FEMINISME DAN BUDAYA POPULER pada

Feminisme dan budaya populer
Feminisme
Sulit menentukan definisi feminisme karena tidak ada pemikiran yang seragam. Namun secara umum
feminisme dianggap sebagai suatu bentuk politik yang bertujuan untuk mengintervensi dan mengubah
hubungan kekuasaan yang tidak setara antara lelaki dan perempuan (Joanne Hallows)
Feminisme sebagai sebuah aktivitas intelektual maupun sebuah strategi politik memiliki riwayat
panjang (Spender)
Feminisme adalah berbagai macam teori sosial yang menjabarkan antar jenis kelamin dalam
masyarakat dan pengalaman-pengalaman yang dialami oleh laki-laki dan perempuan (Caroline
Ramazanoglu)
Golongan feminisme


Feminisme Liberal
Dasar Pemikiran
Pengertian umumLiberalisme melihat bahwa hakekat manusia terletak pada kesadaran, keunikan
pada setiap individu dan untuk menjadi bebas manusia harus menggunakan rasio karena
rasionalitas sangat penting untuk mencapai kebebasan. Penalaran rasio penting unutk mengerti
prinsip-prinsip moralitas yang dapat menjamin otonomi manusia dan menjadi bebas.Feminisme
Liberal
Beberapa tokoh feminis liberal menekankan kesamaan paa kesempatan pendidikan

(Wollstonecraft). Dan juga mementingkan terpuaskannya pleasure dan happiness (Mill dan Taylor)
Perempuan juga harus sadar sebagai mahluk rasional yang mempunyai hak sipil, ekonomi, benefit
dari publik, seperti jaminan sosial, dan sebagainya (Mill)
Feminis liberal setuju akan negara kesejahteraan dimana kekuasaan negara dibatasi.
Kritik
Ada beberapa kesalahan dalam feminisme liberal dimana mereka salah mengemukakan tentang
hak individual yang terlalu ideal dan terlalu komit karena selama ini tidka ada masyarakat yang
benar-benar bebaas.Asumsi yang diugkapkan feminisme liberal adalah perempuan bisa menjadi
seperti laki-laki asalkan mereka menset pikirannya, dan mereka mengatakan bahwa banyak
perempuan yang ingin menjadi seperti laki-lali dan juga semua perempuan harus mempunyai
keinginan menjadi sepertilaki-laki terutama dalam menganut nilai kelaki-lakiannya.
Kritik lainnya adalah perempuan tidak hidupa hanya dengan rasio dan otonomi semata, hal ini
terjadi karena perempuan ingin sekali mengadopsi nilai-nilai laki-laki terrutama mengenai konsep
diri laki-laki.
Feminisme liberal terlalu rasis karean hanya mewakili kulit putih, berkelas artinya hanya
mencakup perempuan dari kelas menengah dan heteroseksual



Feminisme Radical

Dasar Pemikiran

Menurut feminisme radikal pemisahan antara sektor publik dan sektor private harus
dipisahkan.Menurut aliran ini perempuan secara historis kelompok yang tertindas, bentuk
ketertindasan perempuan yang paling luas dan mendalam dari bentuk ketertindasan yang ada.
Penindasan terhadap perempuan hal yang paling sulit dan tidak mudah untuk dihilangkan tidak
seperti penindasan lain. Penidasan terhadap perempuan menyebabkan secara kuantitatif dan
kualitatif penderitaan yang paling hebat dan seringkali penindasan ini tidak terungkap karena
dilakukan secara sembunyi (domestic violence). Dan Pemahaman terhadap penindasan perempuan
dapat memberikan konsep atau pengertian konsep terhadap bentuk penindasan lain, dengan kata
lain dengan memahami penindasan terhadap perempuan maka dapat dengan mudah memahami
bentuk penindasan lain.
Menurut aliran ini penindasan dapat dihilangkan dengan cara menentang masyarakat patriarkis.
Persoalan penindasan perempuan didasarkan atas hubungan kekuasaan dimana ada kecenderungan
laki-laki untuk mengkontrol perempuan. Kegiatan laki-laki dilegitimasi oleh institusi masyarakat
yang patriarkis.
Kritik Hal yang paling penting adalah dalam feminisme radikal ditekankan sekali tentang laki-laki
menindas dan perempuan yang tidak bersalah, mereka terjebak pada esensi dari realitas yang
akhirnya mengakibatkan analisa mereka mengalami kebuntutan dan secara politik mereka
berbahaya.Mereka juga terlalu menganggap tidak positif terhadap hubungan sex yang

heteroseksual karena perempuan lebih banyak dieksploitasi, padahal hubungan ini seharusnya
dipelihara dan kedua pihak sesungguhnya hanya ingin mencari kesenangan.



Marxist and Socialist Feminism
Dasar Pemikiran
Konsep dasar dari feminisme marxis dan sosialis didasarkan pada teori Marx, yang memandang
bahwa manusia baru bermakna apabila mereka melakukan kegiatan berproduksi, sehingga dapat
dikatakan bahwa manusia lewat berproduksi mnciptakan masyarakat yang kemudian menciptakan
atau membentuk mereka.Dari sudut pandang teori ekonomi dipandang bahwa sistem kapitalisme
hanya mendasarkan hubungan pertukaran hubngan dan pertukaran kekuasaan yang nantinya
mengharapkan surplus value dari hubungan employer dan employee. Sehingga manusia tidak
memiliki kebebasan untuk memilih sebab mereka sebagai pekerja yang tertindas.
Dari sudut pandang sosial memnunculkan kesadaran kelas yang dikarenakan trjadinya alienasi
baik terhadap produk, terhadap dirinya, terhadap masyarakat dan alam sekitarnya.
Dari sudut pandang politik dilihat adanya perjuangan kelas dan kesatuan para pekerja.
Feminisme Marxis
Melihat bahwa keberadaan secara sosial menentukan kesadaran, dan penindasan terhadap
perempuan adalah hasil dari produk struktur politik, sosial dan ekonomi. Jadi penekanan pada

feminisme marxis lebih pada persoalan kelas (Marx dan Engels)
Femiisme Sosialis
Penekanannya lebih pada persoalan keterkaitan kapitalisme dalam menumbuhkan patriarki
(Habermas, Althusser)
Kritik

Mereka dalam melihat keluarga adalah laki-laki disektor publik dan perempuan disektor privat dan
ini pembagian yang terjadi didalam sistem kapitalis, padahal dalam keluarga tidak sesederhana itu
karena didalam keluarga masih merupakan satu-satunya tempat dimana manusia dapat menemukan
cinta, keamanan, dan kenyamanan, dan keluarga bukanlah hanya melulu merupakan alat produksi
dan hanya melulu membicarakan keuangan semata tetapi juga mereka masih membahas tentang
hal-hal penting lainnya yang menyangkut keluarga.Kritk keda yang menyangkut feminisme
sosialis adalah cara mereka memandang bahwa feminisme ini terlalu sedikit membicarakan
penindasan laki-laki terhadap perempuan, hal ini dikemukakan oleh feminisme marxis. Feminisme
soslialis lebih memperhatikan penindasan utama adalah pada perempuan sebagai pekerja dan juga
perempuan sebagai perempuan.

Multicultural Feminisme



Dasar Pemikiran

Multicultural FeminismPada intinya feminisme aliran ini menekankan pada penghargaan terhadap
perbedaan nilai dan prinsip pada setiap kelompok dan mereka menyambut baik terhadap pemikiran
budaya multikulturalisme.Perlawanan terhadap seksisme harus menjadi prioritas dan isme-isme
yang lain seperti rasisme dan lain sebagainya
Untuk mengatasi ketertindasan perempuan bukan dengan cara mengambil satu bagian dan
menganggap bahwa bagian tersebut telah menjelaskan seluruh persoalan ketertindasan perempuan,
tetapi harus dilihat sebagai suatu keseluruhan yang memungkinkan kita untuk bergerak bebas
dalam menganalisa dan tidak tersempitkan oleh hanya satu pandangan apalagi dibatasi oleh
definisi tertentu.
Global Feminism
Fokus feminisme aliran ini adalah penindasan dunia pertama karean kebijaksanaan nasional yang
mengakibatkan penindasan perempuan di dunia ke tiga. Merekalebih menekankan pada isu
kolonialisme, ketimpangan keijakan dunia pertama juga masalah politik dan ekonomi. Mereka
sepakat bahwa penindasan politik dan ekonomi lebih diperhatikan. Mereka melihat adanya
perbedaan cara pandang anatar feminis dunia pertama dengan dunia ke tiga.
Tesis mereka adalah setiap perempuan berbeda, setiap komunitas dimana perempuan itu berada
juga berbeda. Penindasan yang terjadi pada perempuan mempunyai keunikan dan kondisi yang
berbeda.




Feminisme postmodern
Dasar Pemikiran
Penekanannya pada textdimana realitas adalah text/ intertextual baik yang berbentuk lisan, tulisan
dan image,, sehingga yang menjadi perhatian dari aliran feminisme postmodern adalah mereka
mengkritik bahwa adanya cara berfikir laki-laki yang diproduksi melalui bahasa lakilaki.Penalaran yang mereka terapkan hanya pada investigasi bahasa. Mereka juga menolak cara
berfikir feminis yang fanatik/ tradisional. Dan mereka juga menekankan intrepretasi yang plural
dalam kajian perempuan.
Feminisme ini dipengaruhi oleh filusuf Perancis, Eksistensialis, Psikoanalisa, Dekonstruksi.

Mereka mengatakan bahwa perbedaan antara laki-laki dan perempuan harus diterima dan
dipelihara. Mereka berusaha membongkar narasi-narasi besar, realitas, konsep kebenaran dan
bahasa
Mereka menganggap bahwa tiasp masyarakat diatur oleh suatu seri tanda, peranan dan ritual yang
saling berhubungan yang disebut aturan simbolik dan internalisasi aturan simbolik dihasilkan
lewat bahasa sehingga semakin banyak aturan simbolik masyarakat yang diterima oleh seorang
anak semakin tertanam didalam alam bawah sadarnya.
Dalam pembongkaran tidak dapat dihancurkan total tetapi bisa diperlemah dengan melakukan

pembongkaran tersebut dengan melakukan interpretasi alternatif.
Ada beberapa langkah yang ditawarkan untuk menstrukturkan pengalaman perempuan dalam
dunia laki-laki, yaitu : perempuan dapat membentuk bahasanya sendiri, perempuan dapat
membuatseksualitasnya sendiri, dan ada usaha untuk menyimpulkan dirinya sendiri (Undo
diskursus phallosentris)
Kritik
Beberapa kritik menolak untuk menjadikan feminisme postmodern sebagai feminisme untuk
akademisi, hal ini menunjukkan bahwa ada gerakan untuk menghapuskan feminisme postmodern
sebagai epikurus kontemporer.Feminisme postmodern selalu menempatkan diri di sisi yang salah
seperti dalam perdebatan kesamaan dan perbedaan hak antara perempuan dan laki-laki, juga
tentang anti esensialisme dan esensialisme. Hal ini terjadi karena mereka selalu melihat realitas
hanya sebatas text dan terkadang bisa terjadi perempuan yang tidak feminin dan laki-laki yang
tidak maskulin. Semua itu terjadi karena semangat mereka mengadakan pembongkaran dan
keberagaman (pluralisme)



Global Feminisme
Fokus feminisme aliran ini adalah penindasan dunia pertama karean kebijaksanaan nasional yang
mengakibatkan penindasan perempuan di dunia ke tiga. Merekalebih menekankan pada isu

kolonialisme, ketimpangan keijakan dunia pertama juga masalah politik dan ekonomi. Mereka
sepakat bahwa penindasan politik dan ekonomi lebih diperhatikan. Mereka melihat adanya
perbedaan cara pandang anatar feminis dunia pertama dengan dunia ke tiga.
Tesis mereka adalah setiap perempuan berbeda, setiap komunitas dimana perempuan itu berada
juga berbeda. Penindasan yang terjadi pada perempuan mempunyai keunikan dan kondisi yang
berbeda.

Budaya Populer
Sebuah tempat pertarungan dimana banyak makna (pertarungan kekuasaan atas makna yang terbentuk
dan beredar di masyarakat) ditentukan dan diperdebatkan.
Budaya populer dibangun oleh kelas penguasa untuk memenangkan hegemoni, sembari membentuk
oposisi. Dengan demikian ia terdiri bukan hanya dari pemberlakuan budaya massa yang sejalan
dengan ideologi dominan ataupun budaya oposisional yang spontan, melainkan sebagai area negosiasi
antara keduanya di mana—beberapa tipe budaya yang berbeda dari budaya pop—budaya dominan,
subordinan dan oposisional dengan segenap nilai-nilai dan unsur-unsur ideologis ”tercampur” dalam
suatu perubahan yang bersifat sekuensial (Benet, 1986: xv-xvi).

Analisis feminis dari budaya populer
Kritik analisis isi feminis tidak membatasi diri pada kritik yang sejauh ini sudah diungkapkan. Telah
dinyatakan bahwa analisis isi paling-paling hanya dapat memberikan suatu gambaran statis mengenai

relasi sosial dan gender maupun representasi laki-laki dan perempuan. Meskipun analisis isi dapat
memberikan gagasan tentang seperti apa representasi perempuan pada saat tertentu, ia tidak mampu
menjagkau lebih dari keterangan-keterangan deskriptif murni.
Efek budaya populer pada perempuan sudah dianggap lumrah pada feminisme, misalnya umum bagi
para feminis untuk menyatakan bahwa seluuh bentuk dan praktek populer dari bacaan roman hingga
cara berdandan sudah menginci perempuan dalam identitas feminim yang membuat mereka menjadi
buta dan berkolusi dengan penindasan yang mereka almi sendiri.
Alasan utama mengapa penelitian feminis dalam budaya populer memasuki kehidupan akademik ,
karena membahas mengenai perdebatan ‘citra perempuan’ penelitian feminis dalam bidang ilmu sosial
mulai memunculkan suatu bentuk penelitian mengenai bagaimana laki-laki dan perempuan
ditampilkan dalam media dan efeknya pada pemirsa media tersebut.
Kajian budaya feminis tidak sekedar menyamakan ciri-ciri budaya populer dengan pertanyaan yang
muncul dan anlisis tekstual, analisis budaya feminis juga mempengaruhi, dipengaruhi dan
diperdebatkan menjadi yang lebih luas mengenai bagaimana menganalisis dan menteorikan budaya
khususnya penelitian di kajian budaya.



Feminisme dan budaya massa
Modleski menyampaikan bahwa pada dasarnya gender penting dalam kajian budaya populer dan

memiliki relevansi tertentu dengan konsep budaya massa.
Modleski juga berpendapat bahwa cara-cara kita berpikir maupun merasakan kita mengenai
budaya massa sedemikian terkaitnya dengan gagasan-gagasan feminis bahwa kebutuhan akan
suatu kritik feminisme menjadi tampak jelas pada setiap tahap perdebatan.
Dengan perspektif kritis, Modleski memberikan hak istimewa pada laki-laki dan kesenian dengan
mengorbankan perempuan dalam budaya massa.



Teori feminis dan kritik analisis isi
Sejumlah feminis bersikap kritis terhadap penerapan analisis isi. Mereka tidak menyangkal
validitas atau manfaat temuan-temuan tapi lebih cenderung mengharapkan batasan yang jelas.
Analisis is dikatakan bersifat ateoritis dalam artian tidak ada kaitanyya dengan kerangka
penjelasan teoritis namun diperlakukan secara tidak kritis sebagai sebuah penelitian kuantitatif.
Kritik analisis isi feminis tidak membatasi diri pada kritik yang sejauh ini sudah diungkapkan.
Telah dinyatakan bahwa analisis isi paling-paling hanya dapat memberikan suatu gambaran statis
mengenai relasi sosial dan gender maupun representasi laki-laki dan perempuan. Meskipun analisis
isi dapat memberikan gagasan tentang seperti apa representasi perempuan pada saat tertentu, ia
tidak mampu menjagkau lebih dari keterangan-keterangan deskriptif murni.




Analisis Feminis, Semiologi dan Ideologi

Pertanyaan kritis muncul berkenaan dengan arti penting semiologi sesuai dengan interpretasinya
akan makna-makna tersembunyi yang diungkapkannya.
Makna yang dangkal dalam contoh ini adalah majalah tersebut menyenangkan untuk dibaca yang
tampaknya bagi McRobbie karena “ringan bobotnya... yang dapat dilihat secara gamblang pada
pemanfaatan warna, grafis, maupun iklan. Majalah ini harus dibaca secara santai yang berarti
menunjukkan bahwa pokok bahasannya sama sekali tidak serius, dan tentunya bukan berita”
Sifat ini berfungsi mengaburkan ideologi yang ada didalam majalah tersebut, meskipun ada
keyakinan bahwa pembaca sasaran akan benar-benar membaca majalah tersebut.
Secara singkat dapat dikatakan, tanpa ada argumen-argumen yang memiliki landasan yang lebih
obyektif, bahwa semiologi selalu cenderung menimbulkan berbagai interpretasi arbitrer

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM SITUASI PERTEMUAN ANTAR BUDAYA STUDI DI RUANG TUNGGU TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

97 602 2

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

HUBUNGAN ANTARA STRES DAN PERILAKU AGRESIF PADA REMAJA

11 143 2