Tabel 4.1 Ketuntasan Hasil Belajar Kognitif Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas 3 SDN 02 Genengadal Purwodadi Pada Kondisi Awal Kriteria Frekuensi Presentase Angka Ketuntasan Belajar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Tindakan

4.1.1 Kondisi Awal

  Kondisi awal merupakan kondisi dimana belum adanya tindakan perbaikan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil observasi awal terhadap pembelajaran IPS pada kelas 3 SDN 02 Genengadal Purwodadi, ditemukan beberapa permasalahan yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa. Permasalahan tersebut diantaranya: (1) siswa kurang antusias dan aktif dalam pembelajaran, sehingga mereka kurang bahkan tidak memahami materi yang disampaikan oleh guru; (2) penggunaan metode pembelajaran yang masih bersifat konvensional, sehingga membuat siswa bosan. Beberapa permasalahan itulah yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar yang didapat siswa. Hasil belajar IPS siswa kelas 3 SDN 02 Genengadal Purwodadi pada kondisi awal dibagi menjadi 3, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:

4.1.1.1 Hasil Belajar Kognitif Siswa

  Berikut ini adalah data hasil belajar kognitif siswa yang didapat pada saat melakukan observasi awal.

Tabel 4.1 Ketuntasan Hasil Belajar Kognitif Mata Pelajaran IPS

  

Siswa Kelas 3 SDN 02 Genengadal Purwodadi Pada Kondisi Awal

Kriteria Frekuensi Presentase Ketuntasan Angka Belajar

  Tuntas 2 12,50% ≥ 63 < 63 Tidak Tuntas 14 87,50%

  Jumlah 16 100% Rata-Rata 53,06

  Nilai Tertinggi

  63 Nilai Terendah

  30 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang mampu memenuhi KKM atau tuntas hanya 2 anak atau 12,50% dari 16 siswa. Sementara itu, siswa yang belum mampu memenuhi KKM atau belum tuntas yaitu sebanyak 14 anak atau 87,50% dari 16 siswa. Selain itu, dari tabel di atas juga dapat dilihat nilai rata-rata pada kondisi awal ini yaitu 53,06 dengan nilai tertinggi 63 dan nilai terendah 30. Ketuntasan hasil belajar Kognitif siswa pada kondisi awal juga disajikan secara visual pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Kognitif Mata Pelajaran IPS

  

Siswa Kelas 3 SDN 02 Genengadal Purwodadi Pada Kondisi Awal

  Berdasarkan diagram ketuntasan hasil belajar kognitif siswa pada kondisi awal, dapat diketahui dari 16 siswa kelas 3 SDN 02 Genengadal Purwodadi sebanyak 2 siswa tuntas dengan persentase 65,5% dan 6 siswa belum tuntas dengan persentase 37,5%.

4.1.1.2 Hasil Belajar Afektif Siswa

  Selain mendapatkan data hasil belajar kognitif, peneliti juga mendapat data berupa hasil belajar afektif siswa. Hasil belajar afektif pada kondisi awal ini didapat melalui hasil penelaian guru dalam pembelajaran sehari-hari. Berikut ini merupakan data hasil belajar afektif siswa kelas 3 SDN 02 Genengadal Purwodadi pada kondisi awal.

Tabel 4.2 Ketuntasan Hasil Belajar Afektif Mata Pelajaran IPS

  

Siswa Kelas 3 SDN 02 Genengadal Purwodadi Pada Kondisi Awal

Kriteria Frekuensi Presentase Ketuntasan Angka Belajar

  Tuntas 10 62,50% ≥ 63 < 63 Tidak Tuntas 6 37,50%

  Jumlah 16 100% Rata-Rata 62,69

  Nilai Tertinggi

  94 Nilai Terendah

  42 Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar afektif siswa mata

  pelajaran IPS siswa kelas 3 SDN 02 Genengadal Purwodadi masih rendah. Hal itu dapat dibuktikan dengan banyaknya siswa yang belum mampu memenuhi kriteria ketuntasan minimal. Dari 16 siswa, yang dinyatakan tuntas hanya 10 siswa dengan presentase 62,50%. Sedangkan yang siswa yang belum tuntas sebanyak 6 siswa dan mencapai presentase 37,50%. Artinya, presentase nilai belum tuntas lebih besar jika dibandingkan presentase nilai yang tuntas. Selain itu, nilai tertinggi pada kondisi awal ini mencapai 94 dan nilai terendah yaitu 94. Dilihat dari nilai rata-rata juga cukup rendah. Nilai rata-rata siswa kelas 3 SDN 02 Genengadal Purwodadi pada kondisi awal ini hanya mencapai angka 62,69. Gambaran mengenai ketuntasan hasil belajar afektif siswa kelas 3 SDN 02 Genengadal Purwodadi juga disajikan melalui diagram berikut ini:

Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Afektif Mata Pelajaran IPS

  

Siswa Kelas 3 SDN 02 Genengadal Purwodadi Pada Kondisi Awal

  Melalui diagram ketuntasan hasil belajar afektif siswa pada kondisi awal yang penulis sajikan di atas, dapat diketahui dari 26 siswa kelas 3 SDN 02 Genengadal Purwodadi sebanyak 10 siswa tuntas dengan persentase 65,5% dan 6 siswa belum tuntas dengan persentase 37,5%.

4.1.1.3 Hasil Belajar Psikomotorik Siswa

  Selain mendapatkan data hasil belajar kognitif dan afektif, peneliti juga mendapat data berupa hasil belajar psikomotorik siswa. Sama dengan hasil belajar kognitif dan afektif, hasil belajar psikomotorik pada kondisi awal ini didapat melalui hasil penilaian guru dalam pembelajaran sehari-hari. Berikut akan disajikan dalam bentuk tabel yang data yang didapat oleh penulis mengenai hasil belajar psikomotorik.

Tabel 4.3 Ketuntasan Hasil Belajar Psikomotorik Mata Pelajaran IPS

  

Siswa Kelas 3 SDN 02 Genengadal Purwodadi Pada Kondisi Awal

Kriteria Frekuensi Presentase Angka Ketuntasan Belajar

  Tuntas 3 18,75% ≥ 63 < 63 Tidak Tuntas 13 81,25% Jumlah

  16 100%

Rata-Rata 49,94

Nilai Tertinggi

  63 Nilai Terendah

  35 Hasil belajar psikomotorik siswa kelas 3 SDN 02 Genengadal Purwodadi

  pada kondisi awal juga bisa dikatakan cukup rendah. Masalahnya, dari 16 siswa yang mampu mencapai KKM atau tuntas hanya 3 siswa dan siswa yang belum mampu memenuhi KKM yaitu sebanyak 6 siswa. Adapun dari tabel di atas, diketahui bahwa presentase nilai yang tuntas hanya mencapai 18,75% sedangkan presentase ketidaktuntasan mencapai 81,25%. Gambaran mengenai hasil belajar psikomotorik siswa kelas 3 SDN 02 Genengadal Purwodadi pada kondisi awal juga disajikan oleh penulis melalui gambar berikut:

Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Psikomotorik Mata Pelajaran IPS

  

Siswa Kelas 3 SDN 02 Genengadal Purwodadi Pada Kondisi Awal Sama halnya dengan hasil belajar kognitif dan afektif, hasil belajar psikomotorik siswa kelas 3 SDN 02 Genengadal Purwodadi pada kondisi awal juga masih rendah. Dari diagram lingkaran yang telah penulis sajikan di atas, terlihat jelas bahwa presentase nilai yang tidak tuntas lebih besar jika dibandingkan dengan presentase nilai yang tuntas. Pada kategori tidak tuntas, yakni mencapai 81,25% dan ditandai dengan belahan warna merah. Pada kategori tuntas, mencapai 18,75% dan ditandai dengan belahan berwarna biru. Berdasarkan ketiga data hasil belajar yang telah penulis uraikan, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas 3 SDN 02 Genengadal Purwodadi masih rendah. Maka dari itu, perlu adanya perbaikan sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa baik itu dari ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik. Sebagai upaya meningkatkan hasil belajar dari 3 (tiga) ranah tersebut, peneliti akan menerapkan pembelajaran dengan metode bermain peran dengan media kantin sekolah.

4.1.2 Siklus I

  Pada bagian ini, akan diuraikan pembelajaran siklus I yang dilaksanakan dalam 2 pertemuan. Pada pertemuan Ke-2 akan dilakukan pengukuran hasil belajar pada ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik. Pengukuran dilakukan dengan alat ukur/instrumen yang telah dikonsultasikan dosen pembimbing. Adapun pelaksanaan siklus I dengan Kompetensi Dasar 2.3 Memahami Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Rumah dan Sekolah. Berikut akan dibahas setiap pertemuan yang ada dalam siklus I ini.

4.1.2.1 Pertemuan Ke-1 a. Perencanaan

  Pada tahap perencanaan, yang dilakukan peneliti yaitu meliputi beberapa perancangan dan perencanaan guna melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan metode bermain peran dengan media kantin sekolah.

  1) Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan Kompetensi

  Dasar 2.3 Memahami Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Rumah dan Sekolah. Perlu penulis jelaskan bahwa RPP disusun dengan masukan dari dosen pembimbing yang mencakup langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode bermain peran dengan media kantin sekolah. 2)

  Merumuskan indikator pembelajaran. Indikator pembelajaran pada pertemuan pertama ini yaitu Menjelaskan pengertian jual beli. dan Menilai kegiatan jual beli di lingkungan rumah. 3)

  Merancang lembar observasi untuk mengukur aktivitas guru maupun siswa dalam pembelajaran menggunakan metode bermain peran dengan media kantin sekolah. Lembar observasi pada penelitian ini dibagi menjadi 2, yaitu lembar observasi aktivitas guru dan siswa serta lembar observasi untuk mengamati sikap dan keterampilan siswa. 4)

  Merencanakan hari dan tanggal pelaksanaan tindakan dengan berdiskusi bersama guru kolaborator yang nantinya juga akan bertindak sebagai observer. Setelah berdiskusi, disepakatai bahwa pelaksanaan tindakan pertemuan Ke-1 siklus I akan dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 26Juli 2017. 5)

  Mengidentifikasi segala sesuatu yang dibutuhkan guru lebih khususnya siswa dalam pembelajaran menggunakan metode bermain peran dengan media kantin sekolah.

b. Pelaksanaan Tindakan

  Sesuai kesepakatan bersama guru kolaborator yang nantinya juga akan berperan sebagai observer, maka pelaksanaan tindakan pertemuan Ke-1 siklus I pada hari Rabu, tanggal 26Juli 2017. Pada pertemuan Ke-1 siklus I dihadiri oleh: 1.

  Peneliti, yaitu orang yang melaksanakan penelitian di SDN 02 Genengadal Purwodadi. Selain itu, peneliti juga akan berperan sebagai guru/pengajar dalam pelaksanaan tindakan pertemuan ke-1 siklus I ini.

2. Guru kolaborator, yaitu guru kelas 3 SDN 02 Genengadal Purwodadi.

  Selain itu, guru kolaborator nantinya juga akan berperan sebagai observer atau pengamat yang bertugas mengamati aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran menggunakan metode bermain peran dengan media kantin sekolah dengan instrumen yang telah dirancang sebelumnya. Pada kegiatan awal, peneliti yang saat itu bertindak sebagai guru tidak langsung memulai kegiatan belajar mengajar seperti apa yang dilakukan oleh guru kelas 3 SDN 02 Genengadal Purwodadi. Karena pertemuan Ke-1 ini merupakan pertama kali bertatap muka, peneliti lebih dulu memperkenalkan diri di depan kelas serta memberikan penjelasan kepada para siswa untuk apa dan mengapa peneliti hadir dalam pembelajaran siswa kelas 3 SDN 02 Genengadal Purwodadi. Setelah merasa cukup memperkenalkan diri, guru mulai mengucapkan salam dan meminta ketua kelas untuk memimpin do’a bersama. Selesai melakukan do’a bersama, guru mulai menghafal satu persatu nama dari siswa kelas 3 SDN 02 Genengadal Purwodadi melalui kegiatan absensi kehadiran siswa.

  Kemudian, guru melakukan apersepsi dan mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pembelajaran. Apersepsi yang dilakukan adalah dengan cara mengajak siswa bernyanyi lagu “Lihat Kebunku”. Selesai bernyanyi, guru menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu siswa dapat menyebutkan pengertian jual beli dengan benar dan siswa dapat menyebutkan 3 kegiatan jual beli dilingkungan rumah. Memasuki kegiatan inti, guru memberikan handout materi tentang pengertian jual beli dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca serta mempelajarinya. Kemudian, guru menjelaskan materi tentang jual beli kepada siswa untuk kemudian bertanya jawab dengan siswa tentang apa yang telah dijelaskan oleh guru. Memperlihatkan video tentang jual beli adalah kegiatan setelah bertanya jawab. Kegiatan tersebut dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai cara melakukan jual beli yang nantinya akan diperankan oleh siswa. Setelah itu, guru menginformasikan kepada siswa, bahwa pembelajaran akan dilaksanakan dengan metode bermain peran dengan media kantin sekolah. Guru mulai membagikan naskah yang nantinya akan digunakan dalam bermain peran dan menunjuk beberapa siswa untuk berlatih di depan kelas. Pada pertemuan ke-1 ini, siswa berlatih peran dengan memegang naskah karena guru belum mengharuskan siswa menghafalkan naskah tersebut. Setelah itu, guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran maupun jalannya pembelajaran yang telah dilakukan pada hari itu.

  Pada kegiatan akhir, guru melakukan refleksi pembelajaran diikuti dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami. Kemudian, guru memberitahukan bahwa pertemuan selanjutnya para siswa akan dibentuk menjadi 2 kelompok. Untuk itu, guru meminta para siswa mempelajari dan menghafal naskah yang telah dibagikan sebelumnya. Selain tugas menghafal, guru juga memberikan tugas berupa PR dan menginformasikan kepada siswa bahwa PR yang diberikan akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. Kegiatan pembelajaran pada hari itu ditutup dengan d o’a bersama yang dipimpin oleh ketua kelas dan diakhiri oleh salam penutup dari guru.

c. Observasi

  Observasi dilakukan guna memperoleh data yang berhubungan dengan pelaksanaan tindakan. Kegiatan observasi dilakukan oleh pengamat untuk mengamati proses pembelajaran melalui penerapan metode bermain peran dengan media kantin sekolah tentang jual beli. Pengamat atau observer menggunakan lembar observasi untuk memperoleh data dari siswa dan guru yang berkaitan dengan aktivitas pembelajaran. Adapun hasil observasi aktivitas guru dan siswa disajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Guru Kelas 3 SDN 02 Genengadal Purwodadi

  

Dalam Pembelajaran Metode Bermain Peran dengan Media Kantin Sekolah

pada Pertemuan Ke-1 Siklus I

Skor No Aspek yang Diamati

  1

  2

  3

  4

  1. Guru membuka pelajaran dengan salam √

  2. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa √ bersama.

  3. Guru melakukan presensi kehadiran siswa √

  4. Mengkondisikan peserta didik kedalam situasi belajar √

  5. Guru melakukan apersepsi √

  6. Memotivasi siswa √ 7. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran.

  √

  8. Guru mengingatkan materi sebelumnya dan √ mengaitkan dengan materi yang akan diajarkan.

  9. Guru menyiapkan skenario bermain peran dengan √ rapi.

  No Aspek yang Diamati Skor

  18. Guru membimbing siswa melakukan diskusi tentang jalannya bermain peran maupun materi cerita yang disimulasikan

  40 Kategori Penilaian Cukup Aktivitas guru pada pertemuan ke-1 siklus I ini berjalan cukup baik.

  4 Total Skor

  26

  10

  √ Skor

  23. Melakukan tindak lanjut (PR, evaluasi) √ 24 Menyampaikan salam penutup.

  √

  √ 22. Melakukan refleksi, dan memberikan pesan moral.

  21. Guru bersama siswa merumuskan kesimpulan dari materi yang telah dibelajarkan.

  √

  20. Guru meminta siswa yang tidak maju mempresentasikan, untuk memperhatikan dan menanggapi kelompok yang sedang mempresentasikan hasil diskusinya

  √

  19. Guru meminta siswa dalam kelompok untuk maju dan mempresentasikan hasil diskusinya.

  √

  √

  1

  12. Guru menyampaikan materi pelajaran sesuai indikator yang telah ditetapkan √

  2

  3

  4 10. Guru membagi siswa dalam 2 kelompok besar.

  √

  11. Guru memberikan penjelasan mengenai penerapan metode pembelajaran role playing (bermain peran) dalam proses pembelajaran yang akan dilaksanakan.

  √

  13. Guru meminta siswa untuk mempelajari skenario dan naskah jalannnya bermain peran.

  17. Guru meminta siswa dalam kelompok untuk membahas jalannya cerita yang diperankan oleh kelompok lain

  √

  14. Guru memfasilitasi siswa mempelajari naskah untuk bermain peran √

  15. Guru menetapkan siswa yang akan terlibat dalam bermain peran, peran yang harus dimainkan, serta waktu yang disediakan

  √

  16. Guru memfasilitasi siswa pada saat bermain peran sesuai dengan skenario atau naskah yang sudah dipelajari.

  √

  Berdasarkan hasil observasi, guru mendapatkan skor 40. Dengan demikian, aktvitas guru pada pertemuan ke-1 siklus I masuk dalam kategori cukup. Selanjutnya, hasil observasi aktivitas siswa akan disajikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas 3 SDN 02 Genengadal Purwodadi

  

Dalam Pembelajaran Metode Bermain Peran dengan Media Kantin Sekolah

pada Pertemuan Ke-1 Siklus I

Skor No Aspek yang Diamati

  1

  2

  3

  4

  1. Siswa mengawali kegiatan belajar mengajar dengan √ menjawa salam dari guru

  2. Sikap siswa dalam doa bersama.

  √

  3. Siswa merespon absensi dari guru dengan √ mengangkat tangan

  4. Kesipan siswa untuk belajar.

  √

  5. Keaktifan siswa dalam kegiatan apersepsi √ 6. Siswa menunjukkan motivasi tinggi untuk belajar.

  √

  7. Siswa memperhatikan guru menginformasikan √ tujuan pembelajaran.

  8. Keterlibatan siswa dalam pembentukan kelompok √ belajar.

  9. Perhatian siswa pada saat guru memberikan √ penjelasan mengenai penerapan metode pembelajaran role playing (bermain peran).

  10. Memperhatikan guru menyampaikan materi √ pelajaran.

  11. Siswa mempelajari naskah bermain peran dengan √ serius.

  12. Siswa tidak merasa kesulitan dalam mempelajari √ naskah bermain peran

  13. Antusiasme siswa pada saat guru menetapkan siswa √ yang akan terlibat dalam bermain peran.

  14. Siswa memainkan peran sesuai dengan skenario √ dan naskah.

  15. Secara berkelompok, siswa melakukan diskusi √ tentang jalannya bermain peran maupun materi cerita yang disimulasikan oleh kelompok lain.

  16. Keberanian siswa meminta bimbingan guru jika ada √ yang mengalami kesulitan

  17. Keberanian siswa dalam kelompok untuk maju dan √ mempresentasikan hasil diskusinya.

  18. Siswa memperhatikan dan menanggapi kelompok √ yang sedang mempresentasikan hasil diskusinya

  19. Keterlibatan siswa dalam menyimpulkan materi √

  Skor No Aspek yang Diamati

  1

  2

  3

  4

  20. Memperhatikan guru melakukan refleksi √ pembelajaran.

  21. Memperhatikan guru memberikan tindak lanjut √

  (PR, evaluasi) 22. Menjawab salam penutup.

  √ Skor

  3

  26

  15 Total Skor

  44 Kategori Penilaian cukup Aktivitas siswa kelas 3 SDN 02 Genengadal Purwodadi juga masuk dalam kategori cukup. Berdasarkan hasil observasi, siswa mendapat skor 44. Namun masih ada beberapa aspek pengamatan yang masih harus diperbaiki. Dalam penelitian ini, observasi tidak hanya digunakan untuk mengukur aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran. Observasi juga dilakukan untuk mengukur sikap dan keterampilan siswa dalam kegiatan pembelajaran yang mengimplementasikan metode bermain peran dengan media kantin sekolah. Adapun hasil dari observasi dari kedua aspek tersebut dapat dilihat pada beberapa tabel dibawah ini.

Tabel 4.6 Penilaian Sikap Siswa Kelas 3 SDN 02 Genengadal Purwodadi dalam

  

Pembelajaran dengan Metode Bermain Peran dengan

Media Kantin Sekolah Pertemuan Ke-1 Siklus I

Penilaian Sikap

No Kriteria Skor Frekuensi Presentase

  1. D (Kurang Baik) < 7 0%

  2. C (Cukup)

  8

  • – 14 15 94%

  3. B (Baik)

  15

  • – 21 1 6%

  4. A (Sangat Baik)

  22 0%

  • – 28 Skor Tertinggi

  15 Skor Terendah

  10 Skor Rata-Rata 12,56 Kategori Penilaian C/ Cukup Baik

  Penilaian sikap siswa pada pembelajaran pertemuan pertama siklus I ini berada pada kategori cukup. Hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata skor yang didapat siswa. Rata-rata skor penilaian sikap pada pembelajaran pertama siklus I pada angka 15 dan skor terendah 10. Adapun dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa 15 atau 94% dari jumlah siswa secara keseluruhan mendapatkan skor 8

  • –14 dengan kategori cukup. Kemudian 1 siswa atau 6% dari jumlah siswa secara keseluruhan mendapatkan skor 15-21 dengan kategori baik. Selain menilai sikap siswa dalam kelompok, peneliti juga menilai keterampilan siswa dalam pembelajaran dengan metode bermain peran. Berikut ini penulis menyajikan data hasil penilaian keterampilan siswa kelas 3 SDN 02 Genengadal Purwodadi. Perlu penulis jelaskan bahwa data ini didapat melalui pengamatan pada siswa berlatih maupun memerankan tokoh dalam kegiatan jual beli. Data tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.7 Penilaian Keterampilan Siswa Kelas 3 SDN 02 Genengadal Purwodadi dalam

  

Pembelajaran dengan Metode Bermain Peran dengan

Media Kantin Sekolah Pertemuan Ke-1 Siklus I

Penilaian Keterampilan

No Kriteria Skor Frekuensi Presentase

  1. D (Kurang Baik) < 5 0%

  2. C (Cukup)

  6 10 62,50%

  • – 10

  3. B (Baik)

  11 6 37,50%

  • – 15

  4. A (Sangat Baik) 16 0%

  • – 20 Skor Tertinggi

  13 Skor Terendah

  10 Skor Rata-Rata 10,25 Kategori Penilaian C/Cukup

  Keterampilan siswa pada pertemuan pertama siklus I mendapat penilaian kurang memuaskan. Hal itu terbukti dari 16 siswa, 10 diantaranya hanya memperoleh nilai 6-10 dengan presentase 62,50%. Kemudian, 6 diantaranya mendapatkan nilai 11-15 dengan presentase 37,50%. Adapun skor tertinggi pada pertemuan pertama siklus I yaitu 13 dan skor terendah 10 dengan rata-rata 10,25. Artinya, keterampilan siswa dalam memerankan suatu tokoh pada pembelajaran pertama siklus I ini hanya mendapat kategori C atau cukup. Menurut guru kelas 3 SDN 02 Genengadal Purwodadi, para siswa masih terlihat malu-malu dalam

d. Refleksi

  Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode bermain peran dengan media kantin sekolah pada pertemuan ke-1 siklus I ini diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut: 1.

  Kinerja guru sudah baik dalam melaksanakan kegiatan belajar dalam menerapkan metode bermain peran dengan media kantin sekolah.

  2. Guru belum jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran.

  3. Guru belum mampu kebingungan siswa pada saat pembentukan kelompok belajar.

  4. Guru dalam melaksanakan pembimbingan pada saat kegiatan diskusi kelompok.

  5. Siswa masih kurang aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar karena perlu adanya adaptasi bagi siswa untuk belajar.

  6. Siswa kurang terlibat aktif dalam pembentukan kelompok belajar.

  7. Siswa masih malu-malu dalam bermain peran.

4.1.2.2 Pertemuan Ke-2 a. Perencanaan

  Tahap perencanaan pada pertemuan ke-2 siklus I sebenarnya sama dengan pertemuan ke-1, yang dilakukan peneliti yaitu meliputi beberapa perancangan dan perencanaan guna melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan metode bermain peran dengan media kantin sekolah.

  1) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Perlu penulis jelaskan bahwa pada pertemuan ke-2 siklus I ini penulis hanya menyiapkan RPP tidak lagi merancangnya. Hal itu dikarenakan RPP telah disetujui pembimbing, dimana RPP mencakup langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode bermain peran dengan media kantin sekolah.

  2) Merumuskan indikator pembelajaran. Indikator pembelajaran pada pertemuan pertama ini yaitu Mencontohkan kegiatan jual beli di sekolah dan Melakukan kegiatan jual beli di sekolah..

  3) Menyiapkan lembar observasi untuk mengukur aktivitas guru maupun siswa dalam pembelajaran menggunakan metode bermain peran dengan media kantin sekolah. Sama halnya dengan RPP, penulis tidak lagi merancang melainkan hanya menyiapkan. Sebab, lembar observasi telah dikonsultasikan oleh dosen pembimbing pada perencanaan pertemuan sebelumnya.

  4) Menyiapkan soal evaluasi guna mengukur hasil belajar siswa pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Direncanakan bahwa pengukuran hasil belajar dari ketiga ranah tersebut akan dilakukan di akhir kegiatan pembelajaran.

  5) Merencanakan hari dan tanggal pelaksanaan tindakan dengan berdiskusi bersama guru kolaborator yang nantinya juga akan bertindak sebagai observer. Setelah berdiskusi, disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pertemuan Ke-2 siklus I akan dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 27 Juli 2017.

b. Pelaksanaan Tindakan

  Sesuai kesepakatan bersama guru kolaborator yang nantinya juga akan berperan sebagai observer, maka pelaksanaan tindakan pertemuan Ke-2 siklus I pada hari Kamis, tanggal 27 Juli 2017. Pada pertemuan Ke-2 siklus I dihadiri oleh:

  1. Peneliti, yaitu orang yang melaksanakan penelitian di SDN 02 Genengadal Purwodadi. Selain itu, peneliti juga akan berperan sebagai guru/pengajar dalam pelaksanaan tindakan pertemuan ke-2 siklus I ini.

  2. Guru kolaborator, yaitu guru kelas 3 SDN 02 Genengadal Purwodadi.

  Selain itu, guru kolaborator nantinya juga akan berperan sebagai observer atau pengamat yang bertugas mengamati aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran menggunakan metode bermain peran dengan media kantin sekolah dengan instrumen yang telah dirancang sebelumnya. Pada kegiatan awal, peneliti yang saat itu bertindak sebagai guru langsung memulai kegiatan belajar mengajar seperti apa yang dilakukan oleh guru kelas 3 SDN 02 Genengadal Purwodadi. Karena pertemuan Ke-2 ini merupakan kedua, maka dari itu peneliti tidak perlu lagi memperkenalkan diri di depan kelas serta memberikan penjelasan kepada para siswa untuk apa dan mengapa peneliti hadir. Memulai kegiatan pembelajaran, guru mulai mengucapkan salam dan meminta ketua kelas untuk memimpin do’a bersama. Selesai melakukan do’a bersama, guru melaksanakan kegiatan absensi kehadiran siswa. Kemudian, guru melakukan apersepsi dan mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pembelajaran. Apersepsi yang dilakukan adalah dengan cara mengajak siswa bernyanyi lagu “Balonku”. Selesai bernyanyi, guru menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu siswa dapat menyebutkan 3 contoh kegiatan jual beli di sekolah dan siswa dapat melakukan kegiatan jual beli di sekolah. Dalam kegiatan inti, guru membahas PR yang diberikan pada pertemuan sebelumnya dan meminta siswa mengumpulkan PR masing-masing setelah selesai dibahas. Kegiatan selanjutnya yaitu siswa kembali mempelajari handout dan gambar-gambar tentang materi kegiatan jual beli di sekolah yang diberikan oleh guru. Memperlihatkan video tentang jual beli di sekolah adalah kegiatan setelah mempelajari handout dan gambar-gambar tentang materi kegiatan jual beli di sekolah. Kegiatan tersebut dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai cara melakukan jual beli di sekolah yang nantinya akan diperankan oleh siswa. Selesai memperlihatkan video, guru membagi siswa menjadi 2 kelompok besar dimana 1 kelompok terdiri dari 8 orang karena jumlah siswa genap, yaitu 16 orang. Selesai membuat kelompok, guru menunjuk salah satu kelompok untuk sedikit mempraktikkan peran di dalam kelas terlebih dahulu. Namun latihan kali ini berbeda dengan pertemuan sebelumnya. Siswa tidak lagi diperbolehkan memegang naskah. Hal itu dikarenakan pada pertemuan sebelumnya, guru telah memberi tugas kepada siswa untuk mempelajari naskah yang telah diberikan. Selesai berlatih, guru mengajak siswa ke kantin sekolah untuk memerankan kegiatan jual beli di lingkungan sekolah. Di kantin sekolah, dengan bimbingan dari guru, kedua kelompok saling bergantian dalam memerankan kegiatan jual beli di sekolah. Selesai memerankan jual beli di sekolah, siswa kembali ke ruang kelas untuk kemudian menyimpulkan tentang materi pelajaran maupun jalannya pembelajaran.

  Sesuai dengan tahap perencanaan, bahwa pada akhir kegiatan pembelajaran akan dilakukan pengukuran hasil belajar pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam tahap ini, guru meminta para siswa untuk duduk di tempat duduk masing-masing dan membagikan soal evaluasi sebagai alat ukur hasil belajar dari 3 (tiga) ranah tersebut. Para siswa dengan tenang mengerjakan soal evaluasi dan guru berkeliling untuk mengawasi sekaligus memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan. Selesai mengerjakan soal evaluasi, guru melakukan hal yang sama dengan pertemuan sebelumnya. Yaitu memberikan tugas berupa PR dan menginformasikan kepada siswa bahwa PR tersebut akan dibahas dan dikoreksi pada pertemuan selanjutnya. Tidak lupa, guru juga mengkonfirmasi kepada siswa apakah masih ada yang belum paham mengenai materi yang telah dipelajari pada hari itu. Setelah itu, guru meminta ketua kelas untuk melakuka n do’a bersama sebelum pulang dan guru menutup pembelajaran pada hari itu dengan salam.

c. Observasi

  Observasi dilakukan guna memperoleh data yang berhubungan dengan pelaksanaan tindakan. Kegiatan observasi dilakukan oleh pengamat untuk mengamati proses pembelajaran melalui penerapan metode bermain peran dengan media kantin sekolah tentang jual beli. Pengamat atau observer menggunakan lembar observasi untuk memperoleh data dari siswa dan guru yang berkaitan dengan aktivitas pembelajaran. Adapun hasil observasi aktivitas guru dan siswa pada pertemuan ke-2 siklus I disajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Guru Kelas 3 SDN 02 Genengadal Purwodadi

  9. Guru menyiapkan skenario bermain peran dengan rapi.

  √

  16. Guru memfasilitasi siswa pada saat bermain peran sesuai dengan skenario atau naskah yang sudah dipelajari.

  √

  15. Guru menetapkan siswa yang akan terlibat dalam bermain peran, peran yang harus dimainkan, serta waktu yang disediakan

  14. Guru memfasilitasi siswa mempelajari naskah untuk bermain peran √

  √

  13. Guru meminta siswa untuk mempelajari skenario dan naskah jalannnya bermain peran.

  12. Guru menyampaikan materi pelajaran sesuai indikator yang telah ditetapkan √

  √

  11. Guru memberikan penjelasan mengenai penerapan metode pembelajaran role playing (bermain peran) dalam proses pembelajaran yang akan dilaksanakan.

  √

  √ 10. Guru membagi siswa dalam 2 kelompok besar.

  √

  

Dalam Pembelajaran Metode Bermain Peran dengan Media Kantin Sekolah

pada Pertemuan Ke-2 Siklus I

No Aspek yang Diamati Skor

  8. Guru mengingatkan materi sebelumnya dan mengaitkan dengan materi yang akan diajarkan.

  √

  6. Memotivasi siswa √ 7. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran.

  5. Guru melakukan apersepsi √

  4. Mengkondisikan peserta didik kedalam situasi belajar √

  3. Guru melakukan absensi siswa √

  √

  2. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa bersama.

  1. Guru membuka pelajaran dengan salam √

  4

  3

  2

  1

  17. Guru meminta siswa dalam kelompok untuk membahas jalannya cerita yang diperankan oleh √

  Skor No Aspek yang Diamati

  1

  2

  3

  4

  kelompok lain

  18. Guru membimbing siswa melakukan diskusi tentang √ jalannya bermain peran maupun materi cerita yang disimulasikan

  19. Guru meminta siswa dalam kelompok untuk maju √ dan mempresentasikan hasil diskusinya.

  20. Guru meminta siswa yang tidak maju √ mempresentasikan, untuk memperhatikan dan menanggapi kelompok yang sedang mempresentasikan hasil diskusinya

  21. Guru bersama siswa merumuskan kesimpulan dari √ materi yang telah dibelajarkan.

  22. Melakukan refleksi, dan memberikan pesan moral.

  √

  23. Melakukan tindak lanjut (PR, evaluasi) √ 24 Menyampaikan salam penutup.

  √ Skor

  34

  21 Total Skor

  53 Kategori Penilaian Baik Aktivitas guru pada pertemuan ke-2 siklus I ini berjalan cukup baik dan menunjukkan adanya peningkatan. Berdasarkan hasil observasi, guru mendapatkan skor 53. Dengan demikian, aktvitas guru pada pertemuan ke-2 siklus I masuk dalam kategori baik. Selanjutnya, hasil observasi aktivitas siswa akan disajikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.9 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas 3 SDN 02 Genengadal Purwodadi

  

Dalam Pembelajaran Metode Bermain Peran dengan Media Kantin Sekolah

pada Pertemuan Ke-2 Siklus I

Skor No Aspek yang Diamati

  1

  2

  3

  4

  1. Siswa mengawali kegiatan belajar mengajar dengan √ menjawab salam dari guru

  2. Sikap siswa dalam doa bersama.

  √

  3. Siswa merespon absensi dari guru dengan

  Skor No Aspek yang Diamati

  1

  2

  3

  4

  mengangkat tangan 4. Kesipan siswa untuk belajar.

  √

  5. Keaktifan siswa dalam kegiatan apersepsi √ 6. Siswa menunjukkan motivasi tinggi untuk belajar.

  √

  7. Siswa memperhatikan guru menginformasikan tujuan √ pembelajaran.

  8. Keterlibatan siswa dalam pembentukan kelompok √ belajar.

  9. Perhatian siswa pada saat guru memberikan √ penjelasan mengenai penerapan metode pembelajaran role playing (bermain peran).

  10. Memperhatikan guru menyampaikan materi √ pelajaran.

  11. Siswa mempelajari naskah bermain peran dengan √ serius.

  12. Siswa tidak merasa kesulitan dalam mempelajari √ naskah bermain peran

  13. Antusiasme siswa pada saat guru menetapkan siswa √ yang akan terlibat dalam bermain peran.

  14. Siswa memainkan peran sesuai dengan skenario dan √ naskah.

  15. Secara berkelompok, siswa melakukan diskusi √ tentang jalannya bermain peran maupun materi cerita yang disimulasikan oleh kelompok lain.

  16. Keberanian siswa meminta bimbingan guru jika ada √ yang mengalami kesulitan

  17. Keberanian siswa dalam kelompok untuk maju dan √ mempresentasikan hasil diskusinya.

  18. Siswa memperhatikan dan menanggapi kelompok √ yang sedang mempresentasikan hasil diskusinya

  19. Keterlibatan siswa dalam menyimpulkan materi √ pelajaran.

  20. Memperhatikan guru melakukan refleksi √ pembelajaran.

  Skor No Aspek yang Diamati

  1

  2

  3

  4

  21. Memperhatikan guru memberikan tindak lanjut (PR, √ evaluasi)

  22. Menjawab salam penutup.

  √ Skor

  1

  30

  18 Total Skor

  49 Kategori Penilaian Baik Aktivitas siswa kelas 3 SDN 02 Genengadal Purwodadi juga menunjukkan adanya peningkatan dan masuk dalam kategori baik. Berdasarkan hasil observasi, siswa mendapat skor 49. Dalam penelitian ini, observasi tidak hanya digunakan untuk mengukur aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran. Observasi juga dilakukan untuk mengukur sikap dan keterampilan siswa dalam kegiatan pembelajaran yang mengimplementasikan metode bermain peran dengan media kantin sekolah. Adapun hasil dari observasi dari kedua aspek tersebut dapat dilihat pada beberapa tabel dibawah ini.

Tabel 4.10 Penilaian Sikap Siswa Kelas 3 SDN 02 Genengadal Purwodadi dalam

  

Pembelajaran dengan Metode Bermain Peran dengan

Media Kantin Sekolah Pertemuan Ke-2 Siklus I

Penilaian Sikap

No Kriteria Skor Frekuensi Presentase

  1. D (Kurang Baik) < 7 0%

  2. C (Cukup)

  8

  • – 14 0%

  3. B (Baik)

  15 16 100%

  • – 21

  4. A (Sangat Baik)

  22

  • – 28 0% Skor Tertinggi

  16 Skor Terendah

  14 Skor Rata-Rata 15,38 Kategori Penilaian B/ Baik

  Penilaian sikap siswa pada pembelajaran pertemuan kedua siklus I ini menunjukkan adanya peningkatan dan mendapat kategori baik. Hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata skor yang didapat siswa. Rata-rata skor penilaian sikap pada pembelajaran pertama siklus I yaitu 15,38 dan masuk dalam kategori baik. Sementara itu, skor tertinggi berada pada angka 16 dan skor terendah 14. Adapun dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa 16 atau 100%% dari jumlah siswa secara keseluruhan mendapatkan skor 15-21 dengan kategori baik. Selain menilai sikap siswa dalam kelompok, peneliti juga menilai keterampilan siswa dalam pembelajaran dengan metode bermain peran. Berikut ini penulis menyajikan data hasil penilaian keterampilan siswa kelas 3 SDN 02 Genengadal Purwodadi. Perlu penulis jelaskan bahwa data ini didapat melalui pengamatan pada siswa berlatih maupun memerankan tokoh dalam kegiatan jual beli. Data tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.11 Penilaian Keterampilan Siswa Kelas 3 SDN 02 Genengadal Purwodadi dalam

  

Pembelajaran dengan Metode Bermain Peran dengan

Media Kantin Sekolah Pertemuan Ke-2 Siklus I

Penilaian Keterampilan

No Kriteria Skor Frekuensi Presentase

  1. D (Kurang Baik) < 5 0%

  2. C (Cukup) 6 0%

  • – 10

  3. B (Baik)

  11 9 100%

  • – 15

  4. A (Sangat Baik) 16 0%

  • – 20 Skor Tertinggi

  14 Skor Terendah

  11 Skor Rata-Rata 12,75 Kategori Penilaian B/ Baik

  Keterampilan siswa pada pertemuan kedua siklus I mendapat penilaian baik. Hal itu terbukti dari semua siswa 16 mendapatkan nilai 11-15 dan masuk dalam kategori baik. Selain itu, dapat dilihat juga bahwa rata-rata skor yang didapat juga meningkat. Pada pertemuan kedua siklus I siswa mendapat rata-rata skor 12,75 dan masuk dalam kategori baik. Sementara itu, skor tertinggi yaitu 14 dan skor terendah 11. Menurut guru kelas 3 SDN 02 Genengadal Purwodadi, para siswa sudah tidak terlihat malu-malu dalam bermain peran serta tidak ada lagi keraguan dalam berdialog dengan rekan dalam kelompoknya.

d. Refleksi

  Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode bermain peran dengan media kantin sekolah pada pertemuan ke-2 siklus I ini diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut: 1.

  Kinerja semakin baik dalam melaksanakan kegiatan belajar dalam menerapkan metode bermain peran dengan media kantin sekolah.

  2. Guru sudah jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran.

  3. Guru mampu mengatasi kebingungan siswa pada saat pembentukan kelompok belajar.

  4. Guru telah melaksanakan pembimbingan pada saat kegiatan diskusi kelompok. Namun, pembimbingan belum dilakukan secara menyeluruh atau kepada semua siswa.

  5. Siswa lumayan aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.

  6. Siswa terlibat aktif dalam pembentukan kelompok belajar.

4.1.3 Hasil Tindakan Siklus I

  Hasil tindakan pada siklus I ini berupa hasil belajar pada 3 (tiga) ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Berikut ini merupakan uraian hasil belajar siswa dari ketiga ranah tersebut.

4.1.3.1 Hasil Belajar Kognitif Siswa pada Siklus I

  Berikut ini adalah data hasil belajar kognitif siswa yang didapat pada setelah adanya tindakan pada siklus I.

Tabel 4.12 Ketuntasan Hasil Belajar Kognitif Mata Pelajaran IPS

  

Siswa Kelas 3 SDN 02 Genengadal Purwodadi Pada Siklus I

Kriteria Frekuensi Presentase Ketuntasan Angka Belajar

  Tuntas 9 56,25% ≥ 63 < 63 Tidak Tuntas 7 43,75%

  Jumlah 16 100%

  Rata-Rata 67,63 Nilai Tertinggi

  79 Nilai Terendah

  53 Hasil belajar siswa mulai menunjukkan adanya peningkatan setelah adanya tindakan yang dilakukan dalam 2 (dua) pertemuan pada siklus I ini. Hal tersebut dibuktikan oleh siswa yang mampu memenuhi KKM atau tuntas sebanyak 9 anak atau 56,25% dari 16 siswa. Sementara itu, siswa yang belum mampu memenuhi KKM atau belum tuntas yaitu sebanyak 7 anak atau 43,75% dari 16 siswa. Selain itu, dari tabel di atas juga dapat dilihat nilai rata-rata pada siklus I lebih meningkat yaitu 67,63 dengan nilai tertinggi 79 dan nilai terendah

  53. Ketuntasan hasil belajar Kognitif siswa pada siklus I juga disajikan secara visual pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.4 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Kognitif Mata Pelajaran IPS

  

Siswa Kelas 3 SDN 02 Genengadal Purwodadi Pada Siklus I

  Berdasarkan diagram ketuntasan hasil belajar kognitif siswa pada siklus I ini cukup baik. Dapat diketahui dari 26 siswa kelas 3 SDN 02 Genengadal Purwodadi sebanyak 9 siswa tuntas dengan persentase 56,25% dan 7 siswa belum tuntas dengan persentase 43,75%.

4.1.3.2 Hasil Belajar Afektif Siswa pada Siklus I

  Selain mendapatkan data hasil belajar kognitif, peneliti juga mendapat data berupa hasil belajar afektif siswa. Hasil belajar afektif pada siklus ini didapat melalui evaluasi pada pertemuan ke-2 pembelajaran siklus I.

Tabel 4.13 Ketuntasan Hasil Belajar Afektif Mata Pelajaran IPS

  

Siswa Kelas 3 SDN 02 Genengadal Purwodadi Pada Siklus I

Kriteria Frekuensi Presentase Angka Ketuntasan Belajar

  ≥ 63 Tuntas 8 50% < 63 Tidak Tuntas 8 50%

  Jumlah 16 100% 70,94

  Rata-Rata Nilai Tertinggi

  90 Nilai Terendah

  50 Peningkatan hasil belajar tidak hanya terjadi pada ranah kognitif saja.

  Setelah adanya tindakan yang dilaksanakan pada siklus I, hasil belajar afektif siswa juga mengalami penigkatan. Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar afektif siswa mata pelajaran IPS siswa kelas 3 SDN 02 Genengadal Purwodadi sudah meningkat. Hal itu dapat dibuktikan dengan banyaknya siswa yang mampu memenuhi kriteria ketuntasan minimal. Dari 16 siswa, yang dinyatakan tuntas 8 siswa dengan presentase 50%. Sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak 8 siswa dan mencapai presentase 50%. Gambaran mengenai ketuntasan hasil belajar afektif siswa kelas 3 SDN 02 Genengadal Purwodadi pada siklus I juga disajikan melalui diagram berikut ini:

Dokumen yang terkait

PENGARUH KEPUASAN KONSUMEN DAN PERSEPSI NILAI TERHADAP MINAT BELI ULANG DENGAN INTERVENING WORD OF MOUTH ( Studi Kasus Pada Konsumen OK Bento Kota Mojokerto)

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Inkuiri Berbantu Papan Inkuiri Siswa Kelas IV SD Kristen Ngampin Kecamatan Ambarawa Tahun Pelajaran 2017/2018

0 0 66

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Inkuiri Berbantu Papan Inkuiri Siswa Kelas IV SD Kristen Ngampin Kecamatan Ambarawa Tahun Pelajaran 2017/2018

0 0 97

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Siswa Kelas V SDN Barukan 02 Kecamatan Tengaran

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Siswa Kelas V SDN Barukan 02 Kecamatan Tengaran

0 0 18

4.1.1. Pelaksanaan Penelitian 4.1.1.1. Pra siklus - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Siswa Kelas V SDN Barukan 02 Kecamatan Tenga

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Siswa Kelas V SDN Barukan 02 Kecamatan Tengaran

0 0 14

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Metode Bermain Peran dengan Media Kantin Sekolah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Kelas 3 SDN 02 Genengadal Pur

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Metode Bermain Peran dengan Media Kantin Sekolah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Kelas 3 SDN 02 Genengadal Purwodadi

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Metode Bermain Peran dengan Media Kantin Sekolah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Kelas 3 SDN 02 Genengadal Purwodadi

0 0 24