PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERB

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING
TERHADAP KETERAMPILAN BERFIKIR RASIONAL PESERTA DIDIK
(Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pada Peserta Didik Kelas X
SMA 1 Parongpong)
PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Kepada Tim TPPS Sebagai Salah Satu Persyaratan Pembuatan Skripsi

Disusun oleh:
Susan Hoeriyyah
1002932
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................1
1. Latar Belakang...........................................................................................................2
2. Rumusan Masalah......................................................................................................7
3. Tujuan dan Manfaat Penelitian..................................................................................7
4. Kerangka Pemikiran..................................................................................................9

5. Hipotesis..................................................................................................................14
6. Metode Penelitian....................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................35

1

1. Latar Belakang
Kesenjangan mutu pendidikan selain disebabkan oleh factor sarana dan
prasarana yang belum memadai, sumber daya manusia yang masih terbatas dan juga
kurikulum yang belum siap untuk menyongsong masa yang aka datang. Tetapi
sekarang dengan adanya kurikulum 2013 diharapkan kondisi pendidikan akan
mengalami peningkatan yang baik agar sumber daya manusia di Indonesia memiliki
kompetensi masa depan yang unggul sehingga dapat bersaing menghadapi tantangan
masa depan yang semakin kopetitif.
Untuk melihat suatu keberhasilan proses pendidikan dapat dilihat dari hasil
belajar peserta didik. Prestasi belajar siswa disekolah selalu dikaitkan dengan hasil
belajar sehari hari disekolah.Untuk mengetahui hasil belajar siswa disekolah yaitu
dengan melihat peringkat aktualisasi dari kegiatan belajar, salah satunya ialah
berbentuk prestasi belajar yang dicapai seseorang.Hal ini mengandung arti bahwa
belajar merupakan manifestasi kemampuan potensi individu yang dapat dilihat dari

nilai ulangan harian, nilai UTS, nilai UAS ataupun nilai UN.
Dalam penelitian ini penulis mengidentifikasi bahwa mutu pendidikan ini
salah satunya dapat dilihat dari tinggi rendahnya perolehan nilai UTS siswa pada
mata pelajaran ekonomi dikelas X SMA Laboratorium-Percontohan UPI yang dapat
dilihat pada table berikut:

2

Nilai Rata-Rata Ujian Tengah Semester
Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X
Sumber : Hasil pra penelitian, diolah

NO

KELAS

RATA-RATA

1


X SOSHUM 1

66.07

2

X SOSHUM 2

71.81

3

X SOSHUM 3

65.79

4

X SOSHUM 4


68.04

5

X SAINTEK 1 LINTAS MINAT

72.12

6

X SAINTEK 2 LINTAS MINAT

66.43

7

X SAINTEK 3 LINTAS MINAT

67.2


8

X SAINTEK 4 LINTAS MINAT

70.36

RATA-RATA

68.48

Dari data diatas dapat dilihat bahwa dari ke delapan kelas X SMA
Laboratorium-Percontohan UPI secara keseluruhan nilai rata-rata yang diperoleh
siswa kelas X dalam mata pelajaran ekonomi masih rendah yaitu sebesar 68.48 dan
berada di bawah KKM. Siswa dikatakan berhasil jika nilai yang diperolehnya
memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh setiap sekolah yang disebut kriteria
ketuntasan minimal. Di SMA Laboratorium-Percontohan UPI, KKM yang ditetapkan
pada mata pelajaran ekonomi yaitu sebesar 75 dan mendapatkan predikat B.
Rendahnya hasil belajar siswa tersebut tentu saja dipengaruhi oleh beberapa
factor.Secara garis besar, factor-faktor tersebut terdiri dari factor eksternal dan factor


3

internal.Factor internal terdiri dari keadaan fisik siswa, intelegensi siswa serta
keadaan psikologi dari dalam diri siswa sendiri, misalnya minat dan motivasi.
Sedangkan yang termasuk ke dalam factor eksternal adalah kemampuan mengajar
guru, media pembelajaran yang akan digunakan guru, metode pembelajaran yang
digunakan dalam proses pembelajaran, sumber atau bahan pelajaran, serta kurikulum
yang digunakan sekolah.
Dalam penelitian ini peneliti membatasi penelitian dengan mengambil hanya
salah satu factor saja yaitu metode pembelajaran, karena metode pembelajaran
dipandang memiliki peran strategis dalam upaya meningkatkan keberhasilan proses
belajar mengajar karena Metode pembelajaran digunakan dengan melihat kondisi
kebutuhan siswa. Pemilihan metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan
kurikulum 2013 dan potensi siswa merupakan kemampuan dan keterampilan dasar
yang harus dimiliki guru. Guru diharapkan mampu menyampaikan materi dengan
tepat, dan menciptakan suatu proses pembelajaran yang dapat mewujudkan tujuan
pembelajaran dengan baik.
Selain melakukan pengambilan data awal siswa, sebagai observasi awal
peneliti juga mencoba melakukan pengenalan awal terhadap materi yang dipelajari
oleh siswa.Dari pengamatan selama melakukan aktifitas pembelajaran awal terlihat

masih rendahnya keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Hal ini terlihat dari perilaku
siswa yang cenderung pasif selama berlangsungnya proses pembelajaran, kurang
perhatian siswa pada materi yang disampaikan, siswa cenderung diam ketika
diberikan pertanyaan dan siswa kurang menghargai jawaban siswa lain yang
4

menyampaikan jawaban ketika diberikan pertanyaan oleh peneliti. Peristiwa tersebut
mengindikasikan bahwa selain hasil belajar siswa yang rendah, aktifitas siswa juga
kurang selama proses pembelajaran. Penguasaan materi juga masih rendah karena
kurang aktifnya siswa dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh
peneliti terkait materi pembelajaran. Secara keseluruhan pembelajaran yang terjadi
masih dominan dilakukan oleh peneliti (teacher centered) dan siswa hanya
memperhatikan informasi yang disampaikan oleh peneliti. Sedangkan jika pada
waktu pembelajaran diberikan soal, maka soal yang diberikan hanya sebatas soal
yang meminta siswa untuk menjelaskan saja, tanpa adanya soal factual untuk
dianalisisyang membuat siswa dapat berfikir kreatif sebagaimana terdapat pada
Kompetisi Inti 3 yang bertujuan agar siswa mampu memahami, menerapkan, dan
menganalisis pengetahuan factual, konseptual, procedural, dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin tahunya terhadap ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan

peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
procedural pada bidang kajian spesifik dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah. Selanjutnya berdasarkan Kompetensi Inti 4 siswa dituntut
untuk mampu mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak
terkait dari pengembangan dari yang dipelajarinya disekolah secara mandiri,
bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan. Berdasarkan paparan dari Kompetensi Inti 4 menunjukan bahwa siswa
dituntut untuk dapat aktif dalam proses pembelajaran, tetapi berdasarkan gambaran
5

kondisi awal pembelajaran seperti yang dikemukakan diatas dapat terlihat bahwa
rendahnya hasil belajar siswa terjadi karena siswa kuran aktif dalam proses
pembelajaran.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk
meningkatkan kemampuan berfikir kreatif dalam pembelajaran Ekonomi guru
dituntut untuk memilih metode pembelajaran yang relevan dan sesuai agar siswa
dapat berfikir kreatif serta mampu belajar mandiri, kreatif, dan lebih aktif dalam
mengikuti pelajaran. Salah satu proses yang melibatkan siswa menjadi aktif dan
sesuai dengan Kompetensi Inti kurikulum 2013 adalah metode pembelajaran
DiscoveryLearning. Dengan menggunakan Discovery Learning siswa tidak hanya

menerima pengetahuan dari guru tetapi siswa mencari pengetahuan tersebut sendiri.
Sehingga proses pembelajaran menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan diberi
tahu.Sedangkan untuk menuntun siswa dapat berfikir kreatif adalah dengan metode
Problem-Based Learning. Dengan metode Problem-Based Learningsiswa tidak hanya
mencari pengetahuan sendiri, tetapi siswa mampu memecahkan masalah konkrit pada
mata pelajaran ekonomi. Sehingga proses pembelajaran menuntun siswa untuk
berfikir kreatif.
Berdasarkan paparan diatas maka saya mencoba melakukan penelitian dengan judul
‘’PENGARUH
BASED

PENERAPAN

LEARNINGDAN

KEMAMPUAN

BERFIKIR

METODEPEMBELAJARAN

DISCOVERY
KREATIFDAN

6

LEARNING
AKTIFITAS

PROBLEMTERHADAP
BELAJAR

PESERTA DIDIK (Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pada
Peserta Didik Kelas X SMA Laboratorium-Percontohan UPI)’’
2. Rumusan Masalah
1) Apakah terdapat perbedaan kemampuan berfikir kreatif siswapada kelas yang
menggunakan metode pembelajaran Problem-Based Learningpada tes awal
(pre-tes) dan tes akhir (pos-tes)?
2) Apakah terdapat perbedaan kemampuan berfikir kreatif siswapada kelas yang
menggunakan metode pembelajaran DiscoveryLearningpada tes awal (pretes) dan tes akhir (pos-tes)?
3) Apakah terdapat perbedaan kemampuan berfikir kreatif siswapada kelas yang

menggunakan metode pembelajaran Problem-Based Learningdibandingkan
dengan kelas yang menggunakan metode pembelajaran

Discovery

Learningpada tes akhir (pos-tes)?
4) Apakah terdapat perbedaan tingkat aktifitas

siswapada kelas yang

menggunakan metode pembelajaran Problem-Based Learningdibandingkan
dengan kelas yang menggunakan metode pembelajaran Discovery Learning?

3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

7

3.1 Tujuan penelitan
1. Untuk mengetahui dan memahami perbedaan kemampuan berfikir kreatif
siswapada kelas yang menggunakan metode pembelajaran Problem-Based
Learningpada tes awal (pre-tes) dan tes akhir (pos-tes)
2. Untuk mengetahui dan memahami perbedaan kemampuan berfikir kreatif
siswapada kelas yang menggunakan metode pembelajaran

Discovery

Learningpada tes awal (pre-tes) dan tes akhir (pos-tes)
3. Untuk mengetahui dan memahami perbedaan kemampuan berfikir kreatif
siswapada kelas yang menggunakan metode pembelajaran Problem-Based
Learningdibandingkan dengan kelas yang menggunakan metode pembelajaran
Discovery Learningpada tes akhir (pos-tes)
4. Untuk mengetahui dan memahami perbedaan tingkat aktifitas siswapada kelas
yang

menggunakan

metode

pembelajaran

Problem-Based

Learningdibandingkan dengan kelas yang menggunakan metode pembelajaran
Discovery Learning
3.2 Manfaat Penelitian
3.2.1 Secara Teoritis
Penelitian

ini

diharapkan

menjadi

acuan

untuk

menambah

pengetahuan dan sebagai bahan kajian dalam mengembangkan penelitian lebih
lanjut tentang factor apa saja yang mempengaruhi kemampuan berfikir kreatifdan
aktifitas siswa.

8

3.2.2 secara praktis
Bagi sekolah
1. Dapat

memberikan

manfaat

bagi

sekolah

sebagai

referensi

dalam

meningkatkan kualitas pembelajaran yang ditunjukan oleh keberhasilan
kemampuan berfikir kreatifdan aktifitas siswa khususnya dalam mata
pelajaran ekonomi
2. Dapat memberikan acuan bagi guru khususnya yang mengajar mata pelajaran
ekonomi bagaimana penerapan metode pembelajaran Problem-Based
Learningdan Discovery Learningberpengaruh terhadap kemampuan berfikir
kreatif dan aktifitas siswa pada mata pelajaran ekonomi di SMA
Laboratorium-Percontohan UPI Bandung.
Bagi penulis
1. Menambah wawasan dan memperkaya ilmu kependidikan
2. Memberikan pengalaman dengan mengetahui kondisi nyata di lapangan,
sehingga bias membandingkan dengan teori yang didapat selama perkuliahan.
4. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran penelitian ini didasarkan pada landasan teori yang
relevan, dimana LTSIN (2001) secara khusus mendefinisikan berfikir kreatif adalah
“creative thinking is the process which we use when we come up with a new idea. It
is the merging of ideas which have not been merged before”. LTSIN menyatakan

9

bahwa berfikir kreatif adalah proses (bukan hasil) untuk menghasilkan ide baru dan
ide

itu

merupakan

gabungan

dari

ide-ide

yang

sebelumnya

belum

disatukan..Sementara itu Menurut Ahmad Rohani (2004:6) belajar yang berhasil
harus melalui berbagai macam aktifitas, baik aktifitas fisik maupun psikis. Aktifitas
fisik ialah persta didik giat-aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain
ataupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau pasif. Peserta
didik yang mempunyai aktifitas psikis atau kejiwaan adalah jika daya jiwanya bekerja
sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pengajaran. Seluruh
peranan dan kemauan dikerahkan dan diarahkan supaya daya itu tetap aktif untuk
mendapatkan hasil pengajaran yang optimal sekaligus mengikuti proses pengajaran
(proses perolehan hasil belajar) secara aktif, ia mendengarkan, mengamati,
menyelidiki, mengingat, menguraikan, mengasosiasikan ketentuan satu dengan yang
lainnya, dan sebagainya.
Prinsip aktifitas yang didasarkan pada pandangan psikologis menyatakan
bahwa segala pengetahuan harus diperoleh melalui pengamatan (mendengar, melihat,
dan sebagainya) sendiri dan pengalaman sendiri.Jiwa itu dinamis, memiliki energy
sendiri, dan adapat menjadi aktif sebab didorong oleh kebutuhan-kebutuhan.
Guru hanyalah merangsang keaktifan dengan jalan menyajikan bahan
pelajaran, sedangkan yang mengolah dan mencerna adalah peserta didik itu sendiri
sesuai kemauan, kemampuan, bakat dan latar belakang masing-masing. Belajar
adalah suatu proses dimana peserta didik harus aktif.

10

Sementara ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia
untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya yang bervariasi dan berkembang dengan

sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi, dan
distribusi. (Neti Budiwati dan Leni Permana)
Sejalan dengan itu, menurut DEPDIKNAS dalam Yoga (2009:24)
karakteristik bidang studi ekonomi sebagaimana dijelaskan dalam pedoman khusus
pengembangan silabus dan penilaian mata pelajaran ekonomi yaitu:
a. Mata pelajaran ekonomi berangkat dari fakta atau gejala ekonomi yang nyata
b. Mata pelajaran ekonomi mengembangkan teori-teori untuk menjelaskan fakta
secara rasional
c. Umumnya, analisis yang digunakan dalam ilmu ekonomi adalah metode
pemecahan masalah
d. Metode pemecahan masalah yang cocok digunakan dalam analisis ekonomi
sebab objek dalam ilmu ekonomi adalah permasalahan dasar ekonomi
e. Inti dari ilmu ekonomi adalah memilih alternative yang terbaik
f. Lahirnya ilmu ekonomi adalah kelangkaan pemuas kebutuhan manusia
Adapun mata pelajaran ekonomi bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut:

11

a. Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengaitkan peristiwa dan
masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari terutama yang terjadi di
lingkungan individu, rumah tangga, masyarakat dan Negara.
b. Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang
diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi
c. Membentuk sikap bijak, rasional dan bertanggung jawab dengan memiliki
pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen dan akuntansi yang
bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga, masyarakat dan Negara.
d. Membuat keputusan yang bertanggung jawab mengenai nilai-nilai social
ekonomi dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupu
internasional. (Neti Budiwati dan Leni Permana, 2010:17)
Jadi hasil belajar ekonomi merupakan hasil belajar siswa berupa penguasaan
pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran ekonomi
yang ditunjukan dengan nilai tes ekonomi. (Nadya, 2011:44)
Menurut Sudjana (2008:23) belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan
adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan yang terjadi setelah proses belajar
adalah perubahan positif. Jadi, subjek belajar akan mengalami perubahan tingkah
laku menjadi lebih baik setelah adanya pengalaman dan latihan. Dalam proses belajar
mengajar tersebut akan diperoleh hasil belajar/prestasi belajar. Dengan demikian
komponen atau factor yang memepengaruhi proses belajar mengajar akan
mempengaruhi prestasi belajar.

12

Dalam pembelajaran terdapat beragam metode yang dapat menunjang pada
peningkatan kemampuan berfikir kreatif. Salah satu metodepembelajaran yang dapat
menumbuhkan kemampuan berfikir kreatif siswa yaitu metode pembelajaran
Problem-Based Learning, karena berpikir kreatif merupakan proses berpikir tinggi
bahkan Dewey memandang berpikir kreatif sebagai sebuah proses pemecahan
masalah.
Problem-Based Learning (PBL) atau Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
adalah metode pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai
konteks untuk para peserta didik belajar berfikir kritis dan keterampilan memecahkan
masalah, dan memperoleh pengetahuan (Duch, 1995). Finkle dan Torp (1995)
menyatakan bahwa PBM merupakan pengembangan kurikulum dan sistem
pengajaran yang mengembangkan secara simultan strategi pemecahan masalah dan
dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan dengan menempatkan para peserta didik
dalam peran aktif sebagai pemecah permasalahan sehari-hari yang tidak terstruktur
dengan baik.
Penemuan (discovery) merupakan suatu metode

pembelajaran

yang

dikembangkan berdasarkan pandangan konstruktivisme. Model ini menekankan
pentingnya pemahaman struktur atau ide-ide penting terhadap suatu disiplin ilmu,
melalui keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.Pada pembelajaran
penemuan, siswa didorong untuk terutama belajar sendiri melalui keterlibatan aktif
dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip. Guru mendorong siswa agar mempunyai

13

pengalaman dan melakukan eksperimen dengan memungkinkan mereka menemukan
prinsip-prinsip atau konsep-konsep bagi diri mereka sendiri.
Pembelajaran ekonomi menggunakan metode pembelajaran Problem-Based
Learning danDiscovery Learningdiharapkan bisa meningkatkan kemampuan berfikir
kreatifdan aktifitas belajar siswa. Karena dengan metode pembelajaran ProblemBased Learning danDiscovery Learningsiswa dapat secara aktif berfikir kreatif serta
mampu memecahkan masalah tanpa dibatasi materi dari guru saja.
Berdasarkan penelitian Muh Sohibi dan Joko Siswanto denga judul
PENGARUH

PEMBELAJARAN

BERBASIS

MASALAH

DAN

INKUIRI

TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF
SISWA menghasilkan kesimpulan bahwa Model pembelajaran berbasis masalah
memberikan pengaruh lebih baik dari pada model pembelajaran inkuiri terbimbing
dan ekspositori terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa di SMA Negeri 1 Comal
Kabupaten Pemalang 2012/2013.
Dari teori dan pendapat diatas dapat ditarik benang merah dan dibuat kerangka
pemikiran sebagai berikut:
Metode Pembelajaran
Problem-Based Learning

Kemampuan Berfikir
Kreatif

Metode Pembelajaran
Discovery Learning

Aktifitas Siswa
14

5. Hipotesis
Pengertian hipotesis penelitian menurut Sugiyono (2009:96) hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana
rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Terdapatperbedaan kemampuan berfikir kreatif siswapada kelas yang
menggunakan metode pembelajaran Problem-Based Learningpada tes awal
(pre-tes) dan tes akhir (pos-tes)
2. Terdapatperbedaan kemampuan berfikir kreatif siswapada kelas yang
menggunakan metode pembelajaran Discovery Learningpada tes awal (pretes) dan tes akhir (pos-tes)
3. Terdapatperbedaan kemampuan berfikir kreatif siswapada kelas yang
menggunakan metode pembelajaran Problem-Based Learningdibandingkan
dengan kelas yang menggunakan metode pembelajaran

Discovery

Learningpada tes akhir (pos-tes)
4. Terdapatperbedaan tingkat aktifitas siswapada kelas yang menggunakan
metode pembelajaran Problem-Based Learningdibandingkan dengan kelas
yang menggunakan metode pembelajaran Discovery Learning

15

6. Metode Penelitian
6.1 Objek dan Subjek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah kemampuan berfikir kreatif dan aktifitas
siswa dalam mata pelajaran ekonomi yang menggunakan metode pembelajaran
Problem-Based LearningdanDiscovery Learningsebagai alat untuk meningkatkan
kemampuan berfikir kreatif dan aktifitas siswakemampuan berfikir kreatif dan
aktifitas siswa. Sedangkan yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa
siswi kelas X SMA Laboratorium-Percontohan UPI Bandung.
6.2 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu cara yang teratur dengan menggunakan
alat atau teknik tertentu untuk suatu kepentingan penelitian. Menurut Suharsimi
Arikunto (2006:136), metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data penelitiannya.
Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka metode penelitian yang
digunakan adalah metode eksperimen.Menurut Nazir (2010:63) eksperimen adalah
observasi dimana kondisi tersebut dibuat dan diatur oleh si peneliti.Jenis metode
eksperimen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen kuasi (quasi eksperimental).Metode kuasi eksperimen adalah penelitian
yang memberikan kesempatan untuk meneliti perlakuan-perlakuan di dalam
masyarakat yang tidak ditempatkan secara sengaja, melainkan terjadi secra alami.

16

6.3 Desain Penelitian
Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design, yaitu
jenis-jenis eksperimen yang dianggap sudah baik karena sudah memenuhi
persyaratan, yang dimaksud prasyaratan dalam eksperimen adalah adanya kelompok
lain yang tidak dikenal eksperimen dan ikut mendapatkan pengamatan (Suharsimi
Arikunto 2006:86). Dengan adanya kelompok lain yang disebut kelompok control,
akibatnya dapat diketahui secara pasti perbedaanya. Desain dalam penelitian ini bila
dibuat bagan adalah sebagai berikut:
Desain Penelitian Control Group Pre-Tes-Post-Tes
Kelas
Eksperimen
Kontrol

Penelitian
X
02
04
Sumber : Suharsimi Arikunto, 2006:86

01
03

Keterangan :
X

: Dikenakan perlakuan 1 dan 2 (treatment)

-

: Tidak dikenakan perlakuan (treatment)

01

: Tes awal (sebelum perlakuan) pada kelompok eksperimen

02

:

03

: Tes awal (sebelum perlakuan) pada kelompok kontrol

04

:

Tes akhir (setelah perlakuan) pada kelompok eksperimen

Tes akhir (setelah perlakuan) pada kelompok control
17

6.4 Operasional Variable
Table Operasional Variable
Konsep Teoritis
1
2
Variable Bebas X
Problem-Based adalah
Learning (PBL

pengajaran

)

bercirikan

Konsep Empiris
3

metode Suatu

metode Hasil

penelitian Data interval

terhadap

adanya pembelajaran

metode

pengaruh
pembelajaran

dilakukan Problem-Based

konteks guru agar siswa Learning (PBL)melalu

untuk para peserta dapat
didik

belajar kreatif

berfikir i

eksperimen

berfikir kreatif dan proses

rumus:

keterampilan

Posttest-pretest

memecahkan

kuasi.

ketika Dengan menggunakan

pembelajaran.

Skor maksimal-pretes.

masalah,

dan

memperoleh
pengetahuan

Hasil

penelitian

(Duch, 1995).

terhadap

pengaruh

Discovery

Learning

Discovery
Discovery

Learning

melalui
adalah Suatu
18

metode kuasi.

Ukuran
Data
5

4

yang dalam

permasalahan nyata yang
sebagai

Konsep Analitis

eksperimen

Learning

metode
yang

belajar yang
mengatur

dilakukan

guru agar siswa
dapat aktif ketika

pengajaran

proses

sedemikian

rupa pembelajaran.

sehingga

anak

memperoleh
pengetahuan yang
sebelumnya belum
diketahuinya
tidak

itu

melalui

pemberitahuan,
sebagian

atau

seluruhnya
ditemukan sendiri.
Variable Y
Berfikir Kreatif

berfikir

kreatif Para siswa mampu Hasil pre test dan post Data interval

adalah

proses meningkatkan

test

mata

pelajaran

(bukan hasil) untuk kemampuan

ekonomi pada kelas

menghasilkan

dan kelas control

ide berfikir

baru dan ide itu kreatifbelajar pada
merupakan

mata

gabungan dari ide- ekonomi.

19

pelajaran

ide

yang

sebelumnya belum
disatukan.
Hasil pengolahan data
Aktifitas Siswa

Aktifitas fisik ialah

dengan

instrument

persta didik giat- Para siswa mampu observasi pada kelas
aktif

dengan mengolah,

anggota

badan, Menalar, menyaji dilakukan

membuat

yang
metode

sesuatu, serat terlibat aktif pembelajaran

bermain
bekerja,

eksperimen

ataupu dalam
ia

proses Discovery

tidak pembelajaran

hanya duduk dan pada
mendengarkan,

dan

Learning

Problem-Based

mata Learning (PBL)

pelajaran ekonomi

melihat atau pasif.

DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rosid. (2013).Meningkatkan Hasil Belajar Dan Aktifitas Belajar Siswa Tentang
Materi Penggunaan Rumus dan Fungsi Pada Mata Pelajaran TIK Melalui
Pembelajaran NHT.Bandung: Tidak Diterbitkan
Ahmad Rohani. (2004). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta:PT. Asdi Mahasatya
20

Erman

Suherman,

dkk..(1993).

Strategi

Belajar

Mengajar

Matematika.

Jakarta:Universitas terbuka, Depdikbud.
Hamalik, Oemar. 1990. Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar. Bandung:
Tarsito
Imas Kurniasih. (2014). Implementasi Kurikulum 2013.Surabaya: Kata Pena
Muh Sohibi dan Joko Siswanto. (2013).Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah
Dan Inkuiri Terbimbing Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif
Siswa Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Inkuiri Terbimbing
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Siswa .Semarang: Tidak
Diterbitkan
Sugiono.2009. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Suharsimi, Arikunto. (2005). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara Sistem Pendidikan Nasional
Usman

Effendi.

(2010)..’PengaruhMetode

PembelajaranProblemSolvingTerhadapHasilBelajar.Malang:
Diterbitkan
Warsono.(2013). Pembelajaran Aktif. Jakarta:PT. Remaja Rosdakarya

21

Tidak