LAPORAN DAN PENDAHULUAN KONSEP DASAR
LAPORAN PENDAHULUAN
KONSEP DASAR
I.
PENGERTIAN
Kurangnya perawatan diri pada pasien gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan
proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun,
kurang perawatan diri ketidakmampuan merawat kebersihan diri, makan secara mandiri,
berhias diri secara mandiri, dan toileting (Buang Air Besar atau Buang Air Kecil)
(Mukhripah, 2008).
Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang mengalami
kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri secara
mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian/berhias, makan dan BAB/BAK (toileting)
(Fitria, 2009).
Keadaan individu mengalami kerusakan fungsi motorik atau fungsi kognitif, yang
menyebabkan penurunan kemampuan untuk melakukan masing-masing dari kelima
aktivitas perawatan diri (makan, mandi atau higiene, berpakaian atau berhias, toileting,
instrumental) (Carpenito, 2007).
II.
ETIOLOGI
Menurut Depkes (2000: 20), penyebab kurang perawatan diri adalah:
a. Factor predisposisi
1) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif terganggu.
2) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan
diri.
3) Kemampuan realitas turun dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas
yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk
perawatan diri.
4) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.
Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
b. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang penurunan
motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami
individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.
1
Menurut Depkes (2000: 59) Faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene
adalah:
1) Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan
kebersihan dirinya.
2) Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan
akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
3) Status Sosial Ekonomi
4) Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat
gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
5) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik
dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes
mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
6) Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
7) Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri
seperti penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.
8) Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan
perlu bantuan untuk melakukannya.
III.
JENIS-JENIS DEFISIT PERAWATAN DIRI
Menurut Nanda-1 (2012), jenis perawatan diri terdiri dari:
a. Defisit Perawatan diri : mandi
b. Defisit perawatan diri : berpakaian dan berhias
c. Defisit perawatan diri : makan
d. Defisit perawatan diri : eliminasi
2
IV.
TANDA DAN GEJALA
Menurut Mukhripah (2008) kurang perawatan diri sering ditemukan adanya tanda dan
gejala sebagai berikut :
1. gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki
dan bau, kuku panjang dan kotor.
2. ketidakmampuan berhias atau berdandan, ditandai dengan rambut acakacakan,
pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki tidak
bercukur, pada pasien wanita tidak berdandan.
3. ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai dengan ketidakmampuan
mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan makan tidak pada tempatnya
4. ketidakmampuan BAB atau BAK secara mandiri, ditandai dengan BAB atau BAK
tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah BAB atau
BAK.
5.
V.
DAMPAK MASALAH DEFISIT PERAWATAN DIRI
a. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya
kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering terjadi adalah
gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan
telinga, gangguan fisik pada kuku
b. Dampak psikososial
Masalah yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan
rasa nyaman, kenutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri
dan gangguan interaksi sosial.
VI.
PENATALAKSANAAN
Pasien dengan gangguan defisit perawatan diri tidak membutuhkan perawatan medis
karena hanya mengalami gangguan jiwa, pasien lebih membutuhkan terapai kejiwaan
melalui komunikasi terapeutik.
3
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
I.
PENGKAJIAN
Kurangnya perawatan diri pada klien dengan gangguan jiwa terjadi akibat adanya
perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri
menurun. Kurang perawatan diri tampak dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri,
makan secara mandiri, berhias diri secara mandiri, dan toileting ( BAB / BAK secara
mandiri).
6. Data yang biasa ditemukan dalam deficit perawatan diri adalah :
a. Data Subyektif : pasien merasa lemah, malas untuk beraktifitas, merasa tidak
berdaya
b. Data objektif : rambut kotor, acak-acakan, badan dan pakaian kotor dan bau,
mulut dan gigi bau, kulit kusam dan kotor, kuku panjang dan tidak terawat
7. Mekanisme Koping :
Regresi, penyangkalan, isolasi social, menarik diri, intelektualisasi
II.
POHON MASALAH KEPERAWATAN
Effect
Defsit Perawatan
isolasi sosial
Diri
Menurunnya
Core Problem
motivasi dalam
halusinasi
perawatan diri
Causa
hargadiri rendah
III.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan data yang didapat ditetapkan diagnosa keperawatan :
Kurang Perawatan Diri : - kebersihan diri
-berdandan
- makan
- BAB/BAK
4
IV.
RENCANA KEPERAWATAN
N
PERENCANAAN
TUJUAN
KRITERIA
O
INTERVENSI
Klien dapat
EVALUASI
Klien dapat
mengenal
menyebutkan
pentingnya kebersihan diri dengan
tentang
pentingnya
cara menjelaskan pengertian tetnag
pentingnya
kebersihan diri
arti bersih dan tanda-tanda bersih
kebersihan diri
dalam waktu 2kali
1. Diskusikan bersama klien tentang
2. Dorong klien untuk menyebutkan 3
pertemuan :
dari 5 tanda kebersihan diri
-tanda-tanda bersih
-badan tidak bau
-rambut rapi, bersih
dan tidak bau
-gigi bersih dan
tidak bau mulut
-baju rapi dan tidak
bau
Klien mampu
1. Diskusikan fungsi kebersihan diri
menyebutkan
untuk kesehatan dengan menggali
kembali kebersihan
pengetahuan klien terhadap hal-hal
untuk kesehatan
yang berhubungan dengan
kebersihan diri
2. Bantuklien mengungkapkan arti
kebersihan diri dan tujuan
memelihara kebersihan diri
3. Beri reinforcement positif setelah
klien mampu mengungkapkan arti
Klien dapat
kebersihan diri
Ingatkan klien untuk memelihara
menjelaskan tentang
kebersihan diri seperti :
cara merawat diri,
-mandi 2x, pagi dan sore
antara lain :
-sikat gigi minimal 2x sehari (sesudah
-mandi 2 kali sehari
makan dan sebelum tidur )
dengan sabun
- keramas dan menyisir rambut
-menggosok gigi
- gunting kuku bila panjang
5
minimal 2 kali
sehari setelah makan
dan akan tidur
-mencuci rambut 23x seminggu dan
memotong kuku bila
panjang
-mencuci tangan
sebelum dan
Klien dapat
sesudah makan
Klien berusaha
mengidentifikasi
untuk memelihara
-ingatkan caranya, evaluasi hasilnya
penyebab defisit
kebersihan diri,
dan beri umpan balik
perawatan diri
yaitu :
-bimbing klien dengan bantuan
-mandi, pakai sabun
minimal
dan siram dengan
-jika hasil kurang, kaji hambatan
air sampai bersih
yang ada
1. Memotivasi klien untuk mandi :
-mengganti pakaian
2. bimbing klien untuk mandi
bersih sehari sekali
-ingatkan dan anjurkan untuk mandi
dan merapikan
2x sehari dengan menggunakan
penampilan
sabun
-
-anjurkan klien untuk meningkatkan
cara mandi yang benar
3. anjurkan klien untuk mengganti baju
setiap hari:
-anjurkan klien untuk
mempertahankan dan meningkatkan
penampilan diri setiap hari
-dorong klien untuk mencuci
pakaiannya sendiri
-demonstrasikan cara mencuci
pakaian yang benar dengan sabun
dan di bilas
4. kaji keinginan pasien untuk
memotong kuku dan merapikan
rambut
-beri kesempatan klien untuk
6
melakukan sendiri
-ingatkan potong kuku dan keramas
5. kolaborasi dengan perawat ruangan
untuk pengelolaan fasilitas
perawatan kebersihan diri seperti
mandi dan kebersihan kamar mandi
6. bekerja sama dengan keluarga untuk
mengadakan fasilitas kebersihan diri,
seperti odol, sikat gigi, shampo,
pakaian ganti, handuk dan sendal
Klien dapat
Setelah 1 minggu
Monitor klien dalam melaksanakan
melakukan
klien dapat
kebersihan diri secara teratur, ingatkan
kebersihan
melakukan
untuk mencuci rambut, menyisir, gosok
perawatan diri
perawatan
gigi, ganti baju dan pakai sandal
secara mandiri
kebersihan diri
secara rutin dan
teratur tanpa anjuran
-mandi pagi dan
sore hari
-ganti baju setiap
hari
-penampilan bersih
Klien dapat
dan rapi
Klien selalu tampak
Beri reinforcement positif jika klien
mempertahanka
bersih dan rapi
berhasil melakukan kebersihan klien
secara mandiri
Klien dapat
Keluarga selalu
1. jelaskan pada keluarga tentang
sukungan
mengingat hal-hal
penyebab kurang minatnyaklien
keluarga dalam
yang berhubungan
menjaga kebersihan diri
meningkatkan
dengan kebersihan
kebersihan diri
diri
n kebersihan diri
2. diskusikan bersama keluarga tentang
tindakan yang telah dilakukan klien
selama di RS dalam menjaga
kebersihan dan kemajuan yang
dialami di RS
3. anjurkan keluarga untuk
memutuskan stimulasi terhadap
7
kemajuan yang telah dialami di RS
1. jelaskan pada keluarga tentang
Keluarga
menyiapkan sarana
manfaat sarana yang lengkap dalam
untuk membantu
menjaga kebersihan diri klien
klien dalam menjaga
2. anjurkan keluarga untuk
kebersihan diri
menyiapkan sarana dalam menjaga
kebersihan diri
3. diskusikan bersama keluarga cara
Keluarga membantu
membantu klien menjaga kebersihan
Diskusikan dengan keluarga mengenai
dan membimbing
hal-hal yang dilakukan misalnya :
klien dalam menjaga
-mengingatkan klien pada waktu mandi
kebersihan diri
-sikat gigi, keramas, ganti baju, dan lainlain
-membantu klien apabila mengalami
hambatan, memberi pujian atas
kebersihan klien
V.
RENCANA STRATEGI PELAKSANAAN
KLIEN
SPIP
KELUARGA
SP1K
1. Menjelaskan pentingnya kebersihan
diri
diri
yang
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan
gejala defisit perawatan diri, dan jenis
pasien
mempraktekkan
cara menjaga kebersihan diri
4. Menganjurkan pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian
SP2P
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
pasien
defisit perawatan diri yang dialami
pasien beserta proses terjadinya
3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien
defisit perawatan diri
SP2K
1. Melatih keluarga mempraktekkan cara
merawat
2. Menjelaskan cara makan yang baik
3. Membantu
masalah
dirasakan pasien
2. Menjelaskan cara menjaga kebersihan
3. Membantu
1. Mendiskusikan
pasien
mempraktikkan
cara mekan yang baik
4. Menganjurkan pasien memasukkan
pasien
dengan
defisit
perawatan diri
2. Melatih keluarga mempraktikkan cara
merawat
langsung
kapada
pasien
defisit parawatan diri
dalam jadwal harian
SP3P
SP3K
8
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
pasien
harian aktivitas dirumah termasuk
2. Menjelaskan cara eliminasi yang baik
3. Membantu
1. Membantu keluarga membuat jadwal
pasien
mempraktekkan
minum obat (discharge planning)
2. Menjelaskan follow up setelah pulang
cara eliminasi yang baik
4. Menganjurkan pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian
SP4P
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
pasien
2. Menjelaskan cara berdandan
3. Membantu
pasien
mempraktekkan
cara berdandan
4. Menganjurkan pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian
ASUHAN KEPERAWATAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
RUANG RAWAT : KRONIS WANITA
TGL MASUK :
9
I.
II.
IDENTITAS KLIEN
Nama
: Ny. E
Umur
: 40 tahun
Agama
: Kristen katolik
Suku
: Muyu - Merauke
Alamat
: Jl. Nowari/aspel
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
:-
No. RM
:
Diagnose Medis
: skinzofrenia
P
ALASAN MASUK
Klien dirujuk dari rumah sakit Merauke , suka main air dan sabun tiap hari , telanjang
sambil jalan
III.
RIWAYAT PRESIPITASI / RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Perubahan perilaku dialami pasien sejak 7 tahun yang lalu. Awal gejala pasien gaduh
gelisah, jalan telanjang, namun 2 tahun sebelum masuk Rs jiwa pasien tenang namun
keluhan yang ada : suka main sendiri , mencuci barang-barang dan sampah , mandi
denagan pintu kamar mandi terbuka
IV.
FAKTOR PREDISPOSISI
A. Riwayat Penyakit dahulu
Klien merupakan pasien lama di RS jiwa , klien pernah dirawat di RS Bovendigoel
melahirkan anak pertama disana
B. Riwayat Trauma
Pasien mengatakan tidak memiliki trauma kekerasan
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
C. Riwayat Penyakit Keluarga
Anggota keluarga pasien tidak ada yang mengalami gangguan jiwa
Masalah Keperawatan : tidak ditemukan
V.
STATUS MENTAL
1. Penampilan
Pasien tampak tidak rapi , kuku panjang, pakaian kotor, pasien tidak pernah ganti
baju, mandi tidak menggunakan sabun
Masalah Keperawatan : DEFICIT PERAWATAN DIRI
2. Kesadaran
10
Compos mentis
3. Orientasi
Waktu : pasien dapat membedakan siang dan malam
Tempat : pasien dapat menyebutkan tempat dia berada yaitu di RS jiwa
Orang : pasien dapat membedakan mana perawat , dokter , pasien.
Masalah keperawat : tidak ditemukan
4. Pembiacaraan
Pasien berbicara dengan jelas, tapi sering kali menjawab apa yang ditanyakan tidak
sesuai.
5. Aktivitas motorik / psikomotor
Pasien tampak tidak tenang , selalu ingin pulang, sedikit kurang bersemangat, tidak
ada aktivitas yang dilakukan di ruangan hanya mondar-mandir
6. Afek / Emosi
Pasien saat diceritakan cerita lucu pasien tampak ketawa
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
7. Persepsi – sensorik
Halusinasi penglihatan
-
Pasien mengatakan sering melihat ada yang ingin menabrak dirinya dengan motor
, pasien melihatnya pada malam hari, saat melihatnya pasien merasa takut
Masalah keperwatan : gangguan persepsi sensori halisunasi penglihatan
8. Proses piker
-
Arus pikir
Pasien sampai pada tujuan pembicaraan
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
-
Isi pikir
Pasien tidak memiliki obsesi atau phobia atau curiga terhadap sesuatu
Masalah keperawatan : tidak di temukan
-
Bentuk pikir
Realistis
9. Interaksi selama Wawancara
Pasien berinteraksi dengan baik , kontak mata ada tetapi hanya sesekali, pasien
berbicara jelas
Masalah Keperawatan : tidak ditemukan
10. Memori
11
Memori jangka panjang : pasien masih mengingat bahwa dia hanya tamatan SD
Memori jangka pendek : pasien masih mengingat lauk yang kemarin dia makan yaitu
ikan
Masalah keperawatan ; tidak ditemukan
11. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Saat ditanya 5+5 = 10 (pasien menjawaban dengan benar) , 5+3 = 8 (pasien
menjawaban dengan benar) , 7-2 = 5 (pasien menjawaban dengan benar) , pasien bisa
menyebutkan 10-1 dan 1-10 dengan baik .
Masalah Keperawatan : tidak ditemukan
12. Kemampuan penilaian
Pasien bisa membedakan rasa manis pada gula-gula , dan rasa pedis pada sambal
13. Daya tilik / insight
Pasien mengatakan bahwa dia tidak sakit dan mau pulang
Masalah keperawatan : harga diri rendah
VI.
PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
: Baik
2. Tanda-tanda vital
-
TD : 110/70 mmHg
-
75 kali/menit
-
RR : 24 kali/menit
-
SB : 37 C
3. Ukur
-
BB : 55 kg
-
TB : 157 cm
4. Keluhan fisik
Pasien mengatakan tidak sedang sakit
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
VII.
PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
1. Genogram
12
Keterangan
Laki-laki
:
Perempuan :
Meninggal :
Pasien
:
Tinggal bersama :
2. Konsep diri
a. Gambaran diri
Klien mengatakan dari semua anggota tubuhnya klien paling suka rambut dan
wajahnya
b. Identitas
Pasien berjenis kelamin perempuan berusia 40 tahun , sudah menikah
c. Peran
Pasien berperan sebagai anak, istri, dan ibu dari anaknya
d. Ideal diri
Klien ingin cepat pulang bertemu dengan keluarga, sudah merasa bosan berada di
RSJ
e. Harga Diri
Selalu menunggu keluarga yang tidak pernah datag untuk membawanya pulang,
merasa tidak diperhatikan lagi, dapat berkomunikasi dengan baik dengan perawat
Masalah keperawatan : harga diri rendah
3. Hubungan sosial
a. Orang yang paling berarti adalah anak pasien
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok
Pasien mengatakn tidak pernah melakukan atau mengikuti kegiatan diluar rumah
kecuali beribadah di gereja
c. Hambatan dalam hubungan dengan orang lain
13
Jarang bergaul dan berinteraksi dengan orang lain
4. Spiritual
a. Nilai dan keagamaan
Pasien mengatakn beragama kristen katolik
b. Kegiatan ibadah
Pasien mengatakn sebelum sakit biasa mengikuti ibadah di gereja
VIII.
AKTIVITAS SEHARI-HARI (ADL)
1. Makan
Makan sendiri , makan berantakan, alat makan seperti gelas tidak di bersihkan namun
di tumpuk , Tidak mencuci tangan saat makan
Masalah keperawatan : Defisit perawatan diri
2. BAB/BAK
Pasien mampu BAB/BAK sendiri
3. Mandi
Mandi 2 kali tetapi tidak memakai sabun, Setiap mandi baju dan celana tidak pernah
di ganti , Saat mandi klien jarang menggosok gigi
Masalah keperawatan : Defisit Perawatan Diri
4. Berpakaian / Berhias
Pasien berpakain sendiri , berpakaian tidak rapi , Celana kotor , Rambut kotor ada
ketombe , Rambut klien tidak di sisir dengan rapi , Muka kasar, Klien tidak
memotong kuku, kuku panjang dan kotor
Masalah Keperawatan : Defisit Perawatan diri
5. Istirahat dan Tidur
Pasien mengatakan susah tidur karena mati lampu dan merasa badannya bengkakbengkak.
Masalah Keperawatan : Gangguan Pola Tidur
6. Pengunanaan Obat
Pasien mengetahui jadwal minum obat dan mau minum obat tanpa di paksa
7. Aktivitas di dalam rumah
Pasien mengatakan selalu membersihkan halaman , memasak
8. Aktivitas di luar rumah
Pasien tidak bekerja , pasien mengatakan biasa pergi gereja
IX.
MEKANISME KOPING
Mekanisme koping adaptif yaitu dapat merapikan tempat tidur sendiri
14
X.
MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
Pasien tidak memiliki masalah dengan lingkungan kelompok , berhubungan baik dengan
lingkungan ruang kronik wanita , pendidikan terakhir SD, pasien tidak bekerja
XI.
KURANG PENGETAHUAN TENTANG
Pasien kurangmengetahui tentang penyakit jiw
XII.
ASPEK MEDIK
Diagnosa Medik : Skinzofrenia
Terapi :
Resperdone 1 x 2
Thihexiphenidyl 3 x 1
Ladomer 5mg 3 x 1
Ambroxol 3 x 1
XIII.
DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
Gangguan defisit perawatan diri
Gangguan persepsi sensori halusinasi
Harga diri rendah
Gangguan pola tidur
XIV.
ANALISA DATA
NO
DATA
DS :
Klien mengatakan :
- Makan sendiri
- Tidak mencuci tangan saat makan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Defisit perawatan Diri :
Mandi , berdandan, berpakaian
15
-
Mandi 2 kali tetapi tidak memakai sabun,
Setiap mandi baju dan celana tidak
pernah di ganti ,
Saat mandi klien jarang menggosok gigi
Pasien berpakain sendiri ,
Klien tidak memotong kuku
DO :
Klien tampak :
- Pasien tampak tidak rapi ,
- pakaian kotor
- makan berantakan
- alat makan seperti gelas tidak di
bersihkan namun di tumpuk
- berpakaian tidak rapi
- Celana kotor
- Rambut kotor ada ketombe
- Rambut klien tidak di sisir dengan rapi ,
- Muka kasar
- kuku panjang dan kotor
XV.
POHON MASALAH
Effect
Defsit Perawatan
isolasi sosial
Diri
Menurunnya
Core Problem
motivasi dalam
halusinasi
perawatan diri
Causa
harga diri rendah
XVI.
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
Defisit perawatan diri
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
(Berdasarkan prioritas)
16
Ruang
: R. Kronik Wanita
Nama Pasien
: Ny. E
No. Register
: 0002355
NO
.
DX
1.
TANGGA
L
MUNCUL
10/06/2017
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TANGGAL
TERATASI
TANDA
TANGAN
Gangguan Defisit Perawatan Diri
INTERVENSI KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
17
Nama
: ny. E
Ruangan
: R. Kronik Wanita
RM No.
:
NO
.
TANGGAL
& JAM
SP PASIEN
SP KELUARGA
SPIP
SP1K
1. Menjelaskan
pentingnya 1. Mendiskusikan masalah yang
kebersihan diri
2. Menjelaskan
dirasakan pasien
cara
menjaga 2. Menjelaskan pengertian, tanda
kebersihan diri
3. Membantu
dan gejala defisit perawatan diri,
pasien
dan jenis defisit perawatan diri
mempraktekkan cara menjaga
yang dialami pasien beserta
kebersihan diri
proses terjadinya
4. Menganjurkan
pasien 3. Menjelaskan cara-cara merawat
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
SP2P
pasien defisit perawatan diri
SP2K
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan 1. Melatih
harian pasien
mempraktekkan cara merawat
2. Menjelaskan cara makan yang
baik
3. Membantu
keluarga
pasien dengan defisit perawatan
diri
pasien 2. Melatih
keluarga
mempraktikkan cara mekan
mempraktikkan cara merawat
yang baik
langsung kapada pasien defisit
4. Menganjurkan
pasien
parawatan diri
memasukkan dalam jadwal
harian
SP3P
SP3K
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan 1. Membantu keluarga membuat
harian pasien
jadwal harian aktivitas dirumah
2. Menjelaskan cara eliminasi
yang baik
3. Membantu
termasuk minum obat (discharge
planning)
pasien 2. Menjelaskan follow up setelah
mempraktekkan cara eliminasi
pulang
yang baik
4. Menganjurkan
pasien
memasukkan dalam jadwal
18
kegiatan harian
SP4P
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian pasien
2. Menjelaskan cara berdandan
3. Membantu
mempraktekkan
pasien
cara
berdandan
4. Menganjurkan
pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
19
Nama
: Ny. E
Ruangan
: R. Kronik Wanita
RM No
:
NO
DX
TANGGAL
& JAM
19/06/201
7
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
BHSP:
Orientasi: Selamat pagi , perkenalkan
nama saya perawat Risma, saya adalah
mahasiswa Poltekes Kemenkes Jayapura
yang sedang praktek di sini. Saya praktek
di sini selama 2 minggu. Nama anda
siapa ya ? Senang di panggil apa ?
SP1P :
Fase kerja: suster ingin menjelaskan
sedikit kepada ibu pentingnya kebersihan
diri. Berapa kali ibu mandi dalam
sehari ? Apakah ibu sudah mandi hari
ini ? Menurut ibu apa kegunaan mandi ?
Apa alasan sehingga tidak bisa merawat
diri ? Kira-kira tanda-tanda orang yang
tidak merawat diri dengan baik seperti
apa ? Kalau kita tidak teratur menjaga
kebersihan diri , masalah apa menurut
ibu yang bisa muncul ? Ada cara
bagaimana menjaga kebersihan diri:
menurut ibu kalau mandi kita harus
bagaimana sebelum mandi apa yang
harus kita persiapkan ?
“ seperti suster kalau mandi menyiapkan
pakaian ganti, handuk, sikat gigi, sampo
dan sabun serta sisir. Bagaimana kalau
kita melakukannya , ambil sampo ,
gosokkan ke kepala sampai berbusa,
bilas sampai bersih, sambil sabun
gosokkan keseluruh tubuh, lalu siram
dengan air sampai bersih, sikat gigi
dengan odol, sikat dari atas ke bawah
depan ke belakang lalu kumur-kumur
sampai bersih , terakahir siram lagi
seluruh tubuh ibu sampai bersih lalu
keringkan dengan handuk , selanjutnya
pakai baju dan sisir rambutnya.
Fase terminasi :
- Bagaimana perasaan ibu setelah kita
mendiskusikan pentingnya kebersihan
diri, bagaimana cara-cara mandi baik
yang sudah ibu lakukan tadi.
- Mari kita masukkan pada jadwal
EVALUASI
S: klien mengatakan :
- Selamat pagi suster
- Nama saya E
dipanggil E
- Iya mandi 2X,
- sudah mandi
- biar bersih,
- saya mau pulang saja ,
- kotor dan gatal-gatal,
kudis dan kutuan.
- Siapkan sabun,sampo,
sikat gigi
O: Klien tampak :
- Menjawab sopan
- Kontak mata (+)
- Tersenyum
- Pakaian klien sudah
rapi
- Rambut di kepang/
dianyam
- Wajah lebih ceria
- Tidak bau badan
- Mampu
mempraktekkan
A: Klien kooperatif
Masalah SP1P pasien
berhasil .
P: lanjutkan SP2P.
-
20
20/06/201
7
kegiatan berikutnya ? Jam berapa saja ?
Nah dikerjakan yah ibu ! nanti kita
ketemu lagi untuk latihan cara makan
yang baik.
SP2P:
Fase orientasi:
“ Selamat siang Ny.E ? Bagaimana
perasaannya hari ini ? bagaimana
mandinya seperti sudah terlihat rapi siang
ini ?
Fase kerja :
“ Hari ini kita akan belajar tentang cara
makan yang baik. Bagaimana kebiasaan
sebelum makan maupun setelah makan ya.
Mari kita praktekkan ! Setelah itu kita
duduk dan ambil makanan sebelum makan
berdoa dulu, silahkan ibu yang pimpin!
Saat makan kita harus menyuap makanan
satu-satu dengan pelan-pelan! Setelah
makan kita bereskan piring, gelas yang
kotor, dan diakhiri dengan cuci tangan.
Fase terminasi:
“bagaimana perasaan ny. E setelah
makan ? setelah makan apa yang
sebaiknya kita lakukan ? mari kita
masukka kedalam jadwal kegiatan
berikutnya. Berharap ny. E melakukan
cara tadi dengan baik. Besok kita akan
melanjutkan kembali cara makan yang
baik dan benar. Selamat siang
S: Klien mengatakan :
- pagi suster
- baik
- saya tidak mau cuci
tangan
- iya
- kenyang
- tidak tau
- iya
O: Klien tampak :
- Menjawab salam
- Klien makan dengan
cepat dan dihabiskan
- Gelas habis minum
berserakan di meja
- Tidak mencuci tangan
selesai makan
- Tampak membaca doa
- Diam
A: SP2P belum berhasil
P:evaluasi SP2P
dihentikan (pasien
pulang)
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
21
Tanggal
:19 / 06 / 2017
Hari ke
: 1 (Pertama)
Interaksi k
: Interaksi 1-2
A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
Ny. E terlihat duduk di meja sambil menggaruk-garuk badannya yang terlihat kotor,
rambut acak-acakan, pakaian tidak rapi, kuku kotor dan panjang menggunakan cat,
gigi kotor
2. Diagnosa keperawatan
Defisit perawatan diri
3. Tujuan khusus :
a. Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
b. Pasien mampu melakukan makan dengan baik
c. Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
d. Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
4. Tindakan keperawatan
a. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri
b. Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri
c. Membantu pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
B. Strategi komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan :
1. Fase perkenalan / Orientasi
a. Salam terapeotik :
Selamat pagi, memperkenalkan nama saya perawat Riswa. Saya adalah
mahasiswa keperawatan Poltekes Kemenkes Jayapuram yang sedang praktek
disini. Saya praktek disini selama 2 minggu . Nama anda siapa ya? Senang di
panggil apa? Oh jadi anda senangnya dipanggil Ny.E saja
b. Evaluasi/ Vandisi
Riswa lihat dari tadi Ny.E menggaruk-garuk badan terus, gatal ya?
c. Kontrak
Topik : Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang kebersihan diri.
Waktu : Kira-kira mau berapa lama kita gobrolnya? Jadi ngobrolnya 10 menit
saja”ya”
Tempat : Baiklah kalau begitu mau di mana kita ngobrolnya Ny.E? Di sini saja
apa di luar? Jadi kita ngobrolnya di sini saja ya.
22
2. Fase kerja
“ Berapa kali Emi mandi dalam seharu? Apakah Ny.E sudah mandi hari ini? Menurut
Emi apa kegunaan mandi? Apa alas an sehingga tidak bias merawat diri? Menurut
Emi apa manfaat kalau kita menjaga kebersihan diri? Kira-kira tanda orang yang
tidak merawat diri dengan baik seperti apa? Kalau kita tidak teratur menjaga
kebersihan diri masalah apa yang menurut Emi bias muncul, ada cara bagaimana
menjaga kebersihan diri : Menurut Ibu Emi kalau mandi kita persiapkan?
Seperti suster kalau mandi menyiapkan pakaian ganti, hamduk, sikat gigi, sampo dan
sabun serta sisir. Bagaimana kalau kita ke kamar mandi, suster akan membimbing Ibu
emi untuk melakukannya. Ambil sampo gosokkan ke kepala sampai berbusa bilas
sampai bersih. Ambil sabun gosokkan keseluruh tubuh lalu siram dengan air sampai
bersih, sikat gigi pakai odol. Sikat dari atas ke bawah, depan ke belakang lalu kumurkumur sampai bersih, terakhir siram lagi seluruh tubuh Emi sampai bersih. Lalu
keringkan dengan handuk, selanjut pakai baju dan sisir rambutnya.
3. Fase terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan :
Evaluasi subjektif : pasien mengatakan :
selamat pagi suster
Nama saya E dipanggil E
Iya, mandi i kali biar bersih, saya mau pulang saja suster, kotor
dan gatal-gatal bias kudis dan ada ketombe.
Siapkan sabun,sampo dan sikat gigi
Evaluasi objektif : pasien tampak :
- pasien menjawab salam
- kontak mata (+)
- tersenyum
- pakaian tidak rapi
- rambut acak-acak
- wajah kusam
- tercium bau badan
- mampu mempraktekkan
b. Rencana tindak lanjut :
23
Sekarang mari kita masukkan pada jadwal harian Ny.E mau berapa kali sehari mandi
dan sikat gigi? Bagus dua kali yaitu pagi dan sore. Kalau pagi jam berapa? Kalau
sore? Beri tanda M (mandiri) kalau dilakukan tanpa di suruh, B (bantuan) kalau
diingatkan baru dilakukan dan T (tidak) tidak melakukan.
c. Kontrak yang akan datang
Topik : Baik besok kita ketemu lagi ya, kembali untuk belajar cara makan yang baik.
Waktu : Kalau begitu kita akan latihan cara makan yang baik . besok jam 12 siang
setelah Ny.E melakukan kegiatan mandi
Tempat : Ny.E mahu kita bicara dimana besok? Kalau tetap di tempat ini saja
bagaimana atau di kamar Ny.E?
24
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Tanggal
:20/06/2017
Hari ke
:2(Kedua)
Interaksi ke
: 3-4
A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
Ny. E terlihat sedang duduk di kursi dekat tempat makanan
Ny. E terlihat rapi dengan rambutnya yang dianyam/dikepang
2. Diagnosa keperawatan : Defisit perawatan diri
3. Tujuan khusus
Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
Pasien mampu melakukan makan dengan baik
Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
4. Tindakan keperawatan
Menjelaskan cara makan yang baik
Membantu pasien mempraktekan cara makan yang baik
B. Strategi komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
1. Fase perkenalan / Orientasi
a. Salam trapeotik elamat siang Ny.E? Bagus sekali Ny.E seperti terikat rapi siang
hari ini
b. Evaluasi / validasi : Bagaimana perasaan Ny.E siang ini?
c. Kontrak
Topik : Bagaimana kalau kita latihan cara makan yang baik?
Waktu : Mau berapa lama kira-kira kita ngobrolnya? Oke, jadi Ny.E maunya kita
ngobrol-ngobrolnya 20 menit
Tempat : Kita akan latihan cara makan yang baik. Kita langsung saja ya di
tempat ini biasa tempat Ny.E makan
2. Fase Kerja :
“ Bagaiman kebiasaan sebelum,saat maupun sesudah makan? Dimana Ny.E makan?”
“ Sebelum makan kita harus cuci tangan memakai sabun. Ya, mari kita praktekkan!
Bagus ! stelah itu kita duduk dan ambil makanan Sebelum di santap kita berdoa dulu.
25
Silahlah Emi yang pimpin! Bagus. Mari kita makan. Saat makan kita harus menyuap
makanan satu-satu dengan pelan-pelan ya. Mari kita makan. Setelah makan kita
bereskan puring , gelas yang kotor. Dan kita akhiri dengan cuci tangan.
3. Fase terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan
Evaluasi subjektif : Klien menyatakan “Siang suster, baik. Saya tidak mencuci
tangan kalau mau makan dan sesudah makan , iya ( membaca doa)
Evaluasi objektif : Klien tampak :Menjawab salam Klien makan dengan cepat
Gelas habis minum bereskan di meja tidak mencuci tangan selesai makan
b. Rencana tindak lanjut : “Sekarang, mari kita masukkan padajadwal harian Ny.E
sehabis Ny.E melakukan mandi kemudian melakukan cara makan yang baik dan
benar sesuai dengan latihan kita hari ini. Beri tanda M (mandiri) kalau dilakukan
tanpa disuruh, BC (bantuan) kalau diinginkan baru dilakukan dan T (tidak)
dilakukan.
c. Kontrak yang akan datang
Topik : Besok kita akan bertemu kembali untuk masih melanjutkan
mempraktekkan cara makan yang baik
Waktu : Kalau begitu besok pagi kita lanjutkan lagi
Tempat : Kira-kira tempatnya di mana? “di sini saja ya?”
26
KONSEP DASAR
I.
PENGERTIAN
Kurangnya perawatan diri pada pasien gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan
proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun,
kurang perawatan diri ketidakmampuan merawat kebersihan diri, makan secara mandiri,
berhias diri secara mandiri, dan toileting (Buang Air Besar atau Buang Air Kecil)
(Mukhripah, 2008).
Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang mengalami
kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri secara
mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian/berhias, makan dan BAB/BAK (toileting)
(Fitria, 2009).
Keadaan individu mengalami kerusakan fungsi motorik atau fungsi kognitif, yang
menyebabkan penurunan kemampuan untuk melakukan masing-masing dari kelima
aktivitas perawatan diri (makan, mandi atau higiene, berpakaian atau berhias, toileting,
instrumental) (Carpenito, 2007).
II.
ETIOLOGI
Menurut Depkes (2000: 20), penyebab kurang perawatan diri adalah:
a. Factor predisposisi
1) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif terganggu.
2) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan
diri.
3) Kemampuan realitas turun dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas
yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk
perawatan diri.
4) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.
Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
b. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang penurunan
motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami
individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.
1
Menurut Depkes (2000: 59) Faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene
adalah:
1) Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan
kebersihan dirinya.
2) Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan
akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
3) Status Sosial Ekonomi
4) Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat
gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
5) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik
dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes
mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
6) Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
7) Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri
seperti penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.
8) Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan
perlu bantuan untuk melakukannya.
III.
JENIS-JENIS DEFISIT PERAWATAN DIRI
Menurut Nanda-1 (2012), jenis perawatan diri terdiri dari:
a. Defisit Perawatan diri : mandi
b. Defisit perawatan diri : berpakaian dan berhias
c. Defisit perawatan diri : makan
d. Defisit perawatan diri : eliminasi
2
IV.
TANDA DAN GEJALA
Menurut Mukhripah (2008) kurang perawatan diri sering ditemukan adanya tanda dan
gejala sebagai berikut :
1. gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki
dan bau, kuku panjang dan kotor.
2. ketidakmampuan berhias atau berdandan, ditandai dengan rambut acakacakan,
pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki tidak
bercukur, pada pasien wanita tidak berdandan.
3. ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai dengan ketidakmampuan
mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan makan tidak pada tempatnya
4. ketidakmampuan BAB atau BAK secara mandiri, ditandai dengan BAB atau BAK
tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah BAB atau
BAK.
5.
V.
DAMPAK MASALAH DEFISIT PERAWATAN DIRI
a. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya
kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering terjadi adalah
gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan
telinga, gangguan fisik pada kuku
b. Dampak psikososial
Masalah yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan
rasa nyaman, kenutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri
dan gangguan interaksi sosial.
VI.
PENATALAKSANAAN
Pasien dengan gangguan defisit perawatan diri tidak membutuhkan perawatan medis
karena hanya mengalami gangguan jiwa, pasien lebih membutuhkan terapai kejiwaan
melalui komunikasi terapeutik.
3
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
I.
PENGKAJIAN
Kurangnya perawatan diri pada klien dengan gangguan jiwa terjadi akibat adanya
perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri
menurun. Kurang perawatan diri tampak dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri,
makan secara mandiri, berhias diri secara mandiri, dan toileting ( BAB / BAK secara
mandiri).
6. Data yang biasa ditemukan dalam deficit perawatan diri adalah :
a. Data Subyektif : pasien merasa lemah, malas untuk beraktifitas, merasa tidak
berdaya
b. Data objektif : rambut kotor, acak-acakan, badan dan pakaian kotor dan bau,
mulut dan gigi bau, kulit kusam dan kotor, kuku panjang dan tidak terawat
7. Mekanisme Koping :
Regresi, penyangkalan, isolasi social, menarik diri, intelektualisasi
II.
POHON MASALAH KEPERAWATAN
Effect
Defsit Perawatan
isolasi sosial
Diri
Menurunnya
Core Problem
motivasi dalam
halusinasi
perawatan diri
Causa
hargadiri rendah
III.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan data yang didapat ditetapkan diagnosa keperawatan :
Kurang Perawatan Diri : - kebersihan diri
-berdandan
- makan
- BAB/BAK
4
IV.
RENCANA KEPERAWATAN
N
PERENCANAAN
TUJUAN
KRITERIA
O
INTERVENSI
Klien dapat
EVALUASI
Klien dapat
mengenal
menyebutkan
pentingnya kebersihan diri dengan
tentang
pentingnya
cara menjelaskan pengertian tetnag
pentingnya
kebersihan diri
arti bersih dan tanda-tanda bersih
kebersihan diri
dalam waktu 2kali
1. Diskusikan bersama klien tentang
2. Dorong klien untuk menyebutkan 3
pertemuan :
dari 5 tanda kebersihan diri
-tanda-tanda bersih
-badan tidak bau
-rambut rapi, bersih
dan tidak bau
-gigi bersih dan
tidak bau mulut
-baju rapi dan tidak
bau
Klien mampu
1. Diskusikan fungsi kebersihan diri
menyebutkan
untuk kesehatan dengan menggali
kembali kebersihan
pengetahuan klien terhadap hal-hal
untuk kesehatan
yang berhubungan dengan
kebersihan diri
2. Bantuklien mengungkapkan arti
kebersihan diri dan tujuan
memelihara kebersihan diri
3. Beri reinforcement positif setelah
klien mampu mengungkapkan arti
Klien dapat
kebersihan diri
Ingatkan klien untuk memelihara
menjelaskan tentang
kebersihan diri seperti :
cara merawat diri,
-mandi 2x, pagi dan sore
antara lain :
-sikat gigi minimal 2x sehari (sesudah
-mandi 2 kali sehari
makan dan sebelum tidur )
dengan sabun
- keramas dan menyisir rambut
-menggosok gigi
- gunting kuku bila panjang
5
minimal 2 kali
sehari setelah makan
dan akan tidur
-mencuci rambut 23x seminggu dan
memotong kuku bila
panjang
-mencuci tangan
sebelum dan
Klien dapat
sesudah makan
Klien berusaha
mengidentifikasi
untuk memelihara
-ingatkan caranya, evaluasi hasilnya
penyebab defisit
kebersihan diri,
dan beri umpan balik
perawatan diri
yaitu :
-bimbing klien dengan bantuan
-mandi, pakai sabun
minimal
dan siram dengan
-jika hasil kurang, kaji hambatan
air sampai bersih
yang ada
1. Memotivasi klien untuk mandi :
-mengganti pakaian
2. bimbing klien untuk mandi
bersih sehari sekali
-ingatkan dan anjurkan untuk mandi
dan merapikan
2x sehari dengan menggunakan
penampilan
sabun
-
-anjurkan klien untuk meningkatkan
cara mandi yang benar
3. anjurkan klien untuk mengganti baju
setiap hari:
-anjurkan klien untuk
mempertahankan dan meningkatkan
penampilan diri setiap hari
-dorong klien untuk mencuci
pakaiannya sendiri
-demonstrasikan cara mencuci
pakaian yang benar dengan sabun
dan di bilas
4. kaji keinginan pasien untuk
memotong kuku dan merapikan
rambut
-beri kesempatan klien untuk
6
melakukan sendiri
-ingatkan potong kuku dan keramas
5. kolaborasi dengan perawat ruangan
untuk pengelolaan fasilitas
perawatan kebersihan diri seperti
mandi dan kebersihan kamar mandi
6. bekerja sama dengan keluarga untuk
mengadakan fasilitas kebersihan diri,
seperti odol, sikat gigi, shampo,
pakaian ganti, handuk dan sendal
Klien dapat
Setelah 1 minggu
Monitor klien dalam melaksanakan
melakukan
klien dapat
kebersihan diri secara teratur, ingatkan
kebersihan
melakukan
untuk mencuci rambut, menyisir, gosok
perawatan diri
perawatan
gigi, ganti baju dan pakai sandal
secara mandiri
kebersihan diri
secara rutin dan
teratur tanpa anjuran
-mandi pagi dan
sore hari
-ganti baju setiap
hari
-penampilan bersih
Klien dapat
dan rapi
Klien selalu tampak
Beri reinforcement positif jika klien
mempertahanka
bersih dan rapi
berhasil melakukan kebersihan klien
secara mandiri
Klien dapat
Keluarga selalu
1. jelaskan pada keluarga tentang
sukungan
mengingat hal-hal
penyebab kurang minatnyaklien
keluarga dalam
yang berhubungan
menjaga kebersihan diri
meningkatkan
dengan kebersihan
kebersihan diri
diri
n kebersihan diri
2. diskusikan bersama keluarga tentang
tindakan yang telah dilakukan klien
selama di RS dalam menjaga
kebersihan dan kemajuan yang
dialami di RS
3. anjurkan keluarga untuk
memutuskan stimulasi terhadap
7
kemajuan yang telah dialami di RS
1. jelaskan pada keluarga tentang
Keluarga
menyiapkan sarana
manfaat sarana yang lengkap dalam
untuk membantu
menjaga kebersihan diri klien
klien dalam menjaga
2. anjurkan keluarga untuk
kebersihan diri
menyiapkan sarana dalam menjaga
kebersihan diri
3. diskusikan bersama keluarga cara
Keluarga membantu
membantu klien menjaga kebersihan
Diskusikan dengan keluarga mengenai
dan membimbing
hal-hal yang dilakukan misalnya :
klien dalam menjaga
-mengingatkan klien pada waktu mandi
kebersihan diri
-sikat gigi, keramas, ganti baju, dan lainlain
-membantu klien apabila mengalami
hambatan, memberi pujian atas
kebersihan klien
V.
RENCANA STRATEGI PELAKSANAAN
KLIEN
SPIP
KELUARGA
SP1K
1. Menjelaskan pentingnya kebersihan
diri
diri
yang
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan
gejala defisit perawatan diri, dan jenis
pasien
mempraktekkan
cara menjaga kebersihan diri
4. Menganjurkan pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian
SP2P
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
pasien
defisit perawatan diri yang dialami
pasien beserta proses terjadinya
3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien
defisit perawatan diri
SP2K
1. Melatih keluarga mempraktekkan cara
merawat
2. Menjelaskan cara makan yang baik
3. Membantu
masalah
dirasakan pasien
2. Menjelaskan cara menjaga kebersihan
3. Membantu
1. Mendiskusikan
pasien
mempraktikkan
cara mekan yang baik
4. Menganjurkan pasien memasukkan
pasien
dengan
defisit
perawatan diri
2. Melatih keluarga mempraktikkan cara
merawat
langsung
kapada
pasien
defisit parawatan diri
dalam jadwal harian
SP3P
SP3K
8
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
pasien
harian aktivitas dirumah termasuk
2. Menjelaskan cara eliminasi yang baik
3. Membantu
1. Membantu keluarga membuat jadwal
pasien
mempraktekkan
minum obat (discharge planning)
2. Menjelaskan follow up setelah pulang
cara eliminasi yang baik
4. Menganjurkan pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian
SP4P
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
pasien
2. Menjelaskan cara berdandan
3. Membantu
pasien
mempraktekkan
cara berdandan
4. Menganjurkan pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian
ASUHAN KEPERAWATAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
RUANG RAWAT : KRONIS WANITA
TGL MASUK :
9
I.
II.
IDENTITAS KLIEN
Nama
: Ny. E
Umur
: 40 tahun
Agama
: Kristen katolik
Suku
: Muyu - Merauke
Alamat
: Jl. Nowari/aspel
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
:-
No. RM
:
Diagnose Medis
: skinzofrenia
P
ALASAN MASUK
Klien dirujuk dari rumah sakit Merauke , suka main air dan sabun tiap hari , telanjang
sambil jalan
III.
RIWAYAT PRESIPITASI / RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Perubahan perilaku dialami pasien sejak 7 tahun yang lalu. Awal gejala pasien gaduh
gelisah, jalan telanjang, namun 2 tahun sebelum masuk Rs jiwa pasien tenang namun
keluhan yang ada : suka main sendiri , mencuci barang-barang dan sampah , mandi
denagan pintu kamar mandi terbuka
IV.
FAKTOR PREDISPOSISI
A. Riwayat Penyakit dahulu
Klien merupakan pasien lama di RS jiwa , klien pernah dirawat di RS Bovendigoel
melahirkan anak pertama disana
B. Riwayat Trauma
Pasien mengatakan tidak memiliki trauma kekerasan
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
C. Riwayat Penyakit Keluarga
Anggota keluarga pasien tidak ada yang mengalami gangguan jiwa
Masalah Keperawatan : tidak ditemukan
V.
STATUS MENTAL
1. Penampilan
Pasien tampak tidak rapi , kuku panjang, pakaian kotor, pasien tidak pernah ganti
baju, mandi tidak menggunakan sabun
Masalah Keperawatan : DEFICIT PERAWATAN DIRI
2. Kesadaran
10
Compos mentis
3. Orientasi
Waktu : pasien dapat membedakan siang dan malam
Tempat : pasien dapat menyebutkan tempat dia berada yaitu di RS jiwa
Orang : pasien dapat membedakan mana perawat , dokter , pasien.
Masalah keperawat : tidak ditemukan
4. Pembiacaraan
Pasien berbicara dengan jelas, tapi sering kali menjawab apa yang ditanyakan tidak
sesuai.
5. Aktivitas motorik / psikomotor
Pasien tampak tidak tenang , selalu ingin pulang, sedikit kurang bersemangat, tidak
ada aktivitas yang dilakukan di ruangan hanya mondar-mandir
6. Afek / Emosi
Pasien saat diceritakan cerita lucu pasien tampak ketawa
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
7. Persepsi – sensorik
Halusinasi penglihatan
-
Pasien mengatakan sering melihat ada yang ingin menabrak dirinya dengan motor
, pasien melihatnya pada malam hari, saat melihatnya pasien merasa takut
Masalah keperwatan : gangguan persepsi sensori halisunasi penglihatan
8. Proses piker
-
Arus pikir
Pasien sampai pada tujuan pembicaraan
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
-
Isi pikir
Pasien tidak memiliki obsesi atau phobia atau curiga terhadap sesuatu
Masalah keperawatan : tidak di temukan
-
Bentuk pikir
Realistis
9. Interaksi selama Wawancara
Pasien berinteraksi dengan baik , kontak mata ada tetapi hanya sesekali, pasien
berbicara jelas
Masalah Keperawatan : tidak ditemukan
10. Memori
11
Memori jangka panjang : pasien masih mengingat bahwa dia hanya tamatan SD
Memori jangka pendek : pasien masih mengingat lauk yang kemarin dia makan yaitu
ikan
Masalah keperawatan ; tidak ditemukan
11. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Saat ditanya 5+5 = 10 (pasien menjawaban dengan benar) , 5+3 = 8 (pasien
menjawaban dengan benar) , 7-2 = 5 (pasien menjawaban dengan benar) , pasien bisa
menyebutkan 10-1 dan 1-10 dengan baik .
Masalah Keperawatan : tidak ditemukan
12. Kemampuan penilaian
Pasien bisa membedakan rasa manis pada gula-gula , dan rasa pedis pada sambal
13. Daya tilik / insight
Pasien mengatakan bahwa dia tidak sakit dan mau pulang
Masalah keperawatan : harga diri rendah
VI.
PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
: Baik
2. Tanda-tanda vital
-
TD : 110/70 mmHg
-
75 kali/menit
-
RR : 24 kali/menit
-
SB : 37 C
3. Ukur
-
BB : 55 kg
-
TB : 157 cm
4. Keluhan fisik
Pasien mengatakan tidak sedang sakit
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
VII.
PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
1. Genogram
12
Keterangan
Laki-laki
:
Perempuan :
Meninggal :
Pasien
:
Tinggal bersama :
2. Konsep diri
a. Gambaran diri
Klien mengatakan dari semua anggota tubuhnya klien paling suka rambut dan
wajahnya
b. Identitas
Pasien berjenis kelamin perempuan berusia 40 tahun , sudah menikah
c. Peran
Pasien berperan sebagai anak, istri, dan ibu dari anaknya
d. Ideal diri
Klien ingin cepat pulang bertemu dengan keluarga, sudah merasa bosan berada di
RSJ
e. Harga Diri
Selalu menunggu keluarga yang tidak pernah datag untuk membawanya pulang,
merasa tidak diperhatikan lagi, dapat berkomunikasi dengan baik dengan perawat
Masalah keperawatan : harga diri rendah
3. Hubungan sosial
a. Orang yang paling berarti adalah anak pasien
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok
Pasien mengatakn tidak pernah melakukan atau mengikuti kegiatan diluar rumah
kecuali beribadah di gereja
c. Hambatan dalam hubungan dengan orang lain
13
Jarang bergaul dan berinteraksi dengan orang lain
4. Spiritual
a. Nilai dan keagamaan
Pasien mengatakn beragama kristen katolik
b. Kegiatan ibadah
Pasien mengatakn sebelum sakit biasa mengikuti ibadah di gereja
VIII.
AKTIVITAS SEHARI-HARI (ADL)
1. Makan
Makan sendiri , makan berantakan, alat makan seperti gelas tidak di bersihkan namun
di tumpuk , Tidak mencuci tangan saat makan
Masalah keperawatan : Defisit perawatan diri
2. BAB/BAK
Pasien mampu BAB/BAK sendiri
3. Mandi
Mandi 2 kali tetapi tidak memakai sabun, Setiap mandi baju dan celana tidak pernah
di ganti , Saat mandi klien jarang menggosok gigi
Masalah keperawatan : Defisit Perawatan Diri
4. Berpakaian / Berhias
Pasien berpakain sendiri , berpakaian tidak rapi , Celana kotor , Rambut kotor ada
ketombe , Rambut klien tidak di sisir dengan rapi , Muka kasar, Klien tidak
memotong kuku, kuku panjang dan kotor
Masalah Keperawatan : Defisit Perawatan diri
5. Istirahat dan Tidur
Pasien mengatakan susah tidur karena mati lampu dan merasa badannya bengkakbengkak.
Masalah Keperawatan : Gangguan Pola Tidur
6. Pengunanaan Obat
Pasien mengetahui jadwal minum obat dan mau minum obat tanpa di paksa
7. Aktivitas di dalam rumah
Pasien mengatakan selalu membersihkan halaman , memasak
8. Aktivitas di luar rumah
Pasien tidak bekerja , pasien mengatakan biasa pergi gereja
IX.
MEKANISME KOPING
Mekanisme koping adaptif yaitu dapat merapikan tempat tidur sendiri
14
X.
MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
Pasien tidak memiliki masalah dengan lingkungan kelompok , berhubungan baik dengan
lingkungan ruang kronik wanita , pendidikan terakhir SD, pasien tidak bekerja
XI.
KURANG PENGETAHUAN TENTANG
Pasien kurangmengetahui tentang penyakit jiw
XII.
ASPEK MEDIK
Diagnosa Medik : Skinzofrenia
Terapi :
Resperdone 1 x 2
Thihexiphenidyl 3 x 1
Ladomer 5mg 3 x 1
Ambroxol 3 x 1
XIII.
DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
Gangguan defisit perawatan diri
Gangguan persepsi sensori halusinasi
Harga diri rendah
Gangguan pola tidur
XIV.
ANALISA DATA
NO
DATA
DS :
Klien mengatakan :
- Makan sendiri
- Tidak mencuci tangan saat makan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Defisit perawatan Diri :
Mandi , berdandan, berpakaian
15
-
Mandi 2 kali tetapi tidak memakai sabun,
Setiap mandi baju dan celana tidak
pernah di ganti ,
Saat mandi klien jarang menggosok gigi
Pasien berpakain sendiri ,
Klien tidak memotong kuku
DO :
Klien tampak :
- Pasien tampak tidak rapi ,
- pakaian kotor
- makan berantakan
- alat makan seperti gelas tidak di
bersihkan namun di tumpuk
- berpakaian tidak rapi
- Celana kotor
- Rambut kotor ada ketombe
- Rambut klien tidak di sisir dengan rapi ,
- Muka kasar
- kuku panjang dan kotor
XV.
POHON MASALAH
Effect
Defsit Perawatan
isolasi sosial
Diri
Menurunnya
Core Problem
motivasi dalam
halusinasi
perawatan diri
Causa
harga diri rendah
XVI.
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
Defisit perawatan diri
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
(Berdasarkan prioritas)
16
Ruang
: R. Kronik Wanita
Nama Pasien
: Ny. E
No. Register
: 0002355
NO
.
DX
1.
TANGGA
L
MUNCUL
10/06/2017
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TANGGAL
TERATASI
TANDA
TANGAN
Gangguan Defisit Perawatan Diri
INTERVENSI KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
17
Nama
: ny. E
Ruangan
: R. Kronik Wanita
RM No.
:
NO
.
TANGGAL
& JAM
SP PASIEN
SP KELUARGA
SPIP
SP1K
1. Menjelaskan
pentingnya 1. Mendiskusikan masalah yang
kebersihan diri
2. Menjelaskan
dirasakan pasien
cara
menjaga 2. Menjelaskan pengertian, tanda
kebersihan diri
3. Membantu
dan gejala defisit perawatan diri,
pasien
dan jenis defisit perawatan diri
mempraktekkan cara menjaga
yang dialami pasien beserta
kebersihan diri
proses terjadinya
4. Menganjurkan
pasien 3. Menjelaskan cara-cara merawat
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
SP2P
pasien defisit perawatan diri
SP2K
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan 1. Melatih
harian pasien
mempraktekkan cara merawat
2. Menjelaskan cara makan yang
baik
3. Membantu
keluarga
pasien dengan defisit perawatan
diri
pasien 2. Melatih
keluarga
mempraktikkan cara mekan
mempraktikkan cara merawat
yang baik
langsung kapada pasien defisit
4. Menganjurkan
pasien
parawatan diri
memasukkan dalam jadwal
harian
SP3P
SP3K
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan 1. Membantu keluarga membuat
harian pasien
jadwal harian aktivitas dirumah
2. Menjelaskan cara eliminasi
yang baik
3. Membantu
termasuk minum obat (discharge
planning)
pasien 2. Menjelaskan follow up setelah
mempraktekkan cara eliminasi
pulang
yang baik
4. Menganjurkan
pasien
memasukkan dalam jadwal
18
kegiatan harian
SP4P
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian pasien
2. Menjelaskan cara berdandan
3. Membantu
mempraktekkan
pasien
cara
berdandan
4. Menganjurkan
pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
19
Nama
: Ny. E
Ruangan
: R. Kronik Wanita
RM No
:
NO
DX
TANGGAL
& JAM
19/06/201
7
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
BHSP:
Orientasi: Selamat pagi , perkenalkan
nama saya perawat Risma, saya adalah
mahasiswa Poltekes Kemenkes Jayapura
yang sedang praktek di sini. Saya praktek
di sini selama 2 minggu. Nama anda
siapa ya ? Senang di panggil apa ?
SP1P :
Fase kerja: suster ingin menjelaskan
sedikit kepada ibu pentingnya kebersihan
diri. Berapa kali ibu mandi dalam
sehari ? Apakah ibu sudah mandi hari
ini ? Menurut ibu apa kegunaan mandi ?
Apa alasan sehingga tidak bisa merawat
diri ? Kira-kira tanda-tanda orang yang
tidak merawat diri dengan baik seperti
apa ? Kalau kita tidak teratur menjaga
kebersihan diri , masalah apa menurut
ibu yang bisa muncul ? Ada cara
bagaimana menjaga kebersihan diri:
menurut ibu kalau mandi kita harus
bagaimana sebelum mandi apa yang
harus kita persiapkan ?
“ seperti suster kalau mandi menyiapkan
pakaian ganti, handuk, sikat gigi, sampo
dan sabun serta sisir. Bagaimana kalau
kita melakukannya , ambil sampo ,
gosokkan ke kepala sampai berbusa,
bilas sampai bersih, sambil sabun
gosokkan keseluruh tubuh, lalu siram
dengan air sampai bersih, sikat gigi
dengan odol, sikat dari atas ke bawah
depan ke belakang lalu kumur-kumur
sampai bersih , terakahir siram lagi
seluruh tubuh ibu sampai bersih lalu
keringkan dengan handuk , selanjutnya
pakai baju dan sisir rambutnya.
Fase terminasi :
- Bagaimana perasaan ibu setelah kita
mendiskusikan pentingnya kebersihan
diri, bagaimana cara-cara mandi baik
yang sudah ibu lakukan tadi.
- Mari kita masukkan pada jadwal
EVALUASI
S: klien mengatakan :
- Selamat pagi suster
- Nama saya E
dipanggil E
- Iya mandi 2X,
- sudah mandi
- biar bersih,
- saya mau pulang saja ,
- kotor dan gatal-gatal,
kudis dan kutuan.
- Siapkan sabun,sampo,
sikat gigi
O: Klien tampak :
- Menjawab sopan
- Kontak mata (+)
- Tersenyum
- Pakaian klien sudah
rapi
- Rambut di kepang/
dianyam
- Wajah lebih ceria
- Tidak bau badan
- Mampu
mempraktekkan
A: Klien kooperatif
Masalah SP1P pasien
berhasil .
P: lanjutkan SP2P.
-
20
20/06/201
7
kegiatan berikutnya ? Jam berapa saja ?
Nah dikerjakan yah ibu ! nanti kita
ketemu lagi untuk latihan cara makan
yang baik.
SP2P:
Fase orientasi:
“ Selamat siang Ny.E ? Bagaimana
perasaannya hari ini ? bagaimana
mandinya seperti sudah terlihat rapi siang
ini ?
Fase kerja :
“ Hari ini kita akan belajar tentang cara
makan yang baik. Bagaimana kebiasaan
sebelum makan maupun setelah makan ya.
Mari kita praktekkan ! Setelah itu kita
duduk dan ambil makanan sebelum makan
berdoa dulu, silahkan ibu yang pimpin!
Saat makan kita harus menyuap makanan
satu-satu dengan pelan-pelan! Setelah
makan kita bereskan piring, gelas yang
kotor, dan diakhiri dengan cuci tangan.
Fase terminasi:
“bagaimana perasaan ny. E setelah
makan ? setelah makan apa yang
sebaiknya kita lakukan ? mari kita
masukka kedalam jadwal kegiatan
berikutnya. Berharap ny. E melakukan
cara tadi dengan baik. Besok kita akan
melanjutkan kembali cara makan yang
baik dan benar. Selamat siang
S: Klien mengatakan :
- pagi suster
- baik
- saya tidak mau cuci
tangan
- iya
- kenyang
- tidak tau
- iya
O: Klien tampak :
- Menjawab salam
- Klien makan dengan
cepat dan dihabiskan
- Gelas habis minum
berserakan di meja
- Tidak mencuci tangan
selesai makan
- Tampak membaca doa
- Diam
A: SP2P belum berhasil
P:evaluasi SP2P
dihentikan (pasien
pulang)
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
21
Tanggal
:19 / 06 / 2017
Hari ke
: 1 (Pertama)
Interaksi k
: Interaksi 1-2
A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
Ny. E terlihat duduk di meja sambil menggaruk-garuk badannya yang terlihat kotor,
rambut acak-acakan, pakaian tidak rapi, kuku kotor dan panjang menggunakan cat,
gigi kotor
2. Diagnosa keperawatan
Defisit perawatan diri
3. Tujuan khusus :
a. Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
b. Pasien mampu melakukan makan dengan baik
c. Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
d. Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
4. Tindakan keperawatan
a. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri
b. Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri
c. Membantu pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
B. Strategi komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan :
1. Fase perkenalan / Orientasi
a. Salam terapeotik :
Selamat pagi, memperkenalkan nama saya perawat Riswa. Saya adalah
mahasiswa keperawatan Poltekes Kemenkes Jayapuram yang sedang praktek
disini. Saya praktek disini selama 2 minggu . Nama anda siapa ya? Senang di
panggil apa? Oh jadi anda senangnya dipanggil Ny.E saja
b. Evaluasi/ Vandisi
Riswa lihat dari tadi Ny.E menggaruk-garuk badan terus, gatal ya?
c. Kontrak
Topik : Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang kebersihan diri.
Waktu : Kira-kira mau berapa lama kita gobrolnya? Jadi ngobrolnya 10 menit
saja”ya”
Tempat : Baiklah kalau begitu mau di mana kita ngobrolnya Ny.E? Di sini saja
apa di luar? Jadi kita ngobrolnya di sini saja ya.
22
2. Fase kerja
“ Berapa kali Emi mandi dalam seharu? Apakah Ny.E sudah mandi hari ini? Menurut
Emi apa kegunaan mandi? Apa alas an sehingga tidak bias merawat diri? Menurut
Emi apa manfaat kalau kita menjaga kebersihan diri? Kira-kira tanda orang yang
tidak merawat diri dengan baik seperti apa? Kalau kita tidak teratur menjaga
kebersihan diri masalah apa yang menurut Emi bias muncul, ada cara bagaimana
menjaga kebersihan diri : Menurut Ibu Emi kalau mandi kita persiapkan?
Seperti suster kalau mandi menyiapkan pakaian ganti, hamduk, sikat gigi, sampo dan
sabun serta sisir. Bagaimana kalau kita ke kamar mandi, suster akan membimbing Ibu
emi untuk melakukannya. Ambil sampo gosokkan ke kepala sampai berbusa bilas
sampai bersih. Ambil sabun gosokkan keseluruh tubuh lalu siram dengan air sampai
bersih, sikat gigi pakai odol. Sikat dari atas ke bawah, depan ke belakang lalu kumurkumur sampai bersih, terakhir siram lagi seluruh tubuh Emi sampai bersih. Lalu
keringkan dengan handuk, selanjut pakai baju dan sisir rambutnya.
3. Fase terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan :
Evaluasi subjektif : pasien mengatakan :
selamat pagi suster
Nama saya E dipanggil E
Iya, mandi i kali biar bersih, saya mau pulang saja suster, kotor
dan gatal-gatal bias kudis dan ada ketombe.
Siapkan sabun,sampo dan sikat gigi
Evaluasi objektif : pasien tampak :
- pasien menjawab salam
- kontak mata (+)
- tersenyum
- pakaian tidak rapi
- rambut acak-acak
- wajah kusam
- tercium bau badan
- mampu mempraktekkan
b. Rencana tindak lanjut :
23
Sekarang mari kita masukkan pada jadwal harian Ny.E mau berapa kali sehari mandi
dan sikat gigi? Bagus dua kali yaitu pagi dan sore. Kalau pagi jam berapa? Kalau
sore? Beri tanda M (mandiri) kalau dilakukan tanpa di suruh, B (bantuan) kalau
diingatkan baru dilakukan dan T (tidak) tidak melakukan.
c. Kontrak yang akan datang
Topik : Baik besok kita ketemu lagi ya, kembali untuk belajar cara makan yang baik.
Waktu : Kalau begitu kita akan latihan cara makan yang baik . besok jam 12 siang
setelah Ny.E melakukan kegiatan mandi
Tempat : Ny.E mahu kita bicara dimana besok? Kalau tetap di tempat ini saja
bagaimana atau di kamar Ny.E?
24
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Tanggal
:20/06/2017
Hari ke
:2(Kedua)
Interaksi ke
: 3-4
A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
Ny. E terlihat sedang duduk di kursi dekat tempat makanan
Ny. E terlihat rapi dengan rambutnya yang dianyam/dikepang
2. Diagnosa keperawatan : Defisit perawatan diri
3. Tujuan khusus
Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
Pasien mampu melakukan makan dengan baik
Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
4. Tindakan keperawatan
Menjelaskan cara makan yang baik
Membantu pasien mempraktekan cara makan yang baik
B. Strategi komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
1. Fase perkenalan / Orientasi
a. Salam trapeotik elamat siang Ny.E? Bagus sekali Ny.E seperti terikat rapi siang
hari ini
b. Evaluasi / validasi : Bagaimana perasaan Ny.E siang ini?
c. Kontrak
Topik : Bagaimana kalau kita latihan cara makan yang baik?
Waktu : Mau berapa lama kira-kira kita ngobrolnya? Oke, jadi Ny.E maunya kita
ngobrol-ngobrolnya 20 menit
Tempat : Kita akan latihan cara makan yang baik. Kita langsung saja ya di
tempat ini biasa tempat Ny.E makan
2. Fase Kerja :
“ Bagaiman kebiasaan sebelum,saat maupun sesudah makan? Dimana Ny.E makan?”
“ Sebelum makan kita harus cuci tangan memakai sabun. Ya, mari kita praktekkan!
Bagus ! stelah itu kita duduk dan ambil makanan Sebelum di santap kita berdoa dulu.
25
Silahlah Emi yang pimpin! Bagus. Mari kita makan. Saat makan kita harus menyuap
makanan satu-satu dengan pelan-pelan ya. Mari kita makan. Setelah makan kita
bereskan puring , gelas yang kotor. Dan kita akhiri dengan cuci tangan.
3. Fase terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan
Evaluasi subjektif : Klien menyatakan “Siang suster, baik. Saya tidak mencuci
tangan kalau mau makan dan sesudah makan , iya ( membaca doa)
Evaluasi objektif : Klien tampak :Menjawab salam Klien makan dengan cepat
Gelas habis minum bereskan di meja tidak mencuci tangan selesai makan
b. Rencana tindak lanjut : “Sekarang, mari kita masukkan padajadwal harian Ny.E
sehabis Ny.E melakukan mandi kemudian melakukan cara makan yang baik dan
benar sesuai dengan latihan kita hari ini. Beri tanda M (mandiri) kalau dilakukan
tanpa disuruh, BC (bantuan) kalau diinginkan baru dilakukan dan T (tidak)
dilakukan.
c. Kontrak yang akan datang
Topik : Besok kita akan bertemu kembali untuk masih melanjutkan
mempraktekkan cara makan yang baik
Waktu : Kalau begitu besok pagi kita lanjutkan lagi
Tempat : Kira-kira tempatnya di mana? “di sini saja ya?”
26