IDENTIFIKASI AMINA DAN ASAM KARBOKSILAT

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR
Praktikum
Percobaan

Nama
NPM/Semester
Romb./Grup
NPM/Teman Praktek

: KIMIA ORGANIK
: IDENTIFIKASI AMINA DAN ASAM
KARBOKSILAT
Tanggal
: 13 OKTOBER 2015
DRAFT
Pembimbing :IR. LUCKY INDRATI UTAMI , MT

: HASAN D. ASSEGAFF
: 1431010056 / III

: I/D
: 1431010067
NI PUTU RADA K.

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Karbon,hydrogen dan oksigen merupakan unsur yang paling lazim terdapat
dalam system kehidupan.Nitrogen merupakan unsure ke empat. Nitrogen dijumpai
dalam protein,dan asam nukleat,maupun dalam banyak senyawa lain yang
terdapat baik dalam tumbuhan ,maupun hewan.sebagai contoh adalah senyawa
amina, senyawa organic yang mengandung atom-atom nitrogen trivalent,yang
terikat pada satu atom karbon atau lebih : R-NH2,R2NH atau R3N. Sedangkan
Asam karboksilat merupakan senyawa karbon yang mempunyai gugus karboksil
(– COOH). Istilah karboksil berasal dari dua gugus, yaitu gugus karbonil (-CO-)
dan gugus hidroksil (-OH). Asam karboksilat merupakan turunan dari alkana
dimana sebuah atom H dari alkana diganti gugus – COOH. Rumus umum asam
karboksilat adalah R-COOH atau CnH2nO2.
Dalam percobaan kali ini adak dilakukan idntifikasi Amina dan identifikasi
Asam Karboksilat. Pada identifikas asam amina akan dilakukan berbagai macam

tes, diantaranya adalah Hisenberg Test, Asam Nitrat Test, dan Achetyl Cloride test.
Sedangkan pada identifikasi Asam Karboksilat akan dilakukan pengukuran pH
larutan analat terlebih dahulu barulah kemudian dilakukan identifikasi Asam
karboksilat dengan menggunakan Sodium Bicarbonate Test.
Melalui percobaan ini praktikan akan ,mengetahui tatacara dan sistematika
identifikasi pada amina dan asam Karboksilat. Yang mana dapat membantu
praktikan dalam meneliti kandungan –kandungan apa saja dalam suatu sampel
yang akan diberikan, apakah mengandung amina dan asam karboksilat atau tidak.
Sehingga praktikan mampu melakukan pengidentifikasian terhadap sebuah sampel
yang mengandung Asam Karboksilat dan amina.

I.2 Tujuan
1. Mengidentifikasi adanya amina
2. Mengidentifikasi asam karboksilat.
3. Mempelajari reaksi amina serta penggunaan amina untuk identifikasi
senyawa.
4. Mempelajari reaksi asam karboksilat serta penggunaan asam karboksilat
untuk identifikasi senyawa.
I.3 Manfaat
1. Praktikan dapat mengidentifikasi adanya amina

2. Praktikan dapat mengidentifikasi asam karboksilat.
3. Praktikan dapat mempelajari reaksi amina serta penggunaan amina untuk
identifikasi senyawa.
4. Praktikan dapat mempelajari reaksi asam karboksilat serta penggunaan
asam karboksilat untuk identifikasi senyawa.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Secara Umum
II.1.1 Amina
Amina adalah senyawa organic yang mengandung atom nitrogen trivalent
yang mengandung atom nitrogen trivalen yang berkaitan dengan satu atau dua
atau tiga atom karbon, dimana amina juga merupakan suatu senyawa yang
mengandung gugusan amino (-NH2, - NHR, atau – NH 2). Gugusan amino
mengandung nitrogen terikat, kepada satu sampai tiga atom karbon (tetapi bukan
gugusan karbonil). Apabila salah satu karbon yang terikat pada atom nitrogen
adalah karbonil, senyawanya adalah amida, bukan amina.
(Farhan, 2013)
Amina


juga

dapat

diartikan

sebagai

senyawa

organik

dan

gugus

fungsional yang isinya
terdiri dari senyawa
nitrogen atom dengan

pasangan
Amino

sendiri.
merupakan

derivatif

amoniak.

Biasanya

dipanggil

amida dan memiliki
berbagai kimia yang
berbeda.

Yang


termasuk amino ialah
asam amino, amino

biogenik,
trimetilamina,

dan

anilina.
Yang berbau dari amoniak, ialah ikan tua, air kencing, rotting daging, dan mani
merupakan semua terdiri dari zat amino.
(Anonim, 2015)
Penamaan senyawa amina sama dengan Alkohol, rangkaian terpanjang suatu
alkil merupakan rangkaian utama. Akhiran-na dalam alkane diganti dengan –
amina, nomor amina menunjukkan letak darui gugus aminanya. Awalan Ndipakai sebagai sebustituen yang terikat pada atom N. (Riwiyanto, 2008)
Contohnya :
1

2


NH 3 3

4

H 3 C−C−CH 2−CH 3
H
2-butanamina
II.1.1.1 Pembuatan Amina

a. Cara reaksi Reduksi

(Domas, 2013)
Amina dapat diturunkan dari NH3 yang satu H-nya atau lebih diganti dengan
radikal atau radikal-radikal.
Pembagian :
a. Amina Primer

: R ─ NH2 (gugus ─ NH2 : amino)

Untuk pembuatan amina primer, reaksi terjadi dalam dua tahapan. Pada

tahapan pertama, terbentuk sebuah garam – dalam hal ini, etilamonuim bromida.
Garam ini sangat mirip dengan amonium bromida, kecuali bahwa salah satu atom
hidrogen dalam ion amonium telah diganti oleh sebuah gugus etil.
Dengan demikian, ada kemungkinan untuk terjadinya reaksi reversibel
(dapat balik) antara garam ini dengan amonia berlebih dalam campuran. Amonia
mengambil sebuah atom hidrogen dari ion etilamonium sehingga menjadikannya
amina primer, yakni etilamina.
Semakin banyak amonia yang terdapat dalam campuran, semakin besar
kemungkinan terjadi reaksi selanjutnya.
(Domas, 2013)

b. Amina Sekunder

: R ─ NH (gugus ─NH : imino)
R

Pada tahap pertama, terbentuk sebuah garam – kali ini, dietilamonium
bromida. Anggap garam yang terbentuk ini adalah amonium bromida dengan dua
atom hidrogen yang digantikan oleh gugus-gugus etil.
Amonia mengambil sebuah ion hidrogen dari ion dietilamonium sehingga

menjadikannya amina sekunder, yakni dietilamin. Amina sekunder adalah amina
yang memiliki dua gugus alkil terikat pada atom nitrogen.
(Domas, 2013)
c. Amina Tersier

:R─N─R
R

Setelah amina sekunder terbentuk, reaksi masih belum berhenti.
Dietilamina juga bereaksi dengan bromoetana – dalam dua tahapan yang sama
seperti pada reaksi sebelumnya.
Pada tahapan pertama, terbentuk trietilamonium bromida. Amonia
mengambil sebuah ion hidrogen dari ion trietilamonium sehingga menjadikannya

amina tersier, yakni trietilamin. Amina tersier adalah amina yang memiliki tiga
gugus alkil terikat pada nitrogen.
(Domas, 2013)
II.1.1.2 Ikatan Pada Amina
Ikatan padaamina beranalogi langsung dengan ikatan dalam amonia, suatu
atomnitrogen sp3 yang terikatpadatiga atom ataugugus lain (H atau R)

dandengansepasangelektronmenyendiri dalam orbital sp3 yang tersisa.

Dalam garam amina atau ga
ra

m amonium kuartener,pasanga

n elektron menyendirimembentuk ikatan

sigma keempat. Kation bera

nalogi dengan ion amonium.

Suatu molekul amina dengan tiga gugus berlainan yang terikat pada
nitrogen akan bersifat kiral;namin,enantiomer dari sebagian besar senyawa amina
tidak dapat diisolasi karena terjadinya inverse yang cepat antara bayanganbayangan cermin pada temperature kamar. Inversi itu berlangsung lewat keadaantransisi datar (nitrogen sp2).Akibatnya ialah piramida nitrogen itu menjentik
sehingga dinding dalam menjadi dinding luar, mirip payung yang terhembus angin
kencang.Energi yang diperlukan untuk inverse ini sekitar 6 kkal/mol, kira-kira dua
kali energi untuk rotasi mengelilingi ikatan sigma karbon-karbon
(Fessenden, 1986)

II.1.1.3 Ciri Khas Amina

Di antara sejumlah golongan senyawa organic yang memiliki sifat basa,
yang terpenting adalah amina. Di samping itu sejumlah amina memiliki keaktifan
faali (fisiologis), misalnya efedrina berkhasiat sebagai peluruh dahak, meskalina
yang dapat mengakibatkan seseorang berhalusinasi, dan amfetamina yang
mempunyai efek stimulant. Kelompok senyawa alkaloid yang berasal dari
tumbuhan secara kimia juga meripakan bagian dari golongan basa organic amina
(Farhan, 2013)

II.1.2 Asam Karboksilat
Asam alkanoat
(atau
karboksilat)
golongan

asam
adalah
asam

organik alifatik yang
memiliki

gugus

karboksil

(biasa

dilambangkan dengan
-COOH). Semua asam
alkanoat adalah asam
lemah. Dalam pelarut
air,

sebagian

molekulnya
terionisasi
melepas

dengan
atom

hidrogen menjadi ion
H+.

Asam
karboksilat

dapat

memiliki lebih dari
satu gugus fungsional.
Asam
yang

karboksilat
memiliki

gugus

dua

karboksil

disebut

asam

dikarboksilat
(alkandioat), jika tiga
disebut

asam

trikarboksilat
(alkantrioat),

dan

seterusnya.
(Anonim, 2014)
Asam karboksilat adalah asam organik yang diidentikkan dengan gugus
karboksil. Asam karboksilat merupakan asam Bronsted-Lowry (donor proton).
Garam dan anion asam karboksilat dinamakan karboksilat. Asam karboksilat
merupakan senyawa polar, dan membentuk ikatan hidrogen satu sama lain. Pada
fasa gas, Asam karboksilat dalam bentuk dimer. Dalam larutan Asam karboksilat
merupakan asam lemah yang sebagian molekulnya terdisosiasi menjadi H + dan
RCOO-. Contoh : pada temperatur kamar, hanya 0,02% dari molekul asam asetat
yang terdisosiasi dalam air. Asam karboksilat alifatik rantai pendek (atom karbon