View of INTENSITAS APLIKASI PRINSIP KERJASAMA DALAM INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR BAHASA INDONESIA DI MTs. SAIFUL ULUM TANJUNGBUMI TAHUN AKADEMIK 2015

INTENSITAS APLIKASI PRINSIP KERJASAMA
DALAM INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR BAHASA INDONESIA
DI MTs. SAIFUL ULUM TANJUNGBUMI
TAHUN AKADEMIK 2015
Oleh: sakrim, S.Pd, M,Pd.5
Surel: sakrim.madura@yahoo.com

Abstrak
Kata kunci: pragmatik, pembelajaran, bahasa Indonesia
Penelitian Intensitas Aplikasi Prinsip Kerjasama dalam Interaksi Belajar Mengajar
Guru dan Siswa bermaksud untuk mendeskripsikan keefektifan informasi dalam komunikasi.
Inten masalah penelitian ini mencakup dua hal: (1) bagaimana intensitas aplikasi maksim
kualitas? (2) bagaimana intensitas aplikasi maksim kuantitas pada interaksi akademis di
MTs. Saiful Ulum Tanjungbumi. Sedangkan pendekatan menggunakan pendekatan kualitatif
dengan metode observasi. Objek dalam penelitian ini siswa dan guru bahasa indonesia.
Hasil penelitian intensitas aplikasi maksim dalam interaksi belajar mengajar bahasa
Indonesia di MTs. Saiful Ulum Tanjungbumi terdapat intensitas maksim; (1) intensitas
aplikasi maksim kuantitas, dan (2) intensitas aplikasi maksim kualitas. Intensitas
pengaplikasian maksim kuantitas berfungsi untuk menyampaikan informasi faktual,
sedangkan intensitas pengaplikasian maksim kualitas berfungsi untuk menyampaikan
informasi logis.

Abstract
Key word: pragmatics, learning, Indonesian
This research about intensity of cooperation princip application in teaching-learning
interaction of teacher and students aims to describe effectivity of communication. The aim of
this research comprise of two things: (1) How is applicational intensity of quality maxims?
(2) How is applicational intensity of quantity maxims in academic interaction in MTs. Saiful
Ulum, Tanjung Bumi? This research used qualitative as the approach and observation as the
method. The subjects is students and Indonesian teachers.
It is found that application intensity of quantity maxim function in conveying factual
information. Application intensity of quality maxim function in conveying logical information.

5

Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu
Pendidikan PGRI Bangkalan

53

54


Latar Belakang

(Grice dalam Leech, 1993). Satu diantara

Komunikasi yaitu suatu proses
keterampilan seseorang saat merealisasi
penyampaian

ide

atau

pesan

saat

interaksi komunikasi. Aktivitas komunikasi
yang direalisasikan penutur dan lawan
tutur


adalah

memperoleh

suatu

interaksi

untuk

informasi.

Dalam

proses

berkomunikasi sesorang harus mampu
mengaplikasikan

sistem


kebahasaan

dengan tepat, sebab dalam kehidupan di
masyarakat

setatus

seseorang

akan

bervariasi, mulai dari tingkat pendidikan,
Aktivitas komunikasi bisa berjalan
baik

saat

interaksi


apabila

standar,

dan

lawan

tutur

saling

bekerjasama

disesuaikan dengan tingkat pendidikan,
sosial, ekonumi, dan budaya. Dengan
adanya hal tersebut kegiatan komunikasi
akan

memberikan


manfaat

terhadap

Interaksi komunikasi dalam proses
belajar mengajar di kelas akan terlaksana
apabila guru dan siswa saling melibatkan
komponen-komponen komunikasi, yaitu
latar participant, tujuan, dan urutan tutur.
Adanya

komponen-komponen

yang

menjadi intensitas dalam komunikasi bisa
teraplikasikan,

maka


kualitas

pesan,

kuantitas bahasa, dan korelasi komunikasi

Seorang

guru

diharapkan

dapat

menyampaikan idenya secara singkat,
jelas, lengkap, benar, dan tertata. Siswa
diharapkan

juga


dapat

berkomunikasi

sebagai respons terhadap guru. Jika
antara

guru

memperhatikan

dan
hal

siswa

kurang

tersebut,


kualitas,

relevansi,

kemungkinan

kejelasan

dan

cara

pesan

akan

terganggu.
Acuan penelitian peda interaksi
kominikasi dalam proses belajar mengajar

cukup
kuantitas

beralasan

dan

mempunyai

intens.

Maksud

pengkajian

penelitian terhadap interaksi guru dan
siswa dalam proses pembelajaran bisa
memberikan gambaran terhadap interaksi
berlangsung


dalam

proses belajar mengajar di kelas. Interaksi
komunikasi sangat berperan terhadap
capaian proses belajar mengajar. Jika
ritorika

penggunaan

bahasa

belum

terstruktur, dan tidak terakumudasi maka
proses belajar mengajar kurang efektiv.
Yang seharusnya pesan atau ide dari guru
terserap kepada siswa, adanya kerjasa
sama yang kurang baik, akibatnya siswa
tidak mengerti.

menjadi efektiv.
Keefektivan

belajar-

melibatkan peran aktif guru dan siswa.

kebahasaan yang

kebutuhan informasi dalam iteraksi.

proses

dalam proses belajar mengajar di kelas

prosedur bahasa komunikasi diaplikasikan
dengan terstruktur, maksunya penutur dan

dalam

mengajar berlangsung di kelas. Interaksi

kuantitas,

okonumi, dan sosial.
dengan

peristiwa tutur yang dapat diamati adalah

komunikasi

Aplikasi prinsip kerja sama dalam

dalam

interaksi guru dan siswa juga ditegaskan

proses

belajar-mengajar

mengadopsi

55

keharusan uktuk saling memahami pesan

mampu merelasikan kontek pembicaraan

penutur atau lawan tutur agar mencapai

dengan kondisi atau situasi, hal ini juga

efektivitas belagar siswa. Penelitian yang

ditegaskan oleh pakar lain.

berjudul

―Intensitas

Prinsip

Pragmatik adalah bahasa yang

Belajar

mempelajari kondisi penggunaan bahasa

Mengajar Bahasa Indonesia di MTs. Saiful

manusia yang pada dasarnya sangat

Ulum Tanjungbumi‖ dilakukan pada tahun

ditentukan oleh konteks yang mewadahi

2015 saat proses pembelajaran antara

dan melatarbelakangi bahasa itu (Mey

guru

dalam Rahardi:49).

Kerjasam

dalam

dan

Aplikasi
Interaksi

siswa.

Pada

pengamatan

Dari

tersebut ditemukan hasil komunikasi yang

definisi

di

atas

dapat

interaksi

diasumsikan bahwa pragmatik adalah

komunikasi guru dan siswa dijadikan

ilmu yang mengkaji tentang penyampaian

objek penelitian. Berikut ini hasil interaksi

pesan

komunikasi guru dan siswa dalam proses

mengkritisi pragmatik intensitas kata, dan

pembelajaran.

kalimat dalam komunikasi akan tersuplai

baik.

Sehingga

Guru

proses

:

Mengapa tidak memakai
sapatu hitam?
: Kemarin kehujanan Bu.

Siswa

ketika

berbahasa.

Fungsi

dengan baik dan efektif.
Aspek-aspek Pragmatik

Pertanyaan guru kepada siswa di

Banyak aspek pragmatik yang

atas tepat, singkat, jelas dan informatif.

akan mempengaruhi interaksi komunikasi

Kedua

seseorang,

mitra

tutur

sama-sama

diantara

beberapa

aspek

mendapatkan informasi yang diinginkan.

pragmatik; (1) penutur dan lawan tutur, (2)

Dapat

yang

konteks tuturan, dan (3) tujuan tuturan.

dilakukan guru dan siswa saat proses

Ketiga aspek yang esensialnya mengacu

belajar-mengajar sudah mempunyai ciri

pada prinsip kerja sama dalam interaksi

perinsip kerja sama.

komunikasi, agar proses informasi bisa

diasumsikan

percakapan

seinformatif mugkin.
Kajian Pragmatik
Prinsip Kerja Sama
Pragmatik adalah cabang ilmu

Konsep prinsip kerjasama idealnya

bahasa yang mempelajari struktur bahasa

pengkajian sistem komunikasi yang harus

secara

sepadan antara bahasa penutur dan

eksternal.

Yang

dimaksud

eksternal

adalah

bagaimana

satuan

lawan

bahasa

yang

digunakan

dalam

tercapai. Dalam pragmatik ada maksism-

sebenarnya

(Parker

komunikasi

yang

maksim

tutur

agar

yang

tujuan

komunikasi

menekankan

terhadap

dalam Leech, 1993). Dalam interaksi

prinsip kerjasama, hal ini di tegaskan oleh

komunikasi penutur dan lawan tutur harus

Grice

maksim

kuantitas,

(1)

buatlah

56

percakapan yang informatif seperti yang

terhadap

diminta

informan.

dengan

maksud

pergantian

membuat

percakapan

lebih

yang

disampaikan

Selain itu, Wijana dan Rahmadi

percakapan yang sedang berlangsung, (2)
jangan

pesan

(2009:

47)

menyatakan

informatif dari yang diminta (dalam Yule,

percakapan

2006). Maksim kuantitas menekankan

perserta

agar para pserta tutur dalam interaksi

didasarkan

memberi

yang

memadai. Maksudnya standar proses dan

memberikan

prosedur komunikasi harus benar-benar

informasi tambahan dari yang diperlukan.

diaplikasikan oleh mitra dan informan.

Berbeda dengan maksim kualitas.

Informan tidak memberi informasi akurat

informasi

dibutuhkan,

dan

seinformatif
tidak

ini

maksim

mewajibkan

percakapan
pada

setiap

hendaknya

bukti-bukti

yang

menegaskan

terhadap mitra tutur, intensitas komunikasi

dalam proses interaksi komunikasi tidak

akan rancu dan tidak akan memberi

memberikan informasi yang diyakini salah,

manfaat kepa keduanya.

Maksim

kualitas

Difinisi di atasa berbeda dengan

dan tidak memberikan informasi yang
kebenarannya masih dipertanyakan. Hal

maksim

ini

mengkaji kepada keinformatifan ide atau

ditegaskan

oleh

Grice

jangan

kuantitas,

maksim

mengatakan sesuatu yang Anda yakini

pesan.

salah, dan jangan mengatakan sesuatu

mengharuskan keaktualan pesan, maksim

jika

memiliki bukti yang

kuantitas menekankan kepada informan

memadai (dalam Yule, 2006). Maksim

dan mitara tutur terhadap keinformatifan

kualitas mengkritisi interaksi komunikasi

pesan. Hal ini Sudrajat

pada kebenaran informasi dari peserta

menegaskan

tutur.

menunjukkan

Anda tidak

Sudrajat
menyatakan
menunjukkan

(2009:

134)

maksim
bahwa

kualitas
kalimat

yang

diungkapkan oleh penuturnya berisi hal
yang sebenar-benarnya. Dalam artian

Jika

kuantitas

maksim

kualitas

(2009:

maksim

kuantitas

bahwa kalimat

diungkapkan

oleh

134)
yang

penutur

harus

memberikan kontribusi yang secukupnya
atau sebanyak yang dibutuhkan oleh
lawan tuturnya.
Selain

itu

pengkajian

maksim

bahwa mitra tutur saat menerima dan

kuantitas banyak didefinisikan oleh pakar

memberi informasi kuantitas pesan sesuai

kebahasaan, dalam hal ini pendapat lain

dengan

menyatakan

menunjukkan

kenyataan.
bahwa

Informan

informasi

benar

menghendaki

adanya, tidak keluar dari konteks maksim

memberikan

kualitas, sehingga lawan tutur paham

secukupnya

bahwa

maksim

setiap

kuantitas
pertuturan

kontribusi
atau

sebanyak

yang
yang

dibutuhkan oleh lawan bicaranya (Wijana

57

dan Rohmadi, 2009: 45). Saat interaksi

Tanjungbumi. Subjek yang digunakan

komunikasi baik penutur atau mitra tutur,

dalam penelitian ini adalah siswa-siswi

dalam

harus

kelas VIII dan guru mata pelajaran bahasa

tersebut

Indonesia kelas VIII di MTs. Saiful Ulum

berkomunikasi

memperhatikan
disebabkan

konteks.

dalam

Hal

setiap

komunikasi

Tanjungbumi.

memiliki informasi yang berbeda. Dari

Metode yang digunakan dalam

informasi yang berbeda tersebut harus

penelitian ini adalah metode simak, catat,

diperhatikan

(observasi). Teknik pengumpulan data

pula

kesesuaian

fungsi

kalimat tuturan dengan informasi, agar

adalah

komunikasi yang sedang dijalin berjalan

dilakukan dengan menyadap interaksi

lancar. Oleh karena itu, agar pesan bisa

komunikasi guru dan siswa, setelah data

seinfrmatif

terkumpul

mungkin,

setiap

pemakai

bahasa harus mengaplikasikan prinsipprinsip

kerjasam,

khususnya

sadap.

Teknik

dikelompokan

sadap

berdasar

rumusan masalah lalu dianalisis.

maksim
Hasil Penelitian

kuantitas.
Berdasarkan

definisi

di

prosedur dan proses interaksi komunikasi
harus diaplikasikan oleh peserta tutur, dan
aspek-aspek

komunikasi
sekema

yang

Hasil data pada penelitian tentang

atas

memberi pemahaman bahwa standar,

memberikan

teknik

akan
baik

jika

diantara peserta mempunyai pradigma,
ide atau pesan bisa seinformatif mungkin
apabila semua aspek interaksi komunikasi

Intensitas Aplikasi Prinsip Kerja Sama
Dalam Proses Belajar Mengajar Bahasa
Indonesia

Di

Tanjungbumi,

MTs.

Saiful

Ulum

dideskripsikan

sesuai

dengan rumusan masalah (1) Intensitas
Aplikasi

Maksim

Intensitas

Kuantitas,

Aplikasi

Maksim

dan

(2)

Kualitas.

Berikut ini akan diuraikan hasil penelitian.

dilakukan dengan prosedur yang tepat.
Intensitas Aplikasi Maksim Kuantitas
Jenis Penelitian

dalam

Jenis penelitian yang digunakan
adalah kualitatif, karena pada dasarnya
penelitian ini menyajikan data berupa kata
dan

kalimat

berdasarkan

yang
pada

akan

dianalisis

rumusan

masalah

Interaksi

Proses

Belajar

Mengajar Bahasa Indonesia Kelas VIII
di MTs. Saiful Ulum Tanjungbumi
Tuturan yang disampaikan oleh
guru dan siswa dalam proses belajar
mengajar

pempunyai tujuan memberi

dalam penelitian. Objek penelitian ini

informasi. Tuturan bahasa yang terjadi

adalah Intensitas Aplikasi Prinsip Kerja

dalam interaksi komunikasi bisa dikatakan

Sama Dalam Proses Belajar Mengajar

mempunyai

Bahasa Indonesia di MTs. Saiful Ulum

mengaplikasikan

pengertaian
aspek-aspek

sudah
maksim

58

kuantitas apabila peserta tutur samaPertanyaan guru kepada siswa

sama mandapatkan informasi yang cukup,
relatif memadai, dan seinformatif mungkin.
Penggunaan

bahsa

yang

mematuhi

prinsip maksim kuantitas bisa dilihat pada

Guru
Siswa
Guru
Konteks

: tugas beritanya di
kumpulkan, Bu?
: iya, kumpulkan.
: temanya apa, Bu?
: pendidikan. (R1/MKN/1)
: siswa mempertegas tugas
dari guru untuk pertemuan
minggu
selanjutnya,
tentang mencarai beri dan
menganalisis.

Wacana yang dilakukan siswa dan
guru
dalam
interaksi
komunikasi
menunjukkan maksim kuantitas. Artinya
data di atas cepat, tepat, dan informatif.
Begitu juga jawaban guru kepada
siswanya
tidak
melebihi
maksism
kuantitas, ungkapan guru tidak ada
penambahan serta kekurangan informasi
yang diharapkan siswa, yang diinginkan
dari pertanyaan siswa kepada guru
―tugasnya dikumpulkan?‖, guru menjawab
tidak. Selanjutnya siswa ingin tau tema
beritanya
apa?‖,
guru
menjawab
pendidikan.
Berdasarkan data dan analisis
data di atas intensitas aplikasi komunikasi
proses belajar mengajar siswa sudah
menaati maksim kuantitas, kefektifan
pesan cepat, tepat, dan sangat logis
sebagai maksim kuantitas.
(2) Guru
: benar tugasmu
dikerjakan di rumah!
Siswa
: benar, Bu.
Guru
: tulisanya tidak jelas.
Siswa
: pulpennya macet, Bu.
Konteks

mempunyai

ciri maksim kuantitas. Artinya data di atas
sudah informatif. Pertanyaan guru kepada
siswa tidak melebihi maksism kuantitas,

data berikut.
(1) Siswa

dalam interaksi komunikasi

: Guru kurang yakin kalau
tugas yang dikumpulkan
oleh sebagian siswa
dikerjakan di rumah,
sistematika
definisi
jawaban tidak terstruktur
dan tulisan tidak rapi.

jawaban siswa kepada guru tidak ada
penambahan serta kekurangan informasi
yang diharapkan guru, yang diinginkan
dari pertanyaan guru tugasnya dikerjakan
di

rumah,

siswa

menjawab

iya.

Selanjudnya guru mempertegas, ―tulisan
tidak terstruktur dan tidak rapi‖, siswa
menjawab pulpenya macet.
Berdasarkan

data

dan

analisis

data di atas intensitas aplikasi komunikasi
proses belajar mengajar siswa sudah
mematuhi maksim kuantitas, kefektifan
pesan

sangat

logis

sebagai

maksim

kuantitas.
(3) Siswa
Guru
Siswa

: berapa sanggahan, Bu?
: satu kelompok dua.
: nilaya satu kelompok
sama, Bu?
: iya, sama.
: kelompok lima tidak
menyanggah?
: kami masih diskusi, Bu.

Guru
Guru
Siswa
Konteks

:

siswa
dan
guru
membahas
sitematika
presentasi saat proses
belajar mengajar, siswa
mempertegas
tentang
sanggahan dalam satu
kelompok idealnya berapa
sanggahan, dan standar
penilaian
perkelompok
sama.

Pertanyaan siswa kepada guru
dalam interaksi komunikasi

mempunyai

59

ciri maksim kuantitas. Wacana di atas

informasi yang diperoleh dalam interaksi

mempunyai

memadai

komunikasi meberikan informasi faktual,

sesuai dengan yang diharapkan oleh mitra

dan difinisi bisa diterima dengan pradigma

tuturnya, dan pesan sudah informatif.

logis. Penggunaan bahsa yang mematuhi

Pertanyaan siswa kepada guru dijawab

prinsip maksim kuantitas bisa dilihat pada

dengan

data berikut.

informasi

informasi

yang

yang

memadai,

pertanyaan kedua dan ketiga juga dijawab
oleh

guru

diinginkan,

dengan

informasi

(4) Siswa

yang

Guru
Siswa

dalam interaksi komunikasi

peserta tutur tidak melebihi dan tidak
mengurangi

maksism

kuantitas.

Guru

Para

peserta tutur dalam sebuah interaksi di

: kurikulum 2013 sama
dengan KTSP, Bu?
: tidak sama.
: di sini kurikulumnya apa,
Bu?
: sekarang masih
menggunakan kurikulum
KTSP.

atas menaati maksim kuantitas dengan
tujuan agar informasi yang disampaikan
dapat

dipahami

oleh

mitra

tuturnya

dengan jelas dan tidak terjadi salah
paham.
Berdasarkan

data

dan

analisis

data di atas intensitas aplikasi maksim
kuantitas

dalam

interaksi

komunikasi

proses belajar mengajar siswa sudah
menaati maksim kuantitas antar mitra
tuturnya, kefektifan, dan keinformatifan
pesan sangat logis.

Interaksi

Proses

Belajar

Mengajar Kelas VIII di MTs. Saiful Ulum
Wacana yang dilakukan oleh guru
dan siswa saat proses belajar mengajar
informasi

yang

bahasa

yang

terjadi

dalam

interaksi komunikasi bisa didefinisikan
sebagai

kepada siswanya. Kebenaran informasi
yang disampaikan Guru dapat dilihat dari
diberikan, guru memberikan informasi
kepada siswa kurikulum 2013 dan KTSP
berbeda. Pada tuturan selanjutnya Guru

maksim

kualitas,

ideal, dan faktual, Guru menyatakan
bahwa kurikulum yang digunakan KTSP.
Dengan hasil data dan analisis di

diyakina

benar dan tidak memberikan pesan salah.
Tuturan

telah memberikan informasi yang benar

memberikan informasi yang cepat, tepat,

Tanjungbumi

memberikan

Pada wacana (4) di atas, Guru

intensitas atau keaktualan informasi yang

Intensitas Aplikasi Maksim Kualitas
dalam

Konteks : wacana siswa dan guru saat
interaksi komunikasi belajar
mengajar
membahas
persamaan dan perbedaan
kurikulum
2013
KTSP,
wacana selanjudnya siswa
menegaskan kurikulum yang
digunakan di MTs, Saiful
Ulum itu apa.

apabila

atas

mitra

tutur

sudah

mengimplementasikan maksim kualitas,
hal itu terlihat dari kualitas pesan dari
mitra tutur sangat ideal, faktual, dan
nalarisasi secara logis.

60

(6) Siswa
(5) Siswa
Guru
Siswa
Guru

: SMA Negeri 1 Bangkalan
dimana, Bu?
: di depan RS junuk
Bangkalan.
: di sana ada jurusan IPA,
Bu?
: iya. ada.

Guru
Siswa
Guru
Siswa
Guru
Konteks

: wacana siswa dan guru saat
interaksi komunikasi belajar
mengajar dalam keadaan
membahas
tema
tugas
pembawa
acara.
Siswa
menegaskan kembali, tugas
yang
dikerjaakan
cukup
berupa
naskah,
tegas
jawaban
guru
selain
membuat naskah siswa juga
haru mengekspresikan ke
depan. Siswa yang lain
menyanggah
dari
tugas
dirumah jika MC boleh, guru
menjawab boleh.

Konteks : wacana siswa dan guru saat
interaksi komunikasi belajar
mengajar dalam keadaan
membahas jika nanti lulus
mau
melanjutkan,
dia
menegaskan
letak
SMA
Negeri 1 Bangkalan di mana,
dan sekolah itu ada jurusan
Ilmu Pengetahuan Alam.
Pada wacana (5) di atas, Guru
telah memberikan informasi yang cepat,
tepat, ideal, dan sesuai dengan karakter
keinginan siswa. Kebenaran informasi
yang disampaikan Guru dapat dilihat dari
intensitas atau keaktualan informasi yang
diberikan, Guru memberikan informasi
kepada

siswa

letak

SMA

Negeri

1

Bangkalan di depan Rumah Sakit Junok
Bangkalan, komunikasi selanjutnya guru
menegaskan pertanyaan siswa, di SMA
Negeri

1

Bangkalan

jurusan

Ilmu

Pengetahuan Alam ada, dan sebagian
siswa mempriorotaskan jurusan tersebut.
Keaktualan jawaban dari guru memri
karakter yang kuat terhadap aspek-aspek
komunikasi.
Data dan analisis data di atas
semua aspek-aspek komunikasi sudah
terealisasi oleh mitra tutur, sebagai kriteria
maksim kualitas sangat ideal.

: Tugas minggu depan
pembawa acara, Bu?
: Iya.
: cuma berupa naskah, Bu?
: tidak. Kalian harus
membacakan di depan.
: kalau Mc boleh bu?
: iya, boleh.

Pada wacana (6) siswa dan guru
saat

interaksi

mengajar

komunikasi

memperlihatkan

belajar
kaliatas

informasi yang di peroleh mitra tutur
faktual, dan logis. Faktual maksudnya
informasi yang duperoleh benar-benar
ada, kebenaran itu bisa dibuktikan dengan
fakta, sedangkan logis bisa didefinisikan
hasil interaksi saat komunikasi dalam
belajar mengajar informasi bisa diterima
dengan nalar secara idiologis. pertanyaan
siswa kepada guru tentang pembawa
acara guru tegas menjawab, dan jawaban
tidak kabur dari apa yang diinginkan
siswa. Pertanyaan siswa selanjudnya guru
memberikan informasi cepat, tepat dan
benar. Kebenaran itu bisa dikonsumsi
oleh akuratnya jawaban guru.

61

Percakapan Pada Talk Show Rossy

Dengan hasil data dan analisis di
atas

mitra

tutur

di Global TV. Skripsi. Program Studi

sudah

mengimplementasikan maksim kualitas,

Pendidikan

Bahasa

hal itu terlihat dari akuratnya informasi

Surabaya:

Universitas

akurat, faktual, idiologis, serta naralisasi

Surabaya.

bisa diterima secara pradigma akademisi.

Imperatif

aplikasi

di

MTs.

Saiful

dan

aplikasi

kualitas.

maksim

pengaplikasian

(2)

maksim

Pragmatik. Bandung: Angkasa.
Warni, Yuliko. 2001. Pelanggaran Prinsip
Kerja Sama dan Prinsip Sopan

intensitas

Santun

Intensitas

sedangkan

Bahasa

Pragmatik (terjemahan oleh M.D.D.
Oka). Jakarta: UI Press.
Rahardi, Kunjana. Pragmatik. Erlangga
Rahardi, R. Kunjana 2009. Berkenalan
dengan Ilmu Bahasa Pragmatik.
Malang: Dioma.
2001.

Metodelogi

Penelitian

Ilmu-ilmu Sosial dan Pendidikan.
Surabaya: Unesa University Press
Suryani,

Lilis.

dan

2006.

Penyimpangan

Prinsip Kerja Sama Grice dalam

Crayon

Yoshito

Usui.

Sastra
Universitas

Indonesia.
Negeri

Surabaya.
Yule,

George.
(terjemahan

Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-prinsip

Sunarto.

Karya

Surabaya:

pengaplikasian maksim kualitas berfungsi

Daftar Pustaka

Komik

Skripsi. Program Studi Pendidikan

intensitas

untuk menyampaikan informasi logis.

dalam

Shinchan

kuantitas

berfungsi untuk menyampaikan informasi
faktual,

Bahasa

Tarigan, Henry Guntur. 1990. Pengajaran

intensitas maksim; (1) intensitas aplikasi
maksim kuantitas,

dalam

dan

Bandung

Ulum

Tanjungbumi dapat disimpulkan terdapat

Sunda

Indonesia. Bandung: Balai Bahasa

maksim

dalam interaksi belajar mengajar bahasa
Indonesia

Bahasa

Padanannya

Berdasarkan hasil pembahasan
intensitas

Negeri

Suganda, Dadang dkk. 1998. Konstruksi

Simpulan
penelitian

Indonesia.

1993.

Pragmatik

oleh

Rombe

Mustajab).Yogyakarta:

Pustaka

Pelajar.