STATISTIK DAN METODOLOGI PENELITIAN bisnis
STATISTIK DAN METODOLOGI PENELITIAN
Dosen : Dra. Lili Musnelina, M.Si.,Apt
TEKNIK PENULISAN LAPORAN (KARYA) ILMIAH
Di Susun oleh :
Akhmad Prasetyadi
11334033
Irma Abriantika N
13334602
Putri Gyar P
13334603
Dimas Vernanda
13334734
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM FARMASI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-NYA sehingga makalah ini
dapat selesai tepat pada waktunya
Tujuan di buat makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Statistik dan
Metodologi Penelitian serta untuk menambah wawasan baru dalam proses penyusunan dan
pengolahan suatu karya laporan ilmiah
Makalah ini kami susun berdasarkan ilmu yang kami dapat dan pelajari serta tambahan dari
media online dan teman teman sekalian
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu kami
megharapkan adanya saran dan kritik yang membangun dari para pembaca sekalian demi
menyempurnakan makalah ini agar dapat lebih bermanfaat di masa mendatang bagi kami dan
pembaca sekalian
Bogor , 24 April 2015
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Karya ilmiah (bahasa Inggris: scientific paper) adalah laporan tertulis dan diterbitkan
yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau
sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh
masyarakat keilmuan.
Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan
karya ilmiah seperti makalah, laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir). Skripsi umumnya
merupakan laporan penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara
itu, makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran
ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para
pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan
kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan
penelitian.
Menulis laporan karya ilmiah sering kali menjadi masalah banyak orang. Mulai dari
anak SMP yang mungkin telah pernah membuat karya ilmiah sampai pada calon doktor yang
sedang dalam masa disertasi. Berbagai Alasan dikemukakan seperti tak ada waktu, sibuk,
biaya kurang dan yang lainnya.
Menyelesaikan laporan karya ilmiah terkait dengan kegiatan menulis. Seperti yang kita
ketahui, menulis merupakan keterampilan berbahasa yang masih menjadi masalah di negeri
kita. Keterampilan menulis memang tidak bisa muncul dengan serta merta. Dibutuhkan
perpaduan dan kerjasama antara talenta manusia dengan wawasan kebahasaan. Talenta
melahirkan semangat menulis, dan wawasan kebahasaan menjadi modal untuk terampil
menulis. Talenta saja tidak cukup, sebab sebagai sebuah kemampuan dibutuhkan latihan yang
rutin dan benar sebagai tujuan untuk pengasahan kemampuan yang sudah dimiliki. Semakin
sering berlatih maka kemampuan menulis akan semakin baik. Jika hanya sekadar ingin
pandai menulis, memang hanya dibutuhkan waktu beberapa bulan saja. Namun untuk
menjadi penulis yang handal dibutuhkan waktu yang lama, bahkan bertahun-tahun.
Tulisan bersifat efektif apabila didasarkan atas prinsip-prinsip yang sama seperti yang
dilakukan sebelumnya, yaitu kejelasan, ketetapan, dan kenalaran. Seperti halnya sebuah
percobaan, tulisan harus didasarkan pada koordinasi yang baik dan rapi. Seperti salah satu
kata ahli bahasa Petrson, 1980 bahwa koordinasi yang baik merupakan kunci utama tulisan
yang baik.
Menulis laporan karya ilmiah sama halnya dengan karya ilmiah popular lainnya. Oleh
karena itu dalam makalah ini kami mengangkat tema penulisan karya ilmiah.
Rumusan Masalah
1.
Apa itu Karya Ilmiah?
2.
Bagaimana langkah-langkah penulisan Karya Ilmiah?
3.
Bagaimana sistematika dalam penulisan Karya Ilmiah?
Tujuan
1.
2.
3.
Untuk mengetahui pengertian Karya Ilmiah.
Untuk mengetahui langkah-langkah penulisan Karya Ilmiah.
Untuk mengetahui sistematika dalam penulisan Karya Ilmiah.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Karya Ilmiah
Karya ilmiah adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian
atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi
kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Karya ilmiah terbentuk dari kata “karya” dan “ilmiah”. Karya berarti kerja dan hasil
kerja dan ilmiah berari bersifat ilmu. Dengan demikian karya ilmiah berarti kerja atau hasil
kerja berdasarkan ilmu atau kerja yang bersifat ilmu. Ilmu merupakan pengetahuan yang
diperoleh berdasarkan metode-metode ilmiah. Metode ilmiah dilakukan untuk mendapatkan
kebenaran ilmiah. Oleh karena itu, karya ilmiah harus berisi kebenaran ilmiah. Jadi, karya
ilmiah adalah karya yang disusun dengan menggunakan metode ilmiah untuk mendapatkan
kebenaran ilmiah.
Teknik penulisan karya ilmiah
Pentingnya Karya Ilmiah
Karya ilmiah adalah naskah tertulis yang disusun, baik oleh sesorang ataupun
sekelompok orang, yang membahas suatu pokok bahasan dengan menuangkan gagasangagasan tertentu melalui identifikasi, deskrepsi dan analisis terhadap permasalahannya dan
saran-saran pemecahannya.
Dasar-dasar Penyusunan Karya Ilmiah
Karya ilmiah sebenarnya adalah sarana komunikasi, agar pesan yang disampaikan
penulis dapat diterima oleh penerima pesan (pembaca) dengan benar dan lengkap, hasil
tulisan haruslah disusun dengan memperlihatkan tidak saja kebenaran dan kelengkapan isi
pesan yang akan disampaikan dan cara menyampaikannya, tetapi juga siapa yang akan
menerima pesan itu.
Menyusun karya ilmiah harus mengikuti langkah-Iangkah metode ilmiah yang terdiri
dari : mengatur dan mengorganisasikan gagasan melalui pemikiran yang konseptual dan
prosedur yang telah disepakati. para ilmuwan.
Penyusunan karya ilmiah harus pula mengikuti kaidah-kaidah tata penulisan yang
lazim digunakan oleh masyarakat ilmiah agar pembaca dapat dengan efektif dan efisien
memahami jalan pikiran serta kandungan naskah yang dibuat penulis.
Kualifikasi untuk penulisan karya ilmiah
Kualifikasi yang diminta dari para ilmuwan dalam penulisan karya tulis ilmiah adalah:
a. Pengetahuan dasar tentang cara menulis suatu karya ilmiah, baik yang menyangkut
struktur tulisan, teknik penulisan dan kemampuan menggunakan bahasa yang baik
dan benar, sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku.
b. Pengetahuan dasar tentang metode penelitian.
c. Wawasan yang luas tentang teori maupun praktek dalam bidang kependidikan
pelatihan.
d. Penguasaan keilmuan atau materi di bidang studi menjadi ke ahlian atau yang
Diajarkannya.
Disamping kualifikasi tersebut diatas, persyaratan yang tidak kalah penting adalah
kesenangannya untuk: menulis. Sebagian besar dari para penulis yang terkenal
mengungkapkan bahwa kemampuan mereka menulis pertama-tama didukung
oleh kegemaran mereka membaca, menulis dan terns mencoba menulis.
Tujuan penulisan Karya ilmiah.
Pedoman ini menekankan pembahasannya pada aspek-aspek yang perlu diperhatikan
dalam menyusun suatu karya tulis ilmiah. Dikandung maksud untuk : melengkapi uraian
dalam buku ini dengan contoh-contoh yang dapat lebih memudahkan pemahamannya
Prinsip dasar umum karya ilmiah
Ciri-ciri Tulisan yang baik
Pada hakekatnya sangat sulit untuk: menilai baik buruknya sebuah tulisan (naskah
ilmiah sksnario, hasil pengalaman, laporan dan lain-lain.) yang ditulisoleh seseorang atau
kelompok orang tertentu. Secara obyektif ukuran yang dipergunakan untuk: menilai suatu
naskah tulisan banyak dikembangkan para ahli, namun yang terbaik dari berbagai cara
pengukuran derajat baik buruk tulisan dimaksud, hingga saat ini belum ada yang baku.
Kriteria tulisan yang dianggap dapat diterima oleh pembaca umumnya mempunyai ciri-ciri :
a. Adanya tata pikir yang runtut dalam artian :
(1) lelas dan mudah dimengerti(selfexplamation).
(2) AIur pembahasan logis dan sistematis.
(3) Dapat mengungkapkan pertimbangan-pertimbangan analisis dari perihal yang dibahas.
(4) Mampu secara komparatif menunjukkan kemanfaatan berdasarkan perbandingan yang
besumber pada kasus atau permasalahan nyata.
(5) mempunyai konklus dan pembahasan.
b. Adanya penggunaan bahasa yang baik dan berdasarkan artian :
(1) Menggunakan kata-kata yang mudah dan tepat
(2) menggunakan katalkalimat aktif yang mampu mendorong membangkitkan dan
memperkuat pemahaman pembaca
(3) bersemangat ungkapanungkapannya, misalnya : "Para ahli mengajarkan masyarakat agar
menggunakan saringan pasir" mempunyai makna lebih kuat dari pada "Saringan pasir
disarankan untuk dipergunakan oleh masyarakat seperti yang dianjikan para ahli.",
(4) Seakan-akan berbicara langsung kepada pembaca dalam nada dan gaya yang
mengesankan dan meyakinkan.
(5) mengembangkan gaya anda sendiri, bukan adopsi orang lain. Dengan kata lain " write to
express not to impress."
(6) menggunakan bahasa yang hidup dan menggugah interest pembaca.
(7) menggunakan sebanyak mungkin ekspresi dialog yang mampu . memancing dan
Melarutkan perasaan pembaca seolah-olah ia sedang berbicara dengan penulis.
(8) menggunakan teknis bahasa pembuka tulisan yang menum buhkan kesabaran maupun
"greget" untuk menyelesaikan keseluruhan pembahasan.
c. Adanya unsur obyektifitas dalam artian :
(1) Menunjukkan data dan fakta nyata
(2) menggunakan keterangan.
(3) menghindarkan spekulasi dan asal-asalan.
(4) mencegah manipulasi yang membingungkan dan merusak wawasan.
Langkah-Iangkah Penulisan Naskah.
Langkah-langkah dalam menyusun tulisan / naskah, pada umumnya dapat dikembangkan
oleh setiap orang. Namun demikian secara pokok, agar tulisan kita dapat diterima dan
dimengerti orang perIu dirancang dan diterapkan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Buat rencana umum penulisan :
(1) Tentukan seearajelas apa yang akan ditulis dan diyakinkan benar berbagairujukan
yang akan dipergunakan, tersedia atau perIu dieari.
(2) Ketahui pembaea yang akan memanfaatkan tulisan tersebut.
(3) Biasakan agar setiap kali ide datang, segera tuliskan pada lembaran kertas atau
notes apa adanya dulu.
(4) siapkan eatatan-eatatan keeil pada lembar kertas lepas atau buku notes yang setiap
kali bisa ditambah ide-ide.
(5) buat list kebutuhan buku/refrensi/kepustakaan yang diperIukan. (6) buat tatanan
pembobotan (outline) tulisan.
b. Menelusuri bahan materi :
(1) Cari buku/tex book terkait yang sudah direneanakan.
(2) Kembangkan metode pendekatan wawaneara pengamatan atau pengkajian.
(3) kumpulkan masukan dari berbagai instansi yang berkaitan (dokumen, arsip, buku
laporan dan lain-lain).
c. Mengatur dan mengorganisasikan bahan-baban tulisan.
(1) Bahan-bahan yang telah terkumpul, diatur seeara sistematis dalam urutanurutan
logis sesuai reneana.
(2) hindarkan hal-hal yang membingungkan antara fak:ta/data dengan pendapatJ
pandangan seseorang atau instansi tertentu. Untuk materi yang bernilai fakta
biasanya lebih obyektif dibandingkan dengan pendapat atau pandangan seseorang.
(3) informasi yang baik, tepat dan akurat masukan kedalam batang tubuh tulisan,
sedangkan bahan-bahan penunjang diletakkan pada bagian lampiran atau
tambahan.
Teknik penulisan dan petunjuk pengetikan
Penulisan karya tulis ilmiah harus realistis, obyektif dengan dukungan data dan
informasi dalam bentuk essay dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar,
uraiannya harns yang mudah dipahami oleh pembaca.
A.Sampul Muka :
Contoh Judu/ :
JUDUL
............
......................................... .................................................
~
..... .
DISAMP AIKAN UNTUK MELENGKAPI UJIAN DINAS TK.lIlUJIAN
PENYESUAIAN IJAZAH
DEPARTEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMATlKA
Nama
.
NIP . ....•..............
UNITKERJA
TAHUN 2009.
B. Sistematika Penulisan
1. Judul Bab ditempatkan di tengah-tengah dibawah kata/tulisan BAB, semuanya ditulis
dengan hurufbesar (Kapital).
2. Judul Sub Bab di tempatkan ditepi dengan huruf awal setiap kata ditulis dengan huruf
besar, kecuali kata sambung.
3. Urutan penggunaan hurnf dari dan angka sebagai berikut:
a. Bab ........................................................................................... I, II, III, dst.
b. Sub Bab ... ............................................... ................................. A. B, C, dst.
c. Anak Sub Bab ............................................... .......... 1,2, 3, dst.
d. Pecahan dari anak sub bab ......................................... A, b, c, dst.
e. Anak dari pecahan ..................................................................... 1), 2), 3),dst.
f. Pecahan dari anak pecahan ....................................................... a), b), c), dst.
Baris pertama dari setiap paragraf pengetikan bisa dimulai dari ketukan ke tujuh, tetap
lurns, hanya untuk paragraf barn diberi spasi 2 setiap baris 59 ketukan.
c. Petunjuk Pengetikan
Untuk memenuhi persyaratan standar tata tulis Karya Tulis yang berkaitan dengan
pengetikan sebagai berikut :
1. Penggunaan kertas. Jenis dan ukuran kertas adalah kertas HVS, berat 80 g, wama
putih,ukuran kwarto atau A4.
2. Penggunaan komputer atau mesin ketik. Penulis Karya Tulis Ilmiah dengan
menggunakan perangkat computer dianjurkan menggunakan jenis huruf" Times New
Roman" ukuran 12, sedangkan penulisan Karya tulis dengan menggunakan perangkat
mesin Tik Manuall Elektronik menggunakan hurnf "PICA," sehingga bisa memuat 59
huruf dalam tiap baris.10 Tinta atau pita yang digunakan untuk penulisan Karya
Tulis banyak berwarna "HITAM"
3. Ruang ketik, ialah ruang yang disediakan untuk pengetikan Karya Tulis yang
berukuran 15 x 22 cm. Dalam ruang ketikan seluas itu memuat 59 huruf setiap
baris dan jumlah baris sebanyak 22 baris dengan jarak 2 spasi.
4. Ruang tepi ialah ruang sekeliling ruang ketikan dan ruang tepi ini harus
dikosongkan kecuali untuk nomor halaman.
a) Lebar ruang tepi kiri 3,5 cm.
b) Lebar ruang tepi kanan 2,5cm
c) Lebar ruang atas 4 cm.
d) Lebar ruang bawah 3,5 cm.
Langkah Pembuatan Karya Ilmiah
A.
Tahap Persiapan
1.
Pemilihan Topik/ Masalah untuk Karya Ilmiah
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan pada saat menentukan topik
untuk karya ilmiah. Dalam penulisannya harus mengikuti kaidah kebenaran
isi, metode kajian, serta tata cara penulisannya yang bersifat keilmuan.
Salah satu cara untuk memenuhi kaidah tersebut adalah dengan melakukan
pemilihan topik yang jelas dan spesifik. Pemilihan untuk karya ilmiah dapat
dilakukan dengan cara:
a. Merumuskan tujuan
b. Menentukan Topik
c. Menelusuri Topik
2.
Mengidentifikasi Pembaca Karya Ilmiah
Kewajiban seorang penulis karya ilmiah adalah memuaskan kebutuhan
pembacanya akan informasi, yaitu dengan cara menyampaikan pesan yang
ditulisnya agar mudah dipahami oleh pembacanya. Sebelum menulis, kita
harus mengidentifikasi siapa kira-kira yang akan membaca tulisan kita. Hal
tersebut perlu dipertimbangkan pada saat kita menulis karya ilmiah agar
tulisan kita tepat sasaran.
3.
B.
Menentukan Cakupan Isi Materi Karya Ilmiah
Cakupan materi adalah jenis dan jumlah informasi yang akan disajikan di
dalam tulisan.
Pengumpulan Informasi Untuk Penulisan Karya Ilmiah
1.
Memanfaatkan Perpustakaan Sebagai Sumber Data, Informasi, Dan Bahan
Untuk Tulisan
Perpustakaan pada umumnya menyediakan berbagai koleksi data atau
informasi yang terekam dalam berbagai bentuk media, seperti media cetak
dan media audiovisual. Hal pertama yang harus kita lakukan pada saat
memasuki perpustakaan adalah memahami di mana letak sumber informasi
yang dibutuhkan berada. Salah satu tempat yang patut kita tuju adalah
bagian referensi. Bagian referensi ini biasannya berisi koleksi tentang
encyclopedia, indeks, bibliografi, atlas dan kamus
a.
b.
c.
d.
e.
2.
Mencari Buku dengan Online Catalog dan Card Catalog
Memeriksa Bahan-Bahan Pustaka yang Telah Diperoleh
Membuat Catatan dari Bahan-bahan Pustaka
Membuat Ringkasan dan ‘Paraphrasing’
Membuat Kutipan
Melakukan Wawancara Untuk Mendapatkan Informasi Untuk Tulisan
Ada empat hal yang harus diperhatikan pada saat akan melakukan
wawancara untuk keperluan proyek penulisan karya ilmiah, yaitu;
a.
b.
c.
d.
C.
Menentukan orang yang tepat untuk diwawancarai
Mempersiapkan pedoman wawancara
Melaksanakan wawancara
Mengolah hasil wawancara
Tahap Proses Penulisan
Tahap Penulisan merupakan perwujudan tahap persiapan ditambah dengan
pembahasan yang dilakukan selama dan setelah penulisan selesai.
1. Tahap Pra Penulisan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Pemilihan dan pembatasan topik
Merumuskan tujuan
Mempertimbangkan bentuk karangan
Mempertimbangkan pembaca
Mengumpulkan data pendukung
Merumuskan judul
Merumuskan tesis
Penyusunan ide dalam bentuk karangan atau outline
2. Pemilihan Topik
a. Apa yang akan kita tulis?
b. Topik dapat diperoleh dari berbagai sumber.
c. Empat syarat: keterkuasaian, ketersediaan bahan, kemenarikan,
kemanfaatan.
d. Agar lebih fokus, topik perlu dibatasi.
3. Tahap Penulisan Draf
a. Mengekspresikan ide-ide ke dalam tulisan kasar.
b. Pengembangan ide masih bersifat tentatif.
c. Pada tahap ini, konsentrasikan perhatian pada ekspresi/gagasan, bukan pada
aspek-aspek mekanik.
4. Tahap Revisi
a. Memperbaiki ide-ide dalam karangan, berfokus pada penambahan,
pengurangan, penghilangan, penataan isi sesuai dengan kebutuhan
pembaca.
b. Kegiatan: (a) membaca ulang seluruh draf, (b) sharing atau berbagi
pengalaman tentang draf kasar karangan dengan teman, (c) merevisi dengan
memperhatikan reaksi, komentar/masukan.
5. Tahap Penyuntingan
a. Memperbaiki perubahan-perubahan aspek mekanik karangan.
b. Memperbaiki karangan pada aspek kebahasaan dan kesalahan mekanik
yang lain.
c. Aspek mekanik antara lain: huruf kapital, ejaan, struktur kalimat, tanda
baca, istilah, kosakata, format karangan.
D.
6. Tahap Publikasi
a. Tulisan akan berarti dan lebih bermanfaat jika dibaca orang lain.
b. Sesuaikan tulisan dengan media publikasi yang akan kita tuju.
Tahap Evaluasi
Tahap terakhir yaitu verifikasi atau evaluasi, apa yang dituliskan sebagai hasil
dari tahap iluminasi itu diperiksa kembali, diseleksi, dan disusun sesuai dengan
fokus tulisan. Mungkin ada bagian yang tidak perlu dituliskan, atau ada hal-hal
yang perlu ditambahkan, dan lain-lain. Mungkin juga ada bagian yang
mengandung hal-hal yang peka, sehingga perlu dipilih kata-kata atau kalimat
yang lebih sesuai, tanpa menghilangkan esensinya.
Jenis Karya Ilmiah
Makalah
adalah karya ilmiah yang menyajikan permasalahan dan pembahasannya berdasarkan data di
lapangan atau kepustakaan yang bersifat empiris dan objektif.
Kertas Kerja
Kertas kerja adalah karya ilmiah yang bersifat lebih mendalam daripada makalah dengan
menyajikan data di lapangan atau kepustakaan yang bersifat empiris dan objektif. Kertas
kerja ditulis untuk disajikan dalam seminar atau lokakarya.
Laporan Praktik Kerja
Laporan praktik kerja adalah karya tulis ilmiah yang memaparkan data hasil temuan di
lapangan atau instansi perusahaan tempat kita bekerja. Jenis karya ilmiah ini merupakan
karya ilmiah untuk jenjang diploma III (DIII).
Skripsi
Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan
pendapat orang lain (karya ilmiah S I). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar sarjana
langsung (observasi lapangan) skripsi tidak langsung (studi kepustakaan).
Tesis
Tesis adalah karya tulis ilmiah yang mengungkapkan pengetahuan baru dengan melakukan
pengujian terhadap suatu hipotesis. Tesis ini sifatnya lebih mendalam dari skripsi (karya
ilmiah S II). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar magister.
Disertasi
Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan teori atau dalil baru yang dapat
dibuktikan berdasarkan fakta secara empiris dan objektif (karya ilmiah S III). Karya ilmiah
ini ditulis untuk meraih gelar doktor.
Perbedaan antara makalah, kertas kerja dengan skripsi, tesis, dan disertasi
dapat dilihat dari hal-hal berikut:
(1) kegunaannya,
(2) tebal halaman,
(3) waktu pengerjaan, dan
(4) gelar akademik.
Karakteristik Karya ilmiah
1. Mengacu kepada teori
Artinya karangan ilmiah wajib memiliki teori yang dijadikan sebagai
landasan berpikir / kerangka pemikiran / acuan dalam pembahasan
masalah.
Fungsi teori :
1. Tolak ukur pembahasan dan penjawaban persoalan
2. Dijadikan data sekunder / data penunjang ( data utama ; fakta )
3. Digunakan untuk menjelaskan, menerangkan, mengekspos dan mendeskripsikan suatu
gejala
4. Digunakan untuk mendukung dan memperkuat pendapat penulis.
2. Berdasarkan fakta
Artinya setiap informasi dalam kerangka ilmiah selalu apa adanya,
sebenarnya dan konkret.
3. Logis
Artinya setiap keterangna dalam kerangka ilmiah selalu dapat
ditelusuri, diselidiki dan diusut alasan-alasannya, rasional dan dapat
diterima akal.
4. Objektif
Artinya dalam kerangka ilmiah semua keterangan yang diungkapkan
tidak pernah subjektif, senantiasa faktual dan apa adanya, serta tidak
diintervensi oleh kepentingan baik pribadi maupun golongan.
5. Sistematis
Baik penulisan / penyajian maupun pembahasan dalam karangan
ilmiah disajikan secara rutin, teratur, kronologis, sesuai dengan
prosedur dan sistem yang berlaku, terurut, dan tertib.
6. Sahih / Valid
Artinya baik bentuk maupun isi karangan ilmiah sudah sah dan benar
menurut aturan ilmiah yang berlaku.
7. Jelas
Artinya setiap informasi dalam karangan ilmiah diungkapkan
sejernih-jernihnya, gamblang, dan sejelas-jelasnya sehingga tidak
menimbulkan pertanyaan dan keraguan-raguan dalam benak
pembaca.
8. Seksama
Baik penyajian maupun pembahasan dalam karangan ilmiah
dilakukan secara cermat, teliti, dan penuh kehati-hatian agar tidak
mengandung kesalahan betapa pun kecilnya.
9. Tuntas
Pembahasan dalam karangan ilmiah harus sampai ke akar-akarnya.
Jadi, supaya karangan tuntas, pokok masalah harus dibatasi tidak
boleh terlalu luas.
10. Bahasanya Baku
Bahasa dalam kerangka ilmiah harus baku artinya harus sesuai
dengan bahasa yamg dijadikan tolak ukur / standar bagi betu l
tidaknya penggunaan bahasa
.
11. Penulisan sesuai dengan aturan standar (nasional /
internasional)
Akan tetapi, tata cara penulisan laporan penelitian yang berlaku di
lembaga tempat penulis bernaung tetap harus diperhatikan.
Persyaratan Menulis Karya Ilmiah
1. Menguasi teori ;
2. Memiliki pengalaman
3. Bersifat terbuka
4. Bersifat objektif
5. Memiliki kemampuan berbahasa
Langkah-Langkah Penulisan Karya Ilmiah
Pemilihan Topik
Cara memilih topik yang baik dalam karya ilmiah adalah sebagai
berikut:
a) topik itu sudah dikuasai;
b) topik itu paling menarik perhatian;
c) topik itu ruang lingkupnya terbatas;
d) data itu objektif;
e) memiliki prinsip-prinsip ilmiah (ada landasan teori atau teori-teori
sebelumnya;
f) memiliki sumber acuan.
Penentuan Judul
Cara menulis judul adalah dengan menentukan kerangka karangan
dengan pembatasan topik.
Contoh:
topik : Pendidikan
masalah apa : Motivasi
mengapa : Sistem
di mana : MAN Tambakberas
waktu : tiga bulan
kajian : praktik/penerapan
Catatan : Syarat judul yang baik adalah sebagai berikut:
1. harus bebentuk frasa,
2. tanpa ada singkatan atau akronim,
3. awal kata harus huruf kapital kecuali preposisi dan konjungsi,
4. tanpa tanda baca di akhir judul karangan,
5. menarik perhatian,
6. logis, dan
7. sesuai dengan isi.
Penulisan Kerangka karangan
Kerangka karangan adalah pengelompokan dan pengamatan jenis
fakta dan sifatnya menjadi kesatuan yang bertautan.
Contoh:
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Pembatasan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Kerangka Teori
1.5 Sumber Data
1.6 Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 …
2.2 …
BAB III METODE PENELITIAN DAN KAJIAN
3.1 …
3.2 …
BAB IV ANALISIS DATA
4.1 …
4.2 …
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 …
5.2 …
RAGANGAN SKRIPSI SEMENTARA
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR KAMUS
LAMPIRAN DATA
Pengumpulan Data
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pengumpulan data
adalah sebagai berikut:
a. mencari informasi/data dari kepustakaan;
b. menyusun daftar angket;
c. melakukan wawancara;
d. melakukan pengamatan di lapangan;
e. melakukan percobaan di laboratorium.
Penyusunan Data
Penyusunan data dapat diartikan menyeleksi, mengolah, dan
menganalisis data dengan menggunakan teknik-teknik atau metode yang
telah ditentukan.
Pengetikan
Setelah data disusun lalu diadakan pengetikan data (penelitian).
Pemeriksaan
Pemeriksaan data (penelitian) dapat dilakukan melalui tahapan
penerapan bahasa berikut:
1. penyusunan paragraf,
2. penerapan kalimat baku,
3.penerapan diksi/pilihan kata, dan
4. penerapan EYD.
Sistematika Penulisan Karya Ilmiah
A.
Bab I: Pendahuluan
Bab I tentang pendahuluan merupakan bagian awal dari karya tulis ilmiah.
Pendahuluan ini berisi: Latar belakang masalah dan analisis masalah, rumusan
masalah biasa dalam bentuk pertanyaan penelitian dan atau hipotesis, definisi
istilah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, asumsi atau anggapan dasar,
metode penelitian secara garis besar beserta tekhnik pengumpulan data dan
pendekatannya, lokasi dan sampel penelitian. Secara ringkas berikut ini dibahas
satu persatu.
1.
Latar Belakang Masalah
Pembahasan dalam latar belakang masalah ini bermaksud
mengungkapkan mengapa masalah yang diteliti itu timbul dan penting
dilihat dari segi profesi penilik, pengembangan ilmu dan kepentingan
pembangunan. Yang perlu disajikan dalam latar belakang masalah adalah
apa yang membuat peneliti merasa tertantang, penasaran dan resah
sekiranya masalah tersebut tidak diteliti. Dalam latar belakang masalah
sebaiknya diungkapkan gejala-gejala kesenjangan yang terdapat di lapangan
sebagai dasar pemikiran untuk memunculkan permasalahan. Ada baiknya
kalau diutarakan kerugian-kerugian apa yang bakal diderita apabila masalah
tersebut dibiarkan tidak diteliti untuk pemecahannya. Sebaliknya,
keuntungan-keuntungan apa yang bakal diperoleh apabila masalah tersebut
dipecahkan melalui penelitian. .Di samping itu, perlu diuraikan pula secara
jelas masalah yang hendak diteliti di wilayah kerjanya.
Untuk mampu merumuskan latar belakang secara runtut, jelas dan
tujum, maka penilik dituntut untuk mampu membaca dan memaknai gejalagejala yang muncul dalam dunia pendidikan luar sekolah. Untuk itu,
pengetahuan yang luas dan terpadu mengenai teori-teori dan hasil-hasil
penelitian terdahulu yang dimiliki penilik perlu sejak awal dilakukan.
2.
Rumusan Masalah
Merumuskan masalah merupakan pekerjaan kecermatan. Hal yang
dapat menolong penilik keluar dari kesulitan merumuskan judul dan
masalah adalah pengetahuan yang luas dan terpadu mengenai teori-teori dan
hasil-hasil penelitian para pak dalam bidang-bidang yang terkait dengan
masalah yang akan diteliti. Dalam rumusan dan analisis masalah sekaligus
juga diidentifikasi variabel-variabel dalam penelitian beserta definisi
operasionalnya (penjelasan istilahnya).Untuk mempermudah, maka
rumusan masalah dapat dinyatakan dalam bentuk kalimat bertanya
(pertanyaan penelitian) dan atau kalimat pernyataan yang berbentuk
hipotesis setelah didahului uraian tentang masalah.
3.
Pertanyaan penelitian dan Hipotesis
Pertanyaan penelitian dan atau hipotetis dijabarkan dari rumusan
masalah. Pertanyaan penelitian dikemukakan dalam kalimat-kalimat tanya
tentang hal-hal yang berkaitan dengan masalah atau sub masalah yang akan
dicari jawabannya dalam karya ilmiah. Hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap masalah atau sub masalah yang diajukan oleh penilik
sebagai peneliti. Pertanyaan penelitian dan atau hipotesis dijabarkan dari
landasan teori atau tinjauan pustaka yang akan dicari jawabannya atau
masih harus diuji kebenarannya.Melalui karya tulis ilmiah, hipotesis akan
dinyatakan dapat diterima diterima atau ditolak.
Hipotesis harus dibuat dalam setiap penelitian yang bersifat
analitis.Untuk penelitian yang bersifat deskriptif, yang bermaksud
mendetesiskan masalah yang diteliti, hipotesis tidak perlu dibuat, oleh
karena memang tidak pada tempatnya. Hipotesis penelitian harus
dirumuskan dalam kalimat afirmatif.Hipotesis tidak boleh dirumuskan
dalam kalimat bertanya, kalimat menyuruh, kalimat menyarankan, atau
kalimat mengharapkan.
4.
Penjelasan Istilah atau Definisi operasional
Penjelasan istilah atau definisi operasional digunakan untuk
menjelaskan istilah-istilah yang ada dalam pertanyaan penelitian atau
variabel-variabel dalam hipotetis. Tujuannya adalah supaya terdapat
kesamaan persepsi antara peniik dan pembaca tentang istilah-istilah atau
variabel-variabel yang diajukan oleh penilik sebagai peneliti.
Penjelasan istilah atau definisi operasional harusnya sampai
melahirkan indikator-indikator yang akan diteliti yang kemudian akan
dijabarkan dalam instrumen penelitian. Apabila dipandang perlu maka
istilah yang terdapat dalam judul dan sub judul tesis dapat pula dijelaskan.
Namun yang paling diutamakan yaitu istilah-istilah dalam pertanyaan
penelitian atau variabel-variabel dalam hipotesis.
5.
Tujuan Penelitian /Studi
Rumusan tujuan penelitian/studi ini menyajikan hasil yang ingin
dicapai setelah penelitian selesai dilakukan. Oleh sebab itu rumusan tujuan
itu harus konsisten dengan rumusan masalah dan mencerminkan pula proses
penelitiannya. Rumusan tujuan penelitian tidak boleh sama dengan rumusan
maksud penulisan karya ilmiah yang ditulis pada halaman Sampul Luar dan
halaman Sampul Dalam.
Tujuan penelitian bisa terdiri atas tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum menggambarkan secara singkat dalam satu kalimat tentang
apa yang ingin dicapai melalui penelitian. Tujuan khusus dirumuskan
dalam bentuk butir-butir (misalnya, 1, 2, 3, dst) yang secara spesifik
mengacu kepada pertanyaan-pertanyaan penelitian.
6.
Asumsi atau Anggapan dasar
Fungsi asumsi atau anggapan dasar dalam sebuah karya tulis ilmiah
merupakan titik pangkal penelitian dalam rangka penulisan karya ilmiah
itu.Asumsi/anggapan dasar dapat berupa teori, evidensi-evidensi dan dapat
pula pemikiran peneliti sendiri. Apapun materinya, asumsi/anggapan dasar
tersebut harus sudah merupakan sesuatu yang tidak perlu dipersoalkan atau
dibuktikan lagi kebenarannya; sekurang-kurangnya bagi masalah yang akan
diteliti pada masa itu. Asumsi/anggapan dasar dirumuskan sebagai landasan
bagi pertanyaan penelitian dan atau hipotesis.
Asumsi/anggapan dasar dirumuskan dalam bentuk kalimat deklaratif,
bukan kalimat bertanya, kalimat menyuruh, kalimat menyarankan atau
kalimat mengharapkan.
B.
7.
Metode Penelitian
Metode Penelitian yang disajikan dalam Bab Pendahulaun bersifat
garis besar, sedangkan rinciannya dikemukakan pada Bab III.Ke dalam
metode penelitian ini dimasukkan instrumen atau alat pengumpulan
data.Metode, dapat disebut metode penelitian historis, deskriptif,
inferensial, eksperimental, atau kaji tindak.Alat (instrumen) pengumpulan
data dapat terdiri atas teknik angket, wawancara, observasi partisipatif,
observasi non-partisipatif, atau tes.Pendekatan penelitian dapat berupa
pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Dipaparkan pula teknik
pengolahan dan analisis data. Apabila dianggap perlu dapat pula
dimasukkan pendekatan sosiologis, pendekatan edukatif, dan sebagainya.
Kedalam bab ini juga dimasukkan proses uji coba dan pengembangan
instrumen penelitian yang secara khusus digunakan untuk mengumpulkan
data.
8.
Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
Di samping menyebut lokasi, populasi dan sampel penelitian pada
bagian ini juga harus disebutkan alasan mengapa penelitian itu dilakukan di
tempat suatu tempat tertentu dan dengan subyek (populasi/sampel)
penelitian tertentu pula. Alasan ini akan menjadi kuat apabila dikaitkan
dengan rumusan masalah, latar belakang masalah, dan tujuan penelitian,
serta teknik analisis data.
Bab II: Kajian Pustaka/Landasan Teoritis
Kajian pustaka sangat penting dalam suatu karya ilmiah, karena melalui
kajian pustaka ditunjukkan kedudukan suatu penelitian di tengah perkembangan
ilmu dalam bidang yang diteliti. Kajian pustaka harus memuat hal-hal berikut ini :
1. apakah teori-teori utama dan teori-teori turunannya dalam bidang yang dikaji,
2. apa yang telah dilakukan oleh orang lain atau peneliti lain dalam bidang yang
diteliti dan bagaimana mereka melakukannya (prosedur, subyek),
3. setelah peneliti melakukan kajian secara komprehenshif, maka dapatlah
diketahui masalah apa yang masih perlu diteliti sehingga jelas kedudukan
penelitian ini di tengah penelitian-penelitian sejenis sebelumnya.
Dalam melaporkan hasil kajiannya, peneliti membandingkan,
mengontraskan, dan meletakkan tempat kedudukan masing-masing dalam
masalah yang sedang diteliti, dan pada akhirnya menyatakan posisi/pendirian
peneliti disertai alasan-alasannya.Dengan demikian menjadi sangat jelas mengapa
peneliti hanya menggunakan teori-teori dan hasil penelitian tertentu saja dan tidak
yang lainnya.Telaah ini diperlukan karena tidak ada penelitian empirik tanpa
didahului telaah kepustakaan.
Telaah teoretis dimaksudkan untuk menampilkan “mengapa dan
bagaimana” teori dan hasil penelitian para pakar terdahulu itu dipergunakan oleh
penilik dalam penelitiannya, termasuk di dalamnya merumuskan asumsi-asumsi
penelitiannya.
Dalam prakteknya, judul Bab II disesuaikan dengan masalahnya, tetapi
dapat juga diberi judul KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORITIK, atau
KAJIAN TEORITIK karena isinya telah tergambar dalam judul penelitian. Bila
dikehendaki, kajian pustaka dapat dituangkan dalam 2 (dua) sub bab, masingmasing mengemukakan tentang teori-teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu
yang relevan, dan sub bab lainnya menjelaskan secara rinci teori yang digunakan
dalam penelitian.
C.
Bab III: Metode Penelitian
Bab ini merupakan penjabaran lebih rinci tentang metode penelitian yang
secara garis besar telah disinggung pada Bab I. Pembatasan istilah yang ada pada
judul dan variabel yang diteliti dalam penelitian juga dijelaskan dalam bab ini.
Semua prosedur dan tahap-tahap penelitian mulai persiapan hingga penelitian
berakhir dijelaskan dalam bab ini. Di samping itu, dilaporkan juga tentang alatalat (instrumen) pengumpulan data yang digunakan beserta proses pengembangan
dan uji validitas dan reliabilitasnya. Sangat penting untuk dijelaskan mengapa
sesuatu tekhnik atau prosedur/metode dipilih oleh peneliti.
D.
Bab IV: Hasil Penelitian Dan Pembahasannya
Dalam bab ini dilaporkan hasil-hasil penelitian. Penyajian mengikuti butirbutir tujuan, pertanyaan, atau hipotesis penelitian.Penyajian hasil penelitian
diikuti oleh pembahasan.Dalam pembahasan ini diperlukan sikap ilmiah peneliti,
yakni sikap bersedia dan terbuka untuk dikritik, sikap bersedia dan terbuka
mengemukakan sebab-sebab keanehan hasil penelitiannya jika hal itu memang
terjadi. Sebaliknya juga peneliti bersikap tidak segan-segan mengemukakan hasilhasil penelitiannya itu secara apa adanya tanpa meninggalkan tata krama ilmiah
dan tata krama pergaulan.
Dalam bab ini dapat pula disajikan rangkuman secara ringkas dan terpadu
sejak dari persiapan hingga penelitian berakhir. Dikatakan ringkas dan terpadu
oleh karena penulisan rangkuman ini tidak harus secara berurutan dari awal
hingga akhir, akan tetapi semua komponennya telah dipadukan menjadi satu
kesatuan yang utuh dan dituangkan ke dalam satu uraian yang padat. Oleh sebab
itu, rumusan-rumusannya tidak perlu sama, bahkan sebaiknya tidak sama, dengan
rumusan-rumusannya tidak perlu sama.
E.
Bab V: Kesimpulan Dan Implikasi/Rekomendasi
Dalam bab ini disajikan penafsiran/pemaknaan peneliti secara terpadu
terhadap semua hasil penelitian yang telah diperolehnya. Karena sudah ada unsur
penafsiran,maka isi kesimpulan akan berbeda dengan rangkuman. Dalam
menuliskan kesimpulan dapat ditempuh salah satu cara dari dua cara berikut : (a)
dengan cara butir demi butir, atau (b) dengan cara esei padat. Untuk karya tulis
maka penulisan kesimpulan dengan cara esei yang padat akan lebih baik dari pada
dengan cara butir demi butir.
Implikasi atau rekomendasi yang ditulis setelah kesimpulan dapat
ditunjukkan kepada para pembuat kebijakan, kepada para pengguna hasil
penelitian yang bersangkutan dan kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk
melakukan penelitian selanjutnya.
F.
Daftar Pustaka
Daftar pustaka memuat semua sumber tertulis (buku, artikel, jurnal,
dokumen resmi, atau sumber-sumber lain dari internet) atau tercetak (misalnya
Compact Disk, Video, film, atau kaset) yang pernah dikutip dan digunakan dalam
penulisan karya ilmiah.Semua sumber tertulis atau tercetak yang tercantum dalam
uraian harus dicantumkan dalam daftar pustaka. Di pihak lain, sumber-sumber
yang tidak pernah dipergunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah tersebut atau
tidak dikutip, tidak perlu dicantumkan dalam daftar pustaka, walaupun pernah
dibaca oleh peneliti.
Cara menulis daftar pustaka berurutan secara alfabetis tanpa nomor
urut.Sumber tertulis/tercerak yang memakan tempat lebih dari satu baris, ditulis
dengan jarak antar-baris satu spasi; sedangkan jarak antara sumber-sumber
tertulis yang saling berurutan adalah dua spasi.
G.
Lampiran-Lampiran
Lampiran-lampiran berisi semua dokumen yang digunakan dalam penelitian
dan penulisan hasil-hasilnya menjadi satu karya tulis ilmiah.Setiap lampiran
diberi nomor urut Lampiran sesuai dengan urutan penggunaannya.Di samping
diberi nomor urut Lampiran ini juga diberi Judul Lampiran. Nomor Urut
Lampiran akan mempermudah pembaca untuk mengaitkannya dengan bab terkait.
Apabila nomor urut lampiran tersebut terdiri atas dua angka Arab dengan diselang
satu tanda penghubung di mana angka depan menyatakan nomor urut lampiran.
Misalnya, lampiran 1.2 artinya lampiran 2 dari Bab 1.
H.
Riwayat Hidup
Riwayat hidup dibuat secara padat dan hanya menyampaikan hal-hal yang
relevan dengan kegiatan ilmiah, tidak semua informasi tentang yang
bersangkutan. Cakupannya adalah: nama lengkap, tempat dan tanggal lahir,
riwayat pendidikan, riwayat pekerjaan dan jabatan (bila telah bekerja), prestasiprestasi yang pernah dicapai, dan apabila ada, karya ilmiah/publikasi yang telah
dihasilkan atau diterbitkan. Riwayat hidup dapat dibuat dengan gaya butir
perbutir dan dapat pula dibuat dengan gaya esei padat. Dalam tesis atau tesis gaya
yang kedua lebih tepat dari pada gaya yang pertama.
Manfaat penyusunan karya ilmiah bagi penulis adalah berikut:
1. Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;
2. Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;
3. Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan;
4. Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis;
5. Memperoleh kepuasan intelektual;
6. Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan.
Tujuh sikap ilmiah bagi penulis adalah sebagai berikut:
1. sikap ingin tahu bertanya mengapa, apa, dan bagaimana;
2. sikap kritis mencari informasi sebanyak mungkin;
3. sikap terbuka menerima pendapat orang lain;
4. sikap objektif menyatakan apa adanya;
5. sikap menghargai orang lain mengutip karangan orang lain dengan mencantumkan
nama pengarang;
6. sikap berani mempertahankan hasil penelitian;
7. sikap futuristik mengembangkan ilmu pengetahuan lebih jauh.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa karya ilmiah merupakan
karya tulis yang di buat seseorang berdasarkan hasil penelitian ilmiah yang telah di
lakukan dan disajikan secara fakta berdasarkan metodologi penulisan yang baik dan
benar melalui langkah – langkah karya ilmiah yang dilakukan secara sistematis.
Saran
Diharapkan para mahasiswa agar membuat suatu Karya Ilmiah dengan melalui
tahapan-tahapan yang sesuai agar Karya Ilmiah yang ditulis dapat menjadi suatu
Karya yang akurat dan terpercaya sehingga dapat bermanfaat bagi banyak orang.
DAFTAR PUSTAKA
“Cara Membuat Karya Tulis Ilmiah.” Ratihtaa. September 2012. Web. 28 Maret 2014.
“Langkah-langkah dalam Penulisan Karya Ilmiah.” Pricillia Meidy. 11 Februari 2013. Web.
28 Maret 2014.
“Langkah-Langkah Penulisan Karya Ilmiah.” Yan Hasiholan. 14 Januari 2013. Web. 28 Maret
2014
Dosen : Dra. Lili Musnelina, M.Si.,Apt
TEKNIK PENULISAN LAPORAN (KARYA) ILMIAH
Di Susun oleh :
Akhmad Prasetyadi
11334033
Irma Abriantika N
13334602
Putri Gyar P
13334603
Dimas Vernanda
13334734
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM FARMASI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-NYA sehingga makalah ini
dapat selesai tepat pada waktunya
Tujuan di buat makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Statistik dan
Metodologi Penelitian serta untuk menambah wawasan baru dalam proses penyusunan dan
pengolahan suatu karya laporan ilmiah
Makalah ini kami susun berdasarkan ilmu yang kami dapat dan pelajari serta tambahan dari
media online dan teman teman sekalian
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu kami
megharapkan adanya saran dan kritik yang membangun dari para pembaca sekalian demi
menyempurnakan makalah ini agar dapat lebih bermanfaat di masa mendatang bagi kami dan
pembaca sekalian
Bogor , 24 April 2015
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Karya ilmiah (bahasa Inggris: scientific paper) adalah laporan tertulis dan diterbitkan
yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau
sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh
masyarakat keilmuan.
Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan
karya ilmiah seperti makalah, laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir). Skripsi umumnya
merupakan laporan penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara
itu, makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran
ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para
pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan
kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan
penelitian.
Menulis laporan karya ilmiah sering kali menjadi masalah banyak orang. Mulai dari
anak SMP yang mungkin telah pernah membuat karya ilmiah sampai pada calon doktor yang
sedang dalam masa disertasi. Berbagai Alasan dikemukakan seperti tak ada waktu, sibuk,
biaya kurang dan yang lainnya.
Menyelesaikan laporan karya ilmiah terkait dengan kegiatan menulis. Seperti yang kita
ketahui, menulis merupakan keterampilan berbahasa yang masih menjadi masalah di negeri
kita. Keterampilan menulis memang tidak bisa muncul dengan serta merta. Dibutuhkan
perpaduan dan kerjasama antara talenta manusia dengan wawasan kebahasaan. Talenta
melahirkan semangat menulis, dan wawasan kebahasaan menjadi modal untuk terampil
menulis. Talenta saja tidak cukup, sebab sebagai sebuah kemampuan dibutuhkan latihan yang
rutin dan benar sebagai tujuan untuk pengasahan kemampuan yang sudah dimiliki. Semakin
sering berlatih maka kemampuan menulis akan semakin baik. Jika hanya sekadar ingin
pandai menulis, memang hanya dibutuhkan waktu beberapa bulan saja. Namun untuk
menjadi penulis yang handal dibutuhkan waktu yang lama, bahkan bertahun-tahun.
Tulisan bersifat efektif apabila didasarkan atas prinsip-prinsip yang sama seperti yang
dilakukan sebelumnya, yaitu kejelasan, ketetapan, dan kenalaran. Seperti halnya sebuah
percobaan, tulisan harus didasarkan pada koordinasi yang baik dan rapi. Seperti salah satu
kata ahli bahasa Petrson, 1980 bahwa koordinasi yang baik merupakan kunci utama tulisan
yang baik.
Menulis laporan karya ilmiah sama halnya dengan karya ilmiah popular lainnya. Oleh
karena itu dalam makalah ini kami mengangkat tema penulisan karya ilmiah.
Rumusan Masalah
1.
Apa itu Karya Ilmiah?
2.
Bagaimana langkah-langkah penulisan Karya Ilmiah?
3.
Bagaimana sistematika dalam penulisan Karya Ilmiah?
Tujuan
1.
2.
3.
Untuk mengetahui pengertian Karya Ilmiah.
Untuk mengetahui langkah-langkah penulisan Karya Ilmiah.
Untuk mengetahui sistematika dalam penulisan Karya Ilmiah.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Karya Ilmiah
Karya ilmiah adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian
atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi
kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Karya ilmiah terbentuk dari kata “karya” dan “ilmiah”. Karya berarti kerja dan hasil
kerja dan ilmiah berari bersifat ilmu. Dengan demikian karya ilmiah berarti kerja atau hasil
kerja berdasarkan ilmu atau kerja yang bersifat ilmu. Ilmu merupakan pengetahuan yang
diperoleh berdasarkan metode-metode ilmiah. Metode ilmiah dilakukan untuk mendapatkan
kebenaran ilmiah. Oleh karena itu, karya ilmiah harus berisi kebenaran ilmiah. Jadi, karya
ilmiah adalah karya yang disusun dengan menggunakan metode ilmiah untuk mendapatkan
kebenaran ilmiah.
Teknik penulisan karya ilmiah
Pentingnya Karya Ilmiah
Karya ilmiah adalah naskah tertulis yang disusun, baik oleh sesorang ataupun
sekelompok orang, yang membahas suatu pokok bahasan dengan menuangkan gagasangagasan tertentu melalui identifikasi, deskrepsi dan analisis terhadap permasalahannya dan
saran-saran pemecahannya.
Dasar-dasar Penyusunan Karya Ilmiah
Karya ilmiah sebenarnya adalah sarana komunikasi, agar pesan yang disampaikan
penulis dapat diterima oleh penerima pesan (pembaca) dengan benar dan lengkap, hasil
tulisan haruslah disusun dengan memperlihatkan tidak saja kebenaran dan kelengkapan isi
pesan yang akan disampaikan dan cara menyampaikannya, tetapi juga siapa yang akan
menerima pesan itu.
Menyusun karya ilmiah harus mengikuti langkah-Iangkah metode ilmiah yang terdiri
dari : mengatur dan mengorganisasikan gagasan melalui pemikiran yang konseptual dan
prosedur yang telah disepakati. para ilmuwan.
Penyusunan karya ilmiah harus pula mengikuti kaidah-kaidah tata penulisan yang
lazim digunakan oleh masyarakat ilmiah agar pembaca dapat dengan efektif dan efisien
memahami jalan pikiran serta kandungan naskah yang dibuat penulis.
Kualifikasi untuk penulisan karya ilmiah
Kualifikasi yang diminta dari para ilmuwan dalam penulisan karya tulis ilmiah adalah:
a. Pengetahuan dasar tentang cara menulis suatu karya ilmiah, baik yang menyangkut
struktur tulisan, teknik penulisan dan kemampuan menggunakan bahasa yang baik
dan benar, sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku.
b. Pengetahuan dasar tentang metode penelitian.
c. Wawasan yang luas tentang teori maupun praktek dalam bidang kependidikan
pelatihan.
d. Penguasaan keilmuan atau materi di bidang studi menjadi ke ahlian atau yang
Diajarkannya.
Disamping kualifikasi tersebut diatas, persyaratan yang tidak kalah penting adalah
kesenangannya untuk: menulis. Sebagian besar dari para penulis yang terkenal
mengungkapkan bahwa kemampuan mereka menulis pertama-tama didukung
oleh kegemaran mereka membaca, menulis dan terns mencoba menulis.
Tujuan penulisan Karya ilmiah.
Pedoman ini menekankan pembahasannya pada aspek-aspek yang perlu diperhatikan
dalam menyusun suatu karya tulis ilmiah. Dikandung maksud untuk : melengkapi uraian
dalam buku ini dengan contoh-contoh yang dapat lebih memudahkan pemahamannya
Prinsip dasar umum karya ilmiah
Ciri-ciri Tulisan yang baik
Pada hakekatnya sangat sulit untuk: menilai baik buruknya sebuah tulisan (naskah
ilmiah sksnario, hasil pengalaman, laporan dan lain-lain.) yang ditulisoleh seseorang atau
kelompok orang tertentu. Secara obyektif ukuran yang dipergunakan untuk: menilai suatu
naskah tulisan banyak dikembangkan para ahli, namun yang terbaik dari berbagai cara
pengukuran derajat baik buruk tulisan dimaksud, hingga saat ini belum ada yang baku.
Kriteria tulisan yang dianggap dapat diterima oleh pembaca umumnya mempunyai ciri-ciri :
a. Adanya tata pikir yang runtut dalam artian :
(1) lelas dan mudah dimengerti(selfexplamation).
(2) AIur pembahasan logis dan sistematis.
(3) Dapat mengungkapkan pertimbangan-pertimbangan analisis dari perihal yang dibahas.
(4) Mampu secara komparatif menunjukkan kemanfaatan berdasarkan perbandingan yang
besumber pada kasus atau permasalahan nyata.
(5) mempunyai konklus dan pembahasan.
b. Adanya penggunaan bahasa yang baik dan berdasarkan artian :
(1) Menggunakan kata-kata yang mudah dan tepat
(2) menggunakan katalkalimat aktif yang mampu mendorong membangkitkan dan
memperkuat pemahaman pembaca
(3) bersemangat ungkapanungkapannya, misalnya : "Para ahli mengajarkan masyarakat agar
menggunakan saringan pasir" mempunyai makna lebih kuat dari pada "Saringan pasir
disarankan untuk dipergunakan oleh masyarakat seperti yang dianjikan para ahli.",
(4) Seakan-akan berbicara langsung kepada pembaca dalam nada dan gaya yang
mengesankan dan meyakinkan.
(5) mengembangkan gaya anda sendiri, bukan adopsi orang lain. Dengan kata lain " write to
express not to impress."
(6) menggunakan bahasa yang hidup dan menggugah interest pembaca.
(7) menggunakan sebanyak mungkin ekspresi dialog yang mampu . memancing dan
Melarutkan perasaan pembaca seolah-olah ia sedang berbicara dengan penulis.
(8) menggunakan teknis bahasa pembuka tulisan yang menum buhkan kesabaran maupun
"greget" untuk menyelesaikan keseluruhan pembahasan.
c. Adanya unsur obyektifitas dalam artian :
(1) Menunjukkan data dan fakta nyata
(2) menggunakan keterangan.
(3) menghindarkan spekulasi dan asal-asalan.
(4) mencegah manipulasi yang membingungkan dan merusak wawasan.
Langkah-Iangkah Penulisan Naskah.
Langkah-langkah dalam menyusun tulisan / naskah, pada umumnya dapat dikembangkan
oleh setiap orang. Namun demikian secara pokok, agar tulisan kita dapat diterima dan
dimengerti orang perIu dirancang dan diterapkan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Buat rencana umum penulisan :
(1) Tentukan seearajelas apa yang akan ditulis dan diyakinkan benar berbagairujukan
yang akan dipergunakan, tersedia atau perIu dieari.
(2) Ketahui pembaea yang akan memanfaatkan tulisan tersebut.
(3) Biasakan agar setiap kali ide datang, segera tuliskan pada lembaran kertas atau
notes apa adanya dulu.
(4) siapkan eatatan-eatatan keeil pada lembar kertas lepas atau buku notes yang setiap
kali bisa ditambah ide-ide.
(5) buat list kebutuhan buku/refrensi/kepustakaan yang diperIukan. (6) buat tatanan
pembobotan (outline) tulisan.
b. Menelusuri bahan materi :
(1) Cari buku/tex book terkait yang sudah direneanakan.
(2) Kembangkan metode pendekatan wawaneara pengamatan atau pengkajian.
(3) kumpulkan masukan dari berbagai instansi yang berkaitan (dokumen, arsip, buku
laporan dan lain-lain).
c. Mengatur dan mengorganisasikan bahan-baban tulisan.
(1) Bahan-bahan yang telah terkumpul, diatur seeara sistematis dalam urutanurutan
logis sesuai reneana.
(2) hindarkan hal-hal yang membingungkan antara fak:ta/data dengan pendapatJ
pandangan seseorang atau instansi tertentu. Untuk materi yang bernilai fakta
biasanya lebih obyektif dibandingkan dengan pendapat atau pandangan seseorang.
(3) informasi yang baik, tepat dan akurat masukan kedalam batang tubuh tulisan,
sedangkan bahan-bahan penunjang diletakkan pada bagian lampiran atau
tambahan.
Teknik penulisan dan petunjuk pengetikan
Penulisan karya tulis ilmiah harus realistis, obyektif dengan dukungan data dan
informasi dalam bentuk essay dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar,
uraiannya harns yang mudah dipahami oleh pembaca.
A.Sampul Muka :
Contoh Judu/ :
JUDUL
............
......................................... .................................................
~
..... .
DISAMP AIKAN UNTUK MELENGKAPI UJIAN DINAS TK.lIlUJIAN
PENYESUAIAN IJAZAH
DEPARTEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMATlKA
Nama
.
NIP . ....•..............
UNITKERJA
TAHUN 2009.
B. Sistematika Penulisan
1. Judul Bab ditempatkan di tengah-tengah dibawah kata/tulisan BAB, semuanya ditulis
dengan hurufbesar (Kapital).
2. Judul Sub Bab di tempatkan ditepi dengan huruf awal setiap kata ditulis dengan huruf
besar, kecuali kata sambung.
3. Urutan penggunaan hurnf dari dan angka sebagai berikut:
a. Bab ........................................................................................... I, II, III, dst.
b. Sub Bab ... ............................................... ................................. A. B, C, dst.
c. Anak Sub Bab ............................................... .......... 1,2, 3, dst.
d. Pecahan dari anak sub bab ......................................... A, b, c, dst.
e. Anak dari pecahan ..................................................................... 1), 2), 3),dst.
f. Pecahan dari anak pecahan ....................................................... a), b), c), dst.
Baris pertama dari setiap paragraf pengetikan bisa dimulai dari ketukan ke tujuh, tetap
lurns, hanya untuk paragraf barn diberi spasi 2 setiap baris 59 ketukan.
c. Petunjuk Pengetikan
Untuk memenuhi persyaratan standar tata tulis Karya Tulis yang berkaitan dengan
pengetikan sebagai berikut :
1. Penggunaan kertas. Jenis dan ukuran kertas adalah kertas HVS, berat 80 g, wama
putih,ukuran kwarto atau A4.
2. Penggunaan komputer atau mesin ketik. Penulis Karya Tulis Ilmiah dengan
menggunakan perangkat computer dianjurkan menggunakan jenis huruf" Times New
Roman" ukuran 12, sedangkan penulisan Karya tulis dengan menggunakan perangkat
mesin Tik Manuall Elektronik menggunakan hurnf "PICA," sehingga bisa memuat 59
huruf dalam tiap baris.10 Tinta atau pita yang digunakan untuk penulisan Karya
Tulis banyak berwarna "HITAM"
3. Ruang ketik, ialah ruang yang disediakan untuk pengetikan Karya Tulis yang
berukuran 15 x 22 cm. Dalam ruang ketikan seluas itu memuat 59 huruf setiap
baris dan jumlah baris sebanyak 22 baris dengan jarak 2 spasi.
4. Ruang tepi ialah ruang sekeliling ruang ketikan dan ruang tepi ini harus
dikosongkan kecuali untuk nomor halaman.
a) Lebar ruang tepi kiri 3,5 cm.
b) Lebar ruang tepi kanan 2,5cm
c) Lebar ruang atas 4 cm.
d) Lebar ruang bawah 3,5 cm.
Langkah Pembuatan Karya Ilmiah
A.
Tahap Persiapan
1.
Pemilihan Topik/ Masalah untuk Karya Ilmiah
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan pada saat menentukan topik
untuk karya ilmiah. Dalam penulisannya harus mengikuti kaidah kebenaran
isi, metode kajian, serta tata cara penulisannya yang bersifat keilmuan.
Salah satu cara untuk memenuhi kaidah tersebut adalah dengan melakukan
pemilihan topik yang jelas dan spesifik. Pemilihan untuk karya ilmiah dapat
dilakukan dengan cara:
a. Merumuskan tujuan
b. Menentukan Topik
c. Menelusuri Topik
2.
Mengidentifikasi Pembaca Karya Ilmiah
Kewajiban seorang penulis karya ilmiah adalah memuaskan kebutuhan
pembacanya akan informasi, yaitu dengan cara menyampaikan pesan yang
ditulisnya agar mudah dipahami oleh pembacanya. Sebelum menulis, kita
harus mengidentifikasi siapa kira-kira yang akan membaca tulisan kita. Hal
tersebut perlu dipertimbangkan pada saat kita menulis karya ilmiah agar
tulisan kita tepat sasaran.
3.
B.
Menentukan Cakupan Isi Materi Karya Ilmiah
Cakupan materi adalah jenis dan jumlah informasi yang akan disajikan di
dalam tulisan.
Pengumpulan Informasi Untuk Penulisan Karya Ilmiah
1.
Memanfaatkan Perpustakaan Sebagai Sumber Data, Informasi, Dan Bahan
Untuk Tulisan
Perpustakaan pada umumnya menyediakan berbagai koleksi data atau
informasi yang terekam dalam berbagai bentuk media, seperti media cetak
dan media audiovisual. Hal pertama yang harus kita lakukan pada saat
memasuki perpustakaan adalah memahami di mana letak sumber informasi
yang dibutuhkan berada. Salah satu tempat yang patut kita tuju adalah
bagian referensi. Bagian referensi ini biasannya berisi koleksi tentang
encyclopedia, indeks, bibliografi, atlas dan kamus
a.
b.
c.
d.
e.
2.
Mencari Buku dengan Online Catalog dan Card Catalog
Memeriksa Bahan-Bahan Pustaka yang Telah Diperoleh
Membuat Catatan dari Bahan-bahan Pustaka
Membuat Ringkasan dan ‘Paraphrasing’
Membuat Kutipan
Melakukan Wawancara Untuk Mendapatkan Informasi Untuk Tulisan
Ada empat hal yang harus diperhatikan pada saat akan melakukan
wawancara untuk keperluan proyek penulisan karya ilmiah, yaitu;
a.
b.
c.
d.
C.
Menentukan orang yang tepat untuk diwawancarai
Mempersiapkan pedoman wawancara
Melaksanakan wawancara
Mengolah hasil wawancara
Tahap Proses Penulisan
Tahap Penulisan merupakan perwujudan tahap persiapan ditambah dengan
pembahasan yang dilakukan selama dan setelah penulisan selesai.
1. Tahap Pra Penulisan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Pemilihan dan pembatasan topik
Merumuskan tujuan
Mempertimbangkan bentuk karangan
Mempertimbangkan pembaca
Mengumpulkan data pendukung
Merumuskan judul
Merumuskan tesis
Penyusunan ide dalam bentuk karangan atau outline
2. Pemilihan Topik
a. Apa yang akan kita tulis?
b. Topik dapat diperoleh dari berbagai sumber.
c. Empat syarat: keterkuasaian, ketersediaan bahan, kemenarikan,
kemanfaatan.
d. Agar lebih fokus, topik perlu dibatasi.
3. Tahap Penulisan Draf
a. Mengekspresikan ide-ide ke dalam tulisan kasar.
b. Pengembangan ide masih bersifat tentatif.
c. Pada tahap ini, konsentrasikan perhatian pada ekspresi/gagasan, bukan pada
aspek-aspek mekanik.
4. Tahap Revisi
a. Memperbaiki ide-ide dalam karangan, berfokus pada penambahan,
pengurangan, penghilangan, penataan isi sesuai dengan kebutuhan
pembaca.
b. Kegiatan: (a) membaca ulang seluruh draf, (b) sharing atau berbagi
pengalaman tentang draf kasar karangan dengan teman, (c) merevisi dengan
memperhatikan reaksi, komentar/masukan.
5. Tahap Penyuntingan
a. Memperbaiki perubahan-perubahan aspek mekanik karangan.
b. Memperbaiki karangan pada aspek kebahasaan dan kesalahan mekanik
yang lain.
c. Aspek mekanik antara lain: huruf kapital, ejaan, struktur kalimat, tanda
baca, istilah, kosakata, format karangan.
D.
6. Tahap Publikasi
a. Tulisan akan berarti dan lebih bermanfaat jika dibaca orang lain.
b. Sesuaikan tulisan dengan media publikasi yang akan kita tuju.
Tahap Evaluasi
Tahap terakhir yaitu verifikasi atau evaluasi, apa yang dituliskan sebagai hasil
dari tahap iluminasi itu diperiksa kembali, diseleksi, dan disusun sesuai dengan
fokus tulisan. Mungkin ada bagian yang tidak perlu dituliskan, atau ada hal-hal
yang perlu ditambahkan, dan lain-lain. Mungkin juga ada bagian yang
mengandung hal-hal yang peka, sehingga perlu dipilih kata-kata atau kalimat
yang lebih sesuai, tanpa menghilangkan esensinya.
Jenis Karya Ilmiah
Makalah
adalah karya ilmiah yang menyajikan permasalahan dan pembahasannya berdasarkan data di
lapangan atau kepustakaan yang bersifat empiris dan objektif.
Kertas Kerja
Kertas kerja adalah karya ilmiah yang bersifat lebih mendalam daripada makalah dengan
menyajikan data di lapangan atau kepustakaan yang bersifat empiris dan objektif. Kertas
kerja ditulis untuk disajikan dalam seminar atau lokakarya.
Laporan Praktik Kerja
Laporan praktik kerja adalah karya tulis ilmiah yang memaparkan data hasil temuan di
lapangan atau instansi perusahaan tempat kita bekerja. Jenis karya ilmiah ini merupakan
karya ilmiah untuk jenjang diploma III (DIII).
Skripsi
Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan
pendapat orang lain (karya ilmiah S I). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar sarjana
langsung (observasi lapangan) skripsi tidak langsung (studi kepustakaan).
Tesis
Tesis adalah karya tulis ilmiah yang mengungkapkan pengetahuan baru dengan melakukan
pengujian terhadap suatu hipotesis. Tesis ini sifatnya lebih mendalam dari skripsi (karya
ilmiah S II). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar magister.
Disertasi
Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan teori atau dalil baru yang dapat
dibuktikan berdasarkan fakta secara empiris dan objektif (karya ilmiah S III). Karya ilmiah
ini ditulis untuk meraih gelar doktor.
Perbedaan antara makalah, kertas kerja dengan skripsi, tesis, dan disertasi
dapat dilihat dari hal-hal berikut:
(1) kegunaannya,
(2) tebal halaman,
(3) waktu pengerjaan, dan
(4) gelar akademik.
Karakteristik Karya ilmiah
1. Mengacu kepada teori
Artinya karangan ilmiah wajib memiliki teori yang dijadikan sebagai
landasan berpikir / kerangka pemikiran / acuan dalam pembahasan
masalah.
Fungsi teori :
1. Tolak ukur pembahasan dan penjawaban persoalan
2. Dijadikan data sekunder / data penunjang ( data utama ; fakta )
3. Digunakan untuk menjelaskan, menerangkan, mengekspos dan mendeskripsikan suatu
gejala
4. Digunakan untuk mendukung dan memperkuat pendapat penulis.
2. Berdasarkan fakta
Artinya setiap informasi dalam kerangka ilmiah selalu apa adanya,
sebenarnya dan konkret.
3. Logis
Artinya setiap keterangna dalam kerangka ilmiah selalu dapat
ditelusuri, diselidiki dan diusut alasan-alasannya, rasional dan dapat
diterima akal.
4. Objektif
Artinya dalam kerangka ilmiah semua keterangan yang diungkapkan
tidak pernah subjektif, senantiasa faktual dan apa adanya, serta tidak
diintervensi oleh kepentingan baik pribadi maupun golongan.
5. Sistematis
Baik penulisan / penyajian maupun pembahasan dalam karangan
ilmiah disajikan secara rutin, teratur, kronologis, sesuai dengan
prosedur dan sistem yang berlaku, terurut, dan tertib.
6. Sahih / Valid
Artinya baik bentuk maupun isi karangan ilmiah sudah sah dan benar
menurut aturan ilmiah yang berlaku.
7. Jelas
Artinya setiap informasi dalam karangan ilmiah diungkapkan
sejernih-jernihnya, gamblang, dan sejelas-jelasnya sehingga tidak
menimbulkan pertanyaan dan keraguan-raguan dalam benak
pembaca.
8. Seksama
Baik penyajian maupun pembahasan dalam karangan ilmiah
dilakukan secara cermat, teliti, dan penuh kehati-hatian agar tidak
mengandung kesalahan betapa pun kecilnya.
9. Tuntas
Pembahasan dalam karangan ilmiah harus sampai ke akar-akarnya.
Jadi, supaya karangan tuntas, pokok masalah harus dibatasi tidak
boleh terlalu luas.
10. Bahasanya Baku
Bahasa dalam kerangka ilmiah harus baku artinya harus sesuai
dengan bahasa yamg dijadikan tolak ukur / standar bagi betu l
tidaknya penggunaan bahasa
.
11. Penulisan sesuai dengan aturan standar (nasional /
internasional)
Akan tetapi, tata cara penulisan laporan penelitian yang berlaku di
lembaga tempat penulis bernaung tetap harus diperhatikan.
Persyaratan Menulis Karya Ilmiah
1. Menguasi teori ;
2. Memiliki pengalaman
3. Bersifat terbuka
4. Bersifat objektif
5. Memiliki kemampuan berbahasa
Langkah-Langkah Penulisan Karya Ilmiah
Pemilihan Topik
Cara memilih topik yang baik dalam karya ilmiah adalah sebagai
berikut:
a) topik itu sudah dikuasai;
b) topik itu paling menarik perhatian;
c) topik itu ruang lingkupnya terbatas;
d) data itu objektif;
e) memiliki prinsip-prinsip ilmiah (ada landasan teori atau teori-teori
sebelumnya;
f) memiliki sumber acuan.
Penentuan Judul
Cara menulis judul adalah dengan menentukan kerangka karangan
dengan pembatasan topik.
Contoh:
topik : Pendidikan
masalah apa : Motivasi
mengapa : Sistem
di mana : MAN Tambakberas
waktu : tiga bulan
kajian : praktik/penerapan
Catatan : Syarat judul yang baik adalah sebagai berikut:
1. harus bebentuk frasa,
2. tanpa ada singkatan atau akronim,
3. awal kata harus huruf kapital kecuali preposisi dan konjungsi,
4. tanpa tanda baca di akhir judul karangan,
5. menarik perhatian,
6. logis, dan
7. sesuai dengan isi.
Penulisan Kerangka karangan
Kerangka karangan adalah pengelompokan dan pengamatan jenis
fakta dan sifatnya menjadi kesatuan yang bertautan.
Contoh:
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Pembatasan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Kerangka Teori
1.5 Sumber Data
1.6 Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 …
2.2 …
BAB III METODE PENELITIAN DAN KAJIAN
3.1 …
3.2 …
BAB IV ANALISIS DATA
4.1 …
4.2 …
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 …
5.2 …
RAGANGAN SKRIPSI SEMENTARA
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR KAMUS
LAMPIRAN DATA
Pengumpulan Data
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pengumpulan data
adalah sebagai berikut:
a. mencari informasi/data dari kepustakaan;
b. menyusun daftar angket;
c. melakukan wawancara;
d. melakukan pengamatan di lapangan;
e. melakukan percobaan di laboratorium.
Penyusunan Data
Penyusunan data dapat diartikan menyeleksi, mengolah, dan
menganalisis data dengan menggunakan teknik-teknik atau metode yang
telah ditentukan.
Pengetikan
Setelah data disusun lalu diadakan pengetikan data (penelitian).
Pemeriksaan
Pemeriksaan data (penelitian) dapat dilakukan melalui tahapan
penerapan bahasa berikut:
1. penyusunan paragraf,
2. penerapan kalimat baku,
3.penerapan diksi/pilihan kata, dan
4. penerapan EYD.
Sistematika Penulisan Karya Ilmiah
A.
Bab I: Pendahuluan
Bab I tentang pendahuluan merupakan bagian awal dari karya tulis ilmiah.
Pendahuluan ini berisi: Latar belakang masalah dan analisis masalah, rumusan
masalah biasa dalam bentuk pertanyaan penelitian dan atau hipotesis, definisi
istilah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, asumsi atau anggapan dasar,
metode penelitian secara garis besar beserta tekhnik pengumpulan data dan
pendekatannya, lokasi dan sampel penelitian. Secara ringkas berikut ini dibahas
satu persatu.
1.
Latar Belakang Masalah
Pembahasan dalam latar belakang masalah ini bermaksud
mengungkapkan mengapa masalah yang diteliti itu timbul dan penting
dilihat dari segi profesi penilik, pengembangan ilmu dan kepentingan
pembangunan. Yang perlu disajikan dalam latar belakang masalah adalah
apa yang membuat peneliti merasa tertantang, penasaran dan resah
sekiranya masalah tersebut tidak diteliti. Dalam latar belakang masalah
sebaiknya diungkapkan gejala-gejala kesenjangan yang terdapat di lapangan
sebagai dasar pemikiran untuk memunculkan permasalahan. Ada baiknya
kalau diutarakan kerugian-kerugian apa yang bakal diderita apabila masalah
tersebut dibiarkan tidak diteliti untuk pemecahannya. Sebaliknya,
keuntungan-keuntungan apa yang bakal diperoleh apabila masalah tersebut
dipecahkan melalui penelitian. .Di samping itu, perlu diuraikan pula secara
jelas masalah yang hendak diteliti di wilayah kerjanya.
Untuk mampu merumuskan latar belakang secara runtut, jelas dan
tujum, maka penilik dituntut untuk mampu membaca dan memaknai gejalagejala yang muncul dalam dunia pendidikan luar sekolah. Untuk itu,
pengetahuan yang luas dan terpadu mengenai teori-teori dan hasil-hasil
penelitian terdahulu yang dimiliki penilik perlu sejak awal dilakukan.
2.
Rumusan Masalah
Merumuskan masalah merupakan pekerjaan kecermatan. Hal yang
dapat menolong penilik keluar dari kesulitan merumuskan judul dan
masalah adalah pengetahuan yang luas dan terpadu mengenai teori-teori dan
hasil-hasil penelitian para pak dalam bidang-bidang yang terkait dengan
masalah yang akan diteliti. Dalam rumusan dan analisis masalah sekaligus
juga diidentifikasi variabel-variabel dalam penelitian beserta definisi
operasionalnya (penjelasan istilahnya).Untuk mempermudah, maka
rumusan masalah dapat dinyatakan dalam bentuk kalimat bertanya
(pertanyaan penelitian) dan atau kalimat pernyataan yang berbentuk
hipotesis setelah didahului uraian tentang masalah.
3.
Pertanyaan penelitian dan Hipotesis
Pertanyaan penelitian dan atau hipotetis dijabarkan dari rumusan
masalah. Pertanyaan penelitian dikemukakan dalam kalimat-kalimat tanya
tentang hal-hal yang berkaitan dengan masalah atau sub masalah yang akan
dicari jawabannya dalam karya ilmiah. Hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap masalah atau sub masalah yang diajukan oleh penilik
sebagai peneliti. Pertanyaan penelitian dan atau hipotesis dijabarkan dari
landasan teori atau tinjauan pustaka yang akan dicari jawabannya atau
masih harus diuji kebenarannya.Melalui karya tulis ilmiah, hipotesis akan
dinyatakan dapat diterima diterima atau ditolak.
Hipotesis harus dibuat dalam setiap penelitian yang bersifat
analitis.Untuk penelitian yang bersifat deskriptif, yang bermaksud
mendetesiskan masalah yang diteliti, hipotesis tidak perlu dibuat, oleh
karena memang tidak pada tempatnya. Hipotesis penelitian harus
dirumuskan dalam kalimat afirmatif.Hipotesis tidak boleh dirumuskan
dalam kalimat bertanya, kalimat menyuruh, kalimat menyarankan, atau
kalimat mengharapkan.
4.
Penjelasan Istilah atau Definisi operasional
Penjelasan istilah atau definisi operasional digunakan untuk
menjelaskan istilah-istilah yang ada dalam pertanyaan penelitian atau
variabel-variabel dalam hipotetis. Tujuannya adalah supaya terdapat
kesamaan persepsi antara peniik dan pembaca tentang istilah-istilah atau
variabel-variabel yang diajukan oleh penilik sebagai peneliti.
Penjelasan istilah atau definisi operasional harusnya sampai
melahirkan indikator-indikator yang akan diteliti yang kemudian akan
dijabarkan dalam instrumen penelitian. Apabila dipandang perlu maka
istilah yang terdapat dalam judul dan sub judul tesis dapat pula dijelaskan.
Namun yang paling diutamakan yaitu istilah-istilah dalam pertanyaan
penelitian atau variabel-variabel dalam hipotesis.
5.
Tujuan Penelitian /Studi
Rumusan tujuan penelitian/studi ini menyajikan hasil yang ingin
dicapai setelah penelitian selesai dilakukan. Oleh sebab itu rumusan tujuan
itu harus konsisten dengan rumusan masalah dan mencerminkan pula proses
penelitiannya. Rumusan tujuan penelitian tidak boleh sama dengan rumusan
maksud penulisan karya ilmiah yang ditulis pada halaman Sampul Luar dan
halaman Sampul Dalam.
Tujuan penelitian bisa terdiri atas tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum menggambarkan secara singkat dalam satu kalimat tentang
apa yang ingin dicapai melalui penelitian. Tujuan khusus dirumuskan
dalam bentuk butir-butir (misalnya, 1, 2, 3, dst) yang secara spesifik
mengacu kepada pertanyaan-pertanyaan penelitian.
6.
Asumsi atau Anggapan dasar
Fungsi asumsi atau anggapan dasar dalam sebuah karya tulis ilmiah
merupakan titik pangkal penelitian dalam rangka penulisan karya ilmiah
itu.Asumsi/anggapan dasar dapat berupa teori, evidensi-evidensi dan dapat
pula pemikiran peneliti sendiri. Apapun materinya, asumsi/anggapan dasar
tersebut harus sudah merupakan sesuatu yang tidak perlu dipersoalkan atau
dibuktikan lagi kebenarannya; sekurang-kurangnya bagi masalah yang akan
diteliti pada masa itu. Asumsi/anggapan dasar dirumuskan sebagai landasan
bagi pertanyaan penelitian dan atau hipotesis.
Asumsi/anggapan dasar dirumuskan dalam bentuk kalimat deklaratif,
bukan kalimat bertanya, kalimat menyuruh, kalimat menyarankan atau
kalimat mengharapkan.
B.
7.
Metode Penelitian
Metode Penelitian yang disajikan dalam Bab Pendahulaun bersifat
garis besar, sedangkan rinciannya dikemukakan pada Bab III.Ke dalam
metode penelitian ini dimasukkan instrumen atau alat pengumpulan
data.Metode, dapat disebut metode penelitian historis, deskriptif,
inferensial, eksperimental, atau kaji tindak.Alat (instrumen) pengumpulan
data dapat terdiri atas teknik angket, wawancara, observasi partisipatif,
observasi non-partisipatif, atau tes.Pendekatan penelitian dapat berupa
pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Dipaparkan pula teknik
pengolahan dan analisis data. Apabila dianggap perlu dapat pula
dimasukkan pendekatan sosiologis, pendekatan edukatif, dan sebagainya.
Kedalam bab ini juga dimasukkan proses uji coba dan pengembangan
instrumen penelitian yang secara khusus digunakan untuk mengumpulkan
data.
8.
Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
Di samping menyebut lokasi, populasi dan sampel penelitian pada
bagian ini juga harus disebutkan alasan mengapa penelitian itu dilakukan di
tempat suatu tempat tertentu dan dengan subyek (populasi/sampel)
penelitian tertentu pula. Alasan ini akan menjadi kuat apabila dikaitkan
dengan rumusan masalah, latar belakang masalah, dan tujuan penelitian,
serta teknik analisis data.
Bab II: Kajian Pustaka/Landasan Teoritis
Kajian pustaka sangat penting dalam suatu karya ilmiah, karena melalui
kajian pustaka ditunjukkan kedudukan suatu penelitian di tengah perkembangan
ilmu dalam bidang yang diteliti. Kajian pustaka harus memuat hal-hal berikut ini :
1. apakah teori-teori utama dan teori-teori turunannya dalam bidang yang dikaji,
2. apa yang telah dilakukan oleh orang lain atau peneliti lain dalam bidang yang
diteliti dan bagaimana mereka melakukannya (prosedur, subyek),
3. setelah peneliti melakukan kajian secara komprehenshif, maka dapatlah
diketahui masalah apa yang masih perlu diteliti sehingga jelas kedudukan
penelitian ini di tengah penelitian-penelitian sejenis sebelumnya.
Dalam melaporkan hasil kajiannya, peneliti membandingkan,
mengontraskan, dan meletakkan tempat kedudukan masing-masing dalam
masalah yang sedang diteliti, dan pada akhirnya menyatakan posisi/pendirian
peneliti disertai alasan-alasannya.Dengan demikian menjadi sangat jelas mengapa
peneliti hanya menggunakan teori-teori dan hasil penelitian tertentu saja dan tidak
yang lainnya.Telaah ini diperlukan karena tidak ada penelitian empirik tanpa
didahului telaah kepustakaan.
Telaah teoretis dimaksudkan untuk menampilkan “mengapa dan
bagaimana” teori dan hasil penelitian para pakar terdahulu itu dipergunakan oleh
penilik dalam penelitiannya, termasuk di dalamnya merumuskan asumsi-asumsi
penelitiannya.
Dalam prakteknya, judul Bab II disesuaikan dengan masalahnya, tetapi
dapat juga diberi judul KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORITIK, atau
KAJIAN TEORITIK karena isinya telah tergambar dalam judul penelitian. Bila
dikehendaki, kajian pustaka dapat dituangkan dalam 2 (dua) sub bab, masingmasing mengemukakan tentang teori-teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu
yang relevan, dan sub bab lainnya menjelaskan secara rinci teori yang digunakan
dalam penelitian.
C.
Bab III: Metode Penelitian
Bab ini merupakan penjabaran lebih rinci tentang metode penelitian yang
secara garis besar telah disinggung pada Bab I. Pembatasan istilah yang ada pada
judul dan variabel yang diteliti dalam penelitian juga dijelaskan dalam bab ini.
Semua prosedur dan tahap-tahap penelitian mulai persiapan hingga penelitian
berakhir dijelaskan dalam bab ini. Di samping itu, dilaporkan juga tentang alatalat (instrumen) pengumpulan data yang digunakan beserta proses pengembangan
dan uji validitas dan reliabilitasnya. Sangat penting untuk dijelaskan mengapa
sesuatu tekhnik atau prosedur/metode dipilih oleh peneliti.
D.
Bab IV: Hasil Penelitian Dan Pembahasannya
Dalam bab ini dilaporkan hasil-hasil penelitian. Penyajian mengikuti butirbutir tujuan, pertanyaan, atau hipotesis penelitian.Penyajian hasil penelitian
diikuti oleh pembahasan.Dalam pembahasan ini diperlukan sikap ilmiah peneliti,
yakni sikap bersedia dan terbuka untuk dikritik, sikap bersedia dan terbuka
mengemukakan sebab-sebab keanehan hasil penelitiannya jika hal itu memang
terjadi. Sebaliknya juga peneliti bersikap tidak segan-segan mengemukakan hasilhasil penelitiannya itu secara apa adanya tanpa meninggalkan tata krama ilmiah
dan tata krama pergaulan.
Dalam bab ini dapat pula disajikan rangkuman secara ringkas dan terpadu
sejak dari persiapan hingga penelitian berakhir. Dikatakan ringkas dan terpadu
oleh karena penulisan rangkuman ini tidak harus secara berurutan dari awal
hingga akhir, akan tetapi semua komponennya telah dipadukan menjadi satu
kesatuan yang utuh dan dituangkan ke dalam satu uraian yang padat. Oleh sebab
itu, rumusan-rumusannya tidak perlu sama, bahkan sebaiknya tidak sama, dengan
rumusan-rumusannya tidak perlu sama.
E.
Bab V: Kesimpulan Dan Implikasi/Rekomendasi
Dalam bab ini disajikan penafsiran/pemaknaan peneliti secara terpadu
terhadap semua hasil penelitian yang telah diperolehnya. Karena sudah ada unsur
penafsiran,maka isi kesimpulan akan berbeda dengan rangkuman. Dalam
menuliskan kesimpulan dapat ditempuh salah satu cara dari dua cara berikut : (a)
dengan cara butir demi butir, atau (b) dengan cara esei padat. Untuk karya tulis
maka penulisan kesimpulan dengan cara esei yang padat akan lebih baik dari pada
dengan cara butir demi butir.
Implikasi atau rekomendasi yang ditulis setelah kesimpulan dapat
ditunjukkan kepada para pembuat kebijakan, kepada para pengguna hasil
penelitian yang bersangkutan dan kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk
melakukan penelitian selanjutnya.
F.
Daftar Pustaka
Daftar pustaka memuat semua sumber tertulis (buku, artikel, jurnal,
dokumen resmi, atau sumber-sumber lain dari internet) atau tercetak (misalnya
Compact Disk, Video, film, atau kaset) yang pernah dikutip dan digunakan dalam
penulisan karya ilmiah.Semua sumber tertulis atau tercetak yang tercantum dalam
uraian harus dicantumkan dalam daftar pustaka. Di pihak lain, sumber-sumber
yang tidak pernah dipergunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah tersebut atau
tidak dikutip, tidak perlu dicantumkan dalam daftar pustaka, walaupun pernah
dibaca oleh peneliti.
Cara menulis daftar pustaka berurutan secara alfabetis tanpa nomor
urut.Sumber tertulis/tercerak yang memakan tempat lebih dari satu baris, ditulis
dengan jarak antar-baris satu spasi; sedangkan jarak antara sumber-sumber
tertulis yang saling berurutan adalah dua spasi.
G.
Lampiran-Lampiran
Lampiran-lampiran berisi semua dokumen yang digunakan dalam penelitian
dan penulisan hasil-hasilnya menjadi satu karya tulis ilmiah.Setiap lampiran
diberi nomor urut Lampiran sesuai dengan urutan penggunaannya.Di samping
diberi nomor urut Lampiran ini juga diberi Judul Lampiran. Nomor Urut
Lampiran akan mempermudah pembaca untuk mengaitkannya dengan bab terkait.
Apabila nomor urut lampiran tersebut terdiri atas dua angka Arab dengan diselang
satu tanda penghubung di mana angka depan menyatakan nomor urut lampiran.
Misalnya, lampiran 1.2 artinya lampiran 2 dari Bab 1.
H.
Riwayat Hidup
Riwayat hidup dibuat secara padat dan hanya menyampaikan hal-hal yang
relevan dengan kegiatan ilmiah, tidak semua informasi tentang yang
bersangkutan. Cakupannya adalah: nama lengkap, tempat dan tanggal lahir,
riwayat pendidikan, riwayat pekerjaan dan jabatan (bila telah bekerja), prestasiprestasi yang pernah dicapai, dan apabila ada, karya ilmiah/publikasi yang telah
dihasilkan atau diterbitkan. Riwayat hidup dapat dibuat dengan gaya butir
perbutir dan dapat pula dibuat dengan gaya esei padat. Dalam tesis atau tesis gaya
yang kedua lebih tepat dari pada gaya yang pertama.
Manfaat penyusunan karya ilmiah bagi penulis adalah berikut:
1. Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;
2. Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;
3. Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan;
4. Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis;
5. Memperoleh kepuasan intelektual;
6. Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan.
Tujuh sikap ilmiah bagi penulis adalah sebagai berikut:
1. sikap ingin tahu bertanya mengapa, apa, dan bagaimana;
2. sikap kritis mencari informasi sebanyak mungkin;
3. sikap terbuka menerima pendapat orang lain;
4. sikap objektif menyatakan apa adanya;
5. sikap menghargai orang lain mengutip karangan orang lain dengan mencantumkan
nama pengarang;
6. sikap berani mempertahankan hasil penelitian;
7. sikap futuristik mengembangkan ilmu pengetahuan lebih jauh.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa karya ilmiah merupakan
karya tulis yang di buat seseorang berdasarkan hasil penelitian ilmiah yang telah di
lakukan dan disajikan secara fakta berdasarkan metodologi penulisan yang baik dan
benar melalui langkah – langkah karya ilmiah yang dilakukan secara sistematis.
Saran
Diharapkan para mahasiswa agar membuat suatu Karya Ilmiah dengan melalui
tahapan-tahapan yang sesuai agar Karya Ilmiah yang ditulis dapat menjadi suatu
Karya yang akurat dan terpercaya sehingga dapat bermanfaat bagi banyak orang.
DAFTAR PUSTAKA
“Cara Membuat Karya Tulis Ilmiah.” Ratihtaa. September 2012. Web. 28 Maret 2014.
“Langkah-langkah dalam Penulisan Karya Ilmiah.” Pricillia Meidy. 11 Februari 2013. Web.
28 Maret 2014.
“Langkah-Langkah Penulisan Karya Ilmiah.” Yan Hasiholan. 14 Januari 2013. Web. 28 Maret
2014