PENGARUH MEDIA DALAM MENYEBARKAN BUDAYA
1
PENGARUH MEDIA DALAM MENYEBARKAN BUDAYA AMERIKA SERIKAT
MELALUI FILM HOLLYWOOD
Abstrak
Pada masa Perang Dunia komunikasi internasional seperti media digunakan sebagai alat untuk
mencari dukungan, namun pasca Perang Dunia fungsi media berubah menjadi alat yang digunakan negara
untuk menyebarkan budaya dan mempengaruhi pola pikir masyarakat. Munculnya Hollywood menjadi
babak baru bagi Amerika Serikat untuk menyebarkan ideology maupun budayanya seperti gaya hidup,
sehingga banyak kemudian kepentingan-kepetingan yang dimasukkan Amerika Serikat kedalam media
tersebut. Dalam hal ini Electronic Colonialism Theory membahas bagaimana kemudian media saat ini
digunakan untuk merubah persepsi masyarakat dunia sesuai dengan pembuat media. Sehingga dapat
dikatakan bahwa saat ini negara lebih soft dalam mempengaruhi negara lain,tidak harus dengan perang
sebagai solusi satu-satunya untuk mendoktrin negara lain.
Abstrac
During Word War, media is used as a tool to look for alliance. After Worl War end media
become a tool to spread the culture and construct the mindset of the people. Hollywood become
a good example which state try to spread the ideology and culture to construct people mind. In
this case the Electeronic Colonialism Theory discusses how the current media the used to
change the public opinion of the world according to media makers. So it can be said that now
state is influencing other countries, do not have to with the war as the only solution to
indoctrinate other countries.
Pendahuluan
Perkembangan
akhirnya mempengaruhi gaya hidup serta
Komunikasi
Internasional membuat media lebih leluasa
mendapatkan citra positif dari masyarakat
dunia.
berperan dalam negara sebagai aktor baru
Hollywood adalah salah satu tempat
yang muncul untuk menyebarkan budaya.
di Los Angeles, California tetapi bukan kota
Media dahulu digunakan negara untuk
melainkan usaha yang berlokasi di Los
membentuk aliansi baru yang digunakan
Angeles.
sebagai alat pendukung. Namun saat ini
kiasan dari media industry entertainment
media menjadi alat kolonialisme baru yang
Amerika yang beroperasi di California
digunakan negara untuk mengubah pola
Selatan dimana selama ini menjadi sektor
pikir, perilaku maupun gaya hidup dari
pemasukan dari sebagian besar pendapatan
masyarakat. Contohnya Hollywood yang
saat ini terkenal diseluruh dunia dan sampai
Disini
Hollywood
merupakan
2
negara.1 Abad ke-20 Hollywood studios
of mind yaitu masyarakat secara tidak
hanya Paramount Pictures sebagai studio
langsung terhubung dengan film yang
film yang tetap berlokasi di Hollywood.
dibuat,4 dengan tujuan untuk mewujudkan
Walaupun studio film lain seperti Warner
mimpi masyarakat untuk memproduksi film
Bros yang terletak di Burbank tetap saja
dengan
terkenal sebagai Hollywood Studios. Selama
menurut Thomas Schatz dan Alisa Perren.
beberapa dekade ini menjadikan Hollywood
Hollywood itu mencakup beberapa aspek
sebagai sinonim dari industry entertainment
dari film Amerika yaitu industry, institusi,
Amerika Serikat dengan kata lain yaitu
dan formal-aesthetic.6 Industry dalam hal ini
dunia.2
dimaksudkan bahwa Hollywood sebagai
Sehingga disini Hollywood diartikan sebagai
bisnis komersil dengan standart opersional
sistem dari industry entertainment Amerika
yang disatukan untuk memproduksi film (
Serikat seperti Paramount Pictures, Sony
Hollywood Movie ). Sedangkan institusional
Pictures Entertaiment, Twentieth Century
diartikan bahwa Hollywood merupakan
Fox Film Corporation, Walt Disney Studios
indutri
Motion Pictures, Universal City Studios,
beberapa studio film seperti Paramount,
and Warner Bros yang tergabung dalam
Fox, Warner Bross dan lainnya. Aspek yang
Motion Picture Association of America
terakhir
(MPAA).
sebagai gaya perfilman dan gaya cerita dari
sebagai
ikon
entertainment
di
Menurut Powdermaker Hollywood
merupakan fenomena unik di Amerika
Serikat dengan tidak hanya menunjukkan
sebagai symbol dari negara Amerika Serikat
skala
film
yang
yang
besar.5
Sedangkan
mendominasi
formal-aestehtic
dari
dimaksudkan
film Hollywood yang tetap bertahan lebih
dari beberapa dekade walaupun sebenarnya
banyak membutuhkan sesuatu inovasi yang
baru.7
sendiri melainkan sebagai symbol yang
Dengan adanya studio-studio film
sangat berarti bagi semua masyarakat.3
yang ada membuat bermunculnya film-film
Dengan kata lain Hollywood sebagai state
yang selama ini terkenal dengan sebutan
1 Paolo Sigismondi, The Digital Glocalization of
Entertainment : New Paradigms in the 21st Century
Global Media Scape,Spinger Science+Business
Media,New York-USA,2011,Chapter 2,hal 17.
2 Ibid, hal 17.
3 H. Powdermaker , Hollywood: the dream factory :
An anthropologist looks at the moviemaking,
Little Brown, Boston, 1950, hal 16.
film Hollywood. Menurut pasal 1 UU No.8
4 Ibid, hal 18.
5 Ibid, hal 39
6 Thomas Schatz and Alisa Perren,Hollywood dalam
Specific Areas of Media Research,Chapter 24,hal
495.
7 Ibid, hal 496.
3
Tahun 1992 tentang perfilman. Film itu
Elisabeth yang merupakan film theatrical
sendiri diartikan sebagai:
USA mengenai kisah cinta Ratu Elisabeth
“Karya cipta seni dan budaya yang
merupakan
media
komunikasi
massapandang-dengar yang dibuat
berdasarkan asas sinematografi
dengan direkam pada pita seluloid,
pita video, piringan video, dan/atau
bahan hasil penemuan teknologi
lainnya dalam segala bentuk , jenis,
dan ukuran, melalui proses kimiawi,
proses elektronik, atau proses
lainnya, dengan atau tanpa suara,
yang dapat dipertunjukkan dan/atau
ditayangkan dengan sistem proyeksi
mekanik,
elektronik,
dan/atau
lainnya;”
1,9 yang kemudian di ikuti dengan produksi
film-film
Hollywood
yang
lainnya.
Akibatnya Hollywood memberikan masukan
yang besar terhadap pendapatan Amerika
Serikat yang cukup signifikan dari tahun
1992 sebesar US $2.5 Miliyar meningkat
hingga US $13 Miliyar di tahun 2009.10
Sebaliknya banyak negara yang kemudian
dirugikan akibat film Hollywood ini salah
satunya Indonesia, ketika banyaknya filmfilm Hollywood yang masuk ke Indonesia
Sedangkan menurut Kamus Besar
pemerintah mengkhawatirkan akan film-film
Bahasa Indonesia film merupakan selaput
local yang tersaingi. Akibatnya awal tahun
tipis yang dibuat dari seluloid untuk tempat
2011 Indonesia memberlakukan pajak film
gambar negative atau untuk tempat gambar
yang mengharuskan membayar royalty film-
positif (yang akan dimainkan di bioskop)
film impor sebagai tambahan pajak pabean
atau bisa juga diartikan sebagai lakon
yang
(cerita) gambar hidup. Fungsi dari film itu
sebesar 0,43 sen per meter seluloid.11 Tetapi
sendiri
MPAA
sebagai
dikemas
dalam
media
informasi
sebuah
film
yang
selama
ini
membebani
mengatakan
bahwa
importer
peraturan
untuk
Indonesia mengenai pajak royalty dinilai
memberikan pengetahuan baru serta pesan
tidak adil sebab pemerintah melakukan
moral bagi masyarakat, selain itu juga
sebagai
dokumentasi
social,
media
edutainment, serta local content.8
Film Hollywood muncul tahun 1912
ketika
berdirinya
Paramount
Pictures,
dengan judul film Les amours de la reine
8 Kalarensi Naibaho, Film: Aset Budaya Bangsa
Yang Harus Dilestarikan, Visi Pustaka, Volume 10,
hal 2.
9 Les amours de la reine Elisabeth,
http://www.imdb.com/title/tt0002020/ , diakses
tanggal 14 Januari 2014
10 Paolo Sigismondi, The Digital Glocalization of
Entertainment : New Paradigms in the 21st Century
Global Media Scape,Spinger Science+Business
Media,New York-USA,2011,Chapter 2,hal 19
11 Film Asing Tak Diputar di Indonesia, Warga
Nonton Film di Singapura,
http://www.voaindonesia.com/content/film-asing-takdiputar-di-indonesia-warga-nonton-di-singapura123641654/94238.html, diakses tanggal 14 Januari
2014
4
penentuan harga pada film padahal film itu
belum diputar di Indonesia.12
Colonialism
Theory
( ECT ) menjelaskan bagaimana media
Ini dilakukan karena pendapatan film
di Indonesia lebih rendah dibandingkan
Singapura yaitu sebesar 90 hingga 150 juta
dollar. Hasilnya banyak film Hollywood
yang tertunda untuk tampil di bioskop
Indonesia seperti Kung Fu Panda 2, Pirates
of The Caribbean, Harry Portter and the
Deathly Hallows Part 2 yang dijadwalkan
akan hadir di bulan Juli 2011. Namun karena
film-film Hollywood sudah mempengaruhi
dan merubah pola pikir dan gaya hidup
masyarakat membuat masyarakat Indonesia
menolak kebijakan pemerintah dengan tetap
menonton film Hollywood tersebut hingga
ke Singapura.13
Dari
Electronic
mulai
melakukan
kolonialisme
di
era
posmodernisme dalam hal ini media yang
digunakan adalah media elektronik. Dimana
ECT ini mengkaji suatu produk budaya dari
negara
lain
yang
memiliki
nilai
tau
kemampuan untuk mempengaruhi bahkan
menggantikan produk budaya dari negara
asli melalui saluran media. Kajian yang ada
di ECT ini diawali dari transaksi ekonomi
yang dilakukan media multinasional di
bidang komunikasi dan media ke suatu
negara dengan membawa budaya – budaya
yang dimilikinya. Media multinasional ini
melihat bagaimana melalui media dapat
meningkatan market share bagi perusahaan
serta stake holder-nya sehingga dapat
kondisi
tersebut
terlihat
bagaimana film Hollywood dapat merubah
perilaku serta aturan-aturan yang ada dengan
adanya penolak dari masyarakat mengenai
peraturan pemerintah terhadap pelarangan
masuknya film Hollywood ke Indonesia. Hal
ini dibuktikan dengan perilaku masyarakat
yang tetap antusias untuk menonton film
Hollywood hingga ke Singapura.
memenuhi kebutuhan wealthy nation.14
ECT
juga
melihat
dampak
sosiokultur yang dihasilkan media sebagai
bentuk kolonialism baru dengan munculnya
perubahan perilaku masyarakat yang lebih
menyukai
produk
dibandingkan
budaya
dalam
luar
negeri.
negeri
Dimana
membuat munculnya pengaruh yang panjang
dari budaya negara core yang disebarluaskan
di negara semi phery-phery dan phery-phery.
Pembahasan
12 Ibid
13 ibid
14 Herman, E. & McChesney, R ,The global media:
the new missionaries of corporate capitalism.
(London: Madhyam, 2001), Hal. 12.
5
Sehingga dalam hal ini membuat kondisi
maupun dilakukan seperti masyarakat mulai
yang tidak seimbang antar negara-negara
bertindak ataupun berbicara seperti budaya
berkembang karena tergantungan kepada
luar. Dengan demikian media saat ini mulai
negara maju melalui sektor
mengendalikan,
hardware
memproduksi
serta
maupun software dalam bidang komunikasi,
menyebarkan budaya secara global untuk
media, teknik, nilai-nilai dan norma-norma
mempengaruhi
yang secara tidak langsung mulai membuat
Media yang dipasarkan ini juga digunakan
bergesernya budaya local.15 Dengan kata lain
untuk menyebarkan budaya maupun prinsip-
ECT disini berusaha untuk mempengaruhi
prinsip dari stake holder.
pola pemikiran masyarakat baik dari sikap,
gaya hidup, keinginan serta perilaku.
McPhail juga mengatakan bahwa
pemikiran
masyarakat.
Sehingga jika dipandang menurut
Electronic Colonialism Theory fenomena
mengenai media Hollywood yang terjadi
fokus dari ECT adalah bagaimana media
saat
global dapat berpengaruh pada cara berpikir
perkembangan
maupun bertindak masyarakat. Sehingga
yang kemudian merubah fungsi dari media
dapat dikatakan bahwa ini merupakan
yakni menjadi alat kolonialisme baru yang
revolusi informasi dimana lebih fokus pada
digunakan
peran dari pikiran dan perilaku masyarakat
budaya
global. Perluasan peran media massa saat ini
Fenomena media Holyywood
menjadi budaya yang tersebar dimana
fenomena baru yang muncul karena dinilai
berusaha untuk mempengaruhi persepsi ,
merugikan negara importir, sebab dari film-
nilai-nilai maupun pola pikir masyarakat.
film yang disebarkan media Holyywood
Dan kemudian memunculkan komunitas-
membuat Amerika Serikat sebagai negara
komunitas baru yang berkaitan dengan gaya
yang membuat mendapatkan pendapatan
hidup maupun tindakan masyarakat setelah
baru dari hasil media tersebut.
masukknya budaya baru, sehingga terlihat
bahwa masyarakat mulai berpindah menjadi
bagian dari apapun yang ditonton, didengar
15
http://lass.purduecal.edu/cca/gmj/sp03/issuebookrevi
ew/artz.htm diakses pada 14 Januari 2014.
ini
merupakan
akibat
komunikasi
negara
maupun
untuk
dari
internasional
menyebarkan
prinsip-prinsip
negara.
merupakan
Hal ini terlihat dari bagaimana filmfilm Hollywwod dari tahun ke tahun banyak
diminati oleh masyarakat dunia, yang
kemudian membuat meningkatnya film-film
Holyywood yang banyak ditonton maupun
6
di eksport ke negara lain. Terbukti dari
jasa publikasi dan pelaporan pendapatn dan
grafik
penjualan tiket film17 bahwa dari tahun
dibawah
meningkatnya
ini
media
yang
melihatkan
Holyywood
dari
2001-2006 sekitar 6 studio Holyywood di
pertama kali muncul tahun 1992 hingga
Amerika Serikat meningkat pendapatannya
2009 :16
sebesar 80% yang mana hal itu mengalahkan
pasar teater di Amerika Serikat sendiri.18
Selain itu terlihat juga tingkat pendapatan
yang didapat media Holyywood dari tahun
ke tahun yang semakin meningkat. Terbukti
dari table data yang dilaporkan di Box
Office Mojo dari tahun 2006-2011:19
Gambar 1 : Tingkat Pendapatan Ekspor Rental
Film Hollywood Secara Global Tahun 1992-2009
Dari grafik yang dikeluarkan oleh
Bureau
of
melihatkan
Economic
bahwa
Analysis
ekspor
film
(2011)
rental
Holyywood dari tahun 1992 hingga 2009
terus mengalami peningkatan. Hollywood
Studios baik di dalam negeri maupun luar
negeri selalu menjadi film utama yang di
minati. Hal ini terlihat dari data Box Office
Mojo yang merupakan pengamat film dunia
yang menjadi salah satu perusahaan di
bawah IMDB yang bergerak dalam bidang
16 Paolo Sigismondi, The Digital Glocalization of
Entertainment : New Paradigms in the 21st Century
Global Media Scape,Spinger Science+Business
Media,New York-USA,2011,Chapter 2,grafik-hal 19.
17 Box Office Mojo-About Box Office Mojo,
http://www.boxofficemojo.com/about/?ref=ft ,
diakses tanggal 16 Januari 2014
18 Amobi TN, Donald W , Movies & home
entertainment. Standard & poor’s industry surveys.
McGraw-Hill, New York, 2007a,hal 7
19 Box Office Mojo,Yearly Box Office,
http://www.boxofficemojo.com/yearly/ , diakses
tanggal 16 Januari 2014.
7
pendapatan
negara
importir
dan
melelonjaknya pendapatan negara eksportir.
Salah satunya Indonesia yang pada tahun
2011
menghentikan
beredarnya
film
Hollywood dengan menambahkan peraturan
baru yaitu membayar royalty yang telah
ditentukan Indonesia sebelum film itu di
tayangkan.22
Akibat dari banyak beredarnya filmfilm Hollywood membuat perubahan gaya
hidup maupun pola pikir masyarakat yang
Gambar 2 : Total Pendapatan Film Hollywood
terjadi saat ini. Perubahan gaya hidup
Secara Global Tahun 2006-2012.
terlihat dari maraknya makanan cepat saji
Dari table diatas terlihat bahwa filmfilm Hollywood selalu meningkat dimana
tahun 2009 mencapai peningkatan terbesar
yakni 10%, walaupun tahun 2009 ada film
Bollywood yang berjudul 3idiot yang waktu
itu juga terkenal di dunia dengan total
pendapatan US$ 6.532.87420 namun tetap
saja
film
Hollywood
masih
menjadi
unggulan dengan total pendapatan US$
10.595.5.21 Namun tahun 2011 mengalami
penurunan sebesar 3,7% dikarenakan akibat
dari melonjaknya peningkatan tahun 2009
sehingga memunculkan banyak protes yang
diajukan negara importir terkait menurunnya
20 Box Office Mojo,Yearly Box Office,
http://www.boxofficemojo.com/yearly/chart/?
page=2&view2=domestic&yr=2009&p=.htm ,
diakses tanggal 16 Januari 2014.
21 Op-cit, Yearly Box Office
yang selama ini sering dimunculkan dalam
film-film Hollywood kemudian banyak
digunakannya istilah hipster yang berarti
sebuah Fashion baru dengan mencampurkan
pakaian-pakaian
dengan
segala
model.
Dalam hal ini salah satu MNC yang masuk
akibat dari film-film yang dikeluarkan
Hollywood Studios adalah Starbuck yang
merupakan kedai kopi terbesar didunia
berasal dari Washington berdiri tahun 1971,
dimana saat ini mempunyai cabang di 62
negara dengan 20.891 kedai kopi.23 Di
22 Film Asing Tak Diputar di Indonesia, Warga
Nonton Film di Singapura,
http://www.voaindonesia.com/content/film-asing-takdiputar-di-indonesia-warga-nonton-di-singapura123641654/94238.html, diakses tanggal 16 Januari
2014
23 Starbucks Terus Berekspansi, http://www.koransindo.com/node/310074 , diakses tanggal 16 Januari
2014.
8
Indonesia sendiri Starbucks memiliki cabang
di 12 kota dengan total 147 toko tahun
2013.24
Kemudian
selain
dari
fashion
perubahan juga terjadi pada teknologi yang
ditandai
dengan
meningkatnya
impor
barang-barang luar negeri yang selama ini
sering dimunculkan di film-film Hollywood,
seperti Blackberry,Apple,dan Sony. Menurut
catatan
dari
Depkominfo
tahun
Gambar 3 : Fitur-fitur Handphone yang sering
digunakan.
2009
Dari gambar tersebut terlihat bahwa
peningkatan Blackberry tumbuh hingga 10%
yaitu sebesar 400.000-425.000 di Indonesia,
dimana jumlah tersebut termasuk pengguna
Blackberry illegal yang selama ini di kenal
black market yaitu sebesar 175.000.
ada fitur baru yang sering digunakan selain
untuk telepon, SMS, dan MMS yaitu
Browsing internet dengan tingkat 79%,
Chatting
(Facebook,Twiter,
Blackberry
Messenger) dengan tingkat 76,3%. Selain itu
Kondisi ini secara tidak langsung
juga
masuknya
prinsip-prinsip
negara
merubah gaya hidup masyarakat Indonesia
eksportir
yang awalnya menggunakan telepon seluler
Demokrasi yang selama ini menjadi prinsip
untuk telepon dan SMS, namun akibat
utama dari Amerika Serikat. Ideology
munculnya
masuknya
demokrasi Amerika Serikat selalu ada dari
Blackberry di Indonesia terjadi adanya
dahulu hingga sekarang yang disebarkan
perubahan fungsi dari telepon seluler itu
melalui cara-cara yang lebih soft melalui
sendiri. Dimana sesuai dengan laporan dari
media. Dengan berbagai inovasi yang
Markplus Insight dalam Marketers bahwa
dilakukan
pengguna telepon yang selain untuk SMS,
mudahnya dalam menyebarkan prinsip-
telepon dan MMS menggunakan fitur-fitur
prinsip maupun norma-norma dari Amerika
lainnya seperti browsing, chatting, photo,
yang ditambahi dengan budaya-budaya khas
GPS/Maps :
dari Amerika Serikat.
24 Starbucks in Indonesia,
http://www.starbucks.co.id/about-as/ourheritage/starbucks-in-indonesia , diakses tanggal 16
Januari 2014.
Kesimpulan
Blackberry
dan
di
negara
Amerika
importir
Serikat
seperti
membuat
9
Bagaimanapun saat ini film sudah
menjadi fenomena kehidupan modern yang
sangat diterima oleh masyarakat dunia, yang
selama ini memiliki budaya dengan berbagai
ketrampilan. Selain itu media saat ini juga
digunakan sebagai produk perdagangan
yang
sangat
Hollywood
comersial
salah
Studios
yang
satunya
selama
mendapatkan pendapatan terbesar dari setiap
film yang dikeluarkan. Dibalik itu semua
media juga digunakan sebagai negara untuk
menyebarkan budayanya dan mempengaruhi
persepsi masyarakat dunia sesuai dengan
pandangan dari
Electronic Colonialism
Theory. Terbukti
dengan
meningkatnya
pendapatan Starbucks di Indonesia, yang
mana
starbuks
selama
ini
banyak
dimunculkan di film Hollywood. Selain itu
juga meningkatnya penjualan teknologi
Amerika Serikat seperti Blackberry,iphone,
dan
Sony
di
negara
importir
seperti
Indonesia yang meningkat tiap tahunnya.
PENGARUH MEDIA DALAM MENYEBARKAN BUDAYA AMERIKA SERIKAT
MELALUI FILM HOLLYWOOD
Abstrak
Pada masa Perang Dunia komunikasi internasional seperti media digunakan sebagai alat untuk
mencari dukungan, namun pasca Perang Dunia fungsi media berubah menjadi alat yang digunakan negara
untuk menyebarkan budaya dan mempengaruhi pola pikir masyarakat. Munculnya Hollywood menjadi
babak baru bagi Amerika Serikat untuk menyebarkan ideology maupun budayanya seperti gaya hidup,
sehingga banyak kemudian kepentingan-kepetingan yang dimasukkan Amerika Serikat kedalam media
tersebut. Dalam hal ini Electronic Colonialism Theory membahas bagaimana kemudian media saat ini
digunakan untuk merubah persepsi masyarakat dunia sesuai dengan pembuat media. Sehingga dapat
dikatakan bahwa saat ini negara lebih soft dalam mempengaruhi negara lain,tidak harus dengan perang
sebagai solusi satu-satunya untuk mendoktrin negara lain.
Abstrac
During Word War, media is used as a tool to look for alliance. After Worl War end media
become a tool to spread the culture and construct the mindset of the people. Hollywood become
a good example which state try to spread the ideology and culture to construct people mind. In
this case the Electeronic Colonialism Theory discusses how the current media the used to
change the public opinion of the world according to media makers. So it can be said that now
state is influencing other countries, do not have to with the war as the only solution to
indoctrinate other countries.
Pendahuluan
Perkembangan
akhirnya mempengaruhi gaya hidup serta
Komunikasi
Internasional membuat media lebih leluasa
mendapatkan citra positif dari masyarakat
dunia.
berperan dalam negara sebagai aktor baru
Hollywood adalah salah satu tempat
yang muncul untuk menyebarkan budaya.
di Los Angeles, California tetapi bukan kota
Media dahulu digunakan negara untuk
melainkan usaha yang berlokasi di Los
membentuk aliansi baru yang digunakan
Angeles.
sebagai alat pendukung. Namun saat ini
kiasan dari media industry entertainment
media menjadi alat kolonialisme baru yang
Amerika yang beroperasi di California
digunakan negara untuk mengubah pola
Selatan dimana selama ini menjadi sektor
pikir, perilaku maupun gaya hidup dari
pemasukan dari sebagian besar pendapatan
masyarakat. Contohnya Hollywood yang
saat ini terkenal diseluruh dunia dan sampai
Disini
Hollywood
merupakan
2
negara.1 Abad ke-20 Hollywood studios
of mind yaitu masyarakat secara tidak
hanya Paramount Pictures sebagai studio
langsung terhubung dengan film yang
film yang tetap berlokasi di Hollywood.
dibuat,4 dengan tujuan untuk mewujudkan
Walaupun studio film lain seperti Warner
mimpi masyarakat untuk memproduksi film
Bros yang terletak di Burbank tetap saja
dengan
terkenal sebagai Hollywood Studios. Selama
menurut Thomas Schatz dan Alisa Perren.
beberapa dekade ini menjadikan Hollywood
Hollywood itu mencakup beberapa aspek
sebagai sinonim dari industry entertainment
dari film Amerika yaitu industry, institusi,
Amerika Serikat dengan kata lain yaitu
dan formal-aesthetic.6 Industry dalam hal ini
dunia.2
dimaksudkan bahwa Hollywood sebagai
Sehingga disini Hollywood diartikan sebagai
bisnis komersil dengan standart opersional
sistem dari industry entertainment Amerika
yang disatukan untuk memproduksi film (
Serikat seperti Paramount Pictures, Sony
Hollywood Movie ). Sedangkan institusional
Pictures Entertaiment, Twentieth Century
diartikan bahwa Hollywood merupakan
Fox Film Corporation, Walt Disney Studios
indutri
Motion Pictures, Universal City Studios,
beberapa studio film seperti Paramount,
and Warner Bros yang tergabung dalam
Fox, Warner Bross dan lainnya. Aspek yang
Motion Picture Association of America
terakhir
(MPAA).
sebagai gaya perfilman dan gaya cerita dari
sebagai
ikon
entertainment
di
Menurut Powdermaker Hollywood
merupakan fenomena unik di Amerika
Serikat dengan tidak hanya menunjukkan
sebagai symbol dari negara Amerika Serikat
skala
film
yang
yang
besar.5
Sedangkan
mendominasi
formal-aestehtic
dari
dimaksudkan
film Hollywood yang tetap bertahan lebih
dari beberapa dekade walaupun sebenarnya
banyak membutuhkan sesuatu inovasi yang
baru.7
sendiri melainkan sebagai symbol yang
Dengan adanya studio-studio film
sangat berarti bagi semua masyarakat.3
yang ada membuat bermunculnya film-film
Dengan kata lain Hollywood sebagai state
yang selama ini terkenal dengan sebutan
1 Paolo Sigismondi, The Digital Glocalization of
Entertainment : New Paradigms in the 21st Century
Global Media Scape,Spinger Science+Business
Media,New York-USA,2011,Chapter 2,hal 17.
2 Ibid, hal 17.
3 H. Powdermaker , Hollywood: the dream factory :
An anthropologist looks at the moviemaking,
Little Brown, Boston, 1950, hal 16.
film Hollywood. Menurut pasal 1 UU No.8
4 Ibid, hal 18.
5 Ibid, hal 39
6 Thomas Schatz and Alisa Perren,Hollywood dalam
Specific Areas of Media Research,Chapter 24,hal
495.
7 Ibid, hal 496.
3
Tahun 1992 tentang perfilman. Film itu
Elisabeth yang merupakan film theatrical
sendiri diartikan sebagai:
USA mengenai kisah cinta Ratu Elisabeth
“Karya cipta seni dan budaya yang
merupakan
media
komunikasi
massapandang-dengar yang dibuat
berdasarkan asas sinematografi
dengan direkam pada pita seluloid,
pita video, piringan video, dan/atau
bahan hasil penemuan teknologi
lainnya dalam segala bentuk , jenis,
dan ukuran, melalui proses kimiawi,
proses elektronik, atau proses
lainnya, dengan atau tanpa suara,
yang dapat dipertunjukkan dan/atau
ditayangkan dengan sistem proyeksi
mekanik,
elektronik,
dan/atau
lainnya;”
1,9 yang kemudian di ikuti dengan produksi
film-film
Hollywood
yang
lainnya.
Akibatnya Hollywood memberikan masukan
yang besar terhadap pendapatan Amerika
Serikat yang cukup signifikan dari tahun
1992 sebesar US $2.5 Miliyar meningkat
hingga US $13 Miliyar di tahun 2009.10
Sebaliknya banyak negara yang kemudian
dirugikan akibat film Hollywood ini salah
satunya Indonesia, ketika banyaknya filmfilm Hollywood yang masuk ke Indonesia
Sedangkan menurut Kamus Besar
pemerintah mengkhawatirkan akan film-film
Bahasa Indonesia film merupakan selaput
local yang tersaingi. Akibatnya awal tahun
tipis yang dibuat dari seluloid untuk tempat
2011 Indonesia memberlakukan pajak film
gambar negative atau untuk tempat gambar
yang mengharuskan membayar royalty film-
positif (yang akan dimainkan di bioskop)
film impor sebagai tambahan pajak pabean
atau bisa juga diartikan sebagai lakon
yang
(cerita) gambar hidup. Fungsi dari film itu
sebesar 0,43 sen per meter seluloid.11 Tetapi
sendiri
MPAA
sebagai
dikemas
dalam
media
informasi
sebuah
film
yang
selama
ini
membebani
mengatakan
bahwa
importer
peraturan
untuk
Indonesia mengenai pajak royalty dinilai
memberikan pengetahuan baru serta pesan
tidak adil sebab pemerintah melakukan
moral bagi masyarakat, selain itu juga
sebagai
dokumentasi
social,
media
edutainment, serta local content.8
Film Hollywood muncul tahun 1912
ketika
berdirinya
Paramount
Pictures,
dengan judul film Les amours de la reine
8 Kalarensi Naibaho, Film: Aset Budaya Bangsa
Yang Harus Dilestarikan, Visi Pustaka, Volume 10,
hal 2.
9 Les amours de la reine Elisabeth,
http://www.imdb.com/title/tt0002020/ , diakses
tanggal 14 Januari 2014
10 Paolo Sigismondi, The Digital Glocalization of
Entertainment : New Paradigms in the 21st Century
Global Media Scape,Spinger Science+Business
Media,New York-USA,2011,Chapter 2,hal 19
11 Film Asing Tak Diputar di Indonesia, Warga
Nonton Film di Singapura,
http://www.voaindonesia.com/content/film-asing-takdiputar-di-indonesia-warga-nonton-di-singapura123641654/94238.html, diakses tanggal 14 Januari
2014
4
penentuan harga pada film padahal film itu
belum diputar di Indonesia.12
Colonialism
Theory
( ECT ) menjelaskan bagaimana media
Ini dilakukan karena pendapatan film
di Indonesia lebih rendah dibandingkan
Singapura yaitu sebesar 90 hingga 150 juta
dollar. Hasilnya banyak film Hollywood
yang tertunda untuk tampil di bioskop
Indonesia seperti Kung Fu Panda 2, Pirates
of The Caribbean, Harry Portter and the
Deathly Hallows Part 2 yang dijadwalkan
akan hadir di bulan Juli 2011. Namun karena
film-film Hollywood sudah mempengaruhi
dan merubah pola pikir dan gaya hidup
masyarakat membuat masyarakat Indonesia
menolak kebijakan pemerintah dengan tetap
menonton film Hollywood tersebut hingga
ke Singapura.13
Dari
Electronic
mulai
melakukan
kolonialisme
di
era
posmodernisme dalam hal ini media yang
digunakan adalah media elektronik. Dimana
ECT ini mengkaji suatu produk budaya dari
negara
lain
yang
memiliki
nilai
tau
kemampuan untuk mempengaruhi bahkan
menggantikan produk budaya dari negara
asli melalui saluran media. Kajian yang ada
di ECT ini diawali dari transaksi ekonomi
yang dilakukan media multinasional di
bidang komunikasi dan media ke suatu
negara dengan membawa budaya – budaya
yang dimilikinya. Media multinasional ini
melihat bagaimana melalui media dapat
meningkatan market share bagi perusahaan
serta stake holder-nya sehingga dapat
kondisi
tersebut
terlihat
bagaimana film Hollywood dapat merubah
perilaku serta aturan-aturan yang ada dengan
adanya penolak dari masyarakat mengenai
peraturan pemerintah terhadap pelarangan
masuknya film Hollywood ke Indonesia. Hal
ini dibuktikan dengan perilaku masyarakat
yang tetap antusias untuk menonton film
Hollywood hingga ke Singapura.
memenuhi kebutuhan wealthy nation.14
ECT
juga
melihat
dampak
sosiokultur yang dihasilkan media sebagai
bentuk kolonialism baru dengan munculnya
perubahan perilaku masyarakat yang lebih
menyukai
produk
dibandingkan
budaya
dalam
luar
negeri.
negeri
Dimana
membuat munculnya pengaruh yang panjang
dari budaya negara core yang disebarluaskan
di negara semi phery-phery dan phery-phery.
Pembahasan
12 Ibid
13 ibid
14 Herman, E. & McChesney, R ,The global media:
the new missionaries of corporate capitalism.
(London: Madhyam, 2001), Hal. 12.
5
Sehingga dalam hal ini membuat kondisi
maupun dilakukan seperti masyarakat mulai
yang tidak seimbang antar negara-negara
bertindak ataupun berbicara seperti budaya
berkembang karena tergantungan kepada
luar. Dengan demikian media saat ini mulai
negara maju melalui sektor
mengendalikan,
hardware
memproduksi
serta
maupun software dalam bidang komunikasi,
menyebarkan budaya secara global untuk
media, teknik, nilai-nilai dan norma-norma
mempengaruhi
yang secara tidak langsung mulai membuat
Media yang dipasarkan ini juga digunakan
bergesernya budaya local.15 Dengan kata lain
untuk menyebarkan budaya maupun prinsip-
ECT disini berusaha untuk mempengaruhi
prinsip dari stake holder.
pola pemikiran masyarakat baik dari sikap,
gaya hidup, keinginan serta perilaku.
McPhail juga mengatakan bahwa
pemikiran
masyarakat.
Sehingga jika dipandang menurut
Electronic Colonialism Theory fenomena
mengenai media Hollywood yang terjadi
fokus dari ECT adalah bagaimana media
saat
global dapat berpengaruh pada cara berpikir
perkembangan
maupun bertindak masyarakat. Sehingga
yang kemudian merubah fungsi dari media
dapat dikatakan bahwa ini merupakan
yakni menjadi alat kolonialisme baru yang
revolusi informasi dimana lebih fokus pada
digunakan
peran dari pikiran dan perilaku masyarakat
budaya
global. Perluasan peran media massa saat ini
Fenomena media Holyywood
menjadi budaya yang tersebar dimana
fenomena baru yang muncul karena dinilai
berusaha untuk mempengaruhi persepsi ,
merugikan negara importir, sebab dari film-
nilai-nilai maupun pola pikir masyarakat.
film yang disebarkan media Holyywood
Dan kemudian memunculkan komunitas-
membuat Amerika Serikat sebagai negara
komunitas baru yang berkaitan dengan gaya
yang membuat mendapatkan pendapatan
hidup maupun tindakan masyarakat setelah
baru dari hasil media tersebut.
masukknya budaya baru, sehingga terlihat
bahwa masyarakat mulai berpindah menjadi
bagian dari apapun yang ditonton, didengar
15
http://lass.purduecal.edu/cca/gmj/sp03/issuebookrevi
ew/artz.htm diakses pada 14 Januari 2014.
ini
merupakan
akibat
komunikasi
negara
maupun
untuk
dari
internasional
menyebarkan
prinsip-prinsip
negara.
merupakan
Hal ini terlihat dari bagaimana filmfilm Hollywwod dari tahun ke tahun banyak
diminati oleh masyarakat dunia, yang
kemudian membuat meningkatnya film-film
Holyywood yang banyak ditonton maupun
6
di eksport ke negara lain. Terbukti dari
jasa publikasi dan pelaporan pendapatn dan
grafik
penjualan tiket film17 bahwa dari tahun
dibawah
meningkatnya
ini
media
yang
melihatkan
Holyywood
dari
2001-2006 sekitar 6 studio Holyywood di
pertama kali muncul tahun 1992 hingga
Amerika Serikat meningkat pendapatannya
2009 :16
sebesar 80% yang mana hal itu mengalahkan
pasar teater di Amerika Serikat sendiri.18
Selain itu terlihat juga tingkat pendapatan
yang didapat media Holyywood dari tahun
ke tahun yang semakin meningkat. Terbukti
dari table data yang dilaporkan di Box
Office Mojo dari tahun 2006-2011:19
Gambar 1 : Tingkat Pendapatan Ekspor Rental
Film Hollywood Secara Global Tahun 1992-2009
Dari grafik yang dikeluarkan oleh
Bureau
of
melihatkan
Economic
bahwa
Analysis
ekspor
film
(2011)
rental
Holyywood dari tahun 1992 hingga 2009
terus mengalami peningkatan. Hollywood
Studios baik di dalam negeri maupun luar
negeri selalu menjadi film utama yang di
minati. Hal ini terlihat dari data Box Office
Mojo yang merupakan pengamat film dunia
yang menjadi salah satu perusahaan di
bawah IMDB yang bergerak dalam bidang
16 Paolo Sigismondi, The Digital Glocalization of
Entertainment : New Paradigms in the 21st Century
Global Media Scape,Spinger Science+Business
Media,New York-USA,2011,Chapter 2,grafik-hal 19.
17 Box Office Mojo-About Box Office Mojo,
http://www.boxofficemojo.com/about/?ref=ft ,
diakses tanggal 16 Januari 2014
18 Amobi TN, Donald W , Movies & home
entertainment. Standard & poor’s industry surveys.
McGraw-Hill, New York, 2007a,hal 7
19 Box Office Mojo,Yearly Box Office,
http://www.boxofficemojo.com/yearly/ , diakses
tanggal 16 Januari 2014.
7
pendapatan
negara
importir
dan
melelonjaknya pendapatan negara eksportir.
Salah satunya Indonesia yang pada tahun
2011
menghentikan
beredarnya
film
Hollywood dengan menambahkan peraturan
baru yaitu membayar royalty yang telah
ditentukan Indonesia sebelum film itu di
tayangkan.22
Akibat dari banyak beredarnya filmfilm Hollywood membuat perubahan gaya
hidup maupun pola pikir masyarakat yang
Gambar 2 : Total Pendapatan Film Hollywood
terjadi saat ini. Perubahan gaya hidup
Secara Global Tahun 2006-2012.
terlihat dari maraknya makanan cepat saji
Dari table diatas terlihat bahwa filmfilm Hollywood selalu meningkat dimana
tahun 2009 mencapai peningkatan terbesar
yakni 10%, walaupun tahun 2009 ada film
Bollywood yang berjudul 3idiot yang waktu
itu juga terkenal di dunia dengan total
pendapatan US$ 6.532.87420 namun tetap
saja
film
Hollywood
masih
menjadi
unggulan dengan total pendapatan US$
10.595.5.21 Namun tahun 2011 mengalami
penurunan sebesar 3,7% dikarenakan akibat
dari melonjaknya peningkatan tahun 2009
sehingga memunculkan banyak protes yang
diajukan negara importir terkait menurunnya
20 Box Office Mojo,Yearly Box Office,
http://www.boxofficemojo.com/yearly/chart/?
page=2&view2=domestic&yr=2009&p=.htm ,
diakses tanggal 16 Januari 2014.
21 Op-cit, Yearly Box Office
yang selama ini sering dimunculkan dalam
film-film Hollywood kemudian banyak
digunakannya istilah hipster yang berarti
sebuah Fashion baru dengan mencampurkan
pakaian-pakaian
dengan
segala
model.
Dalam hal ini salah satu MNC yang masuk
akibat dari film-film yang dikeluarkan
Hollywood Studios adalah Starbuck yang
merupakan kedai kopi terbesar didunia
berasal dari Washington berdiri tahun 1971,
dimana saat ini mempunyai cabang di 62
negara dengan 20.891 kedai kopi.23 Di
22 Film Asing Tak Diputar di Indonesia, Warga
Nonton Film di Singapura,
http://www.voaindonesia.com/content/film-asing-takdiputar-di-indonesia-warga-nonton-di-singapura123641654/94238.html, diakses tanggal 16 Januari
2014
23 Starbucks Terus Berekspansi, http://www.koransindo.com/node/310074 , diakses tanggal 16 Januari
2014.
8
Indonesia sendiri Starbucks memiliki cabang
di 12 kota dengan total 147 toko tahun
2013.24
Kemudian
selain
dari
fashion
perubahan juga terjadi pada teknologi yang
ditandai
dengan
meningkatnya
impor
barang-barang luar negeri yang selama ini
sering dimunculkan di film-film Hollywood,
seperti Blackberry,Apple,dan Sony. Menurut
catatan
dari
Depkominfo
tahun
Gambar 3 : Fitur-fitur Handphone yang sering
digunakan.
2009
Dari gambar tersebut terlihat bahwa
peningkatan Blackberry tumbuh hingga 10%
yaitu sebesar 400.000-425.000 di Indonesia,
dimana jumlah tersebut termasuk pengguna
Blackberry illegal yang selama ini di kenal
black market yaitu sebesar 175.000.
ada fitur baru yang sering digunakan selain
untuk telepon, SMS, dan MMS yaitu
Browsing internet dengan tingkat 79%,
Chatting
(Facebook,Twiter,
Blackberry
Messenger) dengan tingkat 76,3%. Selain itu
Kondisi ini secara tidak langsung
juga
masuknya
prinsip-prinsip
negara
merubah gaya hidup masyarakat Indonesia
eksportir
yang awalnya menggunakan telepon seluler
Demokrasi yang selama ini menjadi prinsip
untuk telepon dan SMS, namun akibat
utama dari Amerika Serikat. Ideology
munculnya
masuknya
demokrasi Amerika Serikat selalu ada dari
Blackberry di Indonesia terjadi adanya
dahulu hingga sekarang yang disebarkan
perubahan fungsi dari telepon seluler itu
melalui cara-cara yang lebih soft melalui
sendiri. Dimana sesuai dengan laporan dari
media. Dengan berbagai inovasi yang
Markplus Insight dalam Marketers bahwa
dilakukan
pengguna telepon yang selain untuk SMS,
mudahnya dalam menyebarkan prinsip-
telepon dan MMS menggunakan fitur-fitur
prinsip maupun norma-norma dari Amerika
lainnya seperti browsing, chatting, photo,
yang ditambahi dengan budaya-budaya khas
GPS/Maps :
dari Amerika Serikat.
24 Starbucks in Indonesia,
http://www.starbucks.co.id/about-as/ourheritage/starbucks-in-indonesia , diakses tanggal 16
Januari 2014.
Kesimpulan
Blackberry
dan
di
negara
Amerika
importir
Serikat
seperti
membuat
9
Bagaimanapun saat ini film sudah
menjadi fenomena kehidupan modern yang
sangat diterima oleh masyarakat dunia, yang
selama ini memiliki budaya dengan berbagai
ketrampilan. Selain itu media saat ini juga
digunakan sebagai produk perdagangan
yang
sangat
Hollywood
comersial
salah
Studios
yang
satunya
selama
mendapatkan pendapatan terbesar dari setiap
film yang dikeluarkan. Dibalik itu semua
media juga digunakan sebagai negara untuk
menyebarkan budayanya dan mempengaruhi
persepsi masyarakat dunia sesuai dengan
pandangan dari
Electronic Colonialism
Theory. Terbukti
dengan
meningkatnya
pendapatan Starbucks di Indonesia, yang
mana
starbuks
selama
ini
banyak
dimunculkan di film Hollywood. Selain itu
juga meningkatnya penjualan teknologi
Amerika Serikat seperti Blackberry,iphone,
dan
Sony
di
negara
importir
seperti
Indonesia yang meningkat tiap tahunnya.