Daftar Istilah Pengetahuan Bahan Pakan T
SUMBER BAHAN MAKANAN TERNAK
Berdasarkan kandungan serat kasarnya bahan makanan ternak
dapat
dibagi kedalam dua golongan yaitu bahan penguat (konsentrat)
dan hijauan.
Konsentrat
dapat berasal dari bahan pangan atau dari
tanaman seperti serealia (misalnya jagung, padi atau gandum),
kacang-kacangan (misalnya kacang hijau atau kedelai), umbiumbian (misalnya ubi kayu atau ubi jalar), dan buah-buahan
(misalnya kelapa atau kelapa sawit). Konsentrat juga dapat berasal
dari hewan seperti tepung daging dan tepung ikan. Disamping itu
juga dapat berasal dari industri kimia seperti protein sel tunggal,
limbah atau hasil ikutan dari produksi bahan pangan seperti dedak
padi dan pollard, hasil ikutan proses ekstraksi seperti bungkil kelapa
dan bungkil kedelai, limbah pemotongan hewan seperti tepung
darah dan tepung bulu, dan limbah proses fermentasi seperti ampas
bir.
Hijauan
dapat berupa rumput-rumputan dan leguminosa segar
atau kering serta silase yang dapat berupa jerami yang berasal dari
limbah pangan (jerami padi, jerami kedelai, pucuk tebu) atau yang
berasal dari pohon-pohonan (daun gamal dan daun lamtoro).
Klasifikasi
berdasarkan kandungan gizinya bahan makanan
ternak dapat
dibagi atas sumber energi (misalnya dedak ubi kayu), sumber
protein yang
berasal dari tanaman (misalnya bungkil kedelai dan bungkil kelapa)
dan sumber protein hewani (tepung darah, tepung bulu dan tepung
File E.Laconi/PBMT-IPTP/2011-2012
1
ikan). Selain sumber protein dan sumber energi, beberapa bahan
makanan dapat digolongkan sebagai sumber mineral (misalnya
tepung tulang, kapur dan garam), serta sumber vitamin (misalnya
ragi dan minyak ikan). Beberapa bahan seperti antibiotika, preparat
hormon, preparat enzim, dan buffer dapat digunakan untuk
meningkatkan
daya
guna
ransum.
Bahan-bahan
tersebut
digolongkan dalam pakan imbuhan (feed
aditif).
Pengelompokan
yang
lain
adalah
berdasarkan
penggunaannnya. Pakan berdasarkan penggunaannya dibagi atas
bahan makanan konvensional (seperti bungkil kedelai dan dedak)
dan nonkonvensional (seperti ampas nenas dan isi rumen).
Komposisi kimia
bahan makanan ternak sangat beragam
karena tergantung pada varietas, kondisi tanah, pupuk, iklim, cara
pengolahan, lama penyimpanan
dan lain -lain. Berdasarkan
penelitian, beberapa padi yang berasal dari beberapapola tanam
yang
berbeda
digiling
disuatu
penggilingan
yang
sama
makakeragaman dedak padi dari beberapa pola tanam berbeda te
rsebut tidak banyak berbeda komposisinya. Sedangkan bila padi
dari
beberapa
pola
tanam
yang
samadigiling
dibeberapa
penggilingan, maka komposisi dedak padi tersebut akan beragam.
Dari hal ini cara pengolahan lebih menyebabkan keragaman
komposisi dedak padi dibandingkan dengan pola tanam. Umumnya
bahan makanan ternak yang berasal dari limbah pertanian/industry
tidak dapat digunakan sebagai bahan satu-satunya (pakan tunggal)
dalam
ransum
baik
untuk
hewan
ruminansia
maupun
non
ruminansia, oleh karena kandungan zat-zat makanannya tidak dapat
memenuhi standar kebutuhan ternak. Disamping itu, bahan-bahan
makanan tersebut sering mempunyai kendala-kendala baikberupa
racun maupun antinutrisi sehingga penggunaannya pada ternak
perlu dibatasi.
File E.Laconi/PBMT-IPTP/2011-2012
2
ISTILAH-ISTILAH DALAM ILMU MAKANAN TERNAK
Beberapa
istilah yang sering
dijumpai
dalam pengetahuan bahan
makanan
ternak diantaranya :
Ampas :
Residu limbah industri pangan yang telah diambil sarinya melalui proses
pengolahan secara basah (ampas kelapa, ampas kecap, ampas tahu,
ampas bir, ampas ubi kayu/onggok).
Abu / ash / mineral :
Sisa pembakaran pakan dalam tungku/tanur 500 – 600 0C sehingga semua
bahan organik terbakar habis.
Analisis proksimat (Proximate analysis ) :
Analisa kimiawi pada pakan/bahan yang berlandaskan cara Weende yang
akan menghasilkan air, abu, protein kasar, lemak dan serat kasar dalam
satuan persen.
Analisis Van Soest (Fiber Analysis):
Metoda analisa berdasarkan kelarutannya dalam larutan detergen asam
dan detergen netral, menghasilkan isi sel (NDS), dinding sel (NDF),
hemiselulosa, selulosa, lignoselulosa (ADF), lignin, dan silica
File E.Laconi/PBMT-IPTP/2011-2012
3
BETN (Bahan Ekstrak Tanpa N) / NFE (Nitrogen Free Extract) :
Karbohidrat bukan serat kasar. Dihitung sebagai selisih kandungan
kerbohidrat dengan serat kasar. Merupakan tolak ukur secara kasar
kandungan karbohidrat pada suatu pakan/ransum.
Bahan kering (Dry Matter) : Pakan bebas air.
Dihitung dengan
cara (100 –
kadar air) , di mana kadar air diukur
merupakan persen bobot yang hilang setelah pemanasan pada suhu 105
0
C sampai beratnya tetap.
Bahan makanan ternak / pakan (Feeds, Feedstuf) :
Semua bahan yang dapat dan layak dimakan ternak.
Bahan organik (Organik matter) :
Selisih bahan kering dan abu yang secara kasar merupakan kandungan
karbohidrat, lemak dan protein.
Bahan organik tanpa nitrogen (BOTN)/Non nitrogenous
organik matter
Selisih bahan organik dengan protein kasar yang merupakan gambaran
kasar
kandungan karbohidrat dan lemak suatu bahan/pakan.
Dedak (Bran) :
Limbah industri penggilingan bijian yang terdiri dari kulit luar dan
sebagian endosperm seperti dedak padi, dedak gandum (pollard), serta
dedak jagung.
Energi bruto / Gross energy (GE)
Jumlah kalori (panas) hasil pembakaran pakan dalam bom kalorimeter.
File E.Laconi/PBMT-IPTP/2011-2012
4
Fodder :
Hijauan dari kelompok rumput bertekstur kasar seperti jagung dan
sorghum beserta bijinya yang dikeringkan untuk pakan.
Hijauan makanan ternak (Forage)
Pakan yang berasal dari bagian vegetative
tumbuhan/tanaman dengan
kadar serat kasar > 18 % dan mengandung energi tinggi
Hijauan kering (Hay )
Hijauan makan ternak (HMT) yang dikeringkan dengan kadar air biasanya
< 10 %.
Jerami (Straw)
Hijauan limbah pertanian setelah biji dipanen dengan kadar serat kasar
umumnya tinggi, bisa berasal dari gramineae maupun leguminoceae.
Karbohidrat
Senyawa C, H dan O bukan lemak, merupakan selisih BOTN dan lemak.
Bungkil
Bahan limbah industri minyak seperti bungkil kelapa, bungkil kacang
tanah, bungkil kedele, dll.
Lemak kasar (Ether extract)
Semua senyawa pakan/ransum yang dapat larut dalam pelarut organik.
Lignin
Bagian serat detergen asam yang tidak larut dalam H2SO4 72 % dan
terbakar habis pada tanur 500 – 600 0C pada metoda analisis Van Soest.
Pakan imbuhan / Feed additive
Zat yang ditambahkan dalam ransum untuk memperbaiki daya guna
ransum yang bersifat bukan zat makanan,
File E.Laconi/PBMT-IPTP/2011-2012
5
Protein kasar (PK) / Crude protein
Kandungan nitrogen pakan/ransum dikalikan faktor protein rata -rata
(6,25) karena rata-rata nitrogen dalam protein adalah 16 %, sehingga
faktor perkalian protein 100/16 = 6,25.
Terdiri dari asam-asam amino yang saling berikatan (ikatan peptida),
amida, amina dan semua bahan organik yang mengandung Nitrogen.
Ransum (Ration, Diet)
Sejumlah pakan/campuran pakan yang dijatahkan
untuk ternak dalam
sehari.
Ransum konsentrat
Campuran pakan yang mengandung serat kasar < 18 %
dan tinggi
protein.
Selulosa
Rangkaian molekul glukosa dengan ikatan kimia b - 1,4 glukosida dan
terdapat dalam tanaman.
Serat detergen asam (SDA, ADF)
Bagian dinding sel tanaman yang tidak larut dalam detergen asam pada
metoda analisis Van Soest.
Serat kasar (SK) / Crude fiber (CF)
Bagian karbohidrat yang tidak larut setelah pemasakan berturut-turut,
masing-masing 30 menit pada H2SO4 1,25 % (0,255 N) dan NaOH 1,25 %
(0,312 N).
Setara protein telur (Chemical score)
File E.Laconi/PBMT-IPTP/2011-2012
6
Kadar asam amino esensial pembatas protein suatu bahan dibandingkan
dengan asam amino protein telur sebagai standar.
Silase / Silage
Hasil pengawetan hijauan dalam bentuk segar dengan cara menurunkan
pH selama penyimpanan.
Silika (SiO2) / Insoluble ash
Bagian serat detergen asam yang tidak larut
dalam H2SO4 72 % dan
tersisa sebagai abu pada pembakaran 500 – 600 0C pada metoda analisis
Van Soest.
Zat makanan (Nutrient)
Zat organik dan inorganik dalam pakan yang dibutuhkan ternak untuk
mempertahankan hidup, memelihara keutuhan tubuhnya dan mencapai
prestasi produksinya.
Pakan tambahan (Feed supplement)
Pakan/campuran pakan yang sangat
tinggi kandungan salah satu zat
makanannya, seperti protein suplemen, mineral suplemen, vitamin
suplemen, dll.
Total digestible nutrient (TDN)
Total energi zat makanan pada ternak yang disetarakan dengan energi
dari karbohidrat. Dapat diperoleh secara uji biologis ataupun perhitungan
menggunakan data hasil analisis proksimat.
Asam amino esensial (EAA)
Asam amino yang kerangka karbonnya tidak cukup/tidak dapat dibuat
oleh tubuh sehingga harus cukup tersedia dalam protein makanan/ransum
sehari-hari.
Asam amino pembatas (Limiting amino acid)
File E.Laconi/PBMT-IPTP/2011-2012
7
Asam amino esensial yang paling kurang dalam protein suatu pakan
dibandingkan dengan asam amino tersebut dalam protein telur.
Erat
kaitannya dengan kualitas protein.
Probiotik
Kultur mikroorganisme yang dapat merangsang/meningkatkan
pertumbuhan dari mikroorganisme saluran pencernaan yang diinginkan.
File E.Laconi/PBMT-IPTP/2011-2012
8
Berdasarkan kandungan serat kasarnya bahan makanan ternak
dapat
dibagi kedalam dua golongan yaitu bahan penguat (konsentrat)
dan hijauan.
Konsentrat
dapat berasal dari bahan pangan atau dari
tanaman seperti serealia (misalnya jagung, padi atau gandum),
kacang-kacangan (misalnya kacang hijau atau kedelai), umbiumbian (misalnya ubi kayu atau ubi jalar), dan buah-buahan
(misalnya kelapa atau kelapa sawit). Konsentrat juga dapat berasal
dari hewan seperti tepung daging dan tepung ikan. Disamping itu
juga dapat berasal dari industri kimia seperti protein sel tunggal,
limbah atau hasil ikutan dari produksi bahan pangan seperti dedak
padi dan pollard, hasil ikutan proses ekstraksi seperti bungkil kelapa
dan bungkil kedelai, limbah pemotongan hewan seperti tepung
darah dan tepung bulu, dan limbah proses fermentasi seperti ampas
bir.
Hijauan
dapat berupa rumput-rumputan dan leguminosa segar
atau kering serta silase yang dapat berupa jerami yang berasal dari
limbah pangan (jerami padi, jerami kedelai, pucuk tebu) atau yang
berasal dari pohon-pohonan (daun gamal dan daun lamtoro).
Klasifikasi
berdasarkan kandungan gizinya bahan makanan
ternak dapat
dibagi atas sumber energi (misalnya dedak ubi kayu), sumber
protein yang
berasal dari tanaman (misalnya bungkil kedelai dan bungkil kelapa)
dan sumber protein hewani (tepung darah, tepung bulu dan tepung
File E.Laconi/PBMT-IPTP/2011-2012
1
ikan). Selain sumber protein dan sumber energi, beberapa bahan
makanan dapat digolongkan sebagai sumber mineral (misalnya
tepung tulang, kapur dan garam), serta sumber vitamin (misalnya
ragi dan minyak ikan). Beberapa bahan seperti antibiotika, preparat
hormon, preparat enzim, dan buffer dapat digunakan untuk
meningkatkan
daya
guna
ransum.
Bahan-bahan
tersebut
digolongkan dalam pakan imbuhan (feed
aditif).
Pengelompokan
yang
lain
adalah
berdasarkan
penggunaannnya. Pakan berdasarkan penggunaannya dibagi atas
bahan makanan konvensional (seperti bungkil kedelai dan dedak)
dan nonkonvensional (seperti ampas nenas dan isi rumen).
Komposisi kimia
bahan makanan ternak sangat beragam
karena tergantung pada varietas, kondisi tanah, pupuk, iklim, cara
pengolahan, lama penyimpanan
dan lain -lain. Berdasarkan
penelitian, beberapa padi yang berasal dari beberapapola tanam
yang
berbeda
digiling
disuatu
penggilingan
yang
sama
makakeragaman dedak padi dari beberapa pola tanam berbeda te
rsebut tidak banyak berbeda komposisinya. Sedangkan bila padi
dari
beberapa
pola
tanam
yang
samadigiling
dibeberapa
penggilingan, maka komposisi dedak padi tersebut akan beragam.
Dari hal ini cara pengolahan lebih menyebabkan keragaman
komposisi dedak padi dibandingkan dengan pola tanam. Umumnya
bahan makanan ternak yang berasal dari limbah pertanian/industry
tidak dapat digunakan sebagai bahan satu-satunya (pakan tunggal)
dalam
ransum
baik
untuk
hewan
ruminansia
maupun
non
ruminansia, oleh karena kandungan zat-zat makanannya tidak dapat
memenuhi standar kebutuhan ternak. Disamping itu, bahan-bahan
makanan tersebut sering mempunyai kendala-kendala baikberupa
racun maupun antinutrisi sehingga penggunaannya pada ternak
perlu dibatasi.
File E.Laconi/PBMT-IPTP/2011-2012
2
ISTILAH-ISTILAH DALAM ILMU MAKANAN TERNAK
Beberapa
istilah yang sering
dijumpai
dalam pengetahuan bahan
makanan
ternak diantaranya :
Ampas :
Residu limbah industri pangan yang telah diambil sarinya melalui proses
pengolahan secara basah (ampas kelapa, ampas kecap, ampas tahu,
ampas bir, ampas ubi kayu/onggok).
Abu / ash / mineral :
Sisa pembakaran pakan dalam tungku/tanur 500 – 600 0C sehingga semua
bahan organik terbakar habis.
Analisis proksimat (Proximate analysis ) :
Analisa kimiawi pada pakan/bahan yang berlandaskan cara Weende yang
akan menghasilkan air, abu, protein kasar, lemak dan serat kasar dalam
satuan persen.
Analisis Van Soest (Fiber Analysis):
Metoda analisa berdasarkan kelarutannya dalam larutan detergen asam
dan detergen netral, menghasilkan isi sel (NDS), dinding sel (NDF),
hemiselulosa, selulosa, lignoselulosa (ADF), lignin, dan silica
File E.Laconi/PBMT-IPTP/2011-2012
3
BETN (Bahan Ekstrak Tanpa N) / NFE (Nitrogen Free Extract) :
Karbohidrat bukan serat kasar. Dihitung sebagai selisih kandungan
kerbohidrat dengan serat kasar. Merupakan tolak ukur secara kasar
kandungan karbohidrat pada suatu pakan/ransum.
Bahan kering (Dry Matter) : Pakan bebas air.
Dihitung dengan
cara (100 –
kadar air) , di mana kadar air diukur
merupakan persen bobot yang hilang setelah pemanasan pada suhu 105
0
C sampai beratnya tetap.
Bahan makanan ternak / pakan (Feeds, Feedstuf) :
Semua bahan yang dapat dan layak dimakan ternak.
Bahan organik (Organik matter) :
Selisih bahan kering dan abu yang secara kasar merupakan kandungan
karbohidrat, lemak dan protein.
Bahan organik tanpa nitrogen (BOTN)/Non nitrogenous
organik matter
Selisih bahan organik dengan protein kasar yang merupakan gambaran
kasar
kandungan karbohidrat dan lemak suatu bahan/pakan.
Dedak (Bran) :
Limbah industri penggilingan bijian yang terdiri dari kulit luar dan
sebagian endosperm seperti dedak padi, dedak gandum (pollard), serta
dedak jagung.
Energi bruto / Gross energy (GE)
Jumlah kalori (panas) hasil pembakaran pakan dalam bom kalorimeter.
File E.Laconi/PBMT-IPTP/2011-2012
4
Fodder :
Hijauan dari kelompok rumput bertekstur kasar seperti jagung dan
sorghum beserta bijinya yang dikeringkan untuk pakan.
Hijauan makanan ternak (Forage)
Pakan yang berasal dari bagian vegetative
tumbuhan/tanaman dengan
kadar serat kasar > 18 % dan mengandung energi tinggi
Hijauan kering (Hay )
Hijauan makan ternak (HMT) yang dikeringkan dengan kadar air biasanya
< 10 %.
Jerami (Straw)
Hijauan limbah pertanian setelah biji dipanen dengan kadar serat kasar
umumnya tinggi, bisa berasal dari gramineae maupun leguminoceae.
Karbohidrat
Senyawa C, H dan O bukan lemak, merupakan selisih BOTN dan lemak.
Bungkil
Bahan limbah industri minyak seperti bungkil kelapa, bungkil kacang
tanah, bungkil kedele, dll.
Lemak kasar (Ether extract)
Semua senyawa pakan/ransum yang dapat larut dalam pelarut organik.
Lignin
Bagian serat detergen asam yang tidak larut dalam H2SO4 72 % dan
terbakar habis pada tanur 500 – 600 0C pada metoda analisis Van Soest.
Pakan imbuhan / Feed additive
Zat yang ditambahkan dalam ransum untuk memperbaiki daya guna
ransum yang bersifat bukan zat makanan,
File E.Laconi/PBMT-IPTP/2011-2012
5
Protein kasar (PK) / Crude protein
Kandungan nitrogen pakan/ransum dikalikan faktor protein rata -rata
(6,25) karena rata-rata nitrogen dalam protein adalah 16 %, sehingga
faktor perkalian protein 100/16 = 6,25.
Terdiri dari asam-asam amino yang saling berikatan (ikatan peptida),
amida, amina dan semua bahan organik yang mengandung Nitrogen.
Ransum (Ration, Diet)
Sejumlah pakan/campuran pakan yang dijatahkan
untuk ternak dalam
sehari.
Ransum konsentrat
Campuran pakan yang mengandung serat kasar < 18 %
dan tinggi
protein.
Selulosa
Rangkaian molekul glukosa dengan ikatan kimia b - 1,4 glukosida dan
terdapat dalam tanaman.
Serat detergen asam (SDA, ADF)
Bagian dinding sel tanaman yang tidak larut dalam detergen asam pada
metoda analisis Van Soest.
Serat kasar (SK) / Crude fiber (CF)
Bagian karbohidrat yang tidak larut setelah pemasakan berturut-turut,
masing-masing 30 menit pada H2SO4 1,25 % (0,255 N) dan NaOH 1,25 %
(0,312 N).
Setara protein telur (Chemical score)
File E.Laconi/PBMT-IPTP/2011-2012
6
Kadar asam amino esensial pembatas protein suatu bahan dibandingkan
dengan asam amino protein telur sebagai standar.
Silase / Silage
Hasil pengawetan hijauan dalam bentuk segar dengan cara menurunkan
pH selama penyimpanan.
Silika (SiO2) / Insoluble ash
Bagian serat detergen asam yang tidak larut
dalam H2SO4 72 % dan
tersisa sebagai abu pada pembakaran 500 – 600 0C pada metoda analisis
Van Soest.
Zat makanan (Nutrient)
Zat organik dan inorganik dalam pakan yang dibutuhkan ternak untuk
mempertahankan hidup, memelihara keutuhan tubuhnya dan mencapai
prestasi produksinya.
Pakan tambahan (Feed supplement)
Pakan/campuran pakan yang sangat
tinggi kandungan salah satu zat
makanannya, seperti protein suplemen, mineral suplemen, vitamin
suplemen, dll.
Total digestible nutrient (TDN)
Total energi zat makanan pada ternak yang disetarakan dengan energi
dari karbohidrat. Dapat diperoleh secara uji biologis ataupun perhitungan
menggunakan data hasil analisis proksimat.
Asam amino esensial (EAA)
Asam amino yang kerangka karbonnya tidak cukup/tidak dapat dibuat
oleh tubuh sehingga harus cukup tersedia dalam protein makanan/ransum
sehari-hari.
Asam amino pembatas (Limiting amino acid)
File E.Laconi/PBMT-IPTP/2011-2012
7
Asam amino esensial yang paling kurang dalam protein suatu pakan
dibandingkan dengan asam amino tersebut dalam protein telur.
Erat
kaitannya dengan kualitas protein.
Probiotik
Kultur mikroorganisme yang dapat merangsang/meningkatkan
pertumbuhan dari mikroorganisme saluran pencernaan yang diinginkan.
File E.Laconi/PBMT-IPTP/2011-2012
8