SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN MODAL

Nama : Wening Wahyuningtyas
NIM

: 2014017129

Kelas : 4A4 Akuntansi

AUDIT SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KEMBALI MODAL
Karakteristik siklus perolehan dan pembayaran kembali modal mempengaruhi secara signifikan audit
terhadap akun-akun berikut:
1. Relatif sedikit transaksi yang mempengaruhi saldo akun, tetapi setiap transaksi seringkali
jumlahnya material.
2. Jika tidak dimasukkan satu transaksi tertentu, mungkin jumlahnya akan material.
3. Terdapat hubungan hukum entitas usaha klien dan pemegang saham, obligasi, atau dokumendokumen pemilihan serupa.
4. Terdapat hubungan langsung antara akun bunga dan dividen dengan kewajiban dan ekuitas.
Akun-akun dalam siklus perolehan dan pembayaran kembali modal
Berikut ini adalah akun-akun utama dalam siklus tersebut:



















Wesel bayar
Hutang kontrak
Hipotek
Hutang obligasi
Beban bunga
Bunga masih harus dibayar

Kas di bank
Modal saham biasa
Modal saham preferen
Modal disetor di atas nilai pari
Modal donasi
Laba di tahan
Appropiasi laba di tahan
Saham tresuri
Dividen yang diumumkan
Hutang dividenPerusahaan perorangan- akun modal
Persekutuan - akun modal

A. Wesel Bayar
Wesel bayar adalah kewajiban hukum terhadap kreditur yang dijamin oleh aktiva ataupun sama sekali
tidak dijamin. Biasanya, suatu wesel di keluarkan untuk jangka waktu antara satu bulan dan satu
tahun, tetapi ada juga wesel yang jangka waktu nya lebih dari satu tahun.Wesel di keluarkan untuk
berbagai maksud kekayaan yang dijaminkan meliputi berbagai jenis aktiva seperti efek efek,
persediaan dan aktiva tetap.
Pembayaran pokok pinjaman dan bunga wesel tersebut harus sesuai dengan persyaratan dalam
perjanjian kredit. Untuk pinjaman jangka pendek, pembayaran pokok pinjaman dan bunga umumnya

dilakukan pada saat hutang tersebut jatuh tempo; tetapi untuk pinjaman yang melebihi 90 hari, wesel
biasanya mensyaratkan pembayaran bunga bulanan atau setiap triwulanan.

Biasanya dilakukan pengujian terhadap pembayaran pokok pinjaman dan bunga sebagai bagian dari
audit atas siklus perolehan dan pembayaran karena pembayaran bunga maupun pokok pinjaman atas
siklus dalam jurnal pengeluaran kas. Tetapi karena frekuensinya relatif tidak begitu sering, transaksitransaksi modal dalam berbagaikasus jarang disertakan dalm sampel penguijian atas transaksi. Oleh
karena itu, pengujian terhadap transaksi-transasi tersebut biasanya dilakukan sebagai bagian dari
siklus perolehan dan pembayaran kembali modal.
Tujuan Audit
Tujuan dari pemerikasaan auditor atas wesel bayar adalah
a. Menentukan Struktur pengendalian intern terhadap wesel bayar cukup memadai
b. Transaksi-transaksi berkenaan dengan pinjaman yang melibatkan pokok serta bunga wesel
telah diotorisasi secara memadai dan telah dicatat sesuai dengan keenam tujuan spesifik audit
atas transaksi yang telah ditetapkan.
c. Hutang atas wesel bayar dan beban bunga dan kewajiban yang masih harus dibayar yang
berhubungan, telah dinyatakan dengan wajar sesuai dengan kedelapan dari Sembilan tujuan
spesifik audit atas rincian saldo. (nilai yang dapat direalisasikan tidak dapat diterapkan pada
wesel bayar).
Pengendalian Internal
Terdapat empat pengendalian intern yang penting atas wesel bayar:

1. Otorisasi yang memadai atas penerbitan wesel baru. Tanggung jawab atas penerbitan wesel
baru harus terletak pada dewan direksi atau manajemen puncak. Biasanya diperlukan dua
tanda tangan pejabat tinggi perusahaan untuk setiap perjanjian pinjaman. Jumlah pinjaman,
tingkat bunga, syarat-syarat pembayaran, dan aktiva yang dijaminkan harus menjadi bagian
dari perjanjian pinjaman yang diotorisasikan. Bila wesel tersebut diperpanjang, adalah
penting bahwa prosedur otorisasi serupa diberlakukan seperti hal nya untuk penerbitan wesel
baru.
2. Pengendalian yang mencukupi atas pembayaran pokok pinjaman bunga. Pembayaran bunga
dan pokok pinjaman harus dikendalikan sebagai bagian dari siklus perolehan dan
pembayaran. Pada saat wesel diterbitkan, bagian akuntansi harus menerima satu rangkapan
seperti halnya penerimaan faktur pemasok dan laporan penerimaan. Bagian hutang secara
otomatis harus mengeluarkan cek untuk wesel yang telah jatuh tempo, sama halnya seperti
penyiapan cek untuk pembelian barang jasa. Rangkapan wesel merupakan dokumen
pendukung untuk pembayaran.
3. Dokumen dan catatan-catatan yang memadai. Hal ini meliputi buku tambahan dan
pengawasan terhadap wesel-wesel kosong atau yang telah dibayar oleh seorang petugas yang
bertanggung jawab. Wesel-wesel yang telah dibayar harus dibatalkan dan disimpan oleh
karyawan yang berwenang untuk itu.
4. Verifikasi independen secara periodic. Secara periodic, catatan-catatan wesel yang dibuat
terperinci harus direkonsiliasikan dengan buku besar dan dibandingkan dengan catatan

pemegang wesel, oleh karyawan yang tidak bertanggung jawab atas pencatatan rinci.
Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas transaksi
Pengujian terhadap transaksi-transaksi wesel bayar meliputi penerbitan wesel bayar dan pembayaran
kembali pokok pinjaman serta bunga. Pengujian transaksi wesel bayar dan bunganya harus lebih
menekankan pengujian terhadap empat pengendalian intern terpenting yang dibahas dalam bagian
sebelumnya. Selain itu harus ada penekanan terhadap ketepatan jumlah penerimaan dan pembayaran.
Prosedur Analitis

Prosedur analisis merupakan hal yang essensial untuk wesel bayar karena pengujian rinci atas beban
bunga dan bunga hutang sering kali dapat dieliminasi bila hasilnya menguntungkan. Contoh prosedur
analitis untuk wesel bayar dan akun-akun bunga yang berhubungan.
Prosedur Analitis
a. Hitung kembali taksiran beban bunga dengan dasar tingkat bunga rata-rata wesel bayar
bulanan keseluruhan.
b. Bandingkan wesel bayar yang beredar dengan tahun sebelumnya
c. Bandingkan saldo total wesel bayar, beban bunga, dan bunga terhutang tahun sebelumnya
Kemungkinan Kekeliruan
a. Salah saji beban bunga atau bunga terhutang, atau pengabaian wesel bayar beredar
b. Pengabaian atau salah saji wesel bayar
c. Salah saji beban bunga, bunga terhutang atau wesel bayar sebelumnya

Pengujian Rincian atas Saldo-saldo
Langkah awal yang umum dilakukan dalam audit wesel bayar adalah penggunaan skedul wesel bayar
dan bunga terhutang yang diperoleh dari klien. Skedul memuat keterangan rinci dari semua transaksi
yang terjadi untuk tahun berjalan secara keseluruhan baik untuk pokok pinjaman maupun bunga,
saldo awal dan saldo akhir wesel bayar dan hutang bunga, serta informasi yang jelas dan rinci
mengenai wesel seperti tanggal jatuh tempo, tingkat bunga, dan aktiva yang dijaminkan. Bila selama
tahun berjalan terdapat banyak transaksi yang melibatkan wesel bayar, kemungkinan skedul tersebut
menjadi tidak memadai. Dalam keadaan seperti ini, auditor biasanya meminta klien untuk
memeprsiapkan skedul wesel-wesel pada akhir tahun masih mempunyai saldo yang belum dilunasi.
Skedul ini akan berisi keterangan mengenai setiap wesl, saldo akhir, dan bunga yang masih terhutang
pada akhir tahun, termasuk jaminan serta tingkat bunga. Skedul wesel bayar digunakan sebagai
kerangka acuan untuk prosedur tersebut.
Tiga tujuan terpenting dalam audit atas wesel bayar adalah:
a. Seluruh wesel bayar yang ada telah disertakan (kelengkapan)
b. Wesel bayar dalam skedul dinilai dengan benar (keakuratan)
c. Wesel bayar telah disajikan dan diungkapkan secara memadai (penyajian dan pengungkapan)
B. Ekuitas Pemilik
Transaksi-transaksi ekuitas pemilik yang mungkin terjadi adalah perubahan ekuitas pemilik
disebabkan oleh laba atau rugi tahunan serta pembagian deviden. Waktu yang digunakan utnuk
verifikasi ekuitas pemilik pada perusahaan keluarga seringkali hanya sedikit walaupun auditor harus

melakukan pengujian terhadap catatan-catatan perusahaan. Verifikasi terhadap ekuitas pemilik pada
perusahaan public lebih rumit karena jumlah pemegang saham yang lebih banyak serta seringnya
terjadi pergantian pemegang saham.
Tujuan Audit
a. Struktur pengendalian intern terhadap modal saham dan dividen yang berkaitan mencukupi
b. Transaksi-transaksi “ekuitas pemilik” telah dicatat sesuai dengan keenam tujuan spesifik
audit.
c. Saldo-saldo ekuitas pemilik telah disajikan dan diungkapkan sesuai dengan tujuan spesifik
audit rincian saldo (kepemilikan dan nilai yang dapat direalisasikan tidak berlaku)
Pengendalian Internal
1. Otorisasi Transaksi yang Memadai

2. Penerbitan Modal Saham
3. Pembelian Kembali Modal Saham
4. Penyelenggaraan Pembukuan dan Pemisahan Tugas yang Memadai.
Transaksi-transaksi ekuitas pemilik berikut ini umumnya memerlukan otorisasi yang khusus.
1. Pengeluaran modal saham
Otorisasi meliputi jenis saham yang akan diterbitkan (misalnya apakah saham preferen atau
saham biasa), jumlah yang diterbitkan, nilai pari saham, kondisi kekhususan dari saham selain
saham biasa, dan tanggal penerbitannya.

2. Pembelian kembali modal saham
Pembelian kembali saham, baik saham biasa maupun saham preferen, waktu pembelian
kembali, dan jumlah yang akan dibayarkan untuk pembelian kembali saham, seluruhnya harus
disetujui oleh dewan direksi.
3. Pernyataan pembagian dividen
Dewan direksi harus memberikan otorisasi terhadap bentuk dividen (tunai atau dalam bentuk
saham), jumlah dividen untuk setiap saham dan catatan serta tanggal pembelian dividen.
Prosedur terpenting untuk mencegah kekeliruan dalam ekuitas pemilik adalah (1) kebijakan yang jelas
untuk pembuatan sertifikat saham dan pencatatan transaksi saham (2) verifikasi intern yang
independen terhadap informasi dalam catatan. Pada saat menerbitkan dan mencatat saham, klien harus
memastikan bahwa peraturan pemedasar perusahaan telah dipenuhi.
C. Audit atas Modal Saham dan Tambahan Modal disetor
Terdapat 4 hal penting dalam audit terhadap modal saham dan tambahan modal disetor di atas nilai
pari:
1. Seluruh transaksi modal saham yang ada telah dicatat (kelengkapan)
Tujuan ini dengan mudah dapat dicapai jika digunakan jasa pencatat atau agen pemindahan
saham .Auditor dapat meminta konfirmasi mereka mengenai transaksi-transaksi modal saham
dan mengenai nilai dari transaksi-transaksi saham tersebut .Penelitian terhadap notulen
rapat ,terutama yang dibuat mendekati tanggal neraca dan pemeriksaan terhadap buku catatan
saham klien ,dapat juga menunjukkan adanya pengeluaran dan pembelian kembali saham .

2. Transaksi-transaksi saham yang dicatat telah diotorisasi dan nilainya tepat (keberadaan dan
keakuratan)
Transaksi saham yang dicatat benar dan dicatat dengan tepat. Pengeluaran saham baru secara
tunai ,merjer dengan perusahaan lain melalui pertukaran saham ,modal yang dihadiahkan dan
saham yang dibeli kembali semuanya memerlukan audit yang ekstensif. Tanpa
memperhartikan pengendalian intern yang ada ,umunya seluruh transaksi modal saham
diverifikasi karena nilainya yang material dan sifat permanen di dalam catatan. Keberadaan
biasanya diuji dengan memeriksa notulen rapat dewan direksi .
3. Modal saham dinilai dengan benar (keakuratan)
Ketetapan nilai transaksi saham yang dilakukan secara tunai dapat diverifikasi dengan
meminta konfirmasi tentang jumlahnya kepada agen pemindahan saham dan menelusuri
jumlah transaksi saham yang ada ke dalam penerimaan uang .(Dalam hal pembelian kembali
saham ,jumlahnya ditelusuri ke dalam jurnal pengeluaran aks ).Selain itu ,auditor harus
memeriksa jumlah yang dikredit ke dalam modal saham dan tambahan modal disetor di atas
nilai pari atau nilai modal saham ditetapkan.
4. Modal saham disajikan dan diungkapkan secara memadai (penyajian dan pengungkapan)
Sumber informasi paling penting dalam menentukan apakah modal saham telah diungkapkan
secara memadai adalah akte pendirian perusahaan ,notulen rapat dewan direksi ,dan analisis
auditor terhadap transaksi-transaksi modal saham .Auditor harus yakin bahwa terdapat
penjelasan yang mencukupi untuk setiap golongan saham ,termasuk informasi mengenai


jumlah saham yang diterbitkan dan yang beredar dan hak khusus dari setiap jenis saham
tertentu .Penyajian dan pengungkapan yang layak tentang opsi saham ,waran dan saham
konvertibel harus diverifikasi dengan memeriksa dokumen-dokumen hukum atau bahan bukti
lain yang membuktikan adanya peraturan-peraturan tentang hal-hal tersebut di atas.
D. Audit atas Dividen
Penekanan pada audit atas dividen adalah pada transaksinya dan bukan saldo akhir .Kecuali jika ada
hutang dividen .
Tujuan-tujuan terpenting dari kontrol terhadap dividen ,termasuk yang berkaitan dengan hutang
dividen .
a.
b.
c.
d.
e.

Dividen yang dicatat benar ada (keberadaan)
Dividen yang ada seluruhnya telah dicatat (kelengkapan)
Dividen telah dicatat dengan benar (keakuratan)
Dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham adalah benar ada (keberadaan)

Hutang dividen telah dicatat dengan benar (keakuratan)

Keberadaan atas dividen yang dicatat dapat dicek dengan meneliti notulen rapat dewan direksi
menganai jumlah dividen per saham dan tanggal pembayaran dividen .Pada waktu meneliti notulen
rapat dewan direksi untuk memverifikasi dividen yang diumumkan .auditor harus berhati-hati
teerhadap kemungkinan adanya pengumuman dividen yang tidak dicatat ,terutama mendekati tanggal
neraca .Suatu prosedur audit yang berhubungan dengan itu adalah menelaah arsip kertas kerja audit
untuk melihat apakah ada pembatasan terhadap pembayaran dividen ,dalam perjanjian obligasi atau
ketentuan mengenai saham preferen . Ketepatan penilaian suatu pengumanan pembayaran dividen
dapat dapat diaudit dengan menghitung kembali jumlahnya berdasarkan dividen setiap saham dan
jumlahnya berdasarkan dividen setiap saham dan jumlah saham yang beredar .Jika klien
menggunakan agen pemindahan saham untuk membagikan dividen ,jumlah totalnya dapat dapat
ditelusuri ke dalam jurnal pembayaran kas kepada agen dan juga dengan mengkonfirmasikannya .Jika
klien membuat catatan-catatan dividend an membayar dividen sendiri ,auditor dapat meverifikasi
jumlah totalnya dengan menghitung kembali dan melihat catatan mengenai uang tunai yang
dibayarkan .Selain itu ,perlu dilakukan verifikasi untuk melihat apakah pembayaran dilakukan kepada
pemegang saham yang memiliki saham tersebut pada tanggal pencatatan dividen .Auditor dapat
menguji hal ini dengan memilih suatu sampel pembayaran dividen yang dicatat dan menelusuri nama
penerima uang pada cek yang telah dibatalkan oleh bank pada catatan dividen ,untuk meyakinkan
bahwa pemenerima uang memang berhak .Pada saat yang sama dapat dilakukan verifikasi terhadap
jumlah dan keaslian cek dividen tersebut .Pengujian terhadap hutang dividen harus dilakukan
bersamaan dengan dividen yang diumumkan .Setiap dividen yang belum dibayar harus dicatat sebagai
hutang .
E. Audit atas Laba Ditahan
Bagi sebagian besar perusahaan ,satu-satunya transaksi yang melibatkan laba ditahan adalah laba
bersih untuk tahun berjalan dan dividen yang diumukan .Tetapi mungkin pula ada koreksi terhadap
laba tahun-tahun sebelumnya ,penyesuaian terhadap transaksi-transaksi tahun sebelumnya yang
dikredit atau dibebankan langsung terhadap laba ditahan dan pembuatan atau penghapusan apropriasi
laba di tahan. Titik awal audit terhadap laba ditahan adalah analisis terhadap laba ditahan untuk
seluruh tahun yang bersangkutan .Skedul audit yang menunjukkan analisis itu ,yang biasanya
merupakan bagian dari arsep permanen ,meliputi keterangan tentang setiap transaksi yang
mempengaruhi akun laba ditahan . Audit terhadap pengkreditan atas laba ditahan yang berasal dari
laba tahun yang bersangkutan (atau pendebitan yang disebabkan kerugian) dilakukan dengan
menelusuri jurnal dalam laba ditahan ke dalam laba bersih pada perhitungan laba rugi .Prosedur ini
tentu saja harus dilakukan pada saat-saat terakhir auditing seluruh ayat jurnal penyesuaian yang
mempengaruhi laba bersih diselesaikan . Salah satu pertimbangan yang penting dalam mengaudit
pendebitan dan pengkreditan terhadap laba ditahan ,selain disebabkan oleh laba bersih dan dividen

,adalah menentukan apakah transaksi tersebut harus dimasukkan ,sebagai contoh ,penyesuain periode
lalu hanya dapat dimasukkan ke dalam laba ditahan jika transaksi tersebut sesuai dengan PSAK No.
21 (di Amerika :APB Opinions dan FSAB Statement).

Setelah auditor yakin bahwa transaksi tersebut dapa diklasifikasikan sebagai transaksi laba
ditahan,langkah berikutnya adalah menentukan apakah nilai transaksi tersebut benar .Bahan bukti
audit yang diperlukan untuk menguji apakah penilaian dilakukan dengan benar bergantung pada sifat
transaksi .Jika ada peraturan yang mengharuskan adanya apropriasi untuk dana pelunasan obligasi
,jumlah apropriasi yang tepat dapat ditentukan dengan memeriksa perjanjian obligasi .Jika terdapat
suatu kerugian besar yang dibebankan pada laba ditahan karena tidak digunakannya lagi suatu
pabrik ,bahan baku yang diperlukan untuk menentukan besarnya kerugian dapat meliputi sejumlah
besar catatan dan dokumen pabrik tersebut . Perhitungan penting lainnya dalam audit terhadap laba
ditahan adalah menilai apakah ada transaksi yang seharusnya dimasukkan tetapi belum dicatat
.Contohnya jika diumumkan pembayaran dividen berupa saham ,nilai pasar dari saham yang
dikeluarkan harus dikapitalisasi dengan mendebitkan ke laba ditahan dan kredit ke modal saham
.Demikian pula jika dalam laporan keuangan tercakup apropriasi laba ditahan ,auditor harus menilai
apakah masih diperlukan aprpropriasi pada tanggal neraca. Contohnya ,apropriasi laba ditahan untuk
dana pelunasan obligasi harus dihapuskan ,jika obligasinya telah dibayar, yaitu dengan mengkreditkan
laba ditahan. Hal penting dalam mennetukan apakah laba ditahan diungkapkan dengan benar dalam
neraca adalah keberadaan pembatasan-pembatasan terhadap pembayaran dividen .Seringkali
perjanjian dengan bankir ,pemegang saham dan kreditor lainnya melarang atau membatasi jumnlah
dividen yang dapat dibayarkan oleh klien .Pembatasan-pembatasan ini harus diungkapkan dalam
catatan atas laporan keuangan.