PELAKSANAAN FUNGSI KEPEMIMPINAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIAK Oleh Hendry Andry, S.Sos., M.Si Dosen Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Riau Jl. Kaharuddin Nasution N0. 113 Perhentian Marpoyan Pekanbaru Riau
PELAKSANAAN FUNGSI KEPEMIMPINAN
KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIAK
Oleh
Hendry Andry, S.Sos., M.Si
Dosen Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Riau
Jl. Kaharuddin Nasution N0. 113 Perhentian Marpoyan Pekanbaru Riau
Abstract
Leader and leadership is an absolute needs that an organization must have so do to Siak Health
Care Departement. In daily activity a leader must apply the function of leadership well. The
function of Siak Health Care Departement Head Officer can be seen by leader is indicator as
direction officer, a leader as vice or organization speaker, a leader as the communicator, a leader
as the mediator, and a leader as the integrator. Based on the result finding of the application of the
function of Siak Health Care Departement Leadership categorize as good.Keywords: function, leader, leadership Pendahuluan Latar Belakang Masalah
Pemimpin dan Kepemimpinan sama-sama berasal dari kata pimpin dan merupakan kebutuhan mutlak yang harus dimiliki oleh suatu organisasi.Karena pemimpin adalah orang yang menggerakkan roda organisasi dan kepemimpinan adalahbagaimana cara seorang pemimpin menggerakkan organisasi tersebut dengan cara menjalankan fungsi kepemimpinannya yang nantinya akan sangat menentukan keberhasilan, kesuksesan, efektifitas dan efisiensinya pencapaian tujuan yang ditetapkan. Apapun yang dilakukan oleh seorang pemimpin harus bisa meyakinkan bawahannya untuk bekerja sama dengan baik agar tercapainya tujuan organisasi. Karena itu dalam menjaga stabilitas jalannya roda organisasi khususnya organisasi pemerintahan atau organisasi publik, diperlukan seorang pemimpin yang terampil dan profesional serta mampu mengendalikan sumber daya manusia secara utuh dan handal karena organisasi pemerintahan atau organisasi publik ini berkaitan dengan tujuan negara dan kepentingan umum.
Namun dalam praktek dan kenyataanya tidak jarang terjadi kegagalan-kegagalan yang dialami oleh para pemimpin organisasi dalam pencapaian tujuan organisasinya. Hal ini diduga karena kurangnya pemahaman dan pelaksanaan sejumlah fungsi-fungsi kepemimpinan yang melekat pada jabatannya, tentunya hal ini akan membawa dampak yang cukup besar terhadap kurang efektifnya pelaksanaan tugas-tugas dan kewajiban orang-orang yang dipimpinnya, yang dapat mengakibatkan kesimpangsiuran, ketidak harmonisan dan tidak bertanggungjawab dalam menanggapi kebijakan-kebijakan yang dibuat pemimpinnya.
Dinas adalah perangkat daerah yang berfungsi membantu Bupati dalam menyelenggarakan pemerintahan daerahsecara berdaya guna dan berhasil guna dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Salah satu dinas atau organisasi publik yang menjalankan roda pemerintahan di Kabupaten Siak Provinsi Riau adalah kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Siak.
Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Siak nomor 16 tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Siak, Dinas daerah adalah unsur pelaksana otonomi daerah yang menyelenggarakan urusan otonomi daerah baik yang bersifat wajib maupun pilihan dengan pembagian urusan yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah serta tugas pembantuan. Sebagai salah satu organisasi publik Dinas Kesehatan Kabupaten Siak mempunyai perananyang sangat penting dalam membuat program dan pelaksanaan pembangunan di bidang kesehatan masyarakat di Kabupaten Siak. Oleh karena itu dalam melaksanakan fungsi kepemimpinannya Kepala Dinas Kesehatan tersebutdiharapkan mampu memimpin organisasi tersebut supaya dapat melayani masyarakat di bidang kesehatan sebagaimana mestinya atau sesuai dengan standar pelayanan prima. Begitu pentingnya pelayanan yang diberikan, sehingga menjadi tolak ukur bagi terselenggaranya tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance) terutama ditingkat pemerintahan daerah.
Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan di bidang penyelengaraan kesehatan. Dinas Kesehatan di pimpin oleh seorang kepala dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Sedangkan fungsi dinas diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Siak nomor 16 tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Siak pada Pasal 5. Adapun fungsi Dinas Kesehatan tersebut adalah :
5. Program Obat dan PerbekalanKesehatan
Dalam melaksanakan fungsi kepemimpinannya yang dilihat dari beberapa indikator fungsi kepemimpinan yang digunakan dalam penelitian ini di temui beberapa fenomena kurang maksimalnya pelaksanaan fungsi kepemimpinan dimaksud. Ada pun fenomena yang mendukung untuk diadakannya penelitian ini antara lain:
11. Program Peningkatan DisiplinAparatur Berdasarkan fungsinya dinas kesehatan yang merupakan organisasi publikatau organisasi pemerintah kedudukannya berada di bawah bupati dan pertanggungjawabannya melalui sekretaris daerah khususnya pada bidang kesehatan di Kabupaten Siak, memiliki fungsi perumusan kebijakan teknis penyelenggaraan kesehatan, penyelenggaraan pelayanan umum dan kesehatan, pembinaan pelaksanaan tugas penyelenggaraan kesehatan, pelaksanaan urusan tata usaha dinas dan pelaksanaan tugas lainsesuai tugas dan fungsinya, maka kepala dinas selaku pimpinan bertanggungjawab terhadap kelancaran dan kesuksesan pembangunan kesehatan di Kabupaten Siak.
10. Program Pelayanan Administrasi danPerkantoran
9. Program Peningkatan Kapasitas Sumber DayaAparatur
8. Program Peningkatan Sarana dan PrasaranaAparatur
7. Program Standarisasi PelayananKesehatan
6. Program Pengawasan Obat danMakanan
4. Program Pencegahan dan PenanggulanganPenyakit Menular
1. Perumusan kebijakan teknis dibidang penyelenggaraan kesehatan
3. Program Pengadaan, Peningkatan danPerbaikan Sarana / PrasaranaPuskesmas atau Puskesmas Pembantu
2. Program Upaya KesehatanMasyarakat
1. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Disamping itu ada beberapa program yang dimiliki oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Siak yang meliputi sbb :
5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya
4. Pelaksanaan urusan tata usaha dinas, dan
3. Pembinaan pelaksanaan tugas penyelenggaraan kesehatan
2. Penyelenggaraan pelayanan umum dan penyelenggaraan kesehatan
1. Terindikasi belum maksimalnya pelaksanaan fungsi kepemimpinan Kepala Dinas Kesehatan dalam hal menentukan arah organisasi, hal ini bisa dilihat dari kurang berhasilnya program promosi kesehatan, pencegahan dan penanggulangan penyakit menular, program obat dan perbekalan kesehatan, serta pengawasan obat dan makanan.
2. Terindikasi belum maksimalnya pelaksanaan fungsi kepemimpinan sebagai wakil dan juru bicara organisasi dengan lingkungana eksternal organisasi, seperti kurang terjalinnya hubungan dinas kesehatan dengan dinas-dinas terkait.
2. Kegunaan Penelitian
Pemimpin merupakan sosok yang menempati peranan sentral atau posisi dominan dan berpengaruh dalam kelompok. Sedangkan kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi individu dalam organisasi dalam usahanya mencapai tujuan yang telah ditentukan oleh organisasi.
Manusia merupakan salah satu unsur sumber daya organisasi terpenting yang berfungsi sebagai alat penggerak bagi kelangsungan hidup suatu organisasi. Untuk menggerakkan organisasi berupa kerjasama dari semua anggota organisasi diperlukan seorang pemimpin. Sudah selayaknya bagi seorang pemimpin untuk memperhatikan hubungan antara sesama manusia yang berada didalam organisasi tersebut, karena berhasil atau tidaknya organisasi yang sedang berjalan sangat tergantung pada kondisi organisasi tersebut dan itu semua tidak terlepas dari tugas seorang pemimpin.
STUDI KEPUSTAKAAN Konsep Pemimpin
c. Penelitian ini kiranya dapat berguna sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya atau sebagai bahan perbandingan terhadap kajian penelitian yang sama.
b. Penelitian ini kiranya mampu memberikan sumbangan pemikiran bagi Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Siak dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan yang efektif.
a. Penelitian ini sebagai alternatif upaya pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu administrasi Negara.
Kepemimpinan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Siak.
3. Terindikasi belum maksimalnya pelaksanaan fungsi komunikasi yang melekat pada jabatan kepemimpinan kepala dinas dalam mengendalikan pegawainya.
1. Tujuan Penelitian Tujuan utama pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan tentang Pelaksanaan Fungsi
Pelaksanaan Fungsi Kepemimpinan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Siak” Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang penulis kemukakan sebelumnya, dan karena ingin mengetahui lebih jauh tentang masalah Pelaksanaan Fungsi Kepemimpinan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Siak. Maka penulis merumuskan permasalahan penelitian ini sebagai berikut : “Bagaimanakah
“Pelaksanaan Fungsi Kepemimpinan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Siak” Perumusan Masalah
5. Terindikasi belum maksimal pelaksanaan fungsi kepemimpinan sebagai integrator hal ini dilihat belum terintegrasinya tugas para bawahan dalam melaksanakan tugas. Berdasarkan fenomena-fenomena yang penulis kemukakan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
4. Terindikasi belummaksimalnya pelaksanaan fungsi kepemimpinan sebagai mediator hal ini terlihat dari masih banyak konflik yang terjadi akibat dari pelayanan kesehatan yang kurang baik.
Rivai (2004:65) menyatakan pemimpin adalah anggota dari suatu kumpulan yang diberi kedudukan tertentu dan diharapkan dapat bertindak sesuai kedudukannya. Jadi pemimpin adalah juga seorang dalam suatu perkumpulan yang diharapkan dapat menggunakan pengaruhnya untuk mewujudkan dan mencapai tujuan kelompok.
Selanjutnya Kartono (2005: 51) menyatakan pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki superioritas tertentu, sehingga dia memiliki kewibawaan dan kekuasaan untuk menggerakkan orang lain melakukan usaha bersama guna mencapai sasaran tertentu.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pemimpin adalah orang yang memiliki tanggungjawab menentukan sukses atau tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan, artinya kesuksesan pencapaian tujuan organisasi sangat tergantung dari kemampuan seorang pemimpin menggerakkan sumber-sumber dan alat-alat yang tersedia sehingga penggunaanya berjalan secara efektif dan efisien.
Konsep Kepemimpinan.
Istilah kepemimpinan berasal dari bahasa inggris, yaitu leadership yang berasal dari kata dasar pimpin yang artinya bimbing atau tuntun. Dari kata pimpin lahirlah kata kerja memimpin dan kata benda pemimpin yang artinya adalah orang yang berfungsi memimpin, membimbing, atau menuntun.
Kepemimpinan “adalah pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khusus disuatu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktifitas tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa tujuan”, seperti yang diungkapkan Kartono (2005 : 39).
Dari batasan ini kepemimpinan dapat bermakna sebagai keberdayaan seorang pemimpin dalam menggerakkan bawahannya untuk dapat dan mampu melaksanakan tugas- tugas yang dikuasakan kepadanya. Selain keberdayaan juga dibutuhkan efektifitas kepemimpinan dalam pencapaian tujuan organisasi. Efektifitas kepemimpinan ini hanya akan terwujud apabila dijalankan sesuai dengan fungsinya.
Sementara Santosa (dalam Rivai 2013: 4) mendefinisikan kepemimpinan sebagai usaha untuk mempengaruhi anggota kelompok agar mereka bersedia menyumbangkan kemampuannya lebih banyak dalam mencapai tujuan kelompok yang telah disepakati. Kepemimpinan juga merupakan suatu kemampuan, proses, atau fungsi pada umumnya untuk mempengaruhi orang-orang agar berbuat sesuatu dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi prilaku seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu. Kepemimpinan merupakan masalah sosial yang didalamnya terjadi interaksi antara pihak yang memimpin dengan pihak yang dipimpin untuk mencapai tujuan bersama, baik dengan cara mempengaruhi, membujuk, memotivasi, dan mengkoordinasi. Tugas seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya tidak hanya terbatas pada kemampuannya dalam melaksanakan program-program saja, tetapi lebih dari itu, yaitu pemimpin harus mampu melibatkan seluruh lapisan organisasinya, anggotanya atau masyarakatnya untuk ikut berperan aktif sehingga mereka mampu memberikan kontribusi yang positif dalam usaha mencapai tujuan.
Konsep Fungsi Kepemimpinan
Kepemimpinan yang efektif hanya akan terwujud apabila dijalankan sesuai dengan fungsinya. Fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok/organisasi
Kartono (2005:93) mengatakan fungsi kepemimpinan adalah memandu, menuntun, membimbing, membangun, member atau membangun motivasi-motivasi kerja, mengemudikan organisasi, menjalin jaringan- jaringan komunikasi yang baik, memberi supervise/pengawasan yang efisien, dan membawa para pengikutnya kepada sasaran yang ingin dituju sesuai dengan ketentuan waktu dan perencanaan. Keberhasilan seorang pemimpin dalam menggerakan orang-orang yang berada didalam organisasi, sangat dipengaruhi oleh gaya atau tipe yang digunakan oleh seorang pemimpin terhadap individu atau kelompok yang dipimpinnya. Selanjutnya Siagian (2003:48-50) mengatakan fungsi kepemimpinan sebagai berikut :
1. Pemimpin sebagai penentu arah, maksudnya yaitu setiap birokrasi baik dibidang kenegaraan, keniagaan, politik, sosial dan kemasyarakatan lainnya, diciptakan atau dibentuk sebagai wahana untuk mencapai tujuan tertentu baik yang sifatnya jangka panjang dan jangka pendek, tidak mungkin tercapai apabila tidak diusahakan dicapai oleh anggotanya sendiri, tanpa ditentukan arahnya oleh pimpinan.
2. Pemimpin sebagai wakil dan juru bicara
Populasi dan Sampel
Penelitian ini dilakukan pada Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Siak dengan alasan kurang maksimalnya pelaksanaan fungsi kepemimpinan sehingga penelitian ini bertujuan untuk menganalisa secara mendalam pelaksanaan fungsi kepemimpinan dimaksud.
METODOLOGI PENELITIAN Lokasi Penelitian
5. Pemimpin sebagai integrator
4. Pemimpin sebagai mediator
3. Pemimpin sebagai komunikator
1. Pemimpin sebagai penentu arah
2. Pemimpin sebagai Wakil dan Juru bicara birokrasi,yaitu dalam rangka mencapai tujuan, tidak ada birokrasi yang bergerak dalam suasana terisolasi. Artinya, tidak ada birokrasi yang akan mampu mencapai tujuannya tanpa memelihara hubungan yang baik dengan berbagai pihak diluar birokrasi itu sendiri, yaitu pihak
Berdasarkan latar belakang permasalahan kurang maksimalnya beberapa fungsi kepemimpinan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Siak selanjutnya dilihat dan diukur dari teori fungsi kepemimpinan yang terdiri dari 5 (lima) indikator fungsi kepemimpinanyaitu:
Dari konsep ini seorang pemimpin yang baik harus bisa menjalankan fungsi kepemimpinannya sebagai penentu arah yang akan dicapai, juru bicara kepentingan organisasi dengan lingkungan eksternal organisasi, berperan sebagai seorang komunikator yang baik dengan bawahannya sehingga instruksi atau perintah yang disampaikan bisa dipahami oleh bawahannya, bisa bertindak sebagai pemecah kebutuan atau pemberi solusi jika terjadi konflik sesama anggota organisasi serta berlaku adil dan rasional dalam segala hal.
5. Pemimpim selaku integrator, yaitu merupakan kenyataan dalam kehidupan birokrasi bahwa timbulnya kecendrungan berfikir dan bertindak berkotak-kotak dikalangan para anggota birokrasi dapat di akibatkan oleh sikap yang positif, tetapi pula karena sikap yang negative. Dikatakan dapat bersikap positif karena adanya tekad dan kemauan keras di kalangan para anggota birokrasi yang tergabung dalam satu kelompok tertentu untuk berbuat seoptimal mungkin bagi birokrasi.
4. Pemimpin sebagai mediator, yaitu dalam kehidupan birokrasi, selalu saja ada situasi konflik yang harus diatasi, baik dalam hubungan keluar maupun dalam hubungan kedalam birokrasi.
3. Pimpinan sebagai komunikator, yaitu pemeliharaan baik keluar maupun kedalam dilaksanakan melalui proses komunikasi, baik secara lisan maupun secara tulisan. Berbagai kategori keputusan yang telah diambil disampaikan kepada para pelaksana melalui jalur komunikasi yang terdapat dalam birokrasi. Bahkan sesungguhnya interaksi yang terjadi diantara antara atasan sesama petugas pelaksana kegiatan operasional dimungkinkan terjadi dengan baik berkat terjadinya komunikasi yang efektif.
stakeholder.
Populasi dalam penelitian ini adalah Kepala Dinas beserta pegawai yang secara keseluruhannya berjumlah 66 orang. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sekretaris, kepala bidang, kepala subbagian, kepala seksi dan pegawai, dengan total sampel 43 orang. Untuk lebih jelasnya siapa saja yang menjadi populasi dan sampel dalam penelitian ini maka dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Tabel populasi dan sampel penelitian
1 1 100 %
1 1 100%
17 Kasi pengembangan gizi masyarakat
1 1 100%
18 Kasi pengembangan kesehatan keluarga
1 1 100%
19 Kasi farmasi, makan, minuman & akreditasi
1 1 100%
20 Kasi pengemb.& penday. tenaga kesehatan
1 1 100%
21 Kasi pengemb. sarana prasarana kesehatan
22 Pegawai 45 23 50%
1 1 100%
Jumlah 66 43 - Sumber: Data Penelitian, 2014.
Teknik Penarikan Sampel
Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuhatau sensus yang di gunakan untuk populasi sekretaris, kasubbag, kabid, dan kasi,yang berjumlah 20 orang. Selanjutnya untuk populasi pegawai dinas kesehatan penulis menggunakan purposive sampling dengan jumlah 23 orang
Jenis dan Sumber Data
1. Data Primermeliputi data-data mengenai hasil wawancara, kuisioner, dan observasi yang berupa tanggapan responden penelitian mengenai pelaksanaan fungsi-fungsi kepemimpinan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Siak.
2. Data Sekunder, dalam penelitian ini terdiri dari :
1. Keadaan geografis, dan demografi Kabupaten Siak
2. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Siak
3. Literatur-literatur, peraturan perundangan-undangan yang berlaku serta informasi-informasi yang sesuai dengan masalah yang diteliti.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu teknik: a. Wawancara, yaitu mengadakan tanya jawab dengan responden tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian.
16 Kasi promosi kesehatan&peran serta masya
15 Kasi surveilans dan matra
No. Jenis Populasi Populasi Sampel %
7 Kabid pencegahan penyakit dan penyehatan lingkungan
1. Kepala Dinas 1 - -
2 Sekretaris 1 1 100 %
3 Kasubbagian penyusunan program
1 1 100%
4 Kasubbagian keuangan
1 1 100%
5 Kasubbagian umum dan kepagawaian
1 1 100%
6 Kabid pelayanan kesehatan
1 1 100%
1 1 100%
1 1 100%
8 Kabid promosi dan upaya kesehatan
1 1 100%
9 Kabid pengemb.sumberdaya kesehatan
1 1 100%
10 Kasie kesehatan dasar 1 1 100%
11 Kasi kesehatan rujukan & kesehatan khusus
1 1 100 % 12 Kasi jaminan pembiayaan kesehatan masya.
1 1 100%
13 Kasi pengendalian dan pencegahan penyakit
1 1 100%
14 Kasi penyehatan lingkungan
b. Kuisioner, yaitu mempersiapkan dan menggunakan daftar pertanyaan yang diajukan kepada responden. Kuisioner perhitungan kuantitas tentunya dengan memakai yang diberikan kepada responden beberapa table seperti table frekuensi, table berisikan pertanyaan-pertanyaan persentase dan lain sebagainya untuk beserta alternative jawabannya, selanjutnya di bandingkan dengan referensi pertanyaan tersebut berhubungan yang ada Setelah selesai barulah dilakukan dengan permasalahan penelitian ini. analisis kuantitatif dan kualitatif dari data yang c. Observasi, yaitu penulis melakukan berbentuk kata, kalimat, skema dan gambar. pengamatan secara langsung dilapangan untuk mendapatkan data ANALISA DAN PEMBAHASAN khas dan erat hubungannya dengan
1. Pemimpin sebagai penentu arah
penelitian ini. Pemimpin sebagai penentu arah,
d. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data maksudnya yaitu pemimpin sebagai perumus antara lain melalui perundangan- atau pembuat kebijakan, pengambil keputusan undangan, peraturan pemerintah, maupun pemberi motivasi yang merupakan peraturan daerah dan lainnya. salah satu cara mencapai tujuan organisasi.
Setelah menyebarkan kuisioner penelitian kepada pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten
Teknik Analisa Data
Setelah data yang diperlukan terkumpul Siak, maka didapat jawaban dan tanggapan maka dikelompokkan menurut klasifikasi dari responden sebagai berikut: jenis dan bentuk, kemudian dilakukan
Tabel 2. Distribusi jawaban responden pegawai dinas kesehatan tentang pimpinan sebagai penentu arah
JawabanResponden No Item Penilaian
Jumlah Baik C.Baik K.Baik
19
17
7
1 Melakukan perumusan kebijakan
43 (44%) (40%) (16%)
Pengambilan keputusan mengenai
14
22
7 2.
43 permasalahan (33%) (51%) (16%)
33
6
4
3. Pemberianmotivasi
43 (77%) (14%) (9%)
Jumlah
66
45 18 129 Rata-Rata
22
15
6
43 Persentase 51% 35% 14% 100%
Sumber: Hasil pengolahan data lapangan, 2014
Dari tabel 2dapat diketahui 51% atau 22 dilihat dari ukuran indikator maka jumlah 51 % orang responden memberikan jawaban pada tersebut berada pada kategori Cukup Baik kategori baik dimana hal ini menunjukan bahwa dengan range 34%-66% . pemimpin sebagai penentu arah pegawai memberikan penilaian baik kepada kepala dinas.
2. Pimpinan sebagai wakil dan juru bicara
Hal ini disebabkan karena kepala dinas memang Pimpinan sebagai wakil dan juru bicara melakukan perumusan kebijakan, pengambilan yaitu pemimpin selalu menjalin hubungan keputusan untuk penyelesaian permasalahan, dengan lingkungan luar organisasi dan dan selalu memberikan motivasi kepada bekerjasama dengan instansi lain. Sebab selain bawahannya dalam bekerja. Namun jika harus menjalin hubungan baik dengan internal
- 43
(7%)
No Item Penilaian JawabanResponden
Jumlah Baik C.Baik K.Baik
1. Komunikasipemimpindanpegawai
15 (35%)
27 (63%)
1 (2%)
43
2. Komunikasilangsung
40 (93%)
43
Pimpinan sebagai komunikator maksudnya adalah pemimpin yang bisa berkomunikasi dengan baik kepada bawahannya ketika memberikan instruksi kerja baik langsung ataupun tidak langsung sehingga dengan demikian pemimpin bisa menjadi penghubung antar satu bagian dengan bagian lain dan memperkecil terjadinya konflik akibat miskomunikasi.Jawaban yang didapat dari responden untuk indikator pemimpin sebagai komunikator dapat dilihat pada tabel berikut :
3. Komunikasitidaklangsung
42 (98%)
(2%)
43 Jumlah
97
27 5 129 Rata-Rata
32
9
2
43 Persentase 74% 21% 5% 100%
Tabel 4. Distribusi jawaban responden pegawai dinas kesehatan tentang pemimpin selaku komunikator
3. Pemimpin sebagai komunikator
Sumber: Hasil pengolahan data lapangan, 2014
42 (98%)
organisasi seorang pemimpin dituntut untuk bisa menjalin hubungan baik dengan lingkungan eksternal organisasi, dengan demikian program kerja yang membutuhkan kerjasama dengan pihak lain bisa tercapai. Dari sebaran kuisioner tentang pimpinan sebagai wakil dan juru bicara didapat jawaban responden sebagai berikut :
Tabel 3. Distribusi jawaban responden pegawai dinas kesehatan tentang pemimpin sebagai wakil dan juru bicara
No Item Penilaian JawabanResponden
Jumlah Baik C.Baik K.Baik 1.
Menjalinhubungan dengan lingkungan luarorganisasi
35 (81%)
1 (2%)
7 (16%)
43
2. Kerjasamadenganinstansi lain
1 (2%)
Dari table 3bisa dipahami 91% atau 39 orang pegawai dinas kesehatan memberikan jawaban pada kategori baik. Hal ini menunjukkan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Siak dalam menjalin hubungan diluar organisasi dan kerjasama dengan instansi lain memang berhasil. Jika dihubungkan dengan ukuran indikator hal ini memang berada pada kategori baik dengan range >67%.
Jumlah
77
2
7
86 Rata-Rata
39
1
3
43 Persentase 91% 2% 7% 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Lapangan, 2014
- 3
- 1
- 12
Dari table 4ini dapat dilihat ada 32 orang responden pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Siak atau sebesar 74% memberikan jawaban baik dari kuisioner yang disebar. Artinya kepala dinas dilihat dari indikator pemimpin sebagai komunikator juga mendapat penilaian baik dari pegawainya. Hal ini juga dibuktikan dengan ukuran indikator berada pada kategori baik jika persentasenya >67%.
23 (53%)
5. Pemimpin sebagai integrator
Tabel 5.memperlihatkan jawaban responden pegawai dinas kesehatan sebanyak 24 orang responden atau sebesar 65% memberikan jawaban pada kategori baik, dimana bisa dikatakan bahwa pegawai menganggap kepala dinas sudah menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan baik dilihat dari indikator pemimpin sebagai mediator. Tapi jika dilihat dari ukuran indikator hal ini masih berada pada kategori cukup baik sesuai dengan range nilai antara 34%-66%.
Sumber: Pengolahan data lapangan, 2014
43 Persentase 65% 7% 28% 100%
12
3
28
8 37 129 Rata-Rata
84
43 Jumlah
13 (30%)
7 (16%)
3. Usaha mediasikonflik
Pemimpin sebagai mediator, yaitu pemimpin yang berperan atau melakukan usaha pencegahan konflik, usaha penyelesaian konflik, dan usaha mediasi konflik, dimana konflik sudah menjadi hal yang lumrah dalam sebuah organisasi yang beranggotakan dari berbagai macam strata pendidikan.Dari sebaran kuisioner penelitian kepada pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Siak, diperoleh jawaban dan tanggapanresponden mengenai indikator pemimpin sebagai mediator sebagai berikut:
43
(28%)
31 (72%)
2. Usaha penyelesaiankonflik
43
12 (28%)
1 (2%)
30 (70%)
1. Usaha pencegahankonflik
Jumlah Baik C.Baik K.Baik
No Item Penilaian JawabanResponden
Tabel 5. Distribusi jawaban responden pegawai dinas kesehatan tentang pemimpin sebagai mediator
Yang dimaksud dengan pemimpin sebagai integrator adalah pemimpin yang berperan sebagai pemersatu dari banyaknya pemikiran atau ide pegawai dan tindakan pengkotak-kotakan dikalangan pegawai baik dari sikap positif maupun dari sikap negatif. Dari sebaran kuisioner penelitian kepada pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Siak, diperoleh jawaban dan tanggapanresponden mengenai indikator pemimpin sebagai integrator sebagai berikut:
Tabel 6. Distribusi jawaban responden pegawai dinas kesehatan tentang pemimpin sebagai integrator
JawabanResponden No Item Penilaian
Jumlah Baik C.Baik K.Baik
Mengakomodir pemikiran atau ide
24
7
12 1.
43 pegawai (56%) (16%) (28%) Menghindari pengkotak-kotakan
27
4
12 2.
43 pegawai (63%) (9%) (28%) Jumlah
51
11
24
86 Rata-Rata
26
5
12
43 Persentase 60% 12% 28% 100%
Sumber: Pengolahan data lapangan, 2014
Tabel 6 menjelaskan bahwa ada 26 penentu arah, pemimpin sebagai mediator dan orang responden pegawai dinas kesehatan atau pemimpin sebagai integrator berada pada sebesar 60% memberikan jawaban pada kategori cukup baik. Sedang indikator kategori baik, hal menunjukkan pegawai pemimpin sebagai wakil / juru bicara dan menganggap kepala dinas sudah menjalankan pemimpin sebagai komunikator berada pada fungsi kepemimpinannya dengan baik dilihat kategori baik. dari indikator pemimpin sebagai integrator. Tapi Untuk melihat jawaban responden secara jika dilihat dari ukuran indikator hal ini masih keseluruhan perlu dibuatkan tabel rekapitulasi berada pada kategori cukup baik sesuai dengan dengan tujuan untuk mengambil kesimpulan range nilai antara 34%-66% berdasarkan data yang tepat. Rekapitulasi
Dari lima indikator fungsi jawaban respoden dapat dilihat pada tabel kepemimpinan yang dioperasionalkan dalam berikut : penelitian ini terdapat perbedaan kategori sebagai berikut : indikator pemimpin sebagai
Tabel 7. Rekapitulasi jawaban responden pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Siak tentang
Pelaksanaan Fungsi Kepemimpinan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Siak
JawabanResponden No Item Penilaian
Jumlah Baik C.Baik K.Baik
1. Pemimpin sebagai penentu arah
22
15
6
43
2. Pemimpin sebagai wakil dan juru bicara
39
1
3
43
3. Pemimpin selaku komunikator
32
9
2
43
4. Pemimpin sebagai mediator
28
3
12
43
5. Pemimpin sebagai integrator
26
5
12
43 Jumlah 147
33 35 215 Rata-Rata
29
7
7
43 Persentase 67% 16% 16% 100%
Sumber: Hasil pengolahan data lapangan, 2014
Dari tabel diatas terlihat jawaban reponden terbanyak dengan rata-rata 29 orang atau dengan presentase sebesar 67% berada pada kategori baik, sedangkan pada kategori cukup baik dan kurang baik memiliki jumlah yang sama yaitu dengan rata-rata 7 orang selaras dengan persentase sebesar 16%. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Pelaksanaan Fungsi Kepemimpinan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Siak berada pada kategori baik.
Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen Edisi II, Yogyakarta; BPFE
Pembangunan : Konsep, Dimensi,
Siagian, Sondang P. 2003. Administrasi
Kepemimpinan . Jakarta. Rineka Cipta.
Ilmu Siagian. 2003. Teori dan Praktek
Kepemimpinan .Yogyakarta : Graha
Pasolong, Harbani, 2010. Kepemimpinan Dalam Birokrasi . Bandung Alfabeta. Safari, Triantoro. 2004.
Pancasila , Semarang Setyaki Eka Anugrah. Pasolong, Pasalong . 2007. Teori Administrasi Publik . Bandung, Alfabeta
Rivai Veithzal,2013. Pemimpin dan Kepemimpinan Dalam Organisasi . Pasolong Harbani, 2005: Kepemimpinan
Prilaku Organisasi .
Press Rivai Veithzal, 2004. Kepemimpinan dan
yang Efektif , Yogyakarta. UGM
Indonesia Nawawi , Hadari dan Martini,2006 Pemimpin
Manajemen , Jakarta Ghalia
Manullang, M 2007, Dasar-Dasar
Teori dan Praktek . Rosda. Bandung.
Kesimpulan
1. Meningkatkan fungsi sebagai penentu arah dengan cara lebih mengintesifkan pelaksanaan program-program yang belum berjalan ;
1. Pelaksanaan Fungsi Kepemimpinan Kepala Dinas dengan indikator pemimpin sebagai penentu arah dalam mencapai keberhasilan program-program dinas kesehatan berada pada kategori cukup baik
2. Pelaksanaan Fungsi Kepemimpinan Kepala Dinas dengan indikator pemimpin sebagai wakil dan juru bicara dalam menjalin hubungan dengan instansi lain berada pada kategori baik
3. Pelaksanaan Fungsi Kepemimpinan Kepala Dinas dengan indikator pemimpin sebagai komunikator dalam menggerakan pegawai dinas kesehatan berada pada kategori baik
4. Pelaksanaan Fungsi Kepemimpinan Kepala Dinas dengan indikator pemimpin sebagai mediator dalam mengendalikan konflik akibat pelayanan kesehatan berada pada kategori cukup baik.
5. Pelaksanaan Fungsi Kepemimpinan Kepala Dinas dengan indikator pemimpin sebagai integrator dalam mengintegrasikan pemikiran pegawai dalam menjalankan tugas berada pada kategori cukup baik
Saran
2. Mempertahankan kerjasama yang sudah terjalin dengan instansi terkait ;
Prestasi Pustaka. Jakarta. Effendy, Onong Uchjana. 2007. Komunikasi,
3. Mempertahankan komunikasi yang sudah dilakukan dengan pegawai ;
4. Meningkatkan upaya-upaya meredam konflik yang terjadi akibat pelayanan kesehatan yang belum maksimal ;
5. Meningkatkan pengintegrasian ide-ide pegawai dalam mencapai tujuan organisasi.
Adair, Jhon. Keterampilan Manajemen
Kepemimpinan dan Motivasi , Jakarta. Elex media. Koputindo.
Daryanto, Abdullah, 2013. Pengantar Ilmu Manajemen dan Komunikasi .
dan Strateginya. Jakarta : Bumi Aksara. Sondang P Siagian, 2004. Teori Motivasi dan
Aplikasinya , Rineke Cipta, Jakarta
Siagian, Sondang, 2010. Teori dan Praktek Rineka Cipta. Jakarta Kepemimpinan. Slame, Margono. 2002. Teori dan Praktek
Kepemimpinan . Jakarta. Rineka Cipta.
Sudria Munawar, Haryono. (2006).
Kepemimpinan, Peran Serta dan Produktivitas . Bandung: Mandar
Maju Sunindhia. 1993. Kepemimpinan dalam
Masyarakat Modern , Jakarta. Rineka Cipta.
Kartono, Kartini, 2005. Pemimpin dan
Kepemimpinan . Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada.
Waluyo, 2007.Manajemen Publik. Pustaka Pelajar. Jakarta
Sugiyono, 2002.Metode Penelitian Administrasi , Bandung CV. Alfabeta. Sugiyono. 2003. Statistik Untuk Penelitian.
Bandung. Alfabeta. Usman, Akbar, 2011. Metodelogi Penelitian Sosial . Jakarta : Prestasi Pustaka.
Zulkifli, 2005. Pengantar Studi Ilmu
Administrasi dan Manajemen , cetakan UIR Pers Pekanbaru.