BAB II PROFIL DESA BELANG MALUM DAN SULANG SILIMA MARGA ANGKAT - Peranan Lembaga Adat Pakpak Dairi Sulang Silima Marga Angkat Dalam Pemilihan Kepala Desa Belang Malum Tahun 2011
BAB II PROFIL DESA BELANG MALUM DAN SULANG SILIMA MARGA ANGKAT
2.1. Gambaran Umum Desa Belang Malum
Desa Belang Malum merupakan salah satu desa dari 11 desa yang berada di Kecamatan Sidikalang, Kabupaten Dairi. Desa Belang Malum merupakan salah satu desa tertua di Kabupaten Dairi setelah Batang Beruh yang saat ini telah menjadi kelurahan dan Desa Kalang Simbara, dimana usianya sudah lebih dari seratus tahun. Desa Belang Malum terletak di bagian barat Kabupaten Dairi dengan luas wilayah adalah 439 ha. Desa Belang Malum terletak di ketinggian 850 s/d 900 m dpl dengan suhu rata-rata harian adalah 27
C. Jumlah bulan hujan
di Desa Belang Malum adalah 5 bulan.
Jenis tanah di Desa Belang Malum bervariasi, terdiri dari tanah sawah, tanah kering, tanah basah. Tanah sawah di Desa Belang Malum merupakan jenis tanah sawah irigasi teknis. Tanah kering terdiri dari tanah tegal dan tanah ladang. Tanah basah terdiri dari tanah rawa dan tanah situ. Warna tanah di Desa Malum adalah hitam/abu-abu dengan tekstur pasiran/debuan. Tingkat kemiringan tanah adalah 30 sampai dengan 40 derajat. Menurut bentangan wilayahnya, Desa Belang
Malum termasuk jenis desa berbukit-bukit dan desa bantaran sungai.
45 46 Pemerintah Kabupaten Dairi. 2013. Profil Desa Belang Malum. Hal. 1 Ibid. Hal. 2
Terletak di sebelah barat wilayah Kabupaten Dairi, Desa Belang Malum masuk ke dalam wilayah Kecamatan Sidikalang yang merupakan ibukota Kabupaten Dairi. Desa Belang Malum berbatasan langsung dengan 4 desa yang juga masuk ke dalam wilayah Kecamatan Sidikalang, Kabupaten Dairi. Desa Belang Malum mempunyai batas-batas wilayah yang dapat dilihat pada tabel 2.1. berikut ini.
Tabel 2.1
Batas wilayah Desa Belang Malum
Batas Desa/ Kelurahan Kecamatan Sebelah Utara Kel. Batang Beruh Sidikalang Sebelah Selatan Kel. Sidiangkat Sidikalang Sebelah Timur Kel. Sidikalang Sidikalang Sebelah Barat Kel. Kuta Gambir Sidikalang Sumber Data : Kantor Kepala Desa Belang Malum
Jarak Desa Belang Malum ke Ibukota Kecamatan Sidikalang adalah 0,6 Km. Lama jarak tempuh dari Desa Belang Malum ke Ibukota Kecamatan Sidikalang adalah 0,10 jam dengan kendaraan bermotor, dan 0,01 jam dengan berjalan kaki. Desa Belang Malum memiliki fasilitas umum berupa 15 unit kendaraan umum yang bisa dipergunakan ke Ibukota Kecamatan Sidikalang berupa becak bermotor. Jarak Desa Belang Malum ke Ibukota Kabupaten Dairi adalah 0,7 Km. Lama jarak tempuh dari Desa Belang Malum ke Ibukota Kabupaten Dairi adalah 0,1 jam dengan kendaraan bermotor dan 0,01 jam dengan berjalan kaki. Jarak Desa Belang Malum ke Ibukota Provinsi Sumatera Utara adalah 200 Km. Lama jarak tempuh dari Desa Belang Malum ke Ibukota Provinsi
Sumatera Utara adalah 4 jam dengan kendaraan bermotor.
Desa Belang Malum terdiri atas 5 jenis wilayah menurut penggunaannya yaitu, pemukiman, persawahan, perkebunan, kuburan, dan pekarangan. Wilayah Desa Belang Malum berdasarkan luas wilayah menurut penggunaan dapat dilihat pada tabel 2.2. berikut ini.
Tabel 2.2.
Luas Wilayah Menurut Penggunaan Jenis Wilayah LuasPemukiman 35 ha Persawahan 124 ha Perkebunan 272 ha
Kuburan 3 ha Pekarangan 5 ha
Total luas 439 ha
Sumber Data : Kantor Kepala Desa Belang Malum Berdasarkan data pada tabel 2.2. diatas maka wilayah yang paling luas di
Desa Belang Malum adalah wilayah perkebunan dan wilayah yang paling kecil adalah wilayah kuburan.
Desa Belang Malum merupakan daerah pertanian yang baik untuk tanaman pangan maupun tanaman lainnya. Jumlah keluarga yang memiliki lahan 47 pertanian adalah 300 keluarga, sedangkan yang tidak memiliki lahan pertanian
Ibid. Hal. 2-3 adalah 148 keluarga. Secara umum masyarakat Desa Belang Malum adalah
keluarga petani.
Jenis komoditas hasil pertanian yang pada umumnya dibudidayakan di Desa Belang Malum adalah tanaman pangan dan buah-buahan. Komoditas tanaman pangan yang dibudidayakan adalah padi, jagung, cabe, tomat, ubi, dan kacang. Jenis komoditas buah-buahan yang juga dibudidayakan di Desa belang malum adalah jeruk, salak, pisang, dan alpukat. Hasil pertanian tanaman pangan dan buah-buahan dikonsumsi oleh warga dan sebagian dijual. Pemasaran hasil tanaman pangan dan tanaman buah-buahan bisa dilakukan langsung oleh para petani, maupun melalui pengecer. Sebagian hasil tanaman dijual langsung ke
konsumen dan sebagian dijual ke pasar.
Jenis komoditas lain disamping hasil pertanian yang menjadi produksi Desa Belang Malum adalah hasil perkebunan berupa tanaman kopi. Jenis tanaman kopi yang ada di desa belang malum adalah kopi robusta dan kopi arab. Kopi menjadi hasil produksi terbesar di Desa Belang Malum karena kondisi geografisnya cocok untuk perkebunan kopi.
Keadaan geografis Desa Belang Malum juga baik untuk peternakan, hal ini dapat dilihat dari jenis populasi ternak yang ada di Desa Belang Malum. Desa Belang Malum juga memiliki ketersediaan lahan hijauan yang cukup untuk pakan ternak. Beberapa jenis populasi ternak yang dibudidayakan di Desa Belang 48 Malum dapat dilihat pada Tabel 2.3 berikut ini. 49 Ibid. Hal. 2 Ibid. Hal. 3
Tabel 2. 3. Jenis Populasi Ternak di Desa Belang Malum No Jenis ternak Jumlah Pemilik Perkiraan Jumlah (orang) Populasi (ekor)
1 Sapi
1
2
2 Kerbau
3
10
3 Babi 40 120
4 Ayam kampung 100 300
5 Bebek
2
60
6 Anjing
20
40
7 Kucing
10
20 Sumber data: Kantor Kepala Desa Belang Malum Berdasarkan data pada tabel 2.3 tersebut maka populasi ternak yang paling besar dibudidayakan adalah ternak ayam kampung. Ternak ayam kampung merupakan jenis ternak yang mudah dibudidayakan karena tidak memerlukan keahlian khusus. Hasil produksi peternakan berupa daging ternak dan telur unggas. Pemasaran hasil produksi ternak dapat dilakukan langsung oleh produsen atau dipasarkan melalui pengecer.
Kondisi geografis Desa Belang Malum juga baik untuk perikanan. Jenis ikan yang dibudidayakan di Desa Belang Malum adalah jenis ikan air tawar. Desa Belang Malum yang dialiri air sungai yang cukup dapat dimanfaatkan untuk produksi ikan air tawar. Jenis dan sarana produksi ikan air tawar yang digunakan adalah kolam, sungai, sawah, dan pancingan. Jenis ikan yang diproduksi adalah ikan mas, ikan mujahir dan ikan lele. Perikanan dengan sarana produksi kolam didukung dengan sumber air dari sungai. Sarana produksi kolam dapat digunakan sebagai kolam produksi maupun kolam pancingan. Hasil perikanan tersebut bisa dikonsumsi sendiri oleh pengusahanya dan sebagian dipasarkan. Pemasaran hasil
perikanan dilakukan melalui pengecer.
Desa Belang Malum juga memiliki sumber daya berupa bahan galian. Jenis dan deposit bahan galian yang ada di Desa Belang Malum adalah pasir. Produksi bahan galian dikategorikan dalam skala kecil. Jenis galian pasir yang ada di Desa Belang Malum merupakan jenis pasir sungai. Bahan galian pasir tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Galian pasir yang ada di Desa Belang malum merupakan milik pribadi salah seorang warga desa. Pemasaran
hasil galian dilakukan dengan menjual langsung ke konsumen.
Desa Belang Malum memiliki sumber daya air yang cukup baik. Potensi air dan sumber daya air yang ada di Desa Belang Malum adalah sungai dan mata air. Sungai dan mata air tersebut dikategorikan dengan debit kecil. Sungai yang mengalir melalui wilayah Desa Belang Malum adalah Sungai Lae Simbelen yang merupakan sungai terpanjang di Kecamatan Sidikalang. Sungai tersebut melintasi 5 desa di kecamatan Sidikalang yaitu Desa Sidiangkat, Desa Belang Malum, Huta
Gambir, Huta Rakyat, dan Huta Karing. Sumber air bersih di Desa Belang 50 Malum dapat dilihat pada tabel 2.4 berikut ini. 51 Ibid. Hal. 4 52 Ibid. Hal. 4 Ibid. Hal. 5
Tabel 2. 4
Sumber Air Bersih Desa Belang Malum
Jenis Jumlah (Unit) Pemanfaat (KK) Kondisi (Baik/Rusak)Mata air
2
52 Baik Sumur Pompa 10 206 Baik
PAM 200 200 Baik Sumber Data : Kantor Kepala Desa Belang Malum Berdasarkan data pada tabel 2.4. di atas, sumber air bersih yang paling banyak dimanfaatkan oleh warga Desa Belang malum adalah sumur pompa.
Pemanfaatan sumur pompa menjadi pilihan masyarakat karena kedalaman air tanah di Desa Belang Malum tidak terlalu jauh dari permukaan daratan.
2.2 Masyarakat Desa Belang Malum
Desa Belang Malum terdiri dari 5 dusun, dengan jumlah penduduk 2032 jiwa dan 448 kepala keluarga dengan uraian laki-laki berjumlah 956 orang dan perempuan 1076 jiwa. Jumlah kepala keluarga di Desa Belang Malum adalah 456
2 KK. Kepadatan penduduk di Desa Belang Malum adalah 463 jiwa/Km apabila
2
dibandingkan dengan luas wilayah ( 4,39 Km ). Semua penduduk Desa Belang Malum merupakan warga negara Indonesia. Masyarakat Desa Belang Malum terdiri dari berbagai suku bangsa dan menganut agama yang berbeda-beda.
Masyarakat Desa Belang Malum juga memiliki pemerintah desa yang menyelenggarakan dan menjalankan urusan pemerintahan desa. Pemerintah
Belang malum juga memiliki mitra yang membantu membuat dan menjalankan peraturan desa yang disebut dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Belang
Indonesia sebagai negara beragama mengakui lima jenis agama dan satu aliran kepercayaan yang dianut masyarakatnya. Demikian halnya dengan masyarakat Desa Belang Malum yang juga merupakan masyarakat beragama. Agama yang dianut masyarakat di Desa Belang Malum berbeda-beda. Agama yang dianut oleh masyarakat Desa Belang Malum dapat dilihat seperti pada tabel 2.5 berikut.
Tabel 2.5
Agama Masyarakat Desa Belang Malum
AGAMA LAKI-LAKI PEREMPUAN(Orang) (Orang)
Islam
45
40 Kristen 886 1006 Katolik
25
30 Jumlah 956 1076 Sumber Data : Kantor Kepala Desa Belang Malum Dari data pada tabel 2.5 dapat dilihat bahwa masyarakat Desa Belang
Malum mayoritas menganut tiga agama yang diakui di Indonesia. Agama yang dianut masyarakat di Desa Belang Malum adalah Agama Kristen Protestan, 53 Agama Islam, dan Agama Kristen Katholik. Masyarakat Desa Belang Malum
Ibid. Hal. 6 tidak ada yang menganut aliran kepercayaan. Masyarakat desa mayoritas menganut Agama Kristen Protestan. Tingkat kerukunan umat beragama di Desa Belang Malum tergolong baik, hal ini dikarenakan di desa ini belum pernah ditemukan konflik yang bernuansa agama.
Indonesia terdiri dari ratusan suku bangsa yang tersebar diseluruh nusantara. Setiap daerah memiliki suku asli yang berdiam di daerah itu. Demikian halnya dengan Kabupaten Dairi yang memiliki suku asli yaitu, Suku Pakpak. Suku Pakpak terdiri berbagi marga yang tersebar diseluruh wilayah Kabupaten Dairi. Desa Belang Malum yang merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Dairi dan terletak di Kwcamatan Sidikalang memiliki suku asli yakni Suku Pakpak bermarga Angkat. Marga Angkat merupakan suku yang yang pertama kali bertempat tinggal di Desa Belang Malum. Marga Angkat dikenal sebagai suku yang membuka wilayah Belang Malum menjadi tempat pemukiman mereka pada
dulunya.
Beranak cucu di wilayah Belang Malum, Marga Angkat kemudian menjadikan Belang Malum menjadi sebuah desa. Suku-suku lain kemudian memasuki Desa Belang Malum untuk bertempat tinggal disana dan berbaur dengan Suku Pakpak yang sudah lebih dulu tinggal di desa tersebut. Suku-suku yang datang ke Desa Belang Malum antara lain adalah suku yang berasal dari Sumatera Utara seperti Suku Batak Toba, dan suku Batak Karo. Suku yang datang 54 dari luar wilayah Sumatera Utara adalah seperti Suku Aceh, Suku Jawa, dan Suku
Ibid. Hal. 7 Sunda. Sebagian Suku Pakpak lebih memilih untuk meninggalkan wilyah tempat tinggalnya jika sudah dimasuki suku lain. Namun sebagian lain Suku Pakpak memilih untuk bertahan di tempatnya karena tidak ingin wilayah yang dibuka daan dibangunnya jatuh ke tangan suku lain. Hingga sampai saat ini suku yang
lebih banyak mendiami Desa Belang Malum adalah Suku Batak Toba.
Komposisi Masyarakat Desa Belang Malum diuraikan seperti dalam tabel 2.6 berikut.
Tabel 2.6 Komposisi Masyarakat Desa Belang Malum Berdasarkan Suku Etnis JumlahBatak Toba 1543 Batak Pakpak 468
Batak Karo
17 Aceh
1 Jawa
2 Sunda
1 Total 2032 Sumber Data : Kantor Kepala Desa Belang Malum
Dari tabel 2.6 dapat dilihat bahwa mayoritas suku yang ada di Desa Belang Malum adalah Suku Batak Toba. Suku Batak toba menjadi suku pendatang dengan jumlah terbesar ke Desa Belang Malum. Meskipun didiami 55 oleh berbagai suku, hubungan sosial kemasyarakatannya tergolong cukup baik.
Ibid. Hal. 6 Tingkat kerukunan antar suku dikatakan baik karena di Desa Belang Malum ini juga belum pernah ditemukan kasus konflik yang bernuansa suku. Semua suku hidup berdampingan tanpa menimbulkan pergesekan yang memungkinkan lahirnya konflik antar suku.
Masyarakat Desa Belang Malum memiliki pemerintahan desa yang mengatur tatanan hidup bermasyarakat di desa tersebut. Pemerintahan Desa, didalam Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 2005 tentang Desa, pasal 1 ayat (6) menyebutkan, bahwa Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat yang diakui dan
dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dengan demikian, dalam penyelenggaraan pemerintahan desa ada 2 institusi yang mengendalikannya, yaitu Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD).
Dijelaskan juga dalam Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005, bahwa yang dimaksud dengan Pemerintah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. Badan Permusyawaratan Desa (BPD) atau yang disebut dengan nama lain adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan 56 desa.
Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 2005 pasal 1 ayat 6
Sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa, pemerintah desa mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan, dan
kemasyarakatan. Maka fungsi pemerintah desa adalah sebagai berikut: 1.
Menyelenggarakan urusan rumah tangga desa 2. Melaksanakan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan 3. Melaksanakan pembinaan perekonomian desa 4. Melaksanakan pembinaan partisipasi dan swadaya gotong royong desa masyarakat
5. Melaksanakan pembinaan ketentraman dan ketertiban masyarakat 6.
Melaksanakan musyawarah penyelesaian perselisihan Susunan Pemerintahan Desa Belang Malum terdiri dari Kepala Desa,
Sekretaris Desa, Kepala Urusan ( Kaur), dan Kepala Dusun. Pemerintahan Desa Belang Malum dapat diuraikan seperti dalam Tabel 2.7 berikut.
Tabel 2.7 Pemerintahan Desa Belang MalumPEMERINTAH DESA
Dasar hukum Ada Keputusan Bupati pembentukan pemerintah Desa Dasar hukum Ada Keputusan Bupati pembentukan BPD
57 Solekhan, Moch. Op. Cit
Kepala Desa St. Esrom Simanungkalit Sekretaris Desa Holong Naibaho Kepala Urusan Halib Ujung Pemerintahan Kepala urusan Thamrin Saragih Pembangunan Kepala Urusan Keuangan Emma raise Marbun Jumlah Dusun di Desa
5 Belang Malum Kepala Dusun I Belang Reguel Tambunan Malum Kepala Dusun II Anjas Manik Tapindohara Kepala Dusun III Kuta
D. Harianja Delleng Kepala Dusun IV Juma R. Naipospos Borno Kepala Dudun V Km 7 Paian Pardede
Tingkat pendidikan SD, SMP, SMA, Diploma, S1, Pascasarjana Aparat Desa
Kepala Desa SMA Sekretaris Desa SMA
Kepala urusan SMA Pemerintahan Kepala Urusan SMA Pembangunan Kepala Urusan Keuangan SMA Sumber Data : Kantor Kepala Desa Belang Malum
Berdasarkan uraian pada tabel 2.7 diatas dijelaskan bahwa bentuk susunan struktur Pemerintah Desa Belang Malum sesuai dengan susunan pemerintah desa secara umum. Rata-rata tingkat pendidikan aparatur Pemerintah Desa Belang Malum adalah Sekolah Menengah Atas. Kepala desa merupakan pemimpin pemerintahan desa yang dipilih oleh masyarakat desa. Perangkat desa lainnya merupakan penyelenggara pemerintahan desa membantu kepala desa yang dipilih dan diangkat oleh kepala desa sebagi pemimpin pemerintahan desa.
Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sebagai mitra pemerintah desa, dalam menjalankan tugas dan fungsinya, berdasarkan Undang-undang No. 32 tahun 2004 pasal 209 disebutkan bahwa Badan Permusyawaratan Desa berfungsi menetapkan peraturan desa bersama dengan kepala desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat. Atas peran dan fungsinya tersebut, dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 2005, bahwa Badan Permusyawaratan
Desa mempunyai wewenang sebagai berikut: 1. 58 Membahas rancangan peraturan desa bersama kepala desa Ibid. Hal 63
2. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan desa dan peraturan kepala desa
3. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian kepala desa 4.
Membentuk panitia pemilihan kepala desa 5. Menggali, menampung, menghimpun, merumuskan dan menyalurkan aspirasi masyarakat, dan
6. Menyusun tata tertib Badan Permusyawaratan Desa Badan Permusyawaran Desa (BPD) merupakan mitra sejajar Pemerintahan
Desa dalam menyelenggarakan Pemerintahan dan Pembangunan Desa, kedua lembaga tersebut harus terjalin kerjasama dan koordinasi yang seimbang agar masing-masing lembaga dapat menjalankan tugas dan fungsi secara proporsional.
Berdasarkan jumlah penduduk di Desa Belang Malum maka Badan Permusyawaratan Desa ( BPD ) diangkat sebanyak 7 orang. Uraian nama pengurus Badan Permusyawaratan Desa Belang Malum serta tingkat pendidikannya seperti tertera dalam Tabel 2.8 berikut.
Tabel 2.8
Badan Permusyawaratan Desa
Anggota BPD Pendidikan Anggota BPDKetua : Elman Situmorang SMA Sekretaris : Sahata Lumbantobing SMA Anggota, Nama : Juliana Limbong SMA Anggota, Nama : Soadaon Siagian SMA
Anggota, Nama : Pangihutan Tamba SMA Anggota, Nama : Sahat Nababan SMA Anggota, Nama : Jermita Pakpahan SMA Sumber Data : Kantor Kepala Desa Belang Malum
Anggota Badan Permusyawaratan Desa Belang Malum dipilih dengan cara musyawarah untuk mufakat. Calon anggota BPD dipilih dari setiap dusun yang ada di Desa Belang Malum. Masyarakat desa mengusulkan siapa saja yang akan menjadi calon anggota BPD melalui kepala dusun masing-masing. Kemudian calon anggota BPD akan melaksanakan musyawarah bersama dengan Pemerintah Desa Belang Malum di balai desa untuk menentukan anggota Badan Permusyawaratan Desa Belang Malum yang terpilih.
2.3 Profil Sulang Silima Marga Angkat
Lembaga adat dapat diartikan sebagai suatu bentuk organisasi adat yang tersusun relatif tetap atas pola-pola kelakuan, peranan-peranan, dan relasi-relasi yang terarah dan mengikat individu, mempunyai otoritas formal dan sanksi hukum adat guna tercapainya kebutuhan-kebutuhan dasar. Atau dalam pengertian lain lembaga adat adalah suatu organisasi kemasyarakatan adat yang dibentuk oleh suatu masyarakat hukum adat tertentu mempunyai wilayah tertentu dan harta kekayaan sendiri serta berhak dan berwenang untuk mengatur dan mengurus serta
59 menyelesaikan hal-hal yang berkaitan dengan adat .
Lembaga Adat dalam http://www.slideshare.net/lembaga-adat diakses pada 21 April 2014
Sulang Silima Marga Angkat adalah salah satu dari tiga Lembaga Adat Pakpak yang ada di Kecamatan Sidikalang bersama Sulang Silima Marga Ujung, dan Sulang Silima Marga Bintang. Ketiga lembaga adat tersebut merupakan pemegang hak ulayat di Kecamatan Sidikalang, Kabupaten Dairi. Desa Belang Malum merupakan daerah kekuasaan Marga Angkat. Desa Belang Malum menjadi tempat berdirinya Tugu Sulang Silima Marga Angkat dan merupakan tempat sekretariat Sulang Silima Marga Angkat. Sebagian besar masyarakat desa diluar Marga Angkat hanya berhak memakai dan mengolah tanah dan tanah tersebut sewaktu-waktu bisa dicabut hak pakainya oleh Lembaga Adat Sulang Silima Marga Angkat.
Sesungguhnya Lembaga Adat Sulang Silima Marga Angkat telah ada dan berfungsi sebagai tatanan pelaksanaan mekanisme kebudayaan dan penyelenggaraan adat istiadat Pakpak dalam keluarga Marga Angkat, sejak adanya Marga Angkat sejajar dengan keberadaan-keberadaan marga-marga Pakpak Sulang Silima Suak di tanah pakpak dahulu kala. Didorong oleh rasa kewajiban dan tanggung jawab bersama secara turun temurun, maka dengan rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa, Marga Angkat membenahi Sulang Silima Marga Angkat guna berfungsi dan bermanfaat dalam melestarikan dan mengembangkan Adat Budaya Pakpak, khususnya dalam lingkungan keluarga
besar keturunan Marga Angkat.
60 Mukadimah Keputusan Menteri Kehakiman RI tanggal 02 Januari 1995 No. C-1. HT. 03. 01-1995
Pakpak sebagai salah satu suku dengan berbagai marga menjadi suku asli yang mendiami wilayah Kabupaten Dairi, termasuk Desa Belang Malum memiliki sejarah. Menurut sejarah, Pakpak merupakan nenek moyang dari seluruh Marga Pakpak yang ada. Pakpak dulunya tinggal di daerah yang bernama Negeri Sitelunempu. Pakpak memiliki dua istri dan memiliki keturunan 7 orang anak laki-laki dan 1 orang anak perempuan. Istri yang pertama adalah boru Saraan yang melahirkan 3 anak laki-laki yaitu, Ujung, Angkat, Bintang, dan 1 orang anak perempuan yaitu, Nan Tampuk Mas. Istri yang kedua adalah Boru Padang yang melahirkan 4 orang anak laki-laki yaitu Gajadiri, Gajamanik, Sinamo, dan Capah. Keturunan Pakpak dari istri pertama tinggal di satu wilayah yang bernama Sicike- cike. Karena bencana banjir di Sicike-cike maka mereka berangkat bersama keturunannya masing-masing ke daerah yang kemudian menjadi daerah
kekuasaan mereka masing-masing.
Ujung berangkat ke wilayah yang saat ini dikenal dengan nama Kota Sidikalang. Keturunan dari Marga Ujung menyebar ke beberapa wilayah yaitu, Batangberuh, Siburabura, Pardomuan, Kalang Simbara, Huta Raja, Kalang Jehe, Kalang Baru, dan Rimo Bunga. Keturunan Marga Ujung menjadi kepala kampung dan raja tanah di daerah yang mereka diami. Saat ini, Marga Ujung menjadi
pemangku adat serta pemegang hak ulayat di daerah tersebut.
Angkat berangkat ke wilayah yang dikenal dengan nama Sidiangkat. 61 Keturunan Marga Angkat kemudian menyebar ke beberapa wilayah yaitu Huta 62 M. N. Angkat. 1940. Sejarah Dari Negeri Sitelunempu. Sidikalang. Hal. 5 Ibid. Hal. 7 Padang, Lae Laklak, Tumpak Candi, Belang Malum, Kuta Angkat dan Juma Sangkalan. Keturunan Marga Angkat menjadi kepala kampung dan raja tanah di setiap daerah tersebut. Sampai saat ini, Marga Angkat menjadi pemangku adat
dan pemegang hak ulayat di daerah tersebut.
Bintang berangkat ke wilayah yang dikenal dengan Huta Parmasan. Keturunan Marga Bintang kemudian menyebar ke beberapa wilayah yaitu, Tambun, Barung-Barung, Huta Gerat, Bintang Maria, Pancur, Parsaoran dan Lae Pinang. Mereka menjadi kepala kampung dan raja tanah di setiap daerah tersebut.
Saat ini, Marga Bintang juga menjadi pemangku adat dan pemegang hak ulayat di
daerah tersebut.
Suku Pakpak sebagai masyarakat adat mengakui bahwa tidak ada tanah yang tidak bertuan di seluruh nusantara. Demikian halnya dengan tanah di wilayah Kabupaten Dairi. Sebagai suku yang pertama kali mendatangi dan mendiami wilayah Kabupaten Dairi, Suku Pakpak menjadi pemangku adat dan pemegang hak ulayat di Kabupaten Dairi. Setiap bagian daratan yang dibuka oleh keturunan suku pakpak menajdi wilayah kekuasaan mereka masing-masing.
Sesungguhnya Lembaga Adat Sulang Silima Marga Angkat telah ada dan berfungsi sebagai tatanan pelaksanaan mekanisme kebudayaan dan penyelenggaraan adat istiadat Pakpak dalam keluarga Marga Angkat, sejak adanya Marga Angkat sejajar dengan keberadaan-keberadaan marga-marga 63 Pakpak Sulang Silima Suak di tanah pakpak dahulu kala. Setiap rumah tangga 64 Ibid. Hal. 10 Ibid. Hal. 15 suku pakpak memiliki sulang silima. Sulang silima Marga Angkat menjadi suatu organisasi yang resmi setelah dibenahi dan dilestarika oleh keturunan Marga Angkat. Lembaga Adat Sulang Silima Marga Angkat mulai berlaku dan berjalan
sejak tanggal 18 November 1994.
Keberadaan Lembaga Adat Sulang Silima Marga Angkat adalah selama masih ada keturunan Marga Angkat dan tidak dapat dibubarkan pihak manapun.
Lembaga Adat Sulang Silima Marga Angkat bertempat di atas tanah Marga Angkat sebagai bagian dari suku, yaitu Terianken Tanohna, Terkataken Katana, Teradatkan Adatna, dan Terpalu Gruk-Grukna. Lembaga Adat Sulang Silima Marga Angkat beranggotakan seluruh keturunan Marga Angkat dan Berru.
Lembaga Adat Sulang Silima Marga Angkat berazaskan Pancasila, UUD 45 dan
berazaskan adat budaya Pakpak.
Kepengurusan Sulang Silima Marga Angkat terdiri dari penasihat dan juga pengurus harian. Penasihat terdiri dari pengetua-pengetua ,tokoh-tokoh adat dan cendikiawan Marga Angkat yang jumlahnya ditentukan menurut kebutuhan. Pengurus harian terdiri dari, ketua, wakil ketua, sekertaris, bendahara dan seksi- seksi. Pengurus organisasi Lembaga Adat Sulang Silima Marga Angkat dipilih melalui cara musyawarah untuk mufakat oleh seluruh anggota pleno yang mewakili kuta-kuta. Sulang Silima Marga Angkat sebagai lembaga adat budaya bertugas untuk mengatasi keperluan aktifitas adat Marga Angkat dan menjaga 65 warisan Marga Angkat untuk generasi Marga Angkat. Sulang Silima Marga 66 AD/ART Sulang Silima Marga Angkat. hal. 1 Ibid. Hal. 1 Angkat sebagai lembaga adat budaya juga berusaha untuk meningkatkan keuangan organisasi dengan cara memperoleh dana dari dermawan Marga Angkat
dan Berruna serta usaha lainnya yang sah untuk keperluan kegiatan organisasi.
Kepengurusan Lembaga Adat Sulang Silima Marga Angkat dipilih dalam musyawarah besar oleh anggota pleno yang mewakili kuta-kuta untuk masa jabatan 5 (lima) tahun. Lembaga Adat Sulang Silima Marga Angkat dilindungi oleh Muspida Kabupaten Dairi, dan Sulang Silima Pakpak seluruh dunia.
Pengurus harian Lembaga Adat Sulang Silima Marga Angkat bertugas untuk menjalankan serta menyelenggarakan roda organisasi dan tanggung jawab keluar dan kedalam. Susunan struktur badan pengurus harian organisasi Lembaga adat Sulang silima Marga Angkat pada saat ini adalah sebagai berikut.
Tabel 2.9 Pengurus Sulang Silima Marga Angkat Jabatan NamaKetua Umum Dr. HC. Abdul. Angkat, SH Wakil Ketua Drs. Safrudin Angkat
Abdul Suntuk Angkat, Spd Drs. Aris Angkat Samudin Angkat
Sekertaris Muhamda Angkat Drs. Elson Angkat
Mahadi Kudadiri 67 Jasriadi Angkat
Ibid. Hal. 2
Bendahara Abdul Sani Angkat Wakil Bendahara Biton Angkat
Sumber Data: Surat Keputusan No. 201/LSSMA/V/2007 Sulang Silima Marga Angkat juga memiliki penasihat yang bertugas memberikan petunjuk-petunjuk, saran-saran, serta pertimbangan kepada pengurus harian untuk memajukan organisasi dan bertanggung jawab kepada anggota pleno. Susunan penasihat Sulang Silima Marga Angkat adalah sebagai berikut.
Tabel 2.10 Penasihat Sulang Silima Marga Angkat Jabatan NamaKetua Kasmir Angkat Wakil Ketua Lamusar Angkat
Unco Angkat TL. Angkat
Malum Pagi Angkat Sekertaris Jasman Azis Angkat
Sumber Data: Surat Keputusan No. 201/LSSMA/V/2007 Lembaga Adat Sulang Silima Marga Angkat adalah lembaga pengayom dan berfungsi sebagai puncak tertinggi Kuasa Kerajaan Adat Budaya Marga
Angkat berlaku intern dan ekstern guna kelangsungan hidup dan kesejahteraan keturunan Marga Angkat ditanah leluhurnya sebagai suatu kesatuan yang utuh dari keluarga besar Marga Angkat.
Tujuan Organisasi Sulang Silima Marga Angkat adalah untuk : 1.
Memelihara dan melestarikan adat kebudayaan Marga Angkat baik moril maupun materil dan ikut serta melaksanakan pembangunan.
2. Memelihara serta melindungi hak-hak pusaka, warisan adat dan benda-
benda budaya milik pusaka Marga Angkat.
Untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya, Sulang Silima Marga Angkat berusaha mendirikan unit-unit yang bersifat ekonomi, sosial, pertanian, yayasan pendidikan, kesenian dan usaha-usaha lainnya yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Sulang Silima Marga Angkat dan ketentuan pemerintah.
Salah satu warisan dari leluhur Marga Angkat adalah Hukum Adat Tanah. Tanah merupakan satu kesatuan dengan kehidupan masyarakat Pakpak atau menunjukkan identitas tentang keberadaan anggota masyarakat tersebut sehingga tanah menentukan hidup matinya masyarakat tersebut. Sulang Silima Marga Angkat merupakan pemangku adat serta pemilik ulayat tanah di beberapa wilayah
di Kecamatan Sidikalang. Bentuk tanah yang dikuasai adalah sebagai berikut.
a.
Karangan Longolongoon yaitu tanah yang tidak diusahai.
b.
Tahuma Pergadongen yaitu tanah yang diusahai.
c.
Tanah Perpulungan yaitu Embal-embal, Jumpalan, Jalangen.
d.
Tanah Sembahen yaitu tanah yang memiliki sifat magis (keramat).
e. 68 Tanah Pendebaan yaitu tanah yang diperuntukkan bagi perkuburan. 69 AD/ART Sulang Silima Marga Angkat Bab II Pasal 5 dan pasal 6. Hal. 2 Pemerintah Propinsi Sumatera Utara. 1996. Potensi Etnik Sumatera Utara. Hal. 27
f.
Tanah Persediaan yaitu tanah cadangan dimana tanah ini tetap hak marga tanah yang dijaga oleh Permangmang (kelompok tertua) dan tidak boleh diganggu. Menyangkut pergeseran/pengalihan tanah tidak ada dalam hukum adat Pakpak. Tanah yang dipakai pihak lain bila tidak dipakai lagi harus dikembalikan.
Permasalahan mengenai pertanahan, penyelesaiannya tergantung pada Sulang Silima.
2.4 Profil Pemilihan Kepala Desa Belang Malum Tahun 2011
Pemilihan kepala desa merupakan pesta rakyat, dimana pemilihan kepala desa dapat diartikan sebagai suatu kesempatan untuk menampilkan orang-orang
yang dapat melindungi kepentingan masyarakat desa . Pemilihan kepala desa sepenuhnya menjadi domain masyarakat desa. Kepala Desa dipilih oleh rakyat desa yang telah memiliki hak memilih dan dipilih secara langsung. Dalam undang-undang no. 32 tahun 2004 dijelaskan bahwa Kepala Desa walaupun dilantik oleh Bupati atau pejabat lain yang ditunjuk, merupakan pejabat publik yang harus bertanggungjawab atas jabatannya kepada masyarakat desa melalui Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Maka kewenangan pemilihan kepala desa diserahkan sepenuhnya kepada pemerintahan desa dan masyarakat untuk mengaturnya.
Dalam Undang-undang No. 32 tahun 2004 pasal 202 ayat 1 dijelaskan 70 bahwa, Kepala Desa dipilih langsung oleh dan dari penduduk desa warga negara
Duta Sosialismanto. 2001. Hegemoni Negara. Yogyakarta: Lapera Pustaka Utama. Hal. 191 Republik Indonesia yang syarat selanjutnya dan tata cara pemilihannya diatur dengan Peraturan Daerah yang berpedoman kepada Peraturan Pemerintah. Syarat dan tata cara pemilihan kepala desa diatur dalam peraturan daerah yang berpedoman pada Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 pasal 51 ayat 1 Kepala Desa Terpilih dilantik oleh Bupati/Walikota paling lama 15 (lima belas) hari terhitung tanggal penerbitan keputusan Bupati/Walikota.
Pelaksanaan pemilihan kepala desa telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Daerah kabupaten masing-masing, begitu juga dengan pemilihan Kepala Desa Belang Malum yang tercantum dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 tahun 2007 tentang pedoman penyusunan dan pendayagunaan desa atau kelurahan sekaligus Surat Menteri Dalam Negeri Nomor : 414/1408/PMD tanggal 31 Maret 2010 tentang petunjuk teknik perencanaan pembangunan desa. Tahapan-tahapan pemilihan kepala desa di Kabupaten Dairi
meliputi : 1. Tahapan pembentukan panitia pemilihan.
2. Tahapan pendaftaran daftar pemilih.
3. Tahapan penjaringan bakal calon dan penyeleksian calon kepala desa.
4. Tahapan kampanye calon kepala desa.
5. Tahapan pemungutan suara.
6. Tahapan penetapan calon terpilih.
71 Pemerintah Kabupaten Dairi, Kecamatan Sidikalang, Desa Belang Malum, 2009-2014,
Naskah RPJMDes . Belang Malum
Pemilihan kepala desa yang berlangsung di desa Belang Malum, Kecamatan Sidikalang, Kabupaten Dairi dilaksanakan pada tanggal 11 April 2011 dengan beberapa tahapan pemilihan kepala desa yang dilaksanakan oleh panitia pemilihan sesuai dengan peraturan dan tata cara pemilihan yang diatur. Panitia pemilihan kepala desa Belang Malum mulai dibentuk anggota pemilihan pada tanggal 20 Februari 2011. Panitia pemilihan ini tidak terkait dengan pemerintahan administrasi negara seperti pemerintahan kabupaten dan kecamatan ataupun yang bersifat independen. Anggota pemilihan kepala desa ini diambil dari orang yang bersifat netral dan tidak ada rasa memihak pada calon kepala desa yang ikut bersaing dalam pemilihan kepala desa tersebut.
Panitia pemilihan kepala desa dibentuk melalui Badan Permusyarawatan Desa (BPD) serta adanya pertimbangan kehendak masyarakat desa untuk melaksanakan proses pemilihan kepala desa Belang Malum. Panitia pemilihan kepala desa ini terdiri dari 7 (tujuh) orang yang terdiri dari komponen masyarakat desa, yaitu dari Badan Permusyawaratan Desa dan Tokoh masyarakat desa.
Panitia pemilihan kepala desa yang sudah terpilih akan dilaporkan pada kepala daerah untuk dilantik dan disahkan sebagai anggota pemilihan supaya mendapatkan pelatihan-pelatihan dan pengarahan yang dilakukan Pemerintahan
Kabupaten melalui Biro Pemerintahan Kabupaten.
72 Berita Acara Pemilihan Kepala Desa Belang Malum tahun 2011
Nama-nama panitia pemilihan dipilih melalui Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Nama-nama yang disahkan sebagai anggota Panitia Pemilihan Kepala Desa Belang Malum adalah sebagai berikut.
Tabel 2.11 Panitia Pemilihan Kepala Desa Jabatan NamaKetua Bangun Samosir Sekertaris Marungkap Hutauruk
Bendahara Juliana Limbong Anggota Ihot Pardede
Susi Napitupulu Berton Tobing
Ucok Angkat Sumber Data: Panitia Pemilihan Kepala Desa
Dari nama-nama panitia pemilihan Kepala Desa Belang Malum tersebut yang bersal dari anggota Badan Permusyawaratan Desa adalah Juliana Limbong yang menjabat sebagai Bendahara Panitia. Anggota panitia lainnya berasal dari masyarakat Desa Belang Malum.
Dalam melaksanakan pemilihan kepala Desa Belang Malum, semua anggota panitia mempunyai jabatan dan tugas masing-masing. Ketua panitia pemilihan Kepala Desa Belang Malum memiliki tugas untuk bertanggung jawab terhadap proses pelaksanaan pemilihan kepala desa. Ketua panitia juga ikut dalam menyelesaikan tahapan dalam pelaksanaan pada pemilihan kepala desa, mulai dari pencalonan kepala desa sampai terpilihnya kepala desa. Ketua panitia ini juga bertindak sebagai penampung aspirasi-aspirasi dari masyarakat tentang adanya permasalahan-permasalahan yang ada dalam proses pemilihan kepala desa dan di
selesaikan secara musyawarah.
Sekretaris panitia pemilihan kepala desa fungsinya untuk mempersiapkan tentang administrasi dalam proses pelaksanaan pemilihan kepala desa, seperti pemeriksaan berkas para calon kepala desa. Sekretaris panitia pemilihan ini juga berfungsi untuk mendata jumlah masyarakat yang ikut memilih yang sudah ditetapkan dan akan diserahkan pada Pemerintah Daerah Kabupaten Dairi untuk proses pencetakan surat suara dan berita acara pada waktu pemilihan kepala desa
74 Belang Malum.
Bendahara panitia pemilihan kepala desa fungsinya untuk membuat proposal tentang rumusan pendanaan yang akan dibutuhkan dalam pelaksanaan pemilihan kepala desa untuk diajukan pada Pemerintahan Kabupaten Dairi. Dalam proposal pendanaan untuk pelaksanaan proses pemilihan kepala desa di desa Belang Malum, Pemerintah daerah Kabupaten Dairi tidak ada memberikan sumbangan dana dalam proses pemilihan tersebut. Sumbangan Pemerintah Daerah Kabupaten Dairi adalah kertas suara dan kotak suara. Dana yang dibutuhkan pada proses pemilihan kepala desa Belang Malum adalah Rp. 1.500.000,-. Dana tersebut diambil dari kandidat calon kepala desa tersebut sebanyak Rp.750.000,- per-orang. Dana tersebut dipergunakan untuk persiapan tempat pemungutan suara
73 74 Tugas dan Fungsi Panitia Pemilihan Kepala Desa. Hal. 1 Ibid. Hal. 2
(TPS), honor panitia pemilihan kepala desa, sosialisasi pemilihan kepala desa,
biaya makan dan minum anggota panitia pemilihan.
Anggota panitia pemilihan kepala desa berfungsi untuk membantu berjalannya tahapan proses pemilihan kepala desa, seperti membantu proses pendataan seluruh masyarakat desa Belang Malum yang berhak ikut memilih, dan menyebarkan undangan pemilihan pada masyarakat yang sudah terdaftar dalam daftar pemilih tetap (DPT). Fungsi lain dari anggota pemilihan kepala desa adalah untuk mempersiapkan tempat pemungutan suara (TPS) dan proses pemungutan
suara hingga selesainya rekapitulasi hasil pemungutan suara.
Sebelum dilakukan pemilihan kepala desa, panitia pemilihan kepala desa terlebih dahulu mendata masyarakat yang terdaftar sebagi pemilih. Tahapan pendataan pemilih kepala desa yang dilakukan oleh panitia pemilihan kepala desa yaitu melakukan pendataan daftar pemilih kerumah masyarakat. Masyarakat yang sudah terdaftar sebagai pemilih akan diberikan tanda bukti pendaftaran, dan daftar pemilih diumumkan pada masyarakat dengan menempelkan daftar pemilih di balai desa atau di setiap kedai-kedai masyarakat. Setelah pemungutan klarifikasi selesai maka masyarakat yang sudah terdaftar akan ditetapkan sebagi daftar pemilih tetap (DPT) yang disahkan oleh ketua panitia pemilihan. Daftar pemilih tetap ini dilaporkan kepada Pemerintah Kabupaten Dairi, Camat, Pemerintah Desa, dan Badan Permusyarawatan Desa (BPD).
75 76 Ibid. Hal. 3 Ibid. Hal. 3
Setelah masa klarifikasi selesai oleh panitia pemilihan kepala desa, maka jumlah pemilih tetap dalam pemilihan Kepala Desa Belang Malum tahun 2011 berdasarkan jenis kelamin adalah seperti pada tabel 3.2 berikut.
Tabel 2.12
Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Kepala Desa Belang Malum Tahun 2011
Jenis Kelamin JumlahLaki-laki 643 Perempuan 706
Total 1349
Sumber data : Kantor Camat Sidikalang Setelah mendapat jumlah daftar pemilih tetap yang sudah ditetapkan panitia pemilihan kepala desa, maka akan dilakukan proses pencetakan surat suara dan surat undangan keikutsertaan mereka dalam proses pemilihan kepala desa sekaligus pemberian surat panggilan pemilihan kepada masyarakat yang di tugaskan kepada panitia pemilihan.
Untuk mendapat calon kepala desa, panitia pemilihan kepala desa memberikan kesempatan pada masyarakat untuk mencalonkan diri sebagai calon kepala desa, kesempatan yang diberikan panitia pemilihan kepada masyarakat selama 14 (empat belas) hari atau selama 2 (dua) minggu. Syarat-syarat yang diberikan panitia pemilihan kepada calon kepala desa yang sesuai dengan
peraturan pemerintah adalah : a. 77 Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Syarat calon kepala desa Belang Malum. Hal. 1 b.
Setia dan taat kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
c.
Berpendidikan sekurang-kurangnya Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan atau berpengetahuan yang sederajat.
d.
Berumur sekurang-kurangnya 25 tahun.
e.
Tidak pernah di hukum penjara melakukan tindakan pidana.
f.
Tidak di cabut hak pilihnya berdasarkan Keputusan Pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap.
g.
Mengenal daerahnya dan dikenal oleh masyarakat di Desa setempat.
h.
Bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa. i.
Memenuhi syarat-syarat lain yang sesuai dengan adat istiadat setempat. j.
Belum pernah menjabat kapala desa paling lama 10 tahun atau dua kali masa jabatan.
Syarat-syarat pendaftaran pencalonan Kepala Desa yang diserahkan
panitia dalam proses penjaringan bakal calon kepala desa, ialah : a.
Surat lamaran pencalonan Kepala Desa.
b.
Surat Pernyataan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa c. Surat pernyataan setia kepada Pancasila sebagai dasar Negara, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia 1945, Negara dan Pemerintahan Republik Indonesia.
d.
Surat pernyataan bersedia menjadi Calon Kepala Desa.
e. 78 Surat pernyataan mengenal desa dan dikenal oleh masyarakat Desa.
Ibid. Hal. 2 f.
Surat pernyataan belum pernah menjabat kepala desa paling lama 10 tahun atau dua kali masa jabatan.
Panitia pemilihan Kepala Desa Belang Malum menerima 2 (dua) orang yang mendaftar sebagai bakal calon kepala desa dalam masa pendaftaran yang disediakan panitia. Kedua calon yang mendaftar tersebut adalah: 1.
Sehat Hutauruk dengan tanda Padi.
2. St. Elom Simanungkalit dengan tanda Jagung
Dalam proses penjaringan dan seleksi bakal calon kepala desa Belang Malum yang dilakukan panitia pemilihan kepala desa bahwa calon yang mendaftar tersebut tidak ada permasalahan terhadap persyaratan bakal calon kepala desa. Kedua bakal calon memenuhi persyaratan yang dibuat panitia. Panitia pemilihan kepala desa Belang Malum dapat menentukan peserta calon kepala desa dan disahkan dalam sidang Badan Permusyawaratan Desa (BPD) kemudian disampaikan kepada Bupati melalui Camat. Setelah adanya pengesahan dari Bupati maka panitia pemilihan melakukan penentuan gambar sekaligus memberitahukan pada masyarakat nama-nama calon dalam pemlihan Kepala Desa Belang Malum ditempat umum dan di Balai Desa.
Panitia pemilihan Kepala Desa Belang Malum kemudian menetapkan calon kepala desa Belang Malum setelah tahapan penjaringan dan seleksi bakal calon kepala desa selesai dilakukan. Kedua bakal calon yang mendaftar dinyatakan lolos seleksi dan memenuhi semua persyaratan. Kedua bakal calon ditetapkan sebagai calon kepala desa periode 2011-2016 di Desa Belang Malum. Setelah proses penjaringan dan seleksi bakal calon kepala desa, tahapan selanjutnya adalah tahapan kampanye calon kepala desa.
Kampanye merupakan salah satu metode komunikasi (persuasi), karena di sini juga membahas tentang upaya memengaruhi massa, baik dalam tingkah laku maupun dalam bentuk opini. Kampanye seringkali menyangkut soal pengarahan, pemerkuatan, dan penggerakan kecendeungan kearah tujuan yang diperkenankan secara sosial. Kegiatan kampanye secara umum merupakan kegiatan persuasif (komunikasi Persuasif) yang bertujuan mempengaruhi pola berpikir, bersikap, dan
berperilaku orang lain seperti yang diharapkan.
Berdasarkan tipologi partisipasi politik, kampanye termasuk kedalam jenis partisipasi politik dalam bentuk kegiatan pemilihan. Kegiatan pemilihan dalam hal ini mencakup suara, juga sumbangan untuk kampanye, bekerja dalam suatu pemilihan, mencari dukungan bagi seorang calon, atau setiap tindakan yang
bertujuan memengaruhi hasil proses pemilihan .
Dalam tahapan kampanye pemilihan kepala desa di Desa Belang Malum, panitia memberikan waktu yang digunakan oleh calon kepala desa selama 10 (sepuluh) sejak tanggal 28 Maret sampai dengan tanggal 6 april 2011. Kampanye calon kepala desa dilakukan kepada Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan kepada masyarakat desa. Dalam tahapan kampanye, calon kepala desa menyampaikan visi dan misinya jika terpilih menjadi Kepala Desa Belang Malum 79 periode 2011-2016. Berbagai kegiatan dilakukan untuk menarik simpati dari 80 Prof. Dr. Damsar. 2010. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Kencana. Hal. 188-189 Ibid. Hal. 189 masyarakat seperti, acara hiburan, acara makan minum, acara gotong royong dan lain sebagainya. Setiap calon kepala desa berkampanye bersama dengan tim suksesnya masing-masing.
Pemilihan Kepala Desa Belang Malum dilaksanakan pada tanggal 11 April 2011 dan bertempat di halaman Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI) Desa Belang Malum. Sesuai dengan pernyataan sekertaris panitia pemilihan kepala desa, Bapak Marungkap Hutauruk yang mengatakan bahwa:
“Pemilihan Kepala Desa Belang Malum periode 2011-2016 dilaksanakan pada tanggal 11 April 2011. Itu dilaksanakan di halaman Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI) Desa Belang Malum. Kami menyediakan 2 bilik suara untuk pencoblosan. Pemilihan dimulai dengan kata pembukaan pada pukul 07.00 WIB. Pencoblosan selesai pada pukul
13.00 WIB dan dilanjut dengan penghitungan suara”.
Pemilihan kepala desa tahun 2011 di Desa Belang Malum, dimulai pada pukul 07.00 WIB. Panitia pemilihan kepala desa menyediakan 2 bilik suara di tempat pemungutan suara (TPS) yang menjadi tempat masyarakat desa memilih calon kepala desa. Kertas suara yang disediakan panitia berisi gambar dari simbol masing-masing calon kepala desa. Sehat Hutauruk dengan simbol padi dan St Esrom Simanungkalit dengan simbol jagung.
Pemilihan kepala desa diawali dengan pengarahan dari ketua panitia pemilihan. Pemilihan kepala desa Belang Malum dihadiri oleh unsur Muspida Kabupaten Dairi, Pemerintah Kecamatan Sidikalang yang langsung dihadiri 81 oleh Camat Sidikalang beserta jajarannya, Badan Permusyawaratan Desa
Wawancara dengan Bapak Marungkkap Hutauruk, Sekertaris Pemilihan Kepala Desa Belang Malum tahun 2011 tanggal 19 Agustus 2014 di Desa Belang Malum Belang Malum, dan juga Ketua Sulang Silima Marga Angkat selaku perwakilan dari pemangku adat di Desa Belang Malum.
Pemilihan kepala desa diikuti 1237 masyarakat Desa Belang Malum yang terdiri dari 569 orang laki-laki dan 668 orang perempuan. Pemilihan berlangsung hingga pukul 13.00 WIB dan dilanjut dengan penghitungan suara pada pukul
13.30 WIB. Penghitungan suara selesai pada pukul 16.00 WIB dengan hasil sebagai berikut.