NOVEL DI KAKI BUKIT CIBALAK KARYA AHMAD TOHARI (ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA)

SKRIPSI

Oleh: Ayuatma Nirmala Utami

K1209011

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama

: Ayuatma Nirmala Utami

NIM

: K1209011

Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “NOVEL DI KAKI BUKIT CIBALAK KARYA AHMAD TOHARI (ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA) ” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, 29 Januari 2013

Ayuatma Nirmala Utami

(ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA)

Oleh: Ayuatma Nirmala Utami K1209011

Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Mendapat Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Februari 2013

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, Januari 2013

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Suyitno, M.Pd. Dr. Kundharu Saddhono, M.Hum. NIP 19520122 198003 1 001

NIP 19760206 200212 1 004

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Selasa Tanggal : 26 Februari 2013

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang

Tanda Tangan Ketua

: Drs. Edy Suryanto, M.Pd. ___________ Sekretaris : Sri Hastuti, S.S., M.Pd.

___________ Anggota I : Dr. Suyitno, M.Pd.

___________ Anggota II : Dr. Kundharu Saddhono, S.S., M.Hum.

Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.

Ayuatma Nirmala Utami. K1209011. NOVEL DI KAKI BUKIT CIBALAK KARYA AHMAD TOHARI (ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA). Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Januari 2013.

Tujuan penelitian ini adalah menerapkan pendekatan sosiologi sastra dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari, mengetahui koherensi data teks dan data genetik novel dengan masyarakat, serta data afektif novel.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang mengkaji tentang sastra. Informan yang peneliti ambil merupakan informan yang mewakili beberapa kalangan masyarakat yang berkedudukan di wilayah berbeda dengan kehidupan sosial yang berbeda pula, dengan golongan pembaca ahli dan pembaca awam di dalamnya. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Validitas data menggunakan teknik triangulasi sumber. Analisis data menggunakan analisis interaktif. Prosedur penelitian dilakukan mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan, dan penyusunan laporan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa koherensi antara data teks novel dengan realita kemasyarakatan zaman sekarang banyak mengalami perubahan yang dikarenakan perubahan zaman dan pola pikir masyarakat. Data genetik novel menerangkan bahwa pengarang menulis novel karena naluri, bukan sekedar komersialitas semata. Data afektif menunjukkan adanya variasi opini diantara informannya, diantaranya perbedaan pemahaman terhadap novel terkait pembaca ahli dan awam, serta perbedaan pengamatan perubahan sosial masyarakat yang terjadi di daerah Banyumas oleh pembaca dari Banyumas dan dari luar Banyumas.

Simpulannya adalah ditemukan hasil yang selalu berbeda tentang analisis sosiologi sastra, karena objek penelitiannya merupakan keadaan sosial yang dapat selalu berubah dari waktu ke waktu. Ditemukan pula berbagai fakta serta opini terkait dengan data objektif, data genetik, dan data afektif.

Kata kunci : kualitatif deskriptif, novel, sastra, sosiologi sastra.

Ayuatma Nirmala Utami. K1209011. “DI KAKI BUKIT CIBALAK” A NOVEL

BY AHMAD TOHARI (SOCIOLOGICAL LITERARY ANALYSIS). Thesis, Teacher Training and Education Faculty Sebelas Maret University Surakarta. January 2013.

The objectives of this research are to apply sociology of literature approach “Di Kaki Bukit Cibalak” a novel by Ahmad Tohari, to know the

coherency between text data and genetic data of the novel with the society, also the affective data of the novel.

This research is a descriptive qualitative research which studies about literature. The informants that researcher took are informants who are the representative of some society which are located in different with different social life, and the experienced reader also the beginner reader are included. The technique of collecting data is using interview, observation and documentation. To check the validity of the data researcher use triangulation source technique. The data analysis is using interactive analysis. Research procedures are done from preparation stage, execution stage, and report arrangement stage.

The result of the research shows the coherency between novel text data and novel text with the social reality nowadays which has changed because of changing times and the mindset of the people. Genetic data of the novel shows that the author wrote the novel based on his instinct, not solely based on the commercial matters. The affective data shows that there are variations of opinion between the informants, including differences in the understanding of related novels experts and lay readers, as well as the observed differences social changes that occurred in the area of Banyumas by readers of Banyumas and outside Banyumas.

The result about sociological literary analysis always be found different, because the object of the research is the social situation which can be changed periodically. It is also found various facts and opinions about the objective data, the genetic data, and the affective data.

Keywords: descriptive qualitative, novel, literature, sociology of literature.

1. Tidak akan pernah kujadikan masa laluku menjadi masa depanku.

2. Percaya bahwa mukjizat itu ada dan nyata, dan semua umat harus membuktikannya dengan ikhtiar.

3. Sekarang bukan lagi saat yang tepat untuk bermimpi maupun menggantungkan mimpi, namun adalah waktu yang sangat tepat untuk meraih mimpi.

4. Awal kecemasan adalah akhir iman, dan awal dari iman yang benar adalah akhir dari kecemasan.

5. Tersenyumlah engkau sepanjang deritamu, dan engkau akan sampai pada bahagiamu. ~ Mario Teguh ~

Teriring syukurku pada-Mu, ku persembahkan karya ini untuk:

1. Endang Purwaningsih (Ibu), Puji Anggoro (Bapak), Siti Sundari (Embah Putri), dan Kunto Reksosiswoyo (Embah Kakung)

Doa dan dukungan yang tiada putus, kerja keras yang tiada henti, pengorbanan yang begitu luar biasa, dan kasih sayang yang tak terbatas adalah sumber ketenangan lahir dan batinku yang menguatkanku untuk berjuang di perantauan ini demi seuntai kata syukur kepada Allah SWT.

2. Dwi Guruh Wijanarko (Adik) Yang tanpa sadar hadirmu selalu dapat memotivasiku untuk menjadi sosok kakak

yang bisa dijadikan contoh untuk jalan hidupmu kelak dan lanjutkanlah mimpi- mimpiku yang belum sempat terwujud.

3. “Kakak” Kau ibarat air untukku, kau telah membasuh lukaku, menentramkan hati ini

dengan kejernihanmu, dan hadirmu, dukungan, serta doamu selalu dapat memberikan ketenangan bahkan ketentraman lahir batin yang kemudian dapat memperlancar setiap langkahku.

4. Sahabat-sahabat dan “suporter”-ku Terima kasih telah membantu maupun mendukung saya selama ini, mulai dari

bertukar pikiran, membantu mencari data lapangan, mencari buku referensi, dan lain-lain. (cc: om Doyo, Om Budi, Devi D.L., Siwi, Ari, Eva K., Eva L., Intan S.,

Warsini “Wini”, Yustina, Laely, Uny, Ikke, Devi “All”, Edyta “Ell”, Merry “Ndun”, Via “Ndul”, Nisa “Icho”, Raditya “Milo”, Novy, teman-teman kos

Rahayu, dan semuanya yang maaf tidak dapat disebutkan satu per satu).

5. Informan yang telah bersedia memberikan informasi yang saya perlukan.

6. Teman-teman seperjuangan di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2009, teman-teman PPL di SMP Islam Diponegoro Surakarta, dan Almamater FKIP UNS Surakarta.

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “NOVEL DI KAKI BUKIT CIBALAK KARYA AHMAD TOHARI (ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA)”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan demi mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan izin penyusunan skripsi;

2. Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan izin penyusunan skripsi dan dorongan semangat;

3. Dr. Kundharu Saddhono, M.Hum., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah membantu memberikan izin penyusunan skripsi, dorongan semangat, dan bimbingan;

4. Dr. Suyitno, M.Pd., selaku Pembimbing I, yang selalu memberikan motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini

5. Dr. Kundharu Saddhono, M.Hum., selaku Pembimbing II, yang selalu memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini 5. Dr. Kundharu Saddhono, M.Hum., selaku Pembimbing II, yang selalu memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini

7. Ahmad Tohari, Sastrawan, Pengarang novel Di Kaki Bukit Cibalak, yang mengizinkan karyanya untuk dianalisis dan bersedia memberikan infomasi dalam penelitian ini

8. Drs. Yant Mujiyanto, M.Pd., Sastrawan, Dosen Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNS Surakarta, yang bersedia menjadi informan dalam penelitian ini;

9. Aris Widianto, S.Pd., Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Bojongsari, Purbalingga, yang bersedia menjadi informan dalam penelitian ini;

10. Trinela Sabconita, S.Pd., Guru Bahasa Indonesia SMA Negeri 1 Purbalingga, Purbalingga, yang bersedia menjadi informan dalam penelitian ini;

11. Eva Khofiyana, Mahasiswi Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNS Surakarta, yang bersedia menjadi informan dalam penelitian ini;

12. Susi Sugiharti, Mahasiswi PMIPA FKIP UNS Surakarta, yang bersedia menjadi informan dalam penelitian ini;

13. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Surakarta, Februari 2013

H ALAMAN JUDUL …………………………………………………….....

H ALAMAN PERNYATAAN ……………………………………………...

H ALAMAN PENGAJUAN ………………………………………………... HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………………………...

H ALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………...

H ALAMAN ABSTRAK …………………………………………………... HALAMAN ABSTRACT …………………………………………………...

H ALAMAN MOTTO ……………………………………………………....

H ALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………… KATA PENGANTAR ……………………………………………………...

DAFTAR ISI ……………………………………………………………..… DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………. DAFTAR TABEL ………………………………………………………….. DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ………………………………………...

B. Rumusan Masalah ………………………………………………

C. Tujuan Penelitian ……………………………………………….

D. Manfaat Penelitian ……………………………………………... BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori …………………………………………………….

1. Hakikat Novel ………………………………………………

2. Koherensi Unsur-unsur Data Teks Novel (Data Objektif)…..

3. Data Genetik Novel …………………………………………

4. Data Afektif Novel ………………………………………….

5. Hakikat Pendekatan Sosiologi Sastra ……………...……......

6. Konflik Sosial dalam Karya Sastra …………………………

i ii iii iv

v vi vii viii

ix x xii xiv

xv xvi

A. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………..

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian ………………………………...

C. Data dan Sumber Data ………………………………………….

D. Teknik Pengambilan Sampel …………..………………………..

E. Pengumpulan Data ……………………………………………...

F. Uji Validasi Data ………………………………………………..

G. Analisis Data ……………………………………………………

H. Prosedur Penelitian ……………………………………………... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi/Objek Penelitian ……………………………..

B. Deskripsi Temuan Penelitian …………………………………..

C. Pembahasan …………………………………………………….

1. Koherensi Unsur-unsur Data Teks Novel (Data Objektif) ...

2. Data Genetik Novel ………………………………………

3. Data Afektif Novel ………………………………………. BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan ……………………………………………………………

B. Implikasi ……………………………………………………………

C. Saran ……………………………………………………………….. DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… LAMPIRAN ………………………………………………………………...

Gambar Halaman

1. Alur Kerangka Berpikir ………………………………...……………….

21

2. Model Analisis Interaktif ……………………………………………......

26

Tabel Halaman

1. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian …………………….

22

Lampiran

1. Biografi Pengarang Novel Di Kaki Bukit Cibalak Ahmad Tohari ….

2. Sinopsis Novel Di Kaki Bukit Cibalak ……………………………...

3. Transkrip Wawancara Pengarang …………………………………..

4. Transkrip Wawancara Informan 1 ………………………………….

5. Transkrip Wawancara Informan 2 ………………………………….

6. Transkrip Wawancara Informan 3 ………………………………….

7. Transkrip Wawancara Informan 4 ………………………………….

8. Transkrip Wawancara Informan 5 ………………………………….

9. Foto Dokumentasi Kegiatan Wawancara …………………………...

10. Surat-surat Perizinan dan Pernyataan …………………………….....

Halaman

89

92

94

99 106 111 117 122 127 129

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Karya sastra merupakan suatu gambaran tertulis dari imajinasi penulisnya dengan maksud menyampaikan suatu pesan melalui karya sastra tersebut. Karya sastra yang dimaksud dapat berupa novel, cerpen, puisi, biografi, dan sebagainya. Pada dasarnya karya sastra Indonesia merupakan segenap cipta sastra yang ditulis dalam bahasa Indonesia, disertai adanya nafas dan ruh keindonesiaan, serta mengandung aspirasi dan kultur Indonesia (Mujiyanto & Fuady, 2010:1).

Terwujudnya suatu karya sastra tidak hanya sekedar gambaran dari imajinasi pengarang, melainkan ada sebuah latar belakang yang mendukung terwujudnya visualisasi imajinasi pengarang tersebut. Sebuah karya sastra dapat dikatakan baik jika di dalam karya sastra tersebut mengandung nilai-nilai kehidupan yang dapat memotivasi pembacanya. Dalam hal ini, tugas pengarang tidak hanya sekedar mengemas sebuah cerita hingga dapat menarik pembacanya, melainkan mengemas nilai-nilai kehidupan yang baik ke dalam suatu rangkaian cerita yang menarik. Dengan demikian, pembacanya lebih mudah menangkap amanat karya sastra tersebut.

Terlepas visualisasi dari imajinasi pengarang dan keharusan terdapat amanat dalam karya sastra tersebut, setiap karya sastra memiliki latar belakang penulisan yang berbeda-beda. Begitu pula dengan pesan yang ingin disampaikan oleh penulis melalui karyanya, tanggapan dari masyarakat pembaca tentang karya tersebut, dan kesesuaian antara latar yang ada pada cerita dengan keadaan yang sebenarnya di lapangan. Kekhasan suatu cerita dari setiap karya sastra selalu berusaha ditampilkan oleh penulisnya. Entah itu ditunjukkan dari sisi kebahasaannya, tema cerita, latar cerita, dan sebagainya.

Selayaknya karya sastra pada umumnya, novel karya Tohari (2005) yang berjudul Di Kaki Bukit Cibalak ini dibuat sebagaimana mestinya karya sastra Selayaknya karya sastra pada umumnya, novel karya Tohari (2005) yang berjudul Di Kaki Bukit Cibalak ini dibuat sebagaimana mestinya karya sastra

Keunikan daerah di sekitar Bukit Cibalak ini menjadi daya tarik tersendiri untuk penulis menganalisis novel Di Kaki Bukit Cibalak tersebut. Cerita kehidupan masyarakat yang realistis menjadi ciri khas novel ini. Realita tentang kehidupan masyarakat Banyumas yang digambarkan dalam novel benar-benar terurai dalam bingkai cerita yang menarik dan mewakili gambaran kehidupan sosial masyarakat yang sebenarnya.

Novel Di Kaki Bukit Cibalak mengangkat beberapa cerita kehidupan masyarakat setempat yang syarat akan konflik. Salah satu yang menonjol adalah adanya persaingan politik dan konflik sosial lainnya yang terjadi dalam masyarakat tersebut. Meskipun demikian, novel ini juga tidak lepas dari cerita cinta antara beberapa tokoh di dalamnya, dan masih banyak hal-hal lain yang sangat menarik untuk diperhatikan secara mendetail.

Novel adalah salah satu karya sastra yang dapat diteliti secara ilmiah yang di dalamnya melukiskan berbagai peristiwa yang dialami oleh tokoh-tokoh ceritanya. Tokoh yang ada dalam sebuah novel merupakan suatu proses kreatif dari pengarangnya. Jadi, hasil karya seorang pengarang pada dasarnya bersumber dari hasil imajinatif dan proses kreatifnya. Pengangkatan latar cerita dan konflik cerita yang ditampilkan secara unik dalam novel ini menimbulkan keingintahuan penulis untuk mengupas secara lebih dalam mengenai sosiologi sastra novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Tohari (2005).

Analisis sosiologi sastra ini berhubungan erat dengan novel dan masyarakat. Sosiologi sastra sebenarnya sudah ada sejak zaman Plato dan Aristoteles (sekitar abad pertengahan). Namun, perkembangannya di Indonesia tergolong lambat. Perkembangannya mulai terlihat pesat yaitu saat strukturalisme (klasik) mengalami ketidakmajuan. Seiring perkembangannya, sosiologi sastra sempat Analisis sosiologi sastra ini berhubungan erat dengan novel dan masyarakat. Sosiologi sastra sebenarnya sudah ada sejak zaman Plato dan Aristoteles (sekitar abad pertengahan). Namun, perkembangannya di Indonesia tergolong lambat. Perkembangannya mulai terlihat pesat yaitu saat strukturalisme (klasik) mengalami ketidakmajuan. Seiring perkembangannya, sosiologi sastra sempat

Pada dasarnya kajian sosiologi sastra mencakup kajian objektif, genetik, dan afektif. Kajian objektif tersebut mencakup kajian data teks novel, kajian genetik merupakan kajian tentang pengarang novel, dan kajian afektif adalah kajian tentang pembaca novel. Endraswara (2003:80) mengungkapkan bahwa

Sosiologi sastra dapat meneliti sastra sekurang-kurangnya melalui tiga perspektif. Pertama, perspektif teks sastra, artinya peneliti menganalisis sebagai sebuah refleksi kehidupan masyarakat dan sebaliknya. Teks biasanya dipotong-potong, diklasifikasikan, dan dijelaskan makna sosiologisnya. Kedua, perspektif biografis, yaitu peneliti menganalisis pengarang. perspektif ini akan berhubungan dengan life history seorang pengarang dan latar belakang sosialnya. Memang analisis ini akan terbentur pada kendala jika pengarang telah meninggal dunia, sehingga tidak bisa ditanyai. Karena itu, sebagai sebuah perspektif tentu diperuntukkan bagi pengarang yang masih hidup dan mudah terjangkau. Ketiga, perspektif reseptif, yaitu peneliti menganalisis penerimaan

masyarakat terhadap teks sastra.”

Perlu disadari bahwa penelitian sosiologi sastra akan selalu menemukan perbedaan hasil penelitian dari waktu ke waktu. Selalu dapat menghasilkan data yang realistis sesuai kondisi masyarakat terkini. Endraswara (2011:41) mengungkapkan bahwa “Sastra yang baik tentu akan membicarakan manusia dan seluk beluknya.” Akan menjadi suatu hasil penlitian yang menarik jika menyajikan cerita kehidupan masyarakat dalam bentuk ilmiah hasil penelitian. Penelitian analisis sosiologi sastra akan lebih kaya jika semakin banyak muncul hasil penelitian analisis sosiologi sastra dengan berbagai variasi data yang berbeda. Karenanya kiranya cukup penting dilakukan penulisan hasil penelitian itu ke dalam bentuk jurnal penelitian dan di media masa lain. Melihat kasus yang demikian maka kiranya sangat diperlukan usaha memvariasikan penelitian berbasis sosiologi sastra. Karenanya, penulis tertarik untuk meneliti sebuah karya sastra novel dari Tohari (2005) dengan judul Di Kaki Bukit Cibalak dalam sebuah penelitian skripsi. Penelitian ini terfokus menggunakan pendekatan sosiologi Perlu disadari bahwa penelitian sosiologi sastra akan selalu menemukan perbedaan hasil penelitian dari waktu ke waktu. Selalu dapat menghasilkan data yang realistis sesuai kondisi masyarakat terkini. Endraswara (2011:41) mengungkapkan bahwa “Sastra yang baik tentu akan membicarakan manusia dan seluk beluknya.” Akan menjadi suatu hasil penlitian yang menarik jika menyajikan cerita kehidupan masyarakat dalam bentuk ilmiah hasil penelitian. Penelitian analisis sosiologi sastra akan lebih kaya jika semakin banyak muncul hasil penelitian analisis sosiologi sastra dengan berbagai variasi data yang berbeda. Karenanya kiranya cukup penting dilakukan penulisan hasil penelitian itu ke dalam bentuk jurnal penelitian dan di media masa lain. Melihat kasus yang demikian maka kiranya sangat diperlukan usaha memvariasikan penelitian berbasis sosiologi sastra. Karenanya, penulis tertarik untuk meneliti sebuah karya sastra novel dari Tohari (2005) dengan judul Di Kaki Bukit Cibalak dalam sebuah penelitian skripsi. Penelitian ini terfokus menggunakan pendekatan sosiologi

atas maka penulis mengangkat judul Novel “Di Kaki Bukit Cibalak” Karya

Ahmad Tohari (Analisis Sosiologi Sastra) dalam penulisan penelitian ini.

B. Rumusan Masalah

Bertumpu dari penjabaran latar belakang masalah di atas maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimana koherensi unsur-unsur data teks novel (data objektif) Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari?

2. Bagaimana data genetik novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari?

3. Bagaimana data afektif novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari?

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian kualitatif ini sebagai berikut.

1. Mengetahui koherensi unsur-unsur data teks novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari.

2. Mengetahui data genetik novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari.

3. Mengetahui data afektif novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini, sebagai berikut.

1. Membantu pembaca maupun penikmat sastra dalam mengintepretasikan novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari sehingga pemaknaan terhadap karya sastra akan lebih terarah.

2. Menambah pengetahuan tentang kajian terhadap novel, terutama pengkajian 2. Menambah pengetahuan tentang kajian terhadap novel, terutama pengkajian

4. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dan penerapan

ranah ilmu sastra serta studi tentang karya sastra.

5. Menambah wawasan tentang pengkajian sosiologi sastra khususnya novel

yang nantinya dapat diterapkan atau menjadi referensi untuk meneliti dan mengkaji novel lainnya.

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

Kajian teori digunakan sebagai kerangka kerja konseptual dan teoretis. Pada bagian ini peneliti memaparkan teori-teori ilmiah yang sudah ada dan relevan dengan masalah penelitian. Landasan teori dalam penelitian ini membahas mengenai: hakikat novel, koherensi unsur-unsur data teks novel (data objektif), data genetik novel, data afektif novel, pendekatan sosiologi sastra, serta konflik sosial dalam sastra.

Sastra awalnya dipahami sebagai bahasa yang dipakai dalam bahasa kitab dan kurang lazim digunakan sebagai bahasa sehari-hari. Kini seiring perkembangan zaman definisi sastra pun berkembang menjadi sebuah karya yang tidak hanya berbentuk kitab, melainkan dapat berbentuk roman, novel, puisi, cerpen, dan sebagainya. Gaya bahasanya bervariasi dan masing-masing pengarang memiliki ciri khas tersendiri pada karyanya. Begitu pula dengan Tohari (2005) dengan novelnya Di Kaki Bukit Cibalak tersebut.

1. Hakikat Novel

Novel dalam bahasa Inggris ini disebut dengan novellete merupakan karya sastra yang juga disebut dengan karya fiksi. Dalam bahasa Italia adalah novella, dan dalam bahasa Jerman disebut novelle yang berarti barang baru yang kecil, kemudian definisi ini dikembangkan lagi menjadi cerita pendek dalam bentuk prosa.

Menurut Priyatni (2010:124), kata novel juga berasal dari bahasa Latin, yaitu novellus. Kata novellus dibentuk dari kata novus yang berarti baru atau new dalam bahasa Inggris. Dikatakan baru karena bentuk novel adalah bentuk karya sastra yang datang kemudian dari bentuk karya sastra lainnya, yaitu puisi dan drama.

berarti baru. Jadi, novel memiliki definisi bentuk karya sastra cerita fiksi yang paling baru. Di samping kepanjangannya cerita pendek dan roman maka novel memiliki ciri-ciri lainnya, yaitu pelaku utamanya mengalami perubahan nasib hidup.

Novel merupakan bentuk prosa fiksi yang paling baru dalam sastra Indonesia karena baru ditulis pada tahun 1945-an oleh Idrus, dengan novelnya yang berjudul Aki. Menurut Robert Lindell, karya sastra yang berupa novel pertama kali lahir di Inggris dengan judul Pamella yang terbit tahun 1740 (Waluyo, 2011:6).

Novel memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

a. Ditulis dengan gaya narasi, yang terkadang dicampur dengan deskripsi untuk menggambarkan suasana;

b. Bersifat realistis, artinya merupakan tanggapan pengarang terhadap situasi lingkungannya;

c. Bentuknya lebih panjang, biasanya lebih dari 10.000 kata; dan

d. Alur ceritanya cukup kompleks (Nia, 2010).

Selain ciri-ciri tersebut, pelaku utama dalam novel mengalami perubahan nasib hidup. Hal inilah yang sangat membedakannya dengan cerita pendek yang tidak menunjukkan perubahan nasib hidup pelakunya.

Novel itu sendiri memiliki beberapa jenis, seperti novel trilogi, novel tetralogi, dll. Novel trilogi contohnya seperti: Karmila, Badai Pasti Berlalu, dan Bukan Impian Semusim (Marga T.), Ronggeng Dukuh Paruk, Lintang Kemukus, dan Jantera Bianglala (Ahmad Tohari), dan sebagainya. Novel tetralogi contohnya yaitu: Twilight, New Moon, Eclipse, dan Breaking Dawn (Stephanie H. Meyer), Summer in Seoul, Autumn in Paris, Winter in Tokyo, dan Spring in London (Ilana Tan), Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor, dan Maryamah Karpov (Andrea Hirata), dan sebagainya.

Beberapa pengamat sastra mengungkapkan tentang hakikat novel, sebagai berikut.

a. Novel adalah cerita dalam bentuk prosa yang agak panjang dan

meninjau kehidupan sehari-hari (ensiklopedi americana); meninjau kehidupan sehari-hari (ensiklopedi americana);

c. Novel adalah cerita dalam bentuk prosa yang cukup panjang. Panjangnya tidak kurang dari 50.000 kata. Mengenai jumlah kata dalam novel adalah relatif (Priyatni, 2010:124).

Dari hasil penelitian Andita (2010:144) diungkapkan bahwa, “Novel sebagai dokumen sosial mengajarkan tentang nilai- nilai kemanusian.” Ajaran tentang

nilai-nilai tersebut dirangkai dalam sebuah cerita yang menarik. Pada intinya, novel adalah cerita. Ini dikarenakan fungsi novel adalah bercerita dan aspek terpenting novel adalah menyampaikan cerita.

2. Koherensi Unsur-unsur Data Teks Novel (Data Objektif)

Unsur-unsur data teks pada novel perlu dianalisis kebenarannya yang berkaitan dengan kesesuaian antara latar dalam cerita dengan latar pada kehidupan nyata. Fokus kajian ini antara lain seperti kondisi sosial masyarakat dalam cerita dengan kondisi sosial masyarakat sesungguhnya, hubungan dialogis dan dialektis yang terbentuk antara kondisi teks dan kondisi sosial masyarakat, dan sebagainya. Luxemburg (dalam Sangidu, 2004:39) menyatakan bahw a “Sastra diciptakan oleh pengarang berdasarkan realita (kenyataan) sosial yang ada dalam masyarakat.”

Karya sastra tidak dapat lepas dari strukturalisnya, Escarpit (dalam Husen, 2005:11) menyatakan bahwa “Sejak tahun 1960, perkembangan gagasan-gagasan

strukturalis telah membuka perspektif baru bagi sosiolog sastra, pada awalnya terutama di bawah pengaruh Roland Barthes. Semiologi dan semiotika memberi tekanan pada tulisan dan teks sebagai tempat menyusupnya unsur-unsur sosiologis.” Menurut Ratna (2011a:131) bahwa “Struktur formal novel, meskipun dapat dipahami secara intrinsik, terlepas dari relevansi subjek creator dan hubungan-hubungan sosial lainnya, tetapi jelas tidak bisa dilepaskan dari pembaca, yaitu subjek yang justru merupakan faktor utama dalam analisis pascastrukturalisme, khususnya analisis resepsi.”

Kaitannya dengan sosial masyarakat tersebut, yang dianalisis adalah

Untuk mengantisipasi meluasnya pembahasan yang dapat menyebabkan ketidakfokusan penelitian maka konteks dalam analisisnya dispesifikan agar mengacu pada pokok bahasan yang direpresentasikan oleh karya sastra tersebut. Seperti dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Tohari (2005) ini dapat lebih difokuskan kepada analisis konflik sosial pada sebuah desa di kaki Bukit Cibalak.

Kemudian kaitannya dengan hubungan dialogis dan dialektis ini seperti kesesuaian antara dialog maupun dialek yang ada pada cerita dalam novel dengan dialog maupun dialek yang ada pada masyarakat yang sebenarnya. Dengan adanya kesesuaian antara beberapa hal dalam novel dengan realitanya maka pengarang dapat dikatakan berhasil dalam menuangkan imajinasinya sesuai dengan kenyataan yang ada dalam masyarakat. Dari keberhasilan ini, kemudian diharapkan pesan yang ingin disampaikan oleh pengarangnya melalui cerita dalam karyanya tersebut dapat lebih mudah diterima oleh masyarakat pembaca dan dapat terwujud suatu perubahan dari efek pemahaman pembaca terhadap pesan dalam cerita tersebut.

Sastra yang baik tidak hanya merekam kenyataan yang ada dalam masyarakat seperti sebuah tustel foto, tetapi merekam dan melukiskan kenyataan dalam keseluruhannya. Aspek terpenting dalam kenyataan yang perlu dilukiskan oleh pengarang yang dituangkannya dalam karya sastra adalah masalah kemajuan manusia (Sangidu, 2004:41).

Menurut Escarpit (dalam Husen, 2005:181) menyatakan bahwa “Fakta sastra merupakan bagian tak terpisahkan dari cara berpikir individual, bentuk- bentuk abstrak dan sekaligus struktur kolektif, pembahasannya cukup menyulitkan.” Dari pemaparan-pemaparan tersebut, hakikat koherensi unsur- unsur data teks novel atau data objektif yakni menekankan pada nilai karya sastra itu sendiri dan menjadikan karya sastra sebagai sumber informasi yang objektif, dan kemudian dikaitkan dengan fenomena yang terjadi dalam masyarakat sekarang.

Data genetik novel merupakan data yang berkaitan dengan manusia sebagai pengarang novel itu sendiri. Data tersebut bersumber dari latar belakang kehidupan novelis, karya-karyanya, hubungan antara karya sastra dengan kehidupannya, dan sebagainya. Keberadaan pengarang dalam masyarakat juga sangat berpengaruh terhadap diterima atau tidaknya karyanya tersebut. Menurut Tomasevskij (dalam Ratna, 2011a:199), “Studi biografis sebagai genre yang sudah kuno, dan sesungguhnya merupakan bagian penulisan sejarah, sebagai

historiografi”. Menurut Ratna (2011a:198), subjek pengarang dalam merekonstruksikan tokoh-tokoh dan peristiwa sesungguhnya didasarkan atas

definisi hubungan-hubungan sosial, sebagai pernyataan bahwa semesta tokoh dan peristiwa yang diceritakan merupakan dunia yang mesti dipahami bersama-sama dengan orang lain. Menurut Pradopo, dkk (2001:60) bahwa “Genetik karya sastra artinya asal-usul karya sastra. Adapun faktor yang terkait dengan asal-usul karya sastra adalah pengarang dan kenyataan sejarah yang turut mengkondisikan karya sastra saat diciptakan.” Escarpit (dalam Husen, 2005:115) berpendapat bahwa “Ketika menulis, semua pengarang memiliki publik yang hadir dalam pikirannya, paling tidak dirinya sendiri.” Senada dengan pendapat-pendapat tersebut Al- Ma’ruf (2010:225) mengungkapkan bahwa “Latar belakang kehidupan pengarang

berisi perkembangan intelektual, karier, emosi, dan perilakunya yang dapat direkontruksi dan dinilai berdasarkan sistem nilai etika dan norma-norma kehidupan lainnya.”

Pada penelitian ini, data genetik yang dimaksudkan di sini yakni segala hal yang berkaitan dengan kehidupan kepenulisan Tohari sebagai penulis novel Di Kaki Bukit Cibalak tersebut. Dalam semua karyanya, Tohari tidak pernah melepaskan nuansa kedesaan. Hal tersebut menyebabkan semua karyanya menggambarkan lapisan masyarakat kalangan bawah dan alam. Wawasan alam (khususnya Banyumas) sangat terlihat dalam setiap karyanya. Meskipun demikian, beliau tergolong pengarang yang kurang produktif.

Namun, masyarakat pembaca tidak meragukan lagi bahwa karya-karyanya Namun, masyarakat pembaca tidak meragukan lagi bahwa karya-karyanya

Hakikatnya analisis data genetik maupun sosiologi pengarang yakni memaknai pengarang sebagai bagian dari masyarakat yang telah menciptakan karya sastra. Latar belakang kehidupan pengarang yang berisi perkembangan intelektual, karier, emosi, dan perilakunya yang dapat direkontruksi dan dinilai berdasarkan sistem nilai etika dan norma kehidupan lainnya. Karenanya, pemahaman terhadap pengarang menjadi kunci utama dalam memahami hubungan sosial karya sastra dengan masyarakat di sekitar lingkungan pengarang.

4. Data Afektif Novel

Kajian sosiologi sastra selain membahas tentang pengarang sebagai penulis karya sastra dan karya sastra sebagai hasil karya pengarang maka pembaca memiliki peran yang tidak kalah pentingnya dengan dua aspek tersebut. Data afektif novel tersebut merupakan data tentang manusia sebagai pembaca dari suatu novel. Karya sastra yang dibaca oleh pembaca dalam konteks masyarakat dapat mempengaruhi kondisi masyarakat tertentu. Menurut Mead (dalam Ritzer & Goodman, 2007:287) bahwa masyarakat berarti proses sosial tanpa henti yang mendahului pikiran dan diri. Masyarakat penting perannya dalam membentuk pikiran dan diri. ”

Jika pembaca yang membaca karya sastra itu banyak maka karya sastra itu akan memengaruhi pembaca secara massal (Kurniawan, 2012:8). Ini salah satu gambaran bahwa sastra memiliki peran secara sosiologis untuk melakukan perubahan sosial dalam masyarakat. Perubahan sosial inilah yang menunjukkan hubungan antara sastra dengan sosiologi.

Pada analisis data afektif ini, fokusnya memelajari seberapa besar pengaruh nilai-nilai sosial dalam sastra terhadap perubahan sosial dalam masyarakyat. Kemudian terfokus lagi pada karya sastra kanonik yang dipahami sebagai karya sastra unggulan yang dibaca masyarakat sehingga memengaruhi dan berperan Pada analisis data afektif ini, fokusnya memelajari seberapa besar pengaruh nilai-nilai sosial dalam sastra terhadap perubahan sosial dalam masyarakyat. Kemudian terfokus lagi pada karya sastra kanonik yang dipahami sebagai karya sastra unggulan yang dibaca masyarakat sehingga memengaruhi dan berperan

(2003:94) menyatakan bahwa “Peneliti sosiologi sastra, juga dapat meneliti dalam kaitannya dengan pengaruh teks sastra terhadap pembaca. Pengaruh tersebut,

kemungkinan besar juga dapat bersifat timbal balik.” Dari berbagai pendapat tentang data afektif, hakikatnya, analisis data afektif dari suatu karya sastra yakni kajian sosiologi pembaca yang mengarah pada dua hal, yaitu kajian pada sosiologi terhadap pembaca yang memaknai karya sastra dan kajian pada pengaruh sosial yang diciptakan oleh karya satra. Yang tercantum dalam karya sastra merupakan tanda yang mengandung makna yang implisit di balik ekspresi bahasa yang eksplisit. Kajian ini berarti mengkaji aspek nilai sosial yang mendasari pembaca dalam memaknai karya sastra.

5. Hakikat Pendekatan Sosiologi Sastra

a. Pengertian Sastra

Secara ontologi, sastra digambarkan sebagai salah satu cabang dari seni. Sastra secara etimologi didefinisikan secara lebih berbeda dari ontologi, yaitu sastra merupakan kata serapan dari bahasa Sansekerta yaitu śāstra, yang berarti teks yang mengandung instruksi atau pedoman, dari kata dasar śās- yang berarti instruksi atau ajaran. Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada kesusastraan atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti keindahan tertentu. Tetapi kata sastra bisa pula merujuk kepada semua jenis tulisan, baik tulisan tersebut indah atau tidak.

Sastra juga merupakan sebuah karya keindahan manusia yang digambarkan melalui bahasa tulisan, baik berbentuk puisi, roman, novel, cerpen, syair, dll. Hal utama yang harus ada dalam sastra yaitu nilai dan keindahan. Banyak pesan dari nilai kehidupan yang disampaikan dengan cara

Dengan kata lain, Kurniawan (2012:1) mengungkapkan bahwa “Sastra adalah hasil cipta dan ekspresi manusia yang estetis”. Kaum formalis dalam Sangidu

(2004:34) menyatakan bahwa sastra bukanlah sesuatu yang statik karena teks sastra diubah dan disulap oleh pengarang sehingga efeknya mengasingkan dan melepaskan diri dari otomatisasi (deotomatisasi) bagi pencerapan kita.

Awalnya sastra dianggap bahasa tulis yang digunakan dalam kitab-kitab dan merupakan bahasa yang jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, seiring perkembangan zaman, sastra lebih menunjukkan variasinya sehingga dapat lebih diterima oleh masyarakat pembacanya.

Priyatni (2010:12) mengungkapkan bahwa “Sastra adalah pengungkapan realitas kehidupan masyarakat secara imajiner atau secara fisik”. Sastra meskipun bersifat imajiner, namun tetap membawa suatu fakta

kehidupan yang terjadi dalam masyarakat. Hal ini dikarenakan pengarang mengemukakan realitas tersebut dari pengalaman hidupnya. Sampai saat ini belum ada kesepakatan yang baku mengenai definisi sastra karena sifat sastra itu sendiri yang dinamis dan terus berkembang. Namun, berbagai ciri-ciri tentang sastra dapat digunakan sebagai acuan dalam mendefinisikan sastra.

Biasanya kesusastraan dibagi menurut daerah geografis atau bahasa. Yang termasuk kedalam kategori sastra yaitu: novel, cerita/cerpen (tertulis/lisan), syair, pantun, sandiwara/drama, lukisan/kaligrafi. Sastra menurut geografis/bahasa dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu:

1) sastra nusantara, meliputi: sastra Bali, sastra Batak, sastra Bugis, sastra Indonesia (Modern), sastra Jawa, sastra Madura, sastra Makassar, sastra Melayu, sastra Minangkabau, sastra Sasak, sastra Sunda, dan sastra Lampung;

2) sastra barat, meliputi: sastra Belanda, sastra Inggris, sastra Italia, sastra Jerman, sastra Latin, sastra Perancis, sastra Rusia, sastra Spanyol, dan sastra Yunani;

3) sastra Asia, meliputi: sastra Arab, sastra Tiongkok, sastra Ibrani, sastra India Modern, sastra Jepang, sastra Parsi, dan sastra Sansekerta (Halil, 2008).

sastra dapat dikatakan baik apabila karya sastra tersebut dapat mencerminkan zaman serta situasi dan kondisi yang berlaku dalam masyarakat.” Dari hal ini,

dapat dipahami bahwa setiap periode karya sastra dapat dikenali melalui kekhasan cerita di zaman tersebut. Seperti yang diperoleh dari hasil penelitian Lestari (2012) bahwa “ Novel Edensor adalah terdapat beberapa nilai moralitas

yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya tidak pernah putus asa pada cobaan berat dari Tuhan, ketulusan dan kasih sayang kepada sesama, berusaha dan bekerja keras untuk meraih cita-cita, menuntut ilmu, kesetiaan dan cinta sejati, serta memegang teguh prinsip.”

Dari penjabaran di atas, hakikatnya sastra merupakan cabang dari seni hingga dapat muncul perbedaan-perbedaan yang jelas antara seni sastra maupun seni lainnya. Melalui bahasa tulis, sastra dapat menyampaikan nilai- nilai kehidupan yang tidak dapat jauh dari budaya dengan keindahan yang disajikan dari tiap detail ceritanya.

b. Pengertian Sosiologi

Istilah sosiologi berasal dari kata socius (bahasa Latin) yang berarti teman dan logos (bahasa Yunani) yang berarti ilmu tentang. Secara harfiah, sosiologi berarti ilmu tentang pertemanan. Istilah sosiologi ini tidak akan jauh dari asumsi tentang kemasyarakatan, tentang kehidupan masyarakat, budaya, dan tradisinya. Menurut Sanderson (2010:2) bahwa “Sosiologi adalah kajian ilmiah tentang kehidupan sosial manusia.” Senada dengan itu, Swingewood (dalam Faruk, 1999:1) berpendapat bahwa “Sosiologi sebagai studi yang ilmiah dan objektif mengenai manusia dalam masyarakat, studi mengenai lembaga- lembaga dan proses sosial”. Hampir sama dengan pendapat sebelumnya, Ishomuddin (dalam Kurniawan, 2012:4) berpendapat bahwa

Sosiologi merupakan studi tentang masyarakat yang mengemukakan sifat atau kebiasaan manusia dalam kelompok dengan segala kegiatan dan kebiasaan serta lembaga-lembaga yang penting Sosiologi merupakan studi tentang masyarakat yang mengemukakan sifat atau kebiasaan manusia dalam kelompok dengan segala kegiatan dan kebiasaan serta lembaga-lembaga yang penting

Comte (dalam Budiati, 2009:9-11) mendeskripsikan bahwa “Sosiologi adalah suatu disiplin ilmu yang bersifat positif yaitu mempelajari gejala- gejala dalam masyarakat yang didasarkan pada pemikiran yang bersifat rasional dan ilmiah ”.

Menurut Ritzer (dalam Faruk, 1999:2), sosiologi memiliki tiga paradigma, yaitu:

1) paradigma fakta sosial, fakta sosial itu sendiri dianggap sebagai sesuatu yang nyata, yang berbeda dari dan berada diluar individu;

2) paradigma definisi sosial, dalam paradigma ini yang dianggap sebagai pokok persoalan sosiologi adalah subjektif individu menghayati fakta-fakta sosial tersebut;

3) paradigma perilaku sosial, pokok persoalan sosiologinya adalah

perilaku manusia sebagai subjek yang nyata, individual.

Dari hasil penelitian Moghaddam & Moghaddam (2012) dihasilkan suatu simpulan bahwa “Penerjemahan konsep budaya merupakan masalah mendasar dalam studi penerjemahan dan praktik. Banyak saran telah ditawarkan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan ini dan mencegah kesalahpahaman budaya yang ada.” Menurut Ritzer & Goodman (2007:258) bahwa “Sosiologi, sebagai ilmu tentang masyarakat, hanya mungkin terwujud apabila ada konsep masyarakat yang didefinisikan dengan jelas.”

Dari berbagai definisi sosiologi menurut beberapa sosiolog maka dapat dikatakan bahwa hakikat sosiologi adalah ilmu tentang kehidupan masyarakat yang objek kajiannya mencakup fakta sosial, definisi sosial, dan perilaku sosial yang menunjukkan hubungan interaksi sosial dalam suatu masyarakat.

c. Pengertian Sosiologi Sastra

Sosiologi sastra berasal dari kata sosiologi dan sastra. Pada dasarnya, ilmu sosiologi dan ilmu sastra memiliki objek yang sama, yaitu manusia dalam masyarakat. Endraswara (2011:5) berpendapat bahwa “Sosiologi sastra Sosiologi sastra berasal dari kata sosiologi dan sastra. Pada dasarnya, ilmu sosiologi dan ilmu sastra memiliki objek yang sama, yaitu manusia dalam masyarakat. Endraswara (2011:5) berpendapat bahwa “Sosiologi sastra

Sosiologi sastra dianggap sebagai ilmu baru karena mulai muncul pada abad ke-18. Hal ini ditandai dengan tulisan Madame de Stael (Albrecth, dkk., eds., 1970: ix; Laurenson dan Swingewood, 1972: 25-27) yang berjudul De la literature cinsideree dans ses rapports avec les institutions socials (1800) (Ratna, 2011b:331). Penelitian sosiologi sastra berkembang pesat sejak penelitian-penelitian strukturalisme mengalami kemunduran. Endraswara ( 2003:82) mengungkapkan bahwa “Sosiologi sastra juga dapat mengkaji teks- teks sastra bagi relevansi sosiologis, artinya membawa karya sastra ke dalam bentuk abstrak melalui tema- tema yang menarik sejarahwan sosial.”

Didasarkan kesadaran bahwa karya sastra harus difungsikan seperti aspek kebudayaan yang lain maka dilakukan pengembalian karya sastra ke tengah masyarakat, memahaminya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari komunikasi masyarakat. Dalam hal ini, peran pengarang sangatlah penting dalam menyebarluaskan keberadaan unsur-unsur kebudayaan, sekaligus perkembangan tradisi sastra.

Masalah pokok dalam sosiologi sastra adalah karya sastra itu sendiri dan karya sebagai aktivitas kreatif dengan ciri yang berbeda-beda. Tujuan dari adanya analisis sosiologi sastra yakni meningkatkan pemahaman terhadap sastra, khususnya dalam kaitannya dengan masyarakat, menjelaskan bahwa imajinasi penulis tidak berlawanan dengan realita dalam masyarakat. Adanya kajian sosiologi sastra ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman terhadap sastra yang berkaitan dengan masalah kemasyarakatan, dan menjelaskan bahwa cerita dalam karya tersebut bukan semata-mata karangan fiktif belaka.

Sosiologi sastra yang berkembang di Indonesia jelas memberikan perhatian terhadap sastra untuk masyarakat, sastra bertujuan, sastra terlibat, sastra kontekstual, dan berbagai proporsi yang pada Sosiologi sastra yang berkembang di Indonesia jelas memberikan perhatian terhadap sastra untuk masyarakat, sastra bertujuan, sastra terlibat, sastra kontekstual, dan berbagai proporsi yang pada

Yahya (2011) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa sebuah karya sastra dapat menampilkan fakta yang terjadi dengan gaya bahasa yang estetis. Hakikatnya, sosiologi sastra sangat memperhatikan perihal fakta estetis dan fakta kemanusiaan. Metode penelitian sosiologi sastra ini memahami manusia lewat fakta imajinatif dan memerlukan fakta yang kokoh.

d. Pendekatan Sosiologi Sastra

Sosiologi sastra merupakan salah satu alat kritis sastra. Sastra sendiri merupakan bagian dari masyarakat. Jadi tidak salah jika dikatakan bahwa sastra adalah produk kebudayaan sehingga sastra tidak bisa terlepas dari keberadaban manusia dikarenakan sastra menceritakan tentang kehidupan dari masyarakat itu sendiri.

Penelitian dengan pendekatan sosiologi sastra ini menganggap karya sastra sebagai milik masyarakat. Sosiologi sastra adalah pendekatan terhadap sastra yang mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatan menggunakan analisis teks untuk mengetahui strukturnya, untuk kemudian dipergunakan memahami lebih dalam lagi gejala sosial yang di luar sastra. Hasil penelitian sastra biasanya bersifat subjektif, tetapi analisisnya berdasarkan data-data yang objektif (Sangidu, 2004:8).

Dasar filosofi pendekatan sosiologi adalah adanya hubungan yang hakiki antara karya sastra dengan masyarakat. Sosiologi sastra yang lahir pada abad ke-18 ini mengundang banyak ahli sastra yang akhirnya turut berpendapat tentang sosiologi sastra. Seperti Ratna (2011b:332) yang mengemukakan bahwa “Sosiologi sastra berkembang dengan pesat sejak penelitian-penelitian dengan memanfaatkan teori strukturalisme dianggap mengalami kemunduran, stagnasi, bahkan dianggap sebagai involusi. ” Dasar filosofi pendekatan sosiologi adalah adanya hubungan yang hakiki antara karya sastra dengan masyarakat. Sosiologi sastra yang lahir pada abad ke-18 ini mengundang banyak ahli sastra yang akhirnya turut berpendapat tentang sosiologi sastra. Seperti Ratna (2011b:332) yang mengemukakan bahwa “Sosiologi sastra berkembang dengan pesat sejak penelitian-penelitian dengan memanfaatkan teori strukturalisme dianggap mengalami kemunduran, stagnasi, bahkan dianggap sebagai involusi. ”

1) karya sastra ditulis oleh pengarang, diceritakan oleh tukang cerita, disalin oleh penyalin, sedangkan ketiga subjek tersebut adalah anggota masyarakat;

2) karya sastra hidup dalam masyarakat, menyerap aspek-aspek kehidupan yang terjadi dalam masyarakat, yang pada gilirannya juga difungsikan oleh masyarakat;