PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA DI INDONES

TUGAS MAKALAH KEWARGANEGARAAN

PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA DI
INDONESIA

KELOMPOK 1

DI SUSUN OLEH :



VATYA HIKMAH
AKHMAD NURUL HADI

SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
STISIP-BR ( BANTEN RAYA) PANDEGLANG
TAHUN 2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang

alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “PANCASILA DAN IMPLEMEN NYA
DI INDONESIA”.
Makalah ini berisikan tentang SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA, PANCASILA
SEBAGI IDEOLOGI BANGSA DAN NEGARA INDONESIA DAN IMPLEMENTASI
PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT, atau yang lebih khususnya
membahas mutu / kualitas pendidikan di indonesia ini yang memperhatinkan, Diharapkan
Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua, pada khususnya
mahasiswa/mahasiswi STISIP BANTER RAYA PANDEGLANG tentang kualitas
pendidikan di Indonesia.
Kami menyadari bahwa ,makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Dalam kesempatan ini penulis juga ingin mengucapakan
banyak terima kasih kepada pihak yang sudah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk menyusun makalah ini, juga kepada Dosen pembimbing yang sudah banyak
membantu dan menuntun penulis selama pembuatan makalah ini. Tidak lupa juga kepada
teman-teman yang selalu menemani, membantu dan mensuport selama pembuatan
makalah ini. Maka, makalah ini dapat terselesaikan tidak lepas dari kerjasama dari
semuanya. iii
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT

senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Terima kasih

DAFRAT ISI

SAMPUL
LATAR BELAKANG
DAFTAR ISI
BAB I

POKO BAHASAN

BAB II

SUMBER POKO BAHASAN

1. Sejarah Lahirnya Pancasila
2. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia
3. Implementasi Pancasila Dalam Kehidupan Masyarakat


BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN
2. SARAN – SARAN

BAB I POKO BAHASAN
PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA DI INDONESIA
Bangsa Indonesia, Pancasila sebagai moral pembangunan, dan Pembangunan nasional
sebagai pengamalan Pancasila. Pancasila sebagai sumber hukum Indonesia memang
sudah diimplementasikan, terlihat pada undang-undang dan peraturan dibawah undangundang yang hukumnya bersumber pada Pancasila. Namun pengamalan atau praktek dari
pemberlakuan peraturan hukum tersebut mengalami kesenjangan. Hukum menjadi
tumpul ke atas dan tajam ke bawah. Maksudnya orang-orang yang memiliki kekuasaan
atau uang, seperti koruptor hanya dihukum dengan hukuman yang ringan dan dengan
bebas dapat keluar masuk penjara. Sedangkan orang-orang bawah yang hanya mencuri
seekor
praktis yang merupakan penjabaran dari nilai instrumental dan terkandung dalam
kenyataan sehari-hari yaitu bagaimana cara kita melaksanakan nilai Pancasila dalam

kehidupan sehari-hari, seperti toleransi, gotong-royong, musyawarah, dll.
Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, Pancasila memiliki fungsi
dan peran yaitu Pancasila sebagai jiwa Bangsa Indonesia, Pancasila sebagai kepribadian
Bangsa Indonesia, Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia, Pancasila sebagai
sumber hukum Indonesia, Pancasila sebagai perjanjian luhur Indonesia, Pancasila sebagai
pandangan hidup, Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan
Ada yang mendapat hukuman yang sangat berat. Ini menandakan bahwa para penegak
hukum dalam menerapkan hukum belum maksimal dan masih terjadi penyimpangan
didalamnya.
Seharusnya nilai dalam sila-sila Pancasila benar-benar diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Pancasila harus menjadi petunjuk hidup atau pandangan hidup
warga Negara Indonesia dalam menuju kesejahteraan, keadilan dan daya saing bangsa.
Makna dari sila pertama yaitu sila ini menghendaki setiap warga Negara untuk
menjunjung tinggi agama dan kepercayaan terhadap tuhan. Sedangkan implementasinya
yaitu percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai agama dan kepercayaannya
masing-masing, saling menghormati dan kebebasan menjalankan ibadah sesuai agama
dan kepercayaannya, serta bekerja sama antara pemeluk agama yang berbeda sehingga
tercipta kerukunan. Selain itu, seseorang dilarang memaksakan suatu agama kepada orang
lain.
Tetapi dalam kenyataanya masih banyak terjadi pelanggaran-pelanggaran agama. Banyak

warga Negara yang dalam menjalankan ibadahnya tidak merasa aman karena masih ada
ormas atau kelompok agama yang melakukan kekerasan atau perusakan tempat ibadah

kelompok penganut agama lain, seperti membakar masjid. Hal ini pun tetap terjadi
sampai sekarang. Dan belum ada penegakan hukum terhadap kelompok/ ormas yang
melakukan hal-hal tersebut.
Sila kedua memiliki makna yaitu ingin menempatkan manusia sesuai harkatnya sebagai
makhluk Tuhan dan sesama manusia tidak saling melecehkan, tidak semena-mena
terhadap orang lain, mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan
kewajiban antara sesama manusia, menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, sesama manusia
punya rasa memiliki (memiliki Negara Indonesia), setiap manusia harus menjaga
keseimbangan hak dan kewajiban, dll. Dalam menyeimbangkan hak dan kewajiban,
manusia harus mengerjakan kewajibannya terlebih dahulu, setelah itu baru menuntut
haknya.
Sila ketiga memiliki makna yaitu merujuk pada kesatuan yang utuh dan tidak terpecah
belah atau bersatunya bermacam-macam perbedaan suku, agama dan lain-lain yang
berada di wilayah Indonesia. Implementasinya yaitu, kepentingan Negara di atas
kepentingan pribadi dan golongan (lebih mengutamakan kepentingan bangsa), rela
berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara (ini adalah wujud dari kesetiaan dan
kewajiban dari seorang warga Negara terhadap negaranya), bangga sebagai bangsa

Indonesia (maka dari rasa bangga itu akan muncul rasa saling memiliki dan rasa
persatuan kesatuan antara warga Negara), dan memajukan pergaulan demi persatuan dan
kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika. Banyaknya kerusuhan atau bentrokan
antar warga seperti di Poso, Ambon, dll, itu disebabkan karena kurangnya pergaulan/
toleransi antara warga Negara. Dan dalam penyelesaian masalah warga Negara tidak
mementingkan rasa persatuan dan kesatuan tetapi ego dan kepentingan pribadi yang lebih
diutamakan.
Sila keempat memiliki makna bahwa adanya kesesuaian sifat dan keadaan di dalam
Negara dengan hakikat “rakyat”. Dalam hal ini, masyarakat harus mengawasi wakil
rakyat, tidak memaksakan kehendak orang lain, mengutamakan musyawarah dalam
pengambilan keputusan, musyawarah untuk mufakat didasarkan semangat kekeluargaan
dan musyawarah harus dilakukan dengan akal sehat sesuai dengan hati nurani yang luhur.
Tetapi kenyataanya banyak hasil dari musyawarah berasal dari keputusan pemimpin.
Pendapat-pendapat yang disampaikan anggota rapat hanya dianggap sebagai formalitas
saja dan hasil dari musyawarahpun tidak dilaksanakan dengan rasa tanggung jawab.
Pengawasan terhadap kerja wakil rakyat pun dirasa kurang. Banyak pejabat Negara yang
melakukan korupsi. Sebagai contohnya saat ini terungkap bahwa ketua Mahkamah
Konstitusi, Akil Mochtar, melakukan korupsi yang terkait dengan suap sengketa pilkada.
Padahal Mahkamah Konstitusi memiliki kekuasaan yang tinggi dan bisa dikatakan bebas,
tidak ada lembaga Negara yang mengawasi.

Sila kelima memiliki makna bahwa seluruh rakyat Indonesia mendapatkan perlakuan
yang adil dalam bidang hukum, politik, ekonomi, kebudayaan dan kebutuhan rohani
sehingga tercipta masyarakat yang adil dan makmur. Arti adil yaitu tidak pilih kasih, tidak
memandang darimana seseorang itu berasal dan derajatnya, sebab setiap warga Negara di
mata hukum sama.
Penjelasan sila pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa”

Mengandung makna kata “Tuhan”. Alam semseta diciptakan oleh Tuhan beserta
makhluk-makhluk yang tinggal di bumi. Kemudian dari situ muncul pertanyaan ataupun
konflik. Di dalam politik pun masih menjadi hal yang diperdebatkan sampai sekarang.
Beberapa Negara memiliki paham ketuhanan yang berbeda dengan Negara lain. paham
ini meliputi:
1. Atheis, bahwa Negara tidak menganggap adanya tuhan, bahkan warga negaranya
dalam beragama dibatasi. Negara yang menerapkan paham ini salah satunya Rusia yang
merupakan Negara komunis yang Marxisme yaitu bertumpu pada materi. Negara tersebut
melarang warga negaranya untuk beribadah ke tempat peribadatan, misalnya seorang civil
serrvan dilarang untuk beribadah ke gereja. Namun di Negara yang menganut atheis,
agama tetap berkembang, karena dalam diri seorang manusia tetap ada rasa ingin
memiliki tuhan.
2. Teokrasi, bahwa Negara menganggap adanya tuhan. Agama sebagai landasan hukum.

Negara yang menganut paham ini adalah Vatikan, Arab, Iran. Paham ini dibedakan
menjadi dua yaitu teokrasi monarkis dan teokrasi demokrasi. Teori monarkis, yaitu tidak
mengenal pemilu (pemimpin Negara turun temurun).
3. Sekuler/ Sekuleristis, yaitu Negara dan agama dibatasi/ memiliki ruang tersendiri. Yang
menganut sistem ini adalah Negara-negara di Eropa dan Turki. Paham ini melarang
pengeksposan simbol keagamaan.
4. Moderat, yaitu paham yang selalu mencari jalan tengah dalam menyelesaikan semua
persengketaan. Menurut paham ini, semua pihak yang bersengketa, baik disebabkan oleh
perbedaan kepentingan, pemikiran, ataupun ideologi harus berkompromi dengan mencari
jalan tengah di antara keduanya. Keinginan untuk saling menang diganti dengan
konsep take and give.

BAB II SUMBER POKO BAHASAN
1.

SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA

Perjalanan panjang lahirnya Pancasila pada masa-masa akhir Perang Dunia II, kekalahan
Jepang pada sekutu dalam perang Pasifik tidak lagi bisa disembunyikan.
Hal ini mendesak Jenderal Kuniaki Koisi yang saat itu menjabat sebagai Perdana Menteri

(PM) Jepang untuk mengumumkan sebuah rencana untuk negeri zamrud khatulistiwa ke
depannya pada tanggal 7 September 1944.
Hal yang diumumkan oleh Koisi ternyata adalah sebuah rencana untuk memerdekakan
Indonesia ketika Jepang berhasil memenangkan perang Asia Timur. Pengumuman
tersebut diharapkan akan membuat Indonesia berpikir bahwa pasukan sekutu adalah
perenggut kemerdekaan mereka.
Bibit itulah yang menjadi cikal bakal lahirnya Pancasila sebagai ideologi dan dasar
negara Indonesia. Di mana muncul ketika pada 1 Maret, Kumakichi Harada
memberitahukan tentang pembentukan badan yang bertugas menyelidiki usaha persiapan
kemerdekaan dengan nama Dokuritsu Junbi Cosakai BPUPKI.
Ketika BPUPKI secara resmi dibentuk pada 29 April 1945, yang ditunjuk menjadi ketua
adalah Radjiman Wedyodiningrat, didampingi oleh Raden Pandji Soeroso dan satu orang
Jepang sebagai wakil ketuanya.
Soeroso telah memegang posisi ganda, yaitu sebagai kepala sekretariat BPUPKI bersama
Abdoel Gafar dan Masuda Toyohiko. Ketika didirikan, BPUPKI memiliki 67 anggota
dengan 7 diantaranya merupakan orang Jepang yang tidak memiliki hak suara.
Pada 28 Mei 1945, BPUPKI mengadakan sidang pertama mereka di gedung Volksraad,
Jalan Pejambon 6, Jakarta Pusat. Sidang hari pertama ini hanya merupakan upacara
pelantikan, dan sidang sesungguhnya baru dimulai keesokan harinya selama empat hari.
Pada sidang ini, Muhammad Yamin menyampaikan pidato dan merumuskan hal yang

menjadi awal sejarah lahirnya Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara Indonesia,
yaitu ideologi Kebangsaan, ideologi kemanusiaan, ideologi ketuhanan, ideologi
kerakyatan, dan ideologi kesejahteraan.
Adapun pada tanggal 1 Juni 1945, Soekarno mencetuskan dasar-dasar kebangsaan,
internasionalisme, kesejahteraan, ketuhanaan, dan mufakat sebagai dasar negara. Bung
Karno juga memberi nama dasar-dasar tersebut Pancasila, dari kata panca yang berarti
lima dan sila yang berarti dasar atau azas.

Usulan Pancasila milik Soekarno kemudian ditanggapi dengan serius, menyebabkan
lahirnya Panitia Sembilan yang berisi Soekarno, Mohammad Hatta, Marami Abikoesno,
Abdul Kahar, Agus Salim, Achmad Soebardjo, Mohammad Yamin, dan Wahid Hasjim.
Panitia ini kemudian bertugas untuk merumuskan ulang Pancasila yang telah dicetuskan
oleh Soekarno dalam pidatonya.
Rumusan selanjutnya yang nantinya menjadi pencipta sejarah lahirnya Pancasila sebagai
ideologi dan dasar negara Indonesia adalah ketika dibuatnya Piagam Jakarta, di sebuah
rapat nonformal pada 22 Juni 1945 dengan 38 anggota BPUPKI.
Pada pertemuan ini, terjadi debat antara golongan Islam yang ingin Indonesia menjadi
negara Islam dan golongan yang ingin Indonesia menjadi negara sekuler. Ketika mereka
mencapai persetujuan, dibuatlah sebuah dokumen bernama Piagam Jakarta yang di
dalamnya terdapat usulan bahwa pemeluk agama Islam wajib menjalankan syariat Islam.

Rancangan ini akhirnya dibahas secara resmi pada tanggal 10 dan 14 Juli 1945, di mana
dokumen ini dipecah menjadi dua, bernama Deklarasi Kemerdekaan dan Pembukaan.
Singkat cerita, di penghujung tahun 1949, Republik Indonesia harus menerima rumusan
penggantian bentuk pemerintahan menjadi negara federal dan hanya menjadi negara
bagian Belanda.
Pada masa kini, sudah terbentuk kerangka Pancasila yang hampir mengikuti Pancasila
modern. Beberapa bulan setelah menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS), banyak
negara bagian yang memilih bergabung dengan RI Yogyakarta, dan setuju mengadakan
perubahan konstitusi RIS menjadi Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS).

Pada era kehancuran RIS ini, kerangka Pancasila belum berubah dari era awal RIS
dibentuk oleh Belanda.
Berlanjut pada 5 Juli 1959, Presiden Soekarno akhirnya memutuskan untuk menetapkan
UUD yang disahkan pada 18 Agustus oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI) untuk menggantikan UUDS yang gagal menciptakan kestabilan negara pada saat
itu.
Menyusul penggunaan kembali UUD 1945, Pancasila yang menjadi rumusan resmi
adalah Pancasila dalam pembukaan UUD, yang merupakan Pancasila yang berlaku
hingga di era modern saat ini. (dari berbagai sumber)

2. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN NEGARA INDONESIA.
Secara etimologis, ideologi berasal dari bahasa Yunani yaitu eidos dan logos. Eidos
berarti gagasan dan logos berarti berbicara. Maka secara etimologis ideologi adalah
berbicara

tentang gagasan / ilmu yang

mempelajari tentang gagasan. Gagasan

yang dimaksud disini adalah gagasan yang murni ada dan menjadi landasan atau
pedoman dalam kehidupan masyarakat yang ada atau berdomisili dalam wilayah negara
di mana mereka berada. Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan.
Kata ideologi sendiri diciptakan oleh destutt de trascky pada akhir abad ke-18 untuk
mendefinisikan "sains tentang ide". Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang
komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu , sebagai akal sehat dan beberapa
kecenderungan filosofis, atau sebagai serangkaian ide yang dikemukakan oleh kelas
masyarakat yang dominan kepada seluruh anggota masyarakat (definisi ideologi
Marxisme).

Pancasila sebagaimana kita yakini merupakan jiwa, kepribadian dan

pandangan hidup bangsa Indonesia. Disamping itu juga telah dibuktikan dengan
kenyataan sejarah bahawa Pancasila merupakan sumber kekuatan bagi perjuangan karena
menjadikan bangsa Indonesia bersatu. Kerena Pancasila merupakan ideologi dari negeri
kita. Dengan adanya persatuan dan kesatuan tersebut jelas mendorong usaha dalam
menegakkan dan memperjuangkan kemerdekaan. Ini membuktikan dan meyakinkan
tentang Pancasila sebagai suatu yang harus kita yakini karena cocok bagi bangsa
Indonesia.
Dalam beberapa kamus atau referensi, dapat terlihat bahwa definisi idelogi ada
beberapa macam. Keanekaragaman definisi ini sangat dipengaruhi oleh latar belakang
keahlian dan fungsi lembaga yang memberi definisi tersebut. Keanekaragaman dimaksud
antara lain terlihat pada definisi yang berikut :
a.

Definisi idelogi menurut BP-7 Pusat (kini telah dilikuidasi) adalah ajaran, doktrin, teori
yang diyakini kebenarannya yang disusun secara sistematis dan diberi petunjuk
pelaksanaan dalam menanggapi dan menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam

b.

masyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Definisi yang dikemukakan oleh Prof. Dr. Maswadi Rauf, ahli ilmu Politik Universitas
Indonesia :
Ideologi adalah rangkaian (kumpulan) nilai yang disepakati bersama untuk menjadi
landasan atau pedoman dalam mencapai tujuan atau kesejahteraan bersama.
Berdasarkan definisi Ideologi Pancasila di atas, dapat disimpulkan bahwa Pancasila
adalah kumpulan nilai/norma yang meliputi sila-sila Pancasila sebagaimana yang
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, alinea IV yang telah ditetapkan pada tanggal 18
Agustus 1945.

1)

PANCASILA SEBAGAI IDIOLOGI BANGSA DAN NEGARA INDONESIA :
Pengertian Idiologi :
Berbicara tentang ilmu yang mempelajari tentang gagasan.

2)

Idiologi adalah rangkaian nilai yang disepakati bersama untuk menjadi landasan atau

3)

pedoman dalam mencapai tujuan atau kesejahteraan bersama.
Pancasila sebagai Idiologi terbuka diartikan sebagai idiologi yang dapat mengikuti

4)

perkembangan idiologi negara lain yang berbeda.
Nilai Pancasila :
- Nilai dasar (representasi norma masyarakat),
- Nilai Instrumental (mengikuti perkembangan jaman),
- Nilai Praktis.
Pengertian sifat dasar Pancasila sebagai ideologi negara diperoleh dari sifat dasarnya
yang pertama dan utama (pokok), yakni dasar negara yang dioperasionalkan secara
individual maupun sosial dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
untuk mencapai cita-cita kemerdekaan Indonesia yaitu masyarakat yang adil dan makmur
berdasarkan Pancasila. Untuk mencapai cita-cita itulah Pancasila berperanan sebagai
ideologi negara. Sedemikian pentingnya Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi
negara dijelaskan melalui Ketetapan MPR No.XX/MPRS/1966 (dan berbagai
penegasannya hingga kini) sebagai berikut: “Pembukaan UUD 1945 sebagai Pernyataan
Kemerdekaan yang terperinci yang mengandung cita-cita luhur dari Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945, dan yang memuat Pancasila sebagai Dasar Negara
merupakan satu rangkaian dengan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, dan oleh
sebab itu tidak dapat diubah oleh siapa pun juga, termasuk MPR hasil pemilihan umum,
yang berdasarkan pasal 3 UUD berwenang menetapkan dan mengubah UUD, karena
mengubah isi Pembukaan berarti pembubaran negara.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Pancasila hanya berperanan sebagai ideologi
negara jika segala tindakan individual maupun sosial dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara, yang mencakup aspek-aspek politik, sosial, ekonomi,
kebudayaan dan lain-lain, dilaksanakan secara rasional berdasarkan Pancasila.
Ideology juga diartikan sebagai kesatuan gagasan-gagasan dasar yang disusun secara
sistematis dan dianggap menyeluruh tentang manusia dan kehidupannya, baik sebagai
individu, social, maupun dalam kehidupan bernegara. Eksistensi Pancasila sebagai dasar
negara, simbol pemersatu dan identitas nasional yang bisa diterima berbagai kalangan,
harus terus dijaga kesinambungannya. Tidak ada pilihan lain, Pancasila dan pilar-pilar
kehidupan bernegara lainnya harus terus dimasyarakatkan. terjadinya berbagai konflik
kekerasan dan gerakan separatis di sejumlah daerah di Indonesia adalah cermin belum
meresapnya kesadaran nasional di kalangan masyarakat.
Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka :

Pancasila jika dilihat dari nilai-nilai dasarnya, dapat dikatakan sebagai ideologi
terbuka. Dalam ideologi terbuka terdapat cita-cita dan nilai-nilai yang mendasar, bersifat
tetap dan tidak berubah.

Pancasila sebagai Ideologi memberi kedudukan yang

seimbang kepada manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Ideologi
terbuka adalah ideologi yang dapat berinteraksi dengan ideologi yang lain. Artinya,
ideologi Pancasila dapat mengikuti perkembangan yang terjadi pada negara lain yang
memiliki ideologi yang berbeda dengan Pancasila dalam beberapa aspek kehidupan
masyarakat. Hal ini disebabkan karena ideologi Pancasila memiliki nilai-nilai yang
1)

meliputi:
Nilai Dasar :
Nilai dasar adalah nilai yang ada dalam ideologi Pancasila yang merupakan representasi
dari nilai atau norma dalam masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia. Nilai dasar
merupakan nilai

yang

tidak

bisa

berubah-ubah

sepanjangbangsa Indonesia

berpedoman pada nilai tersebut. Contoh nilai dasar adalah silasila Pancasila yang ada dalam alinea IV, UUD 1945 yang ditetapkan pada tanggal 18
2)

Agustus 1945.
Nilai Instrumental :
Nilai instrumental adalah nilai yang merupakan pendukung utama dari nilai dasar
(Pancasila). Nilai ini dapat mengikuti setiap perkembangan zaman, baik dalam negeri
maupun dari luar negeri. Nilai ini ini dapat berupa TAP MPR, UU, PP dan peraturan
perundangan yang ada untuk menjadi tatanan dalam pelaksanaan ideologi Pancasila
sebagai pegangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Nilai dapat berubah sesuai

3)

perkembangan zaman.
Nilai Praktis :
Nilai ini adalah nilai yang harus ada dalam bentuk praktik penyelenggaraan negara. Sifat
ini adalah abstrak. Artinya berupa semangat para penyelenggara negara

dari

pusat

hingga ke tingkat yang terbawah dalam struktur sistem
pemerintahan negara Indonesia. Semangat yang dimaksud adalah semangat para
penyelenggara negara untuk membangun sila-sila dalam Pancasila secara konsekuen dan
istiqomah. Contoh, memberi teladan untuk tidak KKN, dan lain-lain.
Ciri khas ideologi terbuka ialah bahwa nilai-nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan
dari luar, melainkan digali dan diambil dari kekayaan rohani, moral dan budaya
masyarakatnya sendiri. Dasarnya dari konsensus masyarakat, tidak diciptakan oleh
negara, melainkan ditemukan dalam masyarakatnya sendiri. Oleh sebab itu, ideologi
terbuka adalah milik dari semua rakyat dan masyarakat dapat menemukan dirinya di
dalamnya. Ideologi terbuka bukan hanya dapat dibenarkan melainkan dibutuhkan. Nilainilai dasar menurut pandangan negara modern bahwa negara modern hidup dari nilai-nilai
dan sikap-sikap dasarnya.

Ideologi terbuka adalah ideologi yang dapat berinteraksi dengan perkembangan
zaman dan adanya dinamika secara internal. Sumber semangat ideologi terbuka itu
sebenarnya terdapat dalam Penjelasan Umum UUD 1945. Pancasila berakar pada
pandangan hidup bangsa dan falsafah bangsa, sehingga memenuhi prasyarat sebagai
suatu ideologi terbuka. Sekalipun suatu ideologi itu bersifat terbuka, tidak berarti bahwa
keterbukaannya adalah sebegitu rupa sehingga dapat memusnahkan atau meniadakan
ideologi itu sendiri, yang merupakan suatu yang tidak logis.
Fungsi dan Peranan Pancasila :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)

Fungsi dan Peranan Pancasila meliputi :
Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia;
Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia
Pancasila sebagai dasar negara RI;
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum Indonesia;
Pancasila sebagai perjanjian luhur Indonesia;
Pancasila sebagai pandangan hidup yang mempersatukan bangsa Indonesia;
Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia;
Pancasila sebagai moral pembangunan;
Pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila.
3.

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
(MASYARAKAT).

IMPLEMENTASI SILA KE-1 :
1)

Beriman, dan bertakwa yaitu secara sadar patuh melaksanakan perintah Tuhan. Setiap
umat harus mempelajari agama dan mengamalkannya;

2)

Walaupun berbeda agama, rakyat Indonesia harus dapat bekerjasama dalam bidang
sosial, perekonomian, dan keamanan lingkungan;

3)

Setiap pemeluk agama tidak boleh menghalangi ibadah agama lain;

4)

Mengembangkan toleransi agama sejak dini;

5)

Tidak menyebarkan agama kepada manusia yang sudah ber-Tuhan.
Ketentuan-ketentuan yang menunjukkan fungsi sila Ketuhanan Yang Maha Esa, yaitu :

-

kehidupan bernegara bagi Negara Republik Indonesia berdasar Ketuhanan Yang Maha

-

Esa;
Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama serta untuk

-

beribadah menurut agama dan kepercayaannnya;
Negara menghendaki adanya toleransi dari masing-masing pemeluk agama dan aliran
kepercayaan yang ada serta diakui eksistensinya di Indonesia;

-

Negara Indonesia memberikan hak dan kebebasan setiap warga negara terhadap agama
dan kepercayaan yang dianutnya.
Arti dan Makna Sila Ketuhanan Yang Maha Esa adalah :
Manusia sebagai makhluk yang ada di dunia ini seperti halnya makhluk lain diciptakan
oleh penciptanya. Manusia sebagai makhluk yang dicipta wajib melaksanakan perintah
Tuhan dan menjauhi larangan-Nya.
IMPLEMENTASI SILA KE-2 :

1)

Sesama manusia tidak boleh saling melecehkan;

2)

Sesama manusia punya rasa memiliki (mau berkorban);

3)

Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban;

4)

Tidak semena-mena terhadap orang lain;

5)

Mengakui adanya masyarakat majemuk; melakukan musyawarah dan kompromi;
mempertimbangkan moral; berbuat jujur; tidak curang;

6)

Gemar kegiatan kemanusiaan: donor darah, menyantuni anak yatim dll ;

7)

Mentaati hukum dan tidak diskriminatif.
Ketentuan-ketentuan yang menunjukkan fungsi sila Kemanusiaan yang adil dan beradab,
antara lain :

-

Pengakuan negara terhadap hak bagi setiap bangsa untuk menentukan nasib sendiri;
Negara menghendaki agar manusia Indonesia tidak memeperlakukan sesama manusia

-

dengan cara sewenang-wenang sebagai manifestasi sifat bangsa yang berbudaya tinggi;
Pengakuan negara terhadap hak perlakuan sama dan sederajat bagi setiap manusia;
Jaminan kedudukan yang sama dalam hukum dan pemerintahan serta kewajiban
menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan yang ada bagi setiap warga negara.
Arti dan Makna Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab adalah :
Manusia ditempatkan sesuai dengan harkatnya.
Hal ini berarti bahwa manusia mempunyai derajat yang sama di hadapan hukum.
IMPLEMENTASI SILA KE-3 :

1)

Menempatkan kepentingan negara diatas kepentingan pribadi dan golongan ;

2)

Berkorban demi negara: bekerja keras, taat membayar pajak, tidak KKN;

3)

Cinta tanah air: meningkatkan prestasi di segala bidang ;

4)

Bangga sebagai bangsa Indonesia: percaya diri sebagai Orang Indonesia.

Ketentuan-ketentuan yang menunjukkan fungsi sila Persatuan Indonesia, yaitu :
-

Perlindungan negara terhadap segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah

-

Indonesia;
Memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiba dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan

-

keadilan sosial;
Negara mengatasi segala paham golongan dan segala paham perseorangan, serta
pengakuan negara terhadap kebhineka-tunggal-ikaan dari bangsa Indonesia dan
kehidupannya.
IMPLEMENTASI SILA KE-4 :

1)

Aktif dalam musyawarah, memberikan hak suara, dan mengawasi wakil rakyat ;

2)

Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain;

3)

Mengutamakan musyawarah dengan menggunakan akal sehat;

4)

Menerima hasil musyawarah apapun hasilnya dan melaksanakan dengan tanggungjawab;

5)

Mempunyai itikad baik dalam melakukan sesuatu.
Ketentuan-ketentuan yang menunjukkan fungsi sila Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawarata perwakilan, yaitu :

-

Penerapan kedaulatan dalam negara Indonesia yang berada di tangan rakyat dan

-

dilakukan oleh MPR;
Penerapan asas musyawarah dan mufakat dalam pengambilan segala keputusan dalam
negara Indonesia, dan baru menggunakan pungutan suara terbanyak bila hal tersebut tidak

-

dapat dilaksanakan;
Jaminan bahwa seluruh warga negara dapat memperoleh keadilan yang sama sebagai
formulasi negara hukum dan bukan berdasarkan kekuasaan belaka, serta penyelenggaraan
kehidupan bernegara yang didasarkan atas konstitusi dan tidak bersifat absolute.
Arti dan Makna Sila Kerakyatan yang

Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan

dalam Permusyawaratan/Perwakilan adalah :
Permusyawaratan diusahakan agar dapat menghasilkan keputusan-keputusan yang
diambil secara bulat.
Kebijaksaan ini merupakan suatu prinsip bahwa yang diputuskan itu memang bermanfaat
bagi kepentingan rakyat banyak.
IMPLEMENTASI SILA KE-5 :

1)

Mengembangkan perbuatan luhur: saling membantu dan gotong royong;

2)

Berbuat adil: tidak pilih kasih ;

3)

Menghormati orang lain: tidak menghalangi orang lain hidup lebih baik ;

4)

Suka memberi pertolongan: tidak egois dan individualistis;

5)

Bekerja keras: tidak pasrah kepada takdir Tuhan;

6)

Menghargai karya orang lain: tidak membajak dan membeli produk bajakan;

7)

Tidak merusak prasarana umum dan menjaga kebersihan ditempat umum.
Ketentuan-ketentuan yang menunjukkan fungsi sila Keadlan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia, antara lain :

-

Negara menghendaki agar perekonomian Indonesia berdasarkan atas asas kekeluargaan;
Penguasaan cabang-cabang produksi yang penting bagi negara serta menguasai hajat
hidup orang banyak oleh negara, negara menghendaki agar kekayaan alam yang terdapat
di atas dan di dalam bumi dan air Indonesia dipergunakan untuk kemakmuran rakyat

-

banyak;
Negara menghendaki agar setiap warga negara Indonesia mendapat perlakuan yang adil

-

di segala bidang kehidupan, baik material maupun spiritual;
Negara menghendaki agar setiap warga negara Indonesia memperoleh pengajaran secara

-

maksimal;
Negara Republik Iindonesia mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem

-

pengajaran nasional yang pelaksanaannya diatur berdasarkan Undang-Undang;
Pencanangan bahwa pemerataan pendidikan agar dapat dinikmati seluruh warga negara

-

Indonesia menjadi tanggungjawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan keluarga;
Negara berusaha membentuk manusia Indonesia seutuhnya.
Arti dan Makna Sila Keadila Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia adalah :
Keadilan berarti adanya persamaan dan saling menghargai karya orang lain.
Jadi seseorang bertindak adil apabila dia memberikan sesuatu kepada orang lain sesuai
dengan haknya.

BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan
Pancasila adalah pandangan hidup bangsa dan dasar negara Republik Indonesia. Pancasila
juga merupakan sumber kejiwaan masyarakat dan negara Republik Indonesia. Maka
manusia Indonesia menjadikan pengamalan Pancasila sebagai perjuangan utama dalam
kehidupan kemasyarakatan dan kehidupan kenegaraan. Oleh karena itu pengalamannya
harus dimulai dari setiap warga negara Indonesia, setiap penyelenggara negara yang
secara meluas akan berkembang menjadi pengalaman Pancasila oleh setiap lembaga
kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan, baik dipusat maupun di daerah.
Oleh karena pancasila sebagai dasar Negara dan mendasarkan diri pada hakikat nilai
kemanusiaan monopluralis maka pertahanan dan keamanan negara harus dikembalikan
pada tercapainya harkat dan martabat manusia sebagai pendukung pokok negara. Dasardasar kemanusiaan yang beradab merupakan basis moralitas pertahanan dan keamanan
negara.
Oleh karena itu pertahanan dan keamanan negara harus mengimplementasikan nilai-nilai
yang terkandung dalam sila-sila pancasila. Dan akhirnya agar benar-benar negara
meletakan pada fungsi yang sebenarnya sebagai suatu negara hukum dan bukannya suatu
negara yang berdasarkan atas kekuasaan.
2. Saran-Saran

Uraian di atas kiranya kita dapat menyadari bahwa Pancasila merupakan falsafah negara
kita republik Indonesia, maka kita harus menjungjung tinggi dan mengamalkan sila-sila
dari Pancasila tersebut dengan setulus hati dan penuh rasa tanggung jawab.