Asuransi Dalam Tinjauan Hukum Islam
ASURANSI
DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM
Rikza Maulan
Maulan,, LC, M.Ag
Muqaddimah
Asuransi merupakan hal baru yang belum pernah
dikenal baik pada masa Rasulullah, sahabat
maupun tabi'in. Oleh karenanya hal ini
menimbulkan berbagai perbedaan pendapat di
kalangan ulama tentang hukum asuransi dalam
Islam; apakah asuransi termasuk dalam akad
yang diperbolehkan dalam Islam, ataukah
sebaliknya termasuk akad yang diharamkan?
Fatwa Ulama Tentang Asuransi
1.Fatwa Syekh Ahmad bin Yahya Al-Murtadha (w.840 H), dalam kitabnya
"Al-Bahruz Zakhar"* :
رق أو رق طل
ن
أن
“Bahwa penjaminan terhadap sesuatu dari kecurian atau ketenggelaman
adalah bathil."
Menurut para ulama, ini merupakan fatwa pertama yang dikeluarkan oleh
ulama' berkenaan dengan hukum asuransi.
* Atta'min Al-Islami, Dirasah Fiqhiyah Ta'shiliyah Muqaranah Bitta'min AtTijari Ma'at Tatbiqat Al-Amaliyah, Prof. Dr. Ali Muhyiddin Al-Qarh
Dhaghi, hal. 144.
Fatwa Ulama Tentang Asuransi
2. Fatwa Al-Alamah Ibnu Abidin (Muhammad Amin bin Umar bin Abdul
Aziz Abidin Ad-Dimasyqi) (w. 1252 H) dalam Hasyiahnya "Raddul
Mukhtar Alad Dur Al-Mukhtar* :
...م زم
!ن ھذا ا زام،
ك ن
ر أ ذ دل ا
ل
أ
وا ذي ظ ر
“Dan yang tampak olehku, bahwasanya tidak halal bagi seorang pedagang
mengambil ganti rugi atas rusaknya barang miliknya. Karena ini
merupakan pengharusan terhadap sesuatu yang tidak mengikat...
* Atta'min Al-Islami, Dirasah Fiqhiyah Ta'shiliyah Muqaranah Bitta'min AtTijari Ma'at Tatbiqat Al-Amaliyah, Prof. Dr. Ali Muhyiddin Al-Qarh
Dhaghi, hal. 145.
Fatwa Ulama Tentang Asuransi
Ibnu Abidin merupakan Ulama pertama yang panjang lebar
berbicara mengenai asuransi. Diantara ulasan beliau
adalah :
د'+ون أ ر ،و د'+ون
رت ا ' دة أن ا ر إذا ا ) روا ر* ن ر
,م . +ده ،و /ذ ك ا ل و*رة / 0أ
'و ر ل ر
أ
ھ ك ن ا ل ا ذي +ا ر*ب رق أو 2رق أو ب أو 2ره +ذ ك ا ر ل
) ن +دار ,م . +د
) ذه م ،و و* ل 0
3 ,
ن
ا وا ل ا . 4و 5ذن ا ط ن ,ض ن ا ر ل ا و*رة ،وإذا ھ ك ن
ر د
م +ا ر 8ء ؤدي ذ ك ا ) ن
Fatwa Ulama Tentang Asuransi
"Bahwa telah menjadi kebiasaan bilamana para pedagang menyewa kapal dari
seorang harby, mereka membayar upah pengangkutannya. Ia juga membayar
sejumlah uang untuk seorang harby yang merada di negeri asal penyewa
kapal, yang dsebut sebagai sukarah (premi asuransi), dengan ketentuan
bahwa barang-barang pemakai kapal yang berada di kapal yang disewanya
itu bilama musnah karena kebakaran, atau kapal tenggelam, atau dibajak
dan sebagainya, maka penerima uang premi asuransi itu menjadi
penanggung sebagai imbalan dari uang yang diambil dari pedagang itu.
Penanggung itu mempunyai wakil yang mendapat perlindungan (musta'man)
yang di negeri kita berdiam di kota-kota pelabuhan negara Islam atas izin
penguasa. Si wakil tersebut menerima uang premi asuransi dari para
pedagang itu, dan bilamana barang-barang mereka tertimpa peristiwa yang
disebutkan di atas maka penjamin memberikan ganti rugi secara utuh
kepada para pedagang tersebut."
Fatwa Ulama Tentang Asuransi
3
3. Fatwa Mahkamah Syar'iyah Kubra Mesir pada th 1906(
ر: 3 * < م ا!
3و
و د
س ر
أن ا ر .زم ا ) ن / 0ا Aس ،و ن و @ل ا4
ر3
ن با
8
> ,0د ا ) ن ،أ
*ن
/ 0أ ور 2ر
3 4ا ) ن8 ،
زم ،و س +رع وا ،C
ا زام
،3وأ
ون
)+ ، +د طر+
ب ا ر > ... 3إ * ن د >+ا 3
.ل 0د ا 8ر* ت ا
DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM
Rikza Maulan
Maulan,, LC, M.Ag
Muqaddimah
Asuransi merupakan hal baru yang belum pernah
dikenal baik pada masa Rasulullah, sahabat
maupun tabi'in. Oleh karenanya hal ini
menimbulkan berbagai perbedaan pendapat di
kalangan ulama tentang hukum asuransi dalam
Islam; apakah asuransi termasuk dalam akad
yang diperbolehkan dalam Islam, ataukah
sebaliknya termasuk akad yang diharamkan?
Fatwa Ulama Tentang Asuransi
1.Fatwa Syekh Ahmad bin Yahya Al-Murtadha (w.840 H), dalam kitabnya
"Al-Bahruz Zakhar"* :
رق أو رق طل
ن
أن
“Bahwa penjaminan terhadap sesuatu dari kecurian atau ketenggelaman
adalah bathil."
Menurut para ulama, ini merupakan fatwa pertama yang dikeluarkan oleh
ulama' berkenaan dengan hukum asuransi.
* Atta'min Al-Islami, Dirasah Fiqhiyah Ta'shiliyah Muqaranah Bitta'min AtTijari Ma'at Tatbiqat Al-Amaliyah, Prof. Dr. Ali Muhyiddin Al-Qarh
Dhaghi, hal. 144.
Fatwa Ulama Tentang Asuransi
2. Fatwa Al-Alamah Ibnu Abidin (Muhammad Amin bin Umar bin Abdul
Aziz Abidin Ad-Dimasyqi) (w. 1252 H) dalam Hasyiahnya "Raddul
Mukhtar Alad Dur Al-Mukhtar* :
...م زم
!ن ھذا ا زام،
ك ن
ر أ ذ دل ا
ل
أ
وا ذي ظ ر
“Dan yang tampak olehku, bahwasanya tidak halal bagi seorang pedagang
mengambil ganti rugi atas rusaknya barang miliknya. Karena ini
merupakan pengharusan terhadap sesuatu yang tidak mengikat...
* Atta'min Al-Islami, Dirasah Fiqhiyah Ta'shiliyah Muqaranah Bitta'min AtTijari Ma'at Tatbiqat Al-Amaliyah, Prof. Dr. Ali Muhyiddin Al-Qarh
Dhaghi, hal. 145.
Fatwa Ulama Tentang Asuransi
Ibnu Abidin merupakan Ulama pertama yang panjang lebar
berbicara mengenai asuransi. Diantara ulasan beliau
adalah :
د'+ون أ ر ،و د'+ون
رت ا ' دة أن ا ر إذا ا ) روا ر* ن ر
,م . +ده ،و /ذ ك ا ل و*رة / 0أ
'و ر ل ر
أ
ھ ك ن ا ل ا ذي +ا ر*ب رق أو 2رق أو ب أو 2ره +ذ ك ا ر ل
) ن +دار ,م . +د
) ذه م ،و و* ل 0
3 ,
ن
ا وا ل ا . 4و 5ذن ا ط ن ,ض ن ا ر ل ا و*رة ،وإذا ھ ك ن
ر د
م +ا ر 8ء ؤدي ذ ك ا ) ن
Fatwa Ulama Tentang Asuransi
"Bahwa telah menjadi kebiasaan bilamana para pedagang menyewa kapal dari
seorang harby, mereka membayar upah pengangkutannya. Ia juga membayar
sejumlah uang untuk seorang harby yang merada di negeri asal penyewa
kapal, yang dsebut sebagai sukarah (premi asuransi), dengan ketentuan
bahwa barang-barang pemakai kapal yang berada di kapal yang disewanya
itu bilama musnah karena kebakaran, atau kapal tenggelam, atau dibajak
dan sebagainya, maka penerima uang premi asuransi itu menjadi
penanggung sebagai imbalan dari uang yang diambil dari pedagang itu.
Penanggung itu mempunyai wakil yang mendapat perlindungan (musta'man)
yang di negeri kita berdiam di kota-kota pelabuhan negara Islam atas izin
penguasa. Si wakil tersebut menerima uang premi asuransi dari para
pedagang itu, dan bilamana barang-barang mereka tertimpa peristiwa yang
disebutkan di atas maka penjamin memberikan ganti rugi secara utuh
kepada para pedagang tersebut."
Fatwa Ulama Tentang Asuransi
3
3. Fatwa Mahkamah Syar'iyah Kubra Mesir pada th 1906(
ر: 3 * < م ا!
3و
و د
س ر
أن ا ر .زم ا ) ن / 0ا Aس ،و ن و @ل ا4
ر3
ن با
8
> ,0د ا ) ن ،أ
*ن
/ 0أ ور 2ر
3 4ا ) ن8 ،
زم ،و س +رع وا ،C
ا زام
،3وأ
ون
)+ ، +د طر+
ب ا ر > ... 3إ * ن د >+ا 3
.ل 0د ا 8ر* ت ا