PENGARUH LATIHAN EXTRAKULIKULER FUTSAL T

PENGARUH LATIHAN EXTRAKULIKULER FUTSAL TERHADAP
INTERAKSI SOSIAL SISWA SEKOLAH DASAR
A. Latar Belakang Masalah
Olahraga pada saat ini merupakan hal penting bagi kelangsungan hidup
manusia. tidak hanya menjadi sebuah kebetulan melainkan olahraga sudah
menjadi gaya hidup (life style). Pada hakikatnya olahraga adalah suatu
kegiatan fisik yang terencana dan bertujuan dengan melibatkan otot besar,
system rangka tubuh, persendian, pernafasan dan lainnya. Seperti yang
dikemukakan Giriwijoyo (2013, hal. 37) “Olahraga adalah serangkaian gerak
raga yang teratur dan terencana yang dilakukan orang dengan sadar untuk
meningkatkan kemampuan fungsional, sesuai dengan tujuan melakukan
olahraga.”
Menurut Tenang (2008, hal. 15) “Futsal adalah olahraga yang membentuk
seorang pemain agar selalu siap menerima dan mengumpan bola dengan cepat
dalam tekanan pemain lawan”. Ada pula pengertian futsal menurut Sucipto
(2015, hal. 1) “Futsal adalah permainan dua beregu, masing-masing terdiri
dari lima orang pemain, termasuk salah satunya penjaga gawang. Tujuan
permainan futsal sama dengan permainan sepak bola, yaitu memasukan bola
ke gawang lawan sebanyak-banyaknya dan mempertahankan gawangnya agar
tidak kemasukan.” Cabang olahraga permainan ini berada dibawah
perlindungan Federaion Internationale de Football Association (FIFA)

diseluruh dunia. Sementara itu di Indonesia dibawah perlindungan Federasi
Futsal Indonesia (FFI).
Olahraga futsal sekarang ini semakin berkembang di Indonesia khususnya,
dengan banyaknya kejuaran yang dikategorikan seperti tingkat sekolah
ataupun usia di berbagai daerah, menjadikan olahraga futsal sebagai wadah
pembinaan. Banyak klub futsal bermunculan di Indonesia dengan adanya
kompetisi liga untuk pemain profesiaonal. Tidak hanya klub saja, olahraga
futsal pun berkembang disekolah dengan adanya kejuaraan antar sekolah di
berbagai daerah. Salain menjadi olahraga yang sedang berkembang di
1

Indonesia, olahraga futsal memiliki begitu banyak manfaat. Menurut Sucipto
(2015, hlm. 9) “banyak manfaat bermain futsal, antara lain untuk pendidikan,
rekreasi, prestasi”. Didalam hal pendidikan futsal mengandung aspek sosial.
Menurut Sucipto (2015, hlm. 14) “Kerjasama tim bisa terjalin dalam proses
latihan dimana antar pemain saling mengenal karakter rekannya satu tim.
Kerjasama tim tidak hanya secara permainan saja tapi secara komunikasi antar
pemain dalam lapangan harus terjalin dengan baik. Tanpa hal tersebut maka
organisasi tim hendak dibangun akan rapuh dan sulit untuk meraih
kemenangan. Disinilah futsal mengajarkan kepada setiap pemain pentingnya

kerja sama atau sosialisasi”.
Pembinaan olahraga di sekolah dapat dilakukan di dalam dan di luar jam
pelajaran. Di dalam jam pelajaran pembinaan olahraga sering disebut Mata
Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehata atau Penjas Orkes.
Adapun kegiatan olahraga di luar jam pelajaran lebih kita kenal dengan
kegiatan

ekstrakulikuler.

Menurut

Moh.

Uzer

Usman

(1993:22)

“Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran

(tatap muka) baik dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah dengan
maksud untuk lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan
kemampuan yang telah dimilikinya dari berbagai bidang studi.” Secara
sederhana istilah kegiatan ekstrakulikuler mengandung pengertian yang
menunjukan segala macam aktifitas di sekolah atau lembaga pendidikan yang
dilaksanakan di luar jam pelajaran.
Pada umumnya kegiatan ekstrakulikuler bertujuan untuk membantu
perkembangan siswa sesuai kebutuhan, potensi, sikap, perilaku, bakat dan
minat siswa. Diasumsikan bahwa setiap siswa akan memiliki kebutuhan,
potensi, sikap, perilaku, bakat dan minat yang berbeda. Oleh karena itu siswa
dapat memilih kegiatan ekstrakuler apa yang cocok dengan dirinya. Namun
demikian, sekolah telah melakukan penelusuran dan penjaringan terhadap
kebutuhan siswa tersebut sehingga sekolah bisa menentukan kegiatan
ekstrakulikuler yang akan dilaksanakan di sekolah.

2

Kegiatan ekstrakulikuler di sekolah bermacam-macam, diantaranya
didalam bidang olahraga. Kegiatan ekstrakulikuler dibidang olahraga
mempunyai fungsi sebagai bahan pembinaan bibit muda yang berprestasi

dalam bidang olahraga. Kegiatan ekstrakulikuler olahraga di sekolah cukup
banyak seperti Futsal, Bola Basket, Bola Voli, Bulutangkis, dll. Beberapa
cabang olahraga tersebut diprogramkan atas dasar bahwa dalam kegiatan
ekstrakulikuler sekolah dapat memprogramkan beberapa jenis kegiatan
ekstrakulikuler yang disesuaikan dengan kondisi sekolah dan daerah setempat.
Dengan perkembangan futsal di Indonesia sangatlah pesat, banyak sekolah
yang yang memprogramkan kegiatan ekstrakulikuler futsal sebagai kegiatan di
luar jam pelajaran yang berjenjang dan berkesinambungan. Hal ini disebakan
sering adanya pertandingan atau kompetisi antar sekolah maupun antar
kelompok usia. Oleh karena itu para siswa ikut serta dalam kegiatan
ekstrakulikuler ini untuk pengembangan diri, baik bakat, minat, serta perilaku.
Kegiatan ekstrakulikuler futsal selain bermanfaat untuk membentuk
kebugaran jasmani, ekstrakulikuler itu sendiri juga ditunjukan untuk
pembentukan dan pengembangan karakter diantaranya interaksi sosisal yang
dapat dihasilkan dari setiap latihan ekstrakulikuler futsal. Diantaranya yakni,
kerjasama antara siswa saat latihan ekstrakulikuler futsal, persaingan antara
siswa untuk berprestasi melalui kegiatan ini, perpaduan kemampuan yang
dimiliki siswa untuk mengembangkan kemampuannya di dalam kegiatan
ekstrakulikuler futsal, komunikasi antar siswa saat latihan ekstrakulikuler
fustal, sehingga menghasil kan pergaulan hidup dalam suatu kelompok sosial

yang positif.
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik dalam masyarakat yang
tercipta karena adanya kominikasi antar satu pihak dengan pihak lainya
melalui sebuah tindakan tertentu. Tindakan disini adalah tindakan yang sesuai
dengan nilai dan norma dalam masyarakat tersebut. Menurut Gerungan (1998,
hlm. 57) menjelaskan bahwa “Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara
dua atau lebih individu manusia, dimana kelakuan individu yang satu

3

mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atu
sebaliknya.”
Bedasarkan pengertian interaksi sosial di atas, dapat dilihat bahwa unsurunsur yang terkandung dalam interaksi sosial adalah terjadinya hubungan
antar individu, terjadinya hubungan antar kelompok, adanya hubungan yang
saling mempengaruhi, adanya umpan balik, adanya rasa saling mempercayai,
menghargai dan saling mendukung. Dengan dmikian, dapat diketahui bahwa
interaksi sosial adalah suatu hubungan antar sesama individu baik secara
individu maupun kelompok yang saling mempengaruhi satu sama lain yang
ditandai dengan adanya umpan balik, rasa saling percaya, menghargai dan
saling mendukung.

Bedasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial bisa
diperoleh dari kegiatan yang mengandung unsur-unsur interkasi sosial
tersebut. Perilaku interaksi sosial harus kita tanamkan kepada anak usia dini
yang menempuh pendidikan di sekolah dasar. Kegiatan yang mengandung
unsur-unsur interaksi sosial dalam upaya pengembangan karakter di usia dini
tersebut bisa didapat melalui kegiatan diluar sekolah yang sering disebut
ekstrakulikuler. Saat ekstrakulikuler futsal siswa dapat berinterkasi sosial
dengan cara berkomunikasi, bekerjasama untuk mencapai tujuan, saling
memepercayai, dan saling mendukung saat kegiatan tersebut. Jika kegiatan
tersebut sering dilakukan maka peningkatan interaksi sosial pun akan didapat
pada siswa yang mengikuti kegiatan ini.
Besarkan uraian di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian yang
berjudul “Pengaruh Latihan Ekstrakulikuler Futsal Terahdap Interaksi
Sosial Siswa Sekolah Dasar”.
B. Rumusan Msalah

Seusai penjelasan yang terdapat pada latar belakang. Maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh dalam latihan ekstrakulikuler futsal terhadap


interaksi sosial pada siswa sekolah dasar?
4

C. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian terdapat tujuan penelitian. Agar penelitian terarah dan
tidak menyimpang dari yang akan diteliti. Tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh latihan ektrsakulikuler futsal
terhadap interaksi sosial siswa sekolah dasar?
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari hasil penelitian dapat digunakan oleh mereka yang
memerlukan merupakan harpan yang didambakan oleh peneliti.
Manfaat dibagi menjadi dua, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.
Dalam penelitian ini mudah-mudahan memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Secara teoritis dari hasil penelitian ini dapat dijadikan sumbangan ilmu
atau sumbangan informasi untuk pihak sekolah akan pedndidikan
karakter yaitu interaksi sosial pada siswa sekolah dasar yang
dikembangkan melalui kegiatan ekstrakulikuler.
b. Sebagai dasar untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang

ekstrakulikuler di sekolah pada siswa sekolah dasar.
2. Manfaat Praktis
a. Secara praktis hasil dari penelitian ini dapat dijadikan masukan kepada
sekolah berkenaan dengan pengaruh latihan ekstrakulikuler futsal
terhadap interaksi sosial siswa.
b. Untuk melatih dan mengembangkan keterampilan peneliti untuk
melakukan penelitian lebih lanjut.
E. Bantasan Penelitian
Untuk memfokuskan penelitian ini maka penulis membuat batasan
masalah penelitian, yaitu:

5

1. Ruang lingkup penelitian ini difokuskan tentang interaksi siswa
sekolah dasar yang mengikulti latihan ekstrakulikuler futsal.
2. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa SDN
Kebon Pedes 1 Bogor.
3. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa SDN Kebon
Pedes 1 Bogor yang mengikuti latihan ekstrakulikuler futsal.
F. Defenisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan menafsirkan istilah-istilah yang digunakan
dalam penelitian ini, maka istilah-istilah tersebut harus didefinisikan secara
konseptual. Beberapa istilah yang akan didefinisikan adalah sebgai berikut:
1. Ekstrakulikuler adalah kegiatan diluar jam pelajran sekolah yang bisa

dilakukan di luar ataupun disekolah dengan tujuan untuk memperluas
pengetahuan siswa mengenai hubungan antar berbagai mata pelajaran
menyalurkan bakat dan minat serta melengkapi pembinaan manusia
seutuhnya. Kegiatan ini dilakukan berkala atau hanya dalam waktuwaktu tertentu dan ikut dinilai (Depdikbud, 1984)
2. Siswa, Poerwadarminta (1982:955) menjelaskan sebagai berikut ‘…
siswa adalah pelajar pada (sekolah, akademi, dan sebagainya).”
3. Futsal adalah permainan dua beregu, masing-masing regu terdiri dari
lima orang pemain, termasuk salah satunya penjaga gawang
(Sucipto,2015)
4. Kata futsal merujuk pada bahasa Spanyol yang dipisahkan menjadi

futbol dan sala. Jika diartikan kedua kata yang menjadi dasar
pemberian nama pada permainan ini maka futbol berarti sepakbola atu
permainan bola serta sala yang berati ruangan. Jadi, futsal merupakan
permainan bola yang dimainkan dalam ruangan tertutup, permainan ini

dapat dimainkan diruangan terbuka.
5. Interaksi sosial adalah suatu hubungan antar individu atau lebih,

dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau

6

memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya. (Abu
Ahmad 2007:49)
G. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2016:99).
Berdasarkan anggapan dasar yang peneliti kemukakan, maka peneliti
membuat dugaan sementara bahwa:“Bahwa latihan ekstrakulikuler futsal
berpengaruh terhadap peningkatan interkasi sosial siswa sekolah dasar”
H. Metode Penelitian
Dalam setiap penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan dalam
penelitian disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitinya. Hal ini berarti
metode penelitian mempunyai kedudukan yang penting dalam pelaksanaan

pengumpulan dan analisis data.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif teknik kuantitatif. Tentang deskriptif dijelaskan oleh Sujana dan
Ibrahim (2001:64) sebagai berikut:
Penilitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan
suatu gejala, peristiwa kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Dengan
perkataan lain, penelitian deskriptif mengambil masalh atau memutuskan
perhatian kepada masalah-masalah actual sebagaimana adanya pada saat
penelitian dilaksanakan.
Hal serupa dikemukakan Oleh Arikunto (2002:309) bahwa, “Metode
deskriptif

merupakan

metode

penelitian

yang

dimaksudkan

untuk

mengmumpulkan informasi mengenai suatu gejala yang ada, yaitu keadaan
gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan”.
Bedasarkan pada pendapat tersebut memberikan makna bahwa penelitian
deskriptif adalah penelitian dengan tujuan untuk menggambarkan suatu
peristiwa pada saat sekarang yang Nampak dalam suatu situasi. Dalam
penelitian ini, data yang diperoleh dikumpulkan, disusun, dijelaskan, dan
7

dianalisa untuk menetapkan kesimpulan. Hal ini untuk memperoleh gambaran
yang jelas sehingga tujuan penelitian tercapai seperti yang diharapkan.
I. Populasi dan Sempel
1. Populasi
Menurut Sugiyoono (2009: 80) menjelaskan bahwa “Populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”, sedangkan menurut
Arikunto (2010: 173) menjelaskan bahwa “Populasi adalah keseluruhan
subjek penelitian”. Dalam penelitian ini adalah Siswa SDN Kebon Pedes 1
Bogor.
2. Sampel
Sampel adalah bagian kecil dari jumlah populasi, pengertian ini di
perkuat oleh pendapat dari Sugiyono (2013, hlm 118) yang mengatakan
bahwa: “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut”.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik
sampling jenuh atau bisa di sebut dengan total sampling yang
menggunakan samua responden pada suatu populasi, Sugiyono (2013, hlm
124) mengatakan bahwa “Sampling purposiv judgment adalah sampling
yang dipilih atau ditetapkan berdasarkan kesesuaiannya dengan tujuan
penelitian ”.
Alasan peneliti menggunakan sampling purposiv jugdment yaitu
karena siswa kelas 1 dan 2 kurang memenuhi syarat, mereka belum pandai
membaca apa lagi memahami suatu bacaan yang akan di berikan peneliti
yaitu angket terutup, sedangkan kelas 3 sampai 5 sudah memenuhi syarat
penelitian sehingga yang di jadikan sample yaitu siswa kelas 3.4 dan 5.
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas 3.4 dan 5 yang
mengikuti kegiatan Ekstrakulikuler Futsal di SDN Kebon Pedes 1 Bogor.

8

J. Instrumen Penelitian
Dalam suatu penelitian untuk mengukur apa yang akan kita teliti
dibutuhkan alat atau instrumen dalam penelitian untuk mendapatkan informasi
atau data yang akurat. Sugiyono (2013, hlm. 133) menjelaskan bahwa
“Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti”.
Adapun instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah berupa
angket dan angket tersebut bersifat tertutup artinya angket ini di susun dengan
pernyataan terbatas, tegas, kongkrit, dan lengkap sehingga responden hanya
memilih alternatif jawaban yang tersedia. Berdasarkan uraian di atas, maka
sampel dalam penelitian ini adalah siswa yang mengikuti kegiatan
Ekstrakulikuler Futsal di SDN Kebon Pedes 1 Bogor.
K. Desain Penelitian
Dalam melakukan penelitian perlu adanya suatu penelitian untuk
mempermudah proses suatu penelitian serta dapat dijadikan sebagai suatu
pegangan agar tidak keluar dari ketentuan, sehingga dapat mencapai tujuan
yang diharapkan. Desain penelitian yang dibuat harus sesuai dengan variablevariabel yang terkandung dalam penelitian.
Adapun rancangan dalam penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Variable bebas

= Latihan Ekstrakulikuler Futsal (X)

2. Variable terikat

= Interkasi Sosial (Y)

Berdasarkan pada variabel-variabel yang sudah dikelompokan di atas,
maka penulis menyusun desain penelitian dengan bentuk seperti pada gambar
1.1

9

X

Y

Gambar 1.1
Desain Penelitian
Sumber : Sugiyono (2012, hlm. 60)

10

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (1983). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta :
Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2002). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta :
Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta :
Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta :
Rineka Cipta.
Depdikbud. (1984). Kurikulum Pendidikan Jasmani. Jakarta:Depdikbud.
Gerungan,
Giriwijoyo. Santoso. (1984). Pendidikan Kesehatan. Bandung: FPOK UPI.
Moh. Uzer Uzman. (1993). Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sucipto. (2015). Pembelajaran Permainan Fustal. Bandung:FPOK UPI
Sudjana dan Ibrahim. (1989). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung :
Sinar Baru.
Sugiyono, (2013). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods).
Bandung:Alfabeta.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : ALFABETA.

11

Diakses10Februari2018dari:https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2015/11/23/
meningkatkan-kemampuan-interaksi-sosial/
Diakses10Februari2018darihttp://eprints.uny.ac.id/9215/3/BAB%202%20%2010604227245.pdf

12