BUDI SUSILO SISFOTENIKA VOL1 NO2 2011

Budi Susilo

SISTEM INTELIJEN BISNIS GLOBAL UNTUK PERENCANAAN
E-COMMERCE
BUDI SUSILO
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Pontianak
Program Studi Sistem Informasi
Jln. Merdeka No. 372 Pontianak, Kalimantan Barat
E-mail: b5oekma@gmail.com
Abstracts: The first step to reach the E-commerce is to understand the environments in
which trading would take place. Business Intelligence is an activity of gathering
information about the environmental elements that interact with the company. E-commerce
failure to achieve planned goals, because the understanding of the environmental
conditions of trade faced by the company is not in accordance with E-commerce
applications are implemented. This is due to the information collected can not provide a
clear picture of environmental conditions. This study aims to describe the fields of
information and categories that can be used as a starting point to describe the
environmental conditions that affect the company globally. Global Business Intelligence
System is used as a general framework, which can be developed according to specific
company needs and objectives. In general, the system consists of six fields of information
and 31 categories. The process of collecting information in this system using a Modus

Scanning that has the characteristics of active and focused on the desired categories. Each
information field with the categories that have described the different influences, both as a
driving force, the power resistor, and by providing pressure to the company's business.
Differences influence of environmental conditions provides an explanation of the level of
preparedness organizations in the application of E-commerce, as a business strategy to
gain competitive advantage.
Keywords: Business Intelligence, Global Business Intelligence Systems, E-commerce,
Modus Scanning

1.

PENDAHULUAN
Pertumbuhan E-commerce sebagai strategi bisnis sangat pesat, karena besarnya
kontribusi E-commerce untuk menjaga stabilitas keuangan perusahaan dan
memungkinkan untuk meningkatkan daya saing dalam persaingan bisnis yang semakin
banyak menggunakan teknologi komputer. Hal ini dapat diperoleh jika E-commerce
yang diterapkan dapat meningkatkan pelayanan, hubungan, dan keuntungan (Jr, Mcleod
dan Schell, 2007). Sisi pandang inilah yang sering dijadikan acuan oleh banyak
perusahaan dalam menerapkan E-commerce untuk kegiatan bisnisnya, dan kurang
berfokus pada proses perencanaan menuju E-commerce. Sehingga yang didapat bukan

kontribusi manfaat justru beban biaya dan beban operasional.
Kegagalan suatu strategi dalam mencapai hal yang direncanakan dapat terjadi
karena perencanaan dibuat kemudian kondisi coba disesuaikan dengan rencana tersebut.
Mengutip yang dinyatakan Jendral George Patton, bahwa orang tidak merencanakan
dan kemudian mencoba mencocokan lingkungan dengan rencana tersebut. Orang
mencoba membuat rencana yang cocok dengan lingkungan (Keegan, 1996). Hal ini
dapat dipahami bahwa perencanaan suatu strategi disesuaikan dengan lingkungan yang

Vol. 1, No. 2, Juli 2011

43

Sistem Intelijen Bisnis Global

dihadapi. Demikian juga dalam perencanaan E-commerce tentu harus disesuaikan
dengan kondisi lingkungan yang dihadapi perusahaan.
Memahami lingkungan perusahaan menjadi proses penting yang harus dilakukan
dalam perencananan E-commerce. Pemahaman lingkungan yang luas akan memberikan
gambaran strategi E-commerce yang tepat sesuai dengan arah tujuan dalam mencapai
keunggulan bersaing untuk perusahaan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan

informasi dari elemen-elemen yang ada di lingkungan organisasi terutama yang
berhubungan dengan aktivitas perusahaan. Aktivitas pengumpulan informasi tentang
elemen-elemen lingkungan yang berinteraksi dengan perusahan merupakan suatu usaha
yang dapat dilakukan untuk memahami lingkungan yang dihadapi perusahaan (Jr,
Mcleod dan Schell, 2007). Melaksanakan aktivitas ini bagi perusahaan sering menjadi
masalah terutama berkaitan dengan informasi lingkungan berdasarkan kategori-kategori
yang harus diketahui. Untuk memecahkan masalah tersebut, maka penelitian ini
dilakukan dengan tujuan memberikan gambaran informasi dari kategori-kategori yang
dipakai untuk memahami lingkungan dalam perencanaan E-commerce. Sehingga
pengembangan strategi E-commerce sesuai dengan kondisi lingkungan yang dihadapi
perusahaaan.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi dan Konsep E-Commerce
Electronic Commerce atau biasa disebut E-commerce bukan sekedar istilah yang
digunakan untuk menggambarkan pemanfaatan teknologi komputer dalam melakukan
transaksi jual beli atau perdagangan, tetapi jauh lebih luas dari itu karena E-commerce
merupakan suatu strategi bisnis yang mengubah bentuk persaingan, operasional,
interaksi, pembayaran, dan jangkauan antara pelanggan dengan perusahaan maupun dari
perusahaan ke pemasok. E-commerce meliputi seluruh proses dari pengembangan,
pemasaran, penjualan, pengiriman, pelayanan, dan pembayaran untuk berbagai produk

dan jasa yang diperjualbelikan dalam pasar global berjaringan para pelanggan dengan
dukungan dari jaringan para mitra bisnis seluruh dunia
Brien dan Marakas, 2009).
Luasnya konsep E-commerce menjadikan pendefinisian E-commerce mejadi
terbagi antara ruang lingkup sempit dan ruang lingkup yang luas. Istilah E-commerce
biasa digunakan untuk definisi yang lebih terbatas yaitu proses membeli, menjual,
pengiriman, atau pertukaran produk, jasa, atau informasi melalui jaringan komputer,
termasuk internet (Turban dkk, 2005). E-commerce juga meliputi aktivitas yang
mendukung transaksi pasar, seperti iklan, pemasaran, layanan pelanggan, pengiriman
barang pesanan, dan pembayaran (Laudon dan Laudon, 2005). Sedangkan pendefinisian
dalam arti yang luas menggunakan istilah E-business sebagai penggambaran tidak
hanya jual beli barang dan jasa, tetapi juga termasuk pelayanan pelanggan, kolaborasi
dengan rekan bisnis, mendukung E-learning, dan mendukung transaksi secara
elektronik di dalam perusahaan (Turban dkk, 2005). Berarti E-business meliputi Ecommerce dan juga proses manajemen internal perusahaan dan untuk koordinasi dengan
para pemasok dan mitra bisnis lain (Laudon dan Laudon, 2005). Berdasarkan kedua
definisi tersebut dapat diketahui bahwa penerapan suatu strategi E-commerce
disesuaikan dengan tingkat pemahaman perusahaan terkait interaksi elemen lingkungan
dan kesiapan sistem informasi perusahaan dengan penggunaan teknologi informasi yang
terintegrasi pada tingkatan tertentu.


44

Jurnal Ilmiah SISFOTENIKA

Budi Susilo

2.2. Globalisasi Pasar dan Digital Economy
Penerapan E-commerce sebagai strategi bisnis tak dapat lepas dari dua kondisi
yang semakin berkembang. Pertama, lahirnya globalisasi pasar yang semakin
berkembang karena didorong oleh kekuatan-kekuatan yang terus menyebar luas (Jain,
2001), yaitu:
1. Persamaan yang tumbuh di antara negara-negara
2. Berkurangnya hambatan tarif
3. Peran teknologi yang semakin strategis.
Pasar global menawarkan peluang-peluang yang tak terbatas. Tetapi, Persaingan
di pasar global juga semakin kuat. Hal ini menuntut perusahaan untuk belajar berusaha
dan bersaing. Keberhasilan akan dapat diperoleh jika perusahaan mampu menyesuaikan
diri dengan realitas ini sehingga memproleh skala ekonomi yang luar biasa besar dalam
proses produksi, distribusi, pemasaran, dan manajemen.
Kondisi kedua, adalah kemunculan Digital Economy sebagai penggambaran

tentang ekonomi yang berbasis teknologi digital, termasuk jaringan komunikasi,
komputer, perangkat lunak, dan teknologi terkait lainnya (Turban dkk, 2005). Kondisi
ini juga menggambarkan penyatuan teknologi komputasi dengan komunikasi dalam
menghasilkan suatu aliran informasi dan teknologi yang menstimulasi E-commerce dan
banyaknya perubahan organisasi.
2.3. Intelijen Bisnis
Keikutan dalam E-commerce adalah keputusan yang harus dibuat perusahaan
dengan memahami kondisi hubungan perusahaan dengan pelanggan, pesaing, pemasok,
dan entitas eksternal lainnya. Intelijen bisnis adalah Aktivitas pengumpulan informasi
tentang elemen-elemen lingkungan yang berinteraksi dengan perusahaan (Jr, Mcleod
dan Schell, 2007). Informasi yang dikumpulkan digunakan untuk dapat memahami
kondisi lingkungan yang dihadapi perusahaan. Karena, intelijen adalah informasi yang
sudah di evaluasi dan kredibilitas, pengertian, serta arti pentingnya tidak bisa diingkari
(Jain, 2001). Pemahaman akan semakin mudah jika gambaran interaksi elemen-elemen
lingkungan dengan perusahan melalui aliran sumber daya perusahan (material, orang,
mesin, uang, dan informasi) dapat diperoleh.
Aliran sumber daya dari masing-masing elemen lingkungan berbeda-beda
intensitasnya, yang harusnya rutin, sering, jarang, dan kurang, demikian juga dengan
kapasitas sumber daya. Hal ini menunjukkan tingkat pengaruh yang berbeda-beda dari
elemen lingkungan. Ada delapan elemen lingkungan yang mempengaruhi sistem

perusahaan, seperti ditunjukan pada gambar 1.

Vol. 1, No. 2, Juli 2011

45

Sistem Intelijen Bisnis Global

Masyarakat
Keuangan

Pemerintah

Lingkungan
Masyarakat
Masyarakat
Global
Pelanggan

Perusahaan


Pemasok
Serikat
Pekerja

Pemegang
Saham atau
Pemilik

Pesaing

Gambar 1. Elemen-elemen Lingkungan
(sumber: Jr, Mcleod dan Schell, 2007:30)
Informasi berkenaan elemen-elemen lingkungan dapat dikumpulkan dari
berbagai sumber yang banyak terdapat di lingkungan dan tersebar luas. Pengumpulan
informasi dapat dilakukan sendiri dan/atau memanfaatkan database-database eksternal
(Jr, Mcleod dan Schell, 2007). Permasalahan berkaitan dengan intelijen bisnis dalam
rencana pengembangan E-commerce ternyata tak jauh berbeda dengan yang dihadapi
sistem pemasaran Internasional atau global. Para pemasar global harus mengetahui
sumber informasi, bidang subyek yang harus dicakup, dan berbagai cara memperoleh

informasi (Keegan, 1996). Sistem informasi pemasaran internasional adalah cara formal
untuk menyusun arus informasi melalui intelijen pemasaran, selain riset pasar dan riset
pemasaran (Jain, 2001).
2.4. Sistem Intelijen Bisnis Global
Merupakan suatu bentuk kerangka kerja umum yang memuat enam bidang
informasi yang luas dengan 31 kategori informasi (Keegan, 1996).
Tabel 1
31 Kategori untuk Sistem Intelijen Bisnis Global
Kategori
I. Informasi Pasar
1. Potensi Pasar
2. Sikap Konsumen dan Tingkah Laku
3. Saluran Distribusi
4. Media Komunikasi
5. Sumber Daya Pasar
6. Produk Baru
II. Informasi Kompetitif
7. Strategi dan Rencana Bisnis
Kompetitif
8. Strategi Fungsional Kompetitif,


46

Jurnal Ilmiah SISFOTENIKA

Cakupan
Permintaan untuk produk, status dan prospek pasar
Sikap, Tingkah Laku, dan Kebutuhan Konsumen
Ketersediaan, Keefektifan, Sikap, dan Preferensi Agen
Ketersediaan, Keefektifan, dan Biaya
Ketersediaan, Mutu, dan Biaya
Informasi Nonteknis menyangkut Produk Baru
Sasaran, Tujuan, Definisi, Rancangan, dan Logika
Perusahaan
Strategi, Rencana, Litbang, dan Operasi Fungsional dan

Budi Susilo

Rencana, dan Program
9. Operasi Kompetitif

III. Mata Uang Asing
10. Neraca Pembayaran
11. Tingkat Suku Bunga
12. Tingkat Inflasi
13. Perkiraan Daya Saing Internasional
14. Daya Tarik Mata Uang dan Aset
Negara bagi Investor Asing
15. Kebijakan Pemerintah Menyangkut
Daya Saing Negara
16. Kebijakan Moneter dan Fiskal
17. Kegiatan Pasar pada Saat Ini dan Masa
Mendatang
18. Harapan dan Pendapat Analis, Pelaku,
Bankir, Ekonom.
IV. Informasi Yang Memberi Petunjuk
19. Pajak Orang/Badan Asing
20. Petunjuk dan Undang-Undang lain
menyangkut Orang/Badan Asing
21. Petunjuk Negara Sendiri
V. Informasi Sumber Daya
22. Sumber Daya Manusia
23. Uang
24. Bahan Baku
25. Akuisisi dan Merger
VI. Kondisi Umum
26. Faktor Ekonomi
27. Faktor Sosial
28. Faktor Politik
29. Faktor Teknologi Ilmiah
30. Praktek Manajemen dan Administratif
31. Informasi Lain

Programnya
Pengetahuan Rinci mengenai Operasi Pesaing, dan Moral
Laporan Pemerintah
Perkiraan Pakar
Teori PPP
Penilaian Pakar
Permintaan Mata Uang
Penilaian Pakar
Penilaian Pakar
Laporan Pasar
Penilaian Secara Umum
Keputusan, Kehendak, dan Sikap Pemegang Wewenang
Pedoman, Peraturan, Undang-Undang menyangkut
Perdagangan, Mata Uang, dan Pajak
Insentif, Pengendalian, Peraturan, dan Pembatasan
Ketersediaan calon karyawan, sumber, dan masalah SDM
Ketersedian dan Biaya
Katersediaan dan Biaya
Tanda-Tanda dan Potensi
Makroekonomi, geografi dan Demografi
Struktur, Kebiasaan, sikap, dan Preferensi
Iklim, Cara Pemilu, dan Perubahan
Perkembangan dan Kecenderungan
Praktek dan Prosedur
Informasi tambahan yang tak ada dalam kategori

Pemanfaatan kerangka kerja ini harus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
dan tujuan spesifik dari perusahaan saat perencanaan penerapan aplikasi E-Commerce,
sehingga dapat diketahui aplikasi E-commerce yang sesuai dengan kondisi lingkungan
yang dihadapi perusahaan, dan ini berkaitan dengan orang, kebijakan publik, pemasaran
dan iklan, dukungan pelayanan, dan hubungan bisnis. Hal tersebut dapat tercapai jika
praktek bisnis berjalan baik. Maksudnya, perusahaan membutuhkan perencanaan,
pengorganisasian, motivasi, strategi yang terncana, dan restrukturisasi proses (Turban
dkk, 2005)
Sistem intelijen bisnis global sebagai kerangka kerja pengumpulan informasi
juga memiliki kelebihan dinilai dari dua kriteria pokok. Pertama, cakupan informasi
yang luas untuk perusahaan beroperasi global. Kedua, kerangka kerja ini tidak tumpang
tindih. (Keegan, 1996). Kelebihan kerangka kerja ini memberi kemudahan dalam
memahami kondisi lingkungan yang dihadapi perusahaan dalam merencanakan
penerapan aplikasi-aplikasi E-commerce.
Langkah berikutnya setelah agenda subyek informasi dari intelijen bisnis
ditetapkan adalah pengumpulan informasi.

Vol. 1, No. 2, Juli 2011

47

Sistem Intelijen Bisnis Global

2.5. Modus Scanning
Scanning atau penapisan merupakan istilah yang digunakan untuk proses
memproleh informasi. Terdapat dua modus atau orientasi penting dalam pengumpulan
informasi, mengawasi (surveillance) dan mencari (search) (Keegan, 1996). Kedua
modus menggambarkan teknik pengumpulan informasi secara aktif dan tingkat
perhatian terhadap kategori yang diinginkan supaya mendapatkan informasi dalam
jumlah besar dan relevan dengan bidang informasi dan kategori dari sistem inetelijen
bisnis.
Teknik pengumpulan informasi dari kedua modus tersebut dan jumlah
persentase informasi yang diperoleh berdasarkan hasil studi yang dilakukan,
ditunjukkan pada tabel 2.
Tabel 2
Tingkat Kepentingan Relatif Modus Scanning dalam Memperoleh Informasi Global
(Sumber: Keegan, 1996:198)
Modus
Mengawasi
Melihat
Pengamatan (observasi)
Mencari
Investigasi
Penelitian

Persentase
Informasi yang
Diperoleh
13
60
23
4

Tabel 2 tersebut memperlihatkan bahwa teknik pengumpulan informasi yang
memberikan informasi terbanyak adalah pengamatan untuk modus mengawasi dan
investigasi (wawancara dan studi literatur) untuk modus mencari.
3.

METODOLOGI PENELITIAN
Bentuk penelitian ini merupakan penelitian terapan dan berdasarkan sifatnya
termasuk penelitian deskriptif. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
survey, dengan menggunakan konsep modus scanning untuk teknik pengumpulan
datanya yaitu pengamatan dan investigasi (wawancara dan studi literatur/pustaka). Data
yang digunakan terdiri dari data primer yang diperoleh langsung dari pengamatan dan
wawancara, dan data sekunder yang diperoleh dari hasil studi pustaka/literatur.
Pembahasan dari penelitian ini berkaitan gambaran atau deskripsi dari variabel tunggal
yaitu sistem intelijen bisnis, gambaran diperoleh berdasarkan informasi dari hasil
penelitian yang dikumpulkan menurut bidang informasi dan kategori yang ada pada
kerangka kerja sistem intelijen bisnis yang digunakan.
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Kekuatan Pendorong dan Penghambat Pertumbuhan Bisnis Global
Pertumbuhan bisnis secara global tak lepas dari semakin besarnya kontribusi
berbagai faktor yang menjadi pendorong. Kekuatan pendorong juga akan menjadi
pertimbangan perusahaan dalam menerapkan strategi untuk mencapai keunggulan
bersaing, baik melalui harga yang lebih murah, peningkatan mutu, segmetasi produk
atau jasa, supaya dapat meningkatkan pangsa pasar. Penerapan strategi yang tepat akan

48

Jurnal Ilmiah SISFOTENIKA

Budi Susilo

dapat mencapai tujuan yang direncanakan, jika strategi sejalan dengan arah kekuatan
pendorong. Informasi dari elemen-elemen lingkungan akan memberi gambaran tentang
kekuatan pendorong, seperti kebutuhan pasar, teknologi, biaya, mutu, komunikasi dan
transportasi, dan operasi secara simultan.
Pertumbuhan bisnis secara global juga mengalami hambatan dari sejumlah
faktor. Kekuatan penghambat ini dapat datang dari perbedaan pasar, sejarah,
kedangkalan manajemen, budaya, dan kendali nasional. Dampak kekuatan penghambat
ini bagi perusahaan adalah berkurangnya daya saing, tidak berkembangnya perusahaan,
daya adaptasi minim, dan meningkatnya biaya operasional. Langkah strategis
perusahaan diperlukan untuk mengurangi pengaruh kekuatan penghambat ini.
Perubahan kekuatan pendorong dan penghambat dalam bisnis global akan
menciptakan tekanan bisnis bagi perusahaan. Pertama, Perusahaan akan menghadapi
tekanan pasar, yang datang dari ekonomi global dan kuatnya persaingan, perubahan
sifat tenaga kerja, dan kekuatan konsumen berupa nilai kepuasan dan harapan. Kedua,
tekanan teknologi yang berupa inovasi dan usangnya suatu teknologi serta informasi
yang berlebihan. Dan Ketiga, tekanan datang dari sektor sosial, seperti tanggung jawab
sosial, peraturan pemerintah dan perubahannya, perlindungaan terhadap ancaman
teroris, dan masalah etika. Adanya tekanan bisnis memaksa perusahaan untuk
menyiapkan langkah-langkah responsif jika tekanan tersebut muncul. Di era bisnis yang
pengaruh teknologi informasi yang semakin luas, jelas langkah-langkah responsif
perusahaan akan memanfaatkan kelebihan yang dimiliki dari teknologi informasi, dan
secara umum dapat dikelompokkan ke dalam enam kategori, yaitu: sistem strategis,
fokus pada konsumen, pengembangan berkelanjutan, Restrukturisasi proses bisnis,
pesanan secara masal dan pembuatan sesuai pesanan, serta kerjasama bisnis antar
perusahaan. Keenam langkah responsif ini pada akhirnya melahirkan berbagai aplikasiaplikasi E-commerce yang berkembang sekarang.
4.2. Gambaran Sistem Intelijen Bisnis Global
4.2.1. Informasi Pasar
Hasil pengumpulan informasi dari setiap kategori dari informasi pasar akan
memberikan gambaran tentang kondisi lingkungan yang dihadapi perusahaan. Informasi
berkaitan tentang kekuatan pendorong dan penghambat yang ada. Gambaran dari
informasi pasar memberikan bentuk kebutuhan dan perbedaan pasar dari produk/jasa
yang ditawarkan perusahaan. Semakin global pasar yang dituju maka bentuk kebutuhan
pasar terhadap produk/jasa akan semakin bersifat dasar dan universal. Di sisi lain pasar
global juga akan menciptakan perbedaan pasar yang semakin jelas, terutama dalam
bauran pemasaran (produk, harga, iklan dan promosi, serta saluran distribusi). Aplikasi
E-commerce yang diterapkan harus mampu memfasilitasi perbedaan dan kebutuhan
pasar yang dihadapi perusahaan.
Informasi pasar juga memberikan gambaran tentang perbandingan mutu
produk/jasa yang diberikan perusahan terhadap mutu produk/jasa lain dalam tingkat
global. Hal ini akan menjadi acuan dalam kesiapan perusahaan untuk menerapkan
strategi bisnis E-commerce sesuai tujuan yang ingin dicapai.
Ketersedian komunikasi dan transportasi global akan dapat digambarkan dari
informasi pasar yang dapat dimanfaatkan untuk perencanan E-commerce untuk

Vol. 1, No. 2, Juli 2011

49

Sistem Intelijen Bisnis Global

mencapai keunggulan kompetitif dalam hal berfokus pada konsumen. Secara umum
semakin luas pemahaman terhadap informasi pasar yang dimiliki perusahaan akan
semakin siap perusahaan dalam penerapan strategi bisnis E-Commerce secara lengkap.

4.2.2. Informasi Kompetitif
Gambaran dari informasi yang dikumpulkan tentang informasi kompetitif
memberikan pemahaman tentang biaya operasional yang dikeluarkan saat perusahaan
menghadapi pasar global. Besarnya pasar global menggambarkan semakin besarnya
segmen pasar dari produk/jasa yang ditawarkan yang memberi pengaruh dalam
menurunkan biaya operasional karena jumlah yang diproduksi massal semakin besar
dibandingkan biaya produksinya. Tetapi pasar global juga membuat semakin kuatnya
persaingan yang ada. Penerapan E-Commerce yang direncanakan hendaknya dapat
meningkatkan daya saing dalam hal menciptakan efisiensi biaya melalui efisiensi dan
efektifitas proses produksi.
Pemahaman informasi kompetitif yang semakin menyeluruh membuat
perencanaan E-commerce yang mengarah kepada strategi kompetitif dalam hal efisiensi
dan efektifitas biaya dan proses produksi akan lebih baik.
4.2.3. Informasi Mata Uang Asing
Informasi ini memberikan gambaran tentang arah perkembangan struktur
moneter dan pedagangan mulai dari tingkat domestik hingga global. Arah perubahan
pola konsumsi produksi dan jasa juga akan dapat dipahami melalui informasi mata uang
asing yang dikumpulkan. Sehingga membantu perusahaan dalam memahami arah tujuan
bisnis kedepannya. Hal ini diperlukan dalam perencanaan E-commerce guna
mendukung pencapaian strategi kompetitif mulai dari tingkat strategik, taktikal, hingga
operasional.
Gambaran yang diperoleh dari informasi mata uang asing ini memberikan
pengetahuan tentang keseimbangan moneter secara global baik atau buruk, daya beli
masyarakat global, pengembalian investasi, pertumbuhan laba yang diinginkan, tingkat
kesulitan, proporsi laba yang ingin dibayarkan, dan potensi pengembangan pasar.
Pengetahuan yang lengkap dan menyeluruh berkenaan informasi mata uang asing ini
sangat bermanfaat dalam perencanaan pengembangan strategi E-commerce ke arah
sistem informasi global dan perusahan digital.
4.2.4. Informasi yang Memberi Petunjuk
Kategori-kategori dari informasi ini memberikan gambaran kepada manajemen
organisasi tentang kompleksitas lingkungan hukum dan perundang-undangan baik
secara domestik, regional, maupun global. Pemahaman ini diperlukan untuk
menghindari situasi yang mungkin menimbulkan konflik, salah pengertian, atau
pelanggaran hukum nasional dan internasional secara terbuka. Terlebih lagi ketika
operasi ke berbagai negara dengan sistem informasi global atau perusahaan digital.
Bidang informasi ini memberikan suatu pemahaman yang diperlukan berkaitan
dengan isu-isu bisnis yang relevan dengan penerapan E-commerce sebagai strategi

50

Jurnal Ilmiah SISFOTENIKA

Budi Susilo

bisnis, seperti pendirian usaha bisnis, paten dan merek dagang, perlindungan diri, dan
penyitaan.
4.2.5. Informasi Sumber Daya
Penerapan E-commerce sebagai strategi bisnis yang bertujuan mencapai efisiensi
dan keefektifan operasional dan pelayanan pada wilayah operasi dan pasar yang luas
atau global membutuhkan perubahan disain organisasi baru. Penyesuaian desain
organisasi tentu mempertimbangkan pemahaman terhadap bidang informasi sumber
daya manusia, uang, material, dan berkaitan dengan kerja sama maupun kolaborasi.
Pemilihan desain organisasi tentu berdasarkan kelengkapan informasi sumber
daya ini. Harapannya, supaya penerapan disain organisasi baru, yang menggunakan
aplikasi-aplikasi E-commerce, dapat menjalankan langkah-langkah responsif untuk
mengantisipasi dan mengurangi bahkan menghilangkan tekanan-tekanan bisnis yang
dihadapi perusahaan.
4.2.6. Kondisi Umum
Lingkungan ekonomi suatu negara khususnya dan secara global umumnya
adalah suatu faktor penting yang harus dipelajari sebelum memutuskan untuk memasuki
pasar. Bertumbuh dan berkembangnya perekonomian secara makro merangsang
aktivitas bisnis dan memberikan peluang baru serta meningkatnya daya konsumtif.
Demikian pula halnya dengan kondisi sosial secara umum akan memberikan gambaran
informasi tentang suatu indikator penting dalam perkembangan masyarakat global untuk
menerima gagasan baru dan sikap mereka terhadap cara dan prosedur pelayanan yang
baru. Selain itu, informasi sosial juga memberikan pemahaman tentang standar dan
pengharapan, struktur sosial, serta aspirasi yang berguna dalam gambaran kesiapan
masyarakat global menerima hal-hal baru.
Lingkungan politik perlu dipelajari melalui informasi-informasi penting yang
dikumpulkan karena memberikan gambaran bagi perusahaan dalam menanggapi campur
tangan politik dalam kegiatan operasional perusahaan. Ada tiga alternatif yang dapat
dipilih terhadap campur tangan politik, yaitu adaptasi menyesuaikan diri dengan
tuntutan yang ada, melakukan tindakan kontraaktif dengan mengajukan proposal yang
menguntungkan kedua belah pihak, atau menarik diri dan meninggalkan wilayah
operasi yang politiknya tidak mendukung.
Bidang informasi kondisi umum ini juga memberikan gambaran tentang
kesiapan manajemen dan teknologi yang ada di suatu negara, sehingga memberikan
suatu informasi penting dalam memahami kemampuan manajemen dan budaya
organisasi bisnis dalam menerima perubahan disain organisasi, daya tuas organisasi
untuk menjamin bisnis memiliki keunggulan bersaing mampu dicapai. Gambaran
tentang ke siapan dalam perkembangan teknologi jelas diperlukan untuk menentukan
arah perkembangan E-commerce yang diterapkan sebagai bagian strategi bisnis,
sehingga keunggulan secara strategik, taktikal, maupun operasional dapat diperoleh.
5. KESIMPULAN
Perencanaan bisnis strategis memerlukan suatu komitmen untuk menggunakan
E-commerce dalam mencapai keunggulan bersaing. Salah satu komitmen yang harus

Vol. 1, No. 2, Juli 2011

51

Sistem Intelijen Bisnis Global

dilakukan adalah melaksanakan intelijen bisnis yang bertujuan memahami peranan
penting dari setiap elemen lingkungan. Pengaruh dari adanya peran penting elemenelemen lingkungan dalam kegiatan bisnis perusahaan adalah dalam bentuk kekuatan
pendorong yang akan mempercepat dan meningkatkan keunggulan bersaing dalam
mencapai tujuan organisasi. Tetapi, di sisi lain elemen-elemen lingkungan juga
berpengaruh sebagai kekuatan penghambat berkembangnya dan menurunkan daya saing
perusahaan.
Pemakaian sistem intelijen bisnis global sebagai kerangka kerja untuk aktivitas
intelijen bisnis memberikan suatu acuan awal dalam membangun daftar dan agenda
spesifik sesuai dengan kebutuhan dan tujuan dari setiap perusahaan. Hal ini akan
memudahkan dan membantu dalam mengumpulkan informasi serta menganalisisnya,
sehingga dapat memahami kekuatan pendorong dan penghambat dari kondisi
lingkungan yang dihadapi organisasi dalam perencanaan E-commerce. Kelebihan dari
sistem intelijen bisnis global, dalam kelengkapan dan luasnya cakupan bahasan,
memberikan suatu gambaran kesiapan dan keterbatasan dari aplikasi-aplikasi Ecommerce yang akan digunakan dalam merespon tekanan bisnis dari lingkungan dan
mencapai keunggulan bersaing.
DAFTAR PUSTAKA
Jain, Subhash C., 2001, Manajemen Pemasaran Internasional, Jilid 1, Edisi Kelima,
Imam Nurmawan, Erlangga, Jakarta.
Jr, Mcleod, Raymond, and Schell, George P., 2007, Sistem Informasi Manajemen, Edisi
Kesembilan, Heri Yuliyanto, Indeks, Jakarta.
Keegan, Warren J., 1996, Manajemen Pemasaran Global, Jilid 1, Edisi Revisi,
Alexander Sindoro, Prenhallindo, Jakarta.
Laudon, Kenneth C., and Laudon, Jane P., 2005, Sistem Informasi Manajemen:
Mengelola Perusahaan Digital, Edisi 8, Erwin Philippus, ANDI, Yogyakarta.
Introduction to Information Systems,
15th ed., McGraw-Hill Higher Education.
Turban, Efraim., Rainer, Jr., R. Kelly., and Potter, Richard E., 2005, Introduction to
Information Technology, 3rd ed., John Wiley and Sons, Inc., NJ.

52

Jurnal Ilmiah SISFOTENIKA

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR YANGMEMPENGARUHI FERTILITAS PASANGAN USIA SUBUR DI DESA SEMBORO KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER TAHUN 2011

2 53 20

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN BESAR DAN MENENGAH PADA TINGKAT KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2006 - 2011

1 35 26

A DISCOURSE ANALYSIS ON “SPA: REGAIN BALANCE OF YOUR INNER AND OUTER BEAUTY” IN THE JAKARTA POST ON 4 MARCH 2011

9 161 13

Pengaruh kualitas aktiva produktif dan non performing financing terhadap return on asset perbankan syariah (Studi Pada 3 Bank Umum Syariah Tahun 2011 – 2014)

6 101 0

Pengaruh pemahaman fiqh muamalat mahasiswa terhadap keputusan membeli produk fashion palsu (study pada mahasiswa angkatan 2011 & 2012 prodi muamalat fakultas syariah dan hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

0 22 0

Pendidikan Agama Islam Untuk Kelas 3 SD Kelas 3 Suyanto Suyoto 2011

4 108 178

TAHUN AJARAN 2010 2011

0 6 10

PENGARUH KETERLIBATAN SISWA DALAM ORGANISASI EKSTRAKURIKULER TERHADAP BUDI PEKERTI SISWA SMA NEGERI 15 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

12 145 86

ANALISIS NOTA KESEPAHAMAN ANTARA BANK INDONESIA, POLRI, DAN KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2011 SEBAGAI MEKANISME PERCEPATAN PENANGANAN TINDAK PIDANA PERBANKAN KHUSUSNYA BANK INDONESIA SEBAGAI PIHAK PELAPOR

1 17 40

KOORDINASI OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) DENGAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN (LPS) DAN BANK INDONESIA (BI) DALAM UPAYA PENANGANAN BANK BERMASALAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG RI NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN

3 32 52