PENGENALAN BAHAN DAN PERALATAN PRAKTIKUM

PENGENALAN BAHAN DAN PERALATAN PRAKTIKUM
Syifa Hanifah 230110140031
Kelas A, Kelompok 11
ABSTRAK
Pokok pembahasan praktikum biokimia perairan kali ini mengenai pengenalan
bahan dan peralatan praktikum yang dilakukan di dalam laboratorium FHA, FPIK
UNPAD. Praktikum ini bertujuan untuk menjelaskan berbagai macam alat-dan
bahan yang nantinya akan sering digunakan dalam praktikum biokimia perairan.
Kegiatan yang dilakukan selama praktikum adalah praktikan diharapkan bisa
mendeskripsikan prinsip kerja , fungsi , serta cara kerja perlatan praktikum yang
telah disediakan oleh asisten laboratorium. Dari sekian banyak peralatan
praktikum, terdapat empat alat utama dalam praktikum biokimia kali ini ,
diantaranya Spektrofotometri yang merupakan alat untuk mengabsorpsi cahaya
pada panjang gelombang tertentu melalui suatu larutan. Inkubator yang
merupakan alat untuk menginkubasi atau memerami mikroba pada suhu yang
terkontrol. Lemari pendingin merupakan alat untuk menjaga atau menyimpan
sampel atau bahan yang memang harus disimpan dalam suhu rendah. Dan terakhir
Hot plate, merupakan alat yang berfungsi untuk menghomogenkan suatu larutan.
Aada beberapa alat praktikum lain yang dikenalkan diantaranya alat gelas,
weighing scoop dan peralatan penunjang praktikum lainnya. Hasil dari praktikum
kali ini adalah kami sebagai praktikan dapat mengoperasikan alat-alat beserta

bahan praktikum dengan baik dan benar, guna meminimalisir kesalahan selama
praktikum berlangsung.

Keyword : Praktikum, Biokimia, Spektrofotometer, Inkubator, Lemari Pendingin,
Hot Plate, Weighing Scoop.
ABSTRACT
The main subject of biochemistry’s practicum this time is about introduction of
practicum’s tools and materials which are held at laboratory of FHA, FPIK
Unpad. This practicum aims to explain a wide variety of tools and materials that
will often be used on biokimia’s practicum. The activities carried out so that the
practitioner can explain about working principle, function, and also the tool’s
working method which has been prepared by laboratory assistant. From a wide
variety of practicum tools, there are four main practicum tools, there are
spectrophotometry which is a tool for absorbing light at specific wavelength
through a solution. Incubator which is a tool for incubation or warming microbes
at controlled temperature. Refrigerator which is a tool for keep also saving a
sample or material that must be saved on low term. And the last is Hot Plate,
which is a tool for homogenize a solution. There are some other practicum tools
which is introduced, there are a glasses tool, weighing scoop and many others
practicum tools. The output of this practicum are, as a practitioner we are


expected to operate lab tools also lab materials properly , to minimize mistakes
during the practicum.
Keyword : Practicum, Biochemistry, Spectrophotometry, Incubator, Refrigerator,
Hot Plate, Weighing Scoop.
PENDAHULUAN
Biokimia merupakan bidang kajian yang mempelajari perihal proses
kimiawi yang terjadi pada makhluk hidup. Sedangkan, Biokimia Perairan
merupakan ilmu yang membahas tentang biomolekul,organisasi sel, asam amino
dan protein, dan enzim; metabolisme sel di alam dan peranannya pada produk
hasil perikanan, karbohidrat, lipida, vitamin, asam nukleat, respirasi dan energi;
flavor dan pigmen; perubahan biokimia dan analisa biokimia pada produk hasil
perikanan dan kelautan.
Praktikum biokimia perairan ini bertujuan untuk mengetahui serta
membuktikan adanya proses metabolisme yang terjadi pada makhluk hidup,
khususnya yang berhabitat di perairan. Melalui praktikum ini kita dapat
mengetahui proses ketercernaan karbohidrat, protein, serta lemak dalam tubuh
makhluk hidup perairan.
Bekerja di laboratorium tidaklah sama dengan bekerja di tempat lain.
Bekerja di laboratorium memerlukan keterampilan-keterampilan, kecermatan, dan

kehati-hatianyang cukup tinggi. Keselamatan kerja dan kegiatan praktikum
merupakan dua sisi yang tidak dapat dipisahkan. Dua hal tersebut merupakan satu
kesatuan yang sama pentingnya untuk diperhatikan dan dilaksanakan (Khamidinal
2009). Bekerja di Laboratorium mempunyai resiko yang berbahaya bagi yang
bekerja. Untuk meminimalisir (zeroaccident) kecelakaan di laboratorium maka
para pekerja laboratorium haruslah mengetahui sumber-sumber bahaya,simbolsimbol tanda bahaya dan teknik penggunaan peralatan keselamatan kerja.
Laboratorium yang baik harus mempunyaiperalatan keselamatan kerja yang harus
disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing sesuai jenis laboratoriumnya, maka
sangatlah perlu praktikan diperkenalkan dengan alat-alat serta bahan penunjang
praktikum biokimia perairan.
Dengan diketahuinya bahan dasar dari suatu alat kita dapat menentukan
atau mempertimbangkan cara penyimpanannya. Alat yang terbuat dari logam

tentunya harus dipisahkan dari alat yang terbuat dari gelas atau porselen. Jadi alat
seperti kaki tiga harus dikelompokkan dengan statif atau klem tiga jari karena
ketiganya memiliki bahan dasar yang samayaitu logam, sedangkan gelas kimia
dikelompokkan dengan labu erlenmeyer dan labu dasar rata karena bahan
dasarnya gelas. Belumlah cukup hanya dengan memperhatikan bahan dasar dari
alat, namun penyimpanan alat yang memiliki bahan dasar yang sama harus ditata
kembali. Dengan memperhatikan bahan dasar alat , peralatan yang terbuat dari

logam umumnya memiliki bobot lebih tinggi dari peralatan yang terbuat dari gelas
atau plastik. Oleh karena itu dalam penyimpanan dan penataan alat aspek bobot
benda perlu juga diperhatikan. Janganlah menyimpan alat-alat yang berat di
tempat yang lebih tinggi,agar mudah diambil dan disimpan kembali (Widhy 2009)
METODOLOGI
Kegiatan praktikum ini dilakukan pada hari selasa tanggal 20 Oktober
2015, pada pukul 13.00-15.00 WIB. Bertempat di laboratorium Fisiologi Hewan
Air, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran.
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini diantaranya terdapat
empat alat utama yakni spektrofotometri untuk mengabsorsi larutan, Inkubator
untuk menjaga suhu enzim ataupun mikroba dengan suhu sesuai dengan yang kita
inginkan, lemari pendingin yang digunakan untuk menyimpan serta menjaga
keawetan sampel, dan hot plate yang berfungsi untuk menghomogenkan larutan.
Selain keempat alat utama diatas, juga terdapat alat-alat praktikum lainnya yakni
alat-alat gelas seperti beaker glass, gelas ukur, tabung reaksi, labu Erlenmeyer,
cawan petri serta berbagai alat penunjang lainnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Spektrofotometri
Spektrofotometri merupakan suatu alat yang digunakan untuk menentukan
suatu senyawa baik secara kuantitatif maupun kualitatif dengan mengukur

transmitan ataupun absorban dari suatu cuplikan sebagai fungsi dari konsentrasi
(Haris 2010). Keuntungan penggunaan spektrofotometri untuk pengujian
kuantitatif diantaranya dapat digunakan secara luas, memiliki kepekaan yang
tinggi, keselektifannya cukup baik, tingkat ketelitian tinggi.
Prinsip kerjanya adalah dengan cara menghasilkan sinar yang berasal dari
spectrum dengan panjang gelombang tertentu yang mana gelombang dari sinar

putih dapat lebih terseleksi dan hal tersebut diperoleh melalui alat pengurai
seperti prisma , grating, atau celah optis. Ada berbagai maca jenis
Spektrofotometri, diantaranya Spektrofotometri Vis (Visible), Spektrofotometri
UV (Ultra Violet), Spektrofotometri UV-Vis, Spektrofotometri IR (Infra Red)
Prosedur penggunaan alat ini adalah dengan cara memasukan suatu cairan
ataupun laruta yang hendak akan diuji kedalam salah satu bagian pada
spektrofotometer yang biasa

disebut dengan

autoklap. Sebelum

mulai


mengabsorpsi, spektrofotometer dikalibrasikan terlebih dahulu lalu setelahnya
atur alat sesuai dengan panjang gelombang yang diterima.

Gambar 1. Spetrofotometri
(sumber : Dokumentasi pribadi)
Inkubator
Inkubator merupakan suatu tempat yang dirancang untuk mempertahankan
keadaan temperatur tertentu. Prinsip Kerja dari Inkubator ini menggunakan
Hukum Ketiga Termodinamika : membayangkan kesempurnaan Hukum ketiga
termodinamika menyatakan bahwa suatu kristal sempurna pada nol mutlak
mempunyai keteraturan sempurna, jadi entropinya adalah nol. Pada temperatur
lain selain nol mutlak, terdapat kekacau-balauan yang disebabkan oleh eksitasi
termal (Keenan, et.all., 1999:496)
Prosedur kerjanya, pertama menghubungkan stop kontak dengan sumber
tenaga, lalu menyalakan alat dengan menekan tombol ‘ON’. Selanjutnya set
waktu dan suhu sesuai kebutuhan inkubasi (untuk pertumbuhan bakteri suhu
optimal 37C).Masukkan media yang berisi bakteri. Lali di inkubasi sampai waktu
yang ditentukan. Terakhir matikan alat dengan menekan tombol ‘OFF’ hingga
tombol tertekan masuk untuk proteksi terhadap kerusakan.


Gambar 2. Inkubator
(sumber : www.hcp-technology.com)
Waterbath
Waterbath merupakan sebuah alat yang memiliki fungsi keguna an mirip
seperti incubator, yaitu menjaga suatu objek agar stabil pada suhu yang
ditentukan. Prinsip kerja water bath, waterbath mempunyai kisaran temperature 10
° C sampai 95 ° C . Keunggulan waterbath dibanding inkubator yaitu waterbath
lebih cepat mencapai temperatur yang diinginkan serta tidak cepat kehilangan
panas dikarenakan waterbath mempergunakan air dalam distribusi suhu. Selain
elemen pemanas beberapa tipe juga dilengkapi dengan pencipta arus untuk
menjaga suhu tetap seragam. Prosedur kerja dari waterbath adalah dengan
menggeser tombol on pada alat, lalu mengatur skala suhu yang dinginkan maka
waterbath sudah bisa digunakan.

Gambar 3. Waterbath

(sumber : Dokumentasi Pribadi)
Lemari Pendingin
Lemari pendingin merupakan suatu rangkaian yang berfungsi untuk

menghasilkan suhu atau temperature dingin.
Prinsip kerja dari Lemari pendingin adalah penguapan. Untk mendapatkan
penguapan diperlukan gas (udara) yang mencapai temperature tertentu (panas).
Setelah udara tersebut panas diubah agar kehilangan panas, sehingga terjadi
penguapan. Diasaat adanya penguapan, maka timbulah suhu di dalam temperature
rendah (dingin) (Anonim, 2012).
Cara kerja dari lemari pendingin adalah dengan cara menyambungkan
kabelnya dengan stopkontak listrik. Setelah lemari pendingin dalam keadaan
menyala, biasanya pad suhu 0oc, maka barulah bisa dimasukan sampel ataupun
bahan praktikum lain yang ingin kita simpan kedalamnya.

Gambar 4. Lemari Pendingin
(sumber : www.kukuruyuk.com)
Hot Plate
Hot plate merupakan alat yang digunakan untuk memanaskan atau
mengeringkan sampel, bagian atasnya terbuat dari keramik. Hot plate berfungsi
untuk memanaskan bahan-bahan yang mudah terbakar bila dipanaskan dengan api
langsung.
Prinsip kerja hot plate ialah menghomogenkan suatu larutan dengan
bantuan batang pengaduk magnetik. Sedangkan proses pengadukan tersebut

dipengaruhi pula oleh viskositas si larutan yang akan di aduk. Semakin encer
suatu cairan, akan memberikan gaya gesek yang semakin kecil, dan sebaliknya
semakin kental cairan, maka akan memberikan gaya gesek yang semakin besar
pula. Selain itu juga terdapat pengertian konsistensi yang hamper sama dengan

viskositas. Bila viskositas diterapkan pada bahan cair, maka konsistensi
diterapkan pada bahan semi solid seperti saos tomat, gelatin, jam dan jelly.
Prosedur kerja dari hot plate sendiri adalah menggunakan bantuan stirrer
bar yang akan menghomogenkan larutan pada suhu yang diinginkan.

Gambar 5. Hot plate
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Weighing Scoop
Weighing scoop merupakan sejenis sendok gelas yang terbuat dari kaca
borosilikat 3.3 dengan dasar datar yang memastikan stabilitas berat objek yang
ditimbang. Objek yang ditimbang eighing scoop adalah objek-objek skala kecil
yang bereukuran kecil. Pegangan scoop berbentuk seperti pipa kecil tempat
mengalirnya objek timbangan saat dimasukan kedalam botol yang sempit.
Prinsip kerja dari weighing scoop adalah menimbang objek timbangan
yang memiliki skala hitung kecil dan cenderung sulit ditimbang pada neraca biasa

terlebih bila harus menggunakan bantuan kertas saat menimbang ditambah
timbangan harus dikalibrasikan terlebih dahulu. Dengan weighing scoop, proses
penimbangan objek (biasanya dalm bentuk padatan bubuk) menjadi lebih mudah,
cepat, dan akurat.
Prosedur kerja weighing scoop adalah dengan mengambil objek yang
akan ditimbang menggunakan weighing scoop lalu kita dapat mengetahui berapa
berat dari obje (untuk jenis weighing scoop bergagang pipa) timbangan dan
kemudian, melalui gagangnya yang membentuk pipa kecil, kita dapat
memasukannya kembali dengan mudah bahkan ke dalam geals ukur sekalipun.

Gambar 6. Weighing scoop
(sumber : www.camlab.co.uk)
Gelas Ukur
Merupakan gelas tinggi dengan skala di sepanjang dindingnya. Terbuat
dari kaca atau plastik yang tidak tahan panas. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai
2 L. Jenis gelas ukur ada yang tahan panas (pyrex) dan ada pula yang tidak tahan
panas Fungsinya untuk mengukur volume larutan tidak memerlukan tingkat
ketelitian yang tinggi dalam jumlah tertentu. (Purwanti 2008)
Prinsip kerja dari gelas ukur adalah mengukur cairan secara tidak teliti dan
tidak masuk dalam perhitungan. Prosedur Kerja gelas ukur yakni dengan

memasuka suatu cairan yang hendak kita takar sesuai dengan angka yang tertera
dalam gelas ukur.

Gambar 7. Gelas ukur
(sumber : peralatanspbu.com)

Beaker Glass
Merupakan gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala sepanjang
dindingnya. Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas hingga suhu
200 oC (pyrex). Ukuran alat ini ada yang 50 mL, 100 mL dan 2 L. Memiliki
fungsi untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian

yang tinggi , menampung zat kimia, memanaskan cairan, media pemanasan
cairan.
Prinsip kerja beaker glass tidak dipakai untuk mengukur volume larutan,
hanya digunakan sebagai media penyimpanan untuk suatu larutan. Prosedur kerja
beaker glass adalah setelah beaker glass dibersihkan dari sisa-sisa cairan, barulah
beaker glass bisa digunakan kembali untuk menyimpan larutan lainnya.

Gambar 8. Beaker glass
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Labu Erlenmeyer
Berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin kecil dengan
skala sepanjang dindingnya. Ukurannya mulai dari 10 mL-2 L. Memiliki fungsi
untuk menyimpan dan memanaskan larutan, menampung filtrat hasil penyaringan,
menampung titran (larutan yang dititrasi) pada proses titrasi.
Prinsip kerja dari labu Erlenmeyer adalah sebagai tempat titrasi larutan
disertai dengan keterangan volume untuk memudahkan agar praktikan dapat
mengetahui berapa volume larutan yang di titrasi. Prosedur penggunaan labu
Erlenmeyer adalah dengan cara menuangkan kedalamnya larutan yang akan
dititrasi, lalu dengan gelasnya yang bening, kita dapat mengamati .

Gambar 9. Labu Erlenmeyer
(sumber : www.ralali.com)
Cawan Petri
Alat ini digunakan sebagai wadah utk penyelidikan tropi dan juga utk
mengkultur bakteri, khamir, spora,atau biji-bijian. Selain itu sebagai wadah
menimbang dan menyimpan bahan kimia, mikrobiologi.
Prinsip kerja dari petridish atau cawan petri adalah dengan meletakkan
objek didalam cawan yang kemudian ditutup dengan penutup (bisa juga tidak
ditutup). Cara kerjanya pun hampir mirip dengan prinsipnya yakni dengan
meletakan objek pada cawan. Hanya apabila cawan digunakan untuk kultur
bakteri, maka cawan hanya bisa dipakai satu kali.

Gambar 10. Cawan petri
(sumber : dokumentasi pribadi)
Pipet
Merupakan alat untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu maupun
takaran bebas. Jenisnya ada beberapa, diantaranya pipet seukuran yang digunakan
untuk mengambil cairan dalam jumlah

tertentu

secara

tepat,

bagian

tengahnya menggelembung. Pipet berukuran yang berupa pipa kurus dengan skala
di sepanjang dindingnya. Berguna untuk mengukur dan memindahkan larutan

dengan volume tertentu secara tepat. Pipet tetes yang berupa pipa kecil
terbuat dari plastik atau kaca dengan ujung bawahnya meruncing serta ujung
atasnya ditutupi karet. Berguna mengambil cairan dalam skala tetesan kecil. Pipet
mikro adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil,
biasanya kurang dari 1000 μl .
Prinsip kerja pipet adalah sebagai media untuk memindahkan carian
tertentu pada skala volume tertentu ke tempat lain. Prosedur kerjanya yaitu
dengan memasukkan ujung pipet ke dalam wadah yang berisi cairan kemudian
menekan kembali untuk mengeluarkan cairan yang terdapat di dalam pipet pada
wadah yang ada (Taiyeb 2001).

Gambar 11. Pipet
(sumber : dokumentasi pribadi)

Tabung Reaksi
Berupa tabung yang kadang dilengkapi dengan tutup. Terbuat dari kaca
borosilikat tahan panas, terdiri dari berbagai ukuran. Fungsinya sebagai tempat
untuk mereaksikan bahan kimia, untuk melakukan reaksi kimia dalam skala kecil.
Memiliki prinsip kerja sebagai wadah penyimpanan medium dengan volume yang
tidak diketahui dikarenakan tidak dilengkapi skala.
Cara kerjanya adalah tabung reaksi setelah dibersihkan, dimasukan zat
atau cairan, lalu disandarkan kembali pada rak tabung.

Gambar 12. Tabung Reaksi
(sumber : dokumentasi pribadi)
KESIMPULAN
Jadi, kesimpulan yang didapat adalah dengan melakukan praktikum
‘Pengenalan Bahan dan Alat Praktikum’, kita dapat mengerti dasar-dasar dari
praktikum biokimia perairan ini. Juga dapat mengetahui peralatan apa saja yang
dibutuhkan serta digunakan selama praktikum juga mengetahui fungsi dan
prosedur pemakaiannya. Dikarenakan, proses pengambilan data saat praktikum
selanjutnya haruslah akurat, maka diperlukan ketelitian serta pengoperasian alat
dan bahan praktikum secara benar. Selain itu, praktikum biokimia perairan, sesuai
namanya tentu akan menggunakan bahan-bahan kimia baik yang berbahaya bila
terkena tubuh ataupun tidak. Oleh karena itu, guna meminimalisir adanya
kecelakaan yang terjadi saat praktikum berlangsung, maka diharapkan kita
sebagai praktikan dapat mengoperasikan alat serta menggunakan bahan praktikum
seusai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA
Alluni’am.2012.

Intruksi

Kerja

Mikrobiologi Universitas

Pemakaian

Inkubator.

Brawijaya. Malang.

Dianto Haris. 2008. Hasil Pengamatan Spektrofotometri.
Koesmadji, W, dkk.Teknik Laboratorium, hlm. 67

Laboratorium

Khamidinal, Teknik Laboratorium Kimia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), cet
1, hlm. 2
Rahwan A.M.2011. Rancang Bangun Hot Plate Stirrer Magnetik Terkendali
Temperatur dan

Kecepatan

Pengaduk.

FMIPA

Universitas

Indonesia. Depok
Widhy P. 2008. Tools and thecniques basic laboratory.pustekkom depdiknas.
Widhy P. 2009. Alat Dan Bahan Kimia dalam Laboratorium Ipa. UNY.
Yogyakarta.