KARAKTERISTIK PENDERITA HIPERTENSI PADA MASYARAKAT MISKIN DI DESA CEURIH KECAMATAN ULEE KARENG KOTA BANDA ACEH CHARACTERISTICS OF HIPERTENSION PATIENT AMONG POOR COMMUNITIES IN VILLAGE OF CEURIH ULEE KARENG DISTRICT BANDA ACEH

  SEL Vol. 3 No. 2 November 2016: 64-70

KARAKTERISTIK PENDERITA HIPERTENSI PADA

MASYARAKAT MISKIN DI DESA CEURIH KECAMATAN

ULEE KARENG KOTA BANDA ACEH

CHARACTERISTICS OF HIPERTENSION PATIENT AMONG

POOR COMMUNITIES IN VILLAGE OF CEURIH ULEE KARENG

DISTRICT BANDA ACEH

  

Eka Fitria* dan Nelly Marissa

  Loka Litbang Biomedis Aceh Jl. Sultan Iskandar Muda Blang Bintang Lr. Tgk. Dilangga No. 9 Lambaro,

  Aceh Besar 0651-8070189, 0651-8070289

  • Pos-el

  

ABSTRAK

Hipertensi masih menjadi masalah kesehatan di dunia. Menurut Riskesdas 2007,

prevalensi hipertensi di Indonesia adalah 31, 7 %, prevalensi hipertensidi Aceh 30,2

%, sebesar 46,1% ditemukan di Kabupaten Bener Meriah dimana prevalensinya

melebihi angka nasional. Mengingat data tentang hipertensi pada masyarakat miskin

di Aceh belum ada, maka penelitian ini perlu dilakukan. Penelitian yang telah

dilakukan di Desa Ceurih, Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh selama 8

bulan bertujuan untuk mengungkapkan karakteristik penderita hipertensi pada

masyarakat miskin yang ada di desa tersebut. Penelitian menggunakan desain cross

sectional study dengan penarikan sampel secara purposive, dengan responden yang

menjadi sampel berumur diatas 18 tahun. Pengumpulan data secara wawancara,

mengukur berat badan,tinggi badan,tekanan darah, dan kadar kolesterol total.Data

dianalisis dengan regresi Cox. Karakteristik masyarakat yang berhubungan dengan

hipertensi adalah umur55-90 tahun (RR = 3,97 P = 0,000; 95% CI 2,17

  • – 7,26), Pendidikanrendah (RR = 5,6 P = 0,09: 95% CI 0,76
  • – 41,06), sering makan makanan berlemak (RR = 0,48 P = 0,14; 95% CI 0,18
  • – 1,29) dan kolesterol totalabnormal (RR = 1,64 P = 0,11; 95 % CI 0,89- 3,02).

  Katakunci : Hipertensi, masyarakat miskin, kebiasaan makan

ABSTRACT

Hypertension is still a health problem in the world. Prevalence of hypertension in

Indonesia based on Riskesdas 2007 datas reached about 31.7%, in the Aceh province

the average accounted for 30.2% where the highest one was found in Bener Meriah

district is 46.1%, which exceeds the national average. Given data on hypertension

occurring in poor communities in Aceh does not exist, this research needs to be

done. The research has been done in village of Ceurih Ulee Kareng District Banda

Aceh as long 8 month , get the data of the characteristcs of hypertension in poor

communities. As a cross sectional study with purposive sampling, this study get the

poor communities from above 18 years old respondents. Data collection with

interview, measuring weight,height, blood pressure, andtotal cholesterol. Data

conducted by utilizing Cox regression analysis. Characteristics of the population

  

Karakteristik Penderita Hipertensi Pada Masyarakat Miskin Di … (Eka Fitria, Nelly Marissa)

with hypertension is significantly associated with age 55-90 years old (RR = 3.97 P

= 0.000; 95% CI 2.17 to 7.26), low education (RR = 5.6 P = 0.09: 95% CI 0.76 to

cholesterol abnormal (RR = 1.64 P = 0.11; 95 % CI 0.89 to 3.02).

3 Adapunfaktor-

4 Hipertensi masih menjadi masalah

  hipertensi di Aceh mencapai 30,2 %, dan prevalensi tertinggi ditemukan di Kabupaten Bener Meriah yaitu sebesar 46,1 %, dimana prevalensinya melebihi angka Nasional.

  yang terjadi pada masyarakat miskin di Aceh belum ada, maka penelitian ini dilakukan. Berdasarkan informasi dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Banda Aceh tahun 2012, populasi penduduk miskin paling banyak terdapat di Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh, yaitu sebanyak 3.622 jiwa orang. Dari Keterangan Camat Ulee Kareng, penduduk miskin paling banyak berada di Desa Ceurih. Berdasarkan keterangan tersebut, maka penelitian ini dilakukan di desa tersebut. Penelitian ini diharapkan dapat mengungkap karakteristik penderita hipertensi pada masyarakat miskin yang ada di Desa Ceurih

  8 Mengingat data tentang hipertensi

  memperhatikan risiko terhadap kesehatan tetapi mengenyangkan masih terjadi dalam kehidupan penduduk miskin dikarenakankekurangan ekonomi sehingga menjadi penghambat dalam memenuhi asupan gizi sesuai yang dianjurkan.

  7 Kebiasaan makan yang tidak

  , ikan asin, kari kambing dan bebek. Adapun jenis cemilan lain yang sering dikonsumsi juga banyak mengandung gula, santan dan minyak, seperti kolak, timphan, gorengan dan lain-lain. Gaya hidup masyarakat dengan pola konsumsi lemak seperti di masyarakat Aceh merupakan salah satu faktor resiko terjadinya hipertensi dan hiperkolesterol.

  leumak , sie reuboh, bu minyeuk sira, boh itek masen

  Aceh terkenal dengan kebiasaan makannya berupa hidangan khas, seperti kuah beulangong , kuah

  kesehatan penduduk dunia. Penyakit ini sering disebut sebagai silent killer karena dapat menyebabkan kematian tanpa menimbulkan gejala lebih dahulu.Data Riskesdas 2007 mencatat prevalensi hipertensi di Indonesia adalah 31, 7 %.

  Keywords : Hypertension, poor communities, eating habits PENDAHULUAN

  faktor risiko hipertensi adalah umur, riwayat keluarga, konsumsi makann asin, konsumsi lemak jenuh, penggunaan jelantah, kurang aktifitas fisik, obesitas dan penggunaan pil keluarga berencana (KB).

  terjadinya peningkatan kecepatan denyut jantung, peningkatan resistensi (tahanan) dari pembuluh darah tepi dan peningkatan volume aliran darah.Berbagai macam faktor dapat memicu terjadinya hipertensi, meskipun sebagian besar (90%) penyebab dari hipertensi itu sendiri tidak diketahui atau dikenal dengan hipertensi esensial.

  2 Tekanan darah naik dapat disebabkan

  tekanan sistolik < 120 mmHg dan tekanan diastolik < 80 mmHg.

  Committee (JNC) 7 adalah apabila

  darah melebihi batas normal. Tekanan darah normal menurut Joint National

  1 Hipertensi adalah naiknya tekanan

  dunia diperkirakan hipertensi menyebabkan 7,5 juta kematian dari 12,8% total seluruh kematian.

  Organization (WHO) 2014, di seluruh

  Menurut World Health

5 Sementara prevalensi

6 Masyarakat

  SEL Vol. 3 No. 2 November 2016: 64-70

  9

  Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh. Hasil penelitian diharapkan bagi pemegang program bidang kesehatan khususnya penyakit tidak menular .

  peneliti dari Loka Litbang Biomedis Aceh dan petugas Puskesmas Ulee Kareng Kota Banda Aceh dengan memberikan penjelasan tentang penelitian yang akan dilakukan. Meminta kesediaan calon responden untuk berpartisipasi dalam penelitian, penandatanganan informed consent, melakukan penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, pengukuran tekanan darah dengan menggunakan tensimeter air raksa dan stetoskop dengan standar mengacu pada Joint

METODE PENELITIAN

  simple random sampling akibat

  besarnya jumlah populasi, maka jumlah sampel minimal yang sudah didapatkan dikalikan dengan faktor koreksi (deff) sebesar 2, sehingga diperoleh jumlah sampel sebesar 166 orang. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive berdasarkan keterangan dari pihak Kecamatan Ulee Kareng, selanjutnya mendatangi responden yang ada di desa terbanyak penduduk miskinnya secara langsung sampai mencapai jumlah yang telah ditentukan.

  Responden dengan kategori miskin dinilai berdasarkan acuan BPS yang terkait pada pengeluaran penduduk untuk bahan makanan dan bahan non pangan dimana penghasilan perbulan sekitar Rp. 360.000,00 dan per hari sekitar Rp. 12.000,00.

  deskriptif analitik. Populasi adalah seluruh masyarakat miskin yang ada di Desa Ceurih Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh. Sampel adalah masyarakat miskin yang sesuai dengan kriteria inklusi yang meliputi; (a) umur lebih dari 18 tahun, (b) status menetap saat pengumpulan data dilakukan, (c) orang miskin sesuai kriteria Badan Pusat Statistik (BPS) dan (d) bersedia berpartisipasi dalam penelitian. Berdasarkan informasi dari BPS Kota Banda Aceh, terdapat 1.097 penduduk miskin di Kecamatan Ulee Kareng. Dikarenakan pemilihan sampel tidak bisa menggunakan

  sectional study dan jenis penelitian

  Penelitian ini dilakukan di Desa Ceurih Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh selama 8 bulan, yang dimulai pada bulan April - November 2012. Desain penelitian cross

  Dilakukan pemeriksaan kadar kolesterol total dengan rapid test easy

  touch dan melakukan wawancara

  terhadap responden untuk mengetahui karakteristik responden, berupa jenis kelamin, umur, pendidikan, indeks massa tubuh (IMT), pola makan, (makanan berlemak) dan kolesterol total. Data dianalisa menggunakan software stata 12 dengan analisis regresi Cox.

  10

  untuk mendapatkan faktor resiko relatif (RR), confident

  interval (CI) 95% dan tingkat

  kemaknaan (P) untuk analisis bivariat diambil nilai < 0,25 sedangkan untuk analisis Multivariat dengan nilai < 0,05.

  HASIL

  Dari total 166 responden yang diperiksa dan diwawancarai, diketahui bahwa yang menderita hipertensi berjumlah 43 orang (25,90%) dan yang tidak menderita hipertensi sebanyak 123 orang (74,10%). Hasil analisis bivariat didapatkan karakteristik masyarakat miskin yang bermakna terhadap kejadian hipertensi adalah jenis kelamin, umur, pendidikan, indeks massa tubuh (IMT), pola makan, (makanan berlemak) dan kolesterol total, seperti

  National Committee (JNC-7) .

  

Karakteristik Penderita Hipertensi Pada Masyarakat Miskin Di … (Eka Fitria, Nelly Marissa)

  yang terdapat pada Tabel 1. berpengaruh terhadap kejadian Sedangkan hasil analisis multivariat hipertensi seperti yang tertuang dalam diperoleh faktor umur lah yang sangat

  

Tabel 1. Hasil Uji Analisis Bivariat Karakteristik Masyarakat Miskin dan

Menderita Hipertensi Hipertensi Resiko Confident Normal Tinggi

  

Variabel Relatif Interval P

(n= 123) (n=43) (RR) (95%) N % n %

  Jenis Kelamin Laki laki 26 76,5 8 23,5 1,00 Reference

  0,760 Perempuan 97 73,5 35 26,5 1,13 0,52-2,42 Umur 18-54 107 84,9 19 15,0 1,00 Reference 55-90

  16

  40

  24 60 3,98 2,18-7,26 0,000 Pendidikan Tinggi 13 92,9 1 7,14 1,00 Reference Menengah 65 84,4 12 15,6 2,18 0,28-16,8 0,454 Rendah

  45

  60

  30 40 5,6 0,76-41,0 0,090 Indeks Massa Tubuh Normal 52 78,8 14 68,2 1,00 Reference Kurus 11 68,8 5 31,3 1,47 0,53-4,09 0,457 Overweight 17 57,1

  6 30 1,23 0,47-3,20 0,672 Obesitas

  43

  85 18 29,6 1,39 0,69-2,79 0,354 Pola Makan(Makanan Berlemak) Tidak Pernah 11 61,1 7 38,9 1,00 Reference Jarang

  73

  73

  27 27 0,69 0,30-1,59 0,390 Sering 39 81,2 9 18,8 0,48 0,18-1,29 0,148 Kolesterol Total Normal 69 80,2 17 89,5 1,00 Reference Abnormal 54 67,5 26 32,5 1,64 0,89-3,03 0,111 Sumber: data primer diolah, 2012.

  SEL Vol. 3 No. 2 November 2016: 64-70

Tabel 2. Hasil Uji Analisis Multivariat Karakteristik Masyarakat Miskin dan

Menderita Hipertensi

3 Hasil

  menyebutkan bahwa umur tua beresiko dengan kejadian hipertensi mempunyai nilai OR 4,76 P= 0,0001; 95% CI 2,01- 11,50. Berdasarkan Riskesdas 2013 prevalensi hipertensi meningkat dengan bertambahnya umur, dimana umur 65-74 tahun prevalensinya sebesar 57,6%, umur 75 tahun keatas prevalensinya meningkat sampai 63,8%.

  Hasil penelitian menunjukkan seringnya seseorang makan makanan berlemak berisiko 0,4 kali untuk menderita hipertensi (Tabel 1). Perilaku makan makanan berlemak 1 - 6 kali per minggu pada masyarakat

  Pola Makan

  salah satu faktor resiko hipertensi di Indonesia adalah pendidikan rendah. Pendidikan rendah j(tidak sekolah, tidak tamat SD dan tamat SD) memiliki prevalensi tertinggi untuk menderita hipertensi.

  13

  Rahajeng Edkk.,

  12 Sejalan dengan penelitian

  Perilaku kesehatan akan berpengaruh terhadap meningkatnya indikator kesehatan masyarakat sebagai hasil akhir pendidikan kesehatan.

  Pendidikan rendahberisiko 5,6 kali untuk menderita hipertensi dibandingkan dengan mereka yang memiliki tingkat pendidikan menengah dan tinggi (Tabel 1). Adapun pendidikan menengah berpeluang 2,1 kali menderita hipertensi, ini artinya kemungkinannya lebih kecil dari mereka yang berpendidikan rendah. Kenyataan ini dikarenakan faktor pendidikan memiliki peranan penting dalam kehidupan seseorang. Kejadian hipertensi dalam masyarakat miskin di Aceh terjadi karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang hipertensi.Pengetahuan tentang kesehatan akan berpengaruh terhadap perilaku sebagai hasil jangka menengah dari pendidikan kesehatan.

  Pendidikan

  menunjukkan bahwa umur menjadi faktor resiko utama hipertensi pada kisaran 50-90 tahun, sehingga diperkirakan tingkat prevalensinya adalah 57,6 % – 63,8 %.

  4

  Variabel Hipertensi Resiko Relative (RR) Confident Interval (95%) P Normal Tinggi (n=123) (n=43) N % n %

  Penelitian Sugiharto A,

  Hasil penelitian pada tabel 1 menunjukkan bahwa seseorang pada umur 55-90 tahun mempunyai risiko hampir 4 kali untuk terkena hipertensi dibandingkan umur 18-54 tahun. Hal ini tidaklah bertentangan dengan teori yang menyebutkan bahwa faktor umur berpengaruh terhadap kejadian hipertensi, dimana semakin tua seseorang, maka semakin besar risiko terserang hipertensi. Hal ini disebabkan oleh pembuluh darah arteri kehilangan elastisitas nya.

  PEMBAHASAN Umur

  Reference 2,18-7,26 0,000 Sumber: data primer diolah, 2012.

  60 1,00 3,98

  24 15,0

  19

  40

  16 84,9

  107

  Umur 18-54 55-90

11 Sedangkan hasil penelitian

  

Karakteristik Penderita Hipertensi Pada Masyarakat Miskin Di … (Eka Fitria, Nelly Marissa)

13 Sedangkan hasil

  seseorang yang sering makan makanan berlemak berisiko 0,4 kali menderita hipertensi, hal ini lebih rendah jika dibandingkan dengan penelitian Kandou GD,

  14

  dan Syahrini EN dkk.,

  15

  yaitu sebesar 5,4 dan 3,6 kali untuk menderita hipertensi. Akan tetapi walaupun nilai ini rendah, melihat kebiasaan masyarakat Aceh yang suka mengkonsumsi makanan berlemak dan penggunaan minyak jelantah yang masih tinggi, tidak menutup kemungkinan untuk memacu terjadinya hipertensi dan hiperkolesterol.

  Kolesterol Total

  Hasil analisis pada tabel 1 menunjukkan seseorang dengan kolesterol total abnormal bermakna pada (P = 0,111) untuk menderita hipertensi dibandingkan dengan yang memiliki kolesterol total normal, dimana hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Margarita Y dkk.,

  16

  yang menyebutkan bahwa ada hubungan signifikan antara kadar kolesterol total yang tinggi dengan tekanan darah sistolik dan diastolik. Salah satu cara untuk mencegah hipertensi adalah dengan menjaga kadar kolesterol total tetap dalam batas normal. Kadar kolesterol total yang dipertahankan < 200 mg/dL, maka diperoleh tekanan darah sistolik dan diastolik berada pada angka < 127/84 mmHg.

  Indonesia berpeluang 0,97 kali untuk menderita hipertensi.

  SARAN

  Pemerintah melalui Dinas Kesehatan, Puskesmas dan instansi terkait lebih menggiatkan edukasi dan promosi kesehatan terkait penyakit tidak menular dan cara mencegahnya sepertimeningkatkan pengetahuan warga terhadap bahaya penyakit hipertensi dan membantu warga untuk pengontrolan tekanan darah terutama kelompok umur yang berisiko tinggi. Perlu pertimbangan penyuluhan juga bagi masyarakat tentang cara menurunkan kadar kolesterol melalui diet makanan rendah lemak jenuh, minum obat penurun kadar kolesterol dan berolah raga secara teratur.

UCAPAN TERIMA KASIH

  Terima kasih saya ucapkan kepada Kepala Loka Litbang Biomedis Aceh, Bapak Fahmi Ichwansyah, Ibu Vivi Lisdawati, Kepala Puskemas Ulee Kareng beserta jajarannya. Marya Ulfa, Bayakmiko Yunsa, Sari Hanum, Komisi Ilmiah dan Komisi Etik Badan Litbang Kesehatan yang telah mendukung penelitian ini.

DAFTAR RUJUKAN 1.

  Raised Blood Pressure. Situation and Trends.

   diakses 13 Oktober 2014).

  2. National High Blood Pressure Education Program, 2003. JNC 7 Express. The Seventh Report of the Joint National Committe on Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure. (http: //www.nhlbi.nih.gov/, diakses 07 Oktober 2014).

  World Health Organization, 2014.

  Kejadian hipertensi pada penduduk miskin di Desa Ceurih Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh sebesar 25.90%, dengan parameter utama penyebab hipertensi tersebut adalah: umur pada kisaran 55- 90 tahun, pendidikan rendah, sering makan makanan berlemak, dan kadar kolesterol total yang abnormal.

  KESIMPULAN

  SEL Vol. 3 No. 2 November 2016: 64-70

  9. Bappenas, 2011. Ukuran Garis Kemiskinan Pemerintah Sesuai Standar BPS.

  Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional 8(2):

  16. Margarita, Y. dkk., 2013. Kadar Kolesterol Total dan Tekanan Darah Orang Dewasa Indonesia.

  15. Syahrini, E.N. dkk., 2012. Faktor- Faktor Risiko Hipertensi Primer di Puskesmas Tlugosari Kulon Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat FKM Undip1(2): 315- 325.

  14. Kandou, G.D., 2009. Makanan Etnik Minahasa dan Kejadian Penyakit Jantung Koroner. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional 4(1): 42-48.

  2009. Prevalensi Hipertensi dan Determinannya di Indonesia. Majalah Kedokteran Indonesia 59 (12): 580-587.

  Masyarakat Ilmu dan Seni. Jkarta: Rineka Cipta 13. Rahajeng, E. dan Tuminah, S.

  Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013. Jakarta: Kemenkes. 268 hlm 12. Notoatmodjo, S., 2007. Kesehatan

  11. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013.

  51 hlm.

  10. Basuki, B., 2011. Analisis Multivariat Regresi Linear- Logistik-Cox. Departemen Ilmu Kedokteran Universitas Indonesia.

  2014).

   diakses 09 Oktober

  

  11 Maret 2012).

  3. Kurniawan, dan Anie, 2002. Gizi Seimbang untuk Mencegah

  Hubungan Pola Kebiasaan Konsumsi Makanan Masyarakat Miskin dengan Kejadian hipertensi di Indonesia. Artikel 20(4). (http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/ jurnal/19409174184.pdf/, diakses

  8. Indrawati, L. dkk., 2009.

  Unimus.ac.id/wp- content/uploads/2013/07 serat- makanan-dan kesehatan.pdf, diakses 13 Oktober 2014

  7. Serat Makanan dan Kesehatan, 2006. (http: //tekpan.

  Laporan hasil riset kesehatan dasar Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam tahun 2007. Jakarta: Kemenkes.

  6. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2007.

  Laporan hasil riset kesehatan dasar tahun 2007. Jakarta: Kemenkes. Hal 114-115.

  5. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2007.

   diakses 10 April 2012).

  

  4. Sugiharto, A., Faktor-Faktor Risiko Hipertensi Grade II pada Masyarakat (Studi Kasus di Kabupaten Karanganyar [thesis].

  2012).

  , diakses 08 Maret

  79