SENI SUARA DAN MUSIK UNTUK ANAK USIA DIN

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala karunianya maka
kami dapat menyelesaikan Makalah Seni Musik dan Seni Suara Untuk Anak Usia
Dinia ini dengan baik. Ucapan terimakasih dipersembahkan untuk anggota
kelompok atas kerjasama yang baik demi terselesainya makalah ini. Ucapan
terimakasih juga kami persembahkan untuk dosen mata kuliah Seni Musik dan
Seni Suara Anak Usia Dini atas bimbingan yang telah diberikan sehingga
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Makalah ini dibuat dengan tujuan utama yaitu sebagai tugas kelompok
yang diberikan oleh dosen mata kuliah ini, sekaligus menjadi bahan referensi bagi
mahasiswa/i khususnya program studi PG-PAUD dalam pembelajaran Seni
Musik dan Seni Suara untuk anak usia dini. Makalah ini berisi penjabaran
Penjabaran dalam makalah ini adalah mengenai latar belakang materi yang kami
pilih dalam pembelajaran hubungan seni musik dengan kecerdasan visual spasial,
kajian teori, serta pembahasan lebih dalam tentang materi tersebut.
Demikianlah makalah ini disusun dan semoga dapat bermanfaat bagi
semua. Kritik dan saran sangat kami harapkan untuk evaluasi dalam
pembuatan makalah pada kesempatan-kesempatan selanjutnya.
Palembang, Februari 2015
Penyusun


BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Usia prasekolah adalah merupakan usia emas bagi anak. Pada usia ini
sel-sel otak anak berkembang dengan pesat. Menyadari betapa pentingnya usia
ini maka sebagai calon tenaga pendidik harus menstimulasi hal tersebut melalui
pembelajaran Sains untuk Anak Usia Dini agar anak memiliki keterampilan Sains
sejak dini. Pembelajaran Sains anak usia dini lebih menekankan pada proses
bukan pada konsep. Dalam proses belajar, anak akan belajar menghargai suatu
hasil sehingga mereka akan terus mencoba dari kegagalan mereka.
Dalam proses pembelajaran anak usia dini harus melibatkan aspek
pengetahuan, afektif, dan psikomotor sehingga pengetahuan untuk memahami
konsep diperoleh melalui proses berfikir dengan memiliki keterampilan proses
dan sikap ilmiah. Pemahaman ini bermanfaat bagi anak dalam memecahkan
masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Menyadari hal tersebut, dalam praktek pembelajaran yang akan
dilakukan beberapa waktu lalu, kami memilih magnet sebagai bahan materi
praktek. Dengan materi yang kami pilih ini diharapkan agar anak akan
memahami konsep magnet dengan melakukan observasi dan melalui proses
berfikir sehingga anak akan dapat memecahkan masalah ketika mereka

dihadapkan pada benda semacam magnet.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.

Apa yang dimaksud dengan musik?
Apa yang dimaksud dengan kecerdasan visual-spasial?
Apa hubungan musik dengan kecerdasan visual-spasial?
Bagaimana cara mengembangkan kecerdasan visual-spasial melalui
musik?
C. TUJUAN

1. Memberikan gambaran tentang pengertian musik itu sendiri.
2. Memberikan gambaran tentang kecerdasan visual-spasial.
3. Memberikan gambaran tentang tentang hubungan musik dan kecerdasan
visual-spasial.
4. Memberikan informasi tentang cara mengembangangkan kecerdasan

visual-spasial melalui musik.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Musik
Musik sangat erat dalam kehidupan umat manusia. Dewasa ini banyak
digunakan untuk berbagai hal didalam berbagai bidang seperti bidang kesehatan
yang memanfaatkan musik sebagai alat terapi, dll. Dalam perkembangannya,
musik memilki daya tarik yang sangat besar dalam kehidupan umat manusia.
Selain daya tarik yang besar, musik juga memilki ikatan yang sangat signifikan
dalam setiap pengungkapan perasaan kehidupan setiap orang.
Musik merupakan lambang suatu keindahn suara yang dapat dinikmati
melalui indra pendengaran. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “musik
adalah 1 ilmu atau seni penyusunan nada atau suara dalam urutan, kombinas, dan
hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai
kesatuan dan kesinambungan; 2 nada atau suara yang disusun sedemikian rupa
sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan (terutama yang
menggunakan alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu)”.
Herbert Read dalam Dharsono Sony Kartika menyatakan bahwa, “musik

adalah sebuah karya hayati yang dapat dirasakan dan dipahami melalui indra
pendengaran” (2004). Yang mempunyai arti setiap manusia/individu memiliki
media pengungkapan yang dirasakan melalui indera pendengaran yang dapat
menjadi sebuah karya nyata yang langsung dipahami dan dirasakan.
Selain itu, Bellavia Ariestia Dofi mengemukakan pendapat bahwa, “musik
adalah hasil karya cipta dari produk pikiran dan perilaku yang mempunyai
sentuhan aspek kejiwaan” (2010). Menurut http://wikipedia.com “musik adalah
suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan
keharmonisan terutama suara yang dihasilakan dari alat-alat yang dapat
menghasilakn irama”. Jadi, dapat disimpulkan bahwa musik adalah seni suara
yang mengandung irama yang beraturan dan keharmonisan nada dan dapat
didengarkan dengan indra pendengaran.
Jika kedua pengertian diatas dijadikan menjadi satu kesatuan, dapat
dikatakan bahwa sen musik adalah suatu irama atau keharmonisan nada yang
diciptakan manusia dan mengandung perasaaan, unsur keindahan, dan kreativitas
untuk dapat didengarkan oleh manusia itu sendiri.

Konsep Kecerdasan
Teori kecerdasan majemuk merupakan istilah yang relatif baru yang dikenalkan
oleh Howard Gardner. Jasmine (2007: 5) menjelaskan bahwa “Teori tentang

Kecerdasan Majemuk (KM) adalah salah satu perkembangan paling penting dan
paling menjanjikan dalam pendidikan dewasa ini”. Teori KM didasarkan atas
karya Howard Gardner, pakar psikologi perkembangan, yang berupaya
menciptakan teori baru tentang pengetahuan sebagai bagian dari karyanya di
Universitas Harvard. Gardner berkenaan dengan teori tersebut, yaitu Frame of
Mind (1983) menjelaskan ada delapan macam [sekarang sembilan] kecerdasan
manusia yang meliputi bahasa (linguistic), musik (musical), logika-matematika
(logical-mathematical), spasial (spatial), kinestetis-tubuh (bodily-kinesthetic),
intrapersonal

(intrapersonal),

interpersonal

(interpersonal),

dan

naturalis


(naturalits). Berikut ini dijelaskan secara ringkas satu persatu dari bentuk-bentuk
kecerdasan yang dimaksud oleh Gardner.
Pengertian dan Jenis-jenis Kecerdasan
Kecerdasan adalah perihal cerdas, kesempurnaan
akal budi manusia. Kata kecerdasan ini diambil dari
akar kata cerdas. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia cerdas berarti sempurna perkembangan
akal budi seseorang manusia untuk berfikir,
mengerti, tajam pikiran dan sempurna pertumbuhan
tubuhnya.
Howard Gardner mendefinisikan kecerdasan adalah :
1.
2.
3.

Kemampuan untuk memecahkan suatu masalah
Kemampuan untuk menciptakan masalah baru untuk dipecahkan
Kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau menawarkan suatu
pelayanan yang berharga dalam suatu kebudayaan masyarakat.
Kecerdasan Visual – Spasial


Kecerdasan visual dan spasial adalah kemampuan untuk melihat dan mengamati
dunia visual dan spasial secara akurat (cermat). Visual artinya gambar, spasial
yaitu hal-hal yang berkenaan dengan ruang atau tempat. Kecerdasan ini
melibatkan kesadaran akan warna, garis, bentuk, ruang, ukuran dan juga
hubungan di antara elemen – elemen tersebut. Kecerdasan ini juga melibatkan
kemampuan untuk melihat obyek dari berbagai sudut pandang. Kecerdasan
visuap – spasial merupakan kecerdasan para arsitek, fotografer, artis, pilot, dan
insinyur mesin.
Kecerdasan visual spasial atau cerdas gambar
Memuat kemampuan seorang anak untuk memahami secara lebih mendalam
mengenai hubungan antara objek dan ruang. Anak-anak ini memiliki kemampuan
menciptakan imajinasi bentuk dalam pikirannya, atau menciptakan bentuk-bentuk
tiga dimensi. Setelah dewasa biasanya mereka akan menjadi pemahat, arsitek,
pelukis, desainer, dan profesi lain yang berkaitan dengan seni visual.
Kecerdasan ini merupakan kemampuan memahami bangun tiga dimensi (ruang
secara tepat). Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada warna, garis, bentuk, ruang
dan hubungan antar unsur-unsur tersebut. Kecerdasan ini meliputi kemampuan
membeyangkan, dan menyampaikan ide dalam bentuk gambar dua maupun tiga
dimensi.

Kemampuan yang terkait dengan kecerdasan visual-spasial adalah:


Mengenal bentuk, misalnya bentuk-bentuk geometri (bola, lingkaran,
balok, wajik, segitiga, kubus, dll)



Mengenal warna



Membuat bentuk atau rancang bangun

Beberapa macam permainan yang dapat diterapkan guna mengembangkan
kecerdasan visual-spasial adalah seperti berikut:

1. Bermain Warna
Orangtua atau pendidik dapat mengenalkan berbagai macam warna pada anak
melalui krayon dan cat air. Permainan dengan cat air

dapat dilakukan dengan mengenal warna-warna
tertentu dan mencampur berbagai warna untuk
mendapatkan warna baru. Permainan ini bermanfaat
untuk melatih kepekaan anak pada berbagai warna,
kemampuan selanjutnya akan mengembangkan jiwa
seni anak.
2. Bermain Balok Kayu
Permainan

balok

kayu

bermanfaat

untuk

mengembangkan kemampuan anak untuk membuat
rancang bangun tertentu. Dalam permainan ini anak
dilatih membut berbagai bentuk bangun dari balokbalok kayu, seperti membuat rumah, menara, istana,

jembatan, dll.

3. Bermain Bongkar Pasang
Permainan ini terbuat dari benda-benda kecil yang sama
yang dapat dihubungkan satu dengan yang lain. Permainan
bongkar pasang dapat merangsang kemampuan anak untuk
membuat bentuk benda atau bengunan tertentu (misalnya
mobil-mobilan,

pistol-pistolan,

dll).

Permainan

ditujukan untuk dapat merangsang kreatifitas anak.
4. Bermain Pasir

ini


Bermain pasir memang membuat anak nampak kotor.
Namun anak sangat senang dan menikmati jenis
permainan ini. Pemainan ini dapat mengembangkan
kemampuan

anak

merancang

bangun

dan

mengembangkan kreatifitas anak. Orang tua dan
pendidik perlu mengijinkan dan mengajak anak untuk
bermain pasir yang ada di lingkungan dengan tetap
melakukan pengawasan dan pengarahan tentang
segala macam aktifitas anak.
Kecerdasan yang muncul lebih awal pada manusia selain kecerdasan musik yaitu
kecerdasan visual-spasial.
Kecerdasan

Visual-Spasial

(Visual-Spatial

Intelligence)

Kecerdasan ruang kadang-kadang disebut juga dengan kecerdasan visual-spasial.
Kecerdasan ini meliputi kemampuan-kemampuan untuk merepresentasikan dunia
melalui gambaran-gambaran mental dan ungkapan artistik (Shearer, 2004).
Gardner (2003 : 173) mengakui bahwa “Pusat bagi kecerdasan ruang adalah
kapasitas untuk merasakan dunia visual secara akurat, untuk melakukan
transformasi dan modifikasi terhadap persepsi awal atas pengelihatan, dan
mampu menciptakan kembali aspek dari pengalaman visual, bahkan sampai pada
ketidakhadiran dari stimulus fisik yang berhubungan dengan pengalaman
visualnya”. Ada banyak profesi atau ciri orang yang memerlukan kecerdasan
ruang seperti, seorang pelaut memerlukan kemampuan untuk mengemudikan
perahunya dengan bantuan peta; seorang arsitek dapat memanfaatkan sepetak
ruang untuk membuat bangunan, dan seorang gelandang harus mampu
memperkirakan seberapa jauh penyerang dapat menerima operan bola (Checkley,
1997). Kecerdasan visual-spasial berhubungan dengan objek dan ruang yang
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Kecerdasan ini merupakan kemampuan memahami bangun tiga dimensi
(ruang secara tepat). Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada warna, garis, bentuk,

ruang dan hubungan antar unsur-unsur tersebut. Kecerdasan ini meliputi
kemampuan membeyangkan, dan menyampaikan ide dalam bentuk gambar dua
mapun tiga dimensi. Kemampuan yang terkait dengan kecerdasan visual-spasial
adalah:
1)

Mengenal bentuk, misalnya bentuk-bentuk geometri (bola, lingkaran, balok,
wajik, segitiga, kubus, dll)

2)

Mengenal warna

3)

Membuat bentuk atau rancang bangun
Kecerdasan visual spasial Memuat kemampuan seorang anak untuk

memahami secara lebih mendalam mengenai hubungan antara objek dan ruang.
Anak-anak ini memiliki kemampuan menciptakan imajinasi bentuk dalam
pikirannya, atau menciptakan bentuk-bentuk tiga dimensi. Setelah dewasa
biasanya mereka akan menjadi pemahat, arsitek, pelukis, desainer, dan profesi lain
yang berkaitan dengan seni visual.
Psikolog perkembangan anak dari Klinik Anakku, Ike R Sugianto
mengatakan cerdas visual spasial adalah kemampuan memahami, memproses, dan
berpikir dalam bentuk visual. Anak dengan kecakapan ini mampu menerjemahkan
bentuk gambaran dalam pikirannya ke dalam bentuk dua atau tiga dimensi.
Pemahaman tata letak, arah dan posisi yang baik juga bagian dari kecerdasan ini.
“Anak yang cepat menghapal jalan di usia 3-4 tahun bisa dikatakan cerdas visual
spasial,” katanya.
Anak dengan kecerdasan ini, lanjutnya, bisa terlihat anak mudah dan cepat
memahami konsep visual-spasial serta terlihat antusias ketika melakukan aktivitas
yang berkaitan dengan kemampuan ini seperti bermain puzzle, lego, balok-balok,
menggambar dan mewarnai dan membuat peta. Misalnya ketika anak Anda
berusia 4-5 tahun diminta membangun rumah-rumahan dari balok, jangan kaget
melihatnya menyusun balok dengan tepat dan cepat tanpa bantuan pola atau
contoh gambar.
Menurut Howard Gardner, profesor pendidikan dari Harvard University,
AS, dalam bukunya Multiple Intelligences, anak yang memiliki kepintaran visual

akan dapat menyelesaikan masalah ruang (spasial). Anak mampu mengamati
dunia spasial secara akurat, bahkan membayangkan bentuk-bentuk geometri dan
tiga dimensi, serta kemampuan memvisualisasikan dengan grafik atau ide tata
ruang (spasial). “Anak dengan kecerdasan visual spasial adalah pengamat dunia,
mereka peka terhadap tanda-tanda alam dan mengamatinya secara menyeluruh,”
ujarnya.
Dari hasil penelitian yang dilakukan Gardner, orang-orang yang memiliki
kepintaran visual spasial ini lebih banyak dipengaruhi otak kanan, yaitu bagian
otak yang bertugas memproses ruang. Kecerdasan ini dibantu, orangtua harus bisa
menstimulasi kemampuan ini melalui beragam kegiatan. Biasanya anak tipe ini
sangat menggemari permainan-permainan ‘melihat melalui pikiran’ seperti
menggambar atau membayangkan obyek dan permainan acting atau berpura-pura.
“Latihan bisa diterapkan saat anak di usia balita awal lewat kegiatan sehariharinya.
Komponen Kecerdasan Visual Spasial
Komponen inti dari kecerdasan visual spasial adalah kepekaan pada garis, warna,
bentuk, ruang, keseimbangan, bayangan, harmoni, pola dan hubungan antar unsur
tersebut.

Komponen

lainnya

adalah

kemampuan

membayangkan

mempresentasikan ide secara visual dan spasial, dan mengorientasikan diri secara
tepat. Komponen inti dari kecerdasan visual spasial benar-benar bertumpu pada
ketajaman melihat badan ketelitian pengamatan.
Indikator Kecerdasan Visual Spasial Anak Usia Dini
1. Anak menonjol dalam kemampuan menggambar, mampu menunjukkan detil
unsur daripada anak-anak sebayanya.
2. Anak memiliki kepekaan terhadap warna, cepat mengenali warna , serta cepat
dan mampu memadukan warna dengan lebih baik daripada anak-anak
sebayanya.
3. Anak suka menjelajah lokasi di sekitarnya dan memperhatikan tata letak bendabenda disekitarnya, sertacepat menghafal letak benda-benda.
4. Anak menyukai balok atau benda lain untuk membuat suatu bangun.

5. Anak suka melihat-lihat dan memperhatikan buku yang berilustrasi atau bukubuku penuh gambar.
6. Anak suka mewarnai berbagai gambar yang ada di buku, menebalkan garisnya
dan menirunya.
7. Anak menikmati bermain kolase dari berbagai unsur
8. Anak memperhatikan berbagai jenis grafik, peta dan diagram.
9. Anak menikmati foto-foto dialbum
10. Anak senang bercerita tentang mimpinya.
11. Anak senang dengan profesi yang terkait dengan penggunaan kecerdasan
visual spasial secara optimal seperti pelukis.
12. Anak dapat merasakan pola-pola sederhana dan mampu menilai pola mana
yang lebih bagus dari pola lainnya.
Kecerdasan

Visual-Spasial

Kecerdasan

visual-spasial

berkaitan

dengan

kemampuan menangkap warna, arah, dan ruang secara akurat serta mengubah
penangkapannya tersebut ke dalam bentuk lain seperti dekorasi, srsitektur,
lukisan, patung.
Anak yang cerdas dalam visual-spasial :
(1) Memiliki kepekaan terhadap warna, garis-garis, bentuk-bentuk, ruang, dan
bangunan.
(2) Memiliki kemampuan membayangkan sesuatu, melahirkan ide secara visual
dan spasial (dalam bentuk gambar atau bentuk yang terlihat mata) (Armstrong,
1996)
(3) Memiliki kemampuan mengenali identitas objek ketika objek tersebut ada dari
sudut pandang yang berbeda.
(4) Mampu memperkirakan jarak dan keberadaan dirinya dengan sebuah objek
(Indra Supit, dkk., 2003:39).
(5) Suka mencoret-coret, membentuk gambar, mewarnai, dan menyusun unsurunsur bangunan seperti puzzle dan balok-balok;
(6) Dapat mempergunakan apa pun untuk membentuk sesuatu yang bermakna
baginya. Penjepit kain dapat dikait-kaitkan membentuk pesawat terbang,
dinaosaurus, bahkan orang-orangan. Bola sepak diberi coretan sehingga

menyerupai gambar orang. Kemampuan dan kecenderungan membayangkan
suatu bentuk mewarnai aktivitas bermain mereka.
Guru dapat merangsang kecerdasan visual-spasial dengan melalui :
(1) Berbagai program seperti melukis, membentuk sesuatu dengan plastisin,
mengecap, dan menyusun potongan gambar;
(2) Menyediakan berbagai fasilitas yang memungkinkan anak mengembangkan
daya imajinasi mereka, seperti alat-alat permainan konstruktif (lego, puzzle,
lasie,), balok-balok bentuk geometri berbagai warna dan ukuran, peralatan
menggambar, pewarna, alat-alat dekoratif (kertas warna-warni, gunting, lem,
benang) dan berbagai buku bergambar
(3) Menyediakan beberapa miniatur benda-benda yang disukai anak, seperti
mobil-mobilan, pesawat terbang, rumah-rumahan, hewan, dan orangorangan.
Menurut Howard Gardner (1993), kecerdasan visual-spasial mempunyai lokasi di
otak bagian belakang hemisfer kanan. Kecerdasan ini berkaitan erat dengan
kemampuan imajinasi anak. Pola pikir topologis (bersifat mengurai bagianbagian dari suatu objek) pada awal masa kanak-kanak memungkinkan mereka
menguasai kerangka pikir euclidean pada usia 9-10 tahun. Kepekaan artistik pada
kecerdasan ini tetap bertahan hingga seseorang itu berusia tua.
Hubungan Musik dengan Keceradasan Visual-Spasial
Musik memiliki pengaruh dan makna yang sangat besar dalam kehidupan.
Dimana setiap pengungkapan rasa dapat diperlihatkan melalui nada-nada yang
dirangkai menjadi sebuah musik.
Dalam kecerdasan visual-spasial, anak memiliki kecerdasan dalam bentuk
geometri dan tiga dimensi. Anak dengan kecakapan ini mampu menerjemahkan
bentuk gambaran dalam pikirannya, dengan berarti musik dapat digunakan
sebagai salah satu media dalam penggunaan pembelajaran bagi anak yang
memiliki kecerdasan visual-spasial. Musik dapat dimanfaatkan dalam kecerdasan
visual-spasial, dengan menggunakan metode-metode yang mudah digunakan.

Dengan media musik, anak yang memiliki keceradasan visual-spasial
dapat lebih mudah mempelajari/mendalami hal-hal yang mengenai bentuk,
misalnya bentuk-bentuk geometri (bola, lingkaran, balok, wajik, segitiga, kubus,
dll), mengenal warna, membuat bentuk atau rancang bangun, dll. Anak dapat
belajar hal-hal diatas sambil mendengarkan lagu/memainkan musik, guru juga
dapat mengembangkan metode pembelajaran dengan menggunakan musik,
misalnya bahan materi yang akan diajarkan kepada murid-murid dipersiapkan
dengan menjadikan materi tersebut sebuah lagu yang dapat lebih mudah dipahami
oleh anak-anak.
Musik juga memiliki hubungan yang sangat erat dengan aktivitas
kehidupan terutama pendidikan. Musik mempunyai hal-hal penting dalam
mengaitkan pendidikan dengan kecerdasan yang dimiliki anak, terutama
kecerdasan visual-spasial. Dalam mengaitkan hal inilah, sebagai pendidik dapat
mengembangkan kemampuan setiap peserta didik. Musik juga dapat dijadikan
sebagai pembelajaran kepada anak, anak dapat mengetahui hal-hal apa saja yang
terkait dengan musik, seperti ketika anak mendengar lagu, anak dapat sekalian
meransang kemampuan otak nak, anak dapat berkonsentrasi dalam belajar, anak
dapat melapaskan rasa jenuh mereka dengar mendengar musik. Kelebihankelebihan inilah yang dapat merangsang otak anak.
Tidak hanya otak anak yang dapat dirangsang, tapi juga emosi pada anak
juga dapat dikembangkan melalui musik. Dengan musik emosi anak dapat
dikendalikan juga dengan baik. Musik dapat menjadi media penting untuk
merubah semua perasaan pada anak. Ketika anak sedang sedih/marah, dengan
mendengarkan musik yang gembira, perasaan anak tersebut otomatis akan
merubah perasaan yang mereka miliki, menjadi lebih baik, gembira, dan senang.
Begitu juga dengan emosi-emosi lain.
Tidak hanya pada anak-anak, hal-hal seperti mengembangkan otak
maupun emosi dapat terjadi, ini juga dapat dilakukan oleh setiap individu orang
dewasa dari dulu hingga sampai saat ini.
Cara mengembangkan kecerdasan visual spasial pada anak :

1.

Menggambar dan menulis

2.

Mencoret-coret

3.

Menyanyi, mengenal dan membayangkan suatu konsep

4.

Membuat prakarya

5.

Mengunjungi berbagai tempat

6.

Melakukan permainan konstruktif dan kreatif

7.

Mengatur dan merancang
Dengan

musik

cara-cara

diatas

dapat

juga

dilakukan

untuk

mengembangkan kecerdasan visual-spasial pada anak. Seperti contoh dengan
musik anak dapat mengembangkan kemampuan anak dalam mencoret-coret di
buku mereka, ketika anak melakukan pekerjaan tersebut anak sambil bernyanyi
dan melakukan tugasnya dengan baik, selain itu anak juga mendapatkan
kemampuan lebih, seperti ketika anak-anak menggambar dan menulis, guru juga
dapat memberi materi tentang not-not balok dan angka kepada murid-muridnya
sambil memperkenalkan musik kepada anak tersebut, dan anak tersebut dapat
lebih mengenal dan mengetahui maupun mendapatkan lebih banyak ilmu ketika
guru menggunakan metode tersebut.
Dengan lagu, anak lebih bersemangat dan lebih memperhatikan dengan
apa yang diajarkan oleh guru, karena anak selalu memiliki rasa penasaran yang
kuat untuk selalu mencoba dan mencoba. Musik juga menunjang aspek
keceradasan yang akan diperoleh oleh si anak tersebut.

http://www.kajianpustaka.com/2013/09/pengertian-dan-jenis-jeniskecerdasan.html
https://didikz888.wordpress.com/tag/kecerdasan-visual-spasial-atau-cerdasgambar/
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/MULTIPLE%20INTELLIGENCES
%20III.pdf
http://www.talentcoach.co.id/talent_coach.php?tc=detail_artikel&kd_artikel=5
https://kloponom.wordpress.com/paud/kecerdasan-majemuk/kecerdasan-visualspasial/
http://anak-usiadini.blogspot.com/2012/01/kecerdasan-interpersonal-danvisual.html
Anonim, http://wikipedia.com, Pengertian Musik (diakses pada 15 Februari
2015).
Dofi, Bellavia Ariestia. 2010. Psikologi Musik; Terapi Kesehatan. Jakarta: Golden
Terayon Press
Kartika, Dharsono Sony. 2004. Seni Rupa Modern. Bandung: Rekayasa Sains.