ANALISIS KRIMINOLOGIS TENTANG ANAK PELAKU PENCURIAN DENGAN KEKERASAN YANG MENGGUNAKAN SENJATA TAJAM (Studi Kasus Di Wilayah Polres Lampung Timur)

  

ANALISIS KRIMINOLOGIS TENTANG ANAK PELAKU PENCURIAN

DENGAN KEKERASAN YANG MENGGUNAKAN SENJATA TAJAM

(Studi Kasus Di Wilayah Polres Lampung Timur)

(Jurnal)

  

Oleh:

Agung Fernando Satrya

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

  

2017

  

ANALISIS KRIMINOLOGIS TENTANG ANAK PELAKU PENCURIAN

DENGAN KEKERASAN YANG MENGGUNAKAN SENJATA TAJAM

(Studi Kasus Di Wilayah Polres Lampung Timur)

Oleh:

  

Agung Fernando Satrya, Diah Gustiniati, Rini Fathonah

Email :

  Tindak pidana kejahatan anak pelaku pencurian dengan kekerasan yang menggunakan senjata tajam kendaraan bermotor akhir-akhir ini membuat masyarakat merasa resah dan takut untuk mengendarai kendaraan bermotor saat melintasi jalan-jalan yang sepi. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah faktor-faktor penyebab terjadinya anak pelaku pencurian dan bagaimana upaya yang dilakukan aparat hukum untuk menanggulangi terjadinya anak pelaku pencurian dengan kekerasan yang menggunakan senjata tajam. Pendekatan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah Pendekatan Secara Yuridis Normatif,Pendekatan Secara Yuridis Empiris dengan cara melihat fakta-fakta yang ada dilapangan. Data yang digunakan adalah data primer yaitu data yang diperoleh dari Polres Lampung Timur dan Dosen pada Fakultas hukum Universitas Lampung yang berhubungan dengan bahasan kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan anak pelaku pencurian dengan kekerasan yang menggunakan senjata tajam di Kabupaten Lampung Timur adalah faktor rendahnya tingkat pendidikan dari anak-anak sebagai pelaku dan perilaku kriminal dari pelaku kejahatan itu sendiri serta faktor kondisi ekonomi yang tidak mendukung pemenuhan kebutuhan hidup pelaku, faktor lingkungan sosial pelaku, dan faktor penegakan hukum yang belum memberikan kesadaran hukum bagi pelaku tindak pidana pencurian dengan kekerasan. Adapun upaya pencegahan dan penanggulangan tindak pidana pencurian sepeda motor yang dapat dilakukan oleh aparat penegak hukum adalah dengan melakukan patroli berkeliling di daerah-daerah yang rawan terjadi pencurian sepeda motor. Operasi Penertiban Kelengkapan Kendaraan Bermotor, dan menggali informasi- informasi mengenai modus operandi, nama-nama tersangka, dan tempat persembunyiannya dari pelaku pencurian sepeda motor yang telah ditangkap. Saran penulis adalah dibutuhkan perbaikan internal maupun eksternal terhadap kondisi kehidupan masyarakat dan perlunya sosialisasi mengenai berbagai modus operandi dari pelaku tindak pidana pencurian.

  Kata Kunci: Pencurian, Kekerasan, Anak

  

A CRIMINOLOGICAL ANALYSIS ON THEFT CRIME WITH SHARP

WEAPON COMMITTED BY CHILD PERPETRATORS

(A Case Study In East Lampung Jurisdiction)

By:

  

Agung Fernando Satrya, Diah Gustiniati, Rini Fathonah

Email :

Lately, the criminal acts of motorcycle theft with sharp weapon committed by child

perpetrators has caused public restless and terrified to ride motorcycle in a quiet

streets. The problem in this research are formulated as follows: what are the causing

factors of the theft crime committed by child perpetrators and what countermeasures

to be done by law apparatus against the crime of theft with sharp weapon committed

by child perpetrators. This research used normative approach, and also empirical

approach by looking at the existing facts in the field. The data sources consisted of

primary data which were obtained from East Lampung Resort Police and a Lecturer

of Law Faculty of Lampung University related to the case of discussion. The result of

the research showed that among the factors causing theft with sharp weapon

committed by child perpetrators in East Lampung regency was the low level of

education of the child perpetrators and their criminal behavior and also the economic

condition where their basic necessity was not well fulfilled, the social environmental

factors of the perpetrator, and law enforcement has not provided legal awareness for

perpetrators of criminal theft by force. The countermeasures has been done by the law

enforcers to prevent and overcome the crime of motorcycle theft, such as by

patrolling around in areas prone to the theft of motorcycles. Further, by controlling

operation of the completeness of motor vehicles, and exploring information about the

mode of crime, the information of suspects, and the hiding places of the perpetrators

of motorcycle theft who have been arrested. The author suggested that it is important

to improve the internal and external living conditions of the community and the need

to socialize about various crime mode of theft perpetrator.

  Keywords: Theft, Violence, Child

   PENDAHULUAN

  Pergaulan masyarakat, setiap hari terjadi hubungan anatara anggota- anggota masyarakat yang satu dengan yang lainnya. Pergaulan tersebut menimbulkan berbagai peristiwa atau kejadian yang dapat menggerakkan peristiwa hukum.

  karena disebabkan faktor kemiskinan, kebodohan, dan desakan ekonomi yang cenderung membuat orang berbuat menyimpang (pencurian).

  Masalah kejahatan merupakan masalah abadi dalam kehidupan manusia, karena ia berkembang sejalan dengan berkembangnya tingkat peradaban umat manusia yang semakin kompleks. Sejarah perkembangan manusia sampai saat ini telah ditandai oleh berbagai usaha manusia untuk mempertahankan kehidupannya, dimana kekerasan sebagai salah satu fenomena dalam usaha mencapai tujuan suatu kelompok tertentu dalam masyarakat atau tujuan yang bersifat perseorangan untuk mempertahankan hidup tersebut. Berkaitan dengan kejahatan, maka kekrasan merupakan pelengkap dari bentuk kejahatan itu tersendiri. Aparat penegak hukum memiliki peran yang sangat penting sebagai jembatan pelaksanaan suatu aturan

  (sollen) agar dapat diimplementasikan

  dalam kehidupan sosial, dimana dalam kenyataan (Sein), dapat dikaji sejauh manakah pelaksanaan itu diterapkan. Dalam proses pelaksanaan hukum, timbul dua variabel penting, yaitu hak dan kewajiban. Dimana pelaksanaan hukum pada masyarakat berlaku secara umum kepada setiapp 1 Chainur Arasjid, Dasar-Dasar Ilmu Hukum, proporsional dan tidak diskriminatif.

  2 Salah satu bentuk tindak pidana yang

  akhir-akhir ini yang terjadi dan sangat mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat di Provinsi Lampung khususnya di Kabupaten Lampung Timur adalah pencurian kendaaran bermotor dengan kekerasan yang menggunakan senjata tajam. Dalam kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP, buku ke-2 titel XXII mulai dari Pasal 367 KUHP. Berikut bentuk pokok delik pencurian dengan kekerasan diatur dalam Pasal 365 KUHP, adalah “diancam pidana paling lama Sembilan tahun, pencurian yang didahului, disertai, atau diikuti dengan kekerasan, terhadap orang dengan maksud untuk mempersiapkan atau mempermudah pencurian, atau dalam hal tertangkap tangan, untuk memungkinkan melarikan diri sendiri atau peserta lainnya, atau untuk tetap menguasai barang yang dicurinya. Pemberitaan di berbagai media massa, baik itu media elektronik maupun media cetak, dapat diketahui bahwa berita mengenai pencurian kendaaran bermotor roda dua bukan saja menarik perhatian, tetapi juga mengusik rasa aman sekaligus mengundang sejumlah pertanyaan tentang kenyataan apa yang terjadi di masyarakat. Demikian pula halnya di Kabupaten Lampung Timur di daerah tersebut penulis mengambil tempat atau lokasi penelitian sebab dari hasil pantauan penulis masih sering terjadi pencurian kendaraan bermotor roda dua dengan cara kekerasan.

1 Pencurian ada

  2 Budi Rizki H, dan Rini Fathonah. Studi Lembaga Penegak Hukum . Bandar Lampung pencurian dengan kekerasan yang menggunakan senjata tajam kendaraan bermotor akhir-akhir ini membuat masyarakat merasa resah dan takut untuk mengendarai kendaraan bermotor apalagi saat melintasi jalan-jalan yang sepi, apabila aparat kepolisian terlambat bahkan tidak bisa mengungkap kasus ini, hal ini disebabkan banyaknya kendala dalam kasus yang dihadapi oleh pihak kepolisian diantaranya adalah keterbatasan jumlah personil dikesatuan Reserse, sedangkan kelompok-kelompok tindak kejahatan ini semakin banyak. Keadaan yang demikian dapat menyebabkan masyarakat menjadi pesimis untuk dapat menemukan kembali kendaraan yang hilang dan masyarakat juga menjadi lebih senang mencari sendiri kendaraannya tersebut dan yang lebih merisaukan adalah masyarakat menjadi sering main hakim sendiri terhadap tersangka yang belum terbukti melakukan pencurian kendaraan bermotor tersebut.

  Fenomena pelaku tindak pidana yang terjadi di wilayah Kabupaten Lampung Timur ini menarik untuk dikaji hal ini penting karena nampaknya profesi kejahatan sudah menjadi semacam budaya tersendiri dan sudah mendapat “izin” dari masyarakat tertentu. Apa tidak ada pekerjaan lain di kampung yang bisa mereka kerjakan sampai pilihan sadar memilih menjadi “penjahat” sebagai opsi terakhir.

  Salah satu tindak pidana pencurian dengan kekerasan yang menggunakan senjata tajam di Lampung Timur adalah pada hari senin tanggal 08 Agustus 2016 sekitar pukul 20.30 pencurian dengan kekerasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 365 ayat (2) dan Pasal 368 ayat (2) KUHP yang berlokasi di Lapangan PU Desa Braja Sakti Kecamatan Way Jepara di Kabupaten Lampung Timur yang dilakukan oleh dua pelaku dengan cara meminta secara paksa dan mengancam menggunakan senjata tajam berupa pisau yang diselipkan dipinggang dengan mengatakan suatu kalimat yang membuat korban menjadi ketakutan sembari menunjukkan gagang pisau kepada korban, lalu kedua pelaku mengambil dua (unit) Hanphone milik kedua korban. Akibat kejadian tersebut korban mengalami kerugian yang di taksir sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah). Dan orang tua korban melaporkan kejadian tesebut ke kantor polisi untuk di tindak lanjuti.

  Contoh kasus lain adalah pada kasus yang terjadi di Kampung Udik, Desa Bojong, Kecamatan Sekampung Udik, Lampung Timur, pada Rabu, 4 September 2013 dini hari Saat itu, ketiga pelaku masuk ke rumah korban dengan cara mencongkel pintu rumah. Ketika itu, korban hanya tinggal berdua dengan anaknya yang masih balita, sementara suaminya bekerja shift malam sebagai satpam. Pas masuk korban mengetahuinya, kemudian salah satu pelaku menodong korban dengan pisau dan mengancam korban," imbuhnya. Korban kemudian diikat tali rafia, lalu dibawa ke kebun belakang rumah. Para pelaku kemudian menjarah sejumlah perhiasan emas korban.

  Pelaku kejahatan khususnya kejahatan pencurian yang dilakukan oleh anak yang tidak berpendidikan, pencurian masih berada pada tingkat pendidikan SD dan SMP, karena itulah faktor pendidikan merupakan faktor penyebab atau yang melatarbelakangi terjadinya suatu kejahatan khususnya kejahatan pencurian yang dilakukan oleh anak di Kabupaten Lampung Timur.

  Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Kriminologis Tentang Anak Pelaku Pencurian Dengan Kekerasan Yang Menggunakan Senjata Tajam(Studi Kasus Di Wilayah Polres Lampung Timur) 1.

  Apakah faktor-faktor penyebab terjadinya tentang anak pelaku pencurian dengan kekerasan yang menggunakan senjata tajam?

  2. Bagaimanakah upaya yang dilakukan aparat hukum untuk menanggulangi terjadinya tentang anak pelaku pencurian dengan kekerasan yang menggunakan senjata tajam?

  Pendekatan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah Pendekatan Secara Yuridis Normatif,Pendekatan Secara Yuridis Empiris dengan cara melihat fakta- fakta yang ada dilapangan. Data yang digunakan adalah data primer yaitu data yang diperoleh dari Polres Lampung Timur dan Dosen pada Fakultas hukum Universitas Lampung yang berhubungan dengan bahasan kasus.

   PEMBAHASAN A. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Kejahatan Pencurian yang Dilakukan Oleh Anak di Lampung Timur

  Terjadinya suatu kejahatan tidak serta merta terjadi secara spontanitas tanpa suatu sebab. Kejahatan yang umumnya terjadi di Negara Indonesia ini selain karena adanya kesempatan pelaku dalam melakukan kejahatan juga terdapat faktor lain seperti faktor ekonomi, lingkungan dan sebagainya.

  Hal yang sama juga sangat mungkin terjadi di Kabupaten Lampung Timur tempat Penulis melakukan penelitian. Penulis melakukan penelitian di kantor Kepolisian dan Pengadilan setempat mengenai kejahatan pencurian yang dilakukan oleh anak ditinjau dari sisi kriminologis. Berdasarkan data yang yang diperoleh Penulis terkait kejahatan pencurian yang dilakukan oleh anak, ditemukan adanya kasus terhitung dari 2013 sampai akhir tahun 2017 meskipun agak kurang signifikan tetapi hal ini bisa saja menjadi sesuatu yang harus dipikirkan bagaimana penanggulangannya mengingat kabupaten Lampung Timur akan menjadi salah satu kota besar di Indonesia.

  Berdasarkan wawancaran yang penulis lakukan dengan akademisi FH Unila Erna Dewi,S.H,M.H. terkait dengan pokok permasalahan yang menjadi kajian penulis dalam tugas akhir, yaitu mengenai tindak anak pelaku pencurian dengan kekerasan yang menggunakan senjata tajam. Menurut beliau minimnya pengawasan oleh aparat kepolisian dan juga para orang tua. Hal lainya adalah kesadaran hukum masyarakat kejahatan yang terjadi dilingkungnnya, ini menjadi semakin maraknya tindak kejahatan khususnya dalam hal ini adalah tindak pencurian dengan kekerasan yang menggunakan senjata tajam yang sudah sangat meresahkan,banyak faktor yang melandasi terjadinya tindak pidana ini kemungkinan besar adalah karna faktor ekonomi dan pergaulan. Sangat disayangkan anak yang semestinya masih sangat membutuhkan pendidikan yang dasar dapat melakukan tindak kriminal tersebut. Tugas pihak kepolisan adalah memberikan sanksi atau memberikan arahan ke anak pelaku pencurian dengan kekerasan yang menggunakan senjata tajam agar dapat menyesali perbuatan sehingga dewasa nanti mereka dapat menjadi warga negara yang baik.

  tentang faktor penyebab terjadinya kejahatan pencurian yang dilakukan oleh anak, terlebih dahulu penulis akan memaparkan data kejahatan pencurian secara umum, data kejahatan pencurian yang dilakukan oleh anak, data tingkatan pendidikan pelaku, dan data pekerjaan orang tua pelaku. Penyebab terjadinya kriminalitas (pencurian) adalah faktor intern dan ekstern. Faktor intern adalah dorongan yang terjadi dari dirinya sendiri, sementara faktor ekstern adalah faktor yang tercipta dari luar dirinya, faktor inilah yang bisa dikatakan cukup kompleks dan bervariasi. Kesenjangan sosial, kesenjangan ekonomi, ketidakadilan, dsb, merupakan contoh penyebab 3 berasal dari luar dirinya.

  1. Faktor Intern

  a) Tingkat Pendidikan Faktor pendidikan merupakan salah satu faktor pendorong seseorang untuk melakukan suatu tindak pidana pencurian. Hal itu disebabkan oleh tingkat pengetahuan mereka yang kurang terhadap hal-hal seperti aturan yang dalam cara hidup bermasyarakat. Tingkat pendidikan dianggap sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang berbuat jahat (mencuri), pendidikan merupakan sarana bagi seseorang untuk mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk. Dan dengan melakukan suatu perbuatan apakah perbuatan tersebut memiliki suatu manfaat tertentu atau malah membuat masalah/ kerugian tertentu. Berdasar- kan dari hasil wawancara dengan para pelaku, salah satu diantaranya mengatakan, “Saya ini cuman lulus SD, sekarang susah cari kerja kalau tidak sekolah tinggi, yah terpaksa lah begini, daripada tidak bisa mak an.” Selain itu, hal tersebut juga menunjukkan daya tangkap orang tersebut mengenai mana hal yang baik dan yang buruk juga kurang.

3 Sebelum memasuki pembahasan

  b) Perilaku Individu Seseorang yang tingkah lakunya baik akan mengakibatkan seseorang tersebut mendapatkan penghargaan dari masyarakat, akan tetapi sebaliknya jika seseorang bertingkah laku tidak baik maka orang itu akan menimbulkan kekacauan dalam masyarakat. Mereka yang dapat mengontrol dan mengembangkan kepribadiannya yang positif akan dapat menghasilkan banyak manfaat baik itu bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. mengontrol kepribadiannya dan cenderung terombang ambing oleh perkembangan akan terus terseret arus kemana akan mengalir. Entah itu baik atau buruk mereka akan tetap mengikuti hal tersebut. Terdapat pula penyebab seseorang melakukan tindak pidana, seperti yang telah disebutkan diatas bahwa keinginan manusia merupakan hal yang tidak pernah ada batasnya. Salah satu pelaku pencurian motor mengatakan, “Pada awalnya saya enggak ada niatan buat ambil motor orang, tapi karena waktu itu saya lihat ada motor yang sudah siap pakai (mesin sudah nyala) dan pemiliknya enggak kelihatan jadi saya ambil saja motornya”. Selain dari diri si pelaku, korban merupakan faktor yang tidak kalah penting dalam terjadinya suatu kejahatan.

  Kelengahan korban merupakan kunci dari suatu kejahatan, misalnya saja korban yang akan mengunakan sepeda motor untuk menuju ke suatu tempat, kemudian mengeluarkan sepeda motor tersebut di depan rumah dengan menyalakan mesinnya terlebih dahulu, lalu korban kembali masuk ke dalam rumah untuk mengambil sesuatu yang tertinggal. Pada titik ini kelengahan korban dapat menyebabkan terjadinya suatu kejahatan. Seseorang yang secara kebetulan melewati jalantersebut melihat seseorang yang mengendarai sepeda motor yang sudah siap untuk bawa pergi tanpa berpikir panjang bisa saja mengambil sepeda motor tersebut, meskipun orang tersebut tadinya tidak memiliki niat untuk mengambil sepeda motor tersebut.

  a) Kondisi Ekonomi Kemiskinan merupakan sebuah fenomena yang tidak dapat ditolak di setiap negara. Hingga sekarang belum ada jalan kelaur untuk menyelesaikan fenomena tersebut. Plato mengemukakan bahwa disetiap negara dimana banyak terdapat orang miskin, dengan secara diam-diam terdapat banyak penjahat, pelanggar agama dan dan penjahat dari bermacam-macam corak.

  Hampir setiap tahun harga kebutuhan pokok terus meningkat, sedangkan pendapatan tiap individu belum tentu mampu untuk mencukupi peningkatan tersebut. Sehingga hal tersebut mengakibatkan alasan bagi seseorang untuk melakukan tindak pidana pencurian kendaraan bermotor. “Sekarang barang-barang itu mahal, mau makan saja susah, apa lagi saya tidak punya pekerjaan, jadi saya mencuri motor.” Kondisi perekonomian inilah yang membuat seseorang dengan terpaksa melakukan pencurian. Demi memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya, seseorang melakukan pencurian tersebut tanpa pikir panjang.

  b) Lingkungan Sosial Selain faktor ekonomi, faktor lingkungan merupakan salah satu faktor yang memiliki pengaruh atas terjadinya tindak pencurian.

  Seseorang yang hidup/tinggal di dalam lingkungan yang mendukung untuk dilakukannya pencurian, maka di suatu waktu ia juga akan melakukan tindak pencurian tersebut. Banyak hal yang membuat lingkungan menjadi faktor penyebab terjadinya suatu tindak kejahatan (pencurian). Misalnya kebutuhan dalam pergaulan dengan teman kurang dan pergaulan dengan seseorang yang memiliki pekerjaan sebagai pencuri. Orang tua bertanggungjawab atas apa yang dilakukannya oleh anaknya, ada pepatah mengatakan bahwa “buah jatuh tidak jauh dari pohonnya” oleh sebab itu pola tingkah laku/kebiasaan orang tua di dalam rumah tangga menentukan bagaimana sifat seorang anak dalam pergaulannya. Selain itu bagaimana cara orang tua mendidik seorang anak juga mempengaruhi bagaimana sifat seorang anak di masyarakat. Oleh karena itulah orang tua memeiliki peranan yang sangat penting dalam mencegah seorang anak melakukan tindak kejahatan.

  c) Faktor Penegakan Hukum Minimnya jumlah hukuman yang dijatuhkan kepada para pelaku membuat tidak jeranya pelaku pencurian kendaraan bermotor tersebut, sehingga pelaku yang telah bebas dari masa hukumannya tidak takut/tidak segan-segan mengulangi perbuatan pencurian kembali.

  Berdasarkan data yang diperoleh oleh peneliti dari hasil wawancara dengan narapidana, terdapat 3 orang dari 5 orang narapidana yang diwawancarai oleh penulis yang ternyata sudah lebih dari 1 kali keluar masuk penjara pada kasus yang sama, yaitu pencurian kendaraan bermotor. Penerapan hukum pidana yang kurang maksimal membuat ketidakjeraan pelaku dalam melakukan tindak pidana. Sulit tercapainya keadilan bagi korban membuat masyarakat sedikit demi sedikit berpaling atau tidak percaya kepada negara sebagai pelindung hak-hak warga negara. Masyarakat cenderung melakukan caranya sendiri untuk mengatasi lingkungannya yaitu dengan cara main hakim sendiri. Selain 3 orang pelaku yang telah lebih dari satu kali keluar masuk Lapas, terdapat juga 2 orang pelaku yang mengaku sudah lebih dari 1 kali melakukan pencurian kendaraan bermotor tetapi baru 1 kali masuk Lapas. Hal tersebut menunjukkan bahwa aparat penegak hukum yang dalam hal ini adalah aparat kepolisian Polres Lampung Timur mengalami kesulitan dalam pengungkapan kasus-kasus pencurian kendaraan bermotor. Sudah seharusnya aparat penegak hukum menyadari gejala-gejala kecil yang menyebabkan perubahan dalam suatu proses pencapaian kesejahteraan rakyat. Perubahan-perubahan kecil tentunya akan dapat memberikan pengaruh yang besar apabila terjadi secara terus menerus. Meskipun telah dijelaskan diatas mengenai faktor- faktor yang menyebabkan seseorang melakukan tindak pidana pencurian kendaraan bermotor, tetapi tidak menutup kemungkinan munculnya faktor-faktor baru yang semakin komplek mengingat terjadinya perkembangan di segala bidang itu sendiri. Menurut teori chaos, faktor-faktor penyebab seseorang melakukan suatu tindak pidana merupakan pengaruh dari perubahan-perubahan kecil (kondisi ekonomi, kondisi fisik, kondisi sosial, kepercayaan, dll) yang terjadi di sekitar pelaku. Perubahan- perubahan kecil tersebut semakin lama memberikan pengaruh terhadap kepribadian seseorang (pelaku). Apabila orang tersebut secara sadar dan dapat mengantisipasi perubahan- perubahan kecil tersebut, maka orang tersebut akan terlepas dari pengaruh- perubahan-perubahan kecil itu. Namun sebaliknya, apabila seseorang tersebut tidak dapat mengantisipasi dan tanpa ada kesiapan akan perubahan-perubahan tersebut, maka orang tersebut akan terus terseret oleh arus perubahan tersebut dan akan memberinya pengaruh yang memungkinkan membuat dirinya berbuat jahat. Faktor-faktor yang telah disebutkan diatas merupakan pengaruh utama seseorang melakukan kejahatan, terlepas dari faktor-faktor tersebut perlu diketahui bahwa terdapatsesuatuyang lebih fundamental atas terjadinya suatu kejahatan, yaitu adanya kesempatan.

B. Upaya Penanggulangan Kejahatan Pencurian Yang Dilakukan Oleh Anak Di Kabupaten Lamtim

  Sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa terjadinya kejahatan pencurian yang dilakukan oleh anak di Kabupaten Lampung Timur disebabkan oleh beberapa faktor. Karena itu perlu diadakan penanggulangan agar faktor-faktor tersebut dapat dicegah dan ditanggulangi. Kejahatan pencurian yang dilakukan oleh anak ini sangat berakibat buruk bagi kehidupan anak yang akan merusak masa depan anak sebagai generasi penerus bangsa bukan hanya itu masalah ini bisa juga merusak dan membahayakan kehidupan masyarakat misalnya rusaknya moral,hukum, dan agama.

  Untuk itu masalah ini harus ditanggulangi meskipun sangat sulit untuk menangani masalah kejahatan pencurian yang dilakukan oleh anak dilakukan oleh penulis di beberapa instansi terkait, ada beberapa upaya penanggulangan yang telah dilakukan guna mencegah dan menanggulangi kejahatan pencurian yang dilakukan oleh anak di Kabupaten Lampung Timur. Setelah penulis mengemukakan beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya kejahatan pencurian yang dilakukan oleh anak, selanjutnya akan dipaparkan mengenai upaya-upaya penanggulangan kejahatan pencurian yang dilakukan oleh anak yang dilakukan oleh instansi-instansi terkait yakni Kepolisian Resort Lampung Timur. Kejahatan pencurian yang dilakukan oleh anak ini sangat berakibat buruk bagi kehidupan anak yang akan merusak masa depan anak sebagai generasi penerus bangsa bukan hanya itu masalah ini bisa juga merusak dan membahayakan kehidupan masyarakat misalnya rusaknya moral,hukum, dan agama. Untuk itu masalah ini harus ditanggulangi meskipun sangat suli untuk menangani masalah kejahatan pencurian yang dilakukan oleh anak ini. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis di beberapa instansiterkait, ada beberapa upaya penanggulangan yang telah dilakukan guna menaggulangi kejahatan pencurian yang dilakukan oleh anak di Kabupaten Lampung Timur Menurut Bripka. I Ketut Darmayasa. Kanit. Resum Sat Reskrim Polres Lampung Timur (wawancara 13 Juni 2017), ada beberapa upaya yang telah dilakukan dalam menaggulangi masalah kejahatan pencurian yang

4 Upaya Preventif

  Darmayasa. Kanit. Resum Sat Reskrim Polres Lampung Timur ( wawancara 13 Juni

  Adapun upaya-upaya yang dilakukan oleh Polres Lampung Timur terkait

  Aparat Kepolisian serta instansi pemerintah setempat yang terkait perlu mengadakan penyuluhan dan bimbingan khusus terhadap anak sebagai pelaku kejahatan pencurian.

  Aparat Kepolisian harus menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat dan instansi terkait untuk saling membantu dalam menekan kejahatan ini c.

  b.

  Aparat kepolisian harus lebih aktif melakukan kegiatan patroli jangan hanya dilakukan pada hari tertentu tetapi dihari-hari biasa, setidaknya sekali dalam dua minggu.

  a.

  Berdasarkan hasil pengamatan lapangan yang dilakukan oleh Penulis, Penulis menemukan bahwa pihak Kepolisian jarang terlihat melakukan patrol. Biasanya kepolisian hanya melakukan patrol menjelang perayaan tahun baru, menyambut bulan suci ramadhan dan menyambut perayaan natal, padahal dihari-hari biasa sering terjadi kejahatan ini dalam upaya menekan tingginya kejahatan pencurian yang dilakukan oleh anak. Menurut tanggapan penulis hal ini sangat perlu dilakukan pihak kepolisian guna menekan semakin banyaknya terjadi kejahatan pencurian yang dilakukan oleh anak.

  Menanggapi komentar diatas, Penulis menyimpulkan bahwa selain kurang aktifnya aparat Kepolisian dalam mencari infomasi dari masyarakat, pengawasan orang tua yang kurang dapat menyebabkan terjadinya kejahatan pencurian yang dilakukan oleh anak.

  menanamkan nilai-nilai/ norma- norma yang baik sehingga norma- norma tersebut terinternalisasi dalam diri seseorang. Meskipun ada kesempatan untuk melakukan pelanggaran / kejahatan tapi tidak ada niatnya untuk melakukan hal tersebut maka tidak akan terjadi kajahatan.

  Upaya Preventif, upaya yang bertujuan untuk mencegah sebelum terjadinya kejahatan pencurian yang dilakukan oleh anak.

  Upaya represif

  Melakukan pendataan terhadap genk-genk motor yang ada di Kabupaten Lampung Timur.

  d.

  Melaksanakan sosialisasi dan bekerjasama dengan perlindungan perempuan dan anak dari instansi terkait, sekolah- sekolah di Kabupaten Lampung Timur dan kepada orang tua yang memiliki anak yang sudah tidak bersekolah.

  c.

  Menempatkan personil kepolisian di tempat keramaian yang rawan terjadi lokasi pencurian.

  b.

  Mengadakan patroli keliling di Kabupaten Lampung Timur.

  a.

  Upaya represif, merupakan upaya yang bertujuan untuk menekan (menghapuskan) Kejahatan pencurian yang dilakukan oleh anak dengan melakukan razia bersama instansi lain seperti Satuan Polisi Pamong Praja dan pihak Kodim Lampung Timur di tempat-tempat perkumpulan anak yang biasa dijadikan tempat untuk 4 Wawancara dengan Bripka. I Ketut yang dilakukan oleh anak di Kabupaten Lampung Timur antara lain adalah :

  5 a.

  Menerima dan mengambil tindakan terhadap laporan atau pengaduan kejahatan.

  b.

  Mengadakan pemeriksaan terhadap tersangka dan barang bukti serta upaya hukum lainnya dalam rangka penyidikan perkara pencurian yang dilakukan oleh anak di Kabupaten Lampung Timur.dan selanjutnya jika sudah lengkap (P-21) segera dilimpahkan ke Kejaksaan.

  Dengan mengambil langkah-langkah seperti telah dikemukakan di atas, maka akan dapat mengoptimalkan tindakan koordinasi sehingga luas wilayah yang merupakan masalah selama ini akan dapat tertanggulangi dengan baik. Untuk itu, tanggung jawab dari masing-masing personil untuk secara konsisten melaksanakan dan melakukan tugas-tugasnya sangat dituntut sehingga dapat menanggulangi dan mengendalikan kejahatan khususnya kejahatan pencurian yang dilakukan oleh anak di Kabupaten Lampung Timur:

  6

  1. Patroli Aparat Polres Lampung Timur tergabung dalam Tim Khusus Begal dan Tim Gabungan dari Polres Lampung Timur senantiasa melakukan patroli berkeliling yang dilaksanakan dengan cara berkoordinasi dengan setiap Polsek yang ada. Terutama diakukan di tempat-tempat sepi dan rawan 5 Wawancara dengan Bripka.

  I Ketut Darmayasa. Kanit. Resum Sat Reskrim Polres Lampung Timur. (13 juni 2017) 6 Wawancara dengan Bripka. I Ketut Darmayasa. Kanit. Resum Sat Reskrim

  Dari sudut pandang kriminologi, kegiatan patroli yang dilakukan oleh aparat upaya preventif yaitu upaya yang ditekankan untuk menghilangkan kesempatan kepada para pelaku untuk melakukan aksi kejahatan.

  2. Operasi Penertiban Kelengkapan Kendaraan Bermotor (Sweeping) Operasi Penertiban Kelengkapan Kendaraan Bermotor atau biasa disebut sweeping juga merupakan salah satu kegiatan rutin yang dilakukan oleh jajaran aparat Polres Lampung Timur. Operasi ini terus dilakukan demi mencegah dan menertibkan pelanggaran- pelanggaran lalu lintas.Operasi ini juga bertujuan untuk mengamankan kendaraan- kendaraan bermotor yang tidak memiliki kelengkapan surat- surat yang dicurigai sebagai kendaraan bermotor hasil curian. Menurut teori-teori penanggulangan kejahatan sesuai konsep kriminologi, kegiatan sweeping yang dilakukan oleh aparat Kepolisian Resor Lampung Timur dalam juga merupakan upaya pencegahan preventif sekaligus upaya represif.

  3.Sosialisasi Terhadap Pelajar yang sering dilakukan oleh pihak-pihak kepolisian biasanya diadakan atas kerjasama dengan sekolah-sekolah (SMP, SMA/SMK). Bentuknya pun bermacam-macam, bisa dalam bentuk sosialisasi hukum, seminar, dan dialog. Dalam konsep kriminologi, kegiatan sosialisasi terhadap pelajar dikategori sebagai upaya pre- emtif.yang dimaksud dengan upaya pre-emtif adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh pihak kepolisian untuk mencegah terjadinya tindak pidana melalui penanaman nilai-nilai, norma-norma tersebut terinternalisasi dalam diri seseorang. Meskipun ada kesempatan untuk melakukan kejahatan tapi tidak ada niatnya untuk melakukan hal tersebut maka tidak akan terjadi kejahatan. Jadi dalam usaha pre-emtif faktor niat akan menjadi hilang meskipun ada kesempatan.

  4. Mengembangkan Penyidikan melalui Keterangan-Keterangan Pelaku Begal Motor Salah satu informasi yang paling berguna adalah dengan menggali informasi dari anggota-anggota sindikat yang tertangkap. Keterangan atau informasi inilah yang dijadikan acuan dalam pergerakan kepolisian untuk mengetahui nama-nama anggota sindikat, menemukan lokasi persembunyian anggota-anggota sindikat yang buron atau lokasi-lokasi yang menjadi target kejahatan sindikat tersebut Dari sudut pandang kriminologi, upaya yang dilakukan oleh Polres Lampung Timur, melalui pengembangan keterangan- keterangan pelaku begal motor adalah merupakan teori penanggulangan yang disebut dengan upaya represif. Upaya represif adalah tindakan yang dilakukan pada saat telah terjadi tindak pidana/kejahatan yang tindakannya berupa penegakan hukum (law enforcemenet) dengan menjatuhkan hukuman

  Kejahatan pencurian yang dilakukan oleh anak dipandang sangat meresahkan masyarakat Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan faktor-faktor penyebab terjadinya kejahatan pencurian yang dilakukan oleh anak dan upaya-upaya penaggulangan yang dilakukan oleh instansi-instansi terkait.

  1. Faktor-faktor yang menyebabkan maraknya pencurian sepeda motor di Kabupaten Kabupaten Lampung Timur adalah faktor rendahnya tingkat pendidikan dari pelaku dan perilaku kriminal dari pelake kejahatan itu sendiri (faktor intern) serta faktor kondisi ekonomi yang tidak mendukung pemenuhan kebutuhan hidup pelaku, faktor lingkungan sosial pelaku, dan faktor penegakan hukum yang belum memberikan kesadaran hukum bagi pelaku tindak pidana pencurian sepeda motor.

  2. Upaya pencegahan dan penanggulangan tindak pidana pencurian sepeda motor yang dapat dilakukan oleh aparat penegak hukum adalah dengan melakukan patroli berkeliling di daerah-daerah yang rawan terjadi pencurian sepeda motor, Operasi Penertiban Kelengkapan Kendaraan Bermotor, dan menggali informasi- informasi mengenai modus operandi, nama-nama tersangka, dan tempat persembunyiannya dari pelaku pencurian sepeda motor yang telah ditangkap a.

  Upaya yang bersifat preventif antara lain: Melakukan patrol keliling di wilayah hukum Kabupaten Lampung Timur, Penempatan personil Kepolisian di tempat- tempat yang rawan terjadi kejahatan pencurian, Mengadakan sosialisasi dengan instansi perlindungan dan anak dan sekolah-sekolah di Kabupaten Lampung Timur,

III. PENUTUP A. Simpulan

  pembinaan kepada anak yang melakukan kejahatan pencurian, dan memberitahukan kepada orangtua anak yang bersangkutan tentang kejahatan yang dilakukan oleh anak untuk memberi efek jera.

  Kabupaten Lampung Timur. Sosialisasi mengenai berbagai modus operandi dari pelaku tindak pidana pencurian sepeda motor kepada masyarakat dapat menjadi langkah awal untuk pencegahan, dan pemberian sanksi yang tegas dan upaya pemulihan kembali hak korban dapat menjadi langkah penanggulangan.

  Upaya yang bersifat reprsif Memberlakukan sanksi atau tindak pidana terhadap pelaku yaitu anak yang melakukan pencurian dengan kekerasan yang menguunakan senjata tajam di wilayah Lampung timur dengan usaha untuk menekankan jumlah kejahatan dan berusaha pula melakukan perbuatan dengan jalan memperbaiki si pelaku yang berbuat kejahatan agar dikemudian hari tidak mengulangi kesalahan yang sama.

  b.

DAFTAR PUSTAKA

  2. Dibutuhkan upaya yang lebih agresif dari penegak hukum, khususnya aparat kepolisian pidana pencurian sepeda motor di

  Dibutuhkan perbaikan internal maupun eksternal terhadap kondisi kehidupan bermasyarakat agar mencegah terjadinya berbagai tindak pidana, khususnya tindak pidana pencurian sepeda motor di Kabupaten Polewali Mandar. Pendidikan hukum tentu akan menjadi opsi dari perbaikan internal maupun eksternal.

  Arasjid, Chainur. 2000. Dasar-Dasar

  Ilmu Hukum, Jakarta:

  Atmasasmita, Romli. 1992. Teori dan

  Akhirnya sebagai penutup skripsi ini, penulis memberikan saran- saran yang kiranya bermanfaat dalam upaya menaggulangi kejahatan pencurian yang dilakukan oleh anak di Kabupaten Lampung Timur yakni: 1.

  Husin, Budi Rizki dan Rini Fathonah.

  2014. Studi Lembaga Penegak

  Hukum . Bandar Lampung : Justice Publisher.

B. Saran

  Soekanto, Soerjono. 1986. Pengantar

  Penelitian hokum . Jakarta: Universitas Indonesia.

  Soedjono. 1976. Penanggulangan Kejahatan (Crime Prevention).

  Bandung: Alumni.

  No. HP : 085382435563

  Kapita Selekta Kriminologi, Bandung: Tarsito.

Dokumen yang terkait

PELAKSANAAN PENYITAAN ASET TERPIDANA KORUPSI SEBAGAI UPAYA PENGEMBALIAN KERUGIAN NEGARA (Studi Di Kejaksaan Negeri Bandar Lampung)

0 0 13

KEKUATAN PEMBUKTIAN SAKSI MAHKOTA DALAM PERSIDANGAN TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN BERENCANA DENGAN PENYERTAAN (Studi Putusan Nomor 717/Pid.B/2015/PN.Tjk)

0 0 15

UPAYA KEPOLISIAN SEKTOR KAWASAN PELABUHAN DALAM PENANGGULANGAN PENYELUNDUPAN DAGING CELENG MELALUI TOL LAUT ( Studi Di Kawasan Pelabuhan Panjang)

0 0 13

PERAN POLISI MILITER ANGKATAN LAUT DALAM MENANGGULANGI TINDAK PIDANA NARKOTIKA YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA ANGKATAN LAUT (Studi di Denpom Lanal Lampung)

0 0 13

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK SEBAGAI PELAKU TINDAK PIDANA YANG IDENTITASNYA DI PUBLIKASIKAN (Jurnal)

0 1 13

PERANAN PUSAT LABORATORIUM FORENSIK DALAM MENGUNGKAP SUATU PERISTIWA YANG DIDUGA SEBAGAI TINDAK PIDANA (Studi di Puslabfor Bareskrim Mabes Polri)

0 1 14

UPAYA SISTEM KEAMAANAN LINGKUNGAN (SISKAMLING) DALAM PENCEGAHANPENCURIAN SEPEDA MOTOR (Studi di Wilayah Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah)

0 0 15

ANALISIS PERAN BIDANG PROFESI DAN PENGAMANAN TERHADAP PENYALAHGUNAAN SENJATA API YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA POLRI (Studi di Kepolisian Daerah Lampung)

0 0 13

IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG LARANGAN PERBUATAN PROSTITUSI SERTA PENCEGAHAN PERBUATAN MAKSIAT (Studi Kasus di Wilayah Kabupaten Lampung Selatan)

0 0 13

ANALISIS HUKUMAN KEBIRI TERHADAP PELAKU PENCABULAN ANAK DI TINJAU DARI TUJUAN PEMIDANAAN

0 0 15