CARA KERJA PRINSIP KERJA DAN KEAMANAN DI (1)

CARA KERJA, PRINSIP KERJA DAN KEAMANAN
DILABORATORIUM

Dalam dunia pendidikan disadari perlunya menghubungkan antara
teori dan praktek. Prinsip-prinsip akan dikaji dalam praktek. Apa yang
terdapat dalam pengalaman praktek dicari dasar-dasarnya dalam teori,
dalam prinsip-prinsip. Hubungan antara teori dan praktek seyoginya
bersifat berlapis-lapis yang integratif, di mana teori dan praktek secara
bergantian dan bertahap saling isi mengisi, saling mencari dasar, dan
saling mengkaji. Sehubungan kaitan antara teori dan praktek inilah
laboratorium dan fasilitas lain dalam proses belajar-mengajar patut
mendapat

perhatian.

Di

laboratorium

berlangsung


kegiatan

kerja

laboratorium (laboratory work).

Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa, dosen,
peneliti dan sebagainya, melakukan percobaan. Percobaan yang dilakukan
menggunakan berbagai bahan kimia, peralatan gelas dan instrumentasi
khusus yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan bila dilakukan
dengan cara yang tidak tepat. Kecelakaan itu dapat juga terjadi karena
kelalaian atau kecerobohan kerja, ini dapat membuat orang tersebut
cedera, dan bahkan bagi orang disekitarnya. Keselamatan kerja di
laboratorium merupakan dambaan bagi setiap individu yang sadar akan
kepentingan kesehatan, keamanan dan kenyamanan kerja.

Bekerja dengan selamat dan aman berarti menurunkan resiko
kecelakaan. Walaupun petunjuk keselamatan kerja sudah tertulis dalam
setiap penuntun praktikum, namun hal ini perlu dijelaskan berulang-ulang
agar setiap individu lebih meningkatkan kewaspadaan ketika bekerja di

laboratorium. Berbagai peristiwa yang pernah terjadi perlu dicatat sebagai
latar belakang pentingnya bekerja dengan aman di laboratorium. Sumber
bahaya terbesar berasal dari bahan-bahan kimia, oleh sebab itu
diperlukan pemahaman mengenai jenis bahan kimia agar yang bekerja
dengan bahan-bahan tersebut dapat lebih berhati-hati dan yang lebih
penting lagi tahu cara menanggulanginya. Limbah bahan kimia sisa
percobaan

harus

dibuang

dengan

cara

yang

tepat


agar

tidak

menyebabkan polusi pada lingkungan. Cara menggunakan peralatan
umum dan berbagai petunjuk praktis juga dibahas secara singkat untuk
mengurangi

kecelakaan

yang

mungkin

terjadi

ketika

bekerja


di

Laboratorium. Dengan pengetahuan singkat tersebut diharapkan setiap
individu khususnya para asisten dapat bertanggung jawab untuk menjaga
keselamatan kerja mahasiswa di laboratorium dengan sebaik-baiknya.
Dalam

pekerjaan

sehari-hari

petugas

laboratorium

selalu

dihadapkan pada bahaya-bahaya tertentu, misalnya bahaya infeksius,
reagensia yang toksik, peralatan listrik maupun gelas yang digunakan
secara rutin. Secara garis besar bahaya yang dihadapi dalam laboratorium

dapat digolongkan dalam :
1.

Bahaya kebakaran dan ledakan dari zat / bahan yang mudah terbakar
atau meledak.

2. Bahan beracun, korosif dan kaustik
3. Bahaya radiasi
4. Luka bakar
5. Syok akibat aliran listrik
6. Luka sayat akibat alat gelas yang pecah dan benda tajam
7. Bahaya infeksi dari kuman, virus atau parasit.

Pada umumnya bahaya tersebut dapat dihindari dengan usahausaha pengamanan, antara lain dengan penjelasan, peraturan serta
penerapan disiplin kerja.

I.

Tata Tertib Laboratorium
Secara umum tata tertib yang diberlakukan di tiap sekolah kurang

lebih sama yaitu:
a.
b.

Praktikan harus hadir paling lambat 10 menit sebelum praktikum dimulai.
Praktikan yang terlambat hanya boleh mengikuti praktikum atas izin

c.

pengawas praktikum.
Praktikan harus menggunakan seragam laboratorium (jas laboratorium)

d.

selama praktikum berlangsung.
Praktikan harus siap dengan peralatan dasar untuk praktikum (gunting,

e.

tali, lem, wadah, serbet, dan lain – lain).

Praktikan tidak diperkenankan mengikuti praktikum bila tidak atau belum

f.
g.
h.

mengikuti responsi.
Wajib memelihara ketenangan selama praktikum berlangsung.
Keluar masuk ruangan harus seizin pengawas praktikum.
Dilarang makan atau minum atau membawa makanan atau minuman

i.

dalam laboratorium.
Hanya boleh menggunakan meja praktikum sesuai dengan tempat yang

j.
k.

telah ditentukan untuk setiap praktikan.

Dilarang memindah peralatan praktikum dari tempat semula.
Setelah selesai digunakan , semua bahan praktikum harus dikembalikan

l.

pada tempatnya semula dalam keadaan rapi dan bersih.
Semua bahan dan peralatan praktikum harus digunakan dan diperlakukan

m.

dengan baik dan penuh tanggung jawab.
Praktikan hanya boleh meninggalkan laboratorium dengan seizin
pengawas setelah semua bahan dan peralatan praktikum dibersihkan /

n.

dibereskan sebagaimana mestinya.
Setiap kelompok praktikan harus

o.


memelihara kebersihan laboratorium.
Pelanggaran tata tertib akan mengakibatkan sangsi tidak boleh mengikuti
praktikum.

menyusun

jadwal

piket

untuk

II.

PROSEDUR UMUM
a. Memahami prosedur keselamatan.
b. Tidak meningggalkan pekerjaan sedang berlangsung.
c. Hati-hati menangani peralatan panas / dengan pemanas.
d. Tidak memipet dengan mulut.

e. Tidak menyalakan api / pemanas dekat pelarut yang mudah menguap.
f. Tidak meninggalkan api / pemanas tanpa pengawasan.
g. Mematikan peralatan, api, dan kran air bila tidak digunakan.
h. Tidak membawa peralatan dan bahan kimia keluar lab tanpa ijin.
i. Tas dan barang bawaan tidak diletakkan di meja percobaan.
j.

Melapor pada asisiten tentang alergi / penyakit bawaan terhadap

bahan kimia atau hewan percobaan.
k. Memahami prosedur penanganan hewan percobaan.

III.

SIKAP DI LABORATORIUM
¤ Asisten menjadi contoh bagi praktikan.
¤ Berpakaian sopan, memakai jas laboratorium dan sepatu tertutup.
¤ Tidak bergurau berlebihan.
¤ Tidak berlari.
¤ Tidak melakukan percobaan tanpa ijin.

¤ Tidak duduk di meja.
¤ Tidak merokok, makan, dan minum
¤ Tidak membawa bahan kimia dan peralatan keluar tanpa ijin.
¤ Mematuhi aturan keselamatan dan prosedur kerja

IV.

PERATURAN UMUM BEKERJA DI LABORATORIUM
A. Keselamatan Kerja Di Laboratorium
KENALI lokasi-lokasi dan cara pengoperasian fasilitas keselamatan
kerja dan keadaan darurat, seperti pemadam kebakaran, kotak P3K, alarm
kebakaran, pintu keluar darurat, dsb.

Di laboratorium dilarang untuk makan, minum, merokok, menerima
tamu serta mengobrol.Laboratorium hanya untuk mengerjakan percobaan
sesuai dengan prosedur yang tertulis atau diterangkan oleh koordinator
praktikum
WASPADA Terhadap berbagai kondisi yang tidak aman.SEGERA
LAPORKAN kondisi-kondisi tak aman kepada Koordinator Praktikum atau
Asisten Praktikum.
B.

Peralatan Keselamatan Kerja Pribadi - Pakaian Yang Sesuai
Pakailah

pakaian

kerja

yang

sesuai

dengan

pekerjaan

di

laboratorium. Gunakan selalu jas lab lengan panjang. Gunakan sepatu
tertutup yang layak untuk keamanan bekerja di laboratorium. Gunakan
selalu kaca mata pelindung dan sarung tangan ketika bekerja dengan zatzat yang berbahaya dan iritan
JANGAN PERNAH MENGGUNAKAN KONTAK LENSA ketika bekerja di
laboratorium kimia organik. Gunakanlah selalu kacamata pelindung yang
sesuai.
Sepatu terbuka, sandal atau sepatu hak tinggi TIDAK BOLEH
digunakan di laboratorium.
Rambut yang panjang harus selalu diikat dan dimasukkan ke dalam
jas lab untuk menghindari kontak dengan zat-zat berbahaya, mesin yang
bergerak dan nyala api.
Selalu cuci tangan dan lengan Anda sebelum meninggalkan
laboratorium.
C.

Melakukan Percobaan
JANGAN PERNAH melakukan pekerjaan, penyiapan sampel atau
percobaan TANPA PENGAWASAN supervisor laboratorium (asisten atau
dosen).
Selalu persiapkan prosedur keselamatan kerja SEBELUM bekerja di
laboratorium. Anda harus mengacu pada Material Safety Data Sheets
(MSDS) setiap kali bekerja dengan zat-zat kimia tertentu.
Cek

semua

peralatan

sebelum

digunakan.

Apabila

terdapat

kerusakan, segera laporkan kepada petugas laboratorium untuk segera
diganti/diperbaiki.

Pilihlah tempat yang tepat untuk melakukan percobaan. Percobaan
yang melibatkan zat-zat berbahaya dan beracun harus dilakukan di dalam
lemari asam.
DISKUSIKAN selalu setiap perkembangan dalam percobaan kepada
asisten atau dosen pemimpin praktikum.
JANGAN

meninggalkan

suatu

percobaan

tanpa

pengawasan,

terutama percobaan yang menggunakan bahan-bahan yang mudah
meledak atau mudah terbakar.
Jika perlu, TEMPATKAN TANDA BERHATI-HATI DAN NAMA ANDA di
tempat percobaan sedang dilakukan, jika percobaan yang dilakukan cukup
beresiko dan berbahaya.
Kenakan label nama dan NIM di jas laboratorium agar mudah untuk
dikenali dan dihubungi.
Lakukan selalu pengecekan terhadap hal-hal yang menunjang
keselamatan kerja setiap kali selesai percobaan. PASTIKAN semua keran
gas, keran air, saluran listrik dan saluran vakum telah dimatikan sebelum
anda meninggalkan laboratorium.
D.

Bahan Kimia
Bahan-bahan kimia di laboratorium kimia harus dianggap beracun
dan berbahaya. JANGAN MAKAN DAN MINUM DI LABORATORIUM!! Cucilah
tangan Anda setiap akan meninggalkan laboratorium!
Selalu nyalakan lemari asam ketika bekerja di laboratorium.
Kerjakan reaksi-reaksi yang melibatkan senyawa yang mudah menguap
dan mudah terbakar di dalam lemari asam!
Jika Anda menyimpan zat-zat yang mudah menguap di meja Anda,
tutuplah selalu wadah yang digunakan untuk menyimpan zat tersebut!
Jika Anda menumpahkan zat kimia di meja Anda, segera bersihkan
dengan lap kering atau tissue. Buanglah tissue atau lap kotor di tempat
sampah yang disediakan di dalam lemari asam. Jangan buang sampah di
dalam wasbak!!
Jika Anda terkena zat kimia, segeralah cuci dengan sabun dan
bilaslah dengan air yang banyak. KECUALI APABILA ANDA TERKENA

TUMPAHAN/CIPRATAN BROM, FENOL ATAU ASAM SULFAT PEKAT (H2SO4
PEKAT), HINDARI MEMBILAS DENGAN AIR!!!
Jika

terkena

brom,

segeralah

bilas

dengan

anti

brom

yang

disediakan di laboratorium. Kemudian setelah beberapa saat, bilaslah
dengan air yang banyak.
Jika terkena fenol, segeralah bilas dengan anti fenol yang disediakan
di laboratorium. Kemudian setelah beberapa saat, bilaslah dengan air
yang banyak.
Jika terkena asam sulfat pekat, laplah bagian tubuh Anda yang
terkena asam sulfat pekat dengan tissue kering atau lap kering. Kemudian
setelah beberapa saat, cucilah bagian tubuh Anda dengan air sabun dan
air yang banyak.
Zat-zat kimia berikut sangat iritan, kecuali jika dalam konsentrasi
encer: asam sulfat, asam nitrat, asam hidroklorida (HCl), asam asetat dan
larutan kalium hidroksida dan natrium hidroksida. Berhati-hatilah!
Dimetilsulfoksida, walaupun tidak iritan, tapi cepat sekali terserap
oleh kulit. Berhati-hatilah!
E.

Penanganan Khusus Zat-zat Beracun dan Berbahaya
Anda harus mengetahui sifat fisik dan kimia zat-zat yang akan
digunakan dalam setiap percobaan. Baca dan pahami MSDS tiap-tiap zat!
Beri label reagen dan sampel yang digunakan.
Simpan zat-zat kimia di lokasi yang sesuai.
JANGAN MEMBUANG zat-zat kimia ke wasbak!
Pindahkan zat-zat kimia sisa, residu atau zat tak terpakai ke botolbotol atau jerigen yang khusus untuk zat-zat sisa, yang tersedia di
laboratorium.
JANGAN PERNAH memipet sesuatu dengan mulut!.
Segera bersihkan setiap tumpahan zat kimia maupun air dengan lap
kering. Laporkan setiap kejadian bila Anda ragu cara menanggulanginya!

F.

Kecelakaan
Jika Anda terluka atau mengalami kecelakaan di laboratorium,
beritahu segera dosen jaga praktikum. Segera hubungi pihak medis jika
lukanya cukup serius.

KEWAJIBAN PRAKTIKAN
PERLENGKAPAN

PRAKTIKAN

disiapkan

sebelum

memasuki

laboratorium
Perlengkapan di bawah ini harus disediakan dan dibawa setiap kali
akan melakukan praktikum. Jangan sampai lupa!
Laporan Sementara Paktikum (lihat di petunjuk format sementara
praktikum)
Memakai jas lab, warna putih, terbuat dari bahan sederhana, dan
disarankan yang berlengan panjang.
Berpakaian rapi, sopan dan bersepatu (tidak boleh pakai sandal) dan
disarankan memakai kacamata untuk keselamatan mata Anda.
Perlengkapan lainnya yang akan banyak membantu kelancaran kerja
anda, antara lain: alat tulis, korek api, lap kain, tissue, sabun/detergen,
pisau lipat, gunting kecil.
Pereaksi dan peralatan yang diperlukan. Pereaksi di kiri, peralatan di
kanan, dengan cara diurut dari atas ke bawah. Bila perlu, sertai dengan
gambar rangkaian peralatan.
Diagram percobaan, untuk mempermudah urutan kerja yang akan
dilakukan, dan gambaran percobaan keseluruhannya.
Cara kerja dan pengamatan Merupakan singkatan prosedur kerja yang
berbentuk kalimat pendek berupa poin-poin pengerjaan.
V.

CARA – CARA KERJA YANG BAIK DENGAN MEMPERHATIKAN KESELAMATAN
DAN KEAMANAN
a. Dalam keadaan sehat fisik dan mental.
b. Mematuhi tata tertib praktikum dan berdisiplin

dalam keseluruhan

kegiatan praktikum .
c. Menjaga kebersihan baik ruangan maupun alat - alat selama praktikum .
d. Meneliti jumlah dan keadaan alat-alat praktikum sebelum dan sesudah
e.

praktikum selesai
Dalam penimbangan,

pengerjaan

dan

penulisan

laporan

harus

sistematik , cermat dan teliti
f. Jujur dalam semua tindakan , mulai dari pembuatan sampai penyerahan
hasil praktikum.

g.

Kreatif, misalnya sebelum memulai praktikum telah mempersiapkan
komponen –komponen pelengkap seperti menyiapkan wadah, tutup botol

dll.
h. Selama praktek bicara seperlunya supaya suasana tenang.
i. Tunjukkan sikap dan penampilan percaya diri , tidak bingung dan tidak
ragu-ragu sehingga mampu bekerja dengan tenang.
j. Tidak ceroboh dalam menempatkan alat-alat laboratorium , sehingga
menimbulkan

kecelakaan kerja seperti : ketumpahan air panas atau

memecahkan alat laboratorium.
k. Pada penyerahan hasil praktikum perhatikan hal-hal dibawah ini :
a) Wadah
:
apakah wadah sudah bersih, sesuai (syrup
dalam botol, salep dalam pot , dsb )
b) Etiket
:
berwarna putih untuk obat dalam dan biru
untuk obat obat luar. Pada etiket harus tercantum nomor resep, tanggal
penyerahan resep, nama pasien, cara pemakaian obat, paraf si pembuat
resep.
c) Signa atau penandaan :
d) Label
:

Tidak boleh diulang tanpa resep dokter

(untuk obat keras, narkotik dan psikotropik), Obat Luar, Kocok dahulu,dll.








Hal-hal yang seharusnya kita lakukan pada saat bekerja di laboratorium
antara
lain
adalah:
1. Tahap persiapan
Mengetahui secara pasti (tepat dan akurat) apa yang akan dikerjakan
pada acara praktikum, dengan mambaca petunjuk praktikum, mengetahui
tujuan dan cara kerja serta bagaimana data percobaan akan diperoleh,
mengetahui hal-hal atau tindakan yang harus dihindarkan, misalnya
menjauhkan bahan yang mudah terbakar dengan sumber api, membuang
sampah dan limbah praktikum pada tempat yang telah ditentukan dan
sebagainya.
Mengetahui sifat-sifat bahan yang akan digunakan apakah bersifat
mudah terbakar, bersifat racun, karsinogenik atau membahayakan dan
sebagainya, sehingga dapat terhindar dari potensi bahaya yang dapat
ditimbulkan dari bahan kimia yang digunakan.
Mengetahui alat dan bagaimana merangkai alat serta cara kerja alat yang
akan digunakan.
Mempersiapkan peralatan pelindung tubuh seperti, jas laboratorium
berwarna putih lengan panjang, kacamata gogle, sarung tangan karet,
sepatu, masker, dan sebagainya sesuai kebutuhan praktikum.
2. Tahap pelaksanaan


Mengenakan peralatan pelindung tubuh dengan baik.



Mengambil dan memeriksa peralatan dan bahan yang akan
digunakan.



Merangkai alat yang digunakan dengan tepat, dan mengambil
bahan kimia secukupnya. Penggunaan bahan kimia jangan sampai
berlebihan karena dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.



Membuang sisa percobaan pada tempatnya sesuai dengan sifat sisa
bahan yang digunakan.



Bekerja dengan tertib, tenang dan tekun, catat data-data yang
diperlukan.

3. Tahap pasca pelaksanaan

VI.



Kembalikan peralatan dan bahan yang digunakan sesuai posisi
semula



Hindarkan bahaya yang mungkin terjadi dengan mematikan
peralatan listrik, kran air, menutup tempat bahan kimia dengan
rapat (dengan tutupnya semula).



Bersihkan tempat atau meja dimana kalian bekerja.



Keluarlah dari laboratorium dengan tertib.

CARA DAN PRINSIP KERJA DI LABORATORIUM
 Tata Tertib Kerja di Laboratorium
1. Dilarang bekerja sendirian di laboratorium, minimal ada asisten yang
mengawasi.
2. Dilarang bermain-main dengan peralatan laboratorium dan bahan Kimia.
3. Persiapkanlah hal yang perlu sebelum masuk laboratorium seperti buku
kerja, jenis percobaan, jenis bahan, jenis perlatan, dan cara membuang
limbah sisa percobaan
4. Dilarang makan, minum dan merokok di laboratorium.
5. Jagalah kebersihan meja praktikum, apabila meja praktiukm basah segera
keringkan dengan lap basah.
6. Jangan membuat keteledoran antar sesama teman.
7.
Pencatatan data dalam setiap percobaan selengkap-lengkapnya.
Jawablah pertanyaan pada penuntun praktikum untuk menilai kesiapan
anda dalam memahami percobaan.
8. Berdiskusi adalaha hal yang baik dilakukan untuk memahami lebih lanjut
percobaan yang dilakukan.
9. Gunakan perlatan kerja seperti kacamata pengaman untuk melindungi
mata, jas laboratorium untuk melindungi pakaian dan sepatu tertutup
untuk melindungi kaki.

10. Dilarang memakai perhiasan yang dapat rusak karena bahan Kimia.
11. Dilarang memakai sandal atau sepatu terbuka atau sepatu berhak tinggi.
12. Wanita/pria yang berambut panjang harus diikat.
13. Biasakanlah mencuci tangan dengan sabun dan air bersih terutama
setelah melakukan praktikum.
14. Bila kulit terkena bahan Kimia, janganlah digaruk agar tidak tersebar.
15. Bila terjadi kecelakaan yang berkaitan dengan bahan Kimia, laporkan
segera pada asisten atau pemimpin praktikum. Segera pergi ke dokter
untuk mendapat pertolongan secepatnya.

VII.

PROSEDUR KERJA DILABORATORIUM BIOLOGI DASAR

 Letakkan tas di meja paling belakang dan bawalah hanya buku penuntun
praktikum, buku kerja, alat tulis dan kalkulator
 Gunakan jas lab saat berada di dalam lab dan lepaskan saat keluar lab
 Ikatlah rabut ke belakang bagi mahasiswa yang berambut panjang
 Pakailah sepatu tertutup agar kaki terlindungi jika ada zat kimia yang
menetes atau tumpah.
 Tidak boleh makan dan minum di dalam lab
 Dilarang merokok
 Kerjakan praktikum sesuai petunjuk dalam buku penuntun praktikum dan
berdasarkan keterangan dosen atau asisten
 Saat menggunakan mikroskop, ikutilah petunjuk cara mengambil,
membawa dan menggunakan mikroskop yang ada di buku penuntun
praktikum
 Jika bekerja dengan zat kimia yang berbahaya, gunakan sarung tangan
yang sesuai, gunakan juga pelindung mata. Gunakan masker jika bekerja
dengan zat kimia yang memiliki butiran yang halus seperti SDS (sodium
deodecyl sulfat).
 Jika bekerja dengan asam keras seperti HCl, bekerjalah di tempat khusus.
 Jika ada zat kimia yang tumpah, bersihkan segera dan menyeluruh dengan
lap atau kertas tissue. Jika tidak mampu mengatasi keadaan, laporkan
kepada dosen atau asisten
 Letakkan kembali alat-alat praktikum dan bahan-bahan praktikum termasuk
zat kimia pada tempatnya
 Matikan alat-alat listrik jika telah selesai menggunakannya. Jangan
meninggalkan alat listrik yang tidak aman dalam keadaan on. Misalnya
saat memanaskan larutan, jangan meninggalkan hot plate yang menyala.
 Berilah label yang jelas pada setiap larutan atau zat kimia yang disiapkan
 Bersihkan meja kerja setiap selesai praktikum
 Buanglah sampah pada tempatnya. Kumpulkan sampah praktikum sesuai
jenisnya. Kumpulkan alat-alat gelas yang pecah atau benda tajam pada
satu tempat, pisahkan dengan sampah-sampah organik
 Cuci tangan selesai melakukan praktikum
 Tutup jendela dan pintu saat meninggalkan lab

VIII.

Prinsip Perencanaan Penggunaan Laboratorium
Seperti telah dikemukakan bahwa laboratorium adalah merupakan
sarana untuk menjembatani teori dan praktek. Dengan bekerja/belajar di
laboratorium, mahasiswa dapat konsep-konsep yang didapat dalam teori.
Oleh karena itu perencanaan penggunaan laboratorium dalam program
belajar-mengajar harus mengingat dimensi-dimensi berikut (1) Jenis atau
macam laboratorium yang digunakan, (2) Siapa yang akan menggunakan
laboratorium tersebut, (3) Waktu yang tersedia, (4) Alat/perlengkapan
yang ada, (5) Bidang studi, dan (6) Konten dalam arti topik.
Perencanaan

penggunaan

laboratorium

yang

tersedia

harus

memperhatikan hal-hal tersebut di atas. Setiap jenis laboratorium
mempersyaratkan penggunaan dengan cara yang tertentu. Siapa yang
akan menggunakan ikut menentukan rencana pemanfaatan laboratorium.
Hal ini erat juga hubungannya dengan macam dan sudut penggunaan
laboratorium.
Mengenai dimensi waktu perlu diperhatikan, antara lain (1) Waktu
yang tersedia bagi dosen;(2) Waktu yang tersedia bagi mahasiswa; dan
(3) Waktu yang tersedia bagi guru (pamong) apabila kita berfikir bahwa
“client” akhir dari LPTK adalah sekolah dengan guru pamongnya.
Alat/perlengkapan yang tersedia dalam laboratorium dan bagaimana cara
menggunakannya akan berbeda-beda. Oleh karena itu akan turut
menentukan rencana pemanfaatan laboratorium sebagai media proses
belajar-mengajar. Penggunaan “Overhead Projector” (OHP) akan lain
dengan “Project Film”, dan akan lain pula dengan “Slide Projector”. Cara
bekerja

dalam

laboratorium

IPA

lain

pula

dengan

laboratorium

Matematika, karena alat/perlengkapan yang dipakai pun berbeda.
Dimensi

lain

yang

perlu

diperhitungkan

dalam

perencanaan

pemanfaatan laboratorium adalah bidang studi atau disiplin ilmu.
Laboratorium IPA lain dengan laboratorium Bahasa, laboratorium PPKn lain
pula dengan laboratorium Keterampilan Teknik, dan seterusnya.
Konten dan topik yang hendak dipelajari melalui laboratorium akan
berbeda pelaksanannya. Setiap topik memiliki dan menuntut karakteristik
penanganan penggunaan laboratorium tersendiri.

IX.

Prosedur Penggunaan Laboratorium
Penggunaan

di

sini

berarti

bagaimana

mendayagunakan

laboratorium yang ada, agar bermanfaat bagi proses belajar-mengajar.
Ada pun langkah-langkah pemanfaatan laboratorium untuk program
pembelajaran akan berlainan bagi setiap bidang studi. Namun paling tidak
langkah-langkah dan hal-hal berikut secara umum terdapat dalam
penyusunan program. Langkah-langkah atau hal-hal tersebut adalah :
Analisis kurikulum secara keseluruhan, baik Mata kuliah, deskripsi
mata kuliah, pokok bahasan, dan sub pokok bahasanya.
Penentuan pokok bahasan.
Penentuan bobot taksonomik dari pokok bahasan.
Penentuan Standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan
tujuan pembelajaran
Pengembangan materi dari pokok bahasan.
Pengembangan disain pembelajaran.
Penetapan apakah seluruh bagian, satu atau dua bagian dari materi
pokok bahasan yang memerlukan laboratorium.
Alat/perlengkapan apakah yang akan dipergunakan dan harus
disediakan.
Penetapan langkah-langkah dalam pembelajaran dengan memakai
laboratorium.

X.

Teknik kerja di laboratorium
 Hal pertama yang perlu dilakukan
1.
Gunakan perlatan kerja seperti kacamata pengaman untuk melindungi
mata, jaslaboratorium untuk melindungi pakaian dan sepatu tertutup
untuk melindungikaki.
2. Dilarang memakai perhiasan yang dapat rusak karena bahan Kimia.

3.
4.

Dilarang memakai sandal atau sepatu terbuka atau sepatu berhak tinggi.
Wanita/pria yang berambut panjang harus diikat.

 Bekerja aman dengan bahan kimia
1. Hindari kontak langsung dengan bahan Kimia.
2. Hindari mengisap langsung uap bahan Kimia.
3.
Dilarang mencicipi atau mencium bahan Kimia kecuali ada perintah
khusus.
4. Bahan Kimia dapat bereaksi langsung dengan kulit menimbulkan iritasi
(pedihatau gatal).
 Memindahkan bahan Kimia
1.
Baca label bahan Kimia sekurang-kurangnya dua kali untuk
menghindarikesalahan.
2. Pindahkan sesuai dengan jumlah yang diperlukan.
3. Jangan menggunakan bahan Kimia secara berlebihan.
4.
Jangan mengembalikan bahan Kimia ke dalam botol semula untuk
mencega h kontaminasi.
 Memindahkan bahan Kimia cair
1. Tutup botol dibuka dan dipegang dengan jari tangan seklaigus telapak
tanganmemegang botol tersebut.
2. Tutup botol jangan ditaruhdi atas meja karena isi botol dapat terkotori.
3.
Pindahkan cairan melalui batang pengaduk untuk mengalirkan agar
tidakmemercik.
 Memindahkan bahan Kimia padat
1. Gunakan tutup botol untuk mengatur pengeluaran bahan Kimia.
2. Jangan mengeluarkan bahan Kimia secara berlebihan.
3.
Pindahkan sesuai keperluan tanpa menggunakan sesuatu yang dapat
mengotori bahan tersebut.
 Cara memanaskan larutan menggunakan tabung reaksi
1. Isi tabung reaksi maksimal sepertiganya.
2. Api pemanas hendaknya terletak pada bagiuan atas larutan.
3. Goyangkan tabung reaksi agar pemanasan merata.
4. Arahkan mulut tabung reaksi pada tempat yang aman agar percikannya
tidak melukai orang lian maupun diri sendiri.
 Cara memanaskan larutan menggunakan gelas Kimia
1. Gunakan kaki tiga dan kawat kasa untuk menopang gelas Kimia tersebut.
2.
Letakkan Batang gelas atau batu didih dalam gelas Kimia untuk
mencegahpemanasan mendadak.
3.
Jika gelas Kimia digunakan sebagai penangas air, isilah dengan air.
Maksimumseperampatnya.
Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan di laboratorium IPA
memerlukan perlakuan khusus sesuai sifat dan karakteristik masingmasing. Perlakuan yang salah dalam membawa, menggunakan dan

menyimpan alat dan bahan di laboratorium IPA dapat menyebabkan
kerusakan alat dan bahan, terjadinya kecelakaan kerja serta dapat
menimbulkan penyakit. Cara memperlakukan alat dan bahan di
laboratorium IPA secara tepat dapat menentukan keberhasilan dan
kelancaran kegiatan.
XI.

PRINSIP YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENYIMPANAN ALAT DAN
BAHAN DI LABORATORIUM
Aman
Alat disimpan supaya aman dari pencuri dan kerusakan, atas dasar alat
yang mudah dibawa dan mahal harganya seperti stop watch perlu
disimpan pada lemari terkunci. Aman juga berarti tidak menimbulkan
akibat rusaknya alat dan bahan sehingga fungsinya berkurang.

Mudah dicari
Untuk memudahkan mencari letak masing – masing alat dan bahan, perlu
diberi tanda yaitu dengan menggunakan label pada setiap tempat
penyimpanan alat (lemari, rak atau laci).
Mudah diambil
Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan seperti
lemari, rak dan laci yang ukurannya disesuaikan dengan luas ruangan
yang tersedia.

XII.

JIKA TERJADI KECELAKAAN
Jika terjadi kebakaran, berhentilah bekerja, tutup botol-botol zat kimia
yang digunakan, matikan api bunsen (jika sedang menggunakannya).
Lakukan evakuasi, keluar gedung melalui pintu keluar terdekat.
Kita terbakar karena zat kimia, lakukan hal sebagai berikut:
Cuci segera bagian yang terkena dengan cukup banyak air
Jika mata yang terkena, cuci mata dengan hati-hati dengan air dingin

Panggil bantuan medis
Jika terluka karena benda tajam :
Tutup luka dengan kapas atau perban bersih
Tekan dengan keras sampai perdarahan berhenti
Jika perdarahan berlanjut, tempelkan lagi kapas dan perban
Tekan terus dan beri plester
Panggil bantuan medis
Ada tiga hal mendasar yang harus diperoleh untuk
mengidentifikasi informasi tentang kecelakaan yaitu:
1. Gambaran kecelakaan temasuk luka jika ada.
2. Sebab-sebab kecelakaan.
3. Gambaran tindakan yang harus dlakukan untuk mencegah terjadinya
kembali kecelakaan.
Perlengkapan Kecelakaan
Perlengkapan kecelakaan dibagi atas dua kelompok, yaitu :
1. Perlengkapan yang digunakan untuk perlindungan diri dan alat-alat
laboratorium dalam kasus darurat dan peristiwa yang tidak biasa.
2. Perlengkapan yang digunakan sehari-hari sebagai perlindungan untuk
mengantisipasi bahan-bahan yang diketahui berbahaya.
Beberapa zat kimia ada yang menunjukkan sifat tertentu apabila
bereaksi dengan air atau udara.Zat yang mempunyai sifat dapat menarik
air apabila terlalu lama kontak dengan udara disebut Higroskopis, contoh
natrium hidroksida, asam sulfat, magnesium klorida dan kaporit.Adapun
beberapa bahan kimia yang mudah bereaksi dengan udara adalah
natrium, fosfor, dan air kapur.
1. Natrium yang mudah bereaksi dengan udara dan air harus disimpan
dengan botol berisi minyak tanah
2. Fosfor yng mudah terbakar di udara harus disimpan dalam botol berisi air
3. Air kapur yang mudah bereaksi dengan CO2 dari udara sehingga tidak
dapat disimpan lama.
Beberapa contoh kecelakan yang dapat terjadi akibat alat dan
bahan yang digunakan tidak hati-hatin dalam kegiatan laboratorium
adalah sebagai berikut:
1. Percikan Zat
Percikan zat dalam jumlah banyak atau sedikit yang mengenai badan atau
pakaian perlu mendapat perhatian karena beberapa jenis zat kimia dapat
merusak kulit atau pakaian
2.
Luka
Luka yang sering terjadi umumnya disebabkan oleh benda tajam, luka
bakar, atau tersinggung benda panas.

3.

Keracunan
Keracunan adalah masuknya benda-benda beracun kedalam tubuh.
Biasanya yang sering terjadi adalah terisapnya uap beracun atau
terserapnya cairan melalui kulit.
4. Ledakan atau kebakaran
Ledakan atau kebakaran yang terjadi di laboratorium umumnya
disebabkan oleh bahan-bahan kimia atau alat-alat yang digunakan pada
waktu melakukan percobaan
5. Bahaya Listrik
Bahaya listrik dapat diakibatkan oleh aliran listrik bertegangan tinggi yang
berasal dari PLN atau alat-alat yang dapat menghasilkan tegangan listrik,
misalnya Generator.
6. Bahaya yang dimbulkan oleh Hewan
Semua hewan harus diperlakukan secara hati-hati karena memungkinkan
terjadinya infeksi. Beberapa jenis mamalia dapat menularkan penyakit
pada manusia
7. Bahaya yang ditimbulkan oleh mikroorganisme
Berbagai jenis mikroorganisme terutama bakteri patogen (penyebab
penyakit) harus di perlakukan secara hati-hati. Sikap hati-hati itu
diperlukan karena mikroorganisme patogen dapat menimbulkan penyakit
8. Bahaya yang ditimbulkan oleh Tumbuhan
Beberapa bagian tumbuhan dapat menyebabkan keracunan.Biji tumbuhan
jarak sangat beracun.Daun tumbuhankentang juga beracun walaupun
umbinya enak di makan.
Penanganan/Pertolongan Pertama Kecelakaan Kerja
Pertolongan pertama (First Aid) merupakan upaya penanganan
segera terhadap kecelakaan untuk mencegah risiko bahaya yang lebih
parah/besar, baik fisik maupun mental, terhadap si korban melalui
tindakan medis mendasar. Pada dasarnya tindakan medis dasar ini bias
diupayakan untuk dilakukan oleh orang awam. Hal-hal yang perlu
dilakukan untuk memberi tindakan pertolongan pertama adalah:
1) Bersikap tenang, tidak panik, dan berpikir jernih untuk menciptakan
kondisi tenang dan nyaman bagi korban dan orang lain.
2) Melakukan identifikasi bahaya dan seleksi penanganan secara jernih
melalui analisis gejala-gejala yang ada serta jenis obat atau penanganan
yang tepat.
3) Memberikan bantuan penanganan sesegera mungkin secara tepat dan
representatif termasuk menghubungi tenaga medis yang lebih
berkompeten untuk penanganan yang lebih baik, atau segera
mengirimkan korban ke rumah sakit.
Secara spesifik, tindakan penanganan terhadap kecelakaan dapat
dilakukan untuk kasus-kasus kontaminasi bahan kimia, kebakaran, dan
luka atau infeksi.
1) Kontaminasi bahan kimia, pada mata atau kulit.
Segera basuh mata dengan air jernih yang mengalir, minimal 15 menit
atau sampai gejala risiko berkurang.Jangan gunakan obat yang tidak
diyakini pengaruh klinisnya, sampai tenaga medic menangani.

2) Kebakaran yang mengenai kulit.Bila minor, basuh dengan kapas
basah dan beri krim pelembab pencegah iritasi.Bila mayor, jangan basuh
dengan air, tetapi langsung lilit dengan kasa kering, dan upayakan korban
tetap dalam keadaan hangat untuk menghindari syok. Bila kebakaran
terjadi pada baju kerja atau material lain, segera padamkan api dengan
kain/selimut basah, busa pemadam, atau air pancuran.
3) Luka atau infeksi.Bila luka minor dan darah mengucur, gunakan
sarung tangan non-alergenik untuk mengendalikan pendarahan.Sekiranya
ada luka yang terbuka, bersihkan dengan alkohol dan tutup dengan krim
dan perban.

Penanggulangan keadaan darurat
Terkena bahan kimia
Jangan panik.
Mintalah bantuan rekan anda yang berada didekat anda.
Lihat data MSDS.
Bersihkan bagian yang mengalami kontak langsung tersebut (cuci bagian
yang mengalami kontak langsung tersebut dengan air apabila
memungkinkan).
5. Bila kulit terkena bahan kimia, janganlah digaruk agar tidak tersebar.
6. Bawa ketempat yang cukup oksigen.
7. Hubungi paramedik secepatnya (dokter atau rumah sakit).
1.
2.
3.
4.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Kebakaran
Jangan panik.
Ambil tabung gas CO2 apabila api masih mungkin dipadamkan.
Beritahu teman anda.
Hindari mengunakan lift.
Hindari mengirup asap secara langsung.
Tutup pintu untuk menghambat api membesar dengan cepat(jangan
dikunci).
Pada gedung tinggi gunakan tangga darurat.
Hubungi pemadam kebakaran.

Gempa bumi
1. Jangan panik.
2. Sebaiknya berlindung dibagian yang kuat seperti bawah meja,kolong
kasur, lemari.
3. Jauhi bangunan yang tinggi, tempat penyimpanan zat kimia, kaca.
4. Perhatikan bahaya lain seperti kebakaran akibat kebocoran gas,tersengat
listrik.
5. Jangan gunakan lift.
6. Hubungi pemadam kebakaran, polisi dll.