PENGARUH LANDASAN PENDIDIKAN TERHADAP PE (1)
PENGARUH LANDASAN PENDIDIKAN TERHADAP PERKEMBANGAN
PENDIDIKAN DI INDONESIA PADA ABAD KE 21
MAKALAH
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada Masa Bimbingan dan Latihan
Dasar Kepemimpinan Mahasiswa XXV
oleh
Atni Nur Anggraeni
MASA BIMBINGAN DAN LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN
MAHASISWA XXV
KAMPUS CIBIRU
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini berupa
makalah yang penulis beri judul “Pengaruh Landasan Pendidikan Terhadap
Perkembangan Pendidikan di Indonesia Pada Abad ke 21”.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada Masa Bimbingan
dan Latihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa XXV. Walaupun demikian, dalam
menyelesaikan makalah ini, penulis mengalami beberapa kendala tetapi atas
bantuan dari bebrapa pihak, akhirnya makalah ini dapat diselesaikan. Adapun
beberapa pihak yang telah membantu penulis dalam proses pembuatan makalah
ini diantaranya yaitu:
1. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan baik berupa moral maupun
materi;
2. Mentor yang telah membimbing penulis dalam pembuatan makalah ini;
3. Teman-teman yang telah memberikan berbagai saran dalam pembuatan
makalah ini;
4. Perpustakaan UPI Kampus Cibiru yang telah menyediakan berbagai buku
sebagai sumber referensi penulis dalam proses pembuatan makalah ini.
Sudah sepantasnya penulis mengucapakan banyak terima kasih kepada pihakpihak diatas, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Dengan demikian, kretik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun mengenai makalah ini selau penulis harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih
Bandung, Oktober 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
A.
B.
C.
D.
Latar Belakang...............................................................................................
Rumusan Masalah..........................................................................................
Tujuan Penulisan............................................................................................
Manfaat Penulisan..........................................................................................
1
1
2
2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 3
A.
B.
C.
D.
E.
Makna Landasan............................................................................................ 3
Makna Pendidikan......................................................................................... 3
Jenis dan Fungsi Landasan Pendidikan.......................................................... 5
Perkembangan Pendidikan di Indonesia abad 21........................................... 9
Peranan Landasan Pendidikan terhadap Pendidikan di Indonesia
abad ke 21...................................................................................................... 11
BAB III PENUTUP............................................................................................ 13
A. Simpulan........................................................................................................ 13
B. Saran.............................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan saat ini sangatlah penting bagi kehidupan manusia, karena
pendidikan dapat menentukan nasib seseorang dimasa yang akan datang atau
masa depan. Agar pendidikan dapat dilaksanakan secara bijaksana maka dalam
sebuah pendidikan perlu adanya landasan yang bertujuan untuk menjadi dasar
atau titik tolah berdirinya pendidikan.
Perkembangan pendidikan di Indonesia saat ini sangatlah memperhatinkan,
apalagi di zaman moderen seperti sekarang ini banyak hal-hal yang dapat merusak
akhlak dan moral manusia. Dengan begitu, apabila pendidikan di Indonesia tidak
didasari dengan sebuah landasan yang kuat maka yang akan terjadi pendidikan di
Indonesia malah semakin merosot, dan juga apabila sebuah pendidikan tidak
didasari dengan sebuah landasan tentu pendidikan tersebut akan roboh, misalnya
seperti bangunan gedung apabila tidak didasari dengan sebuah pondasi tentu
gedung tersebut tidak akan mampu berdiri.
Untuk lebih memahami mengaenai pentingnya landasan pendidikan dan
perkembangan pendidikan di Indonesia pada abad 21, maka dalam penyusunan
makalah ini penulis mengambil judul “Pengaruh Landasan Pendidikan Terhadap
Perkembangan Pendidikan di Indonesia pada Abad ke 21”
B.
1.
2.
3.
4.
5.
Rumusan Masalah
Apa makna Landasan?
Apa makna Pendidikan?
Apa saja jenis dan fungsi Landasan Pendidikan?
Bagaimana perkembangan Pendidikan di Indonesia abad 21 ?
Bagaimana peranan Landasan Pendidikan terhadap Pendidikan di Indonesia
pada abad ke 21?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk menggambarkan makna Landasan
2.
3.
4.
5.
Untuk menggambarkan makna Pendidikan
Untuk menggambarkan jenis dan fungsi dari Landasan Pendidikan
Untuk mengetahui bagaimana perkembangan Pendidikan di Indonesia abad 21
Untuk mengetahui bagaimana peranan Landasan Pendidikan terhadap
Pendidikan di Indonesia abad ke 21
D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini semoga para pembaca dapat mengetahui
menenai makna landasan, makna pendidikan, jenis dan fungsi Landasan
Pendidikan, perkembangan Pendidikan di Indonesia abad 21, serta mengetahui
peranan Landasan Pendidikan terhadap Perkembanan Pendidikan di Indonesia
pada abad ke 21.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Makna Landasan
Setiap hal di dunia ini pasti memiliki keadaaan dimana hal tersebut baru saja
memiliki awalan atau yang biasa kita sebut dasar. Hal yang mendasari sesuatu
muncul dari sebuah pemikiran manusia yang akhirnya bisa disebut sebagai
landasan. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:260) istilah “Landasan
diartikan sebagai alas, dasar, tumpuan”. Sedangkan menurut Wojowasito
(1972;161) istilah “Landasan diartikan sebagai dasar, sumber, dan pedoman”.
Istilah landasan sebagai dasar dikenal pula sebagai fundasi. Dari pengertian
tersebut mengenai landasan dapat kita pahami bahwa landasan merupakan suatu
alas atau dasar pijakan dari sesuatu hal, suatu titik tumpu atau titik tolak yang
menjadi dasar berdirinya sesuatu hal.
Landasan yang merupakan sebuah pondasi atau dasar pijakan dibedakan
menjadi dua macam yaitu landasan yang bersifat material dan landasan yang
bersifat konseptual. Landasan yang bersifat material yaitu landasan yang
berwujud atau bisa dilihat dan diraba dengan panca indra. Contoh landasan yang
bersifat material antara lain berupa landasan pacu pesawat terbang dan pondasi
bangunan gedung. Dimana landasan-landasan tersebut dapat dilihat secara nyata
wujudnya. Sedangkan landasan pendidikan yang bersifat konseptual yaitu
landasan yang berupa gagasan atau ide. Contoh gagasan yang bersifat konseptual
yaitu diantaranya berupa dasar Negara Indonesia yaitu pancasila dan UUD RI
Tahun 1945 serta landasan pendidikan.
B. Makna Pendidikan
Pendidikan sangatlah penting dalam kehidupan manusia karena dengan
pendidikan manusia dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
Pendidikan juga sangat berperan penting dalam kelangsungan hidup manusia
kedepannya. Dengan pendidikan manusia bisa menjadi tahu dari yang sebelumnya
tidak tahu. Pendidikan memiliki beberapa pengertian menurut para ahli yaitu:
Menurut UU No. 20 tahun 2003
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mampu
mengembangkan potensi didrinya untuk memiliki kekekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Prof. H. Mahmud Yunus menyatakan bahwa
Yang dimaksud pendidikan ialah suatu usaha yang dengan sengaja dipilih
untuk mempengaruhi dan membantu anak yang bertujuan untuk meningkatkan
ilmu pengetahuan, jasmani dan akhlak sehingga secara perlahan bisa
mengantarkan anak kepada tujuan dan cita-cita yang paling tinggi. Agar
memperoleh kehidupan yang bahagia dan apa yang dilakukannya dapat
bermanfaat bagi dirinya sendiri, masyarakat, bangsa, negara, dan agamanya.
Sedangkan menurut SA. Bratanata dkk mengemukakan bahwa “Pendidikan
merupakan usaha yang sengaja dilakukan baik langsung maupun dengan cara
yang tidak langsung untuk membantu anak dalam perkembangannya mencapai
kedewasaannya.” Dari ketiga pendapat tersebut pendidikan diartikan sebagai suatu
usaha sadar atau proses yang terencana untuk meningkatkan potensi diri berupa
kekuatan spiritual, pengendalian diri, kecerdasan, keterampilan yang dimaksudkan
untuk mencapai sebuah cita-cita atau tujuan yang bermanfaat bagi diri sendiri,
masyarakat, bangsa, negara, dan agama.
Namun lain demikian dengan pendapat Prof. Dr. John Dewey menurutnya
“Pendidikan merupakan suatu proses pengalaman. Karena kehidupan merupakan
pertumbuhan, maka pendidikan berarti membantu pertumbuhan batin manusia
tanpa dibatasi oleh usia. Proses pertumbuhan adalah proses penyesuaian pada
setiap fase dan menambah kecakapan dalam perkembangan seseorang melalui
pendidikan.” Jadi maksudnya pendidikan itu diperoleh dari pengalaman hidup
baik secara formal maupun secara non formal tanpa adanya batasan usia untuk
memperolehnya. Pendidikan juga membantu dalam proses perkembagan
seseorang.
Dari keempat definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan
merupakan usaha sadar seseorang yang didapatkan melalui pengalaman hidup
baik secara formal maupun non formal tanpa adanya batasan usia yang bertujuan
untuk mrningkatkan potensi diri berupa kekuatan spiritual, pengendalian diri,
kecerdasan, keterampilan yang dimaksudkan untuk mencapai sebuah cita-cita atau
tujuan yang bermanfaat bagi diri sendiri, masyarakat, bangsa, negara, dan agama.
Dari kedua poin di atas mengenai landasan dan pendidikan dapat disimpulkan
bahwa landasan pendidikan merupakan suatu pondasi dasar pijakan atau titik tolak
dalam rangka melaksanakan pendidikan. Agar tercipta pendidikan yang normatif
dan mesti dapat dipertanggungjawabkan. Pendidikan tidak boleh dilaksanakan
secara sembarang, melainkan harus dilaksanakan secara bijaksana. Maksudnya
pendidikan harus dilaksanakan secara didasari dengan mengacu kepada suatu
landasan yang kokoh, sehingga jelas tujuannya, tepat isi kurikulumnya, serta
efisien dan efektif
cara-cara pelaksanaannya. Implikasinya dalam pendidikan
harus ada momen berfikir dan bertindak.
Landasan
pendidikan
identik
dengan
asumsi,
yaitu
suatu
gagasan,
kepercayaan, prinsip, pendapat atau pernyataan yang sudah dianggap benar, yang
dijadikan titik tolak dalam rangka berpikir dan/atau dalam rangka bertindak.
C. Jenis dan fungsi Landasan Pendidikan
Asumsi-asumsi yang menjadi titik tolak dalam rangka pendidikan berasal dari
berbagai sumber, dapat bersumber dari agama, filsafat, ilmu, dan hukum atau
yuridis. Berdasarkan sumbernya landasan pendidikan dapat di identifikasi dan
dikelompokan menjadi 4 jenis yaitu: 1) landasan religius pendidikan, 2) landasan
filosofis pendidikan, 3) landasan ilmiah pendidikan, dan 4) landasan
hukum/yuridis pendidikan.
Yang pertama Landasan Religius Pendidikan, jenis landaan ini merupakan
asumsi-asumsi yang bersumber dari ajaran agama yang dijadikan titik tolak dalam
pendidikan. Salah satu agama misalnya agama islam mengajaran bahwa
“Menuntut ilmu adalah fardu bagi setiap muslim” jadi maksudnya bahwa bagi
setiap muslim belajar atau melaksanakan pendidikan sepanjang hayat dari lahir
sampai meninggal sudah merupakan suatu kewajiban. Hal tersebut dapat menjadi
dasar yang kuat bagi setiap manusia dalam melaksanakan pendidikannya terutama
bagi seorang muslim.
Yang kedua Landasan Filosofis Pendidikan, jenis landasan ini merupakan
asumsi-asumsi yang bersumber dari filsafat yang menjadi titik tolah dalam
pendidikan. Terdapat banyak aliran filsafat diantaranya: Idealisme, Realisme,
Pragmatisme, Pancasila. Landaan filosofis pendidikan tidaklah satu melainkan
beragam sebagaimana beragamnya aliran filsafat. Oleh sebab itu dikenal dengan
adanya landasan filosofis pendidikan idealisme, landasan filosofis pendidikan
pragmatisme. Salah satu contohnya: penganut realisme antara lain berpendapat
bahwa “Pengalaman yang benar diperoleh manusia melalui penglaman dirinya”.
Maksudnya, penganut realisme mengutamakan metode belajar yang memberikan
kesempatan kepada para siswa untuk memperoleh pengetahuan melalui
pengalaman langsung atau pengalaman tidak langsung, pengalaman langsung
dapat diperoleh melalui observasi dan praktikum sedangkan pengalaman tidak
langsung dapat diperoleh melalui membaca laporan-laporan hasil penelitian.
Yang ketiga Landasan Ilmiah Pendidikan, jenis landasan ini merupakan
asumsi-asumsi yang bersumber dari disiplin ilmu tertentu yang menjadi titik tolak
dalam pendidikan. Disiplin ilmu merupakan cara pendekatan yang mengikuti
ketentuan yang pasti dan konsisten untuk memperoleh pengertian dasar yang
menjadi sasaran studi. Terdapat beberapa disiplin ilmu diantaranya: psikologi,
sosiologi, ekonomi, antropologi, sejrah, dan biologi. Dari jenis disiplin ilmu
tersebut ada juga jenis landasan ilmiah pendidikan diantaranya landasan
antropologis pendidikan, landasan ekonomi pendidikan, landasan biologis
pendidikan.
Landasan antropologis pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari
kaidah-kaidah antropologi yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan.
Contonnya perbedaan kebudayaan masyarakat diberbagai daerah (misalnya:
sistem mata pencaharian,bahasa, kesenian, dsb) implikasinya perlu diberlakukan
kurikulum muatan lokal agar peserta didik mampu mengatahui keberagaman
budaya yang ada di masyarakat yang bertujuan agar dalam pelaksanaannya dalam
kehidupan sudah mempunyai suatu dasar atau landasan.
Landasan ekonomi pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari
kaidah-kaidah ekonomi yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan. Contohnya
kalkulasi ekonomi selalu berkenaan dengan modal, produksi, distribusi,
persaingan, untung atau laba dan rugi. Implikasinya pendidikan dipandang
sebagai penanaman modal pada diri manusia untuk meningkatkan kualitas sumber
daya manusia dan mempertinggi mutu tenaga kerja sehingga dapat meningkatkan
produksi.
Selain itu dalam memilih suatu lembaga pendidikan yang akan menjadi tempat
untuk melaksanakan pendidikannya seseorang menyesuaikan dengan kemampuan
dirinya dan disesuaikan dengan biaya/modal yang dimilikinya. Landasan itu yang
menjadi dasar yang kuat untuk seseorang dalam pelaksanaan pendidikannya.
Misalnya, jika seseorang memiliki biaya yang sedikit namun orang tersebut ingin
bersekolah maka besar kemungkinan orang tersebut akan melaksanakan
pendidikan dengan sebaik-baiknya.
Landaan biologis pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari
kaidah-kaidah biologi yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan. Contoh
“Dibandingkan dengan hewan, manusia memiliki otak yang lebih besar sehingga
ia mampu berfikir dan juga disertai dengan akal”. Implikasinya dengan memiliki
otak dan akal manusia lebih mudah untuk didik. Landasan tersebut dapat menjadi
gambaran manusia bahwa manusia harus bisa didik jika tidak bisa didik maka
manusia tersebut bisa dikatakan sama seperti hewan.
Landasan historis pendidikan adalah asumsi-asumsi pendidikan yang
bersumber dari konsep dan praktek pendidikan masa lampau (sejarah) yang
menjadi titik tolak perkembangan pendidikan masa kini dan masa datang.
Contohnya semboyan “Tut wuri handayani” sebagai salah satu peranan yang harus
dilaksanakan oleh para pendidik, dan dijadikan semboyan pada logo Departemen
Pendidikan Nasional, adalah semboyan dari Ki Hadjar Dewantara yang disetujui
hingga masa kini dan untuk masa datang karena dinilai sangat berharga. Landasan
ini diambil dari sejarah-sejarah masa lampau yang dianggap sangat berharga dan
penting bagi kemajuan pendidikan khususnya di Indonesia.
Sedangkan yang keempat Landasan Hukum/Yuridis Pendidikan, jenis
landasan ini merupakan asumsi-asumsi yang bersumber dari peraturan perundangundangan yang berlaku, yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan. Contoh :
didalam UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
dinyatakan “Setiap warga Negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas
tahun wajib mengikuti pendidikan dasar” (Pasal 6); “Setiap warga Negara yang
berusia 6 tahun dapat mengikuti program wajib belajar” (Pasal 34). Implikaasinya,
Kepala Sekolah Dasar atau panitia penerimaan siswa baru di SD harus
memprioritaskan anak-anak atau pendaftar berusia tujuh tahun untuk diterima
sebagai siswa daripada anak-anak atau pendaftar yang baru mencapai usia enam
tahun. Karena itu, panitia penerimaan siswa baru perlu menyusun daftar urut anak
atau pendaftar berdasarkan usianya, baru menetapkan batas nomor urut pendaftar
yang akan diterima sesuai kapasitas yang dimiliki sekolah. Maksudnya bahwa
dalam hukum Indonesia telah ditetapkan mengenai pelaksanaan pendidikan secara
formal dengan melihat berdasarkan usia, dimana anak yang kurang dari 6 tahun
belum diwajibkan untuk melaksanakan sebuah pendidikan.
Selain berdasarkan sumbernya, ada pula pengelompokan landasan pendidikan
berdasarkan sifat isi dari asumsi-asumsinya. Berdaarkan sifat isi dari asumsiasumsinya landasan pendidikan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
Landasan deskriptif pendidikan dan Landasan preskriptif pendidikan. Landasan
deskriptif pendidikan merupakan asumsi-asumsi tentang kehidupan manusia
sebagai sasaran pendidikan apa adanya yang dijadikan titik tolak dalam rangka
pendidikan. Landasan ini bersumber dari hasil riset ilmiah dalam berbagai disiplin
ilmu, sebab itu landasan deskriftif pendidikan disebut juga landaan ilmiah
pendidikan atau landasan faktual pendidikan. landasan ini meliputi landasan
psikologis pendidikan, landasan biologis pendidikan, landasan sosiologis
pendidikan, dan landasan antropologis pendidikan. maksudnya landasan ini
berupa gambaran mengenai setting social dari berbagai disiplin ilmu, yang
dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau
kenyataan sosial.
Landasan prespektif pendidikan merupakan asumsi-asumsi tentang kehidupan
manusia yang ideal/diharapkan atau yang dicita-citakan yang disarankan menjadi
titik tolak studi pendidikan dan/atau praktek pendidikan. landasan ini meliputi
landasan filosofis pendidikan, landasan religius pendidikan, dan landasan yuridis
pendidikan.
Selain memiliki jenis-jenis landasan pendidikan juga memiliki fungsi yaitu
fungsi bagi para pendidik dan atau tenaga kependidikan. Bagi pendidik, landasan
pendidikan berpungsi sebagai titik tolak, acuan dalam rangka melaksanakan tugas
profesionalnya merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pendidikan. Bagi
tenaga kependidikan, landasan pendidikan juga berfungsi sebagai tempat berpijak
atau dasar dalam melaksanakan tugas profesionalnya seperti mengembangkan
kurikulum, melaksanakan penelitian dan pengembangan pendidikan, dan
mengelola pendidikan baik dalam lingkup mikro maupun lingkup makro. Fungsi
landasan
pendidikan
pengembangan
dalam
tenaga
aspek keterampilan
kepandidikan
tidak
khusus mengenai
tertuju
pendidikan
kepada
sesuai
spesialisasi jurusan atau program pendidikan, yaitu berkenaan dengan berbagai
asumsi yang bersifat umum tentang pendidikan yang harus dipilih dan diadopsi
oleh tenaga kependidikan sehingga menjadi cara pandang dan bersikap dalam
melaksanakan tugasnya.
Berbagai asumsi pendidikan yang telah dipilih dan diadopsi oleh seseorang
tenaga kependidikan akan berfungsi memberikan dasar rujukan konseptual dalam
rangka praktek pendidikandan atau studi pendidikan yang dilaksanakannya.
Dengan kata lain, fungsi landasan pendidikan adalah sebagai dasar pijakan atau
titik tolak prktek pendidikan dan atau studi pendidikan.
D. Perkembangan Pendidikan di Indonesia abad 21
Perkembangan pendidikan di Indonesia tidak luput dari adanya sistem
kurikulum yang dibentuk pemerintah Indonesia. Kurikulum kerap berubah setiap
ada pergantian Menteri Pendidikan, sehingga mutu pendidikan Indonesia hingga
kini belum memenuhi standar mutu yang jelas dan mantap. Dalam perjalanan
sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan di indonesia telah mengalami
perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, dan
2006, bahkan sekarang sudah ada KURTILAS (kurikulum tahun 2013).
Kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara
dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Semua
kurikulum di Indonesia
dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu
Pancasila dan UUD 1945.
pendidikan di Indonesia yang telah dicapai melalui institusi pendidikan formal
belum dapat memuaskan semua pihak terutama para pemerhati pendidikan. Hal
ini disinyalir karena masih banyak ketimpangan yang terjadi khususnya sistem
pendidikan di tanah air. Dari sisi lain ternyata hasil pendidikan di indonesia masih
sangat rendah dari segi mentalitas. Masalah ini disebabkan karena rendahnya
kadar disiplin sosial bangsa sehingga berdampak negatif terhadap kegiatan dan
hasil-hasil pembangunan. Telah dikemukakan bahwa kemampuan dan kecerdasan
telah mampu mengantarkan Indonesia pada tingkat kehidupan dan kemajuan
seperti sekarang ini. Namun dalam persoalan mutu pendidikan Indonesia ternyata
terburuk di Asia tenggara.
Dalam Rakor Kesra terbatas yang diikuti empat Menteri Kabinet GotongRoyong pada Kamis, 28 Maret 2001 di Jakarta, menyepakati, kondisi mutu
pendidikan di Indonesia dewasa ini paling buruk di Asia Tenggara. Jusuf Kalla
menyatakan “Kondisi mutu SDM Indonesia sangat memprihatinkan di Asia, itu
semua karena sistem pendidikan kita yang keliru dan harus ada pembenahan pada
proses belajar-mengajar yang tidak benar”. Sementara Mantan Menteri dalam
negeri Hari Sabarno, mengemukakan “Keterpurukan sistem pendidikan di
indonesia memperburuk kualitas SDM Indonesia, itulah sebabnya, pendidikan
perlu terobosan untuk melihat kembali tujuan pendidikan di indonesia, yakni
menyiapkan kualitas SDM yang handal baik intelektual, integritas pribadi,
maupun kualitas fisik.
Selain hal itu yang memperburuk kualitas pendidikan di Indonesia adalah rasa
malas yang tertanam dalam diri seseorang. Apalagi di zaman seperti sekarang ini
dimana teknologi dan informasi sudah semakin maju, banyak hal yang bisa
didapatkan dari kemajuan teknologi tersebut. Semuanya bisa didapatkan secara
instan dimana hal tersebut membuat manusia tidak mau berusaha. Dengan
kemajuan teknologi tersebut tak sedikit pula memberikan dampak negatif terhadap
perkembangan pendidikan di Indonesia apalagi pada pendidikan peserta didik.
Dengan kemajuan teknologi tersebut tak sedikit peserta didik yang dilemma akan
hal itu, misalnya dengan adanya gedzet mungkin sebagian besar peserta didik
lebih memprioritaskan hal itu menjadi prioritas utama ketimbang pendidikan.
padahal pada umumnya kewajiban peserta didik yaitu melainkan hanya belajar
atau melaksanakan pendidikan.
Selain itu dari kemajuan teknologi tersebut dapat merusak akhlak dan moral
peserta didik, karena melalui media internet setiap peserta didik dapat mengakses
segala informasi tanpa batas. Sehingga ada kemungkinan peserta didik
terpengaruh akan situs-situs yang kurang baik yang dapat mempengaruhi pola
pikir peserta didik dan tingkah laku peserta didik. namun ada juga dampak yang
positif dari kemajuan teknologi tersebut diantaranya dapat mempermudah peserta
didik dalam mencari informasi yang dibutuhkan dalam proses pembelajarannya.
E. Peranan Landasan Pendidikan terhadap Pendidikan di Indonesia pada
abad ke 21
Telah kita ketahui bahwa pendidikan di Indonesia sekarang ini masih
dikatakan belum memenuhi standar mutu yang jelas dan mantap, juga disamping
itu pondasi pendidikan secara nasional masih lemah. Bahkan telah dikatakan
bahwa pendidikan di Indonesia merupakan pendidikan terburuk di Asia tenggara.
Hal itu disebabkan karena kurangnya kesadaran tentang pentingnya pendidikan
yang harus tertanam dalam diri manusia,
Suatu pendidikan dapat dikatan berhasil apabila didasari dengan suatu
landasan yang utuh dan kokoh. Suatu landasan di katakana kokoh dan utuh
apabila landasan tersebut bisa menjadi titik tolak jalannya sebuah pendidikan.
sehingga dengan didasari landasan pendidikan, pendidikan di indonesia akan
semakin berhasil. karena apabila sebuah pendidikan tidak didasari dengan sebuah
landasan yang kuat maka pendidikan tersebut tidak akan mungkin bisa mengalami
peningkatan.
Seperti halnya sebuah gedung apabila gedung tersebut tidak didasari dengan
sebuah
pondasi yang kuat kemungkinan kecil gedung tersebut bisa berdiri tegak.
Mungkin gedung tersebut miring dan retak-retak, sehingga akhirnya runtuh dan
berantakan. Demikian pula dengan pendidikan, pendidikan yang diselenggarakan
dengan suatu landasa yang kokoh, maka prakteknya akan mantap, benar dan baik,
relative tidak akan terjadi kesalahan-kesalahan yang dapar merugikan, sehingga
praktek pendidikan menjadi efisien, efektif, dan relevan dengan kebutuhan
individu, masyarakat dan pembangunan. Berdasarkan paparan diatas peranan
landasan pendidikan sangatlah penting karena dapat meningkatkan kualitas
pendidikan kedepannya dan dapat menciptakan sumber daya manusia yang
produktif.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa landasan merupakan suatu
alas atau dasar pijakan dari sesuatu hal, suatu titik tumpu atau titik tolak yang
menjadi dasar berdirinya sesuatu hal. Landasan ada yang bersifat material yaitu
sebuah landasan yang dapat dilihat wujudnya
dan landasan yang bersifat
konseptual yaitu sebuah landasan yang berupa pemikiran atau gagasan.
Sedangkan pendidikan merupakan usaha sadar seseorang yang didapatkan melalui
pengalaman hidup baik secara formal maupun non formal tanpa adanya batasan
usia yang bertujuan untuk meningkatkan potensi diri berupa kekuatan spiritual,
pengendalian diri, kecerdasan, keterampilan yang dimaksudkan untuk mencapai
sebuah cita-cita atau tujuan yang bermanfaat bagi diri sendiri, masyarakat, bangsa,
negara, dan agama.
Jadi landasan pendidikan merupakan suatu pondasi dasar pijakan atau titik
tolak dalam rangka melaksanakan pendidikan. Agar tercipta pendidikan yang
normatif dan dapat dipertanggungjawabkan. Landasan pendidikan tidak hanya
satu melainkan terdiri dari beberapa jenis, berdasarkan sumbernya landasan
pendidikan dapat di identifikasi dan dikelompokan menjadi 4 jenis yaitu: 1)
landasan religius pendidikan, 2) landasan filosofis pendidikan, 3) landasan ilmiah
pendidikan, dan 4) landasan hukum/yuridis pendidikan. Berdaarkan sifat isi dari
asumsi-asumsinya landasan pendidikan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1) Landasan deskriptif pendidikan dan 2) Landasan preskriptif pendidikan.
Landasan pendidikan berfungsi sebagai dasar pijakan atau titik tolak prktek
pendidikan dan atau studi pendidikan.
Pendidikan di Indonesia sekarang ini masih dikatakan belum memenuhi standar
mutu yang jelas dan mantap, juga disamping itu pondasi pendidikan secara
nasional masih lemah. Selain hal itu pendidikan di Indonesia juga dipengaruhi
oleh dampak negatif dari kemajuan teknologi yang pada dasarnya dapat merusak
akhlak dan moral peserta didik. Maka dari itu peranan landasan pendidikan dalam
perkembangan pendidikan di Indonesia sangat dibutuhkan karena dapat menjadi
titik tolak berjalannya suatu pendidikan.
B. Saran
Untuk meningkatkan pendidikan yang berkualitas dan berkarakter dapat
diwujudkan melalui peningkatan keterampilan, dari para pelaku pendidikan. Para
pelaku pendidikan harus mengetahui pentingnya landasan pendidikan, dengan
demikian kita sebagai pelaku pendidikan tidak boleh melaksanakan pendidikan
secara sembarang, melainkan harus melaksanakan pendidikan sesuai dengan
landasan pendidikan. Agar perkembangan pendidikan di Indonesia dapat berjalan
secara sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. (2003). Ilmu Pendidikan. Jakarta: RINEKA CIPTA.
Handayani, D. (2014). Fungsi Landasan Pendidikan dan Konsep. [online].
Diakses dari http://dwihansite29.blogspot.co.id/2014/06/fungsi-landasanpendidikan-dan-konsep.html?m=1.
Rahayu, S. (2015). UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
[online]. Diakses dari www.komnasham.go.id/instrumen-hamnasional/uu-no-20-tahun-2003-tentang-sistem-pendidikan-nasional.
Rasyidin, Waini. (2006). Filsafat Pendidikan. Bandung: UPI PRESS.
Syarifudin, Tatang dan Nur’aini. 2006. Landasan Pendidikan. Bandung: UPI
PRESS.
Triutami, Y. (2009). Perkembangan Pendidikan di Indonesia. [online]. Diakses
dari http://yulitriutami.blogspot.co.id/2009/01/perkembangan-pendidikandi-indonesia.html.
Yugohutomo, B. (2013). Perkembangan Dunia Pendidikan Negara. [online].
Diakses dari
http://bagusyogohutomo.blogspot.co.id/2013/05/perkembangan-duniapendidikan-negara.html.
PENDIDIKAN DI INDONESIA PADA ABAD KE 21
MAKALAH
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada Masa Bimbingan dan Latihan
Dasar Kepemimpinan Mahasiswa XXV
oleh
Atni Nur Anggraeni
MASA BIMBINGAN DAN LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN
MAHASISWA XXV
KAMPUS CIBIRU
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini berupa
makalah yang penulis beri judul “Pengaruh Landasan Pendidikan Terhadap
Perkembangan Pendidikan di Indonesia Pada Abad ke 21”.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada Masa Bimbingan
dan Latihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa XXV. Walaupun demikian, dalam
menyelesaikan makalah ini, penulis mengalami beberapa kendala tetapi atas
bantuan dari bebrapa pihak, akhirnya makalah ini dapat diselesaikan. Adapun
beberapa pihak yang telah membantu penulis dalam proses pembuatan makalah
ini diantaranya yaitu:
1. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan baik berupa moral maupun
materi;
2. Mentor yang telah membimbing penulis dalam pembuatan makalah ini;
3. Teman-teman yang telah memberikan berbagai saran dalam pembuatan
makalah ini;
4. Perpustakaan UPI Kampus Cibiru yang telah menyediakan berbagai buku
sebagai sumber referensi penulis dalam proses pembuatan makalah ini.
Sudah sepantasnya penulis mengucapakan banyak terima kasih kepada pihakpihak diatas, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Dengan demikian, kretik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun mengenai makalah ini selau penulis harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih
Bandung, Oktober 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
A.
B.
C.
D.
Latar Belakang...............................................................................................
Rumusan Masalah..........................................................................................
Tujuan Penulisan............................................................................................
Manfaat Penulisan..........................................................................................
1
1
2
2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 3
A.
B.
C.
D.
E.
Makna Landasan............................................................................................ 3
Makna Pendidikan......................................................................................... 3
Jenis dan Fungsi Landasan Pendidikan.......................................................... 5
Perkembangan Pendidikan di Indonesia abad 21........................................... 9
Peranan Landasan Pendidikan terhadap Pendidikan di Indonesia
abad ke 21...................................................................................................... 11
BAB III PENUTUP............................................................................................ 13
A. Simpulan........................................................................................................ 13
B. Saran.............................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan saat ini sangatlah penting bagi kehidupan manusia, karena
pendidikan dapat menentukan nasib seseorang dimasa yang akan datang atau
masa depan. Agar pendidikan dapat dilaksanakan secara bijaksana maka dalam
sebuah pendidikan perlu adanya landasan yang bertujuan untuk menjadi dasar
atau titik tolah berdirinya pendidikan.
Perkembangan pendidikan di Indonesia saat ini sangatlah memperhatinkan,
apalagi di zaman moderen seperti sekarang ini banyak hal-hal yang dapat merusak
akhlak dan moral manusia. Dengan begitu, apabila pendidikan di Indonesia tidak
didasari dengan sebuah landasan yang kuat maka yang akan terjadi pendidikan di
Indonesia malah semakin merosot, dan juga apabila sebuah pendidikan tidak
didasari dengan sebuah landasan tentu pendidikan tersebut akan roboh, misalnya
seperti bangunan gedung apabila tidak didasari dengan sebuah pondasi tentu
gedung tersebut tidak akan mampu berdiri.
Untuk lebih memahami mengaenai pentingnya landasan pendidikan dan
perkembangan pendidikan di Indonesia pada abad 21, maka dalam penyusunan
makalah ini penulis mengambil judul “Pengaruh Landasan Pendidikan Terhadap
Perkembangan Pendidikan di Indonesia pada Abad ke 21”
B.
1.
2.
3.
4.
5.
Rumusan Masalah
Apa makna Landasan?
Apa makna Pendidikan?
Apa saja jenis dan fungsi Landasan Pendidikan?
Bagaimana perkembangan Pendidikan di Indonesia abad 21 ?
Bagaimana peranan Landasan Pendidikan terhadap Pendidikan di Indonesia
pada abad ke 21?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk menggambarkan makna Landasan
2.
3.
4.
5.
Untuk menggambarkan makna Pendidikan
Untuk menggambarkan jenis dan fungsi dari Landasan Pendidikan
Untuk mengetahui bagaimana perkembangan Pendidikan di Indonesia abad 21
Untuk mengetahui bagaimana peranan Landasan Pendidikan terhadap
Pendidikan di Indonesia abad ke 21
D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini semoga para pembaca dapat mengetahui
menenai makna landasan, makna pendidikan, jenis dan fungsi Landasan
Pendidikan, perkembangan Pendidikan di Indonesia abad 21, serta mengetahui
peranan Landasan Pendidikan terhadap Perkembanan Pendidikan di Indonesia
pada abad ke 21.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Makna Landasan
Setiap hal di dunia ini pasti memiliki keadaaan dimana hal tersebut baru saja
memiliki awalan atau yang biasa kita sebut dasar. Hal yang mendasari sesuatu
muncul dari sebuah pemikiran manusia yang akhirnya bisa disebut sebagai
landasan. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:260) istilah “Landasan
diartikan sebagai alas, dasar, tumpuan”. Sedangkan menurut Wojowasito
(1972;161) istilah “Landasan diartikan sebagai dasar, sumber, dan pedoman”.
Istilah landasan sebagai dasar dikenal pula sebagai fundasi. Dari pengertian
tersebut mengenai landasan dapat kita pahami bahwa landasan merupakan suatu
alas atau dasar pijakan dari sesuatu hal, suatu titik tumpu atau titik tolak yang
menjadi dasar berdirinya sesuatu hal.
Landasan yang merupakan sebuah pondasi atau dasar pijakan dibedakan
menjadi dua macam yaitu landasan yang bersifat material dan landasan yang
bersifat konseptual. Landasan yang bersifat material yaitu landasan yang
berwujud atau bisa dilihat dan diraba dengan panca indra. Contoh landasan yang
bersifat material antara lain berupa landasan pacu pesawat terbang dan pondasi
bangunan gedung. Dimana landasan-landasan tersebut dapat dilihat secara nyata
wujudnya. Sedangkan landasan pendidikan yang bersifat konseptual yaitu
landasan yang berupa gagasan atau ide. Contoh gagasan yang bersifat konseptual
yaitu diantaranya berupa dasar Negara Indonesia yaitu pancasila dan UUD RI
Tahun 1945 serta landasan pendidikan.
B. Makna Pendidikan
Pendidikan sangatlah penting dalam kehidupan manusia karena dengan
pendidikan manusia dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
Pendidikan juga sangat berperan penting dalam kelangsungan hidup manusia
kedepannya. Dengan pendidikan manusia bisa menjadi tahu dari yang sebelumnya
tidak tahu. Pendidikan memiliki beberapa pengertian menurut para ahli yaitu:
Menurut UU No. 20 tahun 2003
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mampu
mengembangkan potensi didrinya untuk memiliki kekekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Prof. H. Mahmud Yunus menyatakan bahwa
Yang dimaksud pendidikan ialah suatu usaha yang dengan sengaja dipilih
untuk mempengaruhi dan membantu anak yang bertujuan untuk meningkatkan
ilmu pengetahuan, jasmani dan akhlak sehingga secara perlahan bisa
mengantarkan anak kepada tujuan dan cita-cita yang paling tinggi. Agar
memperoleh kehidupan yang bahagia dan apa yang dilakukannya dapat
bermanfaat bagi dirinya sendiri, masyarakat, bangsa, negara, dan agamanya.
Sedangkan menurut SA. Bratanata dkk mengemukakan bahwa “Pendidikan
merupakan usaha yang sengaja dilakukan baik langsung maupun dengan cara
yang tidak langsung untuk membantu anak dalam perkembangannya mencapai
kedewasaannya.” Dari ketiga pendapat tersebut pendidikan diartikan sebagai suatu
usaha sadar atau proses yang terencana untuk meningkatkan potensi diri berupa
kekuatan spiritual, pengendalian diri, kecerdasan, keterampilan yang dimaksudkan
untuk mencapai sebuah cita-cita atau tujuan yang bermanfaat bagi diri sendiri,
masyarakat, bangsa, negara, dan agama.
Namun lain demikian dengan pendapat Prof. Dr. John Dewey menurutnya
“Pendidikan merupakan suatu proses pengalaman. Karena kehidupan merupakan
pertumbuhan, maka pendidikan berarti membantu pertumbuhan batin manusia
tanpa dibatasi oleh usia. Proses pertumbuhan adalah proses penyesuaian pada
setiap fase dan menambah kecakapan dalam perkembangan seseorang melalui
pendidikan.” Jadi maksudnya pendidikan itu diperoleh dari pengalaman hidup
baik secara formal maupun secara non formal tanpa adanya batasan usia untuk
memperolehnya. Pendidikan juga membantu dalam proses perkembagan
seseorang.
Dari keempat definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan
merupakan usaha sadar seseorang yang didapatkan melalui pengalaman hidup
baik secara formal maupun non formal tanpa adanya batasan usia yang bertujuan
untuk mrningkatkan potensi diri berupa kekuatan spiritual, pengendalian diri,
kecerdasan, keterampilan yang dimaksudkan untuk mencapai sebuah cita-cita atau
tujuan yang bermanfaat bagi diri sendiri, masyarakat, bangsa, negara, dan agama.
Dari kedua poin di atas mengenai landasan dan pendidikan dapat disimpulkan
bahwa landasan pendidikan merupakan suatu pondasi dasar pijakan atau titik tolak
dalam rangka melaksanakan pendidikan. Agar tercipta pendidikan yang normatif
dan mesti dapat dipertanggungjawabkan. Pendidikan tidak boleh dilaksanakan
secara sembarang, melainkan harus dilaksanakan secara bijaksana. Maksudnya
pendidikan harus dilaksanakan secara didasari dengan mengacu kepada suatu
landasan yang kokoh, sehingga jelas tujuannya, tepat isi kurikulumnya, serta
efisien dan efektif
cara-cara pelaksanaannya. Implikasinya dalam pendidikan
harus ada momen berfikir dan bertindak.
Landasan
pendidikan
identik
dengan
asumsi,
yaitu
suatu
gagasan,
kepercayaan, prinsip, pendapat atau pernyataan yang sudah dianggap benar, yang
dijadikan titik tolak dalam rangka berpikir dan/atau dalam rangka bertindak.
C. Jenis dan fungsi Landasan Pendidikan
Asumsi-asumsi yang menjadi titik tolak dalam rangka pendidikan berasal dari
berbagai sumber, dapat bersumber dari agama, filsafat, ilmu, dan hukum atau
yuridis. Berdasarkan sumbernya landasan pendidikan dapat di identifikasi dan
dikelompokan menjadi 4 jenis yaitu: 1) landasan religius pendidikan, 2) landasan
filosofis pendidikan, 3) landasan ilmiah pendidikan, dan 4) landasan
hukum/yuridis pendidikan.
Yang pertama Landasan Religius Pendidikan, jenis landaan ini merupakan
asumsi-asumsi yang bersumber dari ajaran agama yang dijadikan titik tolak dalam
pendidikan. Salah satu agama misalnya agama islam mengajaran bahwa
“Menuntut ilmu adalah fardu bagi setiap muslim” jadi maksudnya bahwa bagi
setiap muslim belajar atau melaksanakan pendidikan sepanjang hayat dari lahir
sampai meninggal sudah merupakan suatu kewajiban. Hal tersebut dapat menjadi
dasar yang kuat bagi setiap manusia dalam melaksanakan pendidikannya terutama
bagi seorang muslim.
Yang kedua Landasan Filosofis Pendidikan, jenis landasan ini merupakan
asumsi-asumsi yang bersumber dari filsafat yang menjadi titik tolah dalam
pendidikan. Terdapat banyak aliran filsafat diantaranya: Idealisme, Realisme,
Pragmatisme, Pancasila. Landaan filosofis pendidikan tidaklah satu melainkan
beragam sebagaimana beragamnya aliran filsafat. Oleh sebab itu dikenal dengan
adanya landasan filosofis pendidikan idealisme, landasan filosofis pendidikan
pragmatisme. Salah satu contohnya: penganut realisme antara lain berpendapat
bahwa “Pengalaman yang benar diperoleh manusia melalui penglaman dirinya”.
Maksudnya, penganut realisme mengutamakan metode belajar yang memberikan
kesempatan kepada para siswa untuk memperoleh pengetahuan melalui
pengalaman langsung atau pengalaman tidak langsung, pengalaman langsung
dapat diperoleh melalui observasi dan praktikum sedangkan pengalaman tidak
langsung dapat diperoleh melalui membaca laporan-laporan hasil penelitian.
Yang ketiga Landasan Ilmiah Pendidikan, jenis landasan ini merupakan
asumsi-asumsi yang bersumber dari disiplin ilmu tertentu yang menjadi titik tolak
dalam pendidikan. Disiplin ilmu merupakan cara pendekatan yang mengikuti
ketentuan yang pasti dan konsisten untuk memperoleh pengertian dasar yang
menjadi sasaran studi. Terdapat beberapa disiplin ilmu diantaranya: psikologi,
sosiologi, ekonomi, antropologi, sejrah, dan biologi. Dari jenis disiplin ilmu
tersebut ada juga jenis landasan ilmiah pendidikan diantaranya landasan
antropologis pendidikan, landasan ekonomi pendidikan, landasan biologis
pendidikan.
Landasan antropologis pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari
kaidah-kaidah antropologi yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan.
Contonnya perbedaan kebudayaan masyarakat diberbagai daerah (misalnya:
sistem mata pencaharian,bahasa, kesenian, dsb) implikasinya perlu diberlakukan
kurikulum muatan lokal agar peserta didik mampu mengatahui keberagaman
budaya yang ada di masyarakat yang bertujuan agar dalam pelaksanaannya dalam
kehidupan sudah mempunyai suatu dasar atau landasan.
Landasan ekonomi pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari
kaidah-kaidah ekonomi yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan. Contohnya
kalkulasi ekonomi selalu berkenaan dengan modal, produksi, distribusi,
persaingan, untung atau laba dan rugi. Implikasinya pendidikan dipandang
sebagai penanaman modal pada diri manusia untuk meningkatkan kualitas sumber
daya manusia dan mempertinggi mutu tenaga kerja sehingga dapat meningkatkan
produksi.
Selain itu dalam memilih suatu lembaga pendidikan yang akan menjadi tempat
untuk melaksanakan pendidikannya seseorang menyesuaikan dengan kemampuan
dirinya dan disesuaikan dengan biaya/modal yang dimilikinya. Landasan itu yang
menjadi dasar yang kuat untuk seseorang dalam pelaksanaan pendidikannya.
Misalnya, jika seseorang memiliki biaya yang sedikit namun orang tersebut ingin
bersekolah maka besar kemungkinan orang tersebut akan melaksanakan
pendidikan dengan sebaik-baiknya.
Landaan biologis pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari
kaidah-kaidah biologi yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan. Contoh
“Dibandingkan dengan hewan, manusia memiliki otak yang lebih besar sehingga
ia mampu berfikir dan juga disertai dengan akal”. Implikasinya dengan memiliki
otak dan akal manusia lebih mudah untuk didik. Landasan tersebut dapat menjadi
gambaran manusia bahwa manusia harus bisa didik jika tidak bisa didik maka
manusia tersebut bisa dikatakan sama seperti hewan.
Landasan historis pendidikan adalah asumsi-asumsi pendidikan yang
bersumber dari konsep dan praktek pendidikan masa lampau (sejarah) yang
menjadi titik tolak perkembangan pendidikan masa kini dan masa datang.
Contohnya semboyan “Tut wuri handayani” sebagai salah satu peranan yang harus
dilaksanakan oleh para pendidik, dan dijadikan semboyan pada logo Departemen
Pendidikan Nasional, adalah semboyan dari Ki Hadjar Dewantara yang disetujui
hingga masa kini dan untuk masa datang karena dinilai sangat berharga. Landasan
ini diambil dari sejarah-sejarah masa lampau yang dianggap sangat berharga dan
penting bagi kemajuan pendidikan khususnya di Indonesia.
Sedangkan yang keempat Landasan Hukum/Yuridis Pendidikan, jenis
landasan ini merupakan asumsi-asumsi yang bersumber dari peraturan perundangundangan yang berlaku, yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan. Contoh :
didalam UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
dinyatakan “Setiap warga Negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas
tahun wajib mengikuti pendidikan dasar” (Pasal 6); “Setiap warga Negara yang
berusia 6 tahun dapat mengikuti program wajib belajar” (Pasal 34). Implikaasinya,
Kepala Sekolah Dasar atau panitia penerimaan siswa baru di SD harus
memprioritaskan anak-anak atau pendaftar berusia tujuh tahun untuk diterima
sebagai siswa daripada anak-anak atau pendaftar yang baru mencapai usia enam
tahun. Karena itu, panitia penerimaan siswa baru perlu menyusun daftar urut anak
atau pendaftar berdasarkan usianya, baru menetapkan batas nomor urut pendaftar
yang akan diterima sesuai kapasitas yang dimiliki sekolah. Maksudnya bahwa
dalam hukum Indonesia telah ditetapkan mengenai pelaksanaan pendidikan secara
formal dengan melihat berdasarkan usia, dimana anak yang kurang dari 6 tahun
belum diwajibkan untuk melaksanakan sebuah pendidikan.
Selain berdasarkan sumbernya, ada pula pengelompokan landasan pendidikan
berdasarkan sifat isi dari asumsi-asumsinya. Berdaarkan sifat isi dari asumsiasumsinya landasan pendidikan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
Landasan deskriptif pendidikan dan Landasan preskriptif pendidikan. Landasan
deskriptif pendidikan merupakan asumsi-asumsi tentang kehidupan manusia
sebagai sasaran pendidikan apa adanya yang dijadikan titik tolak dalam rangka
pendidikan. Landasan ini bersumber dari hasil riset ilmiah dalam berbagai disiplin
ilmu, sebab itu landasan deskriftif pendidikan disebut juga landaan ilmiah
pendidikan atau landasan faktual pendidikan. landasan ini meliputi landasan
psikologis pendidikan, landasan biologis pendidikan, landasan sosiologis
pendidikan, dan landasan antropologis pendidikan. maksudnya landasan ini
berupa gambaran mengenai setting social dari berbagai disiplin ilmu, yang
dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau
kenyataan sosial.
Landasan prespektif pendidikan merupakan asumsi-asumsi tentang kehidupan
manusia yang ideal/diharapkan atau yang dicita-citakan yang disarankan menjadi
titik tolak studi pendidikan dan/atau praktek pendidikan. landasan ini meliputi
landasan filosofis pendidikan, landasan religius pendidikan, dan landasan yuridis
pendidikan.
Selain memiliki jenis-jenis landasan pendidikan juga memiliki fungsi yaitu
fungsi bagi para pendidik dan atau tenaga kependidikan. Bagi pendidik, landasan
pendidikan berpungsi sebagai titik tolak, acuan dalam rangka melaksanakan tugas
profesionalnya merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pendidikan. Bagi
tenaga kependidikan, landasan pendidikan juga berfungsi sebagai tempat berpijak
atau dasar dalam melaksanakan tugas profesionalnya seperti mengembangkan
kurikulum, melaksanakan penelitian dan pengembangan pendidikan, dan
mengelola pendidikan baik dalam lingkup mikro maupun lingkup makro. Fungsi
landasan
pendidikan
pengembangan
dalam
tenaga
aspek keterampilan
kepandidikan
tidak
khusus mengenai
tertuju
pendidikan
kepada
sesuai
spesialisasi jurusan atau program pendidikan, yaitu berkenaan dengan berbagai
asumsi yang bersifat umum tentang pendidikan yang harus dipilih dan diadopsi
oleh tenaga kependidikan sehingga menjadi cara pandang dan bersikap dalam
melaksanakan tugasnya.
Berbagai asumsi pendidikan yang telah dipilih dan diadopsi oleh seseorang
tenaga kependidikan akan berfungsi memberikan dasar rujukan konseptual dalam
rangka praktek pendidikandan atau studi pendidikan yang dilaksanakannya.
Dengan kata lain, fungsi landasan pendidikan adalah sebagai dasar pijakan atau
titik tolak prktek pendidikan dan atau studi pendidikan.
D. Perkembangan Pendidikan di Indonesia abad 21
Perkembangan pendidikan di Indonesia tidak luput dari adanya sistem
kurikulum yang dibentuk pemerintah Indonesia. Kurikulum kerap berubah setiap
ada pergantian Menteri Pendidikan, sehingga mutu pendidikan Indonesia hingga
kini belum memenuhi standar mutu yang jelas dan mantap. Dalam perjalanan
sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan di indonesia telah mengalami
perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, dan
2006, bahkan sekarang sudah ada KURTILAS (kurikulum tahun 2013).
Kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara
dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Semua
kurikulum di Indonesia
dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu
Pancasila dan UUD 1945.
pendidikan di Indonesia yang telah dicapai melalui institusi pendidikan formal
belum dapat memuaskan semua pihak terutama para pemerhati pendidikan. Hal
ini disinyalir karena masih banyak ketimpangan yang terjadi khususnya sistem
pendidikan di tanah air. Dari sisi lain ternyata hasil pendidikan di indonesia masih
sangat rendah dari segi mentalitas. Masalah ini disebabkan karena rendahnya
kadar disiplin sosial bangsa sehingga berdampak negatif terhadap kegiatan dan
hasil-hasil pembangunan. Telah dikemukakan bahwa kemampuan dan kecerdasan
telah mampu mengantarkan Indonesia pada tingkat kehidupan dan kemajuan
seperti sekarang ini. Namun dalam persoalan mutu pendidikan Indonesia ternyata
terburuk di Asia tenggara.
Dalam Rakor Kesra terbatas yang diikuti empat Menteri Kabinet GotongRoyong pada Kamis, 28 Maret 2001 di Jakarta, menyepakati, kondisi mutu
pendidikan di Indonesia dewasa ini paling buruk di Asia Tenggara. Jusuf Kalla
menyatakan “Kondisi mutu SDM Indonesia sangat memprihatinkan di Asia, itu
semua karena sistem pendidikan kita yang keliru dan harus ada pembenahan pada
proses belajar-mengajar yang tidak benar”. Sementara Mantan Menteri dalam
negeri Hari Sabarno, mengemukakan “Keterpurukan sistem pendidikan di
indonesia memperburuk kualitas SDM Indonesia, itulah sebabnya, pendidikan
perlu terobosan untuk melihat kembali tujuan pendidikan di indonesia, yakni
menyiapkan kualitas SDM yang handal baik intelektual, integritas pribadi,
maupun kualitas fisik.
Selain hal itu yang memperburuk kualitas pendidikan di Indonesia adalah rasa
malas yang tertanam dalam diri seseorang. Apalagi di zaman seperti sekarang ini
dimana teknologi dan informasi sudah semakin maju, banyak hal yang bisa
didapatkan dari kemajuan teknologi tersebut. Semuanya bisa didapatkan secara
instan dimana hal tersebut membuat manusia tidak mau berusaha. Dengan
kemajuan teknologi tersebut tak sedikit pula memberikan dampak negatif terhadap
perkembangan pendidikan di Indonesia apalagi pada pendidikan peserta didik.
Dengan kemajuan teknologi tersebut tak sedikit peserta didik yang dilemma akan
hal itu, misalnya dengan adanya gedzet mungkin sebagian besar peserta didik
lebih memprioritaskan hal itu menjadi prioritas utama ketimbang pendidikan.
padahal pada umumnya kewajiban peserta didik yaitu melainkan hanya belajar
atau melaksanakan pendidikan.
Selain itu dari kemajuan teknologi tersebut dapat merusak akhlak dan moral
peserta didik, karena melalui media internet setiap peserta didik dapat mengakses
segala informasi tanpa batas. Sehingga ada kemungkinan peserta didik
terpengaruh akan situs-situs yang kurang baik yang dapat mempengaruhi pola
pikir peserta didik dan tingkah laku peserta didik. namun ada juga dampak yang
positif dari kemajuan teknologi tersebut diantaranya dapat mempermudah peserta
didik dalam mencari informasi yang dibutuhkan dalam proses pembelajarannya.
E. Peranan Landasan Pendidikan terhadap Pendidikan di Indonesia pada
abad ke 21
Telah kita ketahui bahwa pendidikan di Indonesia sekarang ini masih
dikatakan belum memenuhi standar mutu yang jelas dan mantap, juga disamping
itu pondasi pendidikan secara nasional masih lemah. Bahkan telah dikatakan
bahwa pendidikan di Indonesia merupakan pendidikan terburuk di Asia tenggara.
Hal itu disebabkan karena kurangnya kesadaran tentang pentingnya pendidikan
yang harus tertanam dalam diri manusia,
Suatu pendidikan dapat dikatan berhasil apabila didasari dengan suatu
landasan yang utuh dan kokoh. Suatu landasan di katakana kokoh dan utuh
apabila landasan tersebut bisa menjadi titik tolak jalannya sebuah pendidikan.
sehingga dengan didasari landasan pendidikan, pendidikan di indonesia akan
semakin berhasil. karena apabila sebuah pendidikan tidak didasari dengan sebuah
landasan yang kuat maka pendidikan tersebut tidak akan mungkin bisa mengalami
peningkatan.
Seperti halnya sebuah gedung apabila gedung tersebut tidak didasari dengan
sebuah
pondasi yang kuat kemungkinan kecil gedung tersebut bisa berdiri tegak.
Mungkin gedung tersebut miring dan retak-retak, sehingga akhirnya runtuh dan
berantakan. Demikian pula dengan pendidikan, pendidikan yang diselenggarakan
dengan suatu landasa yang kokoh, maka prakteknya akan mantap, benar dan baik,
relative tidak akan terjadi kesalahan-kesalahan yang dapar merugikan, sehingga
praktek pendidikan menjadi efisien, efektif, dan relevan dengan kebutuhan
individu, masyarakat dan pembangunan. Berdasarkan paparan diatas peranan
landasan pendidikan sangatlah penting karena dapat meningkatkan kualitas
pendidikan kedepannya dan dapat menciptakan sumber daya manusia yang
produktif.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa landasan merupakan suatu
alas atau dasar pijakan dari sesuatu hal, suatu titik tumpu atau titik tolak yang
menjadi dasar berdirinya sesuatu hal. Landasan ada yang bersifat material yaitu
sebuah landasan yang dapat dilihat wujudnya
dan landasan yang bersifat
konseptual yaitu sebuah landasan yang berupa pemikiran atau gagasan.
Sedangkan pendidikan merupakan usaha sadar seseorang yang didapatkan melalui
pengalaman hidup baik secara formal maupun non formal tanpa adanya batasan
usia yang bertujuan untuk meningkatkan potensi diri berupa kekuatan spiritual,
pengendalian diri, kecerdasan, keterampilan yang dimaksudkan untuk mencapai
sebuah cita-cita atau tujuan yang bermanfaat bagi diri sendiri, masyarakat, bangsa,
negara, dan agama.
Jadi landasan pendidikan merupakan suatu pondasi dasar pijakan atau titik
tolak dalam rangka melaksanakan pendidikan. Agar tercipta pendidikan yang
normatif dan dapat dipertanggungjawabkan. Landasan pendidikan tidak hanya
satu melainkan terdiri dari beberapa jenis, berdasarkan sumbernya landasan
pendidikan dapat di identifikasi dan dikelompokan menjadi 4 jenis yaitu: 1)
landasan religius pendidikan, 2) landasan filosofis pendidikan, 3) landasan ilmiah
pendidikan, dan 4) landasan hukum/yuridis pendidikan. Berdaarkan sifat isi dari
asumsi-asumsinya landasan pendidikan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1) Landasan deskriptif pendidikan dan 2) Landasan preskriptif pendidikan.
Landasan pendidikan berfungsi sebagai dasar pijakan atau titik tolak prktek
pendidikan dan atau studi pendidikan.
Pendidikan di Indonesia sekarang ini masih dikatakan belum memenuhi standar
mutu yang jelas dan mantap, juga disamping itu pondasi pendidikan secara
nasional masih lemah. Selain hal itu pendidikan di Indonesia juga dipengaruhi
oleh dampak negatif dari kemajuan teknologi yang pada dasarnya dapat merusak
akhlak dan moral peserta didik. Maka dari itu peranan landasan pendidikan dalam
perkembangan pendidikan di Indonesia sangat dibutuhkan karena dapat menjadi
titik tolak berjalannya suatu pendidikan.
B. Saran
Untuk meningkatkan pendidikan yang berkualitas dan berkarakter dapat
diwujudkan melalui peningkatan keterampilan, dari para pelaku pendidikan. Para
pelaku pendidikan harus mengetahui pentingnya landasan pendidikan, dengan
demikian kita sebagai pelaku pendidikan tidak boleh melaksanakan pendidikan
secara sembarang, melainkan harus melaksanakan pendidikan sesuai dengan
landasan pendidikan. Agar perkembangan pendidikan di Indonesia dapat berjalan
secara sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. (2003). Ilmu Pendidikan. Jakarta: RINEKA CIPTA.
Handayani, D. (2014). Fungsi Landasan Pendidikan dan Konsep. [online].
Diakses dari http://dwihansite29.blogspot.co.id/2014/06/fungsi-landasanpendidikan-dan-konsep.html?m=1.
Rahayu, S. (2015). UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
[online]. Diakses dari www.komnasham.go.id/instrumen-hamnasional/uu-no-20-tahun-2003-tentang-sistem-pendidikan-nasional.
Rasyidin, Waini. (2006). Filsafat Pendidikan. Bandung: UPI PRESS.
Syarifudin, Tatang dan Nur’aini. 2006. Landasan Pendidikan. Bandung: UPI
PRESS.
Triutami, Y. (2009). Perkembangan Pendidikan di Indonesia. [online]. Diakses
dari http://yulitriutami.blogspot.co.id/2009/01/perkembangan-pendidikandi-indonesia.html.
Yugohutomo, B. (2013). Perkembangan Dunia Pendidikan Negara. [online].
Diakses dari
http://bagusyogohutomo.blogspot.co.id/2013/05/perkembangan-duniapendidikan-negara.html.