KOMUNIKASI VERBAL ANAK PESISIR USIA

Tugas Makalah
Dosen Pengampuh : Muh. Nur Hidayat Nurdin, S.Psi., M.Si.
PSIKOLOGI KOMUNIKASI

KOMUNIKASI VERBAL

OLEH
AMELIA PUSPA NINGRUM/ 1171040058

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2014

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Komunikasi merupakan hal yang sangat lazim dan menjadi keharusan bagi
individu, individu adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Sejak
pagi hingga malam hari dan berlanjut seterusnya waktu yang digunakan untuk
aktifitas salah satunya adalah berkomunikasi. Penelitian yang dilakukan oleh

David K. Berlo mengemukakan 70% dari waktu bangun digunakan untuk
berkomunikasi (Rakhmat, 2008). Komunikasi merupakan cara individu untuk
menyampaikan pesan dan informasi kepada orang lain, agar dapat berinteraksi dan
memahami perasaan serta memahami keinginan orang lain (Cangara, 1998).
Didalam kehidupan bermasyarakat, tidak sedikit ditemukan perbedaan
dalam berpendapat, ketidaknyamanan, bahkan konflik kesalahpahaman dalam
komunikasi. Kehidupan manusia ternyata sangat bergantung dengan proses
komunikasi dan interaksi dengan orang lain. Komunikasi yang sering ditemui
dalam individu adalah komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal adalah
proses komunikasi antar dua orang atau lebih, baik secara verbal maupun non
verbal, sehingga pada awalnya timbul interaksi (Rakhmat, 2008). Aktifitas
komunikasi berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih,
baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang (Wiryanto, 2005).
Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang dipakai oleh seseorang
dengan orang lain. Tanpa ada bahasa kita tidak akan dapat mengerti apa yang
dimaksudkan oleh seseorang kepada kita. Bahasa juga merupakan alat pemersatu
antarsesama. Komunikasi sebagai sarana bahasa banyak memiliki bagian yang
sangat penting dalam sehari-hari kita. Dari sekian banyak komunikasi, yang sering
kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari kita yaitu komunikasi verbal dan
komunikasi nonverbal. Bahasa verbal merupakan suatu alat komunikasi yang

dapat menggambarkan cara manusia hidup, berpikir, berpengetahuan, menyusun
konsep tentang dunianya, dan mengungkapkan secara lisan maupun tertulis.

Bahasa nonverbal adalah bahasa yang tidak mementingkan/tidak menggunakan
kata-kata penyampaian pesan, tetapi menggunakan symbol lain
B. TUJUAN PENULISAN
Sebagai pemenuhan tugas Psikologi Komunikasi dengan makalah yang
bertemakan komunikasi verbal
C. RUMUSAN PENULISAN
1.

Apa pengertian komunikasi?

2.

Apa saja unsur-unsur komunikasi?

3.

Apa tujuan komunikasi?


4.

Apa fungsi komunikasi?

5.

Apa pengertian komunikasi verbal?

BAB II

LANDASAN TEORI

1. Pengertian Komunikasi
Menurut Webster New Collogiate Dictionary komunikasi adalah “suatu
proses pertukaran informasi di antara individu melalui sistem lambang-lambang,
tanda tanda atau tingkah laku”. Beberapa ahli mengemukakan definisi komunikasi
sebagai berikut :
a. Carl Holvand, Janis & Kelley
Komunikasi adalah suatu proses melalui dimana seseorang (komunikator)

menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan
mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya.
b. Bernard Berelson & Gary A. Steiner
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi, gagasan, emosi,
keahlian dan lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol seperti katakata, gambar, angka-angka dan lain-lain.
c. Weaver
Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat
mempengaruhi pikiran orang lainnya.
2. Unsur-unsur Komunikasi
Lasswell mengemukakan lima unsur komunikasi, yaitu:
a. Sumber juga sering disebut dengan penyandi (encoding), komunikator,
sender atau originator. Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau
mempunyai keinginan untuk berkomunikasi.
b. Pesan, yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima.

c. Saluran atau media, yaitu alat atau wahana yang digunakan sumber untuk
menyampaikan pesan kepada penerimanya.
d. Penerima (receiver) sering juga disebut sasaran/tujuan yaitu orang yang
menerima dari sumber.
e. Efek, yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan

tersebut.
3. Tujuan Komunikasi
Tujuan komunikasi dilihat dari sudut kepentingan sumber atau komunikator
antara lain:
a. Memberikan informasi
Komunikasi merupakan proses satu pesan yang akan disampaikan oleh
komunikator kepada komunikan berupa informasi. Melalui komunikasi,
pesan tersebut disampaikan komunikator kepada komunikan.
b. Mendidik
Dari sekedar memberikan informas akhirnya banyak input yang
disampaikan

komunikator

agar

komunikan

menjadi


lebih

luas

pengetahuannya.
c. Menghibur
Seorang

komunikator

berkomunikasi tidak semata-mata memberikan

informasi dan pengetahuan melainkan juga, menghibur perasaan
komunikan. Hal ini

sering dilakukan untuk

mengakrabkan ikatan

emosional.

d. Menganjurkan suatu tindakan
Pesan yang disampaikan komunikator merupakan stimulus yang dapat
menjadi acuan bagi komunikan. Komunikator dapat
komunikan melalui komunikasi.
4. Komunikasi Verbal

mempengaruhi

Hardjana (2003) mengemukakan bahwa komunikasi verbal adalah
komunikasi yang menggunakan kata-kata, entah lisan maupun tertulis. Simbol
atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau
lebih. Bahasa dapat juga dianggap sebagai sistem kode verbal (Mulyana, 2005).
Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat simbol, dengan aturan untuk
mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan dan dipahami suatu
komunitas.
Larry L. Barker mengemukakan bahasa mempunyai tiga fungsi, yaitu:
1. Fungsi

penamaan,


yaitu

suatu

hal

yang

merujuk

pada

usaha

mengidentifikasi objek, tindakan atau orang dengan menyebut namanya
sehingga dapat dirujuk dalam komunikasi.
2. Fungsi interaksi menekankan berbagi gagasan dan emosi, yang dapat
menghubungkan antara orang dengan orang lainnya.
3. Fungsi transmisi informasi, yaitu melalui bahasa informasi dapat
disampaikan kepada orang lain.

Komunikasi yang Efektif
Komunikasi yang efektif apabila penerima menginterpretasi pesan yang
diterimanya sebagaimana dimaksudkan oleh pengirim.
Berbagai Sumber Kesalahfahaman


Sumber-sumber hambatan yang bersifat emosional atau cultural



Mendengar dengan maksud Sadar / tidak sadar untuk memberikan
penilaian dan menghakimi orang lain (Defensif)



Gagal menangkap maksud konotatif dibalik ucapan meski tahu maksud
denotatif yang digunakan pembicara.




Distorsi / kesalahpahaman sering terjadi karena adanya ketidakpercayaan

Menurut Johnson (1981) mengirimkan pesan secara efektif, mesti memenuhi tiga
syarat, yaitu :


Pesan yang dikirim mudah dipahami,



Pengirim memiliki kredibilitas dimata penerima



Berusaha mendapatkan umpan balik optimal tentang pengaruh pesan dari
diri penerima (kredibel dan terampil mengirimkan pesan)

Komunikasi Satu Arah dan Dua Arah



Komunikasi satu arah adalah situasi komunikasi dimana pengirim tidak
memiliki kesempatan untuk mengetahui bagaimana penerima telah
mendekodifikasikan pesannya.



Komunikasi dua arah yaitu pengirim cukup leluasa mendapatkan umpan
balik tentang cara penerima menangkap pesan yang telah dikirimkannya.
(saling memahami, mengembangkan relasi, memuaskan dan efektif)

Mendengarkan Sambil Memahami
Menurut Johnson (1981) mengemukakan beberapa kesalahan umum dalam
berkomunikasi, yaitu :
a. Sebagai Pengirim Pesan
1) Cepat-cepat berbicara tanpa menyusun pikiran lebih dulu

2) Mengjejalkan terlalu banyak gagasan dalam pesan kita (kadang
tidak nyambung)
3) Merumuskan pernyataan terlalu pendek, tidak mudah dipahami
4) Mengabaikan pokok pesan yang sudah dimiliki oleh penerima
5) Tidak menyesuaikan rumusan pesan kita dengan sudut pandang
penerima.

b. Sebagai Penerima Pesan
1) Tidak menaruh perhatian kepada pengirim.
2) Sudah merumuskan jawaban sebelum mendengarkan semua yang
hendak dikatakan pengirim.
3) Cenderung mendengar detail-detail seperti kata, intonasi, bukan
mendengar pesan secara keseluruhan.
4) Memberikan penilaian benar dan salah sebelum memahami
sepenuhnya pesan yang dikirim.
Persepsi yang Selektif dalam Mendengarkan dan Menanggapi
Agar mampu menjadi pendengar yang baik, yakni mendengarkan dan
menenggapi lawan komunikasi secara tepat, kita perlu menyadari kemungkinan
terjadinya selektivitas serta bersedia mengubah persepsi apabila cara menanggapi
pesan memang meleset.
Menanggapi Sudut Pandang Orang Lain

Salah paham terjadi karena karena anggapan semua orang melihat obyek
atau kejadian dari sudut padnang yang sama, padahal kenyataanya ada perbedaan
sudut pandang. Faktor-faktor yang mempengaruhi, yaitu:
1. Sudut pandang kita sendiri dapat berubah seiring dengan perubahan waktu,
2. Pesan yang sama dapat memiliki lebih dari satu makna.
3. Kemampuan memahami sudut pandang sangat penting untuk dapat
menciptakan suatu komunikasi yang efektif.
Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum mengutarakan sesuatu, yaitu :
1. Sudut pandang lawan komunikasi kita
2. Pre-requisite lawan komunikasi kita tentang hal yang diungkapkan
3. Informasi lebih lanjut mana yang dibutuhkan dan didinginkan oleh lawan
komunikasi kita tentang hal yang kita utarakan tersebut.
Keterbatasan bahasa
Bahasa yang merupakan komunikasi verbal, mempunyai porsi 35% dari
keseluruhan komunikasi manusia. Bahasa mempunyai keterbatasan sebagai
berikut:
a. Keterbatasan jumlah kata yang tersedia untuk mewakili objek.
Kata-kata adalah kategori-kategori untuk merujuk pada objek tertentu:
orang, benda, peristiwa, sifat, perasaan, dan sebagainya. Tidak semua kata
tersedia untuk merujuk pada objek. Suatu kata hanya mewakili realitas,
tetapi buka realitas itu sendiri. Dengan demikian, kata-kata pada dasarnya
bersifat parsial, tidak melukiskan sesuatu secara eksak. Kata-kata sifat

dalam bahasa cenderung bersifat dikotomis, misalnya baik-buruk, kayamiskin, pintar-bodoh, dsb.
b. Kata-kata bersifat ambigu dan kontekstual.
Kata-kata bersifat ambigu, karena kata-kata merepresentasikan persepsi
dan interpretasi orang-orang yang berbeda, yang menganut latar belakang
sosial budaya yang berbeda pula. Kata berat, yang mempunyai makna
yang nuansanya beraneka ragam. Misalnya: tubuh orang itu berat; kepala
saya berat; ujian itu berat; dosen itu memberikan sanksi yang berat
kepada mahasiswanya yang nyontek.
c. Kata-kata mengandung bias budaya.
Bahasa terikat konteks budaya. Teori Relativitas Linguistik Sapir-Whorf
mengatakan benarnya setiap bahasa menunjukkan suatu simbolik yang
khas, melukiskan realitas pikiran, pengalaman batin, dan kebutuhan
pemakainya.

d. Percampuran adukkan fakta, penafsiran, dan penilaian.
Dalam berbahasa kita sering mencampuradukkan fakta (uraian), penafsiran
(dugaan), dan penilaian. Masalah ini berkaitan dengan dengan kekeliruan
persepsi.

BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Kita dapat berkomunikasi dengan orang lain karena ada makna yang
dimiliki bersama. Makna yang sama hanya terbentuk bila kita memiliki
pengalaman yang sama. Komunikasi akan berhasil apabila pesan yang
disampaikan tepat, dapat dimengerti dan dapat diterima oleh komunikan. Bahasa
cenderung menghambat atau mempercepat proses pemikiran tertentu. Meskipun
kita dapat berpikir tanpa bahasa, bahasa terbukti mempermudah kemampuan
belajar dan mengingat, memecahkan persoalan dan menarik kesimpulan. Dengan

bahasa kita mengkomunikasikan pemikiran kita kepada orang lain dan menerima
pikiran orang lain. Singkatnya, kita tidak selalu berpikir dengan kata-kata tetapi
sedikit sekali kita dapat berpikir tanpa kata-kata. Dengan demikian, Komunikasi
verbal adalah komunikasi dengan menggunakan simbol-simbol verbal. Simbol
verbal bahasa merupakan pencapaian manusia yang paling impresif.

2.Saran
Proses

komunikasi

merupakan

pertukaran

informasi

maka

dalam

menyampaikan informasi individu pengirim (sender) hendaknya memperhatikan
penerima (receiver) dari

beberapa segi yaitu usia, pengetahuan, situasi dan

kondisi waktu penyampaiannya, sehingga informasi yang disampaikan mendapat
feedback dan komunikasi menjadi efektif.

DAFTAR PUSTAKA
Cangara, H. (1998). Pengantar Ilmu komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Hardjana. (2003). Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. Yogyakarta:
Kansius.
Rakhmat, J. (2008). Psikologi komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Riswandi. (2009). Ilmu komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Supratiknya, A. (1995). Komunikasi Antarpribadi. Yogyakarta: Kansius.
Wiryanto. (2005). Pengantar ilmu komunikasi. Jakarta: Gramedia Wiasarana
Indonesia.