GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI ANAK TODDLERS (1-3 TAHUN) DI DESA MUMBULSARI KECAMATAN MUMBULSARI KABUPATEN JEMBER TAHUN 2012

DAFTAR ISI ( CONTENT)

HALAMAN

1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Asuh Gizi Pada Anak Toddler (1-3 Tahun) Di Kecamatan Mumbulsari Kabupaten

01-05 Jember.

Trisna Pangestuning Tyas ………………………………………………

2. Pengarauh Belajar Menggunakan Brain Game Terhadap Hasil Belajar Istilah-istilah Alat Reproduksi Pada Mahasiswa AKBID

06-12 Dr Soebandi Jember.

Mussia ……..............................................................................................

3. Hubungan Pemberian Asi Ekskulsif Dengan Status Gizi Pada Bayi Baru 0-6 Bulan Di Puskesmas Tembokrejo.

13-21

Elfira Nurul Aini………………………………………………………

4. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Ceramah Terhadap Sikap Ibu Tentang Pap Smear Di BPS Ny.

22-25 Tyas Kholili Mlokorejo-Puger.

Riza Umami……………………………………………………………

5. Hubungan Pelaksanaan Supervisi Dengan Kualitas Dokumentasi Asuhan Keperawatan Di IRNA RSD dr. Soebandi.

26-33

Sutaryanto………………………………………………………………

6. Pengaruh Terapi Qur’an Terhadap Perubahan Intensitas Nyeri Pasien Rawat Inap di RSUD Kalisat

34-42

Trisna Vitaliati………………………………………………………….

7. Pengaruh Massage Plexus Sacralis Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri Post Partum Normal Di Ruang Nifas RSD dr. Soebandi

43-49 Jember.

Mahmud Ady Yuwanto..………………………………………………

Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu…………………………………....Trisna Pangestuning Tyas, Hal. 01 - 05

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI ANAK TODDLERS (1-3 TAHUN) DI DESA MUMBULSARI KECAMATAN MUMBULSARI KABUPATEN JEMBER TAHUN 2012

Trisna Pangestuning Tyas* *Staf Pengajar Prodi Kebidanan, STIKES Bhakti Negara Jember

ABSTRACT

Toddlers age is one of the stages in the grows five. In many community issues that emerged is the lack of knowledge about the mother's nutrition and how the provision of nutritious food for their children. This research aims to find out the level of maternal nutrition on children aged toddlers in the Village District Mumbulsari Jember Regency Mumbulsari.

Design is the method used descriptive. Number of respondents population 253 people with some sample mothers who have children the age of toddlers in the Village District Mumbulsari Jember Regency Mumbulsari namely some 155 people. Collecting data is done using a questionnaire. Tabulated and then the data presented in the form of a frequency distribution table.

Results of research shows that almost half the number of 68 respondents (43.87%) included in the criteria is quite knowledgeable.This is influenced by the work of the respondents some of all respondents as the mother of the household respondents and the level of education that is almost entirely a primary school.

Keywords: knowledge, grow

PENDAHULUAN

program makanan tambahan hanya Usia toddlers merupakan salah

39.000 anak. Dari total 3,1 juta balita di satu tahapan yag sangat penting dalam

Jawa Timur, sekitar 16,5% atau 511.500 tumbuh kembang balita. Dimana pada

jiwa di antaranya menderita gizi kurang. tahap ini balita sangat membutuhkan

Rendahnya kesadaran orang tua untuk asupan gizi yang cukup untuk

memberikan asupan terbaik kepada anak pertumbuhan dan perkembangan. Padahal

penyebab utama. untuk

merupakan

(www.kompas.com). Data Puskesmas kekurangan atau kelebihan zat gizi harus

Mumbulsari pada tahun 2011 terdapat dilakukan dengan pemantauan secara

jumlah anak usia toddlers sebanyak 253 menyeluruh. Walaupun tidak dipungkiri

orang anak dengan angka kejadian BGM kebanyakan anak yang mengalami

sejumlah 29 orang anak. Dari studi kekurangan gizi umumnya memiliki berat

pendahuluan yang dilakukan pada badan lebih ringan dan lebih pendek

tanggal 2 januari 2012 sampai dengan 5 daripada yang kecukupan gizi. Oleh

januari 2012 di Desa Mumbulsari karena itu, orang tua harus memahami

Kecamatan Mumbulsari Kabupaten tentang gizi yang baik dan seimbang

Jember, dari 20 ibu (100%) yang untuk tumbuh kembang balitanya.

diwawancarai, 13 ibu (65%) mengatakan Dimasyarakat,banyak orang tua

belum mengetahui kebutuhan gizi yang yang belum mengetahui kebutuhan gizi

harus dicukupi oleh anaknya. yang cukup untuk anak mereka. Data

Masalah gizi dan kesalahan pangan tahun 2007 memperlihatkan empat juta

dalam ketidak anak Indonesia kekurangan gizi, dan

terutama

terletak

seimbangan komposisi hidangan, seperti 700.000 diantaranya mengalami gizi

gizi kurang yang mencakup susunan buruk. Sedangkan yang mendapat

hidangan yang tidak seimbang maupun

Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu……………………………………..Trisna Pangestuning Tyas, Hal. 01 - 05 kondisi

persetujuan menjadi responden. Data mencukupi kebutuhan badan (Ahmad

dengan menggunakan Joeni Soeditomo,2000). Diagnosis kurang

dikumpulkan

kuesioner yang diberikan kepada gizi

responden tanpa diberi nama tetapi hanya pemeriksaan antropometri ( penghitungan

selain ditegakkan

melalui

diberi inisial. Pada penelitian ini, peneliti berat badan menurut umur /panjang

menggunakan kuesioner dengan bentuk badan) dapat melalui temuan klinis

ended ) dengan dijumpainya keadaan klinis gizi buruk

tertutup

(closed

pertanyaan sejumlah 15 soal. yang dapat dibagi menjadi kondisi marasmus, kwasiorkor dan bentuk

HASIL

campuran (marasmik kwasiorkor) ( Data yang dikumpulkan dianalisa Inovasi Online vol.5/XVI). Dampak dari

menggunakan Descriptive masalah ini yaitu pertumbuhan dan

dengan

Statistic Type Frequensy Distribution perkembangan balita dapat terganggu.

digunakan untuk menjabarkan dan Untuk mengatasi masalah gizi dan

mensintesa data untuk mengorganisasi perbaikan gizi pada kelompok balita

data secara sistemik dalam bentuk angka dapat dilakukan melalui posyandu serta

- angka mulai dari yang paling rendah ke dilakukan kegiatan pelatihan para ibu

yang paling tinggi. Bersamaan dengan dalam

penghitungan (persentage) dari angka menyajikan makanan yang bergizi untuk

memilih,mengolah

dan

yang muncul setiap saat (Nursalam & Siti balitanya. Selain itu juga dengan

Pariani, 2001).

memberikan penyuluhan tentang gizi seimbang pada balita.

a. Data Umum Tabel 4.1 Distribusi frekwensi responden

BAHAN DAN METODE

berdasarkan umur ibu-ibu yang memiliki Desain penelitian yang digunakan

anak toddlers (1-3 tahun) di Desa dalam penelitian ini adalah metode

Mumbulsari Kecamatan Mumbulsari deskriptif survey . Metode penelitian

Kabupaten Jember

deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama

Frekwensi Persentase untuk membuat gambaran / deskriptif

No

Umur

72 46,45 tentang suatu kejadian secara objektif

24 15,48 Januari-1 Maret 2012 di Desa

Penelitian ini dilakukan pada 1

tahun

Mumbulsari Kecamatan Mumbulsari

17 10,96 Kabupaten Jember. Sampel dalam

tahun

penelitian ini adalah Sebagian ibu yang

155 100 mempunyai anak usia 1 - 3 tahun

Jumlah

Berdasarkan table 4.1 diatas, sebanyak 155 responden yang memiliki

menunjukkan bahwa hampir setengah kriteria penelitian. Proses pengumpulan dari responden berumur ≤25 tahun data dimulai dari pembuatan surat izin

sebanyak 72 responden (46,45%). dari institusi STIKES Bhakti Negara

untuk mengajukan Bankesbang Linmas Tabel 4.2 Distribusi frekwensi

dan Dinkes untuk penelitian, setelah responden berdasarkan pendidikan ibu-

mengambil surat

izin

penelitian

ibu yang memiliki anak toddlers (1-3 diserahkan ke Kepala Puskesmas

tahun) di Desa Mumbulsari Kecamatan Mumbulsari

dimana

penelitian

Mumbulsari Kabupaten Jember dilaksanakan. Proses pengumpulan data

dengan responden menandatangani surat

Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu……………………………………..Trisna Pangestuning Tyas, Hal. 01 - 05 No Pendidikan Frekwensi Persentase

Berdasarkan hasil penelitian yang

2 SMP

dilakukan dapat diketahui bahwa tingkat

3 SMP

pengetahuan ibu tentang gizi anak

4 Perguruan

toddlers (1-3 tahun) hampir setengahnya Tinggi/

berpengetahuan cukup yaitu sejumlah 68 Akademi

responden (43,87%,). Jumlah

Dari penelitian menunjukkan Berdasarkan table 4.2 diatas,

bahwa hampir setengah dari responden menunjukkan hampir seluruh dari

berumur ≤25 tahun sebanyak 72 responden berpendidikan SD sebanyak

responden (46,45%). Menurut Hucklok

89 responden (57,42%). (1998) dikutip dalam buku Nursalam dan Siti Pariani (2001) bahwa semakin cukup

Tabel 4.3 Distribusi frekwensi umur tingkat kematangan seeorang akan responden berdasarkan pekerjaan ibu-ibu

lebih matang dalam berfikir dan bekerja. yang memiliki anak toddlers (1-3 tahun)

Dengan umur yang semakin muda di

Desa Mumbulsari Kecamatan memungkinkan responden kurang untuk Mumbulsari Kabupaten Jember menerima setiap informasi yang didapat.

No Pekerjaan Frekwensi Persentase Berdasarkan hal diatas dapat dikatakan

bahwa semakin muda umur responden Rumah

maka kedewasaan, pengalaman dan Tangga

kematangan responden semakin kurang.

2 Swasta

Sebaliknya semakin bertambahnya umur

3 PNS

responden semakin banyak pengalaman Jumlah

yang dimilikinya sehingga pengetahuan Berdasarkan

4.3 juga bertambah.

menunjukkan hampir seluruh dari Selain itu data hasil kuesioner menunjukkan hampir seluruh dari

responden bekerja sebagai Ibu Rumah responden bekerja sebagai Ibu Rumah

Tangga sebanyak 140 responden (90,32%).

Tangga sebanyak 140 responden (90,32%). Menurut Markum yang dikutip

b. Data Khusus Nursalam & Siti Pariani (2001) bahwa dengan bekerja ibu akan mempunyai

Tabel 4.4 Distribusi frekwensi

terhadap kehidupan pengetahuan ibu tentang gizi anak

pengaruh

toddlers (1-3 tahun) di Desa Mumbulsari keluarganya. Di desa Mumbulsari Kecamatan

Mumbulsari Kabupaten sebagian besar masyarakatnya adalah ibu rumah tangga / tidak bekerja sehingga

Jember mereka akan mempunyai banyak waktu

untuk mendapatkan informasi karena No Kategori Frekwensi Persentase

tidak disibukkan oleh pekerjaan serta dari

1 Baik

media informasi sebagian besar adalah

2 Cukup

dari pengalaman pribadi / pun orang lain.

3 Kurang

Dari uraian beberapa faktor diatas Jumlah

sehingga memungkinkan pengetahuan yang dimikilinya juga bisa bertambah.

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan

penelitian didapat. bahwa hampir setengah dari responden

Dari

menunjukkan hampir seluruh dari berpengetahuan cukup sejumlah 68

responden berpendidikan SD sebanyak responden (43,87%).

(57,42%). Seperti pernyataan Koentjoroningrat bahwa

89 responden

Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu……………………………………..Trisna Pangestuning Tyas, Hal. 01 - 05 pendidikan

mempengaruhi pengetahuan ibu tentang menghambat

gizi anak toddlers (1-3 tahun) maka seseorang terhadap nilai-nilai yang baru

perkembangan

sikap

diperlukan penelitian lebih lanjut untuk diperkenankan (Nursalam dan Siti

faktor-faktor yang Pariani, 2001). bahwa semakin tinggi

mengetahui

mempengaruhi pengetahuan ibu tentang tingkat pendidikan belum tentu tingkat

gizi anak usia toddlers (1-3 tahun). pengetahuan seseorang juga akan bertambah. Sebaliknya makin rendah

DAFTAR PUSTAKA

tingkat pendidikan masih memungkinkan Arikunto, Suharsimi, dr. Prof. 2006. untuk mereka bisa menerima informasi

Penelitian Suatu dengan baik, sehingga pengetahuan yang

Prosedur

Pendekatan Praktik. Jakarta : dimilikinya juga bisa bertambah.

Rineka Cipta

Kemungkinan ini bisa dipengaruhi oleh Hidayat. Aziz Alimul. 2007. Riset beberapa faktor yaitu umur, pekerjaan

dan Tehnik dan media informasi yang didapatkan.

Keperawatan

Penulisan Ilmiah edisi kedua . Disini banyaknya ibu yang berpendidikan

Jakarta: Salemba Medika hanya sampai SD dikarenakan oleh sosial

Notoatmodjo.2003. Ilmu Kesehatan ekonomi dan budaya sekitar yang

Masyarakat. Jakarta : Rineka beranggapan bahwa perempuan tidak

Cipta.

2005. Metodologi akhirnya perempuan tetap akan mengurus

perlu berpendidikan tinggi karena pada

Notoatmodjo.

Penelitian Kesehatan. Jakarta : rumah tangga juga.

Rineka Cipta Nursalam.

Konsep dan

SIMPULAN DAN SARAN

Metodologi Tingkat pengetahuan ibu-ibu

Perencanaan

Penelitian Ilmu Keperawatan. tentang gizi anak toddlers (1-3 tahun) di

Jakarta : Salemba Medika. Desa

Konsep dan Mumbulsari Kabupaten Jember adalah

Metodologi hampir setengahnya (43,87%) memiliki

Perencanaan

Penelitian Ilmu Keperawatan. pengetahuan cukup.

Jakarta : Salemba Medika Saran

Pariani, Siti. 2001. Untuk menambah pengetahuan

Nursalam.

Pendekatan Praktis Metodologi dan wawasan ibu tentang gizi anak

Riset Keperawatan . Jakarta: CV toddlers (1-3 tahun) sehingga diharapkan

Sagung Seto.

agar lebih intensif dalam melakukan

aktifitas yang lebih banyak membaca / Supariasa. I Dewa Nyoman. 2001. melihat informasi dari media cetak

Penelitian Status Gizi. Jakarta : maupun elektronik, serta dari pengalaman

EGC.

pribadi / pun orang lain untuk merubah Supartini. Yupi. 2004. Konsep Dasar keadaan yang tidak tahu menjadi tahu.

Keperawatan Anak. Jakarta : Sebagai tenaga kesehatan perlu

EGC.

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan Sediaoetama. Achmad Djaelani. 1999. yaitu dengan memberikan penyuluhan /

Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan informasi serta sarana dan fasilitas

Profesi. Jakarta : Dian Rakyat tentang pemenuhan gizi secara intensif

Priyadi. Imam.2008. gizi Buruk Ancam 4 kepada

Anak Indonesia. menambah pengetahuan dan wawasan

( http://www.kompas.com) sitasi tentang menjaga dan meningkatkan status

tanggal 11 Februari 2012) gizi anak mereka.

Untuk mengetahui lebih lanjut faktor-faktor

lain

yang

dapat

Pratikno, Ananto.2006. Jeruk makan jeruk (http://sarikata.com sitasi tanggal 27 Februari 2012)

Nency. Yetti. 2005. Gizi Buruk Ancam Generasi yang Hilang. (inovasi online vol.5/XVII sitasi tanggal

11 Februari 2012) http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/inde x.php sitasi tanggal 16 Februari 2012)

http://www.gizi.net/busunglapar/RAN- OK.doc (sitasi tanggal 17 Februari 2012)

Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu……………………………………..Trisna Pangestuning Tyas, Hal. 01 - 05

Pengaruh Belajar Menggunakan Brain Games ………………………………………………….Mussia, Hal. 06 - 12

PENGARUH BELAJAR MENGGUNAKAN BRAIN GAME TERHADAP HASIL BELAJAR ISTILAH –ISTILAH ALAT REPRODUKSI WANITA PADA MAHASISWA AKADEMI KEBIDANAN dr. SOEBANDI – JEMBER TAHUN 2012

Mussia* *Ketua Program Studi DIII Kebidanan, STIKES Bhakti Negara Jember ABSTRACT

Lack of faculty creativity in using the media or the less precise method of learning will affect the interes and motivasi students in upper division courses, especially in anatomy courses considering this course is the subject of science and the number of memorization that must be mastered by student. And the anatomy lessonsare still many students who get the vallueof C and D. This is what should be a concern for a teacher, to menrubah and improve the method or medium o f learning, which can attract students’ interest in learning, and change of learning environment that is too monotonous, one of which is the learning method, Brain Game. Is there any problem in this study Brain Game is to know the results of studying the terms female reproductive organs after administrations of learning methods using the Brain Game on students AKBID dr.jember Soebandi Academic Year 2010 – 2011. In this case study design using pre Eksperimental one group pretest- postest design. Samples taken using total sampling technique. Research result showed after the method of Brain Game in student level I.

Keywords : Brain Game, The Learning

PENDAHULUAN

mata kuliah anatomi yang merupakan Perkembangan IPTEK menuntut

dasar mata kuliah keilmuan dan lembaga Perguruan

yang merupakan meningkatkan mutu pendidikan dan

tinggi untuk

ketrampilan

yang melandasi mengembangkan inovasi – inovasi dalam

pengetahuan

kemampuan dan pembelajaran. Guru bertanggung jawab

pembentukan

ketrampilan dan juga sebagai bekal pada dalam mengembangkan kemampuan

melaksanakkan peserta didik sebagai manusia yang

saat

mahasiswa

praktikum dilapangan karena selain cerdas dan trampil, sebab tugas dari guru

mahasiswa memiliki skil yang baik juga tidak hanya menyampaikan materi tetapi

harus diimbangi dengan pengetahuan harus mampu menggali kemampuan

dasar pada bidangnya. berfikir

Berdasarkan studi pendahuluan meningkatkan hasil belajar. Hal utama

terhadap mahasiswa semester I mengenai yang tidak kalah pentingnya adalah

penguasaan media dan pembelajaran bagaimana model dan metode yang

yaitu sebanyak 44,5 % menyatakan dipilih akan dapat mengantarkan peserta

cukup, 41 % menyatakan baik dan 14 % didik menjadi inovatif dan kreatif. Salah

menyatakan sangat baik, dari sini dapat satu untuk mencapai hal tersebut dapat

terlihat kurangnya kreativitas dosen dilihat dari hasil belajar yang diperoleh

dalam menggunakan media atau metode mahasiswa dalam semua bidang mata

pembelajaran yang akan mempengaruhi kuliah, karena untuk menjadi tenaga

minat serta mutivasi mahasiswa dalam bidan

mengikuti perkuliahan, yang salah dibutuhkan keuletan dalam berbagai hal

yang professional

sangat

satunya adalah mata kuliah anatomi, termasuk ketrampilan yang dimiliki dan

mengingat mata kuliah ini merupakan dapat menguasai seluruh mata kuliah

mata kuliah keilmuan dan ketrampilan yang telah diajarkan oleh dosen termasuk

yang benar – benar harus dikuasai oleh

Pengaruh Belajar Menggunakan Brain Games ………………………………………………….Mussia, Hal. 06 - 12 mahasiswa karena merupakan dasar dari

sistem peta pikiraan, setelah itu mata kuliah selanjutnya. Ini bisa dillihat

memberikan keterampilan mengigat dari hasil evaluasi mahasiswa yang masih

dengan mengunakan kedua belah otak mendapat nilai C dan D, dimana hasil

kita yaitu kiri dan kanan sekaligus. belajar dari mata kuliah anatomi angkatan

Kemampuan peserta didik akan menjadi 2009/2010 didapatkan sebagai berikut:

luar bias. Teknik ini akan memungkinkan mahasiswa yang mendapat nilai A ( 80 –

peserta didik untuk mengingat kata, 100 ) 27 %, nilai B ( 68 – 79 ) :27 %; C (

kalimat dan istilah-istilah yang diberikan

58 – 67 ) 25 %; D ( 41 – 57 ) 48 % dan oleh pendidik, setelah itu diberikan nilai E ( 0 – 40 ) 48 %.

keterampilan belajar teknik belajar ini Berdasarkan hasil observasi dan

dapat dioptimalkan secara luar biasa wawancara dengan dosen diketahui

dengan manajemen otak. bahwa mahasiswa tingkat I pengetahuan

Dengan menerapkan langkah- tentang istilah – istilah alat reproduksi

langkah brain game tersebut, mahasiswa wanita masih kurang karena mereka

menjadi kooperatif dan bersemangat saat berasal dari berbagai sekollah menengah

perlakuaan. dan juga umum sehingga belum menguasai

diberikan

mahasiswa menjadi antusias saat tentang istila – istilah alat reproduksi

diberikan pembelajaran dengan bermain. wanita, oleh sebab itu didalam

Hasil belajar adalah perubahan penyampaian proses belajar mengajar

prilaku secara keseluruhan buka hanya menggunakan metode yang menarik yang

salah satu aspek potensi kemanusia saja mudah dimengerti dan dipahami oleh

melainkan secara komprehensif. Dapat mahasiswa. Sebagai batasan penulisan

dilihat dari tabel 4.3 hasil belajar yang hanya difokuskan pada pengaruh belajar

diperoleh oleh mahasiswa AKBID dr. menggunakan “ brain game “ terhadap

Soebandi Jember tahun 2012. dapat hasil belajar istilah- istilah alat reproduksi

diketahui bahwa mahasiswa di AKBID wanita pada mahasiswa Akademi

dr. Soebandi tingkat I sebelum diberi Kebidanan dr Soebandi tahun 2010.

perlakuan Brain Game mahasiswa yang memperoleh nilai A tidak ada, yang

BAHAN DAN METODE

mendapat nilai B sebanyak 19,04% ( 8 Brain game merupakan suatu

mahasiswa), nilai C sebanyak 9,52% (4 permainan atau senam otak yang penting

mahasiswa), nilai D sebanyak 42,86% untuk meningkatkan pengalaman belajar

(18 mahasiswa), dan nilai E sebanyak dengan keseluruhan otak. Aktivitas ini

28,57% (12 mahasiswa). Setelah membuat keseluruhan sistem belajar

diberikan perlakuan Brain Game lebih mudah dan efektif dengan

mahasiswa yang mendapat nilai A kemampuan akademik. Tantangannya

sebesar 90,48% (38 mahasiswa), yang adalah bagaimana cara mengoptimalkan

mendapat nilai B sebesar 7,38% (3 kemampuan belajar. Perlu diketahui

mahasiswa), nilai C sebesar 2,38% (1 bahwa otak kita dirancang untuk belajar

mahasiswa), dan yang mendapat nilai D karena makanan utama otak adalah ilmu

serta E tidak ada.

pengetahuan. Brain game secara praktis Dari paparan diatas dapat kita bias digunakan dalam berbagai bentuk

lihat bahwa ada perbedaan sekali dari pelatihan atau kegiatan bersama anak-

hasil sebelum diberikan dan sesudah anak sampai dewasa bersifat praktis

diberikan metode Brain Game ini. Dapat karena secara cepat dan mudah langsung

dilihat sebelum diberikan metode brain bias diterapkan dengan mengikuti uraian

game mahasiswaq ada yang mendapatkan singkat teknis langkah-langkahnya.

nilai D dan E sedangkan setelah Sebelum melakukan perlakuan

diberikan metode brain game mahasiswa tentang Brain Game adalah memberikan

tidak ada yang memperoleh nilai D dan

Pengaruh Belajar Menggunakan Brain Games ………………………………………………….Mussia, Hal. 06 - 12

E. ini membuktikan bahwa metode brain diperlihatkan dari nilai pretest dan game ini dapat mempengaruhi hasil

posttest yang dilakukan mahasiswa. belajar. Terbukti dari mahasiswa yang

Tujuan paling penting dari antusias dan dangat bersemangat saat

pembelajaran adalah untuk memberikan diberikan metode ini. Sekarang ini masih

peserta didik pengetahuan, konsep, banyak pendidik atau pengajar yang tidak

kemampuan dan pemahaman yang mengunakan metode-metode baru untuk

mereka butuhkan agar menjadi anggota memberikan stimulasi dan pengaetahuan

kelompok yang bahagia dan memberikan pada mahasiswa sehingga mahasiswa

Model pembelajaran tidak jenuh dan hanya menerima metode

kontribusi.

dikembangkan untuk yang selalu sama, yaitu metode ceramah

kooperatif

belajar dan (40%),diskusi(30) dan presentasi(30%).

mencapai

hasil

keteramplan sosial. Dan saat melakukan diskusi maupun

pengembangan

Tujuannya adalah untuk meningkatkan presentasi mahasiswa banyak yang selalu

kerjasama antara peserta didik khususnya mengantungkan pada temannya yang

dalam hal akademik, untuk meningkatkan lebih pintar. Dan juga mahasiswa hanya

yang positif, diberikan metode ceramah yang dimana

kemampuan

mengembangkan rasa percaya diri, serta metode ini dapat membuat mahasiswa

meningkatkan kemampuan akademik menjadi mahasiswa yang pasif saja.

melalui aktifitas kelompok. Dalam Meskipun pendidik memberikan reward

pembelajaran kooperatif terdapat saling bagi mahasiswa yang bertanya. Ini

ketergantungan positif diantara peserta mungkin dapat mengaktifkan perkulihan

mencapai tujuan didalam kelas. Tapi banyak juga hal ini

didik

untuk

pembelajaran dan hasil belajar yang dapat memberikan kegagalan dalam

maksimal

keaktifan dan hasil belajar mahasiswa.

ini menggunakan Untuk itu dengan penerapan metode yang

Penelitian

penelitian Eksperimen dalam bentuk pre beragam akan membuat mahasiswa

yaitu penelitian menjadi senang dan mencintai pelajaran

Eksperimental

eksperimen semu karena tidak terdapat yang akan diberikan. Seperti yang

kelompok kontrolnya. Bentuk desain diperlihatakan oleh mahasiswa yang telah

yang digunakan adalah One Group diberikan metode Brain Game, dimana

Pretest – Posttest Desain. Pada desain ini mahasiswa

hanya digunakan satu kelompok saja dan menerima pelajaran.

lebih

antusias dalam

akan diberi perlakuan menggunakan Setelah melakukan metode brain

metode pembellajaran “ Brain Game “ game dan juga melakukan tabulasi hasil

tapi sebelum diberi perlakuan mahasiswa belajar mahasiswa. Diperoleh hasil

dilakukan pretest ( tes awal ) kemudian analisis dengan mengunakan T-Test dua

kelompok tersebut diberi perlakuan dan sample berpasangan mengunakan SPSS

setelah itu dilakukan post test, atau suatu dengan diperoleh hasil P value adalah

pengukuran untuk mengetahui akibat dari 0,000 < α (0,05) sehingga Ho ditolak

perlakuan ( Masyud. 2010: 119 ). yang artinya ada pengaruh mengunakan

Populasi atau subyek penelitian metode Brain Game terhadap hasil

adalah seluruh mahasiswa Akademi belajar istilah-istilah alat reproduksi

Kebidanan klas I C, sejumlah 49 wanita pada mahasiswa akademik

mahasiswa

kebidanan dr. Soebandi Jember tahun Sampling. Tehnik sampling yang 2012.

digunakan adalah total sampling. Dari hasil analisis tersebut dapat

inklusi adalah dibuktikan bahwa dengan adanya metode

Kriteria

karakteristik umum subyek penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar yang

dari suatu populasi target yang terjangkau yang akan diteliti. Kriteria inklusi pada

Pengaruh Belajar Menggunakan Brain Games ………………………………………………….Mussia, Hal. 06 - 12 penelitian ini adalah mahasiswa Akademi

HASIL

kebidanan dr. Subandi Jember tahun

penelitian mengenai 2010/2011Semester I yang mengikuti

Hasil

Pengaruh belajar menggunakan Brain pretest

Game terhadap hasil belajar responden Variabel

dengan menggunakan alat ukur soal penelitian ini adalah metode “Brain

independen

pada

istilah – istilah alat reproduksi wanita Game “ . Variabel dependen atau variable dengan jumlah responden dengan

terikat adalah variable yang nilainya menggunakan total sampling yaitu 49 ditentukan oleh variable lain. Variabel

responden.

dependen pada penelitian ini adalah hasil

a. Data penunjang

belajar. Karakteristik berdasarkan latar Instrumen dalam penelitian ini

belakang pendidikan mahasiswa kelas IC menggunakan kuesioner tertutup dalam

di AKBID dr. Soebandi Jember bentuk multiple choice yaitu pertanyaan

Jumlah Persentase yang menyediakan beberapa jawaban dan

responden hanya

22 44,9 pendapatnya ( Notoatmodjo. 2005: 125 )

menujukkan bahwa responden dengan dengan Akademi Kebidanan dr. Subandi

dengan

pendekatan

latar belakang pendidikan yang berbeda- Jember

beda adapun mahasiswa yang berlatar penelitian. Waktu pengumpulan data

belakang sekolah mengambil jurusan IPA dilakukan selama satu hari pada bulan

ada 47,62% (20 mahasiswa), sedangkan januari 2011. Olahan Pengumpulan data

yang mengambil jurusan pendidikan IPS dengan memberikan pretest pada

22 mahasiswa, kemudian diberi perlakuan

dengan menggunakan metode “ Brain

b. Data utama

Game “ . Setelah mendapat perlakuan Data khusus ini menyajikan mahasiswa diberi posttest dengan

tentang hasil tabulasi pemgaruh belajar beberapa soal latian. Untuk mengetahui

menggunakan Brain Game terhadap hasil hasil

belajar istilah – istilah alat reproduksi membagikan beberapa soal test obyektif

belajar mahasiswa

peneliti

wanita pada responden.

kepada seluruh mahasiswa,soal – soal test Data hasil responden sebelum dan ini sebagai alat ukur penelitian yang telah

sesudah diberikan perlakuan dengan dibuat sesuai kisi – kisi soal berdasarkan

menggunaakan Brain Game.5 Taksonomi Bloom. Hasil jawaban mahasiswa mengisi soal – soal tes

Postest Ket diserahkan pada peneliti untuk dilakukan Nilai Jml

Pretest

% pengolahan data.

Nilai Jml

A 0 0 A 38 77,55 Adanya Kuesioner yang telah diisi (80-

peningkatan responden dIberi kode sesuai kriteria 100)

dari 0% yang telah ditentukan , scoring, tabulating

menjadi dan

dianalisa secara

kuantitatif.

B Selanjutnya data diuji dngan analisa 10 20,41 Peningkatan

B 8 16,33

dari 16,33 % statistic T – Test karena penelitian ini 78) menjadi menguji perbedaan nilai rata – rata dari 20,41 %

dua variable baik dari sampel yang

C 1 2 Penurunan berhubungan maupun sampel yang bebas. (58-

C 11 22,45

dari 22,45 %

menjadi 0,02 %

Pengaruh Belajar Menggunakan Brain Games ………………………………………………….Mussia, Hal. 06 - 12 D 18 36,73

D 0 0 Penurunan

SIMPULAN DAN SARAN

Model pemberlajaran Brain Game E 12 24,49

tidak ada

tentang istilah-istilah alat reproduksi (0-

E 0 0 Penurunan

wanita di AKBID dr. Soebandi Jember 41)

menjadi

tahun 2012 ini telah warna yang berbeda Total 49

tidak ada

dalam pembelajaran sehingga mahasiswa

menjadi bersemangat dalam menerima Dari tabel 4.3 ini dapat diketahui

pelajaran dikelas.

bahwa mahasiswa di AKBID dr. Hasil belajar dengan mengunakan

Soebandi tingkat I sebelum diberi metode Brain Game pada mahasiswa perlakuan Brain Game mahasiswa yang AKBID dr. Soebandi Jember tahun 2012. memperoleh nilai A tidak ada, yang Yang diperlihatakan pada hasil pretest

mendapat nilai B sebanyak 19,04% ( 8 dan posttest yang ada perbedaannya.

mahasiswa), nilai C sebanyak 9,52% (4 Dimana pada saat pretest mahasiswa ada

mahasiswa), nilai D sebanyak 42,86% yang mempunyai nilai D dan E (18 mahasiswa), dan nilai E sebanyak sedangkan saat diberi perlakuan dan 28,57% (12 mahasiswa). Setelah mengikuti posttest dimana dapat

diberikan perlakuan Brain Game diperlihatkan bahwa mahasiswa tidak ada

mahasiswa yang mendapat nilai A yang mempunyai nilai D dan E. dan

sebesar 90,48% (38 mahasiswa), yang mayoritas banyak yang memiliki nilai A. mendapat nilai B sebesar 7,38% (3

hasil analisis mahasiswa), nilai C sebesar 2,38% (1

Berdasarkan

2 sampel mahasiswa), dan yang mendapat nilai D

mengunakan

T-Test

berpasangan menunjukkan bahwa Ha serta E tidak ada.

diterima yang artinya ada pengaruh Hasil pengujian uji statistic

mengunakan metode Brain Game menggunakan T –Test dua sample terhadap hasil belajar istilah-istilah alat berpasangan dengan SPSS 14 type uji T. reproduksi wanita pada mahasiswa

akademik kebidanan dr. Soebandi Jember

Hasil

tahun 2012

T- hitung

Setelah mengetahui hasil dari T-tabel

penelitian ini, diharapkan mahasiswa Df 41 dapat melakukan proses belajar dengan

Tingkat singnifikasi

sungguh-sungguh mengingat Berdasarkan uji diatas maka

lebih

metode pembelajaran Brain Game ini didapatkan bahwa Nilai T hitunglebih

dapat meningkatkan hasil belajar. besar dari T tabel pada taraf signifikansi

Diharapkan bagi para dosen untuk 0,05 yang artinya ada pengaruh belajar

menerapkan metode pembelajaran Brain menggunakan Brain Game terhadap hasil

Game ini untuk merangsang agar belajar pada responden

mahasiswanya menjadi kreatif tidak Pengujian Hipotesis dari analisis

hanya menerapkan metode pembelajaran yang dihasilkan menunjukkan bahwa

konvensional saja.

hasil perhitungan T –Test dua sampel

mengetahui hasil berpasangan dengan menggunakan SPSS

Setelah

penelitian ini, diharapkan institusi nilai T hitung lebih besar dari T tabel

pendidikan dapat mengevaluasi proses pada taraf signifikasi 0,05 yang artinya

belajar mengajar yang dilakukan oleh ada pengaruh belajar menggunakan brain

para dosen dan memotivasi para dosen Game terhadah hasil belajar istilah –

yang mengajar di sana untuk menerapkan istilah alat reproduksi wanita pada

metode pembelajaran Brain Game ini. responden.

Pengaruh Belajar Menggunakan Brain Games ………………………………………………….Mussia, Hal. 06 - 12 Bagi

Jamil Sya’ban, 2009. 101 Game Cerdas mengaplikasikan dan mensosialisasikan

peneliti

dapat

dan Kreatif . Jakarta. Penebar metode pembelajaran Brain Game ini

Plus.

kepada rekan-rekan dosen yang lain pada Kamdi, Waras, dkk. (2007). Model- institusi tempat bekerja sehingga dapat

Model Pembelajaran Inovatif. membantu meningkatkan hasil belajar

Malang : Universitas Negeri mahasiswa untuk meningkatkan mutu

Malang.

pendidikan. Mashud, Sulthon. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Jember:

DAFTAR PUSTAKA

LPMPK Masyhud

Sulthon.2010. Metode Arikunto, Suharsimi. 2009. Evaluasi

Penelitian Pendidikan . Jember Program Pendidikan . Jakarta,

LPMPK.

PT. Bumi Aksara. Mulyana,Deddy. (2002) Metodologi Arikunto, Suharsimi.(2006) Prosedur

Kualitatif . Bandung : Temaja Penelitian Suatu Pendekatan

Rosdakarya.

(2008) Media Buzan, Tony dan Barry Buzan, 1993. The

Praktik . Jakarta : Rineka Cipta

Munadi,

Yudhi.

Pembelajaran Sebuah Mind Map Book, London : BBC

Pendekatan Baru , Jakarta : Wordwide Limited.

Gaung Persada Press Chayati Afifah Nur. 2010.122 Game.

Murkof, Heidi, dkk. (2006). Kehamilan Jakarta Katahati.

Apa Yang AndaRasakan Per Cunningham Gary et al. 2010. Williams

Bulan. Jakarta : Arcan. Obstretrics 23 RD Edition ,

Soekidjo. (2005) United States of America; Mc

Notoatmodjo,

Penelitian Graw Hill Companies Inc.

Metodologi

Kesehatan. Jakarta : Rineka Darmawan, Deny. (2001) Kontribusi

Cipta.

Diklat terhadap

Nursalam dan Siti Pariani, 2001. Output . Bandung : Pasca Sarjana

Kualitas

Pendekatan Praktis Metodologi Unpad.

Riset Keperawatan, Jakarta: salemba medika. Depkes. (2010) Buku Panduan Akademik

Nursalam. (2008) Konsep dan penerapan .

Metodologi Penelitian Ilmu dr.Soebandi

Akademi

Kebidanan

Keperawatan: Pedoman Skripsi, Djamarah,

Syaiful Bahri. (2006) Tesis dan Instrumen Penelitian . Psikologi Belajar. Jakarta :

Jakarta : Salemba Medika. Rineka Cipta.

Prwirohardjo, Sarwono. (2009). Maternal Elkhonon,Goldberg. 2008. Brain Game.

Neonatal . Jakarta: Yayasan Bina China Publication International.

Pustaka

Ltd. Saifudin, Abdul Bari, Prof. dr. Sp.OG. Gunawan, Adi W, 2003. Genius Learning

MPH, et al, 2002. Buku Acuan Strategies . Jakarta. Gramedia

Nasional Pelayanan Kesehatan Pustaka Utama.

Maternal dan Neonatal . Jakarta. Hidayat,Deddy.N.

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Penelitian

Metode

Prawirohadjo. Paradigma dan Metodologi

Komunikasi

Salmah. (2006). Asuhan Kebidanan Penelitian Sosial Emprik Klasik .

Antenatal . Jakarta : EGC Jakarta : Universitas Indonesia.

Sudjana, Nana. (2009) Penilaian Hasil Indramunawar. (2009). hasil-belajar-

Belajar Mengajar. pengertian-dan-definisi.html

Proses

Bandung : Remaja Rosdakarya.

Sugiarto, Iwan, 2004. Mengoptimalkan Daya Kerja Otak dengan Berfikir Holistik Kreatif . Jakatra : Gramedia Pustaka Utama.

Sugiyono. (2006) Statistika Untuk Penelitian . Bandung : Alfabeta. Susanto,Windura 2008. Be An Absolute Genius . Jakarta. PT. Elkemedia Computindo.

Tarmizi, 2010 Pembelajaran kooperatif model

make

a match.

http://tarmizi.wordpress.com: 20 Nopember 2010, 16 : 39.

Tim Power Brain Indonesia, 2005. Latihan Otak : Optimalisasi Fungsi, 10 menit dalam sehari selama 30 hari dengan Metode Fritz’Barin. Bandung : Penerbit Nuansa.

Winarno, Surakhmad. (1994) Pengantar Interaksi Mengajar Belajar. Bandung : Tarsito

Pengaruh Belajar Menggunakan Brain Games ………………………………………………….Mussia, Hal. 06 - 12

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6 BULAN DI PUSKESMAS TEMBOKREJO KECAMATAN GUMUKMAS KABUPATEN JEMBER

Elfira Nurul Aini* *Staf Pengajar STIKES Bhakti Negara

ABSTRACT

Exclusive breastfeeding is breastfeeding without any additional food and drink in infants aged zero to six months. Success in infant nutrition is indicated by weight and height to reflect the nutritional status of infants. After a preliminary study in 23 infants in health centers known Tembokrejo 34.5% infants receive only breast milk with the details of the nutritional status of the nutritional status of more than 60%, 40% good nutritional status, malnutrition 0%, 0% BGM.

The study was a descriptive cross sectional correlation method. Stratisfied sampling using random sampling, which of the 38 infants aged 6 months, 12 babies are not exclusively breast-fed and 26 exclusively breastfed infants. Measuring instruments used to collect data were questionnaires and systematic observation (KMS). The data obtained is

then tabulated and analyzed with Sommes'd test that has an error rate of α = 5% (0.05). The results obtained in infants who are exclusively breast-fed babies have gi 50% more and 50% good nutrition, while in infants who are not exclusively breast-fed 33.3% and 58.3% more nutrient malnutrition. Having analyzed the resulting count equal to -0.077 Z is smaller than the critical value of 1.96.

There was no association between exclusive breastfeeding and nutritional status of infants aged 6 months. However, given the benefits, the researchers recommend to stick exclusively breastfed infants.

Keywords: breastfeeding, breastfeeding ekkslusif, infant nutrition status

PENDAHULUAN

ASI (Air Susu Ibu) adalah makanan bagi bayi yang tidak tertandingi oleh apapun dalam menyediakan zat gizi ideal untuk pertumbuhan dan perkembangan seorang bayi. Setelah 6 bulan, biasanya bayi membutuhkan lebih banyak zat besi dan seng daripada yang tersedia didalam ASI. Pertumbuhan bayi tidak dilihat hanya berdasarkan perubahan BB dan PB-nya saja. Namun juga, perlu diperhatikan keseimbangan antara asupan dan kebutuhan gizinya. Jika keadaan gizi anak baik, barulah dapat dikatakan pertumbuhannya normal. Jika gizinya tak seimbang, pertumbuhan anak akan terganggu, seperti menjadi kurus, terlalu gemuk, atau pendek. Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 1997 menunjukkan bahwa rata-rata

lamanya pemberian ASI eksklusif hanya 1,7 bulan. Hal ini menunjukkan bahwa minuman selain ASI dan MP- ASI sudah mulai diberikan pada usia lebih dini. Prosentase bayi dengan status gizi baik menurun sejak bayi usia 6-10 bulan dan terus menurun hingga kira-kira separuh pada anak-anak berusia 48 - 59 bulan. Menurut data / laporan SPM Kab / Kota tahun 2004 Di Propinsi Jawa Timur bayi yang diberi ASI eksklusif sampai usia 6 bulan mencapai 40.59 % (274.896 dari 677.192 bayi), pencapaian pemberian ASI eksklusif pada tahun 2007 di Propinsi Jawa Timur meningkat yaitu sebanyak 40.77% (279.503 dari 685.642 bayi). Sedangkan Jumlah bayi yang mendapat ASI eksklusif di Kabupaten Jember pada tahun 2004 adalah 38.86% (16.071 dari 41.360 bayi) dan pada tahun 2007 mengalami kenaikan

Hubungan Pemberian ASI Eksklusif…………………………………………………….Elfira Nurul Aini, Hal. 13 - 21

Hubungan Pemberian ASI Eksklusif…………………………………………………….Elfira Nurul Aini, Hal. 13 - 21 yaitu 49,66% (19.818 bayi dari 39.909 investasi penting dalam menunjang

bayi). (www.jatimprov.go.id) pertumbuhan bayi yang berkaitan erat .

WHO merekomendasikan dengan status gizi. Oleh karena itu penulis pemberian ASI eksklusif bagi bayi sejak ingin mengadakan penelitian tentang lahir, sesegera mungkin (setengah-1 jam pemberian ASI eksklusif dengan status gizi sejak lahir) sampai setidaknya usia 4 bulan bayi usia 6 bulan yang berada di Puskesmas dan bila mungkin hingga usia 6 bulan. Tembokrejo

mencakup Desa Rekomendasi pemberian ASI eksklusif Tembokrejo, Desa Bagorejo, dan Desa selama 6 bulan pertama didasarkan pada Karangrejo. bukti ilmiah manfaat ASI bagi daya tahan hidup

dan BAHAN DAN METODE

perkembangannya.

ASI Jenis penelitian ini adalah deskriptif eksklusif mengurangi tingkat kematian bayi korelasi dengan menggunakan metode yang disebabkan berbagai penyakit seperti penelitian Cross sectional yaitu studi yang diare dan pneumonia serta mempercepat digunakan untuk mengetahui hubungan pemulihan bila sakit. ASI eksklusif telah antara Pemberian ASI Ekslusif dengan terbukti meningkatkan proteksi terhadap Status Gizi Bayi pada suatu waktu tertentu. banyak penyakit dan meningkatkan Sampel pada penelitian ini adalah bayi usia kemungkinan

Pemberian

6 bulan di wilayah kerja Puskesmas sedikitnya sampai usia 1 tahun. Setelah usia Tembokrejo dengan jumlah 38 bayi.

melanjutkan

menyusui

6 bulan terjadi karena kebutuhan gizi Parameter yang diamati adalah bayi yang semakin meningkat, sementara produksi diberi ASI eksklusif dan bayi yang tidak ASI semakin menurun dan pemberian MP- mendapat ASI eksklusif yang diukur ASI belum sesuai dengan kecukupan gizi dengan kuesioner. Status Gizi yang diukur bayi.

dan kemudian menimbulkan kekurangan energi protein digolongkan menjadi Gizi lebih, Gizi baik, (KEP) pada bayi.

dapat menggunakan KMS

Gizi Kurang, Gizi buruk. Selanjutnya, Dari keterangan diatas, dapat dianalisis menggunakan Uji Sommers’d. diketahui bahwa pemberian ASI merupakan

HASIL Data Umum

Tabel Distribusi Responden berdasarkan usia reproduktif ibu di Puskesmas Tembokrejo bulan Agustus tahun 2011

Σ (Tahun)

Usia ibu

ASI Eksklusif

Tidak ASI Eksklusif

12-19 0 0 0 0 0 20-35

Tabel Distribusi Responden berdasarkan pendidikan ibu di Puskesmas Tembokrejo bulan Agustus tahun 2011

Pendidikan ibu

ASI Eksklusif

Tidak ASI Eksklusif Σ

SD 6 23.08 1 8.33 7 SMP

0 0 1 Perguruan Tinggi

Hubungan Pemberian ASI Eksklusif…………………………………………………….Elfira Nurul Aini, Hal. 13 - 21 Tabel Distribusi Responden berdasarkan pekerjaan ibu di Puskesmas Tembokrejo bulan

Agustus tahun 2011

Pekerjaan ibu

ASI Eksklusif

Tidak ASI Eksklusif

IRT 17 65.38 9 75 Buruh Tani

Tabel Distribusi jenis kelamin dengan ASI ekslusif

Jenis kelamin

ASI eksklusif

Tidak ASI eksklusif

Laki-laki 13 50 5 42 perempuan

Data Khusus Tabel Distribusi pemberian ASI eksklusif

Pemberian ASI ekslusif

Tabel Distribusi status gizi bayi usia 6 bulan

Status gizi ASI ekslusif

Gizi lebih

Gizi baik

Gizi kurang

Gizi buruk

Jumlah

Tabel Tabel silang korelasi Sommers’d

Status gizi

ASI ekslusif

Gizi lebih

Gizi baik

kurang Gizi buruk

sebanyak 68,4%, sedangkan bayi yang tidak Dari data tersebut diketahui bahwa diberi ASI eksklusif sebanyak 31,6%. bayi yang mendapatkan ASI eksklusif Pemberian ASI eksklusif di Puskesmas

Hubunga n Pemberian ASI Eksklusif…………………………………………………….Elfira Nurul Aini, Hal. 13 - 21 Tembokrejo adalah 65%, berarti pencapaian

Keberhasilan pemberian ASI eksklusif pemberian ASI eksklusif mampu memenuhi jika dilihat dari pendidikan, kebanyakan ibu target yang ditentukan. Banyak faktor yang yang memberikan ASI eksklusif adalah mempengaruhi seorang ibu dalam menyusui tamat SMP dan SMA yaitu masing-masing bayinya, beberapa peneliti yang telah 50%. Pendidikan yang lebih rendah dan dilakukan

dan tinggi berada dibawahnya. Sedangkan pada perdesaan di Indonesia dan Negara bayi yang tidak diberi ASI eksklusif berkembang lainnya, menunjukan bahwa menunjukkan kesamaan dengan ibu yang faktor system dukungan, pengetahuan ibu tamat SMP dan SMA berada di tingkat terhadap ASI, promosi susu formula dan pertama dengan prosentase 50% dan makanan tambahan mempunyai pengaruh 33,33%. terhadap praktek pernberian ASI. Pengaruh-

didaerah

perkotaan

Tingkat pendidikan ibu yang rendah pengaruh tersebut dapat memberikan mengakibatkan kurangnya pengetahuan ibu dampak negative maupun positif dalam dalam menghadapi masalah, terutama memperlancar pemberian ASI eksklusif dalam

ASI eksklusif. (Santosa, 2004).

pemberian

Pengetahuan ini diperoleh baik secara Adapun

yang formal maupun informal. Sedangkan ibu- mempengaruhi pemberian ASI adalah ibu yang mempunyai tingkat pendidikan faktor sosial budaya ekonomi (pendidikan yang lebih tinggi, umumnya terbuka formal ibu, pendapatan keluarga dan status menerima perubahan atau hal-hal baru guna kerja ibu), faktor psikologis (takut pemeliharaan kesehatannya (Depkes RI, kehilangan daya tarik sebagai wanita, 1996). Pendidikan juga akan membuat tekanan batin), faktor fisik ibu (ibu yang seseorang terdorong untuk ingin tahu, sakit, misainya mastitis, dan sebagainya), mencari pengalaman sehingga informasi faktor kurangnya petugas kesehatan yang diterima akan menjadi pengetahuan sehingga masyarakat kurang mendapat (Azwar, 2000). penerangan atau dorongan tentang manfaat

faktor

lain

Pendidikan diperkirakan ada kaitannya pemberian ASI eksklusif (Soetjiningsih, dengan pengetahuan ibu menyusui dalam 1997).

memberikan ASI ekslusif hal ini Sementara menurut Utami Roesli dihubungkan dengan tingkat pengetahuan (2004), mengungkapkan bahwa fenomena ibu bahwa seseorang yang berpendidikan kurangnya pemberian ASI eksklusif lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan disebabkan

faktor, yang lebih luas dibandingkan dengan diantaranya : pengetahuan ibu yang kurang tingkat

oleh

beberapa

yang rendah memadai tentang ASI eksklusif, beredarnya (Notoatmodjo, 2003 ). mitos yang kurang baik, serta kesibukan ibu

pendidikan

Penggeseran paradigma itu dipicu oleh bekerja dan singkatnya cuti melahirkan, tingginya tingkat kebutuhan hidup dan merupakan alasan yang diungkapkan oleh meningkatnya pemahaman kaum wanita ibu yang tidak menyusui secara ekslusif. tentang aktualisasi diri. Pendidikan dan Menurut

(1980), kebebasan informasi membuat para wanita pengetahuan dan sikap seseorang terhadap masa kini lebih berani memasuki wilayah kesehatan merupakan salah satu faktor pekerjaan lain yang dapat memberdayakan predisposisi yang mempengaruhi perilaku kemampuan dirinya secara maksimal, seseorang, jadi jika seorang ibu hamil tidak sehingga ibu tidak dapat memberikan ASI pernah mendapatkan informasi atau ekslusif (Evi, 1992). Pendidikan juga akan penyuluhan mengenai pemberian ASI membuat seseorang terdorong untuk ingin ekslusif

Lawrence

Green

dalam tahu, mencari pengalaman sehingga memberikan ASI ekslusif pada bayinya di informasi yang diterima akan jadi kemudian hari sehingga berpengaruh juga pengetahuan (Azwar, 2000). pada status gizi bayi.

dapat

berpengaruh

Hubungan Pemberian ASI Eksklusif…………………………………………………….Elfira Nurul Aini, Hal. 13 - 21 Dari hasil penelitian diketahui tidak kebutuhan pokok keluarganya, bekerja

mendukung teori yang menyatakan bahwa untuk perempuan sering kali bukan pilihan pendidikan tinggi akan membuat seseorang tetapi karena pendapatan suami tidak cukup bersikap mendukung terhadap hal-hal baru untuk memenuhi kebutuhan rumah yang mempunyai aspek positif yang tangganya ( Novaria, 2000) banyak.

Menurut Utami Roesli ( 2005 ), kebutuhan hidup dan meningkatnya mengatakan bahwa bekerja bukan alasan pemahaman

tentang untuk menghentikan pemberian ASI secara aktualisasi diri membuat wanita-wanita saat ekslusif selama paling sedikit 4 bulan dan ini, dengan pendidikan tinggi wanita bila mungkin sampai 6 bulan, meskipun cenderung menjadi wanita pekerja sehingga cuti hamil hanya 3 bulan. Dengan tidak dapat memberikan ASI eksklusif. pengetahuan yang benar tentang menyusui, Tetapi sesuai dengan pernyataan diatas adanya perlengkapan memerah ASI, dan yang

kaum

wanita

yang dukungan lingkungan kerja, seorang ibu berpendidikan rendah tidak berarti mutlak yang bekerja dapat tetap memberikan ASI berpengetahuan rendah pula, karena secara ekslusif.

mengatakan

seorang

pengetahuan tidak hanya didapat dari Pada ibu-ibu yang bayinya diberi pendidikan formal tetapi juga pengalaman, ASI eksklusif kebanyakan adalah ibu rumah mungkin responden dapat menerima dengan tangga yang mempunyai banyak waktu baik apa yang telah diinformasikan oleh luang untuk mengurus bayinya sendiri. tenaga kesehatan, dan berbagai media yang Tetapi pada bayi yang tidak diberi ASI mendukung untuk memberikan ASI kebanyakan juga ibu rumah tangga. eksklusif.

Kemungkinan ada faktor-faktor selain Dari segi pekerjaan, pekerjaan ibu yang pekerjaan yang dapat menghambat ibu bayinya diberi ASI eksklusif17 responden memberikan ASI eksklusif. (65.38%) IRT, Buruh Tani 2 responden

ini menggunakan (7.69%), Petani 2 responden (7.69%), pengukuran antropometri umur dan berat Wiraswasta 4 (15.38 %), Perawat 1 badan yang menjadi patokannya adalah (3,85%). Sedangkan ibu yang bayinya KMS (kartu menuju sehat). Hasil penelitian tidak diberi ASI eksklusif 9 responden yang ada, menunjukkan bayi yang diberi (75%) IRT, petani 1 responden (8.33%), ASI eksklusif status gizinya cenderung baik wiraswasta 1 responden (8.33%), guru 1 dan lebih dimana prosentasenya sama-sama responden (8.33%).

Penelitian

50%. Sedangkan bayi yang tidak diberi ASI Pekerjaan ibu juga diperkirakan dapat eksklusif gizi baik sebesar 58.33% dan mempengaruhi

pengetahuan

dan lebih 33.33%.

kesempatan ibu dalam memberikan ASI Gizi adalah suatu proses organisme eksklusif. Pengetahuan responden yang menggunakan makanan yang dikonsumsi bekerja lebih baik bila dibandingkan secara normal melalui proses digesti, dengan pengetahuan responden yang tidak absorps,