KEMISKINAN DAN SOLUSI strategi PENANGGULANGANNYA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang memiliki kepadatan penduduk yang
tinggi.Dalam peringkat dunia Indonesia menempati urutan keempat setelah
Cina, India, dan Amerika Serikat dalam hal jumlah penduduk. Kepadatan
penduduk yang tinggi inilah menyebabkan banyak permasalahan sosial di
Indonesia. Salah satunya adalah kemiskinan. Kemiskinan bisa diartikan
sebagai suatu kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang tidak sanggup
memelihara dirinya sendiri
atau sekelompoknya sesuai dengan taraf
kehidupan kelompok dan tidak mampu memanfaatkan potensi tenaga, mental,
maupun fisiknya dalam kelompok tersebut. Kemiskinan selalu mewarnai
perjalanan panjang sejarah Indonesia. Sejak kedatangan bangsa kolonial
penjajah,rakyat
kemiskinan.
Indonesia
Rakyat
selalu
Indonesia
dibayang-bayangi
hidup
serba
oleh
kekurangan
gambaran
di
tengah
bergelimpahnya kekayaan hayati alam Indonesia. Bahkan setelah bangsa
Indonesia merdeka pun,sebagian masyarakat Indonesia belum bisa terlepas
dari jurang kemiskinan. Kemiskinan seolah-olah menjadi musuh dari setiap
rezim pemerintahan. Pemerintah sepertinya selalu terjebak pada dunia teori
semu yang pada akhirnya angka penduduk miskin masih tetap tinggi. Setiap
rezim pemerintahan selalu terlibat debat kusir mengenai kinerja dalam
mengurangi angka kemiskinan. Tetapi pada kenyataannya perdebatan itu tetap
tidak bisa mengurangi penduduk miskin yang riil ada di lapangan.
Perhitungan di atas kertas yang dihasilkan dari berbagai metode perhitungan
dan perdebatan para ahli ekonomi tetap tidak mengubah kondisi raktyat
miskin. Kemiskinan merupakan penyakit sosial dan musuh besar yang harus
dihadapi bersama, baik oleh pemerintah maupun masyarakat
secara
1
keseluruhan. Dengan kondisi penduduk yang semakin
bertambah serta
kondisi kekinian yang tidak menentu, maka masalah kemiskinan menjadi
pekerjaan rumah yang harus segera di selesaikan. Oleh karena itu masalah
kemiskinan merupakan masalah yang cukup mendesak untuk segera ditangani
oleh pemerintah karena dengan terselesaikannya masalah kemiskinan dapat
menjadi tolak ukur kemajuan perekonomian suatu Negara karena dengan
sedikitnya penduduk miskin berarti kesejahteraan rakyat suatu Negara akan
meningkat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kemiskinan ?
2. Apa faktor-faktor yang menyebabkan adanya kemiskinan di Indonesia ?
3. Apa solusi yang dapat dilakukan pemerintah untuk mengatasi kemiskinan
yang ada di Indonesia ?
1.3 Tujuan
1. Mendiskripsikan pengertian kemiskinan
2. Mendiskripsikan faktor-faktor yang menyebabkan adanya kemiskinan di
Indonesia
3. Mendiskripsikan solusi yang dapat dilakukan pemerintah untuk mengatasi
kemiskinan yang ada di Indonesia
BAB II
2
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN KEMISKINAN
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk
memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung,
pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat
pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan
pekerjaan (http://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan).
Angka kemiskinan di Indonesia secara rutin dirilis oleh Badan Pusat
Statistik (BPS), dan data yang dilansir oleh BPS per bulan September 2014 lalu
adalah 27,73 juta jiwa yang berarti sekitar 10,96 persen penduduk Indonesia
secara keseluruhan.
Seperti dilansir dalam Republika.co.id, kemiskinan menjadi momok dalam
masyarakat. Berbagai upaya dilakukan untuk mengentaskan kemiskinan, tetapi
angka kemiskinan tidak turun secara signifikan. Jumlah penduduk miskin pada
tahun 2015 diprediksi mencapai 30,25 juta orang atau sekitar 12,25 persen dari
jumlah penduduk Indonesia.
Kenaikan jumlah penduduk miskin ini disebabkan beberapa faktor,
termasuk kenaikan harga BBM, inflasi, dan pelemahan dolar. Presiden Direktur
Dompet Dhuafa Ahmad Juwaini mengatakan, berdasarkan kajian, kolaborasi
ketiga faktor tersebut bisa menambah angka kemiskinan sebesar satu persen.
Jika berdasarkan data BPS, jumlah penduduk miskin pada tahun 2014,
presentase penduduk miskin di Indonesia mencapai 11,25 persen atau 28,28 juta
jiwa, maka pada 2015 ada tambahan penduduk miskin sekitar 1,9 juta jiwa.
(www.BPS.go.id)
3
Dalam melihat perkembangan angka kemiskinan ada tiga indikator sosial
yang bisa dijadikan sebagai tolak ukur yaitu,angka melek huruf tingkat orang
dewasa, angka harapan hidup saat lahir, dan malnutrisi pada anak.Dari ketiga
elemen tersebut,hamper semuanya selalu menghiasi layar televisi dan media cetak
Indonesia.Angka melek huruf dan tingkat harapan hidup saat lahir mungkin sudah
memperlihatkan hasil yang diharapkan walaupun masih dalam taraf dasar dan
hanya di wilayah perkotaan.Tetapi kasus malnutrisi sepertinya masih terus
menghantui para keluarga miskin di Indonesia,baik di wilayah perkotaan maupun
di pedesaan.Selain ketiga indikator di atas sebenarnya ada 9 komponen lain yang
bias dijadikan barometer tingkat kemiskinan masyarakat.Kesembilan indikator
tersebut adalah kesehatan, konsumsi makanan dan gizi, pendidikan, kesempatan
kerja, perumahan,jaminan sosial, sandang, rekreasi,dan kebebasan.( Agus Herta
Sumarto, 2010 : 20 )
2.2 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMISKINAN DI INDONESIA
Ada beberapa hal yang menyebabkan kondisi kemiskinan masih sulit
diminimalkan.Pertama kondisi anggota masyarakat yang tidak atau belum ikut
serta dalam proses perubahan karena tidak mempunyai kemampuan, baik
kemampuan dalam pemilikan faktor produksi maupun kualitas faktor produksi
yang memadai sehingga tidak mendapatkan manfaat dari hasil proses
pembangunan.Dalam kasus ini,Pemerintah seharusnya bias berupaya keras
membangun kualitas masyarakat miskin sehingga masyarakat miskin tersebut
dapat mandiri dalam membangun kesejahteraannya.
Penyebab kedua adalah pembangunan yang direncanakan pemerintah
tidak sesuai dengan kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi sehingga tidak
terjangkau oleh masyarakat. Kemampuan dan kualitas masyarakat Indonesia
sangat berbeda-beda dan cenderung terjadi ketimpangan yang sangat besar
terutama masyarakat kota dengan masyarakat di pedesaan. Program-program
pemerintah untuk masyarakat pedesaan memerlukan kajian tersendiri sehingga
4
program-program tersebut feasible di lapangan.Masyarakat pedesaan,terutama
masyarakat yang berada di luar pulau Jawa mempunyai karakteristik yang jauh
berbeda dengan masyarakat Jawa perkotaan. Semangat dan perjuangannya perlu
dibina kembali sehingga tidak terjadi faktor penghambat pembangunan
perekonomian nasional.
Faktor ketiga yang menjadi penyebab kemiskinan adalah rendahnya
tingkat pendidikan
masyarakat pedesaan.Masyarakat kadang tidak bisa
menangkap dan memahami maksud dan tujuan dari program pemerintah sehingga
pelaksanaannya hanya sebatas pada implementasi formal saja sebagai reaksi dari
instruksi pemerintah daerah. Karena rendahnya tingkat pendidikan masyarakat
miskin pedesaan, program-program pembangunan ekonomi masyarakat miskin
sering kandas di tengah jalan.Sebagian besar masyarakat miskin tidak bisa
mengikuti prosedur dan birokrasi dalam program tersebut sehingga mereka lebih
memilih untuk “nrimo” terhadap “takdir” yang sudah ada.Selain itu pemerintah
sering menerapkan kompleksitas birokrasi sebagai instrument penilai keseriusan
masyarakat sehingga masyarakat dihadapkan pada kerumitan yang belum tentu
bisa mereka lewati ( Agus Herta Sumarto, 2010 : 21-22 )
Selain penyebab diatas ada pula penyebab lain yang dapat menyebabkan
meningkatnya kemiskinan di Indonesia diantaranya adalah :
1. Penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai
akibat dari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin. Contoh dari
perilaku dan pilihan adalah penggunaan keuangan tidak mengukur
pemasukan.
2. Penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan
keluarga. Penyebab keluarga juga dapat berupa jumlah anggota keluarga
yang tidak sebanding dengan pemasukan keuangan keluarga.
5
3. Penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan
dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan
sekitar. Individu atau keluarga yang mudah tergoda dengan keadaan
tetangga adalah contohnya.
4. Penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang
lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi. Contoh dari aksi orang lain
lainnya adalah gaji atau honor yang dikendalikan oleh orang atau pihak lain.
Contoh lainnya adalah perbudakan.
5. Penyebab
merupakan
struktural,
hasil
yang
dari
memberikan
struktur
sosial
alasan
bahwa
kemiskinan
(http://Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi Kemiskinan _ Laely Rakhmawati.htm)
Contoh dari kemiskinan yang disebabkan oleh penyebab struktural adalah
Tanah dan kemiskinan,Rasio tinggi antara manusia dan tanah,dan tidak tidak
terdapatnya sumber-sumber alami selain dari tanah ,telah menyebabkan
sebagian besar penduduk Miri itu terpaksa menjadi miskin (Masri
Singarimbun dan Penny , DH.1976 : 42)
2.3 SOLUSI PEMERINTAH DALAM MENGATASI KEMISKINAN DI
INDONESIA
Dalam mengatasi permasalahan kemiskinan di Indonesia,banyak programprogram pemerintah yang telah direncanakan untuk mengurangi kemiskinan yang
ada di Indonesia,diantaranya adalah :
a. Program-Program Penanggulangan Kemiskinan Kluster I
1. Program Keluarga Harapan (PKH)
PKH adalah program perlindungan sosial yang memberikan
bantuan tunai kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) dan bagi
6
anggota keluarga RTS diwajibkan melaksakan persyaratan dan ketentuan
yang telah ditetapkan. Program ini, dalam jangka pendek bertujuan
mengurangi beban RTSM dan dalam jangka panjang diharapkan dapat
memutus mata rantai kemiskinan antar generasi, sehingga generasi
berikutnya dapat keluar dari perangkap kemiskinan.
Pelaksanaan PKH juga mendukung upaya pencapaian Tujuan
Pembagunan Milenium. Lima komponen tujuan MDG’s yang akan
terbantu oleh PKH yaitu: pengurangan penduduk miskin dan kelaparan;
pendidikan dasar; kesetaraan gender; pengurangan angka kematian bayi
dan balita; pengurangan kematian ibu melahirkan.
2. Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
BOS adalah program pemerintah untuk peneyediaan pendanaan
biaya non personalia bagi satuan pendidikan dasar dan menengah pertama
sebagai wujud pelaksanaan program wajib belajar 9 tahun. BOS
diprioritaskan
untuk
biaya
operasional
nonpersonal,
meskipun
dimungkinkan untuk membiayai beberapa kegiatan lain yang tergolong
dalam biaya personil dan biaya investasi. Tujuan umum program BOS
untuk meringkan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan
dalam rangka wajib belajar Sembilan tahun yang bermutu. Sasaran
program BOS adalah semua siswa (peserta didik) di jenjang Sekolah
Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Menengah Pertama
(SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs), termasuk Sekolah Menengah
Terbuka (SMPT) dan Pusat Kegiataan Belajar Mandiri (PKBM) yang
diselenggarakan masyarakat, baik negeri maupun swasta di seluruh
provinsi di Indonesia.
3. Program Bantuan Siswa Miskin (BSM)
Meskipun
BOS
diharapkan
dapat
meniingkatkan
jumlah
keikutserataan peserta didik, tapi faktanya, masih tetap saja ada siswa
yang putus sekolah dan tidak melanjutkan. Penyebabnya, para orangtua
7
kesulitan memnuhi kebutuhan pendidikan seperti baju, seragam, buku tulis
dan buku cetak, sepatu, biaya transportasi, dan biaya lain-lain yang tidak
ditanggung oleh dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah).
Kebijakan Bantuan Siswa Miskin (BSM) bertujuan agar siswa dari
kalangan tidak mampu
dapat terus melanjutkan pendidikan sekolah.
Program ini bersifat bantuan bukan beasiswa, karena jika beasiswa bukan
berdasrkan kemiskinan melainkan prestasi.
Dana sebesar Rp.360.000 per tahun diberikan kepada siswa tingkat
SD, dipergunakan untuk keperluan sekolah, seperti pembelian buku
pelajaran, seragam sekolah, alat-alat olahraga dan keterampilan,
pembayaran transportasi ke sekolah, serta keperluan lain yang berkaitan
dengan proses pembelajaran di sekolah.Selain BSM masih banyak
program pemerintah dalam menaggulangi kemiskinan yaitu program
beasiswa Bidik Misi untuk siswa yang kurang mampu dalam hal
perekonomian yang melanjutkan ke PTN.
4. Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS)
Jamkesmas adalah program bantuan sosial untuk pelayanan
kesehatan bagi masyarakat miskin dan hampir miskin. Tujuan Jamkesmas
adalah meningkatkan akses terhadap masyarakat miskin dan hampir
miskin agar dapat memperoleh pelayanan kesehatan. Pada saat ini
Jamkesmas melayani 76,4 juta jiwa.
5. Program Beras Untuk Keluarga Miskin (RASKIN)
Raskin merupakan subsisdi pangan yang diperuntukkan bagi
ke;uarga miskin sebagai upaya dari pemerintah untuk meningkatkan
ketahanan pangan dan memberikan perlindungan pada keluarga miskin.
Pendistribusian beras ini diharapkan mampu menjangkau keluarga miskin
dimana masing-masing keluarga akan menerima beras minimal 10 kg/KK
tiap bulan dan maksimal 20 kg/KK tiap bulan dengan harga bersih
Rp.1000/kg di titik-titik distribusi. Keberhasilan program Raskin diukur
8
berdasarkan tingkat pencapaian indikator 6T, yaitu : tepat sasaran, tepat
jumlah, tepat harga, tepat waktu, tepat kualitas dan tepat administrasi.
b. Program-program penanggulangan kemiskinan kluster II
1. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
PNPM adalah program nasional dalam wujud kerangka kebijakan
sebagai
dasar
dan
acuan
pelaksanaan
program-program
penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat.
PNPM dilaksanakan melalui harmonisasi dan pengembangan sistem
serta mekanisme dan prosedur program, penyediaan pendampingan,
dan pendanaan stimulant untuk mendorong prakarsa dan inovasi
masyarakat
dalam
upaya
penanggulangan
kemiskinan
yang
berkelanjutan.
Program penanggulangan kemiskinan yang berbasis pemberdayaan
masyarakat dapat dikategorikan menjadi dua yakni : (1) PNPM-inti
terdiri dari program/proyek pemberdayaan masyarakat berbasis
kewilayahan, yang mencakup PNPM Mandiri Perdesaan, PNPM
Mandiri Perkotaan, Program Pengembangan Infrastruktur Sosial
Ekonomi Wilayah (PISEW), dan Percepatan Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Khusus (P2DTK). (2) PNPM-Penguatan terdiri dari
program-program pemberdayaan masyarakat berbasis sektor untuk
mendukung penanggulangan kemiskina yang pelaksanaannya terkait
pencapaian target sektor tertentu. Pelaksanaan program-program ini di
tingkat komunitas mengacu pada kerangka kebijakan PNPM Mandiri.
c. Program-program penanggulangan kemiskinan Kluster III
1. Kredit Usaha Rakyat (KUR)
9
Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah dana pinjaman dalam bentuk
Kredit Modal Kerja (KMK) dan atau Kredit Investasi (KI) dengan
plafon kredit dari Rp.5 juta sampai dengan Rp.500 juta. Agunan pokok
KUR adalah proyek/usaha yang dibiayai, namun pemerintah
membantu menanggung melaui program penjaminan hingga maksimal
70% dari plafon kredit.
Bantuan berupa fasilitas pinjaman modal ini adalah untuk
meningkatkan akses pembiayaan perbankan yang sebelumnya hanya
terbtas pada usaha berskala besar dan kurang menjangkau pelaku
usaha mikro kecil dan menengah seperti usaha rumah tangga dan jenis
usaha miko lain yang bersifat informal, mempercepat pengembangan
sektor riil dan pemberdayan UMKM.
2. Kredit Usaha Bersama (KUBE)
KUBE adalah program yang bertujuan meningkatkan kemampuan
anggota KUBE didalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup seharihari,
ditandai
dengan
:
meningkatnya
pendapatan
keluarga;
meningkatnya kualitas pangan, sandang, papan, kesehatn, tingkat
pendidikan; meningkatnya kemampuanan anggota KUBE dalam
mengatasi maslah-maslah yang mungkin terjadi dalam keluarganya
maupun dengan lingkungan sosialnya; Meningkatnya kemampuan
anggota KUBE dalam menampilkan peran-peranan sosialnya, baik
dalam keluarga maupun lingkungan sosialnya.
Sasaran program KUBE adalah keluarga miskin produktif yaitu
orang yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata pencaharian
dan tidak mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhab pokok yang
layak bagi kemanusiaan atau orang yang mempunyai sumber mata
pencaharian, tetapi tidak dapat memnuhi kebutuhan pokokyang layak
10
bagi kemanusiaan; keluarga miskin yang mengalami penurunan
pendapatan dan kesejahteraannya atau mengalami penghentian
penghasilan.
Selain program diatas masih ada program pemerintah dalam
mengatasi kemiskinan yang ada di Indonesia. Upaya penanggulangan
kemiskinan
Indonesia
telah
dilakukan
dan
menempatkan
penanggulangan kemiskinan sebagai prioritas utama kebijakan
pembangunan nasional. Kebijakan kemiskinan merupakan prioritas
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2004-2009 dan
dijabarkan lebih rinci dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) setiap
tahun serta digunakan sebagai acuan bagi kementrian, lembaga dan
pemerintah daerah dalam pelaksanaan pembangunan tahunan.
Adapun langkah jangka pendek yang diprioritaskan antara lain
sebagai berikut:
1. Mengurangi kesenjangan antar daerah dengan;
a. Penyediaan sarana-sarana irigasi, air bersih dan sanitasi dasar
terutama daerah-daerah langka sumber air bersih.
b. Pembangunan jalan, jembatan, dan dermaga daerah-daerah
tertinggal.
c. Redistribusi
sumber
dana
kepada
daerah-daerah
yang
memiliki
pendapatan rendah dengan instrumen Dana Alokasi Khusus
(DAK).
2. Perluasan kesempatan kerja dan berusaha dilakukan melalui
bantuan dana
stimulan untuk modal usaha, pelatihan
keterampilan kerja dan meningkatkan investasi dan revitalisasi
industri.
3.
Khusus untuk pemenuhan sarana hak dasar penduduk miskin
diberikan pelayanan antara lain:
11
a. Pendidikan gratis sebagai penuntasan program belajar 9
tahun termasuk tunjangan bagi murid yang kurang mampu;
b.
Jaminan pemeliharaan kesehatan gratis bagi penduduk
miskin di puskesmas dan rumah sakit kelas tiga
(http://Upaya Pemerintah Untuk Mengatasi Kemiskinan di
Indonesia ~ sariapryn.htm)
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk
memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat
berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan
oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses
terhadap
pendidikan
dan
pekerjaan.Permasalahan
kemiskinan
dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya adalah masyarakat yang
tidak atau belum ikut serta dalam proses perubahan karena tidak
mempunyai kemampuan, pembangunan yang direncanakan pemerintah
tidak sesuai dengan kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi
sehingga tidak terjangkau oleh masyarakat,dan rendahnya pendidikan
selain itu penyebab lain yang berasal dari faktor penyebab individual
atau patologis, penyebab keluarga, penyebab sub-budaya (subcultural),
penyebab agensi, penyebab struktural.
Dari berbagai penyebab timbulnya kemiskinan di atas, pemerintah
mempunyai solusi dalam mengurangi kemiskinan diantaranya adalah
12
program-program Penanggulangan Kemiskinan Kluster I yang
meliputi Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Operasional
Sekolah (BOS), Program Bantuan Siswa Miskin (BSM), Program
Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS), Program Beras
Untuk
Keluarga
Miskin
(RASKIN),
program-program
Penanggulangan Kemiskinan Kluster II yaitu Program Nasional
Pemberdayaan
Masyarakat
(PNPM),
program-program
Penanggulangan Kemiskinan Kluster III meliputi Kredit Usaha Rakyat
(KUR), Kredit Usaha Bersama (KUBE) dan lain-lain.
3.2 Saran
Dengan tersusunnya makalah ini,penulis menyarankan kepada
pemerintah
untuk
lebih
membuat
program-program
yang
dapat
mengurangi kemiskinan selain itu pemerintah juga harus menyediakan
lapangan kerja dan pelatihan-pelatihan bagi para masyarakat yang masih
dalam usia produktif agar mempunyai skill yang mumpuni,selain itu untuk
masyarakat juga harus mampu mengasah kemampuan dirinya dan jangan
mudah putus asa dalam mencari pekerjaan dan selau meningkatkan
potensi yang ada dalam dirinya.
13
DAFTAR PUSTAKA
Sumarto, Agus Herta.2010.Jurus Mabuk Membangun Ekonomi Rakyat.Jakarta
: PT Indeks
Masri Singarimbun dan Penny , DH . 1976 . Penduduk & Kemiskinan . Jakarta
: Bhratara Karya Aksara
http://BPS Angka Kemiskinan Bisa Lebih Tinggi di 2015, Akibat Kenaikan
BBM _ iBerita News.htm/ diakses tanggal 5 Maret 2015, pukul 11.18 WIB
http://Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Kemiskinan
_
Laely
Rakhmawati.htm/ diakses tanggal 7 Maret 2015, pukul 20.20 WIB
http://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan, diakses tanggal 5 Maret 2015, pukul
11.16 WIB
http://Upaya Pemerintah Untuk Mengatasi Kemiskinan di Indonesia ~
sariapryn.htm/ diakses tanggal 7 Maret 2015, pukul 20.16 WIB
http://Tantangan Kemiskinan pada 2015 _ Republika Online.htm/Diakses
tanggal 5 Maret 2015,pukul 11.20 WIB
www.BPS.go.id/Data Kemiskinan Tahun 2015
14
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang memiliki kepadatan penduduk yang
tinggi.Dalam peringkat dunia Indonesia menempati urutan keempat setelah
Cina, India, dan Amerika Serikat dalam hal jumlah penduduk. Kepadatan
penduduk yang tinggi inilah menyebabkan banyak permasalahan sosial di
Indonesia. Salah satunya adalah kemiskinan. Kemiskinan bisa diartikan
sebagai suatu kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang tidak sanggup
memelihara dirinya sendiri
atau sekelompoknya sesuai dengan taraf
kehidupan kelompok dan tidak mampu memanfaatkan potensi tenaga, mental,
maupun fisiknya dalam kelompok tersebut. Kemiskinan selalu mewarnai
perjalanan panjang sejarah Indonesia. Sejak kedatangan bangsa kolonial
penjajah,rakyat
kemiskinan.
Indonesia
Rakyat
selalu
Indonesia
dibayang-bayangi
hidup
serba
oleh
kekurangan
gambaran
di
tengah
bergelimpahnya kekayaan hayati alam Indonesia. Bahkan setelah bangsa
Indonesia merdeka pun,sebagian masyarakat Indonesia belum bisa terlepas
dari jurang kemiskinan. Kemiskinan seolah-olah menjadi musuh dari setiap
rezim pemerintahan. Pemerintah sepertinya selalu terjebak pada dunia teori
semu yang pada akhirnya angka penduduk miskin masih tetap tinggi. Setiap
rezim pemerintahan selalu terlibat debat kusir mengenai kinerja dalam
mengurangi angka kemiskinan. Tetapi pada kenyataannya perdebatan itu tetap
tidak bisa mengurangi penduduk miskin yang riil ada di lapangan.
Perhitungan di atas kertas yang dihasilkan dari berbagai metode perhitungan
dan perdebatan para ahli ekonomi tetap tidak mengubah kondisi raktyat
miskin. Kemiskinan merupakan penyakit sosial dan musuh besar yang harus
dihadapi bersama, baik oleh pemerintah maupun masyarakat
secara
1
keseluruhan. Dengan kondisi penduduk yang semakin
bertambah serta
kondisi kekinian yang tidak menentu, maka masalah kemiskinan menjadi
pekerjaan rumah yang harus segera di selesaikan. Oleh karena itu masalah
kemiskinan merupakan masalah yang cukup mendesak untuk segera ditangani
oleh pemerintah karena dengan terselesaikannya masalah kemiskinan dapat
menjadi tolak ukur kemajuan perekonomian suatu Negara karena dengan
sedikitnya penduduk miskin berarti kesejahteraan rakyat suatu Negara akan
meningkat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kemiskinan ?
2. Apa faktor-faktor yang menyebabkan adanya kemiskinan di Indonesia ?
3. Apa solusi yang dapat dilakukan pemerintah untuk mengatasi kemiskinan
yang ada di Indonesia ?
1.3 Tujuan
1. Mendiskripsikan pengertian kemiskinan
2. Mendiskripsikan faktor-faktor yang menyebabkan adanya kemiskinan di
Indonesia
3. Mendiskripsikan solusi yang dapat dilakukan pemerintah untuk mengatasi
kemiskinan yang ada di Indonesia
BAB II
2
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN KEMISKINAN
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk
memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung,
pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat
pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan
pekerjaan (http://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan).
Angka kemiskinan di Indonesia secara rutin dirilis oleh Badan Pusat
Statistik (BPS), dan data yang dilansir oleh BPS per bulan September 2014 lalu
adalah 27,73 juta jiwa yang berarti sekitar 10,96 persen penduduk Indonesia
secara keseluruhan.
Seperti dilansir dalam Republika.co.id, kemiskinan menjadi momok dalam
masyarakat. Berbagai upaya dilakukan untuk mengentaskan kemiskinan, tetapi
angka kemiskinan tidak turun secara signifikan. Jumlah penduduk miskin pada
tahun 2015 diprediksi mencapai 30,25 juta orang atau sekitar 12,25 persen dari
jumlah penduduk Indonesia.
Kenaikan jumlah penduduk miskin ini disebabkan beberapa faktor,
termasuk kenaikan harga BBM, inflasi, dan pelemahan dolar. Presiden Direktur
Dompet Dhuafa Ahmad Juwaini mengatakan, berdasarkan kajian, kolaborasi
ketiga faktor tersebut bisa menambah angka kemiskinan sebesar satu persen.
Jika berdasarkan data BPS, jumlah penduduk miskin pada tahun 2014,
presentase penduduk miskin di Indonesia mencapai 11,25 persen atau 28,28 juta
jiwa, maka pada 2015 ada tambahan penduduk miskin sekitar 1,9 juta jiwa.
(www.BPS.go.id)
3
Dalam melihat perkembangan angka kemiskinan ada tiga indikator sosial
yang bisa dijadikan sebagai tolak ukur yaitu,angka melek huruf tingkat orang
dewasa, angka harapan hidup saat lahir, dan malnutrisi pada anak.Dari ketiga
elemen tersebut,hamper semuanya selalu menghiasi layar televisi dan media cetak
Indonesia.Angka melek huruf dan tingkat harapan hidup saat lahir mungkin sudah
memperlihatkan hasil yang diharapkan walaupun masih dalam taraf dasar dan
hanya di wilayah perkotaan.Tetapi kasus malnutrisi sepertinya masih terus
menghantui para keluarga miskin di Indonesia,baik di wilayah perkotaan maupun
di pedesaan.Selain ketiga indikator di atas sebenarnya ada 9 komponen lain yang
bias dijadikan barometer tingkat kemiskinan masyarakat.Kesembilan indikator
tersebut adalah kesehatan, konsumsi makanan dan gizi, pendidikan, kesempatan
kerja, perumahan,jaminan sosial, sandang, rekreasi,dan kebebasan.( Agus Herta
Sumarto, 2010 : 20 )
2.2 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMISKINAN DI INDONESIA
Ada beberapa hal yang menyebabkan kondisi kemiskinan masih sulit
diminimalkan.Pertama kondisi anggota masyarakat yang tidak atau belum ikut
serta dalam proses perubahan karena tidak mempunyai kemampuan, baik
kemampuan dalam pemilikan faktor produksi maupun kualitas faktor produksi
yang memadai sehingga tidak mendapatkan manfaat dari hasil proses
pembangunan.Dalam kasus ini,Pemerintah seharusnya bias berupaya keras
membangun kualitas masyarakat miskin sehingga masyarakat miskin tersebut
dapat mandiri dalam membangun kesejahteraannya.
Penyebab kedua adalah pembangunan yang direncanakan pemerintah
tidak sesuai dengan kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi sehingga tidak
terjangkau oleh masyarakat. Kemampuan dan kualitas masyarakat Indonesia
sangat berbeda-beda dan cenderung terjadi ketimpangan yang sangat besar
terutama masyarakat kota dengan masyarakat di pedesaan. Program-program
pemerintah untuk masyarakat pedesaan memerlukan kajian tersendiri sehingga
4
program-program tersebut feasible di lapangan.Masyarakat pedesaan,terutama
masyarakat yang berada di luar pulau Jawa mempunyai karakteristik yang jauh
berbeda dengan masyarakat Jawa perkotaan. Semangat dan perjuangannya perlu
dibina kembali sehingga tidak terjadi faktor penghambat pembangunan
perekonomian nasional.
Faktor ketiga yang menjadi penyebab kemiskinan adalah rendahnya
tingkat pendidikan
masyarakat pedesaan.Masyarakat kadang tidak bisa
menangkap dan memahami maksud dan tujuan dari program pemerintah sehingga
pelaksanaannya hanya sebatas pada implementasi formal saja sebagai reaksi dari
instruksi pemerintah daerah. Karena rendahnya tingkat pendidikan masyarakat
miskin pedesaan, program-program pembangunan ekonomi masyarakat miskin
sering kandas di tengah jalan.Sebagian besar masyarakat miskin tidak bisa
mengikuti prosedur dan birokrasi dalam program tersebut sehingga mereka lebih
memilih untuk “nrimo” terhadap “takdir” yang sudah ada.Selain itu pemerintah
sering menerapkan kompleksitas birokrasi sebagai instrument penilai keseriusan
masyarakat sehingga masyarakat dihadapkan pada kerumitan yang belum tentu
bisa mereka lewati ( Agus Herta Sumarto, 2010 : 21-22 )
Selain penyebab diatas ada pula penyebab lain yang dapat menyebabkan
meningkatnya kemiskinan di Indonesia diantaranya adalah :
1. Penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai
akibat dari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin. Contoh dari
perilaku dan pilihan adalah penggunaan keuangan tidak mengukur
pemasukan.
2. Penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan
keluarga. Penyebab keluarga juga dapat berupa jumlah anggota keluarga
yang tidak sebanding dengan pemasukan keuangan keluarga.
5
3. Penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan
dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan
sekitar. Individu atau keluarga yang mudah tergoda dengan keadaan
tetangga adalah contohnya.
4. Penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang
lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi. Contoh dari aksi orang lain
lainnya adalah gaji atau honor yang dikendalikan oleh orang atau pihak lain.
Contoh lainnya adalah perbudakan.
5. Penyebab
merupakan
struktural,
hasil
yang
dari
memberikan
struktur
sosial
alasan
bahwa
kemiskinan
(http://Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi Kemiskinan _ Laely Rakhmawati.htm)
Contoh dari kemiskinan yang disebabkan oleh penyebab struktural adalah
Tanah dan kemiskinan,Rasio tinggi antara manusia dan tanah,dan tidak tidak
terdapatnya sumber-sumber alami selain dari tanah ,telah menyebabkan
sebagian besar penduduk Miri itu terpaksa menjadi miskin (Masri
Singarimbun dan Penny , DH.1976 : 42)
2.3 SOLUSI PEMERINTAH DALAM MENGATASI KEMISKINAN DI
INDONESIA
Dalam mengatasi permasalahan kemiskinan di Indonesia,banyak programprogram pemerintah yang telah direncanakan untuk mengurangi kemiskinan yang
ada di Indonesia,diantaranya adalah :
a. Program-Program Penanggulangan Kemiskinan Kluster I
1. Program Keluarga Harapan (PKH)
PKH adalah program perlindungan sosial yang memberikan
bantuan tunai kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) dan bagi
6
anggota keluarga RTS diwajibkan melaksakan persyaratan dan ketentuan
yang telah ditetapkan. Program ini, dalam jangka pendek bertujuan
mengurangi beban RTSM dan dalam jangka panjang diharapkan dapat
memutus mata rantai kemiskinan antar generasi, sehingga generasi
berikutnya dapat keluar dari perangkap kemiskinan.
Pelaksanaan PKH juga mendukung upaya pencapaian Tujuan
Pembagunan Milenium. Lima komponen tujuan MDG’s yang akan
terbantu oleh PKH yaitu: pengurangan penduduk miskin dan kelaparan;
pendidikan dasar; kesetaraan gender; pengurangan angka kematian bayi
dan balita; pengurangan kematian ibu melahirkan.
2. Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
BOS adalah program pemerintah untuk peneyediaan pendanaan
biaya non personalia bagi satuan pendidikan dasar dan menengah pertama
sebagai wujud pelaksanaan program wajib belajar 9 tahun. BOS
diprioritaskan
untuk
biaya
operasional
nonpersonal,
meskipun
dimungkinkan untuk membiayai beberapa kegiatan lain yang tergolong
dalam biaya personil dan biaya investasi. Tujuan umum program BOS
untuk meringkan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan
dalam rangka wajib belajar Sembilan tahun yang bermutu. Sasaran
program BOS adalah semua siswa (peserta didik) di jenjang Sekolah
Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Menengah Pertama
(SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs), termasuk Sekolah Menengah
Terbuka (SMPT) dan Pusat Kegiataan Belajar Mandiri (PKBM) yang
diselenggarakan masyarakat, baik negeri maupun swasta di seluruh
provinsi di Indonesia.
3. Program Bantuan Siswa Miskin (BSM)
Meskipun
BOS
diharapkan
dapat
meniingkatkan
jumlah
keikutserataan peserta didik, tapi faktanya, masih tetap saja ada siswa
yang putus sekolah dan tidak melanjutkan. Penyebabnya, para orangtua
7
kesulitan memnuhi kebutuhan pendidikan seperti baju, seragam, buku tulis
dan buku cetak, sepatu, biaya transportasi, dan biaya lain-lain yang tidak
ditanggung oleh dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah).
Kebijakan Bantuan Siswa Miskin (BSM) bertujuan agar siswa dari
kalangan tidak mampu
dapat terus melanjutkan pendidikan sekolah.
Program ini bersifat bantuan bukan beasiswa, karena jika beasiswa bukan
berdasrkan kemiskinan melainkan prestasi.
Dana sebesar Rp.360.000 per tahun diberikan kepada siswa tingkat
SD, dipergunakan untuk keperluan sekolah, seperti pembelian buku
pelajaran, seragam sekolah, alat-alat olahraga dan keterampilan,
pembayaran transportasi ke sekolah, serta keperluan lain yang berkaitan
dengan proses pembelajaran di sekolah.Selain BSM masih banyak
program pemerintah dalam menaggulangi kemiskinan yaitu program
beasiswa Bidik Misi untuk siswa yang kurang mampu dalam hal
perekonomian yang melanjutkan ke PTN.
4. Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS)
Jamkesmas adalah program bantuan sosial untuk pelayanan
kesehatan bagi masyarakat miskin dan hampir miskin. Tujuan Jamkesmas
adalah meningkatkan akses terhadap masyarakat miskin dan hampir
miskin agar dapat memperoleh pelayanan kesehatan. Pada saat ini
Jamkesmas melayani 76,4 juta jiwa.
5. Program Beras Untuk Keluarga Miskin (RASKIN)
Raskin merupakan subsisdi pangan yang diperuntukkan bagi
ke;uarga miskin sebagai upaya dari pemerintah untuk meningkatkan
ketahanan pangan dan memberikan perlindungan pada keluarga miskin.
Pendistribusian beras ini diharapkan mampu menjangkau keluarga miskin
dimana masing-masing keluarga akan menerima beras minimal 10 kg/KK
tiap bulan dan maksimal 20 kg/KK tiap bulan dengan harga bersih
Rp.1000/kg di titik-titik distribusi. Keberhasilan program Raskin diukur
8
berdasarkan tingkat pencapaian indikator 6T, yaitu : tepat sasaran, tepat
jumlah, tepat harga, tepat waktu, tepat kualitas dan tepat administrasi.
b. Program-program penanggulangan kemiskinan kluster II
1. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
PNPM adalah program nasional dalam wujud kerangka kebijakan
sebagai
dasar
dan
acuan
pelaksanaan
program-program
penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat.
PNPM dilaksanakan melalui harmonisasi dan pengembangan sistem
serta mekanisme dan prosedur program, penyediaan pendampingan,
dan pendanaan stimulant untuk mendorong prakarsa dan inovasi
masyarakat
dalam
upaya
penanggulangan
kemiskinan
yang
berkelanjutan.
Program penanggulangan kemiskinan yang berbasis pemberdayaan
masyarakat dapat dikategorikan menjadi dua yakni : (1) PNPM-inti
terdiri dari program/proyek pemberdayaan masyarakat berbasis
kewilayahan, yang mencakup PNPM Mandiri Perdesaan, PNPM
Mandiri Perkotaan, Program Pengembangan Infrastruktur Sosial
Ekonomi Wilayah (PISEW), dan Percepatan Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Khusus (P2DTK). (2) PNPM-Penguatan terdiri dari
program-program pemberdayaan masyarakat berbasis sektor untuk
mendukung penanggulangan kemiskina yang pelaksanaannya terkait
pencapaian target sektor tertentu. Pelaksanaan program-program ini di
tingkat komunitas mengacu pada kerangka kebijakan PNPM Mandiri.
c. Program-program penanggulangan kemiskinan Kluster III
1. Kredit Usaha Rakyat (KUR)
9
Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah dana pinjaman dalam bentuk
Kredit Modal Kerja (KMK) dan atau Kredit Investasi (KI) dengan
plafon kredit dari Rp.5 juta sampai dengan Rp.500 juta. Agunan pokok
KUR adalah proyek/usaha yang dibiayai, namun pemerintah
membantu menanggung melaui program penjaminan hingga maksimal
70% dari plafon kredit.
Bantuan berupa fasilitas pinjaman modal ini adalah untuk
meningkatkan akses pembiayaan perbankan yang sebelumnya hanya
terbtas pada usaha berskala besar dan kurang menjangkau pelaku
usaha mikro kecil dan menengah seperti usaha rumah tangga dan jenis
usaha miko lain yang bersifat informal, mempercepat pengembangan
sektor riil dan pemberdayan UMKM.
2. Kredit Usaha Bersama (KUBE)
KUBE adalah program yang bertujuan meningkatkan kemampuan
anggota KUBE didalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup seharihari,
ditandai
dengan
:
meningkatnya
pendapatan
keluarga;
meningkatnya kualitas pangan, sandang, papan, kesehatn, tingkat
pendidikan; meningkatnya kemampuanan anggota KUBE dalam
mengatasi maslah-maslah yang mungkin terjadi dalam keluarganya
maupun dengan lingkungan sosialnya; Meningkatnya kemampuan
anggota KUBE dalam menampilkan peran-peranan sosialnya, baik
dalam keluarga maupun lingkungan sosialnya.
Sasaran program KUBE adalah keluarga miskin produktif yaitu
orang yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata pencaharian
dan tidak mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhab pokok yang
layak bagi kemanusiaan atau orang yang mempunyai sumber mata
pencaharian, tetapi tidak dapat memnuhi kebutuhan pokokyang layak
10
bagi kemanusiaan; keluarga miskin yang mengalami penurunan
pendapatan dan kesejahteraannya atau mengalami penghentian
penghasilan.
Selain program diatas masih ada program pemerintah dalam
mengatasi kemiskinan yang ada di Indonesia. Upaya penanggulangan
kemiskinan
Indonesia
telah
dilakukan
dan
menempatkan
penanggulangan kemiskinan sebagai prioritas utama kebijakan
pembangunan nasional. Kebijakan kemiskinan merupakan prioritas
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2004-2009 dan
dijabarkan lebih rinci dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) setiap
tahun serta digunakan sebagai acuan bagi kementrian, lembaga dan
pemerintah daerah dalam pelaksanaan pembangunan tahunan.
Adapun langkah jangka pendek yang diprioritaskan antara lain
sebagai berikut:
1. Mengurangi kesenjangan antar daerah dengan;
a. Penyediaan sarana-sarana irigasi, air bersih dan sanitasi dasar
terutama daerah-daerah langka sumber air bersih.
b. Pembangunan jalan, jembatan, dan dermaga daerah-daerah
tertinggal.
c. Redistribusi
sumber
dana
kepada
daerah-daerah
yang
memiliki
pendapatan rendah dengan instrumen Dana Alokasi Khusus
(DAK).
2. Perluasan kesempatan kerja dan berusaha dilakukan melalui
bantuan dana
stimulan untuk modal usaha, pelatihan
keterampilan kerja dan meningkatkan investasi dan revitalisasi
industri.
3.
Khusus untuk pemenuhan sarana hak dasar penduduk miskin
diberikan pelayanan antara lain:
11
a. Pendidikan gratis sebagai penuntasan program belajar 9
tahun termasuk tunjangan bagi murid yang kurang mampu;
b.
Jaminan pemeliharaan kesehatan gratis bagi penduduk
miskin di puskesmas dan rumah sakit kelas tiga
(http://Upaya Pemerintah Untuk Mengatasi Kemiskinan di
Indonesia ~ sariapryn.htm)
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk
memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat
berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan
oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses
terhadap
pendidikan
dan
pekerjaan.Permasalahan
kemiskinan
dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya adalah masyarakat yang
tidak atau belum ikut serta dalam proses perubahan karena tidak
mempunyai kemampuan, pembangunan yang direncanakan pemerintah
tidak sesuai dengan kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi
sehingga tidak terjangkau oleh masyarakat,dan rendahnya pendidikan
selain itu penyebab lain yang berasal dari faktor penyebab individual
atau patologis, penyebab keluarga, penyebab sub-budaya (subcultural),
penyebab agensi, penyebab struktural.
Dari berbagai penyebab timbulnya kemiskinan di atas, pemerintah
mempunyai solusi dalam mengurangi kemiskinan diantaranya adalah
12
program-program Penanggulangan Kemiskinan Kluster I yang
meliputi Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Operasional
Sekolah (BOS), Program Bantuan Siswa Miskin (BSM), Program
Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS), Program Beras
Untuk
Keluarga
Miskin
(RASKIN),
program-program
Penanggulangan Kemiskinan Kluster II yaitu Program Nasional
Pemberdayaan
Masyarakat
(PNPM),
program-program
Penanggulangan Kemiskinan Kluster III meliputi Kredit Usaha Rakyat
(KUR), Kredit Usaha Bersama (KUBE) dan lain-lain.
3.2 Saran
Dengan tersusunnya makalah ini,penulis menyarankan kepada
pemerintah
untuk
lebih
membuat
program-program
yang
dapat
mengurangi kemiskinan selain itu pemerintah juga harus menyediakan
lapangan kerja dan pelatihan-pelatihan bagi para masyarakat yang masih
dalam usia produktif agar mempunyai skill yang mumpuni,selain itu untuk
masyarakat juga harus mampu mengasah kemampuan dirinya dan jangan
mudah putus asa dalam mencari pekerjaan dan selau meningkatkan
potensi yang ada dalam dirinya.
13
DAFTAR PUSTAKA
Sumarto, Agus Herta.2010.Jurus Mabuk Membangun Ekonomi Rakyat.Jakarta
: PT Indeks
Masri Singarimbun dan Penny , DH . 1976 . Penduduk & Kemiskinan . Jakarta
: Bhratara Karya Aksara
http://BPS Angka Kemiskinan Bisa Lebih Tinggi di 2015, Akibat Kenaikan
BBM _ iBerita News.htm/ diakses tanggal 5 Maret 2015, pukul 11.18 WIB
http://Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Kemiskinan
_
Laely
Rakhmawati.htm/ diakses tanggal 7 Maret 2015, pukul 20.20 WIB
http://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan, diakses tanggal 5 Maret 2015, pukul
11.16 WIB
http://Upaya Pemerintah Untuk Mengatasi Kemiskinan di Indonesia ~
sariapryn.htm/ diakses tanggal 7 Maret 2015, pukul 20.16 WIB
http://Tantangan Kemiskinan pada 2015 _ Republika Online.htm/Diakses
tanggal 5 Maret 2015,pukul 11.20 WIB
www.BPS.go.id/Data Kemiskinan Tahun 2015
14