PENERAPAN PEMELIHARAAN JARINGAN PENYULAN docx
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI JARINGAN PENYULANG PRIMER
Penyulang utama atau primer adalah jaringan yang langsung keluar dari gardu induk
yang pada umumnya terdiri atas jaringan fasa dengan fasa tiga, empat kawat dan cabang
serta sub cabang dapat berupa jaringan fasa tunggal atau fasa tiga.
Ditinjau dari segi konstruksi dan tempat penghantar terpasang, maka jaringan primer
(jaringan tegangan menengah) dibedakan menjadi dua macam yaitu :
a. Saluran udara tegangan menengah
b. Saluran kabel tegangan menengah di bawah tanah
Saluran udara menyalurkan daya listrik melalui kawat atau kabel yang dipasang atau
digantung pada tiang-tiang dengan perantaraan isolator, sedangkan saluran kabel bawah
tanah menyalurkan daya listrik melalui kabel tanah yang digelar dibawah permukaan
tanah.
Dalam pendistribusian tenaga listrik, harus diperhatikan hal – hal sebagai berikut :
1. Regulasi tegangan pada jaringan tegangan menengah yaitu variasi tegangan
pelayanan (tegangan terminal konsumen) harus pada batas – batas yang diijinkan
yaitu ±5% dari tegangan kerja untuk sistem radial diatas tanah dan sistem simpulan.
2. Kontinyuitas pelayanan dan pengamanan yaitu tidak sering terjadi pemadaman
listrik karena gangguan, dan jika terjadi gangguan dapat dengan cepat diatasi. Hal
tersebut dapat dicapai dengan pengamanan dengan peralatan pengaman, pentanahan
dan sebagainya.
3. Efisiensi sistem distribusi listrik yaitu menekan serendah mungkin rugi – rugi
teknis dengan pemilihan peralatan dan pengoprasiannya yang baik dan juga
menekan rugi – rugi non teknis dengan mencegah pencurian dan kesalahan
pengukuran.
1
4. Fleksibelitas terhadap pertambahan beban. Untuk penyaluran tegangan listrik dari
sumber daya listrik baik berupa pusat pembangkitan maupun gardu induk sampai ke
pusat – pusat beban digunakan jaringan tegangan menengah.
1.2 ELEMEN DASAR JARINGAN PENYULANG PRIMER
1.2.1 Jaringan Distribusi Primer
Sistem distribusi primer merupakan bagian dari sistem distribusi yang
berfungsi untuk menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik dari pusat suplai
daya besar (Bulk Power Source) atau disebut gardu induk ke pusat – pusat beban.
Penurunan tegangan sistem ini dari teganga transmisi pertama pada gardu induk
subtransmisi dimana tegangan 150 kV atau ke tegangan 70 kV, kemudian pada gardu
induk distribusi kembali dilakukan penurunan tegangan menjadi 20 kV. Dalam
pendistribusian tenaga listrik, harus diperhatikan hal – hal sebagai berikut :
1. Regulasi tegangan pada jaringan tegangan menengah yaitu variasi tegangan
pelayanan (tegangan terminal konsumen) harus pada batas – batas yang diijinkan
yaitu ±5% dari tegangan kerja untuk sistem radial diatas tanah dan sistem simpulan.
2. Kontinyuitas pelayanan dan pengamanan yaitu tidak sering terjadi pemadaman
listrik karena gangguan, dan jika terjadi gangguan dapat dengan cepat diatasi. Hal
tersebut dapat dicapai dengan pengamanan dengan peralatan pengaman, pentanahan
dan sebagainya.
3. Efisiensi sistem distribusi listrik yaitu menekan serendah mungkin rugi – rugi
teknis dengan pemilihan peralatan dan pengoprasiannya yang baik dan juga
menekan rugi – rugi non teknis dengan mencegah pencurian dan kesalahan
pengukuran.
4. Fleksibelitas terhadap pertambahan beban. Untuk penyaluran tegangan listrik dari
sumber daya listrik baik berupa pusat pembangkitan maupun gardu induk sampai ke
pusat – pusat beban digunakan jaringan tegangan menengah.
Pada sistem jaringan distribusi primer saluran yang digunakan pada masing –
masing beban disebut penyulang (Feeder). Pada umumnya setiap penyulang diberi
nama sesuai dengan daerah beban yang dilayani, hal ini bertujuan untuk
2
memudahkan mengingat jalur – jalur yang dilayani oleh penyulang tersebut. Sistem
penyaluran tenaga listrik pada jaringan distribusi primer dapat dibedakan menjadi
tiga yaitu :
1. Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)
Jenis penghantar yang dipakai adalah kabel tanpa isolasi seperti kawat AAAC (All
Aluminium Alloy Conductor), ACSR (Alluminium conductor steel reinforce) dan lain –
lain.
2. Saluran Kabel Udara Tegangan Menengah (SKUTM)
Jenis penghantar yang dipakai adalah berisolasi seperti MVTIC (Medium Voltage
Twested Insulate Cable)
3. Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM)
Jenis penghantar yang dipakai adalah kabel tanam berisolasi PVC (Poly Venyl
Clorida), EXLP (Crosslink Polythelene).
Sistem pengaman jaringan tegangan menengah 20 kV merupakan satu komponen
sangat penting yang dirancang untuk mengamankan jaringan dan peralatan tegangan
menengah. Secara umum peralatan pengaman yang terdapat pada system jaringan
distribusi tegangan menengah adalah Pemutus Tenaga (PMT), Pemisah (PMS), Saklar
Seksi Otomatis (SSO), Saklar Beban (SB), Tie Swicth (TS), Penutup Balik Otomatis
(PBO) /Recloser dan Pelebur.
1.2.2
Sistem Pengaman Jaringan Distribusi Primer
Sistem pengaman adalah sistem pengaman yang dilakukan kepada peralatan – peralatan
listrik yang terpasang di jaringan sistem tenaga listrik 19
3
terhadap kondisi abnormal operasi itu sendiri. Sistem pengaman bertujuan untuk
mencegah, membatasi, atau melindungi jaringan dan peralatan terhadap bahaya
kerusakan yang disebabkan karena gangguan yang bersifat temporer maupun
permanent, sehingga kualitas dan keandalan penyaluran daya listrik yang diharapkan
oleh konsumen dapat terjamin dengan baik. Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan
pada sistem pengaman adalah :
a. Kecepatan bertindak (quikness of action)
b. Pemilihan tindakan (selectivity or discrimination action)
c. Peka (sensitivity)
d. Keandalan (reliability)
Sistem pengaman jaringan tegangan menengah 20 kV merupakan satu komponen sangat
penting yang dirancang untuk mengamankan jaringan dan peralatan tegangan
menengah. Secara umum peralatan pengaman yang terdapat pada system jaringan
distribusi tegangan menengah adalah Pemutus Tenaga (PMT), Pemisah (PMS), Saklar
Seksi Otomatis (SSO), Saklar Beban (SB), Tie Swicth (TS), Penutup Balik Otomatis
(PBO) /Recloser dan Pelebur.
1.2.2.1 Pemutus Tenaga (PMT)/Circuite Breaker (CB)
Pemutus Tenaga (PMT) circuite breaker (CB) adalah suatu saklar yang bekerja secara
otomatis memutus hubungan listrik pada jaringan dalam keadaan berbeban pada saat
mengalami gangguan yang disebabkan baik dari luar/external maupun dari
dalam/internal. Dalam sistem pengoperasiannya, alat ini dilengkapi dengan rele arus
Over Current Relay (OCR) yang berfungsi sebagai pengaman jaringan dari arus lebih.
1.2.2.2 Pemisah (PMS)/Disconekting Switch (DS)
Pemisah (PMS) Disconekting Switch (DS) adalah suatu saklar yang berfungsi untuk
memisahkan atau menghubungkan suatu jaringan pada saat tidak berbeban (tidak dilairi
arus). Pada umumnya alat ini akan difungsikan pada saat diadakan pemeliharaan rutin
yang dilakukan oleh PLN. 20
4
1.2.2.3 Load Break Switch (LBS)
Saklar pemutus beban (Load Break Switch, LBS) merupakan saklar atau pemutus arus
tiga phasa untuk penempatan di luar ruas pada tiang pancang, yang dikendalikan secara
manual maupun secara elektronis. load break switch (LBS) mirip dengan alat pemutus
tenaga (PMT) atau Circuit Breaker (CB) dan biasanya dipasang dalam saluran distribusi
listrik.
Monitoring dan pengendaliannya menggunakan sistem SCADA (Supervisory Control
And Data Acquisition) dengan peralatan modul pengontrol berupa RTU (Remote
Terminal Unit). Basis komunikasi antara RTU pada panel LBS dan ruang kontrol PLN
secara umum terdiri dari dua jenis, yaitu GPRS dan radio.
load break switch (LBS) berfungsi sebagai peralatan hubung yang bekerja membuka dan
menutup rangkaian arus listrik , mempunyai kemampuan memutus arus beban dan tidak
mampu memutus arus gangguan. load break switch (LBS) juga berfungsi sebagai
pemutusan lokal atau penghubung instalasi listrik 20 kV pada saat dilakukan perawatan
jaringan distribusi pada daerah tertentu sehingga tidak mengganggu daerah lain yang
masih beroperasi.
Gambar 2.6 Load Break Swich (LBS)
Sumber : Swastika Mahardika, 2014
5
Gambar 2.7 Kubikel / Panel pengendali Load break switch (LBS)
Sumber : Swastika Mahardika, 2014
Sistem pengendalian elektronik load break switch (LBS) ditempatkan pada
sebuah kotak pengendali yang terbuat dari baja anti karat sehingga dapat digunakan
dalam berbagai kondisi lingkungan. Panel pengendali atau kubikel LBS merupakan
alat yang mempermudah dalam proses pengoprasian load break switch (LBS), serta
harus rutin pada pemeliharaannya.
1.3 DIAGRAM DAN MEKANISME OPERASI JARINGAN PENYULANG
PRIMER
Jaringan Pada Sistem Distribusi tegangan menengah (Primer 20kV) dapat
dikelompokkan menjadi lima model, yaitu Jaringan Radial, Jaringan hantaran
penghubung (Tie Line), Jaringan Lingkaran (Loop), Jaringan Spindel dan Sistem
Gugus atau Kluster.
6
a. Jaringan Radial
Gambar 2.2. Jaringan Radial
Sistem distribusi dengan pola Radial seperti Gambar 2.2. Adalah sistem distribusi
yang paling sederhana dan ekonomis. Pada sistem ini terdapat beberapa penyulang
yang menyuplai beberapa gardu distribusi secara radial.
Gambar 2.2. Konfigurasi Jaringan Radial
Dalam penyulang tersebut dipasang gardu-gardu distribusi untuk konsumen. Gardu
distribusi adalah tempat dimana trafo untuk konsumen dipasang. Bisa dalam
bangunan beton atau diletakan diatas tiang. Keuntungan dari sistem ini adalah sistem
ini tidak rumit dan lebih murah dibanding dengan sistem yang lain.
Namun keandalan sistem ini lebih rendah dibanding dengan sistem lainnya.
Kurangnya keandalan disebabkan karena hanya terdapat satu jalur utama yang
menyuplai gardu distribusi, sehingga apabila jalur utama tersebut mengalami
gangguan, maka seluruh gardu akan ikut padam.
Kerugian lain yaitu mutu tegangan pada gardu distribusi yang paling ujung kurang
baik, hal ini dikarenakan jatuh tegangan terbesar ada diujung saluran.
b. Jaringan Hantaran Penghubung (Tie Line)
7
Sistem distribusi Tie Line seperti Gambar 2.3. digunakan untuk pelanggan penting
yang tidak boleh padam (Bandar Udara, Rumah Sakit, dan lainlain).
Gambar 2.3. Konfigurasi Jaringan Hantaran Penghubung
Sistem ini memiliki minimal dua penyulang sekaligus dengan tambahan Automatic
Change Over Switch / Automatic Transfer Switch, setiap penyulang terkoneksi ke
gardu pelanggan khusus tersebut sehingga bila salah satu penyulang mengalami
gangguan maka pasokan listrik akan di pindah ke penyulang lain.
c. Jaringan Lingkar (Loop)
Pada Jaringan Tegangan Menengah Struktur Lingkaran (Loop) seperti Gambar 2.4.
dimungkinkan pemasokannya dari beberapa gardu induk, sehingga dengan demikian
tingkat keandalannya relatif lebih baik.
8
Gambar 2.4. Konfigurasi Jaringan Loop
d. Jaringan Spindel
Sistem Spindel seperti pada Gambar 2.5. adalah suatu pola kombinasi jaringan dari
pola Radial dan Ring. Spindel terdiri dari beberapa penyulang (feeder) yang
tegangannya diberikan dari Gardu Induk dan tegangan tersebut berakhir pada sebuah
Gardu Hubung (GH).
Gambar 2.5. Konfigurasi Jaringan Spindel
9
Pada sebuah spindel biasanya terdiri dari beberapa penyulang aktif dan sebuah
penyulang cadangan (express) yang akan dihubungkan melalui gardu hubung. Pola
Spindel biasanya digunakan pada jaringan tegangan menengah (JTM) yang
menggunakan kabel tanah/saluran kabel tanah tegangan menengah (SKTM).
Namun pada pengoperasiannya, sistem Spindel berfungsi sebagai sistem Radial. Di
dalam sebuah penyulang aktif terdiri dari gardu distribusi yang berfungsi untuk
mendistribusikan tegangan kepada konsumen baik konsumen tegangan rendah
(TR) atau tegangan menengah (TM).
e. Sistem Gugus atau Sistem Kluster
Konfigurasi Gugus seperti pada Gambar 2.6. banyak digunakan untuk kota besar
yang mempunyai kerapatan beban yang tinggi. Dalam sistem ini terdapat Saklar
Pemutus Beban, dan penyulang cadangan.
Gambar 2.6. Konfigurasi Sistem Kluster
Dimana penyulang ini berfungsi bila ada gangguan yang terjadi pada salah satu
penyulang konsumen maka penyulang cadangan inilah yang menggantikan fungsi
suplai kekonsumen.
10
BAB II
PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PEMELIHARAAN
2.1 PENDEKATAN PEMELIHARAAN YANG DIPERLUKAN
Pemeliharaan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dilakukan untuk menjaga dan
mempertahankan kondisi sistem dalam keadaan baik atau normal, baik selama
beroperasi, maupun saat sedang tidak dioperasikan.
Pada dasarnya tidak ada suatu sistem yang benar-benar free maintenance, jadi setiap
sistem memerlukan pemeliharaan.
Jenis pendekatan pemeliharaan yang dipakai pada jaringan penyulang primer ini
adalah Preventive Maintenance.
Pemeliharaan Preventif JTM dan JTR
Pemeliharaan Preventif Jaringan Distribusi adalah kegiatan pemeliharaan yang
terencana berdasarkan hasil inspeksi JTM dan JTR.
a. Pemeliharaan Preventif JTM meliputi :
i. Pembersihan Right Of Way (ROW), minimum dalam radius 2,5 m harus
bebas dari gangguan pohon dan dari benda lain yang mengganggu (mis:
kerangka layang-layang, sarang burung).
ii. Pembersihan / pengamanan dari pohon atau benda lain yang berpotensi
mengganggu jaringan distribusi meskipun jarak radius amannya masih lebih
jauh dari 2,5 m. (pekerjaan pembersihan ini akan dibayar dengan biaya khusus
diluar anggaran biaya dalam kontrak berjalan) .
b. Pemeliharaan Preventif JTR
Pemeliharaan preventif JTR meliputi :
i. Pembersihan ROW untuk penghantar terbuka dalam radius 2,5 m harus
bersih dari gangguan pohon dan bersih dari benda lain yang mengganggu
ii. JTR dan perbaikan konstruksi Jaringan Distribusi (Tiang miring, andongan
kendor, peralatan pendukung rusak , konektor kendor dan lain-lain)
2.2 PARAMETER SISTEM YANG PERLU DITANGANI DALAM
PEMELIHARAAN
1.1 Fisik
11
1. Benang layang-layang yang menyangkut di kabel SUTM
2. Angin yang dapat menyebabkan dahan/ranting pohon mengenai saluran
SUTM
3. Untuk mengurangi kegagalan atau kerusakan trafo, dilakukan pemeliharaan.
Hal ini sesuai dari tujuan pemeliharaan yaitu: menjaga agar peralatan
komponen dapat dioperasikan secara optimal berdasarkan spesifikasinya
1.2 Kinerja
1. Pemilihan CB yang tidak sesuai
2. Pemasangan yang tidak baik
3. Monitoring dalam pengendalian LBS
2.3 METODA MONITORING YANG DIPERLUKAN
Jenis Pengendalian load break switch (LBS)
Jenis pengendalian load break swich (LBS) ada 2 yaitu :
1. Secara manual
Gambar 2.8 Load Break Switch (LBS)
Sumber : Swastika Mahardika, 2014
Pada umumnya jika pengontrolan jarah jauh tidak bisa berjalan dengan baik maka
langkah selanjutnya adalah pemutusan dan penyambungan beban secara manual
yaitu dengan cara menarik tuas dengan menggunakan hook stick yang terdapat
pada gambar 2.8. Gambar 2.8 merupakan bagian peralatan utama LBS. Terdapat
tulisan OFF dan ON, warna tulisan OFF merah, sedangkan ON berwarna hijau.
12
Jika kita menarik tuas berlawanan arah jarum jam maka LBS akan mengalami
kondisi OFF. Sebaliknya jika tuas ditarik searah jarum jam berarti LBS dalam
kondisi ON. Pekerjaan ini dilakukan oleh petugas rayon maupun dari operasi
distribusi, untuk peralatannya menggunakan hook stick dan juga peralatan K3
untuk keamanan petugas pelaksana.
Gambar 2.9 Tongkat penarik tuas LBS (hook stick)
Sumber : Swastika Mahardika, 2014 22
13
Gambar 2.9 merupakan alat yang digunakan untuk menarik tuas pada load break switch
(LBS), tongkat ini (hook stick) dilindungi oleh isolasi sehingga sangat aman bagi petugas.
Tongkat tersebut dapat dipanjangkan yaitu dengan cara ditarik memanjang.
2. Secara terkontrol
Yaitu dengan pemutusan dan penyambungan secara jarak jauh menggunakan
sistem SCADA (Supervisory Control And Data Acquisition) yang dibangun oleh
PLN, dengan ini proses pemutusan maupun penghubungan beban menjadi lebih
mudah
1. TRANSFORMATOR
Untuk mengurangi kegagalan atau kerusakan trafo, dilakukan pemeliharaan. Hal
ini sesuai dari tujuan pemeliharaan yaitu: menjaga agar peralatan komponen dapat
dioperasikan secara optimal berdasarkan spesifikasinya, menjamin jaringan berfungsi
dengan baik untuk mendistribusikan energy listrik dan menjamin energi diterima
pelanggan dengan mutu dan keandalan yang baik.
PLN Distribusi Jawa Timur, mulai dari tahun 2009 telah menerapkan program
pemeliharaan trafo yang disebut pemeliharaan gardu terpadu trafo meliputi
pemeliharaan fisik trafo, panel proteksi trafo dan pentanahan, dimana dalam
pelaksanaannya terus dilakukan perbaikan-perbaikan metode/konsep, baik dari sisi
perencanaan, anggaran, pengendalian, pengelolaan, dan metode evaluasi sehingga
diharapkan index keandalan trafo semakin baik yang pada akhirnya dapat diperoleh
kepuasan dan senyum dari pelanggan.
2.4 PENJADWALAN PEMELIHARAAN
Jadwal Pemeliharaan Distribusi
Salah satu usaha untuk meningkatkan mutu, daya guna, dan keandalan tenaga
listrik yang telah tercantum dalam tujuan pemeliharaan adalah menyusun program
pemeliharaan periodik dengan jadual tertentu.
Menurut siklusnya kegiatan pelaksanaan pemeliharan distribusi dapat dikelompokan
dalam empat kelompok yaitu :
14
Pemeliharaan Bulanan.
Pemeliharaan tri wulanan.
Pemeliharaan semesteran.
Pemeliharaan tahunan.
Pemeliharaan 3 tahunan.
Karena volume fisik sistem jaringan distribusi ini cukup banyak, maka dalam
pelaksanaannya perlu diatur waktunya disesuaikan dengan kemampuan yang ada.
4.1. Jadwal Pemeliharaan Bulanan
Jadwal ini dilaksanakan dalam keadaan beroperasi/bertegangan:
Misalnya : Trafo distribusi.
No
KOMPONEN /
CARA PELAKSANAAN
PERAWATAN
1
Tinggi pemukaan minyak
Periksa tinggi permukaan minyak
2
Bushing
Periksaadanya yang keretakan / pecah
3
Tangki radiator
Periksa adanya suara-suara tidak normal,
karena kebocoran minyak
4
Pemadam kebakaran
Periksa alat pemadam kebakaran seperti
aapakah masih berfungsi baik / atau tidak
Pengukuran beban
5
Ukuran arus dan tegangan sekunder, ukur
arus primer dengan tang amper meter
15
4.2. Pemeliharaan Tri wulanan (3 bln)
Pemeliharaan tri wulanan atau 3 bulanan adalah suatu kegiatan dilapangan yang
dilaksanakan dalam tiga bulan dengan maksud untuk mengadakan pemeriksaan
kondisi system.Dengan harapan langkah-langkah yang perlu dilaksanakan perbaikan
system peralatan yang terganggu dapat ditentukan lebih awal.Bila ada keterbatasan
dalam masalah data pemeliharaan, program pemeliharaan triwulan dapat dibagi
untuk memelihara bagian-bagian jaringan distribusi yang rawan gangguan,
diantaranya adalah saluran telanjang atau tidak berisolasi.Dimana saluran udara
semacam ini diperkirakan paling rawan terhadap gangguan external misalnya pohonpohon, benang layang-layang dsb.
Kegiatan yang perlu dilakukan dalam program triwulanan adalah :
Mengadakan inspeksi terhadap saluran udara harus mempunyai jarak aman yang
sesuai dengan yang di ijinkan (2 m).
Mengadakan evaluasi terhadap hasil inspeksi yang telah dilaksanakan dan segera
mengadakan tindak lanjut.
4.3. Pemeliharaan Semesteran (6 bln)
Pemeliharaan semesteran atau enam bulanan adalah suatu kegiatan yang
dilakukan dilapangan dengan maksud untuk mengetahui sendiri kemungkin keadaan
beban jaringan dan tegangan pada ujung jaringan suatu penyulang TR (tegangan
rendah).Dimana besarnya regulasi tegangan yang diijinkan oleh PLN pada saat ini
adalah + 5% untuk sisi pengirim dan – 10% untuk sisi penerima.Perbandingan
beban untuk setiap fasanya pada setiap penyulang TR tidak kurang dari 90%; 100%
dan 110%.Hal ini untuk menjaga adanya kemencengan tegangan yang terlalu besar
pada saat terjadi gangguan putus nya kawat netral (Nol) di jaringan TR.
Kegiatan yang perlu dilakukan dalam pemeliharaan ini adalah :
16
Melakukan pengukuran (timbang) beban.
Melaksanakan pengukuran tegangan ujung jaringan.
Mengadakan evaluasi hasil pengukuran dan menindak lanjuti.
Memeriksa keadaan penghantar/kawat.
Membersihkan isolator.
Memeriksa kondisi tiang.
Contoh : Jadwal pemeliharaan Semesteran
Dilaksanakan dalam keadaan beroperasi, bebas tegangan:
No
1
KOMPONEN /
PERAWATAN
Kawat Penghantar
CARA PELAKSANAAN
o
Bebaskan kawat penghantar dari
tegangan
o Pasang peralatan grounding pada
kawat tersebut
o Periksa kondisi kawat
o Bersihkan kawat dari benda asing
o Pasang repair slove atau armorgrif
apabila ada kawat yang rusak
o Periksa andongan kawat
o Periksa ikatan kawat pada isolator
o
Periksa klem sambungan baut
bautnya
o Periksa jarak aman dari penghantar
sesuai aturan / ketentuan
2
Bocoran
o Bersihkan dari debu dan kotoran
yang menempel pada isolator
17
o Periksa apakah ada yang cacat atau
pecah
o
Lakukan
penggantian
untuk
isolator yang rusak
o Kencangkan baut baut penguatnya
dsb
3
Tiang
o Periksa posisi tiang
o Untuk tiang besi bila catnya rusak
di cat kembali
o Ganti apabila tiang mulai keropos
o Pasang schoor apabila posisi tiang
miring akibat tarikan kawat dan
sebagainya
4.4. Pemeliharaan Tahunan (1 thn)
Pemeliharaan tahunan merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk
mengadakan pemeriksaan dan perbaikan system peralatan.Kegiatan pemeliharaan
tahunan biasanya dilaksanakan menurut tingkat prioritas tertentu .Pekerjaan
perbaikan system peralatan yang sifatnya dapat menunjang operasi secara langsung
atau pekerjaan-pekerjaan yang dapat mengurangi adanya gangguan operasi system
perlu mendapat prioritas yang lebih tinggi.
Pada prakteknya pemeliharaan tahunan dapat dilaksanakan dalam dua keadaan
yaitu :
Pemeliharaan tahunan keadaan bertegangan.
Pemeliharaan tahunan keadaan bebas tegangan.
18
4.4.1. Pemeliharaan Tahunan Keadaan Bertegangan
Pekerjaan-pekerjaan yang perlu dilakukan untuk pemeliharaan tahunan keadaan
bertegangan adalah mengadakan pemeriksaan secara visual (inspeksi) dengan
maksud untuk menemukan hal-hal atau kelainan-kelainan yang
dikawatirkan/dicurigai dapat menyebabkan gangguan pada operasi system, sebelum
periode pemeliharaan tahunan berikutnya terselenggara.Pemeliharaan semacam ini
pada pelaksanaanya meng-gunakan chek list untuk memudahkan para petugas
memeriksa dan mendata hal-hal perlu diperhatikan dan dinilai.
4.4.2. Pemeliharaan Tahunan Keadaan Bebas Tegangan
Pemeliharaan peralatan / perlengkapan jaring distribusi TM / TR yang
dilaksanakan dimana obyeknya dalam keadaan tanpa tegangan atau pemadaman. Hal
ini bukan berartii disekitar obyek pemeliharaan benar-benar sama sekali tidak
bertegangan. Pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan tahunan pada keadaan bebas
tegangan adalah pekerjaan-pekerjaan yang meliputi :
Pemeriksaan.
Pembersihan.
Pengetesan.
Penggantian material Bantu : fuse link, sekring.
Adapun bagian-bagian system yang perlu dilakukan pemeliharaan tahunan secara
periodik diantaranya adalah :
JTM dan peralatanya.
19
Gardu distribusi dan PHB-TR.
JTR dan peralatanya (bila ada).
Sambungan rumah dan APP.
5. Pemeliharaan Tiga Tahunan
Pemeliharaan tiga tahunan merupakan program pemeliharaan sebagai tindak
lanjut dari kegiatan pemeliharaan tahunan yang telah diselenggarakan.Kegiatan
pemeliharaan tiga tahunan dilaksanakan dalam keadaan bebas tegangan dimana sifat
pemeliharaanya baik teliti dan penyaluran, biasa sampai tahap bongkar pasang (over
houl).Dengan keadaan ini, pelaksanaan pemeliharaan tiga tahunan merupakan
kegiatan pemeliharaan rutin yang termasuk pekerjaan pemeriksaan rutin sistematis.
2.4 ALAT BANTU UKUR YANG DIPERLUKAN
ALAT BANTU UKUR
1.
KWh meter
2.
Tang ampere
Alat ukur tang ampere atau
dikenal juga dengan sebutan
Ampere
meter jepit bekerja dengan prinsip, yang sama dengan inti primer sebuah
transformator arus seperti tampak pada Gambar 3-3. Dengan alat ukur tang
ampere ini pengukuran arus dapat dilakukan tanpa memutuskan suplai listrik
terlebih dahulu. Konstruksi dari alat ukur tang ampere ini diperlihatkan pada
Gambar 3-3.
3.
Register
20
Satu alat mengintegrasikan dan memperlihatkan jumlah perputaran dari
kepingan disebut register. Register dibuat sebagai petunjuk diperlihatkan
dalam Gambar 3-4a, yang mempergunakan penunjuk untuk memperlihatkan
jumlah perputaran. Di samping itu terdapat pula register cydometris yang
diperlihatkan pada Gambar 3-4b yang mempergunakan roda-roda angka.
3-3-4 Transformator untuk Alat-alat Pengukuran Dalam keadaan arus searah,
maka untuk memperbesar daerah pengukuran suatu tahanan shunt atau seri
dipergunakan. Untuk kepentingan yang sama maka dalam keadaan pemakaian
pada arus bolak balik, suatu transformer khusus yang dikenal sebagai
transformator alat-alat pengukuran dipergunakan. Dalam prinsipnya suatu
transformator alat pengukur adalah identik dengan transformator daya, akan
tetapi dalam transformator alat-alat Gambar 3-4.
2.5 TEKNIK PENGUKURAN DAN ALAT UKUR
21
SAMBUNGAN LISTRIK TM PENGUKURAN TM TARIF TUNGGAL MENGGUNAKAN
PERALATAN CUBICLE DENGAN KABEL TM (sistem 3 kawat)
22
SAMBUNGAN LISTRIK TM PENGUKURAN TM TARIF GANDA
MENGGUNAKAN PERALATAN CUBICLE DENGAN KABEL TM & KVARH
(sistem 4 kawat
23
2.6 PERENCANAAN KARTU PEMELIHARAAN
PT. PLN (PERSERO)
Electricity For A Better Life
Komp PLN/GI. Cigereleng, Jl. Mohammad Toha KM 04, Kota Bandung, Jawa Barat
KARTU PEMELIHARAAN
JARINGAN PENYULANG PRIMER
No
Parameter Pantau
Kegiatan
Keterangan
Standar
Catatan Pemeliharaan
Nilai
Fisik
1
Jaringan
Juni
B
penggantian
Akibat gangguan eksternal
konduktor telanjang
(Pohon, layang-layang)
TB
Juli
B
Agustus
TB
B
menjadi berisolasi.
2
3
Penyulang
Saluran
Penambahan
Untuk mengurangi beban-
penyulang
beban penyulang yang sudah
Dipasangnya SUTM
overload
Dilakukan secara bertahap
berisolasi
dengan melakukan
penggantian secara
konduktor A3C menjadi full
isolated (MVTIC)
24
TB
4
Bushing
5
6
Tangki radiator
Tinggi permukaan
minyak
Kinerja
1
Pengukuran beban
Ukuran arus dan tegangan
sekunder, ukur arus primer
2
Pemasangan recloser
RTU SCADA
Kepala regu
dengan tang amper meter
Program penambahan
recloser
Nama
Paraf
Nama
Paraf
25
2.7 DIAGRAM ALIR PEMELIHARAAN
Mulai
1. Pencatatan pada bagianbagian jaringan distribusi
2. Pelaksanaan inspeksi berdasarkan
gambar diagram satu garis jaringan
distribusi
3. Membuat rencana
pemeliharaan jaringan distribusi
tenaga listrik
4. Audit Maturity Proses
26
Metodologi yang digunakan dalam melakukan audit maturity ini adalah :
i. Memahami proses pemeliharaan yang ada.
ii. Pengujian melalui tanya jawab (interview) dengan pelaksana terkait dengan kegiatan
pemeliharaan yang di lakukan.
iii. Pengujian melalui survey ke lapangan.
27
FLOW CHART METODOLOGI AUDIT MATURIT
Pengujian :
Standar kegiatan pemeliharaan
1. Tanya jawab (interview)
2. Survey lapangan
Kinerja proses pemeliharaan :
1. Data
2. Proses
3. Performance
4. SDM
5. Peralatan dan sasaran
6. Material
7. Program tambahan
Kesimpulan
28
Untuk melakukan Audit Maturity dari proses bisnis dan menentukan bagaimana
meningkatkan kinerja unit, maka digunakan beberapa parameter yaitu :
1) Data
: Pengelolaan data,baik itu data hasil inspeksi maupun sehingga data
tersebut menjadi informasi yang berguna
2) SDM
: Orang yang melakukan kegiatan proses pemeliharaan baik dari
jumlah maupun skillnya.
3) Proses
: Proses baik dari inspeksi hingga pemeliharan mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan/kontrol.
4) Peralatan dan Sarana: insfrastruktur guna mendukung proses pemeliharaan
5) Performance
: Pencapaian kinerja unit setempat.
6) Material
: Pengelolaan material baik untuk pekerjaan gangguan maupun
pemeliharaan
29
BAB III
HASIL MONITORING DAN ANALISIS
3.1 HASIL MONITORING DAN CATATAN PEMELIHARAAN JARINGAN
PENYULANG PRIMER
Data dan waktu tidak bisa dilakukan secara langsung untuk menyurvei akibat
keterbatasan waktu dan membutuhkan jadwal pemeliharaan yang bersifat continue.
3.2 ANALISA DATA
Penyulang utama atau primer adalah jaringan yang langsung keluar dari gardu
induk yang pada umumnya terdiri atas jaringan fasa dengan fasa tiga, empat kawat
dan cabang serta sub cabang dapat berupa jaringan fasa tunggal atau fasa tiga.
Ditinjau dari segi konstruksi dan tempat penghantar terpasang, maka jaringan
primer (jaringan tegangan menengah) dibedakan menjadi dua macam yaitu :
a. Saluran udara tegangan menengah
b. Saluran kabel tegangan menengah di bawah tanah
Jenis pendekatan pemeliharaan yang dipakai pada jaringan penyulang primer
ini adalah Preventive Maintenance.
Salah satu usaha untuk meningkatkan mutu, daya guna, dan keandalan
tenaga listrik yang telah tercantum dalam tujuan pemeliharaan adalah menyusun
program pemeliharaan periodik dengan jadual tertentu.
Menurut siklusnya kegiatan pelaksanaan pemeliharan distribusi dapat dikelompokan
dalam empat kelompok yaitu :
Pemeliharaan Bulanan.
Pemeliharaan tri wulanan.
Pemeliharaan semesteran.
30
Pemeliharaan tahunan.
Pemeliharaan 3 tahunan.
3.3 MANUAL PEMELIHARAAN
Sebelum melakukan pemeliharaan tentu kita harus mengetahui hal apa saja
yang perlu kita lakukan. Urutan langkah pemeliharaan ini bisa membuat
kegiatan pemeliharaan lebih efisien. Urutan langkah pemeliharaan pada PC
sebagai berikut:
2. Lihat kondisi fisik secara visual
3. Catat pada bagian-bagian jaringan distribusi tenaga listrik tersebut yang sudah
memerlukan pemeliharaan, perbaikan ataupun penggantian
4. Laksanakan inspeksi tersebut berdasarkan gambar diagram satu garis jaringan
31
PENDAHULUAN
1.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI JARINGAN PENYULANG PRIMER
Penyulang utama atau primer adalah jaringan yang langsung keluar dari gardu induk
yang pada umumnya terdiri atas jaringan fasa dengan fasa tiga, empat kawat dan cabang
serta sub cabang dapat berupa jaringan fasa tunggal atau fasa tiga.
Ditinjau dari segi konstruksi dan tempat penghantar terpasang, maka jaringan primer
(jaringan tegangan menengah) dibedakan menjadi dua macam yaitu :
a. Saluran udara tegangan menengah
b. Saluran kabel tegangan menengah di bawah tanah
Saluran udara menyalurkan daya listrik melalui kawat atau kabel yang dipasang atau
digantung pada tiang-tiang dengan perantaraan isolator, sedangkan saluran kabel bawah
tanah menyalurkan daya listrik melalui kabel tanah yang digelar dibawah permukaan
tanah.
Dalam pendistribusian tenaga listrik, harus diperhatikan hal – hal sebagai berikut :
1. Regulasi tegangan pada jaringan tegangan menengah yaitu variasi tegangan
pelayanan (tegangan terminal konsumen) harus pada batas – batas yang diijinkan
yaitu ±5% dari tegangan kerja untuk sistem radial diatas tanah dan sistem simpulan.
2. Kontinyuitas pelayanan dan pengamanan yaitu tidak sering terjadi pemadaman
listrik karena gangguan, dan jika terjadi gangguan dapat dengan cepat diatasi. Hal
tersebut dapat dicapai dengan pengamanan dengan peralatan pengaman, pentanahan
dan sebagainya.
3. Efisiensi sistem distribusi listrik yaitu menekan serendah mungkin rugi – rugi
teknis dengan pemilihan peralatan dan pengoprasiannya yang baik dan juga
menekan rugi – rugi non teknis dengan mencegah pencurian dan kesalahan
pengukuran.
1
4. Fleksibelitas terhadap pertambahan beban. Untuk penyaluran tegangan listrik dari
sumber daya listrik baik berupa pusat pembangkitan maupun gardu induk sampai ke
pusat – pusat beban digunakan jaringan tegangan menengah.
1.2 ELEMEN DASAR JARINGAN PENYULANG PRIMER
1.2.1 Jaringan Distribusi Primer
Sistem distribusi primer merupakan bagian dari sistem distribusi yang
berfungsi untuk menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik dari pusat suplai
daya besar (Bulk Power Source) atau disebut gardu induk ke pusat – pusat beban.
Penurunan tegangan sistem ini dari teganga transmisi pertama pada gardu induk
subtransmisi dimana tegangan 150 kV atau ke tegangan 70 kV, kemudian pada gardu
induk distribusi kembali dilakukan penurunan tegangan menjadi 20 kV. Dalam
pendistribusian tenaga listrik, harus diperhatikan hal – hal sebagai berikut :
1. Regulasi tegangan pada jaringan tegangan menengah yaitu variasi tegangan
pelayanan (tegangan terminal konsumen) harus pada batas – batas yang diijinkan
yaitu ±5% dari tegangan kerja untuk sistem radial diatas tanah dan sistem simpulan.
2. Kontinyuitas pelayanan dan pengamanan yaitu tidak sering terjadi pemadaman
listrik karena gangguan, dan jika terjadi gangguan dapat dengan cepat diatasi. Hal
tersebut dapat dicapai dengan pengamanan dengan peralatan pengaman, pentanahan
dan sebagainya.
3. Efisiensi sistem distribusi listrik yaitu menekan serendah mungkin rugi – rugi
teknis dengan pemilihan peralatan dan pengoprasiannya yang baik dan juga
menekan rugi – rugi non teknis dengan mencegah pencurian dan kesalahan
pengukuran.
4. Fleksibelitas terhadap pertambahan beban. Untuk penyaluran tegangan listrik dari
sumber daya listrik baik berupa pusat pembangkitan maupun gardu induk sampai ke
pusat – pusat beban digunakan jaringan tegangan menengah.
Pada sistem jaringan distribusi primer saluran yang digunakan pada masing –
masing beban disebut penyulang (Feeder). Pada umumnya setiap penyulang diberi
nama sesuai dengan daerah beban yang dilayani, hal ini bertujuan untuk
2
memudahkan mengingat jalur – jalur yang dilayani oleh penyulang tersebut. Sistem
penyaluran tenaga listrik pada jaringan distribusi primer dapat dibedakan menjadi
tiga yaitu :
1. Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)
Jenis penghantar yang dipakai adalah kabel tanpa isolasi seperti kawat AAAC (All
Aluminium Alloy Conductor), ACSR (Alluminium conductor steel reinforce) dan lain –
lain.
2. Saluran Kabel Udara Tegangan Menengah (SKUTM)
Jenis penghantar yang dipakai adalah berisolasi seperti MVTIC (Medium Voltage
Twested Insulate Cable)
3. Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM)
Jenis penghantar yang dipakai adalah kabel tanam berisolasi PVC (Poly Venyl
Clorida), EXLP (Crosslink Polythelene).
Sistem pengaman jaringan tegangan menengah 20 kV merupakan satu komponen
sangat penting yang dirancang untuk mengamankan jaringan dan peralatan tegangan
menengah. Secara umum peralatan pengaman yang terdapat pada system jaringan
distribusi tegangan menengah adalah Pemutus Tenaga (PMT), Pemisah (PMS), Saklar
Seksi Otomatis (SSO), Saklar Beban (SB), Tie Swicth (TS), Penutup Balik Otomatis
(PBO) /Recloser dan Pelebur.
1.2.2
Sistem Pengaman Jaringan Distribusi Primer
Sistem pengaman adalah sistem pengaman yang dilakukan kepada peralatan – peralatan
listrik yang terpasang di jaringan sistem tenaga listrik 19
3
terhadap kondisi abnormal operasi itu sendiri. Sistem pengaman bertujuan untuk
mencegah, membatasi, atau melindungi jaringan dan peralatan terhadap bahaya
kerusakan yang disebabkan karena gangguan yang bersifat temporer maupun
permanent, sehingga kualitas dan keandalan penyaluran daya listrik yang diharapkan
oleh konsumen dapat terjamin dengan baik. Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan
pada sistem pengaman adalah :
a. Kecepatan bertindak (quikness of action)
b. Pemilihan tindakan (selectivity or discrimination action)
c. Peka (sensitivity)
d. Keandalan (reliability)
Sistem pengaman jaringan tegangan menengah 20 kV merupakan satu komponen sangat
penting yang dirancang untuk mengamankan jaringan dan peralatan tegangan
menengah. Secara umum peralatan pengaman yang terdapat pada system jaringan
distribusi tegangan menengah adalah Pemutus Tenaga (PMT), Pemisah (PMS), Saklar
Seksi Otomatis (SSO), Saklar Beban (SB), Tie Swicth (TS), Penutup Balik Otomatis
(PBO) /Recloser dan Pelebur.
1.2.2.1 Pemutus Tenaga (PMT)/Circuite Breaker (CB)
Pemutus Tenaga (PMT) circuite breaker (CB) adalah suatu saklar yang bekerja secara
otomatis memutus hubungan listrik pada jaringan dalam keadaan berbeban pada saat
mengalami gangguan yang disebabkan baik dari luar/external maupun dari
dalam/internal. Dalam sistem pengoperasiannya, alat ini dilengkapi dengan rele arus
Over Current Relay (OCR) yang berfungsi sebagai pengaman jaringan dari arus lebih.
1.2.2.2 Pemisah (PMS)/Disconekting Switch (DS)
Pemisah (PMS) Disconekting Switch (DS) adalah suatu saklar yang berfungsi untuk
memisahkan atau menghubungkan suatu jaringan pada saat tidak berbeban (tidak dilairi
arus). Pada umumnya alat ini akan difungsikan pada saat diadakan pemeliharaan rutin
yang dilakukan oleh PLN. 20
4
1.2.2.3 Load Break Switch (LBS)
Saklar pemutus beban (Load Break Switch, LBS) merupakan saklar atau pemutus arus
tiga phasa untuk penempatan di luar ruas pada tiang pancang, yang dikendalikan secara
manual maupun secara elektronis. load break switch (LBS) mirip dengan alat pemutus
tenaga (PMT) atau Circuit Breaker (CB) dan biasanya dipasang dalam saluran distribusi
listrik.
Monitoring dan pengendaliannya menggunakan sistem SCADA (Supervisory Control
And Data Acquisition) dengan peralatan modul pengontrol berupa RTU (Remote
Terminal Unit). Basis komunikasi antara RTU pada panel LBS dan ruang kontrol PLN
secara umum terdiri dari dua jenis, yaitu GPRS dan radio.
load break switch (LBS) berfungsi sebagai peralatan hubung yang bekerja membuka dan
menutup rangkaian arus listrik , mempunyai kemampuan memutus arus beban dan tidak
mampu memutus arus gangguan. load break switch (LBS) juga berfungsi sebagai
pemutusan lokal atau penghubung instalasi listrik 20 kV pada saat dilakukan perawatan
jaringan distribusi pada daerah tertentu sehingga tidak mengganggu daerah lain yang
masih beroperasi.
Gambar 2.6 Load Break Swich (LBS)
Sumber : Swastika Mahardika, 2014
5
Gambar 2.7 Kubikel / Panel pengendali Load break switch (LBS)
Sumber : Swastika Mahardika, 2014
Sistem pengendalian elektronik load break switch (LBS) ditempatkan pada
sebuah kotak pengendali yang terbuat dari baja anti karat sehingga dapat digunakan
dalam berbagai kondisi lingkungan. Panel pengendali atau kubikel LBS merupakan
alat yang mempermudah dalam proses pengoprasian load break switch (LBS), serta
harus rutin pada pemeliharaannya.
1.3 DIAGRAM DAN MEKANISME OPERASI JARINGAN PENYULANG
PRIMER
Jaringan Pada Sistem Distribusi tegangan menengah (Primer 20kV) dapat
dikelompokkan menjadi lima model, yaitu Jaringan Radial, Jaringan hantaran
penghubung (Tie Line), Jaringan Lingkaran (Loop), Jaringan Spindel dan Sistem
Gugus atau Kluster.
6
a. Jaringan Radial
Gambar 2.2. Jaringan Radial
Sistem distribusi dengan pola Radial seperti Gambar 2.2. Adalah sistem distribusi
yang paling sederhana dan ekonomis. Pada sistem ini terdapat beberapa penyulang
yang menyuplai beberapa gardu distribusi secara radial.
Gambar 2.2. Konfigurasi Jaringan Radial
Dalam penyulang tersebut dipasang gardu-gardu distribusi untuk konsumen. Gardu
distribusi adalah tempat dimana trafo untuk konsumen dipasang. Bisa dalam
bangunan beton atau diletakan diatas tiang. Keuntungan dari sistem ini adalah sistem
ini tidak rumit dan lebih murah dibanding dengan sistem yang lain.
Namun keandalan sistem ini lebih rendah dibanding dengan sistem lainnya.
Kurangnya keandalan disebabkan karena hanya terdapat satu jalur utama yang
menyuplai gardu distribusi, sehingga apabila jalur utama tersebut mengalami
gangguan, maka seluruh gardu akan ikut padam.
Kerugian lain yaitu mutu tegangan pada gardu distribusi yang paling ujung kurang
baik, hal ini dikarenakan jatuh tegangan terbesar ada diujung saluran.
b. Jaringan Hantaran Penghubung (Tie Line)
7
Sistem distribusi Tie Line seperti Gambar 2.3. digunakan untuk pelanggan penting
yang tidak boleh padam (Bandar Udara, Rumah Sakit, dan lainlain).
Gambar 2.3. Konfigurasi Jaringan Hantaran Penghubung
Sistem ini memiliki minimal dua penyulang sekaligus dengan tambahan Automatic
Change Over Switch / Automatic Transfer Switch, setiap penyulang terkoneksi ke
gardu pelanggan khusus tersebut sehingga bila salah satu penyulang mengalami
gangguan maka pasokan listrik akan di pindah ke penyulang lain.
c. Jaringan Lingkar (Loop)
Pada Jaringan Tegangan Menengah Struktur Lingkaran (Loop) seperti Gambar 2.4.
dimungkinkan pemasokannya dari beberapa gardu induk, sehingga dengan demikian
tingkat keandalannya relatif lebih baik.
8
Gambar 2.4. Konfigurasi Jaringan Loop
d. Jaringan Spindel
Sistem Spindel seperti pada Gambar 2.5. adalah suatu pola kombinasi jaringan dari
pola Radial dan Ring. Spindel terdiri dari beberapa penyulang (feeder) yang
tegangannya diberikan dari Gardu Induk dan tegangan tersebut berakhir pada sebuah
Gardu Hubung (GH).
Gambar 2.5. Konfigurasi Jaringan Spindel
9
Pada sebuah spindel biasanya terdiri dari beberapa penyulang aktif dan sebuah
penyulang cadangan (express) yang akan dihubungkan melalui gardu hubung. Pola
Spindel biasanya digunakan pada jaringan tegangan menengah (JTM) yang
menggunakan kabel tanah/saluran kabel tanah tegangan menengah (SKTM).
Namun pada pengoperasiannya, sistem Spindel berfungsi sebagai sistem Radial. Di
dalam sebuah penyulang aktif terdiri dari gardu distribusi yang berfungsi untuk
mendistribusikan tegangan kepada konsumen baik konsumen tegangan rendah
(TR) atau tegangan menengah (TM).
e. Sistem Gugus atau Sistem Kluster
Konfigurasi Gugus seperti pada Gambar 2.6. banyak digunakan untuk kota besar
yang mempunyai kerapatan beban yang tinggi. Dalam sistem ini terdapat Saklar
Pemutus Beban, dan penyulang cadangan.
Gambar 2.6. Konfigurasi Sistem Kluster
Dimana penyulang ini berfungsi bila ada gangguan yang terjadi pada salah satu
penyulang konsumen maka penyulang cadangan inilah yang menggantikan fungsi
suplai kekonsumen.
10
BAB II
PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PEMELIHARAAN
2.1 PENDEKATAN PEMELIHARAAN YANG DIPERLUKAN
Pemeliharaan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dilakukan untuk menjaga dan
mempertahankan kondisi sistem dalam keadaan baik atau normal, baik selama
beroperasi, maupun saat sedang tidak dioperasikan.
Pada dasarnya tidak ada suatu sistem yang benar-benar free maintenance, jadi setiap
sistem memerlukan pemeliharaan.
Jenis pendekatan pemeliharaan yang dipakai pada jaringan penyulang primer ini
adalah Preventive Maintenance.
Pemeliharaan Preventif JTM dan JTR
Pemeliharaan Preventif Jaringan Distribusi adalah kegiatan pemeliharaan yang
terencana berdasarkan hasil inspeksi JTM dan JTR.
a. Pemeliharaan Preventif JTM meliputi :
i. Pembersihan Right Of Way (ROW), minimum dalam radius 2,5 m harus
bebas dari gangguan pohon dan dari benda lain yang mengganggu (mis:
kerangka layang-layang, sarang burung).
ii. Pembersihan / pengamanan dari pohon atau benda lain yang berpotensi
mengganggu jaringan distribusi meskipun jarak radius amannya masih lebih
jauh dari 2,5 m. (pekerjaan pembersihan ini akan dibayar dengan biaya khusus
diluar anggaran biaya dalam kontrak berjalan) .
b. Pemeliharaan Preventif JTR
Pemeliharaan preventif JTR meliputi :
i. Pembersihan ROW untuk penghantar terbuka dalam radius 2,5 m harus
bersih dari gangguan pohon dan bersih dari benda lain yang mengganggu
ii. JTR dan perbaikan konstruksi Jaringan Distribusi (Tiang miring, andongan
kendor, peralatan pendukung rusak , konektor kendor dan lain-lain)
2.2 PARAMETER SISTEM YANG PERLU DITANGANI DALAM
PEMELIHARAAN
1.1 Fisik
11
1. Benang layang-layang yang menyangkut di kabel SUTM
2. Angin yang dapat menyebabkan dahan/ranting pohon mengenai saluran
SUTM
3. Untuk mengurangi kegagalan atau kerusakan trafo, dilakukan pemeliharaan.
Hal ini sesuai dari tujuan pemeliharaan yaitu: menjaga agar peralatan
komponen dapat dioperasikan secara optimal berdasarkan spesifikasinya
1.2 Kinerja
1. Pemilihan CB yang tidak sesuai
2. Pemasangan yang tidak baik
3. Monitoring dalam pengendalian LBS
2.3 METODA MONITORING YANG DIPERLUKAN
Jenis Pengendalian load break switch (LBS)
Jenis pengendalian load break swich (LBS) ada 2 yaitu :
1. Secara manual
Gambar 2.8 Load Break Switch (LBS)
Sumber : Swastika Mahardika, 2014
Pada umumnya jika pengontrolan jarah jauh tidak bisa berjalan dengan baik maka
langkah selanjutnya adalah pemutusan dan penyambungan beban secara manual
yaitu dengan cara menarik tuas dengan menggunakan hook stick yang terdapat
pada gambar 2.8. Gambar 2.8 merupakan bagian peralatan utama LBS. Terdapat
tulisan OFF dan ON, warna tulisan OFF merah, sedangkan ON berwarna hijau.
12
Jika kita menarik tuas berlawanan arah jarum jam maka LBS akan mengalami
kondisi OFF. Sebaliknya jika tuas ditarik searah jarum jam berarti LBS dalam
kondisi ON. Pekerjaan ini dilakukan oleh petugas rayon maupun dari operasi
distribusi, untuk peralatannya menggunakan hook stick dan juga peralatan K3
untuk keamanan petugas pelaksana.
Gambar 2.9 Tongkat penarik tuas LBS (hook stick)
Sumber : Swastika Mahardika, 2014 22
13
Gambar 2.9 merupakan alat yang digunakan untuk menarik tuas pada load break switch
(LBS), tongkat ini (hook stick) dilindungi oleh isolasi sehingga sangat aman bagi petugas.
Tongkat tersebut dapat dipanjangkan yaitu dengan cara ditarik memanjang.
2. Secara terkontrol
Yaitu dengan pemutusan dan penyambungan secara jarak jauh menggunakan
sistem SCADA (Supervisory Control And Data Acquisition) yang dibangun oleh
PLN, dengan ini proses pemutusan maupun penghubungan beban menjadi lebih
mudah
1. TRANSFORMATOR
Untuk mengurangi kegagalan atau kerusakan trafo, dilakukan pemeliharaan. Hal
ini sesuai dari tujuan pemeliharaan yaitu: menjaga agar peralatan komponen dapat
dioperasikan secara optimal berdasarkan spesifikasinya, menjamin jaringan berfungsi
dengan baik untuk mendistribusikan energy listrik dan menjamin energi diterima
pelanggan dengan mutu dan keandalan yang baik.
PLN Distribusi Jawa Timur, mulai dari tahun 2009 telah menerapkan program
pemeliharaan trafo yang disebut pemeliharaan gardu terpadu trafo meliputi
pemeliharaan fisik trafo, panel proteksi trafo dan pentanahan, dimana dalam
pelaksanaannya terus dilakukan perbaikan-perbaikan metode/konsep, baik dari sisi
perencanaan, anggaran, pengendalian, pengelolaan, dan metode evaluasi sehingga
diharapkan index keandalan trafo semakin baik yang pada akhirnya dapat diperoleh
kepuasan dan senyum dari pelanggan.
2.4 PENJADWALAN PEMELIHARAAN
Jadwal Pemeliharaan Distribusi
Salah satu usaha untuk meningkatkan mutu, daya guna, dan keandalan tenaga
listrik yang telah tercantum dalam tujuan pemeliharaan adalah menyusun program
pemeliharaan periodik dengan jadual tertentu.
Menurut siklusnya kegiatan pelaksanaan pemeliharan distribusi dapat dikelompokan
dalam empat kelompok yaitu :
14
Pemeliharaan Bulanan.
Pemeliharaan tri wulanan.
Pemeliharaan semesteran.
Pemeliharaan tahunan.
Pemeliharaan 3 tahunan.
Karena volume fisik sistem jaringan distribusi ini cukup banyak, maka dalam
pelaksanaannya perlu diatur waktunya disesuaikan dengan kemampuan yang ada.
4.1. Jadwal Pemeliharaan Bulanan
Jadwal ini dilaksanakan dalam keadaan beroperasi/bertegangan:
Misalnya : Trafo distribusi.
No
KOMPONEN /
CARA PELAKSANAAN
PERAWATAN
1
Tinggi pemukaan minyak
Periksa tinggi permukaan minyak
2
Bushing
Periksaadanya yang keretakan / pecah
3
Tangki radiator
Periksa adanya suara-suara tidak normal,
karena kebocoran minyak
4
Pemadam kebakaran
Periksa alat pemadam kebakaran seperti
aapakah masih berfungsi baik / atau tidak
Pengukuran beban
5
Ukuran arus dan tegangan sekunder, ukur
arus primer dengan tang amper meter
15
4.2. Pemeliharaan Tri wulanan (3 bln)
Pemeliharaan tri wulanan atau 3 bulanan adalah suatu kegiatan dilapangan yang
dilaksanakan dalam tiga bulan dengan maksud untuk mengadakan pemeriksaan
kondisi system.Dengan harapan langkah-langkah yang perlu dilaksanakan perbaikan
system peralatan yang terganggu dapat ditentukan lebih awal.Bila ada keterbatasan
dalam masalah data pemeliharaan, program pemeliharaan triwulan dapat dibagi
untuk memelihara bagian-bagian jaringan distribusi yang rawan gangguan,
diantaranya adalah saluran telanjang atau tidak berisolasi.Dimana saluran udara
semacam ini diperkirakan paling rawan terhadap gangguan external misalnya pohonpohon, benang layang-layang dsb.
Kegiatan yang perlu dilakukan dalam program triwulanan adalah :
Mengadakan inspeksi terhadap saluran udara harus mempunyai jarak aman yang
sesuai dengan yang di ijinkan (2 m).
Mengadakan evaluasi terhadap hasil inspeksi yang telah dilaksanakan dan segera
mengadakan tindak lanjut.
4.3. Pemeliharaan Semesteran (6 bln)
Pemeliharaan semesteran atau enam bulanan adalah suatu kegiatan yang
dilakukan dilapangan dengan maksud untuk mengetahui sendiri kemungkin keadaan
beban jaringan dan tegangan pada ujung jaringan suatu penyulang TR (tegangan
rendah).Dimana besarnya regulasi tegangan yang diijinkan oleh PLN pada saat ini
adalah + 5% untuk sisi pengirim dan – 10% untuk sisi penerima.Perbandingan
beban untuk setiap fasanya pada setiap penyulang TR tidak kurang dari 90%; 100%
dan 110%.Hal ini untuk menjaga adanya kemencengan tegangan yang terlalu besar
pada saat terjadi gangguan putus nya kawat netral (Nol) di jaringan TR.
Kegiatan yang perlu dilakukan dalam pemeliharaan ini adalah :
16
Melakukan pengukuran (timbang) beban.
Melaksanakan pengukuran tegangan ujung jaringan.
Mengadakan evaluasi hasil pengukuran dan menindak lanjuti.
Memeriksa keadaan penghantar/kawat.
Membersihkan isolator.
Memeriksa kondisi tiang.
Contoh : Jadwal pemeliharaan Semesteran
Dilaksanakan dalam keadaan beroperasi, bebas tegangan:
No
1
KOMPONEN /
PERAWATAN
Kawat Penghantar
CARA PELAKSANAAN
o
Bebaskan kawat penghantar dari
tegangan
o Pasang peralatan grounding pada
kawat tersebut
o Periksa kondisi kawat
o Bersihkan kawat dari benda asing
o Pasang repair slove atau armorgrif
apabila ada kawat yang rusak
o Periksa andongan kawat
o Periksa ikatan kawat pada isolator
o
Periksa klem sambungan baut
bautnya
o Periksa jarak aman dari penghantar
sesuai aturan / ketentuan
2
Bocoran
o Bersihkan dari debu dan kotoran
yang menempel pada isolator
17
o Periksa apakah ada yang cacat atau
pecah
o
Lakukan
penggantian
untuk
isolator yang rusak
o Kencangkan baut baut penguatnya
dsb
3
Tiang
o Periksa posisi tiang
o Untuk tiang besi bila catnya rusak
di cat kembali
o Ganti apabila tiang mulai keropos
o Pasang schoor apabila posisi tiang
miring akibat tarikan kawat dan
sebagainya
4.4. Pemeliharaan Tahunan (1 thn)
Pemeliharaan tahunan merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk
mengadakan pemeriksaan dan perbaikan system peralatan.Kegiatan pemeliharaan
tahunan biasanya dilaksanakan menurut tingkat prioritas tertentu .Pekerjaan
perbaikan system peralatan yang sifatnya dapat menunjang operasi secara langsung
atau pekerjaan-pekerjaan yang dapat mengurangi adanya gangguan operasi system
perlu mendapat prioritas yang lebih tinggi.
Pada prakteknya pemeliharaan tahunan dapat dilaksanakan dalam dua keadaan
yaitu :
Pemeliharaan tahunan keadaan bertegangan.
Pemeliharaan tahunan keadaan bebas tegangan.
18
4.4.1. Pemeliharaan Tahunan Keadaan Bertegangan
Pekerjaan-pekerjaan yang perlu dilakukan untuk pemeliharaan tahunan keadaan
bertegangan adalah mengadakan pemeriksaan secara visual (inspeksi) dengan
maksud untuk menemukan hal-hal atau kelainan-kelainan yang
dikawatirkan/dicurigai dapat menyebabkan gangguan pada operasi system, sebelum
periode pemeliharaan tahunan berikutnya terselenggara.Pemeliharaan semacam ini
pada pelaksanaanya meng-gunakan chek list untuk memudahkan para petugas
memeriksa dan mendata hal-hal perlu diperhatikan dan dinilai.
4.4.2. Pemeliharaan Tahunan Keadaan Bebas Tegangan
Pemeliharaan peralatan / perlengkapan jaring distribusi TM / TR yang
dilaksanakan dimana obyeknya dalam keadaan tanpa tegangan atau pemadaman. Hal
ini bukan berartii disekitar obyek pemeliharaan benar-benar sama sekali tidak
bertegangan. Pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan tahunan pada keadaan bebas
tegangan adalah pekerjaan-pekerjaan yang meliputi :
Pemeriksaan.
Pembersihan.
Pengetesan.
Penggantian material Bantu : fuse link, sekring.
Adapun bagian-bagian system yang perlu dilakukan pemeliharaan tahunan secara
periodik diantaranya adalah :
JTM dan peralatanya.
19
Gardu distribusi dan PHB-TR.
JTR dan peralatanya (bila ada).
Sambungan rumah dan APP.
5. Pemeliharaan Tiga Tahunan
Pemeliharaan tiga tahunan merupakan program pemeliharaan sebagai tindak
lanjut dari kegiatan pemeliharaan tahunan yang telah diselenggarakan.Kegiatan
pemeliharaan tiga tahunan dilaksanakan dalam keadaan bebas tegangan dimana sifat
pemeliharaanya baik teliti dan penyaluran, biasa sampai tahap bongkar pasang (over
houl).Dengan keadaan ini, pelaksanaan pemeliharaan tiga tahunan merupakan
kegiatan pemeliharaan rutin yang termasuk pekerjaan pemeriksaan rutin sistematis.
2.4 ALAT BANTU UKUR YANG DIPERLUKAN
ALAT BANTU UKUR
1.
KWh meter
2.
Tang ampere
Alat ukur tang ampere atau
dikenal juga dengan sebutan
Ampere
meter jepit bekerja dengan prinsip, yang sama dengan inti primer sebuah
transformator arus seperti tampak pada Gambar 3-3. Dengan alat ukur tang
ampere ini pengukuran arus dapat dilakukan tanpa memutuskan suplai listrik
terlebih dahulu. Konstruksi dari alat ukur tang ampere ini diperlihatkan pada
Gambar 3-3.
3.
Register
20
Satu alat mengintegrasikan dan memperlihatkan jumlah perputaran dari
kepingan disebut register. Register dibuat sebagai petunjuk diperlihatkan
dalam Gambar 3-4a, yang mempergunakan penunjuk untuk memperlihatkan
jumlah perputaran. Di samping itu terdapat pula register cydometris yang
diperlihatkan pada Gambar 3-4b yang mempergunakan roda-roda angka.
3-3-4 Transformator untuk Alat-alat Pengukuran Dalam keadaan arus searah,
maka untuk memperbesar daerah pengukuran suatu tahanan shunt atau seri
dipergunakan. Untuk kepentingan yang sama maka dalam keadaan pemakaian
pada arus bolak balik, suatu transformer khusus yang dikenal sebagai
transformator alat-alat pengukuran dipergunakan. Dalam prinsipnya suatu
transformator alat pengukur adalah identik dengan transformator daya, akan
tetapi dalam transformator alat-alat Gambar 3-4.
2.5 TEKNIK PENGUKURAN DAN ALAT UKUR
21
SAMBUNGAN LISTRIK TM PENGUKURAN TM TARIF TUNGGAL MENGGUNAKAN
PERALATAN CUBICLE DENGAN KABEL TM (sistem 3 kawat)
22
SAMBUNGAN LISTRIK TM PENGUKURAN TM TARIF GANDA
MENGGUNAKAN PERALATAN CUBICLE DENGAN KABEL TM & KVARH
(sistem 4 kawat
23
2.6 PERENCANAAN KARTU PEMELIHARAAN
PT. PLN (PERSERO)
Electricity For A Better Life
Komp PLN/GI. Cigereleng, Jl. Mohammad Toha KM 04, Kota Bandung, Jawa Barat
KARTU PEMELIHARAAN
JARINGAN PENYULANG PRIMER
No
Parameter Pantau
Kegiatan
Keterangan
Standar
Catatan Pemeliharaan
Nilai
Fisik
1
Jaringan
Juni
B
penggantian
Akibat gangguan eksternal
konduktor telanjang
(Pohon, layang-layang)
TB
Juli
B
Agustus
TB
B
menjadi berisolasi.
2
3
Penyulang
Saluran
Penambahan
Untuk mengurangi beban-
penyulang
beban penyulang yang sudah
Dipasangnya SUTM
overload
Dilakukan secara bertahap
berisolasi
dengan melakukan
penggantian secara
konduktor A3C menjadi full
isolated (MVTIC)
24
TB
4
Bushing
5
6
Tangki radiator
Tinggi permukaan
minyak
Kinerja
1
Pengukuran beban
Ukuran arus dan tegangan
sekunder, ukur arus primer
2
Pemasangan recloser
RTU SCADA
Kepala regu
dengan tang amper meter
Program penambahan
recloser
Nama
Paraf
Nama
Paraf
25
2.7 DIAGRAM ALIR PEMELIHARAAN
Mulai
1. Pencatatan pada bagianbagian jaringan distribusi
2. Pelaksanaan inspeksi berdasarkan
gambar diagram satu garis jaringan
distribusi
3. Membuat rencana
pemeliharaan jaringan distribusi
tenaga listrik
4. Audit Maturity Proses
26
Metodologi yang digunakan dalam melakukan audit maturity ini adalah :
i. Memahami proses pemeliharaan yang ada.
ii. Pengujian melalui tanya jawab (interview) dengan pelaksana terkait dengan kegiatan
pemeliharaan yang di lakukan.
iii. Pengujian melalui survey ke lapangan.
27
FLOW CHART METODOLOGI AUDIT MATURIT
Pengujian :
Standar kegiatan pemeliharaan
1. Tanya jawab (interview)
2. Survey lapangan
Kinerja proses pemeliharaan :
1. Data
2. Proses
3. Performance
4. SDM
5. Peralatan dan sasaran
6. Material
7. Program tambahan
Kesimpulan
28
Untuk melakukan Audit Maturity dari proses bisnis dan menentukan bagaimana
meningkatkan kinerja unit, maka digunakan beberapa parameter yaitu :
1) Data
: Pengelolaan data,baik itu data hasil inspeksi maupun sehingga data
tersebut menjadi informasi yang berguna
2) SDM
: Orang yang melakukan kegiatan proses pemeliharaan baik dari
jumlah maupun skillnya.
3) Proses
: Proses baik dari inspeksi hingga pemeliharan mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan/kontrol.
4) Peralatan dan Sarana: insfrastruktur guna mendukung proses pemeliharaan
5) Performance
: Pencapaian kinerja unit setempat.
6) Material
: Pengelolaan material baik untuk pekerjaan gangguan maupun
pemeliharaan
29
BAB III
HASIL MONITORING DAN ANALISIS
3.1 HASIL MONITORING DAN CATATAN PEMELIHARAAN JARINGAN
PENYULANG PRIMER
Data dan waktu tidak bisa dilakukan secara langsung untuk menyurvei akibat
keterbatasan waktu dan membutuhkan jadwal pemeliharaan yang bersifat continue.
3.2 ANALISA DATA
Penyulang utama atau primer adalah jaringan yang langsung keluar dari gardu
induk yang pada umumnya terdiri atas jaringan fasa dengan fasa tiga, empat kawat
dan cabang serta sub cabang dapat berupa jaringan fasa tunggal atau fasa tiga.
Ditinjau dari segi konstruksi dan tempat penghantar terpasang, maka jaringan
primer (jaringan tegangan menengah) dibedakan menjadi dua macam yaitu :
a. Saluran udara tegangan menengah
b. Saluran kabel tegangan menengah di bawah tanah
Jenis pendekatan pemeliharaan yang dipakai pada jaringan penyulang primer
ini adalah Preventive Maintenance.
Salah satu usaha untuk meningkatkan mutu, daya guna, dan keandalan
tenaga listrik yang telah tercantum dalam tujuan pemeliharaan adalah menyusun
program pemeliharaan periodik dengan jadual tertentu.
Menurut siklusnya kegiatan pelaksanaan pemeliharan distribusi dapat dikelompokan
dalam empat kelompok yaitu :
Pemeliharaan Bulanan.
Pemeliharaan tri wulanan.
Pemeliharaan semesteran.
30
Pemeliharaan tahunan.
Pemeliharaan 3 tahunan.
3.3 MANUAL PEMELIHARAAN
Sebelum melakukan pemeliharaan tentu kita harus mengetahui hal apa saja
yang perlu kita lakukan. Urutan langkah pemeliharaan ini bisa membuat
kegiatan pemeliharaan lebih efisien. Urutan langkah pemeliharaan pada PC
sebagai berikut:
2. Lihat kondisi fisik secara visual
3. Catat pada bagian-bagian jaringan distribusi tenaga listrik tersebut yang sudah
memerlukan pemeliharaan, perbaikan ataupun penggantian
4. Laksanakan inspeksi tersebut berdasarkan gambar diagram satu garis jaringan
31