 Valid Digunakan 2 0.503 0.374 Valid Digunakan 3 0.559 0.374 Valid Digunakan 4 -0.73 0.374 Tidak Valid Dihapus

5 0.425 0.374 Valid Digunakan 6 0.619 0.374 Valid Digunakan 7 0.375 0.374 Valid Digunakan 8 0.566 0.374 Valid Digunakan 9 0.534 0.374 Valid Digunakan 10 0.484 0.374 Valid Digunakan 11 0.412 0.374 Valid Digunakan 12 -0.23 0.374 Tidak Valid Dihapus

13 0.378 0.374 Valid Digunakan 14 0.124 0.374 Tidak Valid Dihapus

15 0.492 0.374 Valid Digunakan 16 0.248 0.374 Tidak Valid Dihapus

17 0.572 0.374 Valid Digunakan 18 0.502 0.374 Valid Digunakan 19 0.536 0.374 Valid Digunakan 20 0.548 0.374 Valid Digunakan 21 0.617 0.374 Valid Digunakan 22 0.713 0.374 Valid Digunakan 23 0.471 0.374 Valid Digunakan 24 0.575 0.374 Valid Digunakan 25 0.669 0.374 Valid Digunakan 26 0.548 0.374 Valid Digunakan 27 0.375 0.374 Valid Digunakan 28 0.382 0.374 Valid Digunakan 29 0.328 0.374 Tidak Valid Dihapus


(35)

65

Selfi Yugastiyani, 2013

Nilai korelasi ini dibandingkan dengan r tabel. R tabel dicari pada signifikasi 0,05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) = 30 dengan df = 30-2 = 28 , maka didapat r tabel sebesar 0,374. Berdasarkan dari tabel di atas maka diketahui bahwa dari 30 soal terdapat 5 soal yang tidak valid maka item tidak valid tersebut akan dihapus, maka item yang digunakan adalah 25 item.


(36)

66

Tabel 3.6

Uji Validitas Variabel Y

No Item r hitung r tabel Kesimpulan Keterangan

1 0.450 0.374 Valid Digunakan 2 0.375 0.374 Valid Digunakan 3 0.390 0.374 Valid Digunakan 4 0.595 0.374 Valid Digunakan 5 0.584 0.374 Valid Digunakan 6 0.558 0.374 Valid Digunakan 7 0.443 0.374 Valid Digunakan 8 0.301 0.374 Tidak Valid Dihapus

9 0.554 0.374 Valid Digunakan 10 0.230 0.374 Tidak Valid Direvisi

11 0.753 0.374 Valid Digunakan 12 0.439 0.374 Valid Digunakan 13 0.472 0.374 Valid Digunakan 14 -0.458 0.374 Tidak Valid Dihapus

15 0.426 0.374 Valid Digunakan 16 0.663 0.374 Valid Digunakan 17 0.646 0.374 Valid Digunakan 18 0.597 0.374 Valid Digunakan 19 0.650 0.374 Valid Digunakan 20 0.526 0.374 Valid Digunakan 21 0.331 0.374 Tidak Valid Direvisi

22 0.341 0.374 Tidak Valid Direvisi

23 0.533 0.374 Valid Digunakan 24 0.610 0.374 Valid Digunakan 25 0.202 0.374 Tidak Valid Dihapus

26 0.395 0.374 Valid Digunakan 27 0.139 0.374 Tidak Valid Dihapus

28 0.607 0.374 Valid Digunakan 29 0.515 0.374 Valid Digunakan 30 0.638 0.374 Valid Digunakan


(37)

67

Selfi Yugastiyani, 2013

Nilai korelasi ini dibandingkan dengan r tabel. R tabel dicari pada signifikasi 0,05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) = 30 dengan df = 30-2 = 28 , maka didapat r tabel sebesar 0,374. Berdasarkan dari tabel di atas maka diketahui bahwa dari 30 soal terdapat 7 soal yang tidak valid maka item tidak valid tersebut 4 item dihapus dan 3 item direvisi karena penyataan tersebut mewakili sub indikator. Sehingga item yang digunakan adalah 26 item.

2. Uji Realibilitas

Priyatno (2011:69) “uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang”. Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan ukuran Cronbach Alpha yang diolah menggunakan SPSS 18.0. Metode ini sangat cocok digunakan pada skor berbentuk skala. Seperti yang dikemukakan Sekaran (Priyatno,2011:69),

„realibilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baika, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0.8 adalah baik‟. Langkah untuk menguji reliabilitas dengan menggunakan SPSS 18.0 adalah sebagai berikut :

a. Menggunakan input yang sama dengan uji validitas. b. Klik Analyze – Scale – Realibility Analysis.

c. Masukkan item-item yang valid ke kotak items sebelah kanan kecuali item yang tidak valid dan skor total, selanjutnya klik tombol Statistics.

d. Pada kotak dialog Descriptives For, beri tanda centang pada Scale if item

deleted. Kemudian klik tombol Continue. Pada kotak dialog sebelumnya


(38)

68

Tabel 3.7

Uji Realibitas Variabel X dan Variabel Y

Variabel X Variabel Y

Dari hasil uji realibiltas maka dapat diketahui output persepsi dalam variabel X yaitu 0.877 dan output motivasi variabel Y yaitu 0.889. Karena hasil variabel lebih dari 0.6 dapat disimpulkan bahwa alat ukur dalam penelitian ini adalah realiabel.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dilakukan atau alat-alat yang digunakan dalam pengumpulan data, sehingga data yang diharapkan dapat terkumpul dan benar-benar relevan dengan masalah yang ingin dipecahkan. Ada beberapa tahapan yang ditempuh dalam proses pengumpulan data dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini penulis melakukan pengumpulan data dengan teknik sebagai berikut :

1. Teknik Observasi

Menurut Nasution (2009 : 106) mengatakan bahwa “Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kelakuan manusia seperti terjadi dalam

kenyataan.” Dengan observasi dapat kita peroleh gambaran yang lebih jelas tentang kehidupan sosial, yang sukar diperoleh dengan metode lain. Observasi yang dilakukan adalah observasi langsung berupa pengamatan oleh peneliti dalam menemukan masalah.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.877 25

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items


(39)

69

Selfi Yugastiyani, 2013

2. Teknik Wawancara (Interview)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Sebagaimana dikemukakan oleh Nasution (2009:113)

bahwa “Wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi verbal, jadi semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi.”

Sutrisno Hadi (Sugiyono, 2011:194) mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan metode interview dan juga kuesioner (angket) adalah sebagai berikut.

a. Bahwa subyek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri

b. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya

c. Bahwa interprestasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksud oleh peneliti.

3. Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Sebagaimana dikemukakan oleh Arikunto (2010:194) bahwa

“sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui..”

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup karena sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. Angket dalam penelitian ini bentuknya berupa check list yang di dalamnya ada sebuah daftar, di mana responden tinggal membubuhkan tanda check ( √ ) pada kolom yang sesuai. Menurut Arikunto (2010:195) keuntungan kuesioner yaitu:


(40)

70

a. Tidak memerlukan hadirnya peneliti.

b. Dapat dibagikan secata serentak kepada banyak responden.

c. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing, dan menurut waktu senggang responden.

d. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu-malu menjawab.

e. Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua repsonden dapat diberi pertanyaaan yang benar-benar sama.

Adapun pengumpulan data dilakukan beberapa tahap yaitu: 1) tahap penentuan alat pengumpulan data, 2) tahap penyusunan alat pengumpulan data, 3)tahap uji coba angket, 4) tahap penyebaran dan pengumpulan angket.

1. Tahap Penentuan Alat Pengumpulan Data

Sebelum melakukan penelitian maka ditentukan terlebih dahulu alat pengumpulan data. Penelitian ini menggunakan alat pengumpulan data berupa kuesioner dengan kuesioner tertutup.

2. Tahap Penyusunan Alat Pengumpulan Data

Penyusunan alat pengumpulan data dilakukan sebagai berikut:

a. Menentukan indikator dari masing-masing variabel yaitu persepsi kepala sekolah (Variabel X) dan motivasi berprestasi (Variabel Y) sesuai dengan teori-teori yang relevan.

b. Menyusun kisi-kisi instrument dengan menentukan sub indikator dari masing-masing variabel dan menyusun daftar pernyataan sesuai dengan indikator dan sub indicator.

c. Menetapkan kriteria skor untuk setiap alternatif jawaban. Skor yang dinilai menggunakan skala likert.


(41)

71

Selfi Yugastiyani, 2013

3. Tahap Uji Coba Instrumen

Setelah membuat instrumen pernyataan maka stelah itu dilakukan uji coba instrument. Uji coba instrumen dilakukan kepada objek yang mempunyai karekteristik sama.Uji coba instrumen dilakukan pada sekolah negeri se-Kota Bandung yang diambil secara acak sebanyak 30 sekolah. Berikut nama sekolah yang menjadi objek uji coba instrumen yaitu:

Tabel 3.8

Daftar Nama Sekolah untuk Uji Coba Instrumen

Sekolah

SDN Sukarasa SDN Kebon Gedang 5

SDN Cipedes SDN Kebon Gedang 2

SDN Cidadap SDN Kebon Gedang 10

SDN Sukasari SDN Warung Jambu 2

SDN Isola SDN Gumuruh 7/9

SDN Cihampelas SDN Gumuruh 8

SDN Ciujung SDN Binong Jati 1-4

SDN Halimun SDN Karangpawulang

SDN Babakan Jati SDN Babakan Surabaya 4

SDN Pelita SDN Sukapura 1-3

SDN Babakan Surabaya 2/3 SDN Kircon 3/7

SDN Sukapura 4/5 SDN Putraco Indah

SDN Kridawinaya SDN Turangga 1

SDN Babakan Sentra 1,3,4 SDN Buah Batu Baru

SDN Babakan Sentra 2 SDN Sekejati

4. Tahap Penyebaran dan Pengumpulan Angket

Setelah melakukan uji coba instrumen dan diketahui hasilnya maka dilakukan pengumpulan data sesuai responden yang ditentukan yaitu sekolah dasar negeri se-Kecamatan Sukajadi.


(42)

72

H. Analisis Data

Analisis data merupakan tahap untuk mengetahui hasil yang telah didapat dalam penyeberan angket. Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah pengumpulan data. Berikut pengelolaan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Seleksi Kuesioner

Langkah awal yaitu dilakukan pemeriksaan dan menyeleksi kuesioner dari responden untuk diolah. Langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:

a. Memeriksa semua kuesioner telah terkumpul dari semua responden. b. Memeriksa data yang terkumpul tersebut layak untuk diolah.

Hasil penyeleksian kuesioner yang disebarkan kepada seluruh kepala sekolah negeri Se- Kecamatan Sukajadi , terkumpul dan dapat diolah.

2. Perhitungan Kecenderungan Umum Skor Responden Berdasarkan Perhitungan Rata-Rata (Weighted Mean Score)

Perhitungan kecenderungan umum dilakukan untuk memperoleh

gambaran kecenderungan rata-rata untuk masing-masing variabel, yaitu variabel X dan variabel Y. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Memberi nilai dari setiap jawaban dalam masing-masing alternative jawaban.

b. Menghitung frekuensi dari setiap alternatif dari jawaban yang dipilih. c. Mencari jumlah nilai jawaban yang dipilih responden pada tiap

pertanyaan, yaitu dengan cara menghitung frekuensi responden yang memilih alternatif jawaban tersebut, kemudian dikalikan dengan bobot alternatif itu sendiri.

d. Menghitung nilai rata-rata ( ) untuk setiap butir pertanyaan dalam kedua bagian angket, dengan menggunakan rumus :


(43)

73

Selfi Yugastiyani, 2013

Keterangan :

̅ = Rata-rata skor responden

=

Jumlah skor dari setiap alternatif jawaban responden n = Jumlah reponden

e. Menentukan kriteria pengelompokkan WMS untuk skor rata-rata setiap kemungkinan jawaban.

f. Mencocokan hasil perhitungan setiap variabel dengan criteria masing-masing untuk menentukan kecenderuangan criteria masing-masing-masing-masing variabel. Kriterianya sebagai berikut :

Tabel 3.9

Daftar Konsultasi WMS

Rentang

nilai Kriteria

Penafsiran

Variabel X Variabel Y

4,01-5,00 Sangat Tinggi SS (Sangat Setuju) SS (Sangat Setuju)

3,01-4,00 Tinggi S (Setuju) S (Setuju)

2,01-3,00 Cukup R (Ragu-Ragu) R (Ragu-Ragu)

1,01-2,00 Rendah TS (Tidak Setuju) TS (Tidak Setuju)

0,01-1,00 Sangat

Rendah

STS (Sangat Tidak Setuju)

STS (Sangat Tidak Setuju)


(44)

74

[ ̅]

3. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku

Dalam pengolahan data diperlukan skor yang sudah baku, untuk mengubah skor mentah menjadi skor baku digunakan rumus sebagai berikut :

(Riduwan, 2008: 155) Keterangan :

= Skor Baku yang dicari

= Skor mentah ̅ = Rata-rata (mean)

S = Standar Deviasi

Selanjutnya untuk mengubah skor mentah menjadi skor baku perlu diketahui hal-hal berikut :

a. Menentukan rentang R, dengan rumus (Riduwan, 2008 : 142) :

b. Menetukan banyak kelas (BK) interval dengan rumus (Riduwan, 2008 : 157):

c. Menentukan panjang kelas interval, dengan rumus (Riduwan, 2008 : 157) yaitu rentang dibagi banyak kelas.

BK = 1 + (3,3) log n

i = R / Bk


(45)

75

Selfi Yugastiyani, 2013

d. Membuat tabel distribusi frekuensi

e. Mencari nilai rata-rata (mean) dengan rumus (Riduwan, 2008 : 188) :

f. Mencari simpangan baku (standar deviasi) dengan rumus (Riduwan, 2008 : 188 ) yaitu :

4. Uji Normalitas Data

Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data. Hal ini penting diketahui berkaitan dengan ketepatan pemilihan uji statistic yang akan dipergunakan. Jika data berdistribusi normal maka menggunakan jenis statistik parametrik. Apabila distribusi tidak normal maka disarankan untuk menggunakan uji nonparamaetrik. Uji normalitas ini menggunakan Chi Square. Menurut Muhidin dan Abdurrahman (2011:76)

“fungsi dari chi square adalah uji kecocokan (Goodness Of Fit) Dalam uji kecocokan akan dibandingkan antara frekuensi hasil observasi dengan frekuensi harapan/teoritis. Pengelolaaan data menggunakan langkah-langkah di bawah ini 1. Menghitung rata-rata, simpangan baku dan t-hitung.

a. Mencari nilai rata-rata (x ) dari setiap kelompok data dengan rumus:

̅ ∑

s

=


(46)

76

Keterangan :

x = nilai rata-rata yang dicari x = skor mentah

n = jumlah sempel

∑ = jumlah dari

b. Mencari simpangan baku dari setiap kelompok data dengan menggunakan rumus :

Keterangan :

S = simpangan baku yang dicari

∑ = jumlah dari x = nilai data mentah

x = nilai rata-rata yang dicari n = jumlah sampel

c. Merangkum data seluruh variabel yang akan diuji normalitasnya. d. Menentukan jumlah kelas interval

e. Menentukan panjang kelas interval, yaitu: (data terbesar–data terkecil) dibagi dengan jumlah kelas interval

f. Menyusun data ke dalam tabel normalitas

g. Menghitung frekuensi yang diharapkan (fh), dengan cara mengkalikan

persentase luas tiap bidang curve normal dengan jumlah anggota sampel.

fh = luas curve x jumlah anggota

h. Memasukkan harga-harga fhke dalam tabel kolom fh, sekaligus

menghitung harga-harga (fo–fh) dan – dan menjumlahkannya. √∑ ̅


(47)

77

Selfi Yugastiyani, 2013

Harga jumlah –

adalah merupakan harga Chi Kuadrat )

hitung.

i. Membandingkan (X2hitung) dengan (X2tabel), dengan kaidah keputusan

sebagai berikut :

Jika, X2hitungX2tabel, maka Distribusi data tidak normal

Jika, X2hitungX2tabel, maka Distribusi data normal

5. Uji Hipotesis Penelitian

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh/kontribusi yang positif dan signifikan antara Persepsi dan Motivasi Berprestasi. Berikut adalah rumusan hipotesis dalam penelitian ini :

Ho : Tidak ada hubungan antara Persepsi dengan Motivasi Berprestasi Ha : Ada hubungan antara Persepsi dengan Motivasi Berprestasi

Adapun hal-hal yang dianalisis berdasarkan hubungan antar variabel tersebut adalah sebagai berikut :

a. Analisis Korelasi

Menurut Muhidin dan Abdurrahman (2011:187) tujuan dilakukannya analisisi kolerasi antara lain; (1) untuk mencari bukti terdapat tidaknya hubungan (korelasi) antar variabel, (2) bila sudah ada hubungan, untuk melihat tingkat keeratan hubungan antar variabel, dan (3) untuk memperoleh kejelasan dan kepastian apakah hubungan tersebut berarti (menyakinkan/signifikan) atau tidak berarti (tidak menyakinkan).

Adapun hal-hal yang akan dianalisis tersebut adalah sebagai berikut : 1. Analisis korelasi menggunakan SPSS 18.0. agar mengetahui koefisisen

korelasi untuk dua buah variabel X dan Y yang kedua-duanya memiliki tingkat pengukuran interval, dapat dihitung dengan menggunakan korelasi product moment.Adapun langkah-langkah menggunakan SPSS 18,0 sebagai berikut :


(48)

78

a. Buka program SPSS, selanjutnya membuat variabel dengan klik tab

Variabel View. Pada kolom Name baris pertama ketik X dan baris

kedua ketik Y. Untuk kolom Decimale, ubah menjadi 0, dan untuk kolom Label pada baris pertama ketik persepsi (x) dan kolom pada baris kedua motivasi berprestasi (y). Sedangkan untuk kolom-kolom lainnya dihiraukan.

b. Jika selesai, buka halaman Data Editor dengan klik tombol Data

View. Kemudian isikan datanya sesuai variabelnya.

c. Untuk melakukan analisis klik Analyze – Correlate – Bivariatte.

Selanjutnya akan muncul kotak dialog.

d. Kemudian klik variabel Persepsi dan Motivasi Berprestasi ke kotak

Variables. Pada Correlation Coefficient pastikan terpilih Pearson. Jika

sudah klik tombol OK maka akan muncul hasil output. Tabel 3.10

Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

INTERVAL KOEFISIEN TINGKAT HUBUNGAN

0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000

Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat Sumber : Sugiyono (2012 : 257)


(49)

79

Selfi Yugastiyani, 2013

b. Analisis Determinasi

Mencari koefisien determinasi yang digunakan untuk mengetahui besarnya prosentase kontribusi variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Adapun untuk mencari derajat hubungan berdasarkan koefisien determinasi dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Akdon dan Hadi (2005:188) yaitu :

Keterangan:

KD = Koefisien determinasi yang dicari r2 = Koefisien korelasi

Dalam menguji determinasi, peneliti dibantu dengan menggunakan Program SPSS 18.0 for Windows. Adapun langkah-langkah operasionalnya adalah sebagai berikut :

a. Buka program SPSS, selanjutnya membuat variabel dengan klik tab Variabel View. Pada kolom Name baris pertama ketik X dan baris kedua ketik Y. Untuk kolom Decimale, ubah menjadi 0, dan untuk kolom Label pada baris pertama ketik persepsi (x) dan kolom pada baris kedua motivasi berprestasi (y). Sedangkan untuk kolom-kolom lainnya dihiraukan.

b. Jika selesai, buka halaman Data Editor dengan klik tombol Data

View. Kemudian isikan datanya sesuai variabelnya.

c. Klik Analyze – Regression – Linear. Selanjutnya akan terbuka

kotak dialog Linear Regression .

d. Klik Variabel Motivasi Berperstasi (Y) dan masuk ke kotak

Dependent. Kemudian Variabel Persepsi (X) ke kotak


(50)

80

Independent(s). Jika sudah klik tombol OK, maka hasilnya keluar

pada output.

c. Analisis Regresi

Analisis regresi dipergunakan untuk menelaah hubungan antara dua variaabel atau lebih, terutama untuk menelusuri pola hubungan yang modelnya belum diketahui dengan sempurna atau untuk mengetahui bagaimana variasi dari beberapa variabel independen mempengaruhi variabel dependen dalam suatu fenomena yang kompleks. Dalam menguji determinasi, peneliti dibantu dengan menggunakan Program SPSS 18.0 for Windows. Adapun langkah-langkah operasionalnya adalah sebagai berikut :

a. Buka program SPSS, selanjutnya membuat variabel dengan klik tab Variabel View. Pada kolom Name baris pertama ketik X dan baris kedua ketik Y. Untuk kolom Decimale, ubah menjadi 0, dan untuk kolom Label pada baris pertama ketik persepsi (x) dan kolom pada baris kedua motivasi berprestasi (y). Sedangkan untuk kolom-kolom lainnya dihiraukan.

b. Jika selesai, buka halaman Data Editor dengan klik tombol Data

View. Kemudian isikan datanya sesuai variabelnya.

c. Klik Analyze – Regression – Linear. Selanjutnya akan terbuka

kotak dialog Linear Regression .

d. Klik Variabel Motivasi Berperstasi (Y) dan masuk ke kotak

Dependent. Kemudian Variabel Persepsi (X) ke kotak Independent(s). Jika sudah klik tombol OK, maka hasilnya

keluar pada output.


(51)

81

Selfi Yugastiyani, 2013

Adapun analisis regresi sederhana, dengan rumus berikut (Muhidin dan Abdurrahman ,2011:188) yaitu :

̂ = a + bX Keterangan:

̂ = Variabel tak bebas atau terikat

a = Nilai konstanta harga Y jika X = 0

b = Penduga bagi koefisien regresi X = Nilai variabel bebas/ independen

d. Analisis ANOVA

Analisis Varians (ANOVA) merupakan bagian dari metoda analisis statistika yang tergolong analisis komparatif (perbandingan) lebih dari dua rata-rata. Analisis varians (ANOVA) digunakan untuk menguji keberatian (signifikansi) arah koefisien dan kelinieran persamaan regresi digunakan analisis varians (ANOVA) yang diolah dengan menggunakan bantuan SPSS for Windowas 18.0.

Berikut langkah-langkahnya :

1. Buka program SPSS, selanjutnya membuat variabel dengan klik tab Variabel View. Pada kolom Name baris pertama ketik X dan baris kedua ketik Y. Untuk kolom Decimale, ubah menjadi 0, dan untuk kolom Label pada baris pertama ketik persepsi (x) dan kolom pada baris kedua motivasi berprestasi (y). Sedangkan untuk kolom-kolom lainnya dihiraukan.

2. Jika selesai, buka halaman Data Editor dengan klik tombol


(52)

82

3. Klik Analyze – Regression – Linear. Selanjutnya akan terbuka

kotak dialog Linear Regression .

4. Klik Variabel Motivasi Berperstasi (Y) dan masuk ke kotak

Dependent. Kemudian Variabel Persepsi (X) ke kotak Independent(s). Jika sudah klik tombol OK, maka hasilnya


(1)

110

Motivasi berprestasi kepala sekolah dasar negeri se- Sukajadi menunjukkan bahwa kepala sekolah memperhitungkan keberhasilan selama masa kerja menjadi kepala sekolah. Kepala sekolah yang berprestasi tinggi pada umumnya hanya mementingkan keberhasilan daripada materi yang didapat. Kepala sekolah dasar negeri di Sukajadi lebih menyukai segi instrinstik dalam melaksanakan imbalan atau hadiah selama masa jabatan. Oleh karena itu, kepala sekolah dasar di Sukajadi mendapat kategori yang tinggi dalam indikator memperhitungkan prestasi.

3. Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan uji hipotesis dapat disimpulkan bahwa pengaruh persepsi kepala sekolah tentang periodisasi masa jabatan terhadap motivasi berprestasi kepala sekolah berkorelasi positif Pengaruh signifikan antara persepsi dan motivasi berprestasi kepala sekolah dengan nilai 18,60%. Artinya bahwa meningkatnya atau menurunnya persepsi kepala sekolah dasar negeri Se-Kecamatan Sukajadi Kota Bandung ditentukan oleh motivasi berprestasi hanya sebesar 18,60%. Sisanya sebesar 82,40% ditentukan oleh faktor-faktor lainnya.

Berdasarkan uraian di atas secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa: “persepsi kepala sekolah tentang periodisasi masa jabatan kepala sekolah terhadap motivasi berprestasi kepala sekolah memilki pengaruh positif yang signifikan yang termasuk dalam kategori cukup yang mampu meningkatkan motivasi berprestasi kepala sekolah Se-Kecamatan Sukajadi”.


(2)

Selfi Yugastiyani, 2013 B. Rekomendasi

Berdasarkan data yang diperoleh serta kesimpulan dari beberapa temuan penelitian di lapangan, mengemukakan beberapa saran atau rekomendasi sehubungan dengan masalah yang ada selama penelitian berlangsung, diantaranya: rekomendasi untuk kepala sekolah dan bagi peneliti selanjutnya.

Kepala sekolah dasar negeri Se- Kecamaatan Sukajadi Kota Bandung tergolong tinggi, namun masih ada sedikit kekurangan dan kelemahan yang harus diperbaiki dan ditingkatkan. Kekurangan dan kelemahan yang perlu diperbaiki oleh kepala sekolah yaitu menyatu dengan tugas dalam motivasi berprestasi dan keberlawanan pada kebijakan yang ada. Kepala sekolah masih ada yang pro dan kontra terhadap periodisasi masa jabatan tetapi mereka juga telah memahami tentang kebijakan tersebut. Rekomendasi untuk kepala sekolah agar membangun persepsi yang baik yaitu (1) memiliki rekan kerja yang berpengaruh baik, (2) berada di lingkungan yang positif (3) mempunyai kepribadian yang tangguh. Serta rekomendasi untuk kepala sekolah agar memiliki sikap motivasi berprestasi yang tinggi yaitu: (1) Suka menyelesaikan tugas-tugas yang sulit; (2) Selalu menguasai, memanipulasi atau mengorganisasikan objek-objek fisik, manusia atau gagasan-gagasan; (3) Melakukan sesuatu dengan cepat, bebas dan menyakinkan; (4) Suka mengatasi rintangan-rintangan dan mencapai standar tertinggi; (5) Selalu berusaha meningkatkan harga diri dan kemampuan khusus.

Untuk pembuat kebijakan tentang periodisasi masa jabatan sekolah yang ada saat ini telah baik, sebab atas kebijakan tersebut kepala sekolah dapat meningkatkan prestasi untuk kemajuan sekolah yang dipimpin. Kebijakan yang ada saat ini telah diimplementasikan oleh pemerintah Kota Bandung sehingga seluruh kepala sekolah Kota Bandung telah mengalami periodisasi. Rekomendasi untuk pembuat kebijakan agar memberikan sistem pembinaan yang dapat mendorong prestasi kepala sekolah serta memberi pembinaan tentang kesiapan untuk kepala sekolah yang tidak berprestasi menjadi guru kembali.

Rekomendasi bagi peneliti selanjutnya meskipun terdapat pengaruh yang signifikan antara Persepsi Kepala Sekolah tentang periodisasi Masa Jabatan


(3)

112

terhadap Motivasi Berprestasi, tetapi korelasi yang ada menunjukkan masih dalam kategori rendah. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak faktor lain yang mempengaruhi motivasi berprestasi. Oleh karena itu bagi peneliti selanjutnya hendaknya mengkaji kembali secara mendalam mengenai permasalahan dari kedua variabel tersebut atau mengkaji salah satu dari variabel tersebut. Dalam penelitian ini, penulis mempunyai keterbatasan penelitian, dilihat dari unit yang dianalisis masih relatif kecil dan bersifat homogen karena hanya dilakukan pada satu bidang organisasi.


(4)

113 Selfi Yugastiyani, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Resky. (2012). Pengaruh Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Pegawai di Bidang Pendidikan Luar Biasa (PLB) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Skripsi pada FIP UPI. Bandung: Tidak diterbitkan. Ardi,Muhammad dan Aryani, Linda. (2011). “Hubungan Antara Persepsi

Terhadap Organisasi Dengan Minat Berorganisasi Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Suska”. Jurnal Psikologi. 157.

Arep,Ishak dan Tanjung,Hendri. (2003). Manajemen Motivasi. Jakarta: PT.Gransindo.

Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung : Remaja Rosdakarya

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Danim, Sudarwan dan Suparno. (2009). Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional Kekepalasekolahan. Jakarta:Rineka Cipta.

Danim, Sudarwan. (2004). Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Dermawan, Rizky. (2004). Pengambilan Keputusan Landasan Filosofis, Konsep, Dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta.

Effendi, Sofian dan Singarimbun, Masri. (1995). Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES.

Indrawijaya, I Adam. (2009). Perilaku Organisasi. Bandung: Sinar Baru Algensido.

Nasution, S. (2009). Metode Research. Jakarta : Bumi Aksara.

Nia,Intan. (2013). Definisi Kepribadian. [Online] Tersedia: http://www.slideshare.net/zaaiiraahrahmah/definisi-kepribadian-20960233 Muhidin, Ali Sambas dan Abdurahman Maman. (2007). Analisis Korelasi,

Regresi, dan Jalur dalam Penelitian. Bandung:Pustaka Setia.

Peraturan Pemerintah Pendidikan Nasional No.28 Tahun 2010 tentang Penugasaan Guru sebagai Kepala Sekolah / Madrasah.

Peraturan Walikota Bandung Nomor 151 Tahun 2012 Perubahan Atas Peraturan Walikota Bandung Nomor 157 Tahun 2011 Tentang Pengangkatan, Pemindahan, Dan Pemberhentian Kepala Sekolah Di Kota Bandung.


(5)

114

Peraturan Walikota Bandung Nomor 157 Tahun 2011 Tentang Pengangkatan, Pemindahan Dan Pemberhentian Kepala Sekolah Di Kota Bandung

Priyatno, Duwi. (2011). Analisis Statistik Data. Yogyakarta: MediaKom.

Psikologi, Dunia. (2012). Definisi Persepsi. [Online]. Tersedia: http://www.duniapsikologi.com/persepsi-pengertian-definisi-dan-faktor-yang-mempengaruhi/

Rivai, Veithzal dan Mulyadi, Deddy. (2009). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Riduwan. (2008). Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta

Siagian, Sondang. (2004). Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta:Rineka Cipta. Soemanto, W. (1987). Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Bina Aksara.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sulastri, Tuti. (2007). “Hubungan Motivasi Berprestasi dan Disiplin dengan Kinerja Dosen “. Jurnal Optimal. 1.(1). 16.

Supriyadi, Didik. (2013) Motivasi Berprestasi. [Online]. Tersedia: http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jiptumm-gdl-s1-2003-didiksupri-365

Sutisna, Entis. (2012). Periodisasi Masa Jabatan Kepala Sekolah dan

Peningkatan Mutu Pendidikan. [Online].

Tersedia:http://enewsletterdisdik.wordpress.com/2009/07/10/periodisasi-masa-jabatan-kepala-sekolah-dan-peningkatan-mutu-pendidikan/ [ 05 November 2012]

Thoha, Miftah. (2012). Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Universitas Pendidikan Indonesia.(2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPIpress.

Uno,Hamzah. (2012). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara. Wahjosumidjo. (2008). Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada.

Winardi, J. (2001). Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Yogita, Poppy. (2008). Persepsi Kepala Sekolah Tentang Periodisasi Masa Jabatan Pengaruhnya Terhadap Motivasi Kerja Kepala Sekolah Dasar


(6)

Selfi Yugastiyani, 2013

Negri Di Kecamatan Bojongloa Kidul Kota Bandung. Skripsi pada FIP UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.


Dokumen yang terkait

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT.

0 1 48

PENGARUH MOTIVASI BERPRESTASI DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KABUPATEN PASAMAN BARAT.

1 8 86

Pengaruh Sistem Seleksi Calon Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Kepala Sekolah di Sekolah Menengah Pertama Negeri se-Kota Bandung.

1 5 65

PERAN PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PROFESIONALISME GURU SD NEGERI Peran Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi Terhadap Profesionalisme Guru SD Negeri Se-Kecamata

0 1 11

PENDAHULUAN Peran Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi Terhadap Profesionalisme Guru SD Negeri Se-Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang.

0 1 12

PENGARUH KOMITMEN DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN CICALENGKA KABUPATEN BANDUNG.

0 3 31

PENGARUH PEMBINAAN KOMPETENSI GURU OLEH KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN SUKASARI KOTA BANDUNG.

0 4 53

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Motivasi Berprestasi Guru Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya.

0 1 67

PERSEPSI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI GURU PENJASORKES SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN WATES KULONPROGO.

0 1 100

KONTRIBUSI ORIENTASI GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE- KECAMATAN SUKAJADI KOTA BANDUNG - repository UPI S ADP 1205729 Title

0 0 3