TUGAS ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT

TUGAS ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT TEMPO SCAN PACIFIC TBK
(MENGGUNAKAN PT KALBE FARMA TBK SEBAGAI KOMPARASI)
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS
ANALISIS BISNIS BERBASIS LAPORAN KEUANGAN

Dosen : Ibu Evita Puspitasari
Disusun oleh :






Isye Mustika
(12062015003
Jejen Jaenudin
(120620150044)
Nastiti Rizky Shiyammurti (120620150038)
Zeferina Guterres Lobo
(1206201500


PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PADJAJARAN
BANDUNG

KATA PENGANTAR
1

Dengan segala kerendahan hati, kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT. Karena hanya
dengan lindungan rahmat dan karuniaNya-lah, maka makalah ini dapat diselesaikan.
Makalah tentang “Analisis Laporan Keuangan pada PT. Tempo Scan Pasific Tbk” ini merupakan
makalah yang disusun untuk memenuhi nilai tugas kelompok mata kuliah Analisis Bisnis Berbasis
Laporan Keuangan, pada perkuliahan program Magister Akuntansi. Dalam menyusun makalah ini, kami
berupaya agar pembahasan yang disajikan sesuai dengan tujuannya, Pada kesempatan ini kami ingin
menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang mendukung makalah ini dapat disusun. kami
menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, sehingga saran dari berbagai pihak sangat diharapkan
guna semakin menyempurnakan penulisan makalah kami.
Penulis berharap mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca lain
pada umumnya.


Bandung, 19 Juni 2016

Penulis

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
2

BAB II ISI
A.

Step 1 : Analisis Bisnis PT Tempo Scan Pacific Tbk

a.

Profil Industri Farmasi
Menurut peraturan menteri kesehatan Nomor 1799/MENKES/PER/XII/2010 tentang Industri

Farmasi, disebutkan bahwa yang dimaksud dengan Industri farmasi adalah badan usaha yang memiliki
izin dari Menteri Kesehatan untuk melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan obat. Pembuatan

obat sendiri berarti seluruh tahapan kegiatan dalam menghasilkan obat, yang meliputi pengadaan bahan
awal dan bahan pengemas, produksi, pengemasan, pengawasan mutu, dan pemastian mutu sampai
diperoleh obat yang didistribusikan.
Saat ini berdasarkan data dari publikasi oleh Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan
menunjukan bahwa industry farmasi di Indonesia mampu untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri
sebesar 90%. Ini artinya semua produk farmasi dihasilkan oleh produsen lokal. Tentu saja tidak hanya
satu perusahaan saja yang menguasai angka 90% tersebut, tetapi ada berbagai perusahaan yang
mencukupi market share tersebut. Apabila kita melihat daftar perusahaan farmasi yang listing di bursa
efek Indonesia maka kita dapat lihat terdapat beberapa perusahaan yang aktif sebagai emiten. Di posisi
pertama ada kalbe farma dan kemudian diikuti oleh PT Tempo Scan Pacific Tbk.
b.

Industri Farmasi Tercatat di Bursa Efek Indonesia
Kita dapat melihat data berikut ini yang diperoleh dari situs www.sahamok.com untuk bahan

perbandingan tentang persaingan yang ada di industri kimia.
No
1
2
3

4
5
6
7
8
9

Kode Saham
DVLA
INAF
KAEF
KLBF
MERK
PYFA
SCPI
SIDO
SQBB

10


(saham biasa)
SQBI
Tempo Scan Pacific Tbk
Update Data : 29 Februari 2016

c.

Nama Emiten
Daya Varia Laboratoria Tbk
Indofarma (Persero) Tbk
Kimia Farma (Persero) Tbk
Kalbe Farma Tbk
Merck Indonesia Tbk
Pyridan Farma Tbk
Merck Sharp Dohme Pharma Tbk
Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk
Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk

Tanggal IPO
11-Nov-1994

17-Apr-2001
04-Jul-2001
30-Jul-1991
23-Jul-1981
16-Okt-2001
08-Jun-1990
18-Des-2013
29-Mar-1983
17-Jan-1994

Analisis Strategi Bisnis
Beberapa data sangat diperlukan untuk melakukan analisis-analisis yang akan dilakukan. Dalam

melakukan analisis ini, objek yang digunakan adalah PT Tempo Scan Pacific Tbk yang dibandingkan

3

dengan PT Kalbe Farma Tbk serta sebagai perbandingan tambahan dengan perusahaan lainnya pada
industry yang sama.
1.


Kinerja Tempo Scan Pacific
PT Tempo Scan Pacific Tbk (“Perseroan”) dan entitas anaknya merupakan bagian dari kelompok

usaha swasta nasional Grup Tempo yang telah memulai usaha perdagangan produk farmasi sejak tahun
1953. PT Tempo Scan Pacific Tbk dibentuk melalui proses restrukturisasi pada tahun 1991 dan semula
bernama PT Scanchemie yang pada tahun 1970 memulai kegiatan produksi komersial produk farmasi
dalam skala besar. Seiring dengan perjalanan waktu, Perseroan melalui entitas anaknya memproduksi
produk kosmetika dan produk konsumen sejak tahun 1977.
Berikut ini adalah penjelasan grafik tentang kinerja PT Tempo dari tahun 2011-2014 :

(Dalam Miliar Rupiah)
Sumber : Annual Report 2014 PT Tempo Scan Pacific Tbk
Secara keseluruhan, kinerja keuangan Tempo Scan dapat dinyatakan cukup memuaskan
meskipun upah minimum meningkat dibarengi kenaikan tarif listrik industri serta harga minyak. Nilai
penjualan bersih konsolidasian Tempo Scan meningkat 9,6% serta berjumlah Rp 7.512 milyar. Laba kotor
Tempo Scan meningkat 8,1% atau berjumlah Rp 2.940 milyar, dan karenanya marjin laba kotor menurun
menjadi 39,1% dibandingkan dengan marjin laba kotor tahun sebelumnya yakni 39,7%. Terkait dengan
yang diuraikan di atas, laba usaha Tempo Scan menurun 10,5% dan berjumlah Rp 678 milyar dan marjin
laba usaha adalah 9%. Dengan demikian, untuk tahun 2014 laba bersih Tempo Scan berjumlah Rp 579,4

milyar atau mengalami penurunan sebesar 8,7% dibandingkan dengan laba bersih tahun lalu.
2.

Analisis Market Share pada PT Tempo Scan Pacific Tbk
Berdasarkan data yang kami peroleh dari bisniskeuangan.kompas.com (Kamis, 19 Juni 2014) atas

analisis pangsanya, PT Tempo Scan Pacific, Tbk memperluas pasar bisnisnya ke industri susu. Melalui
4

anak perusahaannya PT Kian Mulia Manunggal, perusahaan ini meluncurkan produk susu formula bayi
dan susu pertumbuhan anak pada Kamis (19/6/2014) di Surabaya.
Mengapa memilih meluncurkap produk susu?. Menurut Presiden Direktur Tempo Scan Handojo
S Muljadi mengatakan, selama ini industri susu formula dan pertumbuhan masih didominasi oleh
perusahaan-perusahaan multinasional. Sedangkan perusahaan swasta nasional yang berkecimpung
dalam industri susu formula bayi dan susu pertumbuhan anak masih minim. Saat ini, kata dia, 51 persen
bayi dan anak-anak usia kurang dari 7 tahun di Indonesia tidak mendapat nutrisi yang tepat dari susu.
Artinya lebih dari setengah dari anak-anak Indonesia mengonsumsi susu dengan nutrisi yang tidak tepat.
Tempo Scan secara bertahap masih memperluas pembangunan pabrik hingga tercapai target
produksi susu 15.000 ton susu bubuk per tahun. Serta dalam kurun waktu enam bulan, perusahaan
tersebut juga akan mengoperasikan pabrik susu cair ultra high temperature (UHT) dengan kapasitas

26.000 ton per tahun.
Data lain yang diperoleh dari wawancara langsung dengan pimpinan PT Tempo Scan Pacific Tbk
oleh entrepreneur.bisnis.com dikatakan bahwa Secara unit, kuantitas, tempo scan masih normor satu.
Masalah kesehatan baru akan secara menyeluruh ditangani BPJS. Banyak sekali masyarakat Indonesia
yang masih pra sejahtera, sebelum banyak masyarakat yang membeli obat secara out of pocket untuk itu
tempo scan pacific juga upayakan obat yang terjangkau. Secara volume, tempo scan sangat besar, tetapi
secara value tempo memang harus mengakui masih di bawah karena harga obat tempo scan sangat
affordable. Dengan berjalannya waktu, memang ada peluang bagi tempo scan untuk meningkatkan
harga jual.
3.

Analisis Porter’s Five Forces pada PT Tempo Scan Pacific Tbk
Five Forces Model atau yang lebih dikenal dengan Porter Five Forces adalah suatu metode untuk

menganalisis industri dan pengembangan strategi bisnis atau lingkungan persaingan yang dipublikasikan
oleh Michael E Porter, seorang profesor dari Harvard Business School pada tahun 1979. Menurut Five
Forces Model ada lima hal yang dapat menentukan tingkat persaingan dan daya tarik pasar dalam suatu
industri. Daya tarik dalam konteks ini mengacu pada profitabilitas industri secara keseluruhan. Hasilnya,
setelah analisis dilakukan maka akan dapat di nilai apakah industri tersebut masih “menarik” atau “tidak
menarik”.

Menurut Five Forces Model, sebuah industri disebut “tidak menarik” bila kombinasi dari five
forces menurunkan profitabilitas secara keseluruhan. Sebuah industri disebut menarik bila
kombinasinya menunjukkan profitabilitas yang menjanjikan. Tiga dari lima Five Forces merujuk pada
persaingan dari sumber eksternal. Sisanya adalah ancaman internal.
a) Threat of New Entrants
Hambatan masuk (entry barriers) merupakan berbagai faktor yang akan menghambat pendatang
baru (potential new entrants) memasuki suatu industri di Five Forces Model. Hambatan masuk yang
5

rendah akan mengakibatkan suatu industri mengalami penurunan profitabilitas dengan cepat karena
semakin meningkatnya persaingan di antara perusahaan dalam satu industri. Sebaliknya dalam Five
Forces Model hambatan masuk industri yang tinggi, diasumsikan akan dapat mempertahankan daya tarik
industri untuk jangka waktu yang panjang.
b)

Kekuatan Tawar Menawar Pemasok
Dalam Five Forces Model Pemasok memiliki posisi tawar-menawar (bargaining position) yang

berbeda- beda terhadap perusahaan di dalam Five Forces Model. Kemampuan pemasok untuk
menentukan syarat-syarat perdagangan yang menguntungkan kedua belah pihak sangat dipengaruhi

oleh elemen-elemen struktur industri.. Apabila perusahaan dapat memperoleh pasokan bahan baku dari
beberapa pemasok maka kedudukan perusahaan relatif lebih kuat dibandingkan pemasok sehingga
pemasok tidak akan memberikan ancaman berarti bagi perusahaan di Five Forces Model. Tetapi apabila
perusahaan bergantung hanya kepada satu pemasok maka kedudukan pemasok menjadi kuat dan dapat
menimbulkan ancaman bagi perusahaan.
c)

Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
Dalam Five Forces Model pembeli memiliki posisi penting terhadap keberlangsungan hidup

perusahaan karena sales revenue yang diperoleh perusahaan berasal dari penjualan produk perusahaan
kepada buyer. Posisi tawar menawar pembeli terhadap perusahaan yang menjual barang dan jasa
ditentukan oleh dua hal utama yakni bargaining leverage dan price sensitivity. Bargaining Leverage
pembeli selanjutnya ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut: buyer concentration vs firm
concentration, buyer volume, buyer integrate, substitute products.
d)

Persaingan Antara Produk
Dalam Five Forces Model Persaingan terhadap produk dihasilkan perusahaan tidak hanya berasal

dari perusahaan yang memproduksi produk yang sama sehingga menimbulkan persaingan langsung
(direct competition), melainkan bisa juga berasal dari perusahaan yang memproduksi produk yang
memiliki kesamaan fungsi dengan produk yang dihasilkan perusahaan. Produk seperti itu dinamakan
produk subsitusi (substitute products).
e)

Persaingan Antara Industri

6

Di dalam industri Five Forces Model sendiri, terjadi persaingan antara satu perusahaan dengan
perusahaan lainnya. Menurut Porter pencetus Five Forces Model, intensitas persaingan (intensity of
rivalry) antar perusahaan dalam satu industri sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:
industry growth, fixed costs/value added, intermitten overcapacity, product differiencies, brand identity,
switching costs, concentration & balance, informational complexity, diversity of competitors, corporate
stakes, dan exit barriers. Perusahaan yang melakukan inovasi dapat menikmati profit yang besar pada
saat pesaing lain belum memasuki pasar yang sama. Tetapi sebagaimana dinyatakan oleh Hermawan
Kartajaya,, persaingan saat ini sudah memasuki tahap wild. Hal ini ditandai dengan semakin cepatnya
pesaing memperoleh akses teknologi sehingga dalam waktu yang relatif singkat mereka akan dapat
menghasilkan produk yang serupa dengan produk yang dihasilkan oleh perusahaan innovator.
4.

Analisis Porter Five Force Pada PT. Tempo Scan Pacific

a)

Ancaman Pendatang Baru
Kekuatan ini biasanya dipengaruhi besar kecilnya hambatan masuk ke dalam industri. Hambatan

masuk kedalam industri itu contohnya antara lain : besarnya biaya investasi yang dibutuhkan, perijinan
,akses terhadap bahan mentah, akses terhadap saluran distribusi, ekuitas merek dan masih banyak lagi.
Biasanya semakin tinggi hambatan masuk , semakin rendah ancaman yang masuk dari pendatang baru.
Obat-obatan yang di produksi oleh PT Tempo Scan Pacific sudah terpercaya oleh para apotek-apotek di
seluruh Indonesia karena kualitas dari produk tersebut, sehingga PT Tempo Scan Farma selalu membuat
produknya lebih berkualitas lagi supaya masyarakat tetap percaya dengan produk-produknya.
Belum lagi dengan perkembangan-perkembangan yang dilakukan oleh PT.Tempo Scan Farma
untuk terus berupaya untuk melakukan perluasan bisnisnya, yang semakin membuat para pendatang
baru akan semakin kesusahan untuk memasuki pasar, dikarenakan PT. Tempo Scan Farma pada saat ini
merupakan perusahaan farmasi terbesar yang listing di Bursa Efek Indonesia dan juga Keunggulan
keahlian dibidang pemasaran, branding, distribusi, keuangan dan RND yang dimiliki oleh PT.Tempo Scan
Farma, sehingga dapat dapat dikatakan bahwa PT. Tempo Scan Farma dapat mempertahankan diri dari
ancaman-ancaman pendatang baru karena PT.Tempo Scan Farma sudah memiliki pangsa pasar yang
cukup besar.
b)

Kekuatan Tawar-menawar Pemasok
Daya tawar dari pemasok juga digambarkan sebagai pasar input. Pemasok bahan baku,

komponen, tenaga kerja, dan jasa (seperti keahlian) kepada perusahaan dapat menjadi sumber kekuatan
di perusahaan, ketika ada beberapa pengganti. Pemasok dapat menolak untuk bekerja sama dengan
perusahaan, atau, misalnya, muatan berlebihan harga tinggi untuk sumber daya yang unik.
7

Untuk ke depannya, devisi Pharma Tempo Scan akan terus menerapkan strategi perusahaan yang
telah dimulai dalam beberapa tahun terakhir dalam rangka meningkatkan kinerjanya lebih lanjut. Dari
daya beli yang sangat besar dan terpusat dari BPJS/ LKPP, telah memperkuat daya tawar sehingga
mendorong sebagian besar perusahaan Farmasi Indonesia bersedia menurunkan harga jual produk
mereka secara substansial. Harga yang lebih rendah tersebut terutama harus ditanggung oleh
perusahaan farmasi domestik Indonesia yang sebagian besar portofolio produknya terdiri dari obat
generik/ non- paten, disisi lain tidak begitu perusahaan- perusahaan farmasi multinasional berhasil
mencatat tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pesaing domestik mereka pada
tahun 2014.
Sehubungan dengan hal diatas, penjualan bersih devisi Pharma Tempo Scan seperti yang telah
dilaporkan pada tahun 2014 dikatakan baik karena penjualannya tumbuh naik, meskipun demikian
setelah disesuaikan dengan memperhitungkan efek penghentian bisnis minuman berlisensi. Maka
sesungguhnya penjualan bersih divisi ini berhasil tumbuh, kenaikan tersebut didorong oleh kelompok
usaha Consumer Health yang penjualan bersihnya meningkat dan oleh kelompok usaha Obat Resep yang
penjualan bersihnya dapat meningkat pada tahun 2014.
c)

Ancaman Produk Substitusi
Pembeli kecenderungan untuk mengganti produk karena kinerja dari produk pengganti lebih

baik dan memiliki harga relatif murah. Jumlah produknya juga lebih gampang ditemukan di pasar. Untuk
tetap berfokus pada therapeutic classes pilihan dalamsegmen pasar OTC Indonesia dimana ekuitas
merek intinya saat ini berkompetisi, karena faktanya adalah therapeutic classes tersebut cukup besar dan
secara kolektif telah menyumbang lebih dari 50% dalam pasar OTC tersebut. Untuk lebih memperluas
penetrasi pasar produk nutrisinya terutama produk IFFO dan GUM setelah 12 bulan pertama dari
periode awal peluncurannya juga memanfaatkan harga yang terjangkau dari produk tersebut untuk
bersaing di segmen harga yang rendah dan mendominasi pasar susu bayi dan pertumbuhan dimana
merupakan segmen terbesar dalam kategori susu bubuk di Indonesia.
5.

Analisis Strategi SWOT pada PT Tempo Scan Pacific Tbk
Berdasarkan Laporan Tahunan Tahun 2014 PT. Tempo Scan Pasific, berikut merupakan Analisa

SWOT PT. Tempo Scan Pasific.
a) Strength
o

PT Tempo Scan Pacific Tbk mengoperasikan pabrik yang berdiri di atas lahan seluas 76.105 m 2,
terletak di Kawasan East Jakarta Industrial Park (EJIP) P lot 1.G dan 1.H, EJIP Cikarang, Bekasi, Jawa
Barat. Pabrik ini adalah fasilitas produksi untuk bentuk sediaan tablet/kaplet, serbuk effervescent,
liquid/syrup, cream & ointment dan kapsul.

o

Beralih kepada kelompok Penjualan divisi ini yang secara berkelanjutan fokus pada lini
8

perdagangannya yaitu Modern Trade, Pharma Trade dan General/Traditional Trade, kelompok ini
telah meningkatkan kekuatan tenaga penjualannya dari 1.100 menjadi 1.400 meskipun tidak semua
posisi yang tersedia dapat direkrut tepat waktu selama 2014, sehingga menyebabkan beberapa
kekosongan di tingkat cabang.
o

Kelompok Operasional juga sudah meresmikan Distribution Center yang baru di Surabaya yang
berfungsi sebagai pusat distribusi bagi cabang-cabangnya di Jawa Timur dan wilayah Timur
Indonesia, selain itu telah diresmikan pula penggunaan cabang-cabang baru dan lebih besar serta
gudang-gudang di Banjarmasin, Pontianak dan Manado, juga telah membuka cabang baru di daerah
Kendari.

o

Menawarkan Produk Konsumen Kesehatan, Resep dan produk Ethical dan kesehatan konsumen dan
produk kosmetik. TSP bersama dengan anak perusahaan juga menyediakan penelitian dan
pengembangan, IT & MIS, kreatif, iklan dan media perencanaan & pembelian, pengadaan modal dan
barang rutin dan jasa manajemen properti. Ini memiliki fasilitas produksi di Cikarang, Jawa Barat.
Perusahaan ini beroperasi di Indonesia, Malaysia, Singapura dan Thailand. TSP berkantor pusat di
Jakarta, Indonesia.

o

PT. Tempo Scan Pasific menjadi sukses seperti saat ini lebih karena teamwork yang solid dari jajaran
manajemen dan seluruh keluarga besar grup Tempo.

o

Beralih kepada kelompok Penjualan divisi ini yang secara berkelanjutan fokus pada lini
perdagangannya yaitu Modern Trade, Pharma Trade dan General/Traditional Trade, kelompok ini
telah meningkatkan kekuatan tenaga penjualannya dari 1.100 menjadi 1.400 meskipun tidak semua
posisi yang tersedia dapat direkrut tepat waktu selama 2014, sehingga menyebabkan beberapa
kekosongan di tingkat cabang.

o

Selama 2 tahun terakhir, divisi ini telah mengelola dan menyelesaikan beberapa proyek besar yaitu
untuk pabrik farmasi yang terdiri dari 3 pabrik, seperti perluasan untuk sediaan padat, semi padat,
liquid/syrup dan bentuk sediaan cair untuk pemakaian luar yang sampai saat ini telah menghasilkan
kapasitas masing-masing sekitar 8,3 miliar unit, 720 ton, 2,7 juta liter dan 2,1 juta liter.

o

PT. Tempo Scan Pasific meraih Top Brand Award

o

Produk Bodrex Flu & Batuk PE meraih penghargan untuk kategori obat flu pada tahun 2013 dan
2014. Hemaviton Energy Drink meraih penghargaan untuk kategori minuman energi cair selama 7
tahun berturut-turut dari tahun 2008 sampai dengan 2014.

b)
o

Weakness
PT. Tempo Scan Pasific memiliki utang yang cukup besar, utang sindikasi sekitar US$105 juta dan ada
utang dalam mata uang asing lain. Jadi saat itu utang sindikasi mendekati hampir US$140 juta. PT.
9

Tempo Scan Pasific memiliki satu pilihan waktu itu karena pada saat itu utang itu tidak ada
o
o

jaminannya, unsecured sama sekali.
PT. Tempo Scan Pasific memiliki value yang rendah karena harga obat yang sangat affordable.
Mengingat kondisi ekonomi makro 2014 yang sulit di atas, akibatnya banyak perusahaan yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia telah mengalami pertumbuhan penjualan dan laba bersih yang
lebih lambat, dan bahkan lebih buruk lagi ada beberapa perusahaan yang telah mengalami

o

penurunan penjualan dan laba bersih.
Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap penurunan laba kotor divisi CPC Tempo Scan antara
lain adalah depresiasi Rupiah yang signifikan terutama terhadap Dolar AS dimana nilai tukar ratarata Rupiah memiliki penurunan sekitar 13% pada akhir tahun 2014, penurunan yang tajam tersebut
memiliki implikasi negatif terhadap hasil laba kotor divisi ini terutama untuk produk-produk

c)

kosmetika yang memiliki ketergantungan yang relatif tinggi pada produk impor.
Opportunity

o

Melihat kesempatan dari AFTA 2015, manajemen mencoba untuk memasuki pasar ASEAN. Selain
itu, perusahaan memiliki anak perusahaan di Filipina dan Malaysia untuk mendukung distribusi
produk, yang ditargetkan menjadi 5% dari total pendapatan.

o

Adanya peluang di luar Jawa, timur Indonesia adalah emas. Saya keliling Pontianak, Banjarmasin,
Balikpapan. Ini area yang belum tersentuh dan belum dikembangkan secara optimal khususnya di
sektor kami. Juga Sulawesi. Orang bilang the sky is the limit.

o

Dampak berikutnya dari daya beli yang sangat besar dan terpusat dari BPJS/LKPP, telah memperkuat
daya tawar sehingga mendorong sebagian besar perusahaan farmasi Indonesia bersedia
menurunkan harga jual produk mereka secara substansial.

o

PT. Tempo Scan Pasific melakukan penetrasi distribusi marketing.

d)
o

Threat
PT. Tempo Scan Pasific pernah terbuai dengan berutang dalam US dollar, yang saat itu tidak semua
dilindung nilai (hedging), utang dengan kurs Rp2000/US dollar tiba-tiba saat pemerintahan Presiden

o

Soeharto turun, kurs berubah menjadi Rp16.000/US dollar.
Kinerja laba kotor divisi Pharma tersebut di atas antara lain disebabkan oleh pesatnya penurunan
nilai tukar Rupiah, dimana nilai tukar rata-rata Rupiah telah terdepresiasi hampir 13% terhadap
Dolar AS pada akhir 2014, penurunan yang tajam tersebut telah memberikan pengaruh negatif
terhadap harga pokok penjualan divisi ini terutama bahan baku dan kemasan impor. Selain itu,
persaingan antara pemerintah kabupaten dan provinsi untuk saling menandingi telah terus
mendorong kenaikan upah minimum regional yang makin menambah tingginya biaya produksi.

10

B.

Step 2 : Analisis Akuntansi PT Tempo Scan Pacific Tbk
Dasar Analisis yang digunakan adalah Laporan Posisi Keuangan, Laporan Rugi/Laba dan Laporan

Arus Kas.
Laporan Posisi Keuangan PT Tempo Scan Pacific Tbk. Tahun 2014 dan Tahun 2013

11

Laporan Rugi/Laba PT Tempo Scan Pacific Tbk. Tahun 2014 & Tahun 2013

12

Laporan Arus Kas PT Tempo Scan Pacific Tbk. Tahun 2014 & Tahun 2013

13

Dasar informasi yang perlu diketahui adalah bahwa PT Tempo Scan Pacific Tbk. Dalam melakukan
penyusunan laporan keuangannya menggunakan sistem akrual basis.
a.

Analisa Step 1 : Mengidentifikasi Kebijakan Akuntansi Prinsipil.

Dilihat dari laporan posisi keuangan pos aktiva, dengan membandingkan terhadap total aktivanya,
terlihat kebijakan kunci terdapat pada:
1.

Aset Tetap sebesar

27,79 %

2.

Piutang (Pihak Ketiga dan Pihak Berelasi) sebesar

15,01 %

3.

Persediaan sebesar

18,88 %
61,69 %

Tempo Scan adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi obat-obatan. Oleh karena itu,
penelitian dan pengembangan merupakan faktor kunci lainnya yang perlu diperhatikan. Menurut catatan
atas laporan keuangan tempo scan tahun 2014 biaya untuk penelitian dan pengembangan diakui sebagai
beban pada periode terjadinya kecuali biaya penelitian dan pengembangan yang secara khusus dapat
diidentifikasi dan mempunyai manfaat di masa yang akan datang dikapitalisasi dan dicatat sebagai beban
ditangguhkan dan disajikan sebagai bagian dari akun “Aset Tidak Lancar Lainnya” di laporan posisi
keuangan konsolidasian. Beban ditangguhkan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus
berdasarkan taksiran manfaatnya. Dalam laporan manajemennya, tempo scan menyatakan akan terus
meningkatkan kemampuan divisi penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan inovasi produk baru
yang berdasarkan pada kebutuhan konsumen dan mampu mengembangkan formulasi produk yang tepat
14

dengan biaya yang tepat. Pada tahun 2013 dan 2014 beban penelitian dan pengembangan berjumlah
Rp1.276.755.405 & Rp2.221.281.884. Sedangkan jumlah aset tidak lancar lainnya pada tahun 2013 dan
2014 adalah Rp136.604.828.306 & Rp216.847.344.558, dengan metode amortisasinya menggunakan
metode garis lurus.
Seperti yang dapat kita lihat di atas, aset tetap memeiliki proporsi sebesar 27,79% dari total aset.
Menurut catatan atas laporan keuangan tempo scan, pada pengakuan awal aset tetap dinilai sebesar
biaya perolehannya. Aset tersebut kemudian dikurangi dengan akumulasi penyusutannya dan akumulasi
rugi penurunan nilai (model biaya). Metode penyusutan pada umumnya yang digunakan adalah metode
garis lurus. Hal-hal yang terkait dengan nilai residu aset, umur manfaat dan metode penyusutan
dievaluasi setiap akhir tahun dan disesuaikan secara prospektif, jika diperlukan. Apabila kita perhatikan
antara catatan atas laporan keuangan tempo scan tahun 2013 dan 2014, pada tahun 2013 tempo scan
mengatakan dalam catatan atas laporan keuanganannya bahwa Aset tetap beberapa entitas anak
tertentu disusutkan dengan menggunakan metode saldo-menurun ganda (double-declining balance
method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap berkisar antara dua (2) sampai dengan
sepuluh (10) tahun. Sedangkan dalam catatan atas laporan keuangan tahun 2014 tidak terdapat
pengungkapan demikian.
Jumlah piutang pada tahun 2014 merupakan 15,01% dari total aset. Menurut catatan atas
laporan keuangan tempo scan tahun 2014 bahwa telah dilakukan penelitian keadaan akun piutang
masing-masing pelanggan pada akhir tahun 2014 dan manajemen berpendapat bahwa semua piutang
usaha dapat tertagih, sehingga tidak diperlukan adanya pembentukan penyisihan atas penurunan nilai
piutang usaha. Piutang usaha tidak dijaminkan atas utang bank. Kebijakan yang diterapkan pada tahun
2014 ini, juga diterapkan pada tahun 2013.
Persentase persediaan pada tahun 2014 adalah sebesar 18,88%. Persediaan ini dinyatakan
sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi neto. Nilai realisasi neto adalah
estimasi harga jual di dalam kegiatan usaha biasa dikurangi beban-beban penjualan variabel yang
diterapkan dan dikurangi biaya untuk menyelesaikan persediaan barang-dalam-proses. Biaya perolehan
ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang. Seelain itu, penyisihan penurunan nilai persediaan
digunakan untuk mengurangi nilai tercatat persediaan ke nilai realisasi neto (net realizable berdasarkan
hasil penelaahan berkala terhadap kondisi fisik persediaan. Persediaan ini juga diasuransikan. Pada tahun
2014 dan 2013 nilai persediaan tercatat adalah Rp1.059.160.357.678 & Rp1.004.467.892.728 sedangkan
penyisihan penurunan nilai persediaan pada tahun 2014 dan 2013 adalah ( Rp3.109.723.447 ) &
( Rp3.773.661.648 ).
b.

Analisis Step 2 : Menilai Fleksibilitas Kebijakan Akuntansi
15

Pada analisis sebelumnya disebutkan bahwa faktor kunci bagi industri farmasi, tempo scan pada
khususnya adalah aset tetap, piutang usaha dan persediaan serta penelitian dan pengembangan. Dari
keempat komponen faktor kunci tersebut, sebetulnya berbagai kebijakan akuntansi dapat digunakan
oleh tempo scan.
1.

Aset Tetap
Fleksibilitas kebijakan akuntansi aset tetap dapat terindikasi dari metode penyusutan yang

digunakan oleh perusahaan, penetapan kembali nilai aset tetap. Untuk tempo scan tahun 2014 dan 2013
kelompok usaha melakukan penjualan aset tetap dengan nilai buku masing-masing sejumlah Rp 7,3
Miliar dan Rp65,9 Miliar. Laba atas penjualan aset tetap tersebut pada tahun 2014 adalah sejumlah
Rp4,6 miliar dan pada tahun 2013 adalah sejumlah Rp130,5 miliar dimana sebesar Rp168,7 miliar dicatat
sebagai bagian dari selisih nilai transaksi restukturisasi entitas sepengendali. Manajemen kelompok
usaha berpendapat bahwa nilai buku dari seluruh aset tetap Kelompok Usaha ini dapat dipulihkan,
sehingga tidak diperlukan adanya penurunan nilai atas aset tetap kelompok usaha tersebut. Penyusutan
pada umumnya dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan
taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap yang bersangkutan.
2.

Piutang (pihak Ketiga dan pihak Berelasi)
Fleksibilitas kebijakan akuntansi piutang dapat terindikasi dari analisa tabel umur manfaat

piutang, kebijakan penyisihan kerugian piutang tidak tertagih perusahaan. Untuk tempo scan sendiri,
berdasarkan hasil penelaahan keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun 2014
dan 2013, manajemen berpendapat bahwa semua piutang usaha dapat tertagih, tidak perlu adanya
pembentukan penyisihan atau penurunan nilai piutang usaha dan piutang usaha tidak dijaminkan atas
utang usaha. (Sumber CALK). Karena tempo scan secara berturut-turut pada tahun 2013 dan 2014 tidak
mengambil kebijakan untuk melakukan penyisihan piutang tidak tertagih, maka menurut kami tidak
terdapat indikasi tempo scan merubah kebijakan akuntansinya.
3.

Persediaan
Fleksibilitas kebijakan akuntansi persediaan perusahaan dapat terindikasi dari metode penilaian

persediaan yang digunakan apakah FIFO, LIFO atau Metode Rata-rata Tertimbang. Selain itu apakah
perusahaan melakukan penyisihan penurunan nilai persediaan atau tidak. Untuk tempo scan sendiri,
persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan biaya nilai realisasi
neto. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang. Biaya perolehan terdiri dari biaya
biaya pembelian, biaya konversi dan biaya lainnya yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi
dan lokasi saat ini. Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga jual di dalam kegiatan usaha biasa
dikurangi beban-beban penjualan variabel yang diterapkan dan dikurangi biaya untuk menyelesaikan
16

persediaan barang-dalam-proses. Penyisihan penurunan nilai persediaan disajikan untuk mengurangi
nilai tercatat persediaan ke nilai realisasi neto (net realizable value) berdasarkan hasil penelaahan
berkala terhadap kondisi fisik persediaan.
4.

Penelitian dan Pengembangan
Fleksibilitas kebijakan akuntansi penelitian dan pengembangan perusahaan dapat terindikasi dari

kebijakan pengakuan biaya penelitian yang muncul apakah akan dikapitalisasi atau akan dibebankan
pada saar periode terjadinya biaya ke laporan rugi laba. Bisa juga indikasi tersebut muncul dari metode
amortisasi yang digunakan apakah metode garis lurus atau metode saldo menurun. Seperti yang telah
dijelaskan pada step pertama, bahwa tempo scan akan mengakui biaya untuk penelitian dan
pengembangan sebagai beban pada periode terjadinya dan apabila biaya penelitian dan pengembangan
secara khusus dapat diidentifikasi dan mempunyai manfaat di masa yang akan datang, maka
dikapitalisasi dan dicatat sebagai beban ditangguhkan dan disajikan sebagai bagian dari akun “Aset Tidak
Lancar Lainnya” di laporan posisi keuangan konsolidasian. Metode diamortisasi yang digunakan adalah
dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran manfaatnya.
c.

Analisis Step 3 : Mengevaluasi Strategi Akuntansi.
Atas dasar analisis fleksibilitas kebijakan akuntansi di atas, para manajer tempo scan tentu dapat

disimpulkan memiliki fleksibilitas untuk merubah kebijakan akuntansinya supaya memiliki kesempatan
untuk melakukan manajemen atas jumlah-jumlah yang disajikan di laporan keuangan. Tujuan utama
dengan adanya fleksibilitas ini bagi suatu perusahaan, dan mungkin bagi tempo scan adalah untuk
mengkomunikasikan situasi/kinerja perusahaan atau sengaja untuk menyembunyikan kinerja yang
sesungguhnya. Untuk menguji apakah fleksibilitas kebijakan akuntansi diterapkan oleh tempso scan
ataukah tidak, kita perlu membandingkannya dengan perusahaan pesaing, dalam hal ini adalah kalbe
farma dan dengan rata-rata industri.
1.

Aset tetap
Menurut pendapat kami fleksibilitas pertama muncul dari kebijakan metode penyusutan yang

digunakan. Tempo scan memilih metode garis lurus dan memilih tidak dilakukan adanya penilaian
penurunan nilai persediaan dengan alasan nilai buku aset tetap dapat dipulihkan. Secara teori,
penggunaan metode garis lurus untuk menyusutkan aset tetap akan menghasilkan beban penyusutan
yang konstan. Kebijakan pemilihan metode garis lurus oleh tempo scan sejak periode sebelumnya, maka
kami berkesimpulan tidak terdapat strategi akuntansi yang janggal. Begitupun dengan kebijakan
penurunan nilai aset tetap oleh tempo scan karena nilai terpulihkannya. Jika dibandingkan dengan kalbe
farma, kalbe farma juga memilih tidak melakukan penurunan nilai aset tetap karena nilai asetnya dapat
17

dipulihkan, selain itu kalbe farma juga menggunakan metode garis lurus. Ini berarti, secara rata-rata
dalam industri farmasi, kebijakan pemilihan metode depresiasi garis lurus dan kebiasaan tidak
melakukan penilaian penurunan nilai aset tetap adalah kebijakan yang umum dilakukan.
2.

Piutang
Saat tempo scan memilih tidak melakukan penyisihan piutang tidak tertagih pada tahun 2014

awalnya ini adalah sebuah indikasi strategi yang dilakukan oleh tempo scan. Tetapi asumsi ini
terpatahkan ketika ternyata tempo scan mengambil kebijakan yang sama pada tahun 2013. Lalu jika
dibandingkan dengan rata-rata industri, misalnya kalbe farma yang mengambil kebijakan untuk
melakukan pencadangan kerugian penurunan nilai piutang usaha. Alasan yang muncul kenapa tempo
scan tidak melakukan pencadangan piutang tidak tertagih adalah karena piutang seluruhnya dari
pelanggan dapat tertagih seluruhnya, ini artinya manajemen tempo scan akan memiliki cash flow yang
sangat likuid. Itulah kenapa tempo scan tidak menjadikan piutang usaha sebagai jaminan utang bank. Hal
ini sebaliknya dengan apa yang dilakukan oleh kalbe farma.

3.

Persediaan
Tempo scan memilih metode rata-rata tertimbang untuk menilai persediaanya. Secara teori hasil

dari kebijakan ini merupakan perpaduan antara kebijakan metode LIFO atau FIFO. Kalbe farma juga
menggunakan metode rata-rata tertimbang, bebrarti secara industri tidak terdapat masalah pada
kebijakan yang diambil oleh tempo scan. Baik tempo scan ataupun kalbe farma, juga mengambil
kebijakan untuk melakukan penyisihan kerugian penurunan nilai persediaan.
4.

Penelitian dan Pengembangan
Tempo scan memilih mengakui biaya penelitian dan pengembangan yang dikapitalisasi dan

dimasukan sebagai aset tidak lancar lainnya apabila memiliki manfaat dalam beberapa periode
mendatang tetapi jika tidak, maka akan dicatat sebagai beban pada saat terjadinya. Metode
amortisasinya dengan metode garis lurus. Berbeda dengan yang dilakukan oleh tempo scan, kalbe farma
akan mencatatnya pada kelompok akun aset tak berwujud. Dalam catatan atas laporan keuangannya,
tidak disebutkan secara jelas metode amortisasi yang digunakan oleh kalbe farma. Kesimpulannya, tidak
terdapat strategi akuntansi yang signifikan yang dilakukan oleh tempo scan.
d.

Analisis Step 4 : Mengevaluasi Kualitas Pengungkapan
Atas dasar analisa yang telah dilakukan pada step-step sebelumnya diketahui bahwa tidak

terdapat strategi akuntansi yang signifikan yang dilakukan oleh tempo scan. Atas dasar itulah kelompok
18

diskusi kami meyakini tidak terdapat indikasi apapun. Akan tetapi, untuk lebih meyakini asumsi kami,
kami perlu melakukan pengujian kualitas pengungkapan yang dilakukan oleh tempo scan. Secara teori,
pengujian kualitas pengungkapan dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan penting berikut
ini :
1.

Apakah tempo scan menyediakan pengungkapan yang memadai untuk menilai strategi bisnisnya
dan konsekuensi ekonomi yang akan dialami oleh tempo scan?

2.

Apakah catatan penting secara memadai menjelaskan kebijakan akuntansi kunci dan berbagai
asumsi-asumi?

3.

Apakah tempo scan menjelaskan secara memadai kinerja sebelumnya?

4.

Apabila PSAK membatasi tempo scan dalam mengukur faktor-faktor kunci suksesnya (piutang,
persediaan, aset tetap & penelitian-pengembangan)? Apabila jawabannya “iyah” apakah tempo
scan menyediakan pengungkapan yang memadai untuk membantu pembaca laporan keuangan
memahami bagaimana faktor-faktor kunci sukses tempo scan tersebut dikelola?

5.

Apabila tempo scan adalah sebuah perusahaan yang memiliki divisi berlapis, bagaimana kualitas
pengungkapan atas divisi-divisi ini?

6.

Bagaimana prediksi manajemen mengenai hambatan-hambatan di masa depan?

7.

Seberapa baik hubungan antara tempo scan dengan para investornya? Apakah tempo scan
menyediakan nilai buku yang didukung dengan data kinerja dan bisnis tempo scan yang detail?
Apakah tempo scan terbuka bagi analis?
Bagi kelompok kami, menjawab semua pertanyaan di atas akan mampu menarik kesimpulan

tentang kualitas pengungkapan oleh tempo scan, sehingga mendukung persepsi dan asumsi kami
tentang analisisi akuntansi kami atas tempo scan secara keseluruhan.
Tempo scan secara rutin menerbitkan laporan tahunan. Sebagai contoh pada tahun 2014 tempo
scan menerbitkan laporan tahunannya. Disebutkan di dalamnya bahwa tempo scan saat ini sedang
melakukan ekspansi bisnisnya ke pasar ASEAN, karena didukung oleh harga produk obat-obatan tempo
scan yang affordable (terjangkau), maka tempo scan memiliki konsekuensi terjadinya peningkatap
penjualan selama tahun 2013 dan tahun 2014. Tren pertumbuhan ini masih akan terus berlangsung
hingga tahun 2015. Padahal, secara industri, pada tahun 2014 pertumbuhan mengalami perlambatan.
Optimisme

pertumbuhan

juga

didukung

dengan

adanya

sistem

jaminan

kesehatan

yang

diimplemetasikan oleh pemerintah, dimana tempo scan akan berusaha masuk untuk menjadi supplier
obat-obatan yang diperlukan. Pada tahun 2014, tempo scan melakukan pembelanjaan lebih besar untuk
belanja modal guna membangun pabrlik-pabrik terbarunya, dan lebih banyak melakukan stock
persediaan karena nilai rupiah yang terus anjlok sedangkan sebagian besar bahan baku tempo scan
19

berasal dari import, sehingga apabila tidak dilakukan stok persediaan akan mengakibatkan beban pokok
semakin meningkat.
Tempo scan menyediakan secara rinci kebijakan akuntansi yang penting atas faktor-kuncisuksesnya, misalnya pemilihan metode, dll yang menurut analisa kami pada step sebelumnya
menyimpulkan tidak terdapat indikasi yang signifikan. Bahkan tempo scan juga merinci secara jelas
kinerjanya sejak tahun 2010 hingga tahun 2014. Dari tahun 2010 hingga tahun 2014 penjualan neto
tempo scan terus mengalami peningkatan, laba neto yang semakin meningkat walaupun sempat
mengalami penurunan dari tahun 2013 ke tahun 2014 tetapi jika dilihat dari tahun 2010 yang hanya
sebesar 489 miliar rupiah, pada tahun 2014 menjadi 579 miliar rupiah.
PSAK telah mengatur secara jelas akuntansi bagi persediaan, penelitian dan pengembangan, dan
aset tetap. Secara rinci tempo scan menjelaskan secara detail kebijakan akuntansi yang diambil atas
faktor-kunci-suksesnya. Tempo scan adalah semua perusahaan yang memiliki beberapa divisi untuk
memproduksi obat-obatannya. Misalnya : Divisi Produk Konsumen dan Kosmetika, dan Divisi Pharma.
Divisi ini diuangkapkan secara rinci pada seksi prinsip-prinsip konsolidasian, bahkan menjelaskan
kebijakan akuntasi bagi beberapa anak perusahaan.
Di tahun-tahun mendatang tempo scan meyakini hambatan utama masih akan terus dihadapi
oleh perusahaan, nilait tukar rupiah yang terus terdepresiasi, perlambatan pertumbuhan industri
farmasi, ancaman dari para pesaingnya, dan konsisi ekonomi indonesia yang sedang bergejolak.
Meskipun demikian, komitmen menjaga hubungan yang baik dengan para investornya, tempo scan
selalu membagi proporsi dividen kepada para pemegang sahanya dengan nilai perlembarnya selalu
mengalami peningkatan.
Kesimpulannya berarti secara keseluruhan tempo scan menurut pendapat kami dianggap
memiliki kualitas pengungkapan yang baik, sehingga membantu para pengguna dan para analis laporan
keuangan untuk melakukan analisa atas kinerja keuangan dan menganalisa atas kebijakan akuntansi yang
diambilnya.
e.

Analisis Step 5 : Mengidentifikasi benang merah yang berpotensi bermasalah
Langkah berikutnya adalah melakukan mengujian untuk mengetahui kualitas akuntansi yang

disajikan oleh tempo scan dengan cara mencari benang merah yang merujuk kepada piutang,
persediaan, aset tetap dan penelitian dan pengembangan.
Tempo scan secar jelas setiap kebijakan akuntansi yang diambilnya. Selain itu tempo scan
menyebutkan secara jelas mengapa saat penjualan neto meningkat dari tahun 2013 ke tahun 2014
sedangkan di periode ini mengalami penurunan laba bersih karena beban pokok penjualan yang
20

meningkat drastis karena sebab rupiah yang terdepresiasi untuk membeli bahan baku impor. Analisa
lebih jauh juga menunjukan bahwa saat kenaikan penjualan neto dari tahun 2013 ke tahun 2014 sebesar
9,59% menggakibatkan terjadinya peningkatan piutang usaha kepada pihak ketiga sebesar 3,9%
sedangkan kepada pihak berelasi turun sebesar 23,3%. Ini sejalan dengan analisa manajemen bahwa
tidak ada penyisihan piutang tidak tertagih. Saat tempo scan mengalami peningkatan arus kas bersih dari
aktivitas operasi pada tahun 2013 ke tahun 2014 sebesar 14,33%, sedangkah pada periode yang sama
laba bersih tempo scan justru mengalami penurunan sebesar 8,49%, padahal penjualan mengalami
peningkatan sebesar 9,59%. Seharusnya laba bersih mencerminkan kenaikan penjualan neto, tetapi
karena beban pokok penjualan yang meningkat karena depresiasi rupiah yang mengakibatkan harga
bahan baku imporet meningkat. Bagi kelompok kami ini wajdar dan tidak terdapat indikasi apapun.
Untuk tempo scan sendiri tidak terdapat penurunan beban pajak yang signifikan, hanya 17,22%.
Penurunan beban pajak ini terjadi karena beban pokok penjualan yang meningkat meskipun penjualan
netonya meningkat. Dalam catatan atas laporan keuangan tempo scan tidak ada kebijakan kontraktual
khusus untuk aktivitas penelitian dan pengembangan, tempo scan juga menyebutkan secara jelas
penjualan atas aset tetap pada tahun 2014 adalah sejumlah Rp4,6 miliar dan pada tahun 2013 adalah
sejumlah Rp130,5 miliar.
Laporan keuangan tempo scan telah diaudit oleh sebuah kantor akuntan publik yang kapable
yaitu Tanubrata Sutanto Fahmi dan Rekan (BDO). Dalam laporan auditornya, disebutkan bahwa laporan
keuangan konsolidasian menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material. Atas dasar opini
auditor BDO dan hasil analisa kami, sehingga kami berkesimpulan bahwa kualitas akuntansi yang
disajikan oleh tempo scan cukup baik.
f.

Analisis Step 6 : Kesimpulan
Semua step analisis akuntansi yang kami lakukan, kami menyimpulkan bahwa tidak terdapat

distorsi akuntansi yang dilakukan oleh tempo scan selama periode tahun 2013 ke tahun 2014.
C.

Step 3 : Analisis Keuangan PT Tempo Scan Pacific Tbk

a.
1.

Analisis Rasio
Measuring Overall Profitability

ROE 2014 
ROE 2013 

Net Income 2014
584,293,062,124

14%
2014
Shareholders' Equity
4,132,338,998,550

Net Income 2013
638,535,108,795

17%
Shareholders' Equity 2013 3,862,951,854,240

21

Perhitungan diatas merupakan proses pemfaktoran (decomposing) matematika dari beberapa
rumus. Pemfaktoran dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu Metode Tradisional dan metode
Alternatif. Kita bisa lihat bahwa ROE tahun 2013 17% dan tahun 2014 14% untuk PT Tempo Scan Pacific,
Tbk. Ini berarti mengalami penurunan sedangkan ROE Kalbe Farma tahun 2013 adalah 23 % dan ROE
2014 adalah 22%. Ditinjau secara keseluruhan sebenarnya kinerja profitabilitas Kalbe Farma melebihi
Tempo Scan. Tetapi, uniknya kedua perusahaan ini pada tahun 2014 sama-sama mengalami penurunan
kinerja. Jika kita kaitkan dengan kondisi perekonomian yang terjadi pada tahun 2014 memang
berdasarkan data yang diperoleh, mengalami perlambatan pertumbuhan di Industri Farmasi karena
hanya tumbuh 8% dengan nilai transaksi sekitar Rp56 triliun(sumber: International Pharmaceutical
Manufactures Group/IPMG). Kondisi ini dikarenakan rendahnya belanja obat dan kesehatan masyarakat.
Selain itu kondisi lainnya adalah karena sistem JKN yang belum optimal membuat pertumbuhan ini
melambat.
Superioritas kinerja profitabilitas Kalbe Farma dibandingkan dengan Tempo Scan tercermin pada
rasio market value of equity to book value pada tahun 2013 dan tahun 2014. Hasilnya diketahui bahwa
rasio market value of equity to book value untuk Tempo Scan adalah 65 dan 57,3 masing-masing pada
tahun 2013 dan tahun 2014. Sedangkan Kalbe Farma adalah 125 dan 183 masing-masing untuk tahun
2013 dan tahun 2014. Ini mengindikasikan bahwa para investor berekspektasi bahwa kinerja yang lebih
baik dari kalbe farma akan terus berlanjut daripada tempo scan pada beberapa tahun ke depan dan
menghasilkan pengembalian yang lebih baik bagi investor kalbe farma daripada para investor tempo
scan.
a)

Decomposing Profitability : Metode Tradisional

ROE ROA x Financial Leverage



Net Income
Assets
x
Assets
Shareholde rs' Equity

ROA diperoleh dengan menggunakan rumus :
ROA 

Net Income Sales
x
Sales
Assets

Tabel perhitungan

Net profit margin (ROS)

Tempo Scan
2014
2013
8%
9%

Kalbe Farma
2014
2013
12%
12,31%

x Asset Turnover

1,34

1,27

1,40

1,41

= Return on Assets (ROA)

10%

12%

17,07%

17,41%

x Financial Leverage

1,35

1,40

1,27

1,33

22

= Return on Equity (ROE)
14%
17%
22%
23%
Sesuai dengan rumus tradisional di atas, bisa dilihat bahwa PT Tempo Scan Pacific Tbk memiliki
profitabilitas yang semakin menurun. Secara berturut-turut, ROE tahun 2014 dan 2013 adalah 14% dan
17% (mengalami penurunan profitabilitas). ROE yang diperoleh oleh Tempo Scan dipengaruhi oleh dua
faktor, yaitu (1) Bagaimana Tempo Scan secara menguntungkan membelanjakan asetnya dan (2)
Seberapa besar perbandingan basis kas relatif terhadap investasi pemegang sahamnya.
Tabel di atas menunjukan tiga pengendali utama dari ROE tempo scan yaitu net profit margin,
asset turn over dan financial leverage. Apabila kita bandingkan antara tempo scan dengan kalbe farma,
asset turnover kalbe farma yang lebih tinggi daripada tempo scan adalah kunci suatu penjelasan
mengapa kalbe farma memiliki ROE yang lebih tinggi daripada tempo scan.
b)

Decomposing Profitability : Metode Alternatif
Dengan menggunakan metode alternatif, menghitung ROE dilakukan dengan kompleksitas rumus

yang merupakan suatu pemfaktoran. Lebih lengkapnya adalah sebagai berikut :
ROE 

NOPAT
( NetInterestExpenseaftertax)

Equity
Equity



NOPAT
Net Assets Net interest expense after tax
Net debt
x


Net Assets
Equity
Net debt
Equity



NOPAT
Net debt
Net interest expense after tax Net debt
x(1x
)
x
Net assets
Equity
Net debt
Equity

Operating ROA  (Operating ROA  Effective interest rate after tax)
x Net financial leverage
Operating ROA  Spread x Net financial leverage

Net interest expense after tax

2014
-58.208.082.984

2013
-55.011.201.342

NOPAT

544.665.594.425

619.135.520.492

Operating working capital

2.254.328.174.599

2.198.894.039.051

Net long-term assets

1.654.970.213.694

5.210.417.819.643

Net debt

2.457.084.332

-1,637,279,923,810

Net assets

3.909.298.388.000

7.409.311.859.000

Net capital

4.134.796.083.000

2.225.671.930.000

Pada saat kita menggunakan metode tradisional di atas, diketahui bahwa kunci utama mengapa
ROE kalbe farma lebih baik daripada tempo scan adalah karena asset turnover kalbe farma lebih baik
daripada tempo scan. Selain dengan menggunakan metode tradisional, kita dapat pula menggunakan
23

metode alternatif untuk mencari tahu mengapa ROE kalbe farma lebih tinggi daripada tempo scan.
Kelompok kami, lebih fokus menggunakan metode tradisional saja.
c)

Assessing Operating Management : Decomposing Net Profit Margins
Untuk menghitung net profit margin perusahaan digunakan rumus ROS (Return on Sales). ROS

menunjukan profitabilitas dari aktivitas operasional suatu perusahaan, dalam hal ini adalah Profitabilitas
aktivitas operasional PT Tempo Scan Pacific Tbk. Bagi seorang analis tentu tidak cukup hanya dengan
menganalisis profitabilitas aktivitas operasional perusahaan, tetapi lebih jauh seorang analis akan
melakukan perincian lebih lanjut ROS perusahaan. Tujuan dari perincian ROS perusahaan adalah untuk
memperkiranan (Assessment) efisiensi dari manajemen operasi perusahaan. Tabel di bawah ini
digunakan untuk membantu menginvestigasi faktor-faktor kunci dibalik net income margins (ROS) tempo
scan
2014

2013

Line Items as a Percent of
Sales
Sales

100%

100%

Cost of Sales

61%

60%

Sellng, General and Admin Exp

31%

30%

Other Income/Exp

1%

2%

Net Interest exp/income

1%

1%

Income Taxes

2%

3%

taxes

0%

0%

net income

8%

9%

Gross Profit Margin

39%

36%

EBITDA margin

10%

13%

NOPAT margin

7%

9%

Unusual gain/losses, net of

Key Profitability Ratios

Net Income margin
8%
10%
Analyzing Process : Dari tahun Berdasarkan kepada net income margin di atas, penurunan net
income ratio terjadi karena faktor yaitu depresiasi rupiah dimana salah satu anak perusahaan yang
bernama CPC Tempo Scan (Divisi Produk Konsumen dan Kosmetik) yang sebagian besar bahan bakunya
diimpor dari luar negeri membuat biaya penjualannya meningkat. Seandainya tidak terjadi depresiasi
penurunan rupiah, menurut pendapat kami PT Tempo Scan merupakan perusahaan yang layak untuk
24

dijadikan termpar berinvestasi karena Sales yang meningkat dari tahun sebelumnya, ditambah lagi
karena supply obat-obatan tempo scan ke BPJS sekaligus masih banyaknya masyarakat yang memerlukan
harga obat-obatan yang affordable (terjangkau) membuat pangsa pasar tempo scan masih luas.
d)

Evaluating Investment Management : Decomposing Asset Turnover
Tadi sudah dijelaskan bahwa kunci utama mengapa ROE kalbe farma lebih baik daripada tempo

scan yaitu asset turnover. Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah mengapa asset turnover kalbe
farma bisa lebih baik daripada tempo scan? Jawaban atas pertanyaan ini dapat kita bantu melalui tabel
di bawah ini. Sebagaimana kita ketahui bahwa turnover aset adalah pengendali kedua dari ROE
perusahaan. Disini, analisis lebih lanjut atas turnover aset berguna untuk mengevaluasi efektivitas
manajemen investasi perusahaan. Tempo scan dikatakan efektif dalam melakukan manajemen
investasinya apabila tempo scan mampu melakukan (1) manajemen modal kerja (working capital
management) dan (2) manajemen aset jangka panjang (management of long-term assets). Dua hal inilah
yang membuat asset turnover tinggi atau rendah. Dapat kita lihat bahwa operating working capital ratio
tempo scan pada tahun 2014 adalah sebesar 30% dan 32 %. Ini artinya, dalam setiap dollar/rupiah yang
diinvestasikan oleh tempo scan pada operating working capital (modal kerja operasi) maka akan
menghasilkan 30% dan 32% penjualan. Jumlah sebesar 30% dan 32% relatif lebih baik untuk tempo scan.
Selain itu, kemampuan perusahaan dalam memanajemen investasinya, ditunjukan dalam
kemamp

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS ISI LIRIK LAGU-LAGU BIP DALAM ALBUM TURUN DARI LANGIT

22 212 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25