KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANS

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 83 TAHUN 2012

TENTANG PENETAPAN RANCANGAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA SEKTOR JASA KEMASYARAKATAN, SOSIAL BUDAYA, HIBURAN DAN PERORANGAN LAINNYA BIDANG PERPUSTAKAAN MENJADI STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA

PERPUSTAKAAN NASIONAL RI

Perpustakaan Nasional : Data Katalog Dalam Terbitan (KDT) National Library of Indonesia : Cataloging In Publication (CIP) Data

Indonesia. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI [Keputusan, dsb.] Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor

83 Tahun 2012 tentang penetapan rancangan standar kompetensi kerja nasional Indonesia sektor jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan, dan perorangan lainnya bidang perpustakaan menjadi standar kompetensi kerja nasional Indonesia. ʹ Jakarta : Perpustakaan Nasional RI, 2012. vi, 101 hlm. ; 24 cm.

ISBN 978‐979‐008‐461‐2

1. Perpustakaan ʹ Undang‐undang dan peraturan. 2. Perpustakaan ‐‐ Kompetensi kerja.

I. Judul.

I. Perpustakaan Nasional. 344.092

KATA PENGANTAR

Undang­undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, menyebutkan bahwa Pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan. Dalam Pasal 29, ayat (1) disebutkan bahwa tenaga perpustakaan terdiri atas pustakawan dan tenaga teknis perpustakaan; dan dipertegas dalam ayat (2) bahwa, Pustakawan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi kualifikasi sesuai dengan standar nasional perpustakaan.

Dalam rangka melaksanakan ketentuan di atas, maka Perpustakaan Nasional RI selaku Instansi Teknis dan Pembina Pustakawan, bersama­ sama Instansi terkait dan para pemangku kepentingan serta para pakar kepustakawanan telah menyusun Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Sektor Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan dan Perorangan lainnya Bidang Perpustakaan yang ditetapkan oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia.

Pada SKKNI Bidang Perpustakaan ini kompetensi Pustakawan terbagi ke dalam tiga kelompok kompetensi, yaitu kompetensi dasar atau umum, kompetensi inti dan kompetensi khusus. Setiap kelompok kompetensi terdiri atas unit­unit kompetensi yang dituangkan dalam beberapa kriteria unjuk kerja. Format ini sesuai ketentuan peraturan penyusunan SKKNI untuk memudahkan pihak penyusun materi uji kompetensi dan penyusun kurikulum pendidikan dan pelatihan kompetensi pustakawan. Selain itu, SKKNI ini juga akan menjadi salah satu pedoman utama bagi pengelola Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Pustakawan dalam menyelenggarakan uji kompetensi pustakawan.

Semoga SKKNI Bidang Perpustakaan ini dapat berguna sesuai dengan tujuan penetapan, dapat memajukan dan mengembangkan karir serta profesionalisme Pustakawan Indonesia.

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 83 TAHUN 2012

TENTANG PENETAPAN RANCANGAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA SEKTOR JASA KEMASYARAKATAN, SOSIAL BUDAYA,HIBURAN DAN PERORANGAN LAINNYA BIDANG PERPUSTAKAAN MENJADI STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 14 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.21/MEN/X/2007 tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, perlu menetapkan Keputusan Menteri tentang Penetapan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan dan Perorangan Lainnya Bidang Perpustakaan menjadi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia;

Mengingat :

1. Undang­Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan

Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279);

(Lembaran

2. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4637);

3. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009;

4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.21/MEN/X/2007 tentang Tata Cara

Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia;

Memperhatikan :

1. Hasil Konvensi Nasional Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Jasa

Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan dan Perorangan Lainnya Bidang Perpustakaan yang diselenggarakan tanggal 12 Januari 2012 bertempat di Jakarta;

2. Surat Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Nomor 96/4/ee/II.2012 tanggal 12

Januari 2012 tentang Permohonan Penetapan SKKNI;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KESATU

: Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan dan Perorangan Lainnya Bidang Perpustakaan menjadi Standar

Nasional Indonesia, sebagaimana tercantum dalam Lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini.

Kompetensi

Kerja

KEDUA : Standar

Nasional Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU berlaku secara nasional dan menjadi acuan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan profesi serta uji kompetensi dalam rangka sertifikasi kompetensi.

Kompetensi

Kerja

KETIGA : Standar

Kompetensi

Kerja

Nasional Indonesia

sebagaimana

Diktum KESATU pemberlakuannya ditetapkan oleh Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

dimaksud

dalam

KEEMPAT : Standar

Nasional Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Diktum KETIGA ditinjau setiap 5 (lima) tahun atau sesuai dengan kebutuhan.

Kompetensi

Kerja

KELIMA : Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal

ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 4 Mei 2012

LAMPIRAN KEPUTUSAN

MENTERI

TENAGA

KERJA DAN

TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2012 TENTANG

PENETAPAN RANCANGAN STANDAR KOMPETENSI KERJA

SEKTOR JASA KEMASYARAKATAN, SOSIAL BUDAYA, HIBURAN DAN PERORANGAN LAINNYA BIDANG PERPUSTAKAAN MENJADI STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA

NASIONAL

INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Perpustakaan, berdasarkan Pasal 1 angka 1 Undang­Undang No. 43

Tahun 2007 tentang Perpustakaan, adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka. Sejak dua dekade terakhir abad ke­20 dan terutama pada abad ke­21, yaitu era baru yang ditandai dengan derasnya arus perubahan, perpustakaan dihadapkan pada paradigma baru, antara lain perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang memberi peluang bagi penciptaan layanan baru yang dapat memenuhi kebutuhan informasi pemustaka.

Pada era globalisasi informasi ini, kebutuhan masyarakat akan informasi semakin meningkat seiring dengan beragamnya pola perolehan informasi dalam situasi banjir informasi yang menerpa berbagai jenis dan format media, ditunjang oleh tersedianya perangkat mutakhir yang berkecepatan tinggi dan menjangkau wilayah yang luas tanpa batas. Menyikapi kondisi seperti itu, perpustakaan harus dapat mengikuti tuntutan zaman tersebut, yaitu dengan pengelolaan, pola layanan, perawatan dan pelestarian serta sistem penyebaran informasi yang tepat guna. Sehubungan dengan itu, maka keberadaan pustakawan sangat Pada era globalisasi informasi ini, kebutuhan masyarakat akan informasi semakin meningkat seiring dengan beragamnya pola perolehan informasi dalam situasi banjir informasi yang menerpa berbagai jenis dan format media, ditunjang oleh tersedianya perangkat mutakhir yang berkecepatan tinggi dan menjangkau wilayah yang luas tanpa batas. Menyikapi kondisi seperti itu, perpustakaan harus dapat mengikuti tuntutan zaman tersebut, yaitu dengan pengelolaan, pola layanan, perawatan dan pelestarian serta sistem penyebaran informasi yang tepat guna. Sehubungan dengan itu, maka keberadaan pustakawan sangat

B. Tujuan Tujuan penyusunan SKKNI Bidang Perpustakaan adalah:

1. Meningkatkan profesionalisme pustakawan dalam menjalankan perannya sebagai mediator dan fasilitator informasi.

2. Menjadi tolak ukur kinerja pustakawan.

3. Menghasilkan pengelompokan keahlian pustakawan sesuai dengan standardisasi yang telah divalidasi oleh lembaga sertifikasi.

4. Memberi arah, petunjuk dan metode atau prosedur yang baku dalam menjalankan profesinya dengan mengedepankan kode etik kepustakawanan Indonesia.

C. Pengertian

1. Kompetensi Kompetensi adalah kemampuan seseorang yang mencakup

pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dapat terobservasi dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan standar kinerja yang ditetapkan. Dalam SKKNI ini, pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja diwujudkan dalam 3 (tiga) kelompok unit kompetensi, yaitu Kelompok Kompetensi Umum, Kelompok Kompetensi Inti dan Kelompok Kompetensi Khusus.

Kompetensi Umum Kompetensi umum adalah kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh

setiap pustakawan, diperlukan untuk melakukan tugas­tugas setiap pustakawan, diperlukan untuk melakukan tugas­tugas

Kompetensi Inti Kompetensi inti adalah kompetensi fungsional yang harus dimiliki oleh

setiap pustakawan dalam menjalankan tugas­tugas perpustakaan. Kompetensi inti mencakup unit­unit kompetensi yang dibutuhkan untuk mengerjakan tugas­tugas inti dan wajib dikuasai oleh pustakawan. Kompetensi inti meliputi: (1) Melakukan Seleksi Bahan Perpustakaan, (2) Melakukan Pengadaan Bahan Perpustakaan, (3) Melakukan Pengatalogan Deskriptif, (4) Melakukan Pengatalogan Subyek, (5) Melakukan Perawatan Bahan Perpustakaan, (6) Melakukan Layanan Sirkulasi, (7) Melakukan Layanan Referensi, (8) Melakukan Penelusuran Informasi Sederhana, (9) Melakukan Promosi Perpustakaan, (10) Melakukan Kegiatan Literasi Informasi, (11) Memanfaatkan Jaringan Internet untuk Layanan Perpustakaan.

Kompetensi Khusus Kompetensi khusus merupakan kompetensi tingkat lanjut yang

bersifat spesifik, meliputi: (1) Merancang Tata Ruang dan Perabot Perpustakaan, (2) Melakukan Perbaikan Bahan Perpustakaan, (3) Membuat Literatur Sekunder, (4) Melakukan Penelusuran Informasi Kompleks, (5) Melakukan Kajian Perpustakaan, (6) Membuat Karya Tulis Ilmiah.

Kompetensi kunci Kompetensi kunci adalah sikap kerja yang harus dimiliki pustakawan untuk mencapai unjuk kerja yang dipersyaratkan dalam pelaksanaan setiap unit kompetensi (Umum, Inti dan Khusus).

2. Standar Kompetensi Standar Kompetensi adalah rumusan tentang kemampuan yang harus

dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan kriteria unjuk kerja yang dipersyaratkan.

3. Konsep SKKNI SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek

pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang­undangan yang berlaku. Dengan dikuasainya standar kompetensi tersebut oleh seseorang, maka yang bersangkutan akan mengetahui dan memiliki kemampuan tentang:

x bagaimana mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan. x bagaimana mengorganisasikannya agar pekerjaan tersebut dapat

dilaksanakan. x apa yang harus dilakukan bilamana terjadi sesuatu yang berbeda dengan rencana semula. x bagaimana menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk

memecahkan masalah atau melaksanakan tugas dengan kondisi yang berbeda.

x bagaimana menyesuaikan kemampuan yang dimiliki bila bekerja pada kondisi dan lingkungan yang berbeda.

a. Model Standar Kompetensi SKKNI Bidang Perpustakaan dikembangkan dengan mengacu pada

Permenakertrans No. 21/MEN/2007 tentang Tata Cara Penetapan SKKNI dan atas dasar penetapan tersebut maka standar kompetensi kerja bidang perpustakaan yang dikembangkan harus mengacu kepada Regional Model of Competency Standard (RMCS).

b. Prinsip yang Harus Dipenuhi dalam Penyusunan Standar dengan Model Standar Kompetensi Regional (RMCS).

Penyusunan dan perumusan SKKNI yang merefleksikan kompetensi tenaga kerja yang dibutuhkan oleh dunia usaha dan industri harus memenuhi beberapa hal sebagai berikut :

1. Fokus pada Kebutuhan Sektor Jasa Difokuskan pada kompetensi kerja yang berlaku dan dibutuhkan oleh sektor jasa, dalam upaya melaksanakan proses bisnis sesuai dengan tuntutan operasional perusahaan yang dipengaruhi oleh dampak era globalisasi.

2. Kompatibilitas Memiliki kompatibilitas dengan standar­standar yang berlaku di sektor bidang pekerjaan yang sejenis dan kompatibel dengan standar sejenis yang berlaku di negara lain atau internasional.

3. Fleksibilitas Memiliki sifat umum yang mampu mengakomodasi perubahan dan penerapan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang diaplikasikan dalam bidang pekerjaan yang terkait.

4. Keterukuran Meskipun bersifat umum, standar kompetensi harus memiliki kemampuan ukur yang akurat. Untuk itu, standar harus :

x Terfokus pada apa yang diharapkan dapat dilakukan pekerja di tempat kerja. x Memberikan arah yang cukup untuk pelatihan dan penilaian. x Diperlihatkan dalam bentuk hasil kerja/jasa yang diharapkan. x Selaras dengan peraturan perundang­undangan terkait yang berlaku, standar produk dan jasa yang terkait serta kode etik

profesi.

5. Ketelusuran Standar harus memiliki sifat ketelusuran yang tinggi sehingga dapat menjamin:

x Kebenaran substansi yang tertuang dalam standar. x Sumber rujukan yang menjadi dasar perumusan standar

dapat ditelusuri.

6. Transferlibilitas x Terfokus pada keterampilan dan pengetahuan yang dapat

dialihkan ke dalam situasi maupun di tempat kerja yang baru.

x Aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja terumuskan secara holistik (menyeluruh).

D. Daftar Istilah

AACR adalah singkatan dari Anglo American Cataloguing Rules, yaitu pedoman internasional dalam pengatalogan deskriptif untuk berbagai format informasi dan bentuk entri tajuk (titik temu) dalam katalog.

Abstrak/sari karangan adalah pokok­pokok atau intisari dari isi bahasan yang terkandung dalam bahan perpustakaan sehingga pemustaka dapat memperoleh inti bahasan secara cepat.

Alat seleksi adalah alat yang digunakan untuk pemilihan bahan perpustakaan.

Anotasi adalah kegiatan membuat ulasan atau penjelasan singkat mengenai isi bahan perpustakaan (umumnya buku) atau berupa deskripsi singkat yang biasanya ditambahkan sebagai suatu catatan setelah deskripsi bibliografi. Ulasan tersebut terdiri atas beberapa kalimat untuk memberi gambaran isi bahan perpustakaan secara singkat.

Aplikasi dasar komputer adalah program komputer (computer program) berbayar atau open source yang digunakan untuk menjalankan fungsi tertentu, antara lain mengerjakan pekerjaan­pekerjaan operasional kantor, seperti program pengolah kata (word processing), pembuatan lembar kerja (worksheet), dan program untuk membuat presentasi, juga program­program lainnya. Termasuk dalam pengertian ini adalah kemampuan mengaplikasikan komputer.

Artikel jurnal adalah karya tulis atau makalah ilmiah yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah. Artikel jurnal umumnya ditulis oleh peneliti (orang yang melakukan penelitian). Di akhir artikel biasanya terdapat daftar pustaka yang merupakan referensi dari artikel tersebut, Artikel jurnal umumnya lebih panjang dari artikel di majalah umum bukan jurnal.

Bahan perpustakaan adalah seluruh hasil karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam untuk memenuhi kebutuhan informasi pemustaka. Contohnya: buku, koran, terbitan­terbitan berseri (majalah, jurnal), bahan­bahan rujukan, karya musik, peta, mikroform dan mikrofis, non­print media dan sumber­sumber terekam.

Bibliografi adalah daftar terbitan yang memuat informasi kepustakaan, seperti pengarang, tempat terbit, penerbit dan tahun terbit, bentuk fisik dan deskripsi bibliografis lainnya.

Browser (peramban) adalah jenis aplikasi perangkat lunak (software) yang disebut Web browser, dirancang untuk memfasilitasi pencarian informasi di internet. Jenis­jenis browser: Internet Explorer, Mozilla Firefox dan Opera.

Buku referensi adalah buku yang dirancang untuk dirujuk ketika diperlukan informasi yang terpercaya (authoritative information), berisi informasi dasar dan tidak untuk dibaca secara keseluruhan. Buku referensi umumnya memiliki entri­entri tajuk yang disusun secara alfabetis atau cara penyusunan lainnya (menurut subyeknya, nomor dan Buku referensi adalah buku yang dirancang untuk dirujuk ketika diperlukan informasi yang terpercaya (authoritative information), berisi informasi dasar dan tidak untuk dibaca secara keseluruhan. Buku referensi umumnya memiliki entri­entri tajuk yang disusun secara alfabetis atau cara penyusunan lainnya (menurut subyeknya, nomor dan

Daftar tajuk subyek (list of subject heading) adalah kumpulan istilah atau frase yang spesifik dan menggambarkan subyek atau bidang tertentu. Istilah atau frase dalam tajuk subyek dipilih dari daftar istilah terkendali (controlled vocabulary) dan digunakan sebagai pedoman untuk menetapkan tajuk subyek dari bahan perpustakaan. Tajuk subyek menjadi titik akses (access point) dalam katalog perpustakaan.

Desiderata adalah daftar deskripsi bibliografis bahan perpustakaan yang akan diadakan oleh perpustakaan. Desiderata dapat berbentuk kartu atau daftar bibliografi yang disusun menurut aturan tertentu, baik cetak maupun terekam untuk dijadikan pertimbangan dalam mengambil keputusan pengadaan bahan perpustakaan.

Dewey Decimal Classification (DDC) adalah bagan klasifikasi yang mengelompokan bahan perpustakaan secara hierarki berdasarkan subyek. DDC mengelompokan pengetahuan ke dalam 10 kelas utama, yang masing­masing dibagi ke dalam 10 divisi. Masing­masing divisi dibagi ke dalam subdivisi dan sub­sub divisi. Kelas utama DDC meliputi: 000 Karya Umum 100 Filsafat dan Psikologi 200 Agama 300 Ilmu Sosial 400 Bahasa 500 Ilmu Murni dan Matematika 600 Ilmu Terapan dan Teknologi 700 Kesenian 800 Kesusastraan 900 Geografi dan Sejarah

Dublin Core (DC) adalah format standar yang digunakan untuk pembuatan metadata pada pengelolaan sumber informasi bagi perpustakaan digital. DC terdiri dari 15 elemen metadata yang saling terkait dan dapat saling dioperasikan. Dirancang untuk memfasilitasi deskripsi dan perbaikan (recovery) dokumen dan sumber­sumber informasi dalam suatu jaringan sehingga dapat ditemukan kembali. Elemen­elemen metadata tersebut adalah:

x Judul x Pengarang utama x Subyek x Deskripsi unit bahan perpustakaan x Penerbit x Pengarang tambahan atau kontributor lainnya x Tanggal entri deskripsi bibliografis bahan perpustakaan x Jenis bahan perpustakaan x Format fisik atau bentuk digital dari sumber informasi x Identifier (URL, ISBN, ISSN, dll.) x Sumber rujukan (darimana bahan perpustakaan atau informasi ini

diperoleh) x Bahasa

x Bahan perpustakaan lain yang terkait x Cakupan bahan perpustakaan x Aspek legal/hukum dari bahan perpustakaan atau sumber informasi.

Indeks adalah sarana yang digunakan untuk penelusuran informasi berupa daftar yang disusun secara alfabetis yang memuat nama orang, tempat dan subyek dilengkapi nomor halaman yang membantu pemustaka menemukan topik yang dibutuhkan.

Internet adalah rangkaian jaringan serat optik (fiber­optic) berkecepatan tinggi menggunakan standar Internet Protocol Suite (TCP/IP) yang menghubungkan jaringan komputer di seluruh dunia sehingga memungkinkan pemustaka melakukan komunikasi melalui e­mail, Internet adalah rangkaian jaringan serat optik (fiber­optic) berkecepatan tinggi menggunakan standar Internet Protocol Suite (TCP/IP) yang menghubungkan jaringan komputer di seluruh dunia sehingga memungkinkan pemustaka melakukan komunikasi melalui e­mail,

International Standard Bibliographic Description (ISBD) adalah seperangkat standar yang diadopsi oleh International Federation of Library Associations (IFLA), mengatur deskripsi bibliografi bahan perpustakaan. Standar umum ISBD(G) menjadi pedoman untuk mendeskripsikan seluruh jenis bahan perpustakaan. Standar ini juga dikembangkan untuk format khusus, seperti: ISBD(CM) untuk deskripsi bibiliografi bahan kartografi (cartographic materials), ISBD(PM) untuk deskripsi bibliografi bahan musik (printed music), ISBD(S) untuk deskripsi bibliografi terbitan berkala (serials).

Jejaring sosial adalah fasilitas yang tersedia di dalam jaringan internet yang menyediakan komunikasi interaktif antar pemakainya seperti facebook, twitter dan lain­lain.

Kajian minat pemustaka adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengenali kebutuhan informasi pemustaka.

Kajian perpustakaan adalah studi dan investigasi yang sistematis bidang perpustakaan yang kesimpulannya didasarkan pada analisis kuantitatif atau kualitatif sesuai rancangan dan metodologi penelitian. Hasil kajian dapat diterbitkan dalam jurnal ilmiah perpustakaan atau dipresentasikan pada seminar. Hasil kajian berguna untuk pengambilan keputusan dalam memecahkan masalah dan meningkatkan kinerja perpustakaan serta menjadi dasar pengembangan keilmuan perpustakaan.

Karya tulis ilmiah adalah bentuk atau gaya penulisan yang bersifat ilmiah, umumnya bertujuan untuk memberi informasi berisi ide­ide dan argumentasi yang dapat dipertanggungjawabkan, berasal dari penelitian, tinjauan kepustakaan atau kegiatan ilmiah lainnya. Penulisan karya tulis ilmiah mengikuti ketentuan penulisan karya ilmiah, yaitu: pendahuluan, Karya tulis ilmiah adalah bentuk atau gaya penulisan yang bersifat ilmiah, umumnya bertujuan untuk memberi informasi berisi ide­ide dan argumentasi yang dapat dipertanggungjawabkan, berasal dari penelitian, tinjauan kepustakaan atau kegiatan ilmiah lainnya. Penulisan karya tulis ilmiah mengikuti ketentuan penulisan karya ilmiah, yaitu: pendahuluan,

Kata kunci adalah kata atau istilah, tajuk subyek, catatan isi, abstrak atau teks dari suatu cantuman dalam katalog terpasang atau pangkalan data bibliografi yang dapat digunakan sebagai suatu istilah pencarian dalam penelusuran teks bebas (free­text) untuk mendapatkan seluruh cantuman yang tersedia.

Katalog adalah daftar lengkap dari buku­buku, majalah, peta dan bahan­ bahan lainnya dalam bahan perpustakaan yang disusun secara sistematis untuk memudahkan temu kembali, biasanya disusun secara alfabetis berdasarkan pengarang, judul, dan/atau subyek. Di Perpustakaan modern, kartu katalog telah digantikan dengan cantuman bibliografi terbacakan mesin (machine­readable bibliographic records) dan tersedia secara terpasang (online).

Kebutuhan pemustaka adalah deskripsi tentang subyek yang menjadi minat pemustaka, baik secara perorangan maupun kelompok.

Kegiatan literasi informasi adalah kegiatan meningkatkan kemampuan pemustaka untuk mengenali kebutuhan informasi termasuk pemahaman tentang bagaimana perpustakaan yang terorganisir, mengenal sumber daya yang tersedia (format informasi dan sarana penelusuran terotomasi) dan pengetahuan terhadap teknik­teknik penelusuran yang biasa digunakan. Kegiatan literasi informasi mencakup pula kegiatan untuk meningkatkan kemampuan pemustaka yang dibutuhkan dalam mengevaluasi secara kritis cakupan (isi) informasi dan menggunakannya secara efektif, sesuai etika informasi serta memahami infrastuktur informasi yang mendasari pengiriman informasi mencakup hubungan dan pengaruh sosial, politik dan budaya.

Kemas ulang informasi adalah penataan atau penyajian kembali informasi dalam format yang berbeda.

Klasifikasi adalah pengelompokkan yang sistematis pada sejumlah objek, gagasan, buku atau benda­benda lain ke dalam kelas atau golongan tertentu berdasarkan ciri­ciri yang sama. Klasifikasi terbagi menjadi klasifikasi artifisial dan klasifikasi fundamental. Klasifikasi artifisial adalah klasifikasi berdasarkan ciri­ciri fisik bahan perpustakaan dan klasifikasi fundamental adalah klasifikasi bahan perpustakaan yang berdasarkan isi atau subjek buku, bersifat tetap meskipun format berubah. Klasifikasi fundamental diperoleh dengan cara menganalisis isi bahan perpustakaan. Selanjutnya ditentukan nomor kelas (notasi) yang tepat untuk mewakili subyek bahan perpustakaan tersebut dengan menggunakan pedoman tertentu, seperti skema klasifikasi Dewey Decimal Classification (DDC), Universal Decimal Classification (UDC) atau skema klasifikasi lainnya.

Koleksi perpustakaan adalah seluruh bahan perpustakaan yang dimiliki suatu perpustakaan.

Laporan kerja perpustakaan adalah dokumen tertulis yang berisi tentang penjelasan pelaksanaan kegiatan perpustakaan sebagai suatu bentuk pertanggungjawaban kerja.

Layanan ekstensi adalah penyediaan layanan di luar perpustakaan menetap. Kegiatan ini memungkinkan perpustakaan memberikan layanan di luar gedung. Contoh: mobil keliling, perpustakaan terapung, dll.

Layanan informasi mutakhir adalah layanan yang disediakan untuk para pemustaka (ilmuwan, peneliti, dan masyarakat lainnya) berupa literatur atau terbitan terkini yang sesuai bidang spesialisasinya.

Layanan informasi terseleksi adalah layanan yang disediakan untuk para pemustaka (ilmuwan, peneliti, dan masyarakat lainnya) berupa literatur atau terbitan terseleksi sesuai bidang spesialisasi pemustaka.

Layanan khusus adalah layanan bahan perpustakaan khusus, dan/atau layanan bagi pemustaka berkebutuhan khusus.

Layanan perpustakaan adalah kegiatan memberikan bimbingan dan jasa perpustakaan dan informasi kepada pemustaka.

Layanan referensi (reference services) adalah semua kegiatan yang dilakukan oleh pustakawan referensi untuk memenuhi kebutuhan informasi pemustaka (secara pribadi, melalui telepon atau elektronik) tidak terbatas untuk menjawab pertanyaan substantif, memberikan pengajaran kepada pemustaka dalam menyeleksi, menggunakan alat­alat dan strategi penelusuran yang sesuai untuk menemukan informasi, melakukan penelusuran dalam rangka memenuhi kebutuhan pemustaka, mengarahkan pemustaka ke sumber daya perpustakaan, membantu dalam evaluasi informasi, merujuk pelanggan pada sumber daya di luar perpustakaan, membuat statistik referensi dan berpartisipasi dalam pengembangan koleksi referensi.

Layanan sirkulasi (circulation services) adalah layanan perpustakaan berupa pemberian layanan peminjaman dan pengembalian bahan perpustakaan, seperti buku dan bahan perpustakaan lainnya dalam jumlah dan kurun waktu tertentu.

Literasi informasi adalah kemampuan untuk mengenali kebutuhan informasi termasuk pemahaman tentang bagaimana perpustakaan yang terorganisir, mengenal sumber daya yang tersedia (format informasi dan sarana penelusuran terotomasi) dan pengetahuan terhadap teknik­teknik penelusuran yang biasa digunakan. Literasi informasi berarti juga kemampuan yang dibutuhkan dalam mengevaluasi secara kritis cakupan (isi) informasi dan menggunakannya secara efektif, sesuai etika informasi serta memahami infrastuktur informasi yang mendasari pengiriman informasi mencakup hubungan dan pengaruh sosial, politik dan budaya.

Literatur (literature) adalah bahan bacaan yang digunakan dalam berbagai aktifitas, baik secara intelektual maupun rekreasi. Jenis Literatur (literature) adalah bahan bacaan yang digunakan dalam berbagai aktifitas, baik secara intelektual maupun rekreasi. Jenis

Literatur Primer (premier literature) adalah karya tulisan asli yang memuat kajian mengenai sebuah teori baru, atau penjelasan suatu gagasan dalam berbagai bidang. Literatur primer bisa berupa artikel majalah ilmiah, laporan penelitian, disertasi, paten, standar, makalah seminar dan lain­lain.

Literatur Sekunder (secondary literature) adalah karya yang berisi informasi dari sumber karya utama (primer). Umumnya menjelaskan, meringkas, menganalisis, mengevaluasi karya utama tersebut. Contoh: tinjauan literatur, kritik analisis, bibliografi, karya biografi, direktori dan abstrak. Literatur sekunder dapat diterbitkan maupun tidak diterbitkan.

Literatur Tersier (tertiary literature) adalah literatur yang memuat informasi yang merupakan petunjuk untuk mengetahui atau menelusur literatur sekunder. Contoh: bibliografi dari bibliografi, direktori dari direktori.

Makalah ilmiah adalah karya tulis ilmiah di bidang perpustakaan yang ditulis dalam format baku, disampaikan pada seminar dan/atau pertemuan ilmiah, yang dipublikasikan maupun tidak dipublikasikan.

MARC atau Format MARC singkatan dari Machine­Readable Cataloging adalah format digital standar internasional untuk pembuatan deskripsi bibliografi. Standar MARC digunakan sebagai pedoman sistem otomasi perpustakaan untuk berbagi sumber bibliografi guna menghindari duplikasi dan memastikan data bibliografi sesuai ketika satu sistem otomasi digantikan dengan sistem yang lain. Cantuman MARC terbagi dalam 3 komponen:

1. Struktur rekod (cantuman) ² pelaksanaan standar nasional dan internasional (Format Pertukaran Informasi ANSI Z39.2 dan Format Pertukaran Informasi ISO 2709)

2. Penandaan Isi ² kode dan kesepakatan yang menunjukkan identitas dan karakteristik elemen­elemen data secara jelas dalam suatu cantuman untuk fasilitas manipulasi data, terdapat dalam MARC21 format untuk data bibliografi dan format MARC21 dipelihara oleh Library of Congress.

3. Isi data ² ditetapkan oleh standar seperti AACR, Library of Congress Subject Headings (LCSH), dll.

Membuat literatur sekunder adalah kegiatan mendeskripsikan, menginterpretasikan, menganalisis dan mengevaluasi literatur primer menjadi kemasan baru berupa anotasi, abstrak, bibliografi, tinjauan literatur, kata kunci/indeks, dll.

Meregistrasi bahan perpustakaan adalah kegiatan mencatat identitas bahan perpustakaan yang diterima perpustakaan pada buku induk atau kartu atau sistem simpan elektronis serta pembubuhan catatan, nomor induk dan pemberian cap pada bagian tertentu dalam bahan perpustakaan.

Metodologi pengkajian adalah langkah­langkah dan metode yang digunakan dalam melakukan pengkajian seperti penentuan lokasi, sampel dan populasi, pendekatan dan metode pengkajian.

Offline (tidak terpasang) adalah komputer yang tidak terkoneksi ke jaringan internet. Contoh: layanan CD­ROM atau intranet yang tidak terhubung ke internet.

Online (terpasang) adalah komputer yang terkoneksi ke internet, intranet atau jaringan lain melalui jaringan telekomunikasi. Makna online juga merujuk pada aksesori atau peralatan komputer yang secara fisik terpisah, namun terhubung pada CPU dan siap untuk digunakan interaktif secara langsung saat itu juga (real­time).

Otomasi perpustakaan adalah menerapkan aplikasi komputer di perpustakaan yang digunakan dalam sistem pengadaan, katalogisasi, pengawasan pengarang, pengawasan serial, sirkulasi, inventarisasi, pinjam antar perpustakaan dan pengiriman dokumen.

Pangkalan data terpasang (online database) adalah kumpulan informasi yang disimpan dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diakses dengan menggunakan suatu program tertentu termasuk jaringan internet. Contoh: OPAC, pangkalan data bibliografi dari jurnal, buku, prosiding, paten dan lain sebagainya.

Pasca penyiangan adalah kegiatan menangani hasil penyiangan bahan perpustakaan sesuai kebijakan perpustakaan.

Pemustaka adalah pengguna perpustakaan, yaitu perorangan, kelompok orang, masyarakat atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan.

Penelusuran informasi sederhana adalah kegiatan layanan penelusuran bahan perpustakaan atau informasi yang bersifat umum dengan menggunakan sarana temu kembali informasi, baik berupa katalog perpustakaan dan/atau sarana lainnya.

Penelusuran informasi kompleks adalah kegiatan layanan penelusuran informasi khusus tentang suatu subyek dengan menggunakan sarana temu kembali informasi yang tersedia di dalam atau di luar perpustakaan.

Pengadaan bahan perpustakaan adalah proses memesan dan menerima bahan perpustakaan dengan cara membeli, tukar­menukar atau hadiah, termasuk di dalamnya anggaran dan kerja sama dengan pihak luar, seperti penerbit, agen dan vendor untuk mendapatkan bahan perpustakaan yang sesuai dengan kebutuhan pemustaka.

Pengatalogan adalah kegiatan pengolahan bahan perpustakaan dalam rangka menghasilkan katalog sebagai alat temu kembali informasi berdasarkan ketentuan yang berlaku, meliputi deskripsi bibliografi, analisis subyek, menentukan nomor kelas (notasi) dan hal­hal yang berkaitan dengan fisik dokumen.

Pengatalogan deskriptif adalah kegiatan pengatalogan yang ditujukan untuk menyediakan informasi bibliografi atau deskripsi bibliografi bahan perpustakaan meliputi pengarang, judul, publikasi, format, paginasi, ilustrasi, cetakan, penjilidan, perwajahan dan lain­lain, yang dapat digunakan untuk temu kembali suatu bahan perpustakaan.

Pengatalogan subyek adalah kegiatan pengatalogan yang ditujukan untuk menyediakan akses melalui isi atau subyek suatu bahan perpustakaan, baik dalam bentuk tajuk verbal atau dalam bentuk nomor kelas (notasi).

Pengembangan bahan perpustakaan adalah proses merencanakan dan meningkatkan manfaat dan keseimbangan bahan perpustakaan berdasarkan periode tahun, kebutuhan informasi pemustaka, analisis statistik pemustaka, perkiraan demografi dan konsentrasi keterbatasan anggaran. Pengembangan bahan perpustakaan mencakup formulasi kriteria seleksi, merencanakan berbagi bahan perpustakaan dan mengganti bahan perpustakaan yang hilang dan rusak.

Pengolahan bahan perpustakaan adalah kegiatan menyiapkan sarana temu kembali informasi meliputi pengatalogan deskriptif dan pengatalogan subyek.

Perabot perpustakaan adalah mebeler dan sarana lain yang diperlukan untuk operasional dan layanan perpustakaan.

Perawatan bahan perpustakaan adalah bagian dari pelestarian bahan perpustakaan. Perawatan bahan perpustakaan merupakan kegiatan Perawatan bahan perpustakaan adalah bagian dari pelestarian bahan perpustakaan. Perawatan bahan perpustakaan merupakan kegiatan

Perbaikan bahan perpustakaan adalah bagian dari pelestarian bahan perpustakaan. Perbaikan bahan perpustakaan merupakan kegiatan menjaga atau mempertahankan fisik bahan perpustakaan maupun kandungan informasi bahan perpustakaan. Contoh: fumigasi, penjilidan, inkapsulasi, dan alih media seperti digitalisasi, mikrofilm, mikrofis, slaid, dan sebagainya.

Perpustakaan adalah institusi pengelola bahan perpustakaan karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka.

Perpustakaan digital adalah perpustakaan yang menyediakan sumber­ sumber dalam format terbacakan mesin yang dapat diakses melalui jarak jauh dengan menggunakan jaringan komputer. Di perpustakaan, proses digitalisasi dimulai dari katalog, monograf, pengindeksan majalah, layanan abstrak, layanan majalah dan koleksi referensi.

Pinjam antar perpustakaan (interlibrary loan = ILL) adalah layanan yang disediakan perpustakaan yang dilakukan dengan cara memberikan pinjaman bahan perpustakaan yang berasal dari bahan perpustakaan lain.

Profil pemustaka adalah gambaran tentang pemustaka dan kebutuhan informasinya.

Promosi perpustakaan

memperkenalkan, menyebarluaskan dan mendayagunakan sumber daya serta layanan perpustakaan kepada masyarakat.

adalah

kegiatan

Prosedur standar operasional (Standard Operating Procedure/SOP) adalah pedoman tertulis yang berisi langkah­langkah dan ketentuan (prosedur) yang ditetapkan untuk melakukan suatu kegiatan.

Pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan layanan perpustakaan.

RDA singkatan dari Resource Description and Access, adalah pedoman internasional yang dibuat sebagai pengembangan dari AACR, berisi instruksi untuk pendeskripsian semua jenis material termasuk versi digital dan online. Deskripsi RDA dapat digunakan di lingkungan digital dalam katalog web­based dan layanan penelusuran.

Rencana kerja perpustakaan adalah merupakan dokumen tertulis yang disusun untuk memberikan deskripsi kegiatan perpustakaan sebagai bentuk perencanaan pelaksanaan kegiatan.

Rencana pengkajian adalah uraian tertulis tentang tahap­tahap pelaksanaan pengkajian dari mulai perencanaan, pelaksanaan dan pembuatan hasil laporan pengkajian, yang dituangkan dalam proposal pengkajian.

Seleksi bahan perpustakaan adalah kegiatan mengidentifikasi, menilai dan menentukan bahan­bahan perpustakaan untuk keperluan pengadaan dan pengembangan bahan perpustakaan berdasarkan kebijakan yang berlaku.

Sistem sirkulasi adalah suatu metode, baik manual ataupun otomasi, yang digunakan untuk merekam peminjaman bahan perpustakaan dan menghubungkan data bibliografi koleksi, data peminjam, jumlah bahan perpustakaan yang dipinjam, proses administrasi, dan statistik kegiatan sirkulasi.

Skema atau bagan klasifikasi adalah suatu daftar kelas yang disusun berdasarkan prinsip­prinsip yang telah ditetapkan bertujuan mengatur bahan perpustakaan dalam koleksi, entri indeks, bibliografi atau katalog kedalam kelompok berdasarkan kesamaan dan perbedaannya untuk mempermudah temu kembali. Yang termasuk skema klasifikasi adalah Dewey Decimal Classification, Universal Decimal Classification, Library of Congress Classification.

Standar kompetensi pustakawan adalah dokumen yang memuat persyaratan/kriteria/kemampuan minimal yang meliputi kemampuan pengetahuan dan keterampilan, sikap, nilai perilaku, dan karakteristik yang diperlukan pustakawan untuk melaksanakan pekerjaan kepustakawanan dengan tingkat kesuksesan secara optimal, yang ditetapkan oleh lembaga yang berwenang berdasarkan hasil konsensus para pemangku kepentingan melalui berbagai tahapan proses perumusan oleh tim perumus.

Statistik kegiatan adalah sekumpulan data yang mendeskripsikan suatu kegiatan yang disajikan dalam bentuk gambar, baik berbentuk gambar grafis seperti diagram atau chart maupun berbentuk tabel agar lebih mudah dibaca dan bermakna.

Sumber referensi adalah sumber informasi sekunder baik tercetak maupun terekam yang dipakai sebagai acuan dalam menjawab pertanyaan yang masuk ke meja referensi, contoh : kamus, ensiklopedia, buku paduan/buku pegangan (handbook), dan lain­lain.

Survei bahan perpustakaan adalah kegiatan menghimpun informasi bahan perpustakaan yang diperoleh melalui toko buku, internet, pameran dan pertemuan­pertemuan, untuk mendapatkan gambaran tentang bahan perpustakaan yang relevan dengan kebutuhan.

Tajuk subyek adalah kata, istilah atau frasa yang digunakan pada katalog atau daftar lain dalam perpustakaan untuk menyatakan tema atau topik suatu bahan perpustakaan. Pedoman yang digunakan dalam penentuan tajuk subyek antara lain Daftar Tajuk Subyek untuk Perpustakaan, Library of Congress Subject Headings, dan lain­lain.

Tata ruang perpustakaan (library layout/design) adalah kegiatan merancang dan menata ruang serta perabot perpustakaan sesuai dengan aktivitas dan jenis layanan yang diberikan dalam rangka menciptakan kenyamanan, keamanan, dan efektivitas layanan bagi pemustaka.

Tinjauan kepustakaan/bahan perpustakaan adalah kegiatan membuat karya tulis yang disusun berdasarkan hasil analisis dan tinjauan sejumlah kepustakaan dalam bidang tertentu.

Tinjauan literatur adalah kegiatan mempelajari tentang informasi yang terdapat dalam suatu literatur tersebut guna memperoleh gambaran teoritis sebagai dasar untuk melakukan kegiatan penelitian.

Tinjauan/ulasan ilmiah adalah suatu karya tulis yang membahas suatu pokok bahasan yang merupakan ulasan ilmiah dari berbagai pendapat atau sumber informasi tertulis di bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi.

Universal Decimal Classification (UDC) adalah bagan klasifikasi yang mengelompokkan bahan perpustakaan secara hierarki berdasarkan subyek dengan menggunakan simbol­simbol dan angka arab. Notasi UDC lebih fleksibel dan tepat sehingga cocok digunakan untuk mengklasifikasi koleksi khusus.

E. Penggunaan SKKNI SKKNI dibutuhkan oleh beberapa lembaga/institusi yang berkaitan

dengan pengembangan sumber daya manusia, sesuai dengan kebutuhan masing­masing seperti yang diterapkan pada:

1. Institusi pendidikan dan pelatihan

a. Memberikan informasi untuk pengembangan program dan kurikulum;

b. Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelatihan, penilaian, dan sertifikasi.

2. Dunia usaha/industri dan penggunaan tenaga kerja

a. Membantu dalam perekrutan.

b. Membantu penilaian unjuk kerja.

c. Membantu dalam menyusun uraian jabatan.

d. Untuk mengembangkan program pelatihan yang spesifik berdasar kebutuhan dunia usaha/industri.

3. Institusi penyelenggara pengujian dan sertifikasi

a. Sebagai acuan dalam merumuskan paket­paket program sertifikasi sesuai dengan kualifikasi dan levelnya.

b. Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelatihan penilaian dan sertifikasi.

F. Format Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Bidang Perpustakaan

SKKNI Bidang Perpustakaan disusun menggunakan format Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia. Untuk menuangkan standar kompetensi kerja menggunakan urutan­urutan sebagaimana struktur SKKNI. Dalam SKKNI terdapat daftar unit kompetensi terdiri atas unit­ unit kompetensi. Setiap unit kompetensi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari susunan daftar unit kompetensi sebagai berikut :

1. Kode Unit Kompetensi Kode unit kompetensi mengacu kepada kodifikasi yang memuat sektor, sub sektor/bidang, kelompok unit kompetensi, nomor urut unit kompetensi dan versi, yaitu: 1. Kode Unit Kompetensi Kode unit kompetensi mengacu kepada kodifikasi yang memuat sektor, sub sektor/bidang, kelompok unit kompetensi, nomor urut unit kompetensi dan versi, yaitu:

b. Sub Sektor/Sub Bidang Lapangan Usaha : Untuk sub sektor/bidang (2) mengacu sebagaimana dalam Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI), diisi dengan 2 (dua) huruf kapital (LP=Layanan Perpustakaan) dari nama Sub Sektor/Sub Bidang.

c. Kelompok Unit Kompetensi : Untuk kelompok kompetensi (3), diisi dengan 2 (dua) digit angka untuk masing­masing kelompok, yaitu:

01 : Untuk kode Kelompok unit kompetensi umum (general)

02 : Untuk kode Kelompok unit kompetensi inti (fungsional).

03 : Untuk kode kelompok unit kompetensi khusus (spesifik)

d. Nomor urut unit kompetensi Untuk nomor urut unit kompetensi (4), diisi dengan nomor urut unit kompetensi dengan menggunakan 3 (tiga) digit angka, mulai dari angka 001, 002, 003 dan seterusnya pada masing­masing kelompok unit kompetensi. Nomor urut unit kompetensi ini disusun dari angka yang paling rendah ke angka yang lebih tinggi. Hal tersebut untuk menggambarkan bahwa tingkat kesulitan jenis pekerjaan pada unit kompetensi yang paling sederhana tanggung jawabnya ke jenis pekerjaan yang lebih besar tanggung jawabnya, d. Nomor urut unit kompetensi Untuk nomor urut unit kompetensi (4), diisi dengan nomor urut unit kompetensi dengan menggunakan 3 (tiga) digit angka, mulai dari angka 001, 002, 003 dan seterusnya pada masing­masing kelompok unit kompetensi. Nomor urut unit kompetensi ini disusun dari angka yang paling rendah ke angka yang lebih tinggi. Hal tersebut untuk menggambarkan bahwa tingkat kesulitan jenis pekerjaan pada unit kompetensi yang paling sederhana tanggung jawabnya ke jenis pekerjaan yang lebih besar tanggung jawabnya,

e. Versi unit kompetensi Versi unit kompetensi (5), diisi dengan 2 (dua) digit angka, mulai dari angka 01, 02 dan seterusnya. Versi merupakan urutan penomoran terhadap urutan penyusunan/penetapan unit kompetensi dalam penyusunan standar kompetensi yang disepakati, apakah standar kompetensi tersebut disusun merupakan yang pertama kali, revisi dan/atau seterusnya.

2. Judul Unit Kompetensi Judul unit kompetensi, merupakan bentuk pernyataan terhadap tugas/pekerjaan yang akan dilakukan. Unit kompetensi adalah sebagai bagian dari keseluruhan unit kompetensi yang terdapat pada standar kompetensi kerja. Judul unit kompetensi harus menggunakan kalimat aktif yang diawali dengan kata kerja aktif yang terukur.

a. Kata kerja aktif yang digunakan dalam penulisan judul unit kompetensi diberikan awalan me­. Contoh antara lain: memperbaiki,

melaksanakan, menjelaskan, mengkomunikasikan, menggunakan, melayani, merawat, merencanakan, membuat dan lain­lain.

mengoperasikan,

melakukan,

b. Kata kerja aktif yang digunakan dalam penulisan judul unit kompetensi sedapat mungkin dihindari penggunaan kata kerja antara lain: memahami, mengetahui, menerangkan, mempelajari, menguraikan, mengerti dan/atau yang sejenis.

3. Deskripsi Unit Kompetensi Deskripsi unit kompetensi merupakan bentuk kalimat yang menjelaskan secara singkat isi dari judul unit kompetensi yang mendeskripsikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam menyelesaikan satu tugas pekerjaan yang dipersyaratkan dalam judul unit kompetensi.

4. Elemen Kompetensi Elemen kompetensi adalah merupakan bagian kecil dari unit kompetensi yang mengidentifikasikan aktivitas yang harus dikerjakan untuk mencapai unit kompetensi tersebut. Elemen kompetensi ditulis menggunakan kalimat aktif dan jumlah elemen kompetensi untuk setiap unit kompetensi terdiri dari 2 (dua) sampai 5 (lima) elemen kompetensi. Kandungan elemen kompetensi pada setiap unit kompetensi mencerminkan unsur:

5. Kriteria Unjuk Kerja (KUK) KUK merupakan bentuk pernyataan yang menggambarkan kegiatan yang harus dikerjakan untuk memperagakan hasil kerja/karya pada setiap elemen kompetensi. Kriteria unjuk kerja harus mencerminkan

aktivitas yang dapat menggambarkan 3 (tiga) aspek yaitu pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja. Untuk setiap elemen kompetensi dapat terdiri 2 (dua) sampai 5 (lima) kriteria unjuk kerja dan dirumuskan dalam kalimat terukur dengan bentuk pasif.

Pemilihan kosa kata dalam menulis kalimat KUK harus memperhatikan keterukuran aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja, yang ditulis dengan memperhatikan level Taksonomi Bloom dan pengembangannya yang terkait dengan aspek­aspek psikomotorik, kognitif dan afektif sesuai dengan tingkat kesulitan pelaksanaan tugas pada tingkatan/urutan unit kompetensi.

6. Batasan Variabel Batasan variabel untuk unit kompetensi minimal dapat menjelaskan :

a. Kontek variabel yang dapat mendukung atau menambah kejelasan tentang isi dari sejumlah elemen unit kompetensi pada satu unit kompetensi tertentu, dan kondisi lainnya yang diperlukan dalam melaksanakan tugas.

b. Perlengkapan yang diperlukan seperti peralatan, bahan atau fasilitas dan materi yang digunakan sesuai dengan persyaratan yang harus dipenuhi untuk melaksanakan unit kompetensi.

c. Tugas yang harus dilakukan untuk memenuhi persyaratan unit kompetensi.

d. Peraturan­peraturan yang diperlukan sebagai dasar atau acuan dalam melaksanakan tugas untuk memenuhi persyaratan kompetensi.

7. Panduan Penilaian Panduan penilaian ini digunakan untuk membantu penilai dalam melakukan penilaian/pengujian pada unit kompetensi antara lain meliputi :