HAK DAN UPAH JAWAB NEGA

HAK – HAK DAN UPAH
Di Susun
Oleh
Kelompok VII :
Mirdali Aswinda
Zikri Hidayatullah
Muji Julfrinal
Dosen Pengampu :
Farid Fathony Ashal, Lc, MA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
BANDA ACEH
2014 /2015

KATA PENGANTAR
Segala puji syukur milik ALLAH SWT atas limpahan rahmat taufiq serta
hidayah-NYA,Penulis di berikan kekuatan dan ketabahan untuk menyelesaikan makalah
yang berjudulkan “HAK – HAK DAN UPAH”.
Sholawat serta salam senantiasa kita panjatkan kepada junjungan kita nabi
Muhammad SAW yang mana berkat jerih payah beliau yang telah membawa kita

merasakan kehidupan yang penuh dengan ilmu pengetahuan ini.
Dan kami tak lupa pula untuk mengucapkan kta penghormatan kami kepada
Bapak Dosen Mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi Islam,yang mana berkat bimbingan
beliau kami telah dapat dengan tepat waktu menyelesaikan makalah kami ini.dan juga
kami taklupa untuk memohon beribu-ribu maaf kepeda pembaca yang mana didalam
penulisan makalah kami ini masih sangat banyak kekurangan baik itu dari segi penulisan
maupun dari segi tutur kata dan bahasa kami,juga kami mohon maaf.

Banda Aceh, 9 Desember 2014

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Islam berusaha keras melalui ajaran moral untuk mempengaruhi para majikan
agar membayar upah yang sesuai kepada para pekerja dan menyediakan
fasilitas –fasilitas lain dalam pekerjaan mereka. Jika ada majikan yang
membayar mereka dengan upah yang kurang atau membebani mereka dengan
pekerjaan yang sangat berat atau mempekerjakan mereka diluar batas waktu

tanpa ganti rugi yang sesuai atau mempekerjakan mereka dalam kondisi yang
tidak sehat maka Negara Islam berhak untuk ikut campur tangan demi
menyelamatkan Hak –Hak kaum buruh.
1.2 Rumusan Masalah
Apa yang menjadi hak kaum pekerja?
Apa yang dimaksud dengan Upah?
Apa yang menjadi jaminan kerja?
1.3 Tujuan
Dapat mengetahui secara detail tentang hak kaum pekerja, dapat mengetahui
apa yang dimaksud dengan upah, pentingnya upah dan tingkatan upah. Dan
dapat juga mengetahui tentang hak jaminan kerja Dan tentang hak berserikat.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Hak – Hak Kaum Pekerja
Abu hurairah meriwayatkan bahwa rasulullah s.a.w bersabda : “Allah akan
memusuhi tiga golongan manusia dihari pembalasan dan dari ketiga
golongan ini salah satu diantaranya adalah orang yang mempekerjakan

seorang buruh dan mempekerjakannya secara penuh tapi tidaak
membayar upahnya”.1
Rasulullah telah melarang memperkerjakan buruh tanpa menetapkan
upahnya terlebih dahulu. Selanjutnya Islam berusaha keras melalui ajaran
moral untuk mempengaruhi para majikan agar membayar upah yang sesuai
kepada para pekerja dan menyediakan fasilitas –fasilitas lain dalam
pekerjaan mereka. Jika ada majikan yang membayar mereka dengan upah
yang kurang atau membebani mereka dengan pekerjaan yang sangat berat
atau mempekerjakan mereka diluar batas waktu tanpa ganti rugi yang
sesuai atau mempekerjakan mereka dalam kondisi yang tidak sehat maka
Negara Islam berhak untuk ikut campur tangan demi menyelamatkan Hak
–Hak kaum buruh.
Dengan itu dapat disimpulkan Hak – Hak pokok buruh adalah
sebagai berikut :
1. Pekerja berhak menerima upah yang memungkinkan baginya
menikmati kehidupan yang layak.
2. Dia tidak boleh diberi pekerjaan yang melebihi kemampuan fisiknya,
dan jika suatu waktu, dia dipercayakan menangani pekerjaan yang
sangat berat maka dia harus diberi bantuan dalam bentuk beras atau
modal yang lebih banyak, atau kedua duanya.

3. Dia harus diberi bantuan pengobatan yang tepat jika sakit dan
membayar biaya pengobatan yang sesuai pada saat itu. Sepatutnya jika
bantuan terhadap biaya pengobatan buruh dan majikan ditambah
dengan bantuan pemerintah (kemungkinan dari dana zakat).

4. Penentuan yang layak harus dibuat untuk pembayaran pensiunan bagi
pekerja. Majikan dan pegawai bias dimintai sumbangan untuk dana itu,
tapi sebagian besar akan disumbang oleh negara Islam dan dana zakat.,
5. Para majikan harus didorong untuk mengeluarkan sodaqohnya
(sumbangan sukarela) terhadap pekerja mereka dan anak anak mereka.
6. Mereka harus dibayar dari keuntungan asuransi pengangguran pada
musim pengangguran yang berasal dari dana zakat. Hal itu akan
memperkuat kekuatan perjanjian mereka dan akan membantu dalam
menstabilkan tingkat upah pada suatu tingkatan yang wajar dalam
negeri.
7. Mereka harus dibayar dengan ganti rugi yang sesuai atas kecelakaan
yang terjadi dalam pekerjaan.
8. Barang – barang yang dibuat dalam pabrik tempat mereka bekerja
harus diberikan kepada mereka secara gratis atau menjual kepada
mereka dengan biaya yang lebih murah.

9. Mereka harus diperlukan dengan baik dan sopan dan dimaafkan jika
mereka melakukan keselahan selama bekerja.
10. Mereka harus disediakan akomoddasi yang layak agar kesehatan dan
efisiensi kerja mereka tidak terganggu.

2.2 Upah Dan Kesejahteraan
Upah adalah harga yang dibayarkan kepada pekerja atas jasanya
dalam produksi kekayaan

seperti faktor produksi lainnya, tenaga kerja

diberikan imbalan atas jasanya yang disebut upah. Dengan kata lain, upah
adalah harga dari tenaga kerja yang dibayar atas jasanya dalam produksi.1
Islam menawarkan suatu penyelesaian yang sangat baik atas masalah upah
dan menyelamatkan kepentingan kedua belah pihak, kelas pekerja dan para
majikan tanpa melaggar hak – hak yang sah dari majikan.

Setiap pihak memperoleh bagian yang sah dari hasil kerja sama mereka
tanpa adanya ketidak adilan terhadap pihak lain. Prinsip pemerataan
terhadap semua makhluk tercantum dalam surat Al – Baqarah :


Artinya : …. Kamu tidak menganiaya dan tidak pula dianiaya… (Al
Baqarah : 279).
1. Pentingnya Upah
Karena Islam mendorong setiap orang untuk bekerja, maka penawaran
tenaga kerja muslim yang akan berusaha secara agrergat adalah inelastis
sempurna. Hal ini membawa implikasi pada tenaga kerja muslim yang
akan selalu berusaha untuk selalu bekerja, berapapun tingkat upah pasar
yang berlaku.
Masalah upah itu sangat penting dan dampaknya sangat luas. Jika para
pekerja tidak menerima upah yang adil dan pantas, itu tidak hanya
mempengaruhi daya beli yang akhirnya mempengaruhi standar
penghidupan para pekerja beserta keluarga mereka, melainkan akan
langsung

mempengaruhi

seluruh

masyarakat


karena

mereka

mengkonsumsi sejumlah besar produksi negara. Jatuhnya daya beli
dalam waktu panjang sangat merugikan industri – industri yang
menyediakan barang – barang konsumsi bagi kelas pekerja.
2. Tingkatan Upah
Berdasarkan prinsip keadilan, upah dalam masyarakat Islam akan
ditetapkan melalui negosiasi antara pekerja, majikan negara. Dalam
mengambil keputusan tentang upah maka kepentingan pencari nafkah
dan majikan akan dipertimbangkan secara adil.

Untuk

itu

menjadi


tanggung

jawab

negara

islam

untuk

mempertimbangkan tingkat upah yang ditetapkan agar tidak terlalu

rendah sehingga tidak mencukupi biaya kebutuhan pokok para pekerja
juga tidak terlalu tinggi sehingga majikan kehilangan bagianya yang
sesungguhnya dari hasil kerjasama itu. Tingkatan upah dibagi menjadi 2
yaitu :

2.3




Tingkatan upah minimum



Tingkatan upah maksimum

Hak jaminan kerja
1.

Jaminan Kecelakaan Kerja
Kecelakaan Kerja maupun penyakit akibat kerja maerupakan resiko
yang dihadapi oleh tenaga kerja yang melakukan pekerjaan. Untuk
menanggulangi hilangnya sebagian atau seluruh penghasilannya yang
diakibatkan oleh kematian atau cacat karena kecelakaan kerja baik fisik
maupun mental, maka perlu adanya jaminan kecelakaan kerja.

2. Jaminan Kematian
Tenaga kerja yang meninggal dunia bukan akibat kecelakaan kerja akan
mengakibatkan terputusnya penghasilan, dan sangat berpengaruh pada

kehidupan sosial ekonomi bagi keluarga yang ditinggalkan. Oleh karena
itu, diperlukan jaminan kematian dalam upaya meringankan beban
keluarga baik dalam bentuk biaya pemakaman maupun santunan berupa
uang.
3.

Jaminan hari Tua
Hari tua dapat mengkibatkan terputusnya upah karena tidak lagi mapu
bekerja. Akibat terputusnya upah tersebut dapat menimbulkan kerisauan

bagi tenaga kerja dan mempengaruhi ketenaga kerjaan sewaktu masih
bekerja, teruma bagi mereka yang penghasilannya rendah. Jaminan hari
tua memberikan kepastian penerimaan yang dibayarkan sekaligus dan
atau berkala pada saat tenaga kerja mencapai usia 55 ( lima puluh lima )
tahun atau memnuhi persyaratan tersebut.
4.

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Pemeliharaan


kesehatan

dimaksudkan

unutk

meningkatkan

produktivitas tenaga kerja sehingga dapat melaksankan rugas sebaikbaiknya dan merupakan upaya kesehatan dibidang penyembuhan (
kuratif ).

Oleh karena, upaya penyembuhan memerlukan dana yang tidak sedikit
dan memberatkan jika dibebankan kepada perorangan, maka sudah
selayaknya diupayakan penggulangan kemampuan masyarakat melalui
program jaminan sosial tenaga kerja.
Disamping itu pengusaha tetap berkewajiban mengadakan pemeliharaan
kesehatan tenaga kerja yang meliputi upaya peningkatan (promotif),
pencegahan (oreventif), penyembuhan (kuratif), dan pemulihan
(rehabilitatif).
2.4 Hak Berserikat
Kebebasan berserikat adalah merupakan hak pekerja/buruh yang tidak dapat
ditawar-tawar, perkembangan yang terjadi pada beberapa tahun terakhir
tumbuhnya serikat pekerja/buruh yang berada di tingkat nasional, sementara
itu

serikat

pekerja/buruh

ditingkat

perusahaan

relative lambat.

Seharusnya serikat pekerja/buruh tumbuh dari bawah, mulai ditingkat
perusahaan dan selanjutnya dalam bentuk federasi atau bentuk lain yang
kemudian

federasi

ini

dapat

membentuk konfederasi.

Dengan UU. No. 21 tahun 2000 memungkinkan serikat pekerja/buruh yang
berdiri tidak harus mencerminkan sektor usaha, tetapi suatu jenis pekerjaan
seperti supir, tukang las, tukang ketik, sekretaris dan lain-lain. Fungsi utama
serikat pekerja/buruh adalah merundingkan pembuatan Perjanjian Kerja
Bersama (PKB).

Dalam kondisi seperti itu, maka manajemen dapat mengalami kesulitan
dalam menghadapi serikat pekerja/buruh, bukan hanya dalam perundingan
PKB tetapi juga dalam rangka konsultasi berbagai masalah ketenagakerjaan
yang lain, termasuk penyediaan fasilitas. Dengan diundangkannya UU. No.
13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan maka telah ada arahan mengenai hal
yang

berkaitan

dengan

hubungan

industrial.

Dalam keadaan apapun, kunci keberhasilan manajemen sumber daya
manusia di perusahaan antara lain :

a. Adanya serikat pekerja/buruh yang dipimpin oleh pimpinan yang
professional.
b. Adanya komunikasi, keterbukaan dan kejujuran dari manajemen.
c. Dukungan para pekerja/buruh dan organisasinya atas dasar kepercayaan.
d. Adanya komitmen pucuk pimpinan terhadap pelaksanaan hubungan
industrial yang baik.Manajemen segala lini, khususnya lini paling bawah
memahami teknik pengembangan komunikasi dengan bawahan dan
memahami dasar-dasar hubungan industrial yang berguna bagi pelaksanaan
deteksi dini.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Upah adalah harga yang dibayarkan kepada pekerja atas jasanya dalam
produksi kekayaan seperti faktor produksi lainnya, tenaga kerja diberikan
imbalan atas jasanya yang disebut upah. Dengan kata lain, upah adalah harga
dari tenaga kerja yang dibayar atas jasanya dalam produksi.
Hak jaminan kerja :
Jaminan Kecelakaan Kerja
Jaminan Kematian
Jaminan hari Tua
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan.
Kebebasan berserikat adalah merupakan hak pekerja/buruh yang tidak dapat
ditawar-tawar, perkembangan yang terjadi pada beberapa tahun terakhir
tumbuhnya serikat pekerja/buruh yang berada di tingkat nasional, sementara
itu serikat pekerja/buruh ditingkat perusahaan relative lambat.

3.2 Kritik dan Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan
sampaikan kepada kami.
Apabila

ada

terdapat

kesalahan

mohon

dapat

mema'afkan

dan

memakluminya, karena kami adalah hamba Allah yang tak luput dari salah
khilaf, dan lupa.

DAFTAR PUSTAKA
Rahman, Afzalur.1995. Doktrin Ekonomi Islam. Jilid 2. Yogyakarta : PT DANA
BHAKTI WAKAF
Pusat Pengkajian Dan Pengembangan Ekonomi Islam. 2011. Ekonomi Islam.
Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………….……i
DAFTAR ISI …………………….……………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………...1
1.3 Tujuan………………………………………………………………..1
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………2
2.1
2.2
2.3
2.4

Hak – hak kaum pekerja.……………………………………………..2
Upah dan kesejahteraan.……………………………………...………3
Hak jaminan kerja …………..,………………………………………4
Hak berserikat ……………………………………………………….6

BAB III PENUTUP……………………………………………………………… 8
3.1 Kesimpulan ………………………………………………………….8
3.2 Saran …………………………………………...……………………8
Daftar Pustaka………………………………………………………………….....9