PENGEMBANGAN PROSES DAN EVALUASI DALAM P
MAKALAH
PENGEMBANGAN PROSES DAN EVALUASI
DALAM PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok
Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran SD
DisusunOleh:
Erwin Nugraha
12.22.1.0164
Nida Oktawati
12.22.1.0315
Rani Octavia K.
12.22.1.0366
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS PENDIDIKAN DASAR
UNIVERSITAS MAJALENGKA
2013/2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke Khadirat Illahi Robbi yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
Makalah ini.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok dari
Bapak Dudu Suhandi Saputra S.Pd. selaku dosen matakuliah Perencanaan
Pembelajaran SD. Makalah ini membahas “Pengembangan Proses dan Evaluasi
dalam Perencanaan Pembelajaran”.
Dalam penulisan Makalah ini penyusun mengalami banyak hambatan.
Namun berkat dukungan dari berbagai pihak, akhirnya Makalah ini dapat
terselesaikan. Untuk itu sudah sepantasnya penyusun mengucapkan terimakasih
kepada berbagai pihak yang telah mendukung.
Makalah ini mungkin saja masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,
penyusun dengan tangan terbuka menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca untuk kesempurnaan Makalah yang penyusun susun ini
di masa yang akan datang. Semoga Makalah ini bermanfaat khususnya bagi
penyusun dan umumnya bagi pembaca.
Majalengka, Desember 2013
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................................i
Daftar Isi ................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................. 2
D. Metode Penulisan ............................................................................................ 2
Bab II Pembahasan
A. Persyaratan Proses Pembelajaran ...................................................................... 3
B. Langkah-langkah Pembelajaran ........................................................................ 4
C. Kompetisi Guru dalam Mengelola Proses Pembelajaran .................................. 5
D. Pengertian Evaluasi Pembelajaran .................................................................... 6
E. Prinsip – Prinsip Dasar Evaluasi Pembelajaran ................................................ 6
F. Kedudukan Evaluasi dalam Proses Pendidikan ................................................ 6
G. Syarat-syarat Umum Evaluasi ......................................................................... 7
H. Komponen-Komponen Dalam Evaluasi Pendidikan ....................................... 7
I. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pembelajaran ...................................................... 10
J. Prosedur Pengembangan Evaluasi Pembelajaran ............................................ 10
Bab III Penutup
A. Simpulan ......................................................................................................... 20
B. Saran ................................................................................................................ 21
Daftar Pustaka ..................................................................................................... 22
Penambahan Materi ............................................................................................. 23
Laporan Hasil Diskusi ......................................................................................... 24
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan suatu kegiatan evaluasi akan dipengaruhi pula oleh
kebehasilan evaluator dalam melaksanakan prosedur evaluasi. Prosedur yang
dimaksud ialah langkah-langkah pokok yang harus ditempuh dalam kegiatan
evaluasi. Dalam literatur evaluasi banyak dijumpai prosedur evaluasi sesuai
dengan
pandangannya
masing-masing.
Dalam
makalah
ini,
prosedur
pengembangan evaluasi pembelajaran terdiri atas : perencanaan evaluasi,
pelaksanaan evaluasi, monitor pelaksanaan evaluasi. Disamping itu, baik buruk
nya evaluasi ada ditangan evaluator, yaitu guru yang melaksanakan proses
pembelajaran dalam suatu bidang studi/mata pelajaran atau tim khusus yang
dibentuk untuk melakukan evaluasi program pembelajaran secara keseluruhan
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja persyaratan proses pembelajaran?
2. Bagaimana langkah-langkah pembelajaran?
3. Apa saja kompetisi guru dalam mengelola proses pembelajaran?
4. Jelaskan pengertian evaluasi pembelajaran?
5. Jelaskan prinsip – prinsip dasar evaluasi pembelajaran?
6. Bagaimana kedudukan evaluasi dalam proses pendidikan?
7. Jelaskan syarat-syarat umum evaluasi pembelajaran?
8. Sebutkan komponen-komponen dalam evaluasi pendidikan?
9. Bagaimana tujuan dan fungsi evaluasi pembelajaran?
10. Bagaimana prosedur pengembangan evaluasi pembelajaran
1
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui persyaratan dari proses pembelajaran.
2. Mengetahui langkah-langkah dari pembelajaran.
3. Mengetahui kompetisi guru dalam mengelola proses pembelajaran.
4. Mengetahui pengertian dari evaluasi pembelajaran.
5. Mengetahui prinsip – prinsip dasar evaluasi pembelajaran.
6. Mengetahui kedudukan evaluasi dalam proses pendidikan.
7. Mengetahui syarat-syarat umum evaluasi pembelajaran.
8. Mengetahui komponen-komponen dalam evaluasi pendidikan.
9. Mengetahui tujuan dan fungsi evaluasi pembelajaran.
10. Mengetahui prosedur pengembangan evaluasi pembelajaran.
D. Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini, kami menggunakan metode studi
pustaka. Penulis mendapatkan sumber dari buku dan internet yang kemudian
disusun dan dijabarkan kembali dengan bahasa yang sesuai kemampuan dan
keterampilan diri sendiri.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Persyaratan Proses Pembelajaran
Berdasarkan Permendiknar Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses
Pendidikan, sebelum proses pembelajaran berlangsung harus dipenuhi kondisikondisi yang merupakan persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran.
Persyaratan itu adalah sebagai berikut.
1. Jumlah Maksimal peserta didik setiap rombongan belajar adalah:
a. SD/MI
: 28 peserta didik
b. SMP/MTs
: 32 peserta didik
c. SMA/MA
: 32 peserta didik
d. SMK/MAK
: 32 peserta didik
2. Jumlah beban kerja minimal pendidik sekurang-kurangnya 24 jam setiap muka
perminggu,
yang
meliputi
merencanakan
pembelajaran,
melaksanakan
pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas
tambahan.
3. Buku teks pelajaran yang digunakan menjadi tanggung jawab satuan
pendidikan untuk menentukan melalui rapat dewan guru dengan pertimbangan
dari komite sekolah/madrasah.
4. Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas merupakan persyaratan pembelajaran yang harus
dilakukan oleh guru. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka
menyiapkan pengelolaan kelas sebagai berikut:
a. Guru mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik siswa dan mata
pelajaran, serta aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan.
b. Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat
didengar dengan baik oleh siswa.
c. Tutur kata guru santun dan dapat dimengerti oleh siswa.
d. Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan
belajar siswa.
3
e. Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, keselamatan, dan
kepatuhan pada peraturan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran.
f. Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respon dan hasil
belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
g. Guru menghargai siswa tanpa memandang latar belakang agama, suku,
jenis kelamin, dan status sosial ekonomi.
h. Guru menghargai pendapat siswa.
i. Guru memakai pakaian yang sopan, bersih dan rapi.
j. Pada tiap awal semester, guru menyampaikan silabus mata pelajaran yang
diajarkannya.
k. Guru memulai dengan mengakhiri proses pembelajaransesuai dengan
waktu yang dijadwalkan.
B. Langkah-langkah Pembelajaran
Secara umum langkah-langkah pembelajaran didesain menjadi tiga
langkah utama, yaitu pendahuluan, inti dan penutup.
1. Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan yang perlu dilakukan guru dalam kegiatan pendahuluan adalah
sebagai berikut:
a. Menyiapkan siswa secara psikhis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran.
b. Mengajukan
pertanyaan-pertanyaan
yang
mengaitkan
pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
c. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai.
d. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai
dengan silabus.
2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti pembelajaran merupakan proses pembelajaran untuk
mencapai kompetensi yang harus dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
4
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Kegiatan inti pembelajaran dapat menggunakan pendekatan, strategi,
metode, atau teknik yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan materi
pembelajaran. Kegiatan inti pembelajaran hendaknya meliputi tiga proses yaitu
eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru hendaknya melakukan berbagai kegiatan
sebagai berikut.
a. Bersama-sama
dengan
siswa
dan/atau
sendiri
membuat
rangkuman/simpulan pelajaran.
b. Melakukan penilaian dan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram.
c. Memberikan umpan balik terhadap proses hasil pembelajaran.
d. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelejaran remidi,
program pengayaan, layanan konseling dan memberikan tugas, baik tugas
individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar siswa.
e. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
C. Kompetisi Guru dalam Mengelola Proses Pembelajaran
Dalam rangka menghasilkan perencanaan proses pembelajaran yang baik
sebagai dasar pelaksanaan pembelajaran , seorang guru dituntut memiliki
kompetensi pedagogik dalam mengelola pembelajaran. Kompetensi itu adalah
sebagai berikut:
1. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik
serta menetapkan dalam proses pembelajaran.
2. Mengelola pembelajaran yang mendidik.
3. Memahami dan mengembangkan potensi peserta didik.
4. Komunikasi yang efektif dalam pembelajaran.
5
D. Pengertian Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi
pembelajaran
adalah keseluruhan
kegiatan baik
berupa
pengukuran maupun penilaian (pengukuran data dan informasi), pengolahan,
penafsiran dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil
belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
E. Prinsip – Prinsip Dasar Evaluasi Pembelajaran
1. Evaluasi bertujuan membantu pemerintah dalam mencapai tujuan
pembeljaran bagi masyrakat.
2. Evaluasi adalah seni, tidak ada evaluasi yang sempurna, meski dilkukan
dengan metode yang berbeda
3. Pelaku evaluasi atau evaluator tidak memberikan jawaban atas suatu
pertanyaan tertentu. Evaluator tidak berwennag untuk memberikan
rekomendasi terhadap keberlangsungan sebuah program. Evaluator hanya
membantu memberikan alternatif.
4. Penelitian evaluasi adalah tanggung jawab tim bukan perorangan.
5. Evaluator tidak terikat pada satu sekolah demikian pula sebaliknya.
6. Evaluasi adalah proses, jika diperlukan revisi maka lakukanlah revisi.
7. Evaluasi memerlukan data yang akurat dan cukup, hingga perlu
pengalaman untuk pendalaman metode penggalian informasi.
8. Evaluasi akan mntap apabila dilkukan dengan instrumen dan teknik yang
aplicable.
9. Evaluator hendaknya mampu membedakan yang dimaksud dengan
evaluasi formatif, evaluasi sumatif dan evaluasi program.
10. Evaluasi memberikan gambaran deskriptif yang jelas mengenai hubungan
sebab akibat, bukan terpaku pada angka soalan tes.
F. Kedudukan Evaluasi dalam Proses Pendidikan
Penilaian meliputi semua aspek batas belajar. Menurut Schwartz dan
kawan-kawannya, penilaian adalah suatu program untuk memberikan pendapat
6
dan penentuan arti atau faedah suatu pengalaman adalah pengalaman yang
diperoleh berkat proses pendidikan. Pengalaman tersebut tampak pada perubahan
pada tingkah laku atau pola kepribadian siswa. Jadi pengalaman yang diperoleh
siswa adalah pengalaman sebagai hasil belajar siswa disekolah. Dalam hal ini,
penilaian adalah suatu upaya untuk memeriksa sejauh mana siswa telah
mengalami kemajuan belajar atau telah mencapai tujuan belajar dan pembelajaran.
G. Syarat-syarat Umum Evaluasi
Penilaian yang akan dilaksanakan harus memenuhi persyaratan atau
kriteria sebagai berikut :
1. Validitas
: Ketepatan, artinya penilaian harus benar-banar apa
yang hendak diukur.
2. Realibilitas
: Ketetapan hasil
3. Objektivitas
: Suatu alat evaluasi harus benar-benar mengukur
apa yang diukur, tanpa adanya interpretasi yang tidak ada hubungannya
dengan alat evaluasi itu dalam kata lain sesuai dengan kemampuan siswa.
4. Efisiensi
: Suatu alat evaluasi sedapat mungkin digunakan
tanpa membuang waktu dan uang yang banyak.
5. Praktis
: Praktis digunakan
6. Kontinuitas
: Berkesinambungan
7. Komprehensif
: Berkaitan dengan sikap nilai
8. Akuntabilitas
: Bertanggung jawab terhadap apa yang di
jadikannya evaluasi.
H. Komponen-Komponen Dalam Evaluasi Pendidikan
Dalam evaluasi pendidikan, ada tiga komponen yang saling terkait dan
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Penjelasan dari ketiga
komponen tersebut yaitu sebagai berikut :
1. Pengukuran
Pengukuran merupakan suatu proses atau kegiatan untuk menentukan
kuantitas sesuatu yang bersifat numeric. Pengukuran lebih bersifat kuantitatif,
7
bahkan merupakan instrument untuk melakukan penilaian. Unsur pokok dalam
kegiatan pengukuran ini, antara lain adalah sebagai berikut :
a. Tujuan pengukuran
b. Ada objek ukur
c. Alat ukur
d. Proses pengukuran
e. Hasil pengukuran kuantitatif
Menurut Budi Hatoro pengukuran merupakan suatu proses atau kegiatan
untuk menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numeric. Pengukuran lebih
bersifat kuantitatif, bahkan merupakan instrument untuk melakukan penilaian.
Menurut Lien pengukuran adalah sejumlah data yang dikumpul dengan
menggunakan alat ukur yang objektif untuk keperluan analisis dan interpretasi.
2. Penilaian
Penilaian adalah penafsiran hasil pengukuran dan penentuan pencapaian
hasil belajar. Penilaian ini merupakan proses sistematis meliputi pengumpulan
informasi, analisis, interpretasi, informasi untuk membuat keputusan.
Penilaian
merupakan
komponen
penting
dalam
penyelenggaraan
pendidikan. Upaya meningkatkan kualitas pendidikan dapat ditempuh melalui
peningkatan
kualitas
pembelajaran
dan
kualitas
penilaiannya.
Penilaian
didefinisikan sebagai proses pengumpulan informasi tentang kinerja siswa, untuk
digunakan sebagai dasar dalam membuat keputusan (Weeden, Winter, dan
Broadfoot: 2002; Bott: 1996; Nitko: 1996; Mardapi: 2004). Selanjutnya Black dan
William (1998) mendefinisikan penilaian sebagai semua aktivitas yang dilakukan
oleh guru dan siswa untuk menilai diri mereka sendiri, yang memberikan
informasi untuk digunakan sebagai umpan balik untuk memodifikasi aktivitas
balajar dan mengajar.
Penilaian berdasarkan definisi diatas memberi penekanan pada usaha yang
dilakukan guru maupun siswa untuk memperoleh informasi yang berkaitan
dengan pembelajaran yang mereka lakukan yang dapat dijadikan sebagai umpan
balik untuk melakukan perubahan aktivitas bealajar mengajar yang lebih baik dari
sebelumnya.
8
Tujuan penilaian:
a. Membantu belajar siswa
b. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan siswa
c. Menilai efektifitas strategi pengajaran
d. Menilai dan meningkatkan efektifitas program kurikulum
e. Menilai dan meningkatkan efektifitas pengajaran
f. Menyediakan data yang membantu dalam membuat keputusan
g. Komunikasi dan melibatkan orang tua siswa
Kegiatan penilaian dalam proses pembelajaran harus diarahkan pada 4 hal:
a. Penelusuran, untuk menelusuri kesesuaian proses pembelajaran dengan
yang direncanakan.
b. Pengecekan, untuk mencari informasi tentang kekurangan-kekurangan
pada peserta didik selama pembelajaran.
c. Pencarian, untuk mencari penyebab kekurangan yang muncul selama
proses pembelajaran.
d. Penyimpulan, untuk menyimpulkan tingkat pencapaian belajar yang telah
dimiliki peserta didik
3. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan pengumpulan kenyataan mengenai proses
pembelajaran secara sistematis untuk menetapkan apakah terjadi perubahan
terhadap peserta didik dan sejauh apakah perubahan tersebut mempengaruhi
kehidupan peserta didik.
Stufflebeam et.al 1971 mengatakan bahwa evaluasi adalah proses
menggambarkan, memperoleh dan menyajikan informasi yang berguna untuk
menilai alternative keputusan. Sementara davies mengemukakan bahwa evaluasi
merupakan proses untuk memberikan atau menetapkan nilai kepada sejumlah
tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, orang, maupun objek.
Dalam mendefinisikan evaluasi, para ahli memiliki sudut pandang yang
berbeda sesuai dengan bidang keahlian masing-masing. Namun inti dari semua
definisi menuju ke satu titik, yaitu proses penetapan keputusan tentang sesuatu
objek yang dievaluasi.
9
I. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran merupakan salah satu komponen dalam proses
pembelajaran yang memiliki fungsi dan tujuan sebagai berikut:
1. Fungsi normatif, Yaitu berfungsi sebagai perbaikan sistem pembelajaran
2. Fungsi diagnostik, Yaitu berfungsi untuk mengetahui faktor kesulitan siswa
dalam proses pembelajaran.
3. Fungsi sumatif, Berfungsi untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta
didik.
Ada pula yang menyebutkan bahwa fungsi dan tujuan evaluasi
pembelajaran itu antara lain, yaitu :
a. Untuk mengetahui apakah tujuan pengajaran yang ditetapkan telah
tercapai dalam kegiatan pembelajaran,
b. Untuk memberikan obyektivitas pengamatan kita terhadap perilaku hasil
belajar siswa,
c. Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam bidang/ topik tertentu,
d. Untuk menentukan kelayakan siswa kejenjang selanjutnya,
e. Untuk memberikan feed back kepada siswa dalam proses pendidikan,
f. Untuk membantu pemerintah dalam mencapai tujuan pembelajaran,
g. Penilaian untuk menentukan kualitas siswa,
h. Pengukuran untuk menentukan kuantitas siswa.
J. Prosedur Pengembangan Evaluasi Pembelajaran
Keberhasilan suatu kegiatan evaluasi akan dipengaruhi pula oleh keberhasilan
evaluator dalam melaksanakan prosedur evaluasi. Prosedur yang dimaksud adalah
langkah-langkah pokok yang harus ditempuh dalam kegiatan evaluasi.
Pengembangan prosedur evaluasi pembelajaran di uaraikan sebagai berikut:
1. Perencanaan Evaluasi.
Hal ini dimaksudkan agar hasil yang diperoleh dapat lebih maksimal.
Perencanaan ini penting bahkan mempengaruhi prosedur evaluasi secara
menyeluruh. W. James Propham (1974) mengemukakan “maksud perencanaan
evaluasi adalah untuk memfasilitasi pengumpulan data, sehingga memungkinkan
10
membuat pernyataan yang valid tentang pengaruh sebuah efek atau yang muncul
di luar program, praktik, atau kebijakan yang di teliti” selanjutnya Robert H
Davis, dkk (1974) mengemukakan tiga kegunaan dari perencanaan evaluasi :
a. perencanaan evaluasi membantu Anda untuk mengetahui apakah
standar dalam menyatakan sikap atau perilaku telah mencapai
sasaran atau tidak, jika demikian sasaran akan dinyatakan ambigu
dan Anda akan kesulitan merancang tes untuk mengukur prestasi
siswa;
b. prencanaan evaluasi adalah proses awal yang dipersiapkan untuk
mengumpulkan informasi yang tersedia;
c. rencana evaluasi menyediakan waktu yang cukup untuk mendesain
tes.
Untuk merancang sebuah tes yang baik memerlukan persiapan yang
cermat dan kualitas tes biasanya membaik jika dirancang dengan cara tidak
tergesa-gesa; Implikasinya adalah perencanaan evaluasi harus dirumuskan secara
jelas dan spesifik, terurai dan konprehensif sehingga perencanaan tersebut
bermakna dalam menentukan langkah-langkah selanjutnya dengan menetapkan
tujuan-tujuan tingkah laku (behavioral objective) atau indikator yang akan
dicapai, dapat mempersiapkan pengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan
serta dapat menggunakan waktu yang tepat.
Pentingnya Analisis Kebutuhan. Adalah suatu proses yang dilakukan
oleh seseorang untuk mengidentifikasi kebutuhan dan menentukan skala
prioritas pemecahannya. Analisis kebutuhan merupakan bagian integral
dari sistem pembelajaran secara keseluruhan, yang dapat digunakan untuk
menyelesaiakan masalah-masalah pembelajaran.
Menentukan Tujuan Penilaian. Tujuan penilaian merupakan dasar untuk
menentukan arah, ruang lingkup materi, jenis/model dan karakter alat
penilaian. Ada empat kemungkinan tujuan penialain :
(1) penilaian formatif, yaitu untuk memperbaiki kinerja atau proses pembelajaran;
(2) penialaian sumatif, yaitu untuk menentukan keberhasilan peserta didik;
11
(3) penialaian diagnostik, yaitu untuk mengidentifikasi kesulitan belajar peserta
didik dalam proses pembelajaran;
(4) penilaian penempatan, yaitu untuk menenpatkan posisi peserta didik sesuai
dengan kemampuannya.
Mengidentifikasi Kompetensi dan Hasil Belajar. Bertujuan untuk
mengidentifikasi kompetensi yang akan di uji sesuai dengan standar
kompetensi, kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator yang terbagi
dalam tiga domain:
(1)
domain kognitif meliputi: pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sisnteis dan evaluasi;
(2)
domain afektif meliputi: penerimaan, respons, penilaian, organisasi,
kakaterisasi;
(3) domaian psikomotor meliputi: persepsi, kesiapan melakukan pekerjaan, respon
terbimbing, kemahiran, adaptasi dan orijinasi
Menyusun Kisi-Kisi. Kisi-kisi adalah format pemetaan soal yang
menggambarkan distribusi item untuk berbagai topik atau pokok bahasan
berdasarkan jenjang kemampuan tertentu yang berfungsi sebagai pedoman
untuk menulis soal atau merakit soal menjadi perangkat tes. Kisi-kisi yang
baik akan memperoleh perangkat soal yang relatif sama sekalipun penulis
soalnya berbeda.
Kisi-kisi penting dalam perencanaan penilaian hasil belajar karena di
dalamnya terdapat sejumlah indikator sebagai acuan dalam mengembangkan
instrumen (soal) dengan persyaratan :
(1) representatif, yaitu harus betul-betul mewakili isi kurikulum sebagai sampel
perilaku yang akan di nilai;
(2) komponen-komponennya harus terurai/terperinci, jelas, dan mudah dipahami;
(3) soalnya dapat dibuat sesuai dengan indikator dan bentuk soal yang diterapkan.
Manfaat dari indikator dalam kisi-kisi adalah:
(1) dapat memilih materi, metode, media dan sumber belajar yang tepat, sesuai
dengan kompetensi yang telah di tetapkan;
12
(2) sebagai pedoman dan pegangan untuk menyusun soal atau isntrumen penilaian
lain yang tepat, sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang telah di tetapkan.
Dalam menyusun kisi-kisi harus memperhatikan domain hasil belajar yang
akan diukur dengan sistematika :
(1) aspek recall, yang berkenaan dengan aspek-aspek pengetahuan tentang istilahistilah, definisi, fakta, konsep, metode dan prinsip-prinsip;
(2) aspek komprehensif, yaitu berkenaan dengan kemampuan-kemampuan antara
lain: menjelaskan, menyimpulkan suatu informasi, menafsirkan fakta (grafik,
diagram, tabel, dan lain-lain), mentransfer pernyataan dari suatu bentuk ke
dalam bentuk lain (pernyataan verbal ke non-verbal atau dari verbal ke dalam
bentuk rumus), memprakirakan akibat atau konsekuensi logis dari suatu
situasi;
(3) aspek aplikasi yang meliputi kemampuan-kemampuan antara lain: menerapkan
hukum/prinsip/teori dalam suasana sesungguhnya, memecahkan masalah,
membuat (grafik, diagram dan lain-lain), mendemonstrasikan penggunaan
suatu metode, prosedur dan lain-lain.
Mengembangkan
Draft.
Draft
instrumen
merupakan
penjabaran
indikator menjadi pertanyaan-pertanyaan yang karakterisitiknya sesuai
dengan pedoman kisi-kisi. Setiap pertanyaan harus jelas dan terfokus serta
menggunakan bahasa yang efektif, baik bentuk pertanyaan maupun bentuk
jawabannya. Kualitas butir soal akan menentukan kualitas tes secara
keseluruhan. Dengan prosedur soal yang disusun di telaah oleh tim ahli
yang terdiri dari ahli bahasa, ahli bidang studi, ahli kurikulum dan ahli
evaluasi. Untuk draft dalam bentuk nontes dapat dibuat dalam bentuk
angket, pedoman observasi, pedoman wawancara, studi dokumentasi,
skala sikap, penilaian bakat, minat dan sebagainya.
Uji Coba dan Analisis Soal. Bertujuan untuk mengetahui soal-soal mana
yang perlu diubah, diperbaiki, bahkan dibuang sama sekali, serta soal
mana yang baik untuk diperguankan selanjutnya. Soal yang baik adalah
13
soal yang sudah mengalami beberapa kali uji coba dan revisi yang
didasarkan atas:
(1) analisis empiris, yang dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan
setiap soal yang digunakan. Informasi empiris pada umumnya menyangkut
segala hal yang dapat memengaruhi validitas soal meliputi: aspek-aspek
keterbacaan soal, tingkat kesukaran soal, bentuk jawaban, daya pembeda soal,
pengaruh kultur, dan sebagainya;
(2) analisis rasional, yang dimaksudkan untuk memperbaiki kelemahankelemahan setiap soal. Kedua analisis tersebut dilakukan pula terhadap
instrumen evaluasi dalam bentuk nontes.
Revisi dan Merakit Soal (Instrumen Baru). Soal yang sudah di uji coba
dan di analisis, direvisi kembali sesuai dengan proporsi tingkat kesukaran
soal dan daya pembeda. Dengan demikian, ada soal yang masih dapat
diperbaiki dari segi bahasa, atau direvisi total, baik menyangkut pokok
soal (stem) maupun alternatif jawaban (option) yang kemudian dilakukan
perakitan
soal
menjadi
suatu
instrumen
yang
terpadu
dengan
memperhatikan validitas skor tes, nomor urut soal, pengelompokkan
bentuk soal, penataan soal dan sebagainya
2. Pelaksanaan Evaluasi.
Pelaksanaan evaluasi artinya bagaimana cara melaksanakan suatu evaluasi
sesuai dengan perencanaan evaluasi. Artinya tujuan evaluasi, model dan jenis
evaluasi, objek evaluasi, instrumen evaluasi, sumber data, semuanya sudah
dipersiapkan pada tahap perencanaan evaluasi yang pelaksanaannya bergantung
pada jenis evaluasi yang digunakan. Jenis evaluasi yang digunakan akan
memengaruhi seorang evaluator dalam menentukan prosedur, metode, instrumen,
waktu pelaksanaan, sumber data dan sebagainya, yang pelaksanaannya dapat
dilakukan dengan :
Nontes. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui perubahan sikap dan
tingkah laku peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran,
pendapat terhadap kegiatan pembelajaran, kesulitan belajar, minat belajar,
14
motivasi belajar dan mengajar dan sebagainya. Instrumen yang digunakan
(1) angket; (2) pedoman observasi; (3) pedoman wawancara; (4) skala
sikap; (5) skala minat; (6) daftar chek; (7) rating scale; (8) anecdotal
records; (9) sosiometri; (10) home visit
Untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi menggunakan bentuk
tes pensil dan kertas (paper and pencil test) dan bentuk penilaian kinerja
(performance), memberikan tugas atau proyek dan menganalisis hasil
kerja dalam bentuk portofolio.
Tujuannya adalah untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai
keseluruhan aspek kepribadian dan prestasi belajar peserta didik yang meliputi:
(1) data pribadi (personal) yang meliputi nama, tempat dan tanggal lahir, jenis
kelamin, golongan darah, alamat dan lain-lain;
(2) data tentang kesehatan yang meliputi pengelihatan, pendengaran, penyakit
yang sering diderita dan kondisi fisik;
(3) data tentang prestasi belajar (achievement) di sekolah; (4) data tentang sikap
(attitude) meliputi sikap terhadap teman sebaya, sikap terhadap kegiatan
pembelajaran, sikap terhadap pendidik dan lembaga pendidikan dan sikap
terhadap lingkungan sosial;
(5) data tentang bakat (aptitude) yang meliputi data tentang bakat di bidang
olahraga, keterampilan mekanis, keterampilan manajemen, kesenian dan
keguruan;
(6) persoalan penyesuaian (adjustment) meliputi kegiatan dalam organisasi di
sekolah, forum ilmiah, olahraga dan kepanduan;
(7) data tentang minat (interest);
(8) data tentang rencana masa depan yang dibantu oleh pendidik, orang tua sesuai
dengan kesanggupan peserta didik;
(9) data tentang latar belakang yang meliputi latar belakang keluarga, pekerjaan
orang tua, penghasilan tiap bulan, kondisi lingkungan, serta hubungan dengan
orang tua dan saudara-saudaranya;
Sedangkan kecenderungan evaluasi yang tidak memuaskan dapat
ditinjau dari beberapa segi :
15
(1) proses dan hasil evaluasi kurang memberi keuntungan bagi peserta didik, baik
secara langsung maupun tidak langsung;
(2) penggunaan teknik dan prosedur evaluasi kurang tepat berdasarkan apa yang
sudah dipelajari peserta didik;
(3) prinsip-prinsip umum evaluasi kurang dipertimbangkan dan pemberian skor
cenderung tidak adil; (4) cakupan evaluasi kurang memperhatikan aspekaspek penting dari pembelajaran.
3. Monitoring Pelaksanaan Evaluasi
Monitoring dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaan evaluasi
pembelajaran telah sesuai dengan perencanaan evaluasi yang telah ditetapkan atau
belum, dengan tujuan untuk mencegah hal-hal negatif dan meningkatkan efisiensi
pelaksanaan evaluasi. Monitoring mempunyai dua fungsi pokok :
(1) melihat relevansi pelaksanaan evaluasi dengan perencaan evaluasi;
(2) melihat hal-hal apa yang terjadi selama pelaksanaan evaluasi dengan mencatat,
melaporkan dan menganalisis faktor-faktor penyebabnya.
Dalam pelaksanaannya dapat digunakan teknik:
(1) observasi partisipatif;
(2) wawancara bebas atau terstruktur;
(3) studi dekumentasi. Hasil dari monitoring dapat dijadikan landasan dan acuan
untuk memperbaiki pelaksanaan evaluasi selanjutnya.
4. Pengolahan Data
Mengolah data berarti mengubah wujud data yang sudah dikumpulkan menjadi
sebuah sajian data yang menarik dan bermakna. Data hasil evaluasi yang
berbentuk kualitatif diolah dan dianalisis secara kualitatif, sedangkan data hasil
evaluasi yang berbentuk kuantitatif diolah dan dianalisis dengan bantuan statistika
deskriptif maupun statistika inferensial. Ada empat langkah pokok dalam
mengolah hasil penelitian :
Menskor, yaitu memberikan skor pada hasil evaluasi yang dapat dicapai
oleh perserta didik. Untuk menskor atau memberikan angka diperlukan
16
tiga jenis alat bantu yaitu kunci jawaban, kunci skoring dan pedoman
konversi
Mengubah skor mentah menjadi skor standar dengan norma tertentu
Mengkonversikan skor standar ke dalam nilai, baik berupa huruf atau
angka
Melakukan analisis soal (jika diperlukan) untuk mengatahui derajad
validitas dan reliabilitas soal, tingkat kesukaran sola (difficulty index) dan
daya pembeda
Mengolah data dengan sendirinya akan menafsirkan hasil pengolahan itu.
Memberikan
interpretasi
maksudnya
adalah
memberikan
pernyataan
(statement) mengenai hasil pengolahan data. Interpretasi terhadap suatu hasil
evaluasi didasarkan atas kriteria tertentu yang ditetapkan terlebih dahulu secara
rasional dan sistematis sebelum kegiatan evaluasi dilaksanakan, tetapi dapat pula
dibuat berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh dalam melaksanakan evaluasi.
Sebaliknya jika penafsiran data tidak berdasarkan kriteria atau norma tertentu,
maka ini termasuk kesalahan besar dan ada dua jenis penafsiran data :
Penafsiran kelompok, yaitu penafsiran yang dilakukan untuk mengetahui
karakteristik kelompok berdasarkan data hasil evaluasi yang meliputi
prestasi kelompok, rata-rata kelompok, sikap kelompok terhadap pendidik
dan materi yang diberikan, dan distribusi nilai kelompok. Tujuannya
adalah sebagai persiapan untuk melakukan penafsiran kelompok, untuk
mengetahui sifat-sifat tertentu pada suatu kelompok dan untuk
menggandakan perbandingan antarkelompok.
Penafsiran individual, yaitu penafsiran yang hanya dilakukan secara
perseorangan diantaranya bimbingan dan penyluhan atau situasi klinis
lainnya. Tujuannya adalah untuk melihat tingkat kesiapan peserta didik
(readiness), pertumbuhan fisik, kemajuan belajar dan kesulitan-kesulitan
yang dihadapinya.
Dengan penafsiran ini dapat diputuskan bahwa peserta didik mencapai
taraf kesiapan yang memadai atau tidak, ada kemajuan yang berarti atau tidak,
ada kesulitan atau tidak.
17
5. Pelaporan Hasil Evaluasi.
Laporan kemajuan belajar peserta didik merupakan sarana komunikasi
antara sekolah, peserta didik dan orang tua dalam upaya mengembangkan dan
menjaga hubungan kerja sama yang harmonis, oleh karena itu ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan:
(1) konsisten dengan pelaksanaan nilai di sekolah;
(2) memuat perincian hasil belajar peserta didik beradasarkan kriteria yang telah
ditentukan
dan
dikaitkan
dengan
penilaian
yang
bermanfaat
bagi
perkembangan peserta didik;
(3) menjamin orang tua akan informasi permasalahan peserta didik dalam belajar;
(4) mengandung berbagai cara dan strategi berkomunikasi;
(5) memberikan informasi yang benar, jelas, komprehensif dan akurat.
Laporan kemajuan dapat dikategorikan menjadi dua jenis:
(1) laporan prestasi mata pelajaran, yang berisi informasi tentang pencapaian
komptensi dasar yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Prestasi peserta
didik dilaporkan dalam bentuk angka yang menunjukkan penguasaan
komptensi dan tingkat penguasaannya;
(2) laporan pencapaian, yang menggambarkan kualitas pribadi peserta didik
sebagai internalisasi dan kristalisasi setelah peserta didik belajar melalui
berbagai kegiatan, baik intra, ekstra dan ko kurikuler.
6. Penggunaan Hasil Evaluasi
Salah satu pengguanan hasil evaluasi adalah laporan. Laporan yang
dimaksudkan untuk memberikan feedback kepada semua pihak yang terlibat
dalam pembelajaran, baik secara langsung maupun tidak langsung. Remmer
(1967) mengatakan “kita bahas di sini penggunaan hasil untuk membantu siswa
memahami diri mereka lebih baik, menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan
murid kepada orang tua dan membantu guru dalam perencanaan instruksi”,
selanjutnya
Julian
C.
Stanley
dalam
Dimyati
dan
Mudjiono
(1994)
mengemukakan ”hanya apa yang harus dilakukan, tentu saja, tergantung pada
tujuan program”. Secara umum terdapat lima penggunaan hasil evaluasi untuk
keperluan sebagai berikut
18
Laporan Pertanggungjawaban, dengan asumsi banyak pihak yang
berkepentingan terhadap hasil evaluasi, oleh karena itu laporan ke
berbagai pihak sebagai bentuk akuntabilitas publik
Seleksi, dengan asumsi setiap awal dan akhir tahun terdapat peserta didik
yang masuk sekolah dan menamatkan sekolah pada jenjang pendidikan
tertentu dimana hasil evaluasi dapat digunakan untuk menyeleksi baik
ketika masuk sekolah/jenjang atau jenis pendidikan tertentu, selama
mengikuti program pendidikan, pada saat mau menyelesaikan jenjang
pendidikan, maupun ketika masuk dunia kerja
Promosi, dengan asumsi prestasi yang diperoleh akan diberikan ijazah atau
sertifikat sebagai bukti fisik setelah dilakukan kegiatan evaluasi dengan
kriteria tertentu baik aspek ketercapaian komptensi dasar, perilaku dan
kinerja peserta didik.
Diagnosis, dengan asumsi hasil evaluasi menunjukkan ada peserta didik
yang kurang mampu menguasai kompetensi sesuai dengan kriteria yang
yang telah ditetapkan maka perlu dilakukan diagnosis untuk mencari
faktor-faktor penyebab bagi peserta didik yang kurang mampu dalam
menguasai komptensi tertentu sehingga diberikan bimbingan atau
pembelajaran remedial. Bagi yang telah menguasai kompetensi lebih cepat
dari peserta didik yang lain, mereka juga berhak mendapatkan pelayanan
tindak lanjut untuk mengoptimalkan laju perkembangan mereka.
Memprediksi Masa Depan Peserta Didik, tujuannya adalah untuk
mengetahui sikap, bakat, minat dan aspek-aspek kepribadian lainnya dari
peserta didik, serta dalam hal apa peserta didik diangap paling menonjol
sesuai dengan indikator keunggulan, agar dapat dianalisis dan dijadikan
dasar untuk pengembangan peserta didik dalam memilih jenjang
pendidikan atau karier pada masa yang akan datang
19
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Kalau kita perhatikan kenyataan dalam dunia pendidikan akan kita ketahui,
bahwa dalam setiap jenis pendidikan atau bentuk pendidikan pada waktu-waktu
tertntu selama suatu periode pendidikan orang selalu mengadakan evaluasi:
artinya pada waktu-waktu tertentu selama suatu periode pendidikan tadi selalu
mengadakan penelitian terhadap hasil yang telah dicapai baik oleh pihak pendidik
maupun oleh pihak terdidik hingga waktu tertentu.
Seperti telah disebutkan diatas gejala macam ini terdapat dalam setiap
pendidikan atau bentuk pendidikan. Baik pendidikan itu terjadi dalam lingkungan
rumah tangga, maupun pendidikan itu terjadi dalam lingkungan sekolah ataupun
lingkungan pendidikan yang lain, selalu akan kita jumpai gejala ini ialah bahwa
orang mengadakan penilaian terhadap hasil usaha yang telah dilakukannya dalam
jangka waktu tertentu.
Secara sepintas lalu telah disambungkan di atas bahwa dalam pendidikan
orang mengadakan evaluasi memenuhi dua tujuan yaitu :
1. Untuk mengetahui kemajuan anak, atau orang yang dididik setalah si
terdidik tadi menyadari pendidikan selama jangka waktu tertentu, dan
2. Untuk mengetahui tingkat effisiensi metode-metode pendidikan yang
diperguanakan pendidikan selama jangka waktu tertentu tadi.
Mudah dipahami bahwa kedua jenis pengetahuan tadi mempunyai arti
yang penting dalam setiap proses pendidikan. Pengetahuan mengenai kemajuan
anak
mempunyai
bermacam-macam
kegunaan.
Pertama-tama
:
dengan
pengetahuan itu kita dapat mengetahui keduduk atau anak tadi dalam
kelompoknya, dengan pengetahuan itu kita dapat memperkirakan, apakah seorang
anak dalam kelompoknya dapat dimasukan kedalam golongan anak yang biasa
atau normal, ataukah ia termasuk ke dalam golongan anak yang lambat majunya
(below-average) atau cepat majunya (above-average) dan dengan pengetahuan ini
selanjutnya kita dapat mengadakan perencanaan yang realistis mengenai masa
depan anak didik. Ini merupakan suatu hal yang penting, oleh karena itu sukses
20
anak sebagai seorang anggota masyarakat kelak dan juga kebahagiaannya sebagai
orang dewasa kelak untuk sebagian turut ditentukan oleh ada atau tidak adanya
perencanaan masa depan yang realistis ini.
B. Saran
Dengan terselesaikannya makalah ini yang berjudul “Pengembangan
Proses dan Evaluasi dalam Perencanaan Pembelajaran” semoga makalah ini
bermanfaat untuk pembaca khususnya untuk kami penyusun dan bias menjadi
salah satu referensi.
21
DAFTAR PUSTAKA
Martiyono. 2012. Perencanaan Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Peressindo
22
PENAMBAHAN MATERI
1. Ervin Marsela
Tujuan Evaluasi adalah untuk menentukan kualitas sesuatu, terutama yang
berkenan dengan nilai dan arti. S. Hamid Hasan (1998) secara tegas membedakan
kedua istilah tersebut sebagai berikut:
Pemberian nilai dilakukan apabila seorang evaluator memberikan
pertimbangannya mengenai evaluasi tanpa menghubungkannya dengan sesuatu
yang bersifat dari luar. Jadi, pertimbangan yang diberikan sepenuhnya
berdasarkan apa evaluan itu sendiri..
Sedangkan arti berhubungan dengan posisi dan peranan evaluan dalam suatu
konteks tertentu... Tentu saja kegiatan evaluasi yang komperhensif adalah yang
meliputi baik proses pemberian keputusan tentang nilai dan proses keputusan
tentang arti, tetapi hal ini tidak berarti bahwa suatu kegiatan evaluasi harus selalu
meliputi keduanya.
2. Nintya Sintya Devi
Kriteria evaluasi dalam perencanaan pembelajaran adalah sebagai berikut:
A. Evaluasi harus berorientasi pada tujuan pembelajaran
B. Evaluasi harus berdasarkan pada pengembangan kegiatan pembelajaran
C. Evaluasi harus memperhatikan waktu yang tersedia
D. Evaluasi harus memungkinkan ada kegiatan tindak lanjut
E. Evaluasi harus memberikan umpan balik.
23
LAPORAN HASIL DISKUSI
Sesi tanya-jawab :
1. Erna Karina
Pertanyaan : Dalam membuat evaluasi pembelajaran, hal-hal apa saja yang harus
diperhatikan?
Jawab : Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat evaluasi
pembelajaran, yaitu:
a. Menjabarkan kompetensi dasar ke dalam indikator pencapaian hasil
belajar.
b. Menetapkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) setiap indikator.
c. Memetakan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, KKM, dan
aspek penilaian mata pelajaran, dan teknik penilaian.
d. Menetapkan teknik penilaian.
2. Muhammad Alfah Sobirin
Pertanyaan : Apakan evaluasi pembelajaran sama dengan evaluasi perencanaan
pembelajaran?
Jawab : Beda, kalau evaluasi pembelajaran berarti penilaian yang dilakukan
ketika proses pembelajaran sedang berlangsung, sedangkan evaluasi perencanaan
pembelajaran berarti langkah yang dibuat sebelum kegiatan belajar berlangsung
dengan harapan proses pembelajaran tersebut berjalan sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai dari pembelajaran.
3. Aan Andarwati
Pertanyaan : Jelaskan syarat-syarat umum evaluasi pembelajaran!
Jawab : Syarat-syarat umum evaluasi pembelajaran yaitu penilaian yang akan
dilaksanakan harus memenuhi persyaratan atau kriteria sebagai berikut :
1. Validitas
: Ketepatan, artinya penilaian harus benar-banar apa
yang hendak diukur.
2. Realibilitas
: Ketetapan hasil
24
3. Objektivitas
: Suatu alat evaluasi harus benar-benar mengukur
apa yang diukur, tanpa adanya interpretasi yang tidak ada hubungannya
dengan alat evaluasi itu dalam kata lain sesuai dengan kemampuan siswa.
4. Efisiensi
: Suatu alat evaluasi sedapat mungkin digunakan
tanpa membuang waktu dan uang yang banyak.
5. Praktis
: Praktis digunakan
6. Kontinuitas
: Berkesinambungan
7. Komprehensif
: Berkaitan dengan sikap nilai
8. Akuntabilitas
: Bertanggung jawab terhadap apa yang di
jadikannya evaluasi
4. Anggara Sulistria
Pertanyaan : Untuk apa fungsi evaluasi pembelajaran?
Jawab :
- Yaitu sebagai bahan administratif untuk pemetaan kelas, kenaikan.
-
Sebagai perbaikan sistem pembelajaran.
-
Untuk
mengetahui
faktor
kesulitan
siswa
dalam
pembelajaran.
-
Dan untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta didik.
25
proses
PENGEMBANGAN PROSES DAN EVALUASI
DALAM PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok
Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran SD
DisusunOleh:
Erwin Nugraha
12.22.1.0164
Nida Oktawati
12.22.1.0315
Rani Octavia K.
12.22.1.0366
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS PENDIDIKAN DASAR
UNIVERSITAS MAJALENGKA
2013/2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke Khadirat Illahi Robbi yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
Makalah ini.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok dari
Bapak Dudu Suhandi Saputra S.Pd. selaku dosen matakuliah Perencanaan
Pembelajaran SD. Makalah ini membahas “Pengembangan Proses dan Evaluasi
dalam Perencanaan Pembelajaran”.
Dalam penulisan Makalah ini penyusun mengalami banyak hambatan.
Namun berkat dukungan dari berbagai pihak, akhirnya Makalah ini dapat
terselesaikan. Untuk itu sudah sepantasnya penyusun mengucapkan terimakasih
kepada berbagai pihak yang telah mendukung.
Makalah ini mungkin saja masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,
penyusun dengan tangan terbuka menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca untuk kesempurnaan Makalah yang penyusun susun ini
di masa yang akan datang. Semoga Makalah ini bermanfaat khususnya bagi
penyusun dan umumnya bagi pembaca.
Majalengka, Desember 2013
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................................i
Daftar Isi ................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................. 2
D. Metode Penulisan ............................................................................................ 2
Bab II Pembahasan
A. Persyaratan Proses Pembelajaran ...................................................................... 3
B. Langkah-langkah Pembelajaran ........................................................................ 4
C. Kompetisi Guru dalam Mengelola Proses Pembelajaran .................................. 5
D. Pengertian Evaluasi Pembelajaran .................................................................... 6
E. Prinsip – Prinsip Dasar Evaluasi Pembelajaran ................................................ 6
F. Kedudukan Evaluasi dalam Proses Pendidikan ................................................ 6
G. Syarat-syarat Umum Evaluasi ......................................................................... 7
H. Komponen-Komponen Dalam Evaluasi Pendidikan ....................................... 7
I. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pembelajaran ...................................................... 10
J. Prosedur Pengembangan Evaluasi Pembelajaran ............................................ 10
Bab III Penutup
A. Simpulan ......................................................................................................... 20
B. Saran ................................................................................................................ 21
Daftar Pustaka ..................................................................................................... 22
Penambahan Materi ............................................................................................. 23
Laporan Hasil Diskusi ......................................................................................... 24
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan suatu kegiatan evaluasi akan dipengaruhi pula oleh
kebehasilan evaluator dalam melaksanakan prosedur evaluasi. Prosedur yang
dimaksud ialah langkah-langkah pokok yang harus ditempuh dalam kegiatan
evaluasi. Dalam literatur evaluasi banyak dijumpai prosedur evaluasi sesuai
dengan
pandangannya
masing-masing.
Dalam
makalah
ini,
prosedur
pengembangan evaluasi pembelajaran terdiri atas : perencanaan evaluasi,
pelaksanaan evaluasi, monitor pelaksanaan evaluasi. Disamping itu, baik buruk
nya evaluasi ada ditangan evaluator, yaitu guru yang melaksanakan proses
pembelajaran dalam suatu bidang studi/mata pelajaran atau tim khusus yang
dibentuk untuk melakukan evaluasi program pembelajaran secara keseluruhan
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja persyaratan proses pembelajaran?
2. Bagaimana langkah-langkah pembelajaran?
3. Apa saja kompetisi guru dalam mengelola proses pembelajaran?
4. Jelaskan pengertian evaluasi pembelajaran?
5. Jelaskan prinsip – prinsip dasar evaluasi pembelajaran?
6. Bagaimana kedudukan evaluasi dalam proses pendidikan?
7. Jelaskan syarat-syarat umum evaluasi pembelajaran?
8. Sebutkan komponen-komponen dalam evaluasi pendidikan?
9. Bagaimana tujuan dan fungsi evaluasi pembelajaran?
10. Bagaimana prosedur pengembangan evaluasi pembelajaran
1
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui persyaratan dari proses pembelajaran.
2. Mengetahui langkah-langkah dari pembelajaran.
3. Mengetahui kompetisi guru dalam mengelola proses pembelajaran.
4. Mengetahui pengertian dari evaluasi pembelajaran.
5. Mengetahui prinsip – prinsip dasar evaluasi pembelajaran.
6. Mengetahui kedudukan evaluasi dalam proses pendidikan.
7. Mengetahui syarat-syarat umum evaluasi pembelajaran.
8. Mengetahui komponen-komponen dalam evaluasi pendidikan.
9. Mengetahui tujuan dan fungsi evaluasi pembelajaran.
10. Mengetahui prosedur pengembangan evaluasi pembelajaran.
D. Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini, kami menggunakan metode studi
pustaka. Penulis mendapatkan sumber dari buku dan internet yang kemudian
disusun dan dijabarkan kembali dengan bahasa yang sesuai kemampuan dan
keterampilan diri sendiri.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Persyaratan Proses Pembelajaran
Berdasarkan Permendiknar Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses
Pendidikan, sebelum proses pembelajaran berlangsung harus dipenuhi kondisikondisi yang merupakan persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran.
Persyaratan itu adalah sebagai berikut.
1. Jumlah Maksimal peserta didik setiap rombongan belajar adalah:
a. SD/MI
: 28 peserta didik
b. SMP/MTs
: 32 peserta didik
c. SMA/MA
: 32 peserta didik
d. SMK/MAK
: 32 peserta didik
2. Jumlah beban kerja minimal pendidik sekurang-kurangnya 24 jam setiap muka
perminggu,
yang
meliputi
merencanakan
pembelajaran,
melaksanakan
pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas
tambahan.
3. Buku teks pelajaran yang digunakan menjadi tanggung jawab satuan
pendidikan untuk menentukan melalui rapat dewan guru dengan pertimbangan
dari komite sekolah/madrasah.
4. Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas merupakan persyaratan pembelajaran yang harus
dilakukan oleh guru. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka
menyiapkan pengelolaan kelas sebagai berikut:
a. Guru mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik siswa dan mata
pelajaran, serta aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan.
b. Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat
didengar dengan baik oleh siswa.
c. Tutur kata guru santun dan dapat dimengerti oleh siswa.
d. Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan
belajar siswa.
3
e. Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, keselamatan, dan
kepatuhan pada peraturan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran.
f. Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respon dan hasil
belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
g. Guru menghargai siswa tanpa memandang latar belakang agama, suku,
jenis kelamin, dan status sosial ekonomi.
h. Guru menghargai pendapat siswa.
i. Guru memakai pakaian yang sopan, bersih dan rapi.
j. Pada tiap awal semester, guru menyampaikan silabus mata pelajaran yang
diajarkannya.
k. Guru memulai dengan mengakhiri proses pembelajaransesuai dengan
waktu yang dijadwalkan.
B. Langkah-langkah Pembelajaran
Secara umum langkah-langkah pembelajaran didesain menjadi tiga
langkah utama, yaitu pendahuluan, inti dan penutup.
1. Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan yang perlu dilakukan guru dalam kegiatan pendahuluan adalah
sebagai berikut:
a. Menyiapkan siswa secara psikhis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran.
b. Mengajukan
pertanyaan-pertanyaan
yang
mengaitkan
pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
c. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai.
d. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai
dengan silabus.
2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti pembelajaran merupakan proses pembelajaran untuk
mencapai kompetensi yang harus dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
4
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Kegiatan inti pembelajaran dapat menggunakan pendekatan, strategi,
metode, atau teknik yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan materi
pembelajaran. Kegiatan inti pembelajaran hendaknya meliputi tiga proses yaitu
eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru hendaknya melakukan berbagai kegiatan
sebagai berikut.
a. Bersama-sama
dengan
siswa
dan/atau
sendiri
membuat
rangkuman/simpulan pelajaran.
b. Melakukan penilaian dan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram.
c. Memberikan umpan balik terhadap proses hasil pembelajaran.
d. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelejaran remidi,
program pengayaan, layanan konseling dan memberikan tugas, baik tugas
individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar siswa.
e. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
C. Kompetisi Guru dalam Mengelola Proses Pembelajaran
Dalam rangka menghasilkan perencanaan proses pembelajaran yang baik
sebagai dasar pelaksanaan pembelajaran , seorang guru dituntut memiliki
kompetensi pedagogik dalam mengelola pembelajaran. Kompetensi itu adalah
sebagai berikut:
1. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik
serta menetapkan dalam proses pembelajaran.
2. Mengelola pembelajaran yang mendidik.
3. Memahami dan mengembangkan potensi peserta didik.
4. Komunikasi yang efektif dalam pembelajaran.
5
D. Pengertian Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi
pembelajaran
adalah keseluruhan
kegiatan baik
berupa
pengukuran maupun penilaian (pengukuran data dan informasi), pengolahan,
penafsiran dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil
belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
E. Prinsip – Prinsip Dasar Evaluasi Pembelajaran
1. Evaluasi bertujuan membantu pemerintah dalam mencapai tujuan
pembeljaran bagi masyrakat.
2. Evaluasi adalah seni, tidak ada evaluasi yang sempurna, meski dilkukan
dengan metode yang berbeda
3. Pelaku evaluasi atau evaluator tidak memberikan jawaban atas suatu
pertanyaan tertentu. Evaluator tidak berwennag untuk memberikan
rekomendasi terhadap keberlangsungan sebuah program. Evaluator hanya
membantu memberikan alternatif.
4. Penelitian evaluasi adalah tanggung jawab tim bukan perorangan.
5. Evaluator tidak terikat pada satu sekolah demikian pula sebaliknya.
6. Evaluasi adalah proses, jika diperlukan revisi maka lakukanlah revisi.
7. Evaluasi memerlukan data yang akurat dan cukup, hingga perlu
pengalaman untuk pendalaman metode penggalian informasi.
8. Evaluasi akan mntap apabila dilkukan dengan instrumen dan teknik yang
aplicable.
9. Evaluator hendaknya mampu membedakan yang dimaksud dengan
evaluasi formatif, evaluasi sumatif dan evaluasi program.
10. Evaluasi memberikan gambaran deskriptif yang jelas mengenai hubungan
sebab akibat, bukan terpaku pada angka soalan tes.
F. Kedudukan Evaluasi dalam Proses Pendidikan
Penilaian meliputi semua aspek batas belajar. Menurut Schwartz dan
kawan-kawannya, penilaian adalah suatu program untuk memberikan pendapat
6
dan penentuan arti atau faedah suatu pengalaman adalah pengalaman yang
diperoleh berkat proses pendidikan. Pengalaman tersebut tampak pada perubahan
pada tingkah laku atau pola kepribadian siswa. Jadi pengalaman yang diperoleh
siswa adalah pengalaman sebagai hasil belajar siswa disekolah. Dalam hal ini,
penilaian adalah suatu upaya untuk memeriksa sejauh mana siswa telah
mengalami kemajuan belajar atau telah mencapai tujuan belajar dan pembelajaran.
G. Syarat-syarat Umum Evaluasi
Penilaian yang akan dilaksanakan harus memenuhi persyaratan atau
kriteria sebagai berikut :
1. Validitas
: Ketepatan, artinya penilaian harus benar-banar apa
yang hendak diukur.
2. Realibilitas
: Ketetapan hasil
3. Objektivitas
: Suatu alat evaluasi harus benar-benar mengukur
apa yang diukur, tanpa adanya interpretasi yang tidak ada hubungannya
dengan alat evaluasi itu dalam kata lain sesuai dengan kemampuan siswa.
4. Efisiensi
: Suatu alat evaluasi sedapat mungkin digunakan
tanpa membuang waktu dan uang yang banyak.
5. Praktis
: Praktis digunakan
6. Kontinuitas
: Berkesinambungan
7. Komprehensif
: Berkaitan dengan sikap nilai
8. Akuntabilitas
: Bertanggung jawab terhadap apa yang di
jadikannya evaluasi.
H. Komponen-Komponen Dalam Evaluasi Pendidikan
Dalam evaluasi pendidikan, ada tiga komponen yang saling terkait dan
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Penjelasan dari ketiga
komponen tersebut yaitu sebagai berikut :
1. Pengukuran
Pengukuran merupakan suatu proses atau kegiatan untuk menentukan
kuantitas sesuatu yang bersifat numeric. Pengukuran lebih bersifat kuantitatif,
7
bahkan merupakan instrument untuk melakukan penilaian. Unsur pokok dalam
kegiatan pengukuran ini, antara lain adalah sebagai berikut :
a. Tujuan pengukuran
b. Ada objek ukur
c. Alat ukur
d. Proses pengukuran
e. Hasil pengukuran kuantitatif
Menurut Budi Hatoro pengukuran merupakan suatu proses atau kegiatan
untuk menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numeric. Pengukuran lebih
bersifat kuantitatif, bahkan merupakan instrument untuk melakukan penilaian.
Menurut Lien pengukuran adalah sejumlah data yang dikumpul dengan
menggunakan alat ukur yang objektif untuk keperluan analisis dan interpretasi.
2. Penilaian
Penilaian adalah penafsiran hasil pengukuran dan penentuan pencapaian
hasil belajar. Penilaian ini merupakan proses sistematis meliputi pengumpulan
informasi, analisis, interpretasi, informasi untuk membuat keputusan.
Penilaian
merupakan
komponen
penting
dalam
penyelenggaraan
pendidikan. Upaya meningkatkan kualitas pendidikan dapat ditempuh melalui
peningkatan
kualitas
pembelajaran
dan
kualitas
penilaiannya.
Penilaian
didefinisikan sebagai proses pengumpulan informasi tentang kinerja siswa, untuk
digunakan sebagai dasar dalam membuat keputusan (Weeden, Winter, dan
Broadfoot: 2002; Bott: 1996; Nitko: 1996; Mardapi: 2004). Selanjutnya Black dan
William (1998) mendefinisikan penilaian sebagai semua aktivitas yang dilakukan
oleh guru dan siswa untuk menilai diri mereka sendiri, yang memberikan
informasi untuk digunakan sebagai umpan balik untuk memodifikasi aktivitas
balajar dan mengajar.
Penilaian berdasarkan definisi diatas memberi penekanan pada usaha yang
dilakukan guru maupun siswa untuk memperoleh informasi yang berkaitan
dengan pembelajaran yang mereka lakukan yang dapat dijadikan sebagai umpan
balik untuk melakukan perubahan aktivitas bealajar mengajar yang lebih baik dari
sebelumnya.
8
Tujuan penilaian:
a. Membantu belajar siswa
b. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan siswa
c. Menilai efektifitas strategi pengajaran
d. Menilai dan meningkatkan efektifitas program kurikulum
e. Menilai dan meningkatkan efektifitas pengajaran
f. Menyediakan data yang membantu dalam membuat keputusan
g. Komunikasi dan melibatkan orang tua siswa
Kegiatan penilaian dalam proses pembelajaran harus diarahkan pada 4 hal:
a. Penelusuran, untuk menelusuri kesesuaian proses pembelajaran dengan
yang direncanakan.
b. Pengecekan, untuk mencari informasi tentang kekurangan-kekurangan
pada peserta didik selama pembelajaran.
c. Pencarian, untuk mencari penyebab kekurangan yang muncul selama
proses pembelajaran.
d. Penyimpulan, untuk menyimpulkan tingkat pencapaian belajar yang telah
dimiliki peserta didik
3. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan pengumpulan kenyataan mengenai proses
pembelajaran secara sistematis untuk menetapkan apakah terjadi perubahan
terhadap peserta didik dan sejauh apakah perubahan tersebut mempengaruhi
kehidupan peserta didik.
Stufflebeam et.al 1971 mengatakan bahwa evaluasi adalah proses
menggambarkan, memperoleh dan menyajikan informasi yang berguna untuk
menilai alternative keputusan. Sementara davies mengemukakan bahwa evaluasi
merupakan proses untuk memberikan atau menetapkan nilai kepada sejumlah
tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, orang, maupun objek.
Dalam mendefinisikan evaluasi, para ahli memiliki sudut pandang yang
berbeda sesuai dengan bidang keahlian masing-masing. Namun inti dari semua
definisi menuju ke satu titik, yaitu proses penetapan keputusan tentang sesuatu
objek yang dievaluasi.
9
I. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran merupakan salah satu komponen dalam proses
pembelajaran yang memiliki fungsi dan tujuan sebagai berikut:
1. Fungsi normatif, Yaitu berfungsi sebagai perbaikan sistem pembelajaran
2. Fungsi diagnostik, Yaitu berfungsi untuk mengetahui faktor kesulitan siswa
dalam proses pembelajaran.
3. Fungsi sumatif, Berfungsi untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta
didik.
Ada pula yang menyebutkan bahwa fungsi dan tujuan evaluasi
pembelajaran itu antara lain, yaitu :
a. Untuk mengetahui apakah tujuan pengajaran yang ditetapkan telah
tercapai dalam kegiatan pembelajaran,
b. Untuk memberikan obyektivitas pengamatan kita terhadap perilaku hasil
belajar siswa,
c. Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam bidang/ topik tertentu,
d. Untuk menentukan kelayakan siswa kejenjang selanjutnya,
e. Untuk memberikan feed back kepada siswa dalam proses pendidikan,
f. Untuk membantu pemerintah dalam mencapai tujuan pembelajaran,
g. Penilaian untuk menentukan kualitas siswa,
h. Pengukuran untuk menentukan kuantitas siswa.
J. Prosedur Pengembangan Evaluasi Pembelajaran
Keberhasilan suatu kegiatan evaluasi akan dipengaruhi pula oleh keberhasilan
evaluator dalam melaksanakan prosedur evaluasi. Prosedur yang dimaksud adalah
langkah-langkah pokok yang harus ditempuh dalam kegiatan evaluasi.
Pengembangan prosedur evaluasi pembelajaran di uaraikan sebagai berikut:
1. Perencanaan Evaluasi.
Hal ini dimaksudkan agar hasil yang diperoleh dapat lebih maksimal.
Perencanaan ini penting bahkan mempengaruhi prosedur evaluasi secara
menyeluruh. W. James Propham (1974) mengemukakan “maksud perencanaan
evaluasi adalah untuk memfasilitasi pengumpulan data, sehingga memungkinkan
10
membuat pernyataan yang valid tentang pengaruh sebuah efek atau yang muncul
di luar program, praktik, atau kebijakan yang di teliti” selanjutnya Robert H
Davis, dkk (1974) mengemukakan tiga kegunaan dari perencanaan evaluasi :
a. perencanaan evaluasi membantu Anda untuk mengetahui apakah
standar dalam menyatakan sikap atau perilaku telah mencapai
sasaran atau tidak, jika demikian sasaran akan dinyatakan ambigu
dan Anda akan kesulitan merancang tes untuk mengukur prestasi
siswa;
b. prencanaan evaluasi adalah proses awal yang dipersiapkan untuk
mengumpulkan informasi yang tersedia;
c. rencana evaluasi menyediakan waktu yang cukup untuk mendesain
tes.
Untuk merancang sebuah tes yang baik memerlukan persiapan yang
cermat dan kualitas tes biasanya membaik jika dirancang dengan cara tidak
tergesa-gesa; Implikasinya adalah perencanaan evaluasi harus dirumuskan secara
jelas dan spesifik, terurai dan konprehensif sehingga perencanaan tersebut
bermakna dalam menentukan langkah-langkah selanjutnya dengan menetapkan
tujuan-tujuan tingkah laku (behavioral objective) atau indikator yang akan
dicapai, dapat mempersiapkan pengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan
serta dapat menggunakan waktu yang tepat.
Pentingnya Analisis Kebutuhan. Adalah suatu proses yang dilakukan
oleh seseorang untuk mengidentifikasi kebutuhan dan menentukan skala
prioritas pemecahannya. Analisis kebutuhan merupakan bagian integral
dari sistem pembelajaran secara keseluruhan, yang dapat digunakan untuk
menyelesaiakan masalah-masalah pembelajaran.
Menentukan Tujuan Penilaian. Tujuan penilaian merupakan dasar untuk
menentukan arah, ruang lingkup materi, jenis/model dan karakter alat
penilaian. Ada empat kemungkinan tujuan penialain :
(1) penilaian formatif, yaitu untuk memperbaiki kinerja atau proses pembelajaran;
(2) penialaian sumatif, yaitu untuk menentukan keberhasilan peserta didik;
11
(3) penialaian diagnostik, yaitu untuk mengidentifikasi kesulitan belajar peserta
didik dalam proses pembelajaran;
(4) penilaian penempatan, yaitu untuk menenpatkan posisi peserta didik sesuai
dengan kemampuannya.
Mengidentifikasi Kompetensi dan Hasil Belajar. Bertujuan untuk
mengidentifikasi kompetensi yang akan di uji sesuai dengan standar
kompetensi, kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator yang terbagi
dalam tiga domain:
(1)
domain kognitif meliputi: pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sisnteis dan evaluasi;
(2)
domain afektif meliputi: penerimaan, respons, penilaian, organisasi,
kakaterisasi;
(3) domaian psikomotor meliputi: persepsi, kesiapan melakukan pekerjaan, respon
terbimbing, kemahiran, adaptasi dan orijinasi
Menyusun Kisi-Kisi. Kisi-kisi adalah format pemetaan soal yang
menggambarkan distribusi item untuk berbagai topik atau pokok bahasan
berdasarkan jenjang kemampuan tertentu yang berfungsi sebagai pedoman
untuk menulis soal atau merakit soal menjadi perangkat tes. Kisi-kisi yang
baik akan memperoleh perangkat soal yang relatif sama sekalipun penulis
soalnya berbeda.
Kisi-kisi penting dalam perencanaan penilaian hasil belajar karena di
dalamnya terdapat sejumlah indikator sebagai acuan dalam mengembangkan
instrumen (soal) dengan persyaratan :
(1) representatif, yaitu harus betul-betul mewakili isi kurikulum sebagai sampel
perilaku yang akan di nilai;
(2) komponen-komponennya harus terurai/terperinci, jelas, dan mudah dipahami;
(3) soalnya dapat dibuat sesuai dengan indikator dan bentuk soal yang diterapkan.
Manfaat dari indikator dalam kisi-kisi adalah:
(1) dapat memilih materi, metode, media dan sumber belajar yang tepat, sesuai
dengan kompetensi yang telah di tetapkan;
12
(2) sebagai pedoman dan pegangan untuk menyusun soal atau isntrumen penilaian
lain yang tepat, sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang telah di tetapkan.
Dalam menyusun kisi-kisi harus memperhatikan domain hasil belajar yang
akan diukur dengan sistematika :
(1) aspek recall, yang berkenaan dengan aspek-aspek pengetahuan tentang istilahistilah, definisi, fakta, konsep, metode dan prinsip-prinsip;
(2) aspek komprehensif, yaitu berkenaan dengan kemampuan-kemampuan antara
lain: menjelaskan, menyimpulkan suatu informasi, menafsirkan fakta (grafik,
diagram, tabel, dan lain-lain), mentransfer pernyataan dari suatu bentuk ke
dalam bentuk lain (pernyataan verbal ke non-verbal atau dari verbal ke dalam
bentuk rumus), memprakirakan akibat atau konsekuensi logis dari suatu
situasi;
(3) aspek aplikasi yang meliputi kemampuan-kemampuan antara lain: menerapkan
hukum/prinsip/teori dalam suasana sesungguhnya, memecahkan masalah,
membuat (grafik, diagram dan lain-lain), mendemonstrasikan penggunaan
suatu metode, prosedur dan lain-lain.
Mengembangkan
Draft.
Draft
instrumen
merupakan
penjabaran
indikator menjadi pertanyaan-pertanyaan yang karakterisitiknya sesuai
dengan pedoman kisi-kisi. Setiap pertanyaan harus jelas dan terfokus serta
menggunakan bahasa yang efektif, baik bentuk pertanyaan maupun bentuk
jawabannya. Kualitas butir soal akan menentukan kualitas tes secara
keseluruhan. Dengan prosedur soal yang disusun di telaah oleh tim ahli
yang terdiri dari ahli bahasa, ahli bidang studi, ahli kurikulum dan ahli
evaluasi. Untuk draft dalam bentuk nontes dapat dibuat dalam bentuk
angket, pedoman observasi, pedoman wawancara, studi dokumentasi,
skala sikap, penilaian bakat, minat dan sebagainya.
Uji Coba dan Analisis Soal. Bertujuan untuk mengetahui soal-soal mana
yang perlu diubah, diperbaiki, bahkan dibuang sama sekali, serta soal
mana yang baik untuk diperguankan selanjutnya. Soal yang baik adalah
13
soal yang sudah mengalami beberapa kali uji coba dan revisi yang
didasarkan atas:
(1) analisis empiris, yang dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan
setiap soal yang digunakan. Informasi empiris pada umumnya menyangkut
segala hal yang dapat memengaruhi validitas soal meliputi: aspek-aspek
keterbacaan soal, tingkat kesukaran soal, bentuk jawaban, daya pembeda soal,
pengaruh kultur, dan sebagainya;
(2) analisis rasional, yang dimaksudkan untuk memperbaiki kelemahankelemahan setiap soal. Kedua analisis tersebut dilakukan pula terhadap
instrumen evaluasi dalam bentuk nontes.
Revisi dan Merakit Soal (Instrumen Baru). Soal yang sudah di uji coba
dan di analisis, direvisi kembali sesuai dengan proporsi tingkat kesukaran
soal dan daya pembeda. Dengan demikian, ada soal yang masih dapat
diperbaiki dari segi bahasa, atau direvisi total, baik menyangkut pokok
soal (stem) maupun alternatif jawaban (option) yang kemudian dilakukan
perakitan
soal
menjadi
suatu
instrumen
yang
terpadu
dengan
memperhatikan validitas skor tes, nomor urut soal, pengelompokkan
bentuk soal, penataan soal dan sebagainya
2. Pelaksanaan Evaluasi.
Pelaksanaan evaluasi artinya bagaimana cara melaksanakan suatu evaluasi
sesuai dengan perencanaan evaluasi. Artinya tujuan evaluasi, model dan jenis
evaluasi, objek evaluasi, instrumen evaluasi, sumber data, semuanya sudah
dipersiapkan pada tahap perencanaan evaluasi yang pelaksanaannya bergantung
pada jenis evaluasi yang digunakan. Jenis evaluasi yang digunakan akan
memengaruhi seorang evaluator dalam menentukan prosedur, metode, instrumen,
waktu pelaksanaan, sumber data dan sebagainya, yang pelaksanaannya dapat
dilakukan dengan :
Nontes. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui perubahan sikap dan
tingkah laku peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran,
pendapat terhadap kegiatan pembelajaran, kesulitan belajar, minat belajar,
14
motivasi belajar dan mengajar dan sebagainya. Instrumen yang digunakan
(1) angket; (2) pedoman observasi; (3) pedoman wawancara; (4) skala
sikap; (5) skala minat; (6) daftar chek; (7) rating scale; (8) anecdotal
records; (9) sosiometri; (10) home visit
Untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi menggunakan bentuk
tes pensil dan kertas (paper and pencil test) dan bentuk penilaian kinerja
(performance), memberikan tugas atau proyek dan menganalisis hasil
kerja dalam bentuk portofolio.
Tujuannya adalah untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai
keseluruhan aspek kepribadian dan prestasi belajar peserta didik yang meliputi:
(1) data pribadi (personal) yang meliputi nama, tempat dan tanggal lahir, jenis
kelamin, golongan darah, alamat dan lain-lain;
(2) data tentang kesehatan yang meliputi pengelihatan, pendengaran, penyakit
yang sering diderita dan kondisi fisik;
(3) data tentang prestasi belajar (achievement) di sekolah; (4) data tentang sikap
(attitude) meliputi sikap terhadap teman sebaya, sikap terhadap kegiatan
pembelajaran, sikap terhadap pendidik dan lembaga pendidikan dan sikap
terhadap lingkungan sosial;
(5) data tentang bakat (aptitude) yang meliputi data tentang bakat di bidang
olahraga, keterampilan mekanis, keterampilan manajemen, kesenian dan
keguruan;
(6) persoalan penyesuaian (adjustment) meliputi kegiatan dalam organisasi di
sekolah, forum ilmiah, olahraga dan kepanduan;
(7) data tentang minat (interest);
(8) data tentang rencana masa depan yang dibantu oleh pendidik, orang tua sesuai
dengan kesanggupan peserta didik;
(9) data tentang latar belakang yang meliputi latar belakang keluarga, pekerjaan
orang tua, penghasilan tiap bulan, kondisi lingkungan, serta hubungan dengan
orang tua dan saudara-saudaranya;
Sedangkan kecenderungan evaluasi yang tidak memuaskan dapat
ditinjau dari beberapa segi :
15
(1) proses dan hasil evaluasi kurang memberi keuntungan bagi peserta didik, baik
secara langsung maupun tidak langsung;
(2) penggunaan teknik dan prosedur evaluasi kurang tepat berdasarkan apa yang
sudah dipelajari peserta didik;
(3) prinsip-prinsip umum evaluasi kurang dipertimbangkan dan pemberian skor
cenderung tidak adil; (4) cakupan evaluasi kurang memperhatikan aspekaspek penting dari pembelajaran.
3. Monitoring Pelaksanaan Evaluasi
Monitoring dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaan evaluasi
pembelajaran telah sesuai dengan perencanaan evaluasi yang telah ditetapkan atau
belum, dengan tujuan untuk mencegah hal-hal negatif dan meningkatkan efisiensi
pelaksanaan evaluasi. Monitoring mempunyai dua fungsi pokok :
(1) melihat relevansi pelaksanaan evaluasi dengan perencaan evaluasi;
(2) melihat hal-hal apa yang terjadi selama pelaksanaan evaluasi dengan mencatat,
melaporkan dan menganalisis faktor-faktor penyebabnya.
Dalam pelaksanaannya dapat digunakan teknik:
(1) observasi partisipatif;
(2) wawancara bebas atau terstruktur;
(3) studi dekumentasi. Hasil dari monitoring dapat dijadikan landasan dan acuan
untuk memperbaiki pelaksanaan evaluasi selanjutnya.
4. Pengolahan Data
Mengolah data berarti mengubah wujud data yang sudah dikumpulkan menjadi
sebuah sajian data yang menarik dan bermakna. Data hasil evaluasi yang
berbentuk kualitatif diolah dan dianalisis secara kualitatif, sedangkan data hasil
evaluasi yang berbentuk kuantitatif diolah dan dianalisis dengan bantuan statistika
deskriptif maupun statistika inferensial. Ada empat langkah pokok dalam
mengolah hasil penelitian :
Menskor, yaitu memberikan skor pada hasil evaluasi yang dapat dicapai
oleh perserta didik. Untuk menskor atau memberikan angka diperlukan
16
tiga jenis alat bantu yaitu kunci jawaban, kunci skoring dan pedoman
konversi
Mengubah skor mentah menjadi skor standar dengan norma tertentu
Mengkonversikan skor standar ke dalam nilai, baik berupa huruf atau
angka
Melakukan analisis soal (jika diperlukan) untuk mengatahui derajad
validitas dan reliabilitas soal, tingkat kesukaran sola (difficulty index) dan
daya pembeda
Mengolah data dengan sendirinya akan menafsirkan hasil pengolahan itu.
Memberikan
interpretasi
maksudnya
adalah
memberikan
pernyataan
(statement) mengenai hasil pengolahan data. Interpretasi terhadap suatu hasil
evaluasi didasarkan atas kriteria tertentu yang ditetapkan terlebih dahulu secara
rasional dan sistematis sebelum kegiatan evaluasi dilaksanakan, tetapi dapat pula
dibuat berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh dalam melaksanakan evaluasi.
Sebaliknya jika penafsiran data tidak berdasarkan kriteria atau norma tertentu,
maka ini termasuk kesalahan besar dan ada dua jenis penafsiran data :
Penafsiran kelompok, yaitu penafsiran yang dilakukan untuk mengetahui
karakteristik kelompok berdasarkan data hasil evaluasi yang meliputi
prestasi kelompok, rata-rata kelompok, sikap kelompok terhadap pendidik
dan materi yang diberikan, dan distribusi nilai kelompok. Tujuannya
adalah sebagai persiapan untuk melakukan penafsiran kelompok, untuk
mengetahui sifat-sifat tertentu pada suatu kelompok dan untuk
menggandakan perbandingan antarkelompok.
Penafsiran individual, yaitu penafsiran yang hanya dilakukan secara
perseorangan diantaranya bimbingan dan penyluhan atau situasi klinis
lainnya. Tujuannya adalah untuk melihat tingkat kesiapan peserta didik
(readiness), pertumbuhan fisik, kemajuan belajar dan kesulitan-kesulitan
yang dihadapinya.
Dengan penafsiran ini dapat diputuskan bahwa peserta didik mencapai
taraf kesiapan yang memadai atau tidak, ada kemajuan yang berarti atau tidak,
ada kesulitan atau tidak.
17
5. Pelaporan Hasil Evaluasi.
Laporan kemajuan belajar peserta didik merupakan sarana komunikasi
antara sekolah, peserta didik dan orang tua dalam upaya mengembangkan dan
menjaga hubungan kerja sama yang harmonis, oleh karena itu ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan:
(1) konsisten dengan pelaksanaan nilai di sekolah;
(2) memuat perincian hasil belajar peserta didik beradasarkan kriteria yang telah
ditentukan
dan
dikaitkan
dengan
penilaian
yang
bermanfaat
bagi
perkembangan peserta didik;
(3) menjamin orang tua akan informasi permasalahan peserta didik dalam belajar;
(4) mengandung berbagai cara dan strategi berkomunikasi;
(5) memberikan informasi yang benar, jelas, komprehensif dan akurat.
Laporan kemajuan dapat dikategorikan menjadi dua jenis:
(1) laporan prestasi mata pelajaran, yang berisi informasi tentang pencapaian
komptensi dasar yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Prestasi peserta
didik dilaporkan dalam bentuk angka yang menunjukkan penguasaan
komptensi dan tingkat penguasaannya;
(2) laporan pencapaian, yang menggambarkan kualitas pribadi peserta didik
sebagai internalisasi dan kristalisasi setelah peserta didik belajar melalui
berbagai kegiatan, baik intra, ekstra dan ko kurikuler.
6. Penggunaan Hasil Evaluasi
Salah satu pengguanan hasil evaluasi adalah laporan. Laporan yang
dimaksudkan untuk memberikan feedback kepada semua pihak yang terlibat
dalam pembelajaran, baik secara langsung maupun tidak langsung. Remmer
(1967) mengatakan “kita bahas di sini penggunaan hasil untuk membantu siswa
memahami diri mereka lebih baik, menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan
murid kepada orang tua dan membantu guru dalam perencanaan instruksi”,
selanjutnya
Julian
C.
Stanley
dalam
Dimyati
dan
Mudjiono
(1994)
mengemukakan ”hanya apa yang harus dilakukan, tentu saja, tergantung pada
tujuan program”. Secara umum terdapat lima penggunaan hasil evaluasi untuk
keperluan sebagai berikut
18
Laporan Pertanggungjawaban, dengan asumsi banyak pihak yang
berkepentingan terhadap hasil evaluasi, oleh karena itu laporan ke
berbagai pihak sebagai bentuk akuntabilitas publik
Seleksi, dengan asumsi setiap awal dan akhir tahun terdapat peserta didik
yang masuk sekolah dan menamatkan sekolah pada jenjang pendidikan
tertentu dimana hasil evaluasi dapat digunakan untuk menyeleksi baik
ketika masuk sekolah/jenjang atau jenis pendidikan tertentu, selama
mengikuti program pendidikan, pada saat mau menyelesaikan jenjang
pendidikan, maupun ketika masuk dunia kerja
Promosi, dengan asumsi prestasi yang diperoleh akan diberikan ijazah atau
sertifikat sebagai bukti fisik setelah dilakukan kegiatan evaluasi dengan
kriteria tertentu baik aspek ketercapaian komptensi dasar, perilaku dan
kinerja peserta didik.
Diagnosis, dengan asumsi hasil evaluasi menunjukkan ada peserta didik
yang kurang mampu menguasai kompetensi sesuai dengan kriteria yang
yang telah ditetapkan maka perlu dilakukan diagnosis untuk mencari
faktor-faktor penyebab bagi peserta didik yang kurang mampu dalam
menguasai komptensi tertentu sehingga diberikan bimbingan atau
pembelajaran remedial. Bagi yang telah menguasai kompetensi lebih cepat
dari peserta didik yang lain, mereka juga berhak mendapatkan pelayanan
tindak lanjut untuk mengoptimalkan laju perkembangan mereka.
Memprediksi Masa Depan Peserta Didik, tujuannya adalah untuk
mengetahui sikap, bakat, minat dan aspek-aspek kepribadian lainnya dari
peserta didik, serta dalam hal apa peserta didik diangap paling menonjol
sesuai dengan indikator keunggulan, agar dapat dianalisis dan dijadikan
dasar untuk pengembangan peserta didik dalam memilih jenjang
pendidikan atau karier pada masa yang akan datang
19
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Kalau kita perhatikan kenyataan dalam dunia pendidikan akan kita ketahui,
bahwa dalam setiap jenis pendidikan atau bentuk pendidikan pada waktu-waktu
tertntu selama suatu periode pendidikan orang selalu mengadakan evaluasi:
artinya pada waktu-waktu tertentu selama suatu periode pendidikan tadi selalu
mengadakan penelitian terhadap hasil yang telah dicapai baik oleh pihak pendidik
maupun oleh pihak terdidik hingga waktu tertentu.
Seperti telah disebutkan diatas gejala macam ini terdapat dalam setiap
pendidikan atau bentuk pendidikan. Baik pendidikan itu terjadi dalam lingkungan
rumah tangga, maupun pendidikan itu terjadi dalam lingkungan sekolah ataupun
lingkungan pendidikan yang lain, selalu akan kita jumpai gejala ini ialah bahwa
orang mengadakan penilaian terhadap hasil usaha yang telah dilakukannya dalam
jangka waktu tertentu.
Secara sepintas lalu telah disambungkan di atas bahwa dalam pendidikan
orang mengadakan evaluasi memenuhi dua tujuan yaitu :
1. Untuk mengetahui kemajuan anak, atau orang yang dididik setalah si
terdidik tadi menyadari pendidikan selama jangka waktu tertentu, dan
2. Untuk mengetahui tingkat effisiensi metode-metode pendidikan yang
diperguanakan pendidikan selama jangka waktu tertentu tadi.
Mudah dipahami bahwa kedua jenis pengetahuan tadi mempunyai arti
yang penting dalam setiap proses pendidikan. Pengetahuan mengenai kemajuan
anak
mempunyai
bermacam-macam
kegunaan.
Pertama-tama
:
dengan
pengetahuan itu kita dapat mengetahui keduduk atau anak tadi dalam
kelompoknya, dengan pengetahuan itu kita dapat memperkirakan, apakah seorang
anak dalam kelompoknya dapat dimasukan kedalam golongan anak yang biasa
atau normal, ataukah ia termasuk ke dalam golongan anak yang lambat majunya
(below-average) atau cepat majunya (above-average) dan dengan pengetahuan ini
selanjutnya kita dapat mengadakan perencanaan yang realistis mengenai masa
depan anak didik. Ini merupakan suatu hal yang penting, oleh karena itu sukses
20
anak sebagai seorang anggota masyarakat kelak dan juga kebahagiaannya sebagai
orang dewasa kelak untuk sebagian turut ditentukan oleh ada atau tidak adanya
perencanaan masa depan yang realistis ini.
B. Saran
Dengan terselesaikannya makalah ini yang berjudul “Pengembangan
Proses dan Evaluasi dalam Perencanaan Pembelajaran” semoga makalah ini
bermanfaat untuk pembaca khususnya untuk kami penyusun dan bias menjadi
salah satu referensi.
21
DAFTAR PUSTAKA
Martiyono. 2012. Perencanaan Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Peressindo
22
PENAMBAHAN MATERI
1. Ervin Marsela
Tujuan Evaluasi adalah untuk menentukan kualitas sesuatu, terutama yang
berkenan dengan nilai dan arti. S. Hamid Hasan (1998) secara tegas membedakan
kedua istilah tersebut sebagai berikut:
Pemberian nilai dilakukan apabila seorang evaluator memberikan
pertimbangannya mengenai evaluasi tanpa menghubungkannya dengan sesuatu
yang bersifat dari luar. Jadi, pertimbangan yang diberikan sepenuhnya
berdasarkan apa evaluan itu sendiri..
Sedangkan arti berhubungan dengan posisi dan peranan evaluan dalam suatu
konteks tertentu... Tentu saja kegiatan evaluasi yang komperhensif adalah yang
meliputi baik proses pemberian keputusan tentang nilai dan proses keputusan
tentang arti, tetapi hal ini tidak berarti bahwa suatu kegiatan evaluasi harus selalu
meliputi keduanya.
2. Nintya Sintya Devi
Kriteria evaluasi dalam perencanaan pembelajaran adalah sebagai berikut:
A. Evaluasi harus berorientasi pada tujuan pembelajaran
B. Evaluasi harus berdasarkan pada pengembangan kegiatan pembelajaran
C. Evaluasi harus memperhatikan waktu yang tersedia
D. Evaluasi harus memungkinkan ada kegiatan tindak lanjut
E. Evaluasi harus memberikan umpan balik.
23
LAPORAN HASIL DISKUSI
Sesi tanya-jawab :
1. Erna Karina
Pertanyaan : Dalam membuat evaluasi pembelajaran, hal-hal apa saja yang harus
diperhatikan?
Jawab : Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat evaluasi
pembelajaran, yaitu:
a. Menjabarkan kompetensi dasar ke dalam indikator pencapaian hasil
belajar.
b. Menetapkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) setiap indikator.
c. Memetakan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, KKM, dan
aspek penilaian mata pelajaran, dan teknik penilaian.
d. Menetapkan teknik penilaian.
2. Muhammad Alfah Sobirin
Pertanyaan : Apakan evaluasi pembelajaran sama dengan evaluasi perencanaan
pembelajaran?
Jawab : Beda, kalau evaluasi pembelajaran berarti penilaian yang dilakukan
ketika proses pembelajaran sedang berlangsung, sedangkan evaluasi perencanaan
pembelajaran berarti langkah yang dibuat sebelum kegiatan belajar berlangsung
dengan harapan proses pembelajaran tersebut berjalan sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai dari pembelajaran.
3. Aan Andarwati
Pertanyaan : Jelaskan syarat-syarat umum evaluasi pembelajaran!
Jawab : Syarat-syarat umum evaluasi pembelajaran yaitu penilaian yang akan
dilaksanakan harus memenuhi persyaratan atau kriteria sebagai berikut :
1. Validitas
: Ketepatan, artinya penilaian harus benar-banar apa
yang hendak diukur.
2. Realibilitas
: Ketetapan hasil
24
3. Objektivitas
: Suatu alat evaluasi harus benar-benar mengukur
apa yang diukur, tanpa adanya interpretasi yang tidak ada hubungannya
dengan alat evaluasi itu dalam kata lain sesuai dengan kemampuan siswa.
4. Efisiensi
: Suatu alat evaluasi sedapat mungkin digunakan
tanpa membuang waktu dan uang yang banyak.
5. Praktis
: Praktis digunakan
6. Kontinuitas
: Berkesinambungan
7. Komprehensif
: Berkaitan dengan sikap nilai
8. Akuntabilitas
: Bertanggung jawab terhadap apa yang di
jadikannya evaluasi
4. Anggara Sulistria
Pertanyaan : Untuk apa fungsi evaluasi pembelajaran?
Jawab :
- Yaitu sebagai bahan administratif untuk pemetaan kelas, kenaikan.
-
Sebagai perbaikan sistem pembelajaran.
-
Untuk
mengetahui
faktor
kesulitan
siswa
dalam
pembelajaran.
-
Dan untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta didik.
25
proses