Investigasi Malaria di Desa Baku Bakulu, Kecamatan Palolo, Kabupaten Donggala
KECAMATAN
INVESTIGASI MALARTA DI DESA BAKU-BAKULU'
PALOLO, KABUPATEN DONGGALA
Ambar Garjitol'.Rosminir' Junaidij'
Jastalr. Wayan Apriani2, I Made Suyasnal, Triwib^owo
Hayani Anastasiar, Yunus wijayal. Samarang'. Titin Indriasari-
-
,Balai Litban gP2B2Donggala, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan R'I'
'
Tengah
'Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi
3
Dinas Kesehatan Kabupaten Donggala
Namun demikian, Pada tahun
PENDAHULUAN
Puskesmas Palolo meruPakan
salah satu puskesmas di
wilaYah
2005, sejak bulan SePtember, jumlah
kasus klinis meningkat tajam
70 kasus
dari
14
Pada bulan
Kabupaten Donggala, Propinsi Sulawesi
kasus menjadi
'Iengah. Wilayah Puskesmas
Oktober dan bahkan meningkat lagi
melingkupi
Yang
perbukitan,
persawahan dan lereng gunung dengan
luas wilayah 269,9 km2 dengan jumlah
menjadi 283 kasus Pada
bulan
November 2005. Peningkatan kasus
yang terjadi ditimbulkan oleh adanya
ini tergolong sebagai
daerah endemis malaria. Data kasus
peningkatan kasus yang mencolok di
yang diperoleh dari Puskesmas Palolo
Jumlah penderita rawat inaP
selama tahun 2002-2005 menunjukkan
diakibatkan oleh malaria meningkat pada
hahwa iumlah penderita malaria setiap
tahunnya selalu ada. Pada tahun 2004,
bulan November 2005, yaitu sebanyak
penduduk 15.818
Angka Malaria klinis per tahun ( lnnual
salah satu desa, yaitu Desa Baku-bakulu'
Yang
30 orang dirawat di Puskesmas Palolo
dan 6 orang dirawat di RSU Undata
Malaria Incidence) di wilaYah
puskesmas ini sebesar ll,l3o/oo yang
(Anonim,2005).
berasal dari hasil kegiatan Passive case
dilakukan oleh Dinas Kesehatan Propinsi
detection (PCD), dengan 54,3Yo
diantaranya teridentifikasi sebagai
Sulawesi Tengah dengan
Kesehatan Kabupaten Donggala melalui
Plasmodium falciparum dengan jumlah
kegiatan Mass Fever Survey melalui
kasus hampir sama sepanjang tahun-
diagnosis cepat menggunakan Dipstict
Hasil investigasi awal
Yang
Dinas
l
JurnalVektor Penyakit, Vo!.
V
No.1, 2011 : 1 - 13
pada awal bulan Desember 2005 berhasil
pekerjaan, kebiasaan hidup dan
57 kasus demam dengan
jumlah penderita positif Plasmodium
perilaku lain yang mempengaruhi
falciparum sebanyak 27 orang (Anonim,
tersebut.
menemukan
Man mosquito contact) di daerah
2005).
Dalam upaya menindaklanjuti
adanya laporan terjadinya peningkatan
kasus malaria yang mengindikasikan
HASIL ANALISIS SITUASI DESA
BAKU-BAKULU
Desa Baku-Bakulu
merupakan
di wilayah kerja
terjadinya kejadian luar biasa tersebut,
salah satu desa
maka dipandang perlu untuk dilakukan
Puskesmas Palolo. Desa
investigasi mengenai penyebaran, pola
luas wilayah 9,61 km2 dengan jumlah
penyakit dan faktor lingkungan yang
penduduk 1.150 jiwa. Secara topografi,
mempengaruhinya
untuk
dapat
desa ini terletak
ini
memiliki
di lereng gunung dengan
dilakukan tindak lanjut secara lebih
jarak ke ibukota kecamatan kurang lebih
efektif dan tepat sasaran baik jangka
l5 km dan jarak
pendek maupun panjang.
kabupaten kurang lebih 73 km.
dengan ibukota
Kepadatan penduduk sekitar 64
jwalkm2 dengan kondisi tempat tinggal
TUJUAN
A. Tujuan
tersebar
Umum
di daerah perkebunan, di atas
Untuk mengetahui beberapa faklor
gunung dan di sekitar jalan utama Palu-
resiko terjadinya penularan malaria
Napu. Kondisi geografis yang berbukit-
di
bukit dan jalan antar dusun yang rusak
Desa Baku-bakulu, Kecamatan
menyebabkan beberapa dusun
Palolo, Kabupaten Donggala
B. Tujuan Khusus
Baku-bakulu
sulit
dijangkau
di
desa
dengan
a. Mengetahui besaran masalah
kendaraan, baik roda dua maupun roda
malaria (melacak penderita
malaia, tempat dan waktu
empat. Apalagi di saat musim hujan dan
di
terjadi banjir, oleh karena ada beberapa
Desa
dusun yang jalan utamanya melewati
Baku-bakulu, Kecamatan Palolo..
sungai desa tersebut merupakan daerah
terjadinya penularan)
b. Mengetahui
faktor risiko malaria
(vektor, lingkungan,
parasit,
yang sebelumnya berupa hutan
yan-s
sebagian telah dibuka menjadi areal
2
JurnalVektor Penyakit, Vol. I No. 1,2011 .1-13
perkebunan, sehingga penduduknya pun
Pada pertengahan bulan Januari
tidak seluruhnya berasal dari suku Kaili
2006 telah dilaksanakan kegiatan survey
(penduduk asli). Komunitas penduduk di
darah dan pengobatan massal terhadap
desa tersebut heterogen yang didukung
penduduk di wilayah Desa Baku-bakulu
dari pendatang yang berasal dari suku
Total sediaan darah yang berhasil
Bugis, Bo, Minahasa, Toraja, Sangir dan
diambil sebanyak 204 orang
Jawa. Sebagian besar mata pencaharian
jumlah kasus malaria yang terinfeksi P.
penduduknya adalah sebagai petani dan
falciparum sebanyak 27 orang, l0
buruh tani kebun (95,70yo), selebihnya
orang diantaranya sudah ditemukan
berprofesi sebagai pedagang
falciporum stadium gametosit. Jumlah
kasus malaria yang terinfeksi P. vivax
dan
pegawai negeri.
Di
yang berupa I
buah
I
malaria yang ditemukan dapat dilihat
puskesmas pembantu (pustu) dengan
orang tenaga bidan dan
2
buah
posyandu.
Dalam kegiatan ini,
tim
investigator akan melakukan beberapa
kegiatan antaia
lain, survey darah
massal, survey mengenai tempat dan
waktu penularan melalui
wawancara
dengan penduduk yang menderita
malaria, survey lingkungan dan survey
entomologi
HASIL KEGIITAN
SURYEY
DARAH MASSAL (Mois
Survey) DAN
P.
orang Berdasarkan
golongan umur dan jenis parasit
desa tersebut terdapat fasilitas
kesehatan
dengan
Blood
PENGOBATAN
MASSAL (Mass Drug Administration)
sebanyak 48
pada tabel
I berikut.
:
JurnalVektor Penyakit, Vol'
V
No'1, 2011
' 1 - 13
Tabel l.
berdasarkan golongan -umur dan
Jumlah kasus malaria hasil survey darah massal
jenis kelamin di Desa Baiu-Bakulu' Kec' Palolo' Kab' Donggala
Keterangan
umur
0-l
t-.4
5-9
-L 0l;J
1
P
Pf
Pv
I
1
0
I
4
l2
3l
01
j
1G.'14
15+
9
48
'otal \sour
kasus
I\,EI
-l
gametosit
@parumstad.
Berdasarkan table
bahwa
di
3ft
I di atas menunjukkan
daerah tersebut benar-benar
Telah dilakukan
wawancara
terhadap 18 penduduk yang menderita
sedang terjadi peningkatan kasus yang
malaria falciParum dari
serius dan telah mengarah terjadinya
Kejadian Luar Biasa Malaria' Hal
Dari hasil
tersebut ditunjukkan oleh banyaknya
kasus malaria baik
P'
falciParum
maupun P. vivax. Jumlah kasus malaria
stadium gametosit yang
falciparum
cukup banYak Pada golongan umur
diatas lima belas tahun, bahkan pada
golongan umur dibawah lima tahun
(balita) telah memPerkuat
dugaan
sebelumnya bahwa di Desa Baku-bakulu
telah terjadi penularan malaria
secara
setempat (indigenous).
V. HASIL WAWANCARA DENGAN
PENDERITA MALARI A FalciParum
hasil
pemeriksaan menggunakan Dipstict'
wawancara menunjukkan
bahwa 542"/0 resPonden mengaku
tidak bepergian ke luar desa selama
periode
I
bulan samPai
2
minggu
sebelum sakit malaria' Dalam aktifitas
kese-hariannya, sebagian besar dari
mereka adalah Petani kebun' namun
dalam Periode Yang sama (l bulan
sampai 2 minggu sebelum sakit malaria)'
dari responden mengaku tidak
pernah menginaP di kebun' Hal ini
g4r7"/o
memperkuat dugaan
bahwa
kemungkinan besar mereka (penderita
malaia falciparum) terkena malaria di
wilayah desa tersebut'
Aktifitas mandi dan buang air
oleh warga setempat,..terbukti dari hasil
penduduk
wawancara responden, hanya 10,5o/"
dilakukan di luar rumah, yaitu di galian
yang menggunakan alat perlindungan
pasir ditepi sungai dan juga
diri, yaitu kelambu (50%) dan obat anti
besar sebagian besar
rumah, maupun
di
di
sekitar
sungai dekat kebun.
nyamuk bakar (50%),
sedangkan
Sebanyak 31,6"/" responden mengaku
sebagian besar responden (89,5%)
melakukan aktifitas rnandinya pada
mengaku
saat hari masih gelap (setelah jam 6
perlindungan diri.
sore). Kebanyakan dari mereka adalah
petani kebun yang pada saat pulang dari
tidak
menggunakan alat
Tingkat pendidikan dan kondisi
geografis desa setempat
turut
kebunnya mereka terlebih dahulu
singgah di sungai kecil di tepi desa
pengobatan oleh masyarakat. Sebanyak
untuk melakukan aktifitas rutin tersebut.
84,2"/" responden mengaku bahwa pada
Enam puluh delapan lroma empat
persen (68,4"/") responden mengaku
saat mereka merasa sakit (terkena
malaria), mereka mengaku tidak
mereka lebih sering mandi pada saat
berobat ke Unit Pelayanan Kesehatan
hari masih terang (sekitar jam 4 sore).
(UPK). Mereka lebih memilih mencoba
Pada malam harinya, aktifitas di
pengobatan tradisional maupuR beli obat
luar rumah lebih banyak dilakukan oleh
pemuda/remaja ataupun pria dewasa di
di warung di sekitar tempat tinggal
mereka. Hal ini dikarenakan ada
daerah tersebut. Anak-anak dan paru
sebagian warga yang tinggal cukup jauh
ibu/wanita dewasa lebih banyak memilih
dari UPK maupun warung obat dengan
tinggal
di dalam rumah. Hal
ini
mempengaruhi di dalam upaya pencarian
kondisi jalan yang sulit
dilalui
ditunjukkan oleh persentase responden
kendaraan.
yang melakukan aktifitas di luar
rumah pada malam hari sebanyak
Upaya pencarian pengobatan
dengan membeli obat di warung
26,3"h didominasi oleh remaja/pemu-
tampaknya sudah menjadi kebiasaan
da. Selebihnya, yaitu 73,7oh didominasi
warga setempat, terbukti meskipun rata-
oleh ibu dan anak-anak.
rata tingkat pendidikan mereka cukup
Penggunaan
alat perlindungan diri terhadap gigitan
rendah (10,5Yo tidak sekolah;
nyamuk belum sepenuhnya dilakukan
berpendidikan SD; I 5,6yo berpendidikan
52,60A
Jurnal Vektor Penyakit, Vol.
V
No.1, 201 1 : 1 - 13
SLTP; 10,50 berpendidikan SLTA),
menjadi tempat
mereka cukup mengenal obat malaria
potensial Anopheles spp., oleh karena
(rezoquine
&
nifaquine serta fansidar),
perkembangbiakan
jentik maupun pupanya
ditemukan
merskipun mereka hanya membeli sesuai
melimpah di tempat tersebut.
dengan kemampuan mereka
Di sekitar sungai di tempat yang
sering {igunakan sebagai tempat
tanpa
mengetahui dosis standar yang harusnya
diminum. Sedikitnya responden yang
datang ke UPK juga disebabkan oleh
pemandian oleh wa.-ga yang baru saja
adanya pelaksanaan kegiatan pengobatan
pulang dari kebun juga banyak
ditemukan jentik Anopheles spp. Di
malaria gratis yang dilakukan oleh tim
sekitar rumah penduduk di dusun yang
pemenangan dari salah satu pendukung
padat penduduknya dengan
jumlah kasus
calon gubernur setempat beberapa bulan
yang tinggi (baik di dusun
I
sebelum dilakukan kegiatan survey.
disekitar tempat tinggal mereka tidak
Kegiatan ini diluar pantauan puskesmas,
sehingga tidak diketahui jenis obat anti
berhasil ditemukan adanya tempat
perkembangbiakan Anopheles spp.,
malaria dan dosis yang digunakan
namun oleh karena akitiftas mandi, dan
maupun 2),
mencuci pakaian mereka yang memaksa
VI. HASIL SURVEY LINGKUNGAN
mereka untuk pergi di sekitar sungai, di
Survey lingkungan dilakukan
dilokasi yang diperkirakan potensial
samping jarak antara dusun yang cukup
padat penduduknya dengan sungai tidak
sebagai tempat
terlalu jauh telah
perkembangbiakan
memungkinkan
ny amuk Anophele s spp., nyamuk penular
nyamuk dapat terbang dan mencaPai
penyakit malaria.
daerah tersebut serta menularkan malaria
Hasil investigasi menunjukkan
bahwa di sumur-sumur kecil yang dibuat
baik disekitar desa maupun
Kondisi perumahan yang
rara-
di sekitar rumah penduduk
rata semi perrnanen (terbuat dari papan-
di pinggir sungai berhasil
papan kayu) juga telah memungkinkan
pakaian, baik
ditemukan adanya jentik Anophe les spp.
Selain
sekitar
kampung.
masyarakat untuk mandi dan mencuci
maupun
di
itu, dipinggir
sungai terdapat
nyamuk dengan mudah masuk ke dalam
rumah
kubangan air yang tidak rnengalir yang
6
lnvestigasi
IIASIL KEGIATAN
Malaria
(Jastal. e/ a/)
SURVEY
ENTOMOLOGI
Dalam kegiatan ini, untuk daPat
mengetahui
jenis nyamuk
Anopheles
spp. Yang kemungkinan dapat berperan
sebagai penular penyakit
di wilayah ini
dan gambaran singkat mengenai perilaku
menggigit pada malam hari, kami juga
melakukan kegiatan
spot
survey
entomologi malaria.
Dari hasil kegiatan penangkapan
nyamuk menggunakan metode Man
londing collection antara pukul 18.0006.00, berhasil dikoleksi 2 jenis nyamuk
Anopheles spp., yaitu
An. barbirostris
dan An. porangensis. An. barbirostris
merupakan species suspect vector
malaria
di
Propinsi Sulawesi Tengah
(Ditjen P2M&PL, 1995), sedangkan
parangensis teridentifikasi
ln.
sebagai
vektor malaria di Sulawesi Utara
(Marwoto, et. ol., 2001).dapat dilihat
pada grafik
2 dan 3 berikut
:
7
JurnalVektor Penyakit, Vol.
V
No'1, 2011 : 1 - 13
Crafik2.
parangensrs di Desa BakuHasil penangkapan nyamuk wole night collection .Anop.heles
tanggal 14-15 Januari 2006
Bakulu. Kecamatan Palolo, Kabuf,aten Donggala pada
n
r
15
t0
5
0
rnn
E.r-.,d
"1&19 '1+'20 '2t'21
2
0
0
IUOL
0
1
nnn
0
0
0
TIKD
0
0
ll -
0
I
a
f-I
rl
'21-',2.
'2:n
,n:24
'24:01
'01:@.
0
0
0
3
5
6
4
0
2
t6
2
7
0
0
0
0
0
1
I
0
0
0
1
0
0
0
2
'(2-'@ '00-o4 o4-o5
4
2
5
0
0
7
0
n
1
2
o106
0
Grafik 3.
barbirostris di Desa BakuHasil penangkapan nyamuk wole night collection Anopheles
pada tanggal l4- I 5 Januari 2006
Bakulu, Kecamaian Palolo, Kabupaten Donggala
10
UOD
UOL
DD
5
0
lr)t
I
'1&'19
'19-'20
'2U21
'21-'.22
'22-',23
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
;IDD
0
0
trKD
0
0
0
0
0
0
0
0
hasil tersebut, tampak
bahwa AnoPheles Parangensis
Berdasarkan
kemungkinan besar daPat berPeran
sebagai vektor malaria di daerah tersebut
oleh karena populasinya yang dominan
dalam semua waktu dan
metode
'2T'24 '2U01
0
0
0
0
0
I
'01-'02
'02-'03
0
0
r.
KD
'01'04 '@'05 '0$.'06
0
0
0
2
0
2
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
penangkapan. Jenis nyamuk
ini mulai
banyak tertangkap setelah pukul 12
malam sarnPai sekitar Pukul 5 Pagi
meskipun pada pukul 19'-20, jenis ini
sudah mulai muncul.
lnvestigasi
Anopheles barbirostris
tetap
Malaria
(Jastal, ef aI)
sebagai sungai, badan
sungai
berpotensi sebagai penular malaria di
dimanfaatkan oleh penduduk setempat
Baku-bakulu meskipun populasinya
sebagai
tidak dominan. Seperti halnya hasil
dusun. Akibat dari dampak banjir besar
penangkapan Anopheles porongensis,
tersebut,
jalan penghubung utama
antar
jenis nyamuk ini mulai tertangkap
di samping telah merubah
perilaku sehari-hari masyarakat
setelah pukul 12 malam sampai sekitar
setempat, yang tidak kalah penting juga
pukul 5 pagi
telah menyebabkan perubahan ekosistem
secara drastis. Adanya
banyaknya
kubangan air di sekitar badan air sungai
PEMBAFIASAn-
Terjadinya peningkatan
kasus
yang sebelumnya tidak ada
telah
malaria yang tidak lazim ?.ali ini diawali
menyebabkan munculnya banyak tempat
dari adanya bencana banjir besar di
wilayah Desa Baku-bakulu pada
perkembangbiakan nyamuk, termasuk
Anopheles spp.
pertengahan bulan Juni 2005. Kejadian
Kondisi alam yang berubah, juga
ini disebabkan oleh adanya aktifitas
penebangan hutan pada bagian
telah menyebabkan terjadinya perubahan
pola perilaku nyamuk Anopheles spp.
di sebelah barat desa Baku-
maupun parasit penyebab malaria
pegunungan
(Plasmodium spp.). Habitat nyamuk
bakulu.
Banjir besar ini bukan
hanya
Anopheles, khususnya An. barbirostris
merusak ciaerah aliran sungai, tetapi juga
dan An. parangensis menjadi tersebar
telah menyebabkan beberapa rumah di
luas
sekitar sungai hanyut serta putusnya
dengan sirkulasi parasit plasmodium
jalan yang menghubungkan dusun-dusun
yang kemungkinan sudah terjadi secara
dalam desa tersebut. Sungai yang
alami di alam (ditunjukkan oleh adanya
sebelumnya lebarnya hanya sekitar
5
kasus malaria sepanjang tahun meskipun
meter, saat ini telah mencapai 20 meter.
dalam jumlah yang sedikit) terganggu
Akibat adanya banjir tersebut, jalan
penghubung antar dusun yang
oleh adanya bencana tersebut, yang
kemungkinan sudah menyebar di
sebelumnya berada di tepi sungai hilang
wilayah perkampungan penduduk.
Kondisi ini telah menyebabkan
diterjang air, sehingga
di
samping
di sepanjang sungai. Begitu halnya
Jurnal Vektor Penyakit, Vol. I No' 1, 2011 : 1 - 13
meningkatnya potensi penularan malaria
tinggal/ menginap di kebun pada periode
di Desa Baku-bakulu.
infeksi, meskiPun ada warga
Puncak kePadatan
suspect
vector
nYamuk
malaria (baik
'4n'
membangun rumahnYa
Yang
disekitar
kebunnya. Dari sini dapat menguatkan
daerah tersebut
bukti sebelumnya dari hasil MBS yang
menemukan adanya kasus balita yang
terjadi mulai pada tengah malam (1am 12
menderita malaria falciparum bahwa
malam) sampai dengan sekitar jam
kemungkinan besar
Parangensis maupun An. Barbirostris)
yang tertangkap
pagi dengan
di
PoPulasi
5
tertangkaP
Para
Penderita
terkena malaria Pertama
kali
di
terbanyak Pada outdoor landing
collection (umPan orang luar) dan
wilayah Desa setemPat.
around cattle (sekitar kandang) ' Hal ini
di tepi sungai
perlu menjadi salah satu perhatian dalam
hiburan di luar rumah pada malam hari
hubungannya dengan resiko penularan
yang dilakukan oleh pemuda setempat
malaria dan cara Penanganan
Yang
ef-ektif dan efisien di daerah tersebut'
MasuknYa Penduduk
baru,
Aktifitas mandi menjelang
dan kegiatan
gelaP
mencari
merupakan aktifitas Yang daPat
meningkatkan resiko tertular malaria
lebih besar, namun demikian
di
bukan
dalam rumah
akan
khususnya dari daerah endemis malaria
berarti tinggal
lain ke daerah tersebut dalam
rangka
mengurangi resiko tertular. Terbukti dari
berkebun
sebagian besar responden lebih banyak
tampaknya juga dapat menjadi salah satu
beraktifitas di dalam rumah daripada di
luar rumah Pada malam hari' Faktor
membuka hutan untuk
sebab meningkatnya kasus malaria di
penentu resiko tertular malaria yang
daerah tersebut.
Berdasarkan informasi dari Para
penderita malaria
falciParum
menunjukkan bahwa hanya sedikit dari
mereka yang mengaku menginaP di
banyak dijumpai di desa tersebut adalah
konstruksi rumah yang rata-rata terbuat
dari papan kayu dengan lubang ventilasi
yang terbuka sepanjang hari' Hal ini
tidak
daerah lain pada periode infeksi (terkena
yang
gigitan nYamuk AnoPheles Yang
dicegahnYa man-mosquito contact
menyebabkan mereka terkena malaria)'
(kontak antara nyamuk dengan manusia)
meskipun warga memilih tinggal di
Rata-rata dari mereka mengaku tidak
menYebabkan
daPat
l0
i
I
1
-
L
lnvesiigasi
(Jastal, et a/)
di luar rumah.
tinggal di wilayah dusun yang terletak di
ini diperparah oleh sedikitnya
sekitar kebun (berjarak lebih dari 5 km)
dalam rumah daripada
Keadaan
Malaria
persentase
dari
menggunakan
responden yang
seringkali membeli obat-obatan penurun
alat perlindungan diri
demam Qtaracetomol), anti malaria, dsb
ketika mereka sedang keluar
maupun ketika
rumah
di dalam rumah, seperti
di warung ketika mereka belanja di
dusun l.
kelambu, obat nyamuk bakar, lotion
KESIMPULAN
nyamuk. dsb.
Kuantitas dan kualitas unit
pelayanan kesehatan juga turut
malaria yang mengarah pada kejadian
mempengaruhi penanganan
Luar Biasa (KLB) ditimbulkan
kasus
Terjadinya peningkatan
kasus
oleh
di Desa Baku-
adarrya perubahan lingkungan yang
bakulu. Lokasi pustu yang terletak di
ekstrim akibat bencana alam banjir yang
malaia secara cepat
Dusun
I
ternyata tidak dapat memenuhi
terjadi beberapa bulan
sebelumnya.
pelayanan kesehatan secara optimal di
Kondisi lingkungan yang berubah yang
dusun lain yang letaknya jauh
menyebabkan semakin
meluasnya
tempat perkembangbiakan
Anopheles
dan
kondisi medan yang sulit.
Sebagai gambaran ketika ada
-
anggoia keluarganya yang sakit
spp di
sepanjang sungai; perilaku
dan
masyarakat sehari-hari yang semakin
butuh perawatan di puskesmas, mereka
rentan terekspos malaria; dan kondisi
harus mempersiapkan biaya dan sarana
pelayanan kesehatan yang terbatas telah
transportasi terlebih dahulu (biasanya
menyebabkan terjadinya penularan
berupa mobil pick up).
Di samping itu,
seringkali mereka minta banfuan ke
malaria secara efektif di daerah tersebut.
Penanganan kasus malaria secara
bidan di pusfu setempat untuk datang di
cepat melalui Mass Drug Adtninstration
rumah mereka (apabila masih
(MDA) harus segera
dijangkau). Masyarakat
dapat
seringkali
dilaksanakan
sebagai salah satu usaha mencegah
rantai
membayar biaya pengobatan dengan
berlangsungnya
hasil kebun yang mereka miliki apabila
malaria, khususnya siklus
tidak
Plasmodium .falciparum dan
mempunyai uang.
Sebagai
pertolongan pertamanya, penduduk yang
penularan
hidup
P. Vivax
dalam upaya mencegah meluasnya kasus
lr
Jurnal Vektor Penyakit, Vol. I No.1, 2011 : 1 - 13
malaria
di
kegiatan
ini,
daerah tersebut. Dalam
(tengah malam sampai pagi menjelang
itu
telah
kali dan
akan
subuh), sehingga upaya perlindungan
terhadap gigitan nyamuk yang lebih
dilaksanakan kembali secara bertahap
tepat adalah penggunaan obat nyamuk,
disesuaikan dengan prioritas kasus dan
repelont, mauPun
Penggunaan
ketersediaan obat yang ada. Pelaksanaan
kelambu pada saat tidur. Sosialisasi
penggunaan proteksi diri tersebut perlu
uPaya untuk
dilaksanakan beberapa
MDA ini
diharaPkan akan
daPat
di
desa
dilaksanakan secara menyeluruh dalam
dilakukan terhadp masayarakat
waktu dekat.
tersebut, agar dapat dicegah terjadinya
Pengendalian
vektor
sebagai
salah satu faktor Penting dalam
pemberantasan malaria juga harus segera
penularan kembali, sehingga kasus dapat
ditekan.
Pembentukan Pos
Malaria
Desa
dilaksanakan. Indoor residual spraying
dan Juru Malaria Desa Perlu
(IRS)
direncanakan dalam upaya penanganan
tamPaknYa
Perlu
segera
di dusun-
dilaksanakan secara menyeluruh sebagai
kasus secara cepat, khususnya
langkah awal dengan mempergunakan
dusun yang sulit terjangkau pelayanan
insektisida yang masih efektif digunakan
kesehatan. Mekanisme pelaksanaannya
di
perlu dikaji lebih lanjut, baik
daerah tersebut (berdasarkan hasil
secara
pengujuan yang dilakukan Garjito, dkk
teknis maupun dana dan disosialisasikan
(2004), Lihat lamPiran 2t). Untuk
kepada masYarakat agar
daPat
selanjutnya, IRS perlu dilakukan secara
dilaksanakan secara berkesinambungan
6 bulan sekali) dan
danjangka Panjang.
berkesinambungan dengan didukung
Pembuatan
berkala (tiaP
data hasil survey
longitudinal
WC umum dan
Penyediaan air trersih di sekitar
entomologi yang diharapkan juga segera
perkampungan namPaknYa
dapat dilaksanakan di daerah tersebut'
menjadi pemikiran jangka panjang untuk
Perlu
Berdasarkan data sementaru dai,
mengurangi resiko penularan malaria di
hasil Spot surveY entomologt Yang
sekitar sungai pada saat mereka mandi
dilakukan
di
daerah tersebut, perlu
dan buang air besar Pada saat
sore
diwaspadai bahwa puncak penularan
menjelang malam mauPun malam hari,
terjadi pada saat orang mulai istirahat
oleh karena
banYaknYa
temPat
t2
lnvestigasi
perkembangbiakan Anopheles
Malaria
(Jastal, ef a/)
spp,
penular malaria, di .sekitar sungai di desa
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim. 2005.
Laporan
Pelaksanaan Kegiatan Investigasi
Peningkatan Kasus malaria
di Wilayah Kabupaten Donggala
2.
Garjito, T.A., Widiarti, Rosmini,
Yudith. 2004. Hasil Uji Kerentanan
An. Barbirostris Van Der Wulp
Terhadap Insektisida Pyrethroid
(Deltamethrin 0,0502
&
0,75Yo) Di Wilayah
Permethrin
Kecamatan
Dolo, Kab. Donggala.
l3
INVESTIGASI MALARTA DI DESA BAKU-BAKULU'
PALOLO, KABUPATEN DONGGALA
Ambar Garjitol'.Rosminir' Junaidij'
Jastalr. Wayan Apriani2, I Made Suyasnal, Triwib^owo
Hayani Anastasiar, Yunus wijayal. Samarang'. Titin Indriasari-
-
,Balai Litban gP2B2Donggala, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan R'I'
'
Tengah
'Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi
3
Dinas Kesehatan Kabupaten Donggala
Namun demikian, Pada tahun
PENDAHULUAN
Puskesmas Palolo meruPakan
salah satu puskesmas di
wilaYah
2005, sejak bulan SePtember, jumlah
kasus klinis meningkat tajam
70 kasus
dari
14
Pada bulan
Kabupaten Donggala, Propinsi Sulawesi
kasus menjadi
'Iengah. Wilayah Puskesmas
Oktober dan bahkan meningkat lagi
melingkupi
Yang
perbukitan,
persawahan dan lereng gunung dengan
luas wilayah 269,9 km2 dengan jumlah
menjadi 283 kasus Pada
bulan
November 2005. Peningkatan kasus
yang terjadi ditimbulkan oleh adanya
ini tergolong sebagai
daerah endemis malaria. Data kasus
peningkatan kasus yang mencolok di
yang diperoleh dari Puskesmas Palolo
Jumlah penderita rawat inaP
selama tahun 2002-2005 menunjukkan
diakibatkan oleh malaria meningkat pada
hahwa iumlah penderita malaria setiap
tahunnya selalu ada. Pada tahun 2004,
bulan November 2005, yaitu sebanyak
penduduk 15.818
Angka Malaria klinis per tahun ( lnnual
salah satu desa, yaitu Desa Baku-bakulu'
Yang
30 orang dirawat di Puskesmas Palolo
dan 6 orang dirawat di RSU Undata
Malaria Incidence) di wilaYah
puskesmas ini sebesar ll,l3o/oo yang
(Anonim,2005).
berasal dari hasil kegiatan Passive case
dilakukan oleh Dinas Kesehatan Propinsi
detection (PCD), dengan 54,3Yo
diantaranya teridentifikasi sebagai
Sulawesi Tengah dengan
Kesehatan Kabupaten Donggala melalui
Plasmodium falciparum dengan jumlah
kegiatan Mass Fever Survey melalui
kasus hampir sama sepanjang tahun-
diagnosis cepat menggunakan Dipstict
Hasil investigasi awal
Yang
Dinas
l
JurnalVektor Penyakit, Vo!.
V
No.1, 2011 : 1 - 13
pada awal bulan Desember 2005 berhasil
pekerjaan, kebiasaan hidup dan
57 kasus demam dengan
jumlah penderita positif Plasmodium
perilaku lain yang mempengaruhi
falciparum sebanyak 27 orang (Anonim,
tersebut.
menemukan
Man mosquito contact) di daerah
2005).
Dalam upaya menindaklanjuti
adanya laporan terjadinya peningkatan
kasus malaria yang mengindikasikan
HASIL ANALISIS SITUASI DESA
BAKU-BAKULU
Desa Baku-Bakulu
merupakan
di wilayah kerja
terjadinya kejadian luar biasa tersebut,
salah satu desa
maka dipandang perlu untuk dilakukan
Puskesmas Palolo. Desa
investigasi mengenai penyebaran, pola
luas wilayah 9,61 km2 dengan jumlah
penyakit dan faktor lingkungan yang
penduduk 1.150 jiwa. Secara topografi,
mempengaruhinya
untuk
dapat
desa ini terletak
ini
memiliki
di lereng gunung dengan
dilakukan tindak lanjut secara lebih
jarak ke ibukota kecamatan kurang lebih
efektif dan tepat sasaran baik jangka
l5 km dan jarak
pendek maupun panjang.
kabupaten kurang lebih 73 km.
dengan ibukota
Kepadatan penduduk sekitar 64
jwalkm2 dengan kondisi tempat tinggal
TUJUAN
A. Tujuan
tersebar
Umum
di daerah perkebunan, di atas
Untuk mengetahui beberapa faklor
gunung dan di sekitar jalan utama Palu-
resiko terjadinya penularan malaria
Napu. Kondisi geografis yang berbukit-
di
bukit dan jalan antar dusun yang rusak
Desa Baku-bakulu, Kecamatan
menyebabkan beberapa dusun
Palolo, Kabupaten Donggala
B. Tujuan Khusus
Baku-bakulu
sulit
dijangkau
di
desa
dengan
a. Mengetahui besaran masalah
kendaraan, baik roda dua maupun roda
malaria (melacak penderita
malaia, tempat dan waktu
empat. Apalagi di saat musim hujan dan
di
terjadi banjir, oleh karena ada beberapa
Desa
dusun yang jalan utamanya melewati
Baku-bakulu, Kecamatan Palolo..
sungai desa tersebut merupakan daerah
terjadinya penularan)
b. Mengetahui
faktor risiko malaria
(vektor, lingkungan,
parasit,
yang sebelumnya berupa hutan
yan-s
sebagian telah dibuka menjadi areal
2
JurnalVektor Penyakit, Vol. I No. 1,2011 .1-13
perkebunan, sehingga penduduknya pun
Pada pertengahan bulan Januari
tidak seluruhnya berasal dari suku Kaili
2006 telah dilaksanakan kegiatan survey
(penduduk asli). Komunitas penduduk di
darah dan pengobatan massal terhadap
desa tersebut heterogen yang didukung
penduduk di wilayah Desa Baku-bakulu
dari pendatang yang berasal dari suku
Total sediaan darah yang berhasil
Bugis, Bo, Minahasa, Toraja, Sangir dan
diambil sebanyak 204 orang
Jawa. Sebagian besar mata pencaharian
jumlah kasus malaria yang terinfeksi P.
penduduknya adalah sebagai petani dan
falciparum sebanyak 27 orang, l0
buruh tani kebun (95,70yo), selebihnya
orang diantaranya sudah ditemukan
berprofesi sebagai pedagang
falciporum stadium gametosit. Jumlah
kasus malaria yang terinfeksi P. vivax
dan
pegawai negeri.
Di
yang berupa I
buah
I
malaria yang ditemukan dapat dilihat
puskesmas pembantu (pustu) dengan
orang tenaga bidan dan
2
buah
posyandu.
Dalam kegiatan ini,
tim
investigator akan melakukan beberapa
kegiatan antaia
lain, survey darah
massal, survey mengenai tempat dan
waktu penularan melalui
wawancara
dengan penduduk yang menderita
malaria, survey lingkungan dan survey
entomologi
HASIL KEGIITAN
SURYEY
DARAH MASSAL (Mois
Survey) DAN
P.
orang Berdasarkan
golongan umur dan jenis parasit
desa tersebut terdapat fasilitas
kesehatan
dengan
Blood
PENGOBATAN
MASSAL (Mass Drug Administration)
sebanyak 48
pada tabel
I berikut.
:
JurnalVektor Penyakit, Vol'
V
No'1, 2011
' 1 - 13
Tabel l.
berdasarkan golongan -umur dan
Jumlah kasus malaria hasil survey darah massal
jenis kelamin di Desa Baiu-Bakulu' Kec' Palolo' Kab' Donggala
Keterangan
umur
0-l
t-.4
5-9
-L 0l;J
1
P
Pf
Pv
I
1
0
I
4
l2
3l
01
j
1G.'14
15+
9
48
'otal \sour
kasus
I\,EI
-l
gametosit
@parumstad.
Berdasarkan table
bahwa
di
3ft
I di atas menunjukkan
daerah tersebut benar-benar
Telah dilakukan
wawancara
terhadap 18 penduduk yang menderita
sedang terjadi peningkatan kasus yang
malaria falciParum dari
serius dan telah mengarah terjadinya
Kejadian Luar Biasa Malaria' Hal
Dari hasil
tersebut ditunjukkan oleh banyaknya
kasus malaria baik
P'
falciParum
maupun P. vivax. Jumlah kasus malaria
stadium gametosit yang
falciparum
cukup banYak Pada golongan umur
diatas lima belas tahun, bahkan pada
golongan umur dibawah lima tahun
(balita) telah memPerkuat
dugaan
sebelumnya bahwa di Desa Baku-bakulu
telah terjadi penularan malaria
secara
setempat (indigenous).
V. HASIL WAWANCARA DENGAN
PENDERITA MALARI A FalciParum
hasil
pemeriksaan menggunakan Dipstict'
wawancara menunjukkan
bahwa 542"/0 resPonden mengaku
tidak bepergian ke luar desa selama
periode
I
bulan samPai
2
minggu
sebelum sakit malaria' Dalam aktifitas
kese-hariannya, sebagian besar dari
mereka adalah Petani kebun' namun
dalam Periode Yang sama (l bulan
sampai 2 minggu sebelum sakit malaria)'
dari responden mengaku tidak
pernah menginaP di kebun' Hal ini
g4r7"/o
memperkuat dugaan
bahwa
kemungkinan besar mereka (penderita
malaia falciparum) terkena malaria di
wilayah desa tersebut'
Aktifitas mandi dan buang air
oleh warga setempat,..terbukti dari hasil
penduduk
wawancara responden, hanya 10,5o/"
dilakukan di luar rumah, yaitu di galian
yang menggunakan alat perlindungan
pasir ditepi sungai dan juga
diri, yaitu kelambu (50%) dan obat anti
besar sebagian besar
rumah, maupun
di
di
sekitar
sungai dekat kebun.
nyamuk bakar (50%),
sedangkan
Sebanyak 31,6"/" responden mengaku
sebagian besar responden (89,5%)
melakukan aktifitas rnandinya pada
mengaku
saat hari masih gelap (setelah jam 6
perlindungan diri.
sore). Kebanyakan dari mereka adalah
petani kebun yang pada saat pulang dari
tidak
menggunakan alat
Tingkat pendidikan dan kondisi
geografis desa setempat
turut
kebunnya mereka terlebih dahulu
singgah di sungai kecil di tepi desa
pengobatan oleh masyarakat. Sebanyak
untuk melakukan aktifitas rutin tersebut.
84,2"/" responden mengaku bahwa pada
Enam puluh delapan lroma empat
persen (68,4"/") responden mengaku
saat mereka merasa sakit (terkena
malaria), mereka mengaku tidak
mereka lebih sering mandi pada saat
berobat ke Unit Pelayanan Kesehatan
hari masih terang (sekitar jam 4 sore).
(UPK). Mereka lebih memilih mencoba
Pada malam harinya, aktifitas di
pengobatan tradisional maupuR beli obat
luar rumah lebih banyak dilakukan oleh
pemuda/remaja ataupun pria dewasa di
di warung di sekitar tempat tinggal
mereka. Hal ini dikarenakan ada
daerah tersebut. Anak-anak dan paru
sebagian warga yang tinggal cukup jauh
ibu/wanita dewasa lebih banyak memilih
dari UPK maupun warung obat dengan
tinggal
di dalam rumah. Hal
ini
mempengaruhi di dalam upaya pencarian
kondisi jalan yang sulit
dilalui
ditunjukkan oleh persentase responden
kendaraan.
yang melakukan aktifitas di luar
rumah pada malam hari sebanyak
Upaya pencarian pengobatan
dengan membeli obat di warung
26,3"h didominasi oleh remaja/pemu-
tampaknya sudah menjadi kebiasaan
da. Selebihnya, yaitu 73,7oh didominasi
warga setempat, terbukti meskipun rata-
oleh ibu dan anak-anak.
rata tingkat pendidikan mereka cukup
Penggunaan
alat perlindungan diri terhadap gigitan
rendah (10,5Yo tidak sekolah;
nyamuk belum sepenuhnya dilakukan
berpendidikan SD; I 5,6yo berpendidikan
52,60A
Jurnal Vektor Penyakit, Vol.
V
No.1, 201 1 : 1 - 13
SLTP; 10,50 berpendidikan SLTA),
menjadi tempat
mereka cukup mengenal obat malaria
potensial Anopheles spp., oleh karena
(rezoquine
&
nifaquine serta fansidar),
perkembangbiakan
jentik maupun pupanya
ditemukan
merskipun mereka hanya membeli sesuai
melimpah di tempat tersebut.
dengan kemampuan mereka
Di sekitar sungai di tempat yang
sering {igunakan sebagai tempat
tanpa
mengetahui dosis standar yang harusnya
diminum. Sedikitnya responden yang
datang ke UPK juga disebabkan oleh
pemandian oleh wa.-ga yang baru saja
adanya pelaksanaan kegiatan pengobatan
pulang dari kebun juga banyak
ditemukan jentik Anopheles spp. Di
malaria gratis yang dilakukan oleh tim
sekitar rumah penduduk di dusun yang
pemenangan dari salah satu pendukung
padat penduduknya dengan
jumlah kasus
calon gubernur setempat beberapa bulan
yang tinggi (baik di dusun
I
sebelum dilakukan kegiatan survey.
disekitar tempat tinggal mereka tidak
Kegiatan ini diluar pantauan puskesmas,
sehingga tidak diketahui jenis obat anti
berhasil ditemukan adanya tempat
perkembangbiakan Anopheles spp.,
malaria dan dosis yang digunakan
namun oleh karena akitiftas mandi, dan
maupun 2),
mencuci pakaian mereka yang memaksa
VI. HASIL SURVEY LINGKUNGAN
mereka untuk pergi di sekitar sungai, di
Survey lingkungan dilakukan
dilokasi yang diperkirakan potensial
samping jarak antara dusun yang cukup
padat penduduknya dengan sungai tidak
sebagai tempat
terlalu jauh telah
perkembangbiakan
memungkinkan
ny amuk Anophele s spp., nyamuk penular
nyamuk dapat terbang dan mencaPai
penyakit malaria.
daerah tersebut serta menularkan malaria
Hasil investigasi menunjukkan
bahwa di sumur-sumur kecil yang dibuat
baik disekitar desa maupun
Kondisi perumahan yang
rara-
di sekitar rumah penduduk
rata semi perrnanen (terbuat dari papan-
di pinggir sungai berhasil
papan kayu) juga telah memungkinkan
pakaian, baik
ditemukan adanya jentik Anophe les spp.
Selain
sekitar
kampung.
masyarakat untuk mandi dan mencuci
maupun
di
itu, dipinggir
sungai terdapat
nyamuk dengan mudah masuk ke dalam
rumah
kubangan air yang tidak rnengalir yang
6
lnvestigasi
IIASIL KEGIATAN
Malaria
(Jastal. e/ a/)
SURVEY
ENTOMOLOGI
Dalam kegiatan ini, untuk daPat
mengetahui
jenis nyamuk
Anopheles
spp. Yang kemungkinan dapat berperan
sebagai penular penyakit
di wilayah ini
dan gambaran singkat mengenai perilaku
menggigit pada malam hari, kami juga
melakukan kegiatan
spot
survey
entomologi malaria.
Dari hasil kegiatan penangkapan
nyamuk menggunakan metode Man
londing collection antara pukul 18.0006.00, berhasil dikoleksi 2 jenis nyamuk
Anopheles spp., yaitu
An. barbirostris
dan An. porangensis. An. barbirostris
merupakan species suspect vector
malaria
di
Propinsi Sulawesi Tengah
(Ditjen P2M&PL, 1995), sedangkan
parangensis teridentifikasi
ln.
sebagai
vektor malaria di Sulawesi Utara
(Marwoto, et. ol., 2001).dapat dilihat
pada grafik
2 dan 3 berikut
:
7
JurnalVektor Penyakit, Vol.
V
No'1, 2011 : 1 - 13
Crafik2.
parangensrs di Desa BakuHasil penangkapan nyamuk wole night collection .Anop.heles
tanggal 14-15 Januari 2006
Bakulu. Kecamatan Palolo, Kabuf,aten Donggala pada
n
r
15
t0
5
0
rnn
E.r-.,d
"1&19 '1+'20 '2t'21
2
0
0
IUOL
0
1
nnn
0
0
0
TIKD
0
0
ll -
0
I
a
f-I
rl
'21-',2.
'2:n
,n:24
'24:01
'01:@.
0
0
0
3
5
6
4
0
2
t6
2
7
0
0
0
0
0
1
I
0
0
0
1
0
0
0
2
'(2-'@ '00-o4 o4-o5
4
2
5
0
0
7
0
n
1
2
o106
0
Grafik 3.
barbirostris di Desa BakuHasil penangkapan nyamuk wole night collection Anopheles
pada tanggal l4- I 5 Januari 2006
Bakulu, Kecamaian Palolo, Kabupaten Donggala
10
UOD
UOL
DD
5
0
lr)t
I
'1&'19
'19-'20
'2U21
'21-'.22
'22-',23
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
;IDD
0
0
trKD
0
0
0
0
0
0
0
0
hasil tersebut, tampak
bahwa AnoPheles Parangensis
Berdasarkan
kemungkinan besar daPat berPeran
sebagai vektor malaria di daerah tersebut
oleh karena populasinya yang dominan
dalam semua waktu dan
metode
'2T'24 '2U01
0
0
0
0
0
I
'01-'02
'02-'03
0
0
r.
KD
'01'04 '@'05 '0$.'06
0
0
0
2
0
2
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
penangkapan. Jenis nyamuk
ini mulai
banyak tertangkap setelah pukul 12
malam sarnPai sekitar Pukul 5 Pagi
meskipun pada pukul 19'-20, jenis ini
sudah mulai muncul.
lnvestigasi
Anopheles barbirostris
tetap
Malaria
(Jastal, ef aI)
sebagai sungai, badan
sungai
berpotensi sebagai penular malaria di
dimanfaatkan oleh penduduk setempat
Baku-bakulu meskipun populasinya
sebagai
tidak dominan. Seperti halnya hasil
dusun. Akibat dari dampak banjir besar
penangkapan Anopheles porongensis,
tersebut,
jalan penghubung utama
antar
jenis nyamuk ini mulai tertangkap
di samping telah merubah
perilaku sehari-hari masyarakat
setelah pukul 12 malam sampai sekitar
setempat, yang tidak kalah penting juga
pukul 5 pagi
telah menyebabkan perubahan ekosistem
secara drastis. Adanya
banyaknya
kubangan air di sekitar badan air sungai
PEMBAFIASAn-
Terjadinya peningkatan
kasus
yang sebelumnya tidak ada
telah
malaria yang tidak lazim ?.ali ini diawali
menyebabkan munculnya banyak tempat
dari adanya bencana banjir besar di
wilayah Desa Baku-bakulu pada
perkembangbiakan nyamuk, termasuk
Anopheles spp.
pertengahan bulan Juni 2005. Kejadian
Kondisi alam yang berubah, juga
ini disebabkan oleh adanya aktifitas
penebangan hutan pada bagian
telah menyebabkan terjadinya perubahan
pola perilaku nyamuk Anopheles spp.
di sebelah barat desa Baku-
maupun parasit penyebab malaria
pegunungan
(Plasmodium spp.). Habitat nyamuk
bakulu.
Banjir besar ini bukan
hanya
Anopheles, khususnya An. barbirostris
merusak ciaerah aliran sungai, tetapi juga
dan An. parangensis menjadi tersebar
telah menyebabkan beberapa rumah di
luas
sekitar sungai hanyut serta putusnya
dengan sirkulasi parasit plasmodium
jalan yang menghubungkan dusun-dusun
yang kemungkinan sudah terjadi secara
dalam desa tersebut. Sungai yang
alami di alam (ditunjukkan oleh adanya
sebelumnya lebarnya hanya sekitar
5
kasus malaria sepanjang tahun meskipun
meter, saat ini telah mencapai 20 meter.
dalam jumlah yang sedikit) terganggu
Akibat adanya banjir tersebut, jalan
penghubung antar dusun yang
oleh adanya bencana tersebut, yang
kemungkinan sudah menyebar di
sebelumnya berada di tepi sungai hilang
wilayah perkampungan penduduk.
Kondisi ini telah menyebabkan
diterjang air, sehingga
di
samping
di sepanjang sungai. Begitu halnya
Jurnal Vektor Penyakit, Vol. I No' 1, 2011 : 1 - 13
meningkatnya potensi penularan malaria
tinggal/ menginap di kebun pada periode
di Desa Baku-bakulu.
infeksi, meskiPun ada warga
Puncak kePadatan
suspect
vector
nYamuk
malaria (baik
'4n'
membangun rumahnYa
Yang
disekitar
kebunnya. Dari sini dapat menguatkan
daerah tersebut
bukti sebelumnya dari hasil MBS yang
menemukan adanya kasus balita yang
terjadi mulai pada tengah malam (1am 12
menderita malaria falciparum bahwa
malam) sampai dengan sekitar jam
kemungkinan besar
Parangensis maupun An. Barbirostris)
yang tertangkap
pagi dengan
di
PoPulasi
5
tertangkaP
Para
Penderita
terkena malaria Pertama
kali
di
terbanyak Pada outdoor landing
collection (umPan orang luar) dan
wilayah Desa setemPat.
around cattle (sekitar kandang) ' Hal ini
di tepi sungai
perlu menjadi salah satu perhatian dalam
hiburan di luar rumah pada malam hari
hubungannya dengan resiko penularan
yang dilakukan oleh pemuda setempat
malaria dan cara Penanganan
Yang
ef-ektif dan efisien di daerah tersebut'
MasuknYa Penduduk
baru,
Aktifitas mandi menjelang
dan kegiatan
gelaP
mencari
merupakan aktifitas Yang daPat
meningkatkan resiko tertular malaria
lebih besar, namun demikian
di
bukan
dalam rumah
akan
khususnya dari daerah endemis malaria
berarti tinggal
lain ke daerah tersebut dalam
rangka
mengurangi resiko tertular. Terbukti dari
berkebun
sebagian besar responden lebih banyak
tampaknya juga dapat menjadi salah satu
beraktifitas di dalam rumah daripada di
luar rumah Pada malam hari' Faktor
membuka hutan untuk
sebab meningkatnya kasus malaria di
penentu resiko tertular malaria yang
daerah tersebut.
Berdasarkan informasi dari Para
penderita malaria
falciParum
menunjukkan bahwa hanya sedikit dari
mereka yang mengaku menginaP di
banyak dijumpai di desa tersebut adalah
konstruksi rumah yang rata-rata terbuat
dari papan kayu dengan lubang ventilasi
yang terbuka sepanjang hari' Hal ini
tidak
daerah lain pada periode infeksi (terkena
yang
gigitan nYamuk AnoPheles Yang
dicegahnYa man-mosquito contact
menyebabkan mereka terkena malaria)'
(kontak antara nyamuk dengan manusia)
meskipun warga memilih tinggal di
Rata-rata dari mereka mengaku tidak
menYebabkan
daPat
l0
i
I
1
-
L
lnvesiigasi
(Jastal, et a/)
di luar rumah.
tinggal di wilayah dusun yang terletak di
ini diperparah oleh sedikitnya
sekitar kebun (berjarak lebih dari 5 km)
dalam rumah daripada
Keadaan
Malaria
persentase
dari
menggunakan
responden yang
seringkali membeli obat-obatan penurun
alat perlindungan diri
demam Qtaracetomol), anti malaria, dsb
ketika mereka sedang keluar
maupun ketika
rumah
di dalam rumah, seperti
di warung ketika mereka belanja di
dusun l.
kelambu, obat nyamuk bakar, lotion
KESIMPULAN
nyamuk. dsb.
Kuantitas dan kualitas unit
pelayanan kesehatan juga turut
malaria yang mengarah pada kejadian
mempengaruhi penanganan
Luar Biasa (KLB) ditimbulkan
kasus
Terjadinya peningkatan
kasus
oleh
di Desa Baku-
adarrya perubahan lingkungan yang
bakulu. Lokasi pustu yang terletak di
ekstrim akibat bencana alam banjir yang
malaia secara cepat
Dusun
I
ternyata tidak dapat memenuhi
terjadi beberapa bulan
sebelumnya.
pelayanan kesehatan secara optimal di
Kondisi lingkungan yang berubah yang
dusun lain yang letaknya jauh
menyebabkan semakin
meluasnya
tempat perkembangbiakan
Anopheles
dan
kondisi medan yang sulit.
Sebagai gambaran ketika ada
-
anggoia keluarganya yang sakit
spp di
sepanjang sungai; perilaku
dan
masyarakat sehari-hari yang semakin
butuh perawatan di puskesmas, mereka
rentan terekspos malaria; dan kondisi
harus mempersiapkan biaya dan sarana
pelayanan kesehatan yang terbatas telah
transportasi terlebih dahulu (biasanya
menyebabkan terjadinya penularan
berupa mobil pick up).
Di samping itu,
seringkali mereka minta banfuan ke
malaria secara efektif di daerah tersebut.
Penanganan kasus malaria secara
bidan di pusfu setempat untuk datang di
cepat melalui Mass Drug Adtninstration
rumah mereka (apabila masih
(MDA) harus segera
dijangkau). Masyarakat
dapat
seringkali
dilaksanakan
sebagai salah satu usaha mencegah
rantai
membayar biaya pengobatan dengan
berlangsungnya
hasil kebun yang mereka miliki apabila
malaria, khususnya siklus
tidak
Plasmodium .falciparum dan
mempunyai uang.
Sebagai
pertolongan pertamanya, penduduk yang
penularan
hidup
P. Vivax
dalam upaya mencegah meluasnya kasus
lr
Jurnal Vektor Penyakit, Vol. I No.1, 2011 : 1 - 13
malaria
di
kegiatan
ini,
daerah tersebut. Dalam
(tengah malam sampai pagi menjelang
itu
telah
kali dan
akan
subuh), sehingga upaya perlindungan
terhadap gigitan nyamuk yang lebih
dilaksanakan kembali secara bertahap
tepat adalah penggunaan obat nyamuk,
disesuaikan dengan prioritas kasus dan
repelont, mauPun
Penggunaan
ketersediaan obat yang ada. Pelaksanaan
kelambu pada saat tidur. Sosialisasi
penggunaan proteksi diri tersebut perlu
uPaya untuk
dilaksanakan beberapa
MDA ini
diharaPkan akan
daPat
di
desa
dilaksanakan secara menyeluruh dalam
dilakukan terhadp masayarakat
waktu dekat.
tersebut, agar dapat dicegah terjadinya
Pengendalian
vektor
sebagai
salah satu faktor Penting dalam
pemberantasan malaria juga harus segera
penularan kembali, sehingga kasus dapat
ditekan.
Pembentukan Pos
Malaria
Desa
dilaksanakan. Indoor residual spraying
dan Juru Malaria Desa Perlu
(IRS)
direncanakan dalam upaya penanganan
tamPaknYa
Perlu
segera
di dusun-
dilaksanakan secara menyeluruh sebagai
kasus secara cepat, khususnya
langkah awal dengan mempergunakan
dusun yang sulit terjangkau pelayanan
insektisida yang masih efektif digunakan
kesehatan. Mekanisme pelaksanaannya
di
perlu dikaji lebih lanjut, baik
daerah tersebut (berdasarkan hasil
secara
pengujuan yang dilakukan Garjito, dkk
teknis maupun dana dan disosialisasikan
(2004), Lihat lamPiran 2t). Untuk
kepada masYarakat agar
daPat
selanjutnya, IRS perlu dilakukan secara
dilaksanakan secara berkesinambungan
6 bulan sekali) dan
danjangka Panjang.
berkesinambungan dengan didukung
Pembuatan
berkala (tiaP
data hasil survey
longitudinal
WC umum dan
Penyediaan air trersih di sekitar
entomologi yang diharapkan juga segera
perkampungan namPaknYa
dapat dilaksanakan di daerah tersebut'
menjadi pemikiran jangka panjang untuk
Perlu
Berdasarkan data sementaru dai,
mengurangi resiko penularan malaria di
hasil Spot surveY entomologt Yang
sekitar sungai pada saat mereka mandi
dilakukan
di
daerah tersebut, perlu
dan buang air besar Pada saat
sore
diwaspadai bahwa puncak penularan
menjelang malam mauPun malam hari,
terjadi pada saat orang mulai istirahat
oleh karena
banYaknYa
temPat
t2
lnvestigasi
perkembangbiakan Anopheles
Malaria
(Jastal, ef a/)
spp,
penular malaria, di .sekitar sungai di desa
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim. 2005.
Laporan
Pelaksanaan Kegiatan Investigasi
Peningkatan Kasus malaria
di Wilayah Kabupaten Donggala
2.
Garjito, T.A., Widiarti, Rosmini,
Yudith. 2004. Hasil Uji Kerentanan
An. Barbirostris Van Der Wulp
Terhadap Insektisida Pyrethroid
(Deltamethrin 0,0502
&
0,75Yo) Di Wilayah
Permethrin
Kecamatan
Dolo, Kab. Donggala.
l3