NASKAH DRAMA DAN DESEMBER MENANGIS
NASKAH DRAMA DESEMBER MENANGIS
Pemeran Utama :
1. Marie (Ika Yuliana)
2. Firsya (Septiana Nurul Atikah)
3. Fathan (Raden Bagus M.L.)
Pemeran Pendukung :
1. Shena (Kartika Ayu)
2. Rachel (Atika Dwi Putri)
3. Bulan (Anita Nur Adwirahayu)
4. Bintang (Rima Dwi Mayningsih)
5. Ibu Marie (Novita Rahmawati)
6. Ibu Chaterine (Wiwit Tri Wahyuni)
7. Jubah Hitam (Abi Kurnianto)
8. Angel Putih (Anita Panca Setyarini)
9. Angel Merah (Indah Puspita Sari)
10. Jubah Hitam (Ika Febrianti)
BAGIAN 1
Jum’at, pukul 16:40. Sore itu Fathan sedang
berada di dekat pintu kelas, dia sengaja menunggu
Firsya yang keluar dari kelas. Tak lama kemudian
Firsya pun keluar bersama Marie.
Fathan :“Sa, sory. Gue bisa ngomong sebentar sama lo
ga? Ada yang mau gue omongin nih.
Firsya menatap Marie. Dan Marie mengangkat
pundaknya
sebagai
isyarat
menyerahkan
keputusan kepada Firsya.
Fathan : “Gimana? Bisa?”
Firsya : “Yaudah oke deh. Mer, gapapa kan lo hari ini
pulang ga bareng gue?
Marie : “It’s ok.” (Dengan terpaksa dan sedikit rasa kesal)
Firsy : “Take care sob, bye” (melambaikan tangan)
Marie pun pergi.
Firsya :“Mau ngomong apa, Tan?”
Fathan :“Euhh.. euh.”
Firsya :“Euh euh doang? Ahahaha
Fathan :“Engga sih, hehe. Gaenak nih ngomong disini,
pegel. Duduk dulu mending.
Lalu duduk
Fathan :”Ok deh. Sya, denger gue baik baik oke”.
Firsya :“Daritadi juga udah di denger kali”
Fathan :“Ok. Sya, sejak pertama kali gue kenalan, sering
ngobrol, terus jalan sama loe, gue gak tau ya kenapa gue
selalu ngerasa nyaman kalo ada di deket loe. Dari dulu
gue suka banget liat lo, gue suka gaya lo, cara lo bergaul
sama temen – temen, lo gak membeda – bedakan
mereka. Dan tanpa gue sadari ternyata tumbuh rasa
cinta di hati gue sama lo. Naah, Jujur Sya, gw sayang
sama loe.. Loe mau ga jadi cewek gw? ( Sambil
memegang tangan CE)
Firsya :”Sebenernya gue juga punya perasaan yang sama
seperti yang lo rasain . Tapi gimana sama Shena?
Bukannya dia itu ngebet banget sama lo? Apa jadinya
kalo dia tau gue sama lo? Pasti gue jadi bulan bulanan dia
Tan.
Fathan :”Gue tanya lo sya, tanya hati lo. Soal Shena, lo
Jangan khawatir, gue bakalan jaga lo. Gabakalan gue
biarin dia nyakitin lo seujung kukupun! Gue mohon, jadi
pacar gue sya”.
Angel Merah : “Tolak! Tolak! Tolak! Tolak aja, dia gak
begitu kece tuh. Gak banget deh buat kamu. Tolak aja
tolak!”
Angel Putih : “Terima aja terima, dia baik, lumayan kece
ko. Ayok terima terima.
Angel Merah : “Ihh. Tolak! Tolak! Kamu kan cantik, masih
banyak cowo kece selain dia, banyak yang lebih baik
juga.”
Angel Putih : “Dia baik dan lumayan kece, gue bilang
terima ya terima! (Dengan nada ngotot dan memaksa)”
Angel Merah : “Ih lo kan angel putih, gue yang angel
merah kok lo yang galak sih? Ah pokoknya tolak!”
Angel Putih : “Eh iya maap maap. Pokoknya terima deh
terima.”
Angel Merah : “Tolak!”
Angel Putih : “Terima!”
Angel Merah : “Tolak!”
Angel Putih : “Terima!”
Angel Merah : “Tolak!”
Angel Putih : “Terima!”
Firsya :”Sssstt…! Emm..Iya.. aku mau”. (Tersipu malu)
Saat itu sebenarnya Marie berada dibalik pintu.
Tentu saja ia mendengar semua percakapan antara
Fathan dan Firsya. Dan *Jedaaarrr* suara petir
menyambar, dan diikuti hujan yang turun dengan
deras.
Sore itu Firsya pulang dengan Fathan. Hujan
lumayan deras, Fathan melepas Jaket yang
dipakainya lalu memakaikannnya kepada Firsya.
Sementara itu di bawah langit yang menangis
Marie pulang dengan membawa rasa sakit hatinya.
BAGIAN 2
Waktu menunjukan pukul 06:35. Pagi itu Fathan
sengaja datang lebih awal tak seperti biasanya,
namun belum ada siapa pun yang datang di dalam
kelas. Tak lama dari itu murid-murid pun
bersusulan datang. Gaduh suara murid seakan
menjadi hiasan tersendiri di dalam kelas itu. Dan
*Teeeeeetttt teeett teeet* Bel sekolah pun
berbunyi. Tanda pembelajaran akan dimulai. Hari
itu jam pertama dimulai dengan pelajaran B.
Inggris.
Ibu Catherine :“Selamat pagi. Bel pelajaran sudah
berbunyi hentikan aktivitas kalian, siapkan untuk
pembelaran. Dengar, selama pembelajaran berlangsung
jangan ada kegiatan tambahan lain yang kalian lakukan.
Perhatikan apa yang saya sampaikan dan catat!. Paham?
Murid :“Pahaaam”
Di tengah pembelajaran berlangsung, ketika Ibu
guru sedang menulis di papan tulis Firsya melihat
di bawah mejanya ada sesuatu. Karena penasaran
ia pun mengeluarkannya dari meja. Dan ternyata
…….
Firsya :“Kyaaaaaa.. Bungaaaa, Coklatt. Aaaahh ”
(Bergumam sendiri)
Marie :(Melirik dengan ujung matanya menunjukan tidak
senang)
Firsya :“Eh ada suratnya juga” (CE pun membaca sambil
senyam senyum sendiri). Yaah, tapi ga ada nama
pengirimnya.
Firsya melirikan pandangannya ke arah Fathan.
Dan ternyata Fathanpun sedang memandang
Firsya. Marie memandang tidak suka.
Firsya :“Jangan jangan dia?. Ah tidak tidak”. (Mencoba
menepis)
Marie :”Sssshht.. suaramu bisa bisa menggemparkan
kelas, apa kamu mau menjadi santapan makan siang Ibu
Chatrine?”
Firsya :“Gila lo, ya enggalah”
Tibi tiba… *PLUUUK* Segulung kertas jatuh di meja
Firsya lalu diapun membuka dan membacanya.
“Semoga kamu menyukai bunga dan coklatnya”
Namun ketika Firsya itu akan membalasnya lagi,
kertas yang ia lemparkan melebihi tempat duduk
Fathan, dan terkena kepala Ibu Chatrine yang
sedang menulis di papan tulis.
Ibu Chaterine :“Siapa yang berani melempar kepala
saya?!” (Membalikan badan dengan muka yang
menyeramkan)
Murid murid ketakukan, tatapan mereka tertuju
kepada Firsya.
Ibu Chterine :“Firsya! Ini perbuatan kamu? (menunjukan
gulungan kertas)
Firsya :“Euh.. Euh.. buu.”
Ibu Chaterine :“Jawab!”
Marie :“Bukan. Bukan Firsya yang melakukannnya. Saya
tidak sengaja melemparkannya. Maafkan saya”
Firsya : ( Menatap Marie) ”Apa apaan kamu ini?”
Marie :“Ssst…. Udah gak apa-apa”. (Sedikit berbisik)
Ibu Guru :”Kurang Ajar kamu. Sekarang kamu kesini,
berdiri di depan angkat kaki sebelah, jewer kedua telinga
kamu sampai jam pelajaran saya selesai.
Marie pun di hukum di depan kelas. Firsya
menundukan kepalanya merasa bersalah.
Bel pun berbunyi *Teet teett Tet*
Ibu Caterine : “Baik, jam pelajaran sudah berakhir.
Terimakasih selamat siang.”
Marie : “Eh bu, saya ini gimana bu?
Ibu Caterine : “Kamu boleh duduk! Mari anak anak see
you next time.”
Murid : “See you”
Firsya :“Maafn gue ya soal tadi pagi”
Marie : “Iya gapapa kali kalem aja”.
Firsya : “Tapi gue gaenak sama lo, kenapa lo mau
ngelakuin itu ke gue?”
Marie : “Gue pengen nolongin lo aja.
Firsya : “ Tapi kaan….”
Marie : “Udah ah gausah lebay. Oiya pa bambang ga
bakalan masuk hari ini loh, cuman ada tugas yang harus
dikerjain di LKS, sekarang mending lo ngerjain gih. Gue
kekantin dulu, lo udah sarapan belumm? ”
Firsya : “Belum sih”
Marie : Yaudah biar sekalian gua bawain ntar. Kalo gitu
gue ke kantin dulu oke?
Di sudut yang lain
Rachel, Shena, dan si kembar Bulan, Bintang
sedang berbincang bincang.
Rachel : “Duh Shen, lo dari tadi Nyisiiiiiiirr mulu,
Dandaaaaaan mulu. Empet gue liatnya”
Shena : “Biarin dong secara gue kan pengen terus
menambah pesona gue, biar pangeran Fathan gue tergila
gila dan ga pindah ke lain hati.Bener gak dayang
dayangku?”
Bulan+Bintang:“That’s Right Princess” (Dengan nada
yang sama)
Shena :”Cakep !” (Mengacungkan Jempolnya) Rachel,
tolong dong cermin gue”
Rachel :“Ok my princess, ini dia cermin ajaibnya”
(Dengan nada yang sedikit mengejek)
Shena : “Wahai cermin ajaib, siapakah perempuan
tercantik di dunia ini?”
Bulan+Bintang: “Princes Shena Carolina”
Shena : “Siapakah yang paling kuat di dunia ini?”
Bulan+Bintang: “Princes Shena Carolina”
Shena : “Siapakah yang paling hebat di dunia ini?
Bulan+Bintang: “Princes Shena Carolina”
Shena : “Siapakah yang paling pantas menjadi pacar My
Baby Fathan?
Bulan+Bintang: “Princes Shena Carolina”
Rachel : “Siapakah yang paling pantas menikah dengan
Budi Anduk?
Bulan+Bintang: “Princes Shena Carolina”
Rachel : (Tertawa)
Shena : “Apa? (Terkejut dan mengatakan dengan nada
yang tinggi)
Bulan : Eh, maksud saya… yang pasti bukan anda Putri
(dengan nada takut)
Bintang : “Eh iya maksud saya begitu”
Shena : “Huu dasar kalian, gue kan maunya juga sama
My Baby Fathan, bukan Budy Anduk. Wahai cermin ajaib,
kita cocok kan?”
Rachel : “Mohon maaf Princess Shena Carolina Atmajaya
Sukma Permana yangpaliiiiiiiiiiiiiiiiiing
Bintang : Cetar membahana badai mempesona halilintar
memukau seluruh jagat raya perut bumi pun meledak
melewati garis katulistiwa melayang di cakrawala
bagaikan bulu mata princess… dan terpampang nyata
Rachel : Sepertinya anda kurang beruntung. Fathannya
udah jadi punya orang lain tuuh. Coba lagi ya, jangan
menyerah” (Nada meledek)
Shena : “Apa? Siapa yang lo maksud?”
Bulan+Bintang: “Apa? Siapa yang lo maksud?”
(Mengulang perkataan Shena)
Rachel : “Firsya Khansa Aulia, dari kalangan bangsawan,
berparas cantik, baik hati dan tidak sombong, rajin
menabung, disayang orang tua, daaaaaaaann paliiiiing
bijaksana”
Shena : “Benarkah itu cermin?”
Bulan+Bintang: “Benar putri”
Shena : “ Uuuukhh. Tidak bisa dibiarkan!”
Shena menghampiri Firsya
Firsya : (Sedang mengerjakan tugaas)
Shena : “Heh lo cewe tengil, bener lo jadian sama My
Baby Fathan?”
Firsya : “Apaan sih?” (Tidak menggubris)
Shena : “Lo budek? Apa bego?
Firsya : “Terserah. Pllis deh Shen, gue lagi ga mau ribut,
gue lagi ngerjain tugas.
Shena : “Sok sibuk banget sih lo ! Sini mana gue liat
(mmengambil kertas yang di tulis Firsya)
Firsya : Shen, balikin shen. Jangan rusak tugas gue.
Balikin sini. (Merebut)
Shena : Argh ! Penting buat gue? (merobek kertas itu).
Ups sory ga sengaja. Nih lo benerin aja sendiri nih.
Firsya : Lo ya, jahat banget sama gue, padahal gue gak
pernah jahatin lo!
Shena : Pikir aja sendiri (acuh tak acuh).
Firsya meneteskan air mata
Shena : Uuuhhh nangiiss, cup cup cup. Sana gih bilang ke
cowok lo! (Mengangkat dagu Firsya)
Rachel : “Wah gawat shen, gawat”
Lalu Marie pun datang dengan membawa makanan
di tangannya. Ia kaget melihat Firsya menangis.
Marie : “Lepas! Waah nyari masalah lo sama gue, lo apain
Firsya? Ha?!
Shena : Siapa juga yang nyari masalah sama lo? Gausah
ikut campur, lo siapanya Firsya? Babunya?
Bulan : OMG , mau maunya ya lo di jadiin babu sama si
Firsya.
Marie : Heh, ngomong di jaga dong,
Shena : “Kenapa? Gasuka? Emang bener kan lu babuna si
Firsya, kemana mana lo ngintilin dia. Nah sekarang itu
liat apa yang lo bawa? Makanan? Makanan buat si Tengil
ini kan?
Bulan : “Tuh kan bener babu.
Bintang : “Atau kalo engga, jangann jangan lo suka ya
sama si si Firsya, secara lo kan tomboy, ya jangan jangan
lo jeruk makan jeruk *Upss*
Rachel : “Uuhh takuuuuttt (Mengejek)
Marie : “Kurang ajar ya lo pada, biar gue kasih pelajaran”
Firsya : “Udah udah cukup cukup. Biarin mereka
Marie : “Tapi mereka kurang ajar banget”
S+BB+R : “Wihhh marahh, Atuuutt yua ah cuuss. Hiii”
Shena : “Awas lo ya. Masalah kita belum selesai!”
Rachel : Makanya jangan nyari masalah sama shena,
shena itu bisa ngelakuin hal yang lebih jahat lebih dari
ini. Bahkan lebih dari yang lo pikirin.
BAGIAN 3
Setelah Firsya mempunyai pacar, dia sering
menghabiskan
waktunya
bersama
Fathan
pacarnya. Firsya mulai jarang pulang bersama
dengan Marie. Setiap Marie mengajaknya pulang
bersama, belajar bersama, ataupun sekedar
hunting bareng, Firsya selalu menolaknya dengan
alasan sudah ada janji dengan Fathan. Marie sering
kali kesal, dan marah gara gara hal tersebut.
Sebelum pulang sekolah
Marie : “Sya, salah ga sih kalo kita suka sama sahabat
sendiri”
Firsya : “Sekedar suka? Bukan cinta kan?
Marie : “Lebih dari Cinta sya”
Firsya : “Wihh lo lagi jatuh cinta yaa? Ya kalo menurut
gue sih jangan sampe deh Mer lo suka sama sahabat
sendiri soalnya nih ya, itu bisa ngerusak hubungan
pertemanan kalian. Ya walaupun yang namanya cinta
gabisa kita halang.
Marie : “Lo bener sya”
Firsya : “Seandainya kita suka sama co sahabat sendiri,
apa yang harus kita lakuin mer?
Marie : “Euhh yaa…. Yaaa kata lo tadi sya kan cinta
gabisa kita halang”
Firsya : “Terus kalo lo kaya gitu, lo mau tetep suka sama
co sahabat lo sendiri?
Marie : “Euhh…
Firsya : “Lo kenapa sih? Aneh gitu?
Marie : “Aneh? Ah engga.” (Gugup)
Firsya : “Serius mer. Terus kenapa ya setiap gue lagi
sama Fathan atau lagi ngomongin dia, gue suka ngeliat
raut muka lo itu kaya nunjukin gasuka. Apalagi akhir
akhir ini gue ngerasain banget itu Mer. Kenapa sih?
Meri : “Ah lo apa apaan sih? Perasaan lo doang kali.
Firsya : “Gue pengen banget percaya sama apa yang lo
omongin mer, tapi mata lo ga bisa boongin gue. Kalo iya
ngomong mer sama gue. Gue gamau ada salah paham
diantara kita. Lo sama gue udah temenan lama, gue
gamau hancur gara gara urusan co” Apa mungkin lo suka
sama Fathan? (Gumamnya dalam hati)
Meri : “Aduh sya, lo jangan berfkiran bodoh deh. Euh
yaudah sya bukannya lo mau kumpulan? Buruan gih ntar
telat”
Firsya : “Mer jangan jangan lo suka ya sama Fathan?
Marie : “Engga sya, udah gih buruan entar telat.
Firsya : “Yaah lo. Oke deh mer, gue masuk dulu ya. Bye !
Keesokan harinya di Jam Istirahat
Marie : “Sya, hari minggu kita jadi jalankan?”
Firsya : “Duh, sory Mer kayaknya gue kabisa deh, gue
mau nemenin Fathan ceck up”
Marie : “Ok deh, gapapa. By The Way kita ke Perpus yuk
sya”
Firsya : “Gue lagi nunggu Fathan dulu Mer”
Marie : “Kita ke kantin deh yuk sya. Yuk ah, gue laper
nih”
Firsya : “Engga ah. Lo duluan aja, biar gue nanti aja
bareng sama Fathan”
Marie : “Yaudah, kalo gitu anterin gue ke toilet dong.
Kebelet nihh”
Firsya : “Guee lagi nunggu Fatahan Marie”. (Dengan nada
yang sedikit kesal)
Marie : “Yaudah deh gue sendiri aja. Eh tapi ntar pulang
bareng gue ya. Gamau tau, lo gaboleh nolak, gaboleh
banyak alesan titik.
Firsya : “Tapi gue mau bareng sama Fathan Mer!
(Membentak)
Marie : “Fathan lagi fathan lagi, terus aja lo sebut sebut
nama dia. Gue muak tau gak? Lo jadi berubah semenjak
lo jadian sama dia, lo gak kaya Firsya yang dulu! Lo jauh
berubah. Dan gue kecewa sama lo!
Firsya : “Yabukan gitu juga Mer, lagian pulang sekolah
kan gue ada urusan dulu, jadi gabakalan bisa bareng
sama lo.
Marie : “Terserah! Sejak kapan lo ga pernah terbuka
sama urusan urusan lo? Denger sya. Gue kangen dan gue
pengen Firsya yang dulu, yang slalu ada buat gue dan
terbuka. Bukan Firsya yang sekarang” (Marah, lalu
meninggalkan frsya)
Sejak itu sampai jam Pulang sekolah Marie
menghilang tidak menampakan dirinya. Tak ada
satupun orang yang mengetahui kemana Marie
pergi.
Sepulang sekolah
Sore itu Firsya pulang sore, sekolah terlihat sangat
sepi. Tiba tiba Kriiiiinggg…*Telepone*
Fathan : “Sya dimana? Gue nunggu di tempat parkir ni”.
Firsya : “Iya oke gue lagi di kelas nih, tapi gue kebelet.
Gue ke toilet dulu ya tan. Bentar koo ya?”
Fathan : “Yaaudah buruan ya sya, jangan lama lama
soalnya takut hujan sya. Gue gamau lo keujanan”
Firsya : “Iya oke Fathaaaaaan”
Firsya pun berniat pergi ke toilet. Namun tiba tiba,
seseorang menerkam dirinya dari belakang .
Firsya : “Aaaaaaaaaaaaaa! (Menjerit)
Fathan : “Haloo sya? Haloo? Haloo? Firsya? Firsya lo
kenapa? Ada apa?
*Tiba tiba telephone terputus*
Firya di seret dimasukan dan di sekap di sebuah
gudang dengan tangan dan mulut yang diikat.
Firsya : “Lepaassss. Lepasin! (berteriak tidak jelas karena
mulut yang diikat)
??????????? : “Diam kau!
Firsya : “Lo siapa? Lepaaassin gue” (Hanya bisa
menangis, dan berharap ada seseorang yang dapat
menyelamatkan dirinya)
??????????? : “Sepertinya kita memang telah di takdirkan
sebagai musuh dalam peperangan. Peperangan yang
akan
menjatuhkan
beberapa
nyawa.
Walaupun
sebenarnya aku tak kuasa berperang denganmu.
Sejujurnya, Aku takut hari ini, aku takut kau hanyut
dalam gumpalan darah peperangan yang ku buat. Apa
harus aku tumpulkan saja pisaunya biar kau tak terluka,
atau aku serahkan saja tubuh ini dan membiarkanmu
menusuknya, agar aku saja yang hanyut kedalam
gumpalan darah peperangan ini”.
Firsya : “Apa maksudmu? Apa kau ingin membunuhku?
Tapi siapa dirimu?
??????????? : “Cinta itu pembuka hati. Tidak ada
pembenci yang mampu tetap menjadi pembenci, jika
cinta memasuki hatinya. Tapi ternyata lebih mudah
membenci daripada mencintai. Itu sebabnya, luka cinta
bisa menghasilkan dendam yang paling membakar.
Firsya : “Siapapun lo, gue mohon pliss lepasin gue ! Kalo
gue pernah lakuin salah ke lo Ok gue minta maaf, tapi
tolong gue mohon jangan siksa gue kaya gini.
??????????? : “Bersikap manislah, jangan membuatku
marah. Karna aku tak ingin menyakitimu”
Firsya : “Apa lo bilang? Kaya gini gukan nyakitin gue?
Buta lo! Gue bakalan lo bunuh, masih bisa bisa nya ya lo
bilang lo ga nyakitin gue?
??????????? : “Aku takkan membunuhmu kecuali kau
sendiri yang memintanya”
Firsya : “Gila lo! Gapunya otak! Manusia macam apa?
Dasar gapunya hati!
*Plaaaaaaakkkkk pipi Firsya di tampar*
??????????? : “Ahahaha berani kamu? Kubilang jangan
paksa aku nyakitin kamu Firsya”
Firsya : “Lo udah nyakitin gue bodoh!
???????? : Sakit? Kau tak tau bagaimana rasa sakit? Yang
seperti itukah yang kau bilang sakit? Bagaimana dengan
luka dalam hatiku Firsya?
Firsya : “Omong kosong! Toloooooooooooooong….
Lepasin guee!
??????? : “Diam kau! Kubilang diam! Bersikap manislah
didepanku
saat
ini,
jangan
memaksaku
untuk
menyakitimu, kupastikan Ibu Perimu takan datang kesini.
Firsya : “Ibu peri? Marie maksudmu?
????????? : “Ya. Bukankan dia yang selama ini
melindungimu? Dan sekarang dia takan datang unutuk
mu. Dia sakit hati olehmu. Kau telah menjadi Pecundang
Firsya.
Firsya : “Shena! Kau kah itu? Sebenci itukan dirimu
kepadaku? Apakah kau Shena? Shena! Shena.. (Berteriak
memanggil)
Sosok bertopeng hitam itu beranjak meninggalkan
Firsya. Kemudian dia menggeret Shena masuk.
Firsya : “Ya Tuhan, shena. Jika yang diikat itu Shena? Lalu
siapakah dia?
??????? : Hahahahaha (Tertawa puas)
Firsya : “Apa yang akan kau lakukan kepada Shena?
Lepaskan dia!
??????? : “Kenapa kau ingin dia lepas? Bukankah selama
ini dia dan para antek anteknya lah yang selalu
membuatmu menderita. Dia lah yang selalu membuat air
matamu
terjatuh,
dan
diapulalah
yang
selalu
membuatmu merasa sakit. Dan sekarang, aku ingin dia
merasakan sakit yang selama ini dia lakukan kepadamu.
Malam ini kau yang akan menjadi saksi pembalasan
dendamku.
Leher Shena dicekik dengan kuat oleh sosok
bertopeng itu. Dalam hitungan menit tubuh Shena
ambruk, lalu tergeletak di lantai. Firsya terkejut
dan ketakukan. Firsya mulai berfkir dan dia
mengerti
arah
ucapan
sosok
hitam
itu,
mendengarkan
suaranya
dengan
seksama,
mencoba menebak siapa sosok yang berada di
depannya .
Firsya : “Jika memang bencimu itu terlampau besar, aku
mohon maafkan aku. Tanpa kemampuan untuk
memaafkan, hidupmu akan dikendalikan oleh lingkaran
setan rasa kebencian dan dendam.
????????? : “Diam kau jangan lancang mengguruiku! Ya
aku memang telah dikendalikan setan karna benci dan
dendam ini. Dan itu semua karna kau!
Firsya : “Pantas saja. Setan apa yang telah merubahmu
menjadi seperti ini. Kemana logika dan akal sehatmu? Ku
fkir kau orang baik. Kau tulus berteman denganku. Tapi
Ternyata kau tak lebih dari sampah. Kau keparat yang
selama ini menutup kemunafkan dirimu dengan topeng.
Perlahan sosok bertopeng itu membuka topeng
yang dipakainya. Dan Brughhkk… suara dobrakan
pintu terdengar dan ternyata itu adalah Fathan.
Firsya dan Fathan pun terkejut ternyata sosok itu
adalah Marie yang tak lain adalah sahabat mereka
sendiri.
Fathan : “Apa yang kau lakukan Marie, setan apa yang
telah merasukimu seperti ini?”
Marie : “ Setan berdarah yang berwujud manusia yang
berkelebat penuh rasa iri yang telah merubah hati
menjadi belati”.
Firsya : “Pergii Fathan pergiiiii. Kau harus pergi.
Fathan : “Ya tuhan, Sadar Marie sadar. Apakah kau ingin
sahabatmu menjadi darah di tanganmu?
Marie : “Kau yang masuk ke ruangan setan ini. Artinya
kau pulalah yang menginginkan aku untuk menjadikanmu
darah”.
Fathan : “Lihat Marie, sosok yang tergeletak itu. Kau
sudah putuskan harapan hidupnya, kau rampas masa
depannya. Janganlah kau diperbudak oleh kebencian dan
dendam.
Marie : (Tersungkur dan menjerit)
Fathan : “Lihat orang yang duduk disana. Bukankah dia
orang yang telah menguatkanmu selama ini? Dia sahabat
mu. Lantas inikah yang bisa kau balas atas kebaikannya?
Coba kau fkir kesalahan apa yang telah ia perbuat
kepadamu?
Mariee : (Tersungkur, menangis dan menjerit) Bodohh.
Gue bodooohh
Fathan mencoba mengalihkan perhatian Marie
agar bisa melepaskan Firsya. Tiba tiba…
Marie : “Tapi dialah yang telah menanamkan dendam ini!
(Berbalik dan menunjuk Firsya)
Firsya : “Katakan apa kesalahanku?”
Marie : “Kau terlalu naif. Kesalahanmu adalah tak pernah
mengerti perasaanku Firsya. Aku muak melihat kau
bersamanya!
Firsya : “Jadi kau mencintainya”?
Marie : (Berteriak) Aaaaaaaaaa aku benci semua ini. Dan
kau!
*Cleeeb* Pisau menusuk di perut Fathan.
Fathan : “Aaaahh” Fathan menahan sakit.
Firsya : ( Merngkul Fathan yang penuh daarah yang
terkapar)
Marie : ( Langkahnya mundur, kaget)
Fathan : “Sya, mungkin sampai disini rasa saling
mencintai kita”
Firsya : “Kenapa kau berkata seperti itu?” (Dengan air
mata yang semakin deras)
Fathan : “A k u tak kuasa menahan nafas yg tersisia dan
rasa sakit ini. Mungkin ini sudah saatnya aku harus
menjadi gumpalan darah.
Firsya : “Jangan bicara seperti itu, aku mohooon, aku tak
ingin kau menjadi darah”
Fathan : “Aku tak bisa Firsya, ini permintaan terakhirku,
peganglah tanganku, jangan kau lepaskan sebelum
nyawa ini ku lepaskan”
Firsya : “Kenapa Fatahn kau bunuh? Bukankah kau
mencintainya? Dan lihat! Apa sekarang kau puaas, kau
berhsil menjadikannya darah, tertawalah !” (Menangis
sambil bertiriak teriak kepada Marie).
Firsya : “Sekarang tinggal kita berdua, kau dan aku.
Kenapa tak kau jadikan aku darah Marie? Agar kau dan
setan setanmu bisa tertawa puas.
Marie :”Kau salah Firsya, aku tak mencintai Fathan. Kau
salah besar! Biarlah aku membunuhnya, aku tak ingin
melihatnya hidup.
Firsya : “Katakan padaku kenapa?
Marie : “Karena aku mencintaimu ?”
Firsya :”Apaa? Sakit ya lo! Bener bener sakit lo Mer!
*Plak* Pipi Marie ditampar Firsya. Dan tak sengaja
tangan Marie yang sedang memegang pisau
terayun dan menghantam perut Firsya. Sehingga
membuat Firsya tersungkur dengan kepala yang
tergeletak di dada Fathan dengan darah yang
keluar dari perutnya.
Marie : “Aaaaaaaaaaaaaaa” (Menjerit seakan tak
percaya, lalu menangis, lau tertawa)”
Jerit tak percaya Marie menggema di ruangan yang
sunyi dan hampa yang memerah penuh gumpalan
darah, saat orang yang di cintainya kini pergi,
hanyut menjadi gumpalan darah di lantai yg
memerah!
BAGIAN 4
Di Kamar Marie
*Menulis*
Ayah, Ibu..
Aku rindu hangatnya kasih sayang keluarga yang
dulu pernah kurasakan, namun sekarang semua
menghilang. Terima kasih atas materi yang kalian
berikan. Materi yang berlimpah untukku, namun
yang ku inginkan bukan hanya sekedar hal
material, tapi juga kasih sayang yang lebih dari
kalian. Bukan keributan yang terjadi dirumah,
dirumah yang seharusnya menjadi surga untukku.
Dengarkan, dengarkan suara rintihan hatiku.. Aku
butuh kalian untuk menemani ku. Aku butuh
dukungan dan dorongan dari kalian. Aku butuh
kalian untuk meluruskan jalanku ketika aku
melenceng Kenapa kalian tidak kembali menjadi
keluarga
yang
indah
seperti
dahulu
kala?
Kembalilah. Semenjak kalian berpisah, duniaku
hanyalah sahabatku. Namun, DikaLa sahabat tak
bisa dibanggakan, malah terkadang menoreh luka
di hati. Tapi tetap mereka duniaku, dunia yang
menenggelamkan ku pada rasa yang tak wajar ini.
Aku mencintai Firsya bu. Bolehkah itu bu? Apakah
tuhan tidak akan marah? Kalian tak tahu semua isi
hati ku. Kalian tak mengerti tatkala hati ini
meronta
kesakitan
karna
rasa
ini.
Aku
mencintainya bu, aku tak ingin pria. Mereka
bajingan.Mereka yang menghancurkan hidupku.
Aku dan Firsya. Aku ingin suatu saat nanti kita
bersama sama menjadi gumpalan darah.
Tapi aku sudah terlebih dulu menjadikan Firsya
gumpalan
darah
bu,
Aku
membunuhnya!
Menbunuh Fathan dan juga Shena.Buuuu. Akankah
tuhan marah kepadaku?
Desember ini menangis bu. Menangis karena luka
dan duka yang telah kutorehkan. Ayah, Ibu… aku
merasa lelah, aku tak sanggup lagi. Bukan ini yg
kuinginkan.
Bukan kekecewaan, kekesalan, kecemburuan, rasa
iri, dengki, amarah, nafsu & kebingungan.
Melainkan suatu sisi yg indah. Saat aku bisa
membagi diriku dalam 2 fase yg berbeda. Ayah,
Ibu. Masihkah aku bisa bahagia dengan semua
kpiluan ini? Sanggupkah aku tertawa disaat luka
menghampiri.
Tangisan cinta ini
smakin
kuat
kurasa. Goresan luka ini semakin sakit ku nikmati.
Tak ada penawar yang mampu mengobatinya. Tak
mampu aku meloloskan diri dari kepungan sepi.
Kini aku terjerat pada tikaman dusta. Menderu
lukaku yang tiada tertahankan lagi.
Maafkan aku bu, ayah. Aku tak sanggup.
Marie :“Na na na na na na na” (Berlagu tak karuan). Aku
ingin ke surga tuhan, Ahahahah! (Berteriak dengan muka
murung kemudian tertawa).
Datang Sosok Jubah Hitam
Jubah Hutam :“Hei manusia malang, lihatlah dirimu
sekarang !
Marie :“A..aa..aapa kau? Kau. Kau? Kau datang lagi?”
(Terbata ketakutan)
Jubah Hitam :“Dalam kegelapan yang mencekam, aku
akan datang untukmu”
Marie :“Untuk apa?” (Mundur)
Jubah Hitam :“Demi rasa sakit, demi amarah, demi
dendam. Aku akan berdiri hanya untukmu, untuk dendam
itu. Atas nama dendam bukan atas nama cinta”.
Marie :“Pergiiii !!” (Menangis ketakutan dan berteriak
sambil meremas rambutnya)
Jubah Hitam :“Takkan berguna tangis itu. Dan jika engkau
tetap menangis, aku akan menegakkan kepalamu tinggitinggi. Aku akan selalu berada disisimu. Dan aku akan
menjadi malaikat pencabut nyawamu. Di taman
kegelapan yang sepi dan sunyi”.
Marie :“Tidaaaaak. Siapa kau sebenarnya?
Jubah Hitam :“Kau tak tau aku?”
Marie :“Tidaaak! Aaaarghh pergi kau. (Melempar barang)
Jubah Hitam :“AKU ADALAH RASA BERSALAHMU!
(Mengangkat dagu sigila).
Tubuh marie menggigil, segala kenangan buruk
tergambar di benaknya, dia berteriak, meremas
kepalanya,
mencakar
tubuhnya,
membenturkan
kepalanya, ia ingin menepis segala kenangan buruk.
Tubuhnya menggigil meronta ketakukan.
Iblis datang dengan segala rayuan nya.
Angel Merah : “Hai anak manusia, aku kasihan melihatmu
seperti ini, kau sudah terlalu lama menangis, kemari
ikutlah denganku”
Marie : “Aaaaaaahhhhh. Aku lelah dengan semua ini. Aku
ingin ke surga tuhan”
Angel Putih : “Sesungguhnya surga akan menantimu
Marie, jika saja kamu mau bertobat dan bersungguh di
jalanNya”
Angel Merah : “Marie,ayo ikutlah ke surga bersamaku.
Surga adalah tempatmu bukan disini. Tak ada satu orang
pun yang peduli denganmu disini, lebih baik kau ikut aku.
Ikutilah apa yang aku katakan kepadamu, maka kita akan
sampai ke surga. Percayalah”
Angel Putih : “Tidak Marie, jangan dengarkan itu, kau
sudah terlalu jauh. Kembalilah, sesungguhnya dia
hanyalah iblis yang menginginkan kamu jatuh kedalam
lembah dosa”
Angel Merah : “Jangan dengar dia Marie,, kau akan lebih
bahagia di kehidupan kedua nanti, akan kujadikan kau
ahli surga kelak”
Marie : “Surga? Surga? Hahahahaha! Ya surga.
Angel Merah : “Ya meri iya.
Angel Putih : “Tidak Marie, Jangan. Jangan. Sadarlaaahh.
Marie : “Aku akan menyusul kalian teman-teman” (Sambil
mengambil dan memeluk foto)
Angel Putih :“Mati bukanlah penyelesaian dari segalanya.
Segala sesuatu akan dipertanggung jawabkan kelak. Jika
kau fkir dengan mati kau bisa terbebas dari sesuatu
yang
menghantuimu.
Kau
salah
besar
Marie,
bertaubatlah.
Angel Merah :”Tidak Marie, kau lebih baik Mati. Maka kau
akan damai.
Marie :”Tiddddaaaaaaaaaaaaaaakkkk…..! (Berteriak dan
meleparkan Photo)”
Tanpa
fkir
panjang
Marie
menggoreskan
tangannya dengan pecahan pecahan kaca. Dan
Sreeett… darah pun keluar.
BAGIAN 5 (ENDING)
Demi waktu yang terus berputar dan demi malam
yang
terus
dipenuhi
kegelapan
Aku menanti sahabat tercinta didalam gelap.
Dalam lorong waktu yang tak lagi berputar
Untuk Ayah, Ibu dan teman teman tolong jangan
tangisi
kepergianku..
Kirimi saja aku bunga mawar sebagai lambang
cinta kalian padaku…
Kenanglah aku hingga jasatku membusuk, juga
kenanglah cintaku yang tak pernah busuk!
Kalian bisa tenang dalam hidup kalian, sekarang.
Maka tersenyumlah demi tidur panjangku.
Salam terakhir, salam kedamaian
31 Desember 2012
Ibu Marie : “Begitulah yang di tulis Marie dalam Buku
Hariannya” (Menutup buku harian Marie sambil berderai
air mata”
Rachel : “Ibu yang tabah ya, kami turut ptihatin”
Bulan+Bintang: ” Iya bu” (Terisak)
Ibu Marie : “Iya, tapi saya tidak menyangka sedikitpun
kalau ternyata Marie memiliki trauma dengan kisah cinta
dan masa lalunya. (Menangis)
Bintang : “Apa ibu tidak curiga dengan Syndrom Marie
yang seperti ini?
Ibu Marie : “Kalau mengenai Syndromnya saya sama
sekali tidak melihat keanehan, hanya saja sikap dia
sehari-hari memang berubah, jika ibu membicarakan
mengenai teman laki-laki dia selalu masa bodoh dan
sensitif”
Rachel : “Mungkin faktor keluarga dan masalah
perceraian itu yang berpengaruh juga terhadap keadaan
Pysikis Marie.”
Bulan : “Tapi kami tidak menyalahkan ibu maupun
keluarga ibu. Mungkin ini sudah takdir dari yang Maha
Kuasa. Kita hanya perlu mengikhlaskan kepergian Marie,
begitu juga dengan Firsya, Fathan, dan Shena.”
Ibu Marie : “Iya, ibu atas nama keluarga memohon maaf
atas kelakuan dan perkataan Marie yang salah selama
hidupnya.”
Rachel : “Kami juga meminta maaf atas kesalahan kami
kepada Marie.”
Bulan : “Maafkan kami ya bu”
Ibu Marie : “Sudah nak, Marie pun pasti sudah
memaafkan kesalahan kalian”
Pemeran Utama :
1. Marie (Ika Yuliana)
2. Firsya (Septiana Nurul Atikah)
3. Fathan (Raden Bagus M.L.)
Pemeran Pendukung :
1. Shena (Kartika Ayu)
2. Rachel (Atika Dwi Putri)
3. Bulan (Anita Nur Adwirahayu)
4. Bintang (Rima Dwi Mayningsih)
5. Ibu Marie (Novita Rahmawati)
6. Ibu Chaterine (Wiwit Tri Wahyuni)
7. Jubah Hitam (Abi Kurnianto)
8. Angel Putih (Anita Panca Setyarini)
9. Angel Merah (Indah Puspita Sari)
10. Jubah Hitam (Ika Febrianti)
BAGIAN 1
Jum’at, pukul 16:40. Sore itu Fathan sedang
berada di dekat pintu kelas, dia sengaja menunggu
Firsya yang keluar dari kelas. Tak lama kemudian
Firsya pun keluar bersama Marie.
Fathan :“Sa, sory. Gue bisa ngomong sebentar sama lo
ga? Ada yang mau gue omongin nih.
Firsya menatap Marie. Dan Marie mengangkat
pundaknya
sebagai
isyarat
menyerahkan
keputusan kepada Firsya.
Fathan : “Gimana? Bisa?”
Firsya : “Yaudah oke deh. Mer, gapapa kan lo hari ini
pulang ga bareng gue?
Marie : “It’s ok.” (Dengan terpaksa dan sedikit rasa kesal)
Firsy : “Take care sob, bye” (melambaikan tangan)
Marie pun pergi.
Firsya :“Mau ngomong apa, Tan?”
Fathan :“Euhh.. euh.”
Firsya :“Euh euh doang? Ahahaha
Fathan :“Engga sih, hehe. Gaenak nih ngomong disini,
pegel. Duduk dulu mending.
Lalu duduk
Fathan :”Ok deh. Sya, denger gue baik baik oke”.
Firsya :“Daritadi juga udah di denger kali”
Fathan :“Ok. Sya, sejak pertama kali gue kenalan, sering
ngobrol, terus jalan sama loe, gue gak tau ya kenapa gue
selalu ngerasa nyaman kalo ada di deket loe. Dari dulu
gue suka banget liat lo, gue suka gaya lo, cara lo bergaul
sama temen – temen, lo gak membeda – bedakan
mereka. Dan tanpa gue sadari ternyata tumbuh rasa
cinta di hati gue sama lo. Naah, Jujur Sya, gw sayang
sama loe.. Loe mau ga jadi cewek gw? ( Sambil
memegang tangan CE)
Firsya :”Sebenernya gue juga punya perasaan yang sama
seperti yang lo rasain . Tapi gimana sama Shena?
Bukannya dia itu ngebet banget sama lo? Apa jadinya
kalo dia tau gue sama lo? Pasti gue jadi bulan bulanan dia
Tan.
Fathan :”Gue tanya lo sya, tanya hati lo. Soal Shena, lo
Jangan khawatir, gue bakalan jaga lo. Gabakalan gue
biarin dia nyakitin lo seujung kukupun! Gue mohon, jadi
pacar gue sya”.
Angel Merah : “Tolak! Tolak! Tolak! Tolak aja, dia gak
begitu kece tuh. Gak banget deh buat kamu. Tolak aja
tolak!”
Angel Putih : “Terima aja terima, dia baik, lumayan kece
ko. Ayok terima terima.
Angel Merah : “Ihh. Tolak! Tolak! Kamu kan cantik, masih
banyak cowo kece selain dia, banyak yang lebih baik
juga.”
Angel Putih : “Dia baik dan lumayan kece, gue bilang
terima ya terima! (Dengan nada ngotot dan memaksa)”
Angel Merah : “Ih lo kan angel putih, gue yang angel
merah kok lo yang galak sih? Ah pokoknya tolak!”
Angel Putih : “Eh iya maap maap. Pokoknya terima deh
terima.”
Angel Merah : “Tolak!”
Angel Putih : “Terima!”
Angel Merah : “Tolak!”
Angel Putih : “Terima!”
Angel Merah : “Tolak!”
Angel Putih : “Terima!”
Firsya :”Sssstt…! Emm..Iya.. aku mau”. (Tersipu malu)
Saat itu sebenarnya Marie berada dibalik pintu.
Tentu saja ia mendengar semua percakapan antara
Fathan dan Firsya. Dan *Jedaaarrr* suara petir
menyambar, dan diikuti hujan yang turun dengan
deras.
Sore itu Firsya pulang dengan Fathan. Hujan
lumayan deras, Fathan melepas Jaket yang
dipakainya lalu memakaikannnya kepada Firsya.
Sementara itu di bawah langit yang menangis
Marie pulang dengan membawa rasa sakit hatinya.
BAGIAN 2
Waktu menunjukan pukul 06:35. Pagi itu Fathan
sengaja datang lebih awal tak seperti biasanya,
namun belum ada siapa pun yang datang di dalam
kelas. Tak lama dari itu murid-murid pun
bersusulan datang. Gaduh suara murid seakan
menjadi hiasan tersendiri di dalam kelas itu. Dan
*Teeeeeetttt teeett teeet* Bel sekolah pun
berbunyi. Tanda pembelajaran akan dimulai. Hari
itu jam pertama dimulai dengan pelajaran B.
Inggris.
Ibu Catherine :“Selamat pagi. Bel pelajaran sudah
berbunyi hentikan aktivitas kalian, siapkan untuk
pembelaran. Dengar, selama pembelajaran berlangsung
jangan ada kegiatan tambahan lain yang kalian lakukan.
Perhatikan apa yang saya sampaikan dan catat!. Paham?
Murid :“Pahaaam”
Di tengah pembelajaran berlangsung, ketika Ibu
guru sedang menulis di papan tulis Firsya melihat
di bawah mejanya ada sesuatu. Karena penasaran
ia pun mengeluarkannya dari meja. Dan ternyata
…….
Firsya :“Kyaaaaaa.. Bungaaaa, Coklatt. Aaaahh ”
(Bergumam sendiri)
Marie :(Melirik dengan ujung matanya menunjukan tidak
senang)
Firsya :“Eh ada suratnya juga” (CE pun membaca sambil
senyam senyum sendiri). Yaah, tapi ga ada nama
pengirimnya.
Firsya melirikan pandangannya ke arah Fathan.
Dan ternyata Fathanpun sedang memandang
Firsya. Marie memandang tidak suka.
Firsya :“Jangan jangan dia?. Ah tidak tidak”. (Mencoba
menepis)
Marie :”Sssshht.. suaramu bisa bisa menggemparkan
kelas, apa kamu mau menjadi santapan makan siang Ibu
Chatrine?”
Firsya :“Gila lo, ya enggalah”
Tibi tiba… *PLUUUK* Segulung kertas jatuh di meja
Firsya lalu diapun membuka dan membacanya.
“Semoga kamu menyukai bunga dan coklatnya”
Namun ketika Firsya itu akan membalasnya lagi,
kertas yang ia lemparkan melebihi tempat duduk
Fathan, dan terkena kepala Ibu Chatrine yang
sedang menulis di papan tulis.
Ibu Chaterine :“Siapa yang berani melempar kepala
saya?!” (Membalikan badan dengan muka yang
menyeramkan)
Murid murid ketakukan, tatapan mereka tertuju
kepada Firsya.
Ibu Chterine :“Firsya! Ini perbuatan kamu? (menunjukan
gulungan kertas)
Firsya :“Euh.. Euh.. buu.”
Ibu Chaterine :“Jawab!”
Marie :“Bukan. Bukan Firsya yang melakukannnya. Saya
tidak sengaja melemparkannya. Maafkan saya”
Firsya : ( Menatap Marie) ”Apa apaan kamu ini?”
Marie :“Ssst…. Udah gak apa-apa”. (Sedikit berbisik)
Ibu Guru :”Kurang Ajar kamu. Sekarang kamu kesini,
berdiri di depan angkat kaki sebelah, jewer kedua telinga
kamu sampai jam pelajaran saya selesai.
Marie pun di hukum di depan kelas. Firsya
menundukan kepalanya merasa bersalah.
Bel pun berbunyi *Teet teett Tet*
Ibu Caterine : “Baik, jam pelajaran sudah berakhir.
Terimakasih selamat siang.”
Marie : “Eh bu, saya ini gimana bu?
Ibu Caterine : “Kamu boleh duduk! Mari anak anak see
you next time.”
Murid : “See you”
Firsya :“Maafn gue ya soal tadi pagi”
Marie : “Iya gapapa kali kalem aja”.
Firsya : “Tapi gue gaenak sama lo, kenapa lo mau
ngelakuin itu ke gue?”
Marie : “Gue pengen nolongin lo aja.
Firsya : “ Tapi kaan….”
Marie : “Udah ah gausah lebay. Oiya pa bambang ga
bakalan masuk hari ini loh, cuman ada tugas yang harus
dikerjain di LKS, sekarang mending lo ngerjain gih. Gue
kekantin dulu, lo udah sarapan belumm? ”
Firsya : “Belum sih”
Marie : Yaudah biar sekalian gua bawain ntar. Kalo gitu
gue ke kantin dulu oke?
Di sudut yang lain
Rachel, Shena, dan si kembar Bulan, Bintang
sedang berbincang bincang.
Rachel : “Duh Shen, lo dari tadi Nyisiiiiiiirr mulu,
Dandaaaaaan mulu. Empet gue liatnya”
Shena : “Biarin dong secara gue kan pengen terus
menambah pesona gue, biar pangeran Fathan gue tergila
gila dan ga pindah ke lain hati.Bener gak dayang
dayangku?”
Bulan+Bintang:“That’s Right Princess” (Dengan nada
yang sama)
Shena :”Cakep !” (Mengacungkan Jempolnya) Rachel,
tolong dong cermin gue”
Rachel :“Ok my princess, ini dia cermin ajaibnya”
(Dengan nada yang sedikit mengejek)
Shena : “Wahai cermin ajaib, siapakah perempuan
tercantik di dunia ini?”
Bulan+Bintang: “Princes Shena Carolina”
Shena : “Siapakah yang paling kuat di dunia ini?”
Bulan+Bintang: “Princes Shena Carolina”
Shena : “Siapakah yang paling hebat di dunia ini?
Bulan+Bintang: “Princes Shena Carolina”
Shena : “Siapakah yang paling pantas menjadi pacar My
Baby Fathan?
Bulan+Bintang: “Princes Shena Carolina”
Rachel : “Siapakah yang paling pantas menikah dengan
Budi Anduk?
Bulan+Bintang: “Princes Shena Carolina”
Rachel : (Tertawa)
Shena : “Apa? (Terkejut dan mengatakan dengan nada
yang tinggi)
Bulan : Eh, maksud saya… yang pasti bukan anda Putri
(dengan nada takut)
Bintang : “Eh iya maksud saya begitu”
Shena : “Huu dasar kalian, gue kan maunya juga sama
My Baby Fathan, bukan Budy Anduk. Wahai cermin ajaib,
kita cocok kan?”
Rachel : “Mohon maaf Princess Shena Carolina Atmajaya
Sukma Permana yangpaliiiiiiiiiiiiiiiiiing
Bintang : Cetar membahana badai mempesona halilintar
memukau seluruh jagat raya perut bumi pun meledak
melewati garis katulistiwa melayang di cakrawala
bagaikan bulu mata princess… dan terpampang nyata
Rachel : Sepertinya anda kurang beruntung. Fathannya
udah jadi punya orang lain tuuh. Coba lagi ya, jangan
menyerah” (Nada meledek)
Shena : “Apa? Siapa yang lo maksud?”
Bulan+Bintang: “Apa? Siapa yang lo maksud?”
(Mengulang perkataan Shena)
Rachel : “Firsya Khansa Aulia, dari kalangan bangsawan,
berparas cantik, baik hati dan tidak sombong, rajin
menabung, disayang orang tua, daaaaaaaann paliiiiing
bijaksana”
Shena : “Benarkah itu cermin?”
Bulan+Bintang: “Benar putri”
Shena : “ Uuuukhh. Tidak bisa dibiarkan!”
Shena menghampiri Firsya
Firsya : (Sedang mengerjakan tugaas)
Shena : “Heh lo cewe tengil, bener lo jadian sama My
Baby Fathan?”
Firsya : “Apaan sih?” (Tidak menggubris)
Shena : “Lo budek? Apa bego?
Firsya : “Terserah. Pllis deh Shen, gue lagi ga mau ribut,
gue lagi ngerjain tugas.
Shena : “Sok sibuk banget sih lo ! Sini mana gue liat
(mmengambil kertas yang di tulis Firsya)
Firsya : Shen, balikin shen. Jangan rusak tugas gue.
Balikin sini. (Merebut)
Shena : Argh ! Penting buat gue? (merobek kertas itu).
Ups sory ga sengaja. Nih lo benerin aja sendiri nih.
Firsya : Lo ya, jahat banget sama gue, padahal gue gak
pernah jahatin lo!
Shena : Pikir aja sendiri (acuh tak acuh).
Firsya meneteskan air mata
Shena : Uuuhhh nangiiss, cup cup cup. Sana gih bilang ke
cowok lo! (Mengangkat dagu Firsya)
Rachel : “Wah gawat shen, gawat”
Lalu Marie pun datang dengan membawa makanan
di tangannya. Ia kaget melihat Firsya menangis.
Marie : “Lepas! Waah nyari masalah lo sama gue, lo apain
Firsya? Ha?!
Shena : Siapa juga yang nyari masalah sama lo? Gausah
ikut campur, lo siapanya Firsya? Babunya?
Bulan : OMG , mau maunya ya lo di jadiin babu sama si
Firsya.
Marie : Heh, ngomong di jaga dong,
Shena : “Kenapa? Gasuka? Emang bener kan lu babuna si
Firsya, kemana mana lo ngintilin dia. Nah sekarang itu
liat apa yang lo bawa? Makanan? Makanan buat si Tengil
ini kan?
Bulan : “Tuh kan bener babu.
Bintang : “Atau kalo engga, jangann jangan lo suka ya
sama si si Firsya, secara lo kan tomboy, ya jangan jangan
lo jeruk makan jeruk *Upss*
Rachel : “Uuhh takuuuuttt (Mengejek)
Marie : “Kurang ajar ya lo pada, biar gue kasih pelajaran”
Firsya : “Udah udah cukup cukup. Biarin mereka
Marie : “Tapi mereka kurang ajar banget”
S+BB+R : “Wihhh marahh, Atuuutt yua ah cuuss. Hiii”
Shena : “Awas lo ya. Masalah kita belum selesai!”
Rachel : Makanya jangan nyari masalah sama shena,
shena itu bisa ngelakuin hal yang lebih jahat lebih dari
ini. Bahkan lebih dari yang lo pikirin.
BAGIAN 3
Setelah Firsya mempunyai pacar, dia sering
menghabiskan
waktunya
bersama
Fathan
pacarnya. Firsya mulai jarang pulang bersama
dengan Marie. Setiap Marie mengajaknya pulang
bersama, belajar bersama, ataupun sekedar
hunting bareng, Firsya selalu menolaknya dengan
alasan sudah ada janji dengan Fathan. Marie sering
kali kesal, dan marah gara gara hal tersebut.
Sebelum pulang sekolah
Marie : “Sya, salah ga sih kalo kita suka sama sahabat
sendiri”
Firsya : “Sekedar suka? Bukan cinta kan?
Marie : “Lebih dari Cinta sya”
Firsya : “Wihh lo lagi jatuh cinta yaa? Ya kalo menurut
gue sih jangan sampe deh Mer lo suka sama sahabat
sendiri soalnya nih ya, itu bisa ngerusak hubungan
pertemanan kalian. Ya walaupun yang namanya cinta
gabisa kita halang.
Marie : “Lo bener sya”
Firsya : “Seandainya kita suka sama co sahabat sendiri,
apa yang harus kita lakuin mer?
Marie : “Euhh yaa…. Yaaa kata lo tadi sya kan cinta
gabisa kita halang”
Firsya : “Terus kalo lo kaya gitu, lo mau tetep suka sama
co sahabat lo sendiri?
Marie : “Euhh…
Firsya : “Lo kenapa sih? Aneh gitu?
Marie : “Aneh? Ah engga.” (Gugup)
Firsya : “Serius mer. Terus kenapa ya setiap gue lagi
sama Fathan atau lagi ngomongin dia, gue suka ngeliat
raut muka lo itu kaya nunjukin gasuka. Apalagi akhir
akhir ini gue ngerasain banget itu Mer. Kenapa sih?
Meri : “Ah lo apa apaan sih? Perasaan lo doang kali.
Firsya : “Gue pengen banget percaya sama apa yang lo
omongin mer, tapi mata lo ga bisa boongin gue. Kalo iya
ngomong mer sama gue. Gue gamau ada salah paham
diantara kita. Lo sama gue udah temenan lama, gue
gamau hancur gara gara urusan co” Apa mungkin lo suka
sama Fathan? (Gumamnya dalam hati)
Meri : “Aduh sya, lo jangan berfkiran bodoh deh. Euh
yaudah sya bukannya lo mau kumpulan? Buruan gih ntar
telat”
Firsya : “Mer jangan jangan lo suka ya sama Fathan?
Marie : “Engga sya, udah gih buruan entar telat.
Firsya : “Yaah lo. Oke deh mer, gue masuk dulu ya. Bye !
Keesokan harinya di Jam Istirahat
Marie : “Sya, hari minggu kita jadi jalankan?”
Firsya : “Duh, sory Mer kayaknya gue kabisa deh, gue
mau nemenin Fathan ceck up”
Marie : “Ok deh, gapapa. By The Way kita ke Perpus yuk
sya”
Firsya : “Gue lagi nunggu Fathan dulu Mer”
Marie : “Kita ke kantin deh yuk sya. Yuk ah, gue laper
nih”
Firsya : “Engga ah. Lo duluan aja, biar gue nanti aja
bareng sama Fathan”
Marie : “Yaudah, kalo gitu anterin gue ke toilet dong.
Kebelet nihh”
Firsya : “Guee lagi nunggu Fatahan Marie”. (Dengan nada
yang sedikit kesal)
Marie : “Yaudah deh gue sendiri aja. Eh tapi ntar pulang
bareng gue ya. Gamau tau, lo gaboleh nolak, gaboleh
banyak alesan titik.
Firsya : “Tapi gue mau bareng sama Fathan Mer!
(Membentak)
Marie : “Fathan lagi fathan lagi, terus aja lo sebut sebut
nama dia. Gue muak tau gak? Lo jadi berubah semenjak
lo jadian sama dia, lo gak kaya Firsya yang dulu! Lo jauh
berubah. Dan gue kecewa sama lo!
Firsya : “Yabukan gitu juga Mer, lagian pulang sekolah
kan gue ada urusan dulu, jadi gabakalan bisa bareng
sama lo.
Marie : “Terserah! Sejak kapan lo ga pernah terbuka
sama urusan urusan lo? Denger sya. Gue kangen dan gue
pengen Firsya yang dulu, yang slalu ada buat gue dan
terbuka. Bukan Firsya yang sekarang” (Marah, lalu
meninggalkan frsya)
Sejak itu sampai jam Pulang sekolah Marie
menghilang tidak menampakan dirinya. Tak ada
satupun orang yang mengetahui kemana Marie
pergi.
Sepulang sekolah
Sore itu Firsya pulang sore, sekolah terlihat sangat
sepi. Tiba tiba Kriiiiinggg…*Telepone*
Fathan : “Sya dimana? Gue nunggu di tempat parkir ni”.
Firsya : “Iya oke gue lagi di kelas nih, tapi gue kebelet.
Gue ke toilet dulu ya tan. Bentar koo ya?”
Fathan : “Yaaudah buruan ya sya, jangan lama lama
soalnya takut hujan sya. Gue gamau lo keujanan”
Firsya : “Iya oke Fathaaaaaan”
Firsya pun berniat pergi ke toilet. Namun tiba tiba,
seseorang menerkam dirinya dari belakang .
Firsya : “Aaaaaaaaaaaaaa! (Menjerit)
Fathan : “Haloo sya? Haloo? Haloo? Firsya? Firsya lo
kenapa? Ada apa?
*Tiba tiba telephone terputus*
Firya di seret dimasukan dan di sekap di sebuah
gudang dengan tangan dan mulut yang diikat.
Firsya : “Lepaassss. Lepasin! (berteriak tidak jelas karena
mulut yang diikat)
??????????? : “Diam kau!
Firsya : “Lo siapa? Lepaaassin gue” (Hanya bisa
menangis, dan berharap ada seseorang yang dapat
menyelamatkan dirinya)
??????????? : “Sepertinya kita memang telah di takdirkan
sebagai musuh dalam peperangan. Peperangan yang
akan
menjatuhkan
beberapa
nyawa.
Walaupun
sebenarnya aku tak kuasa berperang denganmu.
Sejujurnya, Aku takut hari ini, aku takut kau hanyut
dalam gumpalan darah peperangan yang ku buat. Apa
harus aku tumpulkan saja pisaunya biar kau tak terluka,
atau aku serahkan saja tubuh ini dan membiarkanmu
menusuknya, agar aku saja yang hanyut kedalam
gumpalan darah peperangan ini”.
Firsya : “Apa maksudmu? Apa kau ingin membunuhku?
Tapi siapa dirimu?
??????????? : “Cinta itu pembuka hati. Tidak ada
pembenci yang mampu tetap menjadi pembenci, jika
cinta memasuki hatinya. Tapi ternyata lebih mudah
membenci daripada mencintai. Itu sebabnya, luka cinta
bisa menghasilkan dendam yang paling membakar.
Firsya : “Siapapun lo, gue mohon pliss lepasin gue ! Kalo
gue pernah lakuin salah ke lo Ok gue minta maaf, tapi
tolong gue mohon jangan siksa gue kaya gini.
??????????? : “Bersikap manislah, jangan membuatku
marah. Karna aku tak ingin menyakitimu”
Firsya : “Apa lo bilang? Kaya gini gukan nyakitin gue?
Buta lo! Gue bakalan lo bunuh, masih bisa bisa nya ya lo
bilang lo ga nyakitin gue?
??????????? : “Aku takkan membunuhmu kecuali kau
sendiri yang memintanya”
Firsya : “Gila lo! Gapunya otak! Manusia macam apa?
Dasar gapunya hati!
*Plaaaaaaakkkkk pipi Firsya di tampar*
??????????? : “Ahahaha berani kamu? Kubilang jangan
paksa aku nyakitin kamu Firsya”
Firsya : “Lo udah nyakitin gue bodoh!
???????? : Sakit? Kau tak tau bagaimana rasa sakit? Yang
seperti itukah yang kau bilang sakit? Bagaimana dengan
luka dalam hatiku Firsya?
Firsya : “Omong kosong! Toloooooooooooooong….
Lepasin guee!
??????? : “Diam kau! Kubilang diam! Bersikap manislah
didepanku
saat
ini,
jangan
memaksaku
untuk
menyakitimu, kupastikan Ibu Perimu takan datang kesini.
Firsya : “Ibu peri? Marie maksudmu?
????????? : “Ya. Bukankan dia yang selama ini
melindungimu? Dan sekarang dia takan datang unutuk
mu. Dia sakit hati olehmu. Kau telah menjadi Pecundang
Firsya.
Firsya : “Shena! Kau kah itu? Sebenci itukan dirimu
kepadaku? Apakah kau Shena? Shena! Shena.. (Berteriak
memanggil)
Sosok bertopeng hitam itu beranjak meninggalkan
Firsya. Kemudian dia menggeret Shena masuk.
Firsya : “Ya Tuhan, shena. Jika yang diikat itu Shena? Lalu
siapakah dia?
??????? : Hahahahaha (Tertawa puas)
Firsya : “Apa yang akan kau lakukan kepada Shena?
Lepaskan dia!
??????? : “Kenapa kau ingin dia lepas? Bukankah selama
ini dia dan para antek anteknya lah yang selalu
membuatmu menderita. Dia lah yang selalu membuat air
matamu
terjatuh,
dan
diapulalah
yang
selalu
membuatmu merasa sakit. Dan sekarang, aku ingin dia
merasakan sakit yang selama ini dia lakukan kepadamu.
Malam ini kau yang akan menjadi saksi pembalasan
dendamku.
Leher Shena dicekik dengan kuat oleh sosok
bertopeng itu. Dalam hitungan menit tubuh Shena
ambruk, lalu tergeletak di lantai. Firsya terkejut
dan ketakukan. Firsya mulai berfkir dan dia
mengerti
arah
ucapan
sosok
hitam
itu,
mendengarkan
suaranya
dengan
seksama,
mencoba menebak siapa sosok yang berada di
depannya .
Firsya : “Jika memang bencimu itu terlampau besar, aku
mohon maafkan aku. Tanpa kemampuan untuk
memaafkan, hidupmu akan dikendalikan oleh lingkaran
setan rasa kebencian dan dendam.
????????? : “Diam kau jangan lancang mengguruiku! Ya
aku memang telah dikendalikan setan karna benci dan
dendam ini. Dan itu semua karna kau!
Firsya : “Pantas saja. Setan apa yang telah merubahmu
menjadi seperti ini. Kemana logika dan akal sehatmu? Ku
fkir kau orang baik. Kau tulus berteman denganku. Tapi
Ternyata kau tak lebih dari sampah. Kau keparat yang
selama ini menutup kemunafkan dirimu dengan topeng.
Perlahan sosok bertopeng itu membuka topeng
yang dipakainya. Dan Brughhkk… suara dobrakan
pintu terdengar dan ternyata itu adalah Fathan.
Firsya dan Fathan pun terkejut ternyata sosok itu
adalah Marie yang tak lain adalah sahabat mereka
sendiri.
Fathan : “Apa yang kau lakukan Marie, setan apa yang
telah merasukimu seperti ini?”
Marie : “ Setan berdarah yang berwujud manusia yang
berkelebat penuh rasa iri yang telah merubah hati
menjadi belati”.
Firsya : “Pergii Fathan pergiiiii. Kau harus pergi.
Fathan : “Ya tuhan, Sadar Marie sadar. Apakah kau ingin
sahabatmu menjadi darah di tanganmu?
Marie : “Kau yang masuk ke ruangan setan ini. Artinya
kau pulalah yang menginginkan aku untuk menjadikanmu
darah”.
Fathan : “Lihat Marie, sosok yang tergeletak itu. Kau
sudah putuskan harapan hidupnya, kau rampas masa
depannya. Janganlah kau diperbudak oleh kebencian dan
dendam.
Marie : (Tersungkur dan menjerit)
Fathan : “Lihat orang yang duduk disana. Bukankah dia
orang yang telah menguatkanmu selama ini? Dia sahabat
mu. Lantas inikah yang bisa kau balas atas kebaikannya?
Coba kau fkir kesalahan apa yang telah ia perbuat
kepadamu?
Mariee : (Tersungkur, menangis dan menjerit) Bodohh.
Gue bodooohh
Fathan mencoba mengalihkan perhatian Marie
agar bisa melepaskan Firsya. Tiba tiba…
Marie : “Tapi dialah yang telah menanamkan dendam ini!
(Berbalik dan menunjuk Firsya)
Firsya : “Katakan apa kesalahanku?”
Marie : “Kau terlalu naif. Kesalahanmu adalah tak pernah
mengerti perasaanku Firsya. Aku muak melihat kau
bersamanya!
Firsya : “Jadi kau mencintainya”?
Marie : (Berteriak) Aaaaaaaaaa aku benci semua ini. Dan
kau!
*Cleeeb* Pisau menusuk di perut Fathan.
Fathan : “Aaaahh” Fathan menahan sakit.
Firsya : ( Merngkul Fathan yang penuh daarah yang
terkapar)
Marie : ( Langkahnya mundur, kaget)
Fathan : “Sya, mungkin sampai disini rasa saling
mencintai kita”
Firsya : “Kenapa kau berkata seperti itu?” (Dengan air
mata yang semakin deras)
Fathan : “A k u tak kuasa menahan nafas yg tersisia dan
rasa sakit ini. Mungkin ini sudah saatnya aku harus
menjadi gumpalan darah.
Firsya : “Jangan bicara seperti itu, aku mohooon, aku tak
ingin kau menjadi darah”
Fathan : “Aku tak bisa Firsya, ini permintaan terakhirku,
peganglah tanganku, jangan kau lepaskan sebelum
nyawa ini ku lepaskan”
Firsya : “Kenapa Fatahn kau bunuh? Bukankah kau
mencintainya? Dan lihat! Apa sekarang kau puaas, kau
berhsil menjadikannya darah, tertawalah !” (Menangis
sambil bertiriak teriak kepada Marie).
Firsya : “Sekarang tinggal kita berdua, kau dan aku.
Kenapa tak kau jadikan aku darah Marie? Agar kau dan
setan setanmu bisa tertawa puas.
Marie :”Kau salah Firsya, aku tak mencintai Fathan. Kau
salah besar! Biarlah aku membunuhnya, aku tak ingin
melihatnya hidup.
Firsya : “Katakan padaku kenapa?
Marie : “Karena aku mencintaimu ?”
Firsya :”Apaa? Sakit ya lo! Bener bener sakit lo Mer!
*Plak* Pipi Marie ditampar Firsya. Dan tak sengaja
tangan Marie yang sedang memegang pisau
terayun dan menghantam perut Firsya. Sehingga
membuat Firsya tersungkur dengan kepala yang
tergeletak di dada Fathan dengan darah yang
keluar dari perutnya.
Marie : “Aaaaaaaaaaaaaaa” (Menjerit seakan tak
percaya, lalu menangis, lau tertawa)”
Jerit tak percaya Marie menggema di ruangan yang
sunyi dan hampa yang memerah penuh gumpalan
darah, saat orang yang di cintainya kini pergi,
hanyut menjadi gumpalan darah di lantai yg
memerah!
BAGIAN 4
Di Kamar Marie
*Menulis*
Ayah, Ibu..
Aku rindu hangatnya kasih sayang keluarga yang
dulu pernah kurasakan, namun sekarang semua
menghilang. Terima kasih atas materi yang kalian
berikan. Materi yang berlimpah untukku, namun
yang ku inginkan bukan hanya sekedar hal
material, tapi juga kasih sayang yang lebih dari
kalian. Bukan keributan yang terjadi dirumah,
dirumah yang seharusnya menjadi surga untukku.
Dengarkan, dengarkan suara rintihan hatiku.. Aku
butuh kalian untuk menemani ku. Aku butuh
dukungan dan dorongan dari kalian. Aku butuh
kalian untuk meluruskan jalanku ketika aku
melenceng Kenapa kalian tidak kembali menjadi
keluarga
yang
indah
seperti
dahulu
kala?
Kembalilah. Semenjak kalian berpisah, duniaku
hanyalah sahabatku. Namun, DikaLa sahabat tak
bisa dibanggakan, malah terkadang menoreh luka
di hati. Tapi tetap mereka duniaku, dunia yang
menenggelamkan ku pada rasa yang tak wajar ini.
Aku mencintai Firsya bu. Bolehkah itu bu? Apakah
tuhan tidak akan marah? Kalian tak tahu semua isi
hati ku. Kalian tak mengerti tatkala hati ini
meronta
kesakitan
karna
rasa
ini.
Aku
mencintainya bu, aku tak ingin pria. Mereka
bajingan.Mereka yang menghancurkan hidupku.
Aku dan Firsya. Aku ingin suatu saat nanti kita
bersama sama menjadi gumpalan darah.
Tapi aku sudah terlebih dulu menjadikan Firsya
gumpalan
darah
bu,
Aku
membunuhnya!
Menbunuh Fathan dan juga Shena.Buuuu. Akankah
tuhan marah kepadaku?
Desember ini menangis bu. Menangis karena luka
dan duka yang telah kutorehkan. Ayah, Ibu… aku
merasa lelah, aku tak sanggup lagi. Bukan ini yg
kuinginkan.
Bukan kekecewaan, kekesalan, kecemburuan, rasa
iri, dengki, amarah, nafsu & kebingungan.
Melainkan suatu sisi yg indah. Saat aku bisa
membagi diriku dalam 2 fase yg berbeda. Ayah,
Ibu. Masihkah aku bisa bahagia dengan semua
kpiluan ini? Sanggupkah aku tertawa disaat luka
menghampiri.
Tangisan cinta ini
smakin
kuat
kurasa. Goresan luka ini semakin sakit ku nikmati.
Tak ada penawar yang mampu mengobatinya. Tak
mampu aku meloloskan diri dari kepungan sepi.
Kini aku terjerat pada tikaman dusta. Menderu
lukaku yang tiada tertahankan lagi.
Maafkan aku bu, ayah. Aku tak sanggup.
Marie :“Na na na na na na na” (Berlagu tak karuan). Aku
ingin ke surga tuhan, Ahahahah! (Berteriak dengan muka
murung kemudian tertawa).
Datang Sosok Jubah Hitam
Jubah Hutam :“Hei manusia malang, lihatlah dirimu
sekarang !
Marie :“A..aa..aapa kau? Kau. Kau? Kau datang lagi?”
(Terbata ketakutan)
Jubah Hitam :“Dalam kegelapan yang mencekam, aku
akan datang untukmu”
Marie :“Untuk apa?” (Mundur)
Jubah Hitam :“Demi rasa sakit, demi amarah, demi
dendam. Aku akan berdiri hanya untukmu, untuk dendam
itu. Atas nama dendam bukan atas nama cinta”.
Marie :“Pergiiii !!” (Menangis ketakutan dan berteriak
sambil meremas rambutnya)
Jubah Hitam :“Takkan berguna tangis itu. Dan jika engkau
tetap menangis, aku akan menegakkan kepalamu tinggitinggi. Aku akan selalu berada disisimu. Dan aku akan
menjadi malaikat pencabut nyawamu. Di taman
kegelapan yang sepi dan sunyi”.
Marie :“Tidaaaaak. Siapa kau sebenarnya?
Jubah Hitam :“Kau tak tau aku?”
Marie :“Tidaaak! Aaaarghh pergi kau. (Melempar barang)
Jubah Hitam :“AKU ADALAH RASA BERSALAHMU!
(Mengangkat dagu sigila).
Tubuh marie menggigil, segala kenangan buruk
tergambar di benaknya, dia berteriak, meremas
kepalanya,
mencakar
tubuhnya,
membenturkan
kepalanya, ia ingin menepis segala kenangan buruk.
Tubuhnya menggigil meronta ketakukan.
Iblis datang dengan segala rayuan nya.
Angel Merah : “Hai anak manusia, aku kasihan melihatmu
seperti ini, kau sudah terlalu lama menangis, kemari
ikutlah denganku”
Marie : “Aaaaaaahhhhh. Aku lelah dengan semua ini. Aku
ingin ke surga tuhan”
Angel Putih : “Sesungguhnya surga akan menantimu
Marie, jika saja kamu mau bertobat dan bersungguh di
jalanNya”
Angel Merah : “Marie,ayo ikutlah ke surga bersamaku.
Surga adalah tempatmu bukan disini. Tak ada satu orang
pun yang peduli denganmu disini, lebih baik kau ikut aku.
Ikutilah apa yang aku katakan kepadamu, maka kita akan
sampai ke surga. Percayalah”
Angel Putih : “Tidak Marie, jangan dengarkan itu, kau
sudah terlalu jauh. Kembalilah, sesungguhnya dia
hanyalah iblis yang menginginkan kamu jatuh kedalam
lembah dosa”
Angel Merah : “Jangan dengar dia Marie,, kau akan lebih
bahagia di kehidupan kedua nanti, akan kujadikan kau
ahli surga kelak”
Marie : “Surga? Surga? Hahahahaha! Ya surga.
Angel Merah : “Ya meri iya.
Angel Putih : “Tidak Marie, Jangan. Jangan. Sadarlaaahh.
Marie : “Aku akan menyusul kalian teman-teman” (Sambil
mengambil dan memeluk foto)
Angel Putih :“Mati bukanlah penyelesaian dari segalanya.
Segala sesuatu akan dipertanggung jawabkan kelak. Jika
kau fkir dengan mati kau bisa terbebas dari sesuatu
yang
menghantuimu.
Kau
salah
besar
Marie,
bertaubatlah.
Angel Merah :”Tidak Marie, kau lebih baik Mati. Maka kau
akan damai.
Marie :”Tiddddaaaaaaaaaaaaaaakkkk…..! (Berteriak dan
meleparkan Photo)”
Tanpa
fkir
panjang
Marie
menggoreskan
tangannya dengan pecahan pecahan kaca. Dan
Sreeett… darah pun keluar.
BAGIAN 5 (ENDING)
Demi waktu yang terus berputar dan demi malam
yang
terus
dipenuhi
kegelapan
Aku menanti sahabat tercinta didalam gelap.
Dalam lorong waktu yang tak lagi berputar
Untuk Ayah, Ibu dan teman teman tolong jangan
tangisi
kepergianku..
Kirimi saja aku bunga mawar sebagai lambang
cinta kalian padaku…
Kenanglah aku hingga jasatku membusuk, juga
kenanglah cintaku yang tak pernah busuk!
Kalian bisa tenang dalam hidup kalian, sekarang.
Maka tersenyumlah demi tidur panjangku.
Salam terakhir, salam kedamaian
31 Desember 2012
Ibu Marie : “Begitulah yang di tulis Marie dalam Buku
Hariannya” (Menutup buku harian Marie sambil berderai
air mata”
Rachel : “Ibu yang tabah ya, kami turut ptihatin”
Bulan+Bintang: ” Iya bu” (Terisak)
Ibu Marie : “Iya, tapi saya tidak menyangka sedikitpun
kalau ternyata Marie memiliki trauma dengan kisah cinta
dan masa lalunya. (Menangis)
Bintang : “Apa ibu tidak curiga dengan Syndrom Marie
yang seperti ini?
Ibu Marie : “Kalau mengenai Syndromnya saya sama
sekali tidak melihat keanehan, hanya saja sikap dia
sehari-hari memang berubah, jika ibu membicarakan
mengenai teman laki-laki dia selalu masa bodoh dan
sensitif”
Rachel : “Mungkin faktor keluarga dan masalah
perceraian itu yang berpengaruh juga terhadap keadaan
Pysikis Marie.”
Bulan : “Tapi kami tidak menyalahkan ibu maupun
keluarga ibu. Mungkin ini sudah takdir dari yang Maha
Kuasa. Kita hanya perlu mengikhlaskan kepergian Marie,
begitu juga dengan Firsya, Fathan, dan Shena.”
Ibu Marie : “Iya, ibu atas nama keluarga memohon maaf
atas kelakuan dan perkataan Marie yang salah selama
hidupnya.”
Rachel : “Kami juga meminta maaf atas kesalahan kami
kepada Marie.”
Bulan : “Maafkan kami ya bu”
Ibu Marie : “Sudah nak, Marie pun pasti sudah
memaafkan kesalahan kalian”