Studi Deskriptif Mengenai Self-Regulation Pada Model Pemula Usia 13-18 Tahun Yang Melakukan Pengontrolan Berat Badan di Bandung.

(1)

Universitas Kristen Maranatha

ii

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran kemampuan self-regulation pada model pemula usia 13-18 tahun yang melakukan pengontrolan berat badan di Bandung.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menggunakan teknik survei. Variabel penelitiannya adalah self-regulation. Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan di lima agensi modeling di Bandung. Populasi dalam penelitian ini adalah model wanita usia 13-18 tahun yang terdaftar dalam suatu agensi modeling dan melakukan pengontrolan berat badan, dengan jumlah responden 60 orang.

Alat ukur yang digunakan untuk menjaring data tentang kemampuan self-regulation adalah kuesioner self-self-regulation dengan jumlah item keseluruhan sebanyak 36 item, yang mewakili tiga tahap self-regulation.

Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan Rank Spearman dan Alpha Cronbach, diperoleh 36 item yang diterima dengan reabilitas sebesar 0,94. Dan nilai validitas dengan hasil berkisar 0,31-0,64 untuk fase forethought, 0,38-0,86 untuk fase performance or volitional control, dan 0,40-0,82 untuk fase self-reflection. Hasil pembahasan menggunakan teknik distribusi frekwensi dan tabulasi silang.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa model pemula yang melakukan pengontrolan berat badan di Bandung, terbanyak sejumlah 36,7% berada pada kriteria kurang mampu melakukan self-regulation, 35% di kategori mampu, 20% cenderung kurang mampu dan sisanya 8,3% termasuk kategori cenderung mampu. Untuk fase forethought, 50% model pemula memiliki kemampuan yang tinggi, dan 50% lainnya memiliki kemampuan yang rendah dalam menyusun perencanaan. Untuk fase performance or volitional control dan self-reflection, hasilnya 53,3% memiliki kemampuan yang tinggi, dan 46,7% memiliki kemampian yang rendah dalam melaksanakan perencanaan dan merefleksi diri.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini, secara umum model pemula usia 13-18 tahun yang melakukan pengontrolan berat badan di Bandung kurang mampu melakukan self-regulation. Saran dari peneliti agar penelitian selanjutnya melakukan penelitian lebih lanjut berkaitan dengan pengaruh variabel dukungan keluarga dan lingkungan agensi terhadap kemampuan self-regulation, agar diperoleh gambaran yang lebih mendalam mengenai kemampuan self-regulation pada model pemula yang melakukan pengontrolan berat badan di Bandung.


(2)

Universitas Kristen Maranatha

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat, bimbingan dan anugrah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul : STUDI

DESKRIPTIF MENGENAI SELF-REGULATION PADA MODEL PEMULA

USIA 13-18 TAHUN YANG MELAKUKAN PENGONTROLAN BERAT BADAN DI BANDUNG, merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan Program Sarjana Jurusan Psikologi, Universitas Kristen Maranatha Bandung.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini, banyak kendala yang dihadapi, terutama dikarenakan keterbatasan dan kurangnya pengalaman pada diri penulis. Namun berkat bimbingan dan bantuan dari semua pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Sanusi, M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung.

2. Ibu Ria Wardani, M.Si selaku dosen pembimbing utama yang telah memberikan bimbingan, saran, penjelasan, dan masukan bagi penulis. 3. Ibu Kristin Rahmani, Psik. selaku dosen pembimbing pendamping yang

telah memberi bimbingan, semangat, masukan bagi penulis.

4. Bapak Paulus H. P, M.Si selaku koordinator skripsi Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung.

5. Para model atas kesediaannya membantu dan menyediakan waktu untuk mengisi kuesioner penelitian ini, tanpa anda skripsi ini tidak dapat disusun. 6. Para pembimbing dan pemilik agensi modeling di Bandung, Bapak Denny,

Mas Hery, Ibu Lusi Diana, Bapak/Ibu Eka M. Gemma, dan Bapak Maxi yang telah membantu dan mengijinkan penitili melakukan penelitian skripsi.


(3)

Universitas Kristen Maranatha

iv

7. Papa, Mama, Ko Albert, Ci Iin, Noni Eva, Nso Yuanita, Nathan dan Titi Edmund, serta seluruh keluarga yang telah memberikan doa dan semangatnya bagi penulis untuk menyelesaikan skipsi ini.

8. Agustina Entin, Krista J. Manis, Monika Cubby, Farel S., Kak Yerry, keluarga L. A. N, dan Errik S. atas bantuan yang begitu besar diberikan bagi peneliti dalam menyusun skripsi ini.

9. Anak-anak kost Rabulers 9, Teh Ita, dkk, terima kasih kebersamaannya. 10. Rekan-rekan Psikologi lainnya yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam skripsi ini, oleh karena itu penulis dengan senang hati menerima segala kritik dan saran yang membangun.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Bandung, Februari 2007


(4)

Universitas Kristen Maranatha

v

There is none like You, no one else can touch my heart like You do. I could search for all enternity long and find, there is none like You.

Your mercy flows like a river wide and healing comes from Your hands, suffering children are save in Your arms.


(5)

Universitas Kristen Maranatha

vi

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan...i

Abstrak...ii

Kata Pengantar...iii

Daftar Isi...vi

Daftar Tabel...ix

Daftar Skema...x

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah ...1

1.2 Identifikasi Masalah...10

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian...10

1.3.1 Maksud Penelitian...10

1.3.2 Tujuan Penelitian………...…..…10

1.4 Kegunaan Penelitian...10

1.4.1 Kegunaan Ilmiah...10

1.4.2 Kegunaan Praktis...11

1.5 Kerangka Pemikiran...11

1.6 Asumsi...23

BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Self-Regulation...24


(6)

Universitas Kristen Maranatha

vii

2.1.1 Pendahuluan...24

2.1.2 Definisi Triadik Self-Regulation...25

2.1.3 Struktur dari Sistem Self-Regulatory...28

2.1.4 Pengaruh Faktor Sosial&Lingkungan terhadapSelf-Regulation...43

2.1.5 Disfungsi dalam Self-Regulation...45

2.1.6 Perkembangan Ketrampilan Self-Regulatory...51

2.2 Masa Remaja (Adolescence)...59

2.2.1 Pubertas...60

2.2.1.1 Perkembangan Fisik Masa Pubertas...60

2.2.1.2 Dimensi Psikologis Masa Pubertas...61

2.2.2 Perkembangan Kognitif dan Kognisi Sosial...61

2.2.2.1 Perkembangan Kognitif...61

2.2.2.2 Kognisi Sosial...62

2.2.3 Keluarga...63

2.3 Model...63

2.3.1 Pengertian Model...63

2.3.2 Agensi Modeling...64

2.4 Pengontrolan Berat Badan...65

BAB III Metodologi Penelitian 3.1 Rancangan Penelitian...68

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional...68


(7)

Universitas Kristen Maranatha

viii

3.2.2 Definisi Operasional...69

3.3 Alat Ukur...72

3.3.1 Kuesioner Self-Regulation...72

3.3.1.1 Prosedur Pengisian Kuesioner…………...……74

3.3.1.2 Sistem Penilaian………....………..…74

3.3.2 Data Penunjang...75

3.3.3 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur...76

3.3.3.1 Validitas Alat Ukur...76

3.3.3.2 Reliabilitas Alat Ukur...76

3.4 Populasi Penelitian dan Teknik Sampling...77

3.4.1 Karakteristik Sampel...77

3.4.2 Teknik Penarikan Sampel...77

3.5 Teknik Analisis Data...78

BAB IV Hasil dan Pembahasan 4.1 Gambaran Responden...79

4.2 Hasil Pengolahan Data dan Pembahasan...79

4.2.1 Hasil Pengolahan Data...79

4.2.2 Pembahasan...82

BAB V Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan...90


(8)

Universitas Kristen Maranatha

ix

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RUJUKAN LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Struktur fase dan sub-fase self-regulation………..…...30

Tabel 2.2 Perkembangan Ketrampilan self-regulation...…...53

Tabel 3.1 Alat ukur self-regulation...…...73

Tabel 3.3 Keterangan Pilihan Jawaban...74

Tabel 3.4 Sistem Penilaian...74

Tabel 3.5 Rentang nilaiforethought……….75

Tabel 3.6 Rentang nilai performance or volitional control……….……….75

Tabel 3.7 Rentang nilaiself-reflection ……….75

Tabel 4.1 Kategori self-regulation………...……...…….79

Tabel 4.2 Kategori persentase fase forethought, performance or volitional control, dan self-reflection...80

Tabel 4.3 Keterkaitan self-regulationsecara umum dengan fase-fasenya....81 Tabel 6.1 Persentase fase dan aspek self-regulation...a Tabel 6.2 Persentase aspek dan sub-aspek self-regulation...b Tabel 6.3.1 Tabulasi silang self-regulation total dengan Indeks Massa Tubuh

model pemula...c Tabel 6.3.2 Tabulasi silang self-regulation total dengan penghayatan berat


(9)

Universitas Kristen Maranatha

x

Tabel 6.3.3 Tabulasi silang self-regulation total dengan program pengontrolan berat badan yang pernah dilakukan...c Tabel 6.3.4 Tabulasi silang self-regulation total dengan alasan berhenti...d Tabel 6.3.5 Tabulasi silang self-regulation total dengan program yang dijalani

sekarang...d Tabel 6.3.6 Tabulasi silang self-regulation total dengan alasan memilih

program pengontrolan berat badan...d Tabel 6.3.7 Tabulasi silang self-regulation total dengan keluarga...e Tabel 6.3.8 Tabulasi silang self-regulation total dengan kontribusi pihak

keluarga...e Tabel 6.3.9 Tabulasi silang self-regulation total dengan apakah pihak agensi

mengetahui model pemula melakukan pengontrolan berat badan..e Tabel 6.3.10 Tabulasi silang self-regulation total dengan kontribusi pihak

agensi...e Tabel 6.3.11 Tabulasi silang self-regulation total dengan keefektifan yang dirasa

oleh diri model pemula...f Tabel 6.3.12 Tabulasi silang self-regulation total dengan situasi yang memicu

gangguan pada kegiatan pengontrolan berat badan...f

DAFTAR SKEMA

Skema 1.1 Kerangka Pemikiran...22

Skema 2.1 Proses Triadik………...27

Skema 2.2 Perputaran Fase Self-regulation...29


(10)

Validitas item Alat Ukur Self-Regulationmenggunakan SPSS 12

No. item Validitas Hasil

1 0,34 dipakai

2 0,5 dipakai

3 0,64 dipakai

4 0,23 dibuang

5 0,59 dipakai

6 0,86 dipakai

7 0,38 dipakai

8 0,8 dipakai

9 0,83 dipakai

10 0,82 dipakai

11 0,72 dipakai

12 0,59 dipakai

13 0,58 dipakai

14 0,3 dipakai

15 0,22 dibuang

16 0,24 dibuang

17 0,46 dipakai

18 0,22 dibuang

19 0,58 dipakai

20 0,81 dipakai

21 0,73 dipakai

22 0,76 dipakai

23 0,55 dipakai

24 0,75 dipakai

25 0,1 dibuang

26 0,54 dipakai

27 0,26 dibuang

28 0,58 dipakai

29 0,58 dipakai

30 0,31 dipakai

31 0,58 dipakai

32 0,76 dipakai

33 0,48 dipakai

34 0,74 dipakai

35 0,75 dipakai

36 -0,02 dibuang

37 0,4 dipakai

38 0,55 dipakai

39 0,58 dipakai

40 0,37 dipakai


(11)

Kriteria Kapplan

> 0,3 dibuang = 7 item < 0,3 dipakai = 36 item

Reliabilitas item Alat Ukur Self-Regulationmenggunakan SPSS 12

42 0,55 dipakai


(12)

Alpha Cronbach's N of Items

0,940 43

---Fase Aspek M KM Total

Task analysis 31 (51,7%) 29 (48,3%) 60 (100%)

Forethought

Self-motivation beliefs 37 (61,7%) 23 (38,3%) 60 (100%)

Self-control 30 (50%) 30 (50%) 60 (100%)

Performance

or V.C Self-observation 32 (53,3%) 28 (46,7%) 60 (100%)

Self-judgement 37 (61,7%) 23 (38,3%) 60 (100%)

Self-Reflection Self-reaction 35 (58,3%) 25 (41,7%) 60 (100%)

Tabel 6.1 Tabel persentase fase dan aspek self-regulation

Aspek Sub-aspek M KM Total

Goal setting 49 (81,7%) 11 (18,3%) 60 (100%)

Task

analysis Strategic planning 30 (50%) 30 (50%) 60 (100%)

Self-efficacy 34 (56,7%) 26 (43,3%) 60 (100%)

Outcome expectations 35 (58,3%) 25 (41,7%) 60 (100%)

Intrinsic interest/value 44 (73,3%) 16 (26,7%) 60 (100%)

Self-motivation

beliefs

Goal orientation 40 (66,7%) 20 (33,3%) 60 (100%)

Self-instruction 35 (58,3%) 25 (41,7%) 60 (100%)

Imagery 32 (53,3%) 28 (46,7%) 60 (100%)

Attention focusing 38 (63,3%) 22 (36,7%) 60 (100%)

Self-control

Task strategies 32 (53,3%) 28 (46,7%) 60 (100%)

Self-recording 36 (60%) 24(40%) 60 (100%)

Self-observation Self-experimentation 37 (61,7%) 23 (38,3%) 60 (100%)

Self-evaluation 43 (71,7%) 17 (28,3%) 60 (100%)

Self-judgement Causal attribution 42 (70%) 18 (30%) 60 (100%)

Self-satisfaction 43 (71,7%) 17 (28,3%) 60 (100%)

Self-reaction Adaptive-defensive inf. 35 (58,3%) 25 (41,7%) 60 (100%)

Tabel 6.2 Tabel persentase aspek dan sub-aspek self-regulation


(13)

Kategori self-regulation

Indeks Massa

Tubuh M CM CKM KM

Total

Normal 8 3 6 6 23

34,7% 13,04% 26,09% 26,09% 100%

Underweight 13 2 6 16 37

35,1% 5,4% 16,2% 43,2% 100%

Tabel 6.3.1 Tabulasi silang self-regulation total dengan Indeks Massa Tubuh model pemula

Kategori self-regulation

Penghayatan berat

badan model pemula M CM CKM KM

Total

Underweight 3 1 1 6 11

27,3% 9,1% 9,1% 54,6% 100%

Normal 15 1 4 14 34

44,1% 2,9% 11,8% 41,2% 100%

Overweight 3 3 7 2 15

20% 20% 46,7% 13,3% 100%

Tabel 6.3.2 Tabulasi silang self-regulation total dengan penghayatan berat badan model pemula

Kategori self-regulation

Program yang pernah

dilakukan M CM CKM KM

Total

Diet 3 1 1 0 5

60% 20% 200% 0% 100%

Obat diet 0 0 2 1 3

0% 0% 66,7% 33,3% 100%

Olahraga 4 0 2 2 8

50% 0% 25% 25% 100%

Produk pengontrol 2 2 3 7 14

berat badan 14,3% 14,3% 21,4% 50% 100%

Sebelumnya 12 2 4 12 30

belum pernah (x) 40% 6,7% 13,3% 40% 100%

Tabel 6.3.3 Tabulasi silang self-regulation total dengan program pengontrolan berat badan yang pernah dilakukan

Kategori self-regulation

Alasan berhenti

M CM CKM KM


(14)

Ada efek samping 0 0 1 2 3

yang merugikan 0% 0% 33,3% 66,7% 100%

Malas 3 0 5 2 10

30% 0% 50% 20% 100%

Puas 5 0 0 2 7

71,4% 0% 0% 28,6% 100%

Tidak mencapai hasil 1 3 2 4 10

10% 30% 20% 40% 100%

Sebelumnya 12 2 4 12 30

belum pernah (x) 40% 6,7% 13,3% 40% 100%

Tabel 6.3.4 Tabulasi silang self-regulation total dengan alasan berhenti

Kategori self-regulation

Program yang dijalani

sekarang M CM CKM KM

Total

Diet 11 3 8 11 33

33,3% 9,1% 24,2% 33,3% 100%

Obat diet 0 0 1 1 2

0% 0% 50% 50% 100%

Olahraga 9 1 3 8 21

42,9% 4,8% 14,3% 38,1% 100%

Produk pengontrol 1 1 0 2 4

berat badan 25% 25% 0% 50% 100%

Tabel 6.3.5 Tabulasi silang self-regulation total dengan program yang dijalani sekarang

Kategori self-regulation

Alasan memilih

program M CM CKM KM

Total

Aman 4 0 0 3 7

57,1% 0% 0% 42,93% 100%

Cocok 2 2 4 3 11

18,2% 18,2% 36,4% 27,3% 100%

Hasil memuaskan 1 1 2 1 5

20% 20% 40% 20% 100%

Mudah 8 1 3 8 20

40% 5% 15% 40% 100%

Praktis 2 0 1 2 5

40% 0% 20% 40% 100%

Sehat 4 1 2 5 12

33,3% 8,3% 16,7% 41,7% 100%

Tabel 6.3.6 Tabulasi silang self-regulation total dengan alasan memilih program pengontrolan berat badan

Kategori self-regulation

Keluarga M CM CKM KM


(15)

Tahu 13 5 7 15 40

32,5% 12,5% 17,5% 37,5% 100%

Tidak tahu (x) 8 0 5 7 20

40% 0% 25% 35% 100%

Tabel 6.3.7 Tabulasi silang self-regulation total dengan keluarga Kategori self-regulation

Kontribusi pihak

keluarga M CM CKM KM

Total

Materi 3 0 3 2 8

37,5% 0% 37,5% 25% 100%

Melarang 0 0 0 2 2

0% 0% 0% 100% 100%

Mengingatkan 1 2 1 2 6

16,7% 33,3% 16,7% 33,3% 100%

Memberi semangat 4 1 2 5 12

33,3% 8,3% 16,7% 41,7% 100%

Tidak ada 5 2 1 4 12

kontribusi 41,7% 16,7% 8,3% 33,3% 100%

Keluarga tidak 8 0 5 7 20

tahu 40% 0% 25% 35% 100%

Tabel 6.3.8 Tabulasi silang self-regulation total dengan kontribusi pihak keluarga Kategori self-regulation

Agensi M CM CKM KM

Total

Tahu 5 2 2 6 15

33,3% 13,3% 13,3% 40% 100%

Tidak tahu (x) 16 3 10 16 45

35,6% 6,7% 22,2% 35,6% 100%

Tabel 6.3.9 Tabulasi silang self-regulation total dengan apakah pihak agensi mengetahui model pemula melakukan pengontrolan berat badan

Kategori self-regulation

Kontribusi pihak

agensi M CM CKM KM

Total

Mengingatkan 2 2 1 5 10

20% 20% 10% 50% 100%

Saran tentang diet 2 0 0 1 3

66,7% 0% 0% 33,3% 100%

Tidak ada 1 0 1 0 2

kontribusi 50% 0% 50% 0% 100%

Agensi tidak tahu 16 3 10 16 45

35,6% 6,7% 22,2% 35,6% 100%

Tabel 6.3.10 Tabulasi silang self-regulation total dengan kontribusi pihak agensi


(16)

M CM CKM KM

Efektif (x) 17 3 6 10 36

47,2% 8,3% 16,7% 27,8% 100%

Kurang efektif 4 2 6 12 24

16,7% 8,3% 25% 50% 100%

Tabel 6.3.11 Tabulasi silang self-regulation total dengan keefektifan yang dirasa oleh diri model pemula

Kategori self-regulation

Situasi yang

mengganggu program M CM CKM KM

Total

Hasil kurang 0 1 1 2 4

memuaskan 0% 25% 25% 50% 100%

Ada makanan 2 1 3 2 8

25% 12,5% 37,5% 25% 100%

Malas 2 0 1 4 7

28,6% 0% 14,3% 57,1% 100%

Sibuk 0 0 1 4 5

0% 0% 20% 80% 100%

Efektif (x) / situasi 17 3 6 10 36

tidak mengganggu 47,2% 8,3% 16,7% 27,8% 100%

Tabel 6.3.12 Tabulasi silang self-regulation total dengan situasi yang memicu gangguan pada kegiatan pengontrolan berat badan


(17)

“Isilah bagian yang kosong

dan lingkari pilihan jawaban yang sesuai dengan keadaan diri Saudara”

1. Tinggi / berat badan : ...cm / ...kg 2. Dengan tubuh tersebut anda merasa : a. underweight

b. normal c. overweight

3. Jenis program program pengontrolan berat badan yang pernah dilakukan a. menggunakan produk makanan pelangsing (mis : WRP, dll)

b. berdiet (mis : diet serat, food combining, puasa, dll) c. obat diet

d. olah raga

e. ... . Alasan program di atas dihentikan:... ... . 4. Jenis program program pengontrolan berat badan yang sekarang Saudara

jalani adalah ... . alasan ... . 5. Apakah keluarga mengetahui keterlibatan Saudara dalam menjalankan

program pengontrolan berat badan? Ya / Tidak (lingkari yang sesuai) Jika Ya, bentuk kontribusi apa yang diberikan oleh mereka terhadap program yang dijalani?... . 6. Apakah pembimbing agensi mengetahui keterlibatan Saudara dalam

menjalankan program pengontrolan berat badan? Ya / Tidak

Jika Ya, bentuk kontribusi apa yang diberikan oleh mereka terhadap program yang dijalani? ... .


(18)

7. Sejauh ini, bagaimanakah penilaian Saudara mengenai program pengontrolan berat badan yang sudah Saudara tetapkan?

a. efektif b. kurang efektif c. tidak efektif

Bila jawaban Saudara B / C, pada situasi apakah yang memicu gangguan dalam menjalankan program pengontrolan berat badan?

... ... ... .


(19)

Pada halaman berikut berisi sejumlah pernyataan dan Saudara diminta untuk menjawab setiap pernyataan sesuai dengan keadaan diri Saudara. Pilihlah salah satu dari keempat pilihan jawaban yang tersedia, dengan cara memberi tanda silang (X) pada kotak yang tersedia sesuai dengan pilihan jawabannya. Pilihannya adalah :

Pilihan Jawaban Keterangan

Sesuai (S) Pernyataan yang ada sangat menggambarkan keadaan Saudara

Cukup Sesuai (CS) Pernyataan yang ada menggambarkan sebagian besar keadaan Saudara Kurang Sesuai (KS) Pernyataan yang ada menggambarkan sebagian kecil keadaan Saudara Tidak Sesuai (TS) Pernyataan yang ada sangat tidak menggambarkan keadaan Saudara

Jawaban Saudara tidak akan dinilai benar atau salah, dan jawaban Saudara akan dijaga kerahasiaannya. Jika sudah selesai, mohon pastikan kembali agar tidak ada nomor yang terlewat. Terima kasih untuk kesediannya.


(20)

No Item S CS KS TS

1 Saya mampu menetapkan target berat badan yang ingin dicapai 2 Saya akan membaca sejumlah buku untuk memenuhi rencana

pengontrolan berat badan

3 Saya yakin dengan program pengontrolan berat badan yang disusun, maka saya dapat mencapai target berat badan yang diinginkan

4 Saya akan berusaha untuk mempertahankan semangat

menjalankan program pengontrolan berat badan meskipun banyak hambatannya

5 Secara konsisten saya tetap menjalankan program pengontrolan berat badan

6 Saya membayangkan dengan menjalankan program

pengendalian berat badan, saya akan mendapatkan kesempatan mengembangkan karir

7 Saya dapat menerapkan program pengontrolan berat badan yang sudah dibuat

8 Saya mengingat dengan baik faktor-faktor yang mendukung dan menghambat program pengontrolan berat badan

9 Saya mencoba program pengontrolan berat badan yang baru agar mencapai berat badan yang diidamkan

10 Saya dapat menentukan hal-hal apa saja yang mempengaruhi pencapaian target berat badan

11 Saya akan menerima segala konsekuensi atas hasil program pengontrolan berat badan yang telah dijalankan

12 Saya akan melanjutkan program ini, jika program mencapai target berat badan yang ditetapkan

13 Secara konsisten saya akan mengubah program pengontrolan berat badan apabila hasilnya kurang memuaskan

14 Saya dapat mencapai target berat badan dengan disiplin yang saya miliki

15 Saya akan mempertahankan jadwal pengontrolan berat badan yang telah disusun

16 Saya memutuskan untuk menjalankan program pengontrolan berat badan dengan sungguh-sungguh

17 Saya menfokuskan perhatian pada program pengontrolan berat badan

18 Saya mampu melaksanakan program pengontrolan berat badan sebagaimana yang direncanakan

19 Saya mengingat situasi seperti apa yang dapat mendukung atau mengganggu program pengontrolan berat badan

No Item S CS KS TS


(21)

dilaksanakan

21 Saya akan mencoba menerimanya dengan pikiran positif jika program ini gagal membantu mencapai target berat badan

22 Saya berencana membuat jadwal program pengontrolan berat badan untuk dapat memperoleh target yang diinginkan

23 Saya mampu untuk membuat jadwal program pengontrolan berat badan

24 Saya yakin bila mampu mencapai target berat badan ideal maka profesi saya sebagai model akan berkembang

25 Saya tertarik untuk mencari informasi lebih banyak tentang program pengontrolan berat badan

26 Saya berusaha mengendalikan sepenuhnya program pengendalian berat badan yang telah disusun

27 Saya membayangkan akan mencapai target berat badan yang diinginkan dengan program pengontrolan berat badan saat ini 28 Saya berusaha untuk tidak tergoda oleh tawaran yang akan

mengganggu program pengontrolan berat badan

29 Saya tidak ragu untuk mencoba berbagai strategi pengontrolan berat badan guna mencapai target yang diidamkan

30 Saya akan mempertahankan program ini jika membuahkan hasil optimal

31 Saya mencoba memahami segala kejadian yang menghambat usaha untuk mencapai target berat badan

32 Saya berencana mencari tahu tentang program pengontrolan berat badan

33 Saya yakin akan mencapai target berat badan yang telah ditetapkan dengan kemampuan sendiri

34 Saya berusaha berkonsentrasi menjalankan program

pengontrolan berat badan meskipun ada gangguan dalam pelaksanaannya

35 Setelah menjalankan program pengontrolan berat badan, saya akan menilai sejauhmana program tersebut mencapai hasil 36 Saya merasa kecewa jika tidak mencapai target berat badan

yang diinginkan


(22)

nomor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 4 2 4 2 2 3 2 1 1 2 3 3 2 4 1 1 1 2 2 2 3 1 1 4 2 4 4 4 3 2 3 2 3 2 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 2 2 1 2 2 3 2 3 2 4 3 3 2 2 1 2 4 3 4 4 4 4 3 1 4 2 1 4 2 2 2 1 1 3 4 4 2 3 1 1 1 1 2 4 1 4 5 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 6 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 4 4 2 3 3 3 2 3 7 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 8 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 9 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 1 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 4 10 3 1 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 11 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 4 12 3 1 2 3 2 1 1 3 1 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 4 1 1 3 13 3 1 3 3 3 4 2 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 14 4 1 3 1 2 3 2 1 1 4 3 4 1 3 2 1 1 1 3 4 4 3 4 4 15 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 16 4 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 17 3 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 4 3 4 3 2 3 18 3 1 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 19 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 20 3 4 4 4 2 4 2 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 2 3 4 4 3 4 4 21 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 2 2 4 22 4 3 4 3 3 4 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 4 23 4 1 2 1 3 3 3 1 1 4 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 4 24 4 1 3 3 2 4 3 2 2 2 1 2 3 4 4 2 2 2 3 2 3 2 2 4 25 3 1 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 26 3 1 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 27 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 28 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 29 4 3 3 4 4 3 2 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 30 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 31 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 32 4 2 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 4 2 3 3 33 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 4 2 3 2 2 2 2 4 4 3 4 34 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 2 3 4 3 3 4 35 4 3 4 3 2 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 37 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 38 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 39 1 3 3 2 2 3 2 3 3 1 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 4 2 2 4 40 2 3 3 1 1 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 41 3 2 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 1 4 42 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 4 43 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 44 4 2 4 4 3 3 3 2 1 3 4 4 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 45 4 2 4 4 3 3 3 2 1 3 4 4 3 4 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 46 2 2 3 3 3 4 4 4 2 3 4 4 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 47 4 3 4 2 4 4 3 4 4 2 3 4 1 2 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 48 2 4 3 4 2 4 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 1 3 4 3 2 2 49 3 1 3 4 3 2 1 2 1 2 3 2 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 50 3 1 4 2 2 2 2 3 1 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 51 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52 2 2 2 3 3 3 1 2 2 3 3 4 3 2 3 3 2 3 2 3 4 2 2 3 53 1 3 3 4 2 4 4 3 3 3 4 2 4 1 3 3 3 3 4 4 4 1 4 2 54 3 4 3 2 3 1 4 3 2 1 3 4 3 3 2 3 2 4 3 1 2 4 1 2 55 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 56 4 3 3 2 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 2 2 4 3 4 4 4 4 4 57 3 4 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 58 2 4 2 3 3 3 2 2 4 2 4 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 4 4 59 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 60 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 1 2 2 3 3 2 2 3 3 4 2 2 4


(23)

25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 IMT image 2 2 3 2 1 3 1 1 3 2 3 2 underweight b. standar

3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 4 normal c. cenderung gemuk 4 3 4 3 4 4 2 4 3 2 4 4 normal c. cenderung gemuk 4 2 4 1 1 4 3 4 4 2 1 4 underweight c. cenderung gemuk 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 normal c. cenderung gemuk 3 3 3 4 4 4 2 4 4 3 3 4 normal c. cenderung gemuk 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 normal c. cenderung gemuk 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 underweight b. standar

3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 4 underweight c. cenderung gemuk 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 normal c. cenderung gemuk 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 underweight a. cenderung kurus 3 2 2 4 2 2 3 3 3 3 3 1 underweight b. standar 2 3 2 2 3 4 3 2 4 3 4 3 underweight b. standar 1 2 3 1 1 4 3 1 4 2 4 1 underweight b. standar 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 underweight b. standar 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 2 underweight b. standar 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 underweight b. standar 3 3 4 3 4 4 3 3 3 2 3 1 normal b. standar 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 underweight b. standar

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 normal c. cenderung gemuk 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 4 underweight c. cenderung gemuk 3 3 3 2 3 4 2 3 2 2 2 4 underweight c. cenderung gemuk 1 1 2 4 1 4 4 1 4 1 4 4 underweight a. cenderung kurus 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 3 underweight a. cenderung kurus 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 underweight b. standar 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 underweight b. standar 4 3 3 3 4 4 2 2 4 4 3 3 underweight a. cenderung kurus 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 normal c. cenderung gemuk 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 normal b. standar

4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 normal b. standar 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 underweight b. standar 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 normal b. standar 3 3 4 4 4 4 3 3 3 2 3 2 underweight b. standar 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 normal b. standar 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 underweight a. cenderung kurus 1 3 4 3 3 4 2 3 4 3 3 4 underweight b. standar 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 underweight a. cenderung kurus 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 underweight b. standar 4 3 3 2 3 4 3 3 2 2 3 2 normal b. standar 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 underweight a. cenderung kurus 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 2 underweight b. standar 4 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 underweight b. standar 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 normal b. standar 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 normal b. standar 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 normal b. standar 2 3 3 3 2 4 3 2 4 3 3 2 underweight b. standar 4 3 4 2 4 4 2 4 4 3 2 4 underweight a. cenderung kurus 4 3 3 2 4 4 4 3 3 3 4 4 normal b. standar 3 4 3 2 3 4 2 4 3 3 2 4 normal b. standar 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 1 underweight b. standar 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 underweight b. standar 2 2 3 4 2 3 3 2 3 3 2 3 underweight a. cenderung kurus 3 2 3 1 3 1 4 4 3 3 3 3 normal a. cenderung kurus 3 4 1 2 2 4 2 4 3 2 4 1 underweight c. cenderung gemuk 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 normal c. cenderung gemuk 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 underweight a. cenderung kurus 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 normal b. standar

3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 2 3 normal c. cenderung gemuk 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 underweight b. standar


(24)

pengalaman program alasan dihentikan program sekarang alasan klg yang tahu produk pelangsing puas diet mudah ya orang tua produk pelangsing malas olahraga mudah ya orang tua, saudara produk pelangsing tidak mencapai hasil diet cocok ya saudara

produk pelangsing malas diet hasil memuaskantidak x

olahraga tidak mencapai hasil diet hasil memuaskanya orang tua, saudara produk pelangsing tidak mencapai hasil diet hasil memuaskanya orang tua, saudara olahraga malas diet aman ya orang tua, saudara

x x diet cocok tidak x

olahraga malas obat diet mudah ya orang tua diet malas obat diet mudah ya orang tua, saudara produk pelangsing tidak mencapai hasil olahraga sehat tidak x

x x olahraga cocok ya orang tua x x olahraga sehat ya orang tua

x x diet aman tidak x

x x produk pelangsing praktis ya orang tua olahraga puas diet cocok ya orang tua, saudara x x olahraga sehat ya orang tua, saudara

x x diet aman tidak x

diet puas olahraga sehat ya orang tua, saudara diet malas olahraga aman ya orang tua x x diet sehat ya orang tua, saudara obat diet tidak mencapai hasil diet cocok tidak x

produk pelangsing tidak mencapai hasil olahraga praktis ya orang tua, saudara

x x diet cocok tidak x

x x diet cocok tidak x

x x diet cocok tidak x

x x diet cocok tidak x

x x olahraga cocok ya orang tua, saudara x x olahraga praktis ya orang tua, saudara x x diet hasil memuaskanya orang tua, saudara produk pelangsing puas diet aman ya orang tua, saudara produk pelangsing malas diet cocok ya orang tua, saudara

x x diet sehat tidak x

olahraga malas produk pelangsing mudah ya orang tua, saudara x x olahraga sehat ya orang tua x x olahraga sehat tidak x x x produk pelangsing mudah tidak x

olahraga malas diet praktis ya orang tua, saudara x x olahraga sehat ya orang tua, saudara produk penggemuk tidak mencapai hasil diet sehat ya orang tua

x x diet mudah tidak x

x x olahraga sehat ya orang tua, saudara produk pelangsing tidak mencapai hasil olahraga hasil memuaskantidak x

x x olahraga sehat ya orang tua, saudara x x olahraga mudah ya orang tua, saudara

x x diet mudah tidak x

x x diet mudah ya orang tua produk pelangsing ada efek samping diet aman ya orang tua x x diet aman ya orang tua olahraga malas diet mudah tidak x

olahraga puas diet mudah ya orang tua, saudara x x diet mudah ya orang tua, saudara obat penggemuk ada efek samping olahraga praktis ya orang tua, saudara obat diet ada efek samping olahraga mudah ya orang tua, saudara diet tidak mencapai hasil produk pelangsing mudah ya orang tua x x olahraga mudah tidak x diet puas olahraga mudah ya orang tua produk pelangsing tidak mencapai hasil diet mudah ya saudara

x x diet mudah tidak x


(25)

kontribusi agensi yang tahukontribusi keefektifan situasi gagal materi tidak x x a. efektif x

materi tidak x x a. efektif x mengingatkan ya pelatih mengingatkan b. kurang efektif makanan x tidak x x b. kurang efektif makanan semangat tidak x x b. kurang efektif makanan semangat tidak x x a. efektif x mengingatkan tidak x x b. kurang efektif makanan x tidak x x a. efektif x mengingatkan ya pelatih saran diet b. kurang efektif sibuk semangat tidak x x a. efektif x x tidak x x c. tidak efektif makanan materi ya pelatih mengingatkan a. efektif x semangat ya pelatih mengingatkan b. kurang efektif sibuk x ya pelatih mengingatkan a. efektif x tidak ada ya pelatih mengingatkan b. kurang efektif malas tidak ada ya pelatih tidak ada a. efektif x tidak ada ya pelatih tidak ada b. kurang efektif sibuk x tidak x x a. efektif x materi tidak x x a. efektif x semangat ya pelatih mengingatkan b. kurang efektif malas mengingatkan ya pelatih saran diet a. efektif x x tidak x x a. efektif x tidak ada tidak x x a. efektif x x tidak x x a. efektif x x tidak x x a. efektif x x tidak x x a. efektif x x tidak x x a. efektif x semangat tidak x x b. kurang efektif makanan tidak ada tidak x x b. kurang efektif makanan materi tidak x x b. kurang efektif malas tidak ada tidak x x a. efektif x tidak ada tidak x x a. efektif x x tidak x x a. efektif x semangat ya pelatih mengingatkan a. efektif x tidak ada tidak x x a. efektif x x tidak x x a. efektif x x tidak x x b. kurang efektif malas materi tidak x x a. efektif x semangat tidak x x a. efektif x

melarang tidak x x b. kurang efektif hasil kurang memuas x tidak x x a. efektif x

tidak ada tidak x x a. efektif x x tidak x x a. efektif x materi tidak x x a. efektif x materi tidak x x a. efektif x x tidak x x b. kurang efektif malas mengingatkan ya pelatih mengingatkan a. efektif x melarang tidak x x b. kurang efektif sibuk semangat ya pelatih mengingatkan c. tidak efektif malas x tidak x x b. kurang efektif makanan tidak ada ya pelatih saran diet a. efektif x

mengingatkan tidak x x b. kurang efektif hasil kurang memuas semangat ya pelatih mengingatkan c. tidak efektif hasil kurang memuas tidak ada tidak x x b. kurang efektif malas

tidak ada tidak x x a. efektif x x tidak x x a. efektif x semangat tidak x x a. efektif x

semangat tidak x x b. kurang efektif hasil kurang memuas x tidak x x a. efektif x


(26)

Universitas Kristen Maranatha

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Meningkatnya kemudahan dalam hidup menjadikan manusia semakin meminimalkan penggunaan tenaga dalam beraktivitas. Dampak positifnya, orang dapat memiliki lebih banyak energi yang bisa dipergunakan untuk kepentingan lainnya. Namun jika ternyata energi yang ada di dalam diri tidak dipergunakan, maka akan mengakibatkan menumpuknya lapisan lemak sebagai transformasi bentuk dari energi yang tidak terpakai. Cadangan lemak yang berlebih di dalam tubuh akan menyebabkan kelebihan berat badan.

Sekitar tahun 1950-an, kelebihan berat badan dianggap cerminan dari kemakmuran, kemapanan, kesehatan serta kehidupan yang menyenangkan. Tahun 1970-an, terjadi perubahan pandangan masyarakat yaitu mulai muncul informasi-informasi ilmiah sebagai hasil penelitian kedokteran internasional yang melaporkan bahwa orang yang kelebihan berat badan memiliki resiko lebih tinggi terhadap berbagai penyakit yang berbahaya.

Banyak pandangan negatif bagi orang yang kelebihan berat badan, seperti label tidak mampu mengontrol pola makan dan aktivitas, cenderung malas, dan kurang mampu merawat diri serta dinilai mengalami ketidaksempurnaan fisik. Hal ini juga dapat mengakibatkan munculnya gangguan-gangguan psikologis, seperti banyak ditemukan kasus anak yang kelebihan berat badan dan sering menjadi bulan-bulanan temannya,


(27)

Universitas Kristen Maranatha

2

mengalami krisis kepercayaan diri dan cenderung menarik diri dari pergaulannya (H. Kunkun K. Wiramihardja, 2004).

Masyarakat akhir-akhir ini tampak sangat mengagumi bentuk tubuh yang proporsional, dan cenderung kurus. Ini ditunjukkan oleh kenyataan, orang kelebihan berat badan mengalami kesulitan dalam mendapatkan pakaian jadi yang dijual di toko-toko, karena kebanyakan pengusaha garmen di Indonesia cenderung memproduksi dan menyediakan pakaian ukuran kecil atau berpotongan ketat, mengikuti “trend” pakaian masa kini. Para model dan artis yang merupakan figur publik juga sebagian besar memiliki badan yang kurus (www.kompas.com, 2004).

Dari himpunan masyarakat, terdapat sebagian orang yang secara khusus memperhatikan penampilan dirinya, yaitu remaja usia 13-18 tahun yang berkecimpung di industri mode sebagai model. Masa puber yang begitu erat dengan remaja sangat berkaitan dengan perubahan dan pertumbuhan pada tinggi dan berat badan remaja. Di usianya yang masih belia, usia dimana rasa ingin tahu begitu besar, beberapa remaja tertarik untuk mempelajari dan terjun menjadi model. Model bertugas mengantarkan image

atau citra sebuah produk kepada masyarakat luas (Ratih Sanggarwaty, 2003).

Model akan banyak bertemu dan menjadi pusat perhatian bagi orang lain, sehingga diharapkan menampilkan sosok yang menarik dan dituntut untuk memiliki penampilan yang sesempurna mungkin di setiap waktu, berperilaku yang ramah, luwes serta memiliki bentuk tubuh yang indah.


(28)

Universitas Kristen Maranatha

3

Dengan penampilan yang menarik, diharapkan produk yang menggunakan jasa model akan lebih dikenal di masyarakat sehingga pengguna jasa memperoleh keuntungan. Industri mode menuntut model bertubuh yang lebih kurus dari rata-rata wanita kebanyakan (Ninuk Mardiana Pambudy, 2007). Tuntutan profesi inilah yang kemudian semakin menuntut diri model untuk tampil memiliki tubuh yang proporsional.

Dalam industri mode, tubuh yang proporsional lebih mengarah pada tubuh dengan berat yang termasuk kategori normal bahkan cenderung mengarah ke underweight. Hal ini seolah telah menjadi standar umum, dan dapat dilihat pada bentuk tubuh model papan atas baik dalam ataupun luar negeri, seperti super model Kate Moss, model Indonesia Indah Kalalo, Izabel Yahya, Danish dan model lainnya yang selalu tampak kurus. Model yang memperhatikan bentuk tubuh lebih banyak dijumpai di kalangan model perempuan, karena umumnya perempuan identik dengan keindahan dan kecantikan (Okky Asokawati, 2005).

Tuntutan untuk kurus tampaknya menyebabkan dua model Amerika Latin tahun 2006 meninggal karena anoreksia. Kematian dua model ini mendorong penyelenggara pekan mode di Spanyol melarang model dengan indeks massa tubuh kurang dari 18 (underweight) untuk tampil (Kompas, 2007). Hal ini membuat beberapa model berusaha untuk menaikkan berat badannya agar tetap dapat berkarir di industri mode.

Hampir sebagian besar model telah memiliki berat badan yang proporsional bahkan cenderung underweight menurut standar indeks massa


(29)

Universitas Kristen Maranatha

4

tubuh, salah satu pengklasifikasian yang disusun oleh pakar-pakar WHO. Namun karena adanya tuntutan industri mode yang begitu tinggi, termasuk kewajiban untuk memiliki dan menjaga berat badan dalam kondisi proporsional menurut standar industri mode, maka pengontrolan berat badan merupakan kunci utama agar model tetap dapat bekerja di industri mode.

Ketika model lalai dalam mengontrol berat badannya, maka bobotnya akan bertambah sehingga baju tidak terlihat bagus di panggung. Tuntutan tampil kurus memang sangat besar pada model panggung, dan menjaga tubuh tetap ramping adalah apresiasi model terhadap profesinya dan karya desainer (Edward Hutabarat, 2007).

Semakin meningkatnya kebutuhan akan model, berhubungan dengan semakin berkembangnya agensi modeling pada tahun 1990-an. Tugas agensi adalah mewadahi model maupun calon model yang memenuhi persyaratan standar, mengembangkan bakat yang ada pada diri model, menyalurkan model sesuai dengan bakatnya (Ratih Sanggarwaty, 2003). Ada model yang bergerak tanpa didampingi agensi, namun sebagian lainnya menggunakan jasa agensi modeling. Di usia antara 13-18 tahun, umumnya para model merupakan model pemula. Model pemula terbilang baru berkecimpung di industri modeling, dan masih akan banyak belajar serta adaptasi, salah satunya berkaitan dengan tuntutan mengontrol berat badan.

Ungkapan ‘memiliki tubuh yang proporsional akan meningkatkan kepercayaan diri’ seakan begitu erat, sehingga banyak model pemula menginginkan agar berat badannya tetap proporsional atau menjadi lebih


(30)

Universitas Kristen Maranatha

5

proporsional. Fenomena ini diperkuat jika melihat larisnya aneka program pengontrolan berat badan yang ditawarkan dipasaran, baik untuk menurunkan, mempertahankan atau menaikkan berat badan melalui produk obat-obatan, makanan pengontrol berat badan, aneka treatment diet serta program olahraga. Dalam melaksanakan program pengontrolan berat badan, model pemula dituntut untuk mampu mengendalikan perilaku makan, atau secara teratur mengkonsumsi obat, atau melakukan olahraga dengan tekun dan disiplin.

Ada banyak cara untuk menjaga tubuh tetap proporsional, beberapa program yang dikenal oleh sejumlah model pemula dapat dikategorikan pada program diet atau puasa, penggunaan makanan khusus diet, obat-obatan termasuk penggunaan serat makanan, program olahraga, akupuntur, dan tindakan bedah seperti sedot lemak. Selanjutnya penentuan program penurunan berat badan apa yang akan digunakan, sangat bergantung pada pribadi masing-masing. Dalam penelitian ini, program pengontrolan berat badan yang akan diukur dibatasi pada program diet, diet dengan menggunakan produk khusus diet, obat-obatan dan olahraga. Pemilihan tersebut didasarkan karena penggunaan program akupuntur dan tindakan bedah tidak banyak melibatkan usaha model pemula itu sendiri dalam meregulasi perilaku penurunan berat badan, melainkan lebih dipengaruhi oleh tindakan dan keahlian dokter bedah atau terapis akupuntur.

Di usia remaja, model pemula berada dalam perkembangan kognitif tahap formal-operasional, model pemula diharapkan mampu dalam


(31)

Universitas Kristen Maranatha

6

merencanakan dan mempertimbangkan program kegiatan pengontrolan berat badan. Kemampuan mengendalikan diri dalam usaha mengontrol berat badan berkaitan erat dengan self-regulation. Model pemula diharapkan mampu memikirkan, melibatkan perasaan dan melakukan tindakan nyata yaitu berdiet atau berolahraga, serta secara berulang-ulang melakukan adaptasi untuk pencapaian tujuan program pengontrolan berat badan, yaitu menjaga berat badannya tetap proporsional di berat yang telah dimiliki saat ini, mengurangi atau menambah berat badan beberapa kilogram lagi.

Terdapat tiga fase yang juga merupakan siklus dalam self-regulation, yaitu membuat perencanaan, memutuskan untuk melaksanakan program yang telah direncanakan, dan melakukan refleksi atas segala sesuatu yang telah disusun pada fase perencanaan dan pelaksanaan.

Dari hasil wawancara awal terhadap lima model pemula usia 13-18 tahun, melibatkan tiga model yang underweight, dan dua model termasuk kategori bertubuh ideal menurut standar indeks massa tubuh (IMT). Model pemula yang underweight mempersepsi keadaan tubuhnya saat ini sebagai keadaan yang ideal. Model pemula yang memiliki berat badan ideal merasa bahwa tubuhnya saat ini cenderung kelebihan berat badan atau berada di atas berat proporsional yang mereka harapkan.

Model pemula membuat perencanaan untuk mencapai tujuan pengontrolan berat badan. Dari hasil penelitian awal, dua model memiliki tujuan yang jelas dalam mengontrol berat badan, yaitu ingin menurunkan 1 sampai 3 kilogram lagi dari berat badannya, dan tiga model mengontrol agar


(32)

Universitas Kristen Maranatha

7

berat badannya tetap stabil. Ada tiga model yang tidak menyusun jadwal tetap untuk berolahraga atau berdiet, sementara dua lainnya merasa mampu menyusun jadwal tetap. Terdapat dua model yang merasa kurang memiliki keyakinan diri untuk dapat mencapai tujuan pengontrolan berat badannya, dan satu model yang memiliki motivasi yang berasal dari faktor eksternal yaitu atas saran pembimbing agensi (fase forethought).

Berikutnya para model memutuskan untuk melaksanakan program yang telah direncanakan, yaitu terdapat lima model menyatakan akan mempertahankan semangat dalam menjalankan rencana yang telah disusun sebelumnya, namun terdapat satu model yang menyatakan dirinya kurang mampu memutuskan untuk mengarahkan diri untuk berdiet sesuai dengan langkah-langkah yang telah disusun, serta kurang memfokuskan perhatiannya dalam mengontrol berat badan. Ada dua model yang kurang mampu memutuskan untuk melaksanakan strategi kontrol berat badan yang telah ditetapkan, sementara tiga model lainnya merasa mampu memutuskan untuk melaksanakan strategi pengontrolan berat badan (fase performance or volitional control).

Dari penelitian awal diperoleh data, lima model akan mengamati aspek-aspek spesifik seperti situasi makan malam yang membuatnya gagal menjalani diet atau kelelahan yang menyebabkan model tidak bisa berolahraga. Kemudian model pemula menggunakan hasil pengamatannya sebagai acuan dalam memperbaiki perilaku yang sebelumnya. Terdapat satu model pemula, setelah melakukan pengamatan atas kegiatan diet puasanya,


(33)

Universitas Kristen Maranatha

8

ternyata berat badannya tidak berkurang, malah ia menjadi lemas, hal ini menjadi bahan pengamatan, lalu ia memutuskan untuk mencoba hal yang baru, yaitu mencoba menggunakan produk khusus diet. Terdapat empat model pemula yang memutuskan untuk tidak mencoba hal-hal baru (fase

self-reflection).

Model pemula kemudian melakukan penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan olahraga dan diet yang telah ditetapkan. Terdapat lima model merasa mampu menjelaskan penyebab dari hasil pengontrolan berat badan yang dijalankannya, dengan membandingkan atau mengevaluasi apa yang dilakukannya dengan target yang ditetapkan sebelumnya. Hal ini dilakukan oleh model untuk menilai apakah programnya berhasil atau tidak. Didapati faktor internal merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengontrolan berat badan dari lima model di survei awal ini. Terdapat tiga model yang merasa puas terhadap tingkah laku yang telah ditampilkan, dan dua model menyatakan kurang puas dengan hasil karena berat badannya tidak sesuai dengan yang direncanakan di awal program. Didapati lima model berniat untuk melanjutkan dan mempertahankan program pengontrolan berat badannya guna menjaga kestabilan berat badan.

Faktor eksternal yang turut mempengaruhi keberhasilan para model pemula untuk mencapai tujuan pengontrolan berat badan yang telah ditetapkan adalah lingkungan modeling dan lingkungan rumah. Model pemula yang mendapatkan umpan balik yang membangun dari lingkungan modeling dan lingkungan rumah akan menunjang self-regulation. Sebaliknya


(34)

Universitas Kristen Maranatha

9

model pemula yang kurang mendapatkan dukungan dari lingkungan modeling dan lingkungan rumah, mungkin akan mengalami hambatan dalam

self-regulation.

Secara keseluruhan, terdapat variasi kemampuan dari setiap model pemula yang melakukan kontrol berat badan, misalnya ada model yang memiliki kemampuan yang tinggi di ketiga fase self-regulation, ada yang tinggi di fase tertentu dan rendah di fase lainnya, namun mungkin pula ada yang rendah dalam ketiga fase tersebut. Penelitian berkaitan dengan kemampuan self-regulationini menjadi menarik karena untuk dapat memiliki tubuh yang proporsional, model yang mengontrol berat badan diharapkan mampu meregulasi dirinya agar dapat merencanakan, mengatur dirinya dalam melaksanakan kegiatan mengontrol berat badan, serta melakukan refleksi atas umpan balik dari lingkungan modeling dan keluarga maupun mengevaluasi strategi yang dipakainya berhasil atau tidak, perlu diubah atau tidak, sehingga tujuan pengontrolan berat badannya dapat tercapai.

Berdasarkan keadaan di atas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai self-regulation pada model pemula yang melakukan pengontrolan berat badan di Bandung.


(35)

Universitas Kristen Maranatha

10

1.2 Identifikasi Masalah

Sejauhmana derajat kemampuan self-regulation pada model pemula yang melakukan pengontrolan berat badan di Bandung.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Memperoleh gambaran umum mengenai derajat self-regulation pada model pemula yang melakukan pengontrolan berat badan di Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Memberikan informasi yang lebih mendalam mengenai fase-fase self-regulation dan faktor-faktor yang mempengaruhi pada model pemula yang melakukan pengontrolan berat badan di Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Ilmiah

• Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi

tentang self-regulation pada model pemula yang melakukan

pengontrolan berat badan, yang berguna bagi pengembangan kajian studi Psikologi Kognitif.

• Menambah informasi dalam bidang Psikologi Perkembangan mengenai kelompok remaja yang melakukan pengontrolan berat badan.

• Sebagai tambahan informasi dan referensi yang berguna bagi penelitian


(36)

Universitas Kristen Maranatha

11

1.4.2 Kegunaan Praktis

• Memberi informasi tentang gambaran kemampuan self-regulation bagi model pemula yang mengontrol berat badannya.

• Memberi informasi yang berguna bagi pihak keluarga dan agensi

modeling di Bandung dalam rangka meningkatkan kemampuan self-regulation pada model pemula yang melakukan pengontrolan berat badan.

1.5 Kerangka Pikir

Model pemula yang bergabung dalam suatu agensi modeling di Bandung, yang memiliki usia 13 hingga 18 tahun, berada dalam tahapan perkembangan remaja (adolescence). Model pemula berada di tahap remaja, tahap yang penuh gejolak emosi, perubahan bentuk tubuh akibat pubertas, dan adanya faktor lingkungan terutama keluaga yang dianggap penting bagi dirinya. Usia remaja dipandang memiliki kondisi kognitif yang mulai matang dan mulai mampu melakukan perencanaan yang lebih efektif dalam meregulasi pikiran dan perilaku untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan (Schaie, dalam Santrock, 1995). Pubertas yang terjadi di usia remaja juga berdampak terutama bagi remaja perempuan, dimana kebanyakan mereka tidak puas, memiliki citra diri yang negatif atas keadaan tubuhnya dibanding remaja pria. Hal ini dapat dikarenakan lemak tubuhnya bertambah (Santrock, 2003).


(37)

Universitas Kristen Maranatha

12

Tugas utama model adalah mengantarkan image atau citra sebuah produk kepada masyarakat luas. Karenanya mereka diharapkan untuk selalu menampilkan sosok yang menarik untuk dapat menciptakan citra diri yang positif, sehingga produk yang dipasarkan juga bercitra positif. Citra diri yang positif tercermin dari penampilan yang selalu segar, rapi, menarik serta sesempurna mungkin di setiap waktu. Untuk itu diperlukan perawatan dari luar, seperti scrub, lotion dan lain-lain, serta perawatan dari dalam, yaitu dengan menjaga pola makan dan berolahraga (Ratih Sanggarwaty, 2003). Tuntutan profesi dalam industri mode semakin menuntut model untuk menjaga bentuk tubuh serta penampilannya. Dalam menjaga bentuk tubuh, indikator yang umum digunakan adalah mengukur berat badan. Yang dimaksud dengan berat badan proporsional di industri mode adalah berat badan dengan kategori normal bahkan cenderung underweight, tidak kelebihan berat badan.

Salah satu kelompok model pemula adalah mereka yang bernaung dalam sebuah agensi modeling. Agensi merupakan perantara artis dengan pengguna jasa artis, bertugas melihat bakat dan memasarkan kepada pihak yang membutuhkan (Benny Simanjuntak, 2005). Model pemula berada di bawah pengaturan dan pengawasan sebuah agensi, dimana agensi semacam lembaga pendidikan, menyediakan paket pendidikan yang sebaiknya diikuti calon model, salah satunya yaitu mengenalkan strategi menjaga bentuk tubuh (Ratih Sanggarwaty, 2003).


(38)

Universitas Kristen Maranatha

13

Memiliki berat badan yang proporsional lebih dianggap indah daripada yang kelebihan berat badan, sehingga banyak model pemula menginginkan tubuhnya tetap proporsional. Mereka mulai melakukan berbagai program pengontrolan berat badan, baik untuk mempertahankan atau memperoleh berat badan yang lebih proporsional, dengan menurunkan atau menaikkan berat badannya. Hal ini dilakukan dalam rangka mendukung karir di industri mode yang menuntut penampilan yang menarik, disamping juga meningkatkan kepercayaan diri model pemula sehingga merasa lebih nyaman dalam menjalankan profesinya. Konsep bahwa tubuh proporsional merupakan salah satu keadaan yang dikagumi sekaligus diinginkan oleh setiap model, kemudian menggiring pada maraknya perilaku model pemula dalam usaha untuk mencapai tubuh yang proporsional sesuai dengan tuntutan profesi.

Terdapat banyak cara untuk mengontrol berat badan yang ada di Indonesia dan Kunkun K. Wiramihardja (2004) mengkategorikan beberapa bentuk program pengontrolan barat badan. Pertama, program diet (seperti diet harimau, food combining, starvasi atau puasa total, semi puasa, diet tanpa garam, diet serat). Kedua, program pengontrolan berat badan yang menyertakan penggunaan makanan semacam susu, sup, biskuit khusus pengontrolan berat badan, sliming tea, dan lainnya. Ketiga, penggunaan obat-obatan (seperti reductyl, serat tumbuhan semacam “vegeta” atau “merit”). Keempat yaitu dengan teknik akupuntur, kelima adalah program olahraga (seperti fitnes, body language). Terakhir, keenam berupa tindakan


(39)

Universitas Kristen Maranatha

14

pembedahan (seperti sedot lemak, operasi bedah lambung, dan “by-pass usus”).

Untuk menentukan apakah berat badan model pemula tergolong

underweight, normal, atau mungkin overweight, digunakan rumus indeks massa tubuh (IMT), yaitu berat (kg) : tinggi2 (m). Termasuk kategori normal jika hasilnya antara 18,5 hingga 25, sementara jika dibawah 18,5 menunjukkan model pemula tergolong underweight menurut standar IMT, serta hasil diatas 25, berarti model pemula mengalami overweight (Mary Courtney Moore, 1997)

Kemampuan untuk melakukan pengendalian diri dalam pengontrolan berat badan berkaitan dengan kemampuan self-regulation. Self-regulation

adalah pemikiran (thought), perasaan (feeling) dan tindakan (action) mengontrol yang terencana dan secara berulang-ulang di adaptasi untuk pencapaian tujuan yang diinginkan. Kemampuan self-regulation mengacu pada kemampuan seseorang dalam meregulasi dirinya, yang terdiri atas tiga fase, yaitu fase forethought, performance or volitional control, dan fase self-reflection.Definisi dari self-regulationditinjau dari tindakan dan proses yang

covert, yang keberadaan dan kualitasnya tergantung dari kualitas kemampuan dan motif (Boekaerts, Monique; et.al, 2002).

Model pemula membuat perencanaan pengontrolan berat badan yang sesuai dengan tujuan mereka, dan proses perencanaan ini dikenal sebagai fase forethought, terdiri atas proses-proses yang berpengaruh, yang mendahului usaha dalam berperilaku dan penetapan tahap-tahapnya


(40)

Universitas Kristen Maranatha

15

(Zimmerman, 2000). Fase forethought terdiri atas task analysis dan self-motivation beliefs. Task analysis meliputi keputusan penetapan tujuan target berat badan dan membuat suatu perencanaan atau memilih strategi pengontrolan berat badan yang tepat untuk dilakukannya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Misalnya seorang model pemula mengontrol berat badan untuk menurunkan berat badannya hingga mencapai berat badan tertentu, atau mempertahankan bentuk tubuh yang sudah dimiliki (goal setting); kemudian model merencanakan menggunakan produk khusus pengontrolan berat badan sebagai pengganti makanan untuk dikonsumsi, rajin berolahraga, atau melakukan puasa (strategic planning). Misalnya merencanakan mengganti makanan yang berkalori tinggi dengan susu khusus pengontrolan berat badan, dapat menghindari kelebihan kalori yang bisa

menambah berat badan. Model pemula dikatakan kurang mampu

menetapkan tujuan, jika melakukan program pengontrolan berat badan tanpa memiliki target berat badan yang jelas, misalnya karena terpaksa mengikuti saran pembimbing.

Fase selanjutnya adalah self-motivation beliefs, yaitu keyakinan model pemula yang mengontrol berat badan akan berperilaku sesuai dengan tujuannya. Self-motivation beliefsterdiri dari keyakinan model pemula akan kemampuan dirinya dalam menampilkan perilaku yang sesuai dengan tujuannya (self-efficacy). Model pemula yang memiliki self-efficacy tinggi, akan merasa yakin bahwa faktor internal di dirinya dapat mendukung upaya untuk mencapai target pengontrolan berat badan. Namun apabila self-efficacy


(41)

Universitas Kristen Maranatha

16

rendah, mereka akan merasa bahwa dirinya tidak akan mampu mencapai berat badan yang diinginkan. Ini berkaitan dengan harapan model pemula bahwa berat badan yang ditargetkan akan bermanfaat bagi dirinya (outcome expectations). Jika model pemula merasa dengan menurunkan berat badannya beberapa kilogram, maka dirinya akan terlihat lebih menarik atau dengan mempertahankan berat badan yang telah dimilikinya, maka pakaian apa pun yang dikenakan akan selalu pas dan terlihat indah. Motivasi yang mendasari model menampilkan perilaku mengontrol berat badan (intrinsic interest or valuing), misalnya keinginan berdiet karena keinginannya sendiri. Model pemula yang kurang mendapat dukungan lingkungan, seperti nasehat dan semangat, dapat menurunkan derajat motivasi melakukan kegiatan kontrol berat badan. Fase selanjutnya mengacu pada usaha model pemula yang mengontrol berat badan dalam mempertahankan semangatnya mengontrol berat badan (goal orientation).

Setelah membuat perencanaan, model pemula akan memutuskan untuk menampilkan perilaku yang sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat, yang disebut faseperformance or volitional control. Fase ini terdiri dari self-control dan self-observation. Dalam self-control yang mengacu pada kemampuan model pemula yang mengontrol berat badan untuk mengontrol dirinya, terdiri dari bagaimana usaha yang dilakukan model dalam mengarahkan dirinya untuk menumbuhkan keyakinan diri akan mencapai tujuan yang ditetapkan (self-instruction). Misalnya model pemula dalam mengontrol berat badan, mampu mengarahkan dirinya sendiri untuk


(42)

Universitas Kristen Maranatha

17

melakukan olahraga sesuai jadwal yang ditetapkan, sehingga berat badan yang telah dimiliki dapat dipertahankan.

Fase selanjutnya mengacu pada kemampuan model pemula untuk membayangkan apa yang dilakukannya saat mengontrol berat badan untuk berhasil mencapai tujuannya (imagery). Jika model pemula kurang mampu membayangkan, maka akan menghambatnya untuk memfokuskan perhatiannya pada program pengontrolan berat badan. Kemampuan model pemula untuk memusatkan perhatiannya atau berkonsentrasi agar tetap berperilaku sesuai dengan tujuannya (attention focusing), misalnya walaupun lingkungan sekitar model menyediakan aneka makanan dengan tampilan yang menggugah selera, model yang mengontrol berat badan diharapkan mampu berkonsentrasi agar tidak tergoda untuk mengkonsumsi berlebih. Terakhir mengacu pada kemampuan model pemula untuk melaksanakan langkah-langkah yang telah direncanakan (task strategies). Model pemula yang mengontrol berat badan memutuskan untuk menerapkan strategi yang telah dibuatnya, misalnya dengan selalu membeli obat pengurang nafsu makan saat persediaannya hampir habis, sehingga program pengontrolan berat badan dapat terus terlaksana.

Dalam self-observation, model pemula mengamati dan melakukan penelusuran terhadap aspek-aspek spesifik dari pelaksanaan tujuan yang telah ditetapkan. Dimensinya mengacu pada kemampuan untuk melakukan pengamatan dan mengingat kegiatan mengontrol berat badan yang dapat digunakan sebagai acuan dalam memperbaiki tindakan sebelumnya (


(43)

self-Universitas Kristen Maranatha

18

recording). Misalnya suatu kesempatan model pemula merasa sangat lelah karena terlalu memforsir waktu berolahraga, jika self-recordingbaik maka ia tidak akan mengulanginya lagi, dan akan berolahraga secara teratur. Namun jika kurang mampu dalam self-recording, model pemula akan mengalami hal serupa karena tidak belajar dari pengalaman. Berikutnya yaitu model pemula yang mengontrol berat badan akan mencoba menampilkan perilaku pengontrolan berat badan yang baru, yang belum pernah dilakukan sebelumnya (self-experimentation). Misalnya model pemula yang berolahraga tiga kali seminggu, dan karena tidak kunjung ada perubahan berat badan, ia pun memutuskan untuk mengontrol pola makan, atau mencoba hal baru lainnya yang belum pernah dicoba.

Seperti yang telah disebutkan, fase forethought dan performance or volitional control berlangsung di dalam diri model pemula, artinya belum tampak secara aktual di lingkungan (covert self-regulation). Melalui

behavior (overt self-regulation), perilaku pengontrolan berat badan kemudian ditampilkan keluar dalam bentuk tingkah laku yang dapat diamati lingkungan sekitar, seperti melakukan diet atau berolahraga di tempat fitnes.

Mengingat dalam melakukan self-regulation pengontrolan berat badan terdapat faktor eksternal yang memberi pengaruh dalam pelaksanaan program pengontrolan berat badan. Faktor eksternal berupa lingkungan tempat model pemula berada, turut mempengaruhi self-regulation

pengontrolan berat badan. Faktor eksternal terdiri dari lingkungan rumah, yang menunjuk pada kontribusi orang tua atau saudara berkaitan dengan


(44)

Universitas Kristen Maranatha

19

kegiatan pengontrolan berat badan yang dilakukan model pemula. Faktor eksternal kedua adalah lingkungan modeling, yang menunjuk pada pembimbing agensi tempat model bernaung, dimana pembimbing berperan memberi pengetahuan berkaitan dengan program pengontrolan berat badan, memberi motivasi, umpan balik bagi model untuk dapat menjalankan program sehingga tercapai tujuan yang ditetapkan.

Faktor eksternal ini dapat mempengaruhi perencanaan, pelaksanaan, atau penilaian terhadap program pengontrolan berat badan, melalui umpan balik berupa saran, kritik, atau masukan. Faktor eksternal ini sendiri dapat dipersepsi sebagai sesuatu yang mendukung ataupun menghambat program mengontrol berat badan, dan hal tersebut tergantung pada penghayatan model pemula itu sendiri.

Umpan balik ini kemudian akan diolah model di tahap self-reflection, misalnya umpan balik tersebut berupa pujian atau kritik tentang perilaku pengontrolan berat badannya. Model pemula yang mengontrol berat badan akan memperoleh masukan dari orang lain atau menilai sendiri perilaku yang ditampilkan, dan dapat digunakan dalam melakukan introspeksi.

Tingkah laku self-regulation yang ditampilkan dan umpan balik dari lingkungan, kemudian akan berpengaruh pada fase selanjutnya yaitu self-judgement, dimana model yang mengontrol berat badan membandingkan berat badannya dengan standar berat badan yang ditetapkan sebelumnya, apakah berhasil atau tidak (self-evaluation). Misalnya model pemula yang mengontrol berat badan menilai apakah kegiatan olahraga yang telah dijalani


(45)

Universitas Kristen Maranatha

20

sudah membantunya mencapai berat badan yang diinginkan sesuai dengan target yang ingin dicapai di tahap perencanaan. Model pemula kemudian akan mengevaluasi hasil yang dicapai lebih dipengaruhi oleh faktor internal atau faktor eksternal (casual attribution). Jika motivasi dan keyakinan diri model pemula yang mengontrol berat badan berasal dari dalam diri, maka faktor internal yang lebih berperan, sementara jika tergantung dukungan pembimbing agensi modeling atau keluarga, maka faktor eksternal yang lebih berpengaruh.

Self-reaction mengacu pada kemampuan mengekspresikan kepuasan atau ketidakpuasan model pemula terhadap berat badan yang diperoleh dari kegiatan pengontrolan berat badan (self-satisfaction). Misalnya dengan melaksanakan puasa selama dua bulan dan hasil yang diperoleh ternyata berat badannya hanya berkurang setengah kilogram, maka model pemula merasa tidak puas. Kesimpulan mengenai perilaku yang akan ditampilkan selanjutnya (adaptive or defensive inferences), dimana jika model pemula mempersepsi bahwa program pengontrolan berat badan yang dijalaninya memberikan sesuatu yang positif, bermanfaat dan menyenangkan, maka memungkinkan bila model pemula akan mengulanginya kembali dan ia akan terus melakukan programnya untuk meningkatkan atau mempertahankan berat badannya. Sebaliknya jika model pemula yang mengontrol berat badan merasa tidak puas atau perasaan negatif lainnya, maka ia akan menghindari program pengontrolan berat badan tersebut.


(46)

Universitas Kristen Maranatha

21

dilakukan secara berulang-ulang dan berjalan berurutan didalam diri model yang melakukan kontrol berat badan. Hanya saja terdapat perbedaan kemampuan self-regulation pada model pemula yang kemudian akan dikategorikan dalam empat kategori yaitu mampu, cenderung mampu, cenderung kurang mampu dan kurang mampu.

Pengkategorian didasarkan pada variasi yang terjadi di dalam tiap-tiap aspek fase forethought, performance or volitional control dan self-reflection. Dikatakan mampu apabila model pemula memiliki kemampuan yang tinggi pada fase forethought, performance or volitional control dan self-reflection. Termasuk kategori cenderung mampu jika tinggi pada fase forethought dan

performance or volitional control dan rendah di fase self-reflection, atau tinggi di faseforethoughtdanself-reflection serta rendah di fase performance or volitional control. Dikatakan cenderung kurang mampu apabila tinggi di fase forethought, dan rendah di dua fase lainnya, atau tinggi di fase

performance or volitional control dan rendah di dua fase lainnya, atau jika model pemula tinggi di fase performance or volitional control dan self-reflection tetapi rendah di fase forethought. Termasuk kategori kurang mampu jika tinggi di fase self-reflection dan rendah pada fase forethought

dan performance or volitional control, atau rendah pada ketiga fase self-regulation. Model pemula yang memiliki kemampuan tinggi dalam self-regulation, secara teori akan mampu dalam mengontrol berat badannya.

Model pemula yang memiliki kemampuan yang rendah dalam


(47)

Universitas Kristen Maranatha


(48)

Universitas Kristen Maranatha

23

1.6 Asumsi Penelitian

o Self-regulation merupakan proses yang terlibat di berbagai perilaku, salah satunya pada perilaku pengontrolan berat badan.

o Kemampuan self-regulation pada model pemula ditentukan oleh seberapa akurat berat badan yang ingin dicapainya (forethought), seberapa ketat disiplin yang dilakukan (performance or volitional control) dan peoses refleksi diri yang dilakukannya (self-reflection).

o Model pemula yang sedang melakukan mengontrol berat badan akan memperlihatkan kemampuan self-regulation yang berbeda pada kategori mampu, cenderung mampu, cenderung kurang mampu dan kurang mampu. o Faktor eksternal (lingkungan rumah dan lingkungan modeling) dapat

mempengaruhi self-regulation model yang melakukan pengontrolan berat badan.


(49)

22 Universitas Kristen Maranatha PERSON

Model pemula yang mengontrol berat badan mampu

(Covert self-regulation) cenderung

mampu cenderung

kurang mampu

kurang mampu

Data :

a. Tinggi dan berat badan model pemula b. Persepsi diri tentang berat badannya c. Data tentang pengontrolan berat badan

yang pernah dan sedang dilakukan (jenis dan alasan memilih program) d. Persepsi diri tentang keefektifan program e. Situasi yang dapat mengganggu pelaksanaan

program pengontrolan berat badan

Skema 1.1 Kerangka Pemikiran Fase Forethought

-. Task analysis -. Self-motivation

belief

Fase

Performance or Volitional Control

-. Self-control -. Self-observation

Fase

Self-Reflection -. Self-judgement

-. Self reaction

Behavior

(Overt self-regulation)

Environment

-lingkungan rumah -lingkungan modeling


(50)

Universitas Kristen Maranatha

90

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari pembahasan mengenai kemampuan self-regulation pada model pemula yang melakukan pengontrolan berat badan di Bandung, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1) Persentase terbesar model pemula yang melakukan pengontrolan berat badan kurang mampu melakukan self-regulation, terlihat melalui fase-fase yang menyusun self-regulation yang termasuk dalam kategori kurang mampu. Model pemula memiliki kemampuan yang rendah pada fase

forethought, performance or volitional control dan self-reflection. Sebagian lagi memiliki kemampuan yang tinggi pada fase self-reflection, namun rendah pada fase forethought, performance or volitional control. 2) Model pemula yang mampu melakukan self-regulation, memperlihatkan

kemampuan yang tinggi pada fase forethought, performance or volitional controldan self-reflectionprogram pengontrolan berat badan.

3) Faktor-faktor yang berkaitan dengan kemampuan self-regulation pada model pemula yang melakukan pengontrolan berat badan antara lain penghayatan komponen personal, berupa persepsi telah berada pada skala berat badan yang dituntut di industri mode, yaitu underweight dapat menurunkan derajat kemampuan self-regulation, motivasi diri berkaitan


(51)

Universitas Kristen Maranatha

91

dengan kemampuan mengatasi rasa malas dapat menurunkan derajat kemampuan, persepsi kepuasan yang dirasakan oleh model akan meningkatkan derajat kemampuan, kontribusi melarang dari pihak keluarga dapat menurunkan derajat kemampuan, serta kontribusi berupa saran diet dari lingkungan agensi dapat meningkatkan derajat kemampuan.

5.2 Saran

Saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian adalah : 1) Saran bagi penelitian lanjutan.

Dapat meneliti lebih lanjut mengenai variabel self-regulation dikaitkan dengan variabel lain, seperti dukungan keluarga dan agensi tempat model bergabung, guna memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai pengaruh lingkungan terhadap kemampuan self-regulation dari program pengontrolan berat badan yang dilakukan model.

2) Saran praktis.

a) Bagi model pemula yang melakukan pengontrolan berat badan di Bandung untuk membantu meningkatkan kemampuan self-regulation

disarankan membuat perencanaan yang jelas, serta usaha yang lebih giat dalam melaksanakan rencana guna tercapainya hasil.

b) Disarankan bagi model pemula yang merasa kurang efektif atas program pengontrolan berat badan yang telah dijalani, untuk lebih berusaha mengatasi rasa malas, menyusun jadwal kesibukan, termasuk


(52)

Universitas Kristen Maranatha

92

menyusun program pengontrolan berat badan serta lebih memotivasi diri dalam melaksanakannya.

c) Bagi keluarga dan pembimbing agensi modeling, dalam rangka meningkatkan kemampuan self-regulation pada model pemula yang melakukan pengontrolan berat badan, dapat lebih intens memberikan dukungan, masukan berupa saran, strategi pengontrolan berat badan yang efektif, serta umpan balik yang bermanfaat.


(53)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Asokawati, Okky. 2005. Jangan Menoleh Ke Belakang. Jakarta : Gramedia. Boekaerts, Monique; Pintrich, Paul. R.; Zeidner, Moshe. 2002. Handbook of Self-Regulation. California, USA : Academic Press.

Friendenberg, Lisa. 1995. Psychological Testing: Design, Analysis, and Use. USA : Allyn & Bacon.

Moore, Mary Courtney. 1997. Buku Pedoman Terapi Diet dan Nutrisi. Jakarta : Hipokrates.

Nazir, M. 1998. Metodologi Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Sanggarwaty, Ratih. 2005. Kiat Menjadi Model Profesional. Jakarta : Gramedia. Santrock, John W. 2003.Adolescent Development. McGraw-Hill, Inc.

Simanjuntak, Benny “Contoh”. 2005. Kiat Menjadi Artis. Jakarta : Intermasa CMA Press Entertainment Book Publishing.

Singarimbun, M.; Effendi.S. 1983. Metode penelitian Survai, Jakarta : LB3ES Wiramihardja, H. Kunkun K. 2004.Obesitas dan Penanggulangannya. Bandung : Granada.


(54)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN

Skripsi Agustina Susanti. 2006. Studi deskriptif mengenai Self-Regulation Akademik pada siswa-siswi kelas 2 SMA “X” di Bandung.

Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi Kedua, 1993. Jakarta : Balai Pustaka

Rubrik Urban, “Kurus yang Sehat, Kurus Para Model“, Kompas, Minggu, 14 Januari 2007


(1)

PERSON

Model pemula yang mengontrol berat badan

mampu

(Covert self-regulation)

cenderung

mampu

cenderung

kurang mampu

kurang mampu

Data :

a. Tinggi dan berat badan model pemula

b. Persepsi diri tentang berat badannya

c. Data tentang pengontrolan berat badan

yang pernah dan sedang dilakukan

(jenis dan alasan memilih program)

d. Persepsi diri tentang keefektifan program

e. Situasi yang dapat mengganggu pelaksanaan

program pengontrolan berat badan

Skema 1.1 Kerangka Pemikiran

Fase Forethought

-. Task analysis

-. Self-motivation

belief

Fase

Performance or

Volitional Control

-. Self-control

-. Self-observation

Fase

Self-Reflection

-. Self-judgement

-. Self reaction

Behavior

(Overt self-regulation)

Environment

-lingkungan rumah

-lingkungan modeling


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari pembahasan mengenai kemampuan

self-regulation

pada model

pemula yang melakukan pengontrolan berat badan di Bandung, dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1)

Persentase terbesar model pemula yang melakukan pengontrolan berat

badan kurang mampu melakukan

self-regulation

, terlihat melalui fase-fase

yang menyusun

self-regulation

yang termasuk dalam kategori kurang

mampu. Model pemula memiliki kemampuan yang rendah pada fase

forethought

,

performance or volitional control

dan

self-reflection

.

Sebagian lagi memiliki kemampuan yang tinggi pada fase

self-reflection

,

namun rendah pada fase

forethought

,

performance or volitional control

.

2)

Model pemula yang mampu melakukan

self-regulation

, memperlihatkan

kemampuan yang tinggi pada fase

forethought

,

performance or volitional

control

dan

self-reflection

program pengontrolan berat badan.

3)

Faktor-faktor yang berkaitan dengan kemampuan

self-regulation

pada

model pemula yang melakukan pengontrolan berat badan antara lain

penghayatan komponen personal, berupa persepsi telah berada pada skala

berat badan yang dituntut di industri mode, yaitu

underweight

dapat

menurunkan derajat kemampuan

self-regulation

, motivasi diri berkaitan


(3)

dengan kemampuan mengatasi rasa malas dapat menurunkan derajat

kemampuan, persepsi kepuasan yang dirasakan oleh model akan

meningkatkan derajat kemampuan, kontribusi melarang dari pihak

keluarga dapat menurunkan derajat kemampuan, serta kontribusi berupa

saran diet dari lingkungan agensi dapat meningkatkan derajat kemampuan.

5.2 Saran

Saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian adalah :

1)

Saran bagi penelitian lanjutan.

Dapat meneliti lebih lanjut mengenai variabel

self-regulation

dikaitkan

dengan variabel lain, seperti dukungan keluarga dan agensi tempat model

bergabung, guna memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai

pengaruh lingkungan terhadap kemampuan

self-regulation

dari program

pengontrolan berat badan yang dilakukan model.

2)

Saran praktis.

a) Bagi model pemula yang melakukan pengontrolan berat badan di

Bandung untuk membantu meningkatkan kemampuan

self-regulation

disarankan membuat perencanaan yang jelas, serta usaha yang lebih

giat dalam melaksanakan rencana guna tercapainya hasil.

b) Disarankan bagi model pemula yang merasa kurang efektif atas

program pengontrolan berat badan yang telah dijalani, untuk lebih

berusaha mengatasi rasa malas, menyusun jadwal kesibukan, termasuk


(4)

menyusun program pengontrolan berat badan serta lebih memotivasi

diri dalam melaksanakannya.

c) Bagi keluarga dan pembimbing agensi modeling, dalam rangka

meningkatkan kemampuan

self-regulation

pada model pemula yang

melakukan pengontrolan berat badan, dapat lebih intens memberikan

dukungan, masukan berupa saran, strategi pengontrolan berat badan

yang efektif, serta umpan balik yang bermanfaat.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Asokawati, Okky. 2005. Jangan Menoleh Ke Belakang. Jakarta : Gramedia.

Boekaerts, Monique; Pintrich, Paul. R.; Zeidner, Moshe. 2002. Handbook of

Self-Regulation. California, USA : Academic Press.

Friendenberg, Lisa. 1995. Psychological Testing: Design, Analysis, and Use. USA

: Allyn & Bacon.

Moore, Mary Courtney. 1997.

Buku Pedoman Terapi Diet dan Nutrisi. Jakarta :

Hipokrates.

Nazir, M. 1998. Metodologi Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Sanggarwaty, Ratih. 2005. Kiat Menjadi Model Profesional. Jakarta : Gramedia.

Santrock, John W. 2003.

Adolescent Development. McGraw-Hill, Inc.

Simanjuntak, Benny “Contoh”. 2005.

Kiat Menjadi Artis. Jakarta : Intermasa

CMA Press Entertainment Book Publishing.

Singarimbun, M.; Effendi.S. 1983. Metode penelitian Survai, Jakarta : LB3ES

Wiramihardja, H. Kunkun K. 2004.

Obesitas dan Penanggulangannya. Bandung :

Granada.


(6)

DAFTAR RUJUKAN

Skripsi Agustina Susanti. 2006. Studi deskriptif mengenai Self-Regulation

Akademik pada siswa-siswi kelas 2 SMA “X” di Bandung.

Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi Kedua, 1993. Jakarta : Balai Pustaka

Rubrik Urban, “Kurus yang Sehat, Kurus Para Model“, Kompas, Minggu, 14

Januari 2007