Pengaruh lingkungan kerja, kompensasi, dan kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap kepuasan kerja guru di Sekolah Menengah Atas se-Sleman Timur.

(1)

i

ABSTRAK

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA, KOMPENSASI,

DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU

DI SEKOLAH

MENENGAH ATAS SE-SLEMAN TIMUR

Postinus Gulo

Universitas Sanata Dharma 2017

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh lingkungan kerja, kompensasi, dan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kepuasan kerja guru.

Penelitian ini adalah merupakan penelitian korelasional. Populasi dalam penelitian adalah semua guru Sekolah Menengah Atas Se-Sleman Timur dan sampel berjumlah 95 orang responden. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah Regrresi Linier Berganda.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa: 1) lingkungan kerja yang terdiri dari penerangan, kebersihan, pertukaran udara, musik, keamanan, pewarnaan, hubungan karyawan dengan atasan dan hubungan sesama rekan kerja berpengaruh postitif terhadap kepuasan kerja guru; 2) kompensasi yang terdiri dari gaji/upah dan tunjangan berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja guru; 3) kepemimpinan kepala sekolah yang dilihat dari kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi dan sosial tidak berpengaruh terhadap kepuasan; dan 4) lingkungan kerja, kompensasi dan kepemimpinan kepala sekolah secara bersama-sama berpengaruh terhadap kepuasan kerja guru. Lingkungan kerja, kompensasi, dan kepemimpinan kepala sekolah mempunyai pengaruh sebesar 55% terhadap kepuasan kerja guru, sedangkan 45% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Kata kunci: lingkungan kerja, kompensasi, kepemimpinan kepala sekolah dan kepuasan kerja guru.


(2)

ii

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF THE WORK ENVIRONMENT,

COMPENSATION, AND HEADMASTER

LEADERSHIP ON TEACHERS’ JOB SATISFACTION

SENIOR HIGH SCHOOL IN EAST SLEMAN

Postinus Gulo Sanata Dharma University

2017

This study aimed to examine and analyze the influence of the working environment, compensation and headmaster leadership on teachers’ job satisfaction.

This study was a correlational study. The population were all Senior High School Teachers in East Sleman and the sample consisted of 95 respondents. The data collection technique was questionnaire. The data analysis technique was Multiple Linear Regression.

The result of data analysis showed that: 1) work environment consisted of lighting, cleanliness, air exchange, music, security, coloration, the relationship between the teacher and the headmaster, and the relationships among teachers had effect on teachers’ job satisfaction; 2) compensation consisted of salaries or wages and allowance had effect on teachers’ job satisfaction; 3) headmaster leadership covered personal, managerial, entrepreneurship, supervision and social competence had no effect on teachers’ job satisfaction; and 4) the linear combination of work environment, compensation, and headmaster leadership was significantly related to the teachers’ job satisfaction. The work environment, compensation, and headmaster leadership have effect on teachers’ job satisfaction as much as 55%, while the remaining 45% was influenced by other variables which were not observed in this study.

Keywords: work environment, compensation, headmaster leadership and teachers’ job satisfaction.


(3)

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA, KOMPENSASI,

DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU DI SEKOLAH

MENENGAH ATAS SE-SLEMAN TIMUR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi

Oleh :

POSTINUS GULO NIM : 121324020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(4)

i

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA, KOMPENSASI,

DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU

DI SEKOLAH

MENENGAH ATAS SE-SLEMAN TIMUR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi

Oleh :

POSTINUS GULO NIM : 121324020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(5)

(6)

(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN Karya yang sangat sederhana ini aku persembahkan untuk :

Allah Bapa, Yesus Kristus Juruslamatku Orang Tua Tercinta

Abang dan Adik-Adikku Tersayang Teman dan Sahabat-Sahabat Terdekatku

Almamaterku Tercinta, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta


(8)

v MOTTO

“Janganlah takut, sebab Aku Menyertai engkau, Janganlah bimbang, sebab

Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa

kemenangan” (Yesaya 41 : 10)

Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu,

maka Ia akan meluruskan jalanmu.” (Amsal 3:5-6)

"Mintalah, maka akan diberikan kepadamu;carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah,maka pintu akan dibukakan bagimu” (Matius 7 : 7)

" Ingatlah bahwa setiap hari dalam sejarah kehidupan kita ditulis dengan tinta yang tak dapat terhapus lagi " (Thomas Carlyle)

" Sukses bukanlah akhir dari segalanya, kegagalan bukanlah sesuatu yang fatal: Namun keberanian untuk meneruskan kehidupanlah yang diperhatikan

" (Sir Winston Churchill)


(9)

(10)

(11)

viii

ABSTRAK

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA, KOMPENSASI,

DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU

DI SEKOLAH

MENENGAH ATAS SE-SLEMAN TIMUR

Postinus Gulo

Universitas Sanata Dharma 2017

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh lingkungan kerja, kompensasi, dan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kepuasan kerja guru.

Penelitian ini adalah merupakan penelitian korelasional. Populasi dalam penelitian adalah semua guru Sekolah Menengah Atas Se-Sleman Timur dan sampel berjumlah 95 orang responden. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah Regrresi Linier Berganda.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa: 1) lingkungan kerja yang terdiri dari penerangan, kebersihan, pertukaran udara, musik, keamanan, pewarnaan, hubungan karyawan dengan atasan dan hubungan sesama rekan kerja berpengaruh postitif terhadap kepuasan kerja guru; 2) kompensasi yang terdiri dari gaji/upah dan tunjangan berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja guru; 3) kepemimpinan kepala sekolah yang dilihat dari kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi dan sosial tidak berpengaruh terhadap kepuasan; dan 4) lingkungan kerja, kompensasi dan kepemimpinan kepala sekolah secara bersama-sama berpengaruh terhadap kepuasan kerja guru. Lingkungan kerja, kompensasi, dan kepemimpinan kepala sekolah mempunyai pengaruh sebesar 55% terhadap kepuasan kerja guru, sedangkan 45% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Kata kunci: lingkungan kerja, kompensasi, kepemimpinan kepala sekolah dan kepuasan kerja guru.


(12)

ix

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF THE WORK ENVIRONMENT,

COMPENSATION, AND HEADMASTER

LEADERSHIP ON TEACHERS’ JOB SATISFACTION

SENIOR HIGH SCHOOL IN EAST SLEMAN

Postinus Gulo Sanata Dharma University

2017

This study aimed to examine and analyze the influence of the working environment, compensation and headmaster leadership on teachers’ job satisfaction.

This study was a correlational study. The population were all Senior High School Teachers in East Sleman and the sample consisted of 95 respondents. The data collection technique was questionnaire. The data analysis technique was Multiple Linear Regression.

The result of data analysis showed that: 1) work environment consisted of lighting, cleanliness, air exchange, music, security, coloration, the relationship between the teacher and the headmaster, and the relationships among teachers had effect on teachers’ job satisfaction; 2) compensation consisted of salaries or wages and allowance had effect on teachers’ job satisfaction; 3) headmaster leadership covered personal, managerial, entrepreneurship, supervision and social competence had no effect on teachers’ job satisfaction; and 4) the linear combination of work environment, compensation, and headmaster leadership was significantly related to the teachers’ job satisfaction. The work environment, compensation, and headmaster leadership have effect on teachers’ job satisfaction as much as 55%, while the remaining 45% was influenced by other variables which were not observed in this study.

Keywords: work environment, compensation, headmaster leadership and teachers’ job satisfaction.


(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Lingkungan Kerja, Kompensasi dan Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Tepuasan Kerja Guru di Sekolah Menengah Atas Se-Sleman Timur”.

Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Pendidikan Ekonomi, Universitas Sanata Dharma. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari mulai awal sampai pada penulisan skripsi ini selesai, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini.

Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah Bapa di surga, Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa memberikan kekuatan dan rahmat yang berlimpah.

2. Bapak Drs. Johanes Eka Priyatna, M.Sc., Ph,D. selaku rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan belajar dan memperoleh pendidikan yang terbaik di Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

4. Bapak Ign. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahun Sosial.

5. Ibu Dra. C. Wigati Retno Astuti, M.Si., M.Ed selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi.

6. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dengan sabar, selalu memotivasi dan mengarahkan dari awal saya menulis skripsi ini hingga selesai.

7. Bapak Dr. C. Teguh Dalyono M.S. selaku dosen 8. Bapak Y.M.V. Mudayen, S.Pd., M.Sc selaku dosen

9. Segenap dosen Program Pendidikan ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi yang telah banyak memberikan pengetahuan, mendidik dan membimbing saya selama perkuliahan.


(14)

xi

10. Segenap dosen yang ada di Universitas Sanata Dharma.

11. Sekretariat Pendidikan Ekonomi : Bu Titin yang telah banyak membantu dalam urusan kuliah.

12. Staf dan Karyawan USD yang telah memberikan bantuan selama menempuh kuliah.

13. Orang tuaku : Afolo Gulo dan Meline Gulo, yang telah memberikan dukungan doa, materi, motivasi, dan harapan selama saya kuliah. Terimakasih banyak Ayah Ibu Kasih sayang kalian kepadaku.

14. Bapak Sa’a (A. Yuni), Bapak Sakhi (A. Uco), Mama Sa’a (I. Yuni), Mama Sakhi (I. Uco), yang selalu memberi dukungan dan motivasi. Terimakasih banyak ya.

15. Abang, Kakak dan Adik-adikku : Sueli Gulo, S.Pd., Werisa Gulo, Esalima Gulo, Anugerah Gulo, S.Pd., Yuniman Gulo, Niwati Gulo, Astuty Gulo, S.Pd., Agustina Gulo, S.E., Mesatulo Gulo, Hesti Putra Jaya Gulo, Nila Gulo, Betinia Gulo, Hendri Putra Jaya Gulo, Marni Gulo, Intan Permata Sari Gulo, Oji Gulo, yang selalu memberikan dukungan dan semangat. Terimakasih ya saudara-saudaraku.

16. Keluarga besar Pendidikan Ekonomi angkatan 2012 : Agus, Hesti, Bima, Adit, Henri, Olivia, Sisil, Rizky, Putri, Vidia, Jatu, Jefry, Tus, Aldi, Fiber, Erlina, Harini, Bruder Ivan, Nur, Nina, Made, Cipluk, Sarni, Dika, Mitri, Yani, Daniel, Anggi dan Cristy yang selalu mendukung, memberi semangat Selama ± 4 tahun. Terimakasih teman-teman PE 2012, Sukses buat kalian semua.

17. Teman seperjuangan Pendidikan Ekonomi angakatan 2012 dari Nias Barat : Seri Jefry Adil Waruwu dan Fiberniat Lahagu yang selalu membantu selama perkuliahan. Terimakasih telah menjadi Lentera bagiku yang tidak pernah padam semangatnya.

18. Kepada teman-teman seperjuangan dari Nias Barat angakatan 2012 : Jefry, Fiber, Firminus, Wasri, Popy, Silvester, Rohani, Sri, Frans, Timo, Petra, Legi, Ratih, Metina, Mariati, Sefin, Dewi, Risma, dan Otami yang selalu memberikan semangat. Terimakasih teman-teman.


(15)

(16)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xix

DAFTAR TABEL ... xx

DAFTAR LAMPIRAN ... xxii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Variabel penelitian dan Defenisi Operasinal ... 8


(17)

xiv BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Kajian Teori ... 10

1. Kepuasan kerja guru ... 10

a. Definisi Kepuasan Kerja ... 10

b. Faktor yang mempengaruhi Kepuasan Kerja ... 11

2. Lingkungan kerja ... 15

a. Definisi Lingkungan Kerja ... 15

b. Pengaruh lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja guru ... 18

3. Kompensasi ... 19

a. Definisi kompensasi ... 19

b. Bentuk-bentuk kompensasi ... 20

c. Tujuan Kompensasi ... 22

d. Pengaruh kompensasi terhadap kepuasan kerja guru ... 25

4. Kepemimpinan Kepala sekolah ... 26

a. Definisi Kepemimpinan ... 26

b. Sifat-sifat Kepemimpinan ... 27

c. Fungsi kepala Sekolah ... 30

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepemimpinan ... 34

e. Tugas kepala sekolah ... 35

f. Kompetensi kepala sekolah ... 37

g. Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kepuasan kerja guru ... 41


(18)

xv

B. Penelitian Terdahulu ... 42

C. Hipotesis dan Kerangka Berpikir ... 43

a. Hipotesis ... 43

b. Kerangka Berpikir ... 47

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 48

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 48

C. Tempat dan waktu penelitian ... 48

D. Populasi dan Sampel ... 49

E. Definisi Operasional ... 51

F. Sumber dan Jenis data ... 56

G. Teknik Pengumpulan Data ... 56

1. Teknik pengumpulan data ... 56

a. Kuesioner ... 56

b. Dokumen ... 56

2. Instrumen ... 57

a. Kisi-kisi Instrumen ... 57

b. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 57

1. Uji Validitas ... 58

2. Uji reabilitas ... 69

H. Teknik dan analisis data ... 75

1. Statistik Deskriptif ... 75


(19)

xvi

a. Uji Normalitas ... 79

b. Uji Linearitas ... 80

3. Uji Asumsi Klasik ... 81

a. Uji Multikolinearitas ... 81

b. Uji Heteroskedastisitas ... 81

4. Uji Hipotesis ... 82

a. Rumusan hipotesis ... 82

b. Uji F ... 83

c. Uji T ... 84

d. Koefisien Determinasi ... 85

5. Analisi Regresi Berganda ... 86

BAB IV GAMBARAN UMUM A. SMA Negeri 1 Depok Sleman ... 87

B. SMA Immanuel Kalasan ... 89

C. SMA Negeri 1 Prambanan ... 92

D. SMA Muhammadiyah 1 Prambanan ... 95

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ... 99

1. Karakteristik Responden ... 100

a. Nama Sekolah dan Jumlah Guru ... 100

b. Jenis Kelamin ... 100

c. Usia Responden ... 101


(20)

xvii

2. Deskripsi Variabel ... 103

a. Lingkungan Kerja ... 103

b. Kompensasi ... 104

c. Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 104

d. Kepuasan Kerja Guru ... 105

3. Analisis Data ... 106

a. Uji Prasyarat ... 106

1) Uji Normalitas ... 106

2) Uji Linearitas ... 106

b. Uji Asumsi Klasik... 108

1) Uji Multikolinearitas ... 108

2) Uji Heteroskedastisitas ... 109

c. Uji Kelayakan Model ... 110

1) Uji F ... 111

2) Uji T ... 112

3) Koefisien Determinasi ... 115

B. Pembahasan ... 116

1. Pengaruh lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja guru ... 116

2. Pengaruh kompensasi terhadap kepuasan kerja guru ... 118

3. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap kepuasan kerja guru ... 120


(21)

xviii

4. Pengaruh lingkungan kerja, kompensasi dan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kepuasan kerja

guru ... 121

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 123

B. Saran ... 124

C. Keterbatasan Penelitian ... 125

DAFTAR PUSTAKA ... 127


(22)

xix DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Hubungan Kepemimpinan ... 35 Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran ... 47 Gambar 5.1 Uji Heteroskedastisitas ... 110


(23)

xx

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 42 Tabel 3.1 Jumlah Guru di SMA Se-Sleman Timur ... 50 Tabel 3.2 Indikator Variabel Lingkungan Kerja ... 51 Tabel 3.3 Indikator Variabel Kompensasi ... 52 Tabel 3.4 Indikator Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 53 Tabel 3.5 Indikator Variabel Kepuasan Kerja Guru ... 54 Tabel 3.6 Skor Pernyataan Setiap Butir Kuesioner... 55 Tabel 3.7 Hasil Uji validitas Lingkungan Kerja (1) ... 59 Tabel 3.8 Hasil Uji validitas Lingkungan Kerja (2) ... 60 Tabel 3.9 Hasil Uji validitas Lingkungan Kerja (3) ... 61 Tabel 3.10 Hasil Uji validitas Lingkungan Kerja (4) ... 62 Tabel 3.11 Hasil Uji validitas Kompensasi (1) ... 62 Tabel 3.12 Hasil Uji validitas Kompensasi (2) ... 63 Tabel 3.13 Hasil Uji validitas Kepemimpinan Kepala Sekolah (1) ... 63 Tabel 3.14 Hasil Uji validitas Kepemimpinan Kepala Sekolah (2) ... 65 Tabel 3.15 Hasil Uji validitas Kepemimpinan Kepala Sekolah (3) ... 66 Tabel 3.16 Hasil Uji Validitas Kepuasan Kerja Guru (1) ... 67 Tabel 3.17 Hasil Uji Validitas Kepuasan Kerja Guru (2) ... 68 Tabel 3.18 Hasil Uji Validitas Kepuasan Kerja Guru (3) ... 69 Tabel 3.19 Uji Reliabilitas ... 74 Tabel 3.20 Kategori Lingkungan Kerja Guru ... 76


(24)

xxi

Tabel 3.21 Kategori Kompensasi ... 77 Tabel 3.22 Kategori Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 77 Tabel 3.23 Kategori Kepuasan Kerja Guru ... 78 Tabel 5.1 Jumlah Kuesioner Berdasarkan Sekolah ... 99 Tabel 5.2 Karakterisktik Responden Berdasarkan Nama Sekolah

dan Jumlah Guru ... 100 Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 101 Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 101 Tabel 5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat

Pendidikan ... 102 Tabel 5.6 Hasil Kategori Lingkungan Kerja ... 103 Tabel 5.7 Hasil Kategori Kompensasi ... 104 Tabel 5.8 Hasil Kategori Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 104 Tabel 5.9 Hasil Kategori Kepuasan Kerja Guru ... 105 Tabel 5.10 Hasil Pengujian Normalitas ... 106 Tabel 5.11 Hasil Uji Linearitas ... 107 Tabel 5.12 Hasil Uji Multikolinearitas ... 108 Tabel 5.13 Hasil analisis Uji Simultan (Uji F) ... 112 Tabel 5.14 Hasil analisis Uji T ... 113 Tabel 5.15 R-Square ... 115


(25)

xxii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Kuesioner Penelitian... 131 Lampiran 2 Data Induk Penelitian ... 140 Lampiran 3 Uji Validitas Instrumen ... 153 Lampiran 4 Uji Reliabilitas Instrumen ... 169 Lampiran 5 Deskripsi Data ... 176 Lampiran 6 Deskripsi Variabel Penelitian ... 177 Lampiran 7 Uji Normalitas ... 179 Lampiran 8 Uji Linearitas ... 180 Lampran 9 Uji Multikolinearitas ... 181 Lampiran 10 Uji Heteroskedastisitas ... 182 Lampiran 11 Hasil analisis Uji Simultan (Uji F) ... 183 Lampiran 12 Hasil analisis Uji T ... 184 Lampiran 13 R-Square ... 185 Lampiran 14 Regression ... 186 Lampiran 15 Dokumen Penelitian ... 187 Lampiran 16 Surat Ijin Penelitian ... 198


(26)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di Indonesia struktur masyarakat semakin kompleks, sehingga manusia menghadapi berbagai macam persoalan yang berkaitan dengan aspek sosial. Perkembangan teknologi yang semakin berkembang dengan pesat maka perlu juga diimbangi dengan pengetahuan pengelolaan yang baik. Mengingat pentingnya peranan manusia di dalam sebuah kegiatan organisasi maka hendaknya perlu diketahui kebutuhan para pegawai. Ketika hal ini bisa dipenuhi maka manusia sebagai sumber daya yang dapat menjadi kunci keberhasilan organisasi, sehingga seseorang dapat bekerja dengan semangat dan mampu meningkatkan produktivitas, kinerja para karyawan dengan optimal.

Untuk mempertemukan antara tujuan individu dengan tujuan organisasi, maka perlu diusahakan berbagai macam cara untuk menghasilkan sebuah nilai tambah dari sumberdaya manusia tersebut dengan cara memberikan motivasi terhadap guru dan karyawan agar lebih giat dan semangat dalam bekerja. Dengan ini kepuasan kerja guru akan semakin meningkat dan merasa nyaman dengan pekerjaan yang dibebankan padanya. Selain meningkatnya kinerja seorang guru maka kepuasan kerja juga dapat meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. Dengan semakin tingginya kepuasan kerja guru disekolah maka akan meningkatkan kreativitas dan


(27)

kekritisan dalam mengimplementasikan apa yang dirasakan, dilihat, menjadi tolak ukur bagi guru atau tenaga pengajar untuk keberhasilan atau ketercapaian pembelajaran yang baik.

Kepuasan kerja (job satisfaction) guru merupakan faktor yang harus diperhatikan oleh pihak manajemen sebagai upaya memelihara tingkat kinerja guru di sekolah. Triffin dalam As’ad (1978 : 62) mengemukakan bahwa kepuasan kerja berhubungan dengan sikap dari karyawan terhadap pekerjaan itu sendiri. Robbins (1996 : 179) menyatakan bahwa kepuasan kerja (job

statisfaction) adalah sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya.

Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi mempunyai sikap positif terhadap pekerjaannya, sebaliknya seseorang yang tidak puas dengan pekerjaannya mempunyai sikap negatif terhadap pekerjaanya.

Kepuasan kerja merupakan salah satu aspek yang penting di dalam praktik manajemen sumber daya manusia dan perilaku organisasi. Ini dikarenakan kepuasan kerja dapat mempengaruhi tingkat absensi, perputaran tenaga kerja, semangat kerja, keluhan-keluhan dan masalah-masalah personalia vital lainnya (Handoko, 2000:194). Kepuasan kerja juga merupakan ukuran proses pembangunan manusia yang berkelanjutan. Selain itu, kepuasan kerja penting artinya bagi setiap organisasi karena kepuasan kerja merupakan kriteria untuk mengukur keberhasilan organisasi dalam memenuhi kebutuhan anggotanya. Kepuasan kerja merupakan suatu hal yang sangat personal, artinya yang bisa merasakan hanyalah yang bersangkutan, dan mempunyai sifat tidak selalu sama antara orang yang satu dengan yang lainnya.


(28)

Kepuasan kerja dipengaruhi oleh banyak faktor, hasil penelitian Firmansyah, Farid (2008) mengatakan bahwa kepuasan kerja guru perlu diperhatikan karena guru yang merasakan puas dalam bekerja akan mempunyai kinerja yang lebih baik. Kepuasan kerja dipengaruhi oleh lingkungan kerja, kompensasi dan kepemimpinan.

Lingkungan kerja yang baik akan menghasilkan kondisi fisik atau mental para guru dalam melakukan pekerjaannya. Menurut Ahyari (2005: 124) faktor lingkungan kerja dimana para karyawan bekerja dan dipersiapkan oleh manajemen yang bersangkutan. Hal ini menyangkut penerangan, penyusunan warna, suhu udara, kebisingan, ruang gerak, kebersihan dan keamanan karyawan didalam bekerja di sekolah.

Lingkungan kerja adalah salah satu faktor penentu kepuasan kerja para guru disekolah untuk melakukan pekerjaannya. Yang dimaksudkan dalam hal ini adalah fasilitas, struktur organisasi sekolah, keamanan dan kepemimpinan.

Dengan semakin baik lingkungan kerja maka akan meningkatkan kepuasan kerja para guru. Sebaliknya, jika lingkungan kerja tidak mendukung maka akan mengakibatkan menurunnya semangat kerja guru.

Keadaan emosional karyawan dimana terjadi ataupun tidak terjadi titik temu antara nilai balas jasa kerja karyawan dari organisasi atau perusahaan dengan tingkat nilai balas jasa yang memang diinginkan oleh karyawan yang bersangkutan (Martoyo 2000: 142). Kompensasi adalah keseluruhan imbalan jasa yang diberikan kepada karyawan sebagai balasan jasa atau kontribusi mereka terhadap organisasi, baik berupa finansial maupun nonfinansial. Bila


(29)

karyawan merasa puas dengan imbalan yang diterima atas pekerjaannya maka pada umumnya tercermin pada perasaan guru terhadap pekerjaannya. Hal ini diwujudkan dalam sikap positif terhadap pekerjaannya dan segala sesuatu yang dihadapi ataaupun ditugaskan dilingkungan kerjanya.

Selain itu, Kepemimpinan meliputi penggunaan pengaruh dan bahwa semua hubungan dapat melibatkan pimpinan, mencakup komunkasi yang baik, kecerdasan, keberanian dan ketegasan dalam mengambil keputusan. Kepemimpinan adalah suatu proses kegiatan seseorang untuk menggerakkan orang lain dengan memimpin, membimbing, mempengaruhi orang lain, untuk melakukan sesuatu agar dicapai hasil dan tujuan yang diharapkan (Sutrisno, 2010: 213). Keberhasilan dan kegagalan perusahaan dalam pencapaian tujuan perusahaan sangat ditentukan oleh keahlian dan kemampuan pimpinan dalam menjalankan fungsi perusahaan.

Berdasarkan peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2007 tentang standar kompetensi guru dinyatakan bahwa kompetensi seorang guru meliputi: kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan professional. Keempat hal tersebut harus dimiliki seorang kepala sekolah untuk menentukan program-program disekolah yang dipimpinnya.

Keberhasilan pendidikan di sekolah ditentukan oleh kepemimpinan kepala sekolah dalam mengatur, mengarahkan dan membimbing para tenaga pendidik yang ada disekolah. Di pihak lain, kepala sekolah sangat berperan penting dalam keberhasilan sekolah, baik ketercapaian Visi, Misi dan menjalankan fungsi sekolah.


(30)

Kepala sekolah bertugas untuk memimpin dan mengatur semua organisasi yang ada disekolah dan serta bekerja sama dengan guru-guru dalam mendidik peserta didik. Jadi, kepemimpinan yang baik berpengaruh pada kepuasan kerja seorang guru atau tenaga pendidik.

Kabupaten Sleman memiliki SMA Negeri yang berjumlah 17 SMA Negeri dan 33 SMA Swasta yang tersebar di beberapa Kecamatan. Secara khusus di penelitian ini yaitu Sleman Timur, dimana terdapat beberapa Kecamatan yang terdiri dari Kecamatan Berbah, Cangkringan, Depok, Kalasan, dan Prambanan. Berdasarkan hasil pengamatan, maka dapat diketahui beberapa permasalahan yang terjadi di beberapa SMA di Sleman Timur. Pemasalahan tersebut antara lain yaitu setiap sekolah memiliki tipe kepemimpinan kepala sekolah yang berbeda, sehingga hubungan antara warga sekolah berbeda-beda pula. Bahkan ada yang beranggapan bahwa kepala sekolah tersebut menyenangkan, dan ada juga sebaliknya. Kondisi tersebut akan membuat para guru merasa nyaman. Sebaliknya, ada juga yang tidak nyaman bekerja pada sekolah tersebut.

Keberadaan kepala sekolah dalam lembaga pendidikan sangat penting, yaitu untuk mencapai tujuan organisasi tersebut. Oleh karena itu, setiap kepala sekolah memiliki kepemimpinan yang berbeda di masing-masing sekolah. Selain itu, lingkungan kerja dan imbalan yang menunjang guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Seorang kepala sekolah yang selalu mendukung para guru dalam melaksanakan tugasnya, kemudian disertai dengan kondisi lingkungan kerja dan imbalan yang sesuai dengan harapan


(31)

guru. Hal tersebut tentunya akan berpengaruh terhadap guru tersebut. Guru akan merasa dihargai dan didukung untuk mengembangkan kemampuannya agar menjadi guru yang profesional.

Namun di beberapa sekolah di Sleman Timur memiliki ruang kelas yang berdekatan dengan jalan raya sehingga suara bising dari luar sekolah terdengar sampai ruang kelas. Apalagi ketika proses pembelajaran sedang berlangsung, akan mengganggu konsentrasi, kenyamanan guru dan siswa dalam belajar.

Selain itu, ada juga hal yang menarik di Sleman Timur pada umumnya yaitu sekolah-sekolah tersebar di beberapa kecamatan, tidak hanya terpusat pada satu tempat, sehingga lingkungan kerja akan semakin banyak, dengan keadaan seperti akan membuat para guru merasa nyaman dan meningkatkan kinerja dalam mengajar. Terlepas dari situ, dengan semakin menyebarnya sekolah-sekolah maka pasti ada perbedaan pada tingkat kepuasan guru terhadap imbalan yang mereka terima atas pekerjaan yang mereka lakukan. Hal ini disebabkan karena perbedaan pandangan dan kebutuhan individu di setiap wilayah mereka tinggal.

Hal lain lagi yang menjadi alasan utama peneliti dalam menjadikan Sleman Timur sebagai tempat penelitian adalah fakta menunjukkan bahwa situasi guru di kabupaten Sleman relatif stabil, khususnya di Sleman Timur, salah satu yang menjadi fakta adalah kepala sekolah SMK Negeri 1 Cangkringan yang terpilih sebagai kepala sekolah berprestasi ditingkat nasional pada tahun 2015 (Antaranews.com).


(32)

Berdasarkan uraian diatas dan beberapa permasalahan yang ditemukan, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengkaji “ Pengaruh Lingkungan Kerja, Kompensasi, dan Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kepuasan Kerja Guru di Sleman Timur Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian, maka rumusan masalah dapat dikemukakan :

1. Apakah ada Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Kepuasan Kerja Guru? 2. Apakah ada Pengaruh Kompensasi terhadap Kepuasan Kerja Guru?

3. Apakah ada Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kepuasan Kerja Guru ?

4. Apakah ada pengaruh Lingkungan Kerja, Kompensasi dan Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kepuasan Kerja Guru?

C. Tujuan Penelitian

1. Menguji dan menganalisis pengaruh lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja guru.

2. Menguji dan menganalisis pengaruh kompensasi terhadap kepuasan kerja guru.

3. Menguji dan menganalisis pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kepuasan kerja guru.

4. Menguji dan menganalisis Pengaruh lingkungan kerja, kompensasi dan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kepuasan kerja guru.


(33)

D. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional a. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat empat variabel yang akan diteliti oleh penulis yaitu variabel Lingkungan kerja (X1), Kompensasi (X2) dan Kepemimpinan Kepala Sekolah (X3) yang disebut dengan variabel bebas, dan variabel kepuasan kerja guru (Y) yang disebut variabel terikat.

b. Defenisi Operasional

Agar tidak ada kesalahpahaman maka peneliti memfokuskan penelitiannya dalam pengertian Lingkungan Kerja, Kompensasi, Kepemimpinan Kepemimpinan Sekolah dan Kepuasan Kerja Guru. Maka peneliti membatasi variabel penelitian ini yaitu :

1. Lingkungan kerja adalah keadaan tempat guru bekerja baik fisik maupun nonfisik. Dalam hal ini indikator yang meliputi : penerangan, kebisingan, kebersihan, pertukaran udara, musik, keamanan, Pewarnaan, hubungan guru dengan atasan, dan hubungan sesama rekan kerja.

2. Kompensasi adalah keseluruhan balas jasa yang diterima oleh pegawai sebagai akibat dari pelaksanaan pekerjaan di organisasi dalam bentuk uang. Indikatornya : gaji/upah, tunjangan.

3. Kepemimpinan adalah suatu perilaku untuk mempengaruhi aktivitas anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Indikatornnya : kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi dan kompetensi sosial.


(34)

4. Kepuasaan kerja guru adalah perasaan positif yang ditunjukkan oleh guru terhadap pekerjaan di sekolah tempatnya bekerja. Indikatornya meliputi: aspek finansial, aspek fisik/ketersediaan fasilitas, aspek sosial, aspek psikologi.

E. Manfaat penelitian 1. Bagi sekolah

Penelitian ini sebagai bahan masukan dan pemikiran positif demi meningkatkan kualitas mengajar guru dan juga untuk meningkatkan tingkat motivasi guru untuk mengajar di Sleman Timur.

2. Bagi peneliti

Penelitian ini sebagai sarana belajar dan masukan bagi penulis untuk mengetahui Pegaruh tentang lingkungan kerja, kompensasi, Kepemimpinan dan berbagi teori yang telah dipelajari dalam kasus nyata yang relevan baik disekolah.

3. Bagi fakultas

a. Untuk kajian ilmiah penelitian sejenis di masa yang akan datang. b. Untuk menambah bahan kajian dan refrensi ilmiah.


(35)

10 BAB II

LANDASAN TEORI A. Kajian Teoritis

1. Kepuasan Kerja Guru a. Definisi Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual. Setiap individu mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan keinginan setiap individu. Kepuasan kerja dalam pekerjaan adalah kepuasan kerja yang dinikmati dalam pekerjaan dengan memperoleh pujian hasil kerja, penempatan, perlakuan, peralatan, dan suasana lingkungan kerja yang baik. Karyawan yang lebih suka menikmati kepuasan kerja dalam pekerjaan akan lebih mengutamakan pekerjaannya daripada balas jasa.

Menurut Cepi Triatna (2015 : 110) kepuasan kerja adalah keadaan emosional seseorang terhadap pekerjaannya, apakah ia menyenangi pekerjaan itu atau tidak.

Menurut Keith Davis dan John (1994 : 105) kepuasan kerja adalah seperangkat perasaan pegawai tentang menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka. Sedangkan menurut Handoko (1985 : 143) Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan para karyawan memandang pekerjaan mereka.


(36)

Robbins dalam Cepi Triatna (2015 : 110) kepuasan kerja adalah sikap umum terhadap pekerjaan seseorang yang menunjukkan perbedaan antara jumlah penghargaan yang diterima pekerja dan jumlah yang mereka yakini seharusnya mereka terima. Sedangkan menurut Wirawan (2013 : 698) kepuasan kerja adalah persepsi orang mengenai berbagai aspek dari pekerjaannya.

b. Faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja

Menurut Frederik Herzberg (1959) dalam Wirawan (2013 : 699), faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu : pekerjaan, kondisi kerja, lingkungan kerja, sekuritas pekerjaan, kompensasi, jaminan kesehatan, jaminan pensiun, karier, kebijakan organisasi, kepemimpinan, hubungan atasan bawahan, hubungan teman sekerja, otonomi pekerjaan dan penghargaan.

Menurut Rivai (2006 : 452) Mengemukakan faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja antara lain : 1) Kompensasi finansial., 2) Kepemimpinan, 3) Pendidikan dan pelatihan, 3) Partisipasi, 4) Lingkungan kerja, 5) Status karyawan.

Menurut Gilmer 1996 dalam Minto Waluyo (2015 : 126) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu : 1) Kesempatan untuk maju, 2) Keamanan kerja, 3) Gaji, 4) Perusahaan dan manajemen, 5) Pengawasan, 6) Faktor intrinsik dari pekerjaan, 7) Kondisi kerja, 8) Aspek sosial dalam pekerjaan, 9) Komunikasi, 10) Fasilitas.


(37)

Menurut Husaini (2009 : 497), mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja yaitu :1) Imbalan jasa, 2) Rasa aman, 3) Pengaruh antarpribadi, 4) Kondisi lingkungan kerja, 5) Kesempatan untuk pengembangan dan peningkatan diri.

Menurut Kreitner dan Kinicki dalam Cepi Triatna (2015 : 110-111) mengungkapkan ada lima faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja meliputi:

1) Pemenuhan kebutuhan (Need fulfillment)

Kepuasan ditentukan oleh tingkatan karakteristik pekerjaan memberikan kesempatan pada individu untuk memenuhi kebutuhannya.

2) Perbedaan (Discrepancies)

Kepuasan merupakan suatu hasil memenuhi harapan. Pemenuhan harapan mencerminkan perbedaan antara apa yang diharapkan dan apa yang diperoleh individu dalam pekerjaannya. Bila harapan lebih besar dari apa yang diterima, orang tidak akan puas. Sebaliknya, individu akan puas bila menerima manfaat di atas harapan.

3) Pencapaian Nilai (Value attainment)

Kepuasan merupakan hasil dari persepsi pekerjaan memberikan pembenuhan nilai kerja individu yang penting.


(38)

Kepuasan merupakan fungsi dari seberapa adil individu diperlakukan di tempat kerja.

5) Komponen genetik (Genetic components)

Kepuasan kerja merupakan fungsi sifat pribadi dan faktor genetik. Hal ini menyiratkan perbedaan sifat individu mempunyai arti penting untuk menjelaskan kepuasan kerja di samping karakteristik lingkungan pekerjaan.

Sedangkan menurut As’ad (1965:101), menyatakan bahwa

ada empat faktor yang mungkin mempengaruhi kepuasaan kerja antara lain :

a) Faktor finansial.

Faktor finansial meliputi berbagai aspek yaitu seperti gaji, pemberian jasa produksi dan bonus, tunjangan, promosi, jaminan sosial dalam hal ini uang pensinan dan lain-lain. b) Faktor fisik.

Faktor fisik dalam hal ini meliputi : umur, kondisi badan, jenis pekerjaan, waktu kerja, dan sistem istirahat, keadaan suara, temperature, dan penerangan.

c) Faktor sosial

Faktor sosial dalam hal ini meliputi : hubungan karyawan dengan atasan, karyawan dengan karyawan dan hubungan dengan serikat pekerja


(39)

Faktor psikologis dalam hal ini meliputi : cita-cita, pandangan hidup, minat dan kemampuan siswa, sikap, bakat dan kecakapan.

Berdasarkan faktor-faktor kepuasan kerja menurut para ahli, maka penelitian ini berfokus pada faktor lingkungan kerja, kompensasi, kepemimpinan. Ketiga hal ini ada pengaruh yang sangat signifikan terhadap kepuasan kerja sehingga dengan terciptanya kepuasan kerja karyawan, akan semakin meningkat juga kinerja kerjanya dan produktivitas guru. Senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Farid (2008) tentang pengaruh lingkungan kerja, kompensasi, dan kepemimpinan terhadap kepuasan kerja guru dan karyawan di SMA Wachid Hasyim Surabaya terdapat pengaruh yang signifikan antara lingkungan kerja, kompensasi dan kepemimpinan dengan kepuasan kerja guru. Hal ini ditunjukkan oleh nilai F hitung sebesar 52,062 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000, yang berarti bahwa kepuasan kerja guru dipengaruhi oleh lingkungan kerja, kompensasi dan kepemimpinan. Sedangakn t hitung lebih besar daripada t tabel, artinya bahwa secara parsial lingkungan kerja, kompensasi dan kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja guru dan karyawan.

Dalam penelitiannya (Firmansyah, Farid 2008) menyarankan bagi sekolah SMA Wachid Hasym Surabaya agar perlu meningkatkatkan model kepemimpinan yang lebih kondusif lagi. Jadi berangkat dari saran yang disampaikan peneliti sebelumnya maka dalam penelitian ini mencoba mencari


(40)

tahu bagaimana lingkungan kerja, kompensasi dan kepemimpinan kepala sekolah yang dapat meningkatkan kepuaasan kerja guru.

2. Lingkungan kerja

a. Definisi Lingkungan Kerja

Sedarmayanti (2009:1) menyatakan lingkungan kerja adalah alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok. Nitisemito (1982:183) menyatakan lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. Uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pegawai yang dapat mempengaruhi pegawai dalam hal ini adalah guru untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai tenaga pengajar.

Menurut Ahyari (1985: 128), Lingkungan kerja adalah merupakan suatu lingkungan dimana para karyawan tersebut bekerja, kondisi kerja merupakan kondisi dimana karyawan tersebut bekerja. Dengan demikian kondisi kerja merupakan salah satu unsur lingkungan kerja.

Berdasarkan pengertian menurut para ahli diatas, maka lingkungan kerja adalah lingkungan dimana guru bekerja yang mempengaruhi kepribadian, moral, relasi dengan warga sekolah dan mental para tenaga kerja tersebut dalam menjalankan tugas atau tanggungjawab dalam hal ini


(41)

mengajar yang dibebankan kepadanya sehingga menghasilkan produktivitas yang baik dan memberikan hasil yang memuaskan.

Menurut Ahyari (1985 : 128 ) Lingkungan kerja karyawan atau pegawai dibagi menjadi tiga kelompok :

1) Fasilitas untuk pelayanan karyawan yang meliputi pelayanan makan, kesehatan, pengadaan kamar mandi/ kamar kecil.

2) Kondisi kerja, meliputi pengaturan penerangan ruang kerja, suhu udara, kebisingan, pewarnaan, serta keamanan

3) Hubungan karyawan dengan karyawan lain yang sering disebut human

relation.

Menurut (Sedarmayanti, 2001: 21) dalam Maria Rosari Kusuma Dewi (2013: 18) menyatakan bahwa secara garis besar, jenis lingkungan kerja terbagi menjadi 2 yaitu:

1) Lingkungan kerja fisik

Lingkungan kerja fisik adalah lingkungan yang dapat mempengaruhi karyawan secara langsung maupun tidak langsung

2) Lingkungan kerja nonfisik

Lingkungan kerja nonfisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja baik hubungan dengan atasan maupun hubungan sesama rekan kerja ataupun hubungan dengan bawahan.

Faktor-fator yang mempengaruhi lingkungan kerja menurut Nitisemito (1982:184) sebagai berikut :


(42)

a) Pewarnaan

Seringkali masalah pewarnaan sangat perlu diperhatikan karena bisa mempengaruhi semangat dan kegirangan kerja karyawan. Misal, penggunaan warna putih pada ruang kerja dapat memberi kesan ruang sempit tampak kelihatan luas dan bersih.

b) Kebersihan

Dengan bersihnya lingkungan kerja, secara tidak langsung memberikan rasa nyaman dan senang dan mempengaruhi semangat seseorang dalam bekerja. Begitu pula dengan ruangan yang tidak bersih akan menimbulkan rasa kejenuhan bagi pkerja dan mengganggu konsentrasi.

c) Pertukaran udara

Pertukaran udara yang cukupsangat diperlukan dalam ruangan kerja. Pertukaran udara yang baik maka akan menimbulkan kesegaran fisik maupun pernapasan yang tidak terganggu. Sebaliknya jika pertukaran udara kurang bagus maka akan menimbulkan kelelahan dan menurunnya semangat kerja.

d) Penerangan

Dalam suatu pekerjaan yang sangat dibutuhkan adalah penerangan. Jika penerangannya baik atau besar maka akan memberikan rasa puas sehingga dapat menimbulkan rasa gelisah. Sebaliknya jika penerangan kurang maka akan menimbulkan rasa mengantuk dan kemungkinan akan terjadi kekeliruan dalam melaksakan tugas.


(43)

e) Musik

Dalam sebuah perusahaan yang sangat dibutuhka adalah musik. Jika musik yang diperdengarkan menyenangkan maka akan menimbulkan suasan gembira dan menyenangkan bagi karyawan. Sebaliknya, jika music yang diputar kurang menyenangkan maka akan menimbulkan kebosanan bagi karyawan.

f) Keamanan

Keamanan yaitu jaminan terhadap keamanan karyawan sehingga dapat menimbulkan ketenangan bagi diri karyawan. Dan jika keamanan kurang baik maka akan menimulkan ketakutan pada diri karyawan.

g) Kebisingan

Kebisingan yang terus menerus akan mengganggu konsentrasi dalam kerja sehingga menimbulakan kesalahan.

b. Pengaruh lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja guru.

Lingkungan kerja sangat mempengaruhi kondisi fisik maupun psikologi para karyawan/pegawai dalam peusahaan. Odger 2006 dalam Annisa (2012 : 36), mendefinisikan lingkungan kerja yang ergonomik sebagai ilmu terapan yang mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan tingkat kenyaman, efisiensi dan keamanan dalam mendesain tempat kerja demi memuaskan kebutuhan fisik dan psikologi karyawan di perusahaan.

Tentu saja kepuasan kerja tidak akan datang dengan sendirinya, namun disamping dengan adanya kemauan dan berbagai usaha yang ada


(44)

pada diri karyawan itu sendiri. salah satu yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah lingkungan kerja. Walaupun faktor ini banyak pengaruhnya, akan tetapi banyak perusahaan yang kurang memperhatikan faktor tersebut. Lingkungan kerja yang kurang menyenangkan akan mengakibatkan menurunnya hasil kerja para pegawai dan begitu juga sebaliknya. Jika lingkungan kerja sangat menyenangkan maka akan menimbulkan rasa kepuasan kerja pegawai dan meningkatkan hasil kerja. Hal ini tentu saja akan memberikan keuntungan bagi perusahaan dan bisa mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

3. Kompensasi

a. Definisi Kompensasi

Menurut T. Hani Handoko (1984 : 245), kompensasi adalah pemberian kepada karyawan dengan pembayaran finansial sebagai balas jasa untuk pekerjaan yang dilaksankan dan sebagai motivator untuk pelaksanaan kegiatan di waktu yang akan datang. Kompensasi sangat penting bagi karyawan sebagai individu karena upah merupakan suatu ukuran atau nilai atau karya mereka di antara para karyawan itu sendiri, keluarga dan masyarakat. Menurut Handoko (1985 : 114) Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Sedangkan menurut Nitisemito (1982 : 149) kompensasi balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawannya yang dapat dinilai dengan uang dan mempunyai kecenderungan diberikan secara tetap. Kompensasi adalah seluruh balas


(45)

jasa baik berupa uang, barang maupun kenikmatan yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan atas kinerja yang disumbangkan kepada perusahaan (Gorda, 2006 : 190).

Sedangkan Menurut Mondy (2008 : 4) Kompensasi adalah total seluruh imbalan yang diterima para karyawan sebagai pengganti jasa yang telah mereka berikan.

Menurut Simamora (2004 : 442), kompensasi meliputi imbalan finansial dan jasa nirwujud serta tunjangan yang diterima oleh para karyawan sebagai bagian dari hubungan kepegawaian. Kompensasi merupakan apa yang diterima oleh para karyawan sebagai ganti kontribusi mereka terhadap organisasi.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa semua pendapatan yang diterima oleh karyawan/pegawai sebagai akibat pelaksanaan pekerjaan kepada organisasi atau perusahaan.

b. Bentuk-bentuk kompensasi

Mondy (2008 : 4) mengelompokkan bentuk-bentuk kompensasi dalam dua kelompok adalah :

1) Kompensasi finansial langsung terdiri dari pembayaran yang diterima seseorang dalam bentuk upah, gaji, komisi dan bonus.

2) Kompensasi finansial tidak langsung meliputi seluruh imbalan finansial yang tidak termasuk dalam kompensasi kompensasi langsung. Kompensasi jenis ini mencakup faktor-faktor psikologi dan fisik dalam lingkungan kerja perusahaan.


(46)

Menurut Dessler (2014 : 417), kompensasi dibedakan menjadi dua bagian yaitu :

1) Pembayaran finansial langsung (direct financial payment) meliputi: Upah, Gaji, Insentif, Komisi dan Bonus.

2) pembayaran tidak langsung (indirect financial payment) meliputi: Asuransi, Hiburan yang dibayar oleh pemberi kerja.

Menurut Simamora (2004 : 442-443) mengemukakan kompensasi dibedakan menjadi dua yaitu :

1) Kompensasi Langsung (direct compensation) yang terdiri dari bayaran (pay) yang diperoleh seseorang dalam bentuk gaji, upah, bonus dan komisi.

2) Kompensasi tidak langsung (indirect compensation) yang disebut dengan tunjangan, meliputi semua imbalan finansial yang tidak tercakup dalam kompensasi langsung, yakni

a) Program perlindungan meliputi: asuransi kesehatan, asuransi jiwa, pensiun, asuransi tenaga kerja.

b) Bayaran di luar jam kerja meliputi: Liburan, hari besar, cuti tahunan.

c) Fasilitas meliputi: Kendaraan, ruang kantor, tempat parkir. Davis dan Werther dalam Marwansyah (2010 : 276) Mengelompokkan kompensasi dalam dua bentuk umum, yaitu :

1) Kompensasi langsung meliputi: gaji dan upah pokok, insentif dan bagi hasil.


(47)

2) Kompensasi tidak langsung meliputi: program kesehatan dan pelayanan.

Sedangkan menurut Mondy dan Noe dalam Marwansyah (2014 : 276) mengelompokkan kompensasi dalam dua bentuk yaitu :

1) Kompensasi langsung terdiri atas pembayaran yang diterima oleh seseorang dalam bentuk upah, gaji, bonus dan komisi. 2) Kompensasi tidak langsung atau Benefit (Maslahat) meliputi:

Tunjangan, asuransi, bantuan sosial karyawan dan sebagainya. c. Tujuan kompensasi.

Menurut Suwatno (2011: 222), tujuan kompensasi adalah sebagai berikut :

a) Ikatan kerjasama .

Pemberian kompensasi akan menciptakan suatu ikatan kerja sama yang formal antara pengusaha dan karyawan.

b) Kepuasan kerja.

Karywan bekerja dengan mengerahkan kemampuan, pengetahuan, keterampilan, waktu serta tenaga, yang semuanya ditujukkan bagi pencapaian tujuan organisasi. Dengan demikian pengusaha harus memberikan balas jasa atas pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan.


(48)

c) Pengadaan efektif.

Dengan pengadaan kompensasi yang menarik maka calon karyawan yang berkualifikasi baik dengan kemampuan dan keterampilan yang tinggi akan muncul dengan kriteria yang ditetapkan oleh perusahaan. d) Motivasi.

Kompensasi yang layak akan memberikan rangsangan serta memotivasi karyawan untuk memberikan kinerja yang terbaik dan menghasilkan produktivitas kerja yang optimal.

e) Menjamin keadilan.

Pemberian kompensasi akan menjamin keadilan di antara karyawan dalam organisasi.

f) Displin.

Pemberian kompensasi yang memadai akan mendorong tingkat kedisplinan karyawan dalam bekerja.

g) Pengaruh serikat kerja.

Keberadaan suatu perusahaan tidak bisa terlepas dari adanya pengaruh serikat buruh atau serikat pekerja.

h) Pengaruh pemerintah.

Pemerintah menjamin atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi masyarakat. Keberadaan pemerintah sangat penting agar pengusaha tidak bertindak sewenang-wenang dalam menetapkan besarnya balas jasa bagi karyawan.


(49)

Sedangkan menurut Martoyo (2000:129-130), tujuan kompensasi adalah :

1) Pemenuhan kebutuhan ekonomi

Karyawan menerima imbalan jasa berupa upah, gaji atau bentuk lainnya.

2) Pengkaitan kompensasi dan produktivitas kerja.

Dengan pemberian kompensasi yang makin baik akan mendorong karyawan untuk kerja lebih produktif.

3) Pengkaitan kompensasi dengan sukses perusahaan. 4) Pengkaitan antara Keseimbangan keadilan kompensasi.

Menurut Marwansyah (2010:270), tujuan pemberian kompensasi adalah :

a) Mendapatkan karyawan yang cakap/kompeten. b) Mempertahankan karyawan yang sudah ada. c) Menjamin terciptanya keadilan (equity).

d) Memberi penghargaan atas perilaku yang diharapkan. e) Mengendalikan biaya.

f) Mengikuti peraturan-peraturan atau hokum yang berlaku. g) Menumbuhkan saling pengertian.


(50)

d. Pengaruh Kompensasi terhadap kepuasan kerja.

Pengaruh kompensasi terhadap kepuaan kerja karyawan/guru dapat

dijelaskan dengan “Teori Kepuasan”. dimana teori ini didasarkan pada

pendekatannya atas faktor-faktor kebutuhan dan kepuasan individu yang dapat menyebabkan individu tersebut bertindak serta berprilaku dengan cara tertentu. Hal lain teori ini juga memusatkan langsung pada diri individu yang dapat menguatkan, mendukung, mengarahkan dan bahkan menghentikan perilaku seseorang. Teori ini juga menyebutkan bahwa hal yang dapat memotivasi semangat kerja seseorang adalah keinginannya untuk memenuhi kebutuhan serta kepuasannya, baik materil maupun non materiil.

Teori ini di anut oleh Maslow yang dikenal dengan Maslow’s Need

Hierarchiy Theoriynya dalam Hasibuan 1996 (dalam Ida Fitriana 2011 :

54), mengemukakan seseorang akan berperilaku tertentu oleh karena adanya dorongan untuk memenuhi kebutuhannya yang bermacam-macam, dan kebutuhan tersebut tersusun secara berjenjang, mulai dari kebutuhan yang paling mendasar sampai pada kebutuhan yang paling tinggi. Sedangkan menurut Handoko 2000 dalam (Ida Fitriana 2011 : 54), mengemukakan Suatu departemen dalam rangka meningkakan kepuasan kerja karyawan adalah melalui pemberian kompensasi.

Jadi dengan pemberian kompensasi yang baik dan benar oleh perusahaan maka seorang karyawan akan lebih merasa puas dan karyawan


(51)

tersebut dalam melakukan pekerjaan akan semakin optimal, sehingga mendapatkan laba dan tercapainya tujuan perusahaan.

4. Kepemimpinan Kepala Sekolah a. Definisi Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat individu dan organisaasi. Kepemimpinan juga dapat diterjemahkan dengan Istilah pengaruh kepada orang lain, pola interaksi, perilaku, hubungan kerja sama antar peran, kedudukan dan jabatan administrasi dan persepsi lain-lain (Wahjosumidjo 2007 : 17). Robbins dalam Suwatno (2011 : 140), kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi kelompok untuk menuju pencapaian sasaran. Sedangkan menurut Boone dan Kurtz dalam Suwatno (2011 : 140), kempemimpinan adalah tindakan memotivasi orang lain untuk mencapai tujuan yang spesifik.

Menurut Wahjosumidjo (2007 : 17), berbagai defenisi yang berbeda-beda tersebut mengandung kesamaan asumsi yang bersifat umum, meliputi:

a) Di dalam suatu fenomena kelompok melibatkan interaksi antara dua orang ataupun lebih.

b) Di dalam melibatkan proses mempengaruhi, dimana pengaruh yang sengaja (Intentional influence) digunakan oleh pemimpin terhadap para bawahan.


(52)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk membimbing dan mempengaruhi perilaku orang lain atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu. Kepemimpinan kepala sekolah adalah kemampuan seorang guru untuk memimpin, memotivasi, mengarahkan, membimbing, melindungi, membina, memberikan teladan, memberikan dorongan dan mempengaruhi bawahannya untuk bisa bekerja bersama dengan baik dalam hal pencapaian tujuan sekolah dan meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah tersebut.

b. Sifat-sifat Kepemimpinan

Seorang pemimpin adalah orang yang paling berorientasi hasil di dunia, dan kepastian dengan hasil ini hanya positif jika seorang pemimpin apa yang diinginkannya. Menurut Kartono (2005 : 51) dalam Suwatno (2011 : 140), pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki superioritas tertentu, sehingga dia memiliki kewibawaan dan kekuasaan untuk menggerakkan orang lain untuk melakukan usaha bersama guna mencapai sasaran tertentu.

Terdapat beberapa sifat seorang pemimpin menurut parah ahli. Menurut Certer I. Bernard dalam Suwatno (2011 : 152), mengemukakan kepemimpinan mempunyai dua aspek, yaitu:

a) Keunggulan seseorang dalam lapangan teknik kepemimpinan, seorang yang menonjol dalam kualitas fisik, keahlian, teknologi, kecerdasan,


(53)

pengetahuan, ingatan dan daya proyeksi, akan menimbulkan kekaguman dan akan dapat memimpin bawahannya.

b) Keunggulan seseorang dalam kesetian terhadap tujuan, kesangguapan menghadapi tantangan dan keberanian, perasaan tanggungjawab.

Sedangkan menurut Koontz dan Cyril O’Donnel dalam (Suwatno

2011:152), mengemukakan bahwa seorang pemimpin harus mempunyai sifat, yaitu:

a) Memiliki kecerdasan melebihi orang-orang yang dipimpinnya. b) Mempunyai perhatian terhadap kepentingan yang menyeluruh. c) Memiliki kelancaran berbicara.

d) Matang dalam berpikir dan emosi. e) Menghayati kepentingan kerja sama.

Ghiselli dalam Handoko (1984 : 297), menjelaskan enam sifat kepemimpinan yaitu :

1) Kemampuan dalam kedudukannya sebagai pengawas (supervisory

ability) atau pelaksan fungsi-fungsi dasar manajemen.

2) Kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaan, mencakup pencarian akan tanggungjawab dan keinginan sukses.

3) Kecerdasan mencakup kebijaksanaan, pemikiran kreatif dan daya pikir. 4) Ketegasan atau kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan dan

memecahkan masalah-masalah dengan cakap dan tepat.

5) Kepercayaan diriatau pandangan pada diri sehingga mampu menghadapi masalah.


(54)

6) Inisiatif atau kemampuan untuk bertindak tidak tergantung, mengembangkan serangkaian kegiatan dan menemukan cara-cara yang baru atau inovasi.

Menurut Keitz Devis dalam Rivai (2013 : 7), menyebutkan ada empat sifat harus dimiliki sseorang pemimpin, yaitu:

1) Kecerdasan.

2) Kedewasaan dan keleluasan hubungan sosial. 3) Motivasi dan dorongan berprestasi.

4) Sikap-sikap kemanusiaan.

Menurut Stogdill dan Mann dalam Robert dan Kinicki (2014 : 204) mengemukakan sifat yang dimiliki seorang pemimpin dalam hal ini adalah kepala sekolah yaitu :

1) Kecedasan. 2) Dominasi.

3) Kepercayaan diri.

4) Tingkatan energi dan aktivitas.

5) Pengetahuan yang berhubungan dengan tugas.

Sedangkan menurut Terry dalam Suwatno (2011 : 152-153), mengemukan teori sifat Kepemimpinan yaitu :

1) Energi. Seorang pemimpin harus mempunyai kekuatan mental maupun fisik.


(55)

2) Stabilitas emosi. Seorang pemimpin dalam hal ini kepala sekolah tidak boleh berprasangka jelek kepada bawahannya, tidak boleh cepat marah dan percaya pada diri sendiri harus cukup besar.

3) Human relationship. Mempunyai pengetahuan tentang hubungan

sosial.

4) Personal Motivation. Pemimpin harus mempunyai keinginan yang

besar untuk memotivasi bawahannya.

5) Kommunication skill. Mempunyai kecakpan dalam berkomunikasi

6) Teaching skill. Seorang pemimpin harus mempunyai kecakapan untuk

mengajar, mejelaskan dapat memotivasi diri sendiri.

7) Social skill. Mempunyai hubungan sosial yang baik, supaya terjamin

kepercayaan dan kesetiaan bawahannya.

8) Technical competent. Mempunyai kecakapan dalam menganalisa,

merencanakan, mengorganisasi, mendelegasikan wewenang, mengambil keputusan dan dapat membuat konsep.

c. Fungsi Kepala Sekolah

Menurut Wahjosumidjo (2007:118-119) mengemukakan bahwa kepala sekolah mempunyai fungsi yaitu :

a) Bertanggunggungjawab agar para guru, staf dan siswa menyadari akan tujuan sekolah yang telah ditetapkan dengan kesadaran tersebut para guru, staf ddan siswa dengan penuh semangat, keyakinan melaksanakan tugas masing-masing dalam mencapai tujuan sekolah.


(56)

b) Agar guru, staf dan siswa melaksanakan tugas-tugas dengan penuh kesadaran maka setiap kepala sekolah bertanggungjawab untuk menyediakan segala dukungan, peralatan, fasilitas, berbagai peraturan dan suasana yang mendukung kegiatan sekolah.

c) Kepala sekolah harus pula memahami motivasi setiap guru, staf dan siswa, mengapa mereka bersikap dan berperilaku baik yang bersifat positif maupun reaksi yang tidak mendukung.

d) Kepala sekolah harus selalu tampak sebagai sosok yang selalu dihargai, terpercaya, diteladani, dituruti segala perintahnya. Sehingga kepala sekolah sebagai seorang pemimpin yang betul-betul berfungsi sebagai sumber inspirasi bawahan.

e) Kepala sekolah harus selalu dapat menjaga memelihara keseimbangan antara guru, staf dan siswa di satu pihak dan kepentingan sekolah serta kepentingan masyarkat dipihak lain. Sehingga tercipta suasana keseimbangan, keserasian antara kehidupan sekolah dengan masyarakat.

f) Tiap kepala sekolah harus menyadari bahwa esensi kepemimpinan adalah kepengikutan (the followership). Artinya kepemimpinan tidak akan terjadi apabila tidak didukung pengikut atau bawahan. Bawahan dalam hal ini adalah guru, staf dan siswa.

g) Memberikan bimbingan, mengadakan koordinasi kegiatan, megadakan pengendalian, pengawasan dan pembinaan agar


(57)

masing-masing anggota/bawahan memperoleh tugas yang wajar dalam beban dan hasil usahan bersama.

h) Untuk mengatasi permasalahan matarantai pengelolaan kepala sekolah yang sebenaarnanya sangat menentukan terciptanaya seorang kepala sekolah yang professional.

Sedangkan menurut Wirawan (2013 : 549-550), mengemukakan fungsi kepala sekolah antara lain :

1) Menentukan Visi, Misi dan strategi sekolah. 2) Budaya organisasi sekolah.

Budaya organisasi sekolah adalah norma, nilai-nilai, filsafat, kode etik, ritual, kebiasaan dan sebagainya.

3) Iklim yang kondusif.

Iklim yang kondusif adalah persepsi positif sivitas akademika sekolah mengenai apa yang terjadi secara rutin di dalam lingkungan sekolah. Iklim sekolah terdiri dari dua yaitu iklim sivitas akademika dan iklim. Iklim sivitas akademika adalah persepsi sivitas mengenai aktivitas pembelajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat serta prestasi yang diraih sekolah. Sedangkan iklim sosial adalah persepsi interaksi antara anggota para sivitas akademika sekolah, persepsi ini meliputi interaksi antara guru dengan kepala sekolah, guru dengan murid, guru dengan pegawai administrasi dan teknis, interaksi kepala sekolah, guru dengan orang tua siswa dan masyarakat.


(58)

4) Kurikulum.

Bersama-sama dengan guru kurikulum, kepala sekolah mengevaluasi kurikulum sekolah kemudian mengembangkannya agar sesuai dengan kebutuhan siswa dan perkembangan ilmu teknologi yang mutakhir. 5) Proses pembelajaran.

Sebagai pemimpin sekolah, kepala sekolah harus mengembangkan proses pembelajaran secara terus-menerus.

6) Mengembangkan fasilitas pendidikan.

Kepala sekolah merencanakan dan melaksanakan pengembangan fasilitas pendidikan serta mengalokasikan dana untuk mengadakan fasilitas yang memadai. Yang meliputi: gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, sarana olahraga dan sebagainya.

7) Mengembangkan manajemen sekolah.

Kepala sekolah merupakan manajer puncak dari sekolah. yang memimpin proses perencanaan, menyusun standar-standar dan prosedur layanan manajemen, memimpin pelaksanaan aktivitas manajemen dan mengevaluasi hasilnya.

8) Peran manajerial.

Sebagai pemimpin sekolah atau manajerial, kepala sekolah melaksanakan peran manajerial.

9) Mengembangkan sumber daya manusia sekolah.

Salah satu fungsi kepala sekolah adalah memberdayakan guru, tenaga administrasi, dan tenaga teknis (karyawan) sekolah.


(59)

Menurut Wahjosumidjo (2007 : 119) kepemimpinan kepala sekolah adalah salah satu perwujudan kepemimpinan nasional, yaitu kepemipinan pancasila, satu potensi atau kekuatan yang mampu memberdayakan segala daya sumber masyarat dan lingkungan yang dijiwai oleh sila-sila pancasila mencapai tujuan nasional, dalam situasi tertentu.

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan

Fiedler dalam Robbins (2006 : 441), mengidefenisikan faktor situasi utama yang mempengaruhi efektifitas kepemimpinan meliputi:

a) Hubungan pemimpin-anggota, meliputi: tingkat keyakinan, kepercayaan, dan hormat bawahan terhadap pemimpin mereka.

b) Struktur tugas, meliputi: tingkat pemroseduran penugasan pekerjaan (yakni terstruktur atau tidak terstruktur).

c) Kekuasaan jabatan, meliputi: tingkat pengaruh yang dimiliki pemimpin terhadap variabel kekuasaan seperti memperkerjakan, memecat, mendisplinkan, mempromosikan dan menaikkan gaji.

Menurut Mary Parker Follett dalam Handoko (1984 :307), mengemukakan berbagai faktor yang mempengaruhi situasi kepemimpinan, meliputi: 1) Pemimpin, 2) Pengikut atau bawahan, 3) Situasi.


(60)

Ketiganya saling berhubungan dan berinteraksi seperti ditunjukkan pada gambar berikut :

Gambar 2.1 Hubungan kepemimpinan e. Tugas Kepala Sekolah

Kepala sekolah merupakan komponen yang paling berperan dalam meningkatkatkan kualitas pendidikan. Maka untuk itu kepala sekolah harus mengetrahui apa saja yang menjadi tugas-tugas yang dijalankannya.

menurut Stonen dalam Rivai (2013:18), tugas seorang pemimpin yaitu :

1) Pemimpin bekerja dengan orang lain.

Pemimpin bertanggungjawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satu dengan atasan, staf dan teman sekerja atau atasan dari organisasi lain atau luar.

2) Pemimpin adalah Akuntabilitas, mengadakan evaluasi, menjalankan tugas untuk mencapai outcome yang terbaik.

3) Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas. 4) Pemimpin harus berpikir analitis dan konseptual.

Kemampuan dan kualitas pemimpin

Situasi Kemampuan

dan kualitas bawahan


(61)

5) Manajer adalah forcing mediator.

Pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator atau penengah. 6) Pemipin adalah politisi dan diplomat. Seorang pemimpin harus dapat

mewakili tim atau organisasi.

7) Pemimpin membuat keputusan yang sulit. Pemimpin harus dapat memecahkan masalah.

Menurut Wahjosumidjo (2007 : 42) mengemukakan bahwa tugas pemimpin adalah :

a) Mendefinisikan misi dan peranan organisasi (invoelves the definition

of the organizational mission and role).

Misi dan peranan organisasi dapat dirumuskan dengan baik apabila seorang pemimpin lebih dulu memahami asumsi struktural sebuah organisasi.

b) Pemimpin merupakan pengejewantahan tujuan organisasi (the

institutional embodiment of purpose).

Dalam tugas ini pemimpin harus menciptakan kebijaksanaan ke dalam tatanan atau keputusan terhadap sasaran untuk mecapai tujuan yang direncanakan.

c) Mempertahankan kebutuhan organisasi (to defend the organization’s

integration).

Pemimpin bertugas untuk mempertahankan kebutuhan organisasi dengan mengajak para bawahan mengikuti keputusannya agar fungsi tersebut dapat dilaksanakan. Organisasi melakukan


(62)

koordinasi dan kontrol melaui dua cara, yaitu melalui otoritas, peraturan serta melalui pertemuan dan koordinasi khusus.

d) Mengendalikan konflik internal yang terjadi di dalam organisasi (the

ordering of internal conflict).

Menurut Robert C. Miljus dalam Heidjrachman (1984 : 218-219) mengemukakan tanggungjawab seorang pemimpin, yaitu :

a) Menentukan tujuan pelaksanaan kerja yang realistis (kuantitas, kualitas, keamanan dan sebagainya).

b) Melengkapi karyawan dengan sumber dana-sumberdana yang diperlukan untuk menjalankan tugasnya.

c) Mengkomunikasikan kepada karyawan tentang apa yang di harapkan dari mereka.

d) Memberikan susunan hadiah yang sepadan untuk mendorong prestasi. e) Mendelegasikan wewenang apalbila diperlukan dan mengundang

partisipasi apabila memungkinakan.

f) Menghilangkan hambatan untuk pelaksanaan pekerjaan yang efektif. g) Menilai pelaksanaan pekerjaan dan mengkomunikasikan hasilnya. h) Menunjukkan perhatian nkepada karyawan.

f. Kompetensi Kepala sekolah

Menurut Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 dalam Wirawan (2013 : 550-552), tentang standar Kepala sekolah/Mandrasah, mengemukakan :


(63)

1) Kepribadian

a) Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas di sekolah/madrasah.

b) Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin.

c) Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala sekolah/madrasah.

d) Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi. e) Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan

sebagai kepala sekolah/ madrasah.

f) Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan. 2) Manajerial

a) Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan perencanaan.

b) Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan kebutuhan.

c) Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah/madrasah secara optimal.

d) Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah menuju organisasi pembelajar yang efektif.

e) Menciptakan budaya dan iklim sekolah/ madrasah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik.


(64)

f) Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal.

g) Mengelola sarana dan prasarana sekolah/ madrasah dalam rangka pendayagunaan secara optimal.

h) Mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah/ madrasah.

i) Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru, dan penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik. j) Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran

sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional.

k) Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien.

l) Mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah/madrasah.

m) Mengelola unit layanan khusus sekolah/ madrasah dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolah/madrasah.

n) Mengelola sistem informasi sekolah/madrasah dalam mendukung penyusunan program dan pengambilan keputusan.

o) Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen sekolah/madrasah.


(65)

p) Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah/ madrasah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya.

3) Kewirausahaan

a) Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah/madrasah.

b) Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah sebagai organisasi pembelajar yang efektif.

c) Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah/madrasah. d) Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam

menghadapi kendala yang dihadapi sekolah/madrasah.

e) Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta didik.

4) Supervisi

a) Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.

b) Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat.

c) Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.


(66)

5) Sosial

a) Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah/madrasah.

b) Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.

c) Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain. g. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kepuasan Kerja

Guru.

Kepala sekolah adalah ujung tombak kemajuan suatu sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah yang satu dengan yang lainnya pasti memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda pula. Sehingga mempengaruhi bagaimana kepemimpinannya didalam sekolah. Adakalanya kepemimpinan kepala sekolah disukai oleh guru, dan sebaliknya ada pula kepemimpinan kepala sekolah yang tidak disukai oleh guru. Hal tersebut tergantung bagaimana setiap guru memandang kepala sekolah dari segi yang berbeda-beda pula. Apabila kepemimpinan kepala sekolah dipandang baik, maka guru akan merasa puas untuk bekerja pada sekolah tersebut. Sebaliknya jika guru merasa tidak mendapat pelayanan dan perlakuan yang baik dari kepala sekolah, maka guru tersebut tidak merasa puas bekerja di sekolah tersebut. Kepemimpinan kepala sekolah sangat menjadi penentu keberhasilah tujuan organissi sekolah, baik dalam mendidik siswa maupun dalam menyusun berbagai program-program didalam sekolah.


(67)

B. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 : Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul

Penelitian Variabel Metode

Hasil Penelitian 1 Himawan

Candra Hadinata (2014)

Pengaruh Lingkungan

Kerja dan

Kompensasi Terhadap

Kepuasan Kerja Karyawan Pabrik Genteng Massokka Kebumen, Jawa Tengah. Kepuasan Kerja Lingkungan Kerja Kompensasi Asosiatif Kausal Lingkungan Kerja dan Kompensasi berpengaruh Positif dan signifikan terhadap Kepuasan Kerja.

2. Farid Firmansyah (2008) Pengaruh Lingkungan kerja, Kompensasi dan Kepemimpinan terhadap

Kepuasan Kerja

Guru dan

karyawan di SMA Wachid Hasyim Surabaya. Kepuasan Kerja Guru Lingkungan kerja. Kompensasi. Kepemimpinan

Survei Lingkungan

kerja, kompensasi dan kepemimpin an mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja guru dan karyawan SMA Wachid Hasyim Surabaya. 3. Rhatih

Endah Pramesty (2014)

Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Kompensasi dan Lingkungan kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Studi Kasus

Pada PT

Kepuasan Kerja Karyawan Gaya Kepemimpinan Kompensasi Lingkungan Kerja Deskriptif Kuantitatif Gaya kepemimpin an, Kompensasi dan lingkungan kerja berpengaruh (secara


(68)

Personel Alih

Daya Kota

Jambi). statistik) signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Hasil uji t untuk variabel gaya kepemimpin an menunjukka n nilai thitung

> ttabel.

Dengan demikian hipotesis pertama (H1)

dalam penelitian ini terdukung secara statistik pada taraf signifikansi 0,05.

C. Hipotesis dan Kerangka Berpikir

1. Pengaruh Lingkungan Kerja (X1) terhadap Kepuasan Kerja (Y).

Kondisi lingkungan kerja yang nyaman, aman dan bersih akan membuat para guru mempunyai semangat untuk bekerja/mengajar, sehingga hal ini berdampak positif pada kinerjanya. Lingkungan sekolah sangat berpengaruh pada peningkatan kinerja para guru ataupun dengan kata lain lingkungan sekolah menentukan keberhasilan seorang guru.


(69)

Sebaliknya, lingkungan kerja yang tidak mendukung akan menimbulkan penurunan semangat para guru.

Kepuasan kerja guru ditentukan oleh lingkungan kerja. Karena lingkungan kerja adalah suatu lingkungan di mana para pekerja melakukan pekerjaannya. Hal ini dipengaruhi oleh penerangan, kebersihan, pertukaran udara, musik, keamanan, pewarnaan, hubungan karyawan dengan atasan dan hubungan sesama rekan kerja. Dengan kata lain, semakin baik lingkungan kerja maka semakin tinggi pula kepuasan seorang guru untuk mengajar. Maka diduga ada hubungan lingkungan kerja dengan kepuasan kerja guru. Atau dengan kata lain semakin mendukungnya lingkungan kerja maka semakin tinggi pula kepuasan kerja guru dalam mengajar.

Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan hipotesis pertama, yaitu:

H1 : Terdapat pengaruh lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja

guru.

2. Pengaruh Kompensasi (X2) Terhadap Kepuasan Kerja (Y)

Kepuasan kerja guru dapat juga ditentukan oleh balas jasa yang diterima oleh guru. Balas jasa adalah imbalan jasa yang diterima atas pekerjaan yang telah diberikan kepada sekolah. Hal ini di pengaruhi oleh Gaji/upah dan tunjangan. Dengan istilah dengan semakin tinggi balas jasa yang diterima seorang guru maka kepuasan untuk melakukan kegiatan mengajar semakin tinggi. Sebaliknya jika balas jasa yang diterima oleh


(70)

guru maka tingkat kepuasannya akan semakin menurun. Maka diduga ada pengaruh kompensasi dengan kepuasan kerja guru disekolah.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan hipotesis, yaitu: H1 : Terdapat pengaruh kompensasi terhadap kepuasan guru.

3. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah (X3) terhadap Kepuasan Kerja (Y).

Kepemimpinan juga dapat mempengaruhi kepuasan kerja. Kepemimpinan adalah perilaku untuk mempengaruhi orang lain dalam melakukan pekerjaanya dengan baik. Hal ini di pengaruhi oleh: kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausaha, supervisi dan sosial. Dengan semakin baik kepemimpinan kepala sekolah maka kepuasan kerja guru semakin tinggi. Kepemimpinan yang baik akan akan memberikan kepuasan bagi karyawan (guru) untuk bekerja. Sebaliknya jika kepemimpinan tidak sesuai dengan yang diharapkan maka kepuasan guru semakin merosot. Kepemimpinan sangat menentukan keberhasilan seorang guru dalam mengajar dikelas. Maka diduga ada pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dengan kepuasan kerja guru.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan hipotesis, yaitu: H1 :Terdapat pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap


(71)

4. Pengaruh Lingkungan Kerja, Kompensasi dan Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kepauasan Kerja Guru.

Lingkungan kerja, kompensasi dan kepemimpinan kepala sekolah merupakan tiga komponen penting di dalam sebuah organisasi. Ketiga hal tersebut dapat mempengaruhi tingkat kepuasan kerja seseorang dalam melakukan pekerjaan yang dibebankan padanya. Dengan semakin baik lingkungan kerja, pemberian imbalan jasa yang layak sesuai dengan tingkat kesulitan pekerjaan yang diberikan kepada seseorang, serta kepemimpinan yang baik maka dapat mendongkrak dan meningkatkan tingkat kepuasan kerja. Selain itu, seseorang yang merasa puas dengan pekerjaannya akan semakin mempunyai komitmen yang tinggi untuk kinerja kerjanya. Sebaliknya, seseorang yang tidak merasa puas dengan pekerjaannya maka akan berpengaruh pada kinerja yang semakin menurun. Melihat pentingnya pengaruh ketiga komponen ini terhadap kepuasan kerja guru maka diduga lingkungan kerja, kompensasi dan kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh secara bersama-sama terhadap kepuasan kerja guru.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan hipotesis, yaitu: H1 :Terdapat pengaruh lingkungan kerja, kompensasi dan

kepemimpinan kepala sekolah terhadap kepuasan kerja guru. Hubungan antara variabel lingkungan kerja, kompensasi dan kepemimpinan kepala sekolah dengan kepuasan kerja guru dapat digambarkan dalam skema berikut:


(72)

Gambar 2.2 : Kerangka Pemikiran

Kepuasaan kerja (Y) Lingkungan Kerja

(X1) Kompensasi

(X2) Kepemimpinan


(73)

48 BAB III

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian korelasional. Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji pengarauh antar variabel bebas yaitu lingkungan kerja, kompensasi, dan kepemimpinan kepala sekolah dengan variabel terikat yaitu kepuasan kerja guru. Berdasarkan permasalahan yang diteliti oleh peneliti maka penelitian ini tergolong penelitian kuantitatif. B. Subjek dan Objek penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah semua guru Se-Sleman Timur, Yogyakarta.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah variabel pengaruh lingkungan kerja, kompensasi dan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kepuasan kerja guru Se-Sleman Timur, Yogyakarta.

C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian.

Tempat penelitian ini adalah SMA Se-Sleman Timur, Yogyakarta. yang mampu menghasilkan tamatan unggul dan mampu bersaing di era globalisasi yang semakin maju.

2. Waktu Penelitian


(74)

D. Populasi dan sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2012:61). Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru di SMA Sleman Timur, Yogyakarta. Empat (4) sekolah di Sleman Timur mengijinkan peneliti melakukan penelitian, dimana diantaranya dua (2) SMA Negeri dan dua (2) SMA Swasta.

2. Sampel

Peneliti tidak mengambil semua populasi untuk digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini. Berdasarkan rumus Slovin (Umar, 2005:78) jumlah sampel yang ditentukan dalam penelitian ini adalah:

Ket :

n = jumlah sampel N = jumlah populasi

e = estimasi tingkat kesalahan (5%) Maka perhitungannya:


(75)

Tabel 3.1

Jumlah tenaga pengajar (guru) SMA di Sleman Timur, Yogyakarta

Sekolah Jumlah guru

1. SMA Negeri 1 Depok 47 orang

2. SMA Negeri 1 Prambanan 37 orang

3. SMA Muhammadiyah 1 Prambanan 23 orang

4. SMA Immanuel Kalasan 18 orang

Total 125 orang

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sleman 2016/2017.

Perhitungan responden setiap sekolah:

Sekolah Jumlah

guru

Proposional Sampel

1. SMA Negeri 1 Depok 47 36

2. SMA Negeri 1 Prambanan 37 28

3. SMA Muh. 1 Prambanan 23 17

4. SMA Immanuel Kalasan 18 14

Total 125 95

3. Teknik Penarikan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah metode

Incidental Sampling. Metode Incidental Sampling adalah teknik penentuan

sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai


(1)

198

Lampiran 16: Surat Ijin Penelitian


(2)

199 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

200 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

201 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

202 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(6)

203 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


Dokumen yang terkait

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kepuasan Kerja Guru Di Smk Yadika 5

1 8 150

PENGARUH MOTIVASI KERJA, STRES KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU-GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI SE-KABUPATEN TAPANULI TENGAH.

0 2 6

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, SARANA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, SARANA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU SMP NEGERI DI POKJA 02 KECAMATAN BOYOLALI.

0 2 15

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, SARANA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU SMP NEGERI KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, SARANA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU SMP NEGERI DI POKJA 02 KECAMATAN BOYOLALI.

0 3 15

PENGARUH SISTEM KOMPENSASI TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SE-KOTA CIMAHI.

1 2 46

Pengaruh lingkungan kerja, kompensasi, dan kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap kepuasan kerja guru di Sekolah Menengah Atas se Sleman Timur

0 2 226

Hubungan supervisi kepala sekolah dengan kepuasan kerja guru sekolah menengah atas : survei guru-guru Sekolah Menengah Atas se-Kota Yogyakarta.

1 3 125

ABSTRAK PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PROFESIONALISME GURU DAN KEPUASAN KERJA GURU SMA NEGERI DI SLEMAN YOGYAKARTA.

0 1 183

Komunikasi Interpersonal Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Budaya Kerja Organisasi terhadap Motivasi Kerja Dan Dampaknya pada Kepuasan Kerja Guru Sekolah Menengah Pertama

0 0 12

Hubungan supervisi kepala sekolah dengan kepuasan kerja guru sekolah menengah atas : survei guru-guru Sekolah Menengah Atas se-Kota Yogyakarta - USD Repository

0 0 123