HUBUNGAN ANTARA STRATEGI ORGANISASI PRAK (1)

HUBUNGAN ANTARA STRATEGI ORGANISASI, PRAKTIK TOTAL
QUALITY MANAGEMENT (TQM) DAN QUALITY PERFORMANCE : STUDI
PADA PERUSAHAAN JASA DI PROVINSI RIAU

Peneliti :
Yesi Mutia Basri, SE,M.Si,Ak
Fakultas Ekonomi Universitas Riau
Jl. Subrantas, Kampus Binawidya, Km. 12,5 Simpang Baru Pekanbaru 28293
Telp (0761)63269 Fax. (0761)63279. e-mail i.yesimutia@yahoo.com
Abstract
This study aims to determine the relationship between organizational strategy,
the practice of total quality management (TQM) and quality performance in service
companies in the province of Riau. This research was conducted at 18 service
companies that have implemented total quality management practices for more than
three years. The company consists of eight corporate banking, four corporate
hospitality , four hospitals and two telecommunications company. Sampling is done
using non-probability sampling methods (purposive sample method) while the data
collection technique is done by direct method and mail survey.
Processing and analysis of data using multiple linear analysis with path
analysis technique with the SPSS software . The results showed that the strategy of
differentiation and cost strategies leadeship have a positive relationship with total

quality management practices. Relations strategy for differentiation and cost
strategies with a quality performance leadeship found no positive relationship. While
total quality management practices have a positive relationship with quality
performance. In this study can be proven that the practice of total quality
management strategy mediate the relationship between differentiation and cost
leadership strategy with quality performance.
Key Word :

Praktik Total Quality Management, Strategi Differensiasi, Strategi
Cost Leadership, Quality Performance.

LATAR BELAKANG
Globalisasi pasar dan meningkatnya kompetisi mendorong para manejer
senior di perusahaan untuk mengevaluasi praktek manajemen dan strategi persaingan
mereka dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja organisasi. Persaingan global ini
memberikan banyak pilihan kepada konsumen, dimana mereka semakin sadar biaya

1

(cost conscious) dan sadar nilai (value conscious) dalam meminta produk dan jasa

yang berkualitas tinggi.
Cara terbaik agar dapat bersaing dan unggul dalam persaingan global adalah
dengan menghasilkan kualitas yang terbaik. Untuk menghasilkan kualitas terbaik
diperlukan upaya perbaikan berkesinambungan terhadap kemampuan manusia,
proses, dan lingkungan. Cara terbaik agar dapat memperbaiki kemampuan
komponen-komponen tersebut secara berkesinambungan adalah dengan menerapkan
TQM. TQM merupakan filosopi manajemen yang relatif baru yang mengintegrasikan
strategi, praktik manajemen dan outcome organisasi untuk menciptakan organisasi
yang berkualitas yang secara terus-menerus meningkatkan kinerja ( Samson dan
Terziovski, 1999).
Total Quality Management (TQM) merupakan salah satu topik yang menjadi
perhatian dalam akuntansi manajemen. Ittner dan Larcker (1995,) merupakan salah
satu peneliti akuntansi manajemen pertama yang meneliti dampak total quality
manajement terhadap kinerja organisasi. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
tidak terdapat pengaruh penerapan praktik TQM terhadap kinerja perusahaan.
Dilanjutkan oleh Sim and Killough (1998) yang meneliti TQM dan JIT ( just in time)
dalam desain sistem akuntansi manajemen dan menggunakan sistem pengukuran
kinerja dan sistem penghargaan dalam mempengaruhi kinerja perusahaan. Hasil
penelitian Sim dan Killough menunjukkan bahwa praktik manufaktur TQM dan JIT
dapat meningkatkan kinerja organisasi dengan sistem akuntansi manajemen.


Adanya kontraversi hasil antara penelitian ini kemungkinan disebabkan
adanya faktor lain yang ikut mempengaruhi penerapan TQM terhadap kinerja
perusahaan. Keberhasilan penerapan TQM selain dipengaruhi oleh faktor internal
juga dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti karakteristik lingkungan dan strategi
organisasi dan pasar ( Prayogo dan Sohal (2006), Vijande et al. (2007), Fuentes et al.
(2004).
Sharma (2005) menyatakan bahwa penelitian mengenai TQM banyak
menggunakan pelaporan non finansial, ini mungkin disebabkan banyak riset terhadap
mutu dan menggunakan pengukuran kinerja non finansial. Hasil penelitian Carr et
al. (1997) juga menunjukkan bahwa perusahaan yang menggunakan strategi kualitas
dalam perusahaannya akan cenderung menggunakan pengunakan kinerja non
finansial.
Sampai saat ini, sedikit penelitian yang mempertimbangkan bagaimana
keberadaan faktor di luar implementasi TQM untuk meningkatkan kinerja organisasi.
Rayap et al. (1998) menyatakan bahwa salah satu faktor untuk suksesnya TQM
dengan prioritas strategi perusahaan dalam lingkungan yang kompetitif dan tujuan
organisasi. Suatu perusahaan yang bertekad menerapkan TQM sebagai strategi pokok
untuk aktivitas seharusnya tidak melupakan bahwa organisasi merupakan bagian


2

dari suatu lingkungan yang mempunyai karakteristik tertentu. Respon dalam
menghadapi lingkungan adalah menentukan strategi dalam mencapai competitive
advantage. Melalui strategi, suatu organisasi memilih dan menginterpretasikan
lingkungan dan membentuk elemen lingkungan untuk tetap bertahan dalam
lingkungan (Keats &Hitt,1988).
Penelitian Prajogo dan Sohal (2006) menunjukkan adanya hubungan yang
positif antara strategi differensiasi dengan TQM dan kinerja organisasi. Hasil
penelitiannya mengindikasikan bahwa dalam menerapkan TQM diperlukan strategi
yang lebih efektif dalam meningkatkan kinerja organisasi. Bellow (1993) dan Reed,
dkk (1996) juga berpendapat bahwa TQM mencakup secara serentak lebih dari satu
strategi umum dalam model Porter (1980), terutama sekali strategi cost leadership
dan strategi differensiasi. Porter berpendapat bahwa strategi organisasi akan memiliki
pengaruh yang signifikan pada struktur organisasional dan juga masing-masing
strategi tertentu mempunyai implikasi yang berbeda bagi struktur organisasional dan
praktik. Dalam konteks ini, strategi organisasi yang berbeda dalam melaksanakan
TQM dengan penekanan yang berbeda pada elemen-elemen atau praktik-praktik
tertentu.
Penelitian ini menguji hubungan antara strategi organisasi dengan total

quality management (TQM) dan kinerja organisasi. Penelitian ini menggunakan
strategi organisasi Porter yaitu startegi generik yang terdiri dari differensiasi dan cost
leadership seperti yang digunakan oleh Prayogo dan Sohal (2006). Dalam penelitian
ini akan diuji pengaruh strategi organisasi dan TQM terhadap kinerja organisasi yang
diukur dengan menggunakan quality performance seperti yang digunakan oleh Sim
dan Killough (1998), Kaynak (2003) dan Prayogo dan Sohal (2006).
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan jasa sebagaimana pada
penelitian sebelumnya pernah dilakukan oleh Zhao dan Lee (2004), Doatchin dan
Oaklan (1994), dan Maccinnati (2008). Pemilihan perusahaan jasa yang termasuk
kategori perusahaan menengah ke atas yang berada di wilayah provinsi Riau.
KERANGKA PEMIKIRAN DAN PENURUNAN HIPOTESIS
Strategi Organisasi dan TQM
Dalam lingkungan yang bergolak perusahaan harus dapat merespon dengan
menentukan strategi organisasi dalam mencapai persaingan yang berkelanjutan.
Melalui strategi perusahaan dapat memilih dan menginterpretasikan lingkungan dan
membentuk lingkungan sebagai elemen untuk tetap dapat bertahan (Keats &
Hits,1988). Literatur organisasi menunjukkan bahwa strategi dan struktur saling
berhubungan dan menunjukkan karakteristik yang mempengaruhi TQM.
Strategi generik Porter (1980) yang menekankan pada strategi differensiasi
dan cost leadership memiliki issue yang menekankan pada orientasi proses dan

3

orientasi customer. Orientasi pada customer memfokuskan pada keuntungan yang
diperoleh di pasar yaitu memiliki keunggulan produk dari kompetitor dan memiliki
harga yang bersaing. Hal ini dapat dicapai dengan strategi differensiasi dan dengan
orientasi proses dengan mengurangi sisa produk dan produk cacat.
Prajogo dan Sohal (2006) meneliti hubungan strategi organisasi dengan
menggunakan strategi generik Porter (cost leadership dan differentiation)
menunjukkan adanya hubungan yang positif antara strategi differensiasi dengan TQM
dan kinerja organisasi. Sedangkan strategi cost leadership tidak berhubungan positif
dengan TQM. Hasil penelitiannya mengindikasikan bahwa dalam menerapkan TQM
diperlukan strategi yang lebih efektif dalam meningkatkan kinerja organisasi.
Hipotesis 1: Strategi differensiasi memiliki hubungan posistif dengan praktik TQM
Hipotesis 2: Strategi cost leadership memiliki hubungan positif dengan praktik
TQM

TQM dan Quality Performance
Salah satu elemen penting dari total quality management (TQM) adalah
membuat keputusan berdasarkan data (fakta), dan bukan berdasarkan pada opini.
Data diperoleh melalui pengukuran kinerja kualitas (Gaspersz, 2005).

Beberapa penelitian yang meneliti mengenai hubungan antara TQM dan
kinerja yaitu Ittner dan Larcker (1995,) Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
tidak terdapat pengaruh penerapan praktik TQM terhadap kinerja perusahaan.
Penelitian Ittner dan Larcker menguji TQM dan menghubungkan dengan non
financial performance. Penelitian lainnya yaitu Kaynak (2003) meneliti hubungan
antara praktik TQM dan efeknya pada kinerja perusahaan. Hasil penelitian Kaynak
menunjukkan bahwa praktik TQM berhubungan secara langsung dan positif pada
quality performance.
Hipotesis 3 :

Praktik TQM memiliki hubungan positif dengan quality performance

Strategi Organisasi dan Quality Performance
Dari penelitian terdahulu, beberapa kontraversi mengenai hubungan antara
strategi organisasi dan kinerja organisasi, terutama sekali dalam hal tentang kualitas
(mutu). Belohlav (1993) membantah bahwa mutu berkaitan dengan suatu strategi
spesifik, sebab mutu adalah suatu istilah yang dapat digambarkan dalam berbagai
variasi. Philips et al. (1983) mendukung bahwa di antara banyak sumber strategi
differensiasi, kualitas adalah pendekatan yang paling sering menandai strategi
differensiasi. Maani et al. (1994) menyatakan bahwa

peningkatan
mutu

4

mengakibatkan pengurangan biaya manufaktur. Implikasi dari argumentasi ini adalah
bahwa menjadi tujuan strategi cost leadership.
Hasil penelitian Prayogo dan Sohal (1999) menunjukkan bahwa strategi
differensiasi berhubungan dengan kinerja (performance) termasuk quality
performance dan innovative performance. Sebaliknya strategi cost leadership tidak
menunjukkan hubungan yang signifikan dengan quality performance.
Hipotesis 4 : Strategi differensiasi memiliki hubungan positif dengan quality
performance
Hipotesis 5:
Strategi cost leadership memiliki hubungan positif dengan quality
performance
Mediasi Praktik TQM Antara Strategi Organisasi dan Quality Performance
Dalam penelitian ini juga dikembangkan peran TQM sebagai mediasi
hubungan antara strategi organisasi dan quality performance. Pengembangan ini
didasarkan pada penelitian terdahulu, seperti Williams et al. (1995) menguji

hubungan antara strategi kompetitif dan strategi manufaktur dan antara strategi
manufaktur dengan kinerja. Prayogo dan Sohal (2005) juga menguji pengaruh TQM
sebagai variabel yang memediasi strategi organisasi dengan kinerja. Penelitian ini
mereplikasi model yang diajukan oleh Prayogo dan Sohal. Perbedaanya penelitian ini
menggunakan dimensi quality performance.
Hipotesis 6:

Praktik TQM memediasi hubungan strategi differensiasi dengan
quality performance

Hipotesis 7:

Praktik TQM memediasi hubungan strategi cost leadership dengan
quality performance

METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan jasa yang ada di provinsi
Riau yang meliputi ; telekomunikasi, perbankan, perhotelan dan Rumah sakit.
Pemilihan ini didasarkan perusahaan-perusahaan tersebut menekankan pada kualitas

jasa dan kepuasan konsumen. Sampel penelitian ini diperoleh melalui metode
purposive sampling, artinya sampel dipilih dengan menetapkan kriteria-kriteria
tertentu.
Definisi dan Pengukuran Variabel
Strategi Organisasi

5

Instrumen strategi organisasi menggunakan instrument Porter yang terdiri dari
strategi bersaing yaitu differensiasi dan cost leadership. Instrumen ini telah
digunakan oleh beberapa penelitian terdahulu yaitu Miller (1998) dan Prayogo dan
Sohal (2006). Jermias dan Gani (2004) , Auzair dan Langfield-Smith (2005)
Strategi organisasi diukur dengan menanyakan kepada responden posisi
produk mereka relatif terhadap pesaing dengan menggunakan skala likert 7 poin ( 1 =
Sangat rendah dan 7= Sangat Tinggi ). Pertanyaan terdiri 4 item untuk mengukur
strategi cost leadership dan strategi differensiasi menggunakan 7 item pertanyaan.
Praktik TQM
TQM banyak digunakan oleh beberapa penelitian sebelumnya. Dalam
penelitian ini menggunakan instrument TQM yang digunakan oleh Samson dan
Terziovski (1999) yang merupakan instrumen yang dikeluarkan Malcolm Baldrige

National Quality Award (MBNQA) . Instrumen ini telah banyak digunakan dan
diterima sebagai instrument TQM seperti penelitian Juran (1995), Evans and Lindsay
(1999 ), Prayogo dan Sohal (2005).MBNQA terdiri dari 6 kriteria praktik organisasi
yaitu leadership, strategy and planning, customer focus, information and analysis,
people management, and process management.
Quality Performance
Quality performance sebelumnya digunakan oleh Samson dan Terziovski
(1999), Prayogo dan Sohal (2006). Quality performance diukur dengan menggunakan

4 item pertanyaan dengan menggunakan skala likert 5 poin. Poin 1 menunjukkan
posisi paling buruk sampai dengan 5 posisi paling baik di industri.

ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengujian Kualitas Data
Berdasarkan uji validitas butir-butir pertanyaan dalam kuesioner penelitian ini dengan
menggunakan analisis faktor memiliki faktor loading ≥ 0,5 dan nilai KMO diatas
0,5, yang berarti seluruh item valid. Sedangkan nilai cronbach alph berada diatas 0,5
yang juga menunjukkan seluruh item reliabel. Adapun hasil uji validitas variabel
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 1: Hasil Uji validitas dan reliabilitas

6

KMO Measure of
Sampling
Adequacy

Faktor
Loading

Cronbach
alpha

Strategi Differensiasi

0.887

0.689-0.895

0,946

Strategi Cost Leadership

0.758

0.560-0.895

0,911

Praktik Total quality management

0.519

0.632-0.882

0,969

Quality Performance

0.811

0.624-0.792

0,865

Variabel

Sumber : Pengolahan Data Hasil Penelitian tahun 2009

Pengujian Hipotesis
Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa untuk menguji hipotesishipotesis dalam penelitian ini digunakan analisis regresi berganda dengan bantuan software
SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 16.0 Hasil analisis regresi di bawah ini
diperoleh dari persamaan:

Gambar 1. Hasil Analisis Jalur
0,133

X1

0,572

e1

0,358

e2
0,495

0,045
X3

Y

X2

Sumber : Pengolahan Data Hasil Penelitian
Hasil Pengujian Hipotesis 1
Ha : Strategi differensiasi memiliki hubungan positif dengan praktik TQM.
Tabel 2 :
Hubungan antara strategi differensiasi, strategi cost leadership
dan praktik total quality management.

7

Model

Standardized
Coefficients
R

1

(Constant)
.893
X1(Strategi
Differensiasi)
X2 (Strategi Cost
Leadership)
a Dependent Variabel: X3 (Praktik TQM)

Residual
df
49

t

Sig.

.572

4.340
4.872

.000
.000

.358

3.048

.004

Sumber : Pengolahan Data Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil diatas tingkat signifikan antara strategi differensiasi dengan
praktik total quality management adalah 0,000 (sangat signifikan). Dari nilai ß
sebesar 0,572 (nilai ß positif), maka menunjukkan hubungan searah atau positif,
artinya jika terjadi peningkatan variabel strategi differensiasi terjadi juga peningkatan
pada variabel praktik TQM. Nilai koefisien korelasi adalah sebesar 0,893
menunjukkan hubungan yang tinggi antara variabel strategi differensiasi dan variabel
praktik TQM. Dari hasil analisis statistik ditemukan bahwa strategi differensiasi
memiliki hubungan yang positif dengan praktik total quality management, sehingga
berhasil mendukung Ha.
Hal ini mengindikasikan bahwa strategi differensiasi memiliki hubungan yang
positif dengan praktik total quality management. Hasil ini menyatakan bahwa strategi
differentiation dapat mempengaruhi penerapan pelaksanaan praktik total quality
management. Dengan artian dalam penerapan praktik total quality management bisa
menggunakan strategi differentiation sebagai strategi untuk menunjang keberhasilan
praktik total quality management.
Literatur organisasi menunjukkan bahwa strategi dan struktur saling
berhubungan dan menunjukkan karakteristik yang mempengaruhi TQM ( Keats &
Hits,1988). Strategi generik Porter (1980) yang menekankan pada strategi
differensiasi dan cost leadership memiliki issue yang menekankan pada orientasi
proses dan orientasi customer . Orientasi pada customer memfokuskan pada
keuntungan yang diperoleh di pasar yaitu memiliki keunggulan produk dari
kompetitor dan memiliki harga yang bersaing. Hal ini dapat dicapai dengan strategi
differensiasi dan dengan orientasi proses dengan mengurangi sisa produk dan produk
cacat. Hasil penelitian ini sejalan dan konsisten dengan penelitian Reed et al. (1996)
dan Prajogo dan Sohal (2005). Menurut Reed et al. (1996) issue TQM dapat
dibedakan menjadi dua yaitu customer orientation dan process orientation. Orientasi
pada customer memfokuskan pada keuntungan yang diperoleh di pasar yaitu

8

memiliki keunggulan produk dari kompetitor dan memiliki harga yang bersaing. Hal
ini dapat dicapai dengan strategi differensiasi dan dengan orientasi proses yaitu
dengan cara mengurangi sisa produk dan produk cacat.
Hasil Pengujian Hipotesis 2
Ha : Strategi cost leadership memiliki hubungan positif dengan praktik TQM.
Berdasarkan hasil diatas nilai signifikansi antara strategi cost leadership
dengan praktik total quality management adalah 0,004 (sangat signifikan). Dari nilai
ß sebesar 0,358 (nilai ß positif), maka menunjukkan hubungan searah atau positif,
artinya jika terjadi peningkatan variabel strategi cost leadership terjadi juga
peningkatan pada variabel praktik TQM. Nilai koefisien korelasi adalah sebesar 0,893
menunjukkan hubungan yang tinggi antara variabel strategi cost leadership dan
variabel praktik TQM. Dari hasil analisis statistik ditemukan bahwa strategi cost
leadership memiliki hubungan yang positif dengan praktik total quality management,
sehingga berhasil mendukung Ha.
Hal ini mengindikasikan bahwa strategi cost leadership memiliki hubungan
yang positif dengan praktik total quality management. Hasil ini menyatakan bahwa
strategi cost leadership dapat mempengaruhi penerapan pelaksanaan praktik total
quality management. Dengan artian dalam penerapan praktik total quality
management bisa menggunakan strategi cost leadership sebagai strategi untuk
menunjang keberhasilan praktik total quality management.
Berdasarkan pengujian diatas, dapat disimpulkan bahwa strategi cost
leadership memiliki hubungan yang positif dengan praktik total quality management.
Hal ini menunjukkan bahwa strategi cost leadership mempunyai pengaruh dalam
penerapan praktik total quality management. Konsep kaizen yang didominasi literatur
TQM mementingkan perbaikan proses dibandingkan inovasi produk. Secara
fundamental premis TQM adalah biaya dari kualitas yang jelek (seperti
inspeksi,pengerjaan kembali, lost customer , dll) yang lebih besar dibandingkan
dengan pengembangan proses untuk meningkatkan kualitas produk dan jasa. Hal ini
menggambarkan bahwa orientasi proses pada akhirnya menyebakan cost based yang
berkelanjutan yang menggambarkan strategi cost leadership. Hasil penelitian ini
konsisten dengan hasil penelitian Gobeli dan Brown (1994) yang menyatakan bahwa
praktik TQM lebih memfokuskan pada menghasilkan kualitas produk pada harga
yang kompetitif dan menunjukkan rasio kualitas menjadi lebih tinggi.
Hasil Pengujian Hipotesis 3
Ha : Praktik TQM memiliki hubungan positif dengan quality performance.

9

Hipotesis ketiga yang diajukan adalah untuk menguji apakah praktik total
quality management memiliki hubungan yang positif dengan quality performance.
Pada tabel 3 dapat dilihat thitung untuk menguji signifikansi konstanta dari variabel
independen.
Tabel 3
Hubungan antara strategi differensiasi, strategi cost leadership,
praktik total quality management dan quality performance
Standardized
Coefficients
R
.653

t

Sig.

Residual df

(Constant)
48
X1 (Strategi
Differensiasi)
X2 (Strategi Cost
Leadership)
X3 (Praktik TQM)
a Dependent Variable: Y (Quality Performance)

.133

6.634
.545

.000
.588

.045

.206

.838

.495

2.037

.047

Sumber : Pengolahan Data Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil diatas dapat dilihat nilai signifikansi antara praktik total
quality management dengan quality performance adalah 0,047 (signifikan). Dari nilai
ß sebesar 0,495 (nilai ß positif), maka menunjukkan hubungan searah atau positif,
artinya jika terjadi peningkatan variabel praktik TQM terjadi juga peningkatan pada
variabel quality performance. Nilai koefisien korelasi adalah sebesar 0,653
menunjukkan hubungan yang sedang antara variabel praktik TQM dan variabel
quality performance. Dari hasil analisis statistik ditemukan bahwa praktik total
quality management memiliki hubungan yang positif dengan quality performance,
sehingga berhasil mendukung Ha.
Hal ini mengindikasikan bahwa praktik total quality management memiliki
hubungan yang positif dengan quality performance. Hasil ini menunjukkan bahwa
praktik total quality management dapat digunakan dalam mencapai quality
performance.
TQM secara khusus didefinisikan sebagai suatu sistem dari praktik-praktik
yang memiliki sistematik impak terhadap praktik dan kinerja perusahaan. Flynn
(1994) mendefinisikan TQM sebagai pendekatan yang terintegrasi untuk mencapai
kualitas yang tinggi dari output. Fokus TQM adalah pada pemeliharaan dan perbaikan
proses yang terus menerus dan pencegahan terhadap adanya kecacatan pada setiap
level dan fungsi organisasi untuk mencapai kualitas yang tiggi dari output. Hasil
penelitian ini konsisten dengan penelitian terdahulu Prayogo dan Sohal (2006) yang
mengemukakan bahwa TQM secara positif berhubungan dengan quality performance.

10

Hal ini juga konsisten dengan hasil penelitian Kaynak (2003). Dimana Kaynak
menjelaskan bahwa TQM meningkatkan keterlibatan organisasi dalam meningkatkan
kualitas secara terus menerus, bertanggung jawab untuk mendeteksi hal-hal yang
tidak sesuai dengan pengandalian mutu, hal tersebut membuat pekerja lebih
bertanggung jawab untuk pengendalian mutu dan untuk menghentikan produksi
ketika ada suatu masalah dalam produksi.
Hasil Pengujian Hipotesis 4
Ha : Strategi differensiasi memiliki hubungan positif dengan quality performance.
Hipotesis keempat yang diajukan adalah untuk menguji apakah strategi
differensiasi memiliki hubungan yang positif dengan quality performance. Pada tabel
3 dapat dilihat thitung untuk menguji signifikansi konstanta dari variabel independen.
Berdasarkan hasil diatas dapat dilihat nilai signifikansi antara strategi
differensiasi dengan quality performance adalah 0,588 (tidak signifikan). Dari nilai ß
sebesar 0,133 (nilai ß positif), maka menunjukkan hubungan searah atau positif,
artinya jika terjadi peningkatan variabel strategi differensiasi terjadi juga peningkatan
pada variabel quality performance. Nilai koefisien korelasi adalah sebesar 0,653
menunjukkan hubungan yang sedang antara variabel strategi differensiasi dan
variabel quality performance. Dari hasil analisis statistik ditemukan bahwa strategi
differensiasi tidak memiliki hubungan yang positif dengan quality performance,
sehingga berhasil mendukung H0.
Hal ini mengindikasikan bahwa strategi differentiation tidak memiliki
hubungan yang positif dengan quality performance. Dari hasil itu dapat kita lihat
bahwa strategi differensiasi kurang tepat digunakan untuk mencapai quality
performance. Belohlav (1993) membantah bahwa mutu berkaitan dengan suatu
strategi spesifik, sebab mutu adalah suatu istilah yang dapat digambarkan dalam
berbagai variasi. Ia juga mengusulkan sebagai fakta bahwa untuk mencapai suatu
tingkat mutu yang tinggi menciptakan potensi untuk mengejar kedua strategi yaitu
differensiasi dan strategi cost leadership di dalam suatu pasar.
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Prajogo dan Sohal
(2006) yang menyatakan bahwa strategi differensiasi memiliki hubungan positif
dengan quality performance. Prayogo dan Sohal (1999) menyatakan ada faktor lain
yang bisa saja berhubungan dengan strategi differensiasi yaitu financial performance
dan innovative performance. Menurut Reed et al. (1996) hubungan antara strategi
differensiasi terhadap performance tidak dapat dilihat dalam waktu jangka pendek.
Dengan penerapan strategi differensiasi dalam jangka panjang baru akan terlihat
adanya peningkatan terhadap performance perusahaan.
Hasil Pengujian Hipotesis 5

11

Ha : Strategi cost leadership memiliki hubungan positif dengan quality performance.
Berdasarkan hasil diatas dapat dilihat nilai signifikansi antara strategi cost
leadership dengan quality performance adalah 0,838 (tidak signifikan). Dari nilai ß
sebesar 0,045 (nilai ß positif), maka menunjukkan hubungan searah atau positif,
artinya jika terjadi peningkatan variabel strategi cost leadership terjadi juga
peningkatan pada variabel quality performance. Nilai koefisien korelasi adalah
sebesar 0,653 menunjukkan hubungan yang sedang antara variabel strategi cost
leadership dan variabel quality performance. Dari hasil analisis statistik ditemukan
bahwa strategi cost leadership tidak memiliki hubungan yang positif dengan quality
performance, sehingga berhasil mendukung H0.
Hal ini mengindikasikan bahwa strategi cost leadership tidak memiliki
hubungan yang positif dengan quality performance. Dari hasil itu dapat kita lihat
bahwa strategi cost leadership kurang tepat digunakan untuk mencapai quality
performance. Kualitas/ mutu menciptakan keuntungan yang kompetitif melalui
loyalitas pelanggan. Hal ini memperkecil sensitifitas customer terhadap harga. Pada
kebijakan konvensional untuk mencapai kualitas yang lebih tinggi membutuhkan
komponen yang lebih mahal dan teknik manajemen tidak cocok dalam mencapai
keberhasilan biaya yang rendah. Maani et al. (1994) menyatakan bahwa peningkatan
mutu mengakibatkan pengurangan biaya. Implikasi dari argumentasi ini adalah
bahwa menjadi tujuan strategi cost leadership. Hal ini sesuai dengan penelitian
Prajogo dan Sohal (2006) yang menyatakan bahwa TQM mendukung hubungan
langsung dan terbalik antara kualitas dan biaya. Ini berarti bahwa perbaikan kualitas
akan berakhir pada pengurangan biaya, dan ini terlihat sesuai dengan strategi cost
leadership yang mencoba kemungkinan biaya terendah pada produksi.
Pengujian Hipotesis 6
Ha : Praktik TQM memediasi hubungan strategi differensiasi dengan quality
performance.
Dari hasil output SPSS untuk analisis jalur menunjukkan bahwa strategi
differensiasi tidak berpengaruh secara langsung ke quality performance. Dari hasil uji
statistik dapat kita melihat besarnya hubungan langsung dan tidak langsung masingmasing variabel dengan melihat nilai signifikan dan nilai t dari variabel tersebut pada
tabel 3
Hubungan langsung antara strategi differensiasi dengan quality performance
memiliki nilai signifikan 0,588 (tidak signifikan) sedangkan nilai t adalah 0,545
sehingga kedua variabel ini tidak memiliki hubungan yang signifikan. Dengan nilai ß
sebesar 0,133 (nilai ß positif) yang menunjukkan adanya hubungan yang searah atau
positif. Kemudian hubungan tidak langsung dari variabel strategi differensiasi ke

12

praktik total quality management kemudian ke quality performance. Besarnya
hubungan signifikan antara strategi differensiasi dengan praktik total quality
management adalah 0,000 (sangat signifikan) sedangkan nilai t adalah 4,872 dan
derajat bebasnya pada df 49 (2,0096), berarti thitung>ttabel sehingga kedua variabel ini
memiliki hubungan yang signifikan. Dari nilai ß sebesar 0,572 (nilai ß positif) yang
menunjukkan adanya hubungan yang searah atau positif. Sedangkan nilai signifikan
praktik total quality management dengan quality performance adalah 0,047
(signifikan) sedangkan nilai t adalah 2,037 dan derajat bebasnya pada df 48 (2,0106),
berarti thitung>ttabel sehingga kedua variabel ini memiliki hubungan yang signifikan.
Dengan nilai ß sebesar 0,495 (nilai ß positif) yang menunjukkan adanya hubungan
yang searah atau positif.
Besarnya pengaruh langsung (direct) X1 ke Y adalah 0,133, Pengaruh tak
langsung (indirect) X1 ke X3 ke Y : (0,572 x 0,495) = 0,283. Total pengaruh
(korelasi X1 ke Y) adalah 0,133+ (0,572 x 0,495) = 0,416.
Dari
hasil
itu
menunjukkan bahwa nilai pengaruh langsung lebih kecil dari nilai pengaruh tidak
langsung yang membuktikan bahwa variabel praktik total quality management adalah
variabel intervening. Hal ini menyatakan bahwa praktik total quality management
memediasi hubungan antara strategi differensiasi dengan quality performance,
sehingga Ha diterima.
Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa praktik total quality management
berhasil dalam mencapai quality performance dengan menggunakan strategi
differensiasi. Dalam lingkungan yang bergolak perusahaan harus dapat merespon
dengan menentukan strategi organisasi dalam mencapai persaingan yang
berkelanjutan. Melalui strategi perusahaan dapat memilih dan menginterpretasikan
lingkungan dan membentuk lingkungan sebagai elemen untuk tetap dapat bertahan
(Keats & Hits,1998). Literatur organisasi menunjukkan bahwa strategi dan struktur
saling berhubungan dan menunjukkan karakteristik yang mempengaruhi TQM.
Permintaan-permintaan terhadap lingkungan terutama sekali pengharapan konsumen
terhadap kualitas produk dan jasa disajikan perusahaan. Oleh karena itu TQM
diadopsi oleh banyak perusahaan dalam menghadapi lingkungan. Dengan
menerapkan TQM dapat meningkatkan kualitas produk dan jasa, mengurangi cost,
lebih menekankan kepuasan konsumen dan karyawan dan meningkatkan
perfoemance. Hal ini sesuai dengan penelitian Prajogo dan Sohal (2006) yang
mengindikasi bahwa terdapat hubungan yang lebih kuat dengan menggunakan praktik
TQM antara strategi differensiasi dan quality performance.
Hasil Pengujian Hipotesis 7
Ha : Praktik TQM memediasi hubungan strategi cost leadership dengan quality
performance.

13

Dari hasil output SPSS untuk analisis jalur menunjukkan bahwa strategi cost
leadership tidak berpengaruh langsung ke quality performance. Dari hasil uji statistik
dapat kita melihat besarnya hubugan langsung dan tidak langsung masing-masing
variabel dengan melihat nilai signifikan dan nilai t dari variabel tersebut pada tabel 3
Hubungan langsung antara strategi cost leadership dengan quality
performance memiliki nilai signifikan 0,838 (tidak signifikan) sedangkan nilai t
adalah 0,206 dan derajat bebasnya pada df 48 (2,0106), berarti thitungttabel sehingga kedua variabel ini memiliki
hubungan yang signifikan. Dari nilai ß sebesar 0,358 (nilai ß positif) yang
menunjukkan hubungan yang searah atau positif. Sedangkan nilai signifikan praktik
total quality management dengan quality performance adalah 0,047 (signifikan)
sedangkan nilai t adalah 2,037 dan derajat bebasnya pada df 48 (2,0106), berarti
thitung