PENGARUH MEDIA DALAM MENYEBARKAN BUDAYA

1

PENGARUH MEDIA DALAM MENYEBARKAN BUDAYA AMERIKA SERIKAT
MELALUI FILM HOLLYWOOD
Abstrak
Pada masa Perang Dunia komunikasi internasional seperti media digunakan sebagai alat untuk
mencari dukungan, namun pasca Perang Dunia fungsi media berubah menjadi alat yang digunakan negara
untuk menyebarkan budaya dan mempengaruhi pola pikir masyarakat. Munculnya Hollywood menjadi
babak baru bagi Amerika Serikat untuk menyebarkan ideology maupun budayanya seperti gaya hidup,
sehingga banyak kemudian kepentingan-kepetingan yang dimasukkan Amerika Serikat kedalam media
tersebut. Dalam hal ini Electronic Colonialism Theory membahas bagaimana kemudian media saat ini
digunakan untuk merubah persepsi masyarakat dunia sesuai dengan pembuat media. Sehingga dapat
dikatakan bahwa saat ini negara lebih soft dalam mempengaruhi negara lain,tidak harus dengan perang
sebagai solusi satu-satunya untuk mendoktrin negara lain.

Abstrac
During Word War, media is used as a tool to look for alliance. After Worl War end media
become a tool to spread the culture and construct the mindset of the people. Hollywood become
a good example which state try to spread the ideology and culture to construct people mind. In
this case the Electeronic Colonialism Theory discusses how the current media the used to
change the public opinion of the world according to media makers. So it can be said that now

state is influencing other countries, do not have to with the war as the only solution to
indoctrinate other countries.

Pendahuluan
Perkembangan

akhirnya mempengaruhi gaya hidup serta
Komunikasi

Internasional membuat media lebih leluasa

mendapatkan citra positif dari masyarakat
dunia.

berperan dalam negara sebagai aktor baru

Hollywood adalah salah satu tempat

yang muncul untuk menyebarkan budaya.


di Los Angeles, California tetapi bukan kota

Media dahulu digunakan negara untuk

melainkan usaha yang berlokasi di Los

membentuk aliansi baru yang digunakan

Angeles.

sebagai alat pendukung. Namun saat ini

kiasan dari media industry entertainment

media menjadi alat kolonialisme baru yang

Amerika yang beroperasi di California

digunakan negara untuk mengubah pola


Selatan dimana selama ini menjadi sektor

pikir, perilaku maupun gaya hidup dari

pemasukan dari sebagian besar pendapatan

masyarakat. Contohnya Hollywood yang
saat ini terkenal diseluruh dunia dan sampai

Disini

Hollywood

merupakan

2

negara.1 Abad ke-20 Hollywood studios

of mind yaitu masyarakat secara tidak


hanya Paramount Pictures sebagai studio

langsung terhubung dengan film yang

film yang tetap berlokasi di Hollywood.

dibuat,4 dengan tujuan untuk mewujudkan

Walaupun studio film lain seperti Warner

mimpi masyarakat untuk memproduksi film

Bros yang terletak di Burbank tetap saja

dengan

terkenal sebagai Hollywood Studios. Selama

menurut Thomas Schatz dan Alisa Perren.


beberapa dekade ini menjadikan Hollywood

Hollywood itu mencakup beberapa aspek

sebagai sinonim dari industry entertainment

dari film Amerika yaitu industry, institusi,

Amerika Serikat dengan kata lain yaitu

dan formal-aesthetic.6 Industry dalam hal ini

dunia.2

dimaksudkan bahwa Hollywood sebagai

Sehingga disini Hollywood diartikan sebagai

bisnis komersil dengan standart opersional


sistem dari industry entertainment Amerika

yang disatukan untuk memproduksi film (

Serikat seperti Paramount Pictures, Sony

Hollywood Movie ). Sedangkan institusional

Pictures Entertaiment, Twentieth Century

diartikan bahwa Hollywood merupakan

Fox Film Corporation, Walt Disney Studios

indutri

Motion Pictures, Universal City Studios,

beberapa studio film seperti Paramount,


and Warner Bros yang tergabung dalam

Fox, Warner Bross dan lainnya. Aspek yang

Motion Picture Association of America

terakhir

(MPAA).

sebagai gaya perfilman dan gaya cerita dari

sebagai

ikon

entertainment

di


Menurut Powdermaker Hollywood
merupakan fenomena unik di Amerika
Serikat dengan tidak hanya menunjukkan
sebagai symbol dari negara Amerika Serikat

skala

film

yang

yang

besar.5

Sedangkan

mendominasi


formal-aestehtic

dari

dimaksudkan

film Hollywood yang tetap bertahan lebih
dari beberapa dekade walaupun sebenarnya
banyak membutuhkan sesuatu inovasi yang
baru.7

sendiri melainkan sebagai symbol yang

Dengan adanya studio-studio film

sangat berarti bagi semua masyarakat.3

yang ada membuat bermunculnya film-film

Dengan kata lain Hollywood sebagai state


yang selama ini terkenal dengan sebutan

1 Paolo Sigismondi, The Digital Glocalization of
Entertainment : New Paradigms in the 21st Century
Global Media Scape,Spinger Science+Business
Media,New York-USA,2011,Chapter 2,hal 17.
2 Ibid, hal 17.
3 H. Powdermaker , Hollywood: the dream factory :
An anthropologist looks at the moviemaking,
Little Brown, Boston, 1950, hal 16.

film Hollywood. Menurut pasal 1 UU No.8
4 Ibid, hal 18.
5 Ibid, hal 39
6 Thomas Schatz and Alisa Perren,Hollywood dalam
Specific Areas of Media Research,Chapter 24,hal
495.
7 Ibid, hal 496.


3

Tahun 1992 tentang perfilman. Film itu

Elisabeth yang merupakan film theatrical

sendiri diartikan sebagai:

USA mengenai kisah cinta Ratu Elisabeth

“Karya cipta seni dan budaya yang
merupakan
media
komunikasi
massapandang-dengar yang dibuat
berdasarkan asas sinematografi
dengan direkam pada pita seluloid,
pita video, piringan video, dan/atau
bahan hasil penemuan teknologi
lainnya dalam segala bentuk , jenis,
dan ukuran, melalui proses kimiawi,
proses elektronik, atau proses
lainnya, dengan atau tanpa suara,
yang dapat dipertunjukkan dan/atau
ditayangkan dengan sistem proyeksi
mekanik,
elektronik,
dan/atau
lainnya;”

1,9 yang kemudian di ikuti dengan produksi
film-film

Hollywood

yang

lainnya.

Akibatnya Hollywood memberikan masukan
yang besar terhadap pendapatan Amerika
Serikat yang cukup signifikan dari tahun
1992 sebesar US $2.5 Miliyar meningkat
hingga US $13 Miliyar di tahun 2009.10
Sebaliknya banyak negara yang kemudian
dirugikan akibat film Hollywood ini salah
satunya Indonesia, ketika banyaknya filmfilm Hollywood yang masuk ke Indonesia

Sedangkan menurut Kamus Besar

pemerintah mengkhawatirkan akan film-film

Bahasa Indonesia film merupakan selaput

local yang tersaingi. Akibatnya awal tahun

tipis yang dibuat dari seluloid untuk tempat

2011 Indonesia memberlakukan pajak film

gambar negative atau untuk tempat gambar

yang mengharuskan membayar royalty film-

positif (yang akan dimainkan di bioskop)

film impor sebagai tambahan pajak pabean

atau bisa juga diartikan sebagai lakon

yang

(cerita) gambar hidup. Fungsi dari film itu

sebesar 0,43 sen per meter seluloid.11 Tetapi

sendiri

MPAA

sebagai

dikemas

dalam

media

informasi

sebuah

film

yang

selama

ini

membebani

mengatakan

bahwa

importer
peraturan

untuk

Indonesia mengenai pajak royalty dinilai

memberikan pengetahuan baru serta pesan

tidak adil sebab pemerintah melakukan

moral bagi masyarakat, selain itu juga
sebagai

dokumentasi

social,

media

edutainment, serta local content.8
Film Hollywood muncul tahun 1912
ketika

berdirinya

Paramount

Pictures,

dengan judul film Les amours de la reine
8 Kalarensi Naibaho, Film: Aset Budaya Bangsa
Yang Harus Dilestarikan, Visi Pustaka, Volume 10,
hal 2.

9 Les amours de la reine Elisabeth,
http://www.imdb.com/title/tt0002020/ , diakses
tanggal 14 Januari 2014
10 Paolo Sigismondi, The Digital Glocalization of
Entertainment : New Paradigms in the 21st Century
Global Media Scape,Spinger Science+Business
Media,New York-USA,2011,Chapter 2,hal 19
11 Film Asing Tak Diputar di Indonesia, Warga
Nonton Film di Singapura,
http://www.voaindonesia.com/content/film-asing-takdiputar-di-indonesia-warga-nonton-di-singapura123641654/94238.html, diakses tanggal 14 Januari
2014

4

penentuan harga pada film padahal film itu
belum diputar di Indonesia.12

Colonialism

Theory

( ECT ) menjelaskan bagaimana media

Ini dilakukan karena pendapatan film
di Indonesia lebih rendah dibandingkan
Singapura yaitu sebesar 90 hingga 150 juta
dollar. Hasilnya banyak film Hollywood
yang tertunda untuk tampil di bioskop
Indonesia seperti Kung Fu Panda 2, Pirates
of The Caribbean, Harry Portter and the
Deathly Hallows Part 2 yang dijadwalkan
akan hadir di bulan Juli 2011. Namun karena
film-film Hollywood sudah mempengaruhi
dan merubah pola pikir dan gaya hidup
masyarakat membuat masyarakat Indonesia
menolak kebijakan pemerintah dengan tetap
menonton film Hollywood tersebut hingga
ke Singapura.13
Dari

Electronic
mulai

melakukan

kolonialisme

di

era

posmodernisme dalam hal ini media yang
digunakan adalah media elektronik. Dimana
ECT ini mengkaji suatu produk budaya dari
negara

lain

yang

memiliki

nilai

tau

kemampuan untuk mempengaruhi bahkan
menggantikan produk budaya dari negara
asli melalui saluran media. Kajian yang ada
di ECT ini diawali dari transaksi ekonomi
yang dilakukan media multinasional di
bidang komunikasi dan media ke suatu
negara dengan membawa budaya – budaya
yang dimilikinya. Media multinasional ini
melihat bagaimana melalui media dapat
meningkatan market share bagi perusahaan
serta stake holder-nya sehingga dapat

kondisi

tersebut

terlihat

bagaimana film Hollywood dapat merubah
perilaku serta aturan-aturan yang ada dengan
adanya penolak dari masyarakat mengenai
peraturan pemerintah terhadap pelarangan
masuknya film Hollywood ke Indonesia. Hal
ini dibuktikan dengan perilaku masyarakat
yang tetap antusias untuk menonton film
Hollywood hingga ke Singapura.

memenuhi kebutuhan wealthy nation.14
ECT

juga

melihat

dampak

sosiokultur yang dihasilkan media sebagai
bentuk kolonialism baru dengan munculnya
perubahan perilaku masyarakat yang lebih
menyukai

produk

dibandingkan

budaya

dalam

luar

negeri.

negeri
Dimana

membuat munculnya pengaruh yang panjang
dari budaya negara core yang disebarluaskan
di negara semi phery-phery dan phery-phery.

Pembahasan
12 Ibid
13 ibid

14 Herman, E. & McChesney, R ,The global media:
the new missionaries of corporate capitalism.
(London: Madhyam, 2001), Hal. 12.

5

Sehingga dalam hal ini membuat kondisi

maupun dilakukan seperti masyarakat mulai

yang tidak seimbang antar negara-negara

bertindak ataupun berbicara seperti budaya

berkembang karena tergantungan kepada

luar. Dengan demikian media saat ini mulai

negara maju melalui sektor

mengendalikan,

hardware

memproduksi

serta

maupun software dalam bidang komunikasi,

menyebarkan budaya secara global untuk

media, teknik, nilai-nilai dan norma-norma

mempengaruhi

yang secara tidak langsung mulai membuat

Media yang dipasarkan ini juga digunakan

bergesernya budaya local.15 Dengan kata lain

untuk menyebarkan budaya maupun prinsip-

ECT disini berusaha untuk mempengaruhi

prinsip dari stake holder.

pola pemikiran masyarakat baik dari sikap,
gaya hidup, keinginan serta perilaku.
McPhail juga mengatakan bahwa

pemikiran

masyarakat.

Sehingga jika dipandang menurut
Electronic Colonialism Theory fenomena
mengenai media Hollywood yang terjadi

fokus dari ECT adalah bagaimana media

saat

global dapat berpengaruh pada cara berpikir

perkembangan

maupun bertindak masyarakat. Sehingga

yang kemudian merubah fungsi dari media

dapat dikatakan bahwa ini merupakan

yakni menjadi alat kolonialisme baru yang

revolusi informasi dimana lebih fokus pada

digunakan

peran dari pikiran dan perilaku masyarakat

budaya

global. Perluasan peran media massa saat ini

Fenomena media Holyywood

menjadi budaya yang tersebar dimana

fenomena baru yang muncul karena dinilai

berusaha untuk mempengaruhi persepsi ,

merugikan negara importir, sebab dari film-

nilai-nilai maupun pola pikir masyarakat.

film yang disebarkan media Holyywood

Dan kemudian memunculkan komunitas-

membuat Amerika Serikat sebagai negara

komunitas baru yang berkaitan dengan gaya

yang membuat mendapatkan pendapatan

hidup maupun tindakan masyarakat setelah

baru dari hasil media tersebut.

masukknya budaya baru, sehingga terlihat
bahwa masyarakat mulai berpindah menjadi
bagian dari apapun yang ditonton, didengar
15
http://lass.purduecal.edu/cca/gmj/sp03/issuebookrevi
ew/artz.htm diakses pada 14 Januari 2014.

ini

merupakan

akibat

komunikasi

negara

maupun

untuk

dari

internasional

menyebarkan

prinsip-prinsip

negara.

merupakan

Hal ini terlihat dari bagaimana filmfilm Hollywwod dari tahun ke tahun banyak
diminati oleh masyarakat dunia, yang
kemudian membuat meningkatnya film-film
Holyywood yang banyak ditonton maupun

6

di eksport ke negara lain. Terbukti dari

jasa publikasi dan pelaporan pendapatn dan

grafik

penjualan tiket film17 bahwa dari tahun

dibawah

meningkatnya

ini

media

yang

melihatkan

Holyywood

dari

2001-2006 sekitar 6 studio Holyywood di

pertama kali muncul tahun 1992 hingga

Amerika Serikat meningkat pendapatannya

2009 :16

sebesar 80% yang mana hal itu mengalahkan
pasar teater di Amerika Serikat sendiri.18
Selain itu terlihat juga tingkat pendapatan
yang didapat media Holyywood dari tahun
ke tahun yang semakin meningkat. Terbukti
dari table data yang dilaporkan di Box
Office Mojo dari tahun 2006-2011:19

Gambar 1 : Tingkat Pendapatan Ekspor Rental
Film Hollywood Secara Global Tahun 1992-2009

Dari grafik yang dikeluarkan oleh
Bureau

of

melihatkan

Economic
bahwa

Analysis

ekspor

film

(2011)
rental

Holyywood dari tahun 1992 hingga 2009
terus mengalami peningkatan. Hollywood
Studios baik di dalam negeri maupun luar
negeri selalu menjadi film utama yang di
minati. Hal ini terlihat dari data Box Office
Mojo yang merupakan pengamat film dunia
yang menjadi salah satu perusahaan di
bawah IMDB yang bergerak dalam bidang
16 Paolo Sigismondi, The Digital Glocalization of
Entertainment : New Paradigms in the 21st Century
Global Media Scape,Spinger Science+Business
Media,New York-USA,2011,Chapter 2,grafik-hal 19.

17 Box Office Mojo-About Box Office Mojo,
http://www.boxofficemojo.com/about/?ref=ft ,
diakses tanggal 16 Januari 2014
18 Amobi TN, Donald W , Movies & home
entertainment. Standard & poor’s industry surveys.
McGraw-Hill, New York, 2007a,hal 7
19 Box Office Mojo,Yearly Box Office,
http://www.boxofficemojo.com/yearly/ , diakses
tanggal 16 Januari 2014.

7

pendapatan

negara

importir

dan

melelonjaknya pendapatan negara eksportir.
Salah satunya Indonesia yang pada tahun
2011

menghentikan

beredarnya

film

Hollywood dengan menambahkan peraturan
baru yaitu membayar royalty yang telah
ditentukan Indonesia sebelum film itu di
tayangkan.22
Akibat dari banyak beredarnya filmfilm Hollywood membuat perubahan gaya
hidup maupun pola pikir masyarakat yang
Gambar 2 : Total Pendapatan Film Hollywood

terjadi saat ini. Perubahan gaya hidup

Secara Global Tahun 2006-2012.

terlihat dari maraknya makanan cepat saji

Dari table diatas terlihat bahwa filmfilm Hollywood selalu meningkat dimana
tahun 2009 mencapai peningkatan terbesar
yakni 10%, walaupun tahun 2009 ada film
Bollywood yang berjudul 3idiot yang waktu
itu juga terkenal di dunia dengan total
pendapatan US$ 6.532.87420 namun tetap
saja

film

Hollywood

masih

menjadi

unggulan dengan total pendapatan US$
10.595.5.21 Namun tahun 2011 mengalami
penurunan sebesar 3,7% dikarenakan akibat
dari melonjaknya peningkatan tahun 2009
sehingga memunculkan banyak protes yang
diajukan negara importir terkait menurunnya
20 Box Office Mojo,Yearly Box Office,
http://www.boxofficemojo.com/yearly/chart/?
page=2&view2=domestic&yr=2009&p=.htm ,
diakses tanggal 16 Januari 2014.
21 Op-cit, Yearly Box Office

yang selama ini sering dimunculkan dalam
film-film Hollywood kemudian banyak
digunakannya istilah hipster yang berarti
sebuah Fashion baru dengan mencampurkan
pakaian-pakaian

dengan

segala

model.

Dalam hal ini salah satu MNC yang masuk
akibat dari film-film yang dikeluarkan
Hollywood Studios adalah Starbuck yang
merupakan kedai kopi terbesar didunia
berasal dari Washington berdiri tahun 1971,
dimana saat ini mempunyai cabang di 62
negara dengan 20.891 kedai kopi.23 Di
22 Film Asing Tak Diputar di Indonesia, Warga
Nonton Film di Singapura,
http://www.voaindonesia.com/content/film-asing-takdiputar-di-indonesia-warga-nonton-di-singapura123641654/94238.html, diakses tanggal 16 Januari
2014
23 Starbucks Terus Berekspansi, http://www.koransindo.com/node/310074 , diakses tanggal 16 Januari
2014.

8

Indonesia sendiri Starbucks memiliki cabang
di 12 kota dengan total 147 toko tahun
2013.24
Kemudian

selain

dari

fashion

perubahan juga terjadi pada teknologi yang
ditandai

dengan

meningkatnya

impor

barang-barang luar negeri yang selama ini
sering dimunculkan di film-film Hollywood,
seperti Blackberry,Apple,dan Sony. Menurut
catatan

dari

Depkominfo

tahun

Gambar 3 : Fitur-fitur Handphone yang sering
digunakan.

2009
Dari gambar tersebut terlihat bahwa

peningkatan Blackberry tumbuh hingga 10%
yaitu sebesar 400.000-425.000 di Indonesia,
dimana jumlah tersebut termasuk pengguna
Blackberry illegal yang selama ini di kenal
black market yaitu sebesar 175.000.

ada fitur baru yang sering digunakan selain
untuk telepon, SMS, dan MMS yaitu
Browsing internet dengan tingkat 79%,
Chatting

(Facebook,Twiter,

Blackberry

Messenger) dengan tingkat 76,3%. Selain itu
Kondisi ini secara tidak langsung

juga

masuknya

prinsip-prinsip

negara

merubah gaya hidup masyarakat Indonesia

eksportir

yang awalnya menggunakan telepon seluler

Demokrasi yang selama ini menjadi prinsip

untuk telepon dan SMS, namun akibat

utama dari Amerika Serikat. Ideology

munculnya

masuknya

demokrasi Amerika Serikat selalu ada dari

Blackberry di Indonesia terjadi adanya

dahulu hingga sekarang yang disebarkan

perubahan fungsi dari telepon seluler itu

melalui cara-cara yang lebih soft melalui

sendiri. Dimana sesuai dengan laporan dari

media. Dengan berbagai inovasi yang

Markplus Insight dalam Marketers bahwa

dilakukan

pengguna telepon yang selain untuk SMS,

mudahnya dalam menyebarkan prinsip-

telepon dan MMS menggunakan fitur-fitur

prinsip maupun norma-norma dari Amerika

lainnya seperti browsing, chatting, photo,

yang ditambahi dengan budaya-budaya khas

GPS/Maps :

dari Amerika Serikat.

24 Starbucks in Indonesia,
http://www.starbucks.co.id/about-as/ourheritage/starbucks-in-indonesia , diakses tanggal 16
Januari 2014.

Kesimpulan

Blackberry

dan

di

negara

Amerika

importir

Serikat

seperti

membuat

9

Bagaimanapun saat ini film sudah
menjadi fenomena kehidupan modern yang
sangat diterima oleh masyarakat dunia, yang
selama ini memiliki budaya dengan berbagai
ketrampilan. Selain itu media saat ini juga
digunakan sebagai produk perdagangan
yang

sangat

Hollywood

comersial

salah

Studios

yang

satunya
selama

mendapatkan pendapatan terbesar dari setiap
film yang dikeluarkan. Dibalik itu semua
media juga digunakan sebagai negara untuk
menyebarkan budayanya dan mempengaruhi
persepsi masyarakat dunia sesuai dengan
pandangan dari

Electronic Colonialism

Theory. Terbukti

dengan

meningkatnya

pendapatan Starbucks di Indonesia, yang
mana

starbuks

selama

ini

banyak

dimunculkan di film Hollywood. Selain itu
juga meningkatnya penjualan teknologi
Amerika Serikat seperti Blackberry,iphone,
dan

Sony

di

negara

importir

seperti

Indonesia yang meningkat tiap tahunnya.