INFORUM. Media Komunikasi Komunitas Peru

Materi Lebih Berimbang

Saya menyambut gembira terbitnya kembali majalah Inforum. Mudah­mudahan terbit secara rutin. Namun demikian saya mempunyai sedikit kritik terhadap isi Inforum. Bukan kualitas materinya tapi komposisi mate­ rinya. Majalah Inforum lebih banyak mengulas mengenai usaha pemenuhan dan pembangunan perumahan yang dilakukan oleh pemerintah. Jarang terdapat tulisan yang menunjukkan usaha pembangunan perumahan secara swadaya yang dilakukan oleh masyarakat. Padahal, seb­ agaimana kita ketahui bersama, pembangunan peruma­ han di Indonesia sebagian besar dilakukan oleh masyara­ kat. Semoga ke depannya, Inforum dapat lebih seimbang dalam memberikan pemberitaan.

Dian Nurmalitasari ­ Semarang Yth. Saudari Dian Nurmalitasari, Terima kasih banyak atas kritik dan masukannya. Memang, be­

berapa praktek terbaik tentang pembangunan perumahan di Indo­ nesia justru dilakukan oleh masyarakat secara swadaya. Semoga dalam waktu dekat tulisan terkait dapat muncul di Inforum.

Distribusi Majalah

Merupakan usaha yang baik dari pemerintah untuk me­ nyosialisasikan aneka kebijakan dan praktek perumahan seperti yang telah dilakukan oleh Majalah Inforum. Ada­ nya sosialisasi dalam bentuk majalah ini lebih memper­ mudah khalayak luas dalam memahami isu perumahan. Sayangnya, majalah Inforum ini agak sulit diperoleh. Saya me nemukan keberadaan majalah ini karena kebetulan sedang berkunjung ke Kementerian Perumahan Rakyat. Apakah tidak sebaiknya distribusi majalah ini lebih luas lagi jangkauannya. Apakah juga didistribusikan ke per­ pustakaan daerah, perguruan tinggi, bahkan dikirim ke masing­masing instansi terkait di daerah. Bagaimana kira­ kira masyarakat luas dapat mengakses majalah Inforum?

Erika Siburian – Medan Yth. Sdri Erika, Terima kasih banyak atas apresiasi yang diberikan kepada Info­

rum. Untuk distribusi majalah Inforum, dalam waktu dekat kita akan mulai mendistribusikan ke instansi terkait sebagaaimana yang anda usulkan. Untuk memudahkan, Inforum juga bisa diak­ ses melalui situs yang beralamat di http://www.kemenpera.go.id

Hak Asasi Manusia

Pada penerbitan sebelumnya, saya membaca tentang perumahan adalah hak asasi manusia. Hal ini disebutkan secara eksplisit dalam UUD 1945. Selain itu hak atas rumah juga muncul di berbagai deklarasi internasional seperti Deklarasi HAM PB, Agenda 21, maupun Agenda Habitat. Meski demikian, amanat ini sepertinya belum benar­benar dipenuhi di Indonesia.

Kita masih melihat bahwa banyak masyarakat tidak bisa memiliki rumah, dan terpaksa tinggal di hunian yang tidak layak. Di perkotaan, mereka menghuni daerah kumuh dan kerap menghadapi ancaman penggusuran de­ ngan dalih ketertiban dan keindahan. Padahal, tidak bisa dipungkiri bahwa mereka berperan penting membentuk kota yang dinamis baik secara ekonomi maupun budaya dan tidak semestinya diabaikan oleh pemerintah.

Semoga Kementerian Perumahan Rakyat dapat mem­ berikan perhatian lebih pada isu ini dan menjalankan kebijakan yang pro people, pro poor.

Andi – Jakarta Timur

Kebanyakan Istilah

Sebagai masyarakat kebanyakan, saya seringkali bingung dengan berbagai istilah yang digunakan pemerintah terkait perumahan. Contohnya adalah istilah RSS atau rumah sederhana sehat yang semakin ke sini sepertinya sering berganti istilah. Kalau tidak salah kini ada istilah RSH dan rumah sehat tapak. Ditambah juga, kini juga ada istilah rusunawa dan rusunami.

Saya harap, Kementerian Perumahan Rakyat sebagai kementerian terkait dapat lebih konsisten dalam penggu­ naan istilah agar tidak membingungkan masyarakat dan memberikan sosialisasi seluas­luasnya kepada masyarakat. Ada baiknya Inforum ikut menyosialisasikannya.

Irfan – Bogor Yth. Sdr. Irfan Terima kasih sarannya. Segera kami akan upayakan agar istilah

perumahan tersebut dapat kami sosialisasikan.

Dari Redaksi

Wawancara Khusus Ir. Sri Hartoyo, Dipl. SE. ME.

Tahun 2014, Pembangunan

Surat Pembaca

Perumahan akan Lebih Mudah

Daftar Isi

Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumah­ an (FLPP) adalah program penyediaan

Laporan Utama

sumber pendanaan perumahan di Indonesia yang menjadi salah satu tero- bosan Kementerian Perumahan Rakyat.

Wawancara Khusus

Kehadirannya mengundang banyaak tang- gapan baik bersifat pro maupun kontra.

Wacana

Ditengah kesibukannya, Ir. Sri Hartoyo, Dipl. SE. ME. – Staf Ahli Menteri Negara

Liputan Utama

Perumahan Rakyat Bidang Ekonomi dan Keuangan, meluangkan waktunya kepada Inforum untuk menjelaskan FLPP.

Liputan

24 Intermezzo

Pengelolaan Pengetahuan 36 Fakta

42 Praktek Unggulan

Laporan Utama

Galeri Foto

Reformasi Pembiayaan

Perumahan melalui 47 Fasilitas Likuiditas

Pengelolaan Pengetahuan:

Agenda

Upaya Meningkatkan Kinerja mela- lui Pemanfaatan Data dan Informasi

Fasilitas Likuditas merupakan terobosan dalam pengembangan

Proses pengolahan sebuah data

pembiayaan perumahan jangka

menjadi sebuah informasi sangat-

panjang. Fasilitas Likuditas Pem-

lah menentukan keberhasilan dari

biayaan Perumahan diharapkan

sebuah tujuan, sedangkan pengelo-

mampu meningkatkan daya beli

laan pengetahuan yang tepat dapat

masyarakat terhadap rumah ting-

membantu individu maupun kelom-

gal baik untuk Rumah Sejahtera

pok untuk meningkatkan efektifi-

Tapak maupun Rumah Sejahtera

tas waktu dan pekerjaan melalui

Susun.

berbagi wawasan dan pengalaman.

Konperensi Tingkat Menteri Asia Pasifik tentang Perumahan dan Pembangunan Perkotaan ke 3

Konperensi Tingkat Menteri

Liputan

18 Asia Pasifik tentang Peru- mahan dan Pembangunan

Kemenpera Raih

Perkotaan ke 3 dengan tema

Opini WTP BPK

“Pemberdayaan Masyarakat untuk Mendukung Urbanisasi

Kementerian Perumahan Rakyat (Ke-

Berkelanjutan” (Empowering

menpera) kembali memperoleh opini

Communities for Sustainable

Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari

Urbanization) di Solo, Jawa

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas

Tengah.

laporan keuangan tahun anggaran 2009.

Edisi 2 Tahun 2010

Intermezzo

Rumah Ramah Lingkungan Isu tentang lingkungan tidak hanya

marak di kalangan aktivis lingkungan saja, bahkan kini isu lingkungan telah juga masuk ke dunia properti dan kon- struksi. Lantas bagaimanakah memba­

Agenda

ngun rumah ramah lingkungan?

Hari Perumahan Nasional Menuju Perumahan yang Mapan dan Berkelanjutan

40 Hari Perumahan Nasional (Haper-

36 nas) merupakan saat untuk

meningkatkan kesadaran nasional bahwa perumahan adalah kebu- tuhan dasar manusia yang men- jadi tanggung jawab bersama. Hapernas yang diperingati oleh pemangku kepentingan bidang perumahan dan permukiman se­

Info Situs

tiap 25 Agustus ini juga bertujuan

Housing Finance Network (HOFINET)

untuk mendorong pemenuhan

adalah sebuah situs yang dibuat

pencapaian kebutuhan peru­

Info Buku mahan dan permukiman. berdasarkan jejaring yang ada dan

Istilah Condominium mulai dikenal

juga pengalaman­pengalaman praktek

secara luas sejak berlaku nya Un-

unggulan di beberapa negara. Hofi-

dang Undang Nomor 16 Tahun 1985

net didirikan pada 18 Agustus 2009

tentang Rumah Susun (“UURS”).

dan dikelola oleh Wharton School,

Agenda

Materi UURS tersebut mengandung

University of Pennsylvania, Philadel-

unsur - unsur hukum publik dan hukum

phia. Hofinet sendiri memiliki sistem

perdata yang termasuk di dalamnya

jeja ring yang sudah sangat luas di

aspek hukum ekonomi.

berbagai belahan dunia.

42 Fakta 43

Hari Lingkungan

Praktek Unggulan

Hidup Sedunia

Pekalongan Menuju Kota

Hari Lingkungan Hidup Dunia

Bebas Rumah Kumuh

(World Envi ronment Day/WED) selalu diperingati setiap tahunnya

Pekalongan memulai sebuah program

pada tanggal 5 Juni. Cikal bakal

peringatan ini berawal dari kon- rum kali ini masing­masing memiliki

3 buah fakta yang disajikan Info-

yang bertujuan untuk meningkatkan

ferensi tentang lingkun gan hidup keunik an tersendiri, pertama pemba-

kualitas lingkungan untuk kehidupan

di Stockholm, Swedia (Stockholm hasan mengenai arah rumah di Jawa,

masyarakat Kota Pekalongan yang baik

Conference on the Human Envi- kedua mengenai perbandingan harga

serta meningkatkan kesejahteraan

ronment) yang diselenggarakan properti di negara­negara ASEAN dan

penduduk miskin Kota Peka longan

oleh PBB pada tanggal 5 - 16 Juni ketiga rumah yang konon menjadi

bernama Pekalongan Bebas Rumah

Kumuh dengan target penca paian

termahal di dunia.

pada tahun 2010.

Laporan Utama

Reformasi Pembiayaan Perumahan melalui

Fasilitas Likuiditas

patkan kredit pemilikan rumah jangka waktu yang panjang akan di­ rumah adalah masalah keterjang­ (KPR). Rezim tingkat suku bunga bebani oleh kewajiban untuk mem­ kauan. Kemampuan atau daya beli P tinggi di sebabkan karena adanya keti­ bayar angsuran KPR yang besar. Hal sebagian besar masyarakat Indone­ daksesuaian (mismatch) antara masa tersebut diperberat oleh jenis suku sia masih sa ngat terbatas. Sedangkan

ermasalahan mendasar yang dihadapi oleh masyarakat pada nasabah sementara pembiayaan KPR bagi masyarakat khusus­ saat mereka mengakses sumber­sum­ pengembalian dalam jangka pan­ nya masyarakat berpeng­ ber pembiayaan perumahan melalui jang. Kondisi tersebut tentunya akan hasilan rendah untuk

lembaga perbankan untuk menda­ memberatkan debitur, karena selama memiliki atau membeli

tenor (jatuh tampo red.) pinjaman den­ bunga mengambang ( floating) yang harga lahan dan harga bahan bangun­

secara langsung berpe ngaruh kepada an semakin lama semakin meningkat.

gan tenor pendana an Bank.

ting kat suku bunga KPR yang terus Disamping itu, keterbatasan dana

bergerak sepanjang masa pinjaman Anggaran Pendapatan dan Belanja

dan tentunya memberikan ketidak­ Negara (APBN) yang dialokasikan

Masih

pastian kepada de bitur atas besaran untuk pembiayaan perumah an belum

tingginya tingkat

angsuran KPR yang harus dibayar seimbang dengan besarnya kebutuh­

suku bunga kredit setiap bulannya.

menjadi salah satu

an. Di sisi lain, kebijakan bantuan

Untuk mengatasi permasalahan pembiayaan (subsidi) perumahan

kendala.

tersebut, Pemerintah, melalui Ke­ yang selama ini diterapkan sifatnya menterian Perumahan Rakyat, pada tidak bergulir. Oleh karena itu, kede­ tahun 2010 ini telah melakukan re­ pannya diperlukan upaya dan inisiatif

formasi kebijakan bantuan pembiay­ lain agar dana APBN yang terbatas dari sumber jangka pendek dengan aan perumahan yaitu dari pemberian dapat lebih dioptimalkan untuk ke­ tingkat bunga tinggi sementara pem­ subsidi perumahan menjadi pembe­ perluan pembiayaan perumahan. biayaan perumahan bersifat jangka rian Fasilitas Likuiditas (FL). Fasili­

Sumber dana bank berasal

Masih tingginya tingkat suku bunga panjang. Sederhana nya, sumber dana tas Likuiditas merupakan terobos an kredit menjadi salah satu kendala

bank setiap saat dapat ditarik oleh dalam pengembangan pembiayaan

Edisi 2 Tahun 2010

perumah an jangka panjang. Untuk mendukung kebijakan baru tersebut peme rintah akan menyediakan dana murah yang bersumber dari APBN yang pe ngelolaannya akan dilakukan oleh Special Purpose Vehicle (SPV), yai­ tu suatu unit yang diberi tugas khusus menangani Fasilitas Likuiditas. Dana dari APBN tersebut akan digabung dengan dana yang bersumber dari perbankan atau sumber lainnya den­ gan menggunakan metode Blended Financing. Dana pemerintah yang berbunga rendah digabung dengan dana bank pelaksana yang berbunga relatif lebih tinggi. De ngan metode tersebut, tingkat suku bunga KPR Sejahtera diharapkan dapat diturunk­

an dan dipertahankan 1 (satu) digit sepanjang masa tenor pinjaman.

Sesuai dengan pengelolaan keuangan negara, alokasi dana FL masuk dalam pos pembiayaan. Dana tersebut akan dapat dimanfaatkan kembali untuk penerbitan KPR Sejahtera pada tahap selanjutnya. Hal ini sangat berbeda

de ngan pola lama yang dana ban­ tuan pembiayaan perumahan masuk dalam pos belanja subsidi, sehingga dana subsidi tersebut tidak dapat di­ manfaatkan kembali setelah dilakukan pembayaran subsidi atas KPR yang diterbitkan. Ke depan sumber dana FL diharapkan tidak hanya ber asal dari APBN semata tetapi juga dapat memanfaatkan sumber­sumber dana jangka panjang lainnya se perti Ba­ pertarum, dana YKPP, ASABRI, Jam­ sostek, Hibah/Bantuan luar nege ri atau dana­dana lain yang sah.

Penerima Manfaat

Masyarakat penerima manfaat FL adalah Masyarakat Berpenghasilan Menengah Bawah dan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBM dan MBR) yaitu mereka yang mempunyai penghasilan maksimum Rp.4,5 juta/ bulan untuk MBM dan penghasilan maksimum Rp.2,5 juta/bulan untuk MBR. Masyarakat penerima manfaat juga diwajibkan memiliki Nomor Po­ kok Wajib Pajak (NPWP) dan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) Pajak Penghasilan (PPh) orang pribadi se­ suai dengan undang­undang perpa­ jakan yang berlaku.

Maksimum KPR

Kebijakan FL tidak mengatur harga rumah, namun mengatur maksimum KPR. Menurut hasil simulasi yang te­ lah dilakukan oleh Kementerian Peru­ mahan Rakyat, bantuan pembiayaan melalui FL dapat memfasilitasi MBR untuk mengangsur KPR Sejahtera Tapak (landed house) sampai dengan maksimum KPR sebesar Rp.80 juta. Sedangkan untuk kepemilikan rumah susun (sarusun) dimungkinkan untuk memfasilitasi MBM sampai dengan maksimum KPR Sejahtera Susun se­ besar Rp.135 juta.

Dalam upaya menciptakan keadilan bagi penerima manfaat, Pemerintah telah mengatur hal tersebut mela­ lui penetapan tingkat suku bunga KPR Sejahtera. Semakin tinggi ke­ mampuan KPR yang dapat diakses oleh masyarakat, maka pengenaan tingkat suku bunga akan semakin besar. Sebagai ilustrasi apabila se­ seorang (MBR) akan membeli Ru­ mah Sejahtera Tapak dengan KPR sebesar Rp.50 juta, maka dia akan dikenakan bunga sebesar 8,15%. Se­ dangkan apabila orang lain yang juga MBR akan membeli Rumah Sejahte­ ra Tapak dengan KPR sebesar Rp.80 juta, maka dia akan dikenakan bunga sebesar 8,5%.

Ke depan sumber dana FL diharapkan

tidak hanya ber asal dari

APBN.

Sumber foto: Istimewa

Sumber foto: Istimewa

Laporan Utama

Perbandingan Fasilitas Likuiditas

Lembaga Pengelola

mahan ditetapkan sebagai Satuan

dengan Skim Lama (Subsidi)

Kerja Instansi Pemerintah yang me­ Tujuan pemberian FL adalah mem­ Operasionalisasi fasilitas likuiditas

Fasilitas Likuiditas

nerapkan Pengelolaan Keuangan berikan bunga kredit yang terjangkau

Badan Layanan Umum secara penuh. dan tetap sepanjang masa pinjaman

memerlukan lembaga khusus (special

purpose vehicle/SPV), dengan pertim­ Pemindahan dana APBN dari reke­ (single digit dan fixed rate mortgage) bagi

bangan karakteristik dana dan kegiat­ ning Kas negara untuk dikelola oleh MBM dan MBR. Sedangkan sub­ an yang dikelola. Untuk ke perluan

BLU Pusat Pembiayaan Perumah­ sidi yang selama ini diberikan oleh

an diatur melalui Peraturan Men­ Pemerintah umumnya berupa sub­ Rakyat meng usulkan kepada Kemen­ teri Keuangan (PMK) Nomor 130/ sidi selisih bunga, artinya Pemerintah

tersebut, Kementerian Perumahan

terian Keuangan agar Pusat Pembi­ PMK.05/2010 tentang Tata Cara hanya menanggung sebagian ang­ ayaan Perumahan dapat me nerapkan

Penyediaan, Pencairan, dan Pertang­ suran bunga KPR dengan masa sub­ Pola Pengelolaan Keuangan Badan

gungjawaban Dana Fasilitas Likuidi­ sidi untuk beberapa tahun dan tidak

tas Pembiayaan Perumahan. Prinsip­ sepanjang masa pinjaman. Sebagai

Layanan Umum (BLU). Melalui

Keputusan Menteri Keuangan No­ prinsip good go vernance akan menjadi contoh debitur KPR Bersubsidi yang

dasar dalam pelaksanaan pengelolaan penghasilannya masuk dalam katago­ Juli 2010, Pusat Pembiayaan Peru­ dan pemanfaatan dana FL. ri I yaitu debitur dengan penghasil­

mor 290/KMK.05/2010 tanggal 15

an antara Rp.1,7 juta sampai Rp.2,5 Tabel 1

juta/bulan, hanya menikmati ang­ SKIM FASILITAS LIKUIDITAS suran yang disubsidi selama 6 tahun

SKIM SUBSIDI

Masa Subsidi Terbatas, jangka waktu tertentu

Sepanjang masa pinjaman

pertama sedangkan angsuran setelah

Suku Bunga

Bunga bersubsidi dalam jangka waktu Bunga yang ditetapkan satu digit sepanjang masa

masa subsidi selesai akan mengi­

tertentu dan dilanjutkan bunga ko­

pinjaman (fixed rate)

kuti atau berfluktuasi sesuai dengan mersial (bank yang bersangkutan) tingkat suku bunga yang berlaku

Angsuran

Angsuran selama masa subsidi < 1/3

Angsuran selama masa pinjaman = 1/3 penghasilan

penghasilan, dan selanjutnya cen­

pada Bank tersebut.

derung > 1/3 penghasilan tergantung

Perbandingan antara fasilitas likuidi­

bunga komersial

tas dengan skim subsidi dapat dilihat

Dana APBN Belanja Subsidi merupakan dana

Belanja FL dalam pos pembiayaan investasi sehingga

pada tabel di samping ini yang ber­

habis (tidak kembali)

bukan dana habis dan merupakan revolving fund

dasarkan antara lain besaran ang­

Alokasi APBN Terus menerus

Setelah beberapa periode tertentu semakin

suran, suku bunga, dan manfaat yang berkurang dan terus mengecil sampai akhirnya tidak

perlu ada alokasi atau ketika Tabungan Perumahan

diterima oleh masyarakat.

Nasional sudah melembaga

Tabel 1: Perbandingan antara Skim

Suber Dana

APBN

APBN+sumber dana lain

Subsidi Pola Lama dengan Skim

Penggunaan Hanya untuk sisi permintaan (KPR

Untuk sisi permintaan (KPR) dengan tingkat suku

Fasilitas Likuiditas

Bersubsidi)

bunga terjangkau (satu digit) dengan tenor sampai

15 tahun Untuk sisi pasokan (Kredit Kontruksi) dengan tingkat

bunga terjangkau (satu digit) dengan tenor sampai dengan 24 bulan

KPR dengan Skim Subsidi KPR dengan Skim FLPP

Edisi 2 Tahun 2010

Mekanisme Penge lolaan Fasilitas Likuiditas.

Pelan Tapi Pasti

DANA JANGKA PANJANG

PENGEMBALIAN REPAYMENT

Fasilitas likuiditas merupakan kebijakan Peme­ rintah yang mengintervensi pokok pinjaman KPR

INVESTOR TABUNGAN:

DANA

Sejahtera de ngan tujuan untuk memberikan suku

INSTITUSIONAL - TAPERUM-PNS

PIHAK

- JAMSOSTEK - TWP-TNI/POLRI

KETIGA

SISI PASOKAN bunga KPR yang terjangkau bagi MBM dan MBR.

- DANA PENSIUN - YKPP - PERUSAHAAN

KREDIT

Suku bunga terjangkau ini diperoleh karena sum­

ber dana FL berasal dari dana APBN yang ma­ suk dalam pos pembiayaan dan bersifat jangka

panjang. Berbeda dengan pola subsidi sebelum­

BANK

APBN – FL PK-BLU

PELAKSANA

nya, intervensi peme rintah dilakukan atas bunga

[POS PEMBIAYAAN]

PPP

pin jaman KPR dan dalam masa subsidi tertentu. De ngan dana APBN yang sama dan dalam satu

tahun anggaran, kebijakan Fasilitas Likuiditas akan PERMINTAAN memfasilitasi unit KPR yang lebih sedikit diban­

SISI

KPR

dingkan dengan skim subsidi sebelumnya meng­ ingat perbedaan intervensi Peme rintah yang di­ lakukan. Namun demikian, dalam jangka panjang,

PENGEMBALIAN REPAYMENT

PENGEMBALIAN REPAYMENT

kebijakan Fasilitas Likuiditas memberikan manfaat pengembalian atas KPR dapat dimanfaatkan un­ tuk penerbitan KPR­KPR bagi MBR lainnya.

Tahapan Proses Terobosan Kebijakan Pembiayaan Perumahan bagi MBM/MBR

Laporan Utama

Lebih Jauh tentang

Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP)

K tanya jawab (frequently asked question)/FAQ) akan mencoba menjawab bulan. Sedangkan yang dimaksud dengan penghasilan adalah

ehadiran FLPP menarik perhatian berbagai pihak, sehingga adalah masyarakat yang mempunyai penghasilan paling banyak mengundang banyak pertanyaan terkait hal-hal yang dasar dan

Rp.2.500.000,- per bulan, sedangkan MBM adalah masyarakat utama. Untuk itu, tulisan berikut ini yang disajikan dalam bentuk

yang mempunyai penghasilan paling banyak Rp.4.500.000,- per

pertanyaan yang sering muncul secara sistematis (redaksi). pendapatan pemohon KPR Sejahtera yang didasarkan atas gaji 1. Apakah program FLPP itu?

pokok atau pendapatan pokok per bulan. 3. Apa saja persyaratan untuk mendapatkan FLPP?

Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) merupakan du- kungan pembiayaan perumahan bagi Masyarakat Berpenghasil an

Persyaratan calon debitur/nasabah Program FLPP adalah sebagai Menengah Bawah (MBM) dan Masyarakat Berpenghasilan Ren-

berikut :

dah (MBR) yang pengelolaannya dilaksanakan oleh Badan Layanan a. Untuk calon debitur/nasabah rumah sejahtera tapak yaitu Umum Pusat Pembiayaan Perumahan Kementerian Perumahan

masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dengan penghasilan Rakyat (BLU-Kemenpera) melalui lembaga perbankan. FLPP me-

atas dasar gaji pokok paling banyak Rp.2.500.000,- per bulan. rupakan terobosan baru bantuan pembiayaan perumah an yang

b. Untuk calon debitur/nasabah rumah sejahtera susun yaitu dikembangkan oleh pemerintah pada tahun 2010. FLPP meru-

masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan masyarakat pakan pengganti bantuan pembiayaan perumahan yang semu la

berpenghasilan menengah (MBM) dengan penghasilan atas dikenal oleh masyarakat yaitu subsidi perumahan. Dana FLPP

dasar gaji pokok paling banyak Rp.4.500.000,- per bulan. bersumber dari APBN yang masuk

c. Belum pernah memiliki rumah

dalam pos pembiayaan se hingga dana d. Belum pernah menerima subsidi perumahan FLPP ini bersifat bergulir (tidak habis

e. Mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan SPT pakai), sementara pada skim subsidi

4. Bagaimana caranya agar dapat mengikuti program FLPP? dananya berasal dari pos belanja

yang sifatnya habis pakai. Pembiayaan Apabila ingin memperoleh bantuan Program FLPP dapat dilaku- perumahan menggunakan sebagian

kan dengan cara:

dana FLPP dan sebagian dana per- a. Menghubungi bank pelaksana untuk mengetahui informasi bankan akan menurunkan tingkat

mengenai FLPP

bunga/marjin KPR Sejahtera. 2. Siapakah yang boleh mendapat FLPP? Masyarakat yang dapat dibantu de-

ngan program FLPP adalah masyara- kat yang termasuk dalam kelompok sasaran sesuai Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat. Kelom- pok sasaran yang dimaksud adalah masyarakat baik yang berpenghasi- lan tetap maupun tidak tetap yang belum pernah memiliki rumah, be- lum pernah menerima subsidi pe- rumahan, dan termasuk kelompok masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan masyarakat berpenghasil- an menengah bawah (MBM). MBR

Sumber foto: Istimewa

Edisi 2 Tahun 2010

b. Melengkapi persyaratan sesuai dengan ketentuan dari bank

c. KPR Sejahtera Susun

pelaksana

Nilai KPR

Suku Bunga Uang Muka

c. Memilih rumah yang sesuai baik tapak maupun susun yang

Paling Banyak

Paling Tinggi Paling Sedikit

dibangun oleh pengembang

% per tahun % d. Mengajukan kredit/pembiayaan ke bank pelaksana

(Rp)

12,5 e. Setelah disetujui, debitur/nasabah dapat menempati Rumah Se-

12,5 5. Bank mana saja yang dapat dihubungi untuk mendapatkan program

12,5 Hingga saat ini Bank Pelaksana yang telah melakukan MoU/PKO

12,5 dengan Kemenpera yaitu Bank BTN, Bank BTN Syariah dan Bank

d. KPR Sejahtera Syariah Susun

6. Apakah harus memiliki NPWP dan SPT? Bagaimana jika NPWP baru

Nilai Pembiayaan

Marjin Paling Uang Muka

dan SPT belum ada?

Paling Banyak

Tinggi Setara Paling Sedikit

Persyaratan NPWP dan SPT merupakan persyaratan pokok yang

% anuitas per tahun % harus dipenuhi oleh debitur/nasabah. Apabila NPWP yang dimiliki

(Rp)

12,5 termasuk baru/NPWP kurang dari 1 tahun, diwajibkan menye-

12,5 rahkan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi pada tahun berikutnya.

12,5 7. Rumah apa saja yang bisa diajukan untuk mendapatkan FLPP?

12,5 Untuk saat ini Program FLPP diberikan untuk rumah sejahtera

12,5 tapak dan satuan rumah susun baru (belum termasuk rumah se-

12,5 cond) yang dibangun dan dibeli melalui pengembang yang KPR- nya dilakukan melalui bank pelaksana yang telah melakukan MoU/

9. Apakah penghasilan yang dipersyaratkan tersebut mempengaruhi PKO dengan Kemenpera.

maksimal kredit yang akan diambil?

8. Berapa batasan harga rumah untuk bisa mendapatkan FLPP? Penghasilan tersebut dipersyaratkan untuk ketentuan yang terkait Saat ini tidak dibatasi harga rumah maupun tipe rumah namun

dengan persyaratan kelompok sasaran. Namun berapa banyaknya terdapat ketentuan terkait nilai kredit/pembiayaan, bunga/marjin,

maksimal kredit yang dapat diambil ditentukan berdasarkan per- uang muka rumah sejahtera adalah sebagai berikut:

hitungan bank pelaksana terkait dengan kemampuan angsuran debitur/nasabah.

10. Apakah terdapat maksimal jangka waktu pinjaman? a. KPR Sejahtera Tapak

Tidak ada ketentuan mengenai jangka waktu pinjaman, tetapi per-

Nilai KPR Suku Bunga

Uang Muka

hitungan lamanya jangka waktu pinjaman sangat berkaitan dengan

Paling Banyak Paling Tinggi

Paling Sedikit

kemampuan debitur/nasabah dalam mengangsur yang dinilai lang- (Rp)

% per tahun

sung oleh pihak bank pelaksana.

11. Apakah tidak ada bantuan untuk uang muka? 60.000.000

10 Tujuan FLPP adalah menurunkan tingkat suku bunga dibawah 10%. Hal tersebut bertujuan supaya dapat mengurangi beban angsuran

per bulan masyarakat dalam mengangsur Rumah Sejahtera. Sam- pai saat ini FLPP memang dikhususkan untuk mengurangi ting-

b. KPR Sejahtera Syariah Tapak kat suku bunga, sedangkan untuk bantuan uang muka diharapkan

Nilai Pembiayaan Marjin Paling

Uang Muka

dapat dikoordinasikan dengan menggunakan dana Bapertarum,

Paling Banyak Tinggi Setara

Jamsostek, atau YKPP. Saat ini Kementerian Perumahan Rakyat (Rp)

Paling Sedikit

sedang melakukan kajian mengenai Tabungan Perumahan dimana 50.000.000

% anuitas per tahun

10 untuk jangka panjang dapat menjadi solusi bagi masyarakat untuk 60.000.000

10 masalah penyediaan uang muka.

10 12. Apakah FLPP dapat digunakan bersama-sama dengan program ban- 80.000.000

10 tuan lain, misalnya Jamsostek atau Bapertarum? Program FLPP dapat disinergikan dengan program bantuan lain,

misalnya Jamsostek atau Bapertarum.

Sumber foto: Istimewa

Pembiayaan Perumahan di Manca Negara

pasar hipotek keuangan yang relatif berkembang dengan P disalurkan kepada bank untuk menekan bunga kredit

embiayaan perumahan di berbagai negara memiliki setelah berhenti bekerja. Karena dari tahun ke tahun dana perkembangan yang berbeda­beda. Negara­negara

itu terus berkembang, maka dana CPF juga digunakan seperti Cina, Korea Selatan dan Jepang memiliki

untuk pembangunan perumahan termasuk juga dapat

baik. Cina memiliki pasar hipotek keuangan terbesar, pemilikan rumah. Model tabungan wajib ini juga diterapkan disusul oleh Jepang. Sementara itu, beberapa negara

oleh pemerintah Cina yang memiliki program Housing seperti Mongolia baru saja memulai

Provident Fund (HPF). Tabungan Perumahan juga menjadi pengembangan KPR keuangan.

salah satu model pembiayaan perumahan yang rencananya akan diterapkan di

Terdapat beberapa contoh model Indonesia, sebagai pelengkap dari pembiayaan perumah an dari

Fasilitas Likuiditas Pembangunan negara lain. Di Singapura misalnya,

Di Cina,

berupa subsidi Perumahan (FLPP)

pemerintah Singapura mengeluarkan

KPR untuk rumah umum (public

langsung yang Selain melalui KPR dan tabungan

homebuyers) bagi mereka yang

masuk dalam perumahan, beberapa negara

memenuhi syarat. Mereka yang juga memiliki program subsidi memenuhi syarat tersebut akan

sistem gaji.

perumahan. Di Cina, subsidi menerima subsidi KPR yang masa

berupa subsidi langsung yang pengembaliannya cukup panjang

masuk dalam sistem gaji. Di yaitu selama 20 tahun. Untuk negara

Iran, subsidi yang berlaku berupa lain, sebagai contoh di Thailand dan Korea Selatan, kedua

suku bunga. Di India, subsidi negara juga menawarkan KPR dari pemerintah. Di kedua

subsidi

ditargetkan khusus untuk kelompok berpenghasilan negara tersebut, institusi perumahan dari pemerintah lebih

sangat rendah. Subsidi bentuk lainnya adalah subsidi yang banyak mengeluarkan KPR diban dingkan dengan KPR dari

mendukung pembangunan contohnya melalui subsidi sektor swasta.

penyediaan lahan perumahan yang diterapkan di negara­ negara seperti Cina, Hongkong, Malaysia, dan juga

Terkait pendanaan, Singapura menghimpun dana melalui

termasuk Indonesia.

Central Provident Program (CPF). CPF merupakan semacam tabungan wajib (forced saving) yang diambil dari gaji pegawai

Sumber: UN Habitat – Background Paper for APMCHUD untuk pembangunan perumahan. Awalnya, CPF ini

Working Group 4: Financing Sustainable Housing and Urban digunakan sebagai dana pensiun masyarakat Singapura

Development

Edisi 2 Tahun 2010

Wawancara Khusus

F asilitas Likuiditas Pembiayaan Pe­

rumahan (FLPP) adalah program penyediaan sumber pendanaan perumahan di Indonesia yang menjadi salah satu terobosan Kementerian

Perumahan Rakyat. Kehadirannya mengundang banyak tanggapan baik bersifat pro maupun kon­ tra. Di tengah kesibukannya, Ir. Sri Hartoyo, Dipl. SE. ME. – Staf Ahli Menteri Negara Perumahan Rakyat Bidang Ekonomi dan Keuangan, meluang­ kan waktunya kepada Inforum untuk menjelaskan FLPP. Berikut petikan wawancaranya.

Saat ini sedang ramai dibicarakan tentang program fasilitas likuiditas. Sebenarnya apa yang mendasari diluncurkannya program ini?

Jadi sampai dengan sekarang ini upaya pemerintah untuk membantu masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah dan rendah dalam kepemilikan rumah masih mengha­ dapi berbagai kendala, baik di sisi permintaan maupun sisi pasokan atau sisi supply­nya. Dari sisi permintaan, fasilitas subsidi bunga hanya 4 sampai 8 tahun, setelah itu KPR­nya akan mengikuti suku bunga yang ada di pasar. Misalnya suku bunga subsidi sekarang 8,5%, nanti setelah 4 atau 8 tahun akan mengikuti suku bunga pasar. Jadi misalnya suku bunga pasarnya pas ketemunya 12%, ya jadinya 12%, atau misal­ nya jadi 13% atau 14% ya ikut segitu. Ini akan memberatkan ke lompok masyarakat yang di maksud atau MBR tersebut dalam mencicil KPR­nya.

Di samping itu, anggaran subsidi selama ini sifatnya dalam struktur APBN merupakan anggaran belanja yang langsung habis. Di samping itu, juga ada keterbatasan perbankan dalam menyediakan pokok kredit atau pembiayaan kepemi­ likan rumah. Jadi misalnya pemerintah mempunyai target

1 tahun sekitar 210.000 unit rumah, maka seluruh pokok kreditnya itu disediakan oleh bank. Sedangkan pemerintah hanya menyediakan subsidinya saja. Di sini kita menghadapi namanya landing capacity yang terbatas dari kalangan per­ bankan. Sehingga kalau bank tidak mau menyediakan pokok kreditnya, pembiayaan akan terganggu. Apalagi pembiayaan untuk KPR rumah sejahtera ini tidak banyak bank yang ter­ tarik untuk berpartisipasi. Hanya didominasi oleh BTN saja. Hal ini karena memang kesiapan infrastruktur penyaluran KPR untuk MBR ini, BTN paling siap. Itu beberapa hal yang menyebabkan FLPP ini ditelurkan.

FLPP ini merupakan dana yang bergulir, jadi suatu saat uang ini akan kembali lagi. Karena ini sifatnya disalurkan kepada masyarakat kemudian masyarakat akan mencicil, nah

akumulasi dari cicilan yang sudah dikembalikan dari masyarakat ini akan terkumpul lagi dan akan disalurkan lagi menjadi KPR baru. Hal ini dapat dilakukan karena dana FLPP ini dalam struk­ tur APBN menggunakan pos pembiayaan atau investasi.

Kalau tahun 2010 dialokasikan sekitar 2,6 trilyun diharapkan dana FLPP yang direncanakan setiap tahunnya akan bertambah terus, pada akhir 2014 akan terkumpul sekitar 21 trilyun dan dana ini bisa dipakai untuk membiayai kredit pemilikan

rumah atau pembiayaan pemilikan rumah bagi MBR. Jadi ini akan terakumulasi menjadi dana murah jangka panjang. Pemerintah hanya mengenakan tarif administrasi untuk pengelolaan dana FLPP ini, yang dikelola oleh BLU Pusat Pembiayaan Perumahan. Nanti mekanisme KPR­nya, dana FLPP ini kira­kira sekitar 60% dioplos dengan dana perbankan 40% sehingga menjadikan suku bunga KPR menjadi single digit istilahnya. Itu tetap selama masa pinjaman KPR atau masa tenor. Jadi masyarakat nanti akan diuntungkan dengan cicilan yang lebih murah karena suku bunga jauh di bawah suku bunga pasar dan tetap selama masa pinjaman.

Apa perbedaan mendasar dengan program yang akan digantikan (program subsidi uang muka dan subsidi selisih bunga)?

Jadi perbedaan mendasarnya adalah dulu subsidi uang muka itu adalah belanja habis, kalau sekarang ini adalah biaya bergulir atau revolving fund. Jadi kalau dengan pola subsidi biasa uang akan langsung habis saja dan kemampuan APBN kan sangat terbatas, sehingga penyediaan subsidi uang muka di tahun­tahun berikutnya bisa saja terganggu, tergantung kemampuan keuangan pemerintah. Nah kalau dengan pola baru ini atau blended financing ini kira­kira akan menghasilkan suku bunga yang murah.

Apakah program seperti ini hanya ada di Indonesia? Kalau tidak, apakah sudah ada contoh keberhasilannya di negara lain?

Sudah ada di negara lain, misalnya di Jordania, Malaysia, Perancis, America Serikat sendiri itu sudah pernah dilakukan semua dan semuanya berhasil. Intinya adalah dana FLPP ini akan mampu menurunkan suku bunga. Kalau di Jordania misalnya semula 14­15% itu bisa turun sampai 9­10%. Di Amerika sendiri juga Fasilitas Likuditas ini diawali dengan pendirian Federal Home Loan Bank atau FHLB pada tahun 1932 yang pada umumnya untuk memfasilitasi pasar KPR yang tidak dapat dibiayai oleh lembaga pembiayaan seperti Freddie Mac, Ginnie Mae, dan sebagainya. Jadi memang ini khusus untuk kelompok masyarakat yang mendapat intervensi dari pemerintah.

Ir. Sri Hartoyo, Dipl. SE. ME. Staf Ahli Menteri Negara Perumahan Rakyat Bidang Ekonomi dan Keuangan

Tahun 2014, Pembangunan Perumahan akan Lebih Mudah

Sumber foto: BPA

Faktor apa yang menjadi persyaratan keberhasilan program Fasilitas Likuiditas?

Pertama, harus ada komitmen pemerintah, baik pemerintah pusat ataupun daerah untuk memastikan dukungan untuk Fasilitas Likuiditas ini. Jadi dukungan dana FLPP ini harus bisa datang pada saat dibutuhkan. Kedua, komitmen dan kemampuan perbankan untuk berpartisipasi dalam penerbit­ an KPR FLPP ini. Sebab kalau perbankan tidak mendukung penyaluran KPR, FLPP ini juga akan terganggu. Oleh karena itu kita juga selalu menyosialisasikan kepada perbankan un­ tuk bisa berpartisipasi dalam penyaluran KPR FLPP ini.

Memang salah satu persyaratan yang harus dipersiapkan bank adalah harus mampu menyediakan dana sebagian pokok pinjaman dengan bunga tetap selama pokok pinjam­ an, sesuai dengan porsinya tadi. Itu juga tidak mudah karena untuk menyediakan dana jangka panjang sendiri bank harus menerbitkan obligasi yang nilai suku bunganya tetap selama masa tenor pinjaman.

Apakah telah terbayang kendala yang dapat menghambat pelaksa­ naan program ini?

Kendala yang paling berat sebetulnya kemampuan perbankan untuk menyediakan dana jangka panjang. Kalau bank bisa mengatasi hal itu semua tidak ada masalah paling hanya terkait dengan masalah­masalah persyaratan saja. Kendala­kendala yang lain adalah masalah adaptasi terhadap persyaratan KPR FLPP. Jadi misalnya bagi perbankan adalah memiliki tang­ gung jawab terhadap ketepatan sasaran, melakukan verifikasi keabsahan persyaratan­persyaratan. Kalau di sistem lama yang bertanggung jawab ketepatan sasaran adalah pemerintah.

Kemudian adalah kendala uang muka yang harus disediakan sendiri oleh debitur. Besarnya uang muka ini kalau Rumah Sejahtera Tapak adalah 10%, kalau Rumah Susun sekitar 12,5%.

Langkah­langkah apa saja yang disiapkan dalam menunjang terlak­ sananya program ini nantinya?

Untuk uang muka misalnya kita mendorong lembaga­lembaga pengelola dana jangka panjang seperti BAPERTARUM, JAMSOSTEK, YKPP untuk memfasilitasi anggotanya de ngan bantuan uang muka. Uang muka PNS atau TNI/POLRI atau pekerja lainnya, mereka membayar uang tabungan setiap bulan yang dipotong dari gajinya. Tentunya lembaga­lembaga seperti tadi bisa membantu anggotanya untuk membantu membayar uang muka. Atau kita juga akan mendorong perbankan untuk menciptakan produk­produk tabungan uang muka. Jadi de­ ngan begitu calon konsumen tadi bisa menabung untuk uang muka 1 tahun sebelumnya sehingga setelah itu bisa langsung mengajukan permohonan KPR.

Bagaimana dengan kesiapan pemerintah daerah dan bank pelaksana? Kalau untuk keikut­sertaan bank dalam rangka penyaluran

KPR FLPP ini terus kita lakukan kepada kalangan perbank­ an. Karena sebetulan KPR FLPP ini akan menguntungkan

semua pihak. Pihak pemerintah akan memiliki akumulasi dana murah jangka panjang sehingga dana pembiayaan perumahan bagi MBR sudah terjamin keberadaannya. Bagi perbankan dia dapat mengatasi keterbatasan landing capacity. Jadi hanya dengan porsi 40% dia bisa menyalurkan KPR. Jadi bank bisa menerbitkan banyak KPR dengan dana yang hanya 40% tadi. Ini akan terus kita sosialisasikan kepada pihak perbankan bahwa sebenarnya pihak perbankan bisa menda­ patkan banyak manfaat.

Kalau sosialisasi ke Pemerintah Daerah untuk meyakinkan bahwa dengan adanya KPR FLPP ini akan meningkatkan keterjangkauan masyarakat di daerah terhadap rumah layak huni. Untuk itu, kita minta kepada pemda untuk mendukung kemudahan di sisi supply, sebab sisi supply atau pembangunan rumah itu kan ada di daerah.

Bagaimana pun sebuah program pasti selalu mendapat kritikan. Seperti misalnya dikatakan bahwa program Fasilistas Likuiditas akan memberatkan konsumen karena berdampak pada besarnya uang muka yang harus dibayar. Selain itu, apa saja saja kritikan yang ditujukan kepada FLPP. Bagaimana Kemenpera kemudian menang­ gapinya?

Kritikan utama umumnya masalah persyaratan. Kalau dari sisi manfaat KPR FLPP ini dipuji oleh banyak kalangan. Ka­ lau dari sisi persyaratan ini yang memang banyak mendapat­ kan kritikan misalnya persyaratan untuk memiliki NPWP dan SPT. Ini semata­mata hanya untuk memastikan bahwa KPR yang difasilitasi dengan dana FLPP dari pemerintah ini tepat pada sasarannya, supaya jangan salah sasaran. Kemu­ dian terkait dengan uang muka, memang kita harus mendidik masyarakat bahwa untuk memiliki rumah ini memang perlu persiapan dan memang salah satu karakteristik dari rumah itu adalah harganya mahal dibandingkan dengan penghasilan bulanannya – teori dari textbook­nya begitu. Oleh karena itu, cara untuk memiliki rumah yang paling umum adalah dengan kredit, melalui KPR.

Persyaratan KPR adalah dengan adanya uang muka. Bagi kalangan perbankan, uang muka adalah untuk mengukur tingkat kredibilitas dari calon debitur. Oleh karena itu, FLPP ini diharapkan bisa mengedukasi masyarakat bahwa untuk memiliki rumah memerlukan persiapan. Diantaranya per­ siapan menyisihkan sebagian dari penghasilannya, ditabung untuk uang muka KPR.

Jika program ini berhasil, apa dampak signifikan terhadap pemba­ ngunan perumahan bagi masyarakat berpendapatan rendah?

Yang pasti akan terjadi akumulasi dana murah jangka pan­ jang, sebab pembangunan perumahan bagi MBR itu hanya bisa sukses kalau didukung oleh tersedianya dana murah jangka panjang. Dengan dana FLPP ini kan dananya akan bergulir terus dan akan terakumulasi terus dan ini akan men­ jadi sebuah sistem seperti bola salju terus menerus sehingga nantinya pada 2014 pembangunan perumahan akan lebih mudah. Jadi pada tahun 2014, kita dapat katakan pemba­ ngunan perumahan akan lebih mudah.

Wawancara Khusus

Edisi 2 Tahun 2010

S aat ini telah sering kita dengar

tentang istilah knowledge manage­ ment atau pengelolaan penge­

tahuan. Sebenarnya konsep ini telah dikenal sudah cukup lama, namun baru beberapa tahun terakhir kemudi­ an menjadi demikian populer. Men­ jadi menarik untuk mengetahui lebih dalam tentang konsep ini. Syukur kalau bisa kita terapkan paling tidak di unit masing­masing. Tulisan berikut menyajikan secara ringkas beberapa hal penting terkait dengan manajemen pengetahuan (red.)

Apa Itu Pengetahuan?

Pengetahuan dalam konteks ini diarti­ kan sebagai sumber daya artifisial yang

berbeda dari tenaga kerja, sumber daya alam dan modal. Pengetahuan adalah gabungan dari nilai, konteks, dan pengalaman dari sebuah infor­ masi yang kemudian oleh seseorang berdasarkan kapasitas, kapabilitas dan pengalamannya diolah menjadi suatu sumber daya baru bagi upaya pengambilan keputusan. Jadi sebena­ rnya pengetahuan merupakan ujung dari sebuah proses yang dimulai dari data, lalu informasi dan pada akhirnya menjadi pengetahuan.

Lalu apa perbedaan antara data, infor­ masi dan kemudian akhirnya menjadi pengetahuan? Data adalah ukuran atau hasil observasi dalam bentuk teks, numerik, grafik, kartografik, nara­ tif atau audiovisual. Ada juga yang menyatakannya sebagai simbol yang dihasilkan dari angka, fakta dan kuan­ titas. Sementara informasi merupakan data mentah yang telah diverifikasi supaya akurat dan memiliki kepastian waktu, terorganisir, dan memiliki tujuan. Informasi merupakan hasil proses dari data. Data telah diberi makna khusus. Informasi disajikan

dalam bentuk konteks kalimat yang memiliki makna, relevan dan menin­ gkatkan pemaham an dalam suatu hal. Dalam konsep pengelolaan pengeta­ huan, pengetahuan dipahami seb­ agai wawasan dan pengalaman yang dimiliki sesorang (tacit knowledge) atau diketahui umum ( explicit knowledge) yang memberikan kemampuan untuk merubah data dan informasi menjadi pijakan pengam bilan keputusan.

Di lain pihak, dapat juga disimpulkan bahwa (i) informasi berhubungan dengan penggambaran, definisi, atau perspektif (apa, siapa, kapan, dimana); (ii) pengetahuan terdiri dari strategi, latihan, metode, atau pendekatan (bagaimana); (iii) kebijakan merupakan prinsip, moral (mengapa).

Sebagai ilustrasi. Angka 24 tidak mem­ punyai makna selain sekedar angka. Ini yang disebut data. Tetapi 24% ini mempunyai makna 24 terhadap 100. Ini disebut informasi. Sementara ber­ dasarkan pemahaman dan pengalaman maka seseorang dapat mengatakan 24% tersebut sebagai cukup memadai, kurang atau lebih.

Pengetahuan dapat dibedakan ber­ dasar prosesnya, yaitu pengetahuan implisit (tacit knowledge) yang bersum­ ber dari pengalaman sendiri dan bu­ kan sumber tertulis. Pengetahuan jenis ini susah dijabarkan dengan kata­kata. Istilah gampangnya, apa yang ada di otak manusia susah untuk diucapkan di mulut. Menurut Michael Polanyi, “Knowing more than saying”, kita men­ getahui lebih banyak dari pada yang diucapkan. Sementara pengetahuan implisit dapat berasal dari hasil diskusi, pertemuan rutin, atau pengamatan sekeliling dan berbentuk know­how, pengalaman, keterampilan, pemaham­ an, maupun rules of thumb. Pengeta­

huan eksplisit ( explicit knowledge) yang diperoleh dari melihat, mendengar dan membaca literatur atau sumber tertulis lainnya. Sumber pengetahuan eksplisit diantaranya buku, standar operasional pekerjaan, situs, bahan publikasi dan lainnya.

Pengertian Manajemen Pengeta- huan

Manajemen pengetahuan diartikan sebagai suatu upaya/kegiatan terkait perencanaan, pengorganisasian, peng­ gi atan dan pengendalian untuk meng­ identifikasi, menciptakan, menjelaskan, dan mendistribusikan pengetahuan agar diketahui, dipelajari, dimengerti sehing­

ga dapat dimanfaatkan untuk menyu­ sun kebijakan, rencana atau program. Manajemen pengetahuan dapat berarti pula sebagai mengelola kompetensi yang berada di dalam suatu organisasi dan mendorongnya untuk berkembang.

Penting dicatat, terjadi kesalahkaprah­ an selama ini bahwa definisi manaje­ men pengetahuan sama sekali tidak berbicara tentang teknologi walaupun seringkali difasilitasi oleh teknologi komputer. Jadi teknologi itu sendiri bukan manajemen pengetahuan.

Hakekat dan Pentingnya Manaje- men Pengetahuan

Hakekat manajemen pengetahuan adalah memahami bahwa modal intelektual adalah sumber daya yang tidak dapat habis, bahkan dapat dikembangkan tanpa batas. Dapat juga berarti upaya menghargai kekayaan yang tidak kasat mata lebih dari pada yang nampak. Dengan demikian manajemen pengetahuan dapat mem­ bantu individu/kelompok dalam suatu organi sasi untuk meningkatkan efek­ tifitas waktu dan beban kerja melalui langkah berbagi wawasan dan pen­

Wacana

Pengelolaan Pengetahuan:

Upaya Meningkatkan Kinerja melalui

Pemanfaatan Data dan Informasi

The basic economic resource is no longer capital, nor natural resources, not labor. It is and will be knowledge.... (Peter Drucker)

Wacana

galaman. Selain itu, dapat membantu

perlu. Dan tulisan­tulisan tersebut suatu organisasi untuk beradaptasi

mengelola pengetahuan mereka sen­

akan sangat bermanfaat bagi orang terhadap perubahan lingkungan.

diri, karena yang paling berkepenting­

an mendapatkan manfaat dari penge­

lain yang sedang memerlukannya. Se­

lolaan pengetahuan itu

mentara proses kombinasi (combination)

adalah individu.

adalah memanfaatkan explicit knowledge yang ada untuk kita implementasikan

Spiral Pengetahuan

menjadi explicit knowledge lain. Proses

Pengelolaan penge­

ini sangat berguna untuk meningkat­

tahuan tidak terlepas

kan keterampilan dan produktifitas

dari sebuah nama yaitu

diri sendiri. Kita bisa menghubungkan

Ikujiro Nonaka dengan

dan mengkombinasikan explicit know­

bukunya The Knowledge­

ledge yang ada menjadi explicit knowledge

Creating Company. Iku­

baru yang lebih bermanfaat.

jiro Nonaka membuat formulasi yang terke­

Selanjutnya proses internalisasi (inter­

nalization) berupa upaya mengubah explicit knowledge sebagai inspirasi

nal dengan sebutan

SECI atau Knowledge

Spiral. Konsepnya

datangnya tacit knowledge. Dari keempat

bahwa dalam siklus

proses yang ada, mungkin hanya inilah

perjalanan kehidupan

yang telah kita lakukan. Bahasa lainnya

kita, pengetahuan itu

adalah learning by doing. Dengan refe­

mengalami proses yang

rensi dari manual dan buku yang ada,

kalau digambarkan ber­

kita menemukan pengalaman baru,

bentuk spiral. Proses

pemahaman baru dan know­how baru

itu disebut dengan

yang mungkin tidak didapatkan dari buku tersebut. Sebagai proses terakhir

Socialization – Exter-

sosialisasi ( socialization), yakni meng­

nalization – Combi-

ubah tacit knowledge ke tacit knowledge

nation – Internaliza-

tion (SECI) .

lain. Ini adalah hal yang juga terkadang

sering kita lupakan. Kita tidak man­

Proses eksternalisasi

faatkan keberadaan kita pada suatu

( externalization), yaitu

pekerjaan untuk belajar dari orang

mengubah tacit know­

lain, yang mungkin lebih berpenga­

Sumber: Tjuk Kuswartojo dkk

laman. Proses ini membuat penge­ Bagi sebuah organisasi, mengelola

ledge yang kita miliki

tahuan kita terasah dan juga penting pengetahuan menjadi suatu keniscay­

menjadi explicit knowledge. Bisa dengan

untuk peningkatan diri sendiri. Yang aan untuk (i) mengetahui kekuatan

menuliskan know­how dan pengalaman

tentu saja ini nanti akan berputar pada (dan penempatan) seluruh SDM,

yang kita dapatkan dalam bentuk tu­

proses pertama yaitu eksternalisasi. (ii) memanfaatkan kembali

lisan artikel atau bahkan buku apabila

Semakin sukses kita menjalani pengetahuan yang sudah ada

proses perolehan tacit knowledge (ditemukan) alias tidak perlu

baru, semakin banyak explicit mengulang proses kegaga­

knowledge yang berhasil kita lan, (iii) mempercepat proses

produksi pada proses ekster­ penciptaan pengetahuan baru

nalisasi (Wahono, 2005). dari pengetahuan yang ada, dan (iv) menjaga pergerakan

Tahapan Pengembangan

organisasi tetap stabil meski­ Amrit Tiwana mengusulkan pun terjadi arus keluar­masuk

empat tahap dengan 10 lang­ SDM

kah dalam membangun sebuah manajemen pengetahuan

Walaupun selalu didengung­ secara organisasional. Tahap kan bahwa pengelolaan penge­ pertama berupa pemetaan tahuan penting bagi setiap kondisi saat ini. Diikuti dengan organisasi, tetapi sebenarnya tahap kedua yaitu menganali­ setiap orang lah yang harus sis, mendesain dan mengem­

Edisi 2 Tahun 2010

bangkan sistem. Langkah pertama, melakukan analisis infrastruktur yang ada, kemudian menentukan langkah kongkrit untuk membangun sistem manajemen pengetahuan. Tahapan berikutnya adalah penyebaran pen­ getahuan. Ditutup dengan evaluasi kinerja.

Tahapan Pengembangan Manaje-

men Pengetahuan . Tahap 1: Evaluasi Kondisi

Langkah 1: Analisis kondisi saat ini Langkah 2: Menyelaraskan manajemen

pengetahuan dan strategi bisnis Tahap 2: Analisis, Desain dan Pengem­

bangan Sistem Manajemen Pengetahuan Langkah 3: Mendesain bentuk manaje­

men pengetahuan dan memadukan kedalam sistem yang ada

Langkah 4: Memetakan dan meng­ analisis pengetahuan yang ada Langkah 5: Mendesain kelompok manajemen pengetahuan Langkah 6: Menyusun cetak biru manajemen pengetahuan Langkah 7: Mengembangkan sistem manajemen pengetahuan

Tahap 3: Penyebaran Langkah 8: Penyebaran menggunakan

metodologi tertentu Langkah 9: Merubah manajemen, bu­ daya, desain struktur penghargaan, dan memilih penanggungjawab

Tahap 4: Evaluasi Kinerja Langkah 10: Mengukur hasil manaje­

men pengetahuan, merancang alat ROI dan mengevaluasi kinerja sistem

Keberhasilan Manajemen Penge- tahuan

Birkinsaw menggarisbawahi tiga kenyataan yang sangat mempengaruhi berhasil­tidaknya manajemen penge­ tahuan. Pertama, penerapannya tidak hanya menghasilkan pengetahuan baru tetapi juga mendaur­ulang pengeta­ huan yang sudah ada. Kedua, teknologi informasi belum sepenuhnya bisa menggantikan fungsi fungsi jaringan sosial antaranggota organisasi. Ketiga, sebagian besar organisasi tidak pernah

tahu apa yang sesungguhnya mereka ketahui, banyak pengetahuan penting yang harus ditemukan lewat upaya­ upaya khusus, padahal pengetahuan itu sudah dimiliki sebuah organisasi sejak lama.

Hasil riset menunjukkan sejumlah faktor yang mendorong keberhasilan penerapan manajemen pengetahuan yaitu (i) tersedianya kampiun, yaitu seseorang yang mempunyai komit­ men, antusias dalam mendorong