Perancangan ini akan menentukan arsitektur pada fase Preliminary, Architecture Vision, Business

  

PERANCANGAN ARSITEKTUR ENTERPRISE MANAJEMEN PRODUKSI PADA

UNIT PRODUKSI PT ALBASIA NUSA KARYA MENGGUNAKAN FRAMEWORK

TOGAF ADM

DESIGN OF ENTERPRISE ARCHITECTURE BASED TOGAF ADM CASE STUDY

ON THE FUNCTION OF PRODUCTION MANAGEMENT IN PRODUCTION UNIT

PT. ALBASIA NUSA KARYA

Revi Fahreza Al Hazmi1, Rd. Rohmat Saedudin2, Anwar Sadat3

  1,3Prodi S1 Sistem Informasi, Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom 1revifahreza@student.telkomuniversity.ac.id

  2rdrohmat@telkomuniveristy.co.id, 3anwar.sadat@telkomuniversity.ac.id

  Abstrak PT Albasia Nusa Karya merupakan suatu perusahaan pengolahan kayu hingga menjadi lembaran barecore. Penerapan teknologi informasi belum dilakukan pada operasional PT Albasia Nusa Karya. Semua proses bisnis yang dilakukan pada perusahaan untuk melakukan produksi dilakukan secara

manual. Tentunya ditemukan banyak kelemahan ketika sistem yang berjalan masih secara manual.

Berdasarkan permasalahan diatas, PT Albasia Nusa Karya membutuhkan perancangan sistem yang saling terintegrasi satu sama lain. Kemudian sistem pengontrolan yang baik untuk mendukung proses yang lebih otomatis. Dalam hal ini perancangan Enterprise Architecture dapat menyelaraskan fungsi bisnis perusahaan dengan fungsi sistem informasi dengan tujuan perusahaan. Perancangan Enterprise Architecture dilakukan menggunakan TOGAF ADM yang merupakan best practice framework. Perancangan ini akan menentukan arsitektur pada fase Preliminary, Architecture Vision, Business Architecture, Data Architecture, Application Architectur dan Technology Architecture. Perancangan dilakukan hingga Technology Architecture karena kebutuhan perusahaan yang baru berproduksi dan sesegera mungkin membutuhkan dokumen perancangan untuk membangun sistem informasi pada perusahaan. . Kata kunci : Enterprise Architecture, TOGAF framework, PT Albasia Nusa Karya, Barecore Abstract PT Albasia Nusa Karya is a wood processing company to become a barecore sheet. Implementation of information technology has not been done on PT Albasia Nusa Karya's operations. All business processes undertaken on the company to do the production is done manually. Certainly found many weaknesses when the system is running still manually. Based on the above problems, PT Albasia Nusa Karya requires designing systems that are integrated with each other. Then a good control system to support more automated processes. In this case the design of Enterprise Architecture can align the business functions of the company with the function of information systems with corporate objectives. The design of Enterprise Architecture is done using TOGAF ADM which is the best practice framework. This design will determine the architecture in the Preliminary phase, Architecture Vision, Business Architecture, Data Architecture, Application Architecture and Technology

  Kultur ini maksudnya adalah tidak adanya ikut campur teknologi informasi didalamnya hanya mengandalkan insting dan perkiraan saja.

  Telah menjadi suatu kebutuhan bagi perusahaan khususnya PT Albasia Nusa Karya dalam mengembangkan bisnis dan teknologi informasi yang dimiliki, tetapi sering sekali ditemukan bahwa pengembangan yang dilakukan tidak sesuai dengan kebutuhan [1]. Dalam mencapai tujuan suatu enterprise akan menghadapi berbagai hambatan serta perubahan yang memerlukan strategi untuk langkah-langkah efektif dan pemanfaatan sumber daya yang efisien. Salah satu strategi yang penting dan semakin banyak digunakan adalah pemanfaatan dan peningkatan dukungan sistem informasi bagi enterprise [2].

  Perancangan arsitektur enterprise pada unit manajemen produksi di perusahaan PT Albasia Nusa Karya akan menggunakan framework TOGAF ADM. Keselarasan antara setiap unit akan menjadi acuan ketersediaan data yang baik demi mendukung bisnis. Framework TOGAF ADM dinilai pas dan memadai untuk perancangan arsitektur enterprise karena memiliki proses menyeluruh dari kebutuhan bisnis ke aplikasi sampai dengan infrastrukturnya yang dilakukan dengan sistematis dan terstruktur. TOGAF ADM memberikan metode yang detail bagaimana membangun dan mengelola arsitektur enterprise dan sistem informasi yang disebut Architecture Development Method [3].

2. Dasar Teori 2.1. Arsitektur enterprise

  Arsitektur enterprise merupakan suatu kumpulan prinsip, metode, dan model yang bersifat masuk akal yang digunakan untuk mendesain dan merancang kemudian merealisasi sebuah struktur organisasi enterprise, proses bisnis, sistem informasi dan infrastruktur [4]. Arsitektur enterprise merupakan deskripsi dari misi stakeholder yang didalamnya termasuk informasi, fungsionalitas/kegunaan, lokasi organisasi lalu parameter kinerja. Arsitektur enterprise menggambarkan rencana untuk mengembangkan sebuah sistem atau sekumpulan sistem [5].

2.2. TOGAF ADM

  Metodologi untuk desain arsitektur didalam TOGAF di sebut Architecture Development Method (ADM) yaitu suatu proses yang menyeluruh, terintegrasi untuk mengembangkan dan memelihara suatu enterprise architecture. TOGAF ADM juga merupakan metode yang bersifat generik dan mudah di implementasikan berdasarkan kebutuhan banyak organisasi, baik organisasi industri ataupun industri akademik seperti perguruan tinggi [6]. ADM meliputi 9 tahapan dasar diantaranya: a.

   Fase Preliminary b. Architecture Vision c. Business Architecture d. Information System Architecture e. Technology Architecture f. Opportunities and Solution g.

   Migration Planning h. Implementation Governance i. Architecture Change Management 3.

   Metodologi Penelitian 3.1. Model Konseptual

  Model konseptual merupakan gambaran secara keseluruhan antara faktor-faktor tertentu pada suatu masalah yang diteliti. Model Konseptual juga memberikan keteraturan untuk berfikir, mengamati apa yang dilihat dan memberikan arah riset untuk mengetahui sebuah pertanyaan untuk menanyakan tentang kejadian serta menunjukkan suatu pemecahan masalah [7] .

  • - Belum adanya sistem dijalankan pada Unit Architecture menggunakan proses bisnis yang sudah - Perancangan Enterprise mengelola data dan sumber informasi yang dapat Metodologi daya pada Unit Produksi - Interview yang jelas sesuai dengan - Belum adanya rancangan - Belum adanya aplikasi - Studi Literatur proses Produksi Produksi yang dapat membantu PERMASALAHAN LINGKUNGAN PENELITIAN SI People

    - Stakeholder External PT

    - SOP Kebutuhan - Value Chain Diagram Ilmu yang Albasia Nusa Karya Membangun dan Mengembangkan

    - Kondisi Eksisting TI

    Albasia Nusa Karya framework TOGAF ADM - Struktur Organisasi - Observasi Organization

    - Stakeholder Internal PT

    - Visi dan Misi digunakan - Proses Bisnis - Stakeholder Map Matrix bisnis - Solution Concept Diagram Relevance
  • 2. Architecture Vision - Principle Catalog 1. Preliminary Phase Rigor Dasar DASAR ILMU<
  • Belum adanya pendokumentasian Proses Produksi keseluruhan yang baik pada Aplikasi pada lingkungan yang sesuai Penambahan ke dasar ilmu Technology - Actor/Role Matrix (Aplikasi dan Data) - Driver/Goal/Objective Catalog - Sistem Informasi - Business Function Decomposition - Infrastruktur TI - Business Interaction Matrix - Data Dissemination Diagram - Data Entity / Class Diagram
  • 4. Data Architecture - Objective and Requirement Diagram - Requirement Catalog - Business Footprint Diagram 5. Application Architecture - Business Service / Function Diagram 3. Business Architecture - Technology Standart Catalog - Technology Portofolio Catalog - Use case diagram 6. Technology Architecture - Application Communication Diagram - Environments and Locations Diagram Menyesuaikan / Evaluasi Analisis

      

    Gambar 1 Model Konseptual

    4.

       Analisis dan Perancangan 4.1.

       Preliminary Phase

      Fase ini bertujuan untuk mempersiapkan penelitian enterprise architecture yang akan dilakukan sehingga sesuai dengan yang diinginkan. Fase ini akan menghasilkan Principle Catalog sebagai berikut:

    1. Business Architecture a.

      Penyedia kayu berstandar nasional dan internasional b.

      Pemanfaatan sumber daya alam yang optimal c. Menghasilkan pekerja yang tangguh dan mandiri d.

      Mengutamakan kesejahteraan, keselamatan dan kesehatan pekerja e. Proses produksi yang ramah dengan lingkungan 2. Data Architecture a.

      Data merupakan asset perusahaan b.

      Data dapat diakses (accessible) c. Data dapat dipercaya d.

      Data terlindungi dan terjamin keamanannya 3. Application Architecture a.

      Kemudahan untuk digunakan b.

      Keselarasan aplikasi dengan bisnis c. Fleksibilitas aplikasi d.

      Keamanan aplikasi 4. Technology Architecture a.

      Kemudahan teknologi b.

      Keamanan teknologi c. Interoperabilitas teknologi 4.2.

       Architecture Vision Phase Value chain target ini menggambarkan rangkaian kegiatan pada perusahaan PT Albasia Nusa Karya untuk

      menghasilkan produk yaitu barecore. Pada value chain target sudah memiliki unit sales &amp; marketing karena beberapa urusan mengenai penjualan barecore. Sebelumnya pejualan barecore dikelola oleh

      

    Finance

    T P

    Purchasing

    B L A rt A o S p p

      IA u

       N S S U

    HRM

    A Y R A K A

      

    Supporting Maintenance

    ry a

      Sales &amp; Inbound Outbound m Operations Export Dept. ri Marketing

      Logistic Logistic P

      

    Gambar 2 Value Chain

    4.3.

       Business Architecture Phase Functional decomposition diagram target merupakan penjelasan dari fungsi yang dimiliki oleh PT

      Albasia Nusa Karya. Fungsi bisnis yang dipetakan pada diagram functional decomposition ini terdiri dari fungsi produksi. Di dalam fungsi produksi ini terdapat beberapa aktivitas didalamnya yang menjadi aktivitas inti pada fungsi produksi. Terdapat penambahan aktivitas dengan keterangan warna yang berbeda pada diagram. Penambahan tersebut didasarkan dengan kapabilitas pada perusahaan untuk mendukung proses bisnisnya.

      

    Gambar 3 Functional Decomposition Diagram Kemudian setelah menggambarkan Functional Decomposition Diagram adalah mendefinsikan

      business footprint diagram dimana didalamnya terdapat pemetaan memetakan driver, goals, dan objectives perusahaan. Dibawah ini merupakan diagram footprint untuk Albasia Nusa Karya. Internasional akan barecore Semakin meningkatnya permintaan pasar mengoptimalkan produksi barecore sesuai dengan standar Internasional Meningkatkan dan kualitas bahan baku Meningkatkan yang dipilih

    Meningkatkan kinerja

    kebutuhan produksi

    yang sesuai standar

    karyawan untuk

    Meningkatkan jumlah Meningkatkan jumlah memenuhi permintaan permintaan pasar produksi untuk mesin produksi sesuai Perancangan Enterprise Architecture PT Albasia Analisis dan Nusa Karya Human Resource Export Dept. Logistik Produksi Purchasing Support Maintenance Finance PPIC

    Gambar 4 Business Footprint Diagram

      Driver Goals Objectives

      PT Albasia Nusa Karya

      Capability 4.4.

       Information System Phase Fase Information System Architecture menjelaskan antara arisitektur data dan aplikasi.

      Pengelo laan Perencanaan Produksi Pengelo laan Produk Manufaktur Permintaan Produksi Finished product plan Perkiraan kapasitas Kapasitas mesin &amp; ruangan produksi &lt;Logical&gt; &lt;Logical&gt; Jumlah bahan baku Grade bahan baku Production Schedule Pengiriman Supplier Production plan Kapasitas mesin produksi Perencanaan Produksi Persiapan Bahan Baku Produk Manufaktur Pengawasan Produksi Pengelo laan Persiapan Bahan Baku Pengelolaan Pengawasan Produksi Standarisasi bahan baku Klasifikasi barecore Kapasitas gudang bahan Jumlah produksi Klasifikasi bahan baku Barecore measurement &lt;Logical&gt; &lt;Logical&gt; baku barecore Permintaan pasar

    Gambar 5 Data dissemination Diagram

    4.5.

       Technology Phase

      Pada fase technology architecture yang akan dirancang merupakan teknologi pendukung berjalannya sistem informasi. Penyesuaian teknologi dengan sistem informasi dibutuhkan untuk keselarasan berjalannya sistem informasi. Berikut adalah Environments and locations diagram

    5. Kesimpulan

      Berdasarkan hasil dari rancangan enterprise architecture pada fungsi produksi PT Albasia Nusa Karya, maka dapat kesimpulan sebagai berikut :

      1. Perancangan yang dilakukan pada PT Albasia Nusa Karya hanya dilakukan hingga fase D : Technology Architecture. Hal tersebut berkenaan dengan kebutuhan perusahaan yang kondisi dan waktu produksinya masih baru berproduksi. Sehingga dibutuhkan perancangan enterprise architecture kemudian akan diterapkan pada perusahaan yang didalamnya terdapat peracangan sistem informasi untuk mendukung proses bisnis pada perusahaan PT Albasia Nusa Karya.

      2. Perancangan fase arsitektur aplikasi terdapat rancangan target yang menambahkan aplikasi ERP pada tiap fungsi yang berguna sebagai aplikasi pengelolaan pada tiap fungsi yang ada.

      3. Perancangan pada fase arsitektur teknologi dilakukan penyesuaian teknologi dengan aplikasi yang akan digunakan yaitu ERP PPC dalam lingkup unit fungsi produksi. Sebelumnya teknologi eksisting yang digunakan masih sederhana yang hanya menggunakan komputer untuk melakukan dukungan segala proses bisnis dengan aplikasi Microsoft Office.

      Daftar Pustaka:

      [1] Yunis, R., Surendro, K., Panjaitan, E., S., 2010, Pengembangan Model Arsitektur Enterprise untuk Perguruan Tinggi, JUTI Volume 8, No. 1. [2] Kridanto Surendro , 2007, PEMANFAATAN ENTERPRISE ARCHITECTURE PLANNING UNTUK PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI , JURNAL INFORMATIKA VOL. 8, NO. 1. [3] Open Group. (2009). The Open Group Architecture Framework:Architecture Development Method.

      Diakses pada Tanggal 31 Maret 2018 dari http://www.opengroup.org/architecture/togaf9doc/arch/. [4] Surendro. K. 2009. Pengembangan Rencanan Induk Sistem Informasi. Bandung: Penerbit INFORMATIKA.

      [5] Osvalds, G, 2001, Definition of Enterprise Architecture

    • – Centric Models for The Systems Engineers, TASC Inc.

      [6] Mutyarini, K., Sembering, J. (2006). Arsitektur Sistem Informasi untuk Institusi Perguruan Tinggi di Indonesia, Prosiding KNTI&amp;K. pp102107. [7] Potter, P.A, Perry, A.G.Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik.Edisi

      4.Volume 2.Alih Bahasa : Renata Komalasari,dkk.Jakarta:EGC.2005

Dokumen yang terkait

PENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Perbedaan Tingkat Depresi pada M ahasiswi S1 yang Sudah Menikah dan Belum Menikah di Unversitas Sebelas Maret Surakarta

0 1 46

PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR - Perancangan Media Promosi Event Festival Reyog Nasional Xx 2013

0 0 97

RESPONSIVITAS GENDER PADA PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA (Studi Evaluasi pada Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Ketrampilan bagi Pencari Kerja di Kota Surakarta)

0 7 137

ANALISIS PENGARUH ELEMEN KUNCI MANAJEMEN MEREK TERHADAP KOMITMEN MEREK (Studi pada Toko UD Rukun Tani Karangdowo Klaten)

1 1 104

KONSEP PENGANTAR TUGAS AKHIR - Perancangan Komunikasi Visual Sebagai Media Promosi Robota Robotics School Di Solo

0 0 112

i KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PASAR WISATA BUDAYA DI SOLO Dengan Pendekatan Arsitektur Jawa Tugas Akhir - Konsep Perencanaan Dan Perancangan Pasar Wisata Budaya Di Solo Dengan Pendekatan Arsitektur Jawa

0 2 187

APLIKASI PEMBELAJARAN MODEL BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN KESEGARAN JASMANI (Penelitian Quasi pada Siswa Kelas V SD Negeri Plumbungan 1 Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 20092010)

0 1 90

Perbedaan tingkat kecemasan pada perawat high care unit (HCU) dengan perawat rawat inap biasa RSUD Dr. Moewardi Surakarta

0 0 46

PERSETUJUAN Skripsi dengan judul : Hubungan Kecanduan Online Game dengan Depresi pada Remaja Laki-laki Pengunjung Game Centre di Kelurahan Jebres

1 2 65

PENGARUH KOMITMEN PROFESIONAL TERHADAP PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDIT DENGAN VARIABEL INTERVENING KOMITMEN ORGANISASI (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Surakarta dan Yogyakarta)

0 1 103