TEORI KEPEMIMPINAN (PERILAKU) PERSPECTIVE ON EFFECTIVE LEADERSHIP BEHAVIOR
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN
Pertemuan ke-4
TEORI KEPEMIMPINAN
(SITUASI, PERILAKU, SIFAT, DAN
TRANSFORMASI)
Disampaikan pada Pertemuan Keempat
(Selasa, 1 Maret 2011)
Semester Gasal
Tahun Akademik 2011
TEORI KEPEMIMPINAN
(PERILAKU)
PERSPECTIVE ON EFFECTIVE LEADERSHIP
BEHAVIOR
Kategori Perilaku Pemimpin
Para
bawahan
memandang
perilaku
penyelia
berdasarkan dua kategori yang terdefnisi secara
luas yang satu berhubungan dengan tujuan tugas
dan yang lainnya berhubungan dengan hubungan
antarpribadi :
Pertimbangan : Pemimpin bertindak dalam cara
yang
bersahabat
dengan
mendukung,
memperlihatkan perhatian terhadap bawahan, dan
memperhatikan kesejahteraan mereka.
Melakukan kebaikan kapada bawahan,
Meluangkan
waktu
untuk
mendengarkan
permasalahan bawahan mengenai hal penting
sebelum dilaksanakan,
Bersedia menerima saran dari bawahan, dan
Memperlakukan bawahan sebagai sesamanya).
Struktur
memprakarsai
(initiating structure) :
Pemimpin
menentukan
dan
membuat
struktur perannya sendiri dan peran para
bawahan ke arah pencapaian tujuan formal.
Mengkritik pekerjaan yang buruk,
Menekankan
pentingnya
memenuhi
tenggat waktu,
Menugaskan bawahan,
Mempertahankan
standar
kinerja
tertentu,
Meminta bawahan mengikuti prosedur
standar,
Menawarkan pendekatan baru terhadap
masalah dan
Mengkoordinasikan
aktivitas
para
Pertimbangan
dan
struktur
memprakarsai menjadi penting untuk
menghubungkan
kategori-kategori
perilaku yang indipenden :
Pemimpin pertimbangan
dan struktur rendah
tinggi
Pemimpin Struktur memprakarsai
yang tinggi;
Pemimpin tinggi di kedua bidang;
Pemimpin rendah di kedua bidang;
Sebagian
besar
pemimpin
barangkali berada dalam jajaran
nilai yang amat tinggi dan sangat
Para peneliti di Ohio State University
mengembangkan “Leadership Behavior
Description Quesionnaire”
Contoh Studi Survei
Sebuah studi yang dilakukan oleh Fleishman
dan Harris (1962) tentang toleransi antara
pertimbangan dan struktur memprakarsai.
Studi tersebut dilakukan pada sebuah pabrik
pembuat truk dari International Harvester
Company.
Kriteria efektivitas kepemimpinan meliputi
sejumlah keluhan tertulis dan jumlah
pergantian karyawan sukarela (voluntary
turnover) selama periode 11 bulan.
Kelihatannya
terdapat
tingkat
kritis
tertentu dimana sesudah bertambahnya
Tingkat Pergantian Karyawan
Tingkat Pergantian Karyawan
0,2
5
0,2
0
0,1
5
0,1
0
0,0
5
0,0
0
60
and
below
61 65
66 70
71 75
Consideratio
n
(Pertimbang
an)
76 80
86 90
0,2
0
0,1
5
0,1
0
0,0
5
0,0
0
29
and
below
30 34
35 39
40 44
45 49
Initiating Structure
(Struktur
memprakarsai)
50
and
above
Perspective on Efective Leadership Behavior
Hubungan antara Struktur Memprakarsai dan Tingkat
Pergantian Karyawan
(sumber : leadership in organizations ; Gary Yukl; 106)
Hasil Penelitian Survei
Dalam beberapa studi, para bawahan merasa
lebih puas dan memiliki kinerja yang lebih
baik jika memiliki pemimpin yang membuat
struktur, sedang studi lainnya menemukan
hubungan
berlawanan
atau
tidak
ada
hubungan yang penting sama sekali.
Seperti
yang
dinyatakan
oleh
Studi
Fleishman
dan
Harris,
para
bawahan
biasanya merasa lebih puas bila memiliki
pemimpin yang setidak-tidaknya memberikan
perhatian yang sedang-sedang saja.
Studi-studi Kepemimpinan dari
Michigan
Perilaku Kepemimpinan Efektif
1. Perilaku yang Berorientasi Tugas.
Para
manajer
yang
efektif
tidak
menggunakan waktu dan usahanya dengan
melakukan pekerjaan yang sama seperti
para bawahannya.
Sebaliknya, para manajer yang lebih efektif
berkonsentrasi pada fungsi-fungsi yang
berorientasi
pada
tugas
seperti
merencanakan dan mengatur pekerjaan,
mengkoordinasikan kegiatan para bawahan,
dan menyediakan keperluan, peralatan dan
bantuan teknis yang dibutuhkan.
Disamping itu, para manajer yang efektif
memandu
para
bawahannya
dalam
menetapkan sasaran kinerja yang tinggi,
2. Perilaku yang Berorientasi Hubungan.
Bagi para manajer yang efektif, perilaku yang
berorientasi
tugas
tidak
terjadi
dengan
mengorbankan perhatian terhadap hubungan
antara manusia.
Para
manajer
yang
efektif
lebih
penuh
perhatian, mendukung dan membantu para
bawahan
Perilaku mendukung yang berkorelasi dengan
kepemimpinan yang efektif meliputi :
memperlihatkan
kepecayaan
dan
rasa
dipercaya,
bertindak ramah dan perhatian,
berusaha
memahami
permasalahan
bawahan,
membantu mengembangkan bawahan dan
memajukan karier mereka,
selalu memberi informasi kepada bawahan,
memperlihatkan apresiasi terhadap ide-ide
Manajer
yang
efektif
cenderung
menggunakan
pengawasan
umum
daripada pengendalian ketat. Artinya
para manajer menerapkan tujuan dan
pedoman umum bagi para bawahan,
tetapi memberikan mereka beberapa
otonomi
dalam
memutuskan
cara
melakukan
pekerjaan
dan
cara
menentukan kecepatan kerja mereka.
3. Kepemimpinan partisipatif.
Para manajer yang efektif menggunakan
lebih
banyak
supervisi
kelompok
daripada mengendalikan tiap bawahan
sendiri.
Pertemuan berkelompok memudahkan
partisipasi bawahan dalam pengambilan
A
.
B
.
C
.
Menerjemahkan Hubungan Sebab Akibat
Leader Behavior
Criterion
Dalam Studi Survei
Perilaku
Variable Variabel
Pemimpin
Kriteria
Hubungan
sebab akibat berasal dari perilaku
pemimpin
terhadap variabel kriteriom. Sebagai
contoh para
pemimpin yang perhatian, menyebabkan para bawahan
menjadi
lebih termotivasi dan produktifCriterion
Leader Behavior
Perilaku
Pemimpin
Hubungan
sebab
Variable Variabel
Kriteria
berlawanan
ini
Hubungan sebab akibat yang berlawanan ini terjadi
jika perilaku pemimpin dipengaruhi oleh variabel
kriterion. Misalnya, pemimpin itu lebih mendukung
para bawahan yang memperlihatkan kinerja yang
tinggi.
Leader Behavior
Criterion
Perilaku
Pemimpin
Variable Variabel
Kriteria
Extraneous
Variable
Variabel yg tdk
berhubungan
adalah
bahwa
Kemungkinan lain
baik perilaku
maupun variabel kriterion terpengaruh dalam
sama oleh variabel ketiga. Contoh, perilaku
maupun variabel kriterion terpengaruh dalam
sama oleh variabel ketiga.
pemimpin
cara yang
pemimpin
cara yang
Menerjemahkan Hubungan Sebab Akibat
Dalam Studi Survei
D
.
Leader Behavior
Perilaku
ParaPemimpin
pemimpin
Rater attributions
Penilaian Pemberi
Peringkat
Criterion
Variable Variabel
Kriteria peringkat
diberikan
yang amat disukai
yang tinggi
baik pada pertimbangan maupun
efektivitas, sedangkan para pemimpin yang tidak
disukai diberikan peringkat yang rendah pada kedua
variabel. Kemungkinan ini tidaklah mungkin jika
variabel kriterion diukur secara indipenden, korelasi
antara perilaku dan peringkat pemimpin dapat
membumbung tinggi oleh penilaian pemberi peringkat.
TEORI KEPEMIMPINAN (SIFAT)
TRAITS THEORY OF LEADERSHIP
TEORI SIFAT-SIFAT KEPEMIMPINAN
TOERI ORDWAY TEAD
Energi jasmani dan rohani (physical and
nervous energy)
Kepastian akan maksud dan arah tujuan
(a sense of purpose and direction)
Antusiasme atau perhatian yang besar
(anthusiasm)
Ramah tamah, penuh rasa persahabatan
dan ketulusan hati (friendlieness and
efecticeness)
Integritas
atau
pribadi
yang
bulat
(integrity)
Kecakapan teknis (technical mastery)
Mudah
mengambil
keputusan
TOERI JOHN D. MILLET
Ada empat sifat yang perlu dimiliki oleh
seorang pemimpin, yaitu :
Kemampuan melihat organisasi sebagai
satu keseluruhan (the ability to see an
enterprise as a whole)
Kemampuan
mengambil
keputusankeputusan (the ability to make decisions)
Kemampuan
melimpahkan
atau
mendelegasikan wewenang (the ability to
delegate authority)
Kemampuan menanamkan kesetiaan (the
ability to command loyality)
TOERI KEITH DAVIS
Dalam
bukunya
yang
berjudul
Human
Behavior at Work : Human relations and
Organizational
Behavior,
Davis
mengemukakan empat macam kelebihan
sifat-sifat yang perlu dimilki oleh pemimpin,
yaitu :
Intelegensia
(intelligence)
Memiliki
kecerdasan yang lebih tinggi daripada
bawahannya
Kematangan dan keluasan pandangan
social (social maturity and breadth)
Mempunyai
motivasi
dan
keinginan
berprestasi yang datang dari dalam (inner
motivation and avhievement desires)
kemampuan mengadakan hubungan antar
TOERI CHESTER I. BARNARD
Ada dua sifat utama yang perlu dimiliki
pemimpin, yaitu :
Sifat-sifat pribadi yang meliputi : fsik,
kecakapan (skill), teknologi (technology),
daya tanggap (perception), pengetahuan
(perception),
daya
ingat
(memory),
imajinasi (imagination)
Sifat-sifat pribadi yang mempunyai watak
yang lebih subjektif, yaitu keunggulan
seorang pemimpin di dalam : keyakinan
(determination), ketekunan (persistence),
daya
tahan
(endurance),
keberanian
(courage)
TOERI RALPH STOGDILL
Periode 1904-1947 :
Dalam tahap ini, kepemimpinan ditandai dengan
berbagai sifat yang meliputi : usia (chronological
age); Tinggi badan (height); berat badan (weight);
gejala
fsik,
energi,
kesehatan;
penampilan
(apperence); kemampuan berbicara (fuency of
speak);
scholarship;
pengetahuan
(knowlwdge);
kemampuan menilai dan mengambil keputusan
(judgement
and
decision);
kawasan
(insight),
keaslian; kemampuan menyesuaikan (adaptability);
introvers dan extrovers (introversion – extraversion);
berbagai keunggulan (dominance); inisiatif, tekun,
semangat
(initiative,
persistence,
ambition);
tanggung jawab (responsibility); harga diri dan
keyakinan (integrity and conviction); percaya pada
diri sendiri (self confdence); pengendalian diri,
optimis
(mood
controle,
mood
optimission);
pengendalian emosi (emotional control); social and
Periode 1948-1970 :
Pada tahap ini ada banyak variabel yang
dikelompokkan menjadi komponen pokok sebagai
berikut :
Physical characteristics (ciri-ciri fsik) :
activity, energy (aktivitas, kekuatan), age
(usia), appearance, grooming (penampilan,
kerapihan), height (tinggi badan), weight
(berat badan)
Social background (latar belakang sosial) :
education (pendidikan), social status (status
sosial), mobility (mobilitas)
Intellegence and ability (kecerdasan dan
kecakapan):
intelligence
judgement,
decisiveness
(kemampuan
menilai,
pengambilan keputusan), knowledge
Personalty
(kepribadian),
adaptability
(penyesuaian diri), adjustment, normality
(penyesuaian diri, biasa), aggressiveness,
assertiveness,
alertness
(ketekunan),
ascendance,
dominance
(pengaruh,
keunggulan),
emotional
balance,
control
(penguasaan
emosi,
pengendalian),
anthusiasm,
extroversion,
independence,
nonconformity (kebebasan, ketidakserasian),
objectivity, though-mindedness, originality,
creativity, personal integrity, ethical conduct,
resourcefulness (banyak akal budinya), self
confdence, strongth of conviction (kuat
pendirian), tolerance of stress
Task related characteristic (ciri-ciri yang
berorientasi pada tugas) : achievement drive,
desire
to
excel
(dorongan
berprestasi,
unggul), drive for responsibility (dorongan
Social characteristic (semangat kerja sama) :
ability to enlist cooperative (kesanggupan
untuk
memperoleh
kerja
sama),
administrative ability, attractiveness (daya
tarik),
cooperative
nurturance
(berjiwa
mengasuh), popularity, prestige, sociability,
interpersonal skills (kemampuan bekerja
sama, kecakapan saling berhubungan) social
participation, tact, diplomacy.
TOERI
EMPU
ABDULGANI :
PRAPANCA
DAN
RUSLAN
Para pendahulu kita sesungguhnya telah mewariskan
nilai-nilai kepemimpnan yang sangat tinggi dan mulia.
Di dalam ajarannya terkandung nilai-nilai moral yang
lebih awal harus ditanamkan sehingga akan mendarah
daging dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ada tiga alasan prinsip :
Nilai-nilai moral yang mencerminkan berbagai
petunjuk, nasihat, pengendalian diri, kewajiban,
dan sebagainya pada hakikatnya bersumber dari
nilai-nilai Pancasila
Ajaran
kepemimpinan
“keteladanan”
menempatkan pemimpin sebagai tokoh panutan
yang ucapan, perilaku dan tindakannya selalu
dijadikan contoh, daya penggerak bagi bawahan
dan lingkungannya
Bila pemimpin sudah menguasai secara baik nilai-
TOERI RUSLAN ABDULGANI
Seorang
pemimpin
harus
mempunyai
kelebihan dari yang dipimpin. Dengan
adanya kelebihan, kewibawaan seseorang
akan selalu dapat dipertahankan, sehingga
ketaatan dari bawahan dapat terpelihara.
Kelebihan tersebut meliputi empat hal,
yaitu
:
Moral dan akhlak
Jiwa dan semangat
Ketajaman intelek dan persepsi
Ketekunan dan kekuatan jasmaniah
BEBERAPA KELEMAHAN
Teori yang dikemukakan di atas disamping
mendapat pertentangan dari berbagai pihak,
dalam prakteknya mempunyai kelemahan yang
sulit dipraktekkan. Kelemahan tersebut antara
lain :
Diantara para pendukung teori tersebut tidak
ada kekompakan sehingga timbul berbagai
pendapat diantara para pendukung teori
tersebut
Teori sifat terlalu bersifat deskriptif, tidak
mempunyai analisis bagaimana sifat-sifat itu
kaitannya
dengan
keberhasilan
seorang
pemimpin
Tidak selalu ada relevansi antara-antara sifat
yang dianggap unggul tersebut dengan
efektivitas kepemimpinan
Terlalu sulit untuk menentukan dan mengukur
Pertemuan ke-4
TEORI KEPEMIMPINAN
(SITUASI, PERILAKU, SIFAT, DAN
TRANSFORMASI)
Disampaikan pada Pertemuan Keempat
(Selasa, 1 Maret 2011)
Semester Gasal
Tahun Akademik 2011
TEORI KEPEMIMPINAN
(PERILAKU)
PERSPECTIVE ON EFFECTIVE LEADERSHIP
BEHAVIOR
Kategori Perilaku Pemimpin
Para
bawahan
memandang
perilaku
penyelia
berdasarkan dua kategori yang terdefnisi secara
luas yang satu berhubungan dengan tujuan tugas
dan yang lainnya berhubungan dengan hubungan
antarpribadi :
Pertimbangan : Pemimpin bertindak dalam cara
yang
bersahabat
dengan
mendukung,
memperlihatkan perhatian terhadap bawahan, dan
memperhatikan kesejahteraan mereka.
Melakukan kebaikan kapada bawahan,
Meluangkan
waktu
untuk
mendengarkan
permasalahan bawahan mengenai hal penting
sebelum dilaksanakan,
Bersedia menerima saran dari bawahan, dan
Memperlakukan bawahan sebagai sesamanya).
Struktur
memprakarsai
(initiating structure) :
Pemimpin
menentukan
dan
membuat
struktur perannya sendiri dan peran para
bawahan ke arah pencapaian tujuan formal.
Mengkritik pekerjaan yang buruk,
Menekankan
pentingnya
memenuhi
tenggat waktu,
Menugaskan bawahan,
Mempertahankan
standar
kinerja
tertentu,
Meminta bawahan mengikuti prosedur
standar,
Menawarkan pendekatan baru terhadap
masalah dan
Mengkoordinasikan
aktivitas
para
Pertimbangan
dan
struktur
memprakarsai menjadi penting untuk
menghubungkan
kategori-kategori
perilaku yang indipenden :
Pemimpin pertimbangan
dan struktur rendah
tinggi
Pemimpin Struktur memprakarsai
yang tinggi;
Pemimpin tinggi di kedua bidang;
Pemimpin rendah di kedua bidang;
Sebagian
besar
pemimpin
barangkali berada dalam jajaran
nilai yang amat tinggi dan sangat
Para peneliti di Ohio State University
mengembangkan “Leadership Behavior
Description Quesionnaire”
Contoh Studi Survei
Sebuah studi yang dilakukan oleh Fleishman
dan Harris (1962) tentang toleransi antara
pertimbangan dan struktur memprakarsai.
Studi tersebut dilakukan pada sebuah pabrik
pembuat truk dari International Harvester
Company.
Kriteria efektivitas kepemimpinan meliputi
sejumlah keluhan tertulis dan jumlah
pergantian karyawan sukarela (voluntary
turnover) selama periode 11 bulan.
Kelihatannya
terdapat
tingkat
kritis
tertentu dimana sesudah bertambahnya
Tingkat Pergantian Karyawan
Tingkat Pergantian Karyawan
0,2
5
0,2
0
0,1
5
0,1
0
0,0
5
0,0
0
60
and
below
61 65
66 70
71 75
Consideratio
n
(Pertimbang
an)
76 80
86 90
0,2
0
0,1
5
0,1
0
0,0
5
0,0
0
29
and
below
30 34
35 39
40 44
45 49
Initiating Structure
(Struktur
memprakarsai)
50
and
above
Perspective on Efective Leadership Behavior
Hubungan antara Struktur Memprakarsai dan Tingkat
Pergantian Karyawan
(sumber : leadership in organizations ; Gary Yukl; 106)
Hasil Penelitian Survei
Dalam beberapa studi, para bawahan merasa
lebih puas dan memiliki kinerja yang lebih
baik jika memiliki pemimpin yang membuat
struktur, sedang studi lainnya menemukan
hubungan
berlawanan
atau
tidak
ada
hubungan yang penting sama sekali.
Seperti
yang
dinyatakan
oleh
Studi
Fleishman
dan
Harris,
para
bawahan
biasanya merasa lebih puas bila memiliki
pemimpin yang setidak-tidaknya memberikan
perhatian yang sedang-sedang saja.
Studi-studi Kepemimpinan dari
Michigan
Perilaku Kepemimpinan Efektif
1. Perilaku yang Berorientasi Tugas.
Para
manajer
yang
efektif
tidak
menggunakan waktu dan usahanya dengan
melakukan pekerjaan yang sama seperti
para bawahannya.
Sebaliknya, para manajer yang lebih efektif
berkonsentrasi pada fungsi-fungsi yang
berorientasi
pada
tugas
seperti
merencanakan dan mengatur pekerjaan,
mengkoordinasikan kegiatan para bawahan,
dan menyediakan keperluan, peralatan dan
bantuan teknis yang dibutuhkan.
Disamping itu, para manajer yang efektif
memandu
para
bawahannya
dalam
menetapkan sasaran kinerja yang tinggi,
2. Perilaku yang Berorientasi Hubungan.
Bagi para manajer yang efektif, perilaku yang
berorientasi
tugas
tidak
terjadi
dengan
mengorbankan perhatian terhadap hubungan
antara manusia.
Para
manajer
yang
efektif
lebih
penuh
perhatian, mendukung dan membantu para
bawahan
Perilaku mendukung yang berkorelasi dengan
kepemimpinan yang efektif meliputi :
memperlihatkan
kepecayaan
dan
rasa
dipercaya,
bertindak ramah dan perhatian,
berusaha
memahami
permasalahan
bawahan,
membantu mengembangkan bawahan dan
memajukan karier mereka,
selalu memberi informasi kepada bawahan,
memperlihatkan apresiasi terhadap ide-ide
Manajer
yang
efektif
cenderung
menggunakan
pengawasan
umum
daripada pengendalian ketat. Artinya
para manajer menerapkan tujuan dan
pedoman umum bagi para bawahan,
tetapi memberikan mereka beberapa
otonomi
dalam
memutuskan
cara
melakukan
pekerjaan
dan
cara
menentukan kecepatan kerja mereka.
3. Kepemimpinan partisipatif.
Para manajer yang efektif menggunakan
lebih
banyak
supervisi
kelompok
daripada mengendalikan tiap bawahan
sendiri.
Pertemuan berkelompok memudahkan
partisipasi bawahan dalam pengambilan
A
.
B
.
C
.
Menerjemahkan Hubungan Sebab Akibat
Leader Behavior
Criterion
Dalam Studi Survei
Perilaku
Variable Variabel
Pemimpin
Kriteria
Hubungan
sebab akibat berasal dari perilaku
pemimpin
terhadap variabel kriteriom. Sebagai
contoh para
pemimpin yang perhatian, menyebabkan para bawahan
menjadi
lebih termotivasi dan produktifCriterion
Leader Behavior
Perilaku
Pemimpin
Hubungan
sebab
Variable Variabel
Kriteria
berlawanan
ini
Hubungan sebab akibat yang berlawanan ini terjadi
jika perilaku pemimpin dipengaruhi oleh variabel
kriterion. Misalnya, pemimpin itu lebih mendukung
para bawahan yang memperlihatkan kinerja yang
tinggi.
Leader Behavior
Criterion
Perilaku
Pemimpin
Variable Variabel
Kriteria
Extraneous
Variable
Variabel yg tdk
berhubungan
adalah
bahwa
Kemungkinan lain
baik perilaku
maupun variabel kriterion terpengaruh dalam
sama oleh variabel ketiga. Contoh, perilaku
maupun variabel kriterion terpengaruh dalam
sama oleh variabel ketiga.
pemimpin
cara yang
pemimpin
cara yang
Menerjemahkan Hubungan Sebab Akibat
Dalam Studi Survei
D
.
Leader Behavior
Perilaku
ParaPemimpin
pemimpin
Rater attributions
Penilaian Pemberi
Peringkat
Criterion
Variable Variabel
Kriteria peringkat
diberikan
yang amat disukai
yang tinggi
baik pada pertimbangan maupun
efektivitas, sedangkan para pemimpin yang tidak
disukai diberikan peringkat yang rendah pada kedua
variabel. Kemungkinan ini tidaklah mungkin jika
variabel kriterion diukur secara indipenden, korelasi
antara perilaku dan peringkat pemimpin dapat
membumbung tinggi oleh penilaian pemberi peringkat.
TEORI KEPEMIMPINAN (SIFAT)
TRAITS THEORY OF LEADERSHIP
TEORI SIFAT-SIFAT KEPEMIMPINAN
TOERI ORDWAY TEAD
Energi jasmani dan rohani (physical and
nervous energy)
Kepastian akan maksud dan arah tujuan
(a sense of purpose and direction)
Antusiasme atau perhatian yang besar
(anthusiasm)
Ramah tamah, penuh rasa persahabatan
dan ketulusan hati (friendlieness and
efecticeness)
Integritas
atau
pribadi
yang
bulat
(integrity)
Kecakapan teknis (technical mastery)
Mudah
mengambil
keputusan
TOERI JOHN D. MILLET
Ada empat sifat yang perlu dimiliki oleh
seorang pemimpin, yaitu :
Kemampuan melihat organisasi sebagai
satu keseluruhan (the ability to see an
enterprise as a whole)
Kemampuan
mengambil
keputusankeputusan (the ability to make decisions)
Kemampuan
melimpahkan
atau
mendelegasikan wewenang (the ability to
delegate authority)
Kemampuan menanamkan kesetiaan (the
ability to command loyality)
TOERI KEITH DAVIS
Dalam
bukunya
yang
berjudul
Human
Behavior at Work : Human relations and
Organizational
Behavior,
Davis
mengemukakan empat macam kelebihan
sifat-sifat yang perlu dimilki oleh pemimpin,
yaitu :
Intelegensia
(intelligence)
Memiliki
kecerdasan yang lebih tinggi daripada
bawahannya
Kematangan dan keluasan pandangan
social (social maturity and breadth)
Mempunyai
motivasi
dan
keinginan
berprestasi yang datang dari dalam (inner
motivation and avhievement desires)
kemampuan mengadakan hubungan antar
TOERI CHESTER I. BARNARD
Ada dua sifat utama yang perlu dimiliki
pemimpin, yaitu :
Sifat-sifat pribadi yang meliputi : fsik,
kecakapan (skill), teknologi (technology),
daya tanggap (perception), pengetahuan
(perception),
daya
ingat
(memory),
imajinasi (imagination)
Sifat-sifat pribadi yang mempunyai watak
yang lebih subjektif, yaitu keunggulan
seorang pemimpin di dalam : keyakinan
(determination), ketekunan (persistence),
daya
tahan
(endurance),
keberanian
(courage)
TOERI RALPH STOGDILL
Periode 1904-1947 :
Dalam tahap ini, kepemimpinan ditandai dengan
berbagai sifat yang meliputi : usia (chronological
age); Tinggi badan (height); berat badan (weight);
gejala
fsik,
energi,
kesehatan;
penampilan
(apperence); kemampuan berbicara (fuency of
speak);
scholarship;
pengetahuan
(knowlwdge);
kemampuan menilai dan mengambil keputusan
(judgement
and
decision);
kawasan
(insight),
keaslian; kemampuan menyesuaikan (adaptability);
introvers dan extrovers (introversion – extraversion);
berbagai keunggulan (dominance); inisiatif, tekun,
semangat
(initiative,
persistence,
ambition);
tanggung jawab (responsibility); harga diri dan
keyakinan (integrity and conviction); percaya pada
diri sendiri (self confdence); pengendalian diri,
optimis
(mood
controle,
mood
optimission);
pengendalian emosi (emotional control); social and
Periode 1948-1970 :
Pada tahap ini ada banyak variabel yang
dikelompokkan menjadi komponen pokok sebagai
berikut :
Physical characteristics (ciri-ciri fsik) :
activity, energy (aktivitas, kekuatan), age
(usia), appearance, grooming (penampilan,
kerapihan), height (tinggi badan), weight
(berat badan)
Social background (latar belakang sosial) :
education (pendidikan), social status (status
sosial), mobility (mobilitas)
Intellegence and ability (kecerdasan dan
kecakapan):
intelligence
judgement,
decisiveness
(kemampuan
menilai,
pengambilan keputusan), knowledge
Personalty
(kepribadian),
adaptability
(penyesuaian diri), adjustment, normality
(penyesuaian diri, biasa), aggressiveness,
assertiveness,
alertness
(ketekunan),
ascendance,
dominance
(pengaruh,
keunggulan),
emotional
balance,
control
(penguasaan
emosi,
pengendalian),
anthusiasm,
extroversion,
independence,
nonconformity (kebebasan, ketidakserasian),
objectivity, though-mindedness, originality,
creativity, personal integrity, ethical conduct,
resourcefulness (banyak akal budinya), self
confdence, strongth of conviction (kuat
pendirian), tolerance of stress
Task related characteristic (ciri-ciri yang
berorientasi pada tugas) : achievement drive,
desire
to
excel
(dorongan
berprestasi,
unggul), drive for responsibility (dorongan
Social characteristic (semangat kerja sama) :
ability to enlist cooperative (kesanggupan
untuk
memperoleh
kerja
sama),
administrative ability, attractiveness (daya
tarik),
cooperative
nurturance
(berjiwa
mengasuh), popularity, prestige, sociability,
interpersonal skills (kemampuan bekerja
sama, kecakapan saling berhubungan) social
participation, tact, diplomacy.
TOERI
EMPU
ABDULGANI :
PRAPANCA
DAN
RUSLAN
Para pendahulu kita sesungguhnya telah mewariskan
nilai-nilai kepemimpnan yang sangat tinggi dan mulia.
Di dalam ajarannya terkandung nilai-nilai moral yang
lebih awal harus ditanamkan sehingga akan mendarah
daging dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ada tiga alasan prinsip :
Nilai-nilai moral yang mencerminkan berbagai
petunjuk, nasihat, pengendalian diri, kewajiban,
dan sebagainya pada hakikatnya bersumber dari
nilai-nilai Pancasila
Ajaran
kepemimpinan
“keteladanan”
menempatkan pemimpin sebagai tokoh panutan
yang ucapan, perilaku dan tindakannya selalu
dijadikan contoh, daya penggerak bagi bawahan
dan lingkungannya
Bila pemimpin sudah menguasai secara baik nilai-
TOERI RUSLAN ABDULGANI
Seorang
pemimpin
harus
mempunyai
kelebihan dari yang dipimpin. Dengan
adanya kelebihan, kewibawaan seseorang
akan selalu dapat dipertahankan, sehingga
ketaatan dari bawahan dapat terpelihara.
Kelebihan tersebut meliputi empat hal,
yaitu
:
Moral dan akhlak
Jiwa dan semangat
Ketajaman intelek dan persepsi
Ketekunan dan kekuatan jasmaniah
BEBERAPA KELEMAHAN
Teori yang dikemukakan di atas disamping
mendapat pertentangan dari berbagai pihak,
dalam prakteknya mempunyai kelemahan yang
sulit dipraktekkan. Kelemahan tersebut antara
lain :
Diantara para pendukung teori tersebut tidak
ada kekompakan sehingga timbul berbagai
pendapat diantara para pendukung teori
tersebut
Teori sifat terlalu bersifat deskriptif, tidak
mempunyai analisis bagaimana sifat-sifat itu
kaitannya
dengan
keberhasilan
seorang
pemimpin
Tidak selalu ada relevansi antara-antara sifat
yang dianggap unggul tersebut dengan
efektivitas kepemimpinan
Terlalu sulit untuk menentukan dan mengukur