1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Metode Bermain Peran dengan Media Kantin Sekolah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Kelas 3 SDN 02 Genengadal Pur

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Pendidikan merupakan kebutuhan manusia selama hidup. Tanpa adanya pendidikan, maka dalam menjalani kehidupan ini manusia tidak akan dapat berkembang dan bahkan akan terbelakang (Triyanto, 2013: 226). Oleh karena itu, pemerintah Indonesia menuangkan dan menjelaskan tujuan pendidikan nasional di Indonesia dalam bentuk Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 yang menerangkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia¸ sehat¸ berilmu¸ cakap, kreatif, mandiri¸ dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Kajian pendidikan tidak akan pernah lepas dari pembahasan tentang pembelajaran. Keterlibatan berbagai komponen yang ada di dalamnya tidak dapat saling dipisahkan satu dengan yang lainnya. Menurut Yasin (2012: 3) komponen pembelajaran antara lain: guru, siswa (peserta didik), kurikulum, metode, sarana dan media serta komponen lainnya yang diperlukan. Selanjutnya, komponen utama dalam sistem pembelajaran adalah subyek belajar karena berperan sebagai subyek sekaligus obyek (Sugandi 2007: 29), dalam hal ini yang berperan sebagai subyek belajar dalam pembelajaran ialah siswa atau peserta didik. Walaupun berperan sebagai komponen utama, dalam proses pembelajaran, siswa tidak akan bisa belajar sendiri tanpa adanya peran dari guru. Guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan merupakan pihak yang sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran (Susanto, 2013: 92). Peran guru yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana cara mereka menyampaikan materi pelajaran kepada siswanya. Pemilihan metode pembelajaran oleh guru akan sangat berpengaruh terhadap siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru. Karena metode pembelajaran merupakan salah satu komponen yang dapat memberikan pengaruh positif kepada siswa dalam hal belajar. Sebaliknya, menghambat proses belajar. Oleh karena itu, sudah menjadi tugas dan kewajiban guru untuk dapat menyesuaikan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan karakteristik anak didiknya. Walaupun sudah banyak guru pada era sekarang ini yang berpengalaman dalam mengimplementasikan berbagai metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak didiknya, tetapi masih saja ada guru yang masih menerapkan metode ceramah untuk menyampaikan materi pelajaran. Hal itu dikarenakan metode ceramah masih dianggap sebagai satu-satunya alternatif mengajar dan merupakan metode paling simpel yang digunakan untuk mengajar. Mereka mengajar dengan strategi ceramah dan mengharapkan peserta didik untuk duduk, diam, mendengarkan, mencatat dan menghafal materi pelajaran. Tanpa disadari, kondisi seperti itu akan mengakibatkan peserta didik menjadi mengantuk, jenuh, malas, tidak memperhatikan saat proses pembelajaran berlangsung. Hal itu jelas bahwa metode ceramah kurang efektif digunakan dalam kegiatan pembelajaran, salah satunya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

  IPS merupakan mata pelajaran yang mengembangkan konsep pemikiran yang berdasarkan realita kondisi sosial yang ada di lingkungan siswa, sehingga dengan memberikan pendidikan IPS diharapkan dapat melahirkan warga negara yang baik dan bertanggung jawab terhadap bangsa dan negaranya (Susanto, 2013: 138). Artinya, untuk memenuhi harapan tersebut seorang guru harus jeli dalam memilih metode yang tepat untuk membelajarkan IPS kepada para anak didiknya. Dari hasil observasi awal pada mata pelajaran IPS siswa kelas 3 SDN 02 Genengadal Purwodadi, peneliti menemukan beberapa kesenjangan yang terdapat dalam kegiatan pembelajaran. Kesenjangan utama yang ada yaitu banyak siswa yang nilainya tidak dapat memenuhi KKM 63. Dari observasi awal, nilai ulangan siswa masih didominasi oleh nilai

  ≤ 63 yakni sebanyak 10 siswa atau 63% dari jumlah keseluruhan siswa. Selain itu, penulis juga menjumpai beberapa kesenjangan yang lain seperti di bawah ini: 1.

  Masih banyak siswa yang kurang memperhatikan ketika guru menerangkan materi pelajaran karena metode pembelajaran yang diimplementasikan oleh guru masih bersifat konvensional atau ceramah dimana guru masih menjadi pusat dalam proses pembelajaran.

  2. Tidak ada siswa yang bertanya mengenai materi pelajaran pada saat guru menjelaskan.

  3. Siswa terlihat bosan dan mengantuk pada saat mengikuti pelajaran.

  4. Siswa juga kurang aktif dan antusias dalam mengikuti pelajaran. Berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan, bisa dikatakan bahwa metode pembelajaran yang diimplementasikan oleh guru masih belum maksimal.

  Jika keadaan seperti itu dibiarkan berlarut-larut tanpa adanya usaha untuk memperbaiki, dikhawatirkan harapan tercapainya tujuan dalam pembelajaran kurang maksimal. Oleh sebab itu, perlu adanya usaha agar proses pembelajaran

  IPS di kelas 3 SDN 02 Genengadal Purwodadi lebih maksimal guna meningkatkan hasil belajar siswa.

1.2 Identifikasi Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah di atas, terdapat beberapa permasalahan dalam proses pembelajaran IPS yang menjadi penyebab tidak terpenuhi KKM (kriteria ketuntasan minimal) pada mata pelajaran IPS kelas 3 SDN 02 Genengadal Purwodadi, antara lain: 1.

  Siswa kurang antusias dan aktif dalam proses belajar mengajar di kelas, sehingga mereka kurang bahkan tidak memahami materi yang disampaikan oleh guru 2. Penggunaan metode pembelajaran yang masih bersifat konvensional, sehingga siswa terkesan kurang tertarik dan merasa bosan pada saat proses belajar mengajar di kelas.

  3. Hasil belajar IPS siswa masih rendah dan dibawah KKM khususnya pada materi pelajaran jual beli. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan nilai ulangan yang masih didominasi oleh nilai <63. Dampak yang akan terjadi apabila permasalahan di atas tidak segera ditindaklanjuti adalah sebagai di bawah ini:

1. Pemahaman materi yang kurang dari siswa akan berdampak pada nilai dan hasil belajar siswa yang rendah.

  2. Penggunaan metode pembelajaran yang masih bersifat konvensional secara berkesinambungan akan berdampak pada ketertarikan siswa yang merasa bosan dan mengantuk. Artinya, siswa tidak aktif dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.

  3. Jika hasil belajar yang diperoleh siswa masih rendah dan di bawah KKM, akan berdampak pada mutu sekolah yang menurun dan dikhawatirkan siswa tidak dapat naik kelas. Identifikasi masalah di atas telah memberi petunjuk untuk memperbaiki metode pembelajaran agar siswa lebih antusias serta aktif dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Maka dari itu, dengan mengimplementasikan metode yang tepat dalam kegiatan pembelajaran, akan meningkatkan hasil belajar siswa. Pertimbangan penggunaan metode bermain peran pada penelitian ini adalah karena metode bermain peran mempunyai beberapa kelebihan. Kelebihan metode bermain peran menurut Sholihah (2014: 3) antara lain:

  1. Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa. Di samping merupakan pengalaman yang menyenangkan yang sangat sulit untuk dilupakan.

  2. Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis dan penuh antusias,

  3. Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta menumbuhkan rasa kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi, 4. Dapat menghayati peristiwa yang berlangsung dengan mudah, dan dapat memetik butir-butir hikmah yang terkandung di dalamnya dengan penghayatan siswa sendiri, 5. Dimungkinkan dapat meningkatkan kemampuan profesional siswa, dan dapat menumbuhkan/membuka kesempatan bagi lapangan kerja.

  Berdasarkan uraian mengenai kelebihan metode bermain peran di atas, dapat dikatakan bahwa kesan yang didapat siswa akan lebih tahan lama dan kuat dalam ingatan siswa. Dengan demikian materi pelajaran yang disampaikan oleh guru akan lebih melekat dalam diri siswa. Perlu penulis jelaskan bahwa dalam implementasi metode bermain ini akan dibantu dengan media kantin sekolah, karena metode dan media tersebut sangat cocok untuk materi pelajaran jual beli. Dengan dasar itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penggunaan Metode Bermain Peran dengan Media Kantin Sekolah Untuk

  Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas 3 SDN 02 Genengadal Purwodadi ”.

  1.3 Rumusan Masalah 1.

  Apakah melalui model pembelajaran bermain peran dengan media kantin sekolah dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas 3 SDN 02 Genengadal Purwodadi? 2. Bagaimanakah langkah-langkah model pembelajaran bermain peran dengan media kantin sekolah dalam meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas 3 SDN 02 Genengadal Purwodadi?

  1.4 Tujuan Penelitian 1.

  Meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas 3 SDN 02 Genengadal Purwodadi melalui model pembelajaran bermain peran dengan media kantin sekolah.

  2. Mendeskripsikan langkah-langkah model pembelajaran bermain peran dengan media kantin sekolah dalam meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas 3 SDN 02 Genengadal Purwodadi.

  1.5 Manfaat Penelitian

  1.5.1 Manfaat Teoritis

  Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan mengenai pembelajaran yang inovatif dalam rangka meningkatkan hasil belajar dan mendeskripsikan langkah-langkah metode bermain peran dengan media kantin sekolah dalam meningkatkan hasil belajar IPS.

  1.5.2 Manfaat Praktis 1.

  Bagi Siswa Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kesan yang kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa.

2. Bagi Guru a.

  Diharapkan dengan metode pembelajaran baru ini dapat meningkatkan b.

  Sebagai bahan pertimbangan dalam mengimplementasikan metode pembelajaran yang tepat untuk siswa, sehingga mutu pembelajaran guru dapat meningkat.

3. Bagi sekolah a.

  Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan data sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki metode pembelajaran yang sudah ada dengan menggunakan metode bermain peran dengan media kantin sekolah.

Dokumen yang terkait

3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Inkuiri Berbantu Papan Inkuiri Siswa Kelas IV SD Kristen Ngampin Kecamatan Ambarawa Tahu

0 0 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Inkuiri Berbantu Papan Inkuiri Siswa Kelas IV SD Kristen Ngampin Kecamatan Ambarawa Tahun Pelajaran 2017/2018

0 0 66

Welcome to Repositori Universitas Muria Kudus - Repositori Universitas Muria Kudus

0 1 14

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI BERBANTU PAPAN INKUIRI SISWA KELAS IV SD KRISTEN NGAMPIN KECAMATAN AMBARAWA TAHUN PELAJARAN 20172018 TUGAS AKHIR - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkat

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Inkuiri Berbantu Papan Inkuiri Siswa Kelas IV SD Kristen Ngampin Kecamatan Ambarawa Tahun Pelajaran 2017/2018

0 0 97

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Siswa Kelas V SDN Barukan 02 Kecamatan Tengaran

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Siswa Kelas V SDN Barukan 02 Kecamatan Tengaran

0 0 18

4.1.1. Pelaksanaan Penelitian 4.1.1.1. Pra siklus - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Siswa Kelas V SDN Barukan 02 Kecamatan Tenga

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Siswa Kelas V SDN Barukan 02 Kecamatan Tengaran

0 0 14

51 LAMPIRAN 1 SURAT IJIN PENELITIAN

0 0 66