LAPORAN OBSERVASI DAN WAWANCARA SISWA

LAPORAN OBSERVASI DAN WAWANCARA SISWA
KESULITAN BELAJAR

DI SUSUN OLEH

NAMA

: MARIAH SUFINAH SEA

NIM

: 2016270

KELAS

: 1/A

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS FLORES
ENDE


2016/2017
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kemudahan kepada saya dalam penyusunan laporan ini. Sehingga laporan dapat selesai tepat
pada waktunya. Guna memenuhi tugas.
Tujuan disusunnya laporan ini yaitu untuk mengobservasi dan mewawancarai siswa
yang kesulitan dalam belajar.
Terima kasih atas perhatiannya karna sudah membaca laporan ini. Jika ada kata dan
isinya kurang berkenan dalam laporan ini saya mohon maaf.

Ende, Desember 2016

Penyusun,

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam seluruh proses pendidikan, belajar merupakan kegiatan inti. Pendidikan itu

sendiri dapat diartikan sebagai bantuan perkembangan melalui kegiatan belajar . secara
psikologis belajar dapat diartikan sebagai proses memperoleh perubahan tingkah laku (baik
dalam kognitif, afektif maupunpsikomotor) untuk memperoleh respons yang diperlukan
dalam interaksi dengan lingkungan secara efisien.
Dalam kegiatan belajar dapat timbul berbagai masalah baik bagi pelajar itu sendiri
maupun bagi pengajar. Misalnya bagaimana menciptakan kondisi yang baik agar berhasil,
memilih metode dan alat-alat sesuai dengan jenis dan situasi belajar, membuat rencana
belajar bagi siswa, menyesuaikan proses belajar dengan keunikan siswa, penilaian hasil
belajar, diagnosis kesulitan belajar, dan sebagainya. Bagi siswa sendiri, masalah-masalah
belajar yang mungkin timbul misalnya pengaturan waktu belajar, memilih cara belajar,
menggunakan buku-buku pelajaran, belajar berkelompok, mempersiapkan ujian, memilih
mata pelajaran yang cocok, dan sebagainya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana contoh penyusunan observasi siswa kesulitan belajar?
2. Bagaimana contoh penyusunan wawancara siswa kesulitan dalam belajar?
C. Tujuan
1. Mengetahui cara penyusunan observasi siswa kesulitan belajar.
2. Mengetahui cara penyusunan wawancara terhadap siswa yang kesulitan dalam belajar.

BAB II

PEMBAHASAN
1. Penyusunan Observasi
Tema

: Siswa kelas V SD yang kesulitan dalam belajar.

Tujuan

:

 Mengamati perilaku siswa kelas V SD yang kesulitan dalam belajar.
 Mengetahui perilaku siswa ketika belajar di rumah dan mengalami kesulitan dalam belajar.
Jenis Observasi

: Observasi Sistematik

Alat Observasi

: Check List


Target Person

: Siswa kelas V SD yang mengalami kesulitan dalam belajar

Waktu

: Malam hari saat sedang belajar di rumah

Tinjauan Teori
1. Pengertian Kesulitan Belajar
Ahmadi dan Supriyono (2004, h.77) menyatakan bahwa kesulitan belajar adalah
dalam keadaan dimana anak didik/siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya.
Sedangkan menurut Djamarah (2002, h.200) kesulitan belajar adalah masalah yang
mengganggu keberhasilan siswa dalam keberhasilan belajarnya. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa kesulitan belajar adalah suatu keadaan siswa yang memiliki masalah
sehingga tidak bisa belajar sebagaimana mestinya yang berdampak pada keberhasilan belajar.
2. Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Keberhasilan belajar siswa itu sendiri dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal
(yang bersumber dari dalam diri sendiri) maupun eksternal (yang bersumber dari luar atau
lingkungan).


a.

Faktor Internal
Ada berbagai faktor yang harus dipenuhinya agar belajarnya berhasil. Syarat-syarat
itu meliputi fisik dan psikis. Yang termasuk faktor fisik, diantaranya: nutrisi (gizi makanan),
kesehatan dan keberfungsian fisik (terutama panca indera). Kekurangan nutrisi dapat
mengakibatkan kelesuan, lekas mengantuk, lekas lelah, dan kurang bisa konsentrasi. Penyakit
juga dapat mempengaruhi keberhasilan belajar, apabila penyakit itu bersifat kronis atau terusmenerus dan mengganggu kenyamanan. Panca indera pun sangat berpengaruh terhadap
belajar, karena merupakan pintu gerbang masuknya informasi dari luar. Oleh karena itu,
pemeliharaan yang intensif sangat penting bagi individu. Sementara yang masuk faktor
psikis diantaranya adalah kecerdasan, motivasi, minat, sikap dan kebiasaan belajar, dan
suasana emosi. Apabila kedua faktor tersebut tidak terpenuhi atau mengalami gangguan,
maka kemungkinan besar individu akan mengalami kesulitan belajar.

Menurut W.H. Burton (Syamsu Yusuf LN dkk., 1992) factor internal yang
mengakibatkan kesulitan belajar adalah sebagai berikut.
1. Ketidakseimbangan mental atau gangguan fungsi mental: (a) kurangnya kemampuan mental
yang bersifat potensial (kecerdasan); (b) kurangnya kemampuan mental, seperti kurang
perhatian, adanya kelainan, lemah dalam berusaha, menunjukkan kegiatan yang berlawanan,

kurangnya energy untuk bekerja karena kekurangan makanan yang bergizi, kurangnya
penguasaan terhadap kebiasaan belajar dan hal-hal fundamental; (c) kesiapan diri yang
kurang matang.
2.

Gangguan fisik: (a) kurang berfungsinya organ-organ perasaan, alat-alat bicara; dan (b)
gangguan kesehatan (sakit-sakitan).

3.

Gangguan emosi: (a) merasa tidak aman; (b) kurang bisa menyesuaikan diri, baik dengan
orang, situasi, maupun kebutuhan; (c) adanya perasaan yang kompleks (tidak karuan),
perasaan takut yang berlebihan (phobi), perasaan ingin melarikan diri atau menghindar dari
masalah yang dialami; dan (d) ketidak matangan emosi.

b. Faktor Eksternal
Faktor ini meliputi aspek-aspek sosial dan nonsosial. Yang dimaksud dengan faktor
social adalah faktor manusia, baik yang hadir secara langsung (bertatap muka atau
berkomunikasi langsung), maupun kehadirannya secara tidak langsung, seperti: berupa
foto,suara (nyanyian, pembicaraan), dalam radio, TV, dan tape recorder . sedangkan yang


termasuk faktor nonsosial adalah: keadaan suhu udara (panas, dingin), waktu (pagi, siang,
malam), suasana lingkungan (sepi, bising, atau ramai), keadaan tempat ( kualitas gedung, luas
ruangan, kebersihan, ventilasi, dan kelengkapan mebeler), kelengkapan alat-alat atau fasilitas
belajar (ATK, alat peraga, buku-buku sumber, dan media komunikasi belajar lainnya). Jadi
jelas bahwa dalam kegiatan belajar ini banyak masalah-masalah yang timbul terutama yang
dirasakan oleh siswa sendiri. Sekolah mempunyai tanggung jawab yang besar dalam
membantu siswa agar mereka berhasil dalam belajar. Untuk itu hendaknya sekolah
memberikan bantuan kepada siswa dalam kegiatan belajar. Disinilah penting dan perlunya
program bimbingan dan konseling untuk membantu agar mereka berhasil dalam belajar.
Layanan bantuan yang seyogianya diberikan kepada para siswa adalah bimbingan belajar.
Bimbingan belajar ini meliputi beberapa kegiatan layanan, baik yang bersifat preventif
maupun kuratif.
Layanan yang bersifat preventif diantaranya dengan pemberian layanan informasi
sebagai berikut.
a.

Sikap dan kebiasaan belajar yang positif.

b. Cara membaca buku yang efektif.

c.

Cara membuat catatan pelajaran.

d. Cara mengikuti kegiatan belajar di dalam dan di luar sekolah.
e.

Cara belajar kelompok.

f.

Teknik menyusun laporan.
Adapun bimbingan belajar yang bersifat kuratif adalah layanan bantuan bagi para
siswa yang memiliki masalah atau kesulitan belajar. Untuk membantu mereka, maka
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut.

a.

Mengidentifikasi kasus, dengan cara (a) membandingkan nilai setiap siswa dengan nilai batas
lulus kelompok, dan (b) menerima laporan dari setiap guru atau wali kelas tentang aktivitas

belajar setiap siswa yang diduga bermasalah atau kesulitan dalam belajar.

b.

Mengidentifikasi letaknya masalah, dengan cara (a) melihat kawasan tujuan belajar mana
yang belum tercapai, dan (b) melihat ruang lingkup atau bahan ajar mana yang belum
dikuasai.

c.

Mengidentifikasi factor-faktor penyebab kesulitan belajar (diagnosis). Factor-faktor
penyebab ini dapat diklasifikasikan ke dalam dua factor, yaitu: internal (yang berasal atau
bersumber dari diri siswa itu sendiri) dan eksternal (yang bersumber dari luar atau
lingkungan).

d.

Prognosis,mengambil kesimpulan dan keputusan serta meramalkan kemungkinan
penyembuhannya.


e.

Treatment, pemberian layanan bantuan sesuai dengan prognosis yang telah dilakukan.

Rancangan Observasi:
NO.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Perilaku yang Muncul
Kelihatan kebingungan
Menonton TV
Menangis
Marah-marah sendiri
Menyendiri

Kurang konsentrasi
Selalu cemas saat belajar

Ya

Tidak









2. Penyusunan Wawancara
Tema

: Siswa kelas V SD yang kesulitan dalam belajar.

Tujuan

:

 Mengetahui alasan seorang anak kesulitan dalam belajar.
 Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan anak kesulitan dalam belajar.
Bentuk Wawancara

: Semi terstruktur

Jenis Wawancara

: Wawancara pribadi

Target Person

: Siswa kelas V SD yang mengalami kesulitan dalam belajar.

Waktunya

: Malam hari saat sedang belajar

Tinjauan Teori
1. Pengertian Kesulitan Belajar

Ahmadi dan Supriyono (2004, h.77) menyatakan bahwa kesulitan belajar adalah
dalam keadaan dimana anak didik/siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya.
Sedangkan menurut Djamarah (2002, h.200) kesulitan belajar adalah masalah yang
mengganggu keberhasilan siswa dalam keberhasilan belajarnya. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa kesulitan belajar adalah suatu keadaan siswa yang memiliki masalah
sehingga tidak bisa belajar sebagaimana mestinya yang berdampak pada keberhasilan belajar.
2. Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Keberhasilan belajar siswa itu sendiri dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal
(yang bersumber dari dalam diri sendiri) maupun eksternal (yang bersumber dari luar atau
lingkungan).
a.

Faktor Internal
Ada berbagai faktor yang harus dipenuhinya agar belajarnya berhasil. Syarat-syarat
itu meliputi fisik dan psikis. Yang termasuk faktor fisik, diantaranya: nutrisi (gizi makanan),
kesehatan dan keberfungsian fisik (terutama panca indera). Kekurangan nutrisi dapat
mengakibatkan kelesuan, lekas mengantuk, lekas lelah, dan kurang bisa konsentrasi. Penyakit
juga dapat mempengaruhi keberhasilan belajar, apabila penyakit itu bersifat kronis atau terusmenerus dan mengganggu kenyamanan. Panca indera pun sangat berpengaruh terhadap
belajar, karena merupakan pintu gerbang masuknya informasi dari luar. Oleh karena itu,
pemeliharaan yang intensif sangat penting bagi individu. Sementara yang masuk faktor
psikis diantaranya adalah kecerdasan, motivasi, minat, sikap dan kebiasaan belajar, dan
suasana emosi. Apabila kedua faktor tersebut tidak terpenuhi atau mengalami gangguan,
maka kemungkinan besar individu akan mengalami kesulitan belajar.
Menurut W.H. Burton (Syamsu Yusuf LN dkk., 1992) factor internal yang mengakibatkan
kesulitan belajar adalah sebagai berikut.

1. Ketidakseimbangan mental atau gangguan fungsi mental: (a) kurangnya kemampuan mental
yang bersifat potensial (kecerdasan); (b) kurangnya kemampuan mental, seperti kurang
perhatian, adanya kelainan, lemah dalam berusaha, menunjukkan kegiatan yang berlawanan,
kurangnya energy untuk bekerja karena kekurangan makanan yang bergizi, kurangnya
penguasaan terhadap kebiasaan belajar dan hal-hal fundamental; (c) kesiapan diri yang
kurang matang.
2.

Gangguan fisik: (a) kurang berfungsinya organ-organ perasaan, alat-alat bicara; dan (b)
gangguan kesehatan (sakit-sakitan).

3.

Gangguan emosi: (a) merasa tidak aman; (b) kurang bisa menyesuaikan diri, baik dengan
orang, situasi, maupun kebutuhan; (c) adanya perasaan yang kompleks (tidak karuan),
perasaan takut yang berlebihan (phobi), perasaan ingin melarikan diri atau menghindar dari
masalah yang dialami; dan (d) ketidak matangan emosi.

b. Faktor Eksternal
Faktor ini meliputi aspek-aspek sosial dan nonsosial. Yang dimaksud dengan faktor
social adalah faktor manusia, baik yang hadir secara langsung (bertatap muka atau
berkomunikasi langsung), maupun kehadirannya secara tidak langsung, seperti: berupa
foto,suara (nyanyian, pembicaraan), dalam radio, TV, dan tape recorder . sedangkan yang
termasuk faktor nonsosial adalah: keadaan suhu udara (panas, dingin), waktu (pagi, siang,
malam), suasana lingkungan (sepi, bising, atau ramai), keadaan tempat ( kualitas gedung, luas
ruangan, kebersihan, ventilasi, dan kelengkapan mebeler), kelengkapan alat-alat atau fasilitas
belajar (ATK, alat peraga, buku-buku sumber, dan media komunikasi belajar lainnya). Jadi
jelas bahwa dalam kegiatan belajar ini banyak masalah-masalah yang timbul terutama yang
dirasakan oleh siswa sendiri. Sekolah mempunyai tanggung jawab yang besar dalam
membantu siswa agar mereka berhasil dalam belajar. Untuk itu hendaknya sekolah
memberikan bantuan kepada siswa dalam kegiatan belajar. Disinilah penting dan perlunya
program bimbingan dan konseling untuk membantu agar mereka berhasil dalam belajar.
Layanan bantuan yang seyogianya diberikan kepada para siswa adalah bimbingan belajar.
Bimbingan belajar ini meliputi beberapa kegiatan layanan, baik yang bersifat
preventif maupun kuratif. Layanan yang bersifat preventif diantaranya dengan pemberian
layanan informasi sebagai berikut.
a.

Sikap dan kebiasaan belajar yang positif.

b. Cara membaca buku yang efektif.
c.

Cara membuat catatan pelajaran.

d. Cara mengikuti kegiatan belajar di dalam dan di luar sekolah.
e.

Cara belajar kelompok.

f.

Teknik menyusun laporan.
Adapun bimbingan belajar yang bersifat kuratif adalah layanan bantuan bagi para
siswa yang memiliki masalah atau kesulitan belajar. Untuk membantu mereka, maka
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Mengidentifikasi kasus, dengan cara (a) membandingkan nilai setiap siswa dengan nilai batas
lulus kelompok, dan (b) menerima laporan dari setiap guru atau wali kelas tentang aktivitas
belajar setiap siswa yang diduga bermasalah atau kesulitan dalam belajar.
b.

Mengidentifikasi letaknya masalah, dengan cara (a) melihat kawasan tujuan belajar mana
yang belum tercapai, dan (b) melihat ruang lingkup atau bahan ajar mana yang belum
dikuasai.

c.

Mengidentifikasi factor-faktor penyebab kesulitan belajar (diagnosis). Factor-faktor
penyebab ini dapat diklasifikasikan ke dalam dua factor, yaitu: internal (yang berasal atau
bersumber dari diri siswa itu sendiri) dan eksternal (yang bersumber dari luar atau
lingkungan).

d.

Prognosis,mengambil kesimpulan dan keputusan serta meramalkan kemungkinan
penyembuhannya.

e.

Treatment, pemberian layanan bantuan sesuai dengan prognosis yang telah dilakukan.
Daftar Pertanyaan:
Daftar pertanyaan untuk menjalin rapport:

1. Malam, dik! Sedang apa,Dik?
2. Bagaimana kabarnya hari ini, Dik?
3. Bagaimana dengan sekolah Adik hari ini?
Daftar pertanyaan inti:
1. Oh ya, Dik. Sepertinya Adik sedang mengalami kesulitan?
2. Ada yang bisa kakak bantu untuk menyelesaikan kesulitan belajar yang sedang Adik hadapi
sekarang tidak?
3. Apakah adik punya masalah dalam belajar?
4. Misalnya masalah apa kalau kakak boleh tahu?
5. Memang pelajaran yang seperti apa yang biasanya menurut Adik sulit diterima Adik?
6. Misalnya pelajaran apa?
7. Oh, berarti gurunya Adik terlalu cepat kalau menjelaskan?
8.

Selain gurunya yang terlalu cepat dalam menyampaikan materinya, terus apalagi yang
membuat adik kesulitan belajar?
Mungkin tidak kalau adik di kelas itu sering bicara sendiri sama teman di sebelah Adik?

9. Gurunya Adik tidak menegur Adik?
10. Terus apa yang Adik lakukan kalau guru Adik menegur Adik?
11. Diulangi lagi tidak bicara sama teman di sebelah adik?

12. Nanti kalau adik kesulitan terus dalam belajar adik, otomatis nilai Adik kan jelek. Kalau
dimarahi ayah bagaimana karena prestasi adik dalam belajar menurun?
Terus apa yang akan adik lakukan kalau prestasi adik menurun?

LAPORAN WAWANCARA
Nama

: Venseslaus Andrano So’o

Alamat

: JL. Patimurah

Tempat Tinggal : Paimurah

:

Umur

: 10 TAHUN

Kelas

: IV

Asal Sekolah

:

Agama

: Khatolik

No.
1.

SDN ENDE LIMA

Pertanyaan dan Jawaban
Vivin: Malam, dik! Sedang apa,Dik?

Aspek
Aspek pribadi

2.

Andre: Malam juga, Kak. Sedang belajar, Kak.
Vivin: Bagaimana kabarnya hari ini, Dik?

Aspek pribadi

3.

Andre: Alhamdulillah baik, Kak.
Vivin: Bagaimana dengan sekolah Adik hari ini?

Aspekpribadi

4.

Andre: Sekolah hari ini baik-baik saja, Kak.
Vivin: Oh ya, Dik. Sepertinya Adik sedang

Aspek pribadi

mengalami kesulitan?
5.

Andre: Ya ini, Kak.
Vivin: Ada yang

bisa

kakak

bantu

untuk

Aspek pribadi

menyelesaikan kesulitan belajar yang sedang Adik
hadapi sekarang tidak?
Andre: Ada, Kak.
6.

Vivin: Apakah adik punya masalah dalam belajar?

Aspek pribadi

7.

Andre: Iya, Kak
Vivin: Misalnya masalah apa kalau kakak boleh

Aspek pribadi

tahu?
Andre: Tidak bisa mengerjakan PR.

8.

Vivin: Memang pelajaran yang seperti apa yang

Aspek pribadi

biasanya menurut Adik sulit diterima Adik?
Andre: Pelajaran yang hitung-hitungan.
9.

Vivin: Misalnya pelajaran apa?

Aspek pribadi

Andre: Matematika itu, Kak. Sulit sekali.
10.

Vivin: Oh, berarti gurunya Adik terlalu cepat kalau

Aspek pribadi

menjelaskan materinya?
11.

Andre: Iya, Kak.
Vivin: Selain gurunya yang terlalu cepat dalam

Aspek pribadi

menyampaikan materinya, terus apalagi yang
membuat adik kesulitan belajar?
Mungkin tidak kalau adik di kelas itu sering bicara
sendiri sama teman di sebelah Adik?
Andre: Susah sekali kalau mau berkonsentrasi.
Biasanya saya memang bicara sendiri dengan teman
12.

di sebelah saya.
Vivin: Gurunya Adik tidak menegur Adik?

Aspek pribadi

Andre: Selalu menegur, Kak.
13.

Vivin: Terus apa yang Adik lakukan kalau guru Adik
menegur Adik?
Andre: ketika ditegur diam, terus mendengarkan

14.

guru.
Vivin: Diulangi lagi tidak bicara sama teman di
sebelah adik?
Andre: Diulang lagi kalau gurunya tidak melihat
saya, Kak.

BAB III
ANALISA KASUS

Aspek pribadi

Kesulitan belajar dapat meyebabkan anak didik susah untuk bergaul dan beradaptasi
dengan teman dan Lingkungannya. Sehingga anak didik hadir secara lansung
bertatap muka dan berkomunikasi lansung maupun kehadiran secara tidak lansung
seperti foto atau suara tv

DESKRIPSI JADWAL
Senin tgl 12- 11-2016
Bahwa anak didik tersebut belum bisa mengerjakan tugas matematika
Slelasa tgl 15-11-2016
Saya membantu untuk menjelaskan materi tersebut kepada peserta didik. Yang saya
jelaskan kepada peserta didik tersebut mengenai pengfaktoran dan bilangan bulat.
Sehingga anak didik tersebut mampu memahami materi yang di jelaskan.

TINDAKAN
Tindakan yang saya lakukan terhadap anak didik tersebut, ketika anak tersebut tidak
mampu menyelesaikan tugasnya yang di berikan oleh gurunya maka saya harus
mampu mendetailkan atau menjelaskan tugas itu tersebut, sehingga anak bisa
mengerjakannya dengan baik.

BAB IV
KESIMPULAN
Kesulitan belajar adalah suatu keadan siswa yang memiliki masalah sehinga tidak
bisa belajar sebagaimana mestinya yang berdampak pada keberhasilan belajar. Dan

keberhasilan belajar siswa itu sendiri dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal
(yang bersumber dari dalam diri sendiri) maupun eksternal (yang bersumber dari luar
atau lingkungan).

SARAN
Saran saya terhadap anak tersebut harus banyak belajar membaca dan berhitung
sehingga materi apa saja yg di berikan oleh guru tersebut bisa dan mampu
mengerjakan dengan benar.

DAFTAR PUSTAKA
Djamrah, SB. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Widiharto, Chr Argo. 2009. Psikologi Belajar. Semarang : FKIP PGRI
SEMARANG.

Yusuf, Syamsu dan juntika Nurihsan. 2008. Landasan bimbingan dan Konseling.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.