Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe TGT terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4 SD N Ngrombo 3 Kecamatan Tangen Kabupaten Sragen Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  4.1 Gambaran Setting Penelitian

  Penelitian dilaksanakan di SD N Ngrombo 3 dan SD N Katelan 3 yang terletak di UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Tangen, Kabupaten Sragen. Jumlah seluruh siswa di SD N Ngrombo 3 dari kelas 1-6 terdapat 133 siswa, sedangkan jumlah seluruh siswa SD N Katelan 3 dari kelas 1-6 terdapat 120 siswa. Pekerjaan sebagian besar orangtua siswa di kedua SD adalah sebagai petani dan pedagang di daerah sekitar tempat tinggal siswa yang bertempat di Kecamatan Tangen, Kabupaten Sragen.

  Penelitian ini dilakukan di kelas 4. Jumlah siswa kelas IV di SD N Ngrombo 3 adalah 20 siswa, sedangkan kelas 4 di SD N Katelan 3 sejumlah 13 siswa. Siswa kelas 4 di kedua SD tersebut terbiasa dengan pembelajaran konvensional yang hanya terpusat kepada guru. Siswa cenderung pasif dan hanya menerima materi saja. Tempat duduk siswa di kedua SD tersebut di-

  setting dengan siswa yang mempunyai kemampuan akademis rendah

  dibagian depan, dan siswa yang berkampuan akademis tinggi dibagian belakang. Hal ini dilakukan guru agar siswa yang berkemampuan akademis rendah dapat lebih memperhatikan pembelajaran dengan lebih seksama. Sehingga pemahaman akan materi pelajaran dapat lebih baik.

4.2 Pelaksanaan Penelitian

  Siswa kelas 4 di SD N Ngrombo 3merupakan kelompok eksperimen, yang menggunakan model cooperative learning tipe TGT, sedangkan siswa kelas 4 di SD N Katelan 3 merupakan kelompok kontrol yang tetap menggunakan metode konvensional. Pembelajaran dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan pada masing-masing kelas, baik kelas eksperimen maupun aktivitas siswa diamati oleh observer.Setelah itu siswa di kelas eksperimen maupun kelas kontrol diberi tes untuk mengukur hasil belajar siswa.

  Pembelajaran yang dilaksanakan di kelas 4 kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat oleh peneliti. Pada saat pembelajaran di kelas 4 SD Ngrombo 3 sebagai kelas eksperimen, siswa dibagi menjadi 4 kelompok yang masing-masing kelompok beranggota 5 siswa yang berbeda kemampuan akademisnya. Setiap kelompok diberi identitas berdasarkan nama warna.

Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

  No. Hari/ tanggal Uraian Kegiatan 1.

  Jum’at, 6 Maret 2015

  Observasi pembelajaran di SD N Ngrombo

  III sebagai kelas eksperimen

  2. Sabtu, 7 Maret 2015

  Observasi pembelajaran di SD N Katelan

  III sebagai kelas kontrol

  3. Senin, 23 Maret 2015

  • Pretest kelas eksperimen
  • Pretest kelas kontrol

  4. Rabu, 25 Maret 2015

  • Pertemuan pertama pada kelas eksperimen (melanjutkan materi tentang penjumlahan dan pengurangan pecahan dengan berpenyebut sama dan berbeda)
  • Pengamatan aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran oleh observer

  5. Kamis, 26 Maret - Pertemuan kedua pada kelas pengurangan pecahan)

  • Pengamatan aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran oleh observer
  • Posttest untuk melihat hasil belajar siswa

  6. Jum’at, 27 Maret 2015

  • Pertemuan pertama kelas kontrol(melanjutkan materi tentang penjumlahan dan pengurangan pecahan dengan berpenyebut sama dan berbeda)
  • Pengamatan aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran oleh observer

  7. Sabtu, 28 Maret 2015

  • Pertemuan kedua pada kelas kontrol

  (pemantapan materi serta latihan soal)

  • Pengamatan aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran oleh observer
  • Posttest untuk melihat hasil belajar siswa

4.3 Analisis Data

  Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010), disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka- angka dan analisis menggunakan statistik. Oleh karena itu dapat dilakukan analisis data kuantitatif yaitu uji validitas dan reliabilitas untuk menguji intrumen, uji normalitas, homogenitas serta uji hipotesis.Berikut adalah penjelasan penghitungan secara rinci.

4.3.1 Uji Normalitas

  Menurut Priyatno (2010:54) uji normalitas digunakan untuk mengetahui dengan menggunakan teknik One Sample Kolmogorov-smirnov. Syarat suatu data dikatakan berdistribusi normal jika signifikansi atau nilai ρ > 0,05

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Soal Pretest dan Posttest

  

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

kontrol eksperimen kontrol eksperime pretest pretest postest n postest

  N

  13

  20

  13

  20 Normal Mean a

  51.38

  46.10

  66.46

  73.30 Parameters Std. Deviation 9.648 7.196 5.502 13.123

Most Absolute .199 .200 .188 .201

Extreme

  Positive .114 .200 .188 .189 Differences Negative -.199 -.133 -.125 -.201

Kolmogorov-Smirnov Z .716 .895 .676 .898

  

Asymp. Sig. (2-tailed) .684 .399 .750 .396

  a. Test distribution is Normal.

  b. Calculated from data

  Hasil uji normalitas diatas menunjukkan bahwa signifikansi pretest kelas kontrol 0,684, signifikansi pretest kelas eksperimen 0,399, signifikansi posttest kelas kontrol 0,750 serta signifikansi posttest kelas eksperimen 0,396, seluruh signifikansi > 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa baik data dari kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol keduanya berdistribusi normal.

4.3.2 Uji Homogenitas

4.3.2.1 Uji Homogenitas Pretest

  Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok

  version 16.0 yaitu One Way Anova. Jika hasil uji homogenitas

  menunjukkan bahwa tingkat signifikansi > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variansi yang dimiliki oleh sampel-sampel adalah homogen (Priyatno, 2010).

Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Pretest

  

Test of Homogeneity of Variances

Nilai pretest Levene

  

Statistic df1 df2 Sig.

  3.220

  1 31 .083

  Berdasarkan hasil homogenitas data pretest diatas dapat dilihat bahwa tingkat signifikansinya 0,083. Maka dapat dikatakan bahwa varians data yang dimiliki kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak jauh berbeda atau homogen karena tingkat signifikansinya 0,083>0,05.

4.3.2.2 Uji Homogenitas Posttest

  Uji homogenitas juga dilakukan pada data nilai postest kelas kontrol dan kelas eksperimen. Data nilai postest diperoleh dari nilai tes yang diberikan kepada kelas kontrol dan eksperimen setelah dilakukan tindakan.

Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Posttest

  

Test of Homogeneity of Variances

  Nilai posttest Levene Statistic df1 df2 Sig.

  2.501

  1 31 .124 yang dimiliki kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak jauh berbeda atau homogen karena tingkat signifikansinya 0,124>0,05.

4.4 Analisis Desktriptif Setiap Variabel

  4.4.1 Analisis Deskriptif Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe TGT

  Penelitian ini hendak mencari tahu adakah pengaruh positif dan signifikan penggunaan model Cooperative Learning tipe TGT terhadap hasil belajar siswa kelas IV pada mat pelajaran Matematika. Melalui model

  Cooperative Learning tipe TGT diharapkan hasil belajar siswa kelas 4

  dapat meningkat. Selama kegiatan pembelajaran, dilakukan observasi oleh observer guna memantau jalannya kegiatan belajar mengajar yang dilakukan sudah sesuai dengan sintaks pembelajaran yang digunakan. Observasi dilakukan oleh guru kelas 4 dari SD N Ngrombo 3. Penggunaan model Cooperative Learning tipe TGT dikatakan berhasil apabila semua langkah pembelajaran sudah sesuai dengan sintaks TGT dan dilaksanakan dengan baik.

  Hasil observasi penggunaan model Cooperative Learning tipe TGT pada pertemuan pertama berjalan sesuai langkah-langkah yang telah direncanakan dalam RPP yang dibuat oleh peneliti. Seluruh langkah- langkah telah dilakukan. Pada pertemuan kedua guru juga telah berhasil melaksanakan TGT sesuai sintaks dan langkah-langkah yang telah direncanakan dalam RPP. Namun pada saat pengerjaan soal soal dalam permaianan “cepat tepat” siswa sudah tanggap dan cepat namun masih banyak yang belum tepat menyelesaikan soal dikarenakan lebih fokus untuk menyelesaikan soal dengan cepat. Namun, diluar hal tersebut keseluruhan proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan lancar dan baik.

  4.4.2 Analisis Deskriptif Hasil Belajar Siswa

4.4.2.1 Analisis Deskriptif Pretest Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol

  Analisis deskriptif hasil pretest dilakukan untuk mengetahui nilai maksimum, nilai minimum dan rata-rata nilai pretest dari kelas kontrol maupun kelas eksperimen.Nilai pretest kelas eksperimen ditetapkan sebagai nilai awal sebelum diberikan perlakuan dengan menggunakan rincian sebagai berikut.

Tabel 4.5 Tabel Deskriptif Nilai Pretest Kelompok Eksperimen

  Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation hasil eksperimen

  20

  30

  60 46.10 7.196 pretest Valid N (listwise)

20 Berdasarkan tabel 4.5 diperoleh data bahwa rata-rata nilai pretest dari

  kelompok eksperimen adalah 46,10 dengan nilai minimum 30 dan nilai maksimum 60, sedangkan standar deviasi adalah 7,196. Berdasarkan tabel deskriptif tersebut dapat dibuat histogram seperti berikut.

  

Kurva lengkung pada grafik 4.1 menunjukan bahwa data pretest kelompok

eksperimen berdistribusi normal.

Tabel 4.6 Tabel Deskriptif Nilai Pretest Kelompok Kontrol

  

Descriptive Statistics

Std.

  N Minimum Maximum Mean Deviation hasil kontrol

  13

  33

  63 51.38 9.648 pretest Valid N (listwise)

  13 Berdasarkan tabel 4.6 diperoleh data rata-rata nilai pretest kelompok kontrol adalah 51,38 dengan nilai minimum 33 dan nilai maksimum adalah 63, sedangkan deviasi adalah 9,648. Berdasarkan tabel analisis deskriptif tersebut dapat dibuat histogram seperti berikut.

  Grafik 4.2 Grafik Histogram Nilai Pretest Kelompok Kontrol hasil pretest kelompok kontrol adalah 51,38. Terdapat selisih rata-rata pretest antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebesar 5,28. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa kelompok kontrol memiliki nilai rata-rata lebih tinggi dibanding kelompok eksperimen.

  

4.4.2.2 Analisis Deskriptif Posttest Kelompok Eksperimen Dan Kelompok

Kontrol

  Analisis deskriptif hasil posttest dilakukan untuk mengetahui nilai maksimum, nilai minimum dan rata-rata nilai posttest siswa kelas IV SD N Ngrombo III sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas IV SD N Katelan III sebagai kelas kontrol.Nilai posttest kelompok eksperimen ditetapkan sebagai nilai akhir setelah diberikan perlakuan dengan rincian sebagai berikut.

Tabel 4.7 Tabel Deskriptif Nilai Posttest Kelompok Eksperimen

  Descriptive Statistics

  N Minimum Maximum Mean Std. Deviation eksperimen 20 37 100 73.30 13.123 postest

  Valid N

  20 (listwise)

  Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh data rata-rata nilai posttest dari kelompok eksperimen adalah 73,30 dengan nilai minimum 37 dan nilai maksimum 100, sedangkan standar deviasi adalah 13,123. Berdasarkan tabel deskriptif tersebut dapat dibuat histogram seperti berikut.

  Grafik 4.3 Grafik Histogram Nilai Posttest Kelompok Eksperimen

  Kurva lengkung pada grafik 4.3 menunjukan bahwa data posttest kelompok eksperimen berdistribusi normal.

Tabel 4.8 Tabel Deskriptif Nilai Posttest Kelompok Kontrol

  

Descriptive Statistics

Std.

  N Minimum Maximum Mean Deviation kontrol postest

  13

  60

  77 66.46 5.502 Valid N

  13 (listwise)

  Berdasarkan tabel 4.8 diperoleh data bahwa rata-rata nilai posttest kelompok kontrol adalah 66,46 dengan nilai maksimum 77 dan nilai minimum 60 sedangkan standar deviasi adalah 5,502. Berdasarkan tabel

  

Grafik 4.4

Grafik Histogram Nilai Posttest Kelompok Kontrol

  Kurva lengkung pada grafik 4.4 menunjukkan data posttest kelompok kontrol berdistribusi normal.

  Hasil posttest kelas 4 SD N Ngrombo 3 sebagai kelompok eksperimen ditetapkan sebagai nilai akhir setelah pemberian perlakuan dengan rata-rata 73,30 sedangkan rata-rata posttest kelas 4 SD N Katelan 3sebagai kelompok kontrol sebesar 66,46. Terdapat selisih rata-rata nilai posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebesar 6,84. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa kelompok eksperimen memiliki rata- rata yang lebih tinggi dibandingkan rata-rata pada kelompok kontrol.

4.5 Hasil Analisis dalam Penelitian

4.5.1 Uji T Pretest dan Posttest

  Pengujian dengan menggunakan uji T dilakukan terhadap hasil pretest dan posttest kelompok eksperimen serta kelompok kontrol. Hal ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata hasil belajar siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum dan sesudah perlakuan dilakukan. Data dianalisis dengan teknis uji T atau T-test

  

Cooperative Learning tipe TGT pada kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol yang menggunakan metode konvensional.

Tabel 4.9 Tabel Uji T-Pretest

   Independent Samples Test Levene's Test for Equality of

  Variances t-test for Equality of Means 95% Confidence Std.

  Interval of the Mean Error Difference Sig. (2- Differen Differe

  F Sig. t df tailed) ce nce Lower Upper hasil Equal pretest variances 3.220 .083 1.802 31 .081 5.285 2.933 -.697 11.266 assumed

  Equal variances 1.692 20.549 .106 5.285 3.122 -1.218 11.787 not assumed

  Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat pada kolom

  Levene’s Test for Equality of Variances pada signifikansi adalah 0,083>0,05 maka dapat

  disimpulkan bahwa kedua varians data sama atau homogen. Karena varian sama maka uji T menggunakan Equal Variances Assumed.

  Pengujian menggunakan kedua sisi,dengan tingkat signifikansi 5%. Tingkat signifikansi dalam hal ini berarti mengambil resiko salah dalam mengambil keputusan untuk menolak hipotesis yang benar sebanyak- banyaknya 5% atau 0,05. Selanjutnya adalah menentukan t hitung. T hitung kontrol. Perbedaan rata-rata kedua kelompok adalah 5,285 dan perbedaan berkisar -0,697 sampai 11,266 yang terlihat pada lower dan upper.

Tabel 4.10 Tabel Uji T-Posttest

  

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of t-test for Equality of Means

  Variances 95% Confidence Interval of the Mean

  Difference Sig. (2- Differenc Std. Error F Sig. t df tailed) e Difference Lower Upper nilai Equal variances

  2.501 .124 -1.773 31 .086 -6.838 3.858 -14.707 1.030 assumed Equal variances

  

27.48

  • 2.068 .048 -6.838 3.307 -13.619 -.058 not assumed

  3 Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat pada kolom Levene’s Test for Equality of Variances pada signifikansi adalah 0,124>0,05 maka dapat

  disimpulkan bahwa kedua varians data sama atau homogen. Karena varian sama maka uji T menggunakan Equal Variances Assumed.

  Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai t hitung -1,773 dengan tingkat signifikansi 0,124, dan dengan menggunakan tingkat signifikansi 5% atau dalam hal ini berarti mengambil resiko salah dalam mengambil keputusan untuk menolak hipotesis yang benar sebanyak-banyaknya 5% atau 0,05 serta derajat kebebasan (df) 31, maka diperoleh t tabel 2,042. Sehingga t Matematika siswa kelas 4 SD N Ngrombo 3 Kecamatan Tangen Kabupaten Sragen Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015.

  Daerah Daerah Penolakan H0

  Penolakan H0 Daerah Kritis

Daerah

Luas 1/2 a

  Luas 1/2 a Penerimaan H0

  d1 d2

  • 2,042 2,042 T tabel

  T tabel

  • 1,773 (T hitung)

Gambar 4.1 Daerah Penentuan

  Setelah pengujian Independent Samples T-Test dilakukan pengambilan keputusan berdasarkan signifikansi. Dasar pengambilan keputusan bedasarkan signifikansi adalah sebagai berikut : 1. Apabila sig. (2-tailed) > 0,05, maka diterima dan ditolak.

  Yang berarti tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari penenerapan model cooperative learning tipe TGT terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas 4 SD N Ngrombo 3 Kecamatan Tangen Kabupaten Sragen Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015. Apabila sig. (2-tailed) < 0,05, maka ditolak dan diterima. Yang 2. berarti terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari penenerapan model cooperative learning tipe TGT terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas 4 SD N Ngrombo 3 Kecamatan Tangen Kabupaten Sragen dari penenerapan model cooperative learning tipe TGT terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas 4 SD N Ngrombo 3 Kecamatan Tangen Kabupaten Sragen Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015.

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian

  77

  45

  75

  9 I

  37

  60

  10 J

  60

  11 K

  7 G 47 100

  45

  60

  12 L

  47

  77

  13 M

  40

  70

  8 H

  Berdasarkan hasil uji Independent Samples T-Test serta pengambilan keputusan berdasar signifikansi yang telah dilakukan diketahui bahwa diterima dan ditolak Dengan kata lain tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari penerapan model cooperative learning tipe TGT terhadap hasil belajar siswa kelas 4 SD N Ngrombo 3.

Tabel 4.11 Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen

  3 C

  

No. Nama Pretest Posttest

  1 A

  43

  70

  2 B

  57

  90

  30

  43

  70

  4 D

  37

  37

  5 E

  50

  75

  6 F

  65

  18 R

  77

  73

  7 G

  50

  65

  8 H

  45

  70

  9 I

  60

  10 J

  6 F

  47

  67

  11 K

  60

  65

  12 L

  40

  60

  13 M

  33

  60

  67

  43

  60

  75

  19 S

  47

  70

  20 T

  47

  77 Tabel 4.12

   Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol No. Nama Pretest Posttest

  1 A

  60

  63

  2 B

  40

  60

  3 C

  55

  70

  4 D

  55

  60

  5 E

  70 Dilihat dari hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol, penerapan model cooperative learning tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar pada kelas 4 SD N Ngrombo 3. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan melihat jumlah rata-rata awal nilai pretest dibandingkan rata-rata hasil belajar kelompok kontrol yang memiliki rata- rata 51,38 (tabel 4.6) pada pretest dan 66,46 (tabel 4.8) pada posttest. Jika melihat dari hasil serta dikaitkan dengan teori yang ada pada model

  

cooperative learning tipe TGT, terdapat beberapa komponen yang

  membuat hasil belajar kelompok eksperimen lebih tinggi. Komponen yang dimaksud adalah beberapa komponen yang terdapat dalam model

  

cooperative learning tipe TGT (Ismail 2002, dalam Zaenudin 2011) yaitu

penyajian kelas, kelompok, game atau permainan, serta tournament.

  Antusiasme siswa dalam menjalani pembelajaran pada kelompok eksperimen lebih tinggi dikarenakan karakteristik peserta didik ternyata sesuai dengan komponen yang ada dalam model cooperative learning tipe TGT. Karakteristik peserta didik yang dimaksud antara lain senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, senang memperagakan sesuatu secara langsung (Kurniawan 2007, dalam Naniek Sulitya dkk 2012:5). Antara komponen model cooperative learning tipe TGT dengan karakteristik peserta didik yang saling berkaitan, hal tersebut yang membuat proses belajar mengajar menjadi lebih bermakna bagi siswa karena di samping siswa belajar memahami materi yang diajarkan, siswa juga mempunyai kesempatan untuk bermain, bekerjasama dalam kelompok bersama teman sebaya, serta dapat bergerak dalam permainan yang siswa lakukan dalam pembelajaran menggunakan model cooperative learning tipe TGT. Hal tersebut juga terjadi di lapangan pada saat pembelajaran kelas 4 SD N Ngrombo 3 Kecamatan Tangen Kabupaten Sragen. Siswa lebih antusias mengikuti pembelajaran saat guru menginformasikan bahwa dalam pembelajaran akan ada tournament untuk memperebutkan juara yang terbaik melalui permaianan “Cepat Tepat” yang akan dimainkan bersama kelompok. Siswa lebih mudah untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam hanya mendengarkan dan menerima semua informasi dari guru sehingga siswa belum bisa membangun pengetahuan sendiri. Namun ternyata disaat siswa aktif belum tentu dapat meningkatkan hasil belajar karena siswa cenderung lebih fokus pada permainan yang dilaksanakan dibandingkan dengan ketepatan dalam mengerjakan soal. Hal ini terkhusus dapat dilihat pada kelompok eksperimen yaitu kelas 4 SD N Ngrombo 3 Kecamatan Tangen Kabupaten Sragen.

  Kenaikan hasil belajar yang menggunakan model cooperative

  

learning tipe TGT tersebut tidak berpengaruh secara positif dan signifikan

  yang terlihat dari uji Independent Samples T-Test serta pengambilan keputusan berdasar signifikansi yang telah dilakukan hasil penelitian eksperimen yang dilakukan Susiyanto, Wardani, Naniek Sulistya tahun 2011 yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa SD Negeri Wadaslintang Wonosobo Semester 2 tahun pelajaran 2010/2011”. Penelitian ini menyimpulkan bahwa TGT memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar IPS yang ditunjukkan oleh besarnya skor rata-rata pada kelas eksperimen 85.3571, dan pada kelompok kontrol sebesar 72.3438. besarnya skor rata-rata pada kelas eksperimen lebih tinggi dari skor rata-rata kelompok kontrol, sehingga terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Independent samples

  

test pada t-test for equality of means nilai sig (2-failed) 0,000 berarti sangat

signifikan.

  Kendala yang dialami sehingga membuat penerapan model

  

cooperative learning tipe TGT tidak berpengaruh positif dan signifikan

  pada saat penelitian antara lain adalah penerapan metode konvensional pada kelompok kontrol. Penerapan metode konvensional pada kelompok dapat meningkat meskipun tidak terlihat jarak yang signifikan dengan hasil belajar kelompok eksperimen. Hal tersebut terjadi karena metode konvensional cenderung masih satu arah dan siswa lebih banyak menerima dan kurang adanya upaya untuk meningkatkan antuasias siswa lewat kegiatan yang dapat membuat siswa lebih antuasias mengikuti pembelajaran. Faktor selanjutnya adalah pengelolaan waktu pada pembelajaran kelompok eksperimen, guru sudah melaksanakan seluruh kegiatan pembelajaran namun dikarenakan pengelolaan waktu yang berbeda dari perencanaan membuat proses belajar mengajar kurang begitu maksimal. Faktor selanjutnya adalah terjadi miss konsepsi pemahaman siswa dengan materi yang diajarkan pada kelompok eksperimen. Hal itu yang membuat proses belajar mengajar terhambat karena untuk memperbaiki dan meluruskan kembali konsep siswa yang sudah tertanam dalam pemahaman mereka adalah hal yang sulit. Guru sudah berusaha semaksimal mungkin menjelaskan konsep yang seharusnya. Dalam penjelasan siswa dapat mengikuti sedikit demi sedikit, namun ketika sudah dihadapkan pada soal latihan dan soal evaluasi, siswa kembali mengulang kesalahan penyelesaian soal seperti semula. Hal tersebut dapat diatasi dengan penjelasan konsep yang tepat oleh guru. Menjelaskan materi secara runtut dan memastikan siswa tidak salah konsep pemahaman. Sehingga saat pemantapan materi menggunakan TGT, siswa bisa menyelesaikan soal dengan tepat sesuai dengan pemahaman konsep materi yang benar.

Dokumen yang terkait

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Menggunakan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning (PBL) bagi Siswa Kelas IV SD Negeri Sampetan Semester II Tahun Aj

0 0 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Menggunakan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning (PBL) bagi Siswa Kelas IV SD Negeri Sampetan Semester II Tahu

0 0 21

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Menggunakan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning (PBL) bagi Siswa Kelas IV SD Negeri Sampetan Semester II

0 0 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Menggunakan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning (PBL) bagi Siswa Kelas IV SD Negeri Sampetan

1 1 30

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Menggunakan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning (PBL) bagi Siswa Kelas IV SD Negeri Sampetan Semester II Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Desain dan Implementasi Jaringan Berbasis IPCOP Linux: Studi Kasus SMK Negeri 1 Salatiga

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Informasi Pemesanan Berbasis Website Menggunakan Framework Laravel: Studi Kasus UD Mini Box

0 1 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Reservasi Lapangan Futsal Berbasis Single Page Application

0 1 19

BAB II KAJIAN PUSTAKA KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Pembelajaran - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe TGT terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4 SD N Ngrombo 3 Kecamatan Tangen Kab

0 0 20

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan lokasi penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe TGT terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4 SD N Ngrombo 3 Ke

0 0 16